raden nabilla ayesha putri - akhlaq kepada orang tua

4

Click here to load reader

Upload: ayesha-nabilla-putri

Post on 26-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Raden Nabilla Ayesha Putri10910300035Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi hadirin sekalian, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat kepada Allah SWT karena tanpa rahmatnya kita tidak akan bisa berkumpul di pagi hari ini dalam keadaan sehat walafiat, Salawat dan doa serta keselamatan semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat nabi. Hari ini saya akan sedikit menjelaskan tentang birrul walidain atau perbuatan baik terhadap orang tuaHadirin sekalian yang saya hormati, seringkali kita melihat di sekitar kita, betapa banyak anak-anak yang membangkang kepada orang tuanya. Mereka dengan mudahnya mengucap ucapan yang kasar dan menyakitkan hati orang tuanya. Padahal dalam Al-Quran telah dijelaskan secara gamblang untuk berbakti pada orang tua pada surat al-isra ayat 23 yang berbunyi : (23) Dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah satu seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kepada keduanya perkataan ah dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al-Isra : 23)Ayat di atas merujuk bahwa orang tua adalah sosok yang paling penting dalam hidup kita. Mereka lah yang mengasuh kita sedari kecil dan tanpa perantara mereka mungkin saya dan saudara-saudara sekalian tidak berada disini. Ibu kita bersakit-sakit selama 9 bulan ketika mengandung kita dalam rahimnya lalu mendidik dan merawat kita dengan penuh kasih sayang, begitu juga dengan ayah yang bekerja keras untuk menafkahi sekaligus mendidik kita. Kita bisa melihat bagaimana orang tua begitu penting bagi kita. Untuk itulah wajib bagi kita untuk berbakti pada orang tua selama mereka masih hidup maupun ketika mereka sudah meninggal. Perbuatan baik kepada orang tua dalam bahasa arab yaitu Birrul Walidain yaitu kebaikan yang diperbuat oleh seorang anak kepadakedua orang tuanya, dan sebaliknya Uquuq Walidainyang berarti durhaka terhadap mereka dan tidak berbuat baik kepadanya. Hukum birrul walidain menurut kesepakatan ulama islam adalah wajib. Lalu bagaimana cara kita melaksanakan birrul walidain? Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menunjukkan kebaikan kepada orang tua kita yang masih hidup, antara lain dengan mentaati mereka selama tidak durhaka pada Allah, berbicara lembut pada mereka, menyediakan makanan untuk kedua orang tua, meminta izin sebelum pergi untuk suatu urusan, memenuhi sumpah mereka selama di dalamnya tidak ada maksiat. Sedangkan untuk orang tua yang telah meninggal kita harus mendoakan mereka, memohonkan ampun untuk mereka, menunaikan wasiat keduanya, menyambung tali silaturahmi dengan kerabat mereka. Terdapat berbagai macam keutamaan birrul walidain yaitu sebagai salah satu amalan yang paling mulia, keutamaan ini dijelaskan pada HR Al-Bukhari 10/336 dan Muslim no. 85 yaitu dari Abdullah bin Masud yang berkata : Saya bertanya kepada Rasulullah SAW. Apakah amalan yang paling dicintai oleh Allah? Rasulullah bersabda, Shalat tepat pada waktunya. Lalu Abdullah bertanya, Kemudian apa lagi? Rasulullah bersabda, berbuat baik kepada orang tua. Abdullah bertanya lagi, lalu apa lagi?. Maka Rasulullah bersabda, berjihad di jalan Allah selain itu birrul walidain juga salah satu sebab diampuninya dosa dan sebab masuknya seseorang ke surga Apabila ada yang bertanya yang mana yang harus kita dahulukan dalam hal berbakti pada orang tua, maka terdapat hadist Rasulullah (HR. Bukhari;5971, Muslim;2548) yang menjelaskan hal tersebut. Pernah suatu ketika seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling berhak untuk saya pergauli dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: Ibumu. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: Ibumu. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: kemudian bapakmu. Bahkan menurut Hadits dari Anas ra, atas dasar nilai bakti seorang ibu maka Rasulullah SAW mengumpamakan bahwa surga itu di bawah telapak kaki ibu. Kedudukan dan hak seorang ibu untuk diberikan bakti oleh seorang anak adalah lebih tinggi 3 berbanding 1 dibandingkan dengan hak seorang ayah, padahal hak seorang ayah terhadap anaknya sungguh besar.Seiring berjalannya waktu, ayah dan ibu kita pun semakin lama semakin bertambah umurnya, pada saat tersebut terjadilah proses-proses penuaan, proses-proses ini antara lain penurunan fungsi pendengaran yaitu berkurangnya sel rambut di telinga bagian dalam yang menjadikan orang yang tua menjadi lebih tuli. Selain itu terjadi pengurangan hormon-hormon reproduksi yang mana pada wanita disebut menopause, proses ini menyebabkan kondisi emosi yang sering sensitif. Penurunan sel-sel otak juga terjadi sehingga orang tua lebih mudah pikun. Fungsi pengendalian berkemih juga berkurang sehingga orang tua menjadi seperti bayi lagi yaitu sering mengompol. Proses-proses tadi mengingatkan kita betapa sabarnya orang tua kita merawat kita sedari kecil, sehingga sudah sepantasnyalah kita pun sabar untuk merawat mereka di usia tua mereka. Ketika kita mungkin merasa jenuh ataupun merasa kesal terhadap orang tua kita, ingatlah bahwa sebesar apapun jasa kita kepada orang tua kita, tetap tidak akan pernah bisa membalas jasa mereka kepada kita. Semoga Allah selalu menjaga lisan dan perbuatan kita terhadap orang tua agar jangan sampai terucap kalimat atau terjadi perbuatan yang menyakiti hati orang tua kita. Akhirul kalam, wabillahi taufiq wal hidayah.Wassalammualaikum Wr. Wb.

Daftar Pustaka Q.S Al- Isra ayat 23 HR Al-Bukhari 10/336 dan Muslim no. 85 HR. Bukhari;5971, Muslim;2548 Darmojo, B. 2006. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) Edisi Ke-3, Balai Pustaka FKUI, Jakarta.