racun dalam bahan makanan1
DESCRIPTION
Racun Dalam Bahan Makanan1TRANSCRIPT
RACUN DALAM BAHAN MAKANAN
I. PendahuluanRacun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh
dengan berbagai cara yang menghambat respons pada sistem biologis sehingga
dapat menyebabkan gangguan kesehatan,penyakit, bahkan kematian. Umumnya
berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau bersifat racun, telah
diketahui. Namun, tidak demikian halnya dengan beberapa jenis hewan dan
tumbuhan, termasuk beberapa jenis tanaman pangan yang ternyata dapat
mengandung racun alami, walaupun dengan kadar yang sangat rendah.
Dalam bahan pangan sering kali terdapat senyawa-senyawa kimia yang
tidak mempunyai nutrisi, adanya senyawa-senyawa kimia tersebut selalu
dihubungkan dengan sifat-sifat yang tidak di inginkan dan kadang-kadang
beracun sehingga membahayakan kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.
Senyawa-senyawa kimia tersebut terdapat dalam bermacam-macam bentuk, dari
garam anorganik yang sederhana sampai ke molekul yang besar dan kompleks.
Bahaya yang ditimbulkan dapat berupa bahaya keracunan yang akut dan dapat
menimbulkan perubahan sifat.
II. Rumusan Masalaha. Apa saja jenis dan sumber zat racun?
b. Bagaimana proses dan gejala keracunan?
III. PembahasanA. Jenis dan sumber zat racun
Senyawa beracun dalam makanan dapat berasal dari senyawa alami,
sintetis, mikroba, serta residu pencemaran.
1. Senyawa beracun Alamiah
Berbagai macam bahan makanan baik hewani maupun nabati, sering kali secara
alamiah mengandung senyawa-senyawa beracun yang dapat menimbulkan
keracunan akut pada umumnya sudah dikenal oleh masyarakat, seperti singkong
(mengandung HCN), cendawan (muskarin), jengkol (asam jenkolat). Adapun
jenis-jenis senyawa beracun alamiah yaitu sebagai berikut:
1) Kentang
Racun alami yang dikandung kentang termasuk dalam golongan
glikoalkaloid dengan dua macam racun utama yaitu solanin dan chaconine. Biasanya racun yang dikandung oleh kentang berkadar
rendah dan tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia.
Meskipun demikian, kentang yang berwarna hijau, bertunas dan secara
fisik telah rusak atau membusuk dapat menyebabkan glikoalkaloid dalam
kadar yang tinggi. Racun tersebut terutama terdapat pada daerah yang
berwarna hijau, kulit atau daerah dibawah kulit. Kadar glikoalkoid yang
tinggi dapat menimbulkan rasa seperti terbakar di mulut, sakit perut, mual
dan muntah.
2) Bayam
Sayuran yang satu ini banyak dikonsumsi ibu rumah tangga
karena kandungan gizi yang melimpah. Namun, jika tidak hati-hati bayam
bisa meracuni akibat asam oksalat yang banyak terkandung dalam
bayam. Asam oksalat yang terlalu besar dapat mengakibatkan defisiensi
nutrient, terutama kalsium. Selain itu, asam oksalat juga merupakan asam
kuat sehingga dapat mengiritasi saluran pencernaan, terutama lambung.
Asam oksalat juga berperan dalam pembentukan batu ginjal. Untuk
menghindari pengaruh buruk akibat asam oksalat sebaiknya tidak
mengkonsumsi makanan yang mengandung senyawa itu terlalu banyak.
3) Singkong
Singkong mengandung racun linamarin dan lotaustralin, yang
keduanya termasuk golongan glikosida sianogenik. Linamarin terdapat
pada semua bagian tanaman, terutama terakumulasi pada akar dan
daun.
Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong
tipe pahit mengandung kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe manis.
Jika singkong mentah atau yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi
maka racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang dapat
mengganggu kesehatan.
Gejala keracunan sianida, antara lain menyempitan saluran nafas,
mual, muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan
kematian.Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi
sebaiknya singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel,
dikupas lalu direndam dalam air bersih yang hangat selama beberapa
hari, dicuci lalu dimasak sempurna baik dibakar atau direbus. Singkong
tipe manis hanya memerlukan pengupasan dan pemasakan untuk
mengurangi kadar sianida ke tingkat non toksik. Singkong yang biasa
dijual di pasar adalah singkong tipe manis.
4) Tomat
Tomat hijau yang memiliki racun alami jenis glikoalkaloid yang
dapat menimbulkan perasaan mual dan nyeri perut. Racun itu
menyebabkan tomat hijau berasa pahit saat dikonsumsi. Untuk mencegah
terjadinya keracunan, sebaiknya hindari konsumsi tomat hijau dan jangan
pernah mengkonsumsi daun dan batang tanaman tomat.
5) Seledri
Seledri mengandung senyawa psoralen yang termasuk racun
golongan kumarin. Senyawa itu bisa menimbulkan reaksi sensitivitas
pada kulit jika terpapar matahari. Untuk menghindari efek toksik psoralen,
sebaiknya hindari terlalu banyak mengkonsumsi seledri mentah. Lebih
aman jika seledri dimasak sebelum dikonsumsi karena psoralen dapat
terurai melalui proses pemasakan.
6) Jengkol dan Petai China
Didalam biji jengkol terkandung asam jengkolat (Jen-colid acid). Asam jengkolat dapat menyebabkan keracunan yang ditandai dengan
mual dan susah buang air kecil, karena tersumbatnya saluran kencing.
Racun jengkol dapat dikurangi dengan cara perebusan, perendaman
dengan air, atau membuang mata lembaganya karena kandungan racun
terbesar ada pada bagian ini. Lain halnya dengan petai cina (Leucaena
glauca). Bahan pangan ini mengandung mimosin, yaitu sejenis racun
yang dapat menjadikan rambut rontok karena retrogresisi di dalam sel-sel
partikel rambut.
7) Biji buah-buahan
Biji buah-buahan ternyata mengandung racun jenis glikosida sianogenik, terutama pada buah apel, aprikot, pir, plum, ceri dan peach.
Walaupun bijinya mengandung racun, daging buahnya tidak beracun.
Jika terkunyah, biji buah yang mengandung hidrogen sianida yang
bersifat racun. Gejala keracunan mirip dengan gejala keracunan singkong
dan pucuk bambu. Sebaiknya tidak dibiasakan mengkonsumsi biji dari
buah-buahan tersebut. Bila anak-anak menelan sejumlah kecil saja biji
buah-buah tersebut, maka dapat menimbulkan gejala keracunan dan
pada sejumlah kasus dapat berakibat fatal.
8) Pucuk bambu atau rebung.
Racun alami dalam rebung masuk dalam golongan glikosida sianogenik. Untuk mencegah keracunan, sebaiknya pucuk bambu yang
akan dimasak terlebih dahulu dibuang daun terluarnya, diiris tipis lalu
direbus dalam air mendidih dengan penambahan sedikit garam selama 9-
10 menit. Gejala keracunannya mirip dengan gejala keracunan singkong,
antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual, muntah dan sakit
kepala.
9) Zucchini (semacam ketimun)
Mulai banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Racunnya
menyebabkan zucchini berasa pahit. Namun, zucchini yang telah
dibudidayakan jarang ada yang berasa pahit. Gejala keracunan zucchini
meliputi muntah, kram perut, diare dan pingsan. Sebaiknya hindari
mengkonsumsi zucchini yang berbau tajam dan berasa pahit.
10) Jengkol (Pithecolobium lobatum) dan Petai Cina
Anda yang hobi mengonsumsi jengkol atau petai cina? Sebaiknya
berhati-hati dan jangan mengonsumsinya dalam keadaan mentah.
Mengingat di dalam biji jengkol terkandung asam jengkolat (Jen-colid
acid).
Asam jengkolat dapat menyebabkan keracunan yang ditandai
dengan mual dan susah buang air kecil, karena tersumbatnya saluran
kencing. Racun jengkol dapat dikurangi dengan cara perebusan,
perendaman dengan air, atau membuang mata lembaganya karena
kandungan racun terbesar ada pada bagian ini. Lain halnya dengan petai
cina (Leucaena glauca). Bahan pangan ini mengandung mimosin, yaitu
sejenis racun yang dapat menjadikan rambut rontok karena retrogresisi di
dalam sel-sel partikel rambut.
11) Kopi (Caffea arabica) dan Teh (Camelia sinensis)
Kopi dan teh mengandung kafein yaitu senyawa yang pahit
rasanya. Kafein ini bersifat diuretik, merangsang pengeluaran kelenjar urin,
merangsang kerja otak dan aktivitas jantung. Jika konsumsi tidak
berlebihan, kafein memberikan kontribusi yang po-sitif seperti badan terasa
lebih segar dan menghilangkan rasa ngantuk. Jika melebihi ambang batas,
konsumsi teh dan kopi akan berakibat sukar tidur, jantung berdebar-debar,
dan bayi lahir cacat jika dikonsumsi oleh ibu hamil.
2. Senyawa Beracun Sintetis
Adapun beberapa contoh senyawa beracun sintetis adalah sebagai berikut:
1) Pemanis Buatan
Badan Pengawan Obat dan Makanan menjelaskan pemanis buatan
hanya digunakan pada pangan rendah kalori dan pangan tanpa penambahan
gula, namun kenyatannya banyak ditemukan pada produk permen, jelly dan
minuman yang mengandung pemanis buatan. Tidak hanya mengandung
konsentrasi tinggi, tetapi dalam kenyataannya cenderung banyak disembunyikan.
Sakarin (Saccharin)Sakarin adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat manis, kira-
kira 550 kali lebih manis dari pada gula biasa. Oleh karena itu, sangat
populer dipakai sebagai bahan pengganti gula.
Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin selama lebih dari 2
tahun, menunjukkan kanker mukosa kandung kemih (dosisnya kira-kira
setara 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa seumur hidup).
Hasil penelitian ini masih kontroversial, namun para epidemiolog dan
peneliti berpendapat, sakarin memang meningkatkan derajat kejadian kanker
kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai,
khususnya pada kaum laki-laki.
Food and Drug Administation (FDA) Amerika menganjurkan untuk
membatasi penggunaan sakarin hanya bagi para penderita kencing manis
dan obesitas. Dosisnya agar tidak melampaui 1 gram setiap harinya.
- Nama dagang : glucide, garantose, saccarinol, saccarinose, sakarol,
saxin, sykose, hermesetas (Cahyadi dalam Silalahi, 2010).
- BSO : padat (serbuk)
- Rute : dalam rute pemberiannya sakarin bukan termasuk jenis obat yang
dikonsumsi untuk tubuh atau makhluk hidup. Melainkan untuk tambahan
makanan yang tergolong bahan berbahaya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa sakarin adalah sebagai komposisi bahan makanan yang
berbahaya ketika kadar yang diberikan melebihi aturan.
- Kode: 7-740
Siklamat (Cyclamate)
Siklamat adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan kira-kira 30 kali
lebih manis dari pada gula tebu (dengan kadar siklamat kira-kira 0,17%).
Apabila kadar larutan dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka akan terasa getir
dan pahit.
Siklamat dengan kadar 200 mg per ml dalam medium biakan sel leukosit
dan monolayer manusia (in vitro) dapat mengakibatkan kromosom sel-sel
tersebut pecah. Tetapi hewan percobaan yang diberi sikiamat dalam jangka
lama tidak menunjukkan pertumbuhan ganda.
Di Inggris dan di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat
penggunaan siklamat untuk makanan dan minuman sudah dilarang.
- Nama dagang : Assugrin, Sucaryl, dan Sugar Twin dan Weight Watchers.
- BSO : padat (serbuk)
- Rute : campuran makanan dengan dosis-dosis tertentu yang telah
ditentukan
- Kode : 7-740
DulsinDulsin atau dulcin juga dikenal dengan nama perdagangan sucrol, valsin
merupakan senyawa p-etoxiphenil-urea,p-phenetilurea atau p-
phenetolkarbamida dengan rumus C9H12N2O2.
Kristal dulsin membentuk jarum yang mengkilap dan intensitas rasa
manisnya sekitar 250 kali ( antara 70 – 350 kali ) dari rasa manis sukrosa.
Dulsin dalam bahan pangan digunakan sebagi pengganti sukrosa bagi orang
yang perlu diet karena dulsin tidak memiliki nilai gizi.
Konsumsi dulsin yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang
membahayakan bagi kesehatan, karena ternyata dosis kematian pada anjing
sebesar 1,0 gl/2 kg.
- Nama dagang : sucrol, valsin
- BSO : padat (kristal,cair)
- Rute : campuran makanan dengan dosis-dosis tertentu yang telah
ditentukan
2) Pengawet Nitrosamin
Dalam bahan pangan dalam kondisi tertentu akan terjadi reaksi antara
nitrit dan beberapa amin secara alami sehingga membentuk senyawa
nitosoamin yang dikenal sebagai senyawa karsinogenik.
Sodium nitrit adalah bahan kristal yang tak berwama atau sedikit semu
kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk, butir-butir atau bongkahan dan
tidak berbau. Garam ini dapat mempertahankan warna asli daging serta
memberikan aroma yang khas seperti sosis, keju, kornet, dendeng, ham, dan
lain-lain.
Baik dalam pangan maupun pencernaan, senyawa mudah diubah
menjadi nitrit, yaitu senyawa yang tergolong racun, khususnya NO yang
terserap dalam darah, mengubah hemoglobin darah manusia menjadi nitrose
hemoglobin atau methaemoglobin yang tidak berdaya lagi mengangkut
oksigen.
Kebanyakan methaemoglobin, penderita menjadi pucat, cianosis, sesak
nafas, muntah, dan shock dan bisa mati bila dosis lebih dari 70% Nitrosamin
dapat menimbulkan tumor pada bermacam-macam organ, termasuk hati,
gimjal, kandung kemih, paru-paru, lambung, saluran pernafasan, pankreas
dan lain-lain.
Penggunaan nitrat dan nitrit dalam makanan dibatasi karena adanya efek
meracuni dari kedua zat tersebut. LD (lethal dose = dosis mematikan) rata-
rata dari nitrat dan nitrit pada tikus (secara oral) adalah 250 mg/kg (ppm)
berat badan.
Umumnya nitrit lebih beracun dibandingkan dengan nitrat, oleh karena itu
konsumsi nitrit pada manusia dibatasi sampai 0,4 mg/kg berat badan per hari.
Sodium nitrit adalah precursor dari nitrosamines, dan nitrosammes sudah
dibuktikan bersifat karsinogenik pada berbagai jenis hewan percobaan. Oleh
karena itu, pemakaian sodium nitrit harus hati-hati dan tidak boleh melampaui
500 ppm.
Konsentrasi nitrat dan nitrit yang diijinkan digunakan dalam makanan
berbeda-beda antar negara, tetapi berkisar antara 10 – 200 ppm untuk nitrit
dan 500 – 1000 ppm untuk nitrat (Di Indonesia, 500 ppm untuk nitrat dan 200
ppm untuk nitrit).
Jumlah nitrit sekitar 50 ppm disertai dengan penggunaan sorbat sebagai
pengawet, cukup efektif untuk mengawetkan produk daging. Demikian pula
penambahan vitamin C atau vitamin E telah banyak dilakukan pada produk
daging yang diawetkan dengan nitrit, karena vitamin-vitamin tersebut
ditemukan dapat mencegah terjadinya reaksi pembentukan “nitrosamin”.
Untuk pembuatan keju dianjurkan supaya kandungan sodium nitrit tidak
melampaui 50 ppm, sedangkan untuk bahan pengawet daging dan pemberi
aroma yang khas bervariasi antara 150 – 500 ppm.
- Nama dagang: -
- Bso : serbuk
- Rute : di batasi dalam jumlah 100 mg/kg daging dalam pencampuran
makanan
Sulfur OksidaSulfur Oksida merupakan bahan pengawet yang sangat luas
pemakaiannya, namun pada dosis tertentu dapat menimbulkan gangguan
pada kesehatan tetapi belum ada pengganti belerang dioksida yang sama
efektifnya. Keracunan sulfur dioksida dapat menyebabkan luka usus dan
suatu hasil penelitian menyatakan bahwa anak-anak pengidap asma
hipersensitivitas atau intolerasnsinya terhadap bahan pengawet lebih kecil
dibanding dengan orang dewasa.
Asam BoratAsam borat merupakan senyawa borat yang dikenal juga dengan nama
borax. Tujuan penambahan boraks pada proses pengolahan makanan
adalah untuk meningkatkan kekenyalan, kerenyahan , serta memberikan rasa
gurih dan kepadatan terutama pada jenis makanan yang mengandung pati.
Oleh karena toksisitas lemah sehingga dapat digunakan sebagai bahan
pengawet pangan. Walaupun demikian, pemakaian berulang atau absorpsi
berlebihan dapat mengakibatkan toksik ( keracunan ).
Gejala dapat berupa mual, muntah, diare, suhu tubuh menurun,
lemah,sakit kepala, rash erythematous, anoreksia, berat badan menurun,
ruam kulit, anemia, dan konvulsi dan bahkan bisa menimbulkan shock. Dan
bila dikonsumsi terus menerus bisa menyebabkan gangguan pada gerak
pencernaan usus, kelainan pada susunan saraf, depresi, dan kekacaun
mental.
Dalam jumlah serta dosis tertentu borak bisa menyebabkan degradasi
mental,serta rusaknyta saluran pencernaan, ginjal, hati, dan kulit karena
boraks cepat terabsorpsi oleh saluran pernapasan dan pencernaan, kulit
luka, atau membrane mukosa.
- Nama golongan : Asam oxo/ asam oxy(2)
- Nama Dagang : Borax, Boric acid; Orthoboric acid; Boracic acid; Boron
trihydroxide (1,2); basilit B; borofax; bortrac; Dia flea-mate; flea prufe;
trihydroxyborane; trihydroxyborone; three elephant; hydrogen orthoborate;
NCI-C56417; sassolite; Acidum boricum(
- BSO : Padat (serbuk, kristal)
- Rute : campuran makanan dengan dosis-dosis tertentu yang telah
ditentukan
FormalinFormalin merupakan gas formaldehid yang tersedia dalam bentuk larutan
40% (40% gas formaldehid dalam air ). Formalin bisa berbentuk cairan jernih,
tidak berwarna, dan berbau menusuk, uapnya merangsang selaput lender
hidung dan tenggorokan,dan rasa membakar, atau berbentuk tablet dengan
berat masing masing 5 gram.
Formalin sebenarnya adalah bahan pengawet yang digunakan dalam
dunia kedokteran, misalnya sebagai bahan pengawet mayat. Fungsinya
sering diselewengkan untuk bahan pengawet makanan dengan alasan
karena biaya lebih murah seperti mengawetkan ikan, dengan sebotol kecil
dapat mengawetkan ikan secara praktis tanpa harus memakai batu es.
Formalin jika dalam konsentrasi yang tinggi dalam tubuh, akan bereaksi
secara kimia dengan hampir semua zat kimia di dalam sel dan menyebabkan
iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik dan bersifat mutagenic, serta
orang yang mengonsumsi akan muntah, diare bercampur darah, dan
kematian yang disebabkan kegagalan dalam peredaran darah.
- Formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan
kadar formaldehidnya 40,30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet
yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.
- Nama dagang : larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40
persen
- BSO: Cair dan Padat (tablet)
- Rute : campuran makanan dengan dosis-dosis tertentu yang telah
ditentukan
3) Pewarna Sintetis
Zat pewarna alami sudah dikenal sejak dulu dalam industri makanan
untuk meningkatkan daya tarik produk makanan sehingga konsumen
tergugah untuk membelinya. Namun ada juga penyalahgunaan dengan
adanya pewarna buatan yang tidak diizinkan untuk digunakan sebagai zat
adiktif. Contoh yang sering ditemui adalah penggunaan bahan pewarna
Rhodamin B, yaitu zat pewarna yang lazim digunakan dalam industri tekstil,
namun digunakan dalam zat pewarna makanan.
Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri untuk
mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan
minuman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna
tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma.
Rhodamin B & Metanil YellowRhodamin adalah bahan kimia yang digunakan untuk pewarna merah
pada industri tekstil plastik.
Rhodamin B dan Menatil Yellow biasanya sering digunakan untuk
mewarnai makanan seperti, kerupuk, makanan ringan, terasi, kembang gula,
sirup, biskuit, sosis, makaroni goreng, minuman ringan, cendol, manisan,
gipang dan ikan asap.
Makanan yang diberi zat pewarna ini biasanya berwarna lebih terang dan
memiliki rasa agak pahit. Kelebihan dosis Rhodamin B dan Metanil Yellow
bisa menyebabkan kanker, keracunan, iritasi paru-paru, mata, tenggorokan,
hidung dan usus
Rhodamin B
- Nama dagang rhodamin B : Tetra ethyl, Rheonine B, D & C Red No. 19,
CI Basic Violet 10, CI No. 45179
- BSO: berbentuk serbuk Kristal
- Rute : campuran makanan jenis pewarna makanan dengan dosis-dosis
tertentu yang telah ditentukan
Methanyl Yellow (Kuning Metanil).
- Nama dagang : Sodium phenylaminobenzene, Metaniline Yellow, CI Acid
Yellow 36, CI No. 13065, Metanilyellow, Monoazo, Amacid Yellow M,
Fenazo Yellow M, Kiton Yellow MS, Acid Golden G,Metanil Yellow C,
Metanil Yellow E, Metanil Yellow F, Metanil Yellow G, Metanil YellowK,
Metanil Yellow M, Metanil Yellow O, Metanil Yellow S, Metanil Yellow Y,
MetanileYellow O, Kiton Orange MNO, Metanil Yellow PL, Metanil Yellow
VS, Metanil Yellow WS.
- Bso : berbentuk padat atau serbuk.
- Rute : campuran makanan dengan dosis-dosis tertentu yang telah
ditentukan
4) Penyedap Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat (MSG) adalah penyedap masakan dan sangat
populer di kalangan para ibu rumahtangga, warung nasi dan rumah makan.
Hampir setiap jenis makanan masa kini dari mulai camilan untuk anak-anak
seperti chiki dan sejenisnya, mie bakso, sampai makanan tradisional dibubuhi
MSG atau vetsin.
Pada hewaan percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan
nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam
retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan kanker kolon dan hati,
kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak.
- Nama dagang : Ajinomoto, Vetsin, Ac’cent danTasting Powder
- Bso : padat (serbuk dan kristal)
- Rute : campuran makanan dengan jenis sebagai penyedap makanan,
bahan tambahan dengan dosis-dosis tertentu yang telah ditentukan
5) Pengenyal Boraks
Boraks dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa
yang bagus pada makanan seperti bakso. Bakso yang menggunakan boraks
memiliki kekenyalan yang khas yang berbeda dari bakso yang menggunakan
banyak daging, sehingga terasa renyah dan disukai serta tahan lama. Dalam
industri borks dipakai untuk mengawetkan kayu, anti septic kayu dan
pengontrol kecoa.
Bahaya boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak
dan selaput lender. Jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama atau berulang-
ulang akan memiliki efek toksik. Pengaruh kesehatan secara akut adalah
muntah dan diare. Dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan, nafsu makan menurun, anemia, rambut rontok, dan
kanker.
- Nama dagang : Boraks
- Bso : padat (serbuk kristal )
- Rute : campuran makanan dengan dosis-dosis tertentu yang telah
ditentukan, jika melebihi dari aturan atau dosis makan akan
menyebabkan hal yang berbahaya
3. Senyawa Beracun dari mikroba
Terdapat banyak bakteri patogen yang membahayakan kesehatan manusia,
antara lain:
1) Escherichia coli
E. coli merupakan mikroflora alami yang terdapat pada saluran
pencernaan manusia dan hewan. Beberapa galur E. coli yang dapat
menyebabkan penyakit pada manusia adalah enterotoksigenik,
enterohaemorrhagik,enteropatogenik, enteroinuasiue dan enteroagregatif.
Enterotoksigenik E. coli merupakan penyebab diare pada wisatawan yang
mengunjungi negara yang standar higienitas makanan dan air minum
berbeda dari negara asalnya. Enterohaemorrhagic E. coli 0157:H7 akhir-akhir
ini diketahui merupakan bakteri patogen penyebab foodborne diseases.
Kontaminasi enterohaemorrhagic E. Coli 0157:H7 yang banyak ditemukan
pada sayuran dapat terjadi akibat penggunaan kotoran sapi sebagai pupuk.
2) Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus terdapat pada rongga hidung, kulit, tenggorokan,
dan saluran pencernaan manusia dan hewan. Bahan makanan yang
disiapkan menggunakan tangan, seperti penyiapan sayuran mentah untuk
salad, berpotensi terkontaminasi S. Aureus.
Jenis makanan lain yang sering terkontaminasi oleh S. aureus adalah
daging dan produk daging, ayam, telur, salad (telur, tuna, ayam, kentang, dan
makaroni), produk bakeri, pastry, pai, sandwich, serta susu dan produk susu.
Keracunan oleh S. aureus diakibatkan oleh enterotoksin yang tahan panas
yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.
3) Salmonella
Salmonella bersifat patogen pada manusia dan hewan lainnya, dan dapat
menyebabkan demam enterik dan gastroentritis. Diketahui terdapat 200 jenis
dari 2.300 serotip Salmonella yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia
4) Shigella
Shigella merupakan bakteri patogen di usus manusia dan primata
penyebab shigella (disentri basher). Makanan yang sering terkontaminasi
Shigella adalah salad, sayuran segar (mentah), susu dan produk susu, serta
air yang terkontaminasi. Sayuran segar yang tumbuh pada tanah terpolusi
dapat menjadi faktor penyebab penyakit, seperti disentri basher atau
shigellosis yang disebabkan oleh Shigella
5) Vibrio Cholerae
Sebagian besar genus Vibrio ditemukan di perairan air tawar atau air laut,
serta merupakan bakteri patogen dalam budi daya ikan dan udang. Spesies
Vibrio yang termasuk patogen adalah V. cholerae, V. parahaemolyticus, dan
V. vulvinicus. Spesies V. chloreae dan V. parahaemolyticus merupakan
sumber kontaminasi silang antara buah dan sayuran mentah, sedangkan V.
vulvinicus penyebab infeksi pada manusia.
6) Clostridium botulinum
Clostiridium botulinum merupakan bahaya utama pada makanan kaleng
karena dapat menyebabkan keracunan botulinin. Tanda-tanda keracunan
botulinin antara lain tenggorokan kaku, mata berkunang-kunang, dan kejang-
kejang yang menyebabkan kematian karena sukar bernapas. Biasanya
bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna
pengolahannya atau pada kaleng yang bocor, sehingga makanan di
dalamnya terkontaminasi udara dari luar. Botulinin merupakan sebuah
molekul protein dengan daya keracunan yang sangat kuat. Satu mikrogram
botulinin sudah cukup mematikan manusia. Untungnya karena merupakan
protein, botulinin bersifat termolabil dan dapat diinaktifkan dengan
pemanasan pada suhu 80 derajat Celsius selama 30 menit. Garam dengan
konsentrasi 8 persen atau lebih serta pH 4,5 atau kurang dapat menghambat
pertumbuhan C. botulinum, sehingga produksi botulinin dapat dicegah.
7) Pseudomonas cocovenenans.
Senyawa beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas
cocovenenans adalah toksoflavin dan asam bongkrek. Kedua senyawa
beracun tersebut diproduksi di dalam tempe bongkrek, suatu tempe yang
dibuat dengan bahan baku utama ampas kelapa.
Asam bongkrek bersifat sangat fatal dan biasanya merupakan penyebab
kematian. Hal ini disebabkan toksin mengganggu metabolisme glikogen
dengan memobilisasi glikogen dari hati, sehingga terjadi hiperglikemia yang
kemudian berubah menjadi hipoglikemia.
8) Kapang dan khamir
Kapang dapat menyebabkan kerusakan pada berbagai macam makanan
dalam kondisi aw, pH, dan suhu rendah. Jenis kapang yang dapat merusak
makanan di antaranya Aspergillus, Penicillium, Botrytis, Alternaria, dan
Mucor. Kerusakan sayuran kebanyakan disebabkan kapang seperti
Alternaria, Botrytis, dan Phytophtora, atau bakteri yang berasal dari genus
Erwinia. Senyawa beracun yang diproduksi oleh kapang disebut mikotoksin.
Khamir umumnya diklasifikasi berdasarkan sifat-sifat fisiologisnya,
dan tidak ada perbedaan morfologi seperti halnya pada kapang. Buah-
buahan dan sayuran segar mengandung bermacam-macam flora
mikroorganisme, di antaranya kapang dan khamir (oksidatif, fermentatif, dan
nonfermentatif). Kapang dan khamir dapat terbawa melalui tanah, permukaan
tanaman, permukaan daun, hujan, insekta, dan lain-lain. Khamir selain
menguntungkan juga menyebabkan kerusakan pada makanan, yaitu pada
sauerkraut.
4. Residu pencemaran
1) Residu Pestisida
Residu pencemaran merupakan sisa buangan hasil aktivitas manusia
yang terkontaminasi dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang dikonsumsi
manusia, seperti pestisida. Kita semua terpapar dengan pestisida pada
dasarnya yang berketerusan. Makanan yang kita makan, terutama buah dan
sayuran segar, mengandung residu pestisida. The National Academy of
Sciences (NAS) tahun 1987 mengeluarkan laporan tentang pestisida dalam
makanan. Pada dasar data dalam penelitian, resiko potensial yang diberikan
oleh pestisida penyebab kanker dalam makanan kita lebih dari sejuta kasus
kanker tambahan dalam masyarakat Amerika selama hidup. Karena sekitar
30 macam pestisida karsinogen terdapat dalam makanan kita, dan selama ini
belum menyebutkan potensi pemaparan terhadap pestisida karsinogen
dalam air minum.
2) Kontaminasi Merkuri
Keracunan metil merkuri terjadi karena korban memakan ikan yang telah
terkontaminasi, mislanya di teluk teluk minamata pada tahun 1953. Ternyata
metil merkuri berasal dari industri yang bermuara diteluk-teluk sungai
tersebut. Logam merkuri diubah menjadi metil merkuri oleh bakteri
Methanobacterium omelanskii yang hidup dalam lumpur dasar danau atau
sungai.
Keracunan merkuri disebut juga penyakit minamata dengan gejala-gejala:
terasa geli dan panas pada anggota badan, mulut, bibir, dan lidah,
kehilangan penglihatan, sukar berbicara dan menelan, kehilangan
pendengaran, tidak stabil emosinya, koma, dan kematian. Batas maksimum
yang disarankan untuk konsumsi merkuri adalah 0,3 mg per orang per
minggu atau 0,005 mg per kg berat badan dan dari jumlah tersebut tidak
boleh lebih dari 0,2 mg sebagai metil merkuri.
B. Proses dan Gejala KeracunanKeracunan makanan biasanya terjadi karena masuknya senyawa-
senyawa beracun ke dalam tubuh. Sebagian besar kasus, racun ikut tertelan ke
dalam tubuh bersamaan dengan makanan yang kita konsumsi. Gejala yang
timbul biasanya ditandai dengan terganggunya sistem pencernaan, seperti mual,
muntah dan kolik pada saluran pernafasan. Pada jenis keracunan tertentu, yang
di serang adalah sistem syaraf, gejalanya adalah kejang-kejang, otot tegang.
Atau berpengaruh sebaliknya, otot-otot lemas, kurang tenaga (parese) dan
lumpuh (paralysis). Pada tingkat keracunan kronis, penderita akan mengalami
tubuh kejang, pingsan (coma) dan berakhir dengan kematian. Kasus kematian
pada keracunan makanan biasanya karena hambatan pada saluran pernafasan
atau hambatan kerja jantung karena fungsi jantung tidak maksimal, akibat dari
senyawa toksik yang ada pada racun bahan pangan.
IV. Kesimpulan- Senyawa beracun dalam makanan dapat berasal dari senyawa alami,
sintetis, mikroba, serta residu pencemaran.
- Adapun jenis-jenis senyawa beracun alamiah yaitu alkoloid pada kentang,
asam sianida pada singkong, asam jengkolat pada jengkol serta mimosin
dan leukonin pada petai cina
- Beberapa jenis-jenis senyawa beracun sintetis diantaranya sakarin,
nitrosiamin dan monosodium glutamate
- Senyawa beracun dari mikroba (bakteri patogen) yang membahayakan
kesehatan manusia, antara lain: Escherichia coli, Staphylococcus aureus,
Salmonella, Shigella, Vibrio cholerae, Clostridium botulinum,
Pseudomonas cocovenenans dan Kapang dan khamir
- Senyawa racun dari residu pencemaran merupakan sisa buangan hasil
aktivitas manusia yang terkontaminasi dengan tumbuh-tumbuhan dan
hewan yang dikonsumsi manusia, seperti pestisida.
- Keracunan makanan biasanya terjadi karena masuknya senyawa-
senyawa beracun ke dalam tubuh. Sebagian besar kasus, racun ikut
tertelan ke dalam tubuh bersamaan dengan makanan yang kita konsumsi.
Gejala yang timbul biasanya ditandai dengan terganggunya sistem
pencernaan, seperti mual, muntah dan kolik pada saluran pernafasan
DAFTAR PUSTAKAAnonim, Bahaya Residu Pestisida (online), 2009, http://forum.travian.co.id
Djaeni Sediaoetama, Ahmad, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi jilid 2,
2004, Jakarta: DianRakyat
Winarno, F.G, Kimia Pangan dan Gizi, 1995,Jakarta: PT.Gramedia Pusaka
Utama
http://senyawaberacun.blogspot.com/2010/08/senyawa-beracun-dalam-
makanan.html
Nama anggota kelopmok 15 :MARIA ULFA IRIANA (G41130400)
VEBRY PRAMUGI TRISTANTI (G41130405)
NURUL AINY (G41130878)
LIZZA NOVFIA NINGSIH (G41130887)
PUTRI IMAWATI MASFIYAH (G41131406)
DHERMA WAHYUNINGTYAS (G41131423)