putusan final fs sabtu 22052010 · 2010-06-16 · menimbang bahwa setelah melakukan kegiatan...

328
P U T U S A N Perkara Nomor: 25/KPPU-I/2009 Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (selanjutnya disebut Komisi”) yang memeriksa dugaan pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 21 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (selanjutnya disebut “UU No. 5 Tahun 1999”) berkaitan dengan Penetapan Harga Fuel Surcharge Dalam Industri Jasa Penerbangan Domestik yang dilakukan oleh: (1) Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero), berkedudukan di Gedung Manajemen Garuda Indonesia Lantai 3 Area Perkantoran Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng 19120, Indonesia;----------------------------------------------------- (2) Terlapor II, PT Sriwijaya Air, berkedudukan di Jalan Pangeran Jayakarta Nomor 68 Blok C 15-16, Jakarta Pusat 10730, Indonesia;----------------------------- (3) Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), berkedudukan di Gedung Merpati, Jalan Angkasa Blok B.15, Kavling 2-3, Jakarta Pusat 10720, Indonesia; ------------------------------------------------------------------------------------- (4) Terlapor IV, PT Mandala Airlines, berkedudukan di Jalan Tomang Raya Kavling 33-37, Jakarta Barat 11440, Indonesia;----------------------------------------- (5) Terlapor V, PT Riau Airlines, berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 438 Pekanbaru, Riau 28125, Indonesia; ------------------------------------------------- (6) Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Services, berkedudukan di Boutique Office Park, Benyamin Suaeb Blok A11/12, Kemayoran, Jakarta Pusat 10630, Indonesia; ------------------------------------------------------------------------------------- (7) Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines, berkedudukan di Lion Air Tower, Jalan Gajah Mada Nomor 7, Jakarta Pusat 10130, Indonesia; -------------------------

Upload: others

Post on 09-Jul-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

P U T U S A N Perkara Nomor: 25/KPPU-I/2009

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (selanjutnya disebut

“Komisi”) yang memeriksa dugaan pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 21 Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak

Sehat (selanjutnya disebut “UU No. 5 Tahun 1999”) berkaitan dengan Penetapan

Harga Fuel Surcharge Dalam Industri Jasa Penerbangan Domestik yang dilakukan oleh:

(1) Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero), berkedudukan di Gedung

Manajemen Garuda Indonesia Lantai 3 Area Perkantoran Bandara Soekarno

Hatta, Cengkareng 19120, Indonesia;-----------------------------------------------------

(2) Terlapor II, PT Sriwijaya Air, berkedudukan di Jalan Pangeran Jayakarta

Nomor 68 Blok C 15-16, Jakarta Pusat 10730, Indonesia;-----------------------------

(3) Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), berkedudukan di

Gedung Merpati, Jalan Angkasa Blok B.15, Kavling 2-3, Jakarta Pusat 10720,

Indonesia; -------------------------------------------------------------------------------------

(4) Terlapor IV, PT Mandala Airlines, berkedudukan di Jalan Tomang Raya

Kavling 33-37, Jakarta Barat 11440, Indonesia;-----------------------------------------

(5) Terlapor V, PT Riau Airlines, berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor

438 Pekanbaru, Riau 28125, Indonesia; -------------------------------------------------

(6) Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Services, berkedudukan di Boutique

Office Park, Benyamin Suaeb Blok A11/12, Kemayoran, Jakarta Pusat 10630,

Indonesia; -------------------------------------------------------------------------------------

(7) Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines, berkedudukan di Lion Air Tower,

Jalan Gajah Mada Nomor 7, Jakarta Pusat 10130, Indonesia; -------------------------

Page 2: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

2

(8) Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines, berkedudukan di Lion Air Tower,

Jalan Gajah Mada Nomor 7, Jakarta Pusat 10130, Indonesia; -------------------------

(9) Terlapor IX, PT Metro Batavia, berkedudukan di Jl. Ir. H. Juanda No. 15,

Jakarta Pusat 10120, Indonesia; -----------------------------------------------------------

(10) Terlapor X, PT Kartika Airlines, berkedudukan di Wisma Intra Asia, Jalan Prof.

Dr. Soepomo, S.H. Nomor 58, Jakarta Selatan 12870, Indonesia; --------------------

(11) Terlapor XI, PT Linus Airways, terakhir diketahui berkedudukan di Grand

Boutique Centre, Jalan Mangga Dua Raya Blok C Nomor 4, Jakarta Utara 14430,

Indonesia; ------------------------------------------------------------------------------------

(12) Terlapor XII, PT Trigana Air Service, berkedudukan di Komplek Puri Sentra

Niaga, Jalan Wiraloka Blok D 68-69-70, Kalimalang, Jakarta Timur 13620,

Indonesia;( ------------------------------------------------------------------------------------

(13) Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia, berkedudukan di Office Management

Building, 2nd Floor, Soekarno-Hatta International Airport Jakarta 19110,

Indonesia; -------------------------------------------------------------------------------------

telah mengambil Putusan sebagai berikut:

Majelis Komisi: ------------------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca surat-surat dan dokumen-dokumen dalam perkara ini;-------------------

Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan (selanjutnya disebut

“LHPP”);--------------------------------------------------------------------------------------------

Setelah membaca Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut “LHPL”);

Setelah membaca Tanggapan/Pembelaan/Pendapat para Terlapor; --------------------------

Setelah membaca Berita Acara Pemeriksaan (selanjutnya disebut “BAP”); ---------------

TENTANG DUDUK PERKARA

1. Menimbang bahwa berdasarkan data dan informasi yang berkembang di

masyarakat, Sekretariat Komisi melakukan monitoring terhadap pelaku usaha

Page 3: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

3

yang diduga melakukan pelanggaran terhadap UU No. 5 Tahun 1999 terkait

dengan pemberlakuan fuel surcharge oleh maskapai penerbangan; ------------------

2. Menimbang bahwa setelah melakukan kegiatan monitoring terhadap pelaku usaha,

Sekretariat Komisi menyimpulkan adanya kejelasan dan kelengkapan dugaan

pelanggaran yang disusun dalam bentuk Resume Monitoring; ------------------------

3. Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume

Monitoring, Sekretariat Komisi menyusun dan menyampaikan Berkas Laporan

Dugaan Pelanggaran kepada Komisi untuk dilakukan Gelar Laporan;---------------

4. Menimbang bahwa berdasarkan Rapat Gelar Laporan, Komisi menilai Laporan

Dugaan Pelanggaran layak untuk dilakukan Pemeriksaan Pendahuluan; ------------

5. Menimbang bahwa selanjutnya Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor

118/KPPU/PEN/IX/2009 tanggal 28 September 2009 tentang Pemeriksaan

Pendahuluan Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 terhitung sejak tanggal 28

September 2009 sampai dengan tanggal 06 November 2009 (vide bukti A1); ------

6. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Pendahuluan, Komisi

menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 221/KPPU/KEP/IX/2009 tanggal 28

September 2009 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa

dalam Pemeriksaan Pendahuluan Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 (vide bukti

A2); --------------------------------------------------------------------------------------------

7. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi

menerbitkan Surat Tugas Nomor 970/SJ/ST/IX/2009 tanggal 28 September 2009

yang menugaskan Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam

Pemeriksaan Pendahuluan (vide bukti A3); ----------------------------------------------

8. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan Penetapan

Pemeriksaan Pendahuluan dan Salinan Laporan Dugaan Pelanggaran kepada para

Terlapor (vide bukti A4 s/d A27); ---------------------------------------------------------

9. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Pendahuluan, Tim Pemeriksa

menemukan adanya bukti awal yang cukup terhadap dugaan pelanggaran Pasal 5

dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh para Terlapor dan

merekomendasikan kepada Komisi untuk melanjutkan pemeriksaan ke tahap

Pemeriksaan Lanjutan yang dituangkan dalam bentuk LHPP (vide bukti A43); ----

Page 4: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

4

10. Menimbang bahwa berdasarkan rekomendasi Tim Pemeriksa, selanjutnya Komisi

menerbitkan Penetapan Komisi Nomor: 136/KPPU/PEN/XI/2009 tanggal 09

November 2009 tentang Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 25/KPPU/I/2009

terhitung sejak tanggal 09 November 2009 sampai dengan tanggal 05 Februari

2010 (vide bukti A45); ----------------------------------------------------------------------

11. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Pemeriksaan Lanjutan, Komisi

menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 247/KPPU/KEP/XI/2009 tanggal 09

November 2009 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa

dalam Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 (vide bukti A46); -

12. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi

menerbitkan Surat Tugas Nomor 1174/SJ/ST/XI/2009 tanggal 09 November 2009

yang menugaskan Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam

Pemeriksaan Lanjutan (vide bukti A47); -------------------------------------------------

13. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan Penetapan

Pemeriksaan Lanjutan dan Salinan LHPP kepada para Terlapor (vide bukti A48

s/d A60); --------------------------------------------------------------------------------------

14. Menimbang setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan Perkara 25/KPPU-I/2009,

Tim Pemeriksa Lanjutan menilai perlu dilakukan Perpanjangan Pemeriksaan

Lanjutan, maka Komisi menerbitkan Keputusan Komisi No.

60/KPPU/KEP/II/2010 tanggal 08 Februari 2010 tentang Perpanjangan

Pemeriksaan Lanjutan Perkara 25/KPPU-I/2009 terhitung sejak tanggal 08

Februari 2010 sampai dengan 23 Maret 2010 (vide bukti A76); ----------------------

15. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan,

Komisi menerbitkan Keputusan No. 61/KPPU/KEP/II/2010 tanggal 08 Februari

2010 tentang Penugasan Anggota Komisi sebagai Tim Pemeriksa dalam

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 25/KPPU-I/2010 (vide bukti

A77); ------------------------------------------------------------------------------------------

16. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi

menerbitkan Surat Tugas Nomor 147/SJ/ST/II/2010 tanggal 08 Februari 2010

yang menugaskan Sekretariat Komisi untuk membantu Tim Pemeriksa dalam

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan (vide bukti A75); --------------------------------

Page 5: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

5

17. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa telah menyampaikan Petikan Penetapan

Perpanjangan Pemeriksaan Lanjutan kepada para Terlapor (vide bukti A80 s/d

A92); ------------------------------------------------------------------------------------------

18. Menimbang bahwa dalam proses Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan

Lanjutan serta perpanjangannya, Tim Pemeriksa telah mendengar keterangan dari

para Terlapor, para Saksi dan Pemerintah; -----------------------------------------------

19. Menimbang bahwa identitas dan keterangan Terlapor dan para Saksi, telah dicatat

dalam BAP yang telah diakui kebenarannya serta masing-masing telah

ditandatangani oleh yang bersangkutan (vide bukti B1 s/d B35); ---------------------

20. Menimbang bahwa dalam Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan,

Tim Pemeriksa telah mendapatkan, meneliti dan menilai sejumlah surat dan atau

dokumen, BAP serta bukti-bukti lain yang telah diperoleh selama pemeriksaan

dan penyelidikan; ----------------------------------------------------------------------------

21. Menimbang bahwa setelah melakukan Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa

membuat Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan yang memuat fakta-fakta sebagai

berikut (vide bukti A121): ------------------------------------------------------------------

21.1 Tentang Profil dan Pangsa Pasar Para Terlapor; -----------------------------------

(1) Bahwa berikut disampaikan profil singkat para Terlapor dalam perkara ini: -------

Tabel 1

Profil PT Garuda Indonesia (Persero)

Nama perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) (GA) - Terlapor I

Tahun berdiri 1950

Pemegang saham (2008) + persentase saham Pemerintah RI (96%) PT Angkasa Pura I (1,52%) PT Angkasa Pura II (2,48%)

Direksi (2008) Direktur Utama: Emirsyah Satar Direktur: Agus Priyanto, Achirina, Ari Sapari, Elisa Lumbantoruan, Eddy Purwanto, Hadinoto Soedigdo

Komis’oaris (2008) Komisaris Utama: Hadiyanto Komisaris: Abdul Gani, Adi Rahman Adiwoso, Wendy Aritenang, Sahala Lumban Gaol.

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas 51 pesawat

Page 6: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

6

penumpang masing-masing B747-400 (405 seats): 3 pesawat A330-300 (293 seats): 6 pesawat B737-800 NG (180 seats): 4 pesawat B737-400 (124 seats): 19 pesawat B737-300 (104 seats): 14 pesawat B737-500 (92 seats): 5 pesawat

Jumlah rute domestik 72 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) JKT-PLM, PLM-JKT, JKT-JOG, JOG-JKT, JKT-SOC, SOC-JKT, JKT-SRG, SRG-JKT, MES-BTJ, BTJ-MES, SUB-DPS, DPS-SUB

Rincian rute domestik (1 - 2 jam) JKT-PKU, PKU-JKT, JKT-PDG, PDG-JKT, JKT-BTH, BTH-JKT, JKT-PNK, PNK-JKT, JKT-BDJ, BDJ-JKT, JKT-SUB, SUB-JKT, JKT-DPS, DPS-JKT, JKT-PKY, PKY-JKT, JKT-AMI, AMI-JKT, BIK-DJJ, DJJ-BIK, DJJ-TIM, TIM-DJJ, JOG-DPS, DPS-JOG, DPS-UPG, UPG-DPS, UPG-MDC, BPN-MDC, MDC-BPN, BPN-UPG, UPG-BPN.

Rincian rute domestik (2 s/d 3 jam) JKT-MES, MES-JKT, JKT-BPN, BPN-JKT, JKT-BTJ, BTJ-JKT, JKT-UPG, UPG-JKT, UPG-BIK, BIK-UPG, BPN-DPS, DPS-BPN.

Rincian rute domestik ( 3 s/d 4 jam) JKT-MDC, MDC-JKT, JKT-BIK, BIK-JKT, DJJ-UPG, UPG-DJJ, DPS-TIM, TIM-DPS.

Rincian rute domestik (> 3 jam) JKT-DJJ, DJJ-JKT, JKT-TIM, TIM-JKT, DJJ-DPS, DPS-DJJ, TIM-UPG, UPG-TIM.

Keterangan Merupakan BUMN yang didirikan untuk mendapatkan keuntungan dan memberikan kontribusi terhadap penerimaan Negara juga memiliki kewajiban yang terkait dengan kemanfaatan umum (public service obligation), yaitu dengan melayani rute-rute penerbangan sesuai kebutuhan masyarakat umum meskipun tidak selalu menguntungkan secara komersial. Merupakan penerbangan dengan kategori pelayanan dengan standard maksimum (full service) mulai dari prejourney, pre-flight, in-flight, post flight dan post journey. (vide bukti C1.1)

Tabel 2

Profil PT Sriwijaya Air

Nama perusahaan PT Sriwijaya Air (SJ) - Terlapor II

Tahun berdiri 2003

Pemegang saham (2008) + persentase saham Hendry Lie (40.04%) Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin (19.81%) Andy Halim (5.16%) Harwick Budiman Lahunduitan (2%)

Page 7: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

7

Fandy Lingga (1%) (vide C2.1)

Direksi Direktur Utama: Chandra Lie Direktur:, Harwick Budiman Lahunduitan, Gabriella, Bambang Haryono, Toto Nursatyo, Eddy Suwanto (vide bukti C2.2)

Komisaris Komisaris Utama: Hendry Lie Komisaris: Soenaryo Yosopratomo, Andy Halim, Johannes Bundjamin, Fandy Lingga (vide bukti C2.2)

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

23 pesawat Boeing 737-200 (125 seats) Boeing 737-300 (141 seats) Boeing 737-400 (166 seats)

Jumlah rute domestik 88 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) CGK-TKG, TKG-CGK, PGK-PLM, PLM-PGK, BPN-BDJ, BDJ-BPN, BPN-PLW, PLW-BPN, BTH-DJB, DJB-BTH, CGK-TJQ, TJQ-CGK, BTJ-MES, MES-BTJ, MES-PKU, PKU-MES, CGK-PLM, PLM-CGK, CGK-SRG, SRG-CGK, UPG-PLW, PLW-UPG, KDI-UPG, UPG-KDI, SUB-SRG, SRG-SUB.

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) CGK-SOC, SOC-CGK, CGK-PGK, PGK-CGK, BDJ-SUB, SUB-BDJ, BPN-TRK, TRK-BPN, BDO-SUB, SUB-BDO, CGK-BKS, BKS-CGK, CGK-DJB, DJB-CGK, BTH-MES, MES-BTH, BPN-UPG, UPG-BPN, SUB-BPN, BPN-SUB, CGK-SUB, SUB-CGK, CGK-MLG, MLG-CGK, GTO-UPG, UPG-GTO, CGK-PNK, PNK-CGK, PDG-MES, MES-PDG, CGK-TNJ, TNJ-CGK, CGK-BTH, BTH-CGK, CGK-PKY, PKY-CGK, UPG-SUB, SUB-UPG, CGK-BDJ, BDJ-CGK, CGK-PDG, PDG-CGK, CGK-PKU, PKU-CGK, UPG, AMQ, AMQ-UPG.

Rincian rute domestik ( 2 s/d 3 jam) BPN-CGK, CGK-BPN, KOE-SUB, SUB-KOE, CGK-MES, MES-CGK, UPG-CGK, CGK-UPG, SUB-MDC, MDC-SUB, SUB-AMQ, AMQ-SUB, CGK-MDC, MDC-CGK, CGK-AMQ, AMQ-CGK.

Tabel 3

Profil PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

Nama perusahaan PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) (MZ) - Terlapor III

Tahun berdiri 1962

Pemegang saham (terakhir) + persentase saham Pemerintah Republik Indonesia (96,8%) PT Garuda Indonesia (4,2%)

Page 8: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

8

Direksi Direktur Utama: Bambang Bhakti Direktur Niaga: Tharian Direktur Operasi: Nikmatullah Taufiquzzaman Direktur Teknik: Hotlan Siagian Dirkeu & Adm: Robby Eduardo Quento

Komisaris Komisaris Utama: H. Muhammad Said Didu Komisaris: Danang Soty Baskoro, Abhy Widya, Adi Rahman Adiwoso, Eddy Suryanto Hariyadhi Dwi Hardono

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

22 pesawat (9 pesawat jet, 2 pesawat fokker dan 11 propeller) Boeing 737-400 (160 seats): 1 Boeing 737-300 (134 seats): 5 Boeing 737-200 (117 seats): 3 Fokker 100 (108 seats): 2 CN 235 (38 seats): 1 Cassa 212 (24 seats): 3 DHC-6 (18 seats): 4 MA-60 (56 seats): 2

Jumlah rute domestik 268 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) JET: DPS-AMI, AMI-DPS, KOE-MOF, TKG-CGK, CGK-TKG, MOF-TMC, MOF-WGP, TMC-MOF, MOF-KOE, WGP-MOF, BMU-DPS, DPS-BMU, KDI-UPG, MKW-SOQ, SOQ-MKW, UPG-KDI, DPS-SUB, SUB-DPS. PROPELLER: RTG-ENE, AMI-DPS, DPS-AMI, BIK-ZRI, DBO-LUV, LUV-DBO, ZRI-BIK, TTE-LAH, LAH-TTE, GTO-UOL, PSJ-PLW, UOL-GTO, PLW-PSJ, ENE-KOE, EWE-TIM, KOE-ENE, LWE-KOE, MES-SBQ, MKQ-WNX, MKW-NTI, SBQ-MES, TIM-EWE, WNX-MKQ, NTI-MKW, FKQ-KNG, KOE-LWE.

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) JET: BPN-UPG, DJJ-BIK, DPS-TMC, PLW-UPG, UPG-BPN, AMI-SUB, SUB-AMI, UPG-PLW, DJJ-TIM, TMC-DPS, BIK-DJJ, TIM-DJJ, BDO-SUB, SUB-SMQ, UPG-LUW, WGP-DPS, DJJ-MKQ, DPS-WGP, LUW-UPG, MKQ-DJJ, SMQ-SUB, SUB-BDO, DJJ-MKW, UPG-KOE, MKW-DJJ, KOE-UPG, CGK-SUB, SUB-CGK, SUB-UPG, UPG-SUB, CGK-SMQ, SMQ-CGK, DPS-KOE, KOE-DPS, BDO-BTH, BTH-BDO, CGK-BDJ, BDJ-CGK, UPG-MDC, DPS-CGK, MDC-UPG, UPG, JOG, CGK-DPS, JOG-UPG, SUB-BMU, BMU-SUB, SUB-TMC, TMC-SUB, DIL-DPS, DPS-DIL, TTE-UPG, UPG-TTE. PROPELLER: AMI-BMU, BMU-AMI, GNS-MES, KOE-LKA, LKA-KOE, MES-GNS, MES-SNX, SNX-MES, BJW-KOE, KOE-BJW, BIK-NBX, FKQ-SOQ, ILA-NBX, KEI-MKQ, MKQ-KEI, NBX-ILA, SOQ-FKQ, GBE-TTE, NBX-BIK, TTE-GBE, PLW-TLI, TLI-PLW, KOE-RTG,

Page 9: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

9

PLW-UOL, MDC, TTE, TTE-MDC, MKQ-ZEG, UOL-PLW, NTI-SOQ, DJJ-LII, LII-DJJ, SOQ-NTI, GTO-PSJ, MDC-WDA, NBX-LII, WDA-MDC, PSJ-GTO, KNG-MKW, LII-NBX, MKQ-TMH, TMH-MKQ, ZEG-MKQ, KNG-SOQ, LUW-MDC, MDC-LUW, MDC-MNA, MNA-MDC, SOQ, KNG, TLI-TRK, TRK-TLI, DPS-LBJ, LUW-PLW, PLW-LUW, LBJ-DPS, DJJ-TMH, TMH-DJJ, EWE-MKQ, KSX-KOE, MKQ-EWE, KOE-KSX

Rincian rute domestik (2 s/d 3 jam) JET: BDO-DPS, DPS-BDO, SUB-WGP, WGP-SUB, CGK-UPG, SOQ-UPG, UPG-CGK, UPG-SOQ, SUB-KDI, KDI-SUB, SUB-KOE, KOE-SUB, SUB-PLW, PLW-SUB, CGK-BMU, BMU-CGK, JOG-KDI, KDI-JOG, MKW-UPG, UPG-MKW, DJJ-MDC, KUL-SUB, MDC-DJJ, SUB-KUL, SUB-LUW, LUW-SUB, UPG-BIK, CGK-TMC, TMC-CGK, JOG-PLW, PLW-JOG, SUB-DIL, DIL-SUB, BIK-UPG, TIM-UPG, SUB-MOF, MOF-SUB, JOG-LUW, LUW-JOG, CGK-WGP, WGP-CGK, UPG-TIM. PROPELLER: ENE-DPS, DPS-ENE, AMQ-LUV, LUV-AMQ, AMQ-SXK, SXK-AMQ, MDC-PLW, PLW-MDC,

Rincian rute domestik ( > 3 jam) JET: CGK-KDI, KDI-CGK, SUB-MDC, MDC-SUB, CGK-KOE, KOE-CGK, CGK-PLW, PLW-CGK, JOG-MDC, MDC-JOG, SUB-TTE, TTE-SUB, CGK-LUW, LUW-CGK, CGK-DIL, DIL-CGK, JOG-TTE, TTE-JOG, UPG-DJJ, AMI-KUL, KUL-AMI, SUB-SOQ, SOQ-SUB, CGK-MOF, MOF-CGK, CGK-MDC, MDC-CGK, JOG-SOQ, SOQ-JOG, SUB-MKW, MKW, SUB, CGK-TTE, TTE-CGK, SUB-BIK, BIK-SUB, JOG-MKW, MKW-JOG, JOG-BIK, BIK-JOG, CGK-SOQ, SOQ-CGK, SUB-TIM, TIM-SUB, JOG-TIM, TIM-JOG, CGK-MKW, MKW-CGK, CGK-BIK, BIK-CGK, SUB-DJJ, DJJ-SUB, CGK-TIM, TIM-CGK, JOG-DJJ, DJJ-JOG, CGK-DJJ, DJJ-CGK, JOG-MKQ, MKQ-JOG, CGK-MKQ, MKQ-CGK.

Keterangan Merupakan BUMN yang berperan dalam pengembangan potensi ekonomi dan transportasi wilayah terpencil di Indonesia melalui operasional penerbangan perintis sejumlah 112 rute. Sistem operasional penerbangan: Long Haul Multi Leg Operating cost dan maintenance cost relatif tinggi karena menggunakan pesawat tua.

Tabel 4

Profil PT Mandala Airlines

Nama perusahaan PT Mandala Airlines (RI) – Terlapor IV

Page 10: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

10

Tahun berdiri 1969

Pemegang saham (2009) + persentase saham PT Cardig International Aviation (51%) Indigo Indonesia Investment S.a.r.l. (49%)

Direksi Direktur Utama: Diono Nurjadin Direktur: Steve Wilks, Michael Hamelink, Wan Hasmar, Cor Blokzijl, Ai Ling Ng

Komisaris Komisaris Utama: Nurhadjono Nurjadin Komisaris: Joseph Dharmabrata, Sukardi, William Augustus, Jozsep Janos Varadi, Lim Liang Song

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

11 pesawat Airbus A320 (180 seats) Airbus A319 (144 seats)

Jumlah rute domestik 50 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) JAKARTA – SEMARANG, SEMARANG-JAKARTA, SURABAYA-DENPASAR, DENPASAR-SURABAYA, PEKANBARU-BATAM, BATAM-PEKANBARU

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) JAKARTA–PADANG, PADANG-JAKARTA, JAKARTA – PEKANBARU, PEKANBARU-JAKARTA, JAKARTA – BATAM, BATAM-JAKARTA, JAKARTA – SURABAYA, SURABAYA-JAKARTA, JAKARTA – DENPASAR, DENPASAR-JAKARTA, JAKARTA – JOGJAKARTA, JOGJAKARTA-JAKARTA, JAKARTA – BENGKULU, BENGKULU-JAKARTA, JAKARTA PONTIANAK, PONTIANAK-JAKARTA, JAKARTA – JAMBI, JAMBI-JAKARTA, JAKARTA PANGKALPINANG, PANGKALPINANG-JAKARTA, MEDAN- PADANG, PADANG-MEDAN, SURABAYA-BALIKPAPAN, BALIKPAPAN-SURABAYA, SURABAYA – BANJARMASIN, BANJARMASIN-SURABAYA, SURABAYA – KUPANG, KUPANG-SURABAYA, JOGJAKARTA – BALIKPAPAN, BALIKPAPAN-JOGJAKARTA, SURABAYA – KUPANG, KUPANG-SURABAYA, JOGJAKARTA – BALIKPAPAN, BALIKPAPAN-JOGJAKARTA, JOGJAKARTA – BANJARMASIN, BANJARMASIN-JOGJAKARTA, JOGJAKARTA – DENPASAR, DENPASAR-JOGJAKARTA, TARAKAN-BALIKPAPAN, BALIKPAPAN-TARAKAN.

Rincian rute domestik ( 2 s/d 3 jam) JAKARTA–BALIKPAPAN,BALIKPAPAN-JAKARTA, SURABAYA-BATAM, BATAM-SURABAYA.

Page 11: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

11

Tabel 5

Profil PT Riau Airlines

Nama perusahaan PT Riau Airlines (RAL) - Terlapor V

Tahun berdiri 2002

Pemegang saham (2009) + persentase saham Pemprov Riau (50.6%) Pemkab Natuna (7.1%) Pemkab Bengkalis (6.0%) Pemkab Kerinci (4.5%) Pemkab Nias (4.5%) Pemko Dumai (4.1%) Pemda Rokan Hulu (4.1%) Pemkab Kampar (3.8%) Pemkab Kuantan Singingi (2.4%) Pemkab Lingga (2.3%) Pemko Pekanbaru (2.0%) Pemkab Pelalawan (1.8%) Pemko Batam (1.5%) Pemkab Indragiri Hilir (1.8%) Pemkab Rokan Hilir (0.8%) Pemko Tanjung Pinang (0.8%) Pemprov Bengkulu (0.8%) Pemprov Bangka Belitung (0.8%) Pemprov Lampung (0.8%) Pemkab Indragiri Hulu (0.4%)

Direksi Direktur Utama: Teguh Triyanto Direktur Produksi: Maman Syaifurohman Direktur Keuangan: Fizan Noor Djailani Direktur Komersial: Revan Mezano

Komisaris Komisaris Utama: Drs. Hj. Wan Syamsur Yus Komisaris: Thamrin Nasution

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

7 pesawat Fokker 50 (50 seats): 5 pesawat Bae AVRO RJ (111 seats): 2 pesawat

Jumlah rute domestik 32 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) PEKANBARU – TJ. PINANG PP, PEKANBARU – BATAM PP, PEKANBARU – DUMAI PP, PEKANBARU – MALAKA PP, PEKANBARU – MEDAN PP, PEKANBARU – SINGKEP PP, BATAM - TJ. PINANG PP, BATAM-SINGKEP PP, TJ. PINANG – NATUNA PP, TJ. PINANG – SINGKEP PP, TJ. PINANG – MATAK PP, GUNUNG SITOLI – MEDAN PP,

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) NATUNA – BATAM PP

Rincian rute domestik ( 2 s/d 3 jam) PEKANBARU – CENGKARENG PP,

Page 12: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

12

CENGKARENG – DUMAI PP, TJ. PINANG – CENGKARENG PP

Keterangan Merupakan perusahaan daerah (BUMD) yang didirikan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi di daerah Sumatera (benefit oriented). Merupakan satu-satunya perusahaan yang melakukan penerbangan antar pulau di Kepulauan Riau (rute perintis). Biaya operasional masih disubsidi oleh Pemerintah Daerah.

Tabel 6

Profil PT Travel Express

Nama perusahaan PT Travel Express (XN) - Terlapor VI

Tahun berdiri 2003

Pemegang saham (terakhir) + persentase saham Tommy Limbunan (50%) Shirly Goenawang (50%)

Direksi Tommy Limbunan

Komisaris Shirly Goenawang

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

Boeing 737-200 (125 seats): 2 pesawat Dornier D328 (32 seats): 4 pesawat

Jumlah rute domestik 68 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) MANOKWARI – JAYAPURA PP

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) SORONG-MANOKWARI PP

Rincian rute domestik ( 2 s/d 3 jam) JAKARTA – MAKASSAR PP, JAKARTA –TERNATE PP, SURABAYA – MAKASSAR PP, MAKASSAR-SORONG PP JAKARTA-SORONG PP, JAKARTA – MANOKWARI PP, JAKARTA – JAYAPURA PP, SURABAYA – SORONG PP, SURABAYA – MANOKWARI PP, SURABAYA – JAYAPURA PP, SURABAYA – TERNATE PP, MAKASSAR – MANOKWARI PP, MAKASSAR – JAYAPURA PP, MAKASSAR – TERNATE PP, SORONG – JAYAPURA PP, SORONG-JAKARTA PP, MANOKWARI- JAKARTA PP, JAYAPURA – JAKARTA PP, SORONG- SURABAYA PP, MANOKWARI – SURABAYA PP, JAYAPURA-SURABAYA PP.

Keterangan Fokus beroperasi di daerah Indonesia bagian timur. Memberlakukan fuel surcharge secara flat untuk semua zona waktu terbang.

Page 13: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

13

Tabel 7

Profil PT Lion Mentari Airlines

Nama perusahaan PT Lion Mentari Airlines (JT) – Terlapor VII

Tahun berdiri 1999 , beroperasi tahun 2000

Pemegang saham (terakhir) + persentase saham Rusdi Kirana (45%) Kusnan Kirana (55%)

Direksi Rusdi Kirana

Komisaris Kusnan Kirana

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

49 pesawat Boeing 747-400 : 2 pesawat Boeing 737-900 ER (220 seats): 32 pesawat Boeing 737-400 (158 seats): 9 pesawat Boeing 737-300 (149 seats): 2 pesawat MD-90 (161 seats): 4 pesawat

Jumlah rute domestik (Per 15 Januari 2009) 98 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) CGK-JOG, JOG-CGK, CGK-PGK, PGK-CGK, CGK-PLM, PLM-CGK, CGK-SOC, SOC-CGK, CGK-SRG, SRG-CGK, JOG-SUB, SUB-JOG, MES-BTJ, BTJ-MES, PKU-BTH, BTH-PKU, SUB-AMI, AMI-SUB, SUB-DPS, DPS-SUB, UPG-KDI, KDI-UPG, UPG-PLW, PLW-UPG, MES-PKU, PKU-MES.

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) CGK-BDJ, BDJ-CGK, CGK-BKS, BKS-CGK, CGK-BTH, BTH-CGK, CGK-DJB, DJB-CGK, CGK-DPS, DPS-CGK, CGK-PDG, PDG-CGK, CGK-PKU, PKU-CGK, CGK-PNK, PNK-CGK, CGK-SUB, SUB-CGK, DPS-UPG, UPG-DPS, JOG-DPS, DPS-JOG, SUB-BDJ, BDJ-SUB, SUB-BPN, BPN-SUB, SUB-UPG, UPG-SUB, UPG-AMQ, AMQ-UPG, UPG-GTO, GTO-UPG, UPG-MDC, MDC-UPG.

Rincian rute domestik (2 s/d 3 jam) CGK-AMI, AMI-CGK, CGK-AMQ, AMQ-CGK, CGK-BPN, BPN-CGK, CGK-BTJ, BTJ-CGK, CGK-DJJ, DJJ-CGK, CGK-GTO, GTO-CGK, CGK-KDI, KDI-CGK, CGK-KOE, KOE-CGK, CGK-MDC, MDC-CGK, CGK-MES, MES-CGK, CGK-PLW, PLW-CGK, CGK-UPG, UPG-CGK, DPS-MDC, MDC-DPS, SUB-AMQ, AMQ-SUB, SUB-BTH, BTH-SUB, SUB-KDI, KDI-SUB, SUB-KOE, KOE-SUB, SUB-PLW, PLW-SUB, UPG-DJJ, DJJ-UPG.

Keterangan PT Lion Mentari Airlines merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan PT Wings Abadi Airlines.

Page 14: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

14

Tabel 8

Profil PT Wings Abadi Airlines

Nama perusahaan PT Wings Abadi Airlines (IW) – Terlapor VIII

Tahun berdiri 2002, beroperasi 2003

Pemegang saham (terakhir) + persentase saham Kusnan Kirana (50%) Rusdi Kirana (50%)

Direksi Direktur: Achmad

Komisaris Komisaris Utama: Kusnan Kirana Komisaris: Rusdi Kirana

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

12 pesawat ATR72-500: 3 pesawat MD-80: 6 pesawat DHC8-300: 3 pesawat

Jumlah rute domestik 74 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) AMBON-FAK-FAK, FAK-FAK-AMBON, AMBON-NABIRE, NABIRE-AMBON, FAK-FAK-KAIMANA, KAIMANA-FAK-FAK, KAIMANA-NABIRE, NABIRE-FAK-FAK, JOGJA-SURABAYA, SURABAYA-JOGJA, JOGJA-BANDUNG, BANDUNG-JOGJA, MAKASSAR-KENDARI, KENDARI-MAKASSAR, MAKASSAR-PALU, PALU-MAKASSAR, MANADO-MELONGUNANE, MELONGUNANE-MANADO, MANOKWARI-FAK-FAK, FAK-FAK-MANOKWARI, MANOKWARI-KAIMANA, KAIMANA-MANOKWARI, MEDAN-PEKANBARU, PEKANBARU-MEDAN, MEDAN-GUNUNGSITOLI, GUNINGSITOLI-MEDAN, NABIRE-JAYAPURA, JAYAPURA-NABIRE, SEMARANG-SURABAYA, SURABAYA-SEMARANG, SORONG-KAIMANA, KAIMANA-SORONG, SURABAYA-MATARAM, MATARAM-SURABAYA, SURABAYA-DENPASAR, DENPASAR-SURABAYA, TERNATE-LABUHA, LABUHA-TERNATE.

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) AMBON-TUAL, TUAL-AMBON, AMBON-SORONG, SORONG-AMBON, AMBON-KAIMANA, KAIMANA-AMBON, AMBON-BAU-BAU, BAU-BAU-AMBON, MANOKWARI-NABIRE, NABIRE-MANOKWARI, SORONG-NABIRE, NABIRE-SORONG, FAK-FAK-JAYAPURA, JAYAPURA-FAK-FAK, KAIMANA-JAYAPURA, JAYAPURA-KAIMANA.

Rincian rute domestik (2 s/d 3 jam) MANADO-SORONG, SORONG-MANADO, AMBON-MANOKWARI, MANOKWARI-

Page 15: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

15

AMBON, SEMARANG-DENPASAR, DENPASAR-SEMARANG, SURABAYA-PALU, PALU-SURABAYA, SURABAYA-BANDUNG, BANDUNG-SURABAYA.

Keterangan PT Wings Abadi Airlines merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan PT Lion Mentari Airlines.

Tabel 9

Profil PT Metro Batavia

Nama perusahaan PT Metro Batavia (7P) - Terlapor IX

Tahun berdiri 2001, mulai beroperasi 2002

Pemegang saham (terakhir) + persentase saham Yudiwan Tansari (72,7%) Alice (6%) Irene Yudiawan (6%) Liauw Tjhai Djun (13,6%)

Direksi Direktur Utama: Yudiawan Tansari Direktur: Alice

Komisaris Komisaris Utama: Liauw Tjhai Dun Komisaris: Irene Yudiawan

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

36 pesawat Boeing 737-200 (120 seats) Boeing 737-300 (144 seats) Boeing 737-400 (168 seats) Airbus A-319 (144 seats) Airbus A-320 (180 seats) Airbus A-330 (293 seats)

Jumlah rute domestik 132 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) CGK-JOG, JOG-CGK, CGK-PGK, PGK-CGK, CGK-PLM, PLM-CGK, CGK-SRG, SRG-CGK, CGK-TKG, TKG-CGK, CGK-MLG, MLG-CGK, BDJ-BPN, BPN-BDJ, BPN-TRK, TRK-BPN, BTH-PKU, PKU-BTH, BTH-PDG, PDG-BTH, PDG-MES, MES-PDG, PLW-BPN, BPN-PLW, SUB-AMI, AMI-SUB, SUB-JOG, JOG-SUB, SUB-PKY, PKY-SUB, SUB-PLW, PLW-SUB, UPG-KDI, KDI-UPG.

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) CGK-BDJ, BDJ-CGK, CGK-BKS, BKS-CGK, CGK-BTH, BTH-CGK, CGK-DJB, DJB-CGK, CGK-DPS, DPS-CGK, CGK-PDG, PDG-CGK, CGK-PKU, PKU-CGK, CGK-PKY, PKY-CGK, CGK-PNK, PNK-CGK, CGK-SUB, SUB-CGK, CGK-PLW, PLW-CGK, BDJ-SUB, SUB-BDJ, BPN-JOG, JOG-BPN, BPN-MDC, MDC-BPN, BPN-BEJ, BEJ-BPN, BTH-MES, MES-BTH, BTH-PNK, PNK-BTH, JOG-PNK, PNK-JOG, MKW-DJJ, DJJ-MKW, PNK-PKU, PNK-SUB,

Page 16: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

16

SUB-PNK, SUB-BPN, BPN-SUB, SUB-TRK, TRK-SUB, SUB-UPG, UPG-SUB, UPG-GTO, GTO-UPG.

Rincian rute domestik (2 s/d 3 jam) CGK-AMQ, AMQ-CGK, CGK-AMI, AMI-CGK, CGK-BPN, BPN-CGK, CGK-DJJ, DJJ-CGK, CGK-KDI, KDI-CGK, CGK-KOE, KOE-CGK, CGK-MDC, MDC-CGK, CGK-MES, MES-CGK, CGK-MKW, MKW-CGK, CGK-UPG, UPG-CGK, CGK-GTO, GTO-CGK, CGK-TTE, TTE-CGK, CGK-LUW, LUW-CGK, CGK-SOQ, SOQ-CGK, SOQ-MKW, MKW-SOQ, SUB-MDC, MDC-SUB, SUB-MES, MES-SUB, SUB-PNK, PNK-SUB, SUB-LUW, LUW-SUB, SUB-GTO, GTO-SUB, UPG-PNK, PNK-UPG, UPG-DJJ, DJJ-UPG, UPG-LUW, LUW-UPG, UPG-SOQ, SOQ-UPG. (vide bukti C9.7)

Tabel 10

Profil PT Kartika Airlines

Nama perusahaan PT Kartika Airlines (KAE) - Terlapor X

Tahun berdiri 2000

Pemegang saham (2008) + persentase saham Yayasan Kartika Eka Paksi PT Intan Asia Corpora PT Karunia Yohanes Mulia Kim Yohanes Mulia

Direksi (2008) Direktur: Odang Kariana (non aktif per 1 Maret 2010)

Komisaris (2008) Komisaris Utama: Kim Yohanes Mulia Komisaris: Abdul Wachid, Armien Soegito

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

2 pesawat Boeing 737-200 (124 seats)

Jumlah rute domestik 16 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) BTH-DJB, DJB-BTH, BTH-PLM, PLM-BTH, MDC-TTE, TTE-MDC

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) CGK-BTH, BTH-CGK, BTH-MES, MES-BTH, BTH-PKP, PKP-BTH, UPG-MDC, MDC-UPG

Rincian rute domestik (2 s/d 3 jam) CGK-UPG, UPG-CGK

Page 17: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

17

Tabel 11

Profil PT Linus Airways

Nama perusahaan PT Linus Airways - Terlapor XI

Tahun berdiri 2005

Keterangan Tidak beroperasi sejak 27 April 2009. Telah dicabut seluruh Ijin Operasinya oleh Departemen Perhubungan pada tanggal 1 Juni 2009. Apabila dalam jangka waktu satu tahun tidak beoperasi, maka Departemen Perhubungan dapat mencabut Surat Ijin Usaha Penerbangan PT Linus Airways. Selama pemeriksaan perkara berlangsung, Tim Pemeriksa tidak pernah mendengar keterangan maupun memperoleh dokumen dari PT Linus Airways.

Tabel 12

Profil PT Trigana Air Service

Nama perusahaan PT Trigana Air Service (TGN) – Terlapor XII

Tahun berdiri 1990

Pemegang saham (terakhir) + persentase saham Triputra Yusni Prawiro (50%) Capt. Rubijanto Adisarwono (50%)

Direksi Direktur Utama: Capt. Rubijanto Adisarwono Wakil Direktur: Erwin Asmar Direktur: Capt. Imam Hadikartiwa, Aries Munandar, Capt. Beni Sumaryanto, LH. Freddy Chan, Eko B. Gunarto

Komisaris Triputra Yusni Prawiro

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

Scheduled Flight :10 pesawat ATR 42 (50 seats): 7 pesawat ATR 72 (72 seats): 3 pesawat Cargo dan charter: 9 pesawat Fokker F27 (4250 kgs): 2 pesawat Twin Otter DHC-6 (18 seats, 1500 kgs): 3 pesawat DHC-4 Caribou (3900 kgs): 1 pesawat Hercules L-382 (19.500 kgs): 1 pesawat Cessna 206B (5 seats, 400 kgs): 2 pesawat

Jumlah rute domestik 40 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) Nunukan-Tarakan, Nunukan-Tj. Selor, Nunukan-Berau, Nunukan-Balikpapan, Nunukan-Samarinda,

Page 18: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

18

Samarinda-Berau, Samarinda-Tarakan, Samarinda-Nunukan, Samarinda-Balikpapan, Samarinda-Tj. Selor, Berau-Samarinda, Berau-Tarakan, Berau-Tj. Selor, Berau-Nunukan, Balikpapan-Nunukan, Balikpapan-Tarakan, Balikpapan-Tj. Selor, Balikpapan-Kota Baru, Balikpapan-Banjarmasin, Kota Baru-Balikpapan, Kota Baru-Banjarmasin, Banjarmasin-Kota Baru, Banjarmasin-Balikpapan, Tj. Selor-Berau, Tj. Selor-Balikpapan, Tj. Selor-Samarinda, Tj. Selor-Tarakan, Tj. Selor-Nunukan, Ternate-Buli, Buli-Ternate, Mataram-Denpasar, Denpasar-Mataram.

Rincian rute domestik (1 - 2 jam) Berau-Balikpapan, Balikpapan-Berau, Sanana-Ternate, Ternate-Sanana, Langgur-Ambon, Ambon-Langgur, Ambon-Saumlaki, Saumlaki-Ambon

Keterangan Saat ini tidak memiliki pesawat jet, semua pesawat propeller yang melayani rute-rute perintis di daerah Indonesia bagian timur.

Tabel 13

Profil PT Indonesia Air Asia

Nama perusahaan PT Indonesia Air Asia (QZ) – Terlapor XIII

Tahun berdiri 1999, beroperasi 2005

Pemegang saham (2008) + persentase saham Pin Harris (20%) Sendjaja Widjaja (21%) AA International Limited (49%) PT Persindo Nusaperkasa (10%)

Direksi (2008) Direktur Utama: Dharmadi Direktur: Titus Iskandar, Widijastoro Nugroho, Poedjiono, Moeharjanto Sasono, Perbowoadi

Komisaris (2008) Komisaris Utama: Pin Harris Wakil Komisaris Utama: Sendjaja Widjaja Komisaris: Anthony Francis Fernandes, Kamarudin bin Meranun, Johny Gerard Plate

Jenis dan jumlah pesawat serta kapasitas penumpang masing-masing

Airbus A320 (180 seats) : 9 pesawat Boeing 737-300 (145 seats): 5 pesawat

Jumlah rute domestik 12 rute

Rincian rute domestik (0 s/d 1 jam) CGK-JOG, JOG-CGK

Rincian rute domestik (1 s/d 2 jam) CGK-SUB, SUB-CGK, DPS-BDO, BDO-DPS, CGK-DPS, DPS-CGK

Rincian rute domestik ( 2 s/d 3 jam) CGK-MES, MES-CGK, BDO-MES, MES-BDO

Keterangan Penerbangan dengan kategori pelayanan low cost carrier (no frills).

Page 19: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

19

(2) Bahwa berikut rincian jumlah penumpang masing-masing para Terlapor:-----------

Tabel 14

Jumlah penumpang masing-masing Terlapor

Tahun 2004-2009

Maskapai Penerbangan 2004 2005 2006 2007 2008 20091 PT Garuda Indonesia (Persero)

6,297,351 6,987,870 6,956,437 7,371,046 7,665,390 7,991,395 PT Sriwijaya Air 690,344 2,345,885 3,139,529 3,577,413 4,272,876 5,324,187 PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) 2,511,213 1,843,094 1,701,137 2,653,853 2,477,173 2,601,754 PT Mandala Airlines 2,187,454 2,373,413 1,678,920 1,731,979 3,449,218 2,848,825 PT Riau Airlines 97,480 182,337 232,248 305,456 PT Travel Express 265,659 324,104 201,504 256,951 267,371 243,999 PT Lion Mentari Airlines 4,927,834 5,447,769 6,638,264 6,536,276 9,147,942 9,398,234 PT Wings Abadi Airlines 118,362 1,784,728 2,021,888 2,351,703 2,328,508 3,217,218 PT Metro Batavia 1,510,589 1,974,748 3,971,214 5,314,485 4,771,272 6,466,793 PT Kartika Airlines 97,765 263,093 89,312 239,636 235,410 PT Trigana Air Service 627,979 736,027 702,718 763,647 PT Indonesia Air Asia 10,243 701,367 1,505,715 1,768,025 1,503,672 2,313,859

(3) Bahwa berikut adalah pangsa pasar atau market share para Terlapor tersebut di

atas berdasarkan persentase jumlah penumpang: ----------------------------------------

Tabel 15

Pangsa Pasar di antara Para Terlapor

Tahun 2004-2008

Maskapai Penerbangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 PT Garuda Indonesia (Persero)

34.00% 29.26% 24.15% 22.63% 20.68% 19.16% PT Sriwijaya Air 3.73% 9.82% 10.90% 10.98% 11.53% 12.76% PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) 13.56% 7.72% 5.91% 8.15% 6.68% 6.24% PT Mandala Airlines 11.81% 9.94% 5.83% 5.32% 9.31% 6.83% PT Riau Airlines 0.00% 0.00% 0.34% 0.56% 0.63% 0.73% PT Travel Express 1.43% 1.36% 0.70% 0.79% 0.72% 0.58% PT Lion Mentari Airlines 26.61% 22.81% 23.05% 20.07% 24.69% 22.53% PT Wings Abadi Airlines 0.64% 7.47% 7.02% 7.22% 6.28% 7.71% PT Metro Batavia 8.16% 8.27% 13.79% 16.32% 12.88% 15.50% PT Kartika Airlines 0.00% 0.41% 0.91% 0.27% 0.65% 0.56%

1 Data jumlah penumpang tahun 2004 s/d 2008 diperoleh dari Departemen Perhubungan. Jumlah

penumpang tahun 2009 diestimasi dari trend perkembangan jumlah penumpang tahun 2004 s/d 2008.

Page 20: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

20

Maskapai Penerbangan 2004 2005 2006 2007 2008 2009 PT Trigana Air Service 0.00% 0.00% 2.18% 2.26% 1.90% 1.83% PT Indonesia Air Asia 0.06% 2.94% 5.23% 5.43% 4.06% 5.55% Total 100% 100% 100% 100% 100% 100%

21.2 Tentang Kronologis Pemberlakuan Fuel Surcharge; -------------------------------

(4) Bahwa berdasarkan Hasil Risalah Rapat tentang Pengenaan Fuel Surcharge

tanggal 5 Februari 2008 antara Departemen Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara, Sekret aris INACA dan 11 (sebelas) maskapai penerbangan,

pengertian fuel surcharge didefinisikan sebagai suatu tambahan biaya yang

dikenakan oleh perusahaan penerbangan karena harga avtur di lapangan melebihi

harga avtur pada perhitungan biaya pokok; ----------------------------------------------

(5) Bahwa berdasarkan keterangan dari Departemen Perhubungan, belum ada dasar

hukum diberlakukannya fuel surcharge, namun terdapat peraturan yang mengatur

tentang pungutan terkait dengan tarif angkutan udara niaga berjadwal dalam

negeri kelas ekonomi dan komponen tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi

yaitu: -------------------------------------------------------------------------------------------

a. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 8 Tahun 2002 tentang

Mekanisme Penetapan dan Formulasi Perhitungan Tarif Penumpang

Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi

(selanjutnya disebut “KM 8 Tahun 2002”);----------------------------------------

b. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM 9 Tahun 2002 tentang Tarif

Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi

(selanjutnya disebut “KM 9 Tahun 2002”);----------------------------------------

(6) Bahwa Pasal 1 ayat (3) KM 9 Tahun 2002 berbunyi: “Tarif penumpang angkutan

niaga berjadwal dalam negeri kelas ekonomi belum termasuk Pajak Pertambahan

Nilai (PPN), iuran wajib dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dari

PT Jasa Raharja (Persero), asuransi tambahan lainnya yang dilaksanakan secara

sukarela dan tarif jasa pelayanan penumpang pesawat udara yang dikenakan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku”; -------------------------------------------------

(7) Bahwa Pasal 1 ayat (4) KM 9 Tahun 2002 berbunyi: “Setiap pungutan yang akan

dikaitkan dengan tarif angkutan harus terlebih dahulu mendapat persetujuan dari

Menteri Perhubungan”;---------------------------------------------------------------------

Page 21: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

21

(8) Berdasarkan ketentuan tersebut, INACA telah mengirimkan surat-surat kepada

Menteri Perhubungan, antara lain: ---------------------------------------------------------

a. Surat Nomor: INC-1001/A/16/X/2004 tanggal 22 Oktober 2004 perihal

Permohonan Pengenaan Surcharge Atas Kenaikan BBM Penerbangan; ------

b. Surat Nomor: INC-1001/A/28/V/2005 tanggal 12 Mei 2005 perihal

Kelangsungan Usaha Perusahaan Penerbangan Nasional; -----------------------

c. Surat Nomor: INC-1001/A/31/VI/2005 tanggal 7 Juni 2005 perihal Usulan

Pengenaan Fuel Surcharge;----------------------------------------------------------

d. Surat Nomor: INC-1001/A/39/X/2005 tanggal 11 Oktober 2005 perihal

Permohonan Izin Pengenaan Fuel Surcharge Atas Kenaikan Harga BBM;---

(9) Bahwa pengajuan usulan pemberlakuan fuel surcharge oleh INACA tersebut

didasari pada kondisi melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar,

sehingga harga avtur yang dijual oleh PT Pertamina mengalami kenaikan

sedangkan daya beli masyarakat menurun sehingga tingkat isian penumpang

pesawat terbang domestik (load factor) mengalami penurunan;-----------------------

(10) Bahwa menanggapi surat-surat dari INACA tersebut, Ditjen Perhubungan Udara

telah menyampaikan surat kepada Menteri Perhubungan yaitu Ref. Surat Nomor:

AU/6076/DAU.1705/04 perihal permohonan pengenaan fuel surcharge atas

kenaikan BBM penerbangan;---------------------------------------------------------------

(11) Bahwa selanjutnya Ditjen Perhubungan Udara mengirimkan surat kepada INACA

melalui Ref. Surat Nomor: AU/5581/DAU.1952/05 tanggal 31 Oktober 2005

perihal pengenaan fuel surcharge atas kenaikan harga avtur. Dalam menyetujui

pengenaan fuel surcharge atas kenaikan harga avtur tersebut, Ditjen Perhubungan

Udara meminta INACA untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut: -------------

a. Berdasarkan hasil evaluasi Ditjen Perhubungan Udara, bahwa harga jual

rata-rata saat ini masih di bawah tarif batas atas, sehingga kenaikan harga

avtur masih memungkinkan harga jual sampai dengan setinggi-tingginya

sama dengan tarif batas KM 9 Tahun 2002; ---------------------------------------

b. Pangsa biaya avtur yang dijadikan patokan untuk masing-masing rute

penerbangan berbeda karena dipengaruhi faktor jarak tempuh;-----------------

Page 22: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

22

c. Harga avtur yang dijadikan patokan untuk pengenaan fuel surcharge adalah

harga bulan Juni 2005 (harga avtur patokan tarif referensi); --------------------

d. Pengenaan fuel surcharge dapat dipahami dan sudah berlaku di penerbangan

internasional sebagai akibat kenaikan avtur, namun perlu dipertimbangkan

pelaksanaannya dengan cermat secara bersama; ----------------------------------

e. Pengenaan fuel surcharge tersebut tidak diberlakukan kepada calon

penumpang yang sudah melakukan transaksi pembelian tiket; -----------------

f. Pengenaan fuel surcharge diberlakukan pada seluruh perusahaan angkutan

udara niaga berjadwal dan sepenuhnya merupakan tanggung jawab

perusahaan yang bersangkutan; -----------------------------------------------------

g. INACA sebagai asosiasi perusahaan angkutan udara niaga harus sanggup

dan mampu melakukan pengawasan terhadap pemberlakuan fuel surcharge

tersebut;---------------------------------------------------------------------------------

(12) Bahwa INACA akhirnya mengeluarkan Berita Acara Persetujuan Pelaksanaan

Fuel Surcharge (Ref. Berita Acara Nomor 9100/53/V/2006 tanggal 4 April 2006

yang ditandatangani oleh Ketua Dewan INACA, Sekretaris Jenderal INACA dan 9

(sembilan) perusahaan angkutan udara niaga yaitu PT Mandala Airlines, PT

Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Dirgantara Air Service, PT Srwijaya Air,

PT Pelita Air Service, PT Lion Mentari Air, PT Batavia Air, PT Indonesia Air

Transport, PT Garuda Indonesia (Persero);-----------------------------------------------

(13) Bahwa berdasarkan Berita Acara Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge

tersebut, pelaksanaan fuel surcharge mulai diterapkan pada tanggal 10 Mei 2006

dengan besaran yang diberlakukan pada setiap penerbangan dikenakan rata-rata

Rp 20.000,- (duapuluh ribu rupiah) per penumpang;------------------------------------

(14) Bahwa menanggapi laporan INACA mengenai penerapan fuel surcharge yang

akan diberlakukan mulai tanggal 10 Mei 2006, atas nama Menteri Perhubungan,

Direktur Jenderal Perhubungan Udara melalui Surat Nomor: AU/2563/DAU-

0857/06 tanggal 9 Mei 2006, menyampaikan kepada INACA untuk

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: ---------------------------------------------

a. Pengenaan fuel surcharge tersebut tidak diberlakukan kepada calon

penumpang yang sudah melakukan transaksi pembelian tiket;--------------------

Page 23: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

23

b. INACA harus mempunyai patokan harga avtur sebagai dasar perhitungan

besaran fuel surcharge dan tata cara serta mekanisme penerapan fuel

surcharge; --------------------------------------------------------------------------------

c. Pengenaan fuel surcharge disarankan diberlakukan pada seluruh perusahaan

angkutan udara niaga berjadwal dan sepenuhnya merupakan tanggung jawab

perusahaan yang bersangkutan;--------------------------------------------------------

d. Perusahaan angkutan udara niaga berjadwal yang menerapkan fuel surcharge

agar dapat melaksanakan dengan cermat dan seksama dalam memberikan

pemahaman kepada calon penumpang supaya tidak menimbulkan

permasalahan di lapangan; -------------------------------------------------------------

e. INACA sebagai asosiasi perusahaan angkutan udara niaga harus mampu

melakukan pengawasan terhadap pemberlakuan fuel surcharge tersebut; -------

f. INACA agar melaporkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara

setiap terjadi perubahan besaran fuel surcharge, termasuk apabila ada

perubahan lainnya yang terkait dengan fuel surcharge; ----------------------------

(15) Bahwa besaran fuel surcharge sebesar Rp 20.000,- (dua puluh ribu) tersebut

dibuat dengan berpatokan pada harga avtur rata-rata yang naik ke posisi Rp

5.600/liter sejak 1 Mei 2006; ---------------------------------------------------------------

(16) Bahwa setelah INACA menetapkan fuel surcharge sebesar RP 20.000,- (duapuluh

ribu rupiah) yang mulai berlaku sejak 10 Mei 2006, KPPU mengadakan

pertemuan dengan INACA pada tanggal 16 Mei 2006, kemudian memberikan

masukan kepada INACA dengan mengirimkan Surat Nomor 207/K/V/2006

tanggal 30 Mei 2006, yang intinya agar INACA mencabut penetapan mengenai

fuel surcharge dan mengembalikan kewenangan penetapan fuel surcharge kepada

masing-masing maskapai penerbangan;---------------------------------------------------

(17) Bahwa selanjutnya berdasarkan Notulen Rapat No. 9100/57/V/2006, INACA

mengadakan Rapat Anggota dan Pengurus INACA pada tanggal 30 Mei 2006

yang pada intinya menyimpulkan penerapan dan besaran fuel surcharge

diserahkan kembali kepada masing-masing perusahaan penerbangan nasional

Anggota INACA; ----------------------------------------------------------------------------

Page 24: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

24

(18) Bahwa Pemerintah c.q. Departemen Perhubungan c.q. Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara melalui Surat Nomor: AU/830/DAU.150/08 tanggal 15

Februari 2008 perihal Surat Edaran Pemberlakuan Besaran Fuel Surcharge Pada

Penumpang Angkutan Udara Niaga Dalam Negeri Kelas Ekonomi, meminta

laporan kepada para perusahaan angkutan udara niaga berjadwal untuk

melaporkan secara tertulis setiap perubahan besaran fuel surcharge yang

diberlakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Laporan tersebut dilampiri

dasar perhitungan termasuk harga avtur yang dipergunakan sebagai referensi; -----

(19) Bahwa pada tanggal 4 Agustus 2008, Departemen Perhubungan c.q. Direktorat

Jenderal Perhubungan Udara mengirimkan surat kepada para perusahaan angkutan

udara niaga berjadwal melalui Surat Nomor: AU/4603/DAU.1056/08 perihal

Formula Penetapan Fuel Surcharge yang menindaklanjuti hasil pertemuan pada

tanggal 07 Juli 2008 yang membahas mengenai kesepakatan formula perhitungan

fuel surcharge dengan metode zoning yang terbagi menjadi 5 zona berdasarkan

waktu tempuh yaitu zona 1 (< 1 jam), zona 2 (1 s/d 2 jam), zona 3 (2 s/d 3 jam),

zona 4 (3 s/d 4 jam), zona 5 (> 4 jam);----------------------------------------------------

(20) Bahwa pada saat perkara ini berlangsung, Pemerintah c.q. Departemen

Perhubungan sedang melakukan Revisi atas KM No. 8 Tahun 2002 dan KM No. 9

Tahun 2002.;----------------------------------------------------------------------------------

(21) Bahwa berdasarkan Risalah Rapat tentang Pembahasan Tindak Lanjut Revisi KM

8 Tahun 2002 dan KM 9 Tahun 2002 tentang Mekanisme Penetapan dan

Formulasi Perhitungan Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal dalam

Negeri Kelas Ekonomi tanggal 4 Februari 2010, diperoleh informasi antara lain

sebagai berikut:-------------------------------------------------------------------------------

a. Dasar perhitungan harga avtur adalah sebesar Rp 10.000,-/liter yang diambil

berdasarkan harga pasar avtur terakhir Rp 7.459,-/liter, untuk mengantisipasi

kenaikan harga avtur di masa yang akan datang; ---------------------------------

b. Formulasi perhitungan revisi besaran tarif batas atas berdasarkan pada jenis

pesawat udara yang terbaru yaitu Boeing 737-300, Boeing 737-400, Boeing

737-500, Boeing 737-800 yang sudah dibandingkan dengan formulasi

perhitungan dari badan usaha angkutan udara; ------------------------------------

Page 25: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

25

c. Dalam penentuan asumsi yang dipakai dalam formulasi perhitungan tarif

batas atas baik load factor, harga avtur dan nilai tukar rupiah terhadap dollar

dan lain-lain telah disesuaikan oleh pemerintah dengan kondisi yang ada dan

dibandingkan dengan formulasi perhitungan dari badan usaha angkutan

udara; -----------------------------------------------------------------------------------

d. Kenaikan tarif batas atas sebesar 5% s/d 10% dari biaya operasi pesawat,

dimana 10% adalah beban yang dikenakan kepada masyarakat;----------------

(22) Bahwa konsekuensi jika Revisi KM No. 9 Tahun 2002 tersebut diberlakukan,

maka fuel surcharge sudah tidak ada lagi karena asumsi harga avtur sudah diubah

yaitu sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per liter yang sudah

diperhitungkan dalam perhitungan tarif batas atas tersebut; ---------------------------

(23) Bahwa sampai saat laporan ini dibuat, Revisi KM No. 8 Tahun 2002 dan Revisi

KM No. 9 Tahun 2002 tersebut belum ditanda-tangani oleh Menteri Perhubungan

sehingga belum berlaku secara efektif;----------------------------------------------------

21.3 Tentang Formula Perhitungan Harga Tiket; -----------------------------------------

(24) Bahwa berdasarkan Pasal 2 KM 8 Tahun 2002, yang dimaksud dengan Tarif

Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal dalam negeri kelas ekonomi

merupakan tarif jarak yang didasarkan pada perkalian tarif dasar, jarak terbang

serta dengan memperhatikan faktor daya beli; -------------------------------------------

(25) Bahwa berdasarkan Pasal 126, Pasal 127 dan Pasal 128 UU 1 Tahun 2009 tentang

Penerbangan, komponen tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi terdiri dari

tarif jarak, pajak, iuran wajib asuransi dan biaya tuslah/tambahan (surcharge).

Hasil perhitungan komponen-komponen tersebut merupakan batas atas tarif

penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam

negeri yang ditetapkan oleh Menteri. Namun untuk tarif penumpang pelayanan

non ekonomi angkutan udara niaga berjadwal ditentukan berdasarkan mekanisme

pasar; ------------------------------------------------------------------------------------------

(26) Bahwa formula perhitungan harga tiket yang diterapkan oleh masing-masing

maskapai penerbangan yang menjadi Terlapor dalam perkara ini adalah sebagai

berikut: ----------------------------------------------------------------------------------------

Tabel 16

Page 26: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

26

Formula Perhitungan Harga Tiket Para Terlapor

Maskapai Penerbangan Formula Perhitungan Harga Tiket

PT Garuda Indonesia (Persero) Basic fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + FS

PT Sriwijaya Air Basic fare + PPN + IWJR (Rp 10.000,-) + FS

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

Basic fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + Administration Fee (Rp 5000,-) FS

PT Mandala Airlines Basic fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + FS + Biaya administrasi (Rp 4.000,-)

PT Riau Airlines Basic Fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) (sekarang)

PT Travel Express Basic fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + FS

PT Lion Mentari Airlines Basic fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + Insurance + FS

PT Wings Abadi Airlines Basic fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + Insurance + FS

PT Metro Batavia Basic fare + PPN + IWJR (Rp 5.000,-) + FS

PT Kartika Airlines Basic fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + FS

PT Linus Airways N/A

PT Trigana Air Service Basic fare + PPN + IWJR (Rp 11.000,-) + FS

PT Indonesia Air Asia Basic fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + FS (10 Mei 2006 s/d 11 November 2008) Basic Fare + PPN + IWJR (Rp 6.000,-) + Convenience Fee (sekarang)

(27) Bahwa dalam menetapkan basic fare, masing-masing Terlapor menerapkan pricing

strategy berdasarkan sub classes2, dimana besar kecilnya basic fare ditentukan

oleh waktu pembelian tiket. Semakin dekat waktu pembelian tiket dengan jadwal

keberangkatan, maka harga tiket yang dijual relatif semakin mahal; -----------------

(28) Bahwa sub classes yang diberlakukan oleh masing-masing maskapai penerbangan

yang menjadi Terlapor dalam perkara ini adalah sebagai berikut:---------------------

2 Subclasses merupakan diferensiasi harga dalam suatu penerbangan yang dikelompokkan dalam satu paket kelas tertentu.

Page 27: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

27

Tabel 17

Kategorisasi Sub Classes oleh Para Terlapor

Maskapai Penerbangan Jumlah Sub Classes Inisial SubClasses (Ekonomi) (termahal termurah)

PT Garuda Indonesia (Persero) 8 Y, M, L, K, N, Q, B, V

PT Sriwijaya Air 18 Y, S, W, B, H, K, L, M, N, Q, T, V, G, E, X, R, P, E

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

10 Y, S, W, B, H, K, L, M, N, Vi C3.11)

PT Mandala Airlines 12 W, S, H, L, N, P, T, U, V, R, J, A, I

PT Riau Airlines 18 Y, Z, N, A, B, C, D, E, F, G, H, P, Q, L, R, S, T, V

PT Travel Express 21 JOW, OOW, UOW, ZOW, FOW, GOW, COW, IOW,

NOW, YOW, HOW, KOW, LOW, MOW, SOW, WOW, TOW, VOW, QOW, XOW,

POW

PT Lion Mentari Airlines 14 Y, A, G, W, S, B, H, K, L, M, N, Q, T, V

PT Wings Abadi Airlines 14 Y, A, G, W, S, B, H, K, L, M, N, Q, T, V

PT Metro Batavia 16 Y, D, H, M, L, B, Q, V, T, S, R, X, N, P, W, Z

PT Kartika Airlines 16 C, D, W, Z, R, I, S, M, L, H, K, T, G, B, V, Q

PT Linus Airways N/A N/A

PT Trigana Air Service 16

YA, YB, YC, YD, YE, YF, YG, YH, YI, YJ, YK, YL, YM, YN,

YO, YP

PT Indonesia Air Asia N/A N/A

(29) Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 17 dan 19 UU tentang Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), PPN yang dipungut oleh maskapai penerbangan adalah 10% (sepuluh

persen) dikali dasar pengenaan pajak (DPP) yaitu seluruh biaya yang

diminta/dibebankan oleh perusahaan penerbangan kepada konsumen; ---------------

(30) Bahwa berdasarkan praktek yang dilakukan oleh maskapai penerbangan selama

ini, PPN yang dikenakan kepada penumpang adalah sebesar 10% (sepuluh

persen) dari basic fare yang diperhitungkan sebagai DPP; -----------------------------

Page 28: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

28

(31) Bahwa IWJR (Iuran Wajib Jasa Raharja) adalah asuransi yang wajib dibayar oleh

penumpang melalui maskapai penerbangan untuk disetorkan kepada PT Asuransi

Jasa Raharja;----------------------------------------------------------------------------------

(32) Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) UU No. 33 tahun 1964 tentang Dana

Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang, tiap penumpang yang sah dari

kendaraan bermotor umum, kereta-api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan

nasional dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, wajib membayar

iuran melalui pengusaha/pemilik yang bersangkutan untuk menutup akibat

keuangan disebabkan kecelakaan penumpang dalam perjalanan; ---------------------

(33) Bahwa Fuel Surcharge menjadi salah satu komponen tambahan dalam perhitungan

harga tiket sejak 10 Mei 2006. Pada saat pemeriksaan lanjutan berlangsung,

terdapat 2 (dua) maskapai yang sudah tidak menerapkan Fuel Surcharge, yaitu PT

Riau Airlines dan PT Indonesia Air Asia (sejak November 2007). Namun PT Riau

Airlines tidak dapat membuktikan tidak pernah menerapkan fuel surcharge; -------

21.4 Tentang Formula Perhitungan Fuel SurcGharge;-----------------------------------

(34) Bahwa sejak mulai diberlakukannya fuel surcharge pada bulan Mei 2006,

Pemerintah c.q. Departemen Perhubungan tidak memberikan formula resmi untuk

dijadikan acuan oleh maskapai penerbangan, namun menyerahkannya kepada

INACA untuk melakukan perhitungan; ---------------------------------------------------

(35) Bahwa setelah INACA melakukan perhitungan sendiri dan menentukan besaran

fuel surcharge sebesar RP 20.000,- pada tanggal 10 Mei 2006, KPPU memberikan

saran kepada INACA untuk membatalkan kesepakatan tersebut karena berpotensi

melanggar hukum persaingan usaha; ------------------------------------------------------

(36) Bahwa atas dasar saran KPPU tersebut, Pemerintah dan INACA kemudian

menyerahkan kebijakan perhitungan fuel surcharge kepada masing-masing

maskapai penerbangan;----------------------------------------------------------------------

(37) Bahwa pada 15 Februari 2008, Departemen Perhubungan mengeluarkan Surat

Nomor : AU/830/DAU.150/08 perihal Surat Edaran Pemberlakuan Besaran Fuel

Surcharge Pada Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri

Kelas Ekonomi yang kemudian dikoreksi melalui Surat Nomor:

Page 29: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

29

AU/1386/DAU.260/08 tanggal 03 Maret 2008, disampaikan bahwa formula

perhitungan fuel surcharge adalah sebagai berikut: -------------------------------------

Fuel Surcharge = ((A) – (B)) x (C) per km

Note:

A : Harga Avtur setelah Pajak

B : Harga Dasar Avtur yang dipergunakan dalam perhitungan

C : Rata-rata Konsumsi Avtur per km

(38) Bahwa berdasarkan hasil perhitungan Tim Monitoring KPPU, setidaknya formula

perhitungan fuel surcharge adalah sebagai berikut: -------------------------------------

FS = V* delta Harga

Q*70%

Note:

V : volume avtur maskapai dalam satuan waktu

Delta harga: harga saat ini – harga saat penetapan tarif

Q : jumlah kapasitas maskapai

(39) Bahwa formula perhitungan fuel surcharge masing-masing maskapai penerbangan

yang menjadi Terlapor dalam perkara ini adalah sebagai berikut:---------------------

Tabel 18

Formula Perhitungan Fuel Surcharge Para Terlapor (confidential)

Maskapai Penerbangan

Formula Perhitungan Fuel Surcharge

PT Garuda Indonesia (Persero)

PT Sriwijaya Air

Page 30: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

30

Maskapai Penerbangan

Formula Perhitungan Fuel Surcharge

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

PT Mandala Airlines

PT Riau Airlines

PT Travel Express

PT Lion Mentari Airlines

PT Wings Abadi Airlines

PT Metro Batavia

PT Kartika Airlines

Page 31: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

31

Maskapai Penerbangan

Formula Perhitungan Fuel Surcharge

PT Linus Airways

PT Trigana Air Service

PT Indonesia Air Asia

(40) Bahwa perhitungan fuel surcharge yang diterapkan oleh masing-masing maskapai

dibagi berdasarkan zona waktu tempuh penerbangan yaitu antara 0 s/d 1 jam,

antara 1 s/d 2 jam, antara 2 s/d 3 jam, antara 3 s/d 4 jam dan antara 4 s/d 5 jam; --

(41) Bahwa sebagian besar maskapai penerbangan hanya memiliki rute-rute yang

termasuk dalam 3 zona pertama yaitu antara 0 s/d 1 jam, antara 1 s/d 2 jam, dan

antara 2 s/d 3 jam;----------------------------------------------------------------------------

(42) Bahwa menurut PT Garuda Indonesia (Persero), perhitungan fuel surcharge

dipengaruhi oleh asumsi tipe pesawat yang digunakan, load factor, harga avtur,

konsumsi avtur, kurs Rupiah terhadap US Dollar, PPN dan daya beli masyarakat;-

(43) Bahwa menurut PT Garuda Indonesia (Persero), dalam menaikkan Fuel Surcharge,

tidak pernah melebihi angka Rp 30.000,- Hal ini dilakukan karena

mempertimbangkan daya beli masyarakat dimana pasar tidak menghendaki

seringnya perubahan fuel surcharge dalam harga, dan harga yang dapat diterima

pasar adalah maksimum Rp 20.000,- s/d Rp 30.000,- untuk sekali perubahan. Jika

lebih dari angka tersebut, akan menyebabkan terjadinya penurunan trafik.1.1); ----

(44) Bahwa menurut PT Sriwijaya Air, perhitungan fuel surcharge ditentukan oleh

waktu penerbangan, harga fuel, jenis pesawat, dan load factor (vide bukti B4); ----

(45) Bahwa menurut PT Merpati Airlines (Persero), perhitungan fuel surcharge

dipengaruhi oleh harga avtur, tipe pesawat, umur pesawat, jarak tempuh,

alternate.(vide bukti B5);--------------------------------------------------------------------

Page 32: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

32

(46) Bahwa menurut beberapa maskapai penerbangan, komponen penentu perhitungan

fuel surcharge adalah harga avtur, konsumsi avtur, kurs Rupiah terhadap US

Dollar, load factor, dan daya beli masyarakat; -------------------------------------------

21.5 Tentang Avtur, Harga Avtur dan Konsumsi Avtur; ------------------------------

(47) Bahwa Aviation Turbine Fuel (AVTUR) atau secara internasional lebih dikenal

dengan nama Jet A-1 adalah bahan bakar untuk pesawat terbang jenis jet atau

turbo jet (baik tipe jet propulsion atau propeller). Avtur diproduksi sendiri di

kilang-kilang PERTAMINA;---------------------------------------------------------------

(48) Bahwa di samping sebagai sumber energi penggerak mesin pesawat terbang,

bahan bakar penerbangan juga berfungsi sebagai cairan hidrolik di dalam sistem

kontrol mesin dan sebagai pendingin bagi beberapa komponen sistem

pembakaran. Hanya terdapat satu jenis bahan bakar jet-yakni tipe kerosene

(minyak tanah), yang digunakan untuk keperluan penerbangan sipil di seluruh

dunia. Oleh karenanya sangatlah penting bagi perusahaan penyedia bahan bakar

penerbangan untuk memastikan bahan bakar yang disediakannya bermutu tinggi

dan sesuai dengan standar internasional;--------------------------------------------------

(49) Bahwa avtur adalah bahan bakar dari fraksi minyak tanah yang dirancang sebagai

bahan bakar pesawat terbang yang menggunakan mesin turbin atau mesin yang

memiliki ruang pembakaran eksternal (External Combustion Engine).

Kinerja/kehandalan Avtur terutama ditentukan oleh karakteristik kebersihannya,

pembakaran, dan performanya pada temperatur rendah. Berdasarkan spesifikasi

tersebut, avtur harus memenuhi persyaratan yang dibutuhkan, seperti memiliki

titik beku (freeze point) maksimum -47°C dan titik nyala (flash point) minimum

38°C (100° F); --------------------------------------------------------------------------------

(50) Bahwa produsen avtur di Indonesia adalah PT Pertamina (Persero) yang memiliki

pangsa pasar penjualan avtur dan avgas di Indonesia sebesar 99% (sembilan puluh

sembilan persen) yang melayani 54 (lima puluh empat) Depot Pengisian Pesawat

Udara (selanjutnya disebut ”DPPU”) di Indonesia; -------------------------------------

(51) Bahwa seluruh maskapai penerbangan yang menjadi Terlapor dalam perkara ini

membeli avtur dari PT Pertamina (Persero); ---------------------------------------------

Page 33: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

33

(52) Bahwa distribusi avtur dari PT Pertamina (Persero) ke maskapai penerbangan

secara singkat adalah sebagai berikut: avtur yang telah diproduksi dari kilang,

diangkut (shipping) ke receiving facilities, kemudian dipompa ke tangki di

bandara, lalu dialirkan melalui hidrant, dan selanjutnya dipompa ke dalam tangki

pesawat; ---------------------------------------------------------------------------------------

(53) Bahwa mekanisme pembelian avtur oleh maskapai penerbangan adalah dengan

menggunakan sistem deposit sebelum melakukan pembelian. Jika depositnya telah

habis, maka maskapai penerbangan harus melakukan topping up. Pada umumnya,

maskapai penerbangan memberikan deposit untuk pembelian avtur selama 3 (tiga)

hari ke depan;---------------------------------------------------------------------------------

(54) Bahwa harga avtur yang dibayarkan oleh maskapai penerbangan adalah harga

yang diterima sampai avtur diisi di pesawat (sudah termasuk biaya distribusi dan

pajak); -----------------------------------------------------------------------------------------

(55) Bahwa PT Pertamina (Persero) mengeluarkan posting price avtur untuk periode 2

(dua) mingguan yaitu setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulannya sejak Januari 2009.

Sebelumnya, posting price dilakukan sebulan sekali; -----------------------------------

(56) Bahwa harga avtur yang diberikan oleh PT Pertamina (Persero) kepada masing-

masing maskapai penerbangan tergantung harga yang berlaku pada DPPU di

bandara tempat pesawat melakukan pengisian avtur; -----------------------------------

(57) Bahwa harga avtur di masing-masing DPPU Pertamina berbeda-beda, tergantung

dari supply chain. Jika DPPU lebih dekat dengan channel distribution, maka

harganya akan lebih murah; ----------------------------------------------------------------

(58) Bahwa selain lokasi DPPU, faktor yang mempengaruhi harga pembelian avtur

adalah volume pembelian dan diskon kepatuhan membayar; --------------------------

(59) Bahwa harga avtur yang ditetapkan oleh PT Pertamina (Persero) dipengaruhi oleh

harga minyak dunia yang mengacu pada MOPS3; --------------------------------------

(60) Bahwa seiring dengan peningkatan harga minyak dunia, persentase kenakan biaya

bahan bakar (fuel) semakin meningkat dibandingkan dengan total cost. Misalnya

untuk PT Garuda Indonesia, biaya fuel untuk tahun 2008 adalah 43% (empat

3 MOPS (Mid Oil Platts Singapore) merupakan harga perdagangan pada bursa minyak di

Singapura yang menjadi acuan/patokan dalam menetapkan harga bahan bakar minyak negara-negara di Asia.

Page 34: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

34

puluh tiga persen) dari total biaya, dan 30% (tiga puluh persen) dari total biaya

pada tahun 2009. (vide bukti B1); ---------------------------------------------------------

(61) Bahwa harga avtur rata-rata yang dipublikasikan oleh PT Pertamina (Persero)

sejak tahun 2006 s/d 2009 adalah sebagai berikut: --------------------------------------

Tabel 19

Harga Avtur Rata-rata Per Bulan Periode Mei 2006 s/d Oktober 2009

Bulan/Tahun Harga Avtur Rata-rata

(Rp/liter) Mei-06 5,921 Jun-06 6,118 Jul-06 6,435

Agust-06 6,471 Sep-06 6,546 Okt-06 6,381 Nop-06 5,980 Des-06 5,883 Jan-07 6,176 Feb-07 5,679 Mar-07 5,734 Apr-07 5,983 Mei-07 6,313 Jun-07 6,299 Jul-07 6,384

Agust-07 6,678 Sep-07 6,777 Okt-07 7,063 Nop-07 7,428 Des-07 8,763 Jan-08 8,846 Feb-08 8,742 Mar-08 8,732 Apr-08 9,093 Mei-08 9,960 Jun-08 11,229 Jul-08 12,089

Agust-08 12,251 Sep-08 10,459 Okt-08 9,803 Nop-08 8,411 Des-08 8,213 Jan-09 7,206 Feb-09 6,578 Mar-09 6,702 Apr-09 6,742 Mei-09 6,534

Page 35: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

35

Bulan/Tahun Harga Avtur Rata-rata (Rp/liter)

Jun-09 6,431 Jul-09 6,592

Agust-09 7,003 Sep-09 6,585 Okt-09 6,520

(62) Bahwa pergerakan harga avtur tersebut dapat disajikan dalam bentuk Grafik

sebagai berikut: ------------------------------------------------------------------------------

Grafik 1

Pergerakan Harga Avtur Mei 2006 sd September 2009

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

Mei-06

Agust-

06

Nop-06

Feb-07

Mei-07

Agust-

07

Nop-07

Feb-08

Mei-08

Agust-

08

Nop-08

Feb-09

Mei-09

Agust-

09

Bulan

Rup

iah

Avtur

(63) Bahwa dalam menghitung konsumsi avtur yang akan digunakan, standar minimum

fuel yang perlu diperhitungkan oleh masing-masing maskapai penerbangan

berdasarkan IATA Standards and Recommended Practices adalah taxi fuel, trip

fuel (takeoff, climb, en-route, descent, approach and landing), holding fuel,

alternate fuel (take off, en-route, ETOPS, destination), contigency fuel, reserve

fuel, additional fuel (MEL required, balast, other), and tanker fuel; -----------------

(64) Bahwa konsumsi avtur rata-rata per jenis pesawat untuk masing-masing maskapai

penerbangan dapat dilihat dalam tabel berikut: ------------------------------------------

Page 36: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

36

Tabel 20

Konsumsi Avtur Rata-Rata Para Terlapor (confidential)

Maskapai Penerbangan Jenis Pesawat yang menjadi acuan perhitungan FS

Asumsi Konsumsi Avtur Rata-rata

PT Garuda Indonesia (Persero)

PT Sriwijaya Air

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

PT Mandala Airlines

PT Riau Airlines

PT Travel Express

PT Lion Mentari Airlines

PT Wings Abadi Airlines

PT Metro Batavia

PT Kartika Airlines

PT Linus Airways

PT Trigana Air Service

PT Indonesia Air Asia

21.6 Tentang Load Factor ; ---------------------------------------------------------------------

(65) Bahwa load factor merupakan tingkat isian penumpang pesawat yang digunakan

sebagai salah satu unsur dalam perhitungan fuel surcharge. Semakin tinggi load

Page 37: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

37

factor, maka fuel surcharge yang dikenakan untuk masing-masing penumpang

akan semakin kecil; --------------------------------------------------------------------------

(66) Bahwa asumsi load factor berdasarkan formula Pemerintah adalah sebesar 70%

(tujuh puluh persen);-------------------------------------------------------------------------

(67) Bahwa berikut perbandingan antara average load factor tahun 2006, 2007 dan

2008 dengan asumsi load factor yang digunakan oleh masing-masing maskapai

dalam melakukan perhitungan fuel surcharge: -------------------------------------------

Tabel 21

Asumsi Perhitungan Load Factor Para Terlapor (confidential)

Maskapai Penerbangan Average Real Load Factor (2006, 2007,

2008)

Asumsi Load Factor dalam Perhitungan Fuel

Surcharge

PT Garuda Indonesia (Persero)

PT Sriwijaya Air

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

PT Mandala Airlines

PT Riau Airlines

PT Travel Express

PT Lion Mentari Airlines

PT Wings Abadi Airlines

PT Metro Batavia

PT Kartika Airlines

PT Linus Airways

PT Trigana Air Service

PT Indonesia Air Asia

21.7 Tentang Pergerakan Fuel Surcharge; ------------------------------------------------

(68) Bahwa berikut adalah tabel perkembangan fuel surcharge yang dihitung

berdasarkan formula yang disusun oleh Departemen Perhubungan sebagaimana

diuraikan dalam paragraf (36), untuk waktu tempuh penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d

2 jam dan 2 s/d 3 jam: -----------------------------------------------------------------------

Page 38: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

38

Tabel 22

Perhitungan Fuel Surcharge berdasarkan

Formula Departemen Perhubungan

Bulan 0 s/d 1 jam 1 s/d 2 jam 2 s/d 3 jam Mei-06 101000 132000 164000 Jun-06 101000 132000 164000 Jul-06 101000 132000 164000

Agust-06 101000 132000 164000 Sep-06 101000 132000 164000 Okt-06 101000 132000 164000 Nop-06 101000 132000 164000 Des-06 101000 132000 164000 Jan-07 119000 155000 194000 Feb-07 119000 155000 194000 Mar-07 119000 155000 194000 Apr-07 119000 155000 194000 Mei-07 119000 155000 194000 Jun-07 119000 155000 194000 Jul-07 119000 155000 194000

Agust-07 119000 155000 194000 Sep-07 119000 155000 194000 Okt-07 119000 155000 194000 Nop-07 119000 155000 194000 Des-07 119000 155000 194000 Jan-08 119000 155000 194000 Feb-08 119000 155000 194000 Mar-08 119000 155000 194000 Apr-08 119000 155000 194000 Mei-08 119000 155000 194000 Jun-08 119000 155000 194000 Jul-08 119000 155000 194000

Agust-08 119000 155000 194000 Sep-08 228000 232000 289000 Okt-08 228000 232000 289000 Nop-08 228000 232000 289000 Des-08 168000 218000 272000 Jan-09 137000 179000 223000 Feb-09 123000 159000 199000 Mar-09 117000 152000 189000 Apr-09 132000 171000 214000 Mei-09 122000 157500 197000 Jun-09 119900 154400 193300 Jul-09 117800 151300 189600

Agust-09 115700 148200 185900 Sep-09 113600 145100 182200 Okt-09 111500 142000 178500 Nop-09 109400 138900 174800 Des-09 107300 135800 171100

Page 39: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

39

(69) Bahwa berikut tabel perkembangan besaran fuel surcharge masing-masing

Terlapor sejak Mei 2006 s/d Desember 2009 untuk penerbangan 0 s/d 1 jam: ------

Tabel 23

Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor

untuk Penerbangan antara 0 s/d 1 jam

Bulan GA (1) SJ (1) MZ (1) RI (1) JT (1) 7P (1) RAL (1)4 XN (1) IW (1) KAE (1) TGN (1)5 QZ (1)

Mei-06 20,000 20000 20,000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000

Jun-06 20,000 20000 20,000 20000 20000 20000 30000 30000 20000 20000 30000 20000

Jul-06 20,000 20000 20,000 20000 20000 20000 30000 30000 20000 20000 30000 20000

Agust-06 30,000 30000 30,000 30000 30000 20000 30000 30000 30000 20000 30000 30000

Sep-06 30,000 30000 30,000 30000 30000 20000 30000 30000 30000 20000 30000 40000

Okt-06 40,000 40000 40,000 30000 40000 30000 40000 40000 40000 20000 40000 40000

Nop-06 40,000 40000 40,000 30000 40000 30000 40000 40000 40000 20000 40000 40000

Des-06 40,000 40000 40,000 30000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Jan-07 40,000 40000 40,000 30000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Feb-07 40,000 40000 40,000 30000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Mar-07 40,000 40000 40,000 30000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Apr-07 40,000 40000 40,000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Mei-07 40,000 40000 40,000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 65000

Jun-07 40,000 40000 40,000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 80000

Jul-07 40,000 40000 40,000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 100000

Agust-07 50,000 60000 50,000 40000 60000 30000 70000 70000 60000 40000 70000 110000

Sep-07 60,000 60000 66,000 60000 60000 30000 80000 80000 60000 80000 80000 140000

Okt-07 80,000 80000 88,000 80000 100000 30000 80000 80000 100000 80000 80000 160000

Nop-07 80,000 100000 110,000 80000 80000 100000 110000 110000 80000 80000 110000 n/a

Des-07 140,000 150000 110,000 80000 125000 140000 165000 165000 125000 150000 165000 n/a

Jan-08 160,000 150000 110,000 100000 160000 160000 165000 165000 160000 170000 165000 n/a

Feb-08 160,000 150000 150,000 130000 160000 160000 200000 200000 160000 170000 200000 n/a

Mar-08 160,000 140000 150,000 150000 190000 190000 200000 200000 190000 170000 100000 n/a

Apr-08 175,000 170000 150,000 160000 190000 190000 200000 200000 190000 170000 100000 n/a

Mei-08 190,000 190000 175,000 160000 190000 190000 225000 225000 190000 190000 100000 n/a

Jun-08 220,000 190000 225,000 185000 190000 190000 270000 270000 190000 230000 100000 n/a

Jul-08 270,000 230000 250,000 185000 190000 190000 270000 270000 190000 270000 100000 n/a

Agust-08 270,000 230000 275,000 185000 190000 190000 270000 270000 190000 270000 100000 n/a

Sep-08 240,000 190000 275,000 225000 180000 180000 270000 270000 180000 270000 100000 n/a

Okt-08 220,000 190000 280,000 225000 180000 180000 240000 240000 180000 270000 100000 n/a

Nop-08 220,000 190000 280,000 180000 180000 180000 240000 240000 180000 235000 100000 n/a

4 Oleh karena Terlapor tidak memberikan data, maka data fuel surcharge bulan Mei 2006 s/d

September 2008 (untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam) diasumsikan sama dengan PT Travel Express karena size perusahaan dianggap sama.

5 Oleh karena Terlapor tidak memberikan data, maka data fuel surcharge bulan Mei 2006 s/d Februari 2008 (untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam) diasumsikan sama dengan PT Travel Express karena size perusahaan dianggap sama.

Page 40: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

40

Bulan GA (1) SJ (1) MZ (1) RI (1) JT (1) 7P (1) RAL (1)4 XN (1) IW (1) KAE (1) TGN (1)5 QZ (1)

Des-08 220,000 190000 280,000 180000 180000 180000 240000 240000 180000 220000 100000 n/a

Jan-09 200,000 170000 230,000 180000 170000 180000 240000 240000 170000 180000 150000 n/a

Feb-09 180,000 170000 230,000 180000 170000 180000 240000 240000 170000 180000 150000 n/a

Mar-09 180,000 170000 230,000 170000 170000 180000 240000 240000 170000 180000 150000 n/a

Apr-09 180,000 170000 230,000 170000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 150000 n/a

Mei-09 180,000 170000 230,000 170000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 150000 n/a

Jun-09 200,000 170000 230,000 170000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 150000 n/a

Jul-09 200,000 170000 230,000 170000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 160000 n/a

Agust-09 200,000 170000 230,000 170000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 160000 n/a

Sep-09 200,000 170000 230,000 170000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 160000 n/a

Okt-09 200,000 170000 230,000 180000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 160000 n/a

Nop-09 200,000 170000 230,000 180000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 160000 n/a

Des-09 200,000 170000 230,000 180000 160000 170000 240000 240000 160000 180000 160000 n/a

(70) Bahwa berikut tabel perkembangan besaran fuel surcharge masing-masing

Terlapor sejak Mei 2006 s/d Desember 2009 untuk penerbangan 1 s/d 2 jam: ------

Tabel 24

Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor

untuk Penerbangan antara 1 s/d 2 jam

Bulan GA (2) SJ (2) MZ (2) RI (2) JT (2) 7P (2) RAL (2) XN (2) IW (2) KAE (2) TGN (2) QZ (2)

Mei-06 20,000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000

Jun-06 20,000 20000 20000 20000 20000 20000 30000 30000 20000 20000 30000 20000

Jul-06 20,000 20000 20000 20000 20000 20000 30000 30000 20000 20000 30000 20000

Agust-06 30,000 30000 30000 30000 30000 20000 30000 30000 30000 20000 30000 30000

Sep-06 30,000 30000 30000 30000 30000 20000 30000 30000 30000 20000 30000 40000

Okt-06 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 40000 40000 40000 20000 40000 40000

Nop-06 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 40000 40000 40000 20000 40000 40000

Des-06 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Jan-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Feb-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Mar-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Apr-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Mei-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 65000

Jun-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 80000

Jul-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 100000

Agust-07 50,000 60000 60000 60000 60000 30000 70000 70000 60000 40000 70000 90000

Sep-07 60,000 60000 60000 60000 60000 30000 80000 80000 60000 80000 80000 140000

Okt-07 80,000 80000 80000 60000 120000 30000 80000 80000 120000 80000 80000 160000

Nop-07 80,000 100000 100000 60000 120000 100000 110000 110000 120000 125000 110000 n/a

Des-07 160,000 150000 150000 130000 145000 160000 165000 165000 145000 125000 165000 n/a

Page 41: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

41

Bulan GA (2) SJ (2) MZ (2) RI (2) JT (2) 7P (2) RAL (2) XN (2) IW (2) KAE (2) TGN (2) QZ (2)

Jan-08 175,000 160000 160000 150000 175000 160000 165000 165000 175000 200000 165000 n/a

Feb-08 175,000 160000 160000 175000 175000 160000 200000 200000 175000 200000 200000 n/a

Mar-08 175,000 160000 160000 175000 230000 190000 200000 200000 230000 200000 200000 n/a

Apr-08 200,000 190000 190000 200000 230000 190000 200000 200000 230000 200000 200000 n/a

Mei-08 230,000 210000 210000 200000 230000 190000 225000 225000 230000 220000 200000 n/a

Jun-08 270,000 230000 230000 200000 230000 190000 270000 270000 230000 250000 200000 n/a

Jul-08 340,000 270000 270000 255000 230000 230000 270000 270000 230000 290000 200000 n/a

Agust-08 340,000 270000 270000 255000 230000 230000 270000 270000 230000 290000 200000 n/a

Sep-08 310,000 230000 230000 220000 220000 220000 240000 270000 220000 290000 200000 n/a

Okt-08 290,000 230000 230000 220000 220000 220000 240000 240000 220000 290000 200000 n/a

Nop-08 290,000 230000 230000 220000 220000 220000 240000 240000 220000 275000 200000 n/a

Des-08 290,000 230000 230000 220000 220000 220000 240000 240000 220000 255555 200000 n/a

Jan-09 270,000 230000 230000 210000 210000 220000 240000 240000 210000 220000 300000 n/a

Feb-09 250,000 230000 230000 210000 210000 220000 240000 240000 210000 220000 300000 n/a

Mar-09 250,000 230000 230000 210000 210000 220000 240000 240000 210000 220000 300000 n/a

Apr-09 250,000 230000 230000 210000 210000 200000 240000 240000 210000 220000 360000 n/a

Mei-09 250,000 230000 230000 210000 210000 200000 240000 240000 210000 220000 360000 n/a

Jun-09 270,000 230000 230000 210000 210000 200000 240000 240000 210000 220000 360000 n/a

Jul-09 270,000 230000 230000 210000 210000 200000 240000 240000 210000 220000 360000 n/a

Agust-09 270,000 230000 230000 225000 210000 200000 240000 240000 210000 220000 360000 n/a

Sep-09 270,000 230000 230000 225000 210000 200000 240000 240000 210000 220000 360000 n/a

Okt-09 270,000 230000 230000 225000 210000 200000 240000 240000 210000 220000 360000 n/a

Nop-09 270,000 230000 230000 225000 210000 200000 240000 240000 210000 175000 360000 n/a

Des-09 270,000 230000 230000 225000 210000 200000 240000 240000 210000 175000 360000 n/a

(71) Bahwa berikut tabel perkembangan besaran fuel surcharge masing-masing

Terlapor sejak Mei 2006 s/d Desember 2009 untuk penerbangan 2 s/d 3 jam: ------

Tabel 25

Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor

untuk Penerbangan antara 2 s/d 3 jam

Bulan GA (3) SJ (3) MZ (3) RI (3) JT (3) 7P (3) RAL (3) XN (3) IW (3) KAE (3) TGN (3) QZ (3)

Mei-06 20,000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000 20000

Jun-06 20,000 20000 20000 20000 20000 20000 30000 30000 20000 20000 30000 20000

Jul-06 20,000 20000 20000 20000 20000 20000 30000 30000 20000 20000 30000 20000

Agust-06 30,000 30000 30000 30000 30000 20000 30000 30000 30000 20000 30000 30000

Sep-06 30,000 30000 30000 30000 30000 20000 30000 30000 30000 20000 30000 40000

Okt-06 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 40000 40000 40000 20000 40000 40000

Nop-06 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 40000 40000 40000 20000 40000 40000

Des-06 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Page 42: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

42

Bulan GA (3) SJ (3) MZ (3) RI (3) JT (3) 7P (3) RAL (3) XN (3) IW (3) KAE (3) TGN (3) QZ (3)

Jan-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Feb-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Mar-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Apr-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 40000

Mei-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 65000

Jun-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 80000

Jul-07 40,000 40000 40000 40000 40000 30000 50000 50000 40000 40000 50000 100000

Agust-07 50,000 60000 50000 60000 60000 30000 70000 70000 60000 40000 70000 90000

Sep-07 60,000 60000 66000 60000 60000 30000 80000 80000 60000 80000 80000 140000

Okt-07 80,000 80000 88000 60000 120000 30000 80000 80000 120000 80000 80000 160000

Nop-07 80,000 100000 110000 60000 120000 100000 110000 110000 120000 160000 110000 n/a

Des-07 180,000 150000 165000 130000 145000 180000 165000 165000 145000 160000 165000 n/a

Jan-08 200,000 180000 165000 200000 175000 180000 165000 165000 175000 220000 165000 n/a

Feb-08 200,000 180000 200000 200000 175000 270000 200000 200000 175000 220000 200000 n/a

Mar-08 200,000 180000 200000 225000 230000 270000 120000 200000 230000 220000 200000 n/a

Apr-08 225,000 210000 200000 225000 230000 270000 120000 200000 230000 220000 200000 n/a

Mei-08 270,000 230000 225000 225000 230000 270000 120000 225000 230000 240000 200000 n/a

Jun-08 320,000 270000 275000 255000 230000 270000 120000 270000 230000 270000 200000 n/a

Jul-08 410,000 310000 350000 255000 230000 270000 284000 270000 230000 310000 200000 n/a

Agust-08 410,000 310000 375000 255000 230000 260000 284000 270000 230000 310000 200000 n/a

Sep-08 380,000 270000 375000 255000 220000 260000 160000 270000 220000 310000 200000 n/a

Okt-08 360,000 270000 310000 255000 220000 260000 160000 240000 220000 310000 200000 n/a

Nop-08 360,000 270000 310000 255000 220000 260000 160000 240000 220000 300000 200000 n/a

Des-08 360,000 270000 310000 245000 220000 260000 160000 240000 220000 275000 200000 n/a

Jan-09 340,000 270000 310000 245000 210000 260000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Feb-09 320,000 270000 280000 245000 210000 260000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Mar-09 320,000 270000 280000 245000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Apr-09 320,000 270000 280000 245000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Mei-09 320,000 270000 280000 245000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Jun-09 340,000 270000 280000 245000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Jul-09 340,000 270000 280000 255000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Agust-09 340,000 270000 280000 255000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Sep-09 340,000 270000 280000 255000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Okt-09 340,000 270000 310000 255000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Nop-09 340,000 270000 310000 255000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

Des-09 340,000 270000 310000 255000 210000 250000 160000 240000 210000 250000 200000 n/a

(72) Bahwa berikut pergerakan harga fuel surcharge para Terlapor masing-masing

untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam yang akan disajikan

dalam bentuk grafik;-------------------------------------------------------------------------

Page 43: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

43

(73) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Garuda Indonesia (Persero)

masing-masing untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah

sebagai berikut:-------------------------------------------------------------------------------

Grafik 2

Pergerakan FS Garuda untuk Penerbangan 1 Jam

-50,000

100,000150,000

200,000250,000300,000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug

-09

Bulan

Rup

iah

FS Garuda untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 3

Pergerakan FS Garuda untuk Penerbangan 2 Jam

-50,000

100,000150,000200,000250,000300,000350,000400,000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug

-09

Bulan

Rup

iah

FS Garuda untukPenerbangan 2 Jam

Page 44: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

44

Grafik 4

(74) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Sriwijaya Air masing-masing

untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai berikut:

Grafik 5

Pergerakan FS Sriwijaya untuk Penerbangan 1 Jam

0

50000

100000

150000

200000

250000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug

-09

Bulan

Rup

iah

FS Sriwijaya untukPenerbangan 1 Jam

-----------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 6

Pergerakan FS Garuda untuk Penerbangan 3 Jam

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000M

ay-0

6A

ug-0

6N

ov-0

6Fe

b-07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08M

ay-0

8A

ug-0

8N

ov-0

8Fe

b-09

May

-09

Aug

-09

Bulan

Rup

iah

FS Garuda untukPenerbangan 3 Jam

Page 45: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

45

Grafik 6

Grafik 7

(75) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Merpati Nusantara Airlines

(Persero) masing-masing untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3

jam adalah sebagai berikut: -----------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 8

Pergerakan FS Sriwijaya untuk Penerbangan 2 Jam

050000

100000150000200000250000300000

May-06

Aug-06

Nov-06

Feb-07

May-07

Aug-07

Nov-07

Feb-08

May-08

Aug-08

Nov-08

Feb-09

May-09

Aug-09

Nov-09

Bulan

Rup

iah

FS Sriw ijaya untukPenerbangan 2 Jam

Pergerakan FS Sriwijaya untuk Penerbangan 3 Jam

050000

100000150000200000250000300000350000

May-06

Aug-06

Nov-06

Feb-07

May-07

Aug-07

Nov-07

Feb-08

May-08

Aug-08

Nov-08

Feb-09

May-09

Aug-09

Bulan

Rup

iah

FS Sriw ijaya untukPenerbangan 3 Jam

Page 46: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

46

Grafik 8

Pergerakan FS Merpati untuk Penerbangan 1 Jam

-50,000

100,000150,000

200,000250,000300,000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug

-09

Nov

-09

Bulan

Rupi

ah FS Kartika untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 9

Grafik 10

050000

100000150000200000250000300000

Rupi

ah

Bulan

Pergerakan FS Merpati untuk Penerbangan 2 Jam

FS Merpati untuk Penerbangan 2 Jam

050000

100000150000200000250000300000350000400000

Rup

iah

Bulan

FS Merpati untuk Penerbangan 3 Jam

FS Merpati untuk Penerbangan 3 Jam

Page 47: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

47

(76) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Mandala Airlines masing-

masing untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai

berikut: ----------------------------------------------------------------------------------------

Grafik 11

Pergerakan FS Mandala untuk Penerbangan 1 Jam

0

50000

100000

150000

200000

250000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug

-09

Bulan

Rupi

ah FS Mandala untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 12

Pergerakan FS Mandala untuk Penerbangan 2 Jam

020000400006000080000

100000120000140000160000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Jan-0

8

Bulan

Rup

iah

FS Mandala untukPenerbangan 2 Jam

Grafik 13

Pergerakan FS Mandala untuk Penerbangan 3 Jam

010000200003000040000500006000070000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Bulan

Rup

iah

FS Mandala untukPenerbangan 3 Jam

Page 48: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

48

(77) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Riau Airlines masing-masing

untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai berikut:

Grafik 14

Pergerakan FS RAL Air untuk Penerbangan 1 Jam

050000

100000150000

200000250000300000

Oct

-08

Nov

-08

Dec

-08

Jan-

09

Feb-

09

Mar

-09

Apr

-09

May

-09

Jun-

09

Jul-0

9

Aug

-09

Sep

-09

Oct

-09

Nov

-09

Dec

-09

Bulan

Rup

iah

FS RAL Air untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 15

Grafik 16

Pergerakan FS RAL untuk Penerbangan 2 Jam

050000

100000150000200000250000300000

Sep-08

Nov-08

Jan-0

9

Mar-09

May-09

Jul-0

9

Sep-09

Nov-09

Bulan

Rup

iah

FS RAL untuk Penerbangan 2Jam

Pergerakan FS RAL untuk Penerbangan 3 Jam

050000

100000150000200000250000300000

Mar-08

May-08

Jul-0

8

Sep-08

Nov-08

Jan-0

9

Mar-09

May-09

Jul-0

9

Sep-09

Nov-09

Bulan

Rup

iah

FS RAL untuk Penerbangan 3Jam

Page 49: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

49

(78) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Travel Express masing-masing

untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai berikut:

Grafik 17

FS Express Air untuk Penerbangan 1 Jam

050000

100000150000

200000250000300000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug

-09

Nov

-09

Bulan

Rupi

ah FS Express Air untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 18

Grafik 19

Grafik 19

Pergerakan FS Express Air untuk Penerbangan 2 Jam

050000

100000150000200000250000300000

May-06

Aug-06

Nov-06

Feb-07

May-07

Aug-07

Nov-07

Feb-08

May-08

Aug-08

Nov-08

Feb-09

May-09

Aug-09

Nov-09

Bulan

Rup

iah

FS Express Air untukPenerbangan 2 Jam

Pergerakan FS Express Air untuk Penerbangan 3 Jam

050000

100000150000200000250000300000

May-06

Aug-06

Nov-06

Feb-07

May-07

Aug-07

Nov-07

Feb-08

May-08

Aug-08

Nov-08

Feb-09

May-09

Aug-09

Nov-09

Bulan

Rup

iah

FS Express Air untukPenerbangan 23Jam

Page 50: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

50

(79) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Lion Mentari Airlines masing-

masing untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai

berikut: ----------------------------------------------------------------------------------------

Grafik 20

FS Lion Air untuk Penerbangan 1 Jam

0

50000

100000

150000

200000

Mei

-06

Agu

st-0

6

Nop

-06

Feb-

07

Mei

-07

Agu

st-0

7

Nop

-07

Feb-

08

Mei

-08

Agu

st-0

8

Nop

-08

Feb-

09

Mei

-09

Agu

st-0

9

Nop

-09

Bulan

Rup

iah

FS Lion Air untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 21

Pergerakan FS Lion Air untuk Penerbangan 2 Jam

0

50000

100000

150000

200000

250000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Jan-0

8

Mar-08

Mei-08

Jul-0

8

Bulan

Rupi

ah FS Lion Air untukPenerbangan 2 Jam

Grafik 22

Pergerakan FS Lion Air untuk Penerbangan 3 Jam

0

50000

100000

150000

200000

250000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Jan-0

8

Mar-08

Mei-08

Jul-0

8

Bulan

Rupi

ah FS Lion Air untukPenerbangan 3 Jam

Page 51: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

51

(80) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Wings Abadi Airlines masing-

masing untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai

berikut: ----------------------------------------------------------------------------------------

Grafik 23

Pergerakan FS Wings Air untuk Penerbangan 1 Jam

020000400006000080000

100000120000140000160000180000

Mei-

06

Jul-0

6

Sep-06

Nop-06

Jan-07

Mar-07

Mei-

07

Jul-0

7

Sep-07

Nop-07

Jan-08

Bulan

Rupi

ah FS Wings untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 24

Pergerakan FS Wings untuk Penerbangan 2 Jam

0

50000

100000

150000

200000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Jan-0

8

Bulan

Rupi

ah FS Wings untukPenerbangan 2 Jam

Grafik 25

Pergerakan FS Wings untuk Penerbangan 2 Jam

0

50000

100000

150000

200000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Jan-0

8

Bulan

Rupi

ah FS Wings untukPenerbangan 2 Jam

Page 52: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

52

(81) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Metro Batavia masing-masing

untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai berikut:

Grafik 26

FS Batavia untuk Penerbangan 1 Jam

0

50000

100000

150000

200000

Mei

-06

Agu

st-0

6

Nop

-06

Feb-

07

Mei

-07

Agu

st-0

7

Nop

-07

Feb-

08

Mei

-08

Agu

st-0

8

Nop

-08

Feb-

09

Mei

-09

Agu

st-0

9

Nop

-09

Bulan

Rup

iah

FS Batavia untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 27

Pergerakan FS Batavia untuk Penerbangan 2 Jam

020000400006000080000

100000120000140000160000180000

Mei-

06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-

07

Mei-

07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Jan-0

8

Bulan

Rup

iah

FS Batavia untukPenerbangan 2 Jam

Grafik 28

Pergerakan FS Batavia untuk Penerbangan 3 Jam

050000

100000150000200000250000300000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Jan-0

8

Bulan

Rup

iah

FS Batavia untukPenerbangan 3 Jam

Page 53: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

53

(82) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Kartika Airlines masing-masing

untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai berikut:

Grafik 29

Pergerakan FS Kartika untuk Penerbangan 1 Jam

050000

100000150000

200000250000300000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug

-09

Nov

-09

Bulan

Rupi

ah FS Kartika untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 30

Grafik 31

Pergerakan FS Kartika untuk Penerbangan 2 Jam

050000

100000150000200000250000300000350000

May-06

Sep-06

Jan-0

7

May-07

Sep-07

Jan-0

8

May-08

Sep-08

Jan-0

9

May-09

Sep-09

Bulan

Rup

iah

FS Kartika untuk Penerbangan2 Jam

Pergerakan FS Kartika untuk Penerbangan 3 Jam

0

100000

200000

300000

400000

May-06

Sep-06

Jan-0

7

May-07

Sep-07

Jan-0

8

May-08

Sep-08

Jan-0

9

May-09

Sep-09

Bulan

Rup

iah

FS Kartika untuk Penerbangan3 Jam

Page 54: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

54

(83) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Trigana Air Service masing-

masing untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai

berikut: ----------------------------------------------------------------------------------------

Grafik 32

Pergerakan FS Trigana untuk Penerbangan 1 Jam

020000400006000080000

100000120000140000160000180000

Mar-08

May-08

Jul-0

8

Sep-0

8

Nov-0

8

Jan-0

9

Mar-09

May-09

Jul-0

9

Sep-0

9

Nov-0

9

Bulan

Rup

iah

FS Trigana untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 33

Pergerakan FS Trigana untuk Penerbangan 2 Jam

050000

100000150000200000250000300000350000400000

Mar-08

May-08

Jul-0

8

Sep-0

8

Nov-0

8

Jan-0

9

Mar-09

May-09

Jul-0

9

Sep-0

9

Nov-0

9

Bulan

Rup

iah FS Trigana untuk

Penerbangan 2 Jam

Grafik 34

Pergerakan FS Trigana untuk Penerbangan 3 Jam

050000

100000150000200000250000

Mar-08

May-08

Jul-0

8

Sep-08

Nov-08

Jan-0

9

Mar-09

May-09

Jul-0

9

Sep-09

Nov-09

Bulan

Rup

iah

FS Trigana untuk Penerbangan3 Jam

Page 55: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

55

(84) Bahwa pergerakan harga fuel surcharge untuk PT Indonesia AirAsia masing-

masing untuk penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam adalah sebagai

berikut: ----------------------------------------------------------------------------------------

Grafik 35

Pergerakan FS Air Asia untuk Penerbangan 1 Jam

020000400006000080000

100000120000140000160000180000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Bulan

Rupi

ah FS Air Asia untukPenerbangan 1 Jam

Grafik 36

Pergerakan FS Air Asia untuk Penerbangan 2 Jam

020000400006000080000

100000120000140000160000180000

May-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nov-0

6

Jan-0

7

Mar-07

May-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Bulan

Rup

iah

FS Air Asia untukPenerbangan 2 Jam

Grafik 37

Pergerakan FS Air Asia untuk Penerbangan 3 Jam

020000400006000080000

100000120000140000

May-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nov-0

6

Jan-0

7

Mar-07

May-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Bulan

Rup

iah FS Air Asia untuk

Penerbangan 3 Jam

Page 56: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

56

(85) Bahwa kronologis kenaikan fuel surcharge seluruh maskapai penerbangan

berdasarkan laporan masing-masing maskapai penerbangan kepada Departemen

Perhubungan dapat dilihat dalam tabel berikut:------------------------------------------

Tabel 26

Perkembangan fuel surcharge para Terlapor No Tanggal Maskapai 0 s/d 1 jam 1 s/d 2 jam 2 s/d 3 jam 3 s/d 4 jam 4 s/d 5 jam >5 jam Tanggal FS Berlaku

1 6-Aug-07 Garuda

Indonesia

50000 --- --- --- --- ---

1 Agustus 2007

2 4-Sep-07 Garuda

Indonesia

60000 --- --- --- --- ---

10-Sep-07

3 24-Jan-08 Merpati 150000 175000 200000 --- --- --- 24 Januari 2008

4 25-Jan-08 Xpress Air 26 Januari 2008.

5 5-Feb-08 Trigana 120000 --- --- --- --- --- Februari 2008

6 12-Feb-08 Riau Airlines 120000 --- --- --- --- --- 3 Desember 2007

7 18-Feb-08 Mandala 160000 175000 200000 --- --- --- 15 Februari 2008

8 4-Mar-08 Sriwijaya Air 140000 160000 --- --- --- --- 15 Februari 2008

9 26-Mar-08 Garuda

Indonesia

160000 175000 200000 --- --- ---

22 Januari 2008

10 2-Apr-08 Sriwijaya Air 170000 190000 210000 --- --- --- 3-Apr-08

11 17-Apr-08 Merpati 175000 200000 225000 250000 --- --- 16-Apr-08

12 23-Apr-08 Lion Air 175000 200000 225000 --- --- --- 28-Apr-08

13 23-May-08 Lion Air 190000 230000 270000 --- --- --- 28 Mei 2008

14 26-May-08 Lion Air 190000 230000 270000 --- --- --- 28 Mei 2008

15 26-May-08 Wings Air 190000 230000 270000 --- --- --- 28 Mei 2008

16 28-May-08 Sriwijaya Air 190000 210000 230000 --- --- --- 27 Mei 2008

17 30-May-08 Batavia Air 190000 230000 270000 --- --- --- 28 Mei 2008.

18 2-Jun-08 Kartika

Airlines

230000 230000 250000 --- --- ---

6 Juni 2008

19 2-Jun-08 Riau Airlines 200000 --- --- --- --- --- 3 Juni 2008

20 5-Jun-08 Sriwijaya Air 190000 230000 270000 --- --- --- 3 Juni 2008

21 10-Jun-08 Merpati 250000 300000 350000 400000 450000 --- 9 Juni 2008

22 30-Jun-08 Garuda

Indonesia

250000 310000 370000 430000 430000 ---

1 Juli 2008

23 30-Jun-08 Lion Air 190000 230000 270000 --- --- ---

24 30-Jun-08 Wings Air 190000 230000 270000 --- --- --- 28 Mei 2008

25 1-Jul-08 Sriwijaya Air 230000 270000 310000 --- --- --- 3 Juli 2008

26 1-Jul-08 Lion Air 190000 230000 270000 --- --- --- 2 Juli 2008

27 Juli 2008 Wings Air 190000 230000 270000 --- --- ---

28 2-Jul-08 Linus Airways 220000 --- --- ---

29 14-Jul-08 Merpati 275000 325000 375000 425000 475000 500000

30 15-Jul-08 Mandala 205000 225000 255000 --- --- --- 1 Juli 2008

31 20-Aug-08 Riau Airlines 200000 --- --- --- --- --- Juni 2008

Page 57: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

57

No Tanggal Maskapai 0 s/d 1 jam 1 s/d 2 jam 2 s/d 3 jam 3 s/d 4 jam 4 s/d 5 jam >5 jam Tanggal FS Berlaku

32 21-Aug-08 Riau Airlines 284000 --- --- --- --- --- Juli 2008

33 3-Sep-08 Sriwijaya Air 190000 230000 270000 --- --- --- 5-Sep-08

34 10-Sep-08 Linus Airways 210000 --- --- --- --- --- 20-Sep-08

35 11-Sep-08 Garuda

Indonesia

240000 310000 380000 450000 500000 ---

36 11-Sep-08 Riau Airlines

240000 --- --- --- --- ---

12-Sep-08

37 12-Sep-08 Kartika

Airlines

270000 270000 300000 --- --- ---

15-Sep-08

38 15-Sep-08 Xpress Air --- --- --- --- --- ---

5 Spetember 2008

39 16-Sep-08 Mandala --- --- --- --- --- --- 15-Sep-08

40 17-Sep-08 Lion Air 180000 220000 260000 --- --- --- 18-Sep-08

41 17-Sep-08 Wings Air 180000 220000 260000 --- --- --- 18-Sep-08

42 18-Sep-08 Mandala 180000 220000 255000 --- --- --- 19-Sep-09

43 20-Sep-08 Linus Airways 190000 210000 --- --- --- --- 20-Sep-08

44 5-Nov-08 Xpress Air 230000 300000 370000 440000 490000 --- 10-Nov-08

45 23-Dec-08 Lion Air 180000 220000 260000 --- --- --- 18-Sep-08

46 23-Dec-08 Wings Air 180000 220000 260000 --- --- --- 18-Sep-08

47 6-Jan-09 Kartika

Airlines

180000 220000 255000 --- --- ---

6 Januari 2009

48 7-Jan-09 Linus Airways 180000 210000 220000 --- --- --- 15 Januari 2009

49 9-Jan-09 Kartika

Airlines

180000 220000 255000 --- --- ---

12 Januari 2009

50 12-Jan-09 Lion Air 170000 210000 250000 --- --- --- 15 Januari 2009

51 12-Jan-09 Wings Air 160000 170000 210000 250000 --- ---

52 14-Jan-09 Xpress Air 240000 --- --- ---

53 15-Jan-09 Merpati 230000 280000 370000 --- --- --- 15 Januari 2009

54 16-Jan-09 Sriwijaya Air 170000 270000 230000 --- --- --- 12 Januari 2009

55 30-Jan-09 Mandala 170000 210000 245000 --- --- --- 19 Januari 2009

56 3-Feb-09 Garuda 180000 250000 320000 39000 440000 --- 3 Februari 2009

57 3-Feb-09 Lion Air 170000 210000 250000 --- --- --- 15 Jan 2009

58 3-Feb-09 wings air 160000 210000 250000 --- --- --- 15 Jan 2009

59 30-Jun-09 Batavia Air 190000 230000 270000 --- --- --- 28 Mei 2008

60 13-Jul-09 Trigana --- --- --- --- --- ---

61 14-Jul-09 Sriwijaya Air 170000 230000 27000 --- --- --- 1-Sep-09

62 29-Jul-09 Mandala 170000 210000 245000 --- --- --- 19 Januari 2009

63 18-Aug-09 Mandala 180000 225000 265000 --- --- --- 15 Agustus 2009

64 26-Aug-09 Garuda 200000 270000 340000 10000 460000 510000 26 Agustus 2009

65 2-Sep-09 Sriwijaya 170000 230000 270000 --- --- --- 1 Spetember 2009.

66 15-Sep-09 Batavia Air 170000 200000 250000 --- --- --- 15-Sep-09

67 17-Sep-09 Merpati

Airlines

250000 310000 410000 --- --- ---

10-Sep-09

68 30-Dec-09 Garuda 200000 270000 340000 410000 460000 --- 30 Desember 2009

Page 58: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

58

21.8 Tentang Perhitungan Pendapatan Fuel Surcharge dalam Laporan

Keuangan; -----------------------------------------------------------------------------------

(86) Bahwa dalam struktur biaya, pengeluaran biaya bahan bakar/fuel dikategorikan

sebagai variable cost atau biaya variabel; ------------------------------------------------

(87) Bahwa dalam perhitungan basic fare, sudah diperhitungkan biaya untuk fuel

(sesuai dengan KM 9 Tahun 2002, asumsi harga basis fuel Rp 2.700,-/liter); -------

(88) Bahwa fuel surcharge ditujukan untuk menuntup selisih harga fuel terhadap harga

basis fuel yang diasumsikan pada saat membuat KM 9 Tahun 2002 yaitu sebesar

Rp 2.700,-/liter; ------------------------------------------------------------------------------

(89) Bahwa dengan adanya sub classes dalam penjualan tiket, persentase pendapatan

untuk fuel menjadi bervariasi;--------------------------------------------------------------

(90) Bahwa berikut perkembangan pendapatan dari fuel surcharge dibandingkan

dengan fuel cost untuk tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009: -----------------------------

Tabel 27

Perbandingan Pendapatan Fuel Surcharge dan Fuel Cost

Tahun 2006-2007 (confidential)

2006 2007 2008 2009

FS (Rp) FC (Rp) FS (Rp) FC (Rp) FS (Rp) FC (Rp) FS (Rp) FC (Rp)

GA

SJ

MZ

RI

RAL

XN

JT

IW

7P

KAE

TGN

QZ

Page 59: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

59

Keterangan:

a. Bahwa Terlapor yang menyerahkan data pendapatan fuel surcharge

dan fuel cost untuk tahun 2006, 2007 dan 2008 adalah PT Garuda

Indonesia (Persero), PT Sriwijaya Air, dan PT Indonesia Air Asia; ----

b. Bahwa Terlapor yang menyerahkan data pendapatan fuel surcharge

dan fuel cost untuk tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 adalah PT

Merpati Nusantara Airlines (Persero); --------------------------------------

c. Bahwa Terlapor yang menyerahkan data fuel cost untuk tahun 2006,

2007, 2008 dan 2009 adalah PT Travel Express dan PT Kartika

Airlines;-------------------------------------------------------------------------

d. Oleh karena Terlapor tidak menyerahkan data, perhitungan

pendapatan fuel surcharge tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 untuk PT

Mandala Airlines, PT PT Riau Airlines, PT Travel Express, PT Lion

Mentari Airlines, PT Wings Abadi Airlines, PT Metro Batavia, PT

Kartika Airlines, dan PT Trigana Airlines dihitung berdasarkan rata-

rata besaran fuel surcharge dalam satu tahun dikali dengan jumlah

penumpang aktual masing-masing maskapai pada tahun yang

bersangkutan; ------------------------------------------------------------------

e. Oleh karena Terlapor tidak memberikan data, biaya fuel tahun 2006,

2007 dan 2008 untuk PT Mandala Airlines, PT PT Riau Airlines, PT

Lion Mentari Airlines, PT Wings Abadi Airlines, PT Metro Batavia,

dan PT Trigana Airlines dihitung berdasarkan rata-rata biaya fuel per

penumpang PT Sriwijaya Air dikali dengan jumlah penumpang aktual

masing-masing maskapai pada tahun yang bersangkutan. PT Sriwijaya

Air digunakan sebagai dasar perhitungan karena jumlah dan jenis

pesawat, rute penerbangan serta ukuran perusahaan dianggap dapat

mewakili maskapai yang tidak memberikan data;-------------------------

f. Oleh karena para Terlapor tidak memberikan data, perhitungan biaya

fuel dihitung berdasarkan rata-rata biaya fuel per penumpang PT

Merpati Nusantara Airlines dikali dengan jumlah penumpang aktual

masing-masing maskapai pada tahun yang bersangkutan. PT Merpati

Page 60: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

60

Airlines digunakan sebagai dasar perhitungan karena hanya data

Merpati Nusantara Airlines yang tersedia; ---------------------------------

g. Karena Terlapor tidak memberikan data, jumlah penumpang

diestimasi berdasarkan data jumlah penumpang pada Tabel 14; --------

21.9 Tentang Perhitungan Pajak atas Fuel Surcharge (vide bukti B23, BAP PL

Dirjen Pajak);-------------------------------------------------------------------------------

(91) Bahwa berdasarkan informasi yang diperoleh dari Direktur Jenderal Pajak

Kementerian Keuangan RI, yang menjadi kewajiban pajak bagi maskapai

penerbangan antara lain Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penghasilan (PPh)

dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); ---------------------------------------------------

(92) Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 17 dan 19 UU PPN, PPN yang dipungut oleh

maskapai penerbangan adalah 10% (sepuluh persen) dikali Dasar Pengenaan Pajak

(DPP). DPP dalam hal ini adalah seluruh biaya yang diminta/dibebankan oleh

maskapai penerbangan kepada konsumen; -----------------------------------------------

(93) Bahwa dalam membeli avtur dari PT Pertamina (Persero), maskapai penerbangan

sudah dikenakan PPN 10%. PPN tersebut merupakan PPN keluaran6 bagi PT

Pertamina (Persero) dan PPN masukan7 bagi maskapai penerbangan; ---------------

(94) Bahwa praktek yang terjadi selama ini, perhitungan DPP untuk PPN atas harga

tiket pesawat dihitung dari basic fare;-----------------------------------------------------

(95) Bahwa makapai penerbangan tidak mengenakan PPN atas fuel surcharge kepada

konsumen, sehingga fuel surcharge tidak diperhitungkan sebagai DPP; -------------

(96) Bahwa menurut beberapa maskapai penerbangan, PPN atas fuel surcharge tersebut

ditanggung oleh maskapai penerbangan, sehingga tidak dibebankan kepada

penumpang; -----------------------------------------------------------------------------------

(97) Bahwa dalam salah satu rapat internal INACA pada tanggal 7 Mei 2008, pernah

ada pembahasan perihal Justifikasi Untuk Usulan Penghapusan PPN terhadap Fuel

Surcharge;-------------------------------------------------------------------------------------

6 PPN Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak pada waktu penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak. 7 Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak pada waktu pembelian Barang Kena Pajak, penerimaan Jasa Kena Pajak, atau impor Barang Kena Pajak.

Page 61: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

61

(98) Bahwa sebagian besar maskapai penerbangan memasukkan fuel surcharge ke

dalam komponen pendapatan tanpa dipisahkan secara khusus;------------------------

(99) Bahwa perhitungan PPH atas fuel surcharge perlu diperhitungkan karena fuel

surcharge merupakan salah satu pendapatan maskapai penerbangan; ----------------

21.10 Tentang INACA dan Komunikasi di antara Para Terlapor; --------------------

(100) Bahwa INACA adalah Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia

atau disebut Indonesia National Air Carriers Association disingkat INACA

berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia, didirikan oleh para pengusaha

perusahaan penerbangan pada tanggal 19 Oktober 1970; ----------------------------

(101) Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia

Nomor: KP5/AU.701/PHB-89 tanggal 23 Nopember 1989, INACA telah

dikukuhkan sebagai satu-satunya Wadah Usaha Penerbangan Nasional Indonesia

dan Mitra Kerja Pemerintah; -------------------------------------------------------------

(102) Bahwa belum semua perusahaan penerbangan nasional menjadi Anggota

INACA. Adapun Anggota INACA saat ini ada 20 (dua puluh) anggota yang

terdiri dari 15 (lima belas) angkutan udara niaga berjadwal dan 5 (lima)

angkutan udara niaga tidak berjadwal, yaitu: ------------------------------------------

(103) Angkutan Udara Niaga Berjadwal: Dirgantara Air Service, Deraya Air Service,

Garuda Indonesia, Kartika Airlines, Lion Mentari Airlines, Mandala Airlines,

Merpati Nusantara Airlines, Metro Batavia, Pelita Air Service, Sriwijaya

Airlines, Trigana Air Service, Indonesia AirAsia, Kal Star Aviation, Riau

Airlines, Travel Espress;------------------------------------------------------------------

(104) Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal: Derazona Air Service, Eastindo, Gatari

Air Service, Indonesia Ait Transport, Sabang Merauke Raya Air Charter; --------

(105) Bahwa berikut daftar Anggota INACA berdasarkan tanggal masuk menjadi

Anggota: ------------------------------------------------------------------------------------

Page 62: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

62

Tabel 28

Daftar Anggota INACA

No. Maskapai Penerbangan Tanggal Masuk Anggota

1. Deraya Air Service 19 Oktober 1970

2. Derazona Air Service 19 Oktober 1970

3. Dirgantara Air Service 19 Oktober 1970

4. Eastindo 19 Oktober 1970

5. Garuda Indonesia 19 Oktober 1970

6. Gatari Air Service 19 Oktober 1970

7. Indonesia Air Service 19 Oktober 1970

8. Mandala Airlines 19 Oktober 1970

9. Merpati Nusantara Airlines 19 Oktober 1970

10. Pelita Air Service 19 Oktober 1970

11. Sabang Merauke Raya Air Charter (SMAC) 19 Oktober 1970

12. Trigana Air Service 19 Oktober 1970

13. Metro Batavia 01 Agustus 2003

14. Kartika Airlines 01 Agustus 2003

15. Lion Mentari Airlines 01 Agustus 2003

16. Sriwijaya Air 10 Desember 2004

17. Riau Airlines 01 April 2009

18. Indonesia AirAsia 01 April 2009

19. Kal Star Aviation 01 April 2009

20. Travel Express Aviation Service 01 April 2009

(106) Bahwa pada saat disepakatinya fuel surcharge pada tanggal 10 Mei 2006,

Anggota INACA yang menandatangani kesepakatan tersebut pada tangal 4 Mei

2006 adalah: PT Mandala Airlines, PT Merpati Nusantara Airlines, PT

Dirgantara Air Service, PT Srwijaya Air, PT Pelita Air Service, PT Lion Mentari

Air, PT Batavia Air, PT Indonesia Air Transport, PT Garuda Indonesia

(Persero);------------------------------------------------------------------------------------

(107) Bahwa INACA secara rutin mengadakan rapat-rapat internal maupun dengan

pihak Departemen Perhubungan terkait dengan permasalahan terkait dengan

penerbangan, termasuk pembahasan mengenai fuel surcharge dan tarif batas

atas; ------------------------------------------------------------------------------------------

Page 63: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

63

(108) Bahwa kronologis rapat-rapat terkait dengan fuel surcharge dan pembahasan

revisi KM No. 8 dan KM No. 9 Tahun 2002 terkait dengan tarif batas atas, baik

yang dilakukan oleh INACA secara internal maupun antara INACA dengan

Pemerintah adalah sebagai berikut:------------------------------------------------------

Tabel 29

Rapat-rapat terkait dengan pembahasan fuel surcharge

No. Hari/Tanggal Waktu Tempat Agenda

1. Kamis, 04 Mei 2006

10.00 WIB

Ruang Rapat Pelita Lt.2, Jl. Abdul Muis 52-56A Jakarta Pusat

Pembahasan Fuel Surcharge atas kenaikan BBM Pelaksanaan Premi Tambahan (Extra Cover)

2. Selasa, 30 Mei 2006

10.00 WIB

Ruang Rapat Lion Air Lt.8, Jl. Gajah Mada No.7 Jakarta Pusat

Tanggapan terhadap Pemberitaan yang disampaikan KPPU dalam Mess Media Tentang Fuel Surcharge & Extra Cover Asuransi Penumpang Pesawat Udara

3. Rabu, 19 September 2007

10.00 WIB

Ruang Rapat Biro Perencanaan, Gedung Cipta Lt. 3

Pembahasan Usulan Penambahan Surcharge dalam menghadapi Lebaran pada H-7 dan H+7

4. Selasa, 11 Desember 2007

10.00 WIB

Ruang Rapat Sekretariat INACA Penyusunan Tarif Batas Atas

5. Selasa, 15 Januari 2008

10.00 WIB

Ruang Rapat Sekretariat INACA Tarif Batas Atas

6. Rabu, 7 Mei 2008

10.00 WIB

Ruang Rapat Sekretariat INACA Membahas Justifikasi Untuk Usulan Penghapusan PPN terhadap Fuel Surcharge

7. Senin, 15 September 2008

13.00 WIB

Ruang Rapat IKKGA Darmawanita PT Garuda Indonesia

Membahas KM 8 dan KM 9 Tahun 2002

8. Kamis, 30 Desember 2008

10.00 WIB

Ruang Rapat Kepala Biro Perencanaan Kabag Pentarifan dan Pelaporan

Pembahasan tentang harga avtur untuk penerbangan domestik

9. Rabu, 5 Agustus 2009

10.00 WIB

Ruang Rapat PT Mandala Airlines Lt. 8

Menanggapi Berita Mess Media Penjelasan KPPU Menduga Telah Terjadi Kartel Dalam Penetapan Fuel Surcharge

10. Selasa, 03 November 2009

10.00 WIB

Ruang Rapat Demo lt. 2 PT Merpati Nusantara Airlines

Pembahasan Revisi KM.8 dan KM 9 Tahun 2002

11. Selasa, 17 November 2009

10.00 WIB

Ruang Rapat Demo lt. 2 PT Merpati Nusantara Airlines

Pembahasan Revisi KM.8 dan KM 9 Tahun 2002

Page 64: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

64

22. Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta sebagaimana diuraikan dalam butir

21 di atas, Tim Pemeriksa menguraikan analisis sebagai berikut (vide bukti

A121): ---------------------------------------------------------------------------------------

22.1 Tentang Pelaku Usaha dan Pesaingnya;---------------------------------------------

(1) Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5 UU No. 5 tahun 1999, definisi pelaku

usaha adalah ”setiap orang perorangan atau badan usaha baik yang

berbetuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum negara

Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian,

menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi.” -----

(2) Bahwa berdasarkan butir 1.5 tentang Identitas Para Terlapor dan butir 3.1

tentang Profil dan Pangsa Pasar Para Terlapor, Tim Pemeriksa menilai PT

Garuda Indonesia (Persero), PT Sriwijaya Air, PT Merpati Nusantara

Airlines (Persero), PT Mandala Airlines, PT Riau Airlines, PT Travel

Express, PT Lion Mentari Airlines, PT Wings Abadi Airlines, PT Metro

Batavia, PT Kartika Airlines, PT Trigana Air Service, dan PT Indonesia

Air Asia merupakan pelaku usaha sebagaimana dimaksud oleh Pasal 1

angka 5 UU No. 5 Tahun 1999, yang masing-masing merupakan badan

usaha yang berbentuk badan hukum, yang didirikan di Indonesia,

berkedudukan di Indonesia, melakukan kegiatan usaha dalam wilayah

hukum negara Indonesia antara lain berupa kegiatan Angkutan Udara

Niaga Berjadwal dengan rute-rute penerbangan domestik sebagaimana

dirinci masing-masing dalam Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5,

Tabel 6, Tabel 7, Tabel 8, Tabel 9, Tabel 10, Tabel 12 dan Tabel 13; -------

(3) Bahwa berdasarkan butir 1.5. paragraf (11) tentang Identitas PT Linus

Airways dan butir 3.1 Tabel 11 tentang Profil PT Linus Airways, Tim

Pemeriksa menilai bahwa PT Linus Airways tidak memenuhi unsur pelaku

usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun

1999 karena secara de facto sudah dicabut seluruh Ijin Operasinya oleh

Departemen Perhubungan dan sudah tidak menjalankan kegiatan usaha di

bidang Angkutan Udara Niaga Berjadwal, sehingga Tim Pemeriksa

menilai tidak perlu mempertimbangkan PT Linus Airways dalam

Page 65: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

65

menganalisis dugaan pelanggaran terhadap Pasal 5 dan Pasal 21 UU No. 5

Tahun 1999;--------------------------------------------------------------------------

(4) Bahwa Tim Pemeriksa menilai PT Garuda Indonesia (Persero), PT

Sriwijaya Air, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Mandala

Airlines, PT Riau Airlines, PT Travel Express, PT Lion Mentari Airlines,

PT Wings Abadi Airlines, PT Metro Batavia, PT Kartika Airlines, PT

Trigana Air Service, dan PT Indonesia Air Asia merupakan para pelaku

usaha yang sama-sama melakukan kegiatan Angkutan Udara Niaga

Berjadwal yang merupakan pesaing antara satu dengan lainnya;-------------

22.2 Tentang Pasar Bersangkutan; ---------------------------------------------------------

(5) Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 UU No 5 Tahun 1999,

definisi pasar bersangkutan adalah “pasar yang berkaitan dengan

jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku usaha atas barang

dan atau jasa yang sama atau sejenis atau substitusi dari barang dan atau

jasa tersebut.” -----------------------------------------------------------------------

(6) Bahwa pengertian pasar bersangkutan tersebut di atas menekankan pada

konteks horizontal yang menjelaskan posisi pelaku usaha beserta

pesaingnya. Selanjutnya berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Komisi

No. 3 Tahun 2009 tentang Pedoman Pasar Bersangkutan KPPU, cakupan

pengertian pasar bersangkutan dapat dikategorikan dalam dua perspektif,

yaitu pasar berdasarkan produk dan pasar berdasarkan geografis. Pasar

berdasarkan produk terkait dengan kesamaan, atau kesejenisan dan/atau

tingkat substitusinya, sedangkan pasar berdasarkan cakupan geografis

terkait dengan jangkauan dan/atau daerah permasaran;------------------------

(7) Bahwa pasar produk didefinisikan sebagai produk-produk pesaing dari

produk tertentu ditambah dengan produk lain yang bisa menjadi substitusi

dari produk tersebut. Produk lain menjadi substitusi sebuah produk jika

keberadaan produk lain tersebut membatasi ruang kenaikan harga dari

produk tersebut; ---------------------------------------------------------------------

Pasar Produk

Page 66: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

66

(8) Bahwa analisis pasar produk pada intinya bertujuan untuk menentukan

jenis barang dan atau jasa yang sejenis atau tidak sejenis tapi merupakan

substitusinya yang saling bersaing satu sama lain. Untuk melakukan

analisis ini maka suatu produk harus ditinjau dari beberapa aspek, yaitu:

kegunaan, karakteristik, dan harga;-----------------------------------------------

(9) Bahwa dari aspek kegunaan, penerbangan adalah jasa transportasi untuk

menghubungkan antara titik keberangkatan dengan titik tujuan. Kegunaan

tersebut dapat dipenuhi tidak hanya oleh layanan penerbangan namun juga

dapat disubstitusi oleh layanan lainnya, misalnya moda transportasi darat

maupun moda transportasi laut. Dengan demikian dari sisi kegunaan

penerbangan memiliki banyak substitusi;----------------------------------------

(10) Bahwa jika ditinjau dari aspek karakteristik, meskipun penerbangan

memiliki kegunaan yang sama dengan moda transportasi lainnya, terdapat

karakteristik yang berbeda secara signfikan antara layanan penerbangan

dengan moda transportasi lainnya. Perbedaan paling utama adalah dalam

hal kecepatan yang dapat ditempuh oleh pesawat udara dibanding dengan

moda transportasi lainnya baik moda transportasi darat maupun moda

transportasi laut. Oleh karena itu, dari aspek kecepatan, layanan

penerbangan udara merupakan pasar yang terpisah dibanding dengan

layanan yang disediakan oleh moda transportasi darat seperti bis dan kereta

api, maupuan moda transportasi laut seperti kapal laut; -----------------------

(11) Bahwa layanan penerbangan memberikan jasa tranportasi dari satu kota

keberangkatan menuju kota kedatangan (rute penerbangan). Setiap rute

penerbangan membentuk satu pasar tersendiri yang tidak dapat disubstitusi

oleh rute penerbangan lainnya. Kemungkinan susbtitusi pada suatu rute

terletak pada moda transportasi lainnya, namun sebagaimana telah

diuraikan pada bagian sebelumnya, aspek kecepatan menyebabkan moda

transportasi lain tidak menjadi substitusi dari layanan penerbangan; --------

(12) Bahwa penerbangan berjadwal juga memberikan karakteristik tersendiri

yang membedakannya dari penerbangan tidak berjadwal. Konsumen yang

bertujuan untuk menggunakan penerbangan berjadwal harus mengikuti

jadwal keberangkatan yang telah ditentukan oleh pihak maskapai. Berbeda

Page 67: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

67

dengan penerbangan tidak berjadwal yang dapat digunakan setiap saat oleh

konsumen;----------------------------------------------------------------------------

(13) Bahwa penerbangan penumpang dan penerbangan kargo juga memiliki

karakteristik yang berbeda. Yang pertama menerbangkan orang dari satu

tempat ke tempat lain, sedangkan yang kedua tidak menerbangkan orang

melainkan barang. Jelas bahwa penerbangan kargo bukan merupakan

substitusi bagi penerbangan penumpang; ----------------------------------------

(14) Bahwa dari aspek harga, secara umum harga jasa penerbangan berjadwal

lebih mahal dibanding dengan moda transportasi lainnya meskipun di

waktu tertentu dan pada rute tertentu harga jasa penerbangan bisa sangat

mendekati moda transportasi kereta api; -----------------------------------------

(15) Bahwa secara umum, harga penerbangan berjadwal lebih murah dibanding

dengan harga penerbangan tidak berjadwal;-------------------------------------

(16) Bahwa dengan demikian, dari sisi harga, penerbangan berjadwal

merupakan pasar tersendiri yang terpisah dibanding dengan moda

transportasi lainnya; ----------------------------------------------------------------

(17) Bahwa berdasarkan analisis di atas, baik dari aspek kegunaan, aspek

karakteristik maupun aspek harga, maka pasar produk pada perkara ini

adalah layanan jasa penerbangan penumpang berjadwal dari satu titik

keberangkatan ke titik kedatangan; -------------------------------------------

Pasar Geografis

(18) Bahwa pasar geografis adalah wilayah dimana suatu pelaku usaha dapat

meningkatkan harganya tanpa menarik masuknya pelaku usaha baru atau

tanpa kehilangan konsumen yang signifikan, yang berpindah ke pelaku

usaha lain di luar wilayah tersebut. Hal ini antara lain terjadi karena biaya

transportasi yang harus dikeluarkan konsumen tidak signifikan, sehingga

tidak mampu mendorong terjadinya perpindahan konsumsi produk

tersebut; ------------------------------------------------------------------------------

(19) Bahwa analisis pasar geografis bertujuan untuk menjelaskan di area mana

saja pasar produk yang telah didefinisikan saling bersaing satu sama lain; -

Page 68: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

68

(20) Bahwa dengan memperhatikan rute-rute penerbangan yang dimiliki oleh

masing-masing Terlapor sebagaimana diuraikan dalam Tabel 1 s/d Tabel

10, Tabel 12 dan Tabel 13, terdapat persamaan dan perbedaan rute di

antara para Terlapor. Sebagai ilustrasi, untuk suatu rute tertentu, maskapai

penerbangan A bersaing dengan maskapai penerbangan B, namun untuk

rute lainnya, maskapai penerbangan A tersebut tidak bersaing dengan

maskapai penerbangan B, namun bersaing dengan maskapai penerbangan

C; --------------------------------------------------------------------------------------

(21) Bahwa di setiap titik keberangkatan atau titik kedatangan, maskapai

penerbangan melayani penumpang yang berlokasi di wilayah sekitar titik

keberangkatan ataupun titik kedatangan; ----------------------------------------

(22) Bahwa dengan demikian pasar geografis setiap rute tersebar di wilayah

sekitar bandar udara berada. Secara umum, bandar udara terletak di ibu

kota provinsi untuk meliputi seluruh penumpang yang berada pada

provinsi tersebut (catchment area);-----------------------------------------------

(23) Bahwa dalam hal terdapat dua bandar udara yang relatif berdekatan,

konsumen memiliki dua pilihan dalam rangka menentukan bandar udara

mana yang akan digunakannya, sehingga dalam kondisi tersebut pasar

geografis suatu rute bisa mencakup rute lainnya yang berada pada bandar

udara terdekat (overlapping catchment area); ----------------------------------

(24) Bahwa meskipun demikian, pertimbangan jarak tempuh, biaya, dan rute

yang tersedia akan sangat mempengaruhi bandar udara mana yang akan

dipilih oleh konsumen; -------------------------------------------------------------

(25) Bahwa kondisi overlapping catchment area jarang terjadi sehingga secara

umum pasar geografis untuk setiap rute mencakup wilayah catchment area

masing-masing bandar udara.;-----------------------------------------------------

(26) Bahwa dengan demikian pasar geografis pada perkara ini adalah

catchment area pada setiap bandar udara;-----------------------------------

(27) Bahwa berdasarkan analisis pasar produk dan pasar geografis, maka dalam

perkara ini pasar bersangkutan meliputi layanan jasa penerbangan

Page 69: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

69

penumpang berjadwal dari satu titik keberangkatan ke titik

kedatangan di catchment area pada setiap bandar udara; ---------------

22.3 Tentang Dugaan Penetapan Harga; --------------------------------------------------

(28) Bahwa berdasarkan butir 3.3 Tentang Formula Perhitungan Harga Tiket,

dalam Tabel 16 terlihat bahwa Formula Perhitungan Harga Tiket para

Terlapor pada prinsipnya sama yaitu memuat basic fare, PPN, IWJR dan

Fuel Surcharge. Namun jika diperhatikan lebih lanjut, terdapat perbedaan

pada komponen IWJR, dimana ada yang menetapkan sebesar Rp 5.000,-

(lima ribu rupiah), Rp 6.000,- (enam ribu rupiah) dan Rp 11.000,- (sebelas

ribu rupiah). Selain itu terdapat perbedaan pada pengenaan administration

fee (biaya administrasi), asuransi tambahan dan convinience fee, dimana

ada Terlapor yang memberlakukan, ada yang tidak. Untuk komponen Fuel

Surcharge sendiri, terdapat 2 (dua) Terlapor yang saat pemeriksaan

perkara ini dilaksanakan, sudah tidak memberlakukan fuel surcharge yaitu

PT Riau Airlines dan PT Indonesia Air Asia; -----------------------------------

(29) Bahwa dalam perhitungan komponen basic fare, masing-masing Terlapor

memiliki strategi harga (pricing strategy) yang dikenal dengan subclasses.

Dalam penerapan sub classes sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 17

tentang Kategorisasi Sub Classes oleh Para Terlapor, terlihat variasi dalam

kategorisasi sub classes yang terbagi dalam jumlah kelas yang berbeda-

beda; ----------------------------------------------------------------------------------

(30) Bahwa perhitungan komponen PPN adalah sebesar 10% (sepuluh persen)

dari basic fare. Besar kecilnya perhitungan PPN, tergantung pada besar

kecilnya basic fare yang dikenakan sesuai dengan kategorisasi sub classes

yang dibeli oleh penumpang;------------------------------------------------------

(31) Bahwa perhitungan komponen IWJR dihitung sebagai bagian dari harga

tiket, namun tidak termasuk ke dalam perhitungan pendapatan maskapai

penerbangan. Berdasarkan Tabel 16, ternyata terdapat variasi besaran

IWJR yang diterapkan oleh masing-masing maskapai penerbangan; --------

(32) Bahwa formula perhitungan fuel surcharge yang ditetapkan oleh masing-

masing Terlapor berbeda-beda sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 18; -

Page 70: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

70

(33) Bahwa berdasarkan berbagai pendapat dari maskapai penerbangan, Tim

Pemeriksa menilai perhitungan komponen fuel surcharge di dalam harga

tiket tergantung pada: harga avtur, konsumsi avtur dan load factor;---------

(34) Bahwa harga avtur yang dibeli oleh maskapai penerbangan dari PT

Pertamina (Persero) dipengaruhi oleh MOPS untuk jet fuel atau avtur, kurs

Rupiah terhadap US Dollar, serta lokasi DPPU Pertamina; -------------------

(35) Bahwa konsumsi avtur dipengaruhi oleh waktu tempuh/jarak tempuh, jenis

dan tipe serta usia pesawat; --------------------------------------------------------

(36) Bahwa load factor dipengaruhi oleh rute-rute yang dipilih maskapai

penerbangan untuk diterbangi, peak season dan low season, serta daya beli

masyarakat yang menjadi konsumen maskapai penerbangan; ----------------

(37) Bahwa dalam membuat formula perhitungan fuel surcharge, maskapai

penerbangan membuat asumsi tentang harga avtur, konsumsi avtur dan

load factor;---------------------------------------------------------------------------

(38) Bahwa asumsi yang digunakan untuk menentukan harga avtur adalah harga

rata-rata avtur yang dijual oleh Pertamina sebagaimana diuraikan dalam

Tabel 19. Namun dalam menentukan asumsi tersebut, terdapat perbedaan

penentuan asumsi harga avtur yang digunakan karena bersifat forecasting

atau peramalan;----------------------------------------------------------------------

(39) Bahwa jenis pesawat yang digunakan oleh masing-masing penerbangan

berbeda-beda sebagaimana telah diuraikan dalam profil para Terlapor

dalam butir 3.1, Tabel 1 s/d Tabel 10, Tabel 12 dan Tabel 13; ---------------

(40) Bahwa dalam penentuan konsumsi avtur, maskapai penerbangan

menggunakan asumsi dengan mengacu pada konsumsi avtur satu atau lebih

jenis pesawat. Namun demikian, meskipun terdapat jenis pesawat yang

sama yang dijadikan acuan dalam perhitungan fuel surcharge, terdapat

perbedaan asumsi konsumsi avtur untuk jenis pesawat tersebut

sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 20; --------------------------------------

(41) Bahwa dalam penentuan asumsi load factor untuk perhitungan fuel

surcharge, maskapai penerbangan menggunakan load factor rata-rata yang

berbeda-beda persentasenya sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 21;----

Page 71: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

71

(42) Bahwa dengan demikian, oleh karena formula perhitungan fuel

surcharge, asumsi harga avtur, asumsi konsumsi avtur dan asumsi

load factor yang dibuat oleh masing-masing Terlapor berbeda-beda,

Tim Pemeriksa menilai seharusnya fuel surcharge yang ditetapkan

oleh masing-masing Terlapor juga berbeda-beda; -------------------------

(43) Bahwa Pasal 5 ayat (1) UU No. 5 Tahun 1999 berbunyi “Pelaku usaha

dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk

menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar

oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama” -----

(44) Bahwa penetapan harga atau kartel harga terjadi apabila beberapa

perusahaan dalam industri sejenis membuat perjanjian untuk mengatur

harga secara bersama-sama atas suatu barang dan atau jasa yang harus

dibayar oleh konsumen; ------------------------------------------------------------

(45) Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 7 UU No. 5/1999, definisi perjanjian

adalah “suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan

diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain dengan nama apa pun,

baik tertulis maupun tidak tertulis.”----------------------------------------------

(46) Bahwa untuk membuktikan ada tidaknya perjanjian tersebut, Tim

Pemeriksa terlebih dahulu menganalisis apakah terjadi komunikasi di

antara para Terlapor terkait dengan penetapan fuel surcharge baik secara

langsung melalui INACA maupun secara tidak langsung dengan cara price

signaling yang dilakukan oleh perusahaan yang dominan; --------------------

(47) Bahwa berdasarkan fakta-fakta sebagaimana terurai dalam butir 3.10

Tentang INACA dan Komunikasi di antara Para Terlapor, berdasarkan

Tabel 29, Tim Pemeriksa menilai terdapat komunikasi secara internal

dalam INACA terkait dengan pembahasan fuel surcharge yaitu pada

tanggal 04 Mei 2006 sebagaimana diuraikan dalam butir 3.2 Tentang

Kronologis Pengenaan Fuel Surcharge paragraf (12); -------------------------

(48) Bahwa berdasarkan butir 3.2 Tentang Kronologis Pengenaan Fuel

Surcharge paragraf (16) dan Tabel 29, KPPU memberikan masukan

kepada INACA untuk mencabut penetapan mengenai fuel surcharge dan

Page 72: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

72

mengembalikan kewenangan penetapan fuel surcharge kepada masing-

masing maskapai penerbangan; ---------------------------------------------------

(49) Bahwa setelah menerima masukan dari KPPU, berdasarkan butir 3.2

Tentang Kronologis Pengenaan Fuel Surcharge paragraf (17) dan Tabel

29, INACA mengadakan Rapat Anggota dan Pengurus INACA pada

tanggal 30 Mei 2006 yang pada intinya menyimpulkan penerapan dan

besaran fuel surcharge diserahkan kembali kepada masing-masing

perusahaan penerbangan nasional Anggota INACA;---------------------------

(50) Bahwa maskapai penerbangan yang merupakan Terlapor dalam perkara

ini, yang menandatangani kesepakatan pada tanggal 04 Mei 2006 adalah:

PT Garuda Indonesia (Persero), PT Srwijaya Air, PT Merpati Nusantara

Airlines (Persero), PT Mandala Airlines, PT Lion Mentari Airlines dan PT

Metro Batavia;-----------------------------------------------------------------------

(51) Bahwa maskapai penerbangan yang merupakan Terlapor dalam perkara

ini, namun tidak menandatangani kesepakatan pada tanggal 4 Mei 2006

adalah: PT Riau Airlines, PT Express Air, PT Wings Airlines, PT Kartika

Airlines, PT Trigana Air Service, PT Indonesia Air Asia;---------------------

(52) Bahwa berdasarkan Tabel 28 Tentang Daftar Anggota INACA, maskapai

penerbangan yang merupakan Terlapor dalam perkara ini telah menjadi

anggota INACA pada tanggal 4 Mei 2006 adalah: PT Garuda Indonesia

(Persero), PT Srwijaya Air, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT

Mandala Airlines, PT Lion Mentari Airlines, PT Metro Batavia, PT

Express Air, PT Kartika Airlines, dan PT Trigana Air Service; --------------

(53) Bahwa berdasarkan Tabel 28 Tentang Daftar Anggota INACA, maskapai

penerbangan yang merupakan Terlapor dalam perkara ini yang belum

menjadi anggota INACA pada tanggal 4 Mei 2006 adalah: PT Riau

Airlines, PT Wings Airlines dan PT Indonesia Air Asia;----------------------

(54) Bahwa penetapan fuel surcharge sebesar Rp 20.000,- (dua puluh ribu)

pada tanggal 10 Mei 2006, meskipun telah dilakukan sesuai dengan

prosedur dan dengan sepengetahuan Menteri Perhubungan c.q. Dirjen

Perhubungan Udara, Tim Pemeriksa menilai hal tersebut merupakan suatu

Page 73: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

73

bentuk kartel yang dilakukan oleh maskapai penerbangan melalui wadah

INACA sebagaimana diuraikan dalam angka 3.2. tentang Kronologis

Pemberlakukan Fuel Surcharge; --------------------------------------------------

(55) Bahwa Tim Pemeriksa perlu menguji apakah benar setelah tanggal 30 Mei

2006, fuel surcharge sudah ditetapkan masing-masing oleh para Terlapor

tanpa melakukan koordinasi satu sama lainnya; --------------------------------

(56) Bahwa pada butir 3.4 Tentang Formula Perhitungan Fuel Surcharge

paragraf (37), pada tanggal 15 Februari 2008, Departemen Perhubungan

mengeluarkan formula perhitungan fuel surcharge yang kemudian direvisi

pada tanggal 03 Maret 2008; ------------------------------------------------------

(57) Bahwa untuk mengetahui apakah terdapat penetapan harga fuel surcharge

yang dilakukan oleh para Terlapor, Tim Pemeriksa melakukan analisis

terhadap pergerakan fuel surcharge masing-masing Terlapor; ---------------

(58) Bahwa berdasarkan Tabel 23, Tabel 24, Tabel 25 dan Tabel 29 serta Grafik

2 s/d Grafik 37 mengenai pergerakan fuel surcharge para Terlapor masing-

masing untuk penerbangan antara 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam,

Tim Pemeriksa melakukan analisis pergerakan fuel surcharge seluruh

Terlapor dalam grafik sebagai berikut:-------------------------------------------

----------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 38

Page 74: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

74

Grafik 38

Perbandingan pergerakan fuel surcharge para Terlapor untuk penerbangan 0 s/d 1 jam

Pergerakan Fuel Surcharge untuk Penerbangan 1 Jam dari Seluruh Maskapai 2006 - 2009

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

May

-06

Aug-

06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug-

07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug-

08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug-

09

Nov

-09

Bulan

Rup

iah

Sriw ijaya

Garuda

Mandala

Ekspress Air

RAL

Lion

Batavia

Kartika

Merpati

Wings

Trigana

Air Asia

Grafik 39

Perbandingan pergerakan fuel surcharge para Terlapor untuk penerbangan 1 s/d 2 jam

Pergerakan Fuel Surcharge Untuk Penerbangan 2 Jam dari Seluruh Maskapai Tahun 2006 - 2009

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09

May

-09

Aug

-09

Nov

-09

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirRALLionBataviaKartikaMerpatiWingsTriganaAir Asia

Page 75: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

75

Grafik 40

Perbandingan pergerakan fuel surcharge para Terlapor untuk penerbangan 2 s/d 3 jam

Pergerakan FS Penerbangan 3 Jam Untuk Seluruh Maskapai Tahun 2006 - 2009

0100000200000

300000400000500000

May

-06

Aug

-06

Nov

-06

Feb-

07M

ay-0

7A

ug-0

7N

ov-0

7Fe

b-08

May

-08

Aug

-08

Nov

-08

Feb-

09M

ay-0

9A

ug-0

9N

ov-0

9

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirRALLionBataviaKartikaMerpatiWingsTriganaAir Asia

(59) Bahwa berdasarkan Grafik 38, Grafik 39 dan Grafik 40, Tim

Pemeriksa menilai terdapat trend yang sama atas pergerakan fuel

surcharge di antara para Terlapor untuk masing-masing zona waktu

penerbangan; -----------------------------------------------------------------------

(60) Bahwa untuk mendukung analisis tabel dan grafik tersebut di atas, Tim

Pemeriksa melakukan perbandingan prosentase pergerakan harga fuel

surcharge yang ditetapkan oleh para Terlapor sebagai berikut: --------------

Tabel 30

Perbandingan prosentase pergerakan fuel surcharge para Terlapor untuk penerbangan 0 s/d 1 jam

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Express

Air Merpati Batavia Lion Air RAL Mandala Kartika Wings Trigana Air Asia

Mei-06 0.0 0.0 50.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jun-06 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jul-06 50.0 50.0 0.0 50.0 0.0 50.0 n/a 50.0 0.0 50.0 n/a 50.0

Page 76: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

76

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Express

Air Merpati Batavia Lion Air RAL Mandala Kartika Wings Trigana Air Asia

Agust-06 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 33.3

Sep-06 33.3 33.3 33.3 33.3 50.0 33.3 n/a 0.0 0.0 33.3 n/a 0.0

Okt-06 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Nop-06 0.0 0.0 25.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 100.0 0.0 n/a 0.0

Des-06 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jan-07 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Feb-07 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Mar-07 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 33.3 0.0 0.0 n/a 0.0

Apr-07 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 62.5

Mei-07 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 23.1

Jun-07 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 n/a 25.0

Jul-07 50.0 25.0 40.0 25.0 0.0 50.0 n/a 0.0 0.0 50.0 n/a 10.0

Agust-07 0.0 20.0 14.3 32.0 0.0 0.0 n/a 50.0 100.0 0.0 n/a 27.3

Sep-07 33.3 33.3 0.0 33.3 0.0 66.7 n/a 33.3 0.0 66.7 n/a 14.3

Okt-07 25.0 0.0 37.5 25.0 233.3 -20.0 n/a 0.0 0.0 -20.0 n/a n/a

Nop-07 50.0 75.0 50.0 0.0 40.0 56.3 n/a 0.0 87.5 56.3 n/a n/a

Des-07 0.0 14.3 0.0 0.0 14.3 28.0 n/a 25.0 13.3 28.0 n/a n/a

Jan-08 0.0 0.0 21.2 36.4 0.0 0.0 n/a 30.0 0.0 0.0 n/a n/a

Feb-08 -6.7 0.0 0.0 0.0 18.8 18.8 n/a 15.4 0.0 18.8 n/a n/a

Mar-08 21.4 9.4 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 6.7 0.0 0.0 0.0 n/a

Apr-08 11.8 8.6 12.5 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 11.8 0.0 0.0 n/a

Mei-08 0.0 15.8 20.0 16.7 0.0 0.0 n/a 15.6 21.1 0.0 0.0 n/a

Jun-08 21.1 22.7 0.0 28.6 0.0 0.0 n/a 0.0 17.4 0.0 0.0 n/a

Jul-08 0.0 0.0 0.0 11.1 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Agust-08 -17.4 -11.1 0.0 10.0 -5.3 -5.3 n/a 21.6 0.0 -5.3 0.0 n/a

Sep-08 0.0 -8.3 -11.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Okt-08 0.0 0.0 0.0 -5.5 0.0 0.0 0.0 -20.0 -13.0 0.0 0.0 n/a

Nop-08 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -6.4 0.0 0.0 n/a

Des-08 -10.5 -9.1 0.0 0.0 0.0 -5.6 0.0 0.0 -18.2 -11.1 50.0 n/a

Jan-09 0.0 -10.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Feb-09 0.0 0.0 0.0 -11.5 0.0 0.0 0.0 -5.6 0.0 0.0 0.0 n/a

Mar-09 0.0 0.0 0.0 0.0 -5.6 -5.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Apr-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Mei-09 0.0 11.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Jun-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 6.7 n/a

Jul-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Agust-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Sep-09 0.0 0.0 0.0 8.7 0.0 0.0 0.0 5.9 0.0 0.0 0.0 n/a

Okt-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 27.8 0.0 0.0 n/a

Nop-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Des-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Page 77: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

77

Tabel 31

Perbandingan prosentase pergerakan fuel surcharge para Terlapor untuk penerbangan 1 s/d 2 jam

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Express

Air Merpati Batavia Lion Air RAL Mandala Kartika Wings Trigana Air Asia

Mei-06 0.0 0.0 0.0 50.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jun-06 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jul-06 50.0 50.0 50.0 0.0 n/a 50.0 0.0 0.0 50.0 50.0 n/a 50.0

Agust-06 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 33.3

Sep-06 33.3 33.3 33.3 33.3 n/a 33.3 50.0 0.0 33.3 33.3 n/a 0.0

Okt-06 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Nop-06 0.0 0.0 0.0 25.0 n/a 0.0 0.0 100.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Des-06 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jan-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Feb-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Mar-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Apr-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 62.5

Mei-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 23.1

Jun-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 25.0

Jul-07 50.0 25.0 50.0 40.0 n/a 50.0 0.0 0.0 50.0 50.0 n/a -10.0

Agust-07 0.0 20.0 0.0 14.3 n/a 0.0 0.0 100.0 0.0 0.0 n/a 55.6

Sep-07 33.3 33.3 0.0 0.0 n/a 100.0 0.0 0.0 33.3 100.0 n/a 14.3

Okt-07 25.0 0.0 0.0 37.5 n/a 0.0 233.3 56.3 25.0 0.0 n/a n/a

Nop-07 50.0 100.0 116.7 50.0 n/a 20.8 60.0 0.0 50.0 20.8 n/a n/a

Des-07 6.7 9.4 15.4 0.0 n/a 20.7 0.0 60.0 6.7 20.7 n/a n/a

Jan-08 0.0 0.0 16.7 21.2 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a n/a

Feb-08 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 31.4 18.8 0.0 0.0 31.4 0.0 n/a

Mar-08 18.8 14.3 14.3 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 18.8 0.0 0.0 n/a

Apr-08 10.5 15.0 0.0 12.5 n/a 0.0 0.0 10.0 10.5 0.0 0.0 n/a

Mei-08 9.5 17.4 0.0 20.0 n/a 0.0 0.0 13.6 9.5 0.0 0.0 n/a

Jun-08 17.4 25.9 27.5 0.0 n/a 0.0 21.1 16.0 17.4 0.0 0.0 n/a

Jul-08 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Agust-08 -14.8 -8.8 -13.7 0.0 n/a -4.3 -4.3 0.0 -14.8 -4.3 0.0 n/a

Sep-08 0.0 -6.5 0.0 -11.1 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Okt-08 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -5.2 0.0 0.0 0.0 n/a

Nop-08 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -7.1 0.0 0.0 50.0 n/a

Des-08 0.0 -6.9 -4.5 0.0 0.0 -4.5 0.0 -13.9 0.0 -4.5 0.0 n/a

Jan-09 0.0 -7.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Feb-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 20.0 n/a

Mar-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -9.1 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Apr-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Mei-09 0.0 8.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Jun-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Jul-09 0.0 0.0 7.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Page 78: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

78

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Express

Air Merpati Batavia Lion Air RAL Mandala Kartika Wings Trigana Air Asia

Agust-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Sep-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Okt-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -20.5 0.0 0.0 0.0 n/a

Nop-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Des-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Tabel 32

Perbandingan prosentase pergerakan fuel surcharge para Terlapor untuk penerbangan 2 s/d 3 jam

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Express

Air Merpati Batavia Lion Air RAL Mandala Kartika Wings Trigana Air Asia

Mei-06 0.0 0.0 0.0 50.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jun-06 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jul-06 50.0 50.0 50.0 0.0 n/a 50.0 0.0 0.0 50.0 50.0 n/a 50.0

Agust-06 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 33.3

Sep-06 33.3 33.3 33.3 33.3 n/a 33.3 50.0 0.0 33.3 33.3 n/a 0.0

Okt-06 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Nop-06 0.0 0.0 0.0 25.0 n/a 0.0 0.0 100.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Des-06 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Jan-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Feb-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Mar-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0

Apr-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 62.5

Mei-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 23.1

Jun-07 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a 25.0

Jul-07 50.0 25.0 50.0 40.0 n/a 50.0 0.0 0.0 25.0 50.0 n/a -10.0

Agust-07 0.0 20.0 0.0 14.3 n/a 0.0 0.0 100.0 32.0 0.0 n/a 22.2

Sep-07 33.3 33.3 0.0 0.0 n/a 100.0 0.0 0.0 33.3 100.0 n/a 18.2

Okt-07 25.0 0.0 0.0 37.5 n/a 0.0 233.3 100.0 25.0 0.0 n/a n/a

Nop-07 50.0 125.0 116.7 50.0 n/a 20.8 80.0 0.0 50.0 20.8 n/a n/a

Des-07 20.0 11.1 53.8 0.0 n/a 20.7 0.0 37.5 0.0 20.7 n/a n/a

Jan-08 0.0 0.0 0.0 21.2 n/a 0.0 50.0 0.0 21.2 31.4 n/a n/a

Feb-08 0.0 0.0 12.5 0.0 0.0 31.4 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Mar-08 16.7 12.5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Apr-08 9.5 20.0 0.0 12.5 0.0 0.0 0.0 9.1 12.5 0.0 0.0 n/a

Mei-08 17.4 18.5 13.3 20.0 136.7 0.0 0.0 12.5 22.2 0.0 0.0 n/a

Jun-08 14.8 28.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 14.8 27.3 0.0 0.0 n/a

Jul-08 0.0 0.0 0.0 0.0 -43.7 0.0 -3.7 0.0 7.1 -4.3 0.0 n/a

Agust-08 -12.9 -7.3 0.0 0.0 0.0 -4.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Sep-08 0.0 -5.3 0.0 -11.1 0.0 0.0 0.0 0.0 -17.3 0.0 0.0 n/a

Okt-08 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -3.2 0.0 0.0 0.0 n/a

Page 79: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

79

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Express

Air Merpati Batavia Lion Air RAL Mandala Kartika Wings Trigana Air Asia

Nop-08 0.0 0.0 -3.9 0.0 0.0 0.0 0.0 -8.3 0.0 -4.5 0.0 n/a

Des-08 0.0 -5.6 0.0 0.0 0.0 -4.5 0.0 -9.1 0.0 0.0 0.0 n/a

Jan-09 0.0 -5.9 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -9.7 0.0 0.0 n/a

Feb-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 -3.8 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Mar-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Apr-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Mei-09 0.0 6.3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Jun-09 0.0 0.0 4.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Jul-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Agust-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Sep-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 10.7 0.0 0.0 n/a

Okt-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 n/a

Nop-09 0.0 0.0 0.0 50.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

Des-09 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

(61) Bahwa berdasarkan analisis terhadap prosentase pergerakan fuel

surcharge sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 30, Tabel 31 dan

Tabel 32 di atas, Tim Pemeriksa menilai terdapat persamaan trend

pergerakan prosentase kenaikan fuel surcharge di antara para

Terlapor; ----------------------------------------------------------------------------

(62) Bahwa selain melakukan analisis terhadap grafik pergerakan fuel

surcharge, tabel prosentase pergerakan fuel surcharge di atas, Tim

Pemeriksa juga melakukan uji korelasi terhadap pergerakan fuel surcharge

di antara para Terlapor tersebut; --------------------------------------------------

(63) Bahwa tools yang digunakan dalam melakukan analisis tersebut adalah Uji

Korelasi dan Uji Varians Bartlette & Levene Test;-----------------------------

(64) Bahwa Uji Korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel

yang tidak menunjukkan hubungan fungsional. Korelasi dinyatakan dalam

% (persentase) keeratan hubungan antara variabel yang dinamakan dengan

koefisien korelasi, yang menunjukkan derajat keeratan hubungan antara

dua variabel dan arah hubungannya (+ atau -). Dimana jika nilai r>0

artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, dan jika nilai r<0 artinya

telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin besar nilai variabel

x makin kecil nilai variabel y dan sebaliknya. Semakin tinggi nilai r,

berarti korelasinya semakin tinggi; -----------------------------------------------

Page 80: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

80

(65) Bahwa Uji Varians Bartletts Test (Snedecor amd Cochran, 1983)

digunakan untuk menguji apakah sejumlah sample, memiliki varians yang

setara. Varians yang setara diantara sample disebut dengan homogenity of

variances. Bartletts test dapat juga digunakan untuk menguji apakah

varians diantara kelompok samples setara atau tidak;--------------------------

(66) Bahwa Levene Test memiliki tujuan yang sama dengan Bartletts namun

Levene test cenderung lebih tidak sensitif terhadap data yang menjauhi

normal; -------------------------------------------------------------------------------

(67) Bahwa pada kedua uji tersebut, hasilnya ditunjukkan dengan H0 dan H1.

H0 berarti tidak ada perbedaan di antara 2 (dua) atau lebih varians,

sedangkan H1 berarti terdapat perbedaan di antara 2 (dua) atau lebih

varians. Dapat disimpulkan hasil uji tolak H0 apabila P value kurang dari

0.005 dan sebaliknya menerima H0 apabila P value lebih dari 0.005; -------

(68) Bahwa untuk memudahkan analisis, Tim Pemeriksa membagi analisis

pergerakan fuel surcharge para Terlapor menjadi 2 (dua) periode yaitu

sejak dicabutnya penetapan bersama fuel surcharge tanggal 30 Mei 2006

sampai dengan diberlakukannya formula fuel surcharge dari pemerintah

tanggal 15 Februari 2008 yang direvisi tanggal 03 Maret 2008 (Periode I:

Mei 2006 s/d Maret 2008), dan periode setelah 03 Maret 2008 sampai

dengan 31 Desember 2009 (Periode II: April 2008 s/d Desember 2009); ---

(69) Bahwa untuk menganalisis pergerakan fuel surcharge para Terlapor, maka

akan dilakukan uji korelasi dan Bartlett Test untuk masing-masing periode

yaitu Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) dan Periode II (April 2008 s/d

Desember 2009) yang masing-masing terbagi dalam 3 (tiga) zona, yaitu

penerbangan dengan waktu tempuh antara 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2

s/d 3 jam; -----------------------------------------------------------------------------

(70) Bahwa uji korelasi akan dilakukan terhadap 9 Terlapor, tanpa memasukkan

PT Riau Airlines, PT Trigana Air Service dan PT Indonesia AirAsia; ------

(71) Bahwa hasil uji korelasi terhadap pergerakan fuel surcharge para Terlapor

untuk penerbangan antara 0 s/d 1 jam adalah sebagai berikut:----------------

Page 81: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

81

Tabel 33

Uji Korelasi untuk penerbangan 0 s/d 1 jam

Sriwijaya Garuda Mandala Ekspress Air Lion Batavia Kartika Merpati Wings

Sriwijaya 1

Garuda 0.981974 1

Mandala 0.923059 0.955017 1

Ekspress Air 0.980519 0.988032 0.957373 1

Lion 0.963663 0.991556 0.971946 0.9755442 1

Batavia 0.951784 0.969924 0.919332 0.9694725 0.948066 1

Kartika 0.97582 0.987344 0.941961 0.9842514 0.972864 0.951313 1

Merpati 0.960948 0.959447 0.978034 0.9727714 0.962488 0.929439 0.948065 1

Wings 0.963663 0.991556 0.971946 0.9755442 1 0.948066 0.972864 0.962488 1

(72) Bahwa hasil uji korelasi terhadap pergerakan fuel surcharge para Terlapor

untuk penerbangan antara 1 s/d 2 jam adalah sebagai berikut:----------------

Tabel 34

Uji Korelasi untuk penerbangan 1 s/d 2 jam

Sriwijaya Garuda Mandala

Ekspress

Air Lion Batavia Kartika Merpati Wings

Sriwijaya 1

Garuda 0.993046 1

Mandala 0.972223 0.98559 1

Ekspress Air 0.988475 0.985138 0.983495 1

Lion 0.973608 0.965744 0.952502 0.968962 1

Batavia 0.968435 0.969687 0.957854 0.968775 0.943493 1

Kartika 0.969977 0.964823 0.956135 0.974423 0.965464 0.947479 1

Merpati 0.988282 0.979285 0.967557 0.990912 0.982715 0.958948 0.974337 1

Wings 0.973608 0.965744 0.952502 0.968962 1 0.943493 0.965464 0.982715 1

(73) Bahwa hasil uji korelasi terhadap pergerakan fuel surcharge para Terlapor

untuk penerbangan antara 2 s/d 3 jam adalah sebagai berikut:----------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 35

Page 82: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

82

Tabel 35

Uji Korelasi untuk penerbangan 2 s/d 3 jam

Sriwijaya Garuda Mandala

Ekspress

Air Lion Batavia Kartika Merpati Wings

Sriwijaya 1

Garuda 0.992584 1

Mandala 0.971357 0.97637 1

Ekspress Air 0.989441 0.982045 0.962812 1

Lion 0.975925 0.959402 0.947762 0.968962 1

Batavia 0.955953 0.96049 0.962909 0.966194 0.930562 1

Kartika 0.980508 0.960801 0.940955 0.976508 0.963813 0.942611 1

Merpati 0.992604 0.986143 0.959828 0.99419 0.979271 0.96793 0.977996 1

Wings 0.978704 0.963876 0.955711 0.97824 0.986606 0.954725 0.966577 0.987366 1

(74) Bahwa berdasarkan hasil uji korelasi sebagaimana ditunjukkan pada

Tabel 33, Tabel 34 dan Tabel 35, Tim Pemeriksa menilai terdapat

hubungan linier positif dimana terdapat korelasi yang tinggi dengan

nilai r rata-rata di atas 0,90;-----------------------------------------------------

(75) Bahwa selanjutnya, Tim Pemeriksa akan melakukan Bartlett & Levene

Test terhadap pergerakan fuel surcharge para Terlapor pada Periode I (Mei

2006 s/d Maret 2008); --------------------------------------------------------------

(76) Bahwa berikut grafik pergerakan fuel surcharge para Terlapor pada

Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 0 s/d 1 jam: ------

Grafik 41

Grafik Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor Periode I untuk Penerbangan antara 0 s/d 1 jam

Pergerakan FS 1 Jam Setiap Maskapai Mei 2006 - Maret 2008

0

50000

100000

150000

200000

250000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-06

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-07

Nop-07

Jan-0

8

Mar-08

Bulan

Rup

iah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirLionBataviaKartikaMerpatiWingsTriganaAir Asia

Page 83: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

83

(77) Bahwa berikut hasil uji varians pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 0 s/d 1 jam:

(78) Bahwa berdasarkan uji pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 0 s/d 1

jam menunjukkan hasil yang signifikan dimana terdapat variasi yang

sama dari seluruh maskapai penerbangan yang diuji;---------------------

(79) Bahwa berikut grafik pergerakan fuel surcharge para Terlapor pada

Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 1 s/d 2 jam: ------

----------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 42

1700001200007000020000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.983

Test Statistic: 0.207

Levene's Test

P-Value : 0.532

Test Statistic: 6.068

Bartlett's Test

Factor Levels

Sriwijaya

Merpati

Mandala

Lion

Kartika

Garuda

Ekspress Air

Air Asia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 84: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

84

Grafik 42

Grafik Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor Periode I untuk Penerbangan antara 1 s/d 2 jam

Pergerakan FS 2 Jam Setiap Maskapai Mei 2006 - Maret 2008

0

50000

100000

150000

200000

250000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-06

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-07

Nop-07

Jan-0

8

Mar-08

Bulan

Rup

iah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirLionBataviaKartikaMerpatiWingsTriganaAir Asia

(80) Bahwa berikut hasil uji varians pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 1 s/d 2 jam:

15000010000050000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.990

Test Statistic: 0.142

Levene's Test

P-Value : 0.689

Test Statistic: 3.906

Bartlett's Test

Factor Levels

Sriwijaya

Merpati

Lion

Kartika

Garuda

Ekspress Air

Air Asia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 85: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

85

(81) Bahwa berdasarkan uji pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 1 s/d 2

jam menunjukkan hasil yang signifikan dimana terdapat variasi yang

sama dari seluruh maskapai penerbangan yang diuji; --------------------

(82) Bahwa berikut grafik pergerakan fuel surcharge para Terlapor pada

Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 2 s/d 3 jam: ------

Grafik 43

Grafik Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor Periode I untuk Penerbangan antara 2 s/d 3 jam

Pergerakan FS 3 Jam Setiap Maskapai Mei 2006 - Maret 2008

050000

100000150000200000250000300000

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nop-07

Jan-0

8

Mar-08

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirLionBataviaKartikaMerpatiWingsTriganaAir Asia

(83) Bahwa berikut hasil uji varians pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 2 s/d 3 jam:

2000001000000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.924

Test Statistic: 0.360

Levene's Test

P-Value : 0.057

Test Statistic: 13.670

Bartlett's Test

Factor Levels

Sriwijaya

Merpati

Mandala

Lion

Kartika

Garuda

Ekspress Air

Air Asia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 86: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

86

(84) Bahwa berdasarkan uji pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk penerbangan 2 s/d 3

jam menunjukkan hasil yang signifikan dimana terdapat variasi yang

sama dari seluruh maskapai penerbangan yang diuji.;--------------------

(85) Bahwa berikut grafik pergerakan fuel surcharge para Terlapor pada

Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 0 s/d 1 jam:

Grafik 44

Grafik Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor Periode II untuk Penerbangan antara 0 s/d 1 jam

Pergerakan FS 1 Jam Setiap Maskapai April 2008 - Desember 2009

050000

100000150000200000250000300000

Apr-08

Jun-0

8

Agust-

08Okt-

08Des-0

8Feb

-09Apr-

09Ju

n-09

Agust-

09Okt-

09Des-0

9

Bulan

Rup

iah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirRALLionBataviaKartikaMerpatiWingsTrigana

(86) Bahwa berikut hasil uji varians pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 0 s/d 1

jam: -----------------------------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------------------------------------Homogeneity

Page 87: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

87

(87) Bahwa berdasarkan uji pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 0

s/d 1 jam menunjukkan hasil yang tidak signifikan dimana tidak

terdapat variasi yang sama dari seluruh maskapai penerbangan yang

diuji; ----------------------------------------------------------------------------------

(88) Bahwa berikut grafik pergerakan fuel surcharge para Terlapor pada

Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 1 s/d 2 jam:

Grafik 45 Grafik Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor Periode II

untuk Penerbangan antara 1 s/d 2 jam

Pergerakan FS 2 Jam Setiap Maskapai April 2008 - Desember 2009

050000

100000150000200000250000300000350000400000

Apr-08

Jun-0

8

Agust-

08Okt-

08

Des-08

Feb-09

Apr-09

Jun-0

9

Agust-

09Okt-

09

Des-09

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirRALLionBataviaKartikaMerpatiWingsTrigana

700006000050000400003000020000100000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.000

Test Statistic: 3.854

Levene's Test

P-Value : 0.000

Test Statistic: 374.417

Bartlett's Test

Factor Levels

Wings

Trigana

Sriwijaya

RAL

Merpati

Mandala

Lion

Kartika

Garuda

Ekspress Air

Batavia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 88: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

88

(89) Bahwa berikut hasil uji pergerakan fuel surcharge para Terlapor pada

Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 1 s/d 2 jam:

(90) Bahwa berdasarkan uji pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 1

s/d 2 jam menunjukkan hasil yang tidak signifikan dimana tidak

terdapat variasi yang sama dari seluruh maskapai penerbangan yang

diuji; ----------------------------------------------------------------------------------

(91) Bahwa berikut grafik pergerakan fuel surcharge para Terlapor pada

Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 2 s/d 3 jam:

Grafik 46

Grafik Pergerakan Fuel Surcharge Para Terlapor Periode II untuk Penerbangan antara 2 s/d 3 jam

Pergerakan FS 3 Jam Setiap Maskapai September 2008 - Desember 2008

050000

100000150000200000250000300000350000400000

Sep-08 Okt-08 Nop-08 Des-08

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirRALLionBataviaKartikaMerpatiWingsTrigana

100000500000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.000

Test Statistic: 6.172

Levene's Test

P-Value : 0.000

Test Statistic: 849.734

Bartlett's Test

Factor Levels

Wings

Trigana

Sriwijaya

RAL

Merpati

Mandala

Lion

Kartika

Garuda

Ekspress Air

Batavia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 89: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

89

(92) Bahwa berikut hasil uji varians pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 2 s/d 3

jam:

(93) Bahwa berdasarkan uji pergerakan fuel surcharge para Terlapor

pada Periode II (April 2008 s/d Desember 2009) untuk penerbangan 2

s/d 3 jam menunjukkan hasil yang tidak signifikan dimana terdapat

variasi yang tidak sama dari seluruh maskapai penerbangan yang

diuji; ----------------------------------------------------------------------------------

(94) Bahwa berdasarkan Notulen Rapat No. 9100/57/V/2006, INACA

mengadakan Rapat Anggota dan Pengurus INACA pada tanggal 30 Mei

2006 yang pada intinya menyimpulkan penerapan dan besaran fuel

surcharge diserahkan kembali kepada masing-masing perusahaan

penerbangan nasional Anggota INACA;-----------------------------------------

(95) Bahwa meskipun sejak 30 Mei 2006, tidak ada kesepakatan tertulis di

antara para Terlapor dalam menetapkan fuel surcharge, namun

berdasarkan analisis pergerakan fuel surcharge di atas, baik analisis

grafik, tabel, uji korelasi dan uji varians, menunjukkan adanya trend

yang sama, korelasi positif dan variasi yang sama di antara para

Terlapor dalam menetapkan besaran fuel surcharge untuk periode

Mei 2006 s/d Maret 2008 untuk zona waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2

jam dan 2 s/d 3 jam;---------------------------------------------------------------

3000002000001000000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.601

Test Statistic: 0.832

Levene's Test

P-Value : 0.000

Test Statistic: 331.827

Bartlett's Test

Factor Levels

Wings

Trigana

Sriwijaya

RAL

Merpati

Mandala

Lion

Kartika

Garuda

Ekspress Air

Batavia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 90: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

90

(96) Bahwa berdasarkan uraian analisis dugaan penetapan harga di atas,

Tim Pemeriksa menyatakan hal-hal sebagai berikut:----------------------

a. Oleh karena formula perhitungan fuel surcharge, asumsi harga

avtur, asumsi konsumsi avtur dan asumsi load factor yang dibuat

oleh masing-masing Terlapor berbeda-beda, maka seharusnya

pergerakan fuel surcharge yang ditetapkan oleh masing-masing

Terlapor juga berbeda-beda berdasarkan pertimbangan ekonomi

dari masing-masing perusahaan; ------------------------------------------

b. Perubahan fuel surcharge di antara para Terlapor pada Periode I

(Mei 2006 – Maret 2008) menunjukkan kecenderungan yang sama

namun hal tersebut tidak dapat dijustifikasi dari pertimbangan

ekonomi masing-masing Terlapor, maka Tim Pemeriksa menilai

bahwa kecenderungan perubahan fuel surcharge tersebut

didasarkan pada suatu perjanjian di antara para Terlapor; --------

c. Hal tersebut di atas pada butir b didukung dengan fakta adanya

perjanjian di antara Terlapor untuk menetapkan besaran fuel

surcharge Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) yang mulai

diberlakukan pada tanggal 10 Mei 2006 yang diwadahi oleh

INACA. Meskipun INACA kemudian menyatakan menyerahkan

besaran fuel surcharge pada masing-masing maskapai pada

tanggal 30 Mei 2006, namun secara faktual pergerakan fuel

surcharge masing-masing Terlapor masih menunjukkan

kecenderungan yang sama sampai dengan Maret 2008; --------------

d. Tim Pemeriksa menilai dua fakta tersebut di atas telah cukup

sebagai bukti adanya perjanjian untuk menetapkan besaran fuel

surcharge secara bersama-sama yang dilakukan oleh para

Terlapor (PT Garuda Indonesia (Tbk), PT Sriwijaya Air, PT

Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Mandala Airlines, PT

Riau Airlines, PT Travel Express Aviation Services, PT Lion

Mentari Airlines, PT Wings Abadi Airlines, PT Metro Batavia, PT

Kartika Airlines, PT Trigana Air Service dan PT Indonesia Air

Asia) pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk zona

Page 91: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

91

penerbangan dengan waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2

s/d 3 jamamun demikian, Tim Pemeriksa tidak menemukan

adanya kesamaan perubahan harga fuel sucharge yang ditetapkan

oleh para Terlapor (PT Garuda Indonesia (Tbk), PT Sriwijaya

Air, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Mandala

Airlines, PT Riau Airlines, PT Travel Express Aviation Services,

PT Lion Mentari Airlines, PT Wings Abadi Airlines, PT Metro

Batavia, PT Kartika Airlines, PT Trigana Air Service dan PT

Indonesia Air Asia) pada Periode II (April 2008 s/d Desember

2009) untuk zona penerbangan dengan waktu tempuh 0 s/d 1 jam,

1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam; -------------------------------------------------

22.4 Tentang dugaan kecurangan dalam menetapkan fuel surcharge;--------------

(97) Bahwa Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 berbunyi “Pelaku usaha dilarang

melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya

lainnya yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa

yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat”; -----

(98) Bahwa yang dimaksud dengan biaya produksi dan biaya lainnya yang

menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa adalah biaya

fuel surcharge yang merupaklan bagian dari komponen harga layanan jasa

penerbangan penumpang berjadwal; ---------------------------------------------

(99) Bahwa Tim Pemeriksa menilai perhitungan fuel surcharge dipengaruhi

oleh beberapa komponen yaitu harga avtur, konsumsi avtur dan load

factor;---------------------------------------------------------------------------------

(100) Bahwa untuk membuktikan apakah terjadi kecurangan dalam penetapan

fuel surcharge, Tim Pemeriksa melakukan uji korelasi antara

naik/turunnya harga avtur dengan naik/turunnya harga fuel surcharge

untuk masing-masing Terlapor, ceteris paribus;--------------------------------

PT Garuda Indonesia (Persero)

(101) Bahwa berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan

selisih harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase

Page 92: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

92

pergerakan fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Garuda Indonesia

(Persero) untuk penerbangan antara 0 s/d 1 jam: -------------------------------

Tabel 36

Bulan Avtur Aktual Selisih antara

avtur aktual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Garuda untuk

Penerbangan 0 s/d 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Garuda 0 s/d 1 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20,000 Jun-06 6,118 3,418 20,000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20,000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30,000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30,000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40,000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40,000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40,000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40,000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40,000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40,000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40,000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40,000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40,000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40,000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 50,000 2.36 25.0 Sep-07 6,777 4,077 60,000 7.98 20.0 Okt-07 7,063 4,363 80,000 2.49 33.3 Nop-07 7,428 4,728 80,000 7.01 0.0 Des-07 8,763 6,063 140,000 8.37 75.0 Jan-08 8,846 6,146 160,000 28.24 14.3 Feb-08 8,742 6,042 160,000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 160,000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 175,000 -0.17 9.4 Mei-08 9,960 7,260 190,000 5.98 8.6 Jun-08 11,229 8,529 220,000 13.56 15.8 Jul-08 12,089 9,389 270,000 17.48 22.7 Agust-08 12,251 9,551 270,000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 240,000 1.73 -11.1 Okt-08 9,803 7,103 220,000 -18.76 -8.3 Nop-08 8,411 5,711 220,000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 220,000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 200,000 -3.47 -9.1 Feb-09 6,578 3,878 180,000 -18.27 -10.0 Mar-09 6,702 4,002 180,000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 180,000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 180,000 1.00 0.0

Page 93: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

93

Bulan Avtur Aktual Selisih antara avtur aktual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Garuda untuk

Penerbangan 0 s/d 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Garuda 0 s/d 1 Jam

Jun-09 6,431 3,731 200,000 -5.15 11.1 Jul-09 6,592 3,892 200,000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 200,000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 200,000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 200,000 -9.71 0.0

Grafik 47

Perbandingan Pergerakan Prosentase Selisih Avtur dengan Pergerakan FS Garuda Indonesia Penerbangan 1

Jam

-40.00

-20.00

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

Jun-0

6

Sep-06

Des-06

Mar-07

Jun-0

7

Sep-07

Des-07

Mar-08

Jun-0

8

Sep-08

Des-08

Mar-09

Jun-0

9

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Selisih Avtur

Garuda

(102) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Garuda Indonesia (Persero)

untuk penerbangan antara 1 s/d 2 jam: -------------------------------------------

Tabel 37

Bulan Avtur Actual Selisih antara

avtur atual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Garuda untuk

Penerbangan 1 s/d 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Garuda 1 s/d 2 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20,000 Jun-06 6,118 3,418 20,000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20,000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30,000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30,000 0.96 0.0

Page 94: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

94

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Garuda untuk

Penerbangan 1 s/d 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Garuda 1 s/d 2 Jam

Okt-06 6,381 3,681 40,000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40,000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40,000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40,000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40,000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40,000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40,000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40,000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40,000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40,000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 50,000 2.36 25.0 Sep-07 6,777 4,077 60,000 7.98 20.0 Okt-07 7,063 4,363 80,000 2.49 33.3 Nop-07 7,428 4,728 80,000 7.01 0.0 Des-07 8,763 6,063 160,000 8.37 100.0 Jan-08 8,846 6,146 175,000 28.24 9.4 Feb-08 8,742 6,042 175,000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 175,000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 200,000 -0.17 14.3 Mei-08 9,960 7,260 230,000 5.98 15.0 Jun-08 11,229 8,529 270,000 13.56 17.4 Jul-08 12,089 9,389 340,000 17.48 25.9 Agust-08 12,251 9,551 340,000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 310,000 1.73 -8.8 Okt-08 9,803 7,103 290,000 -18.76 -6.5 Nop-08 8,411 5,711 290,000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 290,000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 270,000 -3.47 -6.9 Feb-09 6,578 3,878 250,000 -18.27 -7.4 Mar-09 6,702 4,002 250,000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 250,000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 250,000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 270,000 -5.15 8.0 Jul-09 6,592 3,892 270,000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 270,000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 270,000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 270,000 -9.71 0.0

Page 95: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

95

Grafik 48

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Garuda untuk 2 Jam Penerbangan

-40-20

020406080

100120

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSGaruda 2 Jam

(103) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Garuda Indonesia (Persero)

untuk penerbangan di antara 2 s/d 3 jam: ----------------------------------------

Tabel 38 Bulan Avtur Actual Selisih antara

avtur atual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Garuda untuk

Penerbangan 2 s/d 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Garuda 2 s/d 3 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20,000 Jun-06 6,118 3,418 20,000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20,000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30,000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30,000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40,000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40,000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40,000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40,000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40,000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40,000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40,000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40,000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40,000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40,000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 50,000 2.36 25.0 Sep-07 6,777 4,077 60,000 7.98 20.0 Okt-07 7,063 4,363 80,000 2.49 33.3

Page 96: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

96

Nop-07 7,428 4,728 80,000 7.01 0.0 Des-07 8,763 6,063 180,000 8.37 125.0 Jan-08 8,846 6,146 200,000 28.24 11.1 Feb-08 8,742 6,042 200,000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 200,000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 225,000 -0.17 12.5 Mei-08 9,960 7,260 270,000 5.98 20.0 Jun-08 11,229 8,529 320,000 13.56 18.5 Jul-08 12,089 9,389 410,000 17.48 28.1 Agust-08 12,251 9,551 410,000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 380,000 1.73 -7.3 Okt-08 9,803 7,103 360,000 -18.76 -5.3 Nop-08 8,411 5,711 360,000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 360,000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 340,000 -3.47 -5.6 Feb-09 6,578 3,878 320,000 -18.27 -5.9 Mar-09 6,702 4,002 320,000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 320,000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 320,000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 340,000 -5.15 6.3 Jul-09 6,592 3,892 340,000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 340,000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 340,000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 340,000 -9.71 0.0

Grafik 49

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Garuda untuk 3 Jam Penerbangan

-40-20

020406080

100120140

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSGaruda 3 Jam

(104) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Garuda Indonesia (Persero), Tim Pemeriksa menilai hal-hal

sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------

Page 97: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

97

a. Secara keseluruhan, perubahan FS baik untuk penerbangan 0 s/d 1 jam,

1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam dari Garuda Indonesia tidak mengikuti

perubahan selisih avtur;--------------------------------------------------------

b. Pada penerbangan 0 s/d 1 jam, ketika avtur mengalami penurunan

terutama periode Agustus 2008 – Februari 2009, terlihat bahwa

penurunan FS Garuda cenderung lebih kecil daripada penurunan

selisih avtur. Sebagai contoh tercatat pada Januari 2009 penurunan

selisih avtur mencapai 18.27% (delapan belas koma dua puluh tujuh

persen) sedangkan penurunan FS Garuda hanya mencapai 9.1%

(sembilan koma satu persen); -------------------------------------------------

c. Pada penerbangan 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam jam, hal yang sama juga

terjadi. Sebagai perbandingan, untuk periode yang sama Agustus 2008

– Februari 2009, ketika avtur mengalami penurunan cukup besar pada

kisaran 3% (tiga persen) s/d 19.6% (sembilan belas koma enam

persen), penurunan FS Garuda terbesar hanya 8.8% (delapan koma

delapan persen);-----------------------------------------------------------------

PT Sriwijaya Air

(105) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Sriwijaya Air untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

Tabel 39 Bulan Avtur Actual Selisih antara

avtur atual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Sriwijaya untuk

Penerbangan 0 s/d 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Sriwijaya 0 s/d 1 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.00 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.00 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 0.00 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 50.00 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 0.00 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 33.33 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 0.00 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.00

Page 98: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

98

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Sriwijaya untuk

Penerbangan 0 s/d 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Sriwijaya 0 s/d 1 Jam

Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.00 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.00 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.00 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.00 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.00 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.00 Agust-07 6,678 3,978 60000 2.36 0.00 Sep-07 6,777 4,077 60000 7.98 50.00 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 0.00 Nop-07 7,428 4,728 100000 7.01 33.33 Des-07 8,763 6,063 150000 8.37 25.00 Jan-08 8,846 6,146 150000 28.24 50.00 Feb-08 8,742 6,042 150000 1.37 0.00 Mar-08 8,732 6,032 140000 -1.69 0.00 Apr-08 9,093 6,393 170000 -0.17 -6.67 Mei-08 9,960 7,260 190000 5.98 21.43 Jun-08 11,229 8,529 190000 13.56 11.76 Jul-08 12,089 9,389 230000 17.48 0.00 Agust-08 12,251 9,551 230000 10.08 21.05 Sep-08 10,459 7,759 190000 1.73 0.00 Okt-08 9,803 7,103 190000 -18.76 -17.39 Nop-08 8,411 5,711 190000 -8.45 0.00 Des-08 8,213 5,513 190000 -19.60 0.00 Jan-09 7,206 4,506 170000 -3.47 0.00 Feb-09 6,578 3,878 170000 -18.27 -10.53 Mar-09 6,702 4,002 170000 -13.94 0.00 Apr-09 6,742 4,042 170000 3.20 0.00 Mei-09 6,534 3,834 170000 1.00 0.00 Jun-09 6,431 3,731 170000 -5.15 0.00 Jul-09 6,592 3,892 170000 -2.69 0.00 Agust-09 7,003 4,303 170000 4.32 0.00 Sep-09 6,585 3,885 170000 10.56 0.00 Okt-09 6,520 3,820 170000 -9.71 0.00

---------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 50

Page 99: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

99

Grafik 50

Perbandingan Pergerakan Prosentase Selisih Avtur dengan Pergerakan FS Sriwijaya Penerbangan 1 Jam

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

Jun-0

6

Sep-0

6

Des-0

6

Mar-07

Jun-0

7

Sep-0

7

Des-07

Mar-08

Jun-0

8

Sep-0

8

Des-0

8

Mar-09

Jun-0

9

Sep-0

9

Bulan

Pros

enta

se

Selisih AvturSriwijaya

(106) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Sriwijaya Air untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Tabel 40 Bulan Avtur Actual Selisih antara

avtur actual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Sriwijaya untuk

Penerbangan 1 s/d 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS

Sriwijaya 1 s/d 2 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 60000 2.36 50.0 Sep-07 6,777 4,077 60000 7.98 0.0 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 33.3

Page 100: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

100

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur actual

dengan avtur basis

(Rp. 2700)

FS Sriwijaya untuk

Penerbangan 1 s/d 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS

Sriwijaya 1 s/d 2 Jam

Nop-07 7,428 4,728 100000 7.01 25.0 Des-07 8,763 6,063 150000 8.37 50.0 Jan-08 8,846 6,146 160000 28.24 6.7 Feb-08 8,742 6,042 160000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 160000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 190000 -0.17 18.8 Mei-08 9,960 7,260 210000 5.98 10.5 Jun-08 11,229 8,529 230000 13.56 9.5 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 17.4 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 230000 1.73 -14.8 Okt-08 9,803 7,103 230000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 230000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 230000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 230000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 230000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 230000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 230000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 230000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 230000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 230000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 230000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 230000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 230000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 230000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 230000 -3.25 0.0

Grafik 51

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Sriwijaya untuk 2 Jam Penerbangan

-30-20-10

0102030405060

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSSriwijaya 2 Jam

Page 101: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

101

(107) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Sriwijaya Air untuk

penerbangan di antara 2 s/d 3 jam:------------------------------------------------

Tabel 41 Bulan Avtur Actual Selisih

antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Sriwijaya untuk

Penerbangan 2 s/d 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Sriwijaya 2 s/d 3 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 60000 2.36 50.0 Sep-07 6,777 4,077 60000 7.98 0.0 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 33.3 Nop-07 7,428 4,728 100000 7.01 25.0 Des-07 8,763 6,063 150000 8.37 50.0 Jan-08 8,846 6,146 180000 28.24 20.0 Feb-08 8,742 6,042 180000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 180000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 210000 -0.17 16.7 Mei-08 9,960 7,260 230000 5.98 9.5 Jun-08 11,229 8,529 270000 13.56 17.4 Jul-08 12,089 9,389 310000 17.48 14.8 Agust-08 12,251 9,551 310000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 270000 1.73 -12.9 Okt-08 9,803 7,103 270000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 270000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 270000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 270000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 270000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 270000 -13.94 0.0

Page 102: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

102

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Sriwijaya untuk

Penerbangan 2 s/d 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Sriwijaya 2 s/d 3 Jam

Apr-09 6,742 4,042 270000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 270000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 270000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 270000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 270000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 270000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 270000 -9.71 0.0

Grafik 52

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Sriwijaya untuk 3 Jam Penerbangan

-30-20-10

0102030405060

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSSriwijaya 3 Jam

(108) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Sriwijaya Airlines, Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai

berikut: -------------------------------------------------------------------------------

a. Berdasarkan grafik dan table di atas, pada penerbangan 0 s/d 1 jam, 1

s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam terlihat bahwa perubahan FS Sriwijaya tidak

mengikut pergerakan selisih avtur actual dengan avtur basis. Hal

tersebut terlihat dengan perubahan FS yang tidak berubah, atau

perubahan 0% (nol persen) meskipun pada saat yang sama selisih avtur

mengalami penurunan. Pada periode Agustus – Februari 2008 saat

harga avtur turun pada dari Rp. 12.251,- menjadi Rp. 6.578,- untuk

penerbangan 0 s/d 1 jam, FS Sriwijaya pada bulan September 2008

mengalami penurunan yang relatif sama dengan penurunan avtur,

sebesar 17,39% (tujuh belas koma tiga puluh sembilan persen). Namun

Page 103: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

103

setelah itu tidak lagi mengalami penurunan meskipun selisih avtur terus

turun; -----------------------------------------------------------------------------

b. Hal yang serupa terjadi untuk penerbangan 1 s/d 2 dan 2 s/d 3 jam,

kecuali pada penerbangan 2 s/d 3 jam dimana penurunan FS lebih

rendah dibanding pada penerbangan 0 s/d 1 dan 1 s/d 2 jam, yaitu

hanya turun sebesar 12,9% (dua belas koma sembilan persen); ----------

PT Merpati Indonesia Airlines (Persero)

(109) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Merpati Indonesia Airlines

(Persero) untuk penerbangan antara 0 s/d 1 jam: -------------------------------

Tabel 42

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Merpati untuk

Penerbangan 0 s/d 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Merpati 0 s/d 1 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20,000 Jun-06 6,118 3,418 20,000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20,000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30,000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30,000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40,000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40,000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40,000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40,000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40,000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40,000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40,000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40,000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40,000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40,000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 50,000 2.36 25.0 Sep-07 6,777 4,077 66,000 7.98 32.0 Okt-07 7,063 4,363 88,000 2.49 33.3 Nop-07 7,428 4,728 110,000 7.01 25.0 Des-07 8,763 6,063 110,000 8.37 0.0 Jan-08 8,846 6,146 110,000 28.24 0.0 Feb-08 8,742 6,042 150,000 1.37 36.4 Mar-08 8,732 6,032 150,000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 150,000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 175,000 5.98 16.7

Page 104: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

104

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Merpati untuk

Penerbangan 0 s/d 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Merpati 0 s/d 1 Jam

Jun-08 11,229 8,529 225,000 13.56 28.6 Jul-08 12,089 9,389 250,000 17.48 11.1 Agust-08 12,251 9,551 275,000 10.08 10.0 Sep-08 10,459 7,759 275,000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 280,000 -18.76 1.8 Nop-08 8,411 5,711 280,000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 280,000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 230,000 -3.47 -17.9 Feb-09 6,578 3,878 230,000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 230,000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 230,000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 230,000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 230,000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 230,000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 230,000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 230,000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 230,000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 230,000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 230,000 -3.25 0.0

Grafik 53

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Aktual dan Basis dengan Prosentase FS Merpati untuk 1 Jam

-30-20-10

0102030405060

Mei-06

Sep-0

6

Jan-0

7

Mei-07

Sep-0

7

Jan-0

8

Mei-08

Sep-0

8

Jan-0

9

Mei-09

Sep-0

9

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSMerpati 1 Jam

(110) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Merpati Indonesia Airlines

(Persero) untuk penerbangan antara 1 s/d 2 jam: -------------------------------

Page 105: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

105

Tabel 43

Bulan Avtur Actual Selisih

antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Merpati untuk

Penerbangan 1 s/d 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Merpati 1 s/d 2 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 60000 2.36 50.0 Sep-07 6,777 4,077 60000 7.98 0.0 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 33.3 Nop-07 7,428 4,728 100000 7.01 25.0 Des-07 8,763 6,063 150000 8.37 50.0 Jan-08 8,846 6,146 160000 28.24 6.7 Feb-08 8,742 6,042 160000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 160000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 190000 -0.17 18.8 Mei-08 9,960 7,260 210000 5.98 10.5 Jun-08 11,229 8,529 230000 13.56 9.5 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 17.4 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 230000 1.73 -14.8 Okt-08 9,803 7,103 230000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 230000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 230000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 230000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 230000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 230000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 230000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 230000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 230000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 230000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 230000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 230000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 230000 -9.71 0.0

Page 106: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

106

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Merpati untuk

Penerbangan 1 s/d 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Merpati 1 s/d 2 Jam

Nop-09 6,632 3,932 230000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 230000 -3.25 0.0

Grafik 54

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Merpati untuk 2 Jam Penerbangan

-30-20-10

0102030405060

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSMerpati 2 Jam

(111) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Merpati Indonesia Airlines

(Persero) untuk penerbangan antara 2 s/d 3 jam: -------------------------------

Tabel 44 Bulan Avtur Actual Selisih

antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Merpati untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Merpati 3 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 0.0

Page 107: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

107

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Merpati untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Merpati 3 Jam

Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 50000 2.36 25.0 Sep-07 6,777 4,077 66000 7.98 32.0 Okt-07 7,063 4,363 88000 2.49 33.3 Nop-07 7,428 4,728 110000 7.01 25.0 Des-07 8,763 6,063 165000 8.37 50.0 Jan-08 8,846 6,146 165000 28.24 0.0 Feb-08 8,742 6,042 200000 1.37 21.2 Mar-08 8,732 6,032 200000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 200000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 225000 5.98 12.5 Jun-08 11,229 8,529 275000 13.56 22.2 Jul-08 12,089 9,389 350000 17.48 27.3 Agust-08 12,251 9,551 375000 10.08 7.1 Sep-08 10,459 7,759 375000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 310000 -18.76 -17.3 Nop-08 8,411 5,711 310000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 310000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 310000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 280000 -18.27 -9.7 Mar-09 6,702 4,002 280000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 280000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 280000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 280000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 280000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 280000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 280000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 310000 -9.71 10.7 Nop-09 6,632 3,932 310000 -3.05 0.0

---------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 55

Page 108: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

108

Grafik 55

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Merpati untuk 3 Jam Penerbangan

-30-20-10

0102030405060

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSMerpati 3 Jam

(112) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), Tim Pemeriksa

menilai hal-hal sebagai berikut: ---------------------------------------------------

a. Seperti halnya maskapai lain, pergerakan FS Merpati Nusantara tidak

mengikuti pergerakan selisih avtur actual dan basis, sebagaimana

ditunjukkan melalui grafik dan tabel di atas. Mayoritas FS Merpati

tidak berubah (perubahan 0%) terlepas perubahan yang terjadi pada

avtur; -----------------------------------------------------------------------------

b. Perubahan FS Merpati terbanyak terjadi pada penerbangan 1 jam. Pada

bulan Januari 2009, di saat selisih avtur turun sebesar 18,27% FS

Merpati mengalami penurunan yang serupa sebesar 17,9 %. Namun di

bulan selanjutnya, FS Merpati tidak lagi mengalami perubahan; --------

c. Pada penerbangan 2 dan 3 jam, perubahan FS Merpati juga tidak

terjadi secara terus menerus. Tercatat hanya 5 perubahan yang terjadi

untuk penerbangan 2 jam dan 7 perubahan untuk penerbangan 3 jam

selama periode Maret 2008 sampai dengan November 2009. Besaran

perubahan yang terjadi pada penerbangan 2 dan 3 jam tersebut juga

tidak searah dan sebesar perubahan yang terjadi pada selisih avtur

actual dan basis; ----------------------------------------------------------------

Page 109: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

109

PT Mandala Airlines

(113) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Mandala Airlines untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

Tabel 45 Bulan Avtur Actual Selisih antara

avtur atual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Mandala untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Mandala 1 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000

Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 30000 1.99 0.0 Nop-06 5,980 3,280 30000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 30000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 30000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 30000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 30000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 33.3 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 40000 2.36 0.0 Sep-07 6,777 4,077 60000 7.98 50.0 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 33.3 Nop-07 7,428 4,728 80000 7.01 0.0 Des-07 8,763 6,063 80000 8.37 0.0 Jan-08 8,846 6,146 100000 28.24 25.0 Feb-08 8,742 6,042 130000 1.37 30.0 Mar-08 8,732 6,032 150000 -1.69 15.4 Apr-08 9,093 6,393 160000 -0.17 6.7 Mei-08 9,960 7,260 160000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 185000 13.56 15.6 Jul-08 12,089 9,389 185000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 185000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 225000 1.73 21.6 Okt-08 9,803 7,103 225000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 180000 -8.45 -20.0 Des-08 8,213 5,513 180000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 180000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 180000 -18.27 0.0

Page 110: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

110

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Mandala untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Mandala 1 Jam

Mar-09 6,702 4,002 170000 -13.94 -5.6 Apr-09 6,742 4,042 170000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 170000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 170000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 170000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 170000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 170000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 180000 -9.71 5.9

Grafik 56

Perbandingan Prosentase Selisih Avtr Basis dan Aktual dengan Prosentase FS Mandala untuk 1 Jam

-30.00-20.00-10.00

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.00

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSMandala 1 Jam

(114) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Mandala Airlines untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Tabel 46 Bulan Avtur Actual Selisih antara

avtur atual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Mandala untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Mandala 2 Jam

Feb-08 8,742 6,042 175000 1.37 Mar-08 8,732 6,032 175000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 200000 -0.17 14.3

Page 111: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

111

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Mandala untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Mandala 2 Jam

Mei-08 9,960 7,260 200000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 200000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 255000 17.48 27.5 Agust-08 12,251 9,551 255000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 220000 1.73 -13.7 Okt-08 9,803 7,103 220000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 220000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 220000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 210000 -3.47 -4.5 Feb-09 6,578 3,878 210000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 210000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 210000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 210000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 210000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 210000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 225000 4.32 7.1 Sep-09 6,585 3,885 225000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 225000 -9.71 0.0

Grafik 57

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Mandala untuk 2 Jam Penerbangan

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

Feb-

08

Apr-08

Jun-0

8

Agust-

08

Okt-08

Des-0

8

Feb-

09

Apr-09

Jun-0

9

Agust-

09

Okt-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSMandala 2 Jam

(115) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

Page 112: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

112

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Mandala Airlines untuk

penerbangan antara 2 s/d 3 jam:---------------------------------------------------

Tabel 47 Bulan Avtur Actual Selisih antara

avtur atual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS Mandala untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Mandala 3 Jam

Feb-08 8,742 6,042 200000 1.37 Mar-08 8,732 6,032 200000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 225000 -0.17 12.5 Mei-08 9,960 7,260 225000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 225000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 255000 17.48 13.3 Agust-08 12,251 9,551 255000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 255000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 255000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 255000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 255000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 245000 -3.47 -3.9 Feb-09 6,578 3,878 245000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 245000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 245000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 245000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 245000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 245000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 255000 4.32 4.1

Grafik 58

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Mandala untuk 3 Jam Penerbangan

-25.00

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

Feb-

08

Apr-08

Jun-0

8

Aug-0

8

Oct-08

Dec-0

8

Feb-

09

Apr-09

Jun-0

9

Aug-0

9

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur Basis

Prosentase Pergerakan FSMandala 3 Jam

Page 113: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

113

(116) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Mandala Airlines, Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai

berikut: -------------------------------------------------------------------------------

a. Secara keseluruhan, pergerrakan FS Mandala tidak selaras dengan

pergerakan selisih avtur actual dan basis, baik pada penerbangan 1, 2

dan 3 jam. Pada penerbangan 1 jam terlihat bahwa mayoritas FS

Mandala tidak mengalami perubahan (prosentase perubahan 0%),

meskipun avtur mengalami perubahan yang bervariasi. Pada periode

Agustus 2008 hingga Februari 2009, di saat terjadi penurunan avtur FS

Mandala yang cukup siginifikan terjadi pada bulan Nopember 2008

yaitu sebesar 20% hamper sama dengan penurunan avtur yang

mencapai 19,60%. Namun selanjutnya tidak lagi terjadi penurunan

meskipun selisih avtur terus turun hingga mencapai 18.27% pada

Januari 2009; --------------------------------------------------------------------

b. Pola yang sama juga terjadi pada penerbangan 2 dan 3 jam, pola yang

serupa juga terjadi. Untuk penerbangan 2 jam, pada periode Agustus

2008 – Februari 2009 tercatat hanya 1 kali Mandala mengalami

penurunan FS yaitu di bukan Januari 2009 dengan besaran 4,5% lebih

kecil dibandingkan penurunan selisih avtur yang mencapai 18.27%.

Sedangkan pada penerbangan 3 jam, FS Mandala hanya berubah di

Bulan Januari sebesar 3,9% dan bulan yang lain tetap;--------------------

PT Riau Airlines

(117) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Riau Airlines untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 48

Page 114: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

114

Tabel 48 Bulan Avtur Actual Selisih antara

avtur atual dengan avtur

basis (Rp. 2700)

FS RAL untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS RAL Air 1 Jam

Okt-08 9,803 7,103 240000 Nop-08 8,411 5,711 240000 -19.60 0.00 Des-08 8,213 5,513 240000 -3.47 0.00 Jan-09 7,206 4,506 240000 -18.27 0.00 Feb-09 6,578 3,878 240000 -13.94 0.00 Mar-09 6,702 4,002 240000 3.20 0.00 Apr-09 6,742 4,042 240000 1.00 0.00 Mei-09 6,534 3,834 240000 -5.15 0.00 Jun-09 6,431 3,731 240000 -2.69 0.00 Jul-09 6,592 3,892 240000 4.32 0.00 Agust-09 7,003 4,303 240000 10.56 0.00 Sep-09 6,585 3,885 240000 -9.71 0.00 Okt-09 6,520 3,820 240000 -1.67 0.00 Nop-09 6,632 3,932 240000 2.93 0.00 Des-09 6,966 4,266 240000 8.49 0.00

Grafik 59

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Aktual dan Basis dengan Prosentase FS Riau Airlines 1 Jam

-25.00-20.00-15.00-10.00

-5.000.005.00

10.0015.00

Okt-08

Des-0

8

Feb-

09

Apr-0

9

Jun-

09

Agust-

09

Okt-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase PergerakanFS RAL Air 1 Jam

(118) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Riau Airlines untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Page 115: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

115

Tabel 49

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS RAL untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS

RAL 2 Jam

Sep-08 10,459 7,759 240000 1.73 Okt-08 9,803 7,103 240000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 240000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 240000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 240000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 240000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 240000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 240000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 240000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 240000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 240000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 240000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 240000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 240000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 240000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 240000 -3.25 0.0

Grafik 60

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS RAL untuk 2 Jam Penerbangan

-25.00-20.00

-15.00-10.00-5.00

0.005.00

10.0015.00

Sep-

08

Nop-0

8

Jan-0

9

Mar-0

9

Mei-09

Jul-0

9

Sep-

09

Nop-0

9

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actualdengan Avtur Basis

Prosentase PergerakanFS RAL 2 Jam

(119) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Riau Airlines untuk

penerbangan antara 2 s/d 3 jam:---------------------------------------------------

Page 116: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

116

Tabel 50

Bulan Avtur

Actual Selisih antara

avtur atual dengan

avtur basis (Rp. 2700)

FS RAL untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS RAL 3

Jam

Mar-08 8,732 6,032 120000 1.73 Apr-08 9,093 6,393 120000 -18.76 0.0 Mei-08 9,960 7,260 120000 -8.45 0.0 Jun-08 11,229 8,529 120000 -19.60 0.0 Jul-08 12,089 9,389 284000 -3.47 136.7 Agust-08 12,251 9,551 284000 -18.27 0.0 Sep-08 10,459 7,759 160000 -13.94 -43.7 Okt-08 9,803 7,103 160000 3.20 0.0 Nop-08 8,411 5,711 160000 1.00 0.0 Des-08 8,213 5,513 160000 -5.15 0.0 Jan-09 7,206 4,506 160000 -2.69 0.0 Feb-09 6,578 3,878 160000 4.32 0.0 Mar-09 6,702 4,002 160000 10.56 0.0 Apr-09 6,742 4,042 160000 -9.71 0.0 Mei-09 6,534 3,834 160000 -3.05 0.0 Jun-09 6,431 3,731 160000 -3.25 0.0 Jul-09 6,592 3,892 160000 1.45 0.0 Agust-09 7,003 4,303 160000 2.25 0.0 Sep-09 6,585 3,885 160000 3.05 0.0 Okt-09 6,520 3,820 160000 3.85 0.0 Nop-09 6,632 3,932 160000 4.65 0.0 Des-09 6,966 4,266 160000 5.45 0.0

Grafik 61

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan FS RAL untuk 3 Jam Penerbangan

-100.00

-50.00

0.00

50.00

100.00

150.00

Apr-08

Jun-0

8

Agust-

08

Okt-08

Des-08

Feb-09

Apr-09

Jun-0

9

Agust-

09

Okt-09

Des-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSRAL 3 Jam

Page 117: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

117

(120) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Riau Airlines, Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai

berikut: -------------------------------------------------------------------------------

a. Tabel dan grafik di atas menunjukkan perbandingan antara pergerakan

selisih avtur basis dan actual dengan pergerakan FS Riau Airlines.

Berdasarkan table dan grafik tersebut secara keseluruhan dapat

disimpulkan bahwa pergerakan FS RAL tidak selaras dengan

perubahan avtur; ----------------------------------------------------------------

b. Hal tersebut ditunjukkan dengan tidak adanya perubahan FS RAL sama

sekali untuk penerbangan 1 dan 2 jam. Sedangkan untuk penerbangan 3

jam, perubahan yang terjadi tercatat pada bulan Juli 2008 dan

September 2008 dimana terjadi kenaikan dan penurunan yang cukup

drastis. Namun di bulan yang lain kembali tidak terdapat perubahan

sama sekali;----------------------------------------------------------------------

PT Travel Express

(121) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Travel Express untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

Tabel 51

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Express Air untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Express Air 1 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 30000 11.07 50.0 Jul-06 6,435 3,735 30000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 0.0 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 50000 -10.89 25.0 Jan-07 6,176 3,476 50000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 50000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 50000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 50000 1.85 0.0

Page 118: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

118

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Express Air untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Express Air 1 Jam

Mei-07 6,313 3,613 50000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 50000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 50000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 70000 2.36 40.0 Sep-07 6,777 4,077 80000 7.98 14.3 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 0.0 Nop-07 7,428 4,728 110000 7.01 37.5 Des-07 8,763 6,063 165000 8.37 50.0 Jan-08 8,846 6,146 165000 28.24 0.0 Feb-08 8,742 6,042 200000 1.37 21.2 Mar-08 8,732 6,032 200000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 200000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 225000 5.98 12.5 Jun-08 11,229 8,529 270000 13.56 20.0 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 270000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 240000 -18.76 -11.1 Nop-08 8,411 5,711 240000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 240000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 240000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 240000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 240000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 240000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 240000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 240000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 240000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 240000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 240000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 240000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 240000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 240000 -3.25 0.0

----------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 62

Page 119: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

119

Grafik 62

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Express Air untuk 1 Jam Penerbangan

-30-20-10

0102030405060

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSExpress Air 1 Jam

(122) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Travel Express untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Tabel 52

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Express Air untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Express Air 2 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 30000 11.07 50.0 Jul-06 6,435 3,735 30000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 0.0 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 50000 -10.89 25.0 Jan-07 6,176 3,476 50000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 50000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 50000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 50000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 50000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 50000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 50000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 70000 2.36 40.0 Sep-07 6,777 4,077 80000 7.98 14.3

Page 120: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

120

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Express Air untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Express Air 2 Jam

Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 0.0 Nop-07 7,428 4,728 110000 7.01 37.5 Des-07 8,763 6,063 165000 8.37 50.0 Jan-08 8,846 6,146 165000 28.24 0.0 Feb-08 8,742 6,042 200000 1.37 21.2 Mar-08 8,732 6,032 200000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 200000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 225000 5.98 12.5 Jun-08 11,229 8,529 270000 13.56 20.0 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 270000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 240000 -18.76 -11.1 Nop-08 8,411 5,711 240000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 240000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 240000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 240000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 240000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 240000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 240000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 240000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 240000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 240000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 240000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 240000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 240000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 240000 -3.25 0.0

Grafik 63

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Express Air untuk 2 Jam Penerbangan

-30-20-10

0102030405060

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSExpress Air 2 Jam

Page 121: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

121

(123) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Travel Express untuk

penerbangan antara 2 s/d 3 jam:---------------------------------------------------

Tabel 53

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Express Air untuk

Penerbangan 3Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Express Air 3 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 30000 11.07 50.0 Jul-06 6,435 3,735 30000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 0.0 Sep-06 6,546 3,846 30000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 33.3 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 50000 -10.89 25.0 Jan-07 6,176 3,476 50000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 50000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 50000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 50000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 50000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 50000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 50000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 70000 2.36 40.0 Sep-07 6,777 4,077 80000 7.98 14.3 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 0.0 Nop-07 7,428 4,728 110000 7.01 37.5 Des-07 8,763 6,063 165000 8.37 50.0 Jan-08 8,846 6,146 165000 28.24 0.0 Feb-08 8,742 6,042 200000 1.37 21.2 Mar-08 8,732 6,032 200000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 200000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 225000 5.98 12.5 Jun-08 11,229 8,529 270000 13.56 20.0 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 270000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 240000 -18.76 -11.1 Nop-08 8,411 5,711 240000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 240000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 240000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 240000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 240000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 240000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 240000 1.00 0.0

Page 122: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

122

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Express Air untuk

Penerbangan 3Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Express Air 3 Jam

Jun-09 6,431 3,731 240000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 240000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 240000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 240000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 240000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 240000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 240000 -3.25 0.0

Grafik 64

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Express Air untuk 3 Jam Penerbangan

-30-20-10

0102030405060

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSExpress Air 3 Jam

(124) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Express Air, Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai berikut:

Berdasarkan table dan grafik di atas terlihat bahwa FS Express Air tidak

mengikuti perubahan selisih avtur actual dengan avtur basis, baik pada

penerbangan 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Mayoritas FS Express Air tidak

berubah yang ditunjukkan dengan perubahan 0% terlepas perubahan yang

terjadi pada selisih avtur. Untuk penerbangan 1, 2 dan 3 jam dari bulan

Maret sd Desember 2009, tercatat bahwa perubahan FS Express Air hanya

terjadi sebanyak 3 kali. FS Express Air cenderung merubah FS ketika avtur

naik tetapi ketika avtur turun FS tidak diturunkan; -----------------------------

Page 123: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

123

PT Lion Mentari Airlines

(125) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Lion Mentari Airlines untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

Tabel 54

Bulan Avtur

Actual Selisih

antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Lion AIr untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Lion Air

untuk Penerbanga

n 1 Jam

Nop-07 7,428 4,728 100000 Des-07 8,763 6,063 80000 28.24 -20.00 Jan-08 8,846 6,146 125000 1.37 56.25 Feb-08 8,742 6,042 160000 -1.69 28.00 Mar-08 8,732 6,032 160000 -0.17 0.00 Apr-08 9,093 6,393 190000 5.98 18.75 Mei-08 9,960 7,260 190000 13.56 0.00 Jun-08 11,229 8,529 190000 17.48 0.00 Jul-08 12,089 9,389 190000 10.08 0.00 Agust-08 12,251 9,551 190000 1.73 0.00 Sep-08 10,459 7,759 190000 -18.76 0.00 Okt-08 9,803 7,103 180000 -8.45 -5.26 Nop-08 8,411 5,711 180000 -19.60 0.00 Des-08 8,213 5,513 180000 -3.47 0.00 Jan-09 7,206 4,506 180000 -18.27 0.00 Feb-09 6,578 3,878 170000 -13.94 -5.56 Mar-09 6,702 4,002 170000 3.20 0.00 Apr-09 6,742 4,042 170000 1.00 0.00 Mei-09 6,534 3,834 160000 -5.15 -5.88 Jun-09 6,431 3,731 160000 -2.69 0.00 Jul-09 6,592 3,892 160000 4.32 0.00 Agust-09 7,003 4,303 160000 10.56 0.00 Sep-09 6,585 3,885 160000 -9.71 0.00 Okt-09 6,520 3,820 160000 -1.67 0.00 Nop-09 6,632 3,932 160000 2.93 0.00 Des-09 6,966 4,266 160000 8.49 0.00

Page 124: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

124

Grafik 65

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Avtur Basis dengan FS Lion Air untuk Penerbangan 1 Jam

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Nop

-07

Jan-

08

Mar

-08

Mei

-08

Jul-0

8

Sep

-08

Nop

-08

Jan-

09

Mar

-09

Mei

-09

Jul-0

9

Sep

-09

Nop

-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSLion Air untuk Penerbangan1 Jam

(126) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Lion Mentari Airlines untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Tabel 55

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Lion Air untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Lion Air 2 Jam

Okt-07 7,063 4,363 120000 2.49 Nop-07 7,428 4,728 120000 7.01 0.0 Des-07 8,763 6,063 145000 8.37 20.8 Jan-08 8,846 6,146 175000 28.24 20.7 Feb-08 8,742 6,042 175000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 230000 -1.69 31.4 Apr-08 9,093 6,393 230000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 230000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 230000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 230000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 230000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 220000 1.73 -4.3 Okt-08 9,803 7,103 220000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 220000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 220000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 210000 -3.47 -4.5

Page 125: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

125

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Lion Air untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Lion Air 2 Jam

Feb-09 6,578 3,878 210000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 210000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 210000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 210000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 210000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 210000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 210000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 210000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 210000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 210000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 210000 -3.25 0.0

Grafik 66

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Lion Air untuk 2 Jam Penerbangan

-30.00-20.00-10.00

0.0010.0020.0030.0040.00

Okt-07

Jan-0

8Apr-

08Ju

l-08

Okt-08

Jan-0

9Apr-

09Ju

l-09

Okt-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSLion Air 2 Jam

(127) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Lion Mentari Airlines untuk

penerbangan antara 2 s/d 3 jam:---------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 56

Page 126: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

126

Tabel 56

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Lion Air untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Lion Air

3 Jam

Okt-07 7,063 4,363 150000 2.49 Nop-07 7,428 4,728 150000 7.01 0.0 Des-07 8,763 6,063 165000 8.37 10.0 Jan-08 8,846 6,146 200000 28.24 21.2 Feb-08 8,742 6,042 200000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 270000 -1.69 35.0 Apr-08 9,093 6,393 270000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 270000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 270000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 260000 1.73 -3.7 Okt-08 9,803 7,103 260000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 260000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 260000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 250000 -3.47 -3.8 Feb-09 6,578 3,878 250000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 250000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 250000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 250000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 250000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 250000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 250000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 250000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 250000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 250000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 250000 -3.25 0.0

Grafik 67

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Lion Air untuk 2 Jam Penerbangan

-30.00-20.00-10.00

0.0010.0020.0030.0040.00

Okt-07

Jan-0

8

Apr-08

Jul-0

8

Okt-08

Jan-0

9

Apr-09

Jul-0

9

Okt-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSLion Air 3 Jam

Page 127: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

127

(128) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Lion Mentari Airlines, Tim Pemeriksa menilai hal-hal

sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------

a. Sebagaimana dengan maskapai lain, FS Lion Air berdasarkan table dan

grafik di atas tidak berubah mengikuti perubahan selisih avtur actual

dengan basis. Tercatat pada penerbangan 1 jam, 2 jam dan 3 jam untuk

periode Maret 2008 hingga Desember 2009 perubahan FS Lion Air

sebanyak 4 kali (penerbangan 1 jam) dan 5 kali (penerbangan 2 dan 3

jam). Sedangkan selisih avtur actual dan basis terjadi setiap bulan; -----

b. Pada saat avtur mengalami penurunan pada Agustus 2008 sd Februari

2009, FS yang diterapkan Lion Air juga tidak berubah. Pada

penerbangan 1jam penurunan FS tercatat terjadi pada bulan Oktober

2008 dan Februari 2009 dengan prosentase sebesar 5,56%. Sedangkan

pada penerbangan 2 jam, penurunan FS terjadi pada bulan September

2008 dan Januari 2009 dengan penurunan sebesar 4,5%, dan pada

penerbangan 3 jam penurunan FS terjadi pada bulan September 2008

dan Januari 2009 dengan penurunan sebesar 3,7 dan 3,8%.

Keseluruhan penurunan tersebyt jauh lebih kecil dari penurunan avtur

yang mencapao kisaran 13,95% hingga 18,76%;---------------------------

PT Wings Abadi Airlines

(129) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Wings Air untuk penerbangan

antara 0 s/d 1 jam:-------------------------------------------------------------------

Tabel 57

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Wings untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Wings 1

Jam

Mar-08 8,732 6,032 190000 -1.69 Apr-08 9,093 6,393 190000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 190000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 190000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 190000 17.48 0.0

Page 128: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

128

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Wings untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Wings 1

Jam

Agust-08 12,251 9,551 190000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 180000 1.73 -5.3 Okt-08 9,803 7,103 180000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 180000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 180000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 160000 -3.47 -11.1 Feb-09 6,578 3,878 160000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 160000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 160000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 160000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 160000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 160000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 160000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 160000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 160000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 160000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 160000 -3.25 0.0

Grafik 68

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Aktual dan Basis dengan Prosentase FS Wings untuk 1 Jam

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

Mar-08

Mei-08

Jul-0

8

Sep-08

Nop-08

Jan-0

9

Mar-09

Mei-09

Jul-0

9

Sep-09

Nop-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSWings 1 Jam

(130) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Wings Air untuk penerbangan

antara 1 s/d 2 jam:-------------------------------------------------------------------

Page 129: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

129

Tabel 58

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Wings untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Wings 2

Jam

Mar-08 8,732 6,032 230000 -1.69 Apr-08 9,093 6,393 230000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 230000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 230000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 230000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 230000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 220000 1.73 -4.3 Okt-08 9,803 7,103 220000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 220000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 220000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 210000 -3.47 -4.5 Feb-09 6,578 3,878 210000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 210000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 210000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 210000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 210000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 210000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 210000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 210000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 210000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 210000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 210000 -3.25 0.0

Grafik 69

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Wings Air untuk 2 Jam Penerbangan

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

Mar

-08

May

-08

Jul-0

8

Sep

-08

Nov

-08

Jan-

09

Mar

-09

May

-09

Jul-0

9

Sep

-09

Nov

-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actualdengan Avtur BasisProsentase Pergerakan FSWings 2 Jam

Page 130: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

130

(131) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Wings Air untuk penerbangan

antara 2 s/d 3 jam:-------------------------------------------------------------------

Tabel 59

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Wings untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Wings 3

Jam

Mar-08 8,732 6,032 270000 -1.69 Apr-08 9,093 6,393 270000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 270000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 270000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 260000 1.73 -3.7 Okt-08 9,803 7,103 260000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 260000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 260000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 250000 -3.47 -3.8 Feb-09 6,578 3,878 250000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 250000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 250000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 250000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 250000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 250000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 250000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 250000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 250000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 250000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 250000 -3.25 0.0

---------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 70

Page 131: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

131

Grafik 70

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Wings untuk 3 Jam Penerbangan

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

Mar

-08

May

-08

Jul-0

8

Sep

-08

Nov

-08

Jan-

09

Mar

-09

May

-09

Jul-0

9

Sep

-09

Nov

-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actualdengan Avtur BasisProsentase Pergerakan FSWings 3 Jam

(132) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Wings Abadi Airlines, Tim Pemeriksa menilai hal-hal

sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------

FS Wings Air mengalami fenomena yang mirip dengan seluruh maskapai

yang telah dianalisa sebelumnya. Pergerakan FS Wings Air tidak

mengikuti pergerakan selisih avtur actual dengan basis yang ditunjukkan

dengan nyaris tidak adanya perubahan FS Wings Air sama sekali pada

periode Maret 2008 sampai dengan November 2009. Tercatat untuk

penerbangan 1, 2 dan 3 jam, FS Wings hanya berubah 2 kali dengan

besaran cukup jauh berbeda dengan besaran perubahan selisih avtur. Pada

bulan yang lain, FS Wings sama atau tidak berubah sama sekali; ------------

PT Metro Batavia

(133) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Metro Batavia untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 60

Page 132: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

132

Tabel 60

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Batavia untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Batavia

untuk Penerbangan

1 Jam Mar-08 8,732 6,032 190000 Apr-08 9,093 6,393 190000 5.98 0.00 Mei-08 9,960 7,260 190000 13.56 0.00 Jun-08 11,229 8,529 190000 17.48 0.00 Jul-08 12,089 9,389 190000 10.08 0.00 Agust-08 12,251 9,551 190000 1.73 0.00 Sep-08 10,459 7,759 180000 -18.76 -5.26 Okt-08 9,803 7,103 180000 -8.45 0.00 Nop-08 8,411 5,711 180000 -19.60 0.00 Des-08 8,213 5,513 180000 -3.47 0.00 Jan-09 7,206 4,506 180000 -18.27 0.00 Feb-09 6,578 3,878 180000 -13.94 0.00 Mar-09 6,702 4,002 180000 3.20 0.00 Apr-09 6,742 4,042 170000 1.00 -5.56 Mei-09 6,534 3,834 170000 -5.15 0.00 Jun-09 6,431 3,731 170000 -2.69 0.00 Jul-09 6,592 3,892 170000 4.32 0.00 Agust-09 7,003 4,303 170000 10.56 0.00 Sep-09 6,585 3,885 170000 -9.71 0.00 Okt-09 6,520 3,820 170000 -1.67 0.00 Nop-09 6,632 3,932 170000 2.93 0.00 Des-09 6,966 4,266 170000 8.49 0.00

Grafik 71

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Aktual dan Basis dengan Prosentase FS Batavia untuk 1 Jam Penerbangan

-25.00

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

Mar-

08

Mei-

08

Jul-0

8

Sep-0

8

Nop-08

Jan-09

Mar-

09

Mei-

09

Jul-0

9

Sep-0

9

Nop-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSBatavia untuk Penerbangan1 Jam

(134) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

Page 133: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

133

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Metro Batavia untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Tabel 61

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Batavia untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Batavia 2

Jam

Mar-08 8,732 6,032 190000 -1.69 Apr-08 9,093 6,393 190000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 190000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 190000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 230000 17.48 21.1 Agust-08 12,251 9,551 230000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 220000 1.73 -4.3 Okt-08 9,803 7,103 220000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 220000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 220000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 220000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 220000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 220000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 200000 3.20 -9.1 Mei-09 6,534 3,834 200000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 200000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 200000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 200000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 200000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 200000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 200000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 200000 -3.25 0.0

Grafik 72

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Batavia untuk 2 Jam Penerbangan

-25.00

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Mar-08

Mei-08

Jul-0

8

Sep-0

8

Nop-0

8

Jan-0

9

Mar-09

Mei-09

Jul-0

9

Sep-0

9

Nop-0

9

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actualdengan Avtur Basis

Prosentase PergerakanFS Batavia 2 Jam

Page 134: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

134

(135) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Metro Batavia untuk

penerbangan antara 2 s/d 3 jam:---------------------------------------------------

Tabel 62

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Batavia untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Batavia 3

Jam

Mar-08 8,732 6,032 270000 -1.69 Apr-08 9,093 6,393 270000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 270000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 270000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 260000 1.73 -3.7 Okt-08 9,803 7,103 260000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 260000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 260000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 260000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 260000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 260000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 250000 3.20 -3.8 Mei-09 6,534 3,834 250000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 250000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 250000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 250000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 250000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 250000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 250000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 250000 -3.25 0.0

-------------------------------------------------------------------------------------Grafik 73

Page 135: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

135

Grafik 73

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Batavia untuk 3 Jam Penerbangan

-25.00

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

Mar-08

Mei-

08

Jul-0

8

Sep-08

Nop-08

Jan-09

Mar-09

Mei-

09

Jul-0

9

Sep-09

Nop-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actualdengan Avtur Basis

Prosentase PergerakanFS Batavia 3 Jam

(136) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Metro Batavia, Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai

berikut: -------------------------------------------------------------------------------

a. FS yang diterapkan oleh Batavia Air baik untuk penerbangan 1 jam,

2 jam dan 3 jam tidak mengikuti perubahan selisih avtur actual

dengan basis. Hal tersebut ditunjukkan dengan mayoritas pergerakan

FS Batavia Air sebesar 0% (tidak berubah) berapaun perubahan yang

terjadi pada avtur. Pada setiap golongan lama penerbangan : 1, 2 dan

3 jam, tercatat bahwa FS Batavia Air hanya berubah 2 kali terlepas

dari perubahan yang terjadi pada avtur; -----------------------------------

b. Pada bulan Agustus 2008 hingga Februari 2009 saat avtur mulai

turun FS Batavia Air hanya turun sebanyak 1 kali pada bulan

September 2008, dengan prosentase yang jauh lebih rendah

dibanding prosentase penurunan selisih avtur actual terhadap basis;

PT Kartika Airlines

(137) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Kartika Airlines untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

Page 136: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

136

Tabel 63

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Kartika untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Kartika 1 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 20000 9.27 0.0 Sep-06 6,546 3,846 20000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 20000 1.99 0.0 Nop-06 5,980 3,280 20000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 100.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 40000 2.36 0.0 Sep-07 6,777 4,077 80000 7.98 100.0 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 0.0 Nop-07 7,428 4,728 80000 7.01 0.0 Des-07 8,763 6,063 150000 8.37 87.5 Jan-08 8,846 6,146 170000 28.24 13.3 Feb-08 8,742 6,042 170000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 170000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 170000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 190000 5.98 11.8 Jun-08 11,229 8,529 230000 13.56 21.1 Jul-08 12,089 9,389 270000 17.48 17.4 Agust-08 12,251 9,551 270000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 270000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 270000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 235000 -8.45 -13.0 Des-08 8,213 5,513 220000 -19.60 -6.4 Jan-09 7,206 4,506 180000 -3.47 -18.2 Feb-09 6,578 3,878 180000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 180000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 180000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 180000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 180000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 180000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 180000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 180000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 180000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 180000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 180000 -3.25 0.0

Page 137: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

137

Grafik 74

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Aktual dan Basis dengan Prosentase FS Kartika untuk 1 Jam

-40-20

020406080

100120

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSKartika 1 Jam

(138) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Kartika Airlines untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Tabel 64

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Kartika untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Kartika 2 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 20000 9.27 0.0 Sep-06 6,546 3,846 20000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 20000 1.99 0.0 Nop-06 5,980 3,280 20000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 100.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 40000 2.36 0.0 Sep-07 6,777 4,077 80000 7.98 100.0 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 0.0 Nop-07 7,428 4,728 125000 7.01 56.3

Page 138: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

138

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Kartika untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Kartika 2 Jam

Des-07 8,763 6,063 125000 8.37 0.0 Jan-08 8,846 6,146 200000 28.24 60.0 Feb-08 8,742 6,042 200000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 200000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 200000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 220000 5.98 10.0 Jun-08 11,229 8,529 250000 13.56 13.6 Jul-08 12,089 9,389 290000 17.48 16.0 Agust-08 12,251 9,551 290000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 290000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 290000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 275000 -8.45 -5.2 Des-08 8,213 5,513 255555 -19.60 -7.1 Jan-09 7,206 4,506 220000 -3.47 -13.9 Feb-09 6,578 3,878 220000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 220000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 220000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 220000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 220000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 220000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 220000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 220000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 220000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 175000 -3.05 -20.5 Des-09 6,966 4,266 175000 -3.25 0.0

---------------------------------------------------------------------------------------Grafik 75

Page 139: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

139

Grafik 75

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Kartika untuk 2 Jam Penerbangan

-40-20

020406080

100120

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSKartika 2 Jam

(139) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Kartika Airlines untuk

penerbangan antara 2 s/d 3 jam:---------------------------------------------------

Tabel 65

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Kartika untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Kartika 3 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 20000 9.27 0.0 Sep-06 6,546 3,846 20000 0.96 0.0 Okt-06 6,381 3,681 20000 1.99 0.0 Nop-06 5,980 3,280 20000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 100.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 40000 8.21 0.0 Jun-07 6,299 3,599 40000 10.05 0.0 Jul-07 6,384 3,684 40000 -0.39 0.0 Agust-07 6,678 3,978 40000 2.36 0.0 Sep-07 6,777 4,077 80000 7.98 100.0 Okt-07 7,063 4,363 80000 2.49 0.0

Page 140: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

140

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Kartika untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Kartika 3 Jam

Nop-07 7,428 4,728 160000 7.01 100.0 Des-07 8,763 6,063 160000 8.37 0.0 Jan-08 8,846 6,146 220000 28.24 37.5 Feb-08 8,742 6,042 220000 1.37 0.0 Mar-08 8,732 6,032 220000 -1.69 0.0 Apr-08 9,093 6,393 220000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 240000 5.98 9.1 Jun-08 11,229 8,529 270000 13.56 12.5 Jul-08 12,089 9,389 310000 17.48 14.8 Agust-08 12,251 9,551 310000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 310000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 310000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 300000 -8.45 -3.2 Des-08 8,213 5,513 275000 -19.60 -8.3 Jan-09 7,206 4,506 250000 -3.47 -9.1 Feb-09 6,578 3,878 250000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 250000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 250000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 250000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 250000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 250000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 250000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 250000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 250000 -9.71 0.0

Grafik 76

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Kartika untuk 3 Jam Penerbangan

-40-20

020406080

100120

Mei-06

Sep-06

Jan-0

7

Mei-07

Sep-07

Jan-0

8

Mei-08

Sep-08

Jan-0

9

Mei-09

Sep-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSKartika 3 Jam

Page 141: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

141

(140) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Kartika Airlines, Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai

berikut: -------------------------------------------------------------------------------

Berdasarkan table dan grafik di atas terlihat bahwa FS Kartika tidak

mengikuti perubahan selisih avtur actual dengan avtur basis, baik pada

penerbangan 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Mayoritas FS Kartika tidak berubah

yang ditunjukkan dengan perubahan 0% terlepas perubahan yang terjadi

pada selisih avtur. Untuk penerbangan 1, 2 dan 3 jam dari bulan Maret sd

Desember 2009, tercatat bahwa perubahan FS Kartika hanya terjadi

sebanyak 3 kali. FS Kartika cenderung merubah FS ketika avtur naik tetapi

ketika avtur turun FS tidak diturunkan; ------------------------------------------

PT Trigana Air Service

(141) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Trigana Air Service untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

Tabel 66

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Trigana untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Trigana 1 Jam

Mar-08 8,732 6,032 100000 -1.69 Apr-08 9,093 6,393 100000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 100000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 100000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 100000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 100000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 100000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 100000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 100000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 100000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 150000 -3.47 50.0 Feb-09 6,578 3,878 150000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 150000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 150000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 150000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 150000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 160000 -2.69 6.7

Page 142: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

142

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Trigana untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Trigana 1 Jam

Agust-09 7,003 4,303 160000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 160000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 160000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 160000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 160000 -3.25 0.0

Grafik 77

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Aktual dan Basis dengan Prosentase FS Trigana untuk 1 Jam

-30.00-20.00-10.00

0.0010.0020.0030.0040.0050.0060.00

Mar-08

Mei-08

Jul-0

8

Sep-08

Nop-08

Jan-0

9

Mar-09

Mei-09

Jul-0

9

Sep-09

Nop-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSTrigana 1 Jam

(142) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Trigana Air Service untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Tabel 67

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Trigana untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Trigana 2 Jam

Mar-08 8,732 6,032 200000 -1.69 Apr-08 9,093 6,393 200000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 200000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 200000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 200000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 200000 10.08 0.0

Page 143: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

143

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Trigana untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Trigana 2 Jam

Sep-08 10,459 7,759 200000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 200000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 200000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 200000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 300000 -3.47 50.0 Feb-09 6,578 3,878 300000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 300000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 360000 3.20 20.0 Mei-09 6,534 3,834 360000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 360000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 360000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 360000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 360000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 360000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 360000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 360000 -3.25 0.0

Grafik 78

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Trigana untuk 2 Jam Penerbangan

-30.00-20.00-10.00

0.0010.0020.0030.00

40.0050.0060.00

Mar-08

May-08

Jul-0

8

Sep-08

Nov-08

Jan-0

9

Mar-09

May-09

Jul-0

9

Sep-09

Nov-09

Bulan

Pro

sent

ase

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSTrigana 2 Jam

(143) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Trigana Air Service untuk

penerbangan antara 2 s/d 3 jam:---------------------------------------------------

Page 144: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

144

Tabel 68

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Trigana untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Trigana 3 Jam

Mar-08 8,732 6,032 200000 -1.69 Apr-08 9,093 6,393 200000 -0.17 0.0 Mei-08 9,960 7,260 200000 5.98 0.0 Jun-08 11,229 8,529 200000 13.56 0.0 Jul-08 12,089 9,389 200000 17.48 0.0 Agust-08 12,251 9,551 200000 10.08 0.0 Sep-08 10,459 7,759 200000 1.73 0.0 Okt-08 9,803 7,103 200000 -18.76 0.0 Nop-08 8,411 5,711 200000 -8.45 0.0 Des-08 8,213 5,513 200000 -19.60 0.0 Jan-09 7,206 4,506 200000 -3.47 0.0 Feb-09 6,578 3,878 200000 -18.27 0.0 Mar-09 6,702 4,002 200000 -13.94 0.0 Apr-09 6,742 4,042 200000 3.20 0.0 Mei-09 6,534 3,834 200000 1.00 0.0 Jun-09 6,431 3,731 200000 -5.15 0.0 Jul-09 6,592 3,892 200000 -2.69 0.0 Agust-09 7,003 4,303 200000 4.32 0.0 Sep-09 6,585 3,885 200000 10.56 0.0 Okt-09 6,520 3,820 200000 -9.71 0.0 Nop-09 6,632 3,932 200000 -3.05 0.0 Des-09 6,966 4,266 200000 -3.25 0.0

Grafik 79

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Trigana untuk 3 Jam Penerbangan

-25.00-20.00-15.00

-10.00-5.000.005.00

10.0015.0020.00

Mar-08

May-08

Jul-0

8

Sep-08

Nov-08

Jan-0

9

Mar-09

May-09

Jul-0

9

Sep-09

Nov-09

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSTrigana 3 Jam

Page 145: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

145

(144) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Trigana Air Service, Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai

berikut: -------------------------------------------------------------------------------

Berdasarkan grafik dan table di atas, terlihat bahwa FS Tigana untuk

penerbangan 1 jam, 2 jam dan 3 jam tidak selaras dengan perubahan selisih

avtur actual dan basis. Hampir seluruh FS Trigana tidak berubah untuk

ketiga jenis penerbangan tersebut. Tercatat bahwa perubahan FS untuk

penerbangan 1 jam terjadi hanya pada bulan Januari 2009 yang meningkat

50% sedangkan selisih avtur justru turn 18,27%. Pada penerbangan 2 jam

peningkatan 50% kembali terjadi di saat terjadi penurunan avtur 18.,27%

di bulan Januari ditambah dengan peningkatan pada bulan April 2009

sebesar 20% meskipun selisih avtur actual dan basis hanya meningkat

sebesar 20%. Adapun pada penerbangan 3 jam, sama sekali tidak terjadi

perubahan FS sepanjang periode Maret 2008 sampai dengan Desember

2009, terlepas dari berapun perubahan avtur yang terjadi; --------------------

PT Indonesia Air Asia

(145) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Indonesia Air Asia untuk

penerbangan antara 0 s/d 1 jam:---------------------------------------------------

Tabel 69

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Air Asia untuk

Penerbangan 1 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Air Asia 1 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 40000 0.96 33.3 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 0.0 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0

Page 146: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

146

Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 65000 8.21 62.5 Jun-07 6,299 3,599 80000 10.05 23.1 Jul-07 6,384 3,684 100000 -0.39 25.0 Agust-07 6,678 3,978 110000 2.36 10.0 Sep-07 6,777 4,077 140000 7.98 27.3 Okt-07 7,063 4,363 160000 2.49 14.3

Grafik 80

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Aktual dan Basis dengan Prosentase FS Air Asia untuk 1 Jam

-20

0

20

40

60

80

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-06

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur BasisProsentase Pergerakan FSAir Asia 1 Jam

(146) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Indonesia Air Asia untuk

penerbangan antara 1 s/d 2 jam:---------------------------------------------------

Tabel 70

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Air Asia untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Air Asia 2 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 40000 0.96 33.3 Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 0.0 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0

Page 147: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

147

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual

dengan avtur basis (Rp.

2700)

FS Air Asia untuk

Penerbangan 2 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual

dengan Avtur Basis

Prosentase Pergerakan

FS Air Asia 2 Jam

Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 65000 8.21 62.5 Jun-07 6,299 3,599 80000 10.05 23.1 Jul-07 6,384 3,684 100000 -0.39 25.0 Agust-07 6,678 3,978 90000 2.36 -10.0 Sep-07 6,777 4,077 140000 7.98 55.6 Okt-07 7,063 4,363 160000 2.49 14.3

Grafik 81

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Air Asia untuk 2 Jam Penerbangan

-20-10

010203040506070

Mei-06

Jul-0

6

Sep-0

6

Nop-0

6

Jan-0

7

Mar-07

Mei-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur Basis

Prosentase PergerakanFS Air Asia 2 Jam

(147) Berikut tabel dan grafik yang menunjukkan persentase pergerakan selisih

harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase pergerakan

fuel surcharge yang diberlakukan oleh PT Indonesia Air Asia untuk

penerbangan antara 2 s/d 3 jam:---------------------------------------------------

Tabel 71

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Air Asia untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Air Asia

3 Jam

Mei-06 5,921 3,221 20000 Jun-06 6,118 3,418 20000 11.07 0.0 Jul-06 6,435 3,735 20000 6.12 0.0 Agust-06 6,471 3,771 30000 9.27 50.0 Sep-06 6,546 3,846 40000 0.96 33.3

Page 148: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

148

Bulan Avtur Actual Selisih antara avtur atual dengan avtur basis (Rp. 2700)

FS Air Asia untuk

Penerbangan 3 Jam

Prosentase Pergerakan

Selisih Avtur Actual dengan

Avtur Basis

Prosentase Pergerakan FS Air Asia

3 Jam

Okt-06 6,381 3,681 40000 1.99 0.0 Nop-06 5,980 3,280 40000 -4.29 0.0 Des-06 5,883 3,183 40000 -10.89 0.0 Jan-07 6,176 3,476 40000 -2.96 0.0 Feb-07 5,679 2,979 40000 9.21 0.0 Mar-07 5,734 3,034 40000 -14.30 0.0 Apr-07 5,983 3,283 40000 1.85 0.0 Mei-07 6,313 3,613 65000 8.21 62.5 Jun-07 6,299 3,599 80000 10.05 23.1 Jul-07 6,384 3,684 100000 -0.39 25.0 Agust-07 6,678 3,978 90000 2.36 -10.0 Sep-07 6,777 4,077 140000 7.98 55.6 Okt-07 7,063 4,363 160000 2.49 14.3

Grafik 82

Perbandingan Prosentase Selisih Avtur Actual dan Basis dengan Prosentase FS Air Asia untuk 3 Jam Penerbangan

-20

0

20

40

60

80

May-06

Jul-0

6

Sep-06

Nov-06

Jan-0

7

Mar-07

May-07

Jul-0

7

Sep-07

Bulan

Pros

enta

se

Prosentase PergerakanSelisih Avtur Actual denganAvtur Basis

Prosentase Pergerakan FSAir Asia 3 Jam

(148) Bahwa terhadap pergerakan selisih harga avtur dan pergerakan fuel

surcharge PT Indonesia Air Asia, Tim Pemeriksa menilai hal-hal sebagai

berikut: -------------------------------------------------------------------------------

Air Asia menetapkan FS hanya pada Mei 2006 sd Oktober 2007. Pada saat

itu, masih terdapat kartel yang disepakati anggota INACA dan Dephub

belum menetapkan acuan FS. Dengan demikian, maka sudah dapat

dipastikan bahwa FS yang ditetapkan Air Asia saat itu belum

menggunakan formula khusus dan tidak mengacu kepada pergerakan avtur

Page 149: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

149

sebagaimana semestinya. Dan hal tersebut tercermin dalam tabel dan

grafik di atas yang menunjukkan ketidakselarasan pergerakan FS Air Asia

dengan pergerakan selisih avtur actual dengan avtur basis; -------------------

(149) Bahwa untuk memperkuat analisis terhadap masing-masing Terlapor di

atas, Tim Pemeriksa juga melakukan analisis perbandingan pergerakan fuel

surcharge antara formula perhitungan Departemen Perhubungan dan fuel

surcharge yang diterapkan secara aktual oleh masing-masing Terlapor

untuk penerbangan antara 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam; ---------

(150) Bahwa berikut perbandingan pergerakan fuel surcharge antara formula

perhitungan Departemen Perhubungan dan fuel surcharge yang diterapkan

secara aktual oleh masing-masing Terlapor untuk penerbangan antara 0 s/d

1 jam: ---------------------------------------------------------------------------------

Tabel 72

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Mandala Ekspress

Air

RAL Lion Batavia Kartika Merpati Wings Trigana Air Asia

May-06 -81000 -81000 -81000 -81000 n/a -81000 -81000 -81000 -81000 -81000 n/a -81000

Jun-06 -81000 -81000 -81000 -71000 n/a -81000 -81000 -81000 -81000 -81000 n/a -81000

Jul-06 -81000 -81000 -81000 -71000 n/a -81000 -81000 -81000 -81000 -81000 n/a -81000

Aug-06 -71000 -71000 -71000 -71000 n/a -71000 -81000 -81000 -71000 -71000 n/a -71000

Sep-06 -71000 -71000 -71000 -71000 n/a -71000 -81000 -81000 -71000 -71000 n/a -61000

Oct-06 -61000 -61000 -71000 -61000 n/a -61000 -71000 -81000 -61000 -61000 n/a -61000

Nov-06 -61000 -61000 -71000 -61000 n/a -61000 -71000 -81000 -61000 -61000 n/a -61000

Dec-06 -61000 -61000 -71000 -51000 n/a -61000 -71000 -61000 -61000 -61000 n/a -61000

Jan-07 -79000 -79000 -89000 -69000 n/a -79000 -89000 -79000 -79000 -79000 n/a -79000

Feb-07 -79000 -79000 -89000 -69000 n/a -79000 -89000 -79000 -79000 -79000 n/a -79000

Mar-07 -79000 -79000 -89000 -69000 n/a -79000 -89000 -79000 -79000 -79000 n/a -79000

Apr-07 -79000 -79000 -79000 -69000 n/a -79000 -89000 -79000 -79000 -79000 n/a -79000

May-07 -79000 -79000 -79000 -69000 n/a -79000 -89000 -79000 -79000 -79000 n/a -54000

Jun-07 -79000 -79000 -79000 -69000 n/a -79000 -89000 -79000 -79000 -79000 n/a -39000

Jul-07 -79000 -79000 -79000 -69000 n/a -79000 -89000 -79000 -79000 -79000 n/a -19000

Aug-07 -59000 -69000 -79000 -49000 n/a -59000 -89000 -79000 -69000 -59000 n/a -9000

Sep-07 -59000 -59000 -59000 -39000 n/a -59000 -89000 -39000 -53000 -59000 n/a 21000

Oct-07 -39000 -39000 -39000 -39000 n/a -19000 -89000 -39000 -31000 -19000 n/a 41000

Nov-07 -19000 -39000 -39000 -9000 n/a -39000 -19000 -39000 -9000 -39000 n/a n/a

Dec-07 31000 21000 -39000 46000 n/a 6000 21000 31000 -9000 6000 n/a n/a

Jan-08 31000 41000 -19000 46000 n/a 41000 41000 51000 -9000 41000 n/a n/a

Feb-08 31000 41000 11000 81000 n/a 41000 41000 51000 31000 41000 n/a n/a

Mar-08 21000 56000 31000 81000 n/a 71000 71000 51000 31000 71000 -19000 n/a

Apr-08 51000 71000 41000 81000 n/a 71000 71000 51000 31000 71000 -19000 n/a

May-08 71000 101000 41000 106000 n/a 71000 71000 71000 31000 71000 -19000 n/a

Page 150: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

150

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Mandala Ekspress

Air

RAL Lion Batavia Kartika Merpati Wings Trigana Air Asia

Jun-08 71000 151000 66000 151000 n/a 71000 71000 111000 56000 71000 -19000 n/a

Jul-08 111000 151000 66000 151000 n/a 71000 71000 151000 106000 71000 -19000 n/a

Aug-08 111000 101000 66000 151000 n/a 71000 71000 151000 131000 71000 -19000 n/a

Sep-08 -38000 -8000 -3000 42000 12000 -48000 -48000 42000 47000 -48000 -128000 n/a

Oct-08 -38000 -8000 -3000 12000 12000 -48000 -48000 42000 47000 -48000 -128000 n/a

Nov-08 -38000 -8000 -48000 12000 12000 -48000 -48000 7000 32000 -48000 -128000 n/a

Dec-08 22000 52000 12000 72000 72000 12000 12000 52000 92000 12000 -68000 n/a

Jan-09 33000 63000 43000 103000 103000 33000 43000 43000 123000 23000 13000 n/a

Feb-09 47000 57000 57000 117000 117000 47000 57000 57000 137000 37000 27000 n/a

Mar-09 53000 63000 53000 123000 123000 53000 63000 63000 113000 43000 33000 n/a

Apr-09 38000 48000 38000 108000 108000 28000 38000 48000 98000 28000 18000 n/a

May-09 48000 58000 48000 118000 118000 38000 48000 58000 108000 38000 28000 n/a

Jun-09 50100 80100 50100 120100 120100 40100 50100 60100 110100 40100 30100 n/a

Jul-09 52200 82200 52200 122200 122200 42200 52200 62200 112200 42200 42200 n/a

Aug-09 54300 84300 54300 124300 124300 44300 54300 64300 114300 44300 44300 n/a

Sep-09 56400 86400 56400 126400 126400 46400 56400 66400 116400 46400 46400 n/a

Grafik 83

Perbandingan FS Maskapai 1 Jam dengan FS Acuan Departemen Perhubungan

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

May

-06

Aug-

06N

ov-0

6Fe

b-07

May

-07

Aug-

07N

ov-0

7Fe

b-08

May

-08

Aug-

08N

ov-0

8

Feb-

09M

ay-0

9Au

g-09

Nov

-09

Bulan

Rup

iah

Sriwijaya

Garuda

Mandala

Ekspress Air

RAL

Lion

Batavia

Kartika

Merpati

Wings

Trigana

Air Asia

FS Acuan

Page 151: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

151

(151) Bahwa berikut perbandingan pergerakan fuel surcharge antara formula

perhitungan Departemen Perhubungan dan fuel surcharge yang diterapkan

secara aktual oleh masing-masing Terlapor untuk penerbangan antara 1 s/d

2 jam: ---------------------------------------------------------------------------------

Tabel 73

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Mandala Ekspress Air Lion Batavia Kartika Merpati Wings Trigana Air Asia RAL

May-06 -112000 -112000 -112000 -112000 -112000 -112000 -112000 -112000 -112000 n/a -112000 n/a

Jun-06 -112000 -112000 -112000 -102000 -112000 -112000 -112000 -112000 -112000 n/a -112000 n/a

Jul-06 -112000 -112000 -112000 -102000 -112000 -112000 -112000 -112000 -112000 n/a -112000 n/a

Aug-06 -102000 -102000 -102000 -102000 -102000 -112000 -112000 -102000 -102000 n/a -102000 n/a

Sep-06 -102000 -102000 -102000 -102000 -102000 -112000 -112000 -102000 -102000 n/a -92000 n/a

Oct-06 -92000 -92000 -92000 -92000 -92000 -102000 -112000 -92000 -92000 n/a -92000 n/a

Nov-06 -92000 -92000 -92000 -92000 -92000 -102000 -112000 -92000 -92000 n/a -92000 n/a

Dec-06 -92000 -92000 -92000 -82000 -92000 -102000 -92000 -92000 -92000 n/a -92000 n/a

Jan-07 -115000 -115000 -115000 -105000 -115000 -125000 -115000 -115000 -115000 n/a -115000 n/a

Feb-07 -115000 -115000 -115000 -105000 -115000 -125000 -115000 -115000 -115000 n/a -115000 n/a

Mar-07 -115000 -115000 -115000 -105000 -115000 -125000 -115000 -115000 -115000 n/a -115000 n/a

Apr-07 -115000 -115000 -115000 -105000 -115000 -125000 -115000 -115000 -115000 n/a -115000 n/a

May-07 -115000 -115000 -115000 -105000 -115000 -125000 -115000 -115000 -115000 n/a -90000 n/a

Jun-07 -115000 -115000 -115000 -105000 -115000 -125000 -115000 -115000 -115000 n/a -75000 n/a

Jul-07 -115000 -115000 -115000 -105000 -115000 -125000 -115000 -115000 -115000 n/a -55000 n/a

Aug-07 -95000 -105000 -95000 -85000 -95000 -125000 -115000 -105000 -95000 n/a -65000 n/a

Sep-07 -95000 -95000 -95000 -75000 -95000 -125000 -75000 -89000 -95000 n/a -15000 n/a

Oct-07 -75000 -75000 -95000 -75000 -35000 -125000 -75000 -67000 -35000 n/a 5000 n/a

Nov-07 -55000 -75000 -95000 -45000 -35000 -55000 -30000 -45000 -35000 n/a n/a n/a

Dec-07 -5000 5000 -25000 10000 -10000 5000 -30000 -15000 -10000 n/a n/a n/a

Jan-08 5000 20000 -5000 10000 20000 5000 45000 -15000 20000 n/a n/a n/a

Feb-08 5000 20000 20000 45000 20000 5000 45000 20000 20000 n/a n/a n/a

Mar-08 5000 20000 20000 45000 75000 35000 45000 20000 75000 45000 n/a n/a

Apr-08 35000 45000 45000 45000 75000 35000 45000 20000 75000 45000 n/a n/a

May-08 55000 75000 45000 70000 75000 35000 65000 45000 75000 45000 n/a n/a

Jun-08 75000 115000 45000 115000 75000 35000 95000 95000 75000 45000 n/a n/a

Jul-08 115000 185000 100000 115000 75000 75000 135000 145000 75000 45000 n/a n/a

Aug-08 115000 185000 100000 115000 75000 75000 135000 170000 75000 45000 n/a n/a

Sep-08 -2000 78000 -12000 38000 -12000 -12000 58000 93000 -12000 -32000 n/a 8000

Oct-08 -2000 58000 -12000 8000 -12000 -12000 58000 78000 -12000 -32000 n/a 8000

Nov-08 -2000 58000 -12000 8000 -12000 -12000 43000 78000 -12000 -32000 n/a 8000

Dec-08 12000 72000 2000 22000 2000 2000 37555 92000 2000 -18000 n/a 22000

Jan-09 51000 91000 31000 61000 31000 41000 41000 131000 31000 121000 n/a 61000

Feb-09 71000 91000 51000 81000 51000 61000 61000 121000 51000 141000 n/a 81000

Mar-09 78000 98000 58000 88000 58000 68000 68000 128000 58000 148000 n/a 88000

Apr-09 59000 79000 39000 69000 39000 29000 49000 109000 39000 189000 n/a 69000

May-09 72500 92500 52500 82500 52500 42500 62500 122500 52500 202500 n/a 82500

Jun-09 75600 115600 55600 85600 55600 45600 65600 125600 55600 205600 n/a 85600

Page 152: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

152

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Mandala Ekspress Air Lion Batavia Kartika Merpati Wings Trigana Air Asia RAL

Jul-09 78700 118700 58700 88700 58700 48700 68700 128700 58700 208700 n/a 88700

Aug-09 81800 121800 76800 91800 61800 51800 71800 131800 61800 211800 n/a 91800

Grafik 84

Perbandingan FS 2 Jam Maskapai dengan Acuan Dephub

0

50000100000

150000200000

250000

300000350000

400000

May

-06

Sep

-06

Jan-

07M

ay-0

7S

ep-0

7Ja

n-08

May

-08

Sep

-08

Jan-

09M

ay-0

9S

ep-0

9

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirRALLionBataviaKartikaMerpatiWingsTriganaAir AsiaFS Acuan Dephub 2 Jam

(152) Bahwa berikut perbandingan pergerakan fuel surcharge antara formula

perhitungan Departemen Perhubungan dan fuel surcharge yang diterapkan

secara aktual oleh masing-masing Terlapor untuk penerbangan antara 2 s/d

3 jam: ---------------------------------------------------------------------------------

Tabel 74

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Mandala Ekspress

Air

Lion Batavia Kartika Merpati Wings Trigana RAL Air Asia

May-06 -144000 -144000 -144000 -144000 -144000 -144000 -144000 -144000 -144000 n/a n/a -144000

Jun-06 -144000 -144000 -144000 -134000 -144000 -144000 -144000 -144000 -144000 n/a n/a -144000

Jul-06 -144000 -144000 -144000 -134000 -144000 -144000 -144000 -144000 -144000 n/a n/a -144000

Aug-06 -134000 -134000 -134000 -134000 -134000 -144000 -144000 -134000 -134000 n/a n/a -134000

Sep-06 -134000 -134000 -134000 -134000 -134000 -144000 -144000 -134000 -134000 n/a n/a -124000

Page 153: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

153

Bulan/Tahun Sriwijaya Garuda Mandala Ekspress

Air

Lion Batavia Kartika Merpati Wings Trigana RAL Air Asia

Oct-06 -124000 -124000 -124000 -124000 -124000 -134000 -144000 -124000 -124000 n/a n/a -124000

Nov-06 -124000 -124000 -124000 -124000 -124000 -134000 -144000 -124000 -124000 n/a n/a -124000

Dec-06 -124000 -124000 -124000 -114000 -124000 -134000 -124000 -124000 -124000 n/a n/a -124000

Jan-07 -154000 -154000 -154000 -144000 -154000 -164000 -154000 -154000 -154000 n/a n/a -154000

Feb-07 -154000 -154000 -154000 -144000 -154000 -164000 -154000 -154000 -154000 n/a n/a -154000

Mar-07 -154000 -154000 -154000 -144000 -154000 -164000 -154000 -154000 -154000 n/a n/a -154000

Apr-07 -154000 -154000 -154000 -144000 -154000 -164000 -154000 -154000 -154000 n/a n/a -154000

May-07 -154000 -154000 -154000 -144000 -154000 -164000 -154000 -154000 -154000 n/a n/a -129000

Jun-07 -154000 -154000 -154000 -144000 -154000 -164000 -154000 -154000 -154000 n/a n/a -114000

Jul-07 -154000 -154000 -154000 -144000 -154000 -164000 -154000 -154000 -154000 n/a n/a -94000

Aug-07 -134000 -144000 -134000 -124000 -134000 -164000 -154000 -144000 -134000 n/a n/a -104000

Sep-07 -134000 -134000 -134000 -114000 -134000 -164000 -114000 -128000 -134000 n/a n/a -84000

Oct-07 -114000 -114000 -134000 -114000 -74000 -164000 -114000 -106000 -74000 n/a n/a -64000

Nov-07 -94000 -114000 -134000 -84000 -74000 -94000 -34000 -84000 -74000 n/a n/a n/a

Dec-07 -44000 -14000 -64000 -29000 -49000 -14000 -34000 -29000 -49000 n/a n/a n/a

Jan-08 -14000 6000 6000 -29000 -19000 -14000 26000 -29000 -19000 n/a n/a n/a

Feb-08 -14000 6000 6000 6000 -19000 76000 26000 6000 36000 6000 n/a n/a

Mar-08 -14000 6000 31000 6000 36000 76000 26000 6000 36000 6000 n/a n/a

Apr-08 16000 31000 31000 6000 36000 76000 26000 6000 36000 6000 n/a n/a

May-08 36000 76000 31000 31000 36000 76000 46000 31000 36000 6000 n/a n/a

Jun-08 76000 126000 61000 76000 36000 76000 76000 81000 36000 6000 n/a n/a

Jul-08 116000 216000 61000 76000 36000 76000 116000 156000 36000 6000 n/a n/a

Aug-08 116000 216000 61000 76000 36000 66000 116000 181000 26000 6000 46000 n/a

Sep-08 -19000 91000 -34000 -19000 -69000 -29000 21000 86000 -69000 -89000 -49000 n/a

Oct-08 -19000 71000 -34000 -49000 -69000 -29000 21000 21000 -69000 -89000 -49000 n/a

Nov-08 -19000 71000 -34000 -49000 -69000 -29000 11000 21000 -69000 -89000 -49000 n/a

Dec-08 -2000 88000 -27000 -32000 -52000 -12000 3000 38000 -62000 -72000 -32000 n/a

Jan-09 47000 117000 22000 17000 -13000 37000 27000 87000 -13000 -23000 17000 n/a

Feb-09 71000 121000 46000 41000 11000 61000 51000 81000 11000 1000 41000 n/a

Mar-09 81000 131000 56000 51000 21000 61000 61000 91000 21000 11000 51000 n/a

Apr-09 56000 106000 31000 26000 -4000 36000 36000 66000 -4000 -14000 26000 n/a

May-09 73000 123000 48000 43000 13000 53000 53000 83000 13000 3000 43000 n/a

Jun-09 76700 146700 51700 46700 16700 56700 56700 86700 16700 6700 46700 n/a

Jul-09 80400 150400 65400 50400 20400 60400 60400 90400 20400 10400 50400 n/a

----------------------------------------------------------------------------------------Grafik 85

Page 154: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

154

Grafik 85

Perbandingan FS 3 Jam Maskapai dengan FS Acuan Dephub

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000M

ay-0

6A

ug-0

6N

ov-0

6Fe

b-07

May

-07

Aug

-07

Nov

-07

Feb-

08M

ay-0

8A

ug-0

8N

ov-0

8Fe

b-09

May

-09

Aug

-09

Nov

-09

Bulan

Rup

iah

Sriwijaya

Garuda

Mandala

Ekspress Air

RAL

Lion

Batavia

Kartika

Merpati

Wings

Trigana

Air Asia

FS 3 Jam AcuanDephub

(153) Bahwa berdasarkan Tabel 71, Tabel 72 dan Tabel 73, Tim Pemeriksa

menilai bahwa secara rata-rata, harga fuel surcharge yang ditetapkan oleh

masing-masing Terlapor untuk Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008),

masih berada di bawah harga fuel surcharge yang dihitung berdasarkan

formula Departemen Perhubungan, namun untuk Periode II (April 2008 s/d

September 2009), harga fuel surcharge yang ditetapkan oleh masing-

masing Terlapor berada di atas harga fuel surcharge yang dihitung

berdasarkan formula Departemen Perhubungan; -------------------------------

(154) Bahwa Tim Pemeriksa menilai setidaknya pada Periode II (April 2008 s/d

September 2009), para Terlapor telah memperoleh keuntungan dari fuel

surcharge;----------------------------------------------------------------------------

(155) Bahwa berdasarkan uraian analisis terhadap dugaan penetapan biaya

curang oleh masing-masing Terlapor, Tim Pemeriksa menyatakan hal-hal

sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------

Page 155: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

155

a. Fuel surcharge merupakan kompensasi dari kenaikan harga avtur (aviation

turbin) yang dimasukkan ke dalam komponen tarif tiket pesawat

penerbangan yang dibebankan kepada konsumen; -----------------------------

b. Fuel surcharge bertujuan untuk menutup selisih biaya bahan bakar avtur

maskapai penerbangan yang diakibatkan oleh kenaikan harga avtur yang

melebihi asumsi harga avtur yang digunakan dalam perhitungan tarif batas

atas sebagaimana dimaksud dalam KM 9 Tahun 2002;------------------------

c. Persetujuan Pemerintah melalui Departemen Perhubungan terhadap

penerapan fuel surcharge diperlukan karena penerapan fuel surcharge akan

menyebabkan harga tiket yang dibayar konsumen akan melampaui tarif

batas atas berdasarkan KM No. 9 Tahun 2002; ---------------------------------

d. Namun demikian, penelitian Tim Pemeriksa terhadap perubahan harga

avtur dan perubahan fuel surcharge sejak Mei 2006 sampai dengan

Desember 2009 pada masing-masing Terlapor sebagaimana ditunjukkan

pada tabel dan grafik sebelumnya, menunjukkan korelasi yang negatif.

Artinya, penerapan fuel surcharge oleh setiap Terlapor bukan hanya

dimaksudkan sebagai kompensasi terhadap kenaikan biaya avtur

sebagaimana telah disetujui oleh Departemen Perhubungan, tetapi juga

dipergunakan untuk menutupi biaya operasional lainnya;---------------------

e. Hal tersebut dalam butir d didukung dengan fakta bahwa sejak Departemen

Perhubungan mengeluarkan acuan perhitungan fuel surcharge pada Maret

2008 seluruh Terlapor menerapkan besaran fuel surcharge di atas formula

acuan yang dikeluarkan oleh Departemen Perhubungan;----------------------

f. Oleh karena itu Tim Pemeriksa menilai penerapan fuel surcharge oleh

setiap Terlapor telah melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan

yang mengakibatkan konsumen harus membayar lebih tinggi dari yang

seharusnya;---------------------------------------------------------------------------

g. Selanjutnya, sejak Maret 2008, penerapan fuel surcharge sudah tidak

sesuai lagi dengan peruntukannya sehingga harga tiket yang dibayar oleh

konsumen pada beberapa subclasses termahal telah melampaui ketentuan

tarif batas atas yang ditetapkan dalam KM No. 9 Tahun 2002;---------------

Page 156: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

156

h. Tim Pemeriksa menilai fuel surcharge tersebut tidak diperuntukkan untuk

mengkompensasi selisih harga avtur sehingga melanggar KM No. 9 Tahun

2002; ----------------------------------------------------------------------------------

(156) Bahwa sebelum mengambil kesimpulan, Tim Pemeriksa menilai beberapa

Terlapor tidak kooperatif dalam memberikan keterangan dan dokumen

yang diperlukan oleh Tim Pemeriksa yaitu PT Metro Batavia, PT Lion

Mentari Airlines dan PT Wings Abadi Airlines; --------------------------------

23. Menimbang bahwa berdasarkan analisis sebagaimana diuraikan dalam butir 22

berdasarkan fakta-fakta sebagaimana diuraikan dalam butir 21 di atas, Tim

Pemeriksa menyimpulkan hal-hal sebagai berikut (vide bukti A121): ----------------

(1) Fuel surcharge merupakan kompensasi dari kenaikan harga avtur (aviation

turbin) yang dimasukkan ke dalam komponen tarif tiket pesawat

penerbangan yang dibebankan kepada konsumen; -----------------------------

(2) Fuel surcharge bertujuan untuk menutup selisih biaya bahan bakar avtur

maskapai penerbangan yang diakibatkan oleh kenaikan harga avtur yang

melebihi asumsi harga avtur yang digunakan dalam perhitungan tarif batas

atas sebagaimana dimaksud dalam KM 9 Tahun 2002;------------------------

(3) Fakta bahwa perjanjian di antara beberapa Terlapor dan kecenderungan

kesamaan perubahan fuel surcharge yang ditetapkan oleh para Terlapor

pada Periode I (Mei 2006 sampai dengan Maret 2008) untuk zona

penerbangan dengan waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3

jam, tanpa adanya justifikasi ekonomi dari masing-masing Terlapor,

menunjukkan adanya perjanjian penetapan besaran fuel surcharge di antara

para Terlapor pada periode tersebut; ---------------------------------------------

(4) Para Terlapor telah menetapkan biaya fuel surcharge secara curang yang

dibuktikan dengan perubahan nilai fuel surcharge para Terlapor yang tidak

sama dengan perubahan nilai harga avtur pada sejak Mei 2006 sampai

dengan Desember 2009 dan nilai fuel surcharge sejak Maret 2008 telah

melampaui tarif batas atas sebagaimana ditetapkan dalam KM No. 9 Tahun

2002; ----------------------------------------------------------------------------------

Page 157: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

157

(5) Bahwa Tim Pemeriksa menyimpulkan ada bukti pelanggaran terhadap

Pasal 5 dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh PT

Garuda Indonesia (Tbk), PT Sriwijaya Air, PT Merpati Nusantara Airlines

(Persero), PT Mandala Airlines, PT Riau Airlines, PT Travel Express

Aviation Services, PT Lion Mentari Airlines, PT Wings Abadi Airlines,

PT Metro Batavia, PT Kartika Airlines, PT Trigana Air Service dan PT

Indonesia AirAsia; ------------------------------------------------------------------

24. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa Lanjutan telah menyampaikan Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan kepada Komisi, untuk dilaksanakan Sidang Majelis

Komisi; ----------------------------------------------------------------------------------------

25. Menimbang bahwa selanjutnya, Komisi menerbitkan Penetapan Komisi Nomor

62/KPPU/PEN/III/2010 tanggal 23 Maret 2010, untuk dilaksanakannya Sidang

Majelis Komisi terhitung sejak tanggal 23 Maret 2010 sampai dengan 04 Mei

2010 (vide bukti A107); ---------------------------------------------------------------------

26. Menimbang bahwa untuk melaksanakan Sidang Majelis Komisi, Komisi

menerbitkan Keputusan Komisi Nomor 131/KPPU/KEP/III/2010 tanggal 23

Maret 2010 tentang Penugasan Anggota Komisi Sebagai Majelis Komisi dalam

Sidang Majelis Komisi Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 (vide bukti A108); -------

27. Menimbang bahwa selanjutnya Sekretaris Jenderal Sekretariat Komisi

menerbitkan Surat Tugas Nomor 426/SJ/ST/III/2010 tanggal 23 Maret 2010 yang

menugaskan Sekretariat Komisi untuk membantu Majelis Komisi dalam Sidang

Majelis Komisi (vide bukti A106); --------------------------------------------------------

28. Menimbang bahwa Majelis Komisi telah menyampaikan Petikan Penetapan

Sidang Majelis dan Salinan LHPL kepada para Terlapor (vide bukti A109 s/d

A120); -----------------------------------------------------------------------------------------

29. Menimbang bahwa Majelis Komisi memberi kesempatan kepada para Terlapor

untuk memeriksa berkas perkara (enzage) dan telah dilaksanakan pada tanggal 12,

13, 15 dan 16 April 2010 (vide bukti B36 s/d B41);-------------------------------------

30. Menimbang bahwa dalam Sidang Majelis Komisi pada tanggal 21 April 2010,

Majelis Komisi telah mendengar dan menerima Pembelaan dan Tanggapan lisan

dan tertulis dari para Terlapor terhadap LHPL serta menyerahkan bukti tambahan

(vide bukti B42, C14.1 s/d C14.11); -------------------------------------------------------

Page 158: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

158

31. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) menyampaikan hal-hal sebagai

berikut (vide bukti C14.1);------------------------------------------------------------------

31.1 Bahwa dalil-dalil dan data yang dikemukakan oleh Tim Pemeriksa KPPU

tidak benar, tidak akurat dan tidak konsisten; -----------------------------------

31.1.1 Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa

KPPU berulangkali menyatakan bahwa fuel surcharge

merupakan komponen kompensasi untuk menutup selisih

biaya bahan bakar avtur yang meningkat dan melebihi

asumsi harga avtur dalam penghitungan tarif batas atas dalam

Keputusan Menteri Perhubungan No. 9 Tahun 2002 tentang

Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam

Negeri Kelas Ekonomi (”KM No. 9/2002”). Namun sebaliknya

Tim Pemeriksa KPPU dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

Lanjutan juga berulang kali menyatakan bahwa fuel surcharge

merupakan pendapatan bagi maskapai penerbangan; -------------

31.1.2 Dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa

KPPU menyatakan bahwa Garuda/Terlapor I hanya

menyerahkan data pendapatan fuel surcharge dan fuel cost

untuk tahun 2006, 2007, dan 2008. Data dimaksud telah keliru

dikutip oleh Tim Pemeriksa KPPU karena angka-angka yang

tertulis dalam Tabel 27 halaman 56 Laporan Hasil Pemeriksaan

Lanjutan tidak sama dengan data yang telah disampaikan oleh

Garuda/Terlapor I dalam Tanggapan Garuda/Terlapor I dalam

Pemeriksaan Lanjutan (lihat Lampiran – 23 Tanggapan dalam

Pemeriksaan Lanjutan);-----------------------------------------------

31.1.3 Dalam melakukan analisa terhadap besaran fuel surcharge di

Tabel 36 – Tabel 71 halaman 84 – 143 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU menggunakan

data yang tidak lengkap dan tidak akurat, sehingga

menghasilkan kesimpulan yang keliru atau tidak valid.

Kesimpulan berdasarkan uji statistik yang dilakukan oleh Tim

Page 159: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

159

Pemeriksa KPPU menyangkut 12 maskapai penerbangan,

padahal dalam Tabel 36 – Tabel 71 Laporan Hasil Pemeriksaan

Lanjutan tersebut, terlihat bahwa hanya 2 maskapai

penerbangan yang memberikan data fuel surcharge untuk

periode Mei 2006 – Desember 2009 secara lengkap; -------------

31.2 Bahwa KPPU tidak konsisten dan salah menerapkan hukum acara sesuai

Peraturan Komisi No. 1 Tahun 2006;----------------------------------------------

31.2.1 Tim Pemeriksa KPPU dalam butir 1.4 halaman 2 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan menyatakan bahwa Keterangan

Pemerintah merupakan salah satu alat bukti yang digunakan

dalam pemeriksaan Perkara. Secara yuridis, berdasarkan Pasal

64 ayat (1) Perkom No. 1/2006, Keterangan Pemerintah bukan

merupakan salah satu alat bukti yang dikenal dalam

Pemeriksaan KPPU;---------------------------------------------------

31.2.2 Tim Pemeriksa KPPU tidak mengangkat sumpah atas saksi-

saksi yang diperiksa dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan Perkara

ini, sebagaimana diwajibkan dalam Pasal 67 Perkom No.

1/2006. Tim Pemeriksa KPPU telah memeriksa beberapa pihak

untuk dimintai keterangan sebagai saksi, yaitu Yayasan

Lembaga Konsumen Indonesia (“YLKI”), PT Pertamina

(Persero) (“Pertamina”), Direktur Jenderal Pajak Departemen

Keuangan RI (“Dirjen Pajak”), Indonesian National Air

Carriers Association (“INACA”), dan Direktur Jenderal

Perhubungan Udara Departemen Perhubungan (“Dirjen

Hubud”). Namun dari saksi-saksi yang diperiksa Tim

Pemeriksa KPPU tersebut, hanya YLKI yang diangkat

sumpahnya oleh Tim Pemeriksa KPPU;----------------------------

31.3 Bahwa status Garuda/Terlapor I sebagai Badan Usaha Milik Negara

(BUMN) berbentuk perseroan terbatas yang didirikan tidak hanya untuk

mendapatkan keuntungan dan memberikan kontribusi terhadap penerimaan

Negara, namun juga memiliki fungsi untuk melaksanakan kemanfaatan

umum (public service obligation). Pelaksanaan fungsi kemanfaatan umum

Page 160: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

160

oleh Garuda/Terlapor I diwujudkan dengan melayani rute-rute penerbangan

sesuai kebutuhan masyarakat umum, meskipun tidak selalu menguntungkan

secara komersial; ---------------------------------------------------------------------

31.4 Definisi pasar bersangkutan kabur dan tidak jelas; ------------------------------

31.4.1 Kesimpulan Tim Pemeriksa KPPU mengenai pasar

bersangkutan dilihat dari segi pasar produk adalah kabur dan

tidak jelas (obscuur libel), karena objek permasalahan dalam

Perkara ini adalah tuduhan mengenai kesepakatan penetapan

harga dan perhitungan yang curang dari fuel surcharge, bukan

layanan jasa yang terkait dengan penerbangan penumpang

berjadwal dari satu titik Definisi Pasar Bersangkutan Kabur dan

Tidak Jelas Status Garuda/Terlapor I sebagai Badan Usaha

Milikkeberangkatan ke titik kedatangan sebagaimana

dinyatakan dalam butir (17) halaman 63 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan;------------------------------------------------

31.4.2 Di samping itu, Tim Pemeriksa KPPU juga tidak konsisten

dalam menetapkan definisi pasar bersangkutan dalam Perkara

ini. Sebagaimana terlihat dalam butir (27) halaman 64 Laporan

Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU

mendalilkan bahwa pasar bersangkutan dalam Perkara ini

adalah layanan jasa penerbangan penumpang berjadwal dari

satu titik keberangkatan ke titik kedatangan di catchment area

pada setiap bandar udara. Sedangkan sebelumnya dalam butir

(37) halaman 16 Laporan Dugaan Pelanggaran dan dalam butir

V angka (7) halaman 7 Laporan Hasil Pemeriksaan

Pendahuluan, Tim Pemeriksa KPPU menyatakan bahwa pasar

bersangkutan dalam Perkara ini adalah jasa penerbangan

domestik di seluruh Indonesia;---------------------------------------

31.5 Garuda/Terlapor I menerapkan dan menghitung fuel surcharge secara

independen; ---------------------------------------------------------------------------

Page 161: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

161

31.5.1 Garuda/Terlapor I menetapkan besaran fuel surcharge secara

independen serta tidak melanggar ketentuan perundang-

undangan yang berlaku, dengan memperhitungkan: --------------

31.5.1.1 Load Factor (tingkat okupansi rata-rata) dari

Garuda/Terlapor I, yaitu sekitar sebesar 65%; -------

31.5.1.2 Faktor forward booking (pembelian tiket

penerbangan dimuka), dimana asumsi harga avtur

pada tanggal pembelian tiket kemungkinan besar

berbeda dengan harga avtur pada tanggal

keberangkatan;--------------------------------------------

31.5.1.3 Harga avtur dari Pertamina yang tidak ditetapkan di

depan (sebelum dikonsumsi) namun secara periodik,

biasanya terdapat time lag selama 3 minggu;---------

31.5.2 Berdasarkan data yang dimaksud dalam Tabel 23 – 25 halaman

37 – 40 Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan KPPU, kesamaan

besaran fuel surcharge antara Garuda/Terlapor I dengan

maskapai penerbangan lainnya hanya terdapat dalam bulan Mei

2006. Selanjutnya, berdasarkan anjuran KPPU (surat No.

207/K/V/2006 tanggal 30 Mei 2006), besaran fuel surcharge

diserahkan ke masing-masing maskapai penerbangan.

Sedangkan untuk periode-periode selanjutnya antara bulan

Garuda/Terlapor I Menerapkan dan Menghitung Fuel

Surcharge Secara Independen Mei 2006 – Maret 2008, terbukti

bahwa besaran fuel surcharge Garuda/Terlapor I sama sekali

tidak sama dengan besaran fuel surcharge dari maskapai

lainnya;------------------------------------------------------------------

31.6 Fuel surcharge bukan merupakan komponen dari tarif dasar berdasarkan

Keputusan Menteri Perhubungan No. 9 Tahun 2002. Berdasarkan Pasal 1

ayat (3) KM No. 9/2002, tarif penumpang angkutan niaga berjadwal dalam

negeri kelas ekonomi belum termasuk PPN, iuran wajib dana

pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dari PT Jasa Raharja, asuransi

tambahan lainnya secara sukarela, dan tarif jasa pelayanan penumpang

Page 162: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

162

pesawat udara sesuai ketentuan yang berlaku. Sampai dengan saat ini, tidak

ada suatu peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang formula

fuel surcharge. Departemen Perhubungan hanya mengeluarkan himbauan

kepada maskapai penerbangan mengenai formula perhitungan fuel

surcharge; -----------------------------------------------------------------------------

31.7 Fuel surcharge bukan merupakan komponen keuntungan Garuda/

Terlapor I; -----------------------------------------------------------------------------

31.7.1 Fuel surcharge bukan merupakan instrumen untuk mencari

keuntungan, namun semata-mata hanya dimaksudkan untuk

menutupi biaya bahan bakar (avtur) yang sangat fluktuatif sejak

tahun 2006, dan karenanya dalam struktur biaya pengeluaran

biaya bahan bakar maskapai, fuel surcharge dikategorikan

sebagai variable cost atau biaya variable. Hal mana terbukti

pada sejak tahun 2006 – 2008, besaran fuel surcharge tidak

pernah lebih besar dari total biaya bahan bakar (fuel cost); ------

31.7.2 Pada faktanya, besaran fuel surcharge Garuda/Terlapor I bukan

merupakan yang terbesar dibandingkan dengan besaran fuel

surcharge maskapai penerbangan lain, walaupun

Garuda/Terlapor I menerapkan jasa pelayanan full service; -----

31.7.3 Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan HHI Index,

terlihat bahwa sejak tahun 2004 hingga sekarang persaingan di

industri penerbangan cukup tajam, kondisi yang mana tidak

mungkin terjadi seandainya ada perjanjian penetapan harga

antara maskapai penerbangan. Perubahan pangsa pasar

Garuda/Terlapor I yang cukup signifikan tiap tahunnya,

membuktikan bahwa tidak ada kesepakatan penetapan harga

yang dibuat antara Garuda/Terlapor I dengan maskapai

penerbangan lainnya;--------------------------------------------------

31.8 Dalil –dalil dan data yang dikemukakan Tim Pemeriksa KPPU adalah

keliru, tidak akurat dan tidak konsisten. Data yang digunakan Tim

pemeriksa KPPU terkait INACA tidak akurat dan keliru karena tidak sesuai

dengan fakta sesungguhnya; --------------------------------------------------------

Page 163: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

163

31.8.1 Bahwa, dalam butir 3.2 angka (12) halaman 22 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU menyatakan

sebagai berikut: “Bahwa INACA akhirnya mengeluarkan Berita

Acara Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge (Ref. Berita

Acara Nomor 9100/53/V/2006 tanggal 4 April 2006 yang

ditandatangani oleh Ketua Dewan INACA, Sekretaris Jenderal

INACA, dan 9 (Sembilan) perusahaan angkutan udara niaga

yaitu PT Mandala Airlines, PT Merpati Nusantara Airlines

(Persero), PT Dirgantara Air Service, PT Sriwijaya Air, PT

Pelita Air Service, PT Lion Mentari Air, PT Batavia Air, PT

Indonesia Air Transport, PT Garuda Indonesia (Persero); -------

31.8.2 Sedangkan dalam butir (47) halaman 67 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU menyatakan

bahwa “… Tim Pemeriksa menilai terdapat komunikasi secara

internal dalam INACA terkait dengan pembahasan fuel

surcharge yaitu pada tanggal 04 Mei 2006 sebagaimana

diuraikan dalam butir 3.2 Tentang Kronologis Pengenaan Fuel

Surcharge paragraf (12)”; --------------------------------------------

31.8.3 Berdasarkan hal tersebut di atas, terbukti secara sah dan nyata

bahwa Tim Pemeriksa KPPU secara tidak akurat merujuk

kepada dua (2) dokumen yang isi dan peruntukannya jelas-jelas

berbeda untuk suatu dalil yang sama, yaitu tentang rapat

INACA yang membahas fuel surcharge. Untuk itu

Garuda/Terlapor I memohon kepada Majelis Komisi yang

terhormat untuk meneliti kembali Lampiran 10 dan Lampiran

11 Tanggapan Garuda/Terlapor I pada tahap Pemeriksaan

Lanjutan;----------------------------------------------------------------

31.8.4 Dengan demikian, apa yang didalilkan dan/atau disimpulkan

oleh Tim Pemeriksa KPPU dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

Pendahuluan sebagaimana tersebut di atas adalah sama sekali

salah, dan tidak sesuai dengan fakta-fakta yang sesungguhnya

terjadi;-------------------------------------------------------------------

Page 164: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

164

31.9 Dalil-dalil Tim Pemeriksa KPPU tentang fungsi fuel surcharge tidak

konsisten; ------------------------------------------------------------------------------

31.9.1 Bahwa, Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan yang disusun oleh

Tim Pemeriksa pada tahap Pemeriksaan Lanjutan mengandung

ketidakkonsistenan khususnya mengenai “Fungsi Fuel

Surcharge”. Ketidakkonsistenan dimaksud secara nyata terlihat

setidak-tidaknya sebanyak 6 (enam) kali dalam Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan dimaksud, antara lain pada butir (2.2)

halaman 5, butir (88) halaman 20, butir (155a) dan (155b)

halaman 148, serta butir (1) dan (2) halaman 149. Dalam butir-

butir pada halaman-halaman tersebut, Tim Pemeriksa KPPU

berulang kali menyatakan pada pokoknya bahwa fuel surcharge

merupakan komponen kompensasi yang ditujukan untuk

menutup selisih biaya bahan bakar avtur yang meningkat dan

melebihi asumsi harga avtur dalam perhitungan tarif batas atas

dalam KM No. 9/2002; -----------------------------------------------

31.9.2 Bahwa, dalam Kesimpulan butir 5 angka (1) halaman 149

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU

menyimpulkan sebagai berikut: “Fuel surcharge merupakan

kompensasi dari kenaikan harga avtur (aviation turbin) yang

dimasukkan ke dalam komponen tariff tiket pesawat

penerbangan yang dibebankan kepada konsumen”;---------------

31.9.3 Selanjutnya, dalam butir 5 angka (2) halaman 149 Laporan

Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU

menyimpulkan sebagai berikut: “Fuel surcharge bertujuan

untuk menutup selisih biaya bahan bakar avtur maskapai

penerbangan yang diakibatkan oleh kenaikan harga avtur yang

melebihi asumsi harga avtur yang digunakan dalam perhitungan

tarif batas atas sebagaimana dimaksud dalam KM 9 Tahun

2002”; -------------------------------------------------------------------

31.9.4 Kesimpulan-kesimpulan dari Tim Pemeriksa pada tahap

Pemeriksaan Lanjutan sebagaimana tersebut diatas justru telah

Page 165: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

165

dibantah sendiri oleh Tim Pemeriksa KPPU setidak-tidaknya

sebanyak 5 (lima) kali dalam Laporan Hasil Pemeriksaan

Lanjutan, antara lain pada butir (2.2) halaman 5, butir (98) dan

(99) halaman 58, butir (154) halaman 147, butir (155d) halaman

148, dimana Tim Pemeriksa KPPU pada intinya menyatakan

bahwa fuel surcharge merupakan komponen pendapatan bagi

maskapai penerbangan; -----------------------------------------------

31.9.5 Hal tersebut di atas jelas menunjukkan inkonsistensi antara

dalil-dalil yang dikemukakan oleh Tim Pemeriksa KPPU dalam

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan. Dengan adanya

inkonsistensi dimaksud, maka kesimpulan yang dibuat oleh

Tim Pemeriksa dalam butir 5 (1) dan (2) halaman 149 dari

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan adalah kesimpulan yang

tidak valid dan karenanya harus dikesampingkan; ----------------

31.10 Data Tim Pemeriksa KPPU tentang pendapatan fuel surcharge dan fuel cost

dari Garuda/Terlapor I tidak benar dan tidak akurat; ----------------------------

31.10.1 Bahwa, dalam butir 3.8 angka (90) huruf (a) halaman 56

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU

menyatakan bahwa Garuda/Terlapor I menyerahkan data

pendapatan fuel surcharge dan fuel cost untuk tahun 2006,

2007, 2008. Pernyataan ini sesuai dengan fakta yang

sesungguhnya, bahwa Garuda/Terlapor I hanya menyampaikan

data pendapatan fuel surcharge dan fuel cost untuk tahun 2006–

2008; --------------------------------------------------------------------

31.10.2 Fakta ini juga didukung dengan pernyataan Tim Pemeriksa

KPPU dalam butir 3.8 angka (90) huruf (b) halaman 56

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, yang menyatakan bahwa

yang menyerahkan data pendapatan fuel surcharge dan fuel cost

tahun 2006 hingga tahun 2009 hanyalah PT Merpati Nusantara

Airlines (Persero); -----------------------------------------------------

31.10.3 Namun demikian, dalam Tabel 37 halaman 56 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU kembali secara

Page 166: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

166

keliru dan mengada-ada menyajikan data pendapatan fuel

surcharge dan fuel cost Garuda/Terlapor I untuk tahun 2009.

Pada faktanya Garuda/Terlapor I tidak pernah memberikan

kepada Tim Pemeriksa KPPU data fuel surcharge dan fuel cost

untuk tahun 2009, karena masih dalam proses audit oleh

akuntan publik, sebagaimana dinyatakan pula oleh Tim

Pemeriksa KPPU dalam butir 3.8 angka (90) huruf (a) dan (b)

halaman 56 Laporan Hasil Pemeriksaan Pendahuluan;-----------

31.10.4 Penyajian data yang tidak benar dan tidak jelas sumbernya

dalam Tabel 37 tersebut tentunya akan menyebabkan kesalahan

interpretasi dalam membaca Laporan Hasil Pemeriksaan

Lanjutan dan lebih parah lagi dapat berdampak pula pada

kesalahan pengambilan kesimpulan atas data pendapatan fuel

surcharge dan fuel cost Garuda/Terlapor I.; -----------------------

31.10.5 Dengan adanya ketidakkonsistenan dan kekeliruan mengenai

data fuel surcharge Garuda/Terlapor I untuk tahun 2009

sebagaimana dimaksud di atas, maka adalah beralasan apabila

data yang disajikan oleh Tim Pemeriksa KPPU pada tahap

Pemeriksaan Lanjutan haruslah dikesampingkan atau dengan

kata lain, tidak dapat dijadikan dasar dalam mengambil

kesimpulan terkait dengan Perkara; ---------------------------------

31.11 Uji Korelasi antara pergerakan harga avtur dengan harga fuel surcharge

yang dilakukan Tim Pemeriksa KPPU tidak benar dan tidak akurat karena

didasarkan pada data yang tidak lengkap;-----------------------------------------

31.11.1 Dalam melakukan analisa atau uji korelasi antara fluktuasi

harga avtur dengan fluktuasi fuel surcharge, sebagaimana

terlihat dalam Tabel 36 – Tabel 71 dan Grafik 47 – Grafik 82

pada halaman 84 – 143 Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan,

Tim Pemeriksa KPPU menggunakan data yang tidak lengkap

dan tidak akurat. Kesimpulan yang diambil berdasarkan uji

statistik yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa KPPU adalah

menyangkut 12 maskapai penerbangan, padahal dalam Tabel 36

Page 167: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

167

– Tabel 71 dan Grafik 47 – Grafik 82 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan tersebut, terlihat bahwa hanya 2

maskapai penerbangan yang menyediakan data fuel surcharge

untuk periode Mei 2006 – Desember 2009; ------------------------

Periode I Periode II Analisa Data Kesimpulan Data Tersedia

Mei 06-Mar 08 Apr 08-Des 09 Menyangkut Menyangkut

0-1 Jam Terbang 6 Perusahaan 9 Perusa haa n 12 Perusahaan 1-2 Jam Terbang 6 Perusa haa n 9 Perusahaan 12 Perusahaan 2-3 Jam Terbang 5 Perusahaan 9 Perusa haa n 12 Perusahaan 0-1 Jam Terbang 8 Perusahaan 9 Perusahaan 12 Perusahaan 1-2 Jam Terbang 9 Perusahaan 9 Perusa haa n 12 Perusahaan 2-3 Jam Terbang 8 Perusahaan 9 Perusahaan 12 Perusahaan Gambar 1. Sumber: data dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan KPPU, diolah

31.11.2 Tabel di atas secara jelas menunjukkan bahwa uji statistik yang

dilakukan oleh Tim Pemeriksa KPPU khususnya untuk periode

I (Mei 2006 – Maret 2008) hanya dilakukan berdasarkan data

lengkap yang disediakan oleh 6 maskapai penerbangan, namun

kesimpulan yang dihasilkan Tim Pemeriksa KPPU menyangkut

12 maskapai penerbangan. Jelas hal tersebut menunjukan telah

terjadi kesalahan mendasar dalam penerapan ilmu statistik atau

pelaksanaan uji statistik oleh Tim Pemeriksa KPPU tidak sesuai

dengan kaidah statistik. Tabel di bawah ini menunjukkan

maskapai penerbangan mana saja yang tidak menyerahkan data

fuel surcharge secara lengkap ke Tim Pemeriksa KPPU.

Namun pada kenyataannya tidak diserahkannya data tersebut

tetap dijadikan dasar kesimpulan atas uji statistik Tim

Pemeriksa KPPU terhadap 12 maskapai penerbangan; -----------

Maskapai 0-1 Jam Terbang 1-2 Jam Terbang 2-3 Jam Terbang Garuda Mei 2006- Des 2009 Mei 2006- Des 2009 Mei 2006- Des 2009 Sriwijava Mei 2006-0kt 2009 Mei 2006- Des 2009 Mei 2006-0kt 2009 Merpati Mei 2006- Des 2009 Mei 2006- Des 2009 Mei 2006- Nop 2009 Mandala Mei 2006-0kt 2009 Feb 2008-0kt 2009 Feb 2008-0kt 2009 RAL Okt 2008-Des 2009 Sep 2008-Des 2009 Mar 2008-Des 2009 Expres Air Mei 2006-Des 2009 Mei 2006-Des 2009 Mei 2006-Des 2009 Lion Air Nop 2007-Des 2009 Okt 2007-Des 2009 Okt 2007-Des 2009

Page 168: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

168

Maskapai 0-1 Jam Terbang 1-2 Jam Terbang 2-3 Jam Terbang Wings Mar 2008-Des 2009 Mar 2008-Des 2009 Mar 2008-Des 2009 Batavia Mar 2008-Des 2009 Mar 2008-Des 2009 Mar 2008-Des 2009 Kartika Mei 2006-Des 2009 Mei 2006-Des 2009 Mei 2006-0kt 2009 Trigana Mar 2008-Des 2009 Mar 2008-Des 2009 Mar 2008-Des 2009 Air Asia Mei 2006-0kt 2007 Mei 2006-0kt 2007 Mei 2006-0kt 2007

Gambar 2. Sumber: data dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan KPPU, diolah

31.11.3 Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Tim Pemeriksa KPPU

telah mendasarkan uji statistik yang dilakukannya dan

mengambil kesimpulan menyangkut 12 maskapai penerbangan,

hanya dengan mendasarkan pada data yang diberikan oleh 6

maskapai penerbangan; -----------------------------------------------

31.12 Tim Pemeriksa KPPU tidak konsisten dan salah dalam menerapkan hukum

acara sesuai Peraturan Komisi No. 1 Tahun 2006 (Perkom 1/2006); ---------

31.12.1 Alat bukti yang digunakan Tim Pemeriksa KPPU tidak sesuai

dengan alat bukti berdasakan Perkom 1/2006;---------------------

31.12.1.1 Bahwa, Perkara ini mulai diperiksa oleh Tim

Pemeriksa KPPU sejak tanggal 28 September

2009 yaitu dimulainya tahap Pemeriksaan

Pendahuluan. Sesuai dengan Pasal 77 dari

Peraturan Komisi No. 1 Tahun 2010 tentang

Tata Cara Penanganan Perkara, pemeriksaan

atau penanganan Perkara aquo masih tunduk

pada Peraturan KPPU Nomor 1 Tahun 2006

tentang Tata Cara Penanganan Perkara di KPPU

(“Perkom 1/2006”);----------------------------------

31.12.1.2 Berdasarkan butir 1.4. halaman 2 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU

menyatakan bahwa alat bukti yang digunakan

adalah:-------------------------------------------------

a. Keterangan saksi;--------------------------------

b. Keterangan Pemerintah; ------------------------

c. Surat dan atau Dokumen; ----------------------

d. Petunjuk; -----------------------------------------

Page 169: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

169

e. Keterangan Pelaku Usaha (Terlapor); --------

31.12.1.3 Bahwa, berdasarkan Perkom No.1/2006, alat-

alat bukti yang sah adalah sebagai berikut:-------

a. Keterangan Saksi; -------------------------------

b. Keterangan Ahli; --------------------------------

c. Surat dan/atau dokunen; ------------------------

d. Petunjuk; -----------------------------------------

e. Keterangan Terlapor; ---------------------------

31.12.1.4 Perkom No. 1/2006 sama sekali tidak mengenal

alat bukti “keterangan Pemerintah”. Dengan

demikian, Tim Pemeriksa KPPU telah salah

menganggap bahwa Keterangan Pemerintah

merupakan salah satu alat bukti dalam proses

pemeriksaan di KPPU; ------------------------------

31.12.1.5 Oleh karena itu, pernyataan-pernyataan yang

diberikan oleh Direktur Jenderal Pajak –

Kementerian Keuangan RI sebagaimana

diuraikan dalam Risalah Keterangan Pemerintah

tertanggal 1 Maret 2010, dan Direktur Jenderal

Perhubungan RI – Kementerian Perhubungan RI

sebagaimana diuraikan dalam Risalah

Keterangan Pemerintah tertanggal 21 Januari

2010 dengan demikian haruslah

dikesampingkan; -------------------------------------

31.12.2 Saksi –saksi yang diperiksa oleh Tim Pemeriksa KPPU tidak di

sumpah sesuai dengan Perkom 1/2006;-----------------------------

31.12.2.1 Bahwa, dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan atas

Perkara dimaksud, Tim Pemeriksa KPPU telah

memeriksa beberapa pihak untuk didengar

keterangannya sehubungan dengan Perkara,

yaitu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

(“YLKI”), PT Pertamina (Persero)

Page 170: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

170

(“Pertamina”), Direktur Jenderal Pajak

Departemen Keuangan RI (“Dirjen Pajak”),

Indonesian National Air Carriers Association

(“INACA”), dan Direktur Jenderal Perhubungan

Udara Departemen Perhubungan (“Dirjen

Hubud”); ----------------------------------------------

31.12.2.2 Bahwa, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan

masing-masing pihak YLKI, Pertamina, Dirjen

Pajak, INACA, dan Dirjen Hubud tersebut di

atas, YLKI, INACA, dan Pertamina memberikan

keterangan dalam kapasitas sebagai Saksi

sementara Dirjen Pajak dan Dirjen Hubud

memberikan keterangan dalam kapasitas sebagai

Instansi Pemerintah; ---------------------------------

31.12.2.3 Secara yuiridis, keterangan saksi atau keterangan

ahli baru dapat dikatakan sah apabila saksi-saksi

maupun ahli-ahli tersebut telah mengangkat

sumpah, sumpah mana yang harus secara jelas

disebutkan dalam Berita Acara Pemeriksan. Hal

tersebut secara tegas diatur dalam Pasal 67

Perkom 1/2006 yang mewajibkan pengambilan

sumpah bagi Saksi dan Ahli dalam setiap tahap

pemeriksaan, sebagai berikut: “Dalam setiap

tahapan pemeriksaan, Saksi dan Ahli wajib:

a. Menghadiri sendiri setiap panggilan Tim

Pemeriksa atau Majelis Komisi; --------------

b. Memberikan keterangan dihadapan Tim

Pemeriksa terkait dengan dugaan

pelanggaran; -------------------------------------

c. Menyerahkan surat dan/atau dokumen yang

diminta oleh Tim Pemeriksa; ------------------

Page 171: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

171

d. Mengangkat sumpah sesuai dengan agama

dan kepercayaannya;----------------------------

e. Menandatangani Berita Acara Pemeriksaan; --

31.12.2.4 Kenyataannya, hanya YLKI yang diperiksa

dengan mengangkat sumpah, sebagaimana

dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan

YLKI. Tidak diangkatnya sumpah dalam

pemeriksaan Pertamina, INACA, Dirjen Hubud,

dan Dirjen Pajak jelas menyalahi ketentuan

hukum acara pemeriksaan di KPPU berdasarkan

Pasal 67 Perkom 1/2006 tersebut di atas;---------

31.12.2.5 Dengan demikian, keterangan-keterangan dalam

Berita Acara Pemeriksaan yang disampaikan

oleh Pertamina, INACA, Dirjen Hubud, dan

Dirjen Pajak secara yuridis tidak memiliki nilai

pembuktian yang sempurna karena melanggar

Pasal 67 Perkom No. 1/2006, dan karenanya

haruslah dikesampingkan; --------------------------

31.12.3 Saksi-saksi Yang Diperiksa oleh Tim Pemeriksa KPPU Tidak

Disumpah Sesuai dengan Perkom 1/2006; -------------------------

31.12.3.1 Bahwa, dalam tahap Pemeriksaan Lanjutan atas

Perkara dimaksud, Tim Pemeriksa KPPU telah

memeriksa beberapa pihak untuk didengar

keterangannya sehubungan dengan Perkara,

yaitu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia

("YLKI"), PT Pertamina (Persero)

("Pertamina''), Direktur Jenderal Pajak

Departemen Keuangan RI C'Dirjen Pajak''),

Indonesian National Air Carriers Association

("INACA"), dan Direktur Jenderal Perhubungan

Udara Departemen Perhubungan ("Dirjen

Hubud"); ----------------------------------------------

Page 172: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

172

31.12.3.2 Bahwa, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan

masing-masing pihak YLKI, Pertamina, Dirjen

Pajak, INACA, dan Dirjen Hubud tersebut di

atas, YLKI, INACA, dan Pertamina memberikan

keterangan dalam kapasitas sebagai Saksi

sementara Dirjen Pajak dan Dirjen Hubud

memberikan keterangan dalam kapasitas sebagai

Instansi Pemerintah; ---------------------------------

31.12.3.3 Secara yuiridis, keterangan saksi atau keterangan

ahli baru dapat dikatakan sah apabila saksi-saksi

maupun ahli-ahli tersebut telah mengangkat

sumpah, sumpah mana yang harus secara jelas

disebutkan dalam Berita Acara Pemeriksan. Hal

tersebut secara tegas diatur dalam Pasal 67

Perkom 1/2006 yang mewajibkan pengambilan

sumpah bagi Saksi dan Ahli dalam setiap tahap

pemeriksaan, sebagai berikut:----------------------

"Dalam setiap tahapan pemeriksaan, Saksi dan

Ahli wajib:

a. Menghadiri sendiri setiap panggilan Tim

Pemeriksa atau Majelis Komisi; ------------

b. Memberikan keterangan dihadapan Tim

Pemeriksa terkait dengan dugaan

pelanggaran; ----------------------------------

c. Menyerahkan surat dan/atau dokumen yang

diminta oleh Tim Pemeriksa; ---------------

d. Mengangkat sumpah sesuai dengan agama

dan kepercayaannya; -------------------------

e. Menandatangani Berita Acara Pemeriksaan;

31.12.3.4 Kenyataannya, hanya YLKI yang diperiksa

dengan mengangkat sumpah, sebagaimana

dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan

Page 173: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

173

YLKI. Tidak diangkatnya sumpah dalam

pemeriksaan Pertamina, INACA, Dirjen Hubud,

dan Dirjen Pajak jelas menyalahi ketentuan

hukum acara pemeriksaan di KPPUberdasarkan

Pasal 67 Perkom 1/2006 tersebut di atas;---------

31.12.3.5 Dengan demikian, keterangan-keterangan dalam

Berita Acara Pemeriksaan yang disampaikan

oleh Pertamina, INACA, Dirjen Hubud, dan

Dirjen Pajak secara yuridis tidak memiliki nilai

pembuktian yang sempurna karena melanggar

Pasal 67 Perkom No. 1/2006, dan karenanya

haruslah dikesampingkan; --------------------------

31.13 Tanggapan Atas Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan; ---------------------

A. Tentang Pelaku Usaha;-----------------------------------------------------------

31.13.1 Tim Pemeriksa KPPU dalam butir (4) halaman 61 Laporan

Hasil Pemeriksaan Lanjutan menyatakan sebagai berikut: ------

"Bahwa Tim Pemeriksa menilai PT Garuda Indonesia

(Persero) ... merupakan para pelaku usaha yang sama-sama

melakukan kegiatan Angkutan Udara Niaga Berjadwal yang

merupakan pesaing antara satu dengan lainnya." ---------------

31.13.2 Bahwa Garuda/Terlapor I merupakan Badan Usaha Milik

Negara ("BUMN") berbentuk Persero berdasarkan Undang-

undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara

("UU BUMN"), yang didirikan dengan maksud dan tujuan

antara lain untuk: ------------------------------------------------------

31.13.2.1 Memberikan sumbangan bagi perkembangan

perekonomian nasional pada umumnya dan

penerimaan negara pada khususnya; -------------

31.13.2.2 Mengejar keuntungan; ------------------------------

31.13.2.3 Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa

penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu

Page 174: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

174

tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup

orang banyak; ----------------------------------------

31.13.3 Lebih lanjut, kewajiban Garuda/Terlapor I untuk melakukan

fungsi pelayanan umum (public service obligation) sesuai

dengan Pasal 66 ayat (1) UU BUMN, yaitu: "(1) Pemerintah

dapat memberikan penugasan khusus kepada BUMN untuk

menyelenggarakan fungsi kemanfaatan umum dengan tetap

memperhatikan maksud dan tujuan kegiatan BUMN”;-----------

31.13.4 Bahwa fungsi pelayanan umum (public service obligation)

tersebut diwujudkan oleh Garuda/Terlapor I dengan tetap

melayani rute penerbangan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat umum meskipun beban biaya operasional semakin

tinggi karena harga avtur telah secara signifikan terus

meningkat sejak tahun 2006; -----------------------------------------

31.13.5 Perbandingan Route Result tahun 2008 antara rute penerbangan

yang menguntungkan dan rute yang tidak menguntungkan bagi

Garuda/Terlapor I adalah sebagaimana berikut ini: ---------------

R a h a s i a

Gambar 3. Sumber: Garuda/Terlapor I

31.13.6 Meskipun harus menghadapi beban operasional yang tinggi

karena fluktuasi harga minyak dunia yang otomatis

mempengaruhi harga avtur, serta segala keterbatasan yang

Page 175: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

175

dimilikinya selaku BUMN, Garuda/Terlapor I juga harus

bertahan untuk menghadapi persaingan yang ketat di industri

jasa penerbangan domestik, agar dapat terus memberikan

pelayanan yang terbaik bagi masyarakat sesuai dengan fungsi

dan kewajibannya untuk melaksanakan pelayanan umum serta

sesuai dengan fungsinya memberikan kontribusi bagi

penerimaan Negara dan mencari keuntungan; ---------------------

31.13.7 Disamping itu sebagaimana telah disampaikan dalam tahap

Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan,

Garuda/Terlapor I merupakan satu- satunya maskapai

penerbangan di Indonesia yang memberikan layanan

penerbangan "Pelayanan Dengan Standard Maksimum" (full

services), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 97 ayat (1)

Undang-undang No. 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan ("UU

Penerbangan") dan penjelasannya; ----------------------------------

31.13.8 "Pelayanan Dengan Standard Maksimum" (full services)

menimbulkan konsekuensi bahwa jumlah beban yang diangkut

pesawat Garuda/Terlapor I adalah lebih berat. Beratnya beban

yang diangkut menyebabkan jumlah bahan bakar yang

dikonsumsi pesawat Garuda/Terlapor I dalam setiap

penerbangannya akan lebih banyak dibandingkan dengan

pesawat yang dioperasikan maskapai penerbangan lainnya (low

cost carrier); -----------------------------------------------------------

31.13.9 Tingkat konsumsi bahan bakar untuk jenis pesawat dan jarak

tempuh yang sama akan lebih besar, sedangkan jumlah

penumpang yang dapat diangkut adalah lebih sedikit karena

perbedaan konfigurasi seat (adanya business class seat dan juga

kelas ekonomi dengan jarak antar kursi yang lebih besar) dalam

pesawat adalah merupakan faktor utama, disamping faktor

harga bahan bakar (avtur), yang dapat mempengaruhi besaran

dan penghitungan fuel surcharge penumpang untuk setiap rute;

Page 176: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

176

Garuda Indonesia Pendapatan Fuel Surcharge Tahun 2008 IDR 1,514,934,141,782 Jumlah Penumpang Domestik Tahun 2008 7,591,810 Konfigurasi tempat duduk 737 Classic 134 Fuel Surcharge per Pax Tahun 2008 IDR 199, 548 Maskapai A Konfigurasi tempat duduk 737 Classic 160 FS per pax yang selayaknya dikenakan dengan asumsi yang sama dengan GA (LF 65%) IDR 162,058 Maskapai B Konfigurasi tempat duduk 737 Classic 170 FS per pax yang selayaknya dikenakan dengan asumsi yang sama dengan GA (LF 65%) IDR 157,291

Gambar 4. Sumber: Garuda/Terlapor I

B. Tentang Pasar Bersangkutan; ---------------------------------------------------

31.13.10 Tim Pemeriksa KPPU telah mendalilkan dalam butir (17)

halaman 63 Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, bahwa pasar

produk dalam Perkara ini adalah layanan jasa penerbangan

penumpang berjadwal dari satu titik keberangkatan ke titik

kedatangan. Padahal yang menjadi objek permasalahan dalam

Perkara ini sebenarnya adalah kesepakatan penetapan harga dan

perhitungan yang curang dari fuel surcharge. Dengan demikian,

Tim Pemeriksa KPPU tidak jelas dan kabur (obscuur libel)

dalam menjelaskan tuduhan kepada para Terlapor dalam

Perkara ini; -------------------------------------------------------------

31.13.11 Pada kenyataannya, bagi Garuda/Terlapor I fuel surcharge

merupakan komponen biaya dan bukan merupakan komponen

pendapatan. Hal ini adalah logis karena pada dasarnya

Garuda/Terlapor tidak memperdagangkan atau menjual

fuel/avtur kepada konsumen. Sebagaimana telah disampaikan

berulang kali dalam Tanggapan Garuda/Terlapor I dalam tahap

Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan,

penerapan fuel surcharge adalah semata-mata hanya untuk

menutupi selisih kenaikan harga avtur yang sangat signifikan

dibandingkan dengan asumsi harga avtur yang ditetapkan oleh

Departemen Perhubungan dalam KM No.9 2002; ----------------

Page 177: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

177

31.13.12 Di samping itu, bukti kabur dan tidak jelasnya Tim Pemeriksa

KPPU dalam menetapkan pasar bersangkutan dapat dilihat dari

analisa dari segi produk dan segi geografis dalam butir (27)

halaman 64 Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, di mana Tim

Pemeriksa KPPU mendalilkan bahwa pasar bersangkutan dalam

Perkara ini adalah layanan jasa penerbangan penumpang

berjadwal dari satu titik keberangkatan ke titik kedatangan di

catchment area pada setiap bandar udara. Padahal dalam butir

(37) halaman 16 Laporan Dugaan Pelanggaran dan dalam butir

V angka (7) halaman 7 Laporan Hasil Pemeriksaan

Pendahuluan, Tim Pemeriksa KPPU menyatakan bahwa pasar

bersangkutan dalam Perkara ini adalah jasa penerbangan

domestik di seluruh Indonesia;---------------------------------------

31.13.13 Hal ini jelas menunjukkan bahwa Tim Pemeriksa KPPU tidak

konsisten dan secara semena-mena menetapkan definisi pasar

bersangkutan dalam Perkara ini, yang semula dalam

Pemeriksaan Pendahuluan adalah "jasa penerbangan domestik

di seluruh Indonesia" kemudian berubah menjadi "layanan jasa

penerbangan penumpang berjadwal dari satu titik

keberangkatan ke titik kedatangan di catchment area pada

setiap bandar udara"; --------------------------------------------------

31.13.14 Bahwa disamping itu sebagaimana telah disampaikan oleh

Garuda/Terlapor I dalam tahap Pemeriksaan Pendahuluan dan

Pemeriksaan Lanjutan, penentuan pasar bersangkutan dalam

perkara ini harus dilihat dari segi geografis berdasarkan rute

yang dilayani oleh masing-masing maskapai dalam

penerbangan domestik; -----------------------------------------------

31.13.15 Pada kenyataannya terdapat banyak rute penerbangan domestik

di Indonesia, berdasarkan KM No. 9/2002 setidak-tidaknya ada

416 rute namun pada kenyataannya tidak semua rute

penerbangan tersebut dilayani oleh semua maskapai

Page 178: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

178

penerbangan yang ada di Indonesia, yang menjadi Terlapor

dalam perkara ini;------------------------------------------------------

31.13.16 Sebagaimana dapat dilihat dari tabel di bawah ini yang

membandingkan beberapa rute yang dilayani oleh

Garuda/Terlapor I dengan maskapai penerbangan lain (baik rute

yang padat maupun rute perintis), terbukti secara jelas dan

nyata bahwa Garuda/Terlapor tidak bersaing dengan seluruh

maskapai penerbangan di seluruh rute; -----------------------------

RUTE PADAT

RUTE BATAVIA

AIR

GARUDA

INDONESIA

WINGS

AIR

LION

AIRUNES

KARTIKA

AIRliNES

MERPATI

MJSANTARA

AIRLINES

INDONESIA

AIR ASIA

MANDALA

AIRLINES

SRIWIJAYA

AIR

TRIGANA

AIR

SIRVICE

TOTAL

Cengkareng - 49 94 - 77 - 7 14 22 21 - 284

Surabaya

Cengkareng - 11 35 - 35 - - - 14 7 - 102

Balikpapan

Cengkareng - 28 56 - 84 - - 14 2 14 - 198

Medan

Cengkareng - 14 74 - 49 - 7 28 11 7 - 190

Denpasar

Cengkareng - 14 42 - 63 - 14 - - 7 - 140

Ujungpandang

Gambar 5. Sumber: Garuda/Terlapor I

RUTE PERINTIS

RUTE BATAVIA

AIR

GARUDA

INDONESIA

WINGS

AIR

LION

AIRUNES

KARTIKA

AIRliNES

MERPATI

MJSANTARA

AIRLINES

INDONESIA

AIR ASIA

MANDALA

AIRLINES

SRIWIJAYA

AIR

TRIGANA

AIR

SIRVICE

TOTAL

Denpasar- - 7 - - - - - - - - 7

Timika

Ujungpandang- - 7 - - - 7 - - - - 14

Biak

Biak- - 7 - - - 7 - - - - 14

Jayapura

Banda Aceh- - 6 - 7 - - - - - - 13

Cengkareng

Jayapura- - 7 - - - 7 - - - - 14

Timika

Gambar 6. Sumber: Garuda/Terlapor I

31.13.17 Gambar 5 - Gambar 6 di atas jelas membuktikan bahwa

faktanya Garuda/Terlapor I tidak bersaing di seluruh rute yang

Page 179: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

179

dilayani oleh Garuda/Terlapor I dengan seluruh maskapai

penerbangan di Indonesia;--------------------------------------------

31.13.18 Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka definisi "pasar

bersangkutan" yang ditentukan oleh Tim Pemeriksa KPPU

(yakni seluruh rute jasa penerbangan domestik di Indonesia)

adalah keliru atau setidak-tidaknya tidak jelas dan kabur

(obscuur libel), karena terbukti bahwa (i) bagi Garuda/Terlapor

I fuel surcharge merupakan komponen biaya dan bukan

merupakan komponen pendapatan; dan (ii) tidak seluruh rute

domestik yang tersedia dapat dilayani oleh seluruh maskapai

penerbangan yang ada di Indonesia, sehingga persaingan yang

terjadi di antara maskapai penerbangan tidak terjadi dalam

semua rute; -------------------------------------------------------------

C. Tentang Dugaan Penetapan Harga (Pasal 5 UU No. 5/1999)

31.13.19 Tim Pemeriksa KPPU dalam butir (96) huruf (a) halaman 82

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, menyatakan sebagai

berikut: -----------------------------------------------------------------

"Oleh karena formula perhitungan fuel surcharge, asumsi harga

avtur, asumsi konsumsi avtur dan asumsi load factor yang

dibuat oleh masingmasing Terlapor berbeda-beda, maka

seharusnya pergerakan fuel surcharge yang ditetapkan oleh

masing-masing Terlapor juga berbeda-beda berdasarkan

pertimbangan ekonomi dari masing-masing perusahaan." ------

Selain itu, dalam butir (54) halaman 68, butir (61) halaman 74,

dan butir (96) huruf (b) dan (c) halaman 83 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU menyatakan

bahwa dalam periode bulan Mei 2006 - Maret 2008 (Periode I),

terdapat kecenderungan pergerakan besaran fuel surcharge

yang sama antara para Terlapor, yang didukung dengan adanya

fakta bahwa: (i) terdapat perjanjian di antara Terlapor untuk

menetapkan besaran fuel surcharge pada bulan Mei 2006

sebesar Rp 20.000,00; dan (ii) sampai dengan bulan Maret 2008

Page 180: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

180

pergerakan fuel surcharge para Terlapor masih menunjukkan

kecenderungan yang sama; -------------------------------------------

31.13.20 Bahwa sebagaimana telah Garuda/Terlapor I sampaikan

sebelumnya dalam tahap Pemeriksaan Pendahuluan dan

Pemeriksaan Lanjutan, besaran fuel surcharge sebesar Rp

20.000,00 pada bulan Mei 2006 adalah didasarkan pada Berita

Acara Pembahasan Fuel Surcharge INACA No.

9100/51/V/2006 tanggal 4 Mei 2006. Namun kemudian berita

acara tersebut telah dicabut berdasarkan anjuran dari KPPU

melalui surat No. 207/K/V/2006 tanggal 30 Mei 2006 kepada

INACA ("Surat KPPU No. 207/2006"). Dalam surat tersebut

KPPU memberikan anjuran agar INACA mencabut ketetapan

mengenai fuel surcharge dan menyerahkan kembali

kewenangan dalam penghitungan besaran fuel surcharge ke

masing-masing maskapai penerbangan; ----------------------------

31.13.21 Menindaklanjuti anjuran KPPU tersebut, INACA melalui surat

No. INC1001/238/V/2006 tanggal 31 Mei 2006 kepada KPPU

("Surat INACA No. 238/2006") menyatakan bahwa

berdasarkan hasil rapat anggota-anggota INACA pada tanggal

30 Mei 2006 (berdasarkan Notulen Rapat Anggota dan

Pengurus INACA No. 9100/57/V/2006), besaran fuel surcharge

diserahkan kembali ke masing-masing maskapai penerbangan

sesuai dengan anjuran dari KPPU. Berdasarkan fakta tersebut,

Garuda/Terlapor I sejak saat itu menghitung sendiri besaran

fuel surcharge secara independen berdasarkan formula yang

diterapkan oleh Garuda/Terlapor I sendiri;-------------------------

31.13.22 Selain itu, jika dilihat dari data yang digunakan sendiri oleh

Tim Pemeriksa KPPU dalam Tabel 23 - Tabel 25 halaman 37 -

40 Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, terbukti secara jelas

dan nyata bahwa kesamaan besaran fuel surcharge antara

Garuda/Terlapor I dengan maskapai penerbangan lainnya yang

menjadi Terlapor dalam Perkara ini hanya terjadi dalam bulan

Page 181: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

181

Mei 2006, baik untuk penerbangan 0 - 1 jam, 1 - 2 jam, maupun

2 - 3 jam yaitu sebesar Rp 20.000,00. Sedangkan setelah bulan

Mei 2006, besaran tuel sordtsrqe Garuda/Terlapor I sama sekali

tidak sama dengan besaran fuel surcharge dari maskapai

lainnya;------------------------------------------------------------------

31.13.23 Dengan demikian terbukti secara jelas dan nyata bahwa tidak

mungkin sama sekali ada perjanjian atau kesepakatan dalam

bentuk apapun yang dilakukan oleh Garuda/Terlapor I dengan

maskapai lain terkait dengan penghitungan besaran fuel

surcharge, karena pada faktanya antara Mei 2006 - Maret 2008

besaran fuel surcharge Garuda/Terlapor I selalu berbeda dengan

maskapai lainnya;------------------------------------------------------

31.13.24 Selain itu, berdasarkan data yang disajikan oleh Tim Pemeriksa

KPPU sendiri dalam Tabel 23 - Tabel 25 halaman 37 - 40

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, bahkan besaran fuel

surcharge Garuda/Terlapor I bukan merupakan yang terbesar

dibandingkan maskapai penerbangan lain, walaupun

Garuda/Terlapor I menyediakan jasa pelayanan penerbangan

full service, sebagaimana terlihat dibawah ini: --------------------

Perbandingan Fuel Surcharge Garuda/Terlapor I Dengan Maskapai Penerbangan Lain ( sampai dengan 1 Jam Penerbangan)

Gambar 7 - Sumber: data dalam LHPL Perkara No.25/KPPU-I/2009, diolah

Page 182: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

182

Perbandingan Fuel Surcharge Garuda/Terlapor I Dengan Maskapai Penerbangan Lain (1-2 Jam Penerbangan)

Gambar 8 - Sumber: data dalam LHPL Perkara No.25/KPPU-I/2009, diolah

Perbandingan Fuel Surcharge Garuda/Terlapor I Dengan Maskapai Penerbangan Lain ( Sampai 2-3 Jam Penerbangan)

Gambar 9 - Sumber: data dalam LHPL Perkara No.25/KPPU-I/2009, diolah

Page 183: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

183

31.13.25 Di samping itu, berdasarkan analisa dan uji statistik dengan

metode Bartlett-Levene dan Brown-Forhyte (sebagaimana

dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan butir 59

- 96, Grafik 38 - 46, Tabel 30 -35, halaman 69 - 83), Tim

Pemeriksa KPPU menyimpulkan bahwa terdapat suatu tren

yang sama, korelasi positif dan variasi yang sama diantara

maskapai penerbangan dalam menetapkan fuel surcharge

khususnya untuk periode Mei 2006 - Maret 2008. Tim

Pemeriksa KPPU menyatakan bahwa hal tersebut merupakan

bukti adanya kerjasama antara maskapai penerbangan untuk

menetapkan fuel surcharge; ------------------------------------------

31.13.26 Bahwa sebagaimana terbukti dengan Gambar 1 dan 2 di atas,

analisa dan uji statistik yang dilakukan Tim Pemeriksa KPPU

dalam menyimpulkan adanya pergerakan perubahan fuel

surdierqe yang sama dari 12 maskapai, hanya didasarkan pada

data dan informasi dari 9 maskapai. Dari 9 maskapai itu pun

hanya 2 maskapai yang menyerahkan data dan informasi fuel

surcharge secara lengkap untuk periode sejak Mei 2006 -

Desember 2009. Dengan demikian terbukti bahwa analisa yang

dilakukan Tim Pemeriksa KPPU tidak dapat dibenarkan dan

tidak sesuai dengan kaidah ilmu statistik, karena telah terjadi

kesalahan mendasar dalam penerapan ilmu statistik oleh Tim

Pemeriksa KPPU;------------------------------------------------------

31.13.27 Kesalahan dan ketidakakuratan atas hasil analisa dan uji

statistik yang dilakukan Tim Pemeriksa KPPU tersebut terjadi

karena Tim Pemeriksa KPPU terlihat berusaha untuk

melengkapi dan memperkirakan sendiri data besaran fuel

surcharge dari beberapa maskapai penerbangan yang tidak

tersedia. Disamping itu, untuk membuktikan kebenaran analisa

dan uji statistik yang dilakukan Tim Pemeriksa KPPU tersebut,

Garuda/Terlapor I telah melakukan uji statistik dengan

menggunakan metode Granger Causality Test (Lampiran -1);--

Page 184: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

184

31.13.28 Dari hasil uji statistik yang dilakukan oleh Garuda/Terlapor I

tersebut, terbukti secara jelas bahwa seandainya pun terdapat

gerakan yang sama dalam periode tertentu terkait dengan

besaran fuel surcharge, namun gerakan tersebut bukanlah

merupakan gerakan sebab-akibat. Bahkan seandainyapun

terdapat gerakan perubahan fuel surcharge yang seragam dari

semua maskapai penerbangan, tidak lantas dapat disimpulkan

bahwa harga yang dibebankan kepada harga tiket adalah setara.

Hal ini dikarenakan setiap maskapai penerbangan memiliki

struktur biaya yang berbeda-beda;-----------------------------------

31.13.29 Disamping hal-hal sebagaimana dimaksud di atas, dugaan Tim

Pemeriksa KPPU bahwa adanya perjanjian penetapan harga

adalah tidak berdasar sama sekali, karena pada faktanya

persaingan dalam industri penerbangan semakin tajam dalam

beberapa tahun belakangan ini. Semakin tajamnya persaingan

dalam industri penerbangan, tentunya tidak mungkin terjadi

apabila terdapat kerjasama atau kesepakatan penetapan besaran

fuel surcharge antara para maskapai penerbangan sebagaimana

dituduhkan oleh Tim Pemeriksa KPPU dalam butir 96 halaman

82-83 Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan; ----------------------

31.13.30 Dari grafik di bawah ini terbukti secara jelas dan nyata bahwa

HHI Index industri penerbangan turun secara drastis dari sekitar

2.271 pada tahun 2004 menjadi 1.575 pada tahun 2006. Di

samping itu, grafik di bawah ini juga menunjukkan pergerakan

pangsa pasar Garuda/Terlapor I yang justru mengalami

penurunan di tahun 2004 - 2006 walaupun jumlah penumpang

Garuda/Terlapor I mengalami peningkatan pada periode yang

sama. Tentunya kondisi ini tidak mungkin terjadi jika memang

ada kerjasama atau kesepakatan antara Garuda/Terlapor I

dengan para Terlapor dalam Perkara ini; ---------------------------

Page 185: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

185

Gambar 10. Sumber: Garuda/Terlapor I

Gambar 11. Sumber: Garuda/Terlapor I

Page 186: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

186

31.13.31 Bahwa, sebagaimana telah Garuda/Terlapor I sampaikan juga

dalam tahap Pemeriksaan Pendahuluan dan Pemeriksaan

Lanjutan, tidak adanya suatu kesepakatan apapun antara

Garuda/Terlapor dengan maskapai penerbangan lain

sebagaimana dituduhkan oleh Tim Pemeriksa KPPU, juga dapat

dibuktikan dari segi hukum yaitu dengan tidak adanya

perjanjian atau kesepakatan, baik secara tertulis maupun

lisan/tidak tertulis, dengan maskapai penerbangan domestik

lainnya ataupun dengan pihak lain manapun yang dimaksudkan

untuk menetapkan harga atau tarif atau biaya jasa penerbangan

termasuk tarif fuel surcharge dalam rangka penyediaan jasa

layanan penerbangan sipil domestik;--------------------------------

31.13.32 Disamping fakta-fakta yang telah diungkapkan di atas,

berdasarkan doktrin hukum perdata yang berlaku di Indonesia,

ada atau tidaknya suatu perjanjian, baik tertulis maupun lisan,

harus dibuktikan dengan ada atau tidaknya kesepakatan antara

para pihak, yang mensyaratkan adanya "penawaran dan

penerimaan"; -----------------------------------------------------------

31.13.33 Bahwa satu-satunya parameter (tolak ukur) berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menentukan

ada atau tidaknya suatu kesepakatan adalah ketentuan Pasal

1320 KUHPerdata, dimana ada atau tidaknya suatu perjanjian

haruslah memenuhi empat syarat (kesepakatan antara mereka

yang mengikatkan dirinya, kecakapan untuk membuat suatu

perikatan, suatu hal tertentu, dan suatu sebab yang halal);-------

31.13.34 Bahwa dengan tidak pernah dibuatnya perjanjian atau

kesepakatan, baik secara tertulis maupun lisan/tidak tertulis,

antara Garuda/Terlapor I dengan maskapai penerbangan

domestik lainnya ataupun dengan pihak lain manapun yang

dimaksudkan untuk menetapkan besaran fuel surcharge, maka

dengan demikian terbukti tidak ada offer and acceptance

Page 187: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

187

(penawaran dan penerimaan) antara Garuda/Terlapor I dengan

maskapai penerbangan domestik lainnya; --------------------------

31.13.35 Dengan demikian, dari segi yuridis pun tidak dapat dibuktikan

ada perjanjian atau kesepakatan antara Garuda/Terlapor I

dengan maskapai penerbangan lain sehubungan dengan besaran

fuel surcharge baik secara lisan maupun tertulis, secara

langsung maupun tidak langsung; -----------------------------------

31.13.36 Bahwa berdasarkan fakta-fakta dan penjelasan tersebut di atas,

dengan demikian secara material unsur "perjanjian untuk

menetapkan harga" dalam Pasal 5 UU No. 5/1999 tidak

terpenuhi; ---------------------------------------------------------------

D. Tentang dugaan kecurangan dalam menetapkan besaran fuel surcharge

(Pasal 21 UU No. 5/1999); ------------------------------------------------------

31.13.37 Dalil Tim Pemeriksa KPPU tentang keterkaitan antara fuel

surcharge dengan batas atas tarif dasar penumpang angkutan

niaga berjadwal dalam negeri adalah tidak benar;-----------------

31.13.38 Dalam Kesimpulan angka (4) halaman 149 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan, Tim Pemeriksa KPPU menyatakan

sebagai berikut: "... dan nilai fuel surcharge sejak Maret 2008

telah melampaui tariff batas atas sebagaimana diterapkan dalam

KM No. 9 Tahun 2002"; ----------------------------------------------

31.13.39 Pada faktanya, Pasal 1 ayat (3) KM No. 9/2002 secara jelas

menyatakan bahwa tarif penumpang angkutan niaga berjadwal

dalam negeri kelas ekonomi belum termasukPPN, iuran wajib

dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dari PT Jasa

Raharja, asuransi tambahan lainnya secara sukarela, dan tarif

jasa pelayanan penumpang pesawat udara sesuai ketentuan

yang berlaku; -----------------------------------------------------------

31.13.40 Dengan demikian, Tim Pemeriksa KPPU dalam hal ini telah

keliru dalam membuat kesimpulan bahwa nilai fuel surcharge

sejak Maret 2008 telah melampaui batas atas sebagaimana

ditetapkan dalam KM No. 9/2002, mengingat pada faktanya

Page 188: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

188

bahwa KM No. 9/2002 sama sekali tidak mengatur batas atas

fuel surcharge; ---------------------------------------------------------

31.13.41 Tidak termasuknya fuel surcharge dalam komponen tarif dasar

ini juga sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009

tentang Penerbangan ("UU Penerbangan"), berdasarkan

penjelasan Pasal 123 ayat (3d) UU Penerbangan, sebagai

berikut: " ... biaya tuslah/tambahan (surcharge)" adalah biaya

yang dikenakan karena terdapat biaya-biaya tambahan yang

dikeluarkan oleh perusahaan angkutan udara di luar

perhitungan penetapan tarif jarak antara lain biaya fluktuasi

harga bahan bakar (fuel surcharge) dan biaya yang ditanggung

oleh perusahaan angkutan udara karena pada saat berangkat

atau pulang penerbangan tanpa penumpang, misalnya pada

saat hari raya"; --------------------------------------------------------

31.13.42 Pada faktanya, penerapan tarif dasar Garuda/Terlapor I hampir

selalu mencapai batas atas sebagaimana diatur dalam KM No.

9/2002. Hal ini merupakan konsekuensi langsung dari adanya

perbedaan kategori Garuda/Terlapor I dengan maskapai

penerbangan lainnya. Garuda/Terlapor I merupakan satu-

satunya maskapai penerbangan Indonesia yang berada dalam

kategori "full service” (dalam UU Penerbangan dikenal sebagai

"pelayanan dangan standar maksimum"), yang tentunya

membutuhkan biaya yang lebih tinggi dalam memberikan

pelayanan tersebut dibandingkan dengan maskapai penerbangan

lainnya yang merupakan low cost carrier (dalam UU

Penerbangan dikenal sebagai "pelayanan dengan standar

minimum'');-------------------------------------------------------------

31.13.43 Dengan diperhitungkannya fuel surcharge dalam komponen

tarif dasar akan menyebabkan Garuda/Terlapor I menerapkan

tarif dasar yang melewati batas atas sebagaimana ditetapkan

Pemerintah. Oleh sebab itu, fuel surcharge tidak dapat

Page 189: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

189

dijadikan komponen dalam menghitung tarif dasar

Garuda/Terlapor I;-----------------------------------------------------

31.13.44 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, terbukti secara jelas dan

nyata bahwa Tim Pemeriksa KPPU tidak memahami fungsi fuel

surcharge dikaitkan dengan batas atas tarif dasar sebagaimana

diatur dalam KM No. 9/2002 tentang tarif dasar penumpang

angkutan niaga berjadwal dalam negeri; ---------------------------

31.14 Fuel surcharge bukan merupakan komponen keuntungan bagi

Garuda/Terlapor I; ----------------------------------------------------------------

31.14.1.1 Garuda/Terlapor I tidak memperoleh keuntungan dari fuel

surcharge, karena fuel surcharge merupakan beban biaya

avtur dan bukannya komponen Garuda/Terlapor I dalam

memperoleh pendapatan. Faktanya, fuel surcharge diterapkan

oleh Garuda/Terlapor I semata-mata untuk menutupi biaya

atas fluktuasi harga avtur yang terus meningkat;----------------

31.14.1.2 Garuda/Terlapor I memperlakukan dan mencatat pembelian

avtur 1 fuel sebagai biaya produksi, yang mana komponen

biaya avtur / fuel dalam total biaya operasional relatif sangat

besar. Pada tahun 2006 komponen biaya avtur mencapai 35,2

% dari total biaya operasional, dan sebesar 35,4 % pada tahun

2007 serta 43,3 % pada tahun 2008; ------------------------------

Struktur Beban Operasional PT Garuda Indonesia 2006-2008 (Rahasia)

Komponen Biaya 2006 2007 2008

Page 190: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

190

Komponen Biaya 2006 2007 2008

Gambar 12. Sumber: Garuda/Terlapor I

31.14.1.3 Bahwa sebagaimana dinyatakan dan diakui oleh Tim

Pemeriksa KPPU dalam butir (86) halaman 55 Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan, dalam struktur biaya pengeluaran

biaya bahan bakar/fuel dikategorikan sebagai variable cost

atau biaya variable. Sebagaimana terbukti dalam Tabel 27

tentang perbandingan pendapatan fuel surcharge dan fuel cost

tahun 2006-2007 halaman 56 Laporan Hasil Pemeriksaan

Lanjutan, jumlah fuel surcharge yang diperoleh

Garuda/Terlapor I jauh lebih kecil dari jumlah fuel cost dalam

setahun; ---------------------------------------------------------------

31.14.1.4 Dengan demikian terbukti secara jelas bahwa

Garuda/Terlapor I tidak menggunakan fuel surcharge sebagai

alat untuk mendapatkan keuntungan, namun semata-mata

untuk menutupi selisih biaya bahan bakar avtur sebagai akibat

Page 191: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

191

dari fluktuasi harga avtur yang telah jauh melebihi asumsi

harga avtur yang digunakan dalam KM No. 9 /2002; ----------

31.14.1.5 Disamping itu, pada faktanya keuntungan usaha yang

diperoleh oleh Garuda/Terlapor I adalah merupakan hasil dari

upaya-upaya Garuda/Terlapor I dalam memperbaiki

kinerjanya, yaitu: a. Melakukan restrukturisasi rute; b.

Melakukan efisiensi sebesar 25% dalam waktu tiga tahun,

dengan cara peremajaan pesawat, negosiasi kontrak, e-

auction, zero growth pegawai; c. Penerapan manajemen yang

sistemik, contohnya dengan Revenue Management System,

Network Management System, mengurangi ground time; d.

Sinergi anak perusahaan Garuda/Terlapor I;---------------------

31.14.1.6 Pada faktanya tingkat keuntungan yang diperoleh

Garuda/Terlapor I sejak tahun 2006 sampai sekarang

jumlahnya masih relatif kecil bila dibandingkan dengan

keuntungan yang diperoleh maskapai penerbangan lainnya,

sebagaimana terlihat dalam grafik-grafik dibawah ini: --------

R a h a s i a

Gambar 13. Sumber: Garuda/Terlapor I

Page 192: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

192

BEBERAPA INDIKATOR KINERJA PT GARUDA 2003-2008

R a h a s i a

Gambar 14. Sumber: Garuda/Terlapor I

31.14.1.7 Disamping keuntungan yang mulai diperoleh

Garuda/Terlapor I, pada faktanya justru pada saat peak season

Garuda/Terlapor I justru mengalami kerugian, sebagaimana

ditunjukkan grafik (data tahun 2008) berikut ini (RAHASIA):

DESCRIPTION SEMESTER I JULY AUG SEPT OCT NOV DEC TOTAL

Gambar 15. Sumber: data Garuda/Terlapor I

31.14.1.8 Dalam periode 2006 - 2008, terbukti secara jelas dan nyata

bahwa besaran fuel surcharge Garuda/Terlapor I juga selalu

lebih kecil dari besaran fuel cost;----------------------------------

Page 193: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

193

R a h a s i a

Gambar 16. Sumber: data Garuda/Terlapor I

Hal ini membuktikan bahwa Garuda/Terlapor I tidak

menjadikan fuel surcharge sebagai sumber pendapatan,

melainkan untuk mempersempit selisih antara besaran avtur

yang telah ditetapkan oleh Departemen Perhubungan dengan

besaran nyata avtur yang harus dibayarkan oleh

Garuda/Terlapor I ke Pertamina; ----------------------------------

31.14.1.9 Di samping itu, Garuda/Terlapor I selalu memenuhi

kewajiban-kewajiban perpajakan nya terkait dengan fuel

surcharge, termasuk pemenuhan kewajiban Pajak

Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penghasilan Badan (PPh

Badan) (lihat Lampiran - 22 dalam Tanggapan dalam

Pemeriksaan Lanjutan);---------------------------------------------

31.14.1.10 Dengan demikian tuduhan Tim Pemeriksa KPPU bahwa fuel

surcharge merupakan komponen Garuda/Terlapor I untuk

memperoleh pendapatan, terlebih lagi untuk memperoleh

keuntungan adalah sama sekali tidak benar; ---------------------

31.14.2 Pasal 21 UU No. 5/1999 mengatur tentang penetapan harga rendah;------

31.14.2.1 Terkait dengan penjelasan dari Pasal 21 UU No. 5/1999,

maka secara yuridis Pasal 21 UU No. 5/1999 bagaimanapun

juga harus dimaknai dalam kerangka penetapan harga rendah

dengan tujuan mematikan pelaku usaha lain dan menguasai

pasar; -----------------------------------------------------------------

Page 194: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

194

31.14.2.2 Bahwa Pasal 21 UU No. 5/1999 harus diinterpretasikan dalam

kerangka melarang pelaku usaha untuk melakukan

kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya

lainnya sebagai komponen harga, dengan melanggar

peraturan perundang-undangan, yang bertujuan untuk

memperoleh biaya faktor-faktor produksi yang lebih rendah

dari yang seharusnya, atau yang dikenal sebagai 'Jual rugi"

untuk mematikan pelaku usaha pesaing dan kemudian

menguasai pasar atau kemungkinan untuk "transfer pricing";

31.14.2.3 Bahwa secara yuridis ketentuan Pasal 21 UU No. 5/1999

sudah amat sangat jelas dan tidak perlu ditafsirkan lain selain

dari apa yang tertulis didalamnya, dimana terkait dengan

maksud atau arti kata "kecurangan", penjelasan Pasal 21 UU

No. 5/1999 secara tegas telah menyebutkan bahwa:

"Kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya

lainnya adalah pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan yang ber/aku untuk memperoleh biaya faktor-faktor

produksi yang lebih rendah dari seharusnya"; -------------------

31.14.2.4 Bahwa penjelasan ketentuan Pasal 21 UU No. 5/1999

dimaksud merupakan bagian yang menjadi kesatuan dengan

ketentuan pasal 21 UU No. 5/1999, hal mana didasarkan pada

adanya ketentuan sesuai dengan Pasal 47 Undang-Undang

No. 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan ("UU No. 10/2004"), yang pada

pokoknya secara tegas menyatakan bahwa Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia memuat penjelasan

peraturan perundang-undangan yang dimuat dalam Lembaran

Negara Republik Indonesia;----------------------------------------

31.14.2.5 Sebagaimana juga ditegaskan dalam UU No. 10/2004, pada

pokoknya penjelasan adalah tafsiran resmi dari pembentuk

peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, dalam

konteks ketentuan Pasal 21 UU No. 5/1999, secara yuridis

Page 195: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

195

tafsiran resmi dari pembentuk UU No. 5/1999 khusus

mengenai arti kata "kecurangan" dalam ketentuan Pasal 21

UU No. 5/1999 haruslah ditafsirkan sebagaimana penjelasan

pasal 21 tersebut diatas, yakni bahwa kecurangan dimaksud

harus dikaitkan tindakan untuk memperoleh biaya faktor-

faktor produksi yang lebih rendah dari seharusnya, bukannya

ditafsirkan lain, apalagi jika di tafsirkan untuk mengenakan

biaya faktor-faktor produksi yang lebih tinggi;------------------

31.14.2.6 Faktanya, Garuda/Terlapor I tidak menetapkan harga jual

rendah atas jasa penerbangan dan tidak memiliki maksud

untuk melakukan transfer pricing atau untuk mematikan

pelaku usaha lain atau untuk menguasai pasar. Berdasarkan

Laporan Pemeriksaan Pendahuluan, Garuda/Terlapor I justru

dituduh menetapkan besaran fuel surcharge yang terlalu

tinggi; -----------------------------------------------------------------

31.14.2.7 Berdasarkan hal diatas maka secara yuridis Pasal 21 UU No.

5/1999 beserta penjelasannya tentu tidak relevan untuk

diterapkan dalam penetapan fuel surcharge oleh maskapai

penerbangan, di mana fuel surcharge ditetapkan untuk

menutupi fluktuasi kenaikan harga avtur sejak tahun 2006; ---

31.14.2.8 Dari fakta-fakta dan dalil-dalil sebagaimana telah diuraikan di

atas, menjadi fakta yang tidak terbantahkan lagi bahwa

Garuda/Terlapor I tidak terbukti melanggar Pasal 5 dan Pasal

21 UU No. 5/1999; --------------------------------------------------

31.14.2.9 Oleh karenanya, Garuda/Terlapor I dengan ini memohon

kepada Majelis Komisi yang terhormat untuk: ------------------

(1) Menolak dan mengesampingkan dalil-dalil dan bukti-

bukti Tim Pemeriksa KPPU dalam Pemeriksaan

Pendahuluan dan Pemeriksaan Lanjutan; --------------------

(2) Mempertimbangkan dan menerima setiap dan seluruh

fakta-fakta dan dalil-dalil yang telah disampaikan oleh

Garuda/Terlapor I di atas;--------------------------------------

Page 196: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

196

(3) Mengesampingkan alat-alat bukti yang tidak sah atau

tidak memiliki nilai pembuktian yang sempurna serta

kesimpulan dari Tim Pemeriksa KPPU; ---------------------

(4) Menjatuhkan putusan dengan menyatakan

Garuda/Terlapor I tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan melanggar Pasal 5 UU No. 5/1999; -----------

(5) Menjatuhkan putusan dengan menyatakan

Garuda/Terlapor I tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan melanggar Pasal 21 UU No.5/1999; ----------

32. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor II, PT Sriwijaya Air menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide bukti

C14.2);-----------------------------------------------------------------------------------------

32.1 Bahwa Tidak ada Bukti Pelanggaran Pasal 5 UU Persaingan; -----------------

32.1.1 Pasal 5 UU Persaingan melarang pelaku usaha membuat

perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan

harga atas suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh

konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama; --

32.1.2 Bahwa tidak ada bukti tertulis maupun lisan dari keseluruhan

laporan Tim Pemeriksa KPPU tentang pengikatan SJ dalam

penetapan FS. Tim Pemeriksa Lanjutan mencoba mencermati

perilaku pasar SJ dan dan Terlapor lain melalui pola koordinasi

dari pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh INACA

serta pola penerapan dari FS masing masing terlapor (Halaman

83 huruf c LHPL); -------------------------------------------------------

32.1.3 Tim Pemeriksa menyatakan bahwa perubahan FS di antara Mei

2006 dan Maret 2008 menunjukkan kecenderungan yang sama

yang tidak dapat dijustifikasi secara ekonomi oleh para Terlapor.

Atas dasar ini Tim Pemeriksa Lanjutan menilai kecenderungan

tersebut didasarkan pada suatu perjanjian antar Terlapor. Tim

Pemeriksa selanjutnya menyatakan perjanjian yang dimaksud

adalah penetapan FS sebesar Rp. 20.000 pada tahun 2006 oleh

Page 197: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

197

INACA. Tim Pemeriksa meyimpulkan kedua hal tersebut

merupakan bukti adanya perjanjian penetapan harga; --------------

32.1.4 SJ sangat keberatan dengan kesimpulan Tim Pemeriksa Lanjutan

dengan alasan berikut ini:-----------------------------------------------

32.1.5 Bahwa penetapan FS tersebut dilakukan pada tahun 2006 dan

sebagaimana diketahui atas prakarsa KPPU sendiri penetapan

harga tersebut dihentikan dengan mengembalikan kewenangan

penentuan FS kepada masing-masing perusahaan penerbangan.

SJ tidak melihat adanya hubungan antara penetapan FS oleh

INACA pada tahun 2006 tersebut dengan pola penerapan FS

setelahnya. Walaupun “dianggap” terdapat kesamaan FS diantara

terlapor, SJ melihat justru tidak ada alasan ekonomi dari Tim

Pemeriksa Lanjutan untuk membuktikan hubungan antara

penetapan FS oleh INACA yang hanya berlaku sesaat pada waktu

itu. Kesamaan FS secara ekonomi dapat dijelaskan dengan

adanya persamaan struktur biaya pada perusahaan penerbangan.

Terlebih apabila jenis pesawatnya sejenis dengan konsumsi bahan

bakar yang sama kesamaan besaran FS dapat saja terjadi.

Kesamaan atau kemiripan harga bukan merupakan suatu indikasi

adanya penetapan harga. Terlebih ketika avtur dalam hal ini

dipasok oleh pemasok tunggal Pertamina. Sehingga kalaupun ada

persamaan, situasi ini merupakan fakta yang wajar dan bukan

merupakan pelanggaran UU Persaingan; -----------------------------

32.1.6 Namun demikian, dalam kenyataannya Tabel 23 dari LHPL

justru menunjukkan bahwa sejak dikembalikannya penerapan FS

kepada masing-masing perusahaan kami tidak melihat ada

persamaan FS secara keseluruhan dalam tabel tersebut. Besaran

FS Garuda misalnya hampir selalu lebih tinggi dari pada FS SJ.

Begitupun terdapat perbedaan besaran FS SJ dibandingkan

dengan perusahaan penerbangan yang lain baik untuk

penerbangan kurang dari satu jam sampai dengan 3 jam. Jadi,

Page 198: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

198

sebenarnya persamaan besaran FS itu sendiri tidak terjadi dalam

kenyataannya; ------------------------------------------------------------

32.1.7 Tim Pemeriksa Lanjutan juga tidak dapat membuktikan adanya

pola koordinasi dari para terlapor melalui komunikasi yang

berlanjut untuk menetapkan harga FS. Bahwa pergerakan atau

penyesuaian harga dalam industri manapun tidak melanggar UU

Persaingan apabila dilakukan secara spontaneous. Apapun

perubahan dan penyesuaian FS yang dilakukan oleh perusahaan

penerbangan pada perkara a quo, dengan tidak adanya bukti

koordinasi melalui suatu komunikasi, merupakan suatu inisiatif

yang spontaneous dan bukan merupakan pelanggaran;-------------

32.1.8 Perlu dicatat bahwa dalam Draft Pedoman Kartel KPPU, program

leniensi diperkenalkan karena diakui oleh KPPU bahwa sangat

sulit untuk membuktikan telah terjadinya kartel, tentunya

termasuk penetapan harga; ---------------------------------------------

32.1.9 Pada halaman 39 Draft Pedoman Kartel, KPPU menyatakan

sebagai berikut: “Pelanggaran terhadap hukum persaingan sangat

berbeda dengan hukum lainnya. Suatu dugaan penetapan harga

sulit untuk dibuktikan, karena keberadaan teori ekonomi maka

terdapat kecenderungan para pelaku usaha yang bersaing akan

mengeluarkan harga yang sama, baik pada pasar kompetitif

maupun kartel, sehingga adanya harga yang sama tidak dapat

dianggap sebagai indikasi pelanggaran terhadap hukum

persaingan usaha”; -------------------------------------------------------

32.1.10 Draft pedoman kartel tersebut konsisten dengan pendapat dari

European Court of Justice (“ECJ”) dalam kasus “landmark”

hukum persaingan di Uni Eropa, Suiker Unie and Zuchner

(dimana keputusan komisi Eropa dibatalkan) yang menyatakan:

“Parallel pricing behavior in an oligopoly producing

homogenous good would not in itself be sufficient evidence of a

concerted practice. Thus parallel, action explicable in term of

barometric price leadership (that is to say, linked to a change in

Page 199: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

199

the market conditions, for example, an increase in the price of the

main raw material) would not be sufficient evidence of a

concerted practice”;-----------------------------------------------------

32.1.11 Dengan demikian jelas bahwa apabila diasumsikan pergerakan

FS menunjukkan adanya trend yang sama, korelasi positif dan

variasi yang sama di antara para Terlapor bukan merupakan bukti

yang memadai untuk menentukan adanya penetapan harga; -------

32.1.12 Ahli Ekonomi dari LPEM-UI Chatib Basri menegaskan dalam

pernyataannya bahwa pergerakan secara statistik sama tidak serta

merta disimpulkan telah terjadinya penetapan harga atau kartel

(lihat terlampir);----------------------------------------------------------

32.1.13 Karenanya kami berpendapat bukti-bukti yang disampaikan oleh

Tim Pemeriksa untuk menyimpulkan telah terjadinya penetapan

FS tidak memadai dan seharusnyalah ditolak oleh Majelis

Komisi; --------------------------------------------------------------------

32.1.14 Bahwa unsur penting yang harus dipenuhi dalam Pasal 5 UU

Persaingan adalah adanya penerapan harga yang eksesif yang

merugikan konsumen atau pelanggan; --------------------------------

32.1.15 Menurut padangan kami, FS bukanlah merupakan harga

sebagaimana dimaksud oleh Pasal 5 UU Persaingan. FS bukan

merupakan pendapatan (income atau revenue) dari perusahaan

penerbangan melainkan “biaya” karena aplikasinya ditujukan

untuk menopang biaya produksi yang melonjak pada perusahaan

penerbangan dikarenakan adanya lonjakan harga avtur. Karena

FS bukan harga besaran FS justru lebih baik diatur oleh

Pemerintah dengan rumusan yang dapat mengakomodir

pergerakan harga avtur. Sebagaimana diketahui bahwa adanya FS

dikarenakan eksistensi dari batas atas dari harga dasar tiket

pesawat yang ditetapkan melalui KM 9 Tahun 2002. Keputusan

Menteri ini dengan jelas menyatakan bahwa PPN, IWJR dan

asuransi tidak termasuk dalam basic fare. Dalam hal ini tentunya

FS tidak termasuk dalam harga dasar tiket tersebut. Dengan

Page 200: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

200

demikian unsur harga justru tidak terpenuhi dalam penerapan

Pasal 5 UU Persaingan pada perkara a quo;--------------------------

32.1.16 Secara logis, apabila FS dikategorikan sebagai harga dalam

perkara a quo, Tim Pemeriksa Lanjutan memperbolehkan FS

dipakai untuk mencari keuntungan asal tidak eksesif.

Rasionalistas ini sekaligus menunjukkan kerancuan logika dari

Tim Pemeriksa Lanjutan dalam perkara a quo; ----------------------

32.1.17 Bahwa penentuan telah terjadinya harga yang eksesif hanya dapat

dilakukan dengan menganalisis biaya marginal (marginal cost).

Pengujian ini harus melalui telaah yang komprehensif tentang

biaya produksi aktual dari pelaku usaha; -----------------------------

32.1.18 Dalam praktek hukum persaingan di Eropa pada kasus United

Brands v. Comission [1978] ECR 207, [1978] 1 CMLR 429, ECJ

menetapkan bahwa pengujian terhadap biaya produksi individual

perusahaan mutlak harus dilakukan untuk menentukan adanya

harga yang eksesif, hal mana tidak terdapat dalam perkara ini

termasuk dalam LHPL secara sederhana seperti yang

disampaikan di atas FS bukanlah harga melainkan biaya;----------

32.1.19 Namun demikian, perlu dicermati apakah FS yang diterapkan

oleh SJ eksesif yang dipakai untuk mendapatkan keuntungan,

bukan penopang biaya. Bahwa, SJ telah memberikan Bukti

Entries Jurnal Pembukuan (vide Bukti C2.9; Bukti C2.10; Bukti

C2.11) yang menunjukkan dari FS yang dikumpulkan

kesemuanya dipakai untuk membayar avtur dengan sistem

topping up, dimana SJ harus memastikan depositnya dalam

tingkat yang memadai pada Pertamina untuk mendapatkan

pasokan avtur. Entries dari jurnal tersebut menunjukkan bahwa

SJ masih mengalami kerugian pembelian avtur dari FS yang

didapat dan kerugian ini tetap harus di subsidi melalui tarif dasar.

Tampilan dari “worksheet” pembelian avtur dibandingkan

dengan FS yang didapat dalam Bukti C2.7 juga membuktikan

bahwa SJ masih mengalami kerugian. Penerapan FS sejak Maret

Page 201: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

201

2008 dilakukan dengan formula yang ditetapkan oleh

Departemen Perhubungan.; ---------------------------------------------

Rumusannya adalah: FS = [(B-A) x D]/C ----------------------------

A: Harga avtur referensi Rp. 2700/liter; ------------------------------

B: Harga avtur berlaku perliter; ----------------------------------------

C: Total penumpang (load factor) 70%; ------------------------------

D: Rata-rata pemakaian avtur per jam per pesawat;-----------------

32.1.20 SJ merujuk pada formula tersebut untuk penentuan FS dengan

asumsi load factor 85%. Harga avtur berlaku per liter

diasumsikan Rp. 7500 per liter berdasarkan harga empiris yang

berlaku. Perlu diketahui tidak mungkin variable B (harga avtur

berlaku per liter) ditetapkan secara aktual karena daftar harga

dikeluarkan oleh Pertamina per dua minggu serta kewajiban

pemenuhan deposito harus dilakukan dimuka melalui penerapan

system topping up. Load factor 85% dengan sendirinya akan

memperkecil besaran FS. Begitu pula SJ mempunyai beban

resiko usaha yang besar dengan asumsi harga avtur sebesar Rp.

7500 per liter karena dapat saja terjadi harga avtur melebihi harga

asumsi tersebut. SJ tidak menggandakan FS-nya berdasarkan

rumusan tersebut untuk penerbangan berdurasi 2-3 jam.; ---------

32.1.21 Penentuan FS oleh SJ tersebut di atas sama sekali tidak

menyebabkan adanya penyalahgunaan FS untuk mencari

keuntungan yang eksesif sebagaimana dibuktikan melalui

dokumen pembukuan SJ yang disampaikan ke pada Tim

Pemeriksa Lanjutan; -----------------------------------------------------

32.1.22 Situasi ini semakin diperkuat dengan kecilnya marjin profit SJ

yang tertera dalam audited financial statement yang disampaikan

kepada Tim Pemeriksa; -------------------------------------------------

32.1.23 Bahwa seperti disampaikan dalam BAP SJ persaingan pada

sektor penerbangan sangat ekstrim dan sangat tajam. Dalam

situasi ini bahkan SJ tidak pernah memiliki kehendak untuk

berkoordinasi dengan pesaingnya. SJ selalu dituntut untuk

Page 202: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

202

beroperasi secara efisien dan inovatif untuk memenangi

persaingan, bukan melalui tindakan illegal penetapan harga;------

32.1.24 Berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, SJ berpendapat bahwa

unsur-unsur pada Pasal 5 UU Persaingan tidak dapat dipenuhi

dalam perkara a quo yaitu: FS bukanlah harga dalam pengertian

Pasal 5 UU Persaingan; tidak pernah ada suatu perjanjian dalam

bentuk apapun dilakukan SJ; tidak ada keuntungan yang didapat

oleh SJ dari FS; sehingga Majelis Komisi harus menolak LHPL

dan membebaskan SJ dari segala tuntutannya;-----------------------

32.2 Bahwa Tim Pemeriksa Lanjutan Telah Keliru Menerapkan Pasal 21 UU

Persaingan;---------------------------------------------------------------------------

32.2.1 Pasal 21 UU Persaingan melarang pelaku usaha melakukan

kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya

yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa

yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak

sehat;-----------------------------------------------------------------------

32.2.2 Ketentuan di atas merupakan ketentuan umum yang bertujuan

menjamin transparansi biaya pada pemasokan barang atau jasa

yang terdiri dari beberapa bagian, dimana bentuk penjualan

dengan harga yang rendah terlebih dengan melakukan

kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya

tidak diperbolehkan; -----------------------------------------------------

32.2.3 Untuk membuktikan kecurangan tersebut Tim Pemeriksa harus

menguji kebenaran dari biaya produksi (jasa) yang disampaikan

oleh pelaku usaha dalam hal ini perusahaan penerbangan.

Pengujian secara fair dan objektif hanya dapat dilakukan melalui

audit pembukuan terlapor. Tim Pemeriksa Lanjutan tidak pernah

melakukan audit tersebut dan karenanya tidak dalam

kewenangannya untuk menentukan telah terjadinya atau tidaknya

kecurangan penentuan biaya produksi; -------------------------------

32.2.4 Perlu dipertimbangkan dengan baik bahwa Penjelasan Pasal 21

UU Persaingan menyatakan kecurangan dalam metapkan biaya

Page 203: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

203

produksi dan biaya lainnya adalah pelanggaran terhadap

peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk memperoleh

biaya faktor-faktor produksi yang lebih rendah dari seharusnya; -

32.2.5 Jadi maksud dari kecurangan pada Pasal 21 UU Persaingan

adalah upaya memperoleh faktor-faktor produksi yang melanggar

peraturan perundang-undangan. Serta, faktor-faktor produksi

tersebut lebih rendah dari yang seharusnya;--------------------------

32.2.6 LHPL tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan peraturan

perundang-undangan. LHPL juga tidak menjelaskan apa yang

dimaksud dengan kecurangan dengan upaya memperoleh biaya

faktor-faktor produksi yang lebih rendah dari seharusnya;---------

32.2.7 Namun demikian penjelasan tersebut secara mutlak mensyaratkan

kecurangan biaya produksi atau biaya lainnya yang dimaksud

pada Pasal 21 UU Persaingan hanya terjadi apabila pelaku usaha

menetapkan biaya produksi atau biaya lainnya lebih rendah dari

yang seharusnya (under value) dengan tujuan untuk menguasai

pasar. Kenyataan ini tidak dapat dibantah karena Pasal 21 UU

Persaingan termasuk dalam Bagian Ketiga UU Persaingan

tentang Penguasaan Pasar. Pasal 21 UU Persaingan berkaitan

dengan Pasal 20 dari UU Persaingan yang berkenaan dengan

“predatory pricing”. Penguasaan pasar tidak mungkin dilakukan

dengan menerapkan harga yang tinggi; -------------------------------

32.2.8 Terbukti bahwa Tim Pemeriksa telah menerapkan Pasal 21 UU

Persaingan ini secara rancu, keliru dan tidak pada tempatnya. Tim

Pemeriksa dalam perkara a quo secara keliru memfokuskan

analisis penerarapan Pasal 21 UU Persaingan dengan menerapkan

biaya produksi atau biaya lainnya secara eksesif untuk

memanipulasi adanya keuntungan melalui deklarasi biaya

produksi atau biaya lainnya secara eksesif;---------------------------

32.2.9 Kerancuan atau kekeliruan dari Tim Pemeriksa Lanjutan semakin

jelas ketika LHPL menghubungkan Pasal 21 UU Persaingan

dengan kerugian konsumen atau pelanggan. Pasal 21 UU

Page 204: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

204

Persaingan dengan jelas hanya berhubungan dengan persaingan

antara pelaku usaha, dalam hal ini, berkenaan dengan penguasaan

pasar dengan merendahkan biaya produksi atau biaya lainnya dari

yang seharusnya untuk menetapkan harga jual yang juga lebih

rendah dari seharusnya. Tujuan dari kesemuanya adalah untuk

menguasai pasar. Tidak mungkin penguasaan pasar dilakukan

dengan menerapkan harga yang eksesif;------------------------------

32.2.10 Unsur pada Pasal 21 UU Persaingan ini dengan demikian sama

sekali tidak terpenuhi dan karenanya Majelis Komisi harus

menolak LHPL serta membebaskan SJ dari segala tuduhan

pelanggaran; --------------------------------------------------------------

32.2.11 Bahwa terlepas dari apapun sebagaimana disampaikan di atas, SJ

sama sekali tidak melakukan kecurangan dalam membuat dasar

kalkulasi biaya FS. SJ telah membuktikan melalui submisi data

pembukuannya bahwa tidak ada keuntungan yang didapat dari

FS. Sebaliknya SJ masih merugi dengan penerapan FS tersebut; -

32.2.12 Kekeliruan Tim Pemeriksa dalam menerapkan Pasal 21 UU

Persaingan tersebut sekaligus menginvalidasi semua model-

model ekonomi yang diterapkan oleh Tim Pemeriksa Lanjutan

untuk membuktikan telah terjadinya pelanggaran Pasal 21 UU

Persaingan. Bahkan model-model teori ekonomi tersebut tidak

dapat membuktikan telah terjadinya pelanggaran pada Pasal 5 UU

Persaingan;----------------------------------------------------------------

32.2.13 Berdasarkan fakta-fakta di atas, unsur-unsur pelanggaran pada

Pasal 5 dan 21 UU Persaingan sama sekali tidak terbukti.

Karenanya SJ harus dibebaskan dari segala tuduhan pelanggaran;

33. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) menyampaikan hal-hal

sebagai berikut (vide bukti C14.3); --------------------------------------------------------

33.1 Bahwa pada halaman 20 butir 3.2 LHPL tentang Kronologis

Pemberlakuan Fuel Surcharge, Tim Pemeriksa mengemukakan fakta-

fakta penting antara lain; -----------------------------------------------------------

Page 205: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

205

33.1.1 Bahwa Ditjen Perhubungan Udara mengirimkan surat kepada

INACA melalui surat Ref Nomor : AU/5581/DAU.1952/05

tanggal 31 Oktober 2005 perihal pengenaan fuel surcharge atas

kenaikan harga avtur. Dalam menyetujui pengenaan fuel

surcharge tersebut, Ditjen Perhubungan Udara meminta INACA

memperhatikan beberapa hal; -----------------------------------------

33.1.2 Bahwa setelah INACA menetapkan fuel surcharge sebesar Rp

20.000,- (duapuluh ribu rupiah) yang mulai berlaku sejak 10 Mei

2006, KPPU mengadakan pertemuan dengan INACA pada

tanggal 16 Mei 2006, kemudian memberikan masukan kepada

INACA dengan mengirimkan Surat Nomor 207/K/V/2006 tanggal

30 Mei 2006, yang intinya agar INACA mencabut penetapan

mengenai fuel surcharge dan mengembalikan kewenangan

penetapan fuel surcharge kepada masing-masing maskapai

penerbangan;-------------------------------------------------------------

33.1.3 Bahwa selanjutnya berdasarkan Notulen Rapat No.

9100/57/V/2006, INACA mengadakan Rapat Anggota dan

Pengurus INACA pada tanggal 30 Mei 2006 yang pada intinya

menyimpulkan penerapan dan besaran fuel surcharge diserahkan

kembali kepada masing-masing perusahaan penerbangan

nasional Anggota INACA; ----------------------------------------------

33.1.4 Bahwa pada saat perkara ini berlangsung, Pemerintah c.q.

Departemen Perhubungan sedang melakukan Revisi atas KM No.

8 Tahun 2002 dan KM No.9 Tahun 2002; ----------------------------

33.1.5 Bahwa konsekuensi jika Revisi KM No. 9 Tahun 2002 tersebut

diberlakukan, maka fuel surcharge sudah tidak ada lagi karena

asumsi harga avtur sudah diubah yaitu sebesar Rp 10.000,-

(sepuluh ribu rupiah) per liter yang sudah diperhitungkan dalam

perhitungan tarif batas atas tersebut;---------------------------------

33.2 Bahwa dari fakta-fakta tersebut di atas terungkap bahwa saat perkara ini

berlangsung, Pemerintah c.q. Departemen Perhubungan sedang

melakukan Revisi atas KM No. 8 Tahun 2002 dan KM No. 9 Tahun

Page 206: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

206

2002, dimana komponen fuel surcharge akan hilang dan masuk dalam

komponen harga setelah penetapan harga avtur Rp 10.000,- . Hal ini

membuktikan bahwa perkara ini masih prematur karena dalam waktu

yang tidak terlalu lama, pemerintah akan segera menetapkan tarif batas

atas dengan komponen fuel surcharge di dalamnya sehingga fuel

surcharge bukan lagi isu yang perlu diperdebatkan;-------------------------

33.3 Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, KPPU sendiri telah

memberikan masukan kepada INACA agar mengembalikan kewenangan

penetapan fuel surcharge kepada masing-masing maskapai penerbangan,

artinya masing-masing maskapai penerbangan boleh membuat formula

perhitungan sendiri untuk fuel surcharge. INACA telah menindaklanjuti

masukan tersebut dengan mengadakan Rapat Anggota dan Pengurus

INACA pada tanggat 30 Mei 2006 yang pada intinya menyimpulkan

penerapan dan besaran fuel surcharge diserahkan kembali kepada masing-

masing perusahaan penerbangan nasional Anggota INACA, sesuai dengan

Notulen Rapat No. 9100/57 /V /2006; ---------------------------------------------

33.4 Bahwa apabila dibandingkan dengan formula yang ditetapkan

pemerintah, dalam hal ini Departemen Perhubungan, maka formula

perhitungan fuel surcharge Terlapor III justru menghasilkan perhitungan

fuel surcharge yang jauh lebih rendah dari perhitungan yang digunakan

oleh Departemen Perhubungan, sebagaimana dinyatakan dalam Tabel 22

dan Tabel 23, Tabel 24 dan Tabel 25 LHPL; ---------------------------------

33.5 Bahwa Terlapor III telah menyerahkan data pendapatan fuel surcharge dan

fuel cost untuk tahun 2006, 2007, 2008 dan 2009 sebagaimana terlampir

kepada Tim Pemeriksa, namun Tim Pemeriksa telah keliru dalam

melakukan input atas Fuel Cost (FC) dalam Tabel 27 halaman 56. Tim

Pemeriksa menginput Biaya Avtur 2002 menjadi FC, padahal seharusnya

yang diinput sebagai FC adalah selisih biaya avtur 2002 dengan tahun

bersangkutan yaitu 2006, 2007, 2008 dan 2009; ---------------------------------

33.6 Bahwa berdasarkan data Perbandingan Fuel Surcharge (FS) dengan Fuel

Cost (FC) yang telah diserahkan oleh Terlapor III kepada Tim Pemeriksa

Page 207: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

207

tersebut, diperoleh fakta bahwa Terlapor III mengalami kekurangan biaya

avtur dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008, sebagai berikut: -----------

REKAPITULASI KEKURANGAN BIAYA AVTUR

Tahun 2006 s.d 2009

KEKURANGAN BIAYA AVTUR

2006 (242,427,513,179) 2007 (354,533,461,932) 2008 (333,4 73,537,852) 2009 29,329,464,275

TOTAL (901,105,048,687)

33.7 Bahwa selanjutnya dapat dilihat dari Laporan Keuangan Terlapor III yang

telah diserahkan kepada KPPU, walaupun Terlapor III telah menerapkan

fuel surcharge, namun masih tidak dapat menutupi kerugian akibat

kenaikan avtur. Bahkan di saat turunnya harga avtur, Terlapor III juga

menurunkan fuel surcharge dan masih tidak juga mendapatkan keuntungan

yang tidak dapat menutupi kenaikan harga avtur di tahun-tahun sebelumnya.

Kesimpulannya, Terlapor III tidak pernah memperoleh keuntungan dari

selisih harga avtur; -------------------------------------------------------------------

33.8 Bahwa Terlapor III akan menanggapi beberapa hal dalam analisis yaitu

mengenai dugaan penetapan harga pada butir 4.3 LHPL yang dimulai dari

halaman 65, dan dugaan kecurangan dalam menetapkan fuel surcharge

sebagaimana diuraikan Tim Pemeriksa pada butir 4.4 yang dimulai dari

halaman 84; ---------------------------------------------------------------------------

33.9 Mengenai dugaan penetapan harga sebagaimana diuraikan Tim Pemeriksa

pada butir 4.3 LHPL yang dimulai dari halaman 65, Terlapor III

menanggapi sebagai berikut;--------------------------------------------------------

33.9.1 Bahwa perhitungan fuel surcharge yang dilakukan oleh Terlapor III

didasarkan pada rumusan yang merujuk pada komponen-komponen

sebagai berikut : --------------------------------------------------------------

a. harga avtur pada saat Keputusan Menteri Perhubungan Nomor

KM 9 Tahun 2002 diberlakukan; -----------------------------------

Page 208: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

208

b. harga avtur yang berlaku saat itu; -----------------------------------

c. kebutuhan/konsumsi avtur per bulan; ------------------------------

d. jumlah penumpang yang diangkut per bulan;----------------------

33.9.2 Bahwa untuk menentukan besaran fuel surcharge bagi setiap

maskapai sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya jenis

pesawat, jarak tempuh pesawat untuk suatu rute, rute yang diambil

(apakah point to point atau rute yang berkelanjutan), sehingga

besaran fuel surcharge untuk setiap maskapai tentu tidak sama

karena faktor-faktor yang berbeda. Juga faktor alternate, misalnya

pesawat seharusnya ke Surabaya tetapi karena faktor tertentu

akhirnya harus mendarat di Denpasar, maka avtur yang

diperhitungkan juga berbeda. Terlapor III juga membagi rata-rata fuel

surcharge per penumpang untuk jarak tempuh penerbangan yang

kurang dari 1 jam, antara 1 jam sampai 3 jam, dan lebih dari tiga jam;

33.9.3 Bahwa asumsi perhitungan load factor Terlapor III sebagaimana

Tabel 21 adalah 75.28% untuk average load factor 2006, 2007 dan

2008 dan asumsi load factor dalam perhitungan fuel surcharge

adalah 70% yang sejalan dengan formula pemerintah yaitu 70%

untuk asumsi load factor. ---------------------------------------------------

33.9.4 Bahwa tarif dasar atau fare basic sudah dibagi dalam kelas-kelas dan

sudah menjadi pengetahuan umum tentunya bahwa agen perjalanan

dan maskapai membagi harga tiket dasar dalam kelas kelas Y,

S,W,B,H,K,L,M,N dan V dengan selisih masing-masing 10%(lihat

"Rincian Perhitungan Harga Tiket Berdasarkan waktu Tempuh");----

33.10 Bahwa sesuai keterangan Terlapor III di hadapan Tim Pemeriksa

didapatkan fakta bahwa: -----------------------------------------------------------

33.10.1 Terlapor III mengoperasikan pesawat dengan sistim berbeda

dengan maskapai lainnya yang point to point (misalnya Jakarta -

Surabaya p.p), yaitu Terlapor III mengoperasikan secara multi leg

dan long haul (misalnya Jakarta-Denpasar-Mataram). Oleh

karena itu untuk besaran fuel surcharge, Terlapor III mempunyai

formula perhitungan yang berbeda; -----------------------------------

Page 209: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

209

33.10.2 Penentuan fuel surcharge tiap pesawat berbeda karena konsumsi

avtur juga berbeda; ------------------------------------------------------

33.10.3 Harga avtur dapat mencapai 50% dari operating cost; -------------

33.10.4 Operating cost Terlapor III lebih tinggi dari maskapai lain karena

menggunakan pesawat-pesawat lama. Untuk memperoleh

keuntungan 0.5 cent dollar sangat sulit dalam industri

penerbangan; -------------------------------------------------------------

33.10.5 Terlapor III adalah penerbangan yang full service dan melayani

penumpang sebagian besar di wilayah Tengah dan Timur

Indonesia, bahkan melayani penerbangan perintis;------------------

33.11 Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, maka jelas formula

perhitungan Terlapor III berbeda dengan para Terlapor lainnya dan

menghasilkan perhitungan fuel surcharge yang juga berbeda. Hal ini

tampak dalam tabel-tabel pergerakan FS dari masing-masing maskapai

penerbangan yang berbeda satu sama lain; --------------------------------------

33.12 Bahwa dari uraian fakta-fakta dalam pemeriksaan juga didapatkan fakta

bahwa INACA sesuai dengan Notulen Rapat No. 9100/57/V/2006,

mengadakan Rapat Anggota dan Pengurus INACA pada tanggal 30 Mei

2006 yang pada intinya menyimpulkan penerapan dan besaran fuel

surcharge diserahkan kembali kepada masing-masing perusahaan

penerbangan nasional anggota INACA, sesuai dan sebagai tindak lanjut

dari saran KPPU sendiri. Hal ini membuktikan bahwa tidak ada

kesepakatan penetapan harga di antara maskapai penerbangan; --------------

33.13 Bahwa Ketua Dewan Pimpinan INACA yang diwakili oleh Sekretaris

Jenderal INACA dalam BAP nya tertanggal 21 Januari 2010, menyatakan

bahwa masing-masing maskapai mempunyai formula sendiri, Dephub juga

mempunyai formula sendiri dan setiap maskapai mempunyai konsumsi

bahan bakar yang berbeda jadi tidak dapat disamakan; ------------------------

33.14 Mengenai perbadingan harga avtur, Sekjen INACA tersebut menyatakan

bahwa perbandingan harga avtur adalah tahun 2002 sebesar Rp 2700,- per

liter sebagai basic tarif, jadi apabila ada penurunan harga avtur tahun 2008

Page 210: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

210

maka perbandingan harus dengan harga avtur tahun 2002 bukan tahun

2008; ----------------------------------------------------------------------------------

33.15 Selanjutnya beliau menjelaskan bahwa diberlakukannya fuel surcharge

tujuannya adalah untuk menutupi kerugian dari kenaikan harga fuel.

Bahkan di akhir BAP, beliau menyatakan bahwa perkara ini memang tidak

dimanipulasi oleh maskapai penerbangan kemudian penyesuaian tarif juga

akan dibenahi oleh pemerintah dalam waktu dekat ini dan supaya perkara

ini dapat diselesaikan dengan baik bersama-sama; -----------------------------

33.16 Bahwa kalaupun ada komunikasi antara anggota INACA yang terjadi pada

tanggal 10 Mei 2006 sebagaimana diuraikan oleh Tim Pemeriksa dalam

butir 3.10 halaman 58-60 dan butir 4.3 (47) halaman 67, maka komunikasi

tersebut sudah tidak berlaku lagi dan sudah dicabut berdasarkan saran

KPPU sendiri dengan adanya rapat INACA yang pada intinya

menyimpulkan penerapan dan besaran fuel surcharge diserahkan kembali

kepada masingmasing perusahaan penerbangan nasional Anggota INACA;

33.17 Bahwa pendapat atau penilaian Tim Pemeriksa sendiri mengenai

penetapan harga bertentangan satu sama lain dan memperlihatkan

ambiguitas. Di satu sisi Tim Pemeriksa mengakui bahwa KPPU telah

memberikan saran mengenai pengenaan fuel surcharge setelah tanggal 10

Mei 2006, telah ada tindak lanjut dari INACA yang mengembalikan

penerapan dan besaran fuel surcharge kepada masing-masing maskapai

penerbangan. Di sisi lain Tim Pemeriksa masih menyatakan bahwa

penetapan fuel surcharge sebesar Rp 20.000,- pada tanggal 10 Mei 2006

merupakan suatu bentuk kartel; ---------------------------------------------------

33.18 Bahwa yang dimaksud dengan "kartel" adalah "pelaku usaha dilarang

membuat perjanjian, dengan pelaku usaha pesaingnya, yang bermaksud

untuk mempengaruhi harga dengan mengatur produksi dan atau

pemasaran suatu barang dan atau jasa, yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat".

Kartel diatur dalam Pasal 11 UU Nomor 5 Tahun 1999. Tuduhan "kartel"

oleh Tim Pemeriksa merupakan tuduhan yang berbeda dengan pasal

dugaan pelanggaran yaitu Pasal 5 ayat (1) mengenai penetapan harga yang

Page 211: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

211

ditetapkan sebagai dugaan pelanggaran oleh Tim Pemeriksa sendiri. Hal

ini jelas menunjukkan ambiguitas, keraguraguan, bahkan ketidakjelasan

dugaan pelanggaran yang akhirnya menyebabkan ketidakpastian hukum; -

33.19 Bahwa Tim Pemeriksa juga berpendapat bahwa perubahan fuel surcharge

yang cenderung sama pada bulan Mei 2006-Maret 2008 merupakan bukti

adanya perjanjian untuk menetapkan besaran fuel surcharge secara

bersama-sama, padahal di sisi lain Tim Pemeriksa mengakui bahwa

INACA telah menyerahkan besaran fuel surcharge kepada masing-masing

maskapai penerbangan;-------------------------------------------------------------

33.20 Bahwa kesimpulan yang tidak didukung oleh bukti yang sah mengenai

adanya perjanjian penetapan harga adalah kesimpulan yang keliru, karena:

33.20.1 Besaran fuel surcharge yang tidak jauh berbeda, tidak dapat

diindikasikan sebagai suatu kesepakatan antar maskapai karena

perhitungan fuel surcharge mengikuti harga avtur (lihat bukti

"Penerapan Fuel Surcharge dari Tahun ke Tahun"); -------------

33.20.2 Harga avtur yang diperoleh oleh masing-masing maskapai dari

Pertamina dengan cara deposit dan sesuai kebutuhan. Harga

avtur juga dipengaruhi oleh supply chain (vide BAP Direktur

Pemasaran dan Niaga PT Pertamina Persero). Harga avtur pada

bulan November 2007-November 2008 juga menunjukkan

kenaikan tajam sejalan dengan kenaikan fuel surcharge dalam

tabel dan grafik pergerakan fuel surcharge; -----------------------

33.20.3 Pergerakan fuel surcharge masing-masing maskapai juga

berbeda karena masing-masing maskapai mempunyai

komponen-komponen yang berbeda dalam menentukan besaran

fuel surcharge, sama sekali tidak ada perjanjian penetapan

harga;--------------------------------------------------------------------

33.21 Mengenai dugaan kecurangan dalam menetapkan fuel surcharge

sebagaimana diuraikan Tim Pemeriksa pada butir 4.4 LHPL yang dimulai

dari halaman 84, Terlapor III menanggapi sebagai berikut: -------------------

33.21.1 Bahwa pada halaman 100, Tim Pemeriksa berkesimpulan

bahwa pergerakan fuel surcharge Terlapor III tidak berubah

Page 212: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

212

terlepas dari perubahan harga avtur. Hal ini sangat bertentangan

dengan grafik yang menunjukkan pergerakan fluktuatif;---------

33.21.2 Bahwa pada halaman 147, Tim Pemeriksa berkesimpulan

bahwa dalam periode II yaitu bulan April 2008 sampai dengan

September 2009, para Terlapor telah memperoleh keuntungan

dari fuel surcharge karena harga fuel surcharge yang ditetapkan

masing-masing maskapai berada di atas harga fuel surcharge

yang dihitung berdasarkan formula Departemen Perhubungan.

Hal ini sangat bertentangan dengan keterangan dari Direktur

Jenderal Perhubungan Udara dalam BAP tanggal 21 Januari

2010 yang menyatakan antara lain: ---------------------------------

33.21.2.1 Selama ini belum ada maskapai yang melebihi

rambu-rambu yang ditetapkan, dan telah diteliti

dokumen dari setiap penerbangan misalnya dilihat

seluruh komponen biaya produksi, lalu dilihat

pendapatan setiap maskapai, selama ini tidak ada

yang mendapat untung signifikan; -------------------

33.21.2.2 Dirjen Perhubungan Udara kesutitan menetapkan

formula tarif berdasarkan pergerakan fuel karena

harga fuel tidak bisa di prediksi; ---------------------

33.21.2.3 Apabila diteliti dari Laporan Keuangan Terlapor

III Tahun buku 2006-2008, secara jelas dapat

dibuktikan bahwa Terlapor III sama sekali tidak

memperoleh keuntungan apapun dari fuel

surcharge; ----------------------------------------------

33.21.3 Bahwa pada halaman 148, Tim Pemeriksa menyatakan bahwa

penerapan fuel surcharge dipergunakan untuk menutupi biaya

operasional lainnya. Dalam uraian Tim Pemeriksa tidak ada

satu bukti pun yang dapat menunjukkan bahwa Terlapor III

menerapkan fuel surcharge untuk menutupi biaya operasional.

Sebaliknya Terlapor III telah memberikan bukti mengenai

perbandingan pendapatan fuel surcharge dengan fuel cost yang

Page 213: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

213

menunjukkan bahwa pendapatan fuel surcharge (FS) di tahun

2006-2008 sama sekali tidak dapat menutupi kerugian atas

biaya avtur atau fuel cost (FC) pada tahun-tahun tersebut,

dengan kata lain justru FC Terlapor III lebih besar dari

pendapatan FS. Hal ini berarti Terlapor III sama sekali tidak

memperoleh keuntungan apapun dari pendapatan FS;------------

33.22 Tanggapan Mengenai Kesimpulan; -----------------------------------------

33.22.1 Bahwa pada intinya sesuai butir 5 Kesimpulan halaman 149,

Tim Pemeriksa menyimpulkan adanya bukti pelanggaran

terhadap Pasal 5 dan Pasal 21 UU Nomor 5 tahun 1999 yang

diakukan oleh Para Terlapor, termasuk di dalamnya Terlapor

III; -----------------------------------------------------------------------

33.22.2 Bahwa butir 3 Kesimpulan menyatakan ada perjanjian di antara

beberapa Terlapor dan kecenderungan kesamaan perubahan fuel

surcharge yang ditetapkan oleh para Terlapor pada periode I; --

33.22.3 Bahwa pada butir 4, Tim Pemeriksa menyimpulkan bahwa para

Terlapor telah menetapkan biaya fuel surcharge secara curang

dengan tidak adanya perubahan dari harga avtur sejak Mei 2006

sampai Desember 2009 dan nilai fuel surcharge sejak Maret

2008 telah melampaui tarif batas atas sesuai KM No.9 Tahun

2002; --------------------------------------------------------------------

33.23 Bahwa Terlapor III menanggapi pokok-pokok kesimpulan Tim

Pemeriksa di atas, sebagai berikut: ---------------------------------------------

33.23.1 Bahwa Tim Pemeriksa harus dapat membuktikan adanya

perjanjian penetapan fuel surcharge di antara beberapa

Terlapor. Namun faktanya dalam LHPL, tidak ada bukti

mengenai perjanjian di antara beberapa Terlapor tersebut, dan

juga tidak jelas siapa saja Terlapor dimaksud yang telah

membuat perjanjian tersebut; ----------------------------------------

33.23.2 Bahwa kecenderungan kesamaan perubahan fuel surcharge

juga tidak dapat dijadikan bukti atau indikator adanya

perjanjian penetapan fuel surcharge karena faktanya

Page 214: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

214

penetapan fuel surcharge di antara masing-masing maskapai

berbeda karena formula dan komponen-komponen yang juga

berbeda. Salah satu faktor yang hampir sama hanya harga

avtur yang justru sangat berpengaruh terhadap penentuan

fuel surcharge. Oleh karena itu persamaan maupun

perbedaan mengenai besaran fuel surcharge pada masing-

masing maskapai sama sekali tidak dapat disimpulkan

sebagai adanya suatu perjanjian penetapan harga.;-------------

33.23.3 Bahwa Terlapor III sama sekali tidak melakukan kecurangan

apapun dalam penetapan fuel surcharge dan juga tidak

mengambil keuntungan apapun dari fuel surcharge. Hal ini

dapat dibuktikan dari Laporan Keuangan Terlapor III

periode 2006-2008;-------------------------------------------------

33.23.4 Bahwa nilai fuel surcharge tidak dapat dikatakan melampaui

tarif batas atas dalam KM No.9 Tahun 2002 karena

komponen fuel surcharge tidak ada dalam KM No.9 Tahun

2002. Maskapai justru menerapkan fuel surcharge karena

tarif batas atas tidak dapat mengatasi harga avtur yang

malambung dan fluktuatif yang bukan merupakan komponen

dalam tarif batas atas tersebut; ------------------------------------

33.23.5 Bahwa Terlapor III menolak tegas kesimpulan yang

menyatakan bahwa ada bukti pelanggaran terhadap Pasal 5

dan 21 UU Nomor 5 tahun 1999 yang dilakukan oleh

Terlapor III beserta Para Terlapor lainnya karena seluruh

fakta-fakta yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa

Terlapor III sama sekali tidak melakukan pelanggaran;-------

33.24 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Terlapor III berpendapat bahwa

dugaan pelangagaran Pasal 5 dan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1999 adalah dugaan yang tidak didasarkan atas fakta-fakta dan

tidak beralasan hukum;-----------------------------------------------------------

Page 215: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

215

34. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor IV, PT Mandala Airlines menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide

bukti C14.4);----------------------------------------------------------------------------------

34.1 Bahwa Tim Pemeriksa dalam Laporan pada intinya menyimpulkan

bahwa terdapat bukti pelanggaran terhadap Pasal 5 dan Pasal 21 UU

No.5 Tahun 1999 tentang .Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Usaha Tidak Sehat ("UU Monopoli") yang dilakukan oleh PT Mandala

Airlines sebagai Terlapor IV. Sebelum Majelis Komisi menilai,

menyimpulkan, dan memutuskan perkara, berikut disampaikan

pembelaan kami, adapun garis besar pembelaan yang hendak kami

ajukan sebagai Terlapor IV, kami sampaikan sebagai berikut; -------------

34.1.1 Bahwa dugaan yang menyatakan Terlapor IV telah

melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 dengan cara

membuat perjanjian untuk menetapkan harga Fuel

Surcharge adalah TIDAK BENAR. Kebijakan Terlapor IV

dalam melakukan perubahan komponen harga Fuel Surcharge

sesuai dengan harga avtur bukan merupakan hasil perjanjian

dengan maskapai penerbangan lainnya, melainkan rnerupakan

hal yang telah diketahui oleh Pernerintah (dalam hal ini

Departemen Perhubungan), serta telah sesuai dengan ketentuan

yang berlaku’-----------------------------------------------------------

34.1.2 Bahwa dugaan yang menyatakan Terlapor IV telah

melanggar Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 dengan

melakukan perbuatan curang dalam menetapkan biaya

produksi adalah tidak benar. Bahwa pergeseran harga avtur,

baik kenaikan maupun penurunan seiring perubahan harga

minyak dunia, yang berlangsung cepat dalam kurun waktu

tertentu, melemahkan efisiensi produk usaha penerbangan serta

dapat mengakibatkan kerugian biaya produksi pada maskapai

penerbangan secara nasional adalah dasar Terlapor IV dalam

menetapkan besaran Fuel Surcharge;-------------------------------

Page 216: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

216

34.2 Pendapat atau Pembelaan Terlapor IV atas Tuduhan Pelanggaran Ketentuan

Pasal 5 Undang-Undang No. 5 Tahun 1999:-------------------------------------

34.2.1 Pasal 5 Undang-undang No. 5 Tahun 1999 berbunyi:-------------------

"(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku

usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang

dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau

pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama. " ------------

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak

berlaku bagi: --------------------------------------------------------

a. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha

patungan; atau ---------------------------------

b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang

berlaku. " ------------------------------------------------------

34.2.2 Bahwa menurut KPPU, sehubungan dengan Pasal 5 UU Monopoli

tersebut Terlapor IV diduga telah membuat perjanjian dengan

pelaku usaha pesaing (maskapai penerbangan domestik lainnya)

untuk menetapkan harga atas Fuel Surcharge (price fixing) sebagai

komponen dalam biaya tiket perjalanan pesawat; ---------------------

34.2.3 Bahwa Terlapor IV tidak pemah membuat perjanjian dalam bentuk

apapun dengan Maskapai penerbangan lainnya untuk menetapkan

harga Fuel Surcharge, sehingga tuduhan pelanggaran Terlapor IV

terhadap Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 adalah tidak benar. Rapat-

Rapat Maskapai Penerbangan dengan INACA bukan bentuk Kartel

dan tidak menghasilkan Perjanjian Apapun;----------------------------

34.2.4 Bahwa dalam Laporan bagian IV Analisis angka 54 halaman 68,

KPPU menyebutkan "bahwa penetapan Fuel Surcharge sebesar

Rp. 20.000 (dua puluh ribu) pada tanggal 10 Mei 2006, meskipun

telah dilakukan sesuai prosedur dan dengan sepengetahuan

Menteri Perhubungan cq Dirjen Perhubungan Udara, Tim

Pemeriksa menilai hal tersebut merupakan suatu bentuk kartel

yang dilakukan oleh maskapai penerbangan melalui wadah INACA

Page 217: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

217

sebagaimana diuraikan dalam angka 3.2. tentang Kronologis

Pemberlakuan Fuel Surcharge"; ----------------------------------------

34.2.5 Bahwa selama ini telah dilakukan serangkaian rapat bersama INACA

dengan perusahaan maskapai penerbangan di Indonesia dan juga

diikuti oleh unsur dari Departemen Perhubungan dimana INACA

(Indonesia National Air Carriers Association) sebagai Asosiasi

Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia merupakan satu-

satunya wadah usaha dalam industri penerbangan nasional dan

sebagai mitra kerja pemerintah; -----------------------------------------

34.2.6 Bahwa adapun kehadiran Terlapor IV dalam rapat yang diadakan

oleh INACA adalah semata sebagai anggota dari INACA, yang

melaksanakan hak dan kewajibannya sebagai salah satu maskapai

yang tergabung sebagai anggota INACA, sebagai satu-satunya

wadah organisasi penerbangan nasional;--------------------------------

34.2.7 Bahwa rangkaian rapat tersebut bukan merupakan perbuatan yang

mengindikasikan suatu bentuk kartel yang dilakukan oleh maskapai

penerbangan melalui wadah INACA sebagaimana disebutkan

dalam Laporan KPPU di atas, melainkan merupakan rapat biasa

yang dilakukan sebagai bentuk koordinasi atas berbagai hal antara

maskapai penerbangan Anggota INACA dengan INACA; ----------

34.2.8 Bahwa dalam salah satu rapat pada tanggal 5 Februari 2008 tentang

Pengenaan Fuel Surcharge, tercatat dalam notulensi bahwa INACA

menyatakan bahwa Fuel Surcharge diterapkan untuk mengatasi

melonjaknya harga avtur dunia. Dalam beberapa rapat mengenai

Fuel Surcharge, disampaikan bahwa untuk penerapan dan besaran

Fuel Surcharge diserahkan kembali kepada masing-masing

perusahaan penerbangan nasional Anggota INACA; -----------------

34.2.9 Bahwa dengan demikian jelas, rapat-rapat yang dilakukan bersama

INACA merupakan rapat biasa yang dilakukan terhadap semua hal

dan permasalahan dalam penerbangan yang di dalamnnya juga

membahas mengenai Fuel Surcharge, namun bukan merupakan

bentuk kartel untuk menetapkan besaran Fuel Surcharge; -----------

Page 218: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

218

34.2.10 Bahwa lebih jauh sebagaimana dinyatakan oleh KPPU, serangkaian

rapat tersebut telah dilakukan sesuai prosedur dan dengan

sepengetahuan Menteri Perhubungan c.q. Dirjen Perhubungan

Udara, sehingga dengan demikian rapat yang bersifat terbuka dan

diketahui oleh unsur pemerintah jelas menunjukkan bahwa tidak

ada dan tidak pernah terjadi kartel ataupun tindakan melanggar

hukum lainnya yang dilakukan oleh maskapai penerbangan secara

bersama-sama; -------------------------------------------------------------

34.2.11 Tidak ada perjanjian yang dibuat oleh Terlapor IV bersama

maskapai penerbangan lainnya untuk menetapkan besaran Fuel

Surcharge; ------------------------------------------------------------------

34.2.12 Bahwa sebelum diserahkan kepada masing-masing maskapai

penerbangan, penetapan besaran Fuel Surcharge didasarkan atas

surat izin yang dikeluarkan Departemen Perhubungan atas

permohonan dari INACA sehingga kemudian dimunculkan angka

Rp. 20.000,- pada tanggal 10 Mei 2006; --------------------------------

34.2.13 Bahwa alasan-alasan munculnya usulan mengenai pengenaan Fuel

Surcharge telah sesuai dengan bukti surat permohonan yaitu (i)

Surat No. INC-1001/A/16/X/2004 tentang Permohonan Pengenaan

Surcharge Atas Kenaikan Harga BBM Penerbangan tertanggal 22

Oktober 2004; (ii). Surat No. INC-1001/A/28/V/2005 tentang

Kelangsungan Usaha Perusahaan Penerbangan Nasional tertanggal

12 Mei 2005; Surat No. INC-1001/A/31/VI/2005 tentang Usulan

Pengenaan Fuel Surcharge tertanggal 7 Juni 2005; Surat No.INC-

1001/A/39/X/2005 tentang Permohon.an !zin Pengenaan Fuel

Surcharge atas Kenaikan Harga BBM tertanggal 11 Oktober 2005;

34.2.14 Bahwa dengan demikian hal ini telah sesuai dengan ketentuan

dalam Pasal 1 ayat (3) Kepmenhub KM No.9 Tahun 2002 tentang

Tarif Penumpang Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri

Kelas Ekonomi; ------------------------------------------------------------

34.2.15 Bahwa kemudian, berdasarkan usul KPPU kepada INACA dan

Departemen Perhubungan, akhirnya penetapan besaran Fuel

Page 219: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

219

Surcharge diserahkan kembali kepada masing-masing maskapai

penerbangan; ---------------------------------------------------------------

34.2.16 Bahwa dalam Bab Kedua Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPerdata) tentang Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari

kontrak atau perjanjian, dinyatakan dengan tegas tentang

pengertian perjanjian berdasarkan Pasal 1313 KUHPerdata, yaitu:

"Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang

atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau

lebih." (KUHPerdata, Prof R. Subeki, S.H., cetakan ke-38, 2007)

34.2.17 Bahwa berdasarkan Pasal 1 Angka 7 UU Monopoli, yang dimaksud

dengan "perjanjian" adalah: "Perjanjian adalah suatu perbuatan

satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu

atau lebih usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun

tidak tertulis. " -------------------------------------------------------------

34.2.18 Bahwa berdasarkan pengertian-pengertian dari perjanjian tersebut

di atas, tidak ada perjanjian ataupun kesepakatan atau tindakan

mengikatkan diri dalam bentuk apapu yang dibuat dari pelaksanaan

rapat-rapat tersebut, termasuk price signalling ataupun cara-cara

maupun bentuk lainnya yang dapat dipersamakan dengan suatu

perjanjian antara Terlapor IV bersama maskapai penerbangan

lainnya dalam menetapkan besaran Fuel Surcharge; ----------------------

34.3 Pendapat atau Pembelaan atas Tuduhan Pelanggaran Ketentuan Pasal 21

Undang-Undang No. 5 Tahun 1999:-----------------------------------------------

34.3.1 Bahwa Pasal 21 Undang-undang No 5 Tahun 1999 berbunyi: --------

"Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam menetapkan

biaya produksi dan biaya lainnya yang menjadi bagian dari

komponen harga barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan

terjadinya persaingan usaha tidak sehat."------------------------------

34.3.2 Bahwa terhadap Pasal 21 ini, Terlapor IV diduga melakukan

kecurangan dalam menetapkan biaya produksi, dengan asumsi

pergerakan selisih avtur aktual dan basis tidak selaras dengan

perubahan harga Fuel Surcharge yang diterapkan sebagai

Page 220: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

220

komponen tiket perjalanan pesawat yang harus dibayar oleh

penumpang; -----------------------------------------------------------------

34.3.3 Penetapan besaran Fuel Surcharge oleh Terlapor IV adalah untuk

mengantisipasi fluktuasi instan kenaikan harga avtur; ----------------

34.3.4 Bahwa Fuel Surcharge adalah tambahan biaya yang dikenakan oleh

perusahaan penerbangan karena harga avtur di lapangan melebihi

harga avtur pada perhitungan pokok; ---------------------------------

34.3.5 Bahwa berdasarkan pada Risalah Rapat tentang Pengenaan Fuel

Surcharge tanggal 5 Februari 2008, yang menjadi alasan

perusahaan menerapkan Fuel Surcharge adalah sebagai berikut:

a. Karena biaya/harga avtur tinggi; ----------------------------

b. ApabiIa harga jual tiket dinaikkan, berdampak

menurunnya kemampuan bersaing terhadap kompetitor;

c. Kenaikan harga avtur tidak dapat diimbangi dengan

pengorbanan menurunkan tingkat profit;-------------------

d. Penerapan Fuel Surcharge dengan tidak menaikkan tarif

dianggap solusi yang terbaik; --------------------------------

34.3.6 Bahwa selanjutnya dalam kesaksian Bapak Tri Sunoko selaku

Direktur Angkutan Udara dalam Sidang Pemeriksaan

Lanjutan oleh KPPU (Risalah Keterangan Saksi), telah

dinyatakan bahwa Dirjen Angkutan Udara tidak menetapkan

formula tarif berdasarkan pergerakan harga fuel. Hal ini

dikarenakan adanya kesulitan yakni harga fuel yang tidak bisa

diprediksi. Hal ini dikuatkan dengan adanya Rapat Anggota

dan Pengurus INACA tanggal 30 Mei 2006 yang pada intinya

menyimpulkan penerapan dan besaran Fuel Surcharge

diserahkan kembali kepada masing-masing perusahaan

penerbangan nasional anggota INACA; --------------------------

34.3.7 Bahwa pergeseran harga avtur tidak mampu diantisipasi oleh

Pemerintah, sehingga pada akhirnya menyerahkan kepada

masing-masing maskapai domestik perihal penerapan Fuel

Surcharge. Oleh karena itu berdasarkan kesimpulan dalam

Page 221: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

221

rapat tersebut di atas, sebagai maskapai yang menjalankan

bisnis dalam industri penerbangan, Terlapor IV perlu

melakukan upaya yang cukup untuk mengatasi sendiri

kesulitan akibat perubahan harga avtur yang tidak menentu

tersebut, sambil menghindari potensi kerugian (potential

loss) yang lebih besar lagi pada perusahaan; --------------------

34.3.8 Bahwa dalam bukti Tabel Pergeseran Avtur (Tabel 47 Laporan

Hasil Pemeriksaan Lanjutan), KPPU telah melihat bahwa

Terlapor IV pun melakukan upaya penurunan harga Fuel

Surcharge, seiring ketika terjadi penurunan avtur pada

periode Agustus 2008 sampai Februari 2009. Hal ini menjadi

bukti bahwa Terlapor memang bertindak secara hati-hati

dalain menerapkan ketentuan harga Fuel Surcharge, serta

dilakukan dengan pertimbangan dan perhitungan bisnis,

supaya akhirnya tidak menyebabkan kerugian; -----------------

34.3.9 Pergeseran harga avtur seiring dengan harga minyak dunia

mengalami kenaikan dan penurunan secara tidak pasti,

sedangkan harga tiket pesawat seringkali sudah dijual jauh-

jauh hari sebelum hari keberangkatan atau jam penerbangan,

sehingga apabila harga Fuel Surcharge, yang menjadi

komponen harga tiket disesuaikan dengan kenaikan ataupun

penurunan harga avtur setiap waktu, maka selain dapat

berakibat melemahkan efisiensi produk usaha dalam

menetapkan harga jual hal tersebut juga dapat menyebabkan

potensi kerugian usaha apabila terjadi hal berikut, maskapai

menurunkan harga Fuel Surcharge namun kemudian terjadi

kenaikan harga avtur dengan kondisi tiket pesawat telah

habis terjual jauh-jauh hari dengan harga yang telah

diturunkan. Maka hal ini secara jelas akan mengakibatkan

kerugian besar pada maskapai. Hal ini juga diperkuat oleh

keterangan dari Pihak Pertamina yang menyatakan bahwa

penjualan avtur dikeluarkan dalam kurun waktu 2 (dua)

Page 222: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

222

minggu sekali. Sehingga, apabila terjadi kenaikan atau

penurunan harga avtur, secara tidak langsung sulit pula untuk

diketahui secara cepat, tepat, dan pasti oleh pihak maskapai

sebagai konsumen avtur. Dengan demikian, strategi

pertimbangan secara bisnis agar tidak merugi dalam hal ini,

patut untuk diperkirakan oleh maskapai secara matang; --------

34.3.10 Penetapan Besaran Fuel Surcharge oleh Terlapor IV tidak

bertujuan untuk mengambil keuntungan; --------------------------

34.3.11 Bahwa penetapan besaran Fuel Surcharge oleh Terlapor IV

tidak bertujuan untuk mengambil keuntungan melainkan

semata-mata sebagai antisipasi terhadap fluktuasi kenaikan

harga avtur yang tidak menentu; ------------------------------------

34.3.12 Pada uji korelasi Tabel 33, 34, dan 35 (Laporan Hasil

Pemeriksan Lanjutan KPPU) memang terjadi hubungan linier

yang positif. Hal ini dikarenakan bahwa kenaikan harga fuel

berlaku sama pada semua airlines dan pada periode yang

sama. Hal ini secara umum membuat harga fuel yang

dikeluarkan semua airlines pada struktur biaya "beban avtur"

perusahaan sama;------------------------------------------------------

34.3.13 Bahwa pada uji Bartlett, dan Levene Test seperti pada grafik

41, 42, dan 43, pada periode I bulan Mei 2006 - Maret 2008

(Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan), KPPU telah

menyatakan terdapat variasi yang sama dari seluruh maskapai

yang diuji. Hal ini dikarenakan belum adanya metode zoning

yang diberlakukan sampai pada Februari 2008. Dengan

demikian Fuel Surcharge yang bisa di implementasikan

adalah satu jenis perhitungan Fuel Surcharge. Jadi,

perhitungan fuel surcharge yang dikenakan kepada

penumpang oleh maskapai penerbangan pada dasarnya tidak

bisa diperlakukan sama seperti pada biaya yang harus

dikeluarkan maskapai (Fuel Surcharge yang dikenakan kepada

penumpang jauh lebih rendah dari pada yang harus

Page 223: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

223

dikeluarkan airlines). Maskapai dalam hal ini harus

mempertimbangkan Fuel Surcharge yang dikenakan

berdasarkan pada daya beli masyarakat yang ada pada saat itu,

dan pertimbangan harga supaya lebih kompetitif. Bahwa

setelah diberlakukan metode zoning, terdapat perbedaan varian

yang telah dibuktikan sendiri oleh KPPU dengan uji yang

sama pada periode II (April 2008 - Desember 2009);------------

34.3.14 Mandala secara jelas menolak atas tuduhan telah melakukan

kartel dikarenakan kartel dalam hal ini dimaksudkan untuk

memperoleh keuntungan tertentu; ----------------------------------

34.3.15 Dengan demikian, tidak terdapat hal yang membuktikan

bahwa Terlapor IV mengambil keuntungan dari penetapan

harga Fuel Surcharge ini, melainkan penetapan adanya Fuel

Surcharge dalam hal ini hanyalah sebagai komponen yang

ditambahkan ke dalam harga tiket, dengan sepengetahuan dari

INACA dan Pemerintah, dalam hal ini Departemen

Perhubungan; ----------------------------------------------------------

34.3.16 Terlapor IV dengan demikian tidak terbukti telah curang

dalam menetapkan biaya tiket sehingga menyebabkan

persaingan usaha tidak sehat, oleh karena Terlapor IV

melakukan upaya perhitungan secara pertimbangan bisnis

semata, yang lazim dilakukan oleh perusahaan transportasi

udara. Selain itu, hal ini juga tidak menyebabkan persaingan

usaha tidak sehat oleh karena seluruh maskapai penerbangan

domestik melakukan upaya penghitungan masing-masing

menurut pertimbangan secara bisnis. Hal ini mengingat

Airlines Nasional merupakan salah satu tulang punggung

perekonomian nasional, serta tidak adanya peraturan baku

yang mengatur formula tarif yang baku atas Fuel Surcharge,

dan mengingat Pemerintah sendiri yang menyerahkan

penerapan Fuel Surcharge kepada masing-masing maskapai,

Page 224: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

224

dalam mengatasi perubahan dan pergeseran harga avtur yang

tidak dapat diprediksi; ------------------------------------------------

34.4 Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan di atas, mohon agar

Majelis Komisi yang terhormat memutuskan bahwa Terlapor IV; -------

34.4.1 Tidak terbukti melakukan kartel dengan cara menetapkan harga

produksi (price fixing); ----------------------------------------------------------

34.4.2 Tidak terbukti melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya

produksi dan biaya lain yang mengakibatkan terjadinya

persaingan usaha tidak sehat; ----------------------------------------

35. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor V, PT Riau Airlines menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide bukti

C14.5);-----------------------------------------------------------------------------------------

35.1 Bahwa RAL diduga menggunakan pendapatan dari fuel surcharge bukan

hanya untuk menutup selisih kenaikan harga avtur dari harga basis pada

tahun 2002 melainkan menggunakan fuel surcharge sebagai pendapatan

untuk menutupi biaya operasional selain avtur; ----------------------------------

35.2 Dugaan kesepakatan tertulis Para Terlapor adalah oleh karena keterkaitannya

dengan keanggotaan terlapor di INACA, maka dapat kami sampaikan

bahwa PT. Riau Airlines resmi menjadi anggota INACA adalah sejak 1

April 2009, sehingga dengan demikian tuduhan akan dugaan pelanggaran

terhadap UU No. 5 tahun 1999 khususnya Pasal 5, adalah tidak benar; ------

35.3 Bahwa dugaan penetapan harga dapat kami sampaikan dengan menunjuk

butir 4.3 "Tentang Dugaan Penetapan Harga" Salinan Laporan Hasil

Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 butir (28) jelas

dituliskan pada alinea terakhirnya : Untuk komponen fuel surcharge sendiri,

terdapat 2 (dua) terlapor yang saat perkara ini dilaksanakan sudah tidak

memberlakukan fuel surcharge yaitu PT. Riau Airlines dan PT. Indonesia

Air Asia; -------------------------------------------------------------------------------

35.4 Dengan adanya kenaikan fuel (avtur) yang sangat signifikan, dimana biaya

operasional penerbangan menjadi terpengaruh maka berdampak terhadap

harga jual tiket penumpang. Pengenaan FS memang benar merupakan

kompensasi dari kenaikan harga avtur; dimana pada tahun 2005 bulan

Page 225: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

225

Oktober; Dirjen Perhubungan Udara mengeluarkan tanggapan sesuai

dengan permintaan INACA untuk memberlakukan Fuel Surcharge dengan

syarat Fuel Surcharge tidak berlaku surut;----------------------------------------

35.5 Perhitungan harga tiket batas atas yang diatur oleh KM 9 tahun 2002 masih

menggunakan perkiraan harga fuel (avtur) sebesar rp.2.700,- per liter;

sedangkan kenaikan harga avtur nyatanya telah mencapai kurang lebih

500%. Penurunan harga avtur yang terjadi masih jauh jauh dari harga batas

atas menurut KM 9 Tahun 2002; ---------------------------------------------------

35.6 Dengan penjelasan kami tersebut di atas, kami, Manajemen PT. Riau

Airlines mengharapkan Majelis Sidang KPPU dapat mempertimbangkan

beberapa hal di bawah ini:-----------------------------------------------------------

35.6.1 PT. Riau Airlines adalah perusahaan daerah yang didanai oleh

masyarakat khususnya Pulau Sumatera;-----------------------------------

35.6.2 Dampak kenaikan avtur sangat merugikan Riau Airlines, apalagi

RAL menerbangi rute-rute yang harga avturnya jauh lebih tinggi

daripada kota-kota besar. Perlu diketahui penerbangan RAL lebih

banyak menerbangi rute-rute perintis dimana kepentingan mobilitas

masyarakat baik barang maupun jasa sangat perlu dibantu; ------------

35.6.3 Dengan kondisi ketidaksediaan avtur di daerah-daerah yang

diterbangi RAL, mengakibatkan RAL harus melaksanakan refueling

'double uplift' yang mengakibatkan daya angkut penumpang menjadi

berkurang dan pendapatan atas kargo berkurang drastis. Hal ini oleh

karena limitasi penumpang yang mau tidak mau harus dilaksanakan

oleh RAL oleh karena komitmennya dalam keselamatan

penerbangan; ------------------------------------------------------------------

35.7 Kami mohon kepada Majelis Sidang KPPU dapat dengan bijaksana melihat

dan membuat kesimpulan dari keputusan atas tuduhan dugaan pelanggaran

terhadap Pasal 5 dan Pasal 21 UU.No.5 Tahun 1999 yang dialamatkan

kepada PT. Riau Airlines; -----------------------------------------------------------

35.8 Kami menolak semua tuduhan dugaan pelanggaran sebagaimana disebutkan

dalam Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 21

UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan

Page 226: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

226

Usaha Tidak Sehat terkait Penetapan Harga Fuel Surcharge dalam industri

jasa penerbangan domestik; ---------------------------------------------------------

36. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Services menyampaikan hal-hal

sebagai berikut (vide bukti C14.6); --------------------------------------------------------

36.1 Dugaan pelanggaran Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999;----------------------------

36.1.1 Bahwa PT Travel Express sebagai Terlapor 6 menyatakan tidak

pernah membuat suatu perjanjian apapun berkaitan dengan penetapan

fuel surcharge; ----------------------------------------------------------------

36.1.2 Bahwa PT Travel Express sebagai Terlapor 6 baru bergabung sebagai

anggota INACA pada tanggal 1 April 2009;------------------------------

36.1.3 Bahwa PT Travel Express sebagai Terlapor 6 menerapkan FS hanya

dalam satu zona untuk seluruh penerbangan dimana berbeda dengan

penerapan yang dilakukan oleh operator penerbangan lainnya. Dasar

penerapan fuel surcharge hanya dalam 1 (satu) zona dengan

mempertimbangkan: ---------------------------------------------------------

36.1.3.1 Perbedaan harga avtur untuk wilayah Jakarta, Makassar

dan Papua yang sangat berbeda; ------------------------------

36.1.3.2 Mayoritas operasi penerbangan dengan jarak tempuh 2

jam penerbangan; -----------------------------------------------

36.1.3.3 Mayoritas operasi penerbangan PT Travel Express di

wilayah Papua dan sekitarnya; --------------------------------

36.2 Bahwa sebagai contoh perbedaan harga avtur April 2009; ---------------------

36.2.1 Untuk periode 1-14 April 2010 harga Jakarta Rp 6.325,- Surabaya Rp

6.633, Makassar Rp 7.161, Papua Rp 7.920, dimana rata-rata

perbedaan harga Jakarta dan Surabaya 4%, Jakarta dan Makassar

13%, Jakarta dan Papua 25%; ----------------------------------------------

36.2.2 Untuk periode 15-31 April 2010 harga Jakarta Rp 6.490, Surabaya

Rp 6.787, Makassar Rp 7.315, Papua Rp 8.063 dimana rata-rata

perbedaan harga Jakarta dan Surabaya 4%, Jakarta dan Makassar

12%, Jakarta dan Papua 24%; ----------------------------------------------

36.3 Dugaan pelanggaran Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999; --------------------------

Page 227: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

227

36.3.1 Mengacu kepada Tabel 15 hal 19 mengenai tabel pangsa pasar

Terlapor tahun 2004-2008 dapat terlihat PT Travel Express sebagai

Terlapor 6 mengalami penurunan dalam pangsa pasarnya dari 1,43%

menjadi 0,72% yang berarti selama kurun waktu 4 (empat) tahun

justru mengalami penurunan pangsa pasar sebesar 0,71% akibat dari

persaingan yangada;----------------------------------------------------------

36.3.2 Mempertimbangkan bahwa PT Travel Express hanya

memperlakukan fuel surcharge dalam satu zona penerbangan 2-3

jam, maka jika dibandingkan antara Tabel 22 hal 36 Perhitungan

Fuel Surcharge berdasarkan formula Departemen Perhubungan

dengan tabel 25 pada hal 39-40. Pergerakan fuel surcharge Para

Terlapor untuk penerbangan antara 2 s/d 3 jam, maka rata-rata fuel

surcharge berdasarkan Tabel 22 adalah sebesar Rp 196.245,-

sedangkan rata-rata fuel surcharge PT Travel Express berdasarkan

Tabel 25 sebesar Rp 154.432,- sehingga terlihat bahwa perhitungan

PT Travel Express masih lebih rendah sebesar Rp 41.813,-. -----------

36.3.3 Bahwa sesuai dengan poin 3.8 hal 55 Tentang Perhitungan

Pendapatan Fuel Surcharge dalam Laporan Keuangan, maka

disampaikan bahwa fuel surcharge bukanlah merupakan pendapatan

melainkan salah satu komponen biaya tambahan yang harus

dibayarkan oleh konsumen seperti halnya dengan PPN dan IWJR; ---

36.3.4 Mengacu pada Tabel 27 Perbandingan Pendapatan Fuel Surcharge

dan Fuel Cost, kami mempertanyakan keabsahan data yang diperoleh

terhadap aktual penumpang sebagai dasar perhitungan

mempertimbangkan perbedaan yang sangat signifikan antara biaya

fuel surcharge yang diterima (FS) dan FC yang dikeluarkan lebih

dari 45% bahkan mendekati 100% dimana tidak adanya verifikasi

terhadap data penumpang tersebut; ----------------------------------------

36.3.5 Dalam kesimpulan pada hal 149 No. 5 (1) disebutkan bahwa fuel

surcharge merupakan kompensasi dari kenaikan harga avtur

(aviation turbin) yang dimasukkan ke dalam komponen tarif tiket

pesawat penerbangan yang dibebankan kepada konsumen adalah

Page 228: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

228

tidak benar karena fuel surcharge merupakan biaya tambahan diluar

tarif yang harus dibayarkan oleh konsumen seperti halnya dengan

PPN dan IWJR; ---------------------------------------------------------------

36.4 Sesuai tanggapan PT Travel Express sebagai Terlapor 6 seperti tersebut di

atas, dapat kami simpulkan bahwa; ------------------------------------------------

36.4.1 PT Travel Express sebagai Terlapor 6 tidak pernah melakukan

perjanjian dengan operator penerbangan lainnya dalam kaitan

penetapan fuel surcharge; ---------------------------------------------------

36.4.2 Bahwa penerapan fuel surcharge sebagai upaya untuk mengatasi

kenaikan harga avtur yang sudah tidak sesuai harga fuel dalam

perhitungan tarif sesuai KM 9 Tahun 2002 tentang Tarif Penumpang

Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi;----

37. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines dan Terlapor VIII, PT Wings Abadi

Airlines menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide bukti C14.7); -----------------

37.1 Bahwa Terlapor VII dan Terlapor VIII menolak keras dan keberatan atas

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan Perkara No. 25/KPPU-I/2009 yang

intinya menyatakan Terlapor VII dan Terlapor VIII diduga melanggar Pasal

5 dan 21 Undang Undang No.5 Tahun 1999;-------------------------------------

37.2 Bahwa menurut logika hukum dugaan atas pelanggaran kedua pasal tersebut

harus dibuktikan oleh Tim Pemeriksa karena Tim Pemeriksa memakai kata

"dan". Artinya, jika hanya salah satu pasal yang terbukti maka seluruh

dugaan yang ditujukan kepada Terlapor VII danTerlapor VIII menjadi tidak

memenuhi unsur dugaan dan konsekuensi yuridisnya adalah bahwa dugaan

dimaksud menjadi gugur dan tidak terbukti;--------------------------------------

37.3 Bahwa oleh karena Terlapor VII dan Terlapor VIII menolak atau

membantah dugaan Tim Pemeriksa yang ditujukan kepada Terlapor VII dan

Terlapor VIII maka menurut kaidah atau asas dalam hukum maka siapa

yang mendalilkan maka dia yang membuktikan. Oleh karena yang

mendalilkan dalam perkara ini adalah Tim Pemeriksa, maka Tim Pemeriksa

yang harus membuktikan dugaan tersebut; ---------------------------------------

Page 229: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

229

37.4 Bahwa jika dicermati Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, ternyata Tim

Pemeriksa tidak dapat membuktikan adanya dugaan pelanggaran terhadap

Pasal 5 dan Pasal 21 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1999 yang dilakukan

oleh Terlapor VII dan Terlapor VIII; ----------------------------------------------

37.5 Bahwa untuk lebih jelas Pembelaan Terlapor VII dan VIII maka mohon

Majelis KPPU membaca dengan teliti dan cermat pasal yang diduga Tim

Pemeriksa dilanggar oleh Terlapor VII dan VIII serta menghubungkan

dengan Laporan dimaksud;----------------------------------------------------------

37.6 Bahwa Pasal 5 ayat (1) Undang Undang No.5 Tahun 1999 menyatakan:

"Pelaku Usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya untuk menetapkan harga atas barang dan atau jasa yang harus

dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang

sama”; ---------------------------------------------------------------------------------

37.7 Bahwa yang dimaksud dengan "perjanjian" menurut Pasal 1 angka 7

Undang Undang No. 5 Tahun 1999 adalah: "suatu perbuatan satu atau

lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku

usaha lain dengan nama apa pun, baik tertulis mau pun tidak tertulis”; -----

37.8 Bahwa setelah Terlapor VII dan Terlapor VIII membaca dan mempelajari

dengan cermat dan teliti ternyata Tim Pemeriksa tidak dapat membuktikan

adanya perjanjian yang dimaksud. Tm Pemeriksa hanya menduga dan

membuat analisa hanya berdasar tren pergerakan prosentase kenaikan fuel

surcharge (vide Laporan Hasil Pemeriksan Lanjutan angka 61 halaman 74)

yang patut diragukan kebenarannya. Sebab Tim Pemeriksa tidak dapat

membuktikan Terlapor VII dan Terlapor VIII membuat perjanjian dengan

siapa atau Terlapor berapa? Laporan tersebut tidak menyebut secara jelas

dan rinci;-------------------------------------------------------------------------------

37.9 Bahwa Terlapor VII dan Terlapor VIII menolak keras dalil Tim Pemeriksa

yang menyatakan intinya kecenderungan yang sama pada perubahan fuel

surcharge dinilai berdasarkan perjanjian di antara Para Terlapor (vide

Laporan Hasil Pemeriksan Lanjutan huruf b halaman 83). Sebab Tim

Pemeriksa hanya "menilai" dan penilaian itu hanya berdasarkan pada

"kecenderungan yang sarna" , bukan pada "perbuatan saling mengikatkan

Page 230: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

230

diri" sebagaimana definisi tentang 'perjanjian' berdasarkan UU No.5 Tahun

1999; -----------------------------------------------------------------------------------

37.10 Bahwa Tim Pemeriksa sendiri mengakui tidak adanya perjanjian atau

kesepakatan secara tertulis diantara Para Terlapor (vide Laporan Hasil

Pemeriksan Lanjutan angka 95 halaman 82,) termasuk Terlapor VII dan

VIII. Kalau Tim Pemeriksa tidak dapat membuktikan adanya kesepakatan

tertulis di antara Para Terlapor, apa lagi yang tidak tertulis.; -------------------

37.11 Bahwa dengan demikian Terlapor VII dan VIII secara sah dan sempurna

tidak terbukti melanggar Pasal 5 UU No.5 Tahun 1999; ----------------------

37.12 Bahwa oleh karena salah satu dugaan pelanggaran yang ditujukan pada

Terlapor VII dan VIII tidak terbukti dan karenanya salah satu unsur dugaan

tidak terbukti maka dugaan pelanggaran terhadap Pasal 21 UU No.5 Tahun

1999 tidak perlu lagi dibuktikan kebenarannya dan konsekuensi yuridisnya

adalah dugaan dimaksud menjadi tidak terbukti dan gugur;--------------------

37.13 Bahwa oleh karena itu dugaan pelanggaran oleh Terlapor VII dan VIII

terhadap Pasal 5 dan 21 Undang Undang No.5 Tahun 1999 tidak terbukti

dan gugur; -----------------------------------------------------------------------------

38. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor IX, PT Metro Batavia menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide

bukti C14.8);----------------------------------------------------------------------------------

38.1 Bahwa Fuel Surcharge merupakan kompensasi dari kenaikan harga avtur

(aviation turbin) yang dimasukan ke dalam komponen tarif tiket pesawat

penerbangan yang dibebankan kepada konsumen; ------------------------------

38.2 Fuel Surcharge bertujuan untuk menutup selisih biava bahan bakar avtur

maskapai penerbangan yang diakibatkan oleh kenaikan harga avtur yang

melebihi asumsi harga avtur yang digunakan dalam perhitungan tarif batas

atas sebagaimana dimaksud dalam KM 9 T ahun 2002; ------------------------

38.3 Fakta bahwa perjanjian di antara beberapa Terlapor dan kecenderungan

kesamaan perubahan fuel surcharge yang ditetapkan oleh Para Terlapor

pada periode I (Mei 2006 sampai dengan Maret 2008) untuk zona

penerbangan dengan waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam,

tanpa adanya justifikasi ekonomi dari masingmasing Terlapor, menunjukan

Page 231: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

231

adanya perjanjian penetapan besaran fuel surcharge di antara para Terlapor

pada periode tersebut;----------------------------------------------------------------

38.4 Para Terlapor telah menetapkan biaya fuel surcharge secara curang yang

dibuktikan dengan perubahan nilai fuel surcharge para Terlapor yang tidak

sama dengan perubahan nilai harga avtur pada sejak Mei 2006 sampai

dengan Desember 2009 dan nilai fuel surcharge sejak Maret 2008 telah

melampaui tarif batas atas sebagaimana ditetapkan dalam KM No.9 Tahun

2002; -----------------------------------------------------------------------------------

38.5 Bahwa Tim Pemeriksa menyimpulkan ada bukti pelanggaran terhadap Pasal

5 dan Pasal 21 UU No.5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh PT. Garuda

Indonesia (Tbk), PT. Sriwijaya Air, PT. Merpati Nusantara Airlines

(Persero), PT. Mandala Airlines, PT. Riau Airlines, PT. Travel Express

Aviation Services, PT. Lion Mentari Airlines, PT. Wings Abadi Airlines,

PT. Metro Batavia, PT. Kartika Airlines, PT. Trigana Air Service dan PT.

Indonesia AirAsia;--------------------------------------------------------------------

38.6 Bahwa Terlapor IX dengan ini menyatakan secara tegas keberatan dan

menolak seluruh dalil-dalil dalam Salinan Laporan Hasil Pemeriksaan

Lanjutan Perkara Nomor :25/KPPU-I/2009, tentang Penetapan Harga Fuel

Surcharge dalam Industri Jasa Penerbangan Domestik. Hal mana dalam

Laporan tersebut kami, Terlapor IX dalam hal ini PT. Metro Batavia

dilaporkan melanggar pasal 5 dan pasal 21 UU No.5 Tahun 1999; -----------

Pasal 5, berbunyi : -------------------------------------------------------------------

"(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa

yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar

bersangkutan yang sama. " ---------------------------------------------------

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi:

a. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan; atau

b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku."

38.7 Adapun rumusan dugaan pelanggaran Pasal 5 dalam perkara ini adalah

sebagai berikut : Para Terlapor membuat kesepakatan untuk menetapkan

Page 232: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

232

harga fuel surcharge yang harus dibayar oleh Konsumen pada pasar

bersangkutan yang sama; -----------------------------------------------------------

38.8 Pasal 21 berbunyi: "Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam

menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya yang menjadi bagian dari

komponen harga barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan

terjadinya persaingan usaha hdak sehat." ----------------------------------------

38.9 Adapun rumusan dugaan pelanggaran pasal 21 dalam perkara ini adalah

sebagai berikut: Fuel Surcharge merupakan salah satu komponen harga

tiket yang digunakan untuk menutup selisih kenaikan harga avtur dari harga

basis pada tahun 2002. Para Terlapor diduga menggunakan pendapatan dari

fuel surcharge bukan hanya untuk menutup selisih kenaikan harga avtur

dari harga basis pada tahun 2002, melainkan menggunakan fuel surcharge

sebagai pendapatan untuk menutupi biaya operasional selain avtur; ---------

38.10 Sekali lagi Terlapor IX secara tegas menyatakan MENOLAK dan

KEBERATAN atas Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor :

25/KPPU-I/2009 tersebut di atas; --------------------------------------------------

38.11 Pada prinsipnya memang benar dalam menentukan harga tiket pesawat

Terlapor IX menjadikan fuel surcharge sebagai komponen perhitungan

harga tiket. Dalam penerapan fuel surcharge tersebut Terlapor IX memiliki

formulasi perhitungan sebagaimana telah diuraikan dalam laporan lanjutan

tersebut di atas halaman 25 tabel 16 dimana formula perhitungan harga tiket

yang dimiliki o/eh Terlapor IX adalah : basic fare + PPN + IWJR (Rp.

5.000) + FS; ---------------------------------------------------------------------------

38.12 Dengan ini Terlapor IX sangat keberatan apabila diindikasikan telah

melakukan "kartel (kesepakatan)" secara tidak langsung dengan Armada

Penerbangan lainnya berkaitan dengan menentukan fuel surcharge sebagai

komponen untuk menetukan harga tiket. Karena pada prinsipnya dalam

menentukan harga tiket adalah sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh

Pemerintah dalam hal ini Dirjen Perhubungan Udara Departemen

Perhubungan KM 8 Tahun 2002. Bahkan dalam melakukan perhitungan

Fuel Surcharge pun Terlapor IX melakukannya berdasarkan Surat

Departemen Perhubungan Nomor : AU/830/DAU.260/08, tanggal 03 Maret

Page 233: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

233

2008, hal mana terbukti dan dicatatkan dalam laporan a quo halaman 29.

Dan setiap surat dari Pemerintah tersebut Terlapor IX selalu memberikan

jawaban dan laporan. Sampai sejauh ini pihak Pemerintah i.e. Dirjen

Perhubungan Udara Departemen Perhubungan tidak memberikan keberatan

terhadap hal tersebut; ----------------------------------------------------------------

38.13 Berdasarkan hal tersebut maka maka dapat disimpulkan bahwa dalam

menentukan fuel surcharge sebagai komponen harga tiket pesawat, Terlapor

IX selalu mengikuti apa yang diinstruksikan oleh Pemerintah i.e. Dirjen

Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Jika

memang KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) "bersih keras"

menganggap bahwa itu merupakan suatu "perjanjian", maka sepatutnya

KPPU mempertimbangkan ketentuan pasal 5 ayat (2) UU No.5 Tahun 1999,

yang berbunyi : -----------------------------------------------------------------------

"(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa

yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar

bersangkutan yang sama; -----------------------------------------------------

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi:

a. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan; atau

b. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang ber/aku. "

38.14 Penafsiran "Undang-undang yang berlaku" tersebut dalam dilihat dalam

ketentuan Pasal 7 ayat (4) UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan, yang secara tegas dalam penjelasannya

dinyatakan : "Jenis peraturan perundang-undangan selain dalam ketentuan

ini, antara lain peraturan yang dikeluarkan oleh MPR dan DPR, DPD,

Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, BPK, Bank Indonesia, Menteri,

Kepala Badan, lembaga atau komisi yang setingkat yang dibentuk oleh

Undang-undang atau pemerintah atas perintah undang-undang, DPRD

Provinsi, Gubernur, DPRD Kabupaten/Kota, Bupati Walikota, Kepala Desa

atau yang setingkat";-----------------------------------------------------------------

38.15 Berdasarkan hal tersebut, maka disimpulkan bahwa Terlapor IX tidak

melakukan pelanggaran terhadap Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999, karena

Page 234: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

234

dalam menentukan fuel surcharge sebagai komponen harga tiket pesawat,

Terlapor IX selalu mengikuti apa yang diinstruksikan oleh Pemerintah i.e.

Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan Republik Indonesia; -

38.16 Selain itu jika KPPU menganggap bahwa persekongkolan itu terjadi karena

ada beberapa pertemuan para Air Lines termasuk Terlapor IX yang

difasilitasi oleh INACA untuk menentukan formulasi menentukan harga

tiket yang memasukan formula perhitungan fuel surcharge (Iihat Laporan a

quo halaman 83), adalah sangat tidak benar dan tidak mendasar. Karena

pertemuan INACA tersebut juga merupakan pelaksanaan dari Surat Ditjen

Perhubungan Udara Ref. Nomor : AU/2563IDAU-0857/06, tanggal 9 Mei

2006, dimana pemerintah menyampaikan hal-hal sebagai berikut : ----------

38.16.1 Pengenaan fuel surcharge tersebut tidak diberlakukan kepada

calon penumpang yang sudah melakukan transaksi pembelian

tiket; -----------------------------------------------------------------------

38.16.2 INACA harus mempunyai patokan harga avtur sebagai dasar

perhitungan besaran fuel surcharge dan tata cara mekanisme

penerapan fuel surcharge; ----------------------------------------------

38.16.3 Pengenaan fuel surcharge disarankan diberlakukan pada seluruh

perusahaan angkutan udara niaga berjadwal dan sepenuhnya

merupakan tanggung jawab perusahaan yang bersangkutan; ------

38.16.4 Perusahaan angkutan udara niaga berjadwal yang menerapkan

fuel surcharge agar dapat melaksanakan dengan cermat dan

seksama dalam memberikan pemahaman kepada calon

penumpang supaya tidak menimbulkan permasalahan di

lapangan; ------------------------------------------------------------------

38.16.5 INACA sebagai asosiasi perusahaan angkutan udara niaga harus

mampu melakukan pengawasan terhadap pemberlakuan fuel

surcharge tersebut; ------------------------------------------------------

38.17 Berdasarkan hal tersebut sangat jelas bahwa pertemuan-pertemuan INACA

dengan para Air Lines bukan dalam rangka membuat suatu perjanjian yang

menurut KPPU adalah "Kartel". Akan tetapi sebagai suatu pelaksanaan dari

Surat Ditjen Perhubungan Udara Ref. Nomor : AU/2563IDAU-0857/06,

Page 235: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

235

tanggal 9 Mei 2006, dimana INACA memiliki fungsi pengawasan terhadap

para Air Lines dalam menentukan harga avtur; ----------------------------------

38.18 Berdasarkan hal tersebut, maka Telapor IX kembali menegaskan bahwa

Terlapor IX tidak melakukan pelanggaran terhadap pasal 5 UU No.5 Tahun

1999, karena dalam menentukan fuel surcharge sebagai komponen harga

tiket pesawat, Terlapor IX selalu mengikuti apa yang diinstruksikan oleh

Pemerintah i.c. Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan

Republik Indonesia; -----------------------------------------------------------------

38.19 Berkaitan dengan dalil laporan a quo yang menyatakan bahwa menetapkan

biaya fuel surcharge secara curang yang dibuktikan dengan perubahan nilai

fuel surcharge para Terlapor yang tidak sama dengan perubahan nilai harga

avtur pada sejak Mei 2006 sampai dengan Desember 2009 dan nilai fuel

surcharge sejak Maret 2008 telah melampaui tarif batas atas sebagaimana

ditetapkan dalam KM No.9 Tahun 2002. Berdasarkan hal tersebut Terlapor

IX dinyatakan melakukan pelanggaran terhadap Pasal 21 UU No.5 Tahun

1999; -----------------------------------------------------------------------------------

38.20 Terhadap hal tersebut Terlapor IX sangat keberatan, karena apa yang

dilakukan oleh Terlapor IX dalam menentukan fuel surcharge sebagai

komponen harga tiket pesawat, Terlapor IX selalu mengikuti apa yang

diinstruksikan oleh Pemerintah i.e. Dirjen Perhubungan Udara Departemen

Perhubungan Republik Indonesia. Sebagaimana, telah diuraikan di atas,

sehingga hal tersebut tidak patut secara hukum dinyatakan sebagai suatu

kegiatan melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan

biaya lainnya yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau

jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat; ----

38.21 Berdasarkan uraian-uraian diatas maka Termohon IX dengan ini

menyatakan bahwa Termohon IX tidak melakukan pelanggaran terhadap

ketentuan Pasal 5 dan Pasal 21 UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan

Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat; -------------------------

39. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor X, PT Kartika Airlines menyampaikan hal-hal sebagai berikut (vide

bukti C14.9);----------------------------------------------------------------------------------

Page 236: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

236

39.1 Bahwa terkait dugaan pelanggaran Pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 1999, PT

Kartika Airlines yang terindikasi melakukan kesepakatan untuk menetapkan

harga fuel surcharge yang harus dibayar oleh konsumen pada pasar

bersangkutan yang sama. Dengan ini menyatakan bahwa PT Kartika

Airlines tidak pernah melakukan kesepakatan dengan airlines lain;-----------

39.2 Bahwa terkait dugaan pelanggaran Pasal 21 UU Nomor 5 Tahun 1999, PT

Kartika Airlines yang terindikasi melakukan penggunaan pendapatan fuel

surcharge tidak hanya untuk menutup selisih kenaikan harga avtur akan

tetapi digunakan juga untuk menutupi biaya operasional selain avtur.

Dengan ini menyatakan bahwa PT Kartika Airlines tidak pernah

menggunakan fuel surcharge untuk kepentingan lain selain untuk biaya

avtur; -----------------------------------------------------------------------------------

39.3 PT Kartika Airlines menolak tuduhan melanggar pasal tersebut di atas, dan

memohon pada majelis hakim untuk membebaskan PT Kartika Airlines dari

segala tuntutan berkenaan dengan pasal di atas;----------------------------------

40. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor XII, PT Trigana Air Service menyampaikan hal-hal sebagai berikut

(vide bukti C14.10); -------------------------------------------------------------------------

40.1 Pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 1999; ------------------------------------------------

Bahwa dalam beberapa kali pemeriksaan tidak terdapat ataupun terbukti

bahwa kami telah membuat perjanjian dengan pesaing kami dalam

menentukan besaran harga tiket pesawat. Bila terdapat adanya kemiripan

harga tiket pada rute yang sama dengan pesaing, maka hal tersebut

dikarenakan semua komponen biaya operasi dari type pesawat yang sama

serta menerbangi rute yang sama, dipastikan total biaya operasi juga

hampir sama. Sebagai contoh kami sajikan komponen biaya terbesar dari

pengoperasian pesawat; ------------------------------------------------------------

No Komponen Biaya Keterangan

1. Perawatan

Pesawat

Setiap pesawat mempunyai panduan perawatan

yang dibuat oleh pabrik serta disyahkan oleh

Dinas Kelaikan Udara ( DKU ) dari pabrik

tersebut berada, serta oleh DKU dimana pesawat

Page 237: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

237

tersebut dioperasikan.

Dapat dipastikan biaya perawatan pesawat yang

satu type dari pabrik yang sama maka besaran

biayanya adalah sama atau hampir sama

tergantung dari tingkat efisiensi serta permodalan

dari setiap operatornya.

2. Asuransi Besaran asuransi pesawat, dipengaruhi oleh

jumlah armada setiap operator dan umur pesawat

itu sendiri,

Para operator yang besar dan mengoperasikan

pesawat baru tentunya mempunyai biaya untuk

asuransi lebih kecil dari pada operator yang

mengoperasikan pesawat berumur.

Tapi perbedaan ini juga terkoreksi dengan

jumlah modal yang dikeluarkan untuk membeli

pesawat baru.

3. Bahan Bakar Supplier bahan bakar untuk pesawat terbang di

Indonesia hanya dilakukan oleh Pertamina.

Harga yang ditetapkan oleh Pertamina adalah

sama untuk setiap Operator. Perbedaan harga

terjadi (semakin mahal) pada daerah di luar Jawa

dan Sumatera. Semakin jauh dari Jawa dan

Sumatera, harga bahan bakar semakin mahal.

Dengan hal ini maka biaya bahan bakar untuk

operasi pesawat pad a type dan rute yang sama

adalah sama.

40.2 Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999;----------------------------------------------------

40.2.1 Seperti yang telah kami sampaikan dalam beberapa kali pemeriksaan

terdahulu, bahwa semua komponen biaya produksi atau

pengoperasian pesawat sudah tercantum secara resmi dalam

Keputusan Menteri Perhubungan KM 8/2001;-----------------------

Page 238: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

238

40.2.2 Dalam KM 8/2001 tersebut tercantum secara detail semua komponen

biaya operasional pesawat terbang yang terdiri dari kategori

pesawat Jet dan Non Jet; ------------------------------------------------

40.2.3 Departemen Perhubungan telah mengeluarkan KM 9/2002 yang

menentukan maksimum besaran harga tiket untuk setiap rute

berdasarkan jarak tempuh. Hal ini adalah untuk mencegah

terjadinya kecurangan dalam menetapkan biaya produksi oleh

operator pesawat yang dapat merugikan masyarakat;---------------

40.2.4 Untuk menghindari persaingan tidak sehat antar operator maka

Departemen Perhubungan telah mengeluarkan KM 36/2005 yang

menentukan tarif referensi atau Batas Bawah; -----------------------

40.2.5 Bila ada operator yang menjual tiket dibawah tarif referensi, maka

kepada operator tersebut akan dilakukan Audit oleh Departemen

Perhubungan untuk menjamin tidak ada biaya yang terkurangi

dalam hal keselamatan penerbangan seperti perawatan pesawat,

training pilot dan teknisi; -----------------------------------------------

40.2.6 Dengan penjelasan di atas, tidak mungkin kami sebagai operator

pesawat melakukan penggelembungan biaya produksi, karena

tarif batas atas sudah ditentukan oleh Menteri Perhubungan, serta

tidak mungkin pula kami melakukan reduksi pada biaya

operasional karena tarif referensi batas bawah juga sudah

ditentukan oleh Menteri Perhubungan; -------------------------------

40.2.7 Jadi tidak ada pembuktian adanya pelanggaran dalam Pasal 21 UU

No.5/1999; ----------------------------------------------------------------

40.3 Penetapan Harga Tiket Trigana Air; -----------------------------------------------

40.3.1 Dalam KM 9/2002 serta KM 36/2005 maka perhitungan biaya

produksi oleh Departemen Perhubungan sebagai landasan

ketetapan tarif batas atas dan tarif referensi adalah dengan

menggunakan formula kategori pesawat jet; -------------------------

40.3.2 Kami sudah menjelaskan kepada Tim Pemeriksa bahwa Trigana Air

sebagai perusahaan penerbangan yang hanya mengoperasikan

pesawat propeller (Non Jet) sangat dirugikan dengan KM 9/2002

Page 239: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

239

dan KM 36/2005 tersebut. Karena pada dasarnya biaya

pengoperasian pesawat propeller lebih tinggi daripada pesawat

jet. Secara detail juga telah kami jelaskan kepada Tim Pemeriksa

mengenai kekhususan pengoperasian dari pesawat propeller; -----

40.3.3 Kenyataan yang terjadi ini telah beberapa kali kami sampaikan

kepada Departemen Perhubungan melalui Direktorat Jenderal

Perhubungan Udara; -----------------------------------------------------

40.3.4 Mulai tahun 2008, Departemen Perhubungan telah melakukan

evaluasi kembali terhadap ketentuan tarif yang diberlakukan

dalam KM 9/2002 dan KM 36/2005;----------------------------------

40.3.5 Terakhir telah keluar Keputusan Menteri Perhubungan KM 26/2010

tanggal 14 April 2010 yang merevisi KM sebelumnya tentang

tarif pesawat terbang;----------------------------------------------------

40.3.6 Di dalam KM 26/2010 ini sudah digunakan 2 kategori yaitu untuk

pesawat jet dan pesawat propeller (non jet); -------------------------

40.3.7 Kami lampirkan KM 26/2010 sebagai bahan analisa yang baru,

karena untuk KM 8/2002 ; KM 9/2002 dan KM 36/2005, kami

yakin Tim Pemeriksa telah memilikinya;-----------------------------

40.3.8 Sebagai gambaran bahwa dengan keluarnya KM 26/2010 ini, maka

hambatan operasional kami untuk mendapatkan peraturan harga

tiket yang tidak merugikan sebagai operator pesawat propeller

telah terakomodir. -------------------------------------------------------

Rute Tarif Dalam

KM 9/2002 KM 36/2005 KM 26/2010

Ambon - Langgur Rp 653.000,- Rp 256.000,- Rp 1.447.000,-

Nabire - Enarotali Rp 190.000,- Rp 126.000,- Rp 419.000,-

Jayapura - Nabire Rp 611.000,- Rp 246.000,- Rp 1.347.000,-

Nunukan - Tarakan Rp 183.000,- Rp 121.000,- Rp 403.000,-

40.3.9 Berdasarkan ilustrasi di atas dapat menggambarkan bagaimana

tingkat kesulitan dalam mempertahankan bisnis kami. Tanpa

adanya kenaikan harga fuel, maka dengan maksimum harga tiket

Page 240: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

240

seperti yang diatur dalam KM 9/2002, masih tidak dapat

menutupi biaya operasional pesawat propeller yang kami

operasikan. Keluhan yang telah kami sampaikan sejak keluarnya

KM 9/2002, baru dapat terjawab oleh Menteri Perhubungan pada

tahun 2010 melalui KM 26/2010;--------------------------------------

40.3.10Pengenaan Fuel Surcharge yang oleh setiap perusahaan baik di

Indonesia maupun di Luar Negeri karena terjadinya fluktuasi

harga bahan bakar, ternyata juga telah memberikan kesulitan

kepada kami seperti apa yang dituduhkan kepada kami dalam

Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan Perkara No. 25/KPPU-

I/2009; ---------------------------------------------------------------------

40.3.11Dengan segala kendala yang kami hadapi di atas, kami masih harus

menghadapi persaingan yang sangat keras dengan pesaing kami

baik perusahaan asing karena sudah berlakunya Open Sky Policy

perdagangan bebas maupun perusahaan domestik lainnya;

40.3.12Dari penjelasan dan tanggapan kami di atas, yang kami sampaikan

dalam bahasa yang mudah dimengerti tanpa grafik, teori, atau

tabel yang ilmiah, maka dengan segala kerendahan hati, kami

memohon kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha agar

membebaskan kami PT. Trigana AirService sebagai pihak

Terlapor 12 dari segala tuduhan ataupun tuntutan pelanggaran

atas Pasal 5 dan 21 Undang-Undang No.5 Tahun 1999 ------------

41. Menimbang bahwa dalam Pembelaan dan Tanggapan Terlapor terhadap LHPL,

Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia menyampaikan hal-hal sebagai berikut

(vide bukti C14.11); -------------------------------------------------------------------------

41.1 Bahwa PT. Indonesia AirAsia berbeda dengan maskapai penerbangan yang

lain yang ada di Indonesia karena PT. Indonesia AirAsia memiliki

karakteristik tersendiri, yaitu;-------------------------------------------------------

41.1.1 Low Cost Carrier;------------------------------------------------------------

41.1.2 Penerbangan point to point;-------------------------------------------------

41.1.3 Bukan rute long haul;--------------------------------------------------------

Page 241: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

241

41.2 Susunan Pemegang Saham PT. Indonesia AirAsia berdasarkan perubahan

Anggaran Dasar No. 24 tanggal 20 Agustus 2008; ------------------------------

41.2.1 Pin Harris (20%);----------------------------------------------------------

41.2.2 PT. Langit Biru Nusantara (21%); --------------------------------------

41.2.3 PT. Fersindo Nusaperkasa (10%); --------------------------------------

41.2.4 AA International Limited (49%);-----------------------------------------

Merupakan koreksi untuk halaman 4 dan 18 dalam LHPL;---------------------

41.3 PT. Indonesia AirAsia tidak melanggar Pasal 5 UU No. 5 tahun 1999;-------

41.3.1 Bahwa PT. Indonesia AirAsia TIDAK ikut dalam

penandatanganan Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge tanggal

4 Mei 2006 yang dihadiri oleh anggota INACA (butir 106 halaman

59 LHPL dan butir 51 halaman 67 LHPL); ----------------------------

41.3.2 Bahwa PT. Indonesia AirAsia baru bergabung menjadi anggota

INACA pada tanggal 1 April 2009 (tabel 28 halaman 59 LHPL); --

41.3.3 Kesimpulan 1: Bahwa jelas berdasarkan bukti dan fakta yang ada,

PT. Indonesia AirAsia dapat dibuktikan tidak pernah mengadakan

kesepakatan/perjanjian dengan maskapai lain untuk menetapkan

harga Fuel Surcharge (FS). Oleh karena itu, PT. Indonesia AirAsia

tidak dapat dikatakan memenuhi unsur yang terkandung dalam

Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999;-------------------------------------------

41.4 PT. Indonesia AirAsia tidak melanggar Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999; ----

41.4.1 Bahwa FS yang diberlakukan oleh PT. Indonesia AirAsia adalah

AKIBAT dari kenaikan harga minyak dunia;--------------------------

41.4.2 Oleh karena itu, FS yang diberlakukan oleh PT. Indonesia AirAsia

pada tanggal 10 Mei 2006 adalah BUKAN untuk mencari

keuntungan / pendapatan tambahan bagi perusahaan;-----------------

41.4.3 Terdapat kekeliruan yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa dalam

pencantuman harga FS yang diterapkan oleh PT. Indonesia AirAsia

(QZ) pada Tabel 23 (halaman 37 LHPL), Tabel 24 (halaman 38

LHPL) dan Tabel 25 (halaman 39-40 LHPL) sehingga

mengakibatkan kesalahan pada Grafik 35 (halaman 52 LHPL).

Halaman selanjutnya adalah halaman koreksi untuk harga FS yang

Page 242: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

242

sebenarnya yang diterapkan oleh PT. Indonesia AirAsia masing-

masing untuk Tabel 23, 24 dan 25 beserta pergerakan FS dalam

grafiknya; -------------------------------------------------------------------

Tabel 23 (0 s/d 1 Jam)

Bulan Harga FS (QZ)

Mei 2006 – Juli 2006 20.000

Agustus 2006 30.000

September 2006 – April 2007 40.000

Mei 2007 – September 2007 50.000

Oktober 2007 – Februari 2008 80.000

Maret 2008 – April 2008 90.000

Mei 2008 – Juni 2008 110.000

Juli 2008 – Oktober 2008 130.000

November 2009 – sekarang NIL

Grafik 35 (0 s/d 1 Jam)

TABEL 23 (0 S/D 1 JAM)

020000400006000080000

100000120000140000

May-06

Aug-06

Nov-06

Feb-07

May-07

Aug-07

Nov-07

Feb-08

May-08

Aug-08

Nov-08

Feb-09

May-09

Aug-09

Nov-09

Month

Am

ount

(ID

R)

FS QZ PRICE

Page 243: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

243

Tabel 24 (1 s/d 2 Jam)

Grafik 35 ( 1 s/d 2 Jam)

Bulan Harga FS (QZ)

Mei 2006 – Juli 2006 20.000

Agustus 2006 30.000

September 2006 – April 2007 40.000

Mei 2007 – September 2007 50.000

Oktober 2007 – Februari 2008 80.000

Maret 2008 – April 2008 90.000

Mei 2008 – Juni 2008 140.000

Juli 2008 – Oktober 2008 160.000

November 2009 – sekarang NIL

TABEL 24 (1 S/D 2 JAM)

020000400006000080000

100000120000140000160000180000

May-06

Aug-06

Nov-06

Feb-07

May-07

Aug-07

Nov-07

Feb-08

May-08

Aug-08

Nov-08

Feb-09

May-09

Aug-09

Nov-09

Month

Am

ount

(ID

R)

FS QZ PRICE

Page 244: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

244

Tabel 25 (2 s/d 3 Jam)

Bulan Harga FS (QZ)

Mei 2006 – Juli 2006 20.000

Agustus 2006 30.000

September 2006 – April 2007 40.000

Mei 2007 – September 2007 65.000

Oktober 2007 – November 2007 80.000

Desember 2007 – Februari 2008 100.000

Maret 2008 – April 2008 110.000

Mei 2008 – Juni 2008 140.000

Juli 2008 – Oktober 2008 160.000

November 2008 - sekarang NIL

Grafik 35 (2 s/d 3 Jam)

41.4.4 Bukti & Fakta: Bahwa PT Indonesia AirAsia tidak pernah

melakukan kecurangan untuk mendapatkan keuntungan/pendapatan

tambahan untuk perusahaan dalam menetapkan harga FS

sebagaimana dituduhkan oleh KPPU. Hal ini dapat dibuktikan

dengan: Harga FS yang diterapkan oleh PT Indonesia AirAsia

selalu lebih kecil dibandingkan dengan harga fuel cost yang berlaku

TABEL 25 (2 S/D 3 JAM)

020000400006000080000

100000120000140000160000180000

May-06

Aug-06

Nov-06

Feb-07

May-07

Aug-07

Nov-07

Feb-08

May-08

Aug-08

Nov-08

Feb-09

May-09

Aug-09

Nov-09

Month

Am

ount

(ID

R)

FS QZ PRICE

Page 245: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

245

untuk bulan Mei 2006 s/d Oktober 2009 (halaman 32 LHPL),

formula FS yang dirumuskan oleh Departemen Perhubungan

(halaman 36 LHPL), dan formula FS yang dirumuskan oleh KPPU

(Halaman 28 LHPL) yang dapat dibuktikan dengan grafik pada

halaman berikut. Grafik dibagi berdasarkan lamanya penerbangan;

Untuk Penerbangan 0 s/d 1 Jam

FS Price : FS PT. Indonesia AirAsia FS KPPU : FS berdasarkan rumus KPPU FS Dephub : FS yang ditetapkan Dephub

Untuk Penerbangan 1 s/d 2 Jam

PERIODE I (May 2006 - March 2008)

050000

100000150000200000250000

May-06

Jul-0

6

Sep-06

Nov-06

Jan-0

7

Mar-07

May-07

Jul-0

7

Sep-07

Nov-07

Jan-0

8

Mar-08

Month

Am

ount

(ID

R)

FS PRICEFS KPPUFS DEPHUB

PERIODE I (May 2006 - March 2008)

0

100000

200000

300000

400000

500000

May-06

Jul-0

6

Sep-06Nov-

06

Jan-07

Mar-07

May-07

Jul-0

7

Sep-07

Nov-07

Jan-08

Mar-08

Month

Am

ount

(ID

R0

FS PRICEFS KPPUFS DEPHUB

Page 246: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

246

FS Price : FS PT. Indonesia AirAsia FS KPPU : FS berdasarkan rumus KPPU FS Dephub : FS yang ditetapkan Dephub

Untuk Penerbangan 2 s/d 3 Jam

FS Price : FS PT. Indonesia AirAsia FS KPPU : FS berdasarkan rumus KPPU FS Dephub : FS yang ditetapkan Dephub

41.4.5 Mengingat bahwa Tim Pemeriksa telah keliru memasukkan data

pada tabel 23, 24 dan 25 mengenai besaran FS yang diterapkan

oleh PT. Indonesia AirAsia, maka dinyatakan bahwa telah terjadi

kekeliruan pada seluruh tabel maupun grafik yang ditujukan untuk

PT. Indonesia AirAsia pada LHPL. Oleh karena itu, seluruh tabel

maupun grafik yang ada dapat dinyatakan tidak berlaku untuk PT.

Indonesaia AirAsia dan kecenderungan untuk mengambil

keuntungan/pendapatan tambahan bagi perusahaan atas penerapan

FS tidak dapat dibuktikan; ------------------------------------------------

41.4.6 Bahwa berdasarkan bukti dan fakta yang ada, PT. Indonesia

AirAsia tidak dapat dibuktikan melakukan kecurangan dalam

PERIODE I (May 2006 - March 2008)

0100000200000300000400000500000600000700000

May-06Ju

l-06

Sep-06Nov-

06

Jan-07

Mar-07

May-07Ju

l-07

Sep-07Nov-

07

Jan-08

Mar-08

Month

Am

ount

(ID

R)

FS PRICEFS KPPUFS DEPHUB

Page 247: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

247

menerapkan FS untuk mendapatkan keuntungan/pendapatan

tambahan bagi perusahaan sehingga PT. Indonesia Air Asia dapat

dinyatakan tidak memenuhi unsur Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999;

41.4.7 Bahwa berdasarkan Kesimpulan 1 dan Kesimpulan 2 dapat kembali

kami simpulkan bahwa PT. Indonesia AirAsia dinyatakan tidak

melakukan pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun

2009, yaitu mengadakan kesepakatan/perjanjian dengan maskapai

lainnya dengan menentukan harga FS dan menerapkannya untuk

mencari keuntungan/pendapatan tambahan bagi perusahaan;--------

41.4.8 Bahwa seiring dengan menurunnya harga minyak dunia, maka PT.

Indonesia AirAsia mencabut FS sejak bulan November 2008

hingga sekarang; -----------------------------------------------------------

41.5 Bahwa kesimpulan yang disampaikan oleh KPPU pada butir 2 – 5 (halaman

149) tidak dapat dibuktikan; --------------------------------------------------------

41.6 Dari bukti dan fakta yang ada, maka PT. Indonesia AirAsia dengan ini

menyampaikan kepada Majelis Hakim KPPU untuk: ---------------------------

(1) Menolak semua dalil-dalil yang ada dalam LHPL yang menyatakan

bahwa PT. Indonesia AirAsia melanggar Pasal 5 dan Pasal 21 UU

No. 5 Tahun 1999; ---------------------------------------------------------

(2) Mengesampingkan semua bukti yang tidak benar/tidak dapat

dibuktikan; ------------------------------------------------------------------

(3) Mempertimbangkan dan menerima semua bukti dan fakta yang ada

bahwa PT. Indonesia AirAsia tidak melanggar Pasal 5 dan Pasal 21

UU No. 5 tahun 1999; -----------------------------------------------------

(4) Menyatakan bahwa PT. Indonesia AirAsia tidak melanggar Pasal 5

dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999; ------------------------------------

42. Menimbang bahwa selanjutnya Majelis Komisi menilai telah mempunyai bukti

dan penilaian yang cukup untuk mengambil keputusan;--------------------------------

-----------------------------------------------------------------------------TENTANG HUKUM

Page 248: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

248

TENTANG HUKUM

Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan (selanjutnya disebut “LHPL”),

Tanggapan/Pembelaan/Pendapat para Terlapor, BAP, surat-surat dan dokumen-

dokumen dan alat bukti lainnya dalam perkara ini, Majelis Komisi menilai,

menyimpulkan dan memutuskan perkara berdasarkan bukti yang cukup tentang telah

terjadi atau tidak terjadinya pelanggaran yang dilakukan oleh para Terlapor dalam

perkara a quo. Majelis Komisi melakukan penilaian dalam beberapa butir, yaitu: --------

1. Tentang Dugaan Pelanggaran; --------------------------------------------------------------

2. Tentang Identitas Para Terlapor; ------------------------------------------------------------

3. Tentang Hal Formil; --------------------------------------------------------------------------

4. Tentang Klarifikasi Fakta-fakta dalam LHPL; --------------------------------------------

5. Tentang Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha Pesaing; --------------------------------------

6. Tentang Pasar Bersangkutan; ---------------------------------------------------------------

7. Tentang Perjanjian; ---------------------------------------------------------------------------

8. Tentang Penetapan Harga; -------------------------------------------------------------------

9. Tentang Penetapan Biaya Secara Curang; -------------------------------------------------

10. Tentang Dampak; -----------------------------------------------------------------------------

11. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 5 UU No. 5/1999; -------------------------------------

12. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 21 UU No. 5/1999;------------------------------------

13. Tentang Kesimpulan; -------------------------------------------------------------------------

14. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus; ----------------------------

15. Tentang Perhitungan Denda;---------------------------------------------------------------

16. Tentang Perhitungan Ganti Rugi; -----------------------------------------------------------

17. Tentang Saran dan Pertimbangan kepada Pemerintah; ----------------------------------

18. Tentang Diktum Putusan dan Penutup. -----------------------------------------------------

Berikut uraian masing-masing butir sebagaimana tersebut di atas: -------------------------

1. Tentang Dugaan Pelanggaran;-------------------------------------------------------------

1.1. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa dalam LHPL pada pokoknya

menyimpulkan adanya bukti pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 21 UU No. 5

Tahun 1999 yang dilakukan oleh Para Terlapor, yaitu; -----------------------------

Page 249: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

249

1.1.1. Fuel surcharge merupakan kompensasi dari kenaikan harga avtur

(aviation turbin) yang dimasukkan ke dalam komponen tarif tiket

pesawat penerbangan yang dibebankan kepada konsumen; ---------------

1.1.2. Fuel surcharge bertujuan untuk menutup selisih biaya bahan bakar

avtur maskapai penerbangan yang diakibatkan oleh kenaikan harga

avtur yang melebihi asumsi harga avtur yang digunakan dalam

perhitungan tarif batas atas sebagaimana dimaksud dalam KM No. 9

Tahun 2002.;---------------------------------------------------------------------

1.1.3. Fakta bahwa perjanjian di antara beberapa Terlapor dan kecenderungan

kesamaan perubahan fuel surcharge yang ditetapkan oleh para Terlapor

pada Periode I (Mei 2006 sampai dengan Maret 2008) untuk zona

penerbangan dengan waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3

jam, tanpa adanya justifikasi ekonomi dari masing-masing Terlapor,

menunjukkan adanya perjanjian penetapan besaran fuel surcharge di

antara para Terlapor pada periode tersebut; ---------------------------------

1.1.4. Para Terlapor telah menetapkan biaya fuel surcharge secara curang

yang dibuktikan dengan perubahan nilai fuel surcharge para Terlapor

yang tidak sama dengan perubahan nilai harga avtur sejak Mei 2006

sampai dengan Desember 2009 dan nilai fuel surcharge sejak Maret

2008 telah melampaui tarif batas atas sebagaimana ditetapkan dalam

KM No. 9 Tahun 2002; --------------------------------------------------------

1.1.5. Bahwa Tim Pemeriksa menyimpulkan ada bukti pelanggaran terhadap

Pasal 5 dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 yang dilakukan oleh PT

Garuda Indonesia (Persero), PT Sriwijaya Air, PT Merpati Nusantara

Airlines (Persero), PT Mandala Airlines, PT Riau Airlines, PT Travel

Express Aviation Services, PT Lion Mentari Airlines, PT Wings Abadi

Airlines, PT Metro Batavia, PT Kartika Airlines, PT Trigana Air

Service dan PT Indonesia AirAsia; -------------------------------------------

1.2. Menimbang bahwa berdasarkan Pembelaan dan Tanggapan lisan dan tertulis

Para Terlapor, pada pokoknya disampaikan hal-hal sebagai berikut: -------------

Page 250: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

250

1.2.1. Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) menyampaikan bahwa

Terlapor I tidak terbukti melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999

karena Terlapor I menerapkan dan menghitung fuel surcharge secara

independen serta tidak melanggar ketentuan perundang-undangan yang

berlaku; dan Terlapor I tidak terbukti melanggar Pasal 21 UU No. 5

Tahun 1999 karena fuel surcharge bukan merupakan komponen

keuntungan Terlapor I (vide bukti C14.1); ----------------------------------

1.2.2. Terlapor II, PT Sriwijaya Air menyampaikan bahwa unsur-unsur pada

Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 tidak dapat dipenuhi dalam perkara a

quo karena fuel surcharge bukanlah harga dalam pengertian Pasal 5

UU No. 5 Tahun 1999, tidak pernah ada suatu perjanjian dalam bentuk

apapun dilakukan oleh Terlapor II, dan tidak ada keuntungan yang

didapat oleh Terlapor II dari fuel surcharge; dan unsur Pasal 21 UU

No. 5 Tahun 1999 tidak terpenuhi karena Tim Pemeriksa keliru dalam

menerapkan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 tersebut sehingga

menginvalidasi semua model-model ekonomi yang diterapkan oleh Tim

Pemeriksa (vide bukti C14.2);-------------------------------------------------

1.2.3. Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) menyampaikan

bahwa Terlapor III tidak terbukti melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun

1999 karena tidak ada bukti perjanjian di antara beberapa Terlapor; dan

Terlapor III tidak terbukti melanggar Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999

karena Terlapor III tidak melakukan kecurangan apapun dalam

penetapan fuel surcharge dan juga tidak mengambil keuntungan

apapun dari fuel surcharge (vide bukti C14.3); -----------------------------

1.2.4. Terlapor IV, PT Mandala Airlines menyampaikan bahwa dugaan yang

menyatakan Terlapor IV telah melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun

1999 dengan cara membuat perjanjian untuk menetapkan harga fuel

surcharge adalah tidak benar karena kebijakan Terlapor IV dalam

melakukan perubahan komponen harga fuel surcharge sesuai dengan

harga avtur bukan merupakan hasil perjanjian dengan maskapai

penerbangan lainnya, melainkan merupakan hal yang telah diakui oleh

Pemerintah (dalam hal ini Departemen Perhubungan), serta telah sesuai

Page 251: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

251

dengan ketentuan yang berlaku; dan dugaan yang menyatakan Terlapor

IV telah melanggar Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 dengan melakukan

perbuatan curang dalam menetapkan biaya produksi adalah tidak benar

karena Terlapor IV menetapkan fuel surcharge berdasarkan pergeseran

harga avtur, baik kenaikan maupun penurunan seiring perubahan harga

minyak dunia (vide bukti C14.4); ---------------------------------------------

1.2.5. Terlapor V, PT Riau Airlines menyatakan menolak semua tuduhan

sebagaimana disebutkan dalam Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 yaitu

pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 tentang

larangan praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat terkait

penetapan harga fuel surcharge dalam industri jasa penerbangan

domestik (vide bukti C14.5); --------------------------------------------------

1.2.6. Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Services menyatakan bahwa

Terlapor VI tidak melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 karena

Terlapor VI tidak pernah melakukan perjanjian dengan operator

penerbangan lainnya dalam kaitan penetapan fuel surcharge; dan

Terlapor VI tidak melanggar Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 karena

penerapan fuel surcharge merupakan upaya untuk mengatasi kenaikan

harga avtur yang sudah tidak sesuai harga fuel dalam perhitungan tarif

sesuai KM No. 9 Tahun 2002 tentang tarif Penumpang Angkutan Udara

Niaga Berjadwal Dalam Negeri Kelas Ekonomi (vide bukti C14.6); ----

1.2.7. Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines dan Terlapor VIII, PT Wings

Abadi Airlines menyatakan menolak keras dan keberatan atas Laporan

Hasil Pemeriksaan Lanjutan Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 yang

intinya menyatakan Terlapor VII dan Terlapor VIII diduga melanggar

Pasal 5 dan Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 (vide bukti C14.7); ---------

1.2.8. Terlapor IX, PT Metro Batavia menyatakan dengan tegas keberatan dan

menolak seluruh dalil-dalil dalam Salinan Laporan Hasil Pemeriksaan

Lanjutan Perkara Nomor: 25/KPPU-I/2009 tentang Penetapan Harga

Fuel Surcharge dalam Industri Jasa Penerbangan Domestik yang

menyatakan Terlapor IX melanggar Pasal 5 dan Pasal 21 UU No. 5

Tahun 1999 (vide bukti C14.8); -----------------------------------------------

Page 252: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

252

1.2.9. Terlapor X, PT Kartika Airlines menyatakan bahwa Terlapor X tidak

melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999 karena Terlapor X tidak

pernah melakukan kesepakatan dengan airlines lain; dan Terlapor X

tidak melanggar Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 karena Terlapor X

tidak pernah menggunakan fuel surcharge untuk kepentingan lain

selain untuk biaya avtur (vide bukti C14.9);---------------------------------

1.2.10. Terlapor XI, PT Trigana Air Service menyatakan tidak melanggar Pasal

5 UU No. 5 Tahun 1999 karena tidak terdapat ataupun terbukti bahwa

Terlapor XI telah membuat perjanjian dengan pesaing dalam

menentukan besaran harga tiket pesawat; dan tidak ada pembuktian

adanya pelanggaran Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 karena Terlapor XI

sebagai operator pesawat tidak mungkin melakukan penggelembungan

biaya produksi karena tarif batas atas sudah ditentukan oleh Menteri

Perhubungan, serta tidak mungkin pula kami melakukan reduksi pada

biaya operasional karena tarif referensi batas bawah juga sudah

ditentukan oleh Menteri Perhubungan (vide bukti C14.10); --------------

1.2.11. Terlapor XII, PT Indonesia AirAsia menyatakan bahwa jelas

berdasarkan bukti dan fakta yang ada, Terlapor XII dapat dibuktikan

tidak pernah mengadakan kesepakatan/perjanjian dengan maskapai lain

untuk menetapkan harga fuel surcharge, sehingga tidak dapat dikatakan

memenuhi unsur yang terkandung dalam Pasal 5 UU No. 5 Tahun

1999; dan bahwa jelas berdasarkan bukti dan fakta yang ada, Terlapor

XII tidak dapat dibuktikan melakukan kecurangan dalam menerapkan

fuel surcharge untuk mendapatkan keuntungan/pendapatan tambahan

bagi perusahaan, sehingga Terlapor XII dapat dinyatakan tidak

memenuhi unsur Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 (vide bukti C14.11); -

1.3. Menimbang bahwa sebelum Majelis Komisi menyimpulkan ada tidaknya bukti

dugaan pelanggaran Pasal 5 dan Pasal 21 yang dilakukan oleh para Terlapor,

Majelis Komisi melakukan penilaian terhadap hal-hal pokok sebagaimana

diuraikan pada butir 2 sampai dengan butir 12 sebagai berikut; -------------------

Page 253: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

253

2. Tentang Identitas Para Terlapor; ---------------------------------------------------------

Menimbang bahwa berdasarkan fakta-fakta terkait dengan identitas masing-masing

Terlapor dalam LHPL, dan fakta-fakta tersebut tidak dibantah oleh Para Terlapor,

kecuali koreksi dari Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia, sehingga Majelis Komisi

menilai Identitas Para Terlapor adalah sebagai berikut:-----------------------------------

2.1 Terlapor I, PT Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia atau di singkat PT

Garuda Indonesia (Persero), adalah badan usaha berbentuk perseroan

terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Raden Kardiman, Nomor

137 tanggal 31 Maret 1950, dengan akta perubahan terakhir yang diterbitkan

oleh Notaris Sutjipto, S.H., Nomor 51 tanggal 7 Agustus 2008, berkedudukan

di Gedung Manajemen Garuda Indonesia Lantai 3 Area Perkantoran Bandara

Soekarno Hatta, Cengkareng 19120, Indonesia, dan melakukan kegiatan usaha

antara lain jasa angkutan udara niaga berjadwal, jasa angkutan udara niaga

tidak berjadwal, reparasi dan pemeliharaan pesawat udara;-----------------------

2.2 Terlapor II, PT Sriwijaya Air adalah badan usaha berbentuk perseroan

terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Haji Dana Sasmita, S.H.

Nomor 15 tanggal 7 November 2002 dengan akta perubahan terakhir yang

diterbitkan oleh Notaris Haji Dana Sasmita, S.H. Nomor 56 tanggal 19 Mei

2008, berkedudukan di Jalan Pangeran Jayakarta Nomor 68 Blok C 15-16,

Jakarta Pusat 10730, Indonesia, dan melakukan kegiatan usaha pengangkutan

udara niaga (penerbangan) antara lain meliputi bidang pengangkutan udara

niaga berjadwal, jasa penyewaan angkutan udara jasa penunjang dan

pembeliaan/angkutan udara niaga, jasa perawatan angkutan udara dan jasa

konsultasi pendidikan dan pelatihan; ------------------------------------------------

2.3 Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) adalah badan usaha

yang berbentuk perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris

Soeleman Ardjasasmita, S.H. Nomor 15 tanggal 6 September 1975 dengan

Akta perubahan terakhir yang diterbitkan oleh Notaris Titiek Irawati Sugiarto,

S.H., Nomor 102 tanggal 15 Agustus 2008, berkedudukan di Gedung Merpati,

Jalan Angkasa Blok B.15, Kavling 2-3, Jakarta Pusat 10720, Indonesia, dan

melakukan kegiatan usaha jasa angkutan penerbangan yang antara lain

meliputi angkutan niaga berjadwal untuk penumpang, barang dan pos dalam

Page 254: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

254

negeri dan luar negeri, angkutan udara niaga tidak berjadwal dan angkutan

perintis, angkutan udara charter, perawatan pesawat (MMF), Pendidikan dan

Pelatihan Kedirgantaraan (MTC) dan Ground Handling (PTN); -----------------

2.4 Terlapor IV, PT Mandala Airlines adalah badan usaha yang berbentuk

perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Abdul Latief,

Nomor 40 tanggal 17 April 1969 dengan akta perubahan terakhir yang

diterbitkan oleh Aulia Taufani, S.H. Notaris Pengganti dari Sutjipto, S.H.,

Nomor 116 tanggal 30 Maret 2009, berkedudukan di Jalan Tomang Raya

Kavling 33-37, Jakarta Barat 11440, Indonesia dan melakukan kegiatan usaha

angkutan udara niaga berjadwal antara lain untuk mengangkut penumpang,

barang dan muatan (padat, cair, benda pos, hewan) di dalam negeri dan luar

negeri; ------------------------------------------------------------------------------------

2.5 Terlapor V, PT Riau Airlines, adalah badan usaha yang berbentuk perseroan

terbatas yang didirkan berdasarkan Akta Notaris Haji Asman Yunus, S.H.,

Nomor 14 tanggal 12 Maret 2002 dengan akta perubahan terakhir yang

diterbitkan oleh Notaris Haji Asman Yunus, S.H., Nomor 24 tanggal 14 Mei

2009, berkedudukan di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 438 Pekanbaru, Riau

28125, Indonesia dan melakukan kegiatan usaha angkutan udara niaga antara

lain jasa angkutan udara, jasa perawatan udara dan jasa konsultasi; -------------

2.6 Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Services, adalah badan usaha

yang berbentuk perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris

Pudji Rejeki Irawati, S.H., Nomor 1 tanggal 2 Oktober 2002, berkedudukan di

Boutique Office Park, Benyamin Suaeb Blok A11/12, Kemayoran, Jakarta

Pusat 10630, Indonesia dan melakukan kegiatan usaha dalam bidang jasa

perusahaan angkutan udara niaga antara lain menjalankan usaha

menggunakan kapal udara untuk mengangkut penumpang, barang muatan

(padat, cair, benda pos, hewan) di dalam negeri dan luar negeri; ----------------

2.7 Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines, adalah badan usaha yang

berbentuk perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Hasan

Zaini Zainal, S.H., Nomor 1 tanggal 2 September 1999, berkedudukan di Lion

Air Tower, Jalan Gajah Mada Nomor 7, Jakarta Pusat 10130, Indonesia dan

melakukan kegiatan usaha angkutan udara dengan menjalankan perusahaan

Page 255: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

255

penerbangan berjadwal (regular dan charter baik dalam negeri maupun ke luar

negeri); -----------------------------------------------------------------------------------

2.8 Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines adalah badan usaha yang

berbentuk perseroan terbatas yang didirkan berdasarkan Akta Notaris Hasan

Zaini Zainal, S.H., Nomor 1 tanggal 2 Mei 2002, berkedudukan di Lion Air

Tower, Jalan Gajah Mada Nomor 7, Jakarta Pusat 10130, Indonesia dan

melakukan kegiatan usaha angkutan udara dengan menjalankan perusahaan

penerbangan berjadwal (regular dan charter baik dalam negeri maupun keluar

negeri); -----------------------------------------------------------------------------------

2.9 Terlapor IX, PT Metro Batavia, adalah badan usaha yang berbentuk

perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Bertha Suriati

Ihalauw Halim, S.H., Nomor 7 tanggal 21 Juni 2001 dengan akta perubahan

terakhir yang diterbitkan oleh Notaris Bertha Suriati Ihalauw Halim, S.H.,

Nomor 1 tanggal 5 November 2001, berkedudukan di Jl. Ir. H. Juanda No. 15,

Jakarta Pusat 10120, Indonesia, dan melakukan kegiatan usaha angkutan

udara; -------------------------------------------------------------------------------------

2.10 Terlapor X, PT Kartika Airlines, adalah badan usaha yang berbentuk

perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Suryati

Moerwibowo, S.H., Nomor 1 tanggal 6 September 2000 dengan akta

perubahan terakhir yang diterbitkan oleh Agung Aribowo, S.H., Notaris

Pengganti Raden Johanes Sarwono, S.H., Nomor 28 tanggal 15 September

2008, berkedudukan di Wisma Intra Asia, Jalan Prof. Dr. Soepomo, S.H.

Nomor 58, Jakarta Selatan 12870, Indonesia dan melakukan kegiatan usaha

jasa angkutan udara yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa angkutan

(transportasi) udara berjadwal;--------------------------------------------------------

2.11 Terlapor XI, PT Linus Airways, adalah badan usaha yang berbentuk

perseroan terbatas yang memegang Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga

Berjadwal Nomor SKEP/006/I/2005 tanggal 25 Januari 2005, terakhir

diketahui berkedudukan di Grand Boutique Centre, Jalan Mangga Dua Raya

Blok C Nomor 4, Jakarta Utara 14430, Indonesia, yang pada saat pemeriksaan

ini berlangsung diketahui telah berhenti beroperasi sejak tanggal 27 April

Page 256: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

256

2009 dan telah dicabut ijin operasinya oleh Departemen Perhubungan pada

tanggal 1 Juni 2009; --------------------------------------------------------------------

2.12 Terlapor XII, PT Trigana Air Service, adalah badan usaha yang berbentuk

perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris Haji Saidus

Sjahar, S.H., Nomor 55 tanggal 11 September 1991 dengan akta perubahan

terakhir yang diterbitkan oleh Notaris Agus Madjid, S.H., Nomor 31 tanggal

28 April 2009, berkedudukan di Komplek Puri Sentra Niaga, Jalan Wiraloka

Blok D 68-69-70, Kalimalang, Jakarta Timur 13620, Indonesia dan

melakukan kegiatan usaha jasa angkutan udara yaitu menjalankan usaha-

usaha di bidang jasa angkutan (transportasi) udara berjadwal; -------------------

2.13 Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia, adalah badan usaha yang berbentuk

perseroan terbatas yang pada awal didirikan bernama PT Awair Internasional

berdasarkan Akta Notaris Budiono, S.H., Nomor 15 tanggal 28 September

1999 dan dengan Akta Notaris Anne Djoenardi, S.H., MBA., Nomor 9

tanggal 23 Agustus 2005 berubah nama menjadi PT Indonesia AirAsia

dengan perubahan terakhir melalui Akta Notaris Anne Djoenardi, S.H., MBA

No. 24 tanggal 20 Agustus 2008, berkedudukan di Office Management

Building, 2nd Floor, Soekarno-Hatta International Airport Jakarta 19110,

Indonesia dan melakukan kegiatan usaha jasa angkutan udara niaga antara

lain yaitu menjalankan usaha-usaha di bidang jasa angkutan udara,

menjalankan usaha sebagai agen kapal perusahaan penerbangan lain,

menjalankan usaha lain meliputi kegiatan usaha yang menunjang kegiatan

jasa angkutan udara dan/atau usaha penerbangan.;---------------------------------

3. Tentang Hal Formil; -------------------------------------------------------------------------

3.1 Menimbang bahwa dalam pembelaannya, Terlapor I, PT Garuda Indonesia

(Persero) menyatakan Tim Pemeriksa KPPU tidak konsisten dan salah dalam

menerapkan hukum acara sesuai Peraturan Komisi No. 1 Tahun 2006

(Perkom No. 1 Tahun 2006) karena Tim Pemeriksa KPPU telah salah

menganggap bahwa Keterangan Pemerintah merupakan salah satu alat bukti

dalam proses pemeriksaan di KPPU dimana hal tersebut bukan merupakan

salah satu alat bukti yang sah berdasarkan Perkom No. 1 Tahun 2006; ---------

Page 257: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

257

3.2 Menimbang bahwa menurut Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero),

pernyataan-pernyataan yang diberikan oleh Direktur Jenderal - Pajak

Kementerian Keuangan RI sebagaimana diuraikan dalam Risalah Keterangan

Pemerintah tertanggal 1 Maret 2010, dan Direktur Jenderal Perhubungan RI –

Kementerian Perhubungan RI sebagaimana diuraikan dalam Risalah

Keterangan pemerintah tertanggal 21 Januari 2010 dengan demikian haruslah

dikesampingkan; ------------------------------------------------------------------------

3.3 Menimbang bahwa Majelis Komisi menilai alat-alat bukti pemeriksaan

Komisi sebagaimana diatur dalam Pasal 42 UU No. 5 Tahun 1999 dan Pasal

64 ayat (1) Perkom No. 1 Tahun 2006 adalah Keterangan Saksi, Keterangan

Ahli, Surat dan/atau dokumen, Petunjuk dan Keterangan Pelaku

Usaha/Terlapor; -------------------------------------------------------------------------

3.4 Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 64 ayat (2) Perkom No. 1 Tahun 2006,

Majelis Komisi menentukan sah atau tidak sahnya suatu alat bukti dan

menentukan nilai pembuktian berdasarkan kesesuaian sekurang-kurangnya 2

(dua) alat bukti yang sah; --------------------------------------------------------------

3.5 Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 44 ayat (2) huruf b Perkom No. 1

Tahun 2006, dinyatakan bahwa “Untuk menemukan ada tidaknya bukti

pelanggaran, Tim Pemeriksa Lanjutan melakukan serangkaian kegiatan

berupa memeriksa dan meminta keterangan dari Saksi, Ahli, dan Instansi

Pemerintah; -----------------------------------------------------------------------------

3.6 Menimbang bahwa Majelis Komisi menilai alat bukti berupa Keterangan

Pemerintah bukan merupakan alat bukti yang dikenal dalam hukum acara

KPPU; ------------------------------------------------------------------------------------

3.7 Menimbang bahwa sesuai dengan hukum acara KPPU, Majelis Komisi

menilai Keterangan Pemerintah yang diuraikan dalam Risalah Keterangan

Pemerintah tertanggal 1 Maret 2010 dan tanggal 21 Januari 2010 tersebut

merupakan alat bukti yang sah yang termasuk dalam kategori Petunjuk; -------

3.8 Menimbang bahwa dalam pembelaannya, Terlapor I, PT Garuda Indonesia

(Persero) menyatakan Saksi-saksi yang diperiksa oleh Tim Pemeriksa KPPU

tidak disumpah sesuai dengan Perkom No. 1 Tahun 2006; -----------------------

Page 258: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

258

3.9 Menimbang bahwa menurut Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero),

keterangan-keterangan dalam Berita Acara Pemeriksaan yang disampaikan

oleh Pertamina, INACA, Dirjen Perhubungan Udara, dan Dirjen Pajak secara

yuridis tidak memiliki nilai pembuktian yang sempurna karena melanggar

Pasal 67 Perkom No. 1 Tahun 2006, dan karenanya harus dikesampingkan;---

3.10 Menimbang bahwa Majelis Komisi menilai keterangan yang disampaikan

oleh Dirjen Perhubungan Udara dan Dirjen Pajak adalah dalam kapasitasnya

bukan sebagai Saksi maupun Ahli, namun sebagai Pemerintah, sehingga tidak

perlu dilakukan pengambilan sumpah dalam memberikan keterangan di dalam

pemeriksaan KPPU (vide bukti B21, B23); -----------------------------------------

3.11 Menimbang bahwa di dalam BAP PT Pertamina (Persero) yang dihadiri oleh

Vice President Aviasi PT Pertamina (Persero) (Iqbal Hasan), tidak ditemukan

keterangan yang menyatakan bahwa Saksi diambil keterangannya di bawah

sumpah, dengan demikian Majelis Komisi menilai BAP PT Pertamina

(Persero) tersebut tidak sah sebagai alat bukti (vide bukti B20); -----------------

3.12 Menimbang bahwa dalam BAP INACA yang dihadiri oleh Sekretaris Jenderal

INACA (Tengku Burhanuddin), ditemukan pertanyaan dari Tim Pemeriksa

“Apakah Bapak bersedia diambil keterangan di bawah sumpah?”, dan

dijawab “Bersedia”, dengan demikian Majelis Komisi menilai keterangan

tersebut diambil di bawah sumpah, sehingga BAP INACA merupakan alat

bukti yang sah (vide bukti B22); ------------------------------------------------------

4. Tentang Klarifikasi Fakta-fakta dalam LHPL; ----------------------------------------

4.1 Menimbang bahwa terkait dengan fakta-fakta dalam LHPL, Terlapor I, PT

Garuda Indonesia (Persero) menyatakan hal-hal sebagai berikut (vide bukti

C14.1); -----------------------------------------------------------------------------------

4.1.1. Data yang digunakan Tim Pemeriksa KPPU terkait INACA tidak

akurat dan keliru karena tidak sesuai dengan fakta sesungguhnya,

yaitu pada butir 3.2 paragraf (12) halaman 22 terkait dengan Berita

Acara Nomor 9100/53/V/2006, yang tertulis tertanggal 4 April

2006, sedangkan butir yang sama dirujuk dalam paragraf (47)

halaman 67 tertulis tertanggal 4 Mei 2006, sehingga apa yang

Page 259: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

259

didalilkan Tim Pemeriksa salah dan tidak sesuai dengan fakta yang

terjadi ; -----------------------------------------------------------------------

4.1.2. Dalil-dalil Tim Pemeriksa KPPU tentang fungsi fuel surcharge

tidak konsisten setidak-tidaknya sebanyak 6 kali dalam LHPL,

sehingga kesimpulan Tim Pemeriksa dalam LHPL adalah

kesimpulan yang tidak valid dan karenanya harus dikesampingkan;

4.1.3. Data Tim Pemeriksa KPPU tentang Pendapatan fuel surcharge dan

fuel cost Terlapor I tidak benar dan tidak akurat karena Terlapor I

hanya menyerahkan data pendapatan fuel surcharge dan fuel cost

untuk tahun 2006, 2007 dan 2008, sedangkan dalam Tabel 37

LHPL terdapat data pendapatan fuel surcharge dan fuel cost

Terlapor I untuk tahun 2009. Pada faktanya, Terlapor I tidak pernah

memberikan data tersebut karena masih dalam proses audit oleh

akuntan publik. Penyajian data yang tidak benar dan tidak jelas

sumbernya tersebut akan mengakibatkan kesalahan interpretasi

dalam membaca LHPL dan berdampak pada kesalahan

pengambilan kesimpulan atas data pendapatan fuel surcharge dan

fuel cost Terlapor I, sehingga data tersebut harus dikesampingkan

dan tidak dapat dijadikan dasar dalam mengambilan kesimpulan

terkait dengan perkara;-----------------------------------------------------

4.1.4. Uji korelasi antara pergerakan harga avtur dengan harga fuel

surcharge yang dilakukan Tim Pemeriksa KPPU tidak benar dan

tidak akurat karena didasarkan pada data yang tidak lengkap, yang

menunjukkan telah terjadi kesalahan dalam penerapan ilmu statistik

atau pelaksanaan uji statistik oleh Tim Pemeriksa KPPU tidak

sesuai dengan kaidah statistik. Tim Pemeriksa KPPU mendasarkan

kesimpulan menyangkut 12 maskapai penerbangan hanya dengan

mendasarkan pada data yang diberikan oleh 6 maskapai

penerbangan; ----------------------------------------------------------------

4.2 Menimbang bahwa terkait dengan fakta-fakta dalam LHPL, Terlapor III, PT

Merpati Nusantara Airlines (Persero) menyatakan hal-hal sebagai berikut

(vide bukti C14.3);----------------------------------------------------------------------

Page 260: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

260

4.2.1. Berdasarkan fakta-fakta terkait dengan kronologis pemberlakuan

fuel surcharge, terungkap bahwa pada saat perkara ini berlangsung,

Pemerintah c.q. Departemen Perhubungan sedang melakukan revisi

atas KM No. 8 Tahun 2002 dan KM No. 9 Tahun 2002, dimana

komponen fuel surcharge akan hilang dan masuk dalam komponen

harga setelah penetapan harga avtur Rp 10.000,-. Hal ini

membuktikan bahwa perkara ini masih prematur karena dalam

waktu yang tidak terlalu lama, Pemerintah akan segera menetapkan

tarif batas atas dengan komponen fuel surcharge di dalamnya

sehingga fuel surcharge bukan lagi isu yang perlu diperdebatkan; --

4.2.2. Terlapor III telah menyerahkan data pendapatan fuel surcharge dan

fuel cost untuk tahun 2006, 2007, 2008, dan 2009, namun Tim

Pemeriksa telah keliru dalam melakukan input atas fuel cost (FC)

dalam Tabel 27 halaman 56 LHPL. Tim Pemeriksa meng-input

biaya avtur 2002 menjadi FC, padahal seharusnya yang diinput

sebagai FC adalah selisih biaya avtur 2002 dengan tahun

bersangkutan yaitu 2006, 2007, 2008 dan 2009; -----------------------

4.3 Menimbang bahwa terkait dengan fakta-fakta dalam LHPL, Terlapor XIII, PT

Indonesia AirAsia menyatakan hal-hal sebagai berikut (vide bukti C14.11);---

4.3.1. Tim Pemeriksa melakukan kekeliruan dalam pencantuman harga

fuel surcharge yang diterapkan Terlapor XIII pada Tabel 23, Tabel

25 dan Tabel 25 LHPL, sehingga mengakibatkan kesalahan pada

Grafik 35 LHPL. Untuk itu Terlapor XIII telah melakukan koreksi

terhadap Tabel dan Grafik tersebut sebagaimana tercantum dalam

Pembelaan Terlapor XIII; -------------------------------------------------

4.3.2. Mengingat bahwa Tim Pemeriksa telah keliru memasukkan data

besaran fuel surcharge Terlapor XIII pada Tabel 23, 24 dan 25,

maka dinyatakan terjadi kekeliruan pada seluruh tabel maupun

grafik yang ditujukan untuk Terlapor XIII. Oleh karena itu, seluruh

tabel maupun grafik yang ada dapat dinyatakan tidak berlaku untuk

Terlapor XIII dan kecenderungan untuk mengambil

Page 261: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

261

keuntungan/pendapatan tambahan bagi perusahaan atas penerapan

fuel surcharge tidak dapat dibuktikan;-----------------------------------

4.4 Menimbang bahwa, berdasarkan klarifikasi fakta-fakta tersebut di atas,

Majelis Komisi menyatakan hal-hal sebagai berikut; ------------------------------

4.4.1. Berdasarkan dokumen Berita Acara INACA Nomor

9100/53/V/2006, tanggal yang benar adalah tanggal 4 Mei 2006.

Majelis Komisi menilai kesalahan tersebut merupakan kesalahan

pengetikan yang tidak mengesampingkan fakta bahwa telah

diadakan Rapat Anggota dan Pengurus INACA terkait dengan

persetujuan pelaksanaan fuel surcharge pada tanggal 4 Mei 2006

(vide bukti D2.3); -----------------------------------------------------------

4.4.2. Majelis Komisi menilai perbedaan dalil Tim Pemeriksa mengenai

fuel surcharge dalam LHPL bersifat kontekstual sesuai dengan

aspek yang dibahas dalam LHPL, sehingga tidak merupakan suatu

inkonsistensi;----------------------------------------------------------------

4.4.3. Majelis Komisi menilai benar bahwa data pendapatan dari fuel

surcharge dan fuel cost yang diserahkan Terlapor I hanya untuk

tahun 2006, 2007 dan 2008. Data untuk tahun 2009 diperoleh dari

hasil proyeksi pendapatan dari fuel surcharge dan fuel cost karena

ketidak-tersediaan data dari Terlapor I;----------------------------------

4.4.4. Terkait dengan uji korelasi antara pergerakan harga avtur dengan

harga fuel surcharge, Majelis Komisi sependapat dengan Terlapor I

sehingga Majelis Komisi meneliti kembali data-data terkait dan

melakukan uji korelasi kembali berdasarkan data-data tersebut

sebagaimana diuraikan dalam butir 8 Tentang Penetapan Harga;----

4.4.5. Terkait dengan perkara ini yang dinilai prematur oleh Terlapor III,

Majelis Komisi menilai perkara ini tidak prematur karena Revisi

KM No. 8 Tahun 2002 dan KM No. 9 Tahun 2002 yaitu KM No. 26

Tahun 2010 baru terbit dan berlaku pada tanggal 14 April 2010

dimana perkara a quo sudah berjalan dan telah memasuki tahap

Sidang Majelis Komisi serta terbitnya KM No. 26 Tahun 2010 tidak

Page 262: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

262

menghapus adanya pelanggaran yang telah dilakukan sebelumnya

oleh Para Terlapor; --------------------------------------------------------

4.4.6. Terkait dengan kesalahan input data Fuel Cost Terlapor III pada

Tabel 57 LHPL, maka Majelis Komisi meneliti kembali data terkait

dan melakukan perhitungan kembali berdasarkan data tersebut

sebagaimana diuraikan pada butir 8 Tentang Penetapan Harga; -----

4.4.7. Terkait dengan kekeliruan dalam pencantuman fuel surcharge yang

diterapkan Terlapor XIII pada Tabel 23, Tabel 24 dan Tabel 25

LHPL, sehingga mengakibatkan kesalahan pada Grafik 35 LHPL,

maka setelah meneliti kembali data-data terkait, Majelis Komisi

sependapat dengan koreksi yang diajukan Terlapor XIII dalam

Tabel dan Grafik sebagaimana tercantum dalam Pembelaan

Terlapor XIII; ---------------------------------------------------------------

5. Tentang Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha Pesaing;------------------------------------

5.1. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim

Pemeriksa menilai PT Garuda Indonesia (Persero), PT Sriwijaya Air, PT

Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Mandala Airlines, PT Riau

Airlines, PT Travel Express Aviation Services, PT Lion Mentari Airlines, PT

Wings Abadi Airlines, PT Metro Batavia, PT Kartika Airlines, PT Trigana

Air Service, dan PT Indonesia Air Asia merupakan para pelaku usaha yang

sama-sama melakukan kegiatan Angkutan Udara Niaga Berjadwal yang

merupakan pesaing antara satu dengan lainnya;-----------------------------------

5.2. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim

Pemeriksa menilai PT Linus Airways tidak memenuhi unsur pelaku usaha

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 5 Tahun 1999 karena

secara de facto sudah dicabut seluruh Ijin Operasinya oleh Departemen

Perhubungan dan sudah tidak menjalankan kegiatan usaha di bidang

Angkutan Udara Niaga Berjadwal; ---------------------------------------------------

5.3. Menimbang bahwa dalam pembelaannya, Terlapor I, PT Garuda Indonesia

(Persero) menyatakan Terlapor I merupakan BUMN yang melakukan fungsi

pelayanan umum (public service obligation), dan memberikan layanan

penerbangan “Pelayanan Dengan Standard Maksimum” (full service) yang

Page 263: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

263

menimbulkan konsekuensi jumlah beban yang diangkut lebih berat sehingga

jumlah bahan bakar yang dikonsumsi lebih besar untuk jenis pesawat dan

jarak tempuh yang sama dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya

(low cost carrier) (vide bukti C14.1);------------------------------------------------

5.4. Menimbang bahwa berdasarkan Pembelaan dan Tanggapan Para Terlapor,

termasuk pembelaan Terlapor I di atas, tidak ada bantahan secara eksplisit

terhadap analisis LHPL mengenai pelaku usaha dan pelaku usaha pesaing

dalam perkara a quo; -------------------------------------------------------------------

5.5. Menimbang bahwa Majelis Komisi menilai yang dimaksud dengan pelaku

usaha dan pesaingnya dalam perkara a quo adalah PT Garuda Indonesia

(Persero), PT Sriwijaya Air, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT

Mandala Airlines, PT Riau Airlines, PT Travel Express Aviation Services, PT

Lion Mentari Airlines, PT Wings Abadi Airlines, PT Metro Batavia, PT

Kartika Airlines, PT Trigana Air Service, dan PT Indonesia AirAsia, tidak

termasuk PT Linus Airways; ----------------------------------------------------------

6. Tentang Pasar Bersangkutan;--------------------------------------------------------------

6.1. Menimbang bahwa berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Lanjutan, Tim

Pemeriksa menilai pasar bersangkutan meliputi layanan jasa penerbangan

penumpang berjadwal dari satu titik keberangkatan ke titik kedatangan di

catchment area pada setiap bandar udara;-------------------------------------------

6.2. Menimbang bahwa tidak ada Terlapor yang mempermasalahkan mengenai

Pasar Bersangkutan, kecuali Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) yang

dalam Pembelaannya menyatakan definisi “pasar bersangkutan” yang

ditentukan oleh Tim Pemeriksa KPPU (yakni seluruh rute jasa penerbangan

domestik di Indonesia) adalah keliru atau setidak-tidaknya tidak jelas dan

kabur (obscuur libel), karena terbukti bahwa (i) bagi Garuda/Terlapor I, fuel

surcharge merupakan komponen biaya dan bukan merupakan komponen

pendapatan; dan (ii) tidak seluruh rute domestik yang tersedia dapat dilayani

oleh seluruh maskapai penerbangan yang ada di Indonesia, sehingga

persaingan yang terjadi di antara maskapai penerbangan tidak terjadi dalam

semua rute, disamping itu Tim Pemeriksa KPPU juga tidak konsisten dalam

Page 264: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

264

menerapkan definisi pasar bersangkutan dalam LHPP dan LHPL (vide bukti

C14.1); -----------------------------------------------------------------------------------

6.3. Menimbang bahwa berdasarkan analisis Tim Pemeriksa Pendahuluan dalam

LHPP, pasar bersangkutan didefinisikan sebagai “jasa penerbangan domestik

di seluruh Indonesia;” ------------------------------------------------------------------

6.4. Menimbang bahwa dalam LHPL, Tim Pemeriksa Lanjutan kembali

melakukan analisis mengenai pasar bersangkutan dan mendefinisikan pasar

bersangkutan sebagai “layanan jasa penerbangan penumpang berjadwal dari

satu titik keberangkatan ke titik kedatangan di catchment area pada setiap

bandar udara”;---------------------------------------------------------------------------

6.5. Menimbang bahwa dengan analisis pasar bersangkutan dalam LHPL adalah

untuk menyempurnakan analisis pasar bersangkutan dalam LHPP, dengan

dalil-dalil pertimbangan analisis sebagaimana telah dikemukakan pada Bagian

Duduk Perkara butir 22.2 Tentang Pasar Bersangkutan dalam Putusan Perkara

a quo; -------------------------------------------------------------------------------------

6.6. Menimbang bahwa Majelis Komisi sependapat dengan LHPL yang

menyatakan pasar bersangkutan dalam perkara a quo adalah layanan jasa

penerbangan penumpang berjadwal dari satu titik keberangkatan ke titik

kedatangan di catchment area pada setiap bandar udara; -------------------------

7. Tentang Perjanjian; --------------------------------------------------------------------------

7.1. Menimbang bahwa berdasarkan LHPL, Tim Pemeriksa menemukan bukti

adanya perjanjian untuk menetapkan besaran fuel surcharge secara bersama-

sama yang dilakukan oleh para Terlapor (PT Garuda Indonesia (Tbk), PT

Sriwijaya Air, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Mandala Airlines,

PT Riau Airlines, PT Travel Express Aviation Services, PT Lion Mentari

Airlines, PT Wings Abadi Airlines, PT Metro Batavia, PT Kartika Airlines,

PT Trigana Air Service dan PT Indonesia Air Asia) pada Periode I (Mei 2006

s/d Maret 2008) untuk zona penerbangan dengan waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1

s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam, yang dibuktikan dengan: -------------------------------

7.1.1. Adanya kecenderungan perubahan fuel surcharge yang sama di

antara para Terlapor pada Periode I (Mei 2006 – Maret 2008); --------

Page 265: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

265

7.1.2. Adanya perjanjian di antara Terlapor untuk menetapkan besaran fuel

surcharge Rp 20.000,- (dua puluh ribu rupiah) yang mulai

diberlakukan pada tanggal 10 Mei 2006 yang diwadahi oleh INACA.

Meskipun INACA kemudian menyatakan menyerahkan besaran fuel

surcharge pada masing-masing maskapai pada tanggal 30 Mei 2006,

namun secara faktual pergerakan fuel surcharge masing-masing

Terlapor masih menunjukkan kecenderungan yang sama sampai

dengan Maret 2008; ----------------------------------------------------------

7.2. Menimbang bahwa terkait dengan hal perjanjian, Para Terlapor memberikan

Pembelaan dan Tanggapan sebagai berikut:-----------------------------------------

7.2.1. Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) menyatakan tidak ada

perjanjian atau kesepakatan, baik secara tertulis maupun lisan/tidak

tertulis, secara langsung maupun tidak langsung antara Terlapor I

dengan maskapai penerbangan lainnya atau pun dengan pihak lain

manapun yang dimaksudkan untuk menetapkan besaran fuel

surcharge, yang dibuktikan dengan tidak adanya offer and

acceptance (penawaran dan penerimaan) antara Terlapor I dengan

maskapai penerbangan domestik lainnya (vide bukti C14.1); ----------

7.2.2. Terlapor II, PT Sriwijaya Air menyatakan tidak pernah ada suatu

bukti tertulis maupun lisan yang membuktikan adanya perjanjian

dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh Terlapor II dalam

penetapan fuel surcharge (vide bukti C14.2);-----------------------------

7.2.3. Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) menyatakan

kalaupun ada komunikasi antara anggota INACA yang terjadi tanggal

10 Mei 2006, maka komunikasi tersebut sudah tidak berlaku lagi dan

sudah dicabut berdasarkan saran KPPU sendiri dengan adanya rapat

INACA yang pada intinya menyimpulkan penerapan dan besaran fuel

surcharge diserahkan kembali kepada masing-masing perusahaan

penerbangan nasional Anggota INACA. Hal ini membuktikan tidak

ada kesepakatan/perjanjian penetapan harga di antara maskapai

penerbangan (vide bukti C14.3);--------------------------------------------

Page 266: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

266

7.2.4. Terlapor IV, PT Mandala Airlines menyatakan tidak pernah membuat

perjanjian dalam bentuk apapun dengan maskapai penerbangan

lainnya untuk menetapkan fuel surcharge, dan rapat-rapat maskapai

penerbangan dengan INACA merupakan rapat biasa yang dilakukan

sebagai bentuk koordinasi Anggota INACA, dan bukan merupakan

bentuk kartel dan tidak menghasilkan perjanjian apapun (vide bukti

C14.4); -------------------------------------------------------------------------

7.2.5. Terlapor V, PT Riau Airlines menyatakan bahwa dugaan kesepakatan

tertulis Para Terlapor adalah oleh karena keterkaitannya dengan

keanggotaan Terlapor di INACA, maka disampaikan bahwa Terlapor

V resmi menjadi anggota INACA adalah sejak 1 April 2009 sehingga

dengan demikian tuduhan akan dugaan pelanggaran terhadap UU No.

5 Tahun 1999, khususnya Pasal 5, adalah tidak benar (vide bukti

C14.5); -------------------------------------------------------------------------

7.2.6. Terlapor VI, PT Travel Express menyatakan tidak pernah membuat

suatu perjanjian apapun berkaitan dengan penetapan fuel surcharge,

dan baru bergabung sebagai anggota INACA pada tanggal 1 April

2009 (vide bukti C14.6); -----------------------------------------------------

7.2.7. Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines dan Terlapor VIII, PT Wings

Abadi Airlines menyatakan Tim Pemeriksa tidak dapat membuktikan

adanya perjanjian yang dimaksud. Tim Pemeriksa hanya menduga

dan membuat analisa hanya berdasar tren pergerakan prosentase

kenaikan fuel surcharge yang patut diragukan kebenarannya, sebab

Tim Pemeriksa tidak dapat membuktkan Terlapor VII dan Terlapor

VIII membuat perjanjian dengan siapa atau Terlapor berapa (vide

bukti C14.7); ------------------------------------------------------------------

7.2.8. Terlapor IX, PT Metro Batavia menyatakan sangat keberatan dengan

dugaan Tim Pemeriksa yang menduga Terlapor IX melakukan kartel

(kesepakatan) secara tidak langsung dengan armada lainnya berkaitan

dengan menentukan fuel surcharge sebagai komponen untuk

menentukan harga tiket, dan pertemuan-pertemuan INACA dengan

Page 267: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

267

para Airlines bukan dalam rangka membuat suatu perjanjian yang

menurut KPPU adalah kartel (vide bukti C14.8);-------------------------

7.2.9. Terlapor X, PT Kartika Airlines menyatakan tidak pernah melakukan

kesepakatan dengan airlines lain (vide bukti C14.9); --------------------

7.2.10. Terlapor XII, PT Trigana Air Service menyatakan tidak terdapat

ataupun terbukti bahwa Terlapor XII telah membuat perjanjian

dengan pesaing dalam menentukan besaran harga tiket pesawat (vide

bukti C14.10); -----------------------------------------------------------------

7.2.11. Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia menyatakan tidak ikut dalam

penanda-tanganan Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge tanggal 4

Mei 2006 yang dihadiri oleh anggota INACA, dan Terlapor XII baru

bergabung menjadi anggota INACA pada tanggal 1 April 2009 (vide

bukti C14.11); -----------------------------------------------------------------

7.3. Menimbang bahwa Majelis Komisi menilai terdapat perjanjian tertulis terkait

dengan penetapan fuel surcharge pada tanggal 4 Mei 2006 yaitu berdasarkan

Berita Acara Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge (Ref. Berita Acara

Nomor 9100/53/V/2006) yang ditandatangani oleh Ketua Dewan INACA,

Sekretaris Jenderal INACA dan 9 (sembilan) perusahaan angkutan udara

niaga yaitu PT Mandala Airlines, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero),

PT Dirgantara Air Service, PT Sriwijaya Air, PT Pelita Air Service, PT Lion

Mentari Air, PT Batavia Air, PT Indonesia Air Transport, PT Garuda

Indonesia (Persero), yang menyepakati pelaksanaan fuel surcharge mulai

diterapkan pada tanggal 10 Mei 2006 dengan besaran yang diberlakukan pada

setiap penerbangan dikenakan rata-rata Rp 20.000,- (duapuluh ribu rupiah)

per penumpang (vide bukti D2.3); ----------------------------------------------------

7.4. Menimbang bahwa perjanjian tersebut secara formal dibatalkan dengan

terbitnya Notulen Rapat INACA No. 9100/57/V/2006 pada tanggal 30 Mei

2006 yang pada intinya menyimpulkan penerapan dan besaran fuel surcharge

diserahkan kembali kepada masing-masing perusahaan penerbangan nasional

Anggota INACA; -----------------------------------------------------------------------

Page 268: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

268

7.5. Menimbang bahwa meskipun ada kesepakatan membatalkan perjanjian sejak

tanggal 30 Mei 2006, namun Majelis Komisi menilai perjanjian tersebut

masih tetap dilaksanakan oleh masing-masing maskapai penerbangan; --------

7.6. Menimbang bahwa untuk membuktikan masih dilaksanakannya perjanjian

tersebut, Majelis Komisi menguraikannya pada butir 8 Tentang Penetapan

Harga berikut ini; -----------------------------------------------------------------------

8. Tentang Penetapan Harga; -----------------------------------------------------------------

8.1. Menimbang bahwa berdasarkan LHPL, Tim Pemeriksa menyatakan hal-hal

sebagai berikut; -------------------------------------------------------------------------

8.1.1. Bahwa berdasarkan fakta mengenai formula perhitungan fuel

surcharge, asumsi harga avtur, asumsi konsumsi avtur dan asumsi

load factor yang dibuat oleh masing-masing Terlapor berbeda-beda,

Tim Pemeriksa menilai seharusnya fuel surcharge yang ditetapkan

oleh masing-masing Terlapor juga berbeda-beda;------------------------

8.1.2. Bahwa berdasarkan analisis pergerakan fuel surcharge seluruh

Terlapor masing-masing untuk penerbangan antara 0 s/d 1 jam, 1 s/d

2 jam dan 2 s/d 3 jam sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 38,

Grafik 39 dan Grafik 40 dalam LHPL, Tim Pemeriksa menilai

terdapat trend yang sama atas pergerakan fuel surcharge di antara

para Terlapor untuk masing-masing zona waktu penerbangan; --------

8.1.3. Bahwa berdasarkan analisis terhadap prosentase pergerakan fuel

surcharge sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 30, Tabel 31 dan

Tabel 32 LHPL, Tim Pemeriksa menilai terdapat persamaan trend

pergerakan prosentase kenaikan fuel surcharge di antara para

Terlapor; -----------------------------------------------------------------------

8.1.4. Bahwa berdasarkan hasil uji korelasi sebagaimana ditunjukkan pada

Tabel 33, Tabel 34 dan Tabel 35 dalam LHPL, Tim Pemeriksa

menilai terdapat hubungan linier positif dengan korelasi yang tinggi

(nilai r rata-rata di atas 0,90); -----------------------------------------------

8.1.5. Bahwa berdasarkan uji varians pergerakan fuel surcharge para

Terlapor pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk

penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam sebagaimana

Page 269: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

269

ditunjukkan pada paragraf (77), (80) dan (83) dalam LHPL Bagian

Analisis, menunjukkan hasil yang signifikan dimana terdapat variasi

yang sama dari seluruh maskapai penerbangan yang diuji; -------------

8.1.6. Bahwa meskipun sejak 30 Mei 2006, tidak ada kesepakatan tertulis di

antara para Terlapor dalam menetapkan fuel surcharge, namun

berdasarkan analisis pergerakan fuel surcharge di atas, baik analisis

grafik, tabel, uji korelasi dan uji varians, menunjukkan adanya trend

yang sama, korelasi positif dan variasi yang sama di antara para

Terlapor dalam menetapkan besaran fuel surcharge untuk periode

Mei 2006 s/d Maret 2008 untuk zona waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1 s/d

2 jam dan 2 s/d 3 jam;--------------------------------------------------------

8.1.7. Bahwa berdasarkan LHPL, Tim Pemeriksa menilai formula

perhitungan fuel surcharge, asumsi harga avtur, asumsi konsumsi

avtur dan asumsi load factor yang dibuat oleh masing-masing

Terlapor berbeda-beda, maka seharusnya pergerakan fuel surcharge

yang ditetapkan oleh masing-masing Terlapor juga berbeda-beda

berdasarkan pertimbangan ekonomi dari masing-masing perusahaan.

Namun perubahan fuel surcharge di antara para Terlapor pada

Periode I (Mei 2006 – Maret 2008) menunjukkan kecenderungan

yang sama, sehingga Tim Pemeriksa menilai bahwa kecenderungan

perubahan fuel surcharge tersebut didasarkan pada suatu perjanjian di

antara para Terlapor; ---------------------------------------------------------

8.2. Menimbang bahwa terkait dengan hal penetapan harga, Para Terlapor

memberikan Pembelaan dan Tanggapan sebagai berikut; -------------------------

8.2.1. Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) menyatakan bahwa (vide

bukti C14.1): ----------------------------------------------------------------

8.2.1.1. Sejak INACA menyerahkan kembali perhitungan

besaran fuel surcharge kepada masing-masing maskapai

penerbangan pada 30 Mei 2006, Terlapor I menghitung

sendiri besaran fuel surcharge secara independen

berdasarkan formula yang diterapkan oleh Terlapor I

sendiri. Selain itu, kesamaan besaran fuel surcharge

Page 270: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

270

antara Terlapor I dengan maskapai penerbangan lainnya

yang menjadi Terlapor dalam perkara ini hanya terjadi

pada bulan Mei 2006, baik untuk penerbangan 0 – 1 jam,

1 – 2 jam, maupun 2 – 3 jam yaitu sebesar Rp 20.000,00.

Sedangkan setelah bulan Mei 2006 sampai Maret 2008,

besaran fuel surcharge Terlapor I sama sekali tidak sama

atau selalu berbeda dengan besaran fuel surcharge dari

maskapai lainnya; ---------------------------------------------

8.2.1.2. Besaran fuel surcharge Terlapor I bukan merupakan

yang terbesar dibandingkan maskapai penerbangan lain,

walaupun Terlapor I menyediakan jasa pelayanan

penerbangan full service sebagaimana ditunjukkan

dalam Gambar 7, 8 dan 9 Pembelaan Garuda;-------------

8.2.1.3. Telah terjadi kesalahan dan ketidakakuratan atas hasil

analisa dan uji statistik yang dilakukan Tim Pemeriksa

KPPU karena melengkapi dan memperkirakan sendiri

data besaran fuel surcharge dari beberapa maskapai

penerbangan yang tidak tersedia. Untuk membuktikan

kebenaran analisa dan uji statistik yang dilakukan Tim

Pemeriksa KPPU tersebut, Terlapor I melakukan uji

statistik dengan menggunakan metode Granger Causality

Test. Hasil uji tersebut menunjukkan meskipun terdapat

gerakan yang sama dalam periode tertentu terkait dengan

besaran fuel surcharge, namun gerakan tersebut

bukanlah merupakan gerakan sebab akibat. Bahkan

seandainya pun terdapat gerakan perubahan fuel

surcharge yang seragam dari semua maskapai

penerbangan, tidak lantas dapat disimpulkan bahwa

harga yang dibebankan kepada harga tiket adalah setara.

Hal ini dikarenakan setiap maskapai penerbangan

memiliki struktur biaya yang berbeda-beda;---------------

Page 271: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

271

8.2.1.4. Dugaan penetapan harga tidak berdasar karena faktanya

persaingan dalam industri penerbangan semakin tajam

dalam beberapa tahun belakangan ini, sehingga tidak

mungkin terdapat kerjasama atau kesepakatan penetapan

besaran fuel surcharge antara para maskapai

penerbangan. Hal ini didukung dengan menurunnya HHI

Index industri penerbangan dari sekitar 2.271 pada tahun

2004 menjadi 1.575 pada tahun 2006 sebagaimana

ditunjukkan dalam Gambar 10 Pembelaan Terlapor I.

Selain itu, pangsa pasar Terlapor I mengalami penurunan

di tahun 2004-2006 walaupun jumlah penumpang

Terlapor I mengalami penurunan di tahun 2004-2006,

walaupun jumlah penumpang Terlapor I mengalami

peningkatan pada periode yang sama sebagaimana

ditunjukkan dalam Gambar 11 Pembelaan Terlapor I; ---

8.2.2. Terlapor II, PT Sriwijaya Air menyatakan bahwa (vide bukti

C14.2); -----------------------------------------------------------------------

8.2.2.1. Terlapor II tidak melihat adanya hubungan antara

penetapan fuel surcharge oleh INACA pada tahun 2006

dengan pola penerapan fuel surcharge setelahnya.

Kesamaan fuel surcharge secara ekonomi dapat

dijelaskan dengan adanya persamaan struktur biaya pada

perusahaan penerbangan, terlebih apabila jenis

pesawatnya sejenis dengan konsumsi bahan bakar yang

sama. Kesamaan atau kemiripan harga bukan merupakan

suatu indikasi adanya penetapan harga, terlebih ketika

avtur dipasok oleh pemasok tunggal Pertamina.

Sehingga kalaupun ada persamaan, situasi ini merupakan

fakta yang wajar dan bukan merupakan pelanggaran UU

Persaingan; -----------------------------------------------------

8.2.2.2. Sejak dikembalikannya penerapan fuel surcharge kepada

masing-masing perusahaan, Terlapor II tidak melihat ada

Page 272: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

272

persamaan fuel surcharge secara keseluruhan dalam

Tabel 23 LHPL, sehingga sebenarnya persamaan

besaran fuel surcharge itu sendiri tidak terjadi dalam

kenyataannya;--------------------------------------------------

8.2.2.3. Tim Pemeriksa Lanjutan tidak dapat membuktikan

adanya pola koordinasi dari para Terlapor melalui

komunikasi yang berlanjut untuk menetapkan harga fuel

surcharge, sehingga apapun perubahan dan penyesuaian

fuel surcharge tanpa adanya bukti koordinasi melalui

suatu komunikasi, merupakan suatu inisiatif yang

spontaneous dan bukan merupakan pelanggaran;---------

8.2.2.4. Apabila diasumsikan pergerakan fuel surcharge

menunjukkan trend yang sama, korelasi positif dan

variasi yang sama di antara para Terlapor bukan

merupakan bukti yang memadai untuk menentukan

adanya penetapan harga; -------------------------------------

8.2.2.5. Menurut Terlapor II, fuel surcharge bukan merupakan

harga sebagaimana dimaksud oleh Pasal 5 UU No. 5

Tahun 1999. Fuel surcharge bukan merupakan

pendapatan (income or revenue) dari perusahaan

penerbangan, melainkan “biaya” karena aplikasinya

ditujukan untuk menopang biaya produksi yang

melonjak pada perusahaan penerbangan dikarenakan

adanya lonjakan harga avtur; --------------------------------

8.2.2.6. Menurut Terlapor II, unsur penting yang harus dipenuhi

dalam UU No. 5 Tahun 1999 adalah adanya penerapan

harga yang eksesif yang merugikan konsumen atau

pelanggan. Penentuan telah terjadinya harga yang

eksesif hanya dapat dilakukan dengan menganalisis

biaya marginal (marginal cost)¸ dengan menelaah biaya

produksi dari pelaku usaha. Berdasarkan jurnal

pembukuan Terlapor II dan worksheet pembelian avtur

Page 273: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

273

dibandingkan dengan fuel surcharge, membuktikan

Terlapor II masih mengalami kerugian; --------------------

8.2.2.7. Formula perhitungan fuel surcharge Terlapor II merujuk

pada formula Departemen Perhubungan, namun dengan

load factor 85%. Penentuan fuel surcharge tersebut tidak

menyebabkan adanya penyalahgunaan fuel surcharge

untuk mencari keuntungan yang eksesif. Hal ini

diperkuat dengan kecilnya marjin profit Terlapor II yang

tertera dalam audited financial statement Terlapor II; ---

8.2.2.8. Persaingan pada sektor penerbangan sangat ekstrim dan

sangat tajam. Dalam situasi ini, Terlapor II tidak pernah

memiliki kehendak untuk berkoordinasi dengan

pesaingnya. Terlapor II selalu dituntut untuk beroperasi

secara efisien dan inovatif untuk memenangi persaingan,

bukan melalui tindakan ilegal penetapan harga; ----------

8.2.3. Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) menyatakan

bahwa (vide bukti C14.3); -------------------------------------------------

8.2.3.1. Berdasarkan fakta-fakta, formula perhitungan fuel

surcharge Terlapor III berbeda dengan para Terlapor

lainnya dan menghasilkan perhitungan fuel surcharge

yang juga berbeda. Hal ini tampak pada tabel-tabel

pergerakan fuel surcharge dari masing-masing maskapai

penerbangan yang berbeda satu sama lain; ----------------

8.2.3.2. Berdasarkan Rapat Anggota dan Pengurus INACA pada

tanggal 30 Mei 2006, terbukti tidak ada kesepakatan

penetapan harga di antara maskapai penerbangan; -------

8.2.3.3. Kesimpulan mengenai adanya perjanjian penetapan

harga adalah kesimpulan yang keliru karena (i) besaran

fuel surcharge yang tidak jauh berbeda, tidak dapat

diindikasikan sebagai suatu kesepakatan antar maskapai

karena perhitungan fuel surcharge mengikuti harga

avtur; (ii) harga avtur yang diperoleh masing-masing

Page 274: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

274

maskapai dari Pertamina dengan cara deposit sesuai

kebutuhan. Harga avtur juga dipengaruhi oleh supply

chain. Harga avtur pada bulan November 2007 –

November 2008 juga menunjukkan kenaikan tajam

sejalan dengan kenaikan fuel surcharge dalam tabel dan

grafik pergerakan fuel surcharge.; (iii) pergerakan fuel

surcharge masing-masing maskapai juga berbeda karena

masing-masinsg maskapai mempunyai komponen-

komponen yang berbeda dalam menentukan besaran fuel

surcharge, sama sekali tidak ada perjanjian penetapan

harga; -----------------------------------------------------------

8.2.4. Terlapor IV, PT Mandala Airlines menyatakan bahwa (vide bukti

C14.4); -----------------------------------------------------------------------

8.2.4.1. Serangkaian rapat bersama INACA dengan perusahaan

maskapai penerbangan di Indonesia dan juga diikuti oleh

unsur dari Departemen Perhubungan, bukan merupakan

perbuatan yang mengindikasikan suatu bentuk kartel

yang dilakukan oleh maskapai penerbangan melalui

wadah INACA, melainkan merupakan rapat biasa yang

dilakukan sebagai bentuk koordinasi atas berbagai hal

dan permasalahan dalam penerbangan, termasuk juga

membahas mengenai fuel surcharge, antara maskapai

penerbangan anggota INACA dengan INACA; -----------

8.2.4.2. Serangkaian rapat tersebut telah dilakukan sesuai

prosedur dan dengan sepengetahuan Menteri

Perhubungan c.q. Dirjen Perhubungan Udara, sehingga

rapat yang bersifat terbuka dan diketahui oleh unsur

pemerintah jelas menunjukkan bahwa tidak ada dan

tidak pernah terjadi kartel ataupun tindakan melanggar

hukum lainnya yang dilakukan oleh maskapai

penerbangan secara bersama-sama; -------------------------

Page 275: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

275

8.2.4.3. Berdasarkan pengertian perjanjian baik dalam

KUHPerdata maupun UU No. 5 Tahun 1999, tidak ada

perjanjian ataupun kesepakatan atau tindakan

mengikatkan diri dalam bentuk apapun yang dibuat dari

pelaksanaan rapat-rapat tersebut, termasuk price

signaling ataupun cara-cara maupun bentuk lainnya yang

dapat dipersamakan dengan suatu perjanjian antara

Terlapor IV bersama maskapai penerbangan lainnya

untuk menetapkan besaran fuel surcharge; ----------------

8.2.5. Terlapor V, PT Riau Airlines menyatakan tidak terkait dengan

kesepakatan tertulis Para Terlapor di INACA karena Terlapor V

resmi menjadi anggota INACA adalah sejak 1 April 2009, selain itu

pada saat perkara ini dilaksanakan, Terlapor V sudah tidak

memberlakukan fuel surcharge (vide bukti C14.5); -------------------

8.2.6. Terlapor VI, PT Travel Express menyatakan bahwa (vide bukti

C14.6); ----------------------------------------------------------------------

8.2.6.1. Terlapor VI menerapkan fuel surcharge hanya dalam

satu zona untuk seluruh penerbangan dimana berbeda

dengan penerapan yang dilakukan oleh penerbangan

lainnya; ---------------------------------------------------------

8.2.6.2. Dasar penerapan fuel surcharge hanya dalam satu zona

adalah dengan mempertimbangkan (i) perbedaan harga

avtur untuk wilayah Jakarta, Makassar dan Papua yang

sangat berbeda; (ii) mayoritas operasi penerbangan

dengan jarak tempuh 2 jam penerbangan; (iii) mayoritas

operasi penerbangan Terlapor VI di wilayah Papua dan

sekitarnya; ------------------------------------------------------

8.2.7. Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines dan Terlapor VIII, PT

Wings Abadi Airlines menyatakan bahwa (vide bukti C14.7); -------

8.2.7.1. Terlapor VII dan Terlapor VIII menolak keras dalil Tim

Pemeriksa yang menyatakan intinya kecenderungan

yang sama pada perubahan fuel surcharge dinilai

Page 276: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

276

berdasarkan perjanjian di antara Para Terlapor. Sebab

Tim Pemeriksa hanya “menilai” dan penilaian itu hanya

berdasarkan pada “kecenderungan yang sama”, bukan

pada “perbuatan saling mengikatkan diri” sebagaimana

definisi “perjanjian” berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999;

8.2.7.2. Tim Pemeriksa sendiri mengakui tidak adanya perjanjian

atau kesepakatan secara tertulis di antara Para Terlapor,

termasuk Terlapor VII dan Terlapor VIII. Kalau Tim

Pemeriksa tidak dapat membuktikan adanya kesepakatan

tertulis di antara Para Terlapor, apa lagi yang tidak

tertulis; ----------------------------------------------------------

8.2.8. Terlapor IX, PT Metro Batavia menyatakan bahwa (vide bukti

C14.8); -----------------------------------------------------------------------

8.2.8.1. Pada prinsipnya memang benar dalam menentukan harga

tiket pesawat Terlapor IX menjadikan fuel surcharge

sebagai komponen perhitungan harga tiket. Dalam

penerapan fuel surcharge tersebut Terlapor IX memiliki

formulasi perhitungan sebagai berikut: basic fare + PPN

+ IWJR (Rp 5000,-) + FS;------------------------------------

8.2.8.2. Terlapor IX sangat keberatan apabila diindikasikan

melakukan kartel (kesepakatan) secara tidak langsung

dengan Armada Penerbangan lainnya berkaitan dengan

menentukan fuel surcharge sebagai komponen untuk

menentukan harga tiket, karena pada prinsipnya dalam

menentukan harga tiket adalah sesuai dengan apa yang

diinstruksikan oleh Pemerintah dalam hal ini Dirjen

Perhubungan Udara Departemen Perhubungan dalam

KM 8 Tahun 2002; --------------------------------------------

8.2.8.3. Pertemuan-pertemuan INACA dengan airlines bukan

dalam rangka membuat suatu perjanjian “kartel”, namun

sebagai suatu pelaksanaan dari Surat Dirjen

Page 277: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

277

Perhubungan Udara Ref. Nomor: AU/2563/DAU-

0857/06, tanggal 9 Mei 2006;--------------------------------

8.2.9. Terlapor X, PT Kartika Airlines menyatakan tidak pernah

melakukan kesepakatan dengan airlines lain untuk menetapkan

harga fuel surcharge (vide bukti C14.9); --------------------------------

8.2.10. Terlapor XII, PT Trigana Air Service menyatakan bahwa (vide

bukti C14.10);---------------------------------------------------------------

8.2.10.1. Terlapor XII tidak pernah membuat perjanjian dengan

pesaing dalam menentukan besan harga tiket pesawat.

Bila terdapat kemiripan harga tiket pada rute yang sama

dengan pesaing, maka hal tersebut dikarenakan semua

komponen biaya operasi dari type pesawat yang sama

serta menerbangi rute yang sama, sehingga total biaya

operasi juga hampir sama;------------------------------------

8.2.10.2. Terlapor XII sebagai perusahaan penerbangan yang

hanya mengoperasikan pesawat propeller (non jet)

sangat dirugikan dengan KM 9/2002 dan KM 36/2005

yang mana perhitungan biaya produksi yang menjadi

landasan ketetapan tarif batas atas dan tarif referensi

adalah dengan menggunakan formula kategori pesawat

jet; ---------------------------------------------------------------

8.2.10.3. Pada dasarnya biaya pengoperasian pesawat propeller

lebih tinggi dibandingkan pesawat jet. Tanpa adanya

kenaikan harga fuel, maka dengan maksimum harga tiket

seperti yang diatur dalam KM 9/202, tidak dapat

menutupi biaya operasional pesawat propeller yang

Terlapor XII operasikan; -------------------------------------

8.2.10.4. Dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Perhubungan

KM 26/2010 tanggal 14 April 2010 yang merevisi KM

8/2002 dan KM 9/2002 telah mengakomodir perhitungan

harga tiket untuk operator pesawat propeller; -------------

Page 278: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

278

8.2.11. Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia menyatakan bahwa

berdasarkan bukti dan fakta yang ada, Terlapor XII dapat

dibuktikan tidak pernah mengadakan kesepakatan/perjanjian

dengan maskapai lain untuk menetapkan harga fuel surcharge (vide

bukti C14.11);---------------------------------------------------------------

8.3. Menimbang bahwa Majelis Komisi menilai adanya perjanjian untuk

menetapkan harga yang dilakukan oleh Para Terlapor sebagai berikut: ---------

8.3.1. Bahwa Terlapor yang merupakan anggota INACA yang

menandatangani Berita Acara Persetujuan Pelaksanaan Fuel

Surcharge yang dibuktikan berdasarkan Berita Acara Nomor

9100/53/V/2006 pada tanggal 4 Mei 2006 adalah Terlapor I, PT

Garuda Indonesia (Persero); Terlapor II, PT Sriwijaya Air; Terlapor

III, PT Merpati Nusantara Airlines; Terlapor IV, PT Mandala

Airlines; Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines; Terlapor IX, PT

Metro Batavia (vide bukti D2.3); -----------------------------------------

8.3.2. Bahwa Terlapor yang tidak menandatangani Berita Acara

Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge sebagaimana dimaksud

dalam butir 8.3.1. di atas adalah Terlapor V, PT Riau Airlines;

Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Services; Terlapor VIII,

PT Wings Abadi Airlines; Terlapor X, PT Kartika Airlines;

Terlapor XII, PT Trigana Air Service dan Terlapor XIII, PT

Indonesia AirAsia; ---------------------------------------------------------

8.3.3. Bahwa berdasarkan Notulen Rapat No. 9100/57/V/2006, INACA

mengadakan Rapat Anggota dan Pengurus INACA pada tanggal 30

Mei 2006 yang pada intinya membatalkan dengan menyimpulkan

penerapan dan besaran fuel surcharge diserahkan kembali kepada

masing-masing perusahaan penerbangan nasional Anggota INACA

(vide bukti D2.3);-----------------------------------------------------------

8.3.4. Bahwa selain para Terlapor yang menandatangani Berita Acara

Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge sebagaimana dimaksud

dalam butir 8.3.1. di atas, terdapat 3 (tiga) Terlapor yang mengikuti

kesepakatan harga yang dibuat, yaitu Terlapor VI, PT Travel

Page 279: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

279

Express Aviation Services; Terlapor VIII, PT Wings Abadi

Airlines; Terlapor X, PT Kartika Airlines; ------------------------------

8.4. Menimbang bahwa berdasarkan tanggapan dan atau pembelaan oleh Terlapor

I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor V, Terlapor VI, Terlapor

VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X, Terlapor XII dan Terlapor XIII

terhadap LHPL terkait dengan adanya perjanjian penetapan harga

sebagaimana diuraikan dalam butir 8.2, maka Majelis Komisi berpendapat

sebagai berikut: -------------------------------------------------------------------------

8.4.1. Terkait dengan Pembelaan Terlapor I tentang digunakannya

Analisis Granger Causality Test, Majelis Komisi menilai bahwa

analisis tersebut merupakan analisis kausalitas terhadap 2 (dua)

variabel atau pasangan variabel, namun analisis ini tidak dapat

digunakan untuk menguji lebih dari 2 (dua) variabel karena akan

mengakibatkan hasil yang menyesatkan, sebagaimana dijelaskan

dalam kutipan sebagai berikut8; ------------------------------------------

“Granger causality test is a technique for determining whether one time series is useful in forecasting another. Ordinarily, regressions reflect "mere" correlations, but Clive Granger, who won a Nobel Prize in Economics, argued that there is an interpretation of a set of tests as revealing something about causality.

A time series X is said to Granger-cause Y if it can be shown, usually through a series of F-tests on lagged values of X (and with lagged values of Y also known), that those X values provide statistically significant information about future values of Y.

The test works by first doing a regression of ΔY on lagged values of ΔY. Once the appropriate lag interval for Y is proved significant (t-stat or p-value), subsequent regressions for lagged levels of ΔX are performed and added to the regression provided that they 1) are significant in and of themselves and 2) add explanatory power to the model. This can be repeated for multiple ΔXs (with each ΔX being tested independently of other ΔXs, but in conjunction with the proven lag level of ΔY). More than one lag level of a variable can be included in the final regression model, provided it is statistically significant and provides explanatory power.

8 Granger, C.W.J., 1969. "Investigating causal relations by econometric models and cross-

spectral methods". Econometrica 37 (3), 424–438.

Page 280: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

280

The researcher is often looking for a clear story, such as X granger-causes Y but not the other way around. In practice, however results are often hard-to-interpret. For instance no variable granger-causes the other, or that each of the two variables granger-causes the second.

Despite its name, Granger causality does not imply true causality. If both X and Y are driven by a common third process with different lags, their measure of Granger causality could still be statistically significant. Yet, manipulation of one process would not change the other. Indeed, the Granger test is designed to handle pairs of variables, and may produce misleading results when the true relationship involves three or more variables. A similar test involving more variables can be applied with vector autoregression. A new method for Granger causality that is not sensitive to the normal distribution of the error term has been developed by Hacker and Hatemi-J (2006). This new method is especially useful in financial economics since many financial variables are non-normal.This technique has been adapted to neural science.”

8.4.2. Majelis Komisi menilai hasil analisis yang digunakan oleh Terlapor

I dengan menggunakan Analisis Granger Causality Test tidak dapat

diterima; ---------------------------------------------------------------------

8.4.3. Majelis Komisi menilai bahwa analisis pergerakan fuel surcharge

dalam LHPL tidak menunjukkan adanya kecenderungan yang

konklusif karena terdapat data dari 3 (tiga) Terlapor yang bersifat

outlier. Ketiga Terlapor tersebut adalah Terlapor V (PT Riau

Airlines), Terlapor XII (PT Trigana Air Service) dan Terlapor XIII

(PT Indonesia AirAsia); ---------------------------------------------------

8.4.4. Majelis Komisi melakukan analisis ulang terhadap LHPL dengan

mengeluarkan ketiga Terlapor yang merupakan outlier tersebut dari

analisis pergerakan fuel surcharge. Selain karena alasan outlier,

Majelis Komisi juga mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut; --

8.4.4.1. Terlapor V (PT Riau Airlines) baru terdaftar sebagai

anggota INACA pada tahun 2009; --------------------------

8.4.4.2. Terlapor XII (PT Trigana Air Service) memperoleh

sebagian besar pendapatannya dari cargo dan charter

(sekitar 80%), bukan dari angkutan umum penumpang

berjadwal; ------------------------------------------------------

Page 281: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

281

8.4.4.3. Terlapor XIII (PT Indonesia AirAsia) baru terdaftar

sebagai anggota INACA pada tahun 2009, dan telah

menghentikan penetapan fuel surcharge sejak bulan

November 2008;-----------------------------------------------

8.4.5. Majelis Komisi berpendapat bahwa setidak-tidaknya terdapat 9

(sembilan) Terlapor yaitu Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III,

Terlapor IV, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX,

dan Terlapor X yang menetapkan fuel surcharge secara

terkoordinasi (concerted actions) dalam zona penerbangan 0 s/d 1

jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam sebagaimana ditunjukkan dalam

Grafik-grafik di bawah ini: ------------------------------------------------

Grafik 1

Grafik Pergerakan Fuel Surcharge 0 s/d 1 Jam Sriwijaya, Garuda, Mandala, Lion, Batavia, Kartika, Merpati dan Wings Air

Mei 2006 – Oktober 2009

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

Mei-06

Agust-06Nop-06

Feb-07Mei-0

7

Agust-07Nop-07

Feb-08Mei-0

8

Agust-08Nop-08

Feb-09Mei-0

9

Agust-09

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaLionBataviaKartikaMerpatiWings

Page 282: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

282

Grafik 2 Grafik Pergerakan Fuel Surcharge 1 s/d 2 Jam

Sriwijaya, Garuda, Mandala, Lion, Batavia, Kartika, Merpati, Ekspress Air dan Wings Air

Mei 2006 – Oktober 2009

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

Mei-06

Agust-06Nop-06

Feb-07Mei-0

7

Agust-07Nop-07

Feb-08Mei-0

8

Agust-08Nop-08

Feb-09Mei-0

9

Agust-09

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaEkspress AirLionBataviaKartikaMerpatiWings

------------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 3

Page 283: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

283

Grafik 3

Grafik Pergerakan Fuel Surcharge 2 s/d 3 Jam Sriwijaya, Garuda, Mandala, Lion, Batavia, Kartika, Merpati dan Wings Air

Mei 2006 – Oktober 2009

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

Mei-06

Agust-06Nop-06

Feb-07Mei-0

7

Agust-07Nop-07

Feb-08Mei-0

8

Agust-08Nop-08

Feb-09Mei-0

9

Agust-09

Bulan

Rupi

ah

SriwijayaGarudaMandalaLionBataviaKartikaMerpatiWings

8.4.6. Majelis Komisi selanjutnya juga melakukan analisis ulang terhadap

Uji Korelasi dan Uji Homogenity of Variance dalam LHPL dengan

mengeluarkan 3 (tiga) Terlapor yang merupakan outlier dengan

alasan yang sama sebagaimana dimaksud dalam butir 8.4.3. dan

8.4.4. di atas; ----------------------------------------------------------------

8.4.7. Majelis Komisi berpendapat bahwa terdapat hubungan positif

dengan korelasi yang tinggi (nilai r rata-rata di atas 0,95) antara fuel

surcharge yang diterapkan para Terlapor sebagaimana ditunjukkan

dalam hasil uji korelasi sebagai berikut:---------------------------------

Page 284: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

284

Tabel 1

Uji Korelasi untuk Fuel Surcharge 0 s/d 1 Jam

Sriwijaya Garuda Mandala Lion Batavia Kartika Merpati Wings

Sriwijaya 1 Garuda 0.991514 1 Mandala 0.98475 0.980592 1 Lion 0.982568 0.968657 0.985123 1 Batavia 0.97611 0.965165 0.976791 0.98871 1 Kartika 0.980229 0.987941 0.965569 0.961236 0.950396 1 Merpati 0.957886 0.969467 0.956829 0.927624 0.940649 0.951322 1 Wings 0.982551 0.969029 0.984585 0.999272 0.986676 0.962694 0.924955 1

Tabel 2 Uji Korelasi untuk Fuel Surcharge 1 s/d 2 Jam

Sriwijaya Garuda Mandala Ekspress

Air Lion Batavia Kartika Merpati Wings Sriwijaya 1 Garuda 0.992693 1 Mandala 0.989996 0.986825 1 Ekspress Air 0.994297 0.986897 0.987938 1 Lion 0.978951 0.962314 0.975193 0.985273 1 Batavia 0.986332 0.977024 0.978689 0.986828 0.98693 1 Kartika 0.979082 0.981862 0.978452 0.983574 0.975012 0.977229 1 Merpati 0.99252 0.993912 0.98508 0.986821 0.961837 0.974431 0.977473 1 Wings 0.978951 0.962314 0.975193 0.985273 1 0.98693 0.975012 0.961837 1

Tabel 3 Uji Korelasi untuk Fuel Surcharge 2 s/d 3 Jam

Sriwijaya Garuda Mandala Lion Batavia Kartika Merpati Wings

Sriwijaya 1 Garuda 0.994117 1 Mandala 0.987254 0.976472 1 Lion 0.97481 0.955565 0.983369 1 Batavia 0.975282 0.960473 0.985573 0.994511 1 Kartika 0.981903 0.975344 0.978665 0.982284 0.973985 1 Merpati 0.989212 0.994779 0.972165 0.957691 0.957615 0.980562 1 Wings 0.97481 0.955565 0.983369 1 0.994511 0.982284 0.957691 1

8.4.8. Majelis Komisi berpendapat bahwa hasil Uji Homogenity of

Variance dengan pendekatan Bartletts terhadap fuel surcharge 0 s/d

1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam periode Mei 2006 s/d Oktober

Page 285: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

285

2009 menunjukkan bahwa variasi dari fuel surcharge masing-

masing maskapai yang diuji adalah sama. Hal tersebut ditunjukkan

oleh P value dari seluruh uji homogenity of variance yang nilainya

di atas 0,05 sebagaimana ditunjukkan dalam hasil uji berikut; -------

8.4.8.1. Uji Homogenity of Variance untuk fuel surcharge pada

penerbangan 0 s/d 1 Jam:

-------------------------------------------------------------------------------------------------8.4.8.2

130000110000900007000050000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.107

Test Statistic: 1.706

Levene's Test

P-Value : 0.161

Test Statistic: 10.520

Bartlett's Test

Factor Levels

Wings

Sriwijaya

Merpati

Mandala

Lion

Kartika

Garuda

Batavia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 286: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

286

8.4.8.2. Uji Homogenity of Variance untuk fuel surcharge pada

penerbangan 1 s/d 2 Jam:

------------------------------------------------------------------------------------------------8.4.8.3.

16000011000060000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.017

Test Statistic: 2.377

Levene's Test

P-Value : 0.220

Test Statistic: 10.694

Bartlett's Test

Factor Levels

Wings

Sriwijaya

Merpati

Mandala

Lion

Kartika

Garuda

Ekspress Air

Batavia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 287: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

287

8.4.8.3. Uji Homogenity of Variance untuk fuel surcharge pada

penerbangan 2 s/d 3 Jam:

8.4.9. Majelis Komisi berpendapat bahwa analisis uji korelasi dan uji

homogenity of variance tersebut di atas memperkuat pendapat

Majelis Komisi sebelumnya bahwa setidak-tidaknya terdapat 9

(sembilan) Terlapor yaitu Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III,

Terlapor IV, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII, Terlapor IX,

dan Terlapor X yang menetapkan fuel surcharge secara

terkoordinasi (concerted actions) dalam zona penerbangan 0 s/d 1

jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam; -----------------------------------------

8.5. Majelis Komisi berpendapat adanya penetapan fuel surcharge yang eksesif

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:------------------------

8.5.1. Majelis Komisi melakukan perbandingan fuel surcharge aktual

dengan fuel surcharge acuan estimasi untuk Terlapor I, Terlapor II,

Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII

dan Terlapor X untuk tahun 2006 s/d 2009 pada penerbangan 0 s/d 1

200000150000100000

95% Confidence Intervals for Sigmas

P-Value : 0.034

Test Statistic: 2.203

Levene's Test

P-Value : 0.303

Test Statistic: 8.350

Bartlett's Test

Factor Levels

Wings

Sriwijaya

Merpati

Mandala

Lion

Kartika

Garuda

Batavia

Homogeneity of Variance Test for C2

Page 288: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

288

jam dan 2 s/d 3 jam. Untuk penerbangan 1 s/d 2 jam, Majelis Komisi

menambahkan Terlapor IX karena Terlapor IX hanya melayani

penerbangan antara 1 s/d 2 jam; --------------------------------------------

8.5.2. Bahwa fuel surcharge acuan estimasi dihitung berdasarkan acuan fuel

surcharge yang pertama kali diberlakukan pada bulan Mei 2006 yaitu

sebesar Rp 20.000,- (duapuluh ribu rupiah) dengan tingkat harga

avtur sebesar Rp 5.921,- (lima ribu sembilan ratus dua puluh satu

rupiah). Dengan demikian fuel surcharge acuan estimasi bergerak

sesuai dengan fluktuasi harga avtur; ---------------------------------------

8.5.3. Bahwa perbandingan antara fuel surcharge aktual dengan fuel

surcharge acuan estimasi menunjukkan bahwa fuel surcharge yang

diterapkan oleh para Terlapor sebagaimana tersebut dalam butir 8.5.1

memiliki kecenderungan melampaui pergerakan fuel surcharge acuan

estimasi sebagaimana terlihat pada grafik berikut: -----------------------

Grafik 4

Perbandingan Fuel Surcharge Aktual v.s Fuel Surcharge Acuan Estimasi

Mei 2006 s/d Oktober 2009 (Penerbangan 0 s/d 1 jam)

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

Mei-06

Agust-

06

Nop-06

Feb-07

Mei-07

Agust-

07

Nop-07

Feb-08

Mei-08

Agust-

08

Nop-08

Feb-09

Mei-09

Agust-

09

Bulan

Rup

iah

FS EstimasiSriwijayaGarudaMandalaLionBataviaKartikaMerpatiWings

Page 289: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

289

Grafik 5

Perbandingan Fuel Surcharge Aktual v.s Fuel Surcharge Acuan Estimasi

Mei 2006 s/d Oktober 2009 (Penerbangan 1 s/d 2 jam)

050000

100000150000200000250000300000350000400000

Mei-06

Agust-06Nop-06

Feb-07Mei-0

7

Agust-07Nop-07

Feb-08Mei-0

8

Agust-08Nop-08

Feb-09Mei-0

9

Agust-09

Bulan

Rup

iah

FS EstimasiSriwijayaGarudaMandalaEkspress AirLionBataviaKartikaMerpatiWings

Grafik 6

Perbandingan Fuel Surcharge Aktual v.s Fuel Surcharge Acuan Estimasi

Mei 2006 s/d Oktober 2009 (Penerbangan 2 s/d 3 jam)

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

350000

400000

450000

Mei-06

Agust-

06

Nop-06

Feb-07

Mei-07

Agust-

07

Nop-07

Feb-08

Mei-08

Agust-

08

Nop-08

Feb-09

Mei-09

Agust-

09

Bulan

Rup

iah

FS EstimasiSriwijayaGarudaMandalaLionBataviaKartikaMerpatiWings

Page 290: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

290

8.5.4. Selain melakukan perbandingan antara fuel surcharge aktual dengan

fuel surcharge acuan estimasi, Majelis Komisi juga melakukan

perbandingan antara fuel surcharge aktual dengan fuel surcharge

acuan Departemen Perhubungan (Dephub) untuk Terlapor I, Terlapor

II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII

dan Terlapor X untuk tahun 2008 s/d 2009 pada penerbangan 0 s/d 1

jam dan 2 s/d 3 jam. Untuk penerbangan 1 s/d 2 jam, Majelis Komisi

menambahkan Terlapor IX karena Terlapor IX hanya melayani

penerbangan antara 1 s/d 2 jam ;--------------------------------------------

8.5.5. Majelis Komisi tidak melakukan perbandingan tersebut dari tahun

2006 karena Formula Fuel Surcharge dari Dephub baru dikeluarkan

pada bulan Maret 2008, sehingga tidak bisa digunakan sebagai

perbandingan untuk fuel surcharge yang telah ditetapkan oleh Para

Terlapor sebagaimana dimaksud dalam butir 8.5.4. sejak 2006 s/d

2007;----------------------------------------------------------------------------

8.5.6. Bahwa perbandingan antara fuel surcharge aktual dengan fuel

surcharge acuan Dephub juga menunjukkan bahwa fuel surcharge

yang diterapkan oleh para Terlapor sebagaimana tersebut dalam butir

8.5.4 memiliki kecenderungan melampaui pergerakan fuel surcharge

acuan Dephub sebagaimana terlihat pada grafik berikut:----------------

------------------------------------------------------------------------------------------------Grafik 7

Page 291: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

291

Grafik 7

Perbandingan Fuel Surcharge Aktual v.s Fuel Surcharge Acuan Dephub

Maret 2008 s/d Oktober 2009 (Penerbangan 0 s/d 1 jam)

0

50000

100000

150000

200000

250000

300000

Mar-08

Mei-08

Jul-0

8

Sep-08

Nop-08

Jan-0

9

Mar-09

Mei-09

Jul-0

9

Sep-09

Bulan

Rupi

ah

FS Acuan DepartemenPerhubunganSriwijaya

Garuda

Mandala

Lion

Batavia

Kartika

Merpati

Grafik 8

Perbandingan Fuel Surcharge Aktual v.s Fuel Surcharge Acuan Dephub

Maret 2008 s/d Oktober 2009 (Penerbangan 1 s/d 2 jam)

050000

100000150000200000250000300000350000400000

Mar-08

Mei-08

Jul-0

8

Sep-08

Nop-08

Jan-0

9

Mar-09

Mei-09

Jul-0

9

Sep-09

Bulan

Rupi

ah

FS Acuan DepHubSriwijayaGarudaMandalaEkspress AirLionBataviaKartikaMerpatiWings

Page 292: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

292

Grafik 9

Perbandingan Fuel Surcharge Aktual v.s Fuel Surcharge Acuan Dephub

Maret 2008 s/d Oktober 2009 (Penerbangan 2 s/d 3 jam)

050000

100000150000200000250000300000350000400000450000

Mar-08

Mei-08

Jul-08

Sep-08

Nop-08Jan

-09

Mar-09

Mei-09

Jul-09

Sep-09

Bulan

Rup

iah

FS Acuan DepHubSriwijayaGarudaMandalaLionBataviaKartikaMerpatiWings

8.5.7. Berdasarkan grafik-grafik perbandingan antara fuel surcharge aktual

dengan fuel surcharge estimasi di atas, Majelis Komisi menemukan

adanya excessive pricing yang dilakukan Terlapor I, Terlapor II,

Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII

dan Terlapor X untuk tahun 2008 s/d 2009 pada penerbangan 0 s/d 1

jam dan 2 s/d 3 jam. Untuk penerbangan 1 s/d 2 jam, Majelis Komisi

menambahkan Terlapor IX karena Terlapor IX hanya melayani

penerbangan antara 1 s/d 2 jam sebagaimana terlihat pada tabel

berikut: -------------------------------------------------------------------------

-------------------------------------------------------------------------------------------------Tabel 4

Page 293: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

293

Tabel 4

Persentase Kelebihan FS di atas FS Acuan Estimasi

Periode Mei 2006 s/d Desember 2006

Lama Jam

Terbang

Sriwijaya Garuda Mandala Lion Batavia Express Air

Kartika Merpati Wings

1 jam 39% 39% 21% 39% 10% 5% 39% 39% 2 jam 44% 44% 44% 44% 11% 64% 5% 44% 44% 3 jam 44% 44% 44% 44% 11% 5% 44% 44% Total 127% 127% 109% 127% 33% 64% 15% 127% 127% Rata-rata

42% 42% 36% 42% 11% 64% 5% 42% 42%

Tabel 5

Persentase Kelebihan FS di atas FS Acuan Estimasi

Periode Januari 2007 s/d Desember 2007

Lama Jam

Terbang

Sriwijaya Garuda Mandala Lion Batavia Express Air

Kartika Merpati Wings

1 jam 138% 127% 120% 136% 72% 132% 133% 136% 2 jam 138% 131% 116% 146% 77% 182% 139% 140% 146% 3 jam 138% 136% 123% 159% 81% 157% 145% 159% Total 414% 394% 358% 441% 231% 182% 429% 418% 441% Rata-rata

138% 131% 119% 147% 77% 182% 143% 139% 147%

Tabel 6

Persentase Kelebihan FS di atas FS Acuan Estimasi

Periode Januari 2008 s/d Desember 2008 Lama Jam

Terbang

Sriwijaya Garuda Mandala Lion Batavia Express Air

Kartika Merpati Wings

1 jam 323% 377% 315% 323% 314% 403% 383% 323% 2 jam 391% 487% 378% 405% 368% 434% 469% 504% 405% 3 jam 463% 602% 451% 492% 482% 912% 526% 912% Total 1177% 1466% 1145% 1220% 1164% 434% 1784% 1413% 1640%

Rata-rata 392% 489% 382% 407% 388% 434% 595% 471% 547%

Page 294: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

294

Tabel 7

Persentase Kelebihan FS di atas FS Acuan Estimasi

Periode Januari 2009 s/d Oktober 2009 Lama Jam

Terbang

Sriwijaya Garuda Mandala Lion Batavia Express Air

Kartika Merpati Wings

1 jam 588% 669% 601% 560% 600% 629% 848% 548% 2 jam 831% 961% 769% 750% 733% 872% 791% 1059% 750% 3 jam 993% 1244% 904% 912% 920% 912% 1059% 912% Total 2413% 2873% 2273% 2222% 2254% 872% 2332% 2966% 2211% Rata-rata

804% 958% 758% 741% 751% 872% 777% 989% 737%

8.5.8. Berdasarkan tabel-tabel perbandingan tersebut di atas, terlihat adanya

excessive pricing yang dilakukan oleh 9 (sembilan) Terlapor dengan

rata-rata excessive pricing yang mengalami kenaikan secara terus

menerus dari tahun ke tahun;------------------------------------------------

8.5.9. Meskipun menggunakan perbandingan antara fuel surcharge aktual

dengan fuel surcharge Dephub, Majelis Komisi tetap menemukan

adanya excessive pricing yang dilakukan Terlapor I, Terlapor II,

Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor VI, Terlapor VII, Terlapor VIII

dan Terlapor X untuk tahun 2008 s/d 2009 pada penerbangan 0 s/d 1

jam dan 2 s/d 3 jam. Untuk penerbangan 1 s/d 2 jam, Majelis Komisi

menambahkan Terlapor IX karena Terlapor IX hanya melayani

penerbangan antara 1 s/d 2 jam sebagaimana terlihat pada tabel

berikut: -------------------------------------------------------------------------

Tabel 8

Persentase Kelebihan FS di atas FS Acuan Dephub

Periode Maret 2008 s/d Desember 2008

Lama Jam Terbang

Sriwijaya Garuda Mandala Lion Batavia Express Air

Kartika Merpati Wings

1 jam 33% 51% 29% 30% 30% 56% 53% 30%

2 jam 26% 52% 21% 28% 17% 36% 42% 56% 28%3 jam 16% 46% 10% 20% 20% 23% 30% 20%Total 75% 149% 60% 78% 67% 36% 121% 138% 78%Rata-rata

25% 50% 20% 26% 22% 36% 40% 46% 26%

Page 295: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

295

Tabel 9

Persentase Kelebihan FS di atas FS Acuan Dephub

Periode Januari 2009 s/d Oktober 2009

Lama Jam Terbang

Sriwijaya Garuda Mandala Lion Batavia Express Air

Kartika Merpati Wings

1 jam 31% 46% 33% 26% 33% 39% 80% 23%

2 jam 34% 55% 27% 25% 22% 43% 31% 70% 25%3 jam 28% 58% 18% 19% 20% 19% 36% 19%Total 93% 159% 78% 69% 76% 43% 88% 186% 67%Rata-rata

31% 53% 26% 23% 25% 43% 29% 62% 22%

8.6. Menimbang bahwa Majelis Komisi menilai terdapat excessive fuel surcharge

yang dinikmati oleh 9 (sembilan) Terlapor sejak tahun 2006 s/d 2009 yang

merupakan kerugian atau kehilangan kesejahteraan (welfare losses) dari

konsumen antara Rp 5 Triliun sampai dengan Rp 13,8 Triliun sebagaimana

diterangkan dalam perhitungan berikut ini: -----------------------------------------

8.6.1. Bahwa berdasarkan data excessive pricing sebagaimana diuraikan

pada butir 8.5 di atas, Majelis Komisi menghitung excessive fuel

surcharge yang dinikmati oleh 9 (sembilan) Terlapor dengan

mengkalikan excessive pricing dengan jumlah penumpang masing-

masing Terlapor; --------------------------------------------------------------

8.6.2. Berdasarkan perhitungan tersebut, Majelis Komisi menguraikan

excessive fuel surcharge masing-masing dari 9 (sembilan) Terlapor

dengan FS Acuan Estimasi pada tabel berikut: ---------------------------

Tabel 10

Excessive fuel surcharge berdasarkan fuel surcharge Acuan Estimasi

Excessive FS berdasarkan FS Acuan Estimasi (Rp) Maskapai

2006 (8 bulan) 2007 (12 bulan) 2008 (12 bulan) 2009 (10 bulan) Total PT Garuda Indonesia (Persero)

37,856,177,134

257,328,685,217

1,638,193,517,661

1,575,388,749,083

3,508,767,129,096

PT Sriwijaya Air 17,084,976,970

130,852,497,290

728,604,657,296

880,987,744,243

1,757,529,875,800

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

7,839,789,243

97,587,092,709

508,760,972,963

528,798,041,591

1,142,985,896,506

PT Mandala Airlines 7,737,400,900

52,766,987,584

565,639,953,611

444,090,901,694

1,070,235,243,789

Page 296: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

296

Excessive FS berdasarkan FS Acuan Estimasi (Rp) Maskapai

2006 (8 bulan) 2007 (12 bulan) 2008 (12 bulan) 2009 (10 bulan) Total

PT Travel Express 533,440,985

4,025,058,217

16,781,659,932

14,587,712,817

35,927,871,953

PT Lion Mentari Airlines 36,124,714,109

257,236,360,669

1,590,387,025,494

1,432,416,942,983

3,316,165,043,255

PT Wings Abadi Airlines 11,002,895,631

92,551,710,040

404,815,521,563

497,496,556,907

1,005,866,684,141

PT Metro Batavia 5,064,191,712

119,101,552,228

792,384,771,576

999,996,659,142

1,916,547,174,658

PT Kartika Airlines 116,258,627

3,390,845,968

47,988,594,181

37,645,217,127

89,140,915,902

TOTAL DAMPAK/TAHUN

123,359,845,312

1,014,840,789,923

6,293,556,674,277

6,411,408,525,588

13,843,165,835,099

8.6.3. Bahwa jika FS Acuan Dephub yang dipergunakan, maka perhitungan

Majelis Komisi terhadap exessive fuel surcharge masing-masing

maskapai dari 9 (sembilan) Terlapor menggunakan metode yang

sama adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut: -------------------

Tabel 11

Excessive fuel surcharge berdasarkan fuel surcharge Acuan Dephub

Excessive FS berdasarkan Acuan Dephub (Rp) Maskapai 2006 (8 bulan) 2007 (12 bulan) 2008 (12 bulan) 2009 (10 bulan) Total

PT Garuda Indonesia (Persero)

37,856,177,134

257,328,685,217

712,235,017,519

608,899,902,361

1,616,319,782,232

PT Sriwijaya Air 17,084,976,970

130,852,497,290

212,452,726,050

237,074,215,583

597,464,415,894

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

9,257,403,409

97,587,092,709

209,525,135,559

214,138,808,389

530,508,440,067

PT Mandala Airlines 7,737,400,900

52,766,987,584

148,983,693,989

99,550,606,944

309,038,689,417

PT Travel Express 533,440,985

4,025,058,217

19,391,563,917

14,497,607,250

38,447,670,370

PT Lion Mentari Airlines 36,124,714,109

257,236,360,669

485,340,230,261

295,783,308,944

1,074,484,613,984

PT Wings Abadi Airlines 11,002,895,631

92,551,710,040

123,538,016,407

98,571,984,833

325,664,606,911

PT Metro Batavia 5,064,191,712

119,101,552,228

216,027,943,693

217,894,997,472

558,088,685,105

PT Kartika Airlines 116,258,627

3,390,845,968

19,041,209,750

9,174,450,833

31,722,765,178

Total Dampak per Tahun 124,777,459,478

1,014,840,789,923

2,146,535,537,146

1,795,585,882,611

5,081,739,669,158

9. Tentang Penetapan Biaya Secara Curang; ----------------------------------------------

9.1. Menimbang bahwa untuk membuktikan apakah terjadi kecurangan dalam

penetapan fuel surcharge, Tim Pemeriksa melakukan perbandingan antara

naik/turunnya harga avtur dengan naik/turunnya harga fuel surcharge untuk

masing-masing Terlapor, ceteris paribus, dan analisis perbandingan

Page 297: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

297

pergerakan fuel surcharge antara formula perhitungan Departemen

Perhubungan dan fuel surcharge yang diterapkan secara aktual oleh masing-

masing Terlapor untuk penerbangan antara 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d

3 jam;------------------------------------------------------------------------------------

9.2. Menimbang bahwa berdasarkan analisis tabel dan grafik yang menunjukkan

persentase pergerakan selisih harga avtur aktual dengan harga avtur basis

dengan persentase pergerakan fuel surcharge baik pada penerbangan 0 s/d 1

jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam, terhadap masing-masing Terlapor, Tim

Pemeriksa menilai bahwa tidak ada korelasi antara persentase pergerakan

selisih harga avtur aktual dengan harga avtur basis dengan persentase

pergerakan fuel surcharge baik pada penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam

dan 2 s/d 3 jam; ------------------------------------------------------------------------

9.3. Menimbang bahwa untuk memperkuat analisis terhadap masing-masing

Terlapor di atas, Tim Pemeriksa juga melakukan analisis perbandingan

pergerakan fuel surcharge antara formula perhitungan Departemen

Perhubungan dan fuel surcharge yang diterapkan secara aktual oleh masing-

masing Terlapor untuk penerbangan antara 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3

jam sebagaimana ditunjukkan pada Grafik 83, Grafik 84 dan Grafik 85 dalam

LHPL; ------------------------------------------------------------------------------------

9.4. Menimbang bahwa berdasarkan Tabel 71, Tabel 72 dan Tabel 73

sebagaimana juga ditunjukkan pada Grafik 83, Grafik 84 dan Grafik 85 dalam

LHPL, Tim Pemeriksa menilai bahwa secara rata-rata, harga fuel surcharge

yang ditetapkan oleh masing-masing Terlapor untuk Periode I (Mei 2006 s/d

Maret 2008), masih berada di bawah harga fuel surcharge yang dihitung

berdasarkan formula Departemen Perhubungan, namun untuk Periode II

(April 2008 s/d September 2009), harga fuel surcharge yang ditetapkan oleh

masing-masing Terlapor berada di atas harga fuel surcharge yang dihitung

berdasarkan formula Departemen Perhubungan; -----------------------------------

9.5. Menimbang bahwa Tim Pemeriksa menilai setidaknya pada Periode II (April

2008 s/d September 2009), para Terlapor telah memperoleh keuntungan dari

fuel surcharge; --------------------------------------------------------------------------

Page 298: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

298

9.6. Menimbang bahwa berdasarkan uraian analisis terhadap dugaan penetapan

biaya secara curang oleh masing-masing Terlapor, Tim Pemeriksa

menyatakan hal-hal sebagai berikut: -------------------------------------------------

9.6.1. Fuel surcharge merupakan kompensasi dari kenaikan harga avtur

(aviation turbin) yang dimasukkan ke dalam komponen tarif tiket

pesawat penerbangan yang dibebankan kepada konsumen;-------------

9.6.2. Fuel surcharge bertujuan untuk menutup selisih biaya bahan bakar

avtur maskapai penerbangan yang diakibatkan oleh kenaikan harga

avtur yang melebihi asumsi harga avtur yang digunakan dalam

perhitungan tarif batas atas sebagaimana dimaksud dalam KM No. 9

Tahun 2002; -------------------------------------------------------------------

9.6.3. Persetujuan Pemerintah melalui Departemen Perhubungan terhadap

penerapan fuel surcharge diperlukan karena penerapan fuel surcharge

akan menyebabkan harga tiket yang dibayar konsumen akan

melampaui tarif batas atas berdasarkan KM No. 9 Tahun 2002; -------

9.6.4. Namun demikian, penelitian Tim Pemeriksa terhadap perubahan

harga avtur dan perubahan fuel surcharge sejak Mei 2006 sampai

dengan Desember 2009 pada masing-masing Terlapor sebagaimana

ditunjukkan pada tabel dan grafik sebelumnya, menunjukkan korelasi

yang negatif. Artinya, penerapan fuel surcharge oleh setiap Terlapor

bukan hanya dimaksudkan sebagai kompensasi terhadap kenaikan

biaya avtur sebagaimana telah disetujui oleh Departemen

Perhubungan, tetapi juga dipergunakan untuk menutupi biaya

operasional lainnya; ----------------------------------------------------------

9.6.5. Hal tersebut dalam butir d (butir 9.6.4) didukung dengan fakta bahwa

sejak Departemen Perhubungan mengeluarkan acuan perhitungan fuel

surcharge pada Maret 2008 seluruh Terlapor menerapkan besaran

fuel surcharge di atas formula acuan yang dikeluarkan oleh

Departemen Perhubungan; --------------------------------------------------

9.6.6. Oleh karena itu Tim Pemeriksa menilai penerapan fuel surcharge

oleh setiap Terlapor telah melanggar ketentuan peraturan perundang-

Page 299: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

299

undangan yang mengakibatkan konsumen harus membayar lebih

tinggi dari yang seharusnya;-------------------------------------------------

9.6.7. Selanjutnya, sejak Maret 2008, penerapan fuel surcharge sudah tidak

sesuai lagi dengan peruntukannya sehingga harga tiket yang dibayar

oleh konsumen pada beberapa subclasses termahal telah melampaui

ketentuan tarif batas atas yang ditetapkan dalam KM No. 9 Tahun

2002;----------------------------------------------------------------------------

9.6.8. Tim Pemeriksa menilai fuel surcharge tersebut tidak diperuntukkan

untuk mengkompensasi selisih harga avtur sehingga melanggar KM

No. 9 Tahun 2002;------------------------------------------------------------

9.7. Menimbang bahwa terkait dengan hal penetapan biaya secara curang, Para

Terlapor memberikan Pembelaan dan Tanggapan sebagai berikut;--------------

9.7.1. Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) menyatakan bahwa (vide

bukti C14.1); ----------------------------------------------------------------

9.7.1.1. Dalil Tim Pemeriksa KPPU tentang keterkaitan antara

fuel surcharge dengan batas atas tarif dasar penumpang

angkutan niaga berjadwal dalam negeri adalah tidak

benar karena KM 9/2002 tidak mengatur batas atas fuel

surcharge, dan fuel surcharge tidak termasuk dalam

perhitungan komponen tarif dasar dalam KM 9/2002; ---

9.7.1.2. Pada faktanya, penerapan tarif dasar Terlapor I hampir

selalu mencapai batas atas KM No. 9/2002 karena

merupakan konsekuensi langsung dari kategori

pelayanan Terlapor I yang full service yang

membutuhkan biaya lebih tinggi dibandingkan dengan

maskapai lainnya yang merupakan low cost carrier;-----

9.7.1.3. Dengan diperhitungkannya fuel surcharge dalam

komponen tarif dasar, akan menyebabkan Terlapor I

menerapkan tarif dasar yang melewati batas atas

sebagaimana ditetapkan Pemerintah. Oleh sebab itu, fuel

surcharge tidak dapat dijadikan komponen dalam

menghitung tarif dasar Terlapor I; --------------------------

Page 300: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

300

9.7.1.4. Terlapor I tidak memperoleh keuntungan dari fuel

surcharge, karena fuel surcharge merupakan beban

biaya avtur dan bukannya komponen Terlapor I dalam

memperoleh pendapatan. Faktanya, fuel surcharge

diterapkan Terlapor I semata-mata untuk menutupi biaya

atas fluktuasi harga avtur yang terus meningkat yang

jauh melebihi asumsi harga avtur yang digunakan dalam

KM No. 9/2002; -----------------------------------------------

9.7.1.5. Terlapor I memperlakukan dan mencatat pembelian

avtur sebagai biaya produksi, yang mana komponen

biaya avtur / fuel dalam total biaya operasional relatif

sangat besar. Sebagaimana terbukti dalam Tabel 27

LHPL, jumlah fuel surcharge yang diperoleh Terlapor I

jauh lebih keceil dari jumlah fuel cost setahun; -----------

9.7.1.6. Pada faktanya, keuntungan usaha yang diperoleh

Terlapor I adalah merupakan hasil dari upaya-upaya

Terlapor I dalam memperbaiki kinerjanya, yaitu (a)

melakukan restrukturisasi rute; (b) melakukan efisiensi

sebesar 25% dalam waktu tiga tahun, dengan cara

peremajaan pesawat, negosiasi kontrak, e-auction, zero

growth pergawai; (c) manajemen yang sistemik,

contohnya dengan Revenue Management System,

Network Management System, mengurangi ground time;

(d) sinergi anak perusahaan Terlapor I; --------------------

9.7.1.7. Pada faktanya, tingkat keuntungan yang diperoleh

Terlapor I sejak tahun 2006 sampai sekarang jumlahnya

masih relatif kecil bila dibandingkan dengan keuntungan

yang diperoleh maskapai penerbangan lainnya

sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 13 dan 14

Pembelaan Terlapor I. Selain itu, pada saat peak season

justru Terlapor I mengalami kerugian sebagaimana

ditunjukkan dalam Gambar 15 Pembelaan Terlapor I; ---

Page 301: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

301

9.7.1.8. Dalam periode 2006-2008, besaran fuel surcharge

Terlapor I selalu lebih kecil dari fuel cost sehingga hal

ini membuktikan Terlapor I tidak menjadikan fuel

surcharge sebagai sumber pendapatan, melainkan untuk

mempersempit selisih antara besaran avtur yang telah

ditetapkan oleh Departemen Perhubungan dengan

besaran nyata avtur yang harus dibayarkan oleh Terlapor

I ke Pertamina. Disamping itu, Terlapor I selalu

memenuhi kewajiban-kewajiban perpanjakan terkait

dengan fuel surcharge¸termasuk pemenuhan kewajiban

PPN dan PPh Badan;------------------------------------------

9.7.1.9. Secara yuridis, Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 beserta

penjelasannya tidak relevan untuk diterapkan dalam

penetapan fuel surcharge oleh maskapai penerbangan,

dimana fuel surcharge ditetapkan untuk menutupi

fluktuasi kenaikan harga avtur sejak tahun 2006; ---------

9.7.1.10. Terkait dengan penjelasan Pasal 21, maka Pasal 21

tersebut harus dimaknai dalam kerangka penetapan

harga rendah dengan tujuan mematikan pelaku usaha

lain dan menguasai pasar. Sehingga kecurangan dalam

menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya harus

ditafsirkan terkait dengan tindakan untuk memperoleh

biaya faktor-faktor produksi yang lebih rendah dari

seharusnya, bukannya ditafsirkan lain, apalagi jika

ditafsirkan untuk mengenakan biaya faktor-faktor

produksi yang lebih tinggi;-----------------------------------

9.7.2. Terlapor II, PT Sriwijaya Air menyatakan bahwa bahwa (vide bukti

C14.2); -----------------------------------------------------------------------

9.7.2.1. Tim Pemeriksa Lanjutan telah keliru dalam menerapkan

Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 karena ketentuan dalam

Pasal 21 merupakan ketentuan umum yang bertujuan

menjamin transparansi biaya pada pemasokan barang

Page 302: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

302

atau jasa yang terdiri dari beberapa bagian, dimana

bentuk penjualan dengan harga yang rendah terlebih

dengan melakukan kecurangan dalam menetapkan biaya

produksi dan biaya lainnya tidak diperbolehkan; ---------

9.7.2.2. Untuk membuktikan kecurangan tersebut, Tim

Pemeriksa harus menguji kebenaran dari biaya produksi

(jasa) yang disampaikan oleh pelaku usaha dalam hal ini

perusahaan penerbangan dengan melakukan audit

pembukuan Terlapor. Namun Tim Pemeriksa tidak

pernah melakukan audit tersebut dan karenanya tidak

dalam kewenangannya untuk menentukan telah

terjadinya atau tidak terjadinya kecurangan penentuan

biaya produksi; ------------------------------------------------

9.7.2.3. Perlu dipertimbangkan bahwa berdasarkan penjelasan

Pasal 21, maksud dari kecurangan pada Pasal 21 adalah

upaya memperoleh faktor-faktor produksi yang

melanggar peraturan perundang-undangan dimana

faktor-faktor produksi tersebut lebih rendah dari yang

seharusnya untuk menetapkan harga jual yang juga lebih

rendah dari seharusnya dengan tujuan untuk menguasai

pasar. Penguasaan pasar tersebut tidak mungkin

dilakukan dengan menerapkan harga yang tinggi atau

eksesif; ----------------------------------------------------------

9.7.2.4. Terlapor II tidak melakukan kecurangan dalam membuat

dasar kalkulasi biaya fuel surcharge. Terlapor II telah

membuktikan melalui submisi data pembukuan dimana

tidak ada keuntungan yang didapat dari fuel surcharge,

sebaliknya Terlapor II masih merugi dengan penerapan

fuel surcharge tersebut;---------------------------------------

9.7.3. Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) menyatakan

bahwa bahwa (vide bukti C14.3); ----------------------------------------

Page 303: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

303

9.7.3.1. Kesimpulan Tim Pemeriksa yang menyatakan

pergerakan fuel surcharge Terlapor III tidak berubah

terlepas dari perubahan harga avtur bertentangan dengan

grafik yang menunjukkan pergerakan fluktuatif;----------

9.7.3.2. Kesimpulan Tim Pemeriksa yang menyatakan dalam

periode II yaitu bulan April 2008 – September 2009,

para Terlapor telah memperoleh keuntungan dari fuel

surcharge karena harga fuel surcharge yang ditetapkan

masing-masing maskapai berada di atas harga fuel

surcharge yang dihitung berdasarkan formula

Departemen Perhubungan bertentangan dengan

pernyataan Dirjen Perhubungan Udara dalam BAP

tanggal 21 Januari 2010 yang menyatakan selama ini

belum ada maskapai yang melebihi rambu-rambu yang

ditetapkan, dan tidak ada yang mendapatkan keuntungan

signifikan. Selain itu, berdasarkan Laporan Keuangan

Terlapor III tahun buku 2006-2008, secara jelas dapat

dibuktikan Terlapor III sama sekali tidak memperoleh

keuntungan apapun dari fuel surcharge; -------------------

9.7.3.3. Pernyataan Tim Pemeriksa yang menyatakan penerapan

fuel surcharge dipergunakan untuk menutupi biaya

operasional lainnya tidak terbukti karena tidak ada satu

bukti pun yang menunjukkan hal tersebut. Selain itu,

Terlapor III telah memberikan bukti mengenai

perbandingan pendapatan fuel surcharge dengan fuel

cost yang menunjukkan bahwa pendapatan fuel

surcharge (FS) di tahun 2006-2008 sama sekali tidak

dapat menutupi kerugian atas biaya avtur atau fuel cost

(FC) pada tahun-tahun tersebut, dengan kata lain justru

FC Terlapor III lebih besar dari pendapatan FS. Hal ini

berarti Terlapor III sama sekali tidak memperoleh

keuntungan apapun dari pendapatan FS; -------------------

Page 304: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

304

9.7.3.4. Nilai fuel surcharge tidak dapat dikatakan melampaui

tarif batas atas dalam KM No. 9/2002 karena komponen

fuel surcharge tidak ada dalam KM No. 9/2002.

Maskapai justru menerapkan fuel surcharge karena tarif

batas atas tidak dapat mengatasi harga avtur yang

melambung dan fluktuatif yang bukan merupakan

komponen dalam tarif batas atas tersebut; -----------------

9.7.4. Terlapor IV, PT Mandala Airlines menyatakan bahwa bahwa (vide

bukti C14.4); ----------------------------------------------------------------

9.7.4.1. Penetapan besaran fuel surcharge oleh Terlapor IV

adalah untuk mengantisipasi fluktuasi instan kenaikan

harga avtur dimana fuel surcharge adalah tambahan

biaya yang dikenakan oleh perusahaan penerbangan

karena harga avtur pada perhitungan pokok; --------------

9.7.4.2. Berdasarkan Risalah Rapat tentang pengenaan fuel

surcharge tanggal 5 Februari 2008, yang menjadi alasan

perusahaan menerapkan fuel surcharge adalah karena

hal-hal sebagai berikut: biaya/harga avtur tinggi; apabila

harga jual tiket dinaikkan, berdampak menurunnya

bersaing terhadap kompetitor, kenaikan harga avtur tidak

dapat diimbangi dengan pengorbanan menurunkan

tingkat profit; penerapan fuel surcharge dengan tidak

menaikkan tarif dianggap solusi yang terbaik; ------------

9.7.4.3. Dalam kesaksian Bapak Tri Sunoko selaku Direktur

Angkutan Udara dinyatakan bahwa Dirjen Angkutan

Udara tidak menetapkan formula tarif berdasarkan

pergerakan harga fuel. Hal ini dikarenakan adanya

kesulitan yakni harga fuel yang tidak bisa diprediksi.

9.7.4.4. Oleh karena pergeseran harga avtur yang tidak mampu

diantisipasi oleh Pemerintah, Terlapor IV perlu

melakukan upaya yang cukup untuk mengatasi sendiri

kesulitan akibat perubahan harga avtur yang tidak

Page 305: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

305

menentu, sambil menghindari potensi kerugian

(potential loss) yang lebih besar lagi pada perusahaan; --

9.7.4.5. Berdasarkan Tabel 47 LHPL, Terlapor IV melakukan

upaya penurunan harga fuel surcharge, seiring ketika

terjadi penurunan avtur pada periode Agustus 2008 –

Februari 2009. Hal ini menjadi bukti bahwa Terlapor IV

memang bertindak secara hati-hati dalam menerapkan

ketentuan harga fuel surcharge¸ serta dilakukan dengan

pertimbangan dan perhitungan bisnis, supaya akhirnya

tidak menyebabkan kerugian;--------------------------------

9.7.4.6. Apabila harga fuel surcharge yang menjadi komponen

harga tiket disesuaikan dengan kenaikan maupun

penurunan harga avtur setiap waktu, maka dapat

berakibat melemahkan efsiensi produk usaha dalam

menetapkan harga jual, dan menyebabkan potensi

kerugian usaha; ------------------------------------------------

9.7.4.7. Penetapan besaran fuel surcharge oleh Terlapor IV tidak

bertujuan untuk mengambil keuntungan melainkan

semata-mata sebagai antisipasi terhadap fluktuasi

kenaikan harga avtur yang tidak menentu, yang

ditambahkan ke dalam harga tiket dengan sepengetahuan

dari INACA dan Departemen Perhubungan; --------------

9.7.4.8. Pada uji korelasi Tabel 33, 34, dan 35 memang terjadi

hubungan linier positif dikarenakan kenaikan harga fuel

berlaku sama pada semua airlines dan pada periode yang

sama. Hal ini secara umum membuat harga fuel yang

dikeluarkan semua airlines pada struktur beban avtur

perusahaan sama;----------------------------------------------

9.7.4.9. Pada uji Bartlett dan Levene Test seperti pada Grafik 41,

42, dan 43 LHPL pada Periode I (Mei 2006 – Maret

2008) terdapat variasi yang sama dari seluruh maskapai

yang diuji. Hal ini dikarenakan belum adanya metode

Page 306: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

306

zoning yang diberlakukan sampai bulan Februari 2008.

Dengan demikian fuel surcharge yang bisa

diimplementasikan adalah satu jenis perhitungan fuel

surcharge;------------------------------------------------------

9.7.4.10. Perhitungan fuel surcharge yang dikenakan kepada

penumpang tidak dapat diperlakukan sama seperti pada

biaya yang harus dikeluarkan maskapai (fuel surcharge

yang dikenakan lebih rendah daripada yang harus

dikeluarkan maskapai). Maskapai harus

mempertimbangkan fuel surcharge berdasarkan pada

daya beli nasyarakat yang ada pada saat itu, dan

pertimbangan harga supaya lebih kompetitif; -------------

9.7.4.11. Terlapor IV melakukan upaya perhitungan secara

pertimbangan bisnis semata, untuk menghindari

kerugian, yang lazim dilakukan oleh perusahaan

transportasi udara;---------------------------------------------

9.7.5. Terlapor V, PT Riau Airlines menyatakan bahwa bahwa (vide bukti

C14.5); -----------------------------------------------------------------------

9.7.5.1. Dengan adanya kenaikan fuel (avtur) yang sangat

signifikan, dimana biaya operasional penerbangan

menjadi terpengaruh, maka berdampak terhadap harga

jual tiket penumpang; -----------------------------------------

9.7.5.2. Pengenaan fuelk surcharge memang benar merupakan

kompensasi dari kenaikan harga avtur, dimana pada

Oktober 2005, Dirjen Perhubungan Udara mengeluarkan

tanggapan sesuai dengan permintaan INACA untuk

memberlakukan fuel surcharge dengan syarat fuel

surcharge tidak berlaku surut; -------------------------------

9.7.5.3. Perhitungan harga tiket batas atas yang diatur dalam KM

No. 9/2002 masih menggunakan perkiraan harga fuel

(avtur) sebesar Rp 2700,- per liter, sedangkan kenaikan

harga avtur nyatanya telah mencapai kurang lebih 500%.

Page 307: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

307

Penurunan harga avtur yang terjadi masih jah dari harga

batas atas menurut KM No. 9/2002; ------------------------

9.7.5.4. Dampak kenaikan avtur sangat merugikan Terlapor V,

apalagi Terlapor V menerbangi rute-rute yang harga

avturnya jauh lebih tinggi daripada kota-kota besar.

Penerbangan Terlapor V lebih banyak menerbangi rute-

rute perintis dimana kepentingan mobilitas masyarakat

baik barang maupun jasa sangat perlu dibantu; -----------

9.7.5.5. Dengan kondisi ketidaksediaan avtur di daerah-daerah

yang diterbangi Terlapor V, mengakibatkan Terlapor V

harus melaksanakan refueling double uplift, yang

mengakibatkan daya angkut penumpang menjadi

berkurang dan pendapatan atas kargo berkurang drastis.

Hal ini dikarenakan limitasi penumpang yang mau tidak

mau harus dilaksanakan Terlapor V oleh karena

komitmennya dalam keselamatan penerbangan; ----------

9.7.6. Terlapor VI, PT Travel Express menyatakan bahwa bahwa (vide

bukti C14.6); ----------------------------------------------------------------

9.7.6.1. Pangsa pasar Terlapor VI mengalami penurunan selama

kurun waktu 4 tahun (2004-2008) sebesar 0,71% akibat

dari persaingan yang ada; ------------------------------------

9.7.6.2. Asumsi load factor Terlapor VI realistis berdasarkan

kemampuan yang dimiliki sesuai dengan rata-rata aktual

load factor Terlapor VI; --------------------------------------

9.7.6.3. Perhitungan fuel surcharge Terlapor VI secara rata-rata

masih lebih rendah dibandingkan dengan rasta-rata fuel

surcharge berdasarkan perhitungan Departemen

Perhubungan; --------------------------------------------------

9.7.6.4. Fuel Surcharge bukanlah merupakan pendapatan

melainkan adalah salah satu komponen biaya tambahan

yang harus dibayarkan oleh konsumen seperti halnya

PPN dan IWJR; ------------------------------------------------

Page 308: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

308

9.7.6.5. Terlapor VI mempertanyakan keabsahan data yang

diperoleh terhadap aktual penumpang yang tidak ada

verifikasinya sebagai dasar perhitungan perbedaan yang

sangat signifikan antara biaya fuel surcharge yang

diterima dengan fuel cost yang dikeluarkan;---------------

9.7.6.6. Kesimpulan Tim Pemeriksa yang menyatakan fuel

surcharge merupakan kompensasi dari kenaikan harga

avtur yang dimasukkan ke dalam komponen tarif tiket

pesawat penerbangan yang dibebankankepada konsumen

adalah tidak benar karena fuel surcharge merupakan

biaya tambahan di luar tarif yang harus dibayarkan oleh

konsumen seperti halnya dengan PPN dan IWJR; --------

9.7.7. Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines dan Terlapor VIII, PT

Wings Abadi Airlines menyatakan bahwa bahwa (vide bukti

C14.7); -----------------------------------------------------------------------

9.7.7.1. Menurut logika hukum, dugaan pelanggaran Pasal 5 dan

Pasal 21 harus dibuktikan. Dengan adanya kata sambung

“dan”, maka jika hanya salah satu pasal yang terbukti,

maka seluruh dugaan menjadi tidak memenuhi unsur

dugaan dan konsekuensi yuridisnya adalah bahwa

dugaan dimaksud menjadi gugur dan tidak terbukti; -----

9.7.7.2. Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya, Terlapor

VII dan Terlapor VIII menyatakan tidak terbukti

melanggar Pasal 5, sehingga oleh karena salah satu

unsur dugaan tidak terbukti, maka terhadap dugaan Pasal

21 tidak perlu dibuktikan lagi kebenarannya dan

konsekuensi yuridisnya adalah dugaan dimaksud

menjadi tidak terbukti dan gugur; ---------------------------

9.7.8. Terlapor IX, PT Metro Batavia menyatakan keberatan dengan

dugaan penetapan biaya secara curang karena apa yang dilakukan

oleh Terlapor IX dalam menentukan fuel surcharge sebagai

komponen harga tiket pesawat selalu mengikuti apa yang

Page 309: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

309

diinstruksikan oleh Pemerintah dalam hal ini Dirjen Perhubungan

Udara Departemen Perhubungan RI. Sehingga hal tersebut tidak

patut secara hukum dinyatakan sebagai suatu kegiatan melakukan

kecurangan dalam menetapkan biaya produksi dan biaya lainnya

yang menjadi bagian dari komponen harga barang dan atau jasa

yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat

(vide bukti C14.8) ----------------------------------------------------------

9.7.9. Terlapor X, PT Kartika Airlines menyatakan tidak pernah

menggunakan fuel surcharge untuk kepentingan lain selain untuk

biaya avtur (vide bukti C14.9); -------------------------------------------

9.7.10. Terlapor XII, PT Trigana Air Service menyatakan bahwa bahwa

(vide bukti C14.10); --------------------------------------------------------

9.7.10.1. Semua komponen biaya produksi atau pengoperasian

pesawat, baik pesawat jet maupun non jet sudah

tercantum secara resmi dalam KM 8/2001; ----------------

9.7.10.2. Departemen Perhubungan telah mengeluarkan KM

9/2002 yang menentukan maksimum besaran harga tiket

untuk setiap rute berdasarkan jarak tempuh. Hal ini

untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam

menetapkan biaya produksi oleh operator pesawat yang

dapat merugikan masyarakat;--------------------------------

9.7.10.3. Untuk menghindari persaingan tidak sehat antar

operator, maka Departemen Perhubungan telah

mengeluarkan KM 36/2005 yang menentukan tarif

referensi atau batas bawah. Bila ada operator yang

menjual tiket di bawah tarif referensi, maka kepada

operator tersebut akan dilakukan audit oleh Departemen

Perhubungan untuk menjamin tidak adanya biaya yang

terkurangi dalam hal keselamatan penerbangan seperti

perawatan pesawat, training pilot dan teknisi;-------------

9.7.10.4. Berdasarkan penjelasan di atas, Terlapor XII sebagai

operator pesawat tidak mungkin melakukan

Page 310: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

310

penggelembungan biaya produksi, karena tarif batas atas

sudah ditentukan oleh Menteri Perhubungan, serta tidak

mungkin pula melakukan reduksi pada biaya operasional

karena tarif referensi batas bawah juga sudah ditentukan

oleh Menteri Perhubungan; ----------------------------------

9.7.11. Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia menyatakan bahwa bahwa

(vide bukti C14.11); --------------------------------------------------------

9.7.11.1. Fuel surcharge yang diberlakukan Terlapor XIII adalah

akibat dari kenaikan harga minyak dunia. Oleh karena

itu fuel surcharge yang diterapkan Terlapor XIII pada

tanggal 10 Mei 2006 adalah bukan untuk mencari

keuntungan / pendapatan tambahan bagi perusahaan; ----

9.7.11.2. Terlapor XIII tidak pernah melakukan kecurangan untuk

mendapatkan keuntungan/pendapatan tambahan untuk

perusahaan dalam menetapkan harga fuel surcharge

yang dibuktikan dengan harga fuel surcharge yang

diterapkan oleh Terlapor XIII selalu lebih kecil

dibanding dengan harga fuel cost untuk bulan Mei 2006

s/d Oktober 2009, formula fuel surcharge yang

dirumuskan Departemen Perhubungan dan formula fuel

surcharge yang dirumuskan KPPU, yang dibuktikan

dengan grafik dalam Pembelaan Terlapor XIII;-----------

9.7.11.3. Mengingat bahwa Tim Pemeriksa telah keliru

memasukkan data besaran fuel surcharge Terlapor XIII

pada Tabel 23, 24 dan 25, maka dinyatakan terjadi

kekeliruan pada seluruh tabel maupun grafik yang

ditujukan untuk Terlapor XIII. Oleh karena itu, seluruh

tabel maupun grafik yang ada dapat dinyatakan tidak

berlaku untuk Terlapor XIII dan kecenderungan untuk

mengambil keuntungan/pendapatan tambahan bagi

perusahaan atas penerapan fuel surcharge tidak dapat

dibuktikan; -----------------------------------------------------

Page 311: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

311

9.7.11.4. Seiring dengan menurunnya harga minyak dunia,

Terlapor XIII mencabut fuel surcharge sejak bulan

November 2008 hingga sekarang;---------------------------

9.8. Menimbang bahwa berdasarkan LHPL dan Pembelaan/Tanggapan para

Terlapor, Majelis Komisi menilai hal-hal sebagai berikut;------------------------

9.8.1. Bahwa Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999 diterapkan dalam kerangka

penetapan harga rendah dengan tujuan mematikan pelaku usaha

pesaingnya dan untuk menguasai pasar dalam kondisi persaingan

yang cukup ketat. Sehingga kecurangan dalam menetapkan biaya

produksi dan biaya lainnya harus ditafsirkan terkait dengan

tindakan untuk memperoleh biaya faktor-faktor produksi yang lebih

rendah dari seharusnya;----------------------------------------------------

9.8.2. Bahwa Majelis Komisi menilai dalam menetapkan biaya produksi,

para Terlapor sudah mempertimbangkan pergerakan harga avtur,

sehingga tidak dapat dibuktikan terjadi kecurangan; ------------------

9.8.3. Bahwa Majelis Komisi menilai dengan adanya perjanjian penetapan

fuel surcharge yang bersifat lessening competition¸ sehingga tidak

menjadi penting bagi Terlapor untuk menetapkan biaya produksi

yang rendah;-----------------------------------------------------------------

9.8.4. Bahwa dengan demikian uraian mengenai penetapan biaya secara

curang dalam perkara ini menjadi tidak relevan; -----------------------

10. Tentang Dampak;-----------------------------------------------------------------------------

10.1. Menimbang bahwa Majelis Komisi selanjutnya memperhitungkan kerugian

yang dialami oleh konsumen penerbangan ketika membayar fuel surcharge

sebagai akibat adanya penetapan harga yang dilakukan oleh para Terlapor; ---

10.2. Menimbang bahwa kerugian konsumen adalah sama dengan excessive fuel

surcharge yang dinikmati oleh para Terlapor; --------------------------------------

10.3. Menimbang bahwa kerugian tersebut timbul karena fuel surcharge yang

diterapkan oleh maskapai secara bersama-sama telah melampaui fuel

surcharge Acuan Estimasi dan Acuan Dephub; ------------------------------------

10.4. Menimbang bahwa Majelis Komisi menggunakan fuel surcharge sebesar Rp

20.000,- (duapuluh ribu rupiah) pada tingkat harga avtur Rp 5.921,- (lima ribu

Page 312: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

312

sembilan ratus dua puluh satu rupiah) sebagai fuel surcharge Acuan Estimasi

dalam menetapkan kerugian konsumen penerbangan. Perubahan-perubahan

besaran fuel surcharge yang diterapkan oleh maskapai penerbangan karena itu

diharapkan mengikuti perubahan harga avtur secara proporsional.

Berdasarkan perhitungan ini, maka Majelis menemukan kelebihan fuel

surcharge (selisih antara fuel surcharge Aktual dengan fuel surcharge Acuan

Estimasi) sebesar Rp 13.843.165.835.099,- (tiga belas triliun delapan ratus

empat puluh tiga miliar seratus enam puluh lima juta delapan ratus tiga puluh

lima ribu sembilan puluh sembilan rupiah) sebagaimana diuraikan pada Tabel

10 dalam butir 8.6.2 Tentang Hukum Putusan a quo; -----------------------------

10.5. Menimbang bahwa Majelis Komisi menetapkan fuel surcharge menggunakan

formula dari Departemen Perhubungan sebagai fuel surcharge Acuan Dephub

dalam menetapkan kerugian konsumen penerbangan. Berdasarkan

perhitungan ini, maka Majelis menemukan kelebihan fuel surcharge (selisih

antara fuel surcharge Aktual dengan fuel surcharge Acuan Dephub) sebesar

Rp 5.081.739.669.158,- (lima triliun delapan puluh satu miliar tujuh ratus

tiga puluh sembilan juta enam ratus enam puluh sembilan ribu seratus lima

puluh delapan rupiah) sebagaimana diuraikan pada Tabel 11 dalam butir 8.6.3

Tentang Hukum Putusan a quo;------------------------------------------------------

10.6. Dengan demikian Majelis Komisi menilai adanya dampak terhadap kerugian

konsumen setidak-tidaknya sebesar Rp 5.081.739.669.158,- (lima triliun

delapan puluh satu miliar tujuh ratus tiga puluh sembilan juta enam ratus

enam puluh sembilan ribu seratus lima puluh delapan rupiah) sampai dengan

Rp 13.843.165.835.099,- (tiga belas triliun delapan ratus empat puluh tiga

miliar seratus enam puluh lima juta delapan ratus tiga puluh lima ribu

sembilan puluh sembilan rupiah) selama periode 2006 s/d 2009; ----------------

11. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 5 UU No. 5/1999;-----------------------------------

11.1. Menimbang bahwa Pasal 5 UU Nomor 5 Tahun 1999 berbunyi sebagai

berikut: -----------------------------------------------------------------------------------

(1) Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha

pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang dan atau jasa

Page 313: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

313

yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar

bersangkutan yang sama.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi:

11.1.1. suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan; atau

11.1.2. suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku.

11.2. Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya

pelanggaran Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi

mempertimbangkan unsur-unsur pasal sebagai berikut: ---------------------------

11.3. Unsur Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha Pesaing;------------------------------

11.3.1. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 5

Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum

negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha

dalam bidang ekonomi; ------------------------------------------------------

11.3.2. Bahwa Terlapor XI, PT Linus Airways tidak memenuhi Unsur Pelaku

Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 5

Tahun 1999 karena secara de facto sudah dicabut seluruh Ijin

Operasinya oleh Departemen Perhubungan dan sudah tidak

menjalankan kegiatan usaha di bidang Angkutan Udara Niaga

Berjadwal, sehingga pemenuhan unsur-unsur Pasal 5 untuk Terlapor

XI, PT Linus Airways tidak perlu dibuktikan lebih lanjut;--------------

11.3.3. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dan pelaku usaha pesaing dalam

perkara a quo adalah Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero);

Terlapor II, PT Sriwijaya Air; Terlapor III, PT Merpati Nusantara

Airlines (Persero), Terlapor IV, PT Mandala Airlines; Terlapor V, PT

Riau Airlines; Terlapor VI, PT Travel Express; Terlapor VII, PT Lion

Mentari Airlines; Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines; Terlapor

IX, PT Metro Batavia; Terlapor X, PT Kartika Airlines; Terlapor XII,

PT Trigana Air Service, dan Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia

Page 314: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

314

sebagaimana dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum butir 5

Tentang Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha Pesaing di atas; --------------

11.3.4. Bahwa dengan demikian, Unsur Pelaku Usaha dan Pelaku Usaha

Pesaing terpenuhi; -----------------------------------------------------------

11.4. Unsur Perjanjian; ----------------------------------------------------------------------

11.4.1 Bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 7 UU No. 5/1999, definisi

perjanjian adalah “suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha

untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih pelaku usaha lain

dengan nama apa pun, baik tertulis maupun tidak tertulis;” -----------

11.4.2 Bahwa yang dimaksud dengan perjanjian dalam perkara a quo bukan

merupakan suatu perjanjian yang dibuat dalam suatu usaha patungan

atau suatu perjanjian yang didasarkan undang-undang yang berlaku; -

11.4.3 Bahwa yang dimaksud dengan perjanjian dalam perkara a quo adalah

perjanjian tidak tertulis untuk menetapkan besaran fuel surcharge

secara bersama-sama yang dilakukan oleh para Terlapor yaitu

Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero); Terlapor II, PT Sriwijaya

Air; Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), Terlapor

IV, PT Mandala Airlines; Terlapor VI, PT Travel Express Aviation

Service; Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines; Terlapor VIII, PT

Wings Abadi Airlines; Terlapor IX, PT Metro Batavia; Terlapor X,

PT Kartika Airlines; pada Periode I (Mei 2006 s/d Maret 2008) untuk

zona penerbangan dengan waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan

2 s/d 3 jam sebagaimana diuraikan dalam Bagian Tentang Hukum

butir 7 Tentang Perjanjian dan butir 8 tentang Penetapan Harga di

atas; -----------------------------------------------------------------------------

11.4.4 Bahwa dengan demikian Unsur Perjanjian terpenuhi; ------------------

11.5. Unsur Penetapan Harga; -------------------------------------------------------------

11.5.1. Bahwa yang dimaksud dengan harga yang ditetapkan atas suatu

barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau

pelanggan dalam perkara a quo adalah fuel surcharge; -----------------

11.5.2. Bahwa formula perhitungan fuel surcharge, asumsi harga avtur,

asumsi konsumsi avtur dan asumsi load factor yang dibuat oleh

Page 315: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

315

masing-masing Terlapor berbeda-beda, maka seharusnya pergerakan

fuel surcharge yang ditetapkan oleh masing-masing Terlapor juga

berbeda-beda berdasarkan pertimbangan ekonomi dari masing-

masing perusahaan;-----------------------------------------------------------

11.5.3. Bahwa berdasarkan analisis pergerakan fuel surcharge, yang

dilakukan oleh Majelis Komisi yaitu uji korelasi dan homogenity

variance test, menunjukkan adanya trend yang sama, korelasi positif

dan variasi yang sama di antara para Terlapor yaitu Terlapor I, PT

Garuda Indonesia (Persero); Terlapor II, PT Sriwijaya Air; Terlapor

III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), Terlapor IV, PT

Mandala Airlines; Terlapor VI, PT Travel Express; Terlapor VII, PT

Lion Mentari Airlines; Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines;

Terlapor IX, PT Metro Batavia; Terlapor X, PT Kartika Airlines;

dalam menetapkan besaran fuel surcharge untuk periode Mei 2006

s/d Maret 2008 untuk zona waktu tempuh 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan

2 s/d 3 jam, meskipun formula perhitungan fuel surcharge, asumsi

harga avtur, asumsi konsumsi avtur dan asumsi load factor yang

dibuat oleh masing-masing Terlapor berbeda-beda; ---------------------

11.5.4. Bahwa adanya trend yang sama, korelasi positif dan variasi yang

sama dalam pergerakan fuel surcharge di antara para Terlapor

membuktikan adanya penetapan harga fuel surcharge oleh para

Terlapor tersebut sebagaimana diuraikan dalam Bagian Tentang

Hukum butir 8 Tentang Penetapan Harga di atas; ------------------------

11.5.5. Bahwa dengan demikian Unsur Penetapan Harga terpenuhi;----------

11.6. Unsur Pasar Bersangkutan;----------------------------------------------------------

11.6.1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 UU No 5 Tahun

1999, definisi pasar bersangkutan adalah “pasar yang berkaitan

dengan jangkauan atau daerah pemasaran tertentu oleh pelaku

usaha atas barang dan atau jasa yang sama atau sejenis atau

substitusi dari barang dan atau jasa tersebut;” --------------------------

11.6.2. Bahwa yang dimaksud dengan pasar bersangkutan yang sama dalam

perkara a quo adalah layanan jasa penerbangan penumpang berjadwal

Page 316: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

316

dari satu titik keberangkatan ke titik kedatangan di catchment area

pada setiap bandar udara sebagaimana diuraikan dalam Bagian

Tentang Hukum butir 6 Tentang Pasar Bersangkutan di atas; ----------

11.6.3. Bahwa dengan demikian Unsur Pasar Bersangkutan terpenuhi; ------

12. Tentang Pemenuhan Unsur Pasal 21 UU No. 5/1999; ---------------------------------

12.1 Menimbang bahwa Pasal 21 UU Nomor 5 Tahun 1999 berbunyi sebagai

berikut: “Pelaku usaha dilarang melakukan kecurangan dalam menetapkan

biaya produksi dan biaya lainnya yang menjadi bagian dari komponen

harga barang dan atau jasa yang dapat mengakibatkan terjadinya

persaingan usaha tidak sehat;” -----------------------------------------------------

12.2 Menimbang bahwa untuk membuktikan terjadi atau tidak terjadinya

pelanggaran Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999, maka Majelis Komisi

mempertimbangkan unsur-unsur pasal sebagai berikut:--------------------------

12.3 Unsur Pelaku Usaha; ----------------------------------------------------------------

12.3.1. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 5

Tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan usaha, baik yang

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan

berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum

negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama

melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha

dalam bidang ekonomi; ------------------------------------------------------

12.3.2. Bahwa Terlapor XI, PT Linus Airways tidak memenuhi Unsur Pelaku

Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 UU No. 5

Tahun 1999 karena secara de facto sudah dicabut seluruh Ijin

Operasinya oleh Departemen Perhubungan dan sudah tidak

menjalankan kegiatan usaha di bidang Angkutan Udara Niaga

Berjadwal, sehingga pemenuhan unsur-unsur Pasal 21 untuk Terlapor

XI, PT Linus Airways tidak perlu dibuktikan lebih lanjut;--------------

12.3.3. Bahwa yang dimaksud pelaku usaha dalam perkara a quo adalah

Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero); Terlapor II, PT Sriwijaya

Air; Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), Terlapor

IV, PT Mandala Airlines; Terlapor V, PT Riau Airlines; Terlapor VI,

Page 317: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

317

PT Travel Express; Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines; Terlapor

VIII, PT Wings Abadi Airlines; Terlapor IX, PT Metro Batavia;

Terlapor X, PT Kartika Airlines; Terlapor XII, PT Trigana Air

Service, dan Terlapor XIII, PT Indonesia Air Asia sebagaimana

dimaksud dalam Bagian Tentang Hukum butir 5 Tentang Pelaku

Usaha dan Pelaku Usaha Pesaing di atas; ---------------------------------

12.3.4. Bahwa dengan demikian, Unsur Pelaku Usaha terpenuhi; -------------

12.4 Unsur Penetapan Biaya Secara Curang; ----------------------------------------

12.4.1 Bahwa yang dimaksud dengan biaya yang ditetapkan secara curang

dalam perkara a quo adalah fuel surcharge yang ditetapkan oleh para

Terlapor; -----------------------------------------------------------------------

12.4.2 Bahwa fuel surcharge merupakan kompensasi dari kenaikan harga

avtur (aviation turbin) yang dimasukkan ke dalam komponen tarif

tiket pesawat penerbangan yang dibebankan kepada konsumen;-------

12.4.3 Bahwa berdasarkan analisis sebagaimana diuraikan dalam bagian

Tentang Hukum butir 9 Tentang Penetapan Biaya Secara Curang,

tidak terbukti adanya penetapan biaya secara curang dalam penerapan

fuel surcharge oleh masing-masing Terlapor; ----------------------------

12.4.4 Bahwa dengan demikian, Unsur Penetapan Biaya Secara Curang

tidak terpenuhi;--------------------------------------------------------------

12.4.5 Bahwa oleh karena salah satu unsur Pasal tidak terpenuhi, maka

unsur-unsur lainnya tidak perlu dipertimbangkan; -----------------------

13. Tentang Kesimpulan; ------------------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan dan uraian di atas, Majelis Komisi

sampai pada kesimpulan sebagai berikut:---------------------------------------------------

13.1 Bahwa telah terbukti terjadi penetapan harga yang dilakukan oleh Terlapor I,

PT Garuda Indonesia (Persero); Terlapor II, PT Sriwijaya Air; Terlapor III,

PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), Terlapor IV, PT Mandala Airlines;

Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Service; Terlapor VII, PT Lion

Mentari Airlines; Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines; Terlapor IX, PT

Metro Batavia; Terlapor X, PT Kartika Airlines; yang terbukti dengan:--------

Page 318: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

318

13.1.1 Adanya perjanjian penetapan harga sesuai dengan Berita Acara

Persetujuan Pelaksanaan Fuel Surcharge (Ref. Berita Acara

INACA Nomor 9100/53/V/2006 tanggal 4 Mei 2006), yang

kemudian dibatalkan dengan keluarnya Notulen Rapat INACA No.

9100/57/V/2006 pada tanggal 30 Mei 2006;----------------------------

13.1.2 Adanya penetapan fuel surcharge secara terkoordinasi (concerted

actions) dalam zona penerbangan 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d

3 jam; ------------------------------------------------------------------------

13.1.3 Adanya hubungan positif dengan korelasi yang tinggi (nilai r rata-

rata di atas 0,95) antara fuel surcharge yang diterapkan para

Terlapor; ---------------------------------------------------------------------

13.1.4 Hasil Uji Homogenity of Variance dengan pendekatan Bartletts

terhadap fuel surcharge 0 s/d 1 jam, 1 s/d 2 jam dan 2 s/d 3 jam

periode Mei 2006 s/d Oktober 2009 menunjukkan bahwa variasi

dari fuel surcharge masing-masing maskapai yang diuji adalah

sama; -------------------------------------------------------------------------

13.1.5 Terjadinya excessive price dalam penerapan fuel surcharge

berdasarkan perbandingan antara fuel surcharge aktual dengan fuel

surcharge acuan estimasi, dan perbandingan antara fuel surcharge

aktual dengan fuel surcharge acuan Dephub;---------------------------

13.1.6 Terjadinya excessive fuel surcharge yang dinikmati oleh 9

(sembilan) Terlapor yaitu Terlapor I, PT Garuda Indonesia

(Persero); Terlapor II, PT Sriwijaya Air; Terlapor III, PT Merpati

Nusantara Airlines (Persero), Terlapor IV, PT Mandala Airlines;

Terlapor VI, PT Travel Express; Terlapor VII, PT Lion Mentari

Airlines; Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines; Terlapor IX, PT

Metro Batavia; Terlapor X, PT Kartika Airlines; ----------------------

13.2 Bahwa tidak terbukti terjadi penetapan biaya secara curang dalam penerapan

fuel surcharge oleh para Terlapor yaitu Terlapor I, PT Garuda Indonesia

(Persero); Terlapor II, PT Sriwijaya Air; Terlapor III, PT Merpati Nusantara

Airlines (Persero), Terlapor IV, PT Mandala Airlines; Terlapor V, PT Riau

Airlines; Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Services; Terlapor VII, PT

Page 319: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

319

Lion Mentari Airlines; Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines; Terlapor IX,

PT Metro Batavia; Terlapor X, PT Kartika Airlines; Terlapor XII, PT Trigana

Air Service, dan Terlapor XIII, PT Indonesia Air Asia; ---------------------------

14. Tentang Pertimbangan Majelis Komisi Sebelum Memutus;-------------------------

Menimbang bahwa sebelum memutuskan, Majelis Komisi mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut:-----------------------------------------------------------------------------

14.1 Bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan bagi

para Terlapor sebagai berikut: --------------------------------------------------------

14.1.1 Bahwa Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) sudah beberapa

kali terbukti melanggar hukum persaingan usaha; ---------------------

14.1.2 Bahwa Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines, Terlapor VIII, PT

Wings Abadi Airlines, dan Terlapor IX, PT Metro Batavia dinilai

tidak kooperatif karena tidak memberikan keterangan dan dokumen

yang memadai selama proses pemeriksaan ; ----------------------------

14.1.3 Bahwa sampai saat Putusan ini dibacakan, Terlapor I, PT Garuda

Indonesia (Persero), Terlapor II, PT Sriwijaya Air, Terlapor III, PT

Merpati Nusantara Airlines (Persero), Terlapor IV, PT Mandala

Airlines, Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Service,

Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines, Terlapor VIII, PT Wings

Abadi Airlines, Terlapor IX, PT Metro Batavia, Terlapor X, PT

Kartika Airlines, Terlapor XII, PT Trigana Air Service masih

memberlakukan fuel surcharge meskipun telah terbit KM No. 26

Tahun 2010 tentang Mekanisme Formulasi Perhitungan dan

Penetapan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi

Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri yang mulai

berlaku sejak tanggal 14 April 2010, dimana seharusnya fuel

surcharge sudah tidak diberlakukan lagi ; ------------------------------

14.2 Bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan hal-hal yang meringankan bagi

para Terlapor sebagai berikut: --------------------------------------------------------

14.2.1 Bahwa Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero), Terlapor II, PT

Sriwijaya Air, Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines

(Persero), Terlapor IV, PT Mandala Airlines, Terlapor V, PT Riau

Page 320: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

320

Airlines, Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Service,

Terlapor X, PT Kartika Airlines, Terlapor XII, PT Trigana Air

Service dan Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia yang telah

kooperatif karena memberikan keterangan dan dokumen yang

memadai selama proses pemeriksaan; -----------------------------------

14.2.2 Bahwa Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Service dan

Terlapor X, PT Kartika Airlines tidak ikut menandatangani

perjanjian penetapan fuel surcharge pada tanggal 4 Mei 2006; ------

15. Tentang Perhitungan Denda;---------------------------------------------------------------

Menimbang bahwa dalam mengenakan sanksi denda bagi para Terlapor, Majelis

Komisi memperhitungkan hal-hal sebagai berikut: ----------------------------------------

15.1 Bahwa berdasarkan Pasal 36 huruf l jo. Pasal 47 ayat (1) UU No. 5 Tahun

1999, Komisi berwenang menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif

terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU No. 5 Tahun 1999; -----

15.2 Bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 47 ayat (2) huruf g, UU No. 5 Tahun

1999, Komisi berwenang menjatuhkan sanksi tindakan administratif berupa

pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,- (satu miliar

rupiah) dan setinggi-tingginya Rp 25.000.000.0000,- (dua puluh lima miliar

rupiah); -----------------------------------------------------------------------------------

15.3 Bahwa Majelis Komisi mempertimbangkan nilai excessive FS Terlapor I, PT

Garuda Indonesia (Persero) sebagai acuan tertinggi dalam menetapkan denda

maksimum Rp 25.000.000.000,- (Dua Puluh Lima Miliar Rupiah), maka

denda terhadap Terlapor lainnya adalah proporsional terhadap nilai excessive

FS masing-masing Terlapor atau serendah-rendahnya Rp 1.000.000.000,-

(Satu Miliar Rupiah);-------------------------------------------------------------------

16. Tentang Perhitungan Ganti Rugi;---------------------------------------------------------

16.1 Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 36 huruf j dan l jo. Pasal 47

huruf f, Komisi berwenang memutuskan dan menetapkan ada atau tidak

adanya kerugian di pihak pelaku usaha lain atau masyarakat dan berwenang

menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif penetapan pembayaran

ganti rugi terhadap pelaku usaha yang melanggar ketentuan UU No. 5 Tahun

1999;--------------------------------------------------------------------------------------

Page 321: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

321

16.2 Menimbang bahwa Majelis Komisi menetapkan adanya kerugian di pihak

masyarakat dan menjatuhkan sanksi berupa tindakan administratif penetapan

pembayaran ganti rugi kepada masyarakat melalui pemerintah sebesar 10%

(sepuluh persen) dari excessive fuel surcharge masing-masing Terlapor

dengan perkecualian kepada Terlapor VI (PT. Travel Express Aviation) dan

Terlapor X (PT. Kartika Airlines) yang ditetapkan sebesar 5% (lima persen)

dengan mempertimbangkan bahwa kedua Terlapor tersebut merupakan

perusahaan yang masih akan berkembang, skala usaha kecil dengan jumlah

armada pesawat yang terbatas, dan beroperasi pada jalur perintis di luar kota-

kota besar; -------------------------------------------------------------------------------

17. Tentang Saran dan Pertimbangan kepada Pemerintah;------------------------------

Menimbang bahwa sebelum memutus perkara ini, Majelis Komisi memandang perlu

untuk memberikan rekomendasi kepada Komisi untuk menyampaikan saran dan

pertimbangan kepada Pemerintah sebagai berikut: ----------------------------------------

17.1 Pemerintah c.q. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia agar tidak

memberikan kewenangan kepada asosiasi atau perhimpunan pelaku usaha

untuk menetapkan harga atau tarif;---------------------------------------------------

17.2 Bahwa pembayaran ganti rugi dari Terlapor yang disetor ke APBN agar

digunakan sebesar-besarnya untuk meningkatkan fasilitas bandara dan

pelayanan umum kepada masyarakat;------------------------------------------------

18. Tentang Diktum Putusan dan Penutup;--------------------------------------------------

Menimbang bahwa berdasarkan fakta dan kesimpulan di atas, serta dengan

mengingat Pasal 43 ayat (3) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999, Majelis

Komisi: ------------------------------------------------------------------------------------------

MEMUTUSKAN

1. Menyatakan bahwa Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero); Terlapor II,

PT Sriwijaya Air; Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero);

Terlapor IV, PT Mandala Airlines; Terlapor VI, PT Travel Express Aviation

Service; Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines; Terlapor VIII, PT Wings

Abadi Airlines; Terlapor IX, PT Metro Batavia; Terlapor X, PT Kartika

Page 322: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

322

Airlines terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 5 UU No. 5

Tahun 1999;------------------------------------------------------------------------------------

2. Menyatakan bahwa Terlapor V, PT Riau Airlines; Terlapor XI, PT Linus

Airways; Terlapor XII, PT Trigana Air Service; dan Terlapor XIII, PT

Indonesia AirAsia tidak terbukti melanggar Pasal 5 UU No. 5 Tahun 1999; ----

3. Menyatakan bahwa Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero); Terlapor II,

PT Sriwijaya Air; Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero);

Terlapor IV, PT Mandala Airlines; Terlapor V, PT Riau Airlines; Terlapor VI,

PT Travel Express Aviation Services; Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines,;

Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines; Terlapor IX, PT Metro Batavia;

Terlapor X, PT Kartika Airlines; Terlapor XI, PT Linus Airways; Terlapor

XII, PT Trigana Air Service; dan Terlapor XIII, PT Indonesia AirAsia tidak

terbukti melanggar Pasal 21 UU No. 5 Tahun 1999; ----------------------------------

4. Menetapkan adanya kerugian masyarakat setidak-tidaknya sebesar Rp

5.081.739.669.158,- (lima triliun delapan puluh satu miliar tujuh ratus tiga

puluh sembilan juta enam ratus enam puluh sembilan ribu seratus lima puluh

delapan rupiah) sampai dengan Rp 13.843.165.835.099,- (tiga belas triliun

delapan ratus empat puluh tiga miliar seratus enam puluh lima juta delapan

ratus tiga puluh lima ribu sembilan puluh sembilan rupiah) selama periode

2006 s/d 2009;----------------------------------------------------------------------------------

5. Memerintahkan pembatalan perjanjian penetapan fuel surcharge baik secara

tertulis maupun tidak tertulis yang dilakukan oleh Terlapor I, PT Garuda

Indonesia (Persero); Terlapor II, PT Sriwijaya Air; Terlapor III, PT Merpati

Nusantara Airlines (Persero); Terlapor IV, PT Mandala Airlines; Terlapor VI,

PT Travel Express Aviation Services; Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines;

Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines; Terlapor IX, PT Metro Batavia; dan

Terlapor X, PT Kartika Airlines;----------------------------------------------------------

6. Menghukum Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) membayar denda

sebesar Rp. 25.000.000.000,- (duapuluh lima milyar rupiah) yang harus disetor

ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

Page 323: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

323

bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ---------------------------------------------

7. Menghukum Terlapor II, PT Sriwijaya Air membayar denda sebesar

Rp. 9.000.000.000,- (sembilan milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara

sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah

dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha); ---------------------------------------------------------------------------

8. Menghukum Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

membayar denda sebesar Rp. 8.000.000.000,- (delapan milyar rupiah) yang

harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di

bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha

melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ---------------------------------------------

9. Menghukum Terlapor IV, PT Mandala Airlines membayar denda sebesar Rp.

5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan

Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan

kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha); ---------------------------------------------------------------------------

10. Menghukum Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Service membayar

denda sebesar Rp.1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) yang harus disetor ke

Kas Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda

Pelanggaran di Bidang Persaingan Usaha); ---------------------------------------------

11. Menghukum Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines membayar denda sebesar

Rp. 17.000.000.000,- (tujuhbelas milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan

usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank

Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran

di Bidang Persaingan Usaha);--------------------------------------------------------------

Page 324: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

324

12. Menghukum Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines membayar denda

sebesar Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan

usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank

Pemerintah dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran

di Bidang Persaingan Usaha);--------------------------------------------------------------

13. Menghukum Terlapor IX, PT Metro Batavia membayar denda sebesar Rp.

9.000.000.000,- (sembilan milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara

sebagai setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha

Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah

dengan kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha); ---------------------------------------------------------------------------

14. Menghukum Terlapor X, PT Kartika Airlines membayar denda sebesar Rp

1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai

setoran pendapatan denda pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan

Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan

kode penerimaan 423755 (Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang

Persaingan Usaha); ---------------------------------------------------------------------------

15. Menghukum Terlapor I, PT Garuda Indonesia (Persero) membayar ganti rugi

sebesar Rp. 162.000.000.000,- (seratus enam puluh dua milyar rupiah) yang

harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan ganti rugi

pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755;

16. Menghukum Terlapor II, PT Sriwijaya Air membayar ganti rugi sebesar

Rp. 60.000.000.000,- (enam puluh milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan ganti rugi pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755; ----------------------------------

17. Menghukum Terlapor III, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

membayar ganti rugi sebesar Rp. 53.000.000.000,- (lima puluh tiga milyar

rupiah) yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan ganti

Page 325: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

325

rugi pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755;

18. Menghukum Terlapor IV, PT Mandala Airlines membayar ganti rugi sebesar

Rp. 31.000.000.000,- (tiga puluh satu milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan ganti rugi pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755; ----------------------------------

19. Menghukum Terlapor VI, PT Travel Express Aviation Service membayar

ganti rugi sebesar Rp.1.900.000.000,- (satu miliar sembilan ratus juta rupiah)

yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan ganti rugi

pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755;

20. Menghukum Terlapor VII, PT Lion Mentari Airlines membayar ganti rugi

sebesar Rp. 107.000.000.000,- (seratus tujuh milyar rupiah) yang harus disetor

ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan ganti rugi pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755; ----------------------------------

21. Menghukum Terlapor VIII, PT Wings Abadi Airlines membayar ganti rugi

sebesar Rp. 32.500.000.000,- (tiga puluh dua milyar lima ratus juta rupiah)

yang harus disetor ke Kas Negara sebagai setoran pendapatan ganti rugi

pelanggaran di bidang persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas

Persaingan Usaha melalui bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755;

22. Menghukum Terlapor IX, PT Metro Batavia membayar ganti rugi sebesar Rp.

56.000.000.000,- (lima puluh enam milyar rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan ganti rugi pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755; ----------------------------------

23. Menghukum Terlapor X, PT Kartika Airlines membayar ganti rugi sebesar Rp

1.600.000.000,- (satu miliar enam ratus juta rupiah) yang harus disetor ke Kas

Negara sebagai setoran pendapatan ganti rugi pelanggaran di bidang

persaingan usaha Satuan Kerja Komisi Pengawas Persaingan Usaha melalui

bank Pemerintah dengan kode penerimaan 423755; ----------------------------------

Page 326: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

326

Bahwa setelah Terlapor I, Terlapor II, Terlapor III, Terlapor IV, Terlapor VI, Terlapor

VII, Terlapor VIII, Terlapor IX, Terlapor X melakukan pembayaran denda dan ganti

rugi, maka salinan bukti pembayaran denda dan ganti rugi tersebut dilaporkan dan

diserahkan ke KPPU.

Bahwa sebelum Putusan ini ditetapkan, salah satu anggota Majelis Komisi

menyampaikan dissenting opinion sebagai berikut:

Bahwa saya, Dr. A.M. Tri Anggraini, S.H., M.H. sebagai salah satu Majelis

Komisi Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 menyatakan berbeda pendapat dengan

pertimbangan Majelis Komisi dalam hal perintah pembayaran ganti rugi. Hal ini

didasarkan pertimbangan–pertimbangan yang terdapat dalam beberapa aturan hukum,

antara lain Pasal 36 huruf j UU No. 5 Tahun 1999 yang menyatakan, bahwa wewenang

Komisi meliputi “memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya kerugian di

pihak pelaku usaha lain atau masyarakat”. Disamping itu, Pasal 47 ayat (2) huruf f UU

No. 5 Tahun 1999 menyatakan bahwa “tindakan administratif sebagaimana dimaksud

dalam ayat (1) dapat berupa penetapan pembayaran ganti rugi”. Meskipun Komisi

memiliki kewenangan untuk memutuskan dan menetapkan ada atau tidak adanya

kerugian di pihak lain atau masyarakat, tetapi tidak dapat diartikan bahwa Komisi dapat

membebankan tindakan administratif berupa penetapan pembayaran ganti rugi terhadap

Terlapor yang melanggar UU No. 5 Tahun 1999 dan mengakibatkan kerugian

masyarakat, dengan cara menetapkan pembayaran ganti rugi tersebut kepada Negara.

Penetapan ganti rugi berdasarkan Pasal 47 UU No. 5 Tahun 1999 yang

ditentukan dalam Pedoman Pasal 47 tentang Tindakan Adminstratif oleh KPPU adalah

jenis ganti rugi aktual (actual damages) dengan menerapkan prinsip-prinsip penetapan

ganti rugi sesuai konteks Hukum Perdata, dimana beban pembuktian berada pada pelaku

usaha yang meminta ganti kerugian.9

Selain itu, prosedur mengenai ganti rugi kepada pihak yang dirugikan sebagai

akibat terjadinya pelanggaran terhadap UU diatur dalam Pasal 38 ayat (2) UU No. 5

Tahun 1999 yang menyatakan bahwa “pihak yang dirugikan sebagai akibat terjadinya

9Lihat Keputusan KPPU Nomor 252/KPPU/Kep/VII/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan

Ketentuan Pasal 47 UU No.5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Bagian B Huruf f tentang Penetapan Ganti Rugi, hal. 7.

Page 327: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

327

pelanggaran terhadap UU ini dapat melaporkan secara tertulis kepada Komisi dengan

keterangan yang lengkap dan jelas tentang telah terjadinya pelanggaran serta kerugian

yang ditimbulkan, dengan menyertakan identitas Terlapor.” Ketentuan ini menunjukkan

bahwa penetapan ganti rugi yang diakui dalam UU tersebut adalah ganti rugi terhadap

pihak yang dirugikan sebagai akibat pelanggaran atas UU No. 5 Tahun 1999. Oleh

karena itu, penetapan dan pembayaran ganti rugi adalah ditujukan kepada pihak yang

dirugikan, bukan kepada Negara.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, saya menyatakan tidak

sependapat dengan Amar Putusan KPPU Perkara Nomor 25/KPPU-I/2009 Nomor 15

sampai dengan 23.

Demikian putusan ini ditetapkan melalui musyawarah dalam Sidang Majelis Komisi

pada hari Selasa tanggal 04 Mei 2010 dan dibacakan di muka persidangan

yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari dan tanggal yang sama oleh Majelis

Komisi yang terdiri dari Dr. A.M. Tri Anggraini, S.H., M.H, sebagai Ketua Majelis, Ir.

M. Nawir Messi, M.Sc. dan Benny Pasaribu, Ph.D masing-masing sebagai Anggota

Majelis, dengan dibantu oleh Firman Budiana Nugraha, S.E. dan Rosanna Sarita, S.H.

masing-masing sebagai Panitera.

Ketua Majelis,

Dr. A.M. Tri Anggraini, S.H., M.H

Anggota Majelis,

Ir. M. Nawir Messi, M.Sc.

Anggota Majelis,

Benny Pasaribu, Ph.D

Page 328: Putusan Final FS Sabtu 22052010 · 2010-06-16 · Menimbang bahwa setelah melakukan Kegiatan Pemberkasan terhadap Resume Monitoring, ... Candra Lie (31.99%) Johannes Bundjamin

S A L I N A N

328

Panitera,

Firman Budiana Nugraha, S.E.

Rosanna Sarita, S.H.

Salinan sesuai dengan aslinya: SEKRETARIAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

Plt. Sekretaris Jenderal,

Mokhamad Syuhadhak