rabu, 4 agustus 2010 | media indonesia penerima tanda … fileperda no 10/2004 dan dukungan dari...

1
FRONT Pembela Islam (FPI) menantang Gubernur DKI Fauzi Bowo soal peng- awasan tempat hiburan malam. Bila ternyata nanti ada di antara mereka yang buka selama bulan puasa, FPI akan ber- gerak menutup tempat itu. FPI mendasar- kan sikapnya itu atas amanat Perda No10/2004 tentang Kepariwisataan. Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab, didampingi Gubernur DKI Fauzi Bowo, Kepala Satpol Pamong Praja (Satpol PP) DKI Effendi Anas, dan Kepala Bakesbang DKI Muhamad Arfan Alkilie menyatakan hal itu di Balai Kota DKI, kemarin. “Kalau ada tempat hiburan malam buka usaha selama bulan puasa, FPI pasti turun tangan. Kami mendukung Satpol PP asal- kan konsisten mengawasi tempat hiburan malam yang wajib tutup selama Rama- dan,” ungkap Habib Rizieq. Dia menegaskan FPI pasti turun tangan dan bertindak jika Satpol PP tidak tegas, apalagi memberi peluang membuka usaha di luar aturan. Kepala Satpol PP DKI mengatakan pihaknya akan menggandeng sejumlah organisasi masyarakatan (ormas) guna mengamankan tempat hiburan malam demi kekhusyukan menjalankan bulan puasa. Tempat hiburan itu diultimatum tidak melanggar larangan ber operasi yang dapat memicu penyisiran FPI. “Keterlibatan ormas ini untuk meng- awasi penutupan tempat hiburan malam selama bulan puasa. Meski begitu, ormas tidak dibenarkan untuk melakukan sweep- ing dan main hakim sendiri jika ditemukan ada tempat hiburan malam beroperasi,” tandas Effan, panggilan Effendi Anas. Effan mengaku telah bertemu dengan sejumlah ormas, antara lain pimpinan FPI dan pimpinan Forum Betawi Rempug. “Kami juga akan mengundang yang lain untuk duduk bersama dan berdialog ten- tang upaya menjaga kerukunan dan ke- tertiban di Ibu Kota,” tandasnya. Sementara itu, Fauzi Bowo menjamin pelaksanaan ibadah Ramadan tahun ini akan berlangsung aman dengan penerapan Perda No 10/2004 dan dukungan dari berbagai unsur masyarakat. “Para pengusaha hiburan malam di Ja- karta sejauh ini cukup kooperatif dan memberikan dukungan penuh pada kebi- jakan penerapan perda ini,” ujarnya. Sebelumnya, Polda Metro Jaya juga menjamin tidak ada razia atau penyisiran ke tempat hiburan selama bulan Ramadan. Polda dan Pemprov DKI sudah bertemu dengan sejumlah ormas dan lembaga swa- daya masyarakat untuk menyamakan persepsi mengenai waktu operasional tempat hiburan. (Ssr/E-3) PELECEHAN seksual yang masih marak terjadi kepada penumpang bus Trans-Jakarta harus dihentikan dengan cara memberikan shock therapy kepada para pelaku. Salah satu- nya dengan memasang foto atau sketsa wajah pelaku di bus Trans-Jakarta. “Pelaku bisa dibuat jera dengan memasang sketsa wajahnya di halte-halte bus Trans-Ja- karta atau di dalam bus,” ujar Ketua Harian YLKI Sudaryatmo di Jakarta, kemarin. Namun, ia mengingatkan pemasangan sketsa tersebut sebelumnya diikuti dengan pembuktian bahwa pelaku memang ber- salah. Selain itu, lanjut Sudaryatmo, sebaiknya pihak Trans-Jakarta membuat dan memasang tata tertib bagi para penumpang. Dari pengamatan YLKI, pelecehan cen- derung terjadi pada jam padat. Hal tersebut yang membuat korban sulit melawan. Kon- disi bus yang padat membuka kesempatan bagi pelaku untuk leluasa bertindak. Dengan demikian, pihaknya juga melihat pentingnya penambahan jumlah bus pada jam padat. Tes kejiwaan Sementara itu, DA yang menjadi pelaku pelecehan seksual terhadap dua mahasiswi di bus Trans-Jakarta, Senin (2/8), akan menjalani tes kejiwaan guna membuktikan dia meng- alami gangguan jiwa atau tidak. Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Pol Hamidin mengatakan DA dites psikolog Polri. Hingga kini, DA masih terus menjalani pemeriksaan petugas kepolisian di Mapolres Jakarta Pusat. Hamidin menambahkan, pa- kaian kedua korban cukup sopan layaknya mahasiswi. “Kalau dibilang korban membuat terangsang, sepertinya menurut saya pakaian korban tidak mengundang syahwat. Untuk itu, kita akan terus memeriksa DA,” jelas- nya. Hamidin berpendapat, bus perlu dipasangi CCTV pada setiap fasilitas umum guna meminimalisasi kasus asusila. “Ini solusi jangka panjangnya, perlu ada CCTV di bus Trans-Jakarta. Di negara maju seperti Jepang ada CCTV di setiap fasilitas umum,” ujar Hamidin. Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah dan Trisakti menjadi korban pelecehan seksual oleh DA, seorang PNS di Jakarta. Korban DW dan NG naik bus Trans-Jakarta dari halte Cempaka Putih menuju Harmoni. Tersangka pada awalnya mencium tangan korban saat bus direm mendadak. Saat melihat korban tak melawan, tersangka melanjutkan aksinya lebih jauh meraba ke tubuh korban. Pelaku sempat dihajar massa sebelum dibawa ke Kantor Polres Jakarta Pusat. (*/Ant/E-3) Megapolitan | 5 RABU, 4 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA Penerima Tanda Jasa masih Tersangka P UTUSAN bebas yang diterima tiga janda pensiunan Perum Pe- gadaian belum mem- buat mereka bahagia. Pasalnya, teman seperjuangan mereka, Soegito, 81, mantan anggota Brigade XVII Tentara Pelajar, masih sebagai tersangka pe- nyerobotan rumah dinas. Meski sudah kelelahan setelah 18 kali bolak-balik menghadiri persidangan di Pengadilan Ne- geri Jakarta Timur, ketiga janda menolak berpangku tangan. Dengan kaki agak terseret- seret, Soetarti Soekarno, 78, dan Rusmini Khusaini, 78, keduanya janda pahlawan, serta Timoria Br Manurung, 73, janda pen- siunan Perum Pegadaian, men- datangi Komnas HAM, ke- marin. Mereka meminta supaya Soe- gito yang memperoleh tanda jasa dari negara dibebaskan dari jeratan hukum dengan menge- luarkan surat perintah peng- hentian penyidikan (SP3) dari Polres Jakarta Timur. Soegito merupakan pejuang yang mendapatkan tanda jasa gerilya sebagai pembela ke- merdekaan negara. Dia juga menerima piagam penghargaan Lencana Cikal Bakal TNI. Soegito bersama ketiga janda menjadi tersangka dalam kasus penyerobotan rumah dinas mi- lik Perum Pegadaian di Jalan Cipinang Jaya, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, sejak Desember 2009. Mereka dijerat Pasal 12 ayat 1 jo Pasal 36 ayat 4 Undang-Un- dang No 4/1992 tentang Peru- mahan dan Permukiman. Ketiga nya dibebaskan Pengadilan Negeri Jakarta Timur 27 Juli. Sementara itu, perkara Soe- gito masih berada di tangan penyidik Polres Jaktim karena tersangka sakit dan mengalami kelumpuhan. Terkait dengan kondisi Soegito, ketiga janda bersama elemen masyarakat yang mengatasnamakan Soli- daritas Rakyat Untuk Pejuang Kemerdekaan mengharapkan kepedulian Komnas HAM. Dengan logika hukum yang sama, menurut Sambodo Agung, anak keenam Soetarti, seharus- nya Soegito juga bebas. “Biar tidak ada diskriminasi,” imbuh Sambodo. SP3 “Ya, mereka menginginkan Polres Jaktim menerbitkan keputusan SP3 perkara Pak Soegito,” tutur Komisioner Sub- komisi Mediasi Komnas HAM Ridha Saleh mengutip hasil pertemuan dengan ketiga janda yang saat itu didampingi pe- ngacara mereka dari Lembaga Bantuan Hukum Jakarta. Saat menyikapi permintaan tersebut, Komnas HAM akan melakukan dialog politis de- ngan Polres Jaktim. Namun, sebelum bertemu Polres Jaktim, pihaknya terlebih dulu meng- gelar pertemuan dan penelitian internal. Sebenarnya ketiga janda juga belum merasa bahagia atas pu- tusan bebas PN Jaktim. Pasal- nya, jaksa mengajukan kasasi. Artinya mereka tetap belum bisa menguasai rumah yang telah diperjuangkan menjadi hak milik pada 1980 itu. Sesuai dengan Peraturan Pe- merintah Nomor 40 Tahun 1994, rumah dinas dapat dibeli de- ngan syarat dan ketentuan ter- tentu. Karena itulah mereka mengajukan gugatan ke Penga- dil an Tata Usaha Negara (PTUN). Proses PTUN di tingkat kasa- si berlangsung sejak 2008. Sudah dua tahun berlalu, tapi belum ada keputusan dari Mahkamah Agung. Ketiga janda berharap PTUN mengabulkan permin- taan mereka. “Ya pengen me- nang. Pengen membeli rumah yang kami tempati,” kata Rusmini. Sambodo juga optimistis bah- wa keinginan ibunya bisa ter- wujud di hari tuanya. (*/J-1) [email protected] FPI Tantang Foke Awasi Tempat Hiburan Dengan logika hukum yang sama, seharusnya Soegito juga bebas agar tidak ada diskriminasi. Nesty Trioka Pamungkas Perlu Shock Therapy bagi Pelaku Pelecehan di Trans-Jakarta DIBANTU BERJALAN: Janda pahlawan Soetarti Soekarno dipapah keluar ruang sidang seusai mengikuti sidang vonis sengketa kepemilikan rumah dengan Perum Pegadaian di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (27/7). VONIS: Terdakwa kasus penyembunyian teroris, Fajar Firdaus, menunggu sidang pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Fajar disidangkan bersama Afham Ramadhan dan Sony Jayadi. Mereka divonis 4,5 tahun penjara karena menyembunyikan pelaku terorisme, M Syahrir dan Saefuddin Zuhri. MI/RAMDANI ANTARA/FANNY OCTAVIANUS Perlu ada CCTV di bus Trans-Jakarta. Di negara maju seperti Jepang ada CCTV di setiap fasilitas umum.” Hamidin Kapolres Jakarta Pusat

Upload: vuongtu

Post on 10-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

FRONT Pembela Islam (FPI) menantang Gubernur DKI Fauzi Bowo soal peng-awasan tempat hiburan malam. Bila ternyata nanti ada di antara mereka yang buka selama bulan puasa, FPI akan ber-gerak menutup tempat itu. FPI mendasar-kan sikapnya itu atas amanat Perda No10/2004 tentang Kepariwisataan.

Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab, didampingi Gubernur DKI Fauzi Bowo, Kepala Satpol Pamong Praja (Satpol PP) DKI Effendi Anas, dan Kepala Bakesbang DKI Muhamad Arfan Alkilie menyatakan hal itu di Balai Kota DKI, kemarin.

“Kalau ada tempat hiburan malam buka usaha selama bulan puasa, FPI pasti turun tangan. Kami mendukung Satpol PP asal-kan konsisten mengawasi tempat hiburan malam yang wajib tutup selama Rama-dan,” ungkap Habib Rizieq.

Dia menegaskan FPI pasti turun tangan

dan bertindak jika Satpol PP tidak tegas, apalagi memberi peluang membuka usaha di luar aturan.

Kepala Satpol PP DKI mengatakan pihaknya akan menggandeng sejumlah organisasi masyarakatan (ormas) guna mengamankan tempat hiburan malam demi kekhusyukan menjalankan bulan puasa. Tempat hiburan itu diultimatum tidak melanggar larangan ber operasi yang dapat memicu penyisiran FPI.

“Keterlibatan ormas ini untuk meng-awasi penutupan tempat hiburan malam selama bulan puasa. Meski begitu, ormas tidak dibenarkan untuk melakukan sweep-ing dan main hakim sendiri jika ditemukan ada tempat hiburan malam beroperasi,” tandas Effan, panggilan Effendi Anas.

Effan mengaku telah bertemu dengan sejumlah ormas, antara lain pimpinan FPI dan pimpinan Forum Betawi Rempug.

“Kami juga akan mengundang yang lain untuk duduk bersama dan berdialog ten-tang upaya menjaga kerukunan dan ke-tertiban di Ibu Kota,” tandasnya.

Sementara itu, Fauzi Bowo menjamin pelaksanaan ibadah Ramadan tahun ini akan berlangsung aman dengan penerapan Perda No 10/2004 dan dukungan dari berbagai unsur masyarakat.

“Para pengusaha hiburan malam di Ja-karta sejauh ini cukup kooperatif dan memberikan dukungan penuh pada kebi-jakan penerapan perda ini,” ujarnya.

Sebelumnya, Polda Metro Jaya juga menjamin tidak ada razia atau penyisiran ke tempat hiburan selama bulan Ramadan. Polda dan Pemprov DKI sudah bertemu dengan sejumlah ormas dan lembaga swa-daya masyarakat untuk menyamakan persepsi mengenai waktu operasional tempat hiburan. (Ssr/E-3)

PELECEHAN seksual yang masih marak terjadi kepada penumpang bus Trans-Jakarta harus dihentikan dengan cara memberikan shock therapy kepada para pelaku. Salah satu-nya dengan memasang foto atau sketsa wajah pelaku di bus Trans-Jakarta.

“Pelaku bisa dibuat jera dengan memasang sketsa wajahnya di halte-halte bus Trans-Ja-karta atau di dalam bus,” ujar Ketua Harian YLKI Sudaryatmo di Jakarta, kemarin.

Namun, ia mengingatkan pemasangan sketsa tersebut sebelumnya diikuti dengan pembuktian bahwa pelaku memang ber-salah.

Selain itu, lanjut Sudaryatmo, sebaiknya

pihak Trans-Jakarta membuat dan memasang tata tertib bagi para penumpang.

Dari pengamatan YLKI, pelecehan cen-derung terjadi pada jam padat. Hal tersebut yang membuat korban sulit melawan. Kon-disi bus yang padat membuka kesempatan bagi pelaku untuk leluasa bertindak. Dengan demikian, pihaknya juga melihat pentingnya penambahan jumlah bus pada jam padat.

Tes kejiwaanSementara itu, DA yang menjadi pelaku

pelecehan seksual terhadap dua mahasiswi di bus Trans-Jakarta, Senin (2/8), akan menjalani tes kejiwaan guna membuktikan dia meng-

alami gangguan jiwa atau tidak.Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Pol

Hamidin mengatakan DA dites psikolog Polri. Hingga kini, DA masih terus menjalani pemeriksaan petugas kepolisian di Mapolres Jakarta Pusat. Hamidin menambahkan, pa-kaian kedua korban cukup sopan layaknya mahasiswi. “Kalau dibilang korban membuat terangsang, sepertinya menurut saya pakaian korban tidak mengundang syahwat. Untuk itu, kita akan terus memeriksa DA,” jelas-nya.

Hamidin berpendapat, bus perlu dipasangi CCTV pada setiap fasilitas umum guna meminimalisasi kasus asusila. “Ini solusi

jangka panjangnya, perlu ada CCTV di bus Trans-Jakarta. Di negara maju seperti Jepang ada CCTV di setiap fasilitas umum,” ujar Hamidin.

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah dan Trisakti menjadi korban pelecehan seksual oleh DA, seorang PNS di Jakarta.

Korban DW dan NG naik bus Trans-Jakarta dari halte Cempaka Putih menuju Harmoni. Tersangka pada awalnya mencium tangan korban saat bus direm mendadak. Saat melihat korban tak melawan, tersangka melanjutkan aksinya lebih jauh meraba ke tubuh korban. Pelaku sempat dihajar massa sebelum dibawa ke Kantor Polres Jakarta Pusat. (*/Ant/E-3)

Megapolitan | 5RABU, 4 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

Penerima Tanda Jasa masih Tersangka

PUTUSAN bebas yang diterima tiga janda pensiunan Perum Pe-gadaian belum mem-

buat me reka bahagia. Pasalnya, teman seperjuangan mereka, Soegito, 81, mantan anggota Brigade XVII Tentara Pelajar, masih sebagai tersangka pe-nyerobotan rumah dinas.

Meski sudah kelelahan setelah 18 kali bolak-balik menghadiri persidangan di Pengadilan Ne-geri Jakarta Timur, ketiga janda menolak berpangku tangan.

Dengan kaki agak terseret-seret, Soetarti Soekarno, 78, dan Rusmini Khusaini, 78, keduanya janda pahlawan, serta Timoria Br Manurung, 73, janda pen-siun an Perum Pegadaian, men-datangi Komnas HAM, ke-marin.

Mereka meminta supaya Soe-gito yang memperoleh tanda jasa dari negara dibebaskan dari jeratan hukum dengan menge-luarkan surat perintah peng-hentian penyidikan (SP3) dari Polres Jakarta Timur.

Soegito merupakan pejuang yang mendapatkan tanda jasa gerilya sebagai pembela ke-merdekaan negara. Dia juga menerima piagam penghargaan Lencana Cikal Bakal TNI.

Soegito bersama ketiga janda

menjadi tersangka dalam kasus penyerobotan rumah dinas mi-lik Perum Pegadaian di Jalan Cipinang Jaya, Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Jakarta Timur, sejak Desember 2009.

Mereka dijerat Pasal 12 ayat 1 jo Pasal 36 ayat 4 Undang-Un-dang No 4/1992 tentang Peru-mahan dan Permukiman. Ketiga nya dibebaskan Pengadilan Negeri Jakarta Timur 27 Juli.

Sementara itu, perkara Soe-gito masih berada di tangan penyidik Polres Jaktim karena tersangka sakit dan mengalami kelumpuhan. Terkait dengan kondisi Soegito, ketiga janda bersama elemen masyarakat yang mengatasnamakan Soli-daritas Rakyat Untuk Pejuang Kemerdekaan mengharapkan kepedulian Komnas HAM.

Dengan logika hukum yang sama, menurut Sambodo Agung, anak keenam Soetarti, seharus-nya Soegito juga bebas. “Biar tidak ada diskriminasi,” imbuh Sambodo.

SP3“Ya, mereka menginginkan

Polres Jaktim menerbitkan keputusan SP3 perkara Pak Soegito,” tutur Komisioner Sub-komisi Mediasi Komnas HAM Ridha Saleh mengutip hasil pertemuan dengan ketiga janda yang saat itu didampingi pe-ngacara mereka dari Lembaga

Bantuan Hukum Jakarta.Saat menyikapi permintaan

tersebut, Komnas HAM akan melakukan dialog politis de-ngan Polres Jaktim. Namun, sebelum bertemu Polres Jaktim, pihaknya terlebih dulu meng-gelar pertemuan dan penelitian internal.

Sebenarnya ketiga janda juga belum merasa bahagia atas pu-tusan bebas PN Jaktim. Pasal-nya, jaksa mengajukan kasasi. Artinya mereka tetap belum bisa menguasai rumah yang telah diperjuangkan menjadi hak milik pada 1980 itu.

Sesuai dengan Peraturan Pe-merintah Nomor 40 Tahun 1994, rumah dinas dapat dibeli de-ngan syarat dan ketentuan ter-tentu. Karena itulah mereka mengajukan gugatan ke Penga-dil an Tata Usaha Negara (PTUN).

Proses PTUN di tingkat kasa-si berlangsung sejak 2008. Sudah dua tahun berlalu, tapi belum ada keputusan dari Mahkamah Agung. Ketiga jan da berharap PTUN me ng abul kan permin-taan mereka. “Ya pengen me-nang. Pengen membeli rumah yang kami tempati,” kata Rusmini.

Sambodo juga optimistis bah-wa keinginan ibunya bi sa ter-wujud di hari tuanya. (*/J-1)

[email protected]

FPI Tantang Foke Awasi Tempat Hiburan

Dengan logika hukum yang sama, seharusnya Soegito juga bebas agar tidak ada diskriminasi.

Nesty Trioka Pamungkas

Perlu Shock Therapy bagi Pelaku Pelecehan di Trans-Jakarta

DIBANTU BERJALAN: Janda pahlawan Soetarti Soekarno dipapah keluar ruang sidang seusai mengikuti sidang vonis sengketa kepemilikan rumah dengan Perum Pegadaian di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (27/7).

VONIS: Terdakwa kasus penyembunyian teroris, Fajar Firdaus, menunggu sidang pembacaan vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin. Fajar disidangkan bersama Afham Ramadhan dan Sony Jayadi. Mereka divonis 4,5 tahun penjara karena menyembunyikan pelaku terorisme, M Syahrir dan Saefuddin Zuhri.

MI/RAMDANI

ANTARA/FANNY OCTAVIANUS

Perlu ada CCTV di bus Trans-Jakarta. Di negara maju seperti Jepang ada CCTV di setiap fasilitas umum.”

HamidinKapolres Jakarta Pusat