pusat pendidikan dan pelatihan lessonpenanggulangan

124
LESSON LEARNED Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah

Upload: others

Post on 07-May-2022

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

LESSON LEARNEDKoordinasi Bantuan Internasional

Bencana Sulawesi Tengah

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana

Gedung INA DRTG, Jl. Anyer Desa Tangkil Sentul, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat 16810

Page 2: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan
Page 3: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

LESSON LEARNEDKoordinasi Bantuan Internasional

Bencana Sulawesi Tengah

Page 4: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Satu Rasa untuk KemanusiaanLesson Learned Koordinasi Bantuan InternasionalBencana Sulawesi Tengah

Pengarah Kepala Badan Nasional Penanggulangan BencanaKepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan BNPB

PenulisArio Akbar LombanJajat Suarjat

KontributorAndria Yufferizal, Raymond RB Menanti, Gabriel Sigit, Ariyanti Retnaningsih, Marlina Adisty, Sri Hastuti, Prasetio Wijaksono, Yudi Gumilang, Endang Suhendar, Franta Eveline, Nicky Satria Harahap, Janggam Adityawarman dan Arifin Muh. Hadi

Design Cover dan IsiArio Akbar Lomban dan Agus Ardyono

FotoBudi Assaudi, Dume Harjuti Sinaga, BNPB dan sumber lainnya Diterbitkan olehPusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan BencanaGedung INA DRTG, Jl. Anyer Desa Tangkil Sentul, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat 16810Telp. (021) 29618775Fax. (021) 29618775Email: [email protected]

ISBN 978-602-51348-7-6Cetakan Pertama, 2020

Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin penulis dan penerbit.

Page 5: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Pusat Pendidikan dan PelatihanPenanggulangan Bencana

LESSON LEARNEDKoordinasi Bantuan Internasional

Bencana Sulawesi Tengah

Page 6: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Sepatah Kata Kejadian bencana di negeri yang kita cintai ini adalah suatu keniscayaan. Penanggulangan dan penanganan bencana tidak dapat dilakukan sendiri oleh BNPB, BPBD atau lembaga-lembaga tertentu. Penyelenggaraan penanggulangan bencana menjadi urusan wajib seluruh komponen bangsa pada fase seluruh bencana.

“Triple Disaster” gempabumi, tsunami dan likuefaksi yang melanda di Provinsi Sulawesi Tengah pada 2018, menjadi pembelajaran kepada kita bahwa ancaman nyata bencana selalu ada dan perlu disikapi dengan komitmen yang kuat, tidak hanya dari unsur pemerintah namun juga dari akademisi, dunia usaha, media massa dan masyarakat Indonesia.

Wilayah Indonesia yang luas menunjukkan bahwa kita adalah bangsa besar. Pengalaman Sulawesi Tengah harus mendorong bangsa ini semakin sadar terhadap potensi bencana yang tidak pernah terduga. Peristiwa bencana sepanjang tahun 2018 merupakan ujian berat yang pernah dialami bangsa ini dan ketika suatu bangsa mendapatkan ujian, maka bangsa itu harus semakin kuat untuk menyongsong perjalanan masa depannya.

Satukan hati, satukan tekad untuk perbaikan dan kebaikan kita sebagai bangsa dalam tata kelola penanggulangan bencana. Arti sebuah komunikasi, koordinasi dan keterpaduan tidak hanya sebatas teori dalam buku, namun pengalaman dan fakta lapangan mengajarkan kita semua tentang makna sesungguhnya kerjasama dan kerja bersama untuk Indonesia. Semoga buku “Satu Rasa untuk Kemanusiaan” ini dapat menyatukan dan mempererat anak negeri mempersiapkan ketangguhan Indonesia menghadapi bencana.

Letjen TNI Doni Monardo Kepala BNPB

iv

Page 7: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah v

Page 8: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Pengantar Sejenak kita merefleksikan kejadian bencana Tsunami Aceh pada Tahun 2004 yang dipicu oleh gempa bumi dengan magnitudo 9,0 merupakan bagian perjalanan yang memilukan yang pernah dialami bangsa ini. Gempa bumi yang menguncang selama hampir 10 menit di ujung Bagian Barat Indonesia kala itu, berdampak cukup signifikan juga ke 13 negara lain hingga menewaskan 200 ribu lebih jiwa. Bencana yang pernah menghantam negeri ini, harus menjadi bekal pembelajaran bagi bangsa Indonesia tentang arti penting kesiapsiagaan.

Sembilan belas tahun pascabencana Aceh, fenomena tsunami yang dipicu oleh gempa bumi dengan magnitudo 7,4 SR kembali terjadi pada tanggal 28 September 2018 dan menerjang Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Kabupaten Sigi yang berdampak pada 172.635 jiwa mengungsi, 4.300 lebih jiwa meninggal dunia dan hilang. Dampak bencana itu hingga kini, menyisakan penggalan-penggalan cerita kehidupan maupun penghidupan selanjutnya sebagian masyarakat korban terdampak Gempa bumi, Tsunami dan Likuefaksi Sulawesi Tengah.

Kepiluan, rasa kehilangan, kerugian dan semua upaya untuk bangkit kembali dari keterpurukan, masih menjadi beban yang masih harus dipikul bersama. Beban itu juga menjadi tanggungjawab dan perhatian Pemerintah Indonesia untuk dapat mengembalikan kehidupan sosial ekonomi dan budaya Sulawesi Tengah didiami oleh 12 etnis atau suku, di mana etnis Kaili di Kabupaten Donggala, Kota Palu dan sebagian Kabupaten Paringi Moutong merupakan daerah yang sangat terdampak dari bencana di akhir September 2018 lalu.

Bencana yang diawali gempa bumi, kemudian disusul tsunami dan likuefaksi merupakan kejadian yang sebelumnya sudah diprediksi.

vi

Page 9: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Melalui penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), keterlibatan insan akademisi dan media dalam konsep Pentahelix harus menjadi pondasi untuk membangun kesiapsiagaan dan budaya siapsiaga secara menyeluruh oleh masyarakat Indonesia yang memang terpapar dan berisiko tinggi karena berada pada jalur sesar aktif. Informasi yang dihasilkan oleh para ahli di bidang kebencanaan perlu menjadi perhatian untuk menyusun sebuah perencanaan dari hal yang belum dapat diperkirakan kapan akan terjadi.

Dampak penanggulangan bencana Sulawesi Tengah telah menjadi perhatian dunia internasional, terlebih saat penanganan darurat bencana. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kementerian/lembaga terkait, pemerintah daerah dan insan kemanusiaan mulai saat tanggap darurat hingga fase rehabilitasi dan rekonstruksi telah mengeluarkan biaya yang besar untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik bagi korban terdampak.

Melalui buku “Satu Rasa untuk Kemanusiaan” ini, BNPB ingin mengajak kita bersama untuk merenung dan merelungkan jiwa sejenak atas seluruh perjalanan penggiat kemanusiaan dalam membantu Saudara-Saudara kita di Sulawesi Tengah ini, bahwa persoalan misi bantuan kemanusiaan sepatutnya tidak dibatasi oleh wilayah administrasi negara, namun tetap melalui mekanisme yang telah ditetapkan oleh masing-masing negara sesuai kedaulatannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa mata dunia kembali tertuju ke Indonesia manakala penanganan darurat hingga pascabencana berlangsung untuk membantu Sulawesi Tengah segera bangkit. Tentunya semua upaya yang dilakukan ini, memiliki sisi kelebihan maupun kekurangan. Rekam jejak penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah, sebagian telah terdokumentasikan melalui buku ini. Masih banyak persoalan komunikasi dan koordinasi di lapangan baik di tingkat nasional maupun internasional, yang masih perlu kita diperbaiki bersama dari berbagai perspektif dan sudut pandang secara khusus

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah vii

Page 10: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

untuk koordinasi bantuan internasional dalam misi bantuan kemanusiaan. Kami sangat mengharapkan, buku ini menjadi referensi bagi penggiat kemanusiaan untuk menambah wawasan dan kajian lebih lanjut penanggulangan bencana yang lebih baik di masa mendatang.

Kami juga memohon maaf yang sebesar-besarnya, jika isi tulisan dan berbagai hal dalamnya belum mampu menyebutkan keterlibatan seluruh pihak saat penanganan darurat hingga pascabencana Sulawesi Tengah 2018. Namun kami yakini bahwa kehadiran kita dalam konsep Pentahelix baik pemerintah lintas kementerian maupun lembaga, pemerintah daerah di seluruh Indonesia, dunia usaha, masyarakat, akademisi, para pakar peneliti dan media massa serta keterlibatan bantuan dari berbagai lembaga internasional maupun lembaga asing non pemerintah sangat dirasakan manfaatnya oleh mereka karena Satu Rasa untuk Kemanusiaan.

Akhir kata, semoga buku “Satu Rasa untuk Kemanusiaan, Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah” dapat memperkaya pengetahuan dan komitmen kita untuk melakukan perbaikan sesuai tugas dan fungsi sebagai individu, pemerintahan maupun organisasi kemanusiaan untuk upaya penanggulangan bencana menjadi lebih baik.

Jakarta, Januari 2020

Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Nasional Penanggulangan Bencana

viii

Page 11: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Daftar IsiSepatah Kata iv

Pengantar vi

Prolog 1

Bab I Antara Gempa Bumi, Tsunami dan Likuefaksi 5Sejarah Bencana 6Prediksi Itu Terjadi 9Fenomena Likuefaksi 11

Bab II Satu Rasa untuk Kemanusiaan 19Tanggap Darurat Bencana 20Multi Komando untuk Sulawesi Tengah 29Terabaikannya Manajemen Informasi 35Karena Rasa Kemanusiaan 38

Bab III Bantu Mereka Bangkit 51Bersama Pulihkan Sulawesi Tengah 54Rehabilitasi dan Rekonstruksi 57Bantuan Internasional 65Build Back Better and Safer 72

Bab IV Belajar Lagi untuk Lebih Baik 79Lihat, Dengar dan Rasakan 80Komitmen Kelembagaan 83Pentingnya Sebuah Perencanaan 87Rekomendasi 98

Penutup 105

Daftar Pustaka 108

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah ix

Page 12: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

x

Page 13: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

PrologSatu negeri dengan pengalaman penanganan bencana alam kembali berduka. Belum selesai upaya untuk bangkit pasca gempa bumi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada medio tahun 2018 lalu, gempa dengan magnitudo 7,4 yang disusul tsunami dan likuefaksi terjadi pada Jumat, 28 September 2018 kembali berulang dan berdampak di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong. Berbagai cerita kesedihan, mencekam dan semua yang menyebabkan masyarakat menjadi korban kedahsyatan kuasa Ilahi yang tidak dapat dihindari.

Tak sedikit warga yang menjadi saksi hidup, menceritakan suasana yang mengerikan dan mengharukan ketika detik-detik gempa bumi, dan tsunami yang menyapu daratan. Beberapa warga setempat maupun pendatang yang selamat dari amukan alam itu, menyaksikan luluhlantaknya Kota Palu dan besarnya gelombang Tsunami hingga lenyapnya ribuan rumah masyarakat di Perumahan Balora di Palu Barat, Petobo di Palu Selatan karena likuefaksi. Likuefaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah, merupakan keadaan kondisi tanah yang kehilangan kekuatannya akibat gempa, sehingga daya dukung tanah turun secara mendadak. Pembelajaran yang patut dipetik bahwa alam dengan segala fenomenanya berpotensi menjadi bahaya yang mempunyai peluang menjadi bencana. Satu hal yang dapat mengatasi kondisi itu adalah terus membangun budaya kesiapsiagaan dan siapkan strateginya menyelamatkan nyawa manusia.

Saat proses penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah, aliran bantuan dari berbagai pihak terus berdatangan untuk mengurangi penderitaan masyarakat terdampak di Kota Palu dan sekitarnya. Rasa kepedulian untuk sesama sontak menjadi perhatian utama saat itu, bagaimana secepatnya dapat mengirimkan bantuan yang diperlukan oleh masyarakat korban bencana baik dari

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 1

Page 14: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

dalam maupun luar negeri. Kebutuhan permakanan, air bersih, penyelamatan dan evakuasi, tempat pengungsian, layanan kesehatan, psikososial, logistik hingga kebutuhan infrastruktur komunikasi, sarana vital pada wilayah terdampak menjadi prioritas pada awal penetapan Masa Tanggap Darurat Bencana selama 14 hari mulai tanggal 28 September 2018 sampai dengan 11 Oktober 2018 melalui Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tjahjo Kumolo.

Satu tahun lebih berlalu, BNPB mencatat data korban dampak gempa bumi berkekuatan 7,4 SR, disertai terjangan tsunami dan likuefaksi telah menelan korban 4.000 lebih jiwa meninggal dunia, hilang dan dikubur secara massal. Derita yang dialami ratusan ribu

2

Page 15: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

pengungsi hingga kini meninggalkan cerita-cerita kehidupan korban bencana kala itu dan kinipun masih membutuhkan uluran tangan kita untuk melanjutkan kehidupan masa depannya.

Dukungan multipihak baik nasional, regional dan internasional dengan pengalamannya masing-masing pada proses penerimaan bantuan harus menjadi pemahaman bersama bahwa standar operasional prosedur penerimaan bantuan internasional yang terkoordinasi ke berbagai pihak harus dilandasi dengan aturan yang berlaku dan dipahami oleh stakeholder kemanusiaan. Dengan harapan besar dapat dilakukan lebih baik lagi di masa mendatang oleh berbagai pihak terkait untuk koordinasi dan keterpaduan penanggulangan bencana Indonesia.

Penerimaan bantuan kemanusiaan untuk Paludi Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 3

Page 16: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

4

Page 17: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Bab I Antara

Gempa bumi, Tsunami dan

Likuefaksi

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 5

Page 18: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Sejarah Bencana

Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta, antara Anyer dan Jakarta … kisah cinta tiga malam kan ku ingat selamanya … antara Anyer dan Jakarta. Penggalan reffrain dari lirik lagu Antara Anyer dan Jakarta yang sangat populer di era tahun 80an oleh penyanyi dari negeri Jiran Malaysia Sheila Majid, mungkin dapat menjadi analogi bagaimana sebuah rasa kemanusiaan dipertemukan atas kuatnya dorongan untuk membantu para korban bencana di Sulawesi Tengah tanpa jarak, tanpa melihat warna kulit, membawa perbedaan budaya dan bahasa dan juga menjadi ingatan kita semua bahwa penanggulangan bencana adalah urusan bersama.

Indonesia sebagai negara yang penuh keindahan alamnya, ternyata menyimpan banyak cerita tentang kegempaan dan tsunami. United States Geologival Survey (USGS) menyatakan bahwa 20 gempa bumi terbesar di dunia sejak tahun 1900, lima di antaranya pernah terjadi di Indonesia. Gempa bumi magnitudo 8,5 di Laut Banda pada 2 Februari 1938, kemudian disusul sejarah terbitnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana pasca Gempa bumi 9,1

6

Page 19: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

dan Tsunami Samudera Hindia para 26 Desember 2004 yang berdampak ke beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Dilanjutkan dengan gempa bumi magnitudo 8,6 terjadi di Nias pada 28 Maret 2005, Gempa bumi magnitudo 8,5 di Bengkulu pada 12 September 2007 dan Gempa bumi dengan magnitudo 8,6 di lepas Pantai Barat Sumatera pada 11 April 2012.

Tidak hanya data sejarah kegempaan yang pernah dituliskan oleh para pakar gempa bumi di wilayah Indonesia. Data sejarah tsunami Indonesia telah mendokumentasikan bahwa gelombang besar ombak setinggi 500 meter pernah menerjang Indonesia pada tahun 1930 yang disebabkan erupsi Gunung Krakatau. Namun data korban dampak gulungan tsunami itu tidak tercatat hingga kini oleh para pakar dan peneliti. Badan Sains Amerika NOAA, mencatat bahwa Indonesia pernah mengalami 246 kejadian tsunami sejak tahun 416 hingga 2018. Pada tahun 1608 hingga 1690, tsunami pernah 13 kali terjadi dan lebih dari 2000 korban meninggal dunia. Dan tsunami yang terjadi pada tahun 1674 dengan ketinggian gelombang 100 meter merupakan salah satu tsunami dengan gelombang tinggi di Indonesia. Angka dari kejadian tsunami itu, membuktikan bahwa Indonesia sangat pantas dikatakan sebagai negara yang dianugerahi potensi ancaman bencana yang tinggi dan harus mampu menjadikan ruang belajar masyarakat untuk senantiasa membangun kesiapsiagaannya.

Pakar Paleotsunami Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto mengatakan Kawasan Selatan Jawa menyimpan sejarah tsunami sejak berabad-abad lampau. Aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia dengan Eurasioa yang berlokasi di Laut Selatan, menyebabkan gempa bumi terjadi di beberapa daratan Pulau Jawa. Gempa bumi yang diikuti dengan gelombang Tsunami pernah menghancurkan pesisir pantai Yogyakarta sampai Trenggalek pada 1840 dan 1859. Pada 3 Juni 1994, gempa yang memicu terjadinya

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 7

Page 20: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

tsunami juga pernah terjadi di wilayah selatan Jawa Timur. Kawasan Pesisir Selatan Banyuwangi, Pantai Plengkung, Pantai Pancer dan Pantai Rajegwesi merasakan kedahsyatan terjangan gelombang tsunami karena aktivitas gempa tektonik magnitudo 7,8 yang mengakibatkan lebih dari 200 korban jiwa meninggal. Sejarah luapan gelombang air laut dengan ketinggian 5 meter pernah juga terjadi di wilayah pantai selatan pada 2006. Terjangan tsunami itu memporak-porandakan pemukiman maupun objek wisata di Pantai Pangandaran Jawa Barat dan wilayah lain seperti Cipatujah, Tasikmalaya hingga Cilacap dan Purworejo, Jawa Tengah pada 17 Juli 2006. Tsunami yang dipicu oleh gempa dari subduksi lempengan Indo-Australia dan Eurasia yang berpusat di 225 km arah barat Daya Kabupaten Pangandaran, getarannya dirasakan seluruh Pulau Jawa itu, menyebabkan lebih dari 600 korban jiwa meninggal dunia dan ribuan luka-luka.

Ir. Soekarno Presiden Pertama Indonesia mengatakan pada bangsa ini “tulislah aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca, dan menjawabnya”. Pesan mendalam dari seorang pendiri bangsa bahwa jangan pernah sekali-kali

Terkait gempa dan tsunami Palu, letak Palu berada di atas sesar Palu Koro. Sesar Palu Koro adalah patahan yang membelah Sulawesi menjadi dua bagian barat dan timur. Sesar ini mempunyai pergerakan aktif dan jadi perhatian para peneliti geologi. Fakta iniseharusnya menjadikan kesiapsiagaandan kewaspadaan bencana dan harusmenjadi perhatian agar dampakburuk dapat diminimalisir.

Eko YuliantoMedia Briefing “Analisis LIPI untukGempa dan Tsunami Indonesia” Selasa, 2 Oktober 2018 di Media Center LIPI, Jakarta

8

Page 21: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

kita lupa akan sejarah. Gempa bumi dan tsunami yang melanda di Palu dan Donggala, adalah bagian perjalanan sejarah bangsa dalam rangkaian bencana alam Indonesia. Ratusan bahkan ribuan cerita dapat dihasilkan dari data sejarah gempa bumi dan tsunami dengan berbagai misteri ataupun dongengnya yang sepatutnya mampu menyadarkan kita, bahwa negeri ini sungguh memiliki potensi bahaya alam yang akan datang tanpa diundang dan kita harus selalu siap dan terus membangun budaya kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Prediksi Itu Terjadi

Kita mungkin telah mengetahui fungsi informasi merupakan sebuah pesan yang disampaikan oleh seseorang kepada penerimanya baik secara individu maupun dalam satu komunitas menggunakan berbagai moda dan saluran komunikasi. Informasi sering juga dikatakan sebagai pengetahuan yang diperoleh dari berbagai metoda baik melalui pembelajaran langsung, pengalaman maupun hasil pengolahan data dari fakta dan peristiwa yang dikumpulkan melalui proses komunikasi.

Sungguh tepat kiranya berbagai pendapat yang mengatakan bahwa informasi yang unggul adalah informasi yang memiliki makna dan mampu memberikan nilai tambah bagi sang penerima informasi untuk menggerakkan sensor motorik pemikirannya dalam mengambil sebuah keputusan. Informasi dapat diartikan suatu data yang telah diproses dan diubah menjadi konteks yang berarti sehingga memiliki makna dan nilai bagi penerimanya dan biasa digunakan untuk pengambilan keputusan (Fajri, 2014). Manfaat informasi dapat menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan. Informasi dari berbagai sumber, dapat mengetahui keadaan atau situasi di lingkungan sekitar karena adanya informasi dari orang lain atau media informasi.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 9

Page 22: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Dalam konteks manajemen penanggulangan bencana, sebuah informasi sangat penting bagi kehidupan dan keselamatan manusia. Karena tanpa informasi, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dan tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dari potensi ancaman di lingkungan sekitar kita. Banyak hal yang harus kita sikapi dari penanganan Bencana Gempa bumi, Tsunami dan Likuefaksi yang terjadi di Sulawesi Tengah. Hal awal yang dapat ambil adalah persoalan informasi bahwa potensi ancaman yang telah diprediksi dan terpublikasi pada tahun 2017 dan akhirnya sungguh menjadi bencana yang memilukan akhir September 2018. Prediksi bencana ini, telah disampaikan sebelumnya oleh para pakar peneliti kegempaan dan terpublikasikan di salah satu media massa terdepan di negeri ini pada 31 Mei 2017 dengan judul “Waspadai Gempa Besar di Sulawesi Tengah”. Peneliti gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mudrik Rahmawan Daryono melalui disertasinya tentang “Paleoseismologi Tropis Indonesia” tahun 2016 menyebutkan bahwa Sesar Palolo Garben yang membentang sepanjang 70 km, telah membentuk Lembah Palolo dan Lembah Sopu. Sesar itu berada di barat laut berpotongan dengan sesar Palu-Koro, sedangkan di batas tenggara menghilang di Lembah Napu. Kala itu disampaikan juga kekhawatiran dari seorang peneliti terkait Sesar Palu Koro, di mana merupakan sesar darat

Gempa sebelumnya terjadi di sesar ini pada tahun 1977 berkekuatan M5,1 dan pada tahun 2005 terjadi lagi berkekuatan 5,3.Sebagian sesar melintas di kota padat. Berdasarkan ancamannya yang perlu dikhawatirkan adalah Kota Palu yangdilalui sesar Palu-Koro di segmenPalu dan segmen Saluki

Mudrik Rahmawan DaryonoPeneliti Gempa dari LembagaIlmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI)

10

Page 23: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

terpanjang kedua di Indonesia setelah sesar Sumatera dan sangat dinamis karena dibelah banyak sesar aktif.

Disampaikan juga oleh Mudrik Rahmawan Daryono, bahwa berdasarkan catatan sejarah gempa bumi terkuat di sesar ini pernah terjadi di tahun 1909. Informasi itu mengutip dari seorang Geology Belanda, Abendanon. Gempa yang terjadi pada 1909 itu menghancurkan desa-desa di Sulawesi Tengah yang berakibat rumah hancur dan ditinggalkan penghuninya. Dedaunan dan buah kelapa muda yang berjatuhan menandakan kekuatan gempa saat itu diperkirakan di atas Magnitudo 7. Wilayah Sulawesi Tengah paling tidak telah mengalami 19 kali kejadian gempa bumi merusak (destructive earthquake) sejak tahun 1910 hingga 2013. Beberapa kejadian gempa bumi merusak tersebut berpusat di darat. Kejadian gempa bumi dengan pusat gempanya terletak di darat diperkirakan berkaitan dengan aktivitas sesar Palu di sekitar lembah Palu Koro.

Pembelajaran dari sebuah informasi bahwa prediksi ancaman itu sungguh nyata menjadi bencana. Jika kita renungkan kembali, terdapat rentang waktu (golden time) selama hampir 15 bulan sejak informasi tentang ancaman ini dipublikasi pada 31 Mei 2017, bagaimana dari sebuah prediksi itu, mampu dengan segera mendorong upaya-upaya keselamatan kepada masyarakat terpapar ketika mengetahui informasi ini. Kemudian bagaimana seharusnya peran pemerintah maupun stakeholder penanggulangan bencana untuk meminimalisir risiko dari mereka yang sesungguhnya telah menjadi korban dari kedahysatan gempa bumi, tsunami dan likuefaksi pada 28 September 2018 lalu.

Fenomena Likuefaksi

Gempa Sulawesi Tengah pada tahun 2018 menjadi sebuah fenomena bencana yang luar biasa. Gempa bumi di wilayah

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 11

Page 24: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Kota Palu dengan kekuatan M 7,4 tersebut tidak hanya memicu munculnya tsunami di Donggala dan Pantai Talise Palu namun juga memicu terjadinya likuefaksi di beberapa wilayah di Palu dan Sigi. Wilayah Petobo dan Perumahan Balaroa yang hilang sekejap bagaikan ditelan bumi. Sedangkan di Sigi, likuefaksi terjadi di 4 wilayah, yaitu Mpano, Sidera, Jono Oge, dan Lolu. Gempa besar yang menimbulkan likuefaksi memberi dampak sangat besar dan memakan korban ribuan jiwa karena likuefaksi terjadi di pemukiman padat penduduk.

Likuefaksi merupakan salah satu pergerakan tanah, yang disebabkan karena kondisi tanah yang kehilangan kekuatannya akibat gempa sehingga daya dukung tanah turun secara mendadak. Berdasarkan ilmu geologi dapat dijelaskan bagaimana tanah yang padat, kuat, dan berdiri bangunan di atasnya dapat menghanyutkan ribuan rumah. Selain guncangan dan potensi air bah dari tsunami, likuefaksi adalah fenomena alam yang patut diwaspadai ketika terjadi gempa. Saat gempa terjadi di Palu, guncangan kuat di bawah bumi mengakibatkan air tanah naik ke permukaan dengan tekanan yang tinggi. Tekanan air dalam pori-pori dengan cepat menjenuhi tanah mengakibatkan partikel-partikel tanah terpisah, dan tanah kehilangan kekuatannya.

Lokasi yang hilang. Sumber: BNPB

12

Page 25: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Dengan cepat tanah menjadi lumpur dan bangunan di atasnya roboh. Kekuatan guncangan juga mengaduk air tanah sehingga tanah yang telah menjadi lumpur mengalir seperti sungai menghanyutkan apapun yang ada di atasnya, seperti gedung, rumah, jembatan, pepohonan, dsb. Tekstur tanah dapat mempengaruhi kekuatan dalam menyokong bangunan di atasnya ketika terjadi gempa, karena tanah yang bertekstur halus akan kuat menyangga bangunan jika terguncang gempa walau ada air tanah naik ke atas. Sebaliknya, jika tanah bertekstur pasir maka akan bertransformasi menjadi fase cair dan tidak sanggup menahan beban bangun di atasnya. Likuefaksi lebih rentan terjadi di daerah dataran rendah aluvial yang tanahnya didominasi oleh pasir dengan muka air tanah yang dangkal.

7 Efek yang Ditimbulkan dari Likuefaksi

1 Tanah Kehilangan Kekuatan PenopangTanah dapat menjadi cair lalu bergerak sehingga kehilangan kemampuannya menopang bangunan.

2 Penyebaran LateralTanah dapat amblas meluncur ke lereng yang sangat landai atau ke arah aliran sungai yang terkubur.

3 Letusan PasirAir yang mengandung pasir bisa keluar dari lapisan tanah dan meletus di permukaan laut untuk membentuk gunung berapi pasar. Tanah sekitarnya menjadi retak dan mengendap.

4 Tanah Gagal MengalirTanah bergerak menuruni lereng curam tapi terhambat material-material lain.

5 Fiotasi Struktur ringan yang terkubur di dalam tanah, seperti saluran pipa, selokan dan tangki bahan bakar yang hampir kosong dapat mengambang ke permukaan ketika dikelilingi tanah cair yang bergerak.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 13

Page 26: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

6 Osilasi TanahTanah yang ada di permukaan bergerak di atas lapisan cair yang terkubur di bawah sehingga struktur tanah berubah.

7 Tanah yang Mengendap Ketika tanah yang cair kembali terbentuk setelah gempa bumi, permukaan tanah dapat mengendap karena getaran yang berkurang dan tanah cair tersebut menjadi lebih padat.

Tenggelamnya ribuan manusia dari fenomena likuefaksi ini, sebelumnya pernah dipetakan oleh Risna Widyaningrum dari Badan Geologi Indonesia pada tahun 2012 lalu. Berdasarkan data yang diperoleh saat penelitian pada 2012 di Kota Palu, dihasilkan kesimpulan yaitu :

Pertama, lapisan tanah daerah penyelidikan terdiri dari pasir di bagian atas, lanau di bagian tengah dan lempung di bagain bawah. Pasir berwarna abu-abu, lepas, pemilahan jelek, porositas baik, permeabilitas baik dengan ketebalan 1-7,2 meter. Lanau dijumpai di bawah pasir berwarna coklat abu-abu, lunak dan teguh, plastisitas sedang, dengan ketebalan 0,2-0,7 meter. Lempung berwarna coklat tua, lunak dan teguh, plastisitas tinggi dengan tebal bervariasi antara 0,1- 2,7 meter. Kedalaman muka air tanah berkisar antara 0,5-16 meter di bawah muka tanah.

Kedua, dari peta muka air tanah dapat diketahui bahwa daerah penyelidikan yang mempunyai muka air tanah dangkal (<12 meter) dan berpotensi terhadap terjadinya likuefaksi berada pada wilayah Ujuna, Besusu, Palupi, Sunju, Binangga, Sibeli, Langaleso, Kalukubula, Petobo dan Jonpoye.

Ketiga, berdasarkan analisis kuantitatif, daerah yang berpotensi tinggi terhadap terjadinya likuefaksi adalah Kalukubula, Birobuli, Tatura, Sunju, Lolu, Kawatuna, Lere dan Birobuli Selatan.

14

Page 27: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Keempat, hasil perhitungan nilai daya dukung tanah di daerah penyelidikan dapat dibedakan menjadi dua, yakni daya dukung tanah sedang dan daya dukung tanah tinggi.

Dari penelitian tersebut, bahwa daerah yang mempunyai nilai daya dukung sedang (7,2 - 21,6 ton/m2) berada di Lolu, Birobuli, Kalukubula, Kotapulu, Baliase, Sunju, Bayaoge, Tatura, Besusu Barat, Tatura, Birobuli, Talise, Lolu, Birobuli Utara, Kawatuna, Kalukubula, Petobo, Kamoji, Lere, Tatura, Birobuli Selatan.

Sumber: BMKG, LIPI & AIGI

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 15

Page 28: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Sedangkan daerah yang mempunyai nilai daya dukung tinggi (>21,6 ton/m2) berada pada Kalukubula, Besusu, Talise, Tatura, Besusu Tengah, Dolo Kotarinau, Lolu Selatan, Tanamodindi, dan Lasoani. Daerah penyelidikan sebagian besar memiliki potensi sangat tinggi terhadap likuefaksi. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai Indeks Potensi Likuefaksi (LPI) yang menunjukkan kisaran nilai > 15.

Namun sayangnya informasi melalui riset ini, belum ditindaklanjuti lebih jauh oleh pihak yang berkepentingan untuk pencegahan dan mitigasi bencana. Kegempaan ini ternyata sering terjadi di kawasan sesar Palu Koro, memanjang dari Utara ke Selatan melintasi Kota Palu dan ke Teluk Palu bersisian dengan Kabupaten Donggala. Di mana para ahli geologi juga menyampaikan bahwa pergerakan hingga 40 milimeter per tahun dan termasuk yang tercepat bila dibandingkan sesar Semangko Sumatera yang bergerak 15 milimeter per tahun. Yang cukup mengejutkan dari informasi ini, dikatakan bahwa peta zonasi bahaya likuefaksi dari zonasi mulai bahaya sudah dapat diklasifikasi dari potensi sangat rendah, rendah, potensi tinggi dan sangat tinggi. Desa Petobo dan perumahan Balaroa adalah daerah di perbatasan zona bahaya sangat tinggi dan akhirnya terbukti menjadi bencana.

Bencana likuefaksi ternyata pernah terjadi namun masih belum terindentifikasi kapan terjadinya. Bahasa Kaili yang ada pada etnik Kaili di Sulawesi Tengah, likuefaksi memiliki nama lain yaitu nalodo atau terbenam. Melalui jejak tua ini bahwa sejarah likuefaksi pernah terjadi di wilayah dataran tinggi Lora, Kabupaten Poso. Area yang oleh Bahasa Lore disebut halodo (terbenam), dimaknai sebagai peristiwa terbenamnya wilayah ini dalam satu kejadian gempa bumi besar kala itu. Di Pegunungan Gawalise, Salne Kecamatan Uju yang menjadi Kota Palu, juga ada satu wilayah yang disebut kaomboa oleh masyarakat adat Kamalisi yang berarti runtuh atau hilang, sebagaimana diungkap oleh Iksam dan Gifven Lasimpo dari Komunitas Muda Peduli Hutan.

16

Page 29: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Hasil penyelidikan ini menyarankan, pertama, pondasi yang digunakan

sebaiknya tidak diletakkan pada lapisan pasir, sehingga lebih aman terhadap

perilaku likuefaksi. Kedua, penataan ruang terhadap kawasan pemukiman, industri

dan bangunan vital lainnya sebaiknya ditempatkan pada area yang memiliki

indeks potensi likuefaksi < 5.

Risna WidyaningrumPeneliti Badan Geologi

Temuan para ahli dengan latar belakang keahliannya di bidang kegempaan dan lainnya, belum sepenuhnya menjadi perhatian bagi pemangku kepentingan untuk melindungi masyarakatnya dari ancaman bencana.

Pengalaman bencana Sulawesi Tengah harus menjadi titik balik bagaimana proses membangun kesiapsiagaan dan kewaspadaan wajib menjadi perhatian dari pembuat kebijakan dan bersifat segera. Karena potensi bencana dapat terjadi setiap saat, setiap waktu dan terlebih di kala kita lengah dan abai. Indonesia sebagai negara yang dianugerahi potensi ancaman bahaya alam yang tinggi, perlu mengimplementasikan pancadaya untuk ketangguhan. Daya akses informasi merupakan hal yang pertama dari Pancadaya Ketangguhan. Informasi yang dihasilkan haruslah unggul dan tidak dapat lagi dianggap hal yang biasa-biasa saja. Kemungkinan kesalahan menangkap informasi ini harus menjadi koreksi kita bersama. Data sejarah tidak pernah salah dan lekang oleh waktu. Tinggal bagaimana keunggulan informasi dan analisa ataupun prediksi ini, mampu menggerakan tercetusnya perencanaan sebagai daya selanjutnya yaitu daya antisipasi, daya proteksi, daya adaptasi dan daya lenting dalam mewujudkan kesiapan bangsa ini menghadapi bencana.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 17

Page 30: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

18

Page 31: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Bab II Satu Rasa

untukKemanusiaan

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 19

Page 32: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Peristiwa yang terjadi sepanjang tahun 2018, adalah salah satu perjalanan terburuk bangsa ini. Begitu banyak terpaan bencana yang terjadi sejak awal hingga akhir tahun, yang

memakan korban dan melenyapkan jiwa. Mulai dari gempa bumi M 6,1 di Lebak Banten pada 23 Januari 2018, tiga waktu gempa bumi yang menguncang Nusa Tenggara Barat mulai tanggal 29 Juli 2018 dengan M 6,8, tanggal 5 Agustus 2018 dengan M 7 dan pada 9 Agustus 2018 Magnitudo 6,9. Belum lagi rasa duka itu pergi, tiga fenomena alam yang menjadi bencana terjadi sekaligus di Sulawesi Tengah pada tanggal 28 September 2018, dan perjalanan bangsa ini di penghujung tahun 2018, ditutup dengan amukan Tsunami Selat Sunda pada 22 Desember 2018 yang disebabkan letusan Anak Gunung Krakatau menghantam daerah pesisir Banten dan Lampung.

Ketika sebuah musibah menerpa, beragam reaksi akan muncul, dan bencana membawa keprihatinan yang mendalam. Namun bencana juga mampu merekatkan dan menguatkan bangsa. Ada sebagian yang peduli dan juga kebanyakan orang yang langsung terjun membantu tanpa melihat siapa saya dan kamu, namun atas nama rasa kemanusiaan, mereka hadir untuk mengurangi penderitaan korban bencana. Disadari atau tidak, pertolongan para relawan, pejuang maupun pekerja dalam misi bantuan kemanusiaan sesungguhnya langkah awal untuk kelanjutan kehidupan mereka. Penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah tahun 2018, merupakan ruang belajar seluruh insan kemanusiaan dari belahan dunia, tanpa mengenal perbedaan ras, suku, agama, bahkan batas negara hanya karena Satu Rasa untuk Kemanusiaan.

Tanggap Darurat Bencana

Gempa berkekuatan 6 SR dengan kedalaman 10 km, pertama kali mengguncang Donggala pada pukul 14.00 WIB. Kemudian gempa kembali terjadi dengan magnitudo 7,4 dengan kedalaman 10 km di jalur sesar Palu-Koro yang tergolong dangkal dan yang

20

Page 33: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

mengguncang saat itu, bukanlah yang pertama tapi yang terkuat. Lima menit pasca gempa BMKG menyatakan pada pukul 17.02 menyampaikan peringatan dini tsunami dengan status Siaga diperkirakan tinggi tsunami mencapai 0,5 - 3 meter di Pantai Barat Donggala dan Waspada kurang dari 0,5 meter Kota Palu bagian Barat. Akan tetapi berdasarkan catatan BNPB pada pukul 17.22 WIB, tsunami benar-benar terjadi dengan ketinggian tsunami mencapai 6 meter.

Terbayangkan ke-chaosan situasi dari bencana yang melanda Kota Palu, Donggala dan Parigi Moutong pada hari Jumat tanggal 28 September 2018 pukul 17.52 WITA itu, di mana suasana akhir pekan oleh sebagian masyarakat yang bersukacita dan bergembira menyiapkan festival rakyat di pantai untuk menyambut ulang tahun Kota Palu. Lapak pedagang yang telah tersusun menjajakan barang dagangannya mulai dari beragam makanan, cemilan hingga gorengan pun siap disajikan. Namun suasana itu seketika berubah saat gempa terjadi. Suasana yang seharusnya menyenangkan menjadi mencekam dan histeria. Tempat mereka berpijak tiba-tiba berguncang kuat, jalan-jalan terbelah seperti ombak dan

Tim SAR gabungan. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 21

Page 34: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

bangunan-bangunan mulai runtuh. Diceritakan juga di Kelurahan Petobo, tanah tempat beberapa anak-anak yang sedang bermain berubah menjadi lumpur hisap. Di kawasan lainnya juga, sejumlah penyintas menceritakan bagaimana mereka berusaha lari dan berjuang menyelamatkan diri, menghindari kejaran gelombang lumpur yang menghancurkan bangunan dan menyeret manusia ke dalamnya.

Penderitaan saudara-saudara sebangsa setanah air, telah menggetarkan hati dan mengerakkan langkah rakyat Indonesia membantu mereka yang menjadi korban dari bencana alam di Sulawesi Tengah. Partisipasi seluruh komponen bangsa ini serentak berlangsung di seluruh wilayah. Pray For Palu, begitu kuat menggema di seantero nusantara. Pengalangan, pengumpulan dana, makanan, obat-obatan, relawan, dokter dan tenaga medis dan berbagai latar belakang profesi terus bahu-membahu semata hanya karena rasa kepedulian untuk membantu sesama manusia. Kondisi Palu dan Donggala masih lirih dan penuh airmata. Banyak masyarakat yang tidak tahu harus berbuat apa. Banyak dari mereka yang telah kehilangan tempat tinggal dan tidak tahu harus berada di mana.

Hari ke-2 pasca tragedi itu, ketegangan dan penuh kebingungan masih kuat terasa. Persoalan komunikasi menjadi kendala utama, karena listrik masih padam dan juga kelangkaan stok semua jenis bahan bakar minyak terjadi di sejumlah SPBU menjadi salah satu persoalan utama selain upaya pencarian, penyelamatan dan evakuasi korban bencana. Banyak masalah-masalah sosial dan ekonomi muncul di kalangan masyarakat pada saat kondisi kritis. Termasuk pula beredarnya informasi pesan palsu di media sosial dengan informasi yang tidak dapat diyakini kebenarannya namun hanya akan menambah keresahan masyarakat.

“Tolong hubungi Mama Mea dll yang di Palu. Palu Siaga 1. Barusan temanku di BMKG habis periksa alat pendeteksi gempa yang dorang tarok di laut. Kalau gempa susulan akan lebih besar dari kemarin,

22

Page 35: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

berkekuatan 8,1 ke atas dan berpotensi tsunami yang lebih besar dari kemarin”. Informasi palsu yang beredar dalam kondisi masyarakat sedang kesusahan, saat pemerintah beserta komponen bangsa lainnya bekerja membantu korban bencana cukup menambah beban upaya penanggulangan bencana yang dilakukan.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi persnya mengatakan bahwa pesan itu adalah palsu.

Hingga hari ke 3 pascabencana, sulitnya menembus perjalanan menuju Palu dan Donggala dialami oleh relawan maupun unsur pemerintah untuk niatan memberikan pertolongan. Hambatan komunikasi masih menjadi kendala karena pasokan listrik yang terputus. Masyarakat terus mencari informasi dan kabar sanak keluarga di Sulawesi Tengah, namun faktor kerusakan infrastruktur, semua akses komunikasi, transportasi, dan fasilitasi publik lainnya nyaris lumpuh. Semua relawan kemanusiaan berupaya bergerak memberikan bantuan, hanya upaya menuju dua daerah itu juga terkendala akses jalan darat yang terputus. Sejumlah relawan terus berusaha mencari cara untuk menembus lokasi yang telah menghilangkan nyawa ratusan jiwa. Situasi chaos, di mana sebagian penduduk berencana mengungsi keluar Kota Palu.

Hoax ancaman gempa dan tsunamimulai menyebar di Kota Palu dan

daerah lain. Masyarakat resah. Mohon jika menerima informasi seperti ini ABAIKAN.

Ini HOAX. Tidak ada satupun negaradi dunia dan iptek yang mampu

memprediksi waktu gempa terjadisecara pasti.

Dr. Sutopo Purwo Nugroho, APUKepala Pusat Data, Informasi dan Humas

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 23

Page 36: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Fungsi pemerintah daerah lumpuh dengan kondisi komunikasi, listrik, kebutuhan air dan pelayanan masyarakat yang sangat terbatas dengan sarana yang juga minim. Bantuan kala itu juga terkendala karena memasuki waktu akhir minggu dengan kondisi korban yang belum semuanya ditertangani dan ditemukan.

Tim Reaksi Cepat (TRC) dan TNI dengan sarana yang masih terbatas, berusaha mencapai titik lokasi. Pada hari Minggu (30/9) Bandara Sis Mutiara Al Jufri Kota Palu dinyatakan dapat dilandasi untuk pesawat Hercules TNI Angkatan Udara. Perhatian bantuan korban bencana masih terfokus di Kota Palu dan Donggala, namun dampak bencana juga terjadi di Parigi Moutong dan Sigi. Untuk mengkoordinasikan upaya penanganan darurat bencana, Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung 28 September 2018 hingga 11 Oktober 2018. Dengan penetapan status tanggap darurat ini, diharapkan daerah terdampak mendapat kemudahan akses dalam pengerahan personil, logistik, peralatan dan anggaran. Penetapan status tanggap darurat itu dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Gubernur Sulawesi Tengah dalam kapasitasnya telah menunjuk Danrem Korem 132 Tadulako sebagai Komandan Tanggap Darurat Penanganan Bencana Sulawesi Tengah dan Posko ditempatkan di Makorem 132 Tadulako Kota Palu.

Proses evakuasi masyarakat Paludi Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie. Sumber: BNPB

24

Page 37: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Eskalasi dampak bencana Sulawesi Tengah yang cukup luas, membutuhkan tata kelola manajemen penanganan darurat bencana sebagai salah satu upaya terstruktur dan mampu mengkoordinasikan solusi berbagai persoalan di lapangan. Penunjukan Danrem Korem 132 Tadulako pasca penetapan masa tanggap darurat diharapkan sebagai titik awal keterpaduan dari berbagai lintas instusi dan lembaga untuk bersama membantu Sulawesi Tengah secara terencana. Keterpaduan dalam tata kelola penanganan darurat tidak hanya untuk jenis bantuan yang berasal dari wilayah nusantara namun juga dapat memfasilitasi tawaran bantuan kemanusiaan dunia internasional.

Selaras dengan penetapan status tanggap darurat tersebut, memasuki hari ke 5 animo masyarakat internasional untuk bantuan Kota Palu dan sekitarnya terus meningkat. Lebih dari 15 negara, telah siaga merapatkan barisan personilnya dan juga memobilisasi kebutuhan lainnya untuk membantu Indonesia. Namun Pemerintah Indonesia tidak sertamerta menerima bantuan tersebut. Presiden RI Joko Widodo perlu mendapat masukan secara detail terkait skala kerusakan dari jajarannya, sebelum akhirnya memutuskan membuka pintu

Presiden RI menyimak laporan dampak bencana Sulawesi Tengah. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 25

Page 38: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

menerima bantuan internasional. Adapun alasan Pemerintah Indonesia membuka pintu tawaran bantuan internasional mempertimbangkan pada dua hal, yaitu eskalasi dampak bencana dan asset nasional seperti pesawat angkut maupun alat berat lainnya yang sudah terbelah di beberapa wilayah untuk penanganan bencana lainnya. Aktivasi dan aktivitas pos penerimaan bantuan internasional dikoordinasikan oleh Menkopolhukam yang telah ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Koordinator Satgas Tanggap Darurat Bencana Sulawesi Tengah.

Tercatat sejumlah negara telah menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan dalam berbagai bentuk, mulai dari dana operasional, SAR, rehabilitasi dan pemulihan infrastruktur dan juga bantuan yang bersifat untuk mengatasi kekurangan primer seperti keterbatasan makanan, air, obat dan alat medis, selimut hingga tenda. Negara yang menawarkan yaitu: Australia, Korea Selatan, Malaysia, Jepang, Amerika, China, Canada, Inggris, New Zealand, Jerman, Prancis dan lainnya merupakan negara-negara yang siap mendorong personil untuk membantu korban bencana. Bahkan negara tetangga Singapura melalui Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (SCDF) telah mengirimkan bantuan 2 unit pesawat militer type hercules C-130 yang dikerahkan untuk membantu proses evakuasi korban yang terjebak di lokasi terdampak yang sulit dijangkau dan telah berada di Bandara Haji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, Kalimantan Timur pada Selasa petang, 02 Oktober 2018.

Memasuki minggu kedua, penawaran bantuan dari dunia internasional tercatat sudah mencapai 29 negara yang berkomitmen akan memberikan bantuan kemanusiaan untuk Kota Palu dan sekitarnya. Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Bapak Wiranto memutuskan Bandara Balikpapan sebagai pintu masuk bantuan internasional. Keputusan tersebut didasari kondisi Bandara Mutiara Sis-Al Jufri di Palu yang hanya mampu

26

Page 39: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

memanfaatkan landasan pacu yang hanya dapat digunakan efektif sepanjang 2000 meter. Dan jenis pesawat C-130 yang sangat mampu melakukan short landing dan take off. Bandara Balikpapan berfungsi sebagai “temporary hub and warehouse” sebelum diteruskan ke lokasi terdampak wilayah Sulawesi Tengah.

Pemerintah Indonesia melalui rapat koordinasi terbatas untuk bantuan internasional yang dilaksanakan pada 4 Oktober 2018, menyepakati bahwa dari 29 negara dan empat badan kemanusiaan yang menawarkan bantuan, Indonesia dapat menerima tawaran dari 17 negara saja yang didasari pada 6 kebutuhan prioritas pemerintah Indonesia, yaitu: transportasi udara, water treatment, genset, rumah sakit lapangan, tenaga medis dan fogging. Ke-17 negara itu adalah Amerika Serikat, Perancis, Ceko, Swiss, Norwegia, Hungaria, Turki, Uni Eropa, Australia, Korea Selatan, Arab Saudi, Qatar, Selandia Baru, Singapura, Thailand, Jepang, India dan China. Personil BNPB dan Kementerian Luar Negeri ditempatkan untuk memfasilitasi proses penerimaan bantuan internasional termasuk dukungan keimigrasiannya.

Tak dipungkiri lagi bahwa penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah membutuhkan bantuan dari berbagai pihak termasuk juga dunia internasional. Pemerintah Indonesia melalui Menkopolhukam dan BNPB berserta jajaran terkait, menyepakati penetapan enam proritas dalam upaya penanganan bencana. enam prioritas yang menjadi fokus penanganan itu mulai dilaksanakan pada hari ke 3 atau pada tanggal 30 September 2018.

Prioritas pertama untuk terus melanjut evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, karena ditenggarai masih banyak korban yang tertimpa reruntuhan bangunan, material longsoran dan timbunan lumpur. Kebutuhan alat berat menjadi hal utama untuk membantu proses evakuasi dan pencarian korban.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 27

Page 40: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Prioritas kedua adalah pemakaman jenazah yang telah ditemukan. Pemakaman secara massal telah menjadi ketetapan, mempertimbangkan kondisi jenazah telah berusia tiga hari dan mengeluarkan bau yang akan berdampak kepada kesehatan masyarakat.

Prioritas ketiga yang menjadi perhatian pemerintah yaitu percepatan pemulihan jaringan listrik. Saat itu jaringan listrik di Kota Palu belum semua menyala, termasuk di Donggala, Sigi, dan Parigi Mountong, kondisi listrik masih padam yang akan menyulitkan proses evakuasi dan penanganan pengungsi.

Prioritas keempat, adalah percepatan pengadaan bahan bakar minyak (BBM).

Prioritas kelima yaitu distribusi logistik dan makanan untuk pengungsi baik melalui jalur udara, darat, dan laut.

Dan prioritas keenam adalah percepatan jaringan komunikasi. Jaringan komunikasi sangat diperlukan yang secara pararel dengan jaringan listrik untuk membantu proses pencarian dan penyelamatan dan penanganan pengungsi di Kota Palu dan Kabupaten Donggala di mana hingga per tanggal 30 September 2018, data jumlah pengungsi di Kabupaten Donggala belum dapat disampaikan, yang salah satunya karena persoalan infrastruktur komunikasi.

Penetapan prioritas itu segera dilaksanakan oleh jajaran terkait, sesuai semangat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana merupakan pondasi dan langkah upaya yang perlu dipahami oleh lintas sektor yang ada di negeri ini dalam mendukung upaya penanganan keadaan darurat bencana. Tak hanya itu, terkait koordinasi bantuan kemanusiaan juga telah diatur pada Pasal 12 UU 24/2007 tentang pertanggungjawaban sumbangan/bantuan nasional dan internasional. Kemudian pada Pasal 30, UU 24/2007 juga mengatur tentang Peran Lembaga Internasional.

28

Page 41: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Penanganan bencana Sulawesi Tengah yang banyak melibatkan partisipatif relawan dari berbagai negara dengan perannya dan kontribusi Lembaga Internasional juga telah ditetapkan oleh Presiden melalui Peraturan Pemerintah Indonesia. Pasal 8 pada PP 23 Tahun 2008 telah mengatur tata cara peran serta lembaga internasional dan lembaga asing non pemerintah saat terlibat dalam tanggap darurat bencana di Indonesia, di mana pada Pasal 16 (1) disebutkan bahwa, Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatannya yang akuntabel kepada BNPB, yang dilakukan secara periodik, pada akhir masa tugasnya atau sewaktu-waktu jika diminta oleh BNPB.

Multi Komando untuk Sulawesi Tengah

Indonesia sebagai negara yang sarat pengalaman penanganan darurat bencana karena potensi tinggi dan intensitas kejadian bencananya, adalah salah satu negara yang mendapat pengakuan dunia melalui penghargaan “Global Champion for Disaster Risk Reduction” pada tahun 2011 di masa pemerintahan Presiden RI ke-6, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Penganugerahan diberikan berdasarkan penilaian atas inisiatif, strategi dan fakta bahwa Indonesia telah memiliki berbagai aturan untuk mendukung pelaksanaan penanggulangan bencana Indonesia. Mulai dari perundang-undangan, peraturan pemerintah, peraturan presiden, bahkan peraturan daerah, di mana semua aturan itu dibuat untuk mereduksi risiko bencana.

Bencana yang terjadi di Sulawesi Tengah, kembali membuat mata dunia terperangah. Mereka semua ingin tahu apa yang telah terjadi di Indonesia, dampak dari fenomena alam menelan ratusan korban jiwa. Dan apa yang dapat dilakukan untuk membantu Indonesia. Penanganan awal penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah oleh Pemerintah Indonesia masih terkesan gagap dan penuh kebingungan. Berbagai pengalaman

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 29

Page 42: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

dan pembelajaran penanganan darurat bencana mulai dari pengalaman Aceh, Mentawai, Wasior, Yogyakarta, Sinabung, Gunung Kelud, Gunung Agung Bali dan lainnya, sepatutnya mampu semakin memantapkan gerak langkah dan pemahaman bersama antara pemerintah, pemerintah daerah maupun lintas sektor yang terlibat untuk berbuat lebih baik lagi dalam keterpaduan pengelolaan masyarakat yang korban bencana, bahkan jauh ketika alam telah mengisyaratkan tanda-tanda bahayanya.

Keberadaan BNPB dan BPBD adalah satu. UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana telah menjelaskan secara gamblang, bahwa keberadaan badan ini harus memiliki kemampuan untuk mengurangi dan membantu masyarakat terdampak bencana dengan segera, termasuk persiapan yang harus dilakukan ketika potensi ancaman itu sudah terdeteksi. Inilah sesungguhnya dari fungsi badan yang diamanatkan untuk melakukan komando, koordinasi dan pelaksana penanggulangan bencana. Terlebih bila Pasal 50 UU Nomor 24 Tahun 2007 disebutkan bahwa dalam hal status keadaan darurat bencana ditetapkan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memiliki kemudahan akses untuk: a). pengerahan sumber daya manusia, b). pengerahan peralatan, c). pengerahan logistik, d).

“ Bencana Palu merupakan bencanayang sangat unik, karena kejadian tiga

bencana berlangsung sekaligus. Satu bencana saja pemerintah masih tertatih-

tatih dalam menanggulanginya

B. Wisnu WidjajaWorkshop Lesson Learned Gempa bumi,

Tsunami dan Likuefaksidi Provinsi Sulawesi Tengah

(16 Desember 2019)

30

Page 43: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

keimigrasian, cukai dan karantina, e). perijinan, f ). pengadaan barang/jasa, g). pengelolaan dan pertanggungjawaban uang dan/atau barang, i). penyelamatan dan h). komando untuk memerintahkan sektor/lembaga. Melihat dukungan peraturan tertinggi untuk melaksanakan fungsi komando oleh BNPB, semestinya penanganan bencana Sulawesi Tengah dapat dikoordinasikan jauh lebih baik. Termasuk juga untuk proses penerimaan bantuan internasional yang secara eksplisit sudah sangat benderang untuk dilaksanakan.

SATGAS PENDAMPINGAN PUSATPENANGGULANGAN BENCANA GEMPA DI SULAWESI TENGAH

KETUAMENKO POLHUKAM

WAKIL KETUASESMENKO POLHUKAM

KASET : KARO KUMSIDHAL1. KABAG OPERASI : KOL. GUSLIN K2. KABAG DATA : KOL. SURANTO3. KABAG MEDIA : FARIZA IRAWADI4. POK SIAGA : 6 ORANG

KASIDUK : KAROUM1. KABAG PERSONIL : EMAH LISWAHYUNI2. KABAG DATA : FITRI PRIANTINI

SUB SATGAS DALAM NEGERIDEPUTI IV/HANNEG

SUB SATGAS LUAR NEGERILETJEN TNI (PURN) YOEDHI PRIHARTADI

1. KOORDINATOR : KOL. UNTUNG MULYONO2. ANGGOTA : A. KEMENKO PMK B. BNPB C. BASARNAS D. KEMENKOMINFO E. KEMENHUB F. KEMENSOS G. KEMENKES H. KEMENDAGRI I. KEMEN PU PR J. TNI K. POLRI

1. KOORDINATOR : BAMBANG PRIHARTADI2. ANGGOTA : A. KEMENLU B. BKPM C. KEMENHUB D. TNI E. KEMENKEU F. KEMENKUMHAM G. POLRI

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 31

Page 44: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Tantangan Penanganan Darurat dan Manajemen Penanganan Darurat Bencana

1 Komando, Kendali dan Koordinasi Pembagian peran dalam satu rantai komando, kesatuan komando (unity of command) dan keterpaduan upaya (unity of efforts) dengan kejelasan tugas antara pelaksana komando taktis, dukungan operasi dan koordinasi sumber daya, dan pengambil kebijakan/arahan strategis di semua tataran tanggungjawab antara kabupaten/kota, provinsi dan nasional.

2 Pengorganisasian lima fungsi utama dalam manajemen penanganan darurat bencana yaitu : Komando, Perencanaan, Operasi, Logistik, Admin & Keuangan dan saling terkait dalam pelaksanaan fungsi PDB.

3 Perencanaan sesuai fungsi masing-masing Klaster SAR, Kesehatan, Penanganan Pengungsi, Pendidikan, dsb.

4 Komunikasi dan Manajemen InformasiSebagai upaya pengelolaan data dan informasi satu pintu dari berbagai sektor dalam kesatuan struktur komando guna mendukung perencanaan operasi PDB dan keterpaduan interoperabilitas sistem dan mekanisme komunikasi pihak-pihak yang terlibat.

5 Akuntabilitas penyelenggaraan dan penggunaan anggaran penanganan darurat bencana.

Dahsyatnya tiga bencana yang datang bersamaan, meluluhlantahkan infrastruktur, perumahan, sarana prasarana dan gedung-gedung pemerintahan namun juga memporak-porandakan tatanan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Pemerintahan dengan fungsi dinas maupun instansi terkait di Sulawesi Tengah nyaris lumpuh akibat dampak kerusakan bencana. Personil pemerintah daerah yang juga seharusnya melakukan pelayanan masyakarat tak tampak pada fase-fase awal pascabencana. Dan sangat manusiawi jika mereka juga lebih dulu

32

Page 45: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

memprioritaskan anggota keluarganya sebagai korban terdampak langsung. Dalam kekalutan dan rasa kesedihan yang mendalam rakyat dan pemerintah daerah Sulawesi Tengah perlu segera mendapat bantuan kemanusiaan dari luar Kota Palu, Donggala dan Parigi Moutong.

Pantauan lapangan BNPB pada hari kedua, manusia berseragam orange terhampar luas sejauh mata memandang. Kehadiran baju orange maupun lainnya yang berada disana merupakan penanda dari indentitas dan entitas pekerja kemanusiaan yang langsung terjun melakukan upaya bantuan seadanya di wilayah Kota Palu, Donggala, Sigi dan sekitarnya. Unsur penanda ini menunjukkan bahwa bencana di manapun tempatnya, siapapun yang terdampak, maka sensor motorik komando secara otomatis dari masing-masing individu maupun organisasi akan berlaku secara spontan, karena terketuknya hati nurani kemanusiaan untuk memberikan bantuan sesuai kemampuan yang dimiliki.

Fungsi manajemen penanganan darurat bencana sebagaimana tertuang Pasal 48 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, disebutkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat meliputi :

a Pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan dan sumber daya.

b Penentuan status keadaan darurat bencana.

c Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana.

d Pemenuhan kebutuhan dasar.

e Perlindungan terhadap kelompok rentan.

f Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana vital.

Mobilisasi personil dalam upayanya memberikan bantuan, tentunya harus mengacu pada tatanan dan aturan yang telah diatur oleh negara. Keterpaduan dari lintas lembaga maupun

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 33

Page 46: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

sektor yang terlibat perlu diarahkan secara terstruktur melalui komandan tanggap darurat bencana setelah adanya penetapan status tanggap darurat bencana oleh pemerintah daerah. Selalu ada tantangan dalam setiap upaya penanganan darurat dan menjalankan fungsi manajemen penanganan darurat bencana.

Merujuk dari fungsi tersebut, patut diapresiasi langkah-langkah awal pemerintah Indonesia dengan membentuk satuan tugas pendampingan pusat untuk penanganan bencana di Sulawesi Tengah sudah merupakan keputusan cepat dan tepat saat itu. Pemahaman sifat pendampingan pada masa tanggap darurat adalah bertugas memberikan bantuan kepada Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah, berada di bawah kendali Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan dengan beranggotakan BNPB, Badan SAR, Kementerian Luar Negeri, Kesehatan, Sosial, PUPR, Perhubungan dan pelibatan secara jelas dari fungsi TNI dan Polri serta lembaga terkait lainnya.

Pembelajaran dari penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah, menunjukkan bahwa Perka 3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) telah digunakan sebagai dasar untuk aktivasi dan menerapkan sistem tersebut dengan perangkat-perangkatnya, mulai dari Pos Komando Penanganan Darurat Bencana (Posko PDB), Pos Lapangan dan Pos Pendamping Nasional (Pospenas). Namun dalam pelaksanaan operasi penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah, terlihat ketidakjelasan pembagian tugas dan fungsi antara perangkat-perangkat tersebut. Selain itu tugas dan fungsi komando saat penanganan darurat bencana yang terbagi menjadi beberapa kewenangan dari tataran pemerintah daerah dan keterlibatan dari berbagai lembaga lainnya yang mengesankan ingin tampil mengambil fungsi komando. Pengorganisasian perangkat-perangkat untuk penanganan darurat bencana kala itu, masih belum mendukung tugas dan fungsi dari masing-masing perangkat secara maksimal. Beberapa fungsi manajemen mulai dari fungsi komando, perencanaan, operasi, logistik, manajemen

34

Page 47: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

informasi dan keuangan belum berjalan dengan baik karena kapasitas pemahaman dari lembaga maupun personil yang ditugaskan untuk menjalankan tugas dan fungsi SKPDB masih kurang memadai.

Selain itu juga, keberadaan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) menjadi masalah tersendiri, karena baik di tingkat provinsi, kabupaten dan kota belum langsung berfungsi untuk mengisi kekosongan “fill in the gap” ketika Pos Komando Utama belum terbentuk karena kondisi lapangan dan persoalan keterbatasan SDM maupun sarana dan prasarana pendukung. Di mana dalam Perka BNPB Nomor 15 Tahun 2012 telah dijelaskan bahwa tugas Pusdalops PB saat bencana adalah mendukung Posko PDB.

Terabaikannya Manajemen Informasi

Bencana yang tidak biasa ini menghadirkan tantangan dalam pengelolaan data dan informasi khusus untuk damage and need assesment. Penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 35

Page 48: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

yang melibatkan personil dari berbagai lembaga dan individu baik dari dalam maupun luar negeri ini bagaikan dua sisi mata uang. Di satu sisi menjadi kekuatan tersendiri, namun di sisi lain menjadi tantangan nyata bagi Pemerintah Indonesia untuk mampu melakukan tata kelola, keterpaduan, komunikasi dan koordinasi dalam aktivasi Struktur Komando Penanganan Darurat Bencana Sulawesi Tengah. Sebagaimana yang telah diceritakan sebelumnya, bahwa terdapat multi komando yang tidak terintegrasi dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota terdampak, yang pada akhirnya berkorelasi dengan kemampuan pengelolaan informasi dan pemahaman kecepatan serta ketepatan data satu pintu. Persoalan manajemen informasi, menjadi hal krusial saat darurat bencana, belum lagi ditengah derasnya arus tawaran bantuan internasional dari berbagai negara dengan jenis, jumlah dan spesifikasi bantuan yang mana saja yang memang dibutuhkan Pemerintah Indonesia.

Tidak menyatunya Struktur Komando Penanganan Darurat Bencana mulai tingkat kabupaten dan kota hingga tingkat provinsi, secara langsung mempengaruhi komunikasi dan ketersediaan data dan informasi yang seharusnya dapat diperoleh dengan cepat ketika ada pemahaman yang sama dari fungsi “Media Center Tanggap Darurat Bencana” (Perka BNPB No. 8/2013). Pengelolaan data dan informasi tidak melalui satu pintu ini, didasari pada penetapan status keadaan darurat yang terpisah dari tingkat Kabupaten/Kota hingga Provinsi dengan penetapan oleh masing-masing Kepala Daerah, walaupun bagian dari satu wilayah provinsi terdampak bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi.

Manajemen informasi yang tidak dikelola dengan baik akan terabaikan oleh pihak-pihak yang semestinya dapat memanfaatkan dari sumber yang sama dan berasal dari satu komando. Pembelajaran pengelolaan informasi saat tanggap darurat bencana Sulawesi Tengah mempengaruhi kualitas

36

Page 49: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

informasi yang tidak siap. Sehingga secara langsung berimplikasi pada kualitas penyusunan rencana operasi penanganan darurat yang kurang terpadu. Dalam situasi darurat data dan informasi bersifat dinamis, pergerakannya memiliki kecenderungan merangkak naik apabila misalnya kita mengukur dari kebutuhan data korban jiwa atau meninggal dunia. Setiap institusi yang terlibat pasti memiliki masing-masing sumber data sebagai dasar mereka untuk melakukan operasi darurat bencana. TRC yang telah bergerak cepat dari berbagai lintas organisasi dalam melakukan tanggap darurat dan distribusi logistik belum diikuti dalam kemampuan integrasi pendataan dan pelaporan sesuai perka-perka terkait. Ini terjadi karena sebagai personil tersebut belum mendapatkan pemahaman yang utuh dari fungsi data dan informasi saat kondisi darurat bencana. Namun disatu sisi berbagai insitusi maupun akademisi telah memanfaatkan perkembangan teknologi dalam pengumpulan data pada saat tanggap darurat bencana, yang hasilnya terlalu dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah.

Permasalahan pengelolaan informasi saat bencana besar seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah, kiranya patut menjadi perhatian agar tidak mengulangi kesalahan yang sama karena bagaimanapun masyarakat korban bencana yang akan merasakan dampaknya. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, perlu dituangkan SOP bersama terkait manajemen data dan informasi, mulai dari alur mekanisme koordinasi pertukaran data dan informasi, jurnalistik dan hingga pemanfaatan lainnya yang diperlukan pada saat penanganan darurat bencana.

Sebagai catatan bahwa kebutuhan pengelolaan data dan informasi disaat situasi darurat bencana, setidaknya telah memiliki referensi 18 (delapan belas) aturan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Perpres), Peraturan Panglima TNI, hingga Peraturan Kepala BNPB dan juga referensi UN-OCHA (2002) terkait prinsip-prinsip manajemen dan Pertukaran Informasi Kemanusiaan.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 37

Page 50: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Karena Rasa Kemanusiaan

Bencana itu menyentakkan kita semua, setelah peristiwa 15 tahun silam. Bencana ini menjadi perhatian dunia dan membangkitkan kesadaran internasional untuk turut membantu dalam penanganan darurat bencana. Lima hari setelah bencana terjadi pada tanggal 28 September 2018 itu, setidaknya 29 negara telah menawarkan bantuan kemanusiaan untuk Indonesia. Namun bantuan tersebut tidak diterima seluruhnya oleh Pemerintah Indonesia karena beberapa permasalahan dan fakta lapangan terkait mekanisme penerimaan, pendistribusian dan pengelolaan bantuan internasionalpun tidak dapat terelakkan termasuk kondisi bandara yang dapat menjadi “Hub Station” menjadi pertimbangan Pemerintah Indonesia. Dan pengalaman ini harus menjadi pembelajaran bersama semua pihak baik pemangku kepentingan maupun klaster-klaster yang terlibat dalam bantuan Internasional, yang semuanya telah bekerja dan kerja bersama untuk membantu penanganan darurat bencana di Sulawesi Tengah. Semata hanya karena panggilan kemanusiaan untuk Indonesia.

38

Page 51: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Perlu diketahui bersama bahwa Surat Keputusan Kepala BNPB Nomor 173 Tahun 2014 tentang Klaster Nasional Penanggulangan Bencana masih menjadi rujukan beberapa Kementerian/Lembaga hingga organisasi yang bergerak dalam bidang kebencanaan untuk melakukan dan mengembangan aktivitas penanggulangan bencana. Sedangkan untuk Klaster Penanggulangan Bencana ditingkat Internasional, dilatarbelakangi dari terbentuknya Resolusi Majelis Umum PBB Nomor 46/182 pada Desember 1991 tentang Penguatan Koordinasi Kedaruratan Bantuan Kemanusiaan. Transformasi tersebut terus berlanjut hingga tahun 2005 dengan istilah Humanitarian Reform Agenda yang memiliki satu komponen pendekatan klaster yang popular hingga kini. Aktivitas klaster pertama kali dilakukan pada saat penanganan darurat Gempa bumi Pakistan tahun 2005. Klaster Internasional terdiri dari lembaga-lembaga Internasional yang merupakan kelompok organisasi kemanusiaan, baik PBB maupun non PBB yang masing-masing mempunyai peran pada sektor utama aksi kemanusiaan. Mereka ditunjuk oleh Inter-Agency Standing Committee (Komite Tetap Antar Lembaga/IASC) dan memiliki tanggung jawab yang jelas untuk koordinasi, di mana Klaster Internasional ini diketuai oleh United Nations Office for The Coordination Humanitarian Affairs (UNOCHA) dengan 11 Spesialisasi untuk misi bantuan kemanusiaan.

Komitmen Indonesia dalam mekanisme penerimaan bantuan internasional pada saat darurat bencana telah diatur dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, disebutkan bahwa peran Lembaga Internasional adalah ikut serta dalam kegiatan penanggulangan bencana secara sendiri-sendiri ataupun bersama-sama dengan mitra kerja dari Indonesia dengan memperhatikan latar belakang sosial, budaya, dan agama masyarakat setempat. Komitmen itu, diperkuat dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana yang dijelaskan juga pada Pasal 33 sampai dengan Pasal 38 yang mengatur mekanisme masuknya bantuan internasional dan juga

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 39

Page 52: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

personil kemanusiaan saat tanggap darurat bencana ke Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

BNPB juga telah menterjemahkan terkait aturan tersebut untuk operasional di lapangan, melalui Peraturan BNPB Nomor 6 Tahun 2018 tentang penerimaan bantuan internasional dalam keadaan darurat bencana, yang berisi tentang penjelasan jenis-jenis bantuan internasional yang berupa, uang, logistik, peralatan dan satuan satwa. Selanjutnya Peraturan BNPB tersebut, dijelaskan lagi secara terperinci dalam SOP penerimaan bantuan internasional. SOP tersebut dibuat untuk mengatur tatacara penerimaan, pendaftaran dan koordinasi bantuan internasional dilakukan oleh Pos Pendamping Nasional Penanganan Darurat Bencana (PDB) atau Posko Nasional PDB dalam Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB). Bantuan internasional dikelola oleh Pos Pendamping Nasional PDB jika diberlakukan status keadaan darurat bencana daerah. Sedangkan untuk Status Keadaan Darurat Bencana Nasional, bantuan internasional dikelola oleh Posko Nasional PDB. Penerimaan dan re-ekspor bantuan internasional dilakukan melalui Pos Pendukung PDB yang ditunjuk sebagai pintu masuk dan pintu keluar. Setelah diterima di Pos Pendukung PDB, bantuan internasional didaftarkan dan dapat dikoordinasikan melalui pendekatan klaster.

Peristiwa gempa bumi dan tsunami pada tahun 2004 lalu, telah membuka mata dunia pentingnya manajemen penanggulangan bencana. Salah salah satunya adalah bagaimana mengatur peran internasional untuk membantu bagi negara yang terdampak seperti Indonesia, untuk mampu segera melalui masa-masa sulit pascabencana di suatu wilayah. Secara khusus peran nyata negara-negara di kawasan Asia Tenggara bersepakat membentuk ASEAN Agreement on Disaster Management and Emergency Response (AADMER), yang merupakan landasan awal lahirnya The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre). Tujuan utama dibentuknya AHA Centre untuk memfasilitasi dan mengkoordinasikan bantuan dari

40

Page 53: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

negara-negara lain dalam bidang penanggulangan bencana dan juga untuk melakukan pemantauan bencana dan penanganan darurat apabila terjadi bencana di wilayah ASEAN, termasuk memfasilitasi negara-negara anggota ASEAN yang mengalami bencana terkait kebutuhan bantuan kemanusiaan. Tujuan itu sesuai dengan Declaration on One ASEAN One Response: ASEAN Responding to Disaster As One in The Region and Outsite The Region yang digaungkan AHA Center pada deklarasi pada tanggal 6 Desember 2016 pada acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke 28 & 29 di Lao PDR untuk menempatkan perannya dalam misi bantuan kemanusiaan saat terjadi bencana.

Sejak awal Pemerintah menyatakan membuka diri untuk bantuan internasional bencana Sulawesi Tengah. Kompleks dan luasnya dampak yang diakibatkan gempa bumi, tsunami dan likuefaksi di beberapa titik bersifat fatal maka tingkat kesulitan penanganan darurat bencana dinilai sangat tinggi, sehingga diperlukan peran koordinasi dan mobilisasi untuk bantuan internasional. Pada tanggal 1 Oktober 2018 Kementerian Politik Hukum dan Keamanan, memimpin rapat koordinasi sebagai tindaklanjut dibukanya tawaran bantuan internasional untuk Sulawesi Tengah. Bersama Kementerian Luar Negeri menggelar rapat koordinasi

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 41

Page 54: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

bantuan internasional dengan mengundang BNPB, Kementerian Lembaga terkait lainnya dan AHA Centre, yang salah satu keputusan rapat koordinasi itu adalah secara khusus meminta AHA Centre untuk membantu pengkoordinasian bantuan internasional untuk penanganan darurat Sulawesi Tengah yang difasilitasi lebih lanjut oleh BNPB.

Peran AHA Center pada fase tanggap darurat atau sesaat setelah terjadinya bencana Sulawesi Tengah cukup membantu Indonesia dalam hal pengelolaan bantuan internasional. Bercermin pada kondisi beberapa kebutuhan bantuan yang menjadi prioritas dan mempertimbangkan kerusakan fasilitas yang ada di Sulawesi Tengah, yang salah satunya keretakan landasan pacu atau runway sepanjang 500 meter dari 2.500 meter landasan pacu yang ada di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu di Sulawesi Tengah, AHA Centre mengkoordinasikan mengenai kebutuhan bantuan dan mekanisme penyaluran kepada negara-negara pendonor agar mengirimkan bantuan logistik di Bandara Balikpapan-Kalimantan Timur sebagai titik masuk untuk bantuan internasional, dengan membuat sebuah pusat penerimaan bantuan internasional dengan jenis bantuan prioritas: 1). Pesawat dengan kemampuan takeoff and landing dengan kapasitas runway sepanjang 2000 meter. 2) Water treatment atau perangkat pengolahan air bersih. 3). Genset. 4) Fogging. 5) Tenda dan 6) Rumah Sakit Lapangan.

Tanggal 4 Oktober 2018, BNPB di Jakarta membentuk Crisis Center untuk menjembatani dan memberikan asistensi bantuan-bantuan internasional yang berasal dari Lembaga Non Pemerintah di Kawasan ASEAN (Non G to G) dengan menggunakan SASOP dengan cara mengirimkan link SASOP Over Assistance yang telah disosialisasikan oleh AHA Centre ke seluruh NGO di ASEAN. SASOP itu, menghasilkan data online yang diisi oleh perwakilan negara yang menawarkan bantuan. Hasil pengumpulan data tawaran bantuan tersebut, menjadi list bantuan untuk kemudian didiskusikan oleh EOC AHA Centre kepada BNPB. Sementara untuk bantuan-bantuan yang berasal dari Pemerintah (G to

42

Page 55: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

G), didistribusikan melalui Kementerian Luar Negeri di bawah pengawasan Wakil Presiden Republik Indonesia.

AHA Centre yang melekat pada POSPENAS melalui pengarahan BNPB melakukan beberapa langkah. Pertama dengan menjalankan perannya sebagai Facilitator untuk melakukan penangulangan bencana yakni dengan memobilisasi Tim ERAT sebagai langkah awal untuk ikut terlibat membantu Indonesia. Mobilisasi tim ERAT ini untuk membantu evakuasi korban, penanganan pengungsi, serta memberikan tambahan informasi kepada POSPENAS mengenai kondisi di lapangan.

Langkah Kedua berperan sebagai Communicator. Pada tahap ini, AHA Centre yang mendapatkan informasi dari BNPB sebagai National Focal Point (NFP) di Indonesia terkait kondisi awal bencana Sulawesi Tengah, berbagi informasi terkait situasi awal dan terkini melalui situs resmi ASEAN Disaster Information Network (ADInet).

Langkah Ketiga melakukan Monitoring atas perkembangan status dan kondisi selama terjadi bencana secara berkala yang dimulai pada tanggal 28 September 2018 - 26 Oktober 2018, dalam Situation Update AHA Centre yang merujuk data dan informasi dari BNPB, BMKG, dan pihak-pihak terkait lainnya.

“ AHA Center menempatkan perannya untuk membantu bukan menjadi pemain utama. AHA is ASEAN Help ASEAN, organisasi internasional berada di belakang kami. Kami bukan milik BNPB, tapi kami adalah bagian dari BNPB.

Adelina KamalExecutive DirectorAHA Centre

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 43

Page 56: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Langkah Keempat, AHA Centre melakukan Quick Response untuk memfasilitasi kebutuhan bantuan logistik terhadap korban bencana gempa di Sulawesi Tengah yang berasal dari DELSA dan Filipina berupa tenda keluarga. Secara umum, tenda keluarga didistribusikan untuk melengkapi upaya pemerintah, termasuk untuk menambah kesenjangan kecil di berbagai lokasi pengungsi.

Langkah Kelima, AHA Centre melakukan perannya sebagai Coordinator bagi negara-negara internasional yang akan memberikan bantuan dengan me-delivered information untuk bantuan apa saja yang dibutuhkan dan mekanisme yang digunakan dalam menyalurkan bantuan internasional di Sulawesi Tengah dengan segera.

Sebelum melaksanakan perannya, AHA Centre mengikuti rapat-rapat koordinasi nasional untuk mengkoordinasikan Offer Assistance List kepada pihak yang berwenang dalam rangka memperoleh register bantuan. Salah satunya koordinasi yang dilakukan di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Tengah yang pada saat itu juga difungsikan sebagai Pospenas dan Joint Operations and Coordination Centre Assistance (JOCCA). Setelah mendapat penugasan dari BNPB, ASEAN Emergency Response and Assesment Team (ERAT) dari AHA Centre telah mengirim sejumlah perwakilannya untuk melihat kondisi Bandara Balikpapan yang akan digunakan sebagai entry point bantuan internasional bencana Sulawesi Tengah dan melakukan koordinasi kepada pihak-pihak yang berwenang di lapangan. AHA Centre juga menyiapkan registration desk untuk NGO yang ingin terlibat, membangun dan memfasilitasi Joint Operations and Coordination Centre for International Assistance (JOCCIA) dengan mendirikan staging area.

ASEAN ERAT bersama dengan UNDAC Members of UN OCHA melakukan kaji cepat untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari lapangan, termasuk melakukan penilaian terhadap 26 lokasi untuk memetakan sejumlah MCK, dapur umum

44

Page 57: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

dan layanan air untuk pengungsi. Kaji cepat yang dilakukan juga melibatkan Lembaga non Pemerintah Nasional seperti WFP, Wahana Visi, PLAN, YAKUM, dll. Setiap harinya tim kaji cepat tersebut mengupdate hasil assessment per hari melalui situation update form yang dirilis di social media AHA Centre dan WEB EOC. Dalam menganalisa situasi, AHA Centre juga bekerjasama dengan ASEAN Specialised Meteorogical Centre (ASMC) untuk memperoleh data cuaca, curah hujan dan suhu udara di Provinsi Sulawesi Tengah.

Peran AHA Centre lainnya adalah melakukan management logistic dengan memverifikasi data pendistribusian bantuan logistik seperti tenda keluarga yang dikirimkan dari Philipines serta penyimpanan logistic regional di ASEAN. AHA Centre memastikan setiap bantuan yang dikirim ke Balikpapan diterima di wilayah/lokasi yang memang membutuhkan. Final Situation Update No. 15 menyatakan AHA Centre berhasil mendistribusikan 55 tenda keluarga dari Philipines ke Desa Kabobena, Kabupaten Ulujadi dan Kota Palu sebanyak 66 unit tenda keluarga dari Gudang DELSA telah terdistribusi ke Desa Kabobona, Kabupaten Dolo, Sigi di mana banyak masyarakat mengungsi karena semburan lumpur setelah gempa bumi. Begitupun bantuan 27 tenda keluarga dari Gudang penyimpanan DELSA yang dikirim ke Desa Sambo, Distrik Dolo Selatan dan Sigi. Dan 23 tenda keluarga dari Gudang DELSA terkirim ke Desa Wala Tana, Distrik Dolo Selatan dan Sigi.

AHA Center dengan dukungan Pospenas, juga mengkoordinasikan bantuan logistik yang diterima dari beberapa negara seperti Amerika, Denmark, Australia, Korea Selatan, Malaysia, Jepang, Singapura, Russia, Swiss, Inggris, Perancis, German, Philipine, Canada, Cina, Ukraina, Spanyol, Qatar serta Organisasi Internasional seperti Unicef, OCHA. Berdasarkan data terakhir yang dikumpulkan oleh ASEAN-ERAT bantuan yang diterima dari tanggal 7 Oktober 2018 sampai pada 19 Oktober 2018, total ada 68 penerbangan yang mengangkut 553 ton barang bantuan ke Palu.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 45

Page 58: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Koordinasi bantuan internasional yang difasilitasi oleh AHA Centre berakhir pada tanggal 26 Oktober 2019 dan pada akhir misinya AHA Centre telah merencanakan untuk tetap mendukung BNPB dalam hal bantuan kemanusiaan di Sulawesi Tengah dengan memastikan keberadaan JOCCIA tetap bekerja selama Pospenas ada untuk menyediakan platform yang digunakan saat koordinasi lapangan dan AHA Centre juga akan membangun rencana pemulihan awal dengan terus berkonsultasi dengan BNPB dan siap mendukung upaya pemulihan awal Sulawesi Tengah.

Palang Merah Internasional atau Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, juga sangat membantu korban bencana dan penanganan pasca bencana di Palu, Sigi, dan Donggala selama masa tanggap darurat.

IFRC saat itu telah menyiapkan dana untuk korban gempa di Palu, Sigi, dan Donggala sebesar 22 juta Swiss Franc atau Rp336.465.800.000 (kurs Rp15.263). Dana tersebut akan difokuskan pada kesehatan, air bersih, peningkatan taraf dan kondisi kehidupan korban, dan untuk operasi tanggap darurat.

Bantuan kemanusiaan Japanese Red Cross Society. Sumber: BNPB

46

Page 59: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

PMI adalah organisasi di negara ini yang selaras dengan misi IFRC dan mendukung apa yang dilakukan oleh PMI untuk Sulawesi Tengah dengan fokus memberikan dukungan yang efektif dan efisien untuk masyarakat korban bencana. Distribusi bantuan tersebut dilakukan melalui SDM PMI dan IFRC yang telah berada di Sulawesi Tengah. PMI dan IFRC sudah memiliki tim penilai di Sulawesi Tengah untuk menentukan wilayah yang akan didampingi dalam jangka panjang. Terdapat sekitar 200 relawan PMI yang bekerja untuk empat lokasi di Sulawesi Tengah dan bantuan-bantuan yang ada telah dibawa ke gudang sementara di Balikpapan.

Dalam operasi tanggap darurat Bencana Sulawesi Tengah, kehadiran PMI didukung secara penuh oleh IFRC dan ICRC serta 31 Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, 33 organisasi dan mitra internasional, serta kedutaan negara lain. Selama operasi tanggap darurat itu, PMI telah mendistribusikan lebih dari 20 juta liter air untuk 69.909 jiwa yang tersebar di 4 Kab/Kota. Selain pemenuhan kebutuhan air, pelayanan kesehatan untuk 14.628 jiwa dan dukungan psikososial juga diberikan kepada 13.981 jiwa. Tim Promosi Kebersihan PMI telah menjangkau 11.655 jiwa orang di Desa dan Kamp, dimana kurang lebih 4000 jiwanya adalah anak dan remaja, dan 800 jiwa lainnya adalah kelompok lanjut usia. PMI sebagai satu satunya organisasi yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia sejak Tahun 1950, juga membantu kebutuhan perlengkapan kepada 38 ribu rumah tangga seperti

“ Kami datang, pertama, untuk menyampaikan respect kepada

pemerintah dan masyarakat Indonesia.Kedua, kami menyampaikan dukacita

kepada masyarakat yangterdampak bencana.

Xavier Castellanos Direktur IFRC Regional Asia Pasifik,

Kantor Wapres, Medan Merdeka Utara,Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018)

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 47

Page 60: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

tendon air, selimut, terpal, perlengkapan keluarga, kelambu, ember, matras, perlengkapan shelter, dan tenda keluarga, school kits, dan baby kits. Memasuki masa pemulihan, juga membantu pembangunan 10 unit SD/ SMP/ Madrasah, 4 unit Puskesmas Pembantu, 200 Sarana Air Bersih permanen, bantuan peralatan Rumah Sakit dan Unit Donor Darah di Kota Palu. Bantuan yang koordinasikan oleh PMI ditempatkan di Gudang Sementara di Balikpapan dan sebanyak 1.461 relawan PMI bekerja di 4 lokasi bencana Sulawesi Tengah.

Berdasarkan faktor kondisi yang telah dijelaskan di atas, patut diapresiasi oleh Indonesia banyaknya tawaran bantuan Internasional sesuai prioritas kebutuhannya turut mempercepat penanganan bencana di Sulawesi Tengah. Upaya itu tidak terlepas dari dukungan penuh dari Direktorat Protokol dan Konsuler - Kementerian Luar Negeri, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai - Kementerian Keuangan, Direkorat Jenderal Imigrasi sesuai dengan kapasitas dan tugas fungsi kelembagaan masing-masing institusi yang terlibat.

Koordinasi bantuan untuk Sulawesi Tengah dari seluruh komponen bangsa dan juga bantuan internasional, tentunya tidak dapat dipisahkan dari peran awal dan strategis TNI AU melalui Operasi Dharma Palu Indonesia Bersatu. Operasi Dharma Palu diikuti oleh 23 Negara donatur, 8 Organisasi internasional yang bersatu padu, bahu membahu masyarakat Palu. ”FORGET THE NATION, THINK ALWAYS THE MISSION.” menjadi semboyan bersama, bekerja tidak mengenal batas, waktu, tenaga, negara dan biaya. Operasi yang dilaksanakan pada masa tanggap darurat dengan dukungan 16 pesawat dan 3 helikopter TNI AU,

48

Page 61: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

17 pesawat negara sahabat, serta 65 pesawat asing. Penerbangan yang dilakukan sebanyak 461 sorties dengan membawa 3.588,4 ton, serta mengangkut 25.786 pengungsi dan 9.942 penumpang. Operasi itu dalam upaya melayani masyarakat terdampak dan juga mengantisipasi membludaknya bantuan yang datang, baik dari dalam negeri, negara-negara sahabat dan organisasi kemanusiaan internasional.

Semua yang telah diperbuat semata hanya karena rasa kemanusiaan yang begitu kuat untuk memberikan harapan baru untuk masyarakat Palu dan sekitarnya mampu segera bangkit menggeliat menyongsong kembali masa depannya.

Sum

ber:

tni.m

il.id

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 49

Page 62: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

50

Page 63: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Bab III Bantu Mereka

Bangkit

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 51

Page 64: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Setahun lebih bencana itu berlalu, namun masih ada cerita pilu dan kesedihan masyarakat sebagai korban bencana. Nuansa kelabu, kehilangan dan keprihatinan

sangat dirasakan sebagian masyarakat Palu dan sekitarnya. Tentu bukan hal yang mudah untuk melupakan apa yang mereka alami, termasuk para pelaku penanganan bencana di Sulawesi Tengah kala itu, baik yang berada di lapangan maupun dalam ruang koordinasi dan komunikasi dari tingkat daerah, nasional hingga internasional untuk bantuan kemanusiaan Sulawesi Tengah.

Sigi dan Donggala adalah dua kabupaten yang mengepung Kota Palu. Kita bisa menerka bagaimana pemulihan pascagempa di sana dengan bercermin pada pemulihan pascagempa di Kota Palu, Ibu Kota Provinsi, yang luasnya kurang dari seperlima Donggala maupun Sigi. Di Kelurahan Balaroa, Kota Palu. Tanah yang bergelombang di sana-sini masih berselimut puing-puing rumah, akan mengiris hati menyaksikan jejak gempa yang masih telanjang.

Seperti yang dilakukan oleh Lisman alias Bucek, warga Kelurahan Petobo yang kehilangan istri dan dua anak gadisnya saat bencana likuefaksi terjadi. Lisman yang saat ini tinggal di hunian sementara Petobo, hampir setiap hari berkunjung ke area likuefaksi. Bahkan tak jarang Lisman datang dan beristirahat di lokasi yang dia yakini sebagai tempat anak dan istri tercintanya tertimbun. “Selama satu bulan, dua hari pascabencana, saya setiap hari mencari istri dan anak, tapi tidak juga ketemu sampai dengan hari ini,” ujar Lisman, saat ditemui setelah satu tahun berlalu. Lisman bercerita saat bencana terjadi dan menghilangkan anak dan istrinya. Istri Lisman bernama Fatmawati, sedangkan anak pertamanya bernama Nur Ainun dan si bungsu Riski Akila. Anak pertamanya, seharusnya sudah masuk perguruan tinggi tahun ini, sedangkan si bungsu sudah belajar di PAUD.

52

Page 65: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Ungkapan seorang Lisman merupakan kepedihan kita semua. Keberadaan dan uluran bantuan kita, harus mampu mendorong daya ungkit bagi seorang Lisman dan korban bencana lainnya untuk segera bangkit melanjutkan kehidupan dan penghidupannya.

Berdasarkan data terakhir yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang telah terverikasi oleh BNPB, dampaknya bencana ini telah menyebabkan korban meninggal dunia sebanyak 4.845 jiwa meninggal dunia dan hilang. Di mana sebagian besar korban meninggal dunia dan hilang berada di Kota

Dampak kerusakan akibat likuefaksi. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 53

Page 66: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Palu sejumlah 4.194 jiwa, Sigi sebanyak 405 jiwa, Donggala 231 jiwa dan Parigi Moutong sebanyak 15 jiwa. Dan korban dengan luka berat diperkirakan mencapai 4.438 orang. Sedangkan total jumlah pengungsi bencana Sulawesi Tengah tercatat sebanyak 172.999 orang, yang terbesar berada di Kabupaten Sigi 93.187 orang, Kota Palu 40.738, Donggala 36.346 dan Parigi Moutong 2.728. Tercatat pula 110.182 unit rumah rusak baik dengan kategori berat, sedang, ringan dan hilang. Data tersebut belum termasuk bangunan umum seperti sekolah, puskesmas, bandara, hotel, jembatan, rumah sakit, tempat ibadah, SPBU di beberapa tempat karena dampak gempa mengalami kerusakan parah.

Dahsyatnya kejadian bencana ini tergambarkan secara jelas dari data-data tersebut dan sangat menyentuh sendi-sendi kehidupan masyarakat di Sulawesi Tengah. Kehilangan anggota keluarga, tempat tinggal dan harta benda, merupakan dampak dari setiap bencana, di mana persoalan sosial, budaya dan ekonomi akan mempengaruhi kehidupan mereka selanjutnya. Dan sudah menjadi tugas kita sebagai insan kemanusiaan untuk membantu mereka segera bangkit mempersiapkan dan menata kembali kehidupan dan penghidupannya.

Bersama Pulihkan Sulawesi Tengah

Tak mudah melupakan duka yang dialami saudara-saudara kita di Sulawesi Tengah. Keadaan yang sesungguhnya dari bencana itu, hingga kini masih sangat membekas dan mereka masih belum sepenuhnya pulih, masih terpukul akibat kejadian tersebut. Kondisi itu patut menjadi perhatian kita semua sebagai anak bangsa untuk membantu merajut kembali masa depan yang lebih baik dengan rangkaian kebersamaan sebagai satu bangsa.

Gubernur Sulawesi Tengah, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si di dalam laporan penanganan bencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi yang terjadi di wilayah Padagimo berdampak di

54

Page 67: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Kota Palu, Kabupaten Sigli, Donggala dan Parigi Moutong, telah mendata jumlah korban jiwa mencapai 4.845 baik yang berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia maupun yang perkirakan hilang dan terkubur. Berdasarkan perhitungan hingga awal tahun 2019, Pemprov Sulawesi Tengah telah mencatat sebanyak 172.999 jiwa mengungsi dengan jumlah terbesar berada di Kabupaten Sigli sebanyak 93.187 jiwa dari 29.867 Kepala Keluarga yang berada di 160 titik lokasi pengungsian.

Pemerintah Pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kementerian Sosial terus berupaya secepatnya dalam memberikan santuan duka bagi ahli waris korban bencana pada September 2018 lalu. Setelah menerima data hasil verifikasi dan validasi dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Santunan duka tahap pertama sebesar Rp28.59 miliar yang direalisasikan pada Mei 2019 kepada 1.906 ahli waris sebesar Rp15 juta. Dan santunan duka tahap kedua telah direalisasikan oleh Kementerian Sosial melalui Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah

Pencarian korban bencana oleh Tim SAR gabungan. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 55

Page 68: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

pada Juli 2019. Proses pemberian dana santunan duka maupun jaminan hidup (jadup) merupakan tugas dan tanggungjawab pemerintah untuk segera memulihkan kondisi psikososial dan ekonomi masyarakat terdampak. Proses pemberian bantuan itu tentukanya, tidak terlepas dari kecepatan dan ketepatan pendataan yang dilakukan. Perlu pula dipahami bahwa jajaran Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah, selain sebagai petugas pelayanan publik dan masyarakat, mereka juga sebagai korban bencana. Sehingga persoalan waktu pendataan, proses verifikasi dan validasi korban bencana menjadi kendala dari pencairan santunan maupun jadup. Upaya-upaya maksimal yang dilakukan semata-mata agar seluruh korban bencana terdata dengan baik dapat menerima bentuk bantuan yang menjadi haknya.

Tiga bencana yang terjadi hampir bersamaan itu, telah menghasilkan keputusan pemerintah daerah bahwa lokasi Petobo dan Balaroa sudah tak layak untuk ditinggali sebagai kawasan pemukiman, sehingga seluruh warga dampak likuefaksi dari dua lokasi itu harus direlokasi ke tempat lain. Sejak diperpanjangnya masa tanggap darurat penanganan dampak gempa bumi dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala hingga 26 Oktober 2018, pemerintah mulai pembangunan hunian sementara (huntara) sebagai lokasi tempat tinggal yang akan dihuni puluhan ribu warga Palu, Sigi dan Donggala yang masih tinggal di tenda-tenda di berbagai lokasi pengungsian.

Pemerintah dalam rangka percepatan pemulihan wilayah padagimo telah membuat hunian sementara di 72 lokasi untuk 699 unit yang telah rampung secara fisik pada februari 2019. Huntara yang disiapkan itu, setidaknya akan ditempati oleh warga hingga pertengahan 2020, sehingga konstruksi huntara sebagai lokasi sementara waktu juga telah mempertimbangkan kekuatan akan tahan gempa dan lebih tahan terhadap cuaca termasuk ketika menghadapi musim hujan. Setiap huntara akan dilengkapi empat toilet, empat kamar mandi, septik tank, tempat mencuci dan dapur serta aliran listrik dengan daya 450

56

Page 69: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

watt di setiap biliknya hingga pemerintah selesai membangun hunian tetap di lokasi-lokasi yang telah disiapkan seluruhnya pada tahun 2021. Pemulihan masyarakat Palu dan sekitarnya dilandasi dengan konsep pembangunan yang lebih baik, lebih aman dan berkelanjutan. Kebersamaan lintas sektor menjadi fokus pemerintah untuk masyarakat korban bencana Sulawesi Tengah yang berpijak pada pembangunan perumahan dan infrastruktur, penataan ruang wilayah dan kawasan rawan bencana dan pembangunan sosial budaya dan perekonomian kewilayahan.

Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Dalam melakukan tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana Sulawesi Tengah, Pemerintah mengacu pada pembangunan yang lebih baik dan berbasis risiko bencana. Ada dua hal pembelajaran dari bencana ini untuk memulai proses rehabilitasi dan rekonstruksi yaitu pengertian kerusakan dan kerugian. Pengertian dampak bencana adalah nilai kerusakan

Peninjauan rencana pembangunan hunian tetap Duyu dan Pombewe oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 57

Page 70: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

stok fisik aset, sedangkan kerugian adalah arus ekonomi yang terganggu akibat bencana, yaitu pendapatan yang hilang dan atau biaya yang bertambah akibat bencana pada lima sektor yaitu pemukiman, infrastruktur, ekonomi, sosial dan lintas sektor.

Penyediaan data dan informasi menjadi penting sebagai dasar menyiapkan perencanaan rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk pemulihan infrastruktur untuk masyarakat yang tahan terhadap potensi bencana di masa depan secara insitu dan eksitu, juga menjadi prioritas untuk kebutuhannya dengan memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakat sebagai korban bencana. Selain itu perekonomian masyarakat juga menjadi bagian penting membangun ketahanan masyarakat selanjutnya melalui kerja sama dengan dunia usaha dan masyarakat.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana telah merilis total kerugian dampak bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah diperkirakan mencapai Rp18,48 triliun. Dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana sebesar Rp18,48 triliun berasal dari sektor permukiman yang angkanya mencapai Rp9,41 triliun, sektor infrastruktur Rp1,05 triliun, sektor ekonomi Rp4,22 triliun, sektor sosial Rp3,37 triliun, dan lintas sektor mencapai Rp0,44 triliun.

Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah yang paling besar karena luasan dan masifnya dampak bencana. Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat. Sedangkan berdasarkan sebaran wilayah kerugian dan kerusakan terbesar ada di Kota Palu yang mencapai angka Rp8,3 triliun. Sedangkan Kabupaten Sigi mencapai Rp6,9 triliun, Donggala Rp2,7 triliun dan Parigi Moutong mencapai Rp640 miliar. Tentunya penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi bencana Sulawesi Tengah ini bukan tugas yang mudah dan ringan, namun pemerintah dan pemda berkomitmen untuk membangun kembali dengan lebih baik.

58

Page 71: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa bumi, Tsunami dan Likuefaksi di wilayah terdampak di Sulawesi Tengah telah diatur melalui Instruksi Presiden RI Nomor. 10 Tahun 2018 yang berlaku hingga 31 Desember 2020 yang dikoordinir oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sesuai mandat dalam inpres adalah mengkoordinasikan kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota, TNI dan Kepolisian serta stakeholder lainnya dalam merencanakan rehabilitasi dan rekonstruksi Sulawesi Tengah. Dalam upaya tersebut, BNPB mengambil strategi khusus dalam mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana, yang mana beberapa keputusan dalam rapat percepatan setelah hasil peninjauan proyeksi hunian tetap oleh Presiden RI, Joko Widodo di Kelurahan Duyu dan Tondo.

Berdasarkan data kebutuhan hunian tetap yang diusulkan oleh Pemerintah Daerah Sulawesi Tengah tercatat sebanyak 33.092 jiwa dari 8.806 KK dengan status lahan adalah hak milik. Dan sesuai arahan Jokowi, khusus untuk Kelurahan Duyu dan Tondo dapat diselesaikan pada tahun 2019. Sedangkan untuk seluruh huntap di Sulawesi Tengah lainnya seperti Huntap Sigi, Huntap Petobo, Huntap Pombewe, dan Huntap Parigi Moutong.

“ Ini kan sudah ditunggu masyarakat. Jadi saya minta

ini segera diselesaikan.Saya minta agar proyek huntap

Sulawesi Tengah ini bisa rampung pada tahun 2020.

Sebelum Idul Fitri tahun depan.

Presiden RI Joko Widodo

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 59

Page 72: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

12 Langkah Strategi Rekomendasi BNPBSebagai Tindak Lanjut Arahan Presiden RI

1 Menyamakan persepsi tentang pematangan lahan.

2 Peningkatan pengawasan dan komunikasi.

3 Penambahan aplikator yang mumpuni dan dapat dipercaya.

4 Seleksi ketat terhadap penyedia material bangunan.

5 Penambahan alat cetak.

6 Ketegasan pengawas.

7 Meningkatkan tenaga inti dan pendukung.

8 Meningkatkan peranan Pemerintah Daerah sesuai Tupoksi.

9 Memperketat persyaratan Rumah Tipe Riko.

10 Meningkatkan kualitas dan kuantitas evaluasi.

11 Penambahan kekuatan personil TNI dibagi pada kondisi rumah rusak berat dan dibagi ke 3 Kabupaten/Kota.

12 Pembentukan Satgas Percepatan dan Posko Bersama dengan Gubernur sebagai penanggung jawab.

Adapun perkembangan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Rumah Pascabencana di Sulawesi Tengah tahap pertama hingga tanggal 31 Oktober 2019 mencakup target rumah 4.522 unit dengan total biaya anggaran sebesar 235,5 miliar. Sementara itu sebanyak 3.690 unit rumah sudah dalam proses pembangunan dan 49 unit telah selesai dibangun. Rincian pada tahap pertama ini meliputi dana bantuan darurat yang telah disalurkan untuk Kota Palu sebesar Rp74,5 miliar. Dari target 1.594 unit rumah insitu, 1.241 unit masih dalam proses pembangunan dan 9 unit telah selesai dikerjakan di Kota Palu. Dari target 1.594 unit rumah insitu, 1.241 unit masih dalam proses pembangunan dan 9 unit telah selesai dikerjakan di Kota Palu. Untuk Kabupaten Sigi telah tersalurkan dana sebesar Rp80,1 miliar. Dengan target 1.602 unit rumah insitu, sebanyak 1.155 unitnya dalam proses pembangunan dan 10 unit telah

60

Page 73: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

diselesaikan. Sedangkan di Kabupaten Donggala dengan dana Rp38,1 miliar dan target 899 unit rumah, 748 unit rumah insitu masih dalam proses pembangunan.

Kemudian dari dana bantuan darurat sebesar Rp21,3 miliar untuk Kabupaten Parigi Moutong, kabupaten ini memiliki target rumah insitu sebanyak 427 unit. Saat ini 397 unit masih dalam proses pembangunan dan 30 unit telah selesai dibangun.

Dalam melaksanakan rehabilitasi dan rekonstruksi Sulawesi Tengah, tentunya sarana pembangunan jalan non nasional menjadi bagian penting yang dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan memulai pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi ruas Jalan Nasional Tompe - Palu - Surumana dan ruas Jalan Non Nasional Palupi - Simoro - Kalawara - Palolo serta akses jalan ke lokasi Hunian Tetap (Huntap).

Kementerian PUPR dalam peranannya sebagai instansi yang mempunyai tanggung jawab terhadap pembangunan infrastruktur publik mempunyai empat strategi utama dalam penanganan bencana. Pertama, pada saat terjadi bencana Kementerian PUPR selalu berusaha berada bersama masyarakat dan menjadi salah satu pilar untuk mewujudkan kehadiran negara di tengah masyarakat untuk memberikan penanganan pada infrastruktur publik yang dibutuhkan oleh masyarakat secara cepat dan tepat. Kedua, Kementerian PUPR berperan dalam

Huntap di Kabupaten Donggala. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 61

Page 74: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

peningkatan ketahanan wilayah dalam menghadapi bencana dengan selalu mengurangi kerentanan infrastruktur terbangun.

Ketiga, mendorong pengembangan ruang publik yang lebih tangguh dalam menghadapi bencana, seperti tempat evakuasi sementara dan area publik yang dapat difungsikan sebagai tempat pengungsian. Keempat, perbaikan dan pembangunan jalan nasional maupun non nasional yang merupakan bagian dari rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.

Selama setahun lebih proses rehabilitasi rekonstruksi kawasan terdampak bencana di Sulawesi Tengah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga fokus meningkatkan aktivitas perekonomian setempat dengan mengandeng Universitas Pertahanan dan Universitas Tadolako guna memulihkan perekonomian melalui sektor potensial pertanian dan perikanan mulai dari penanaman tanaman produksi seperti tomat, bawang merah, cabai, kangkung, dan budidaya karamba ikan mujair, nila dan lele. Dua universitas itu juga melakukan penelitian untuk potensi lain yang dapat digarap untuk percepatan kegiatan ekonomi di wilayah terdampak.

Selain itu BNPB juga melakukan pendampingan terhadap pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti

“ Kegiatan perbaikan jalan inidimaksudkan untuk memperbaikikonektivitas antar pusat kegiatanagar perekonomian di KotaPalu cepat pulih dan terusberkembang.

John Wempi WetipoWakil MenteriKemen PU dan PR

62

Page 75: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

kerajinan piring lidi, ikan olahan, tenun subi, produksi minyak kelapa, abon ikan, gula merah hingga rumah produksi meubel. Kegiatan yang melibatkan UMKM setempat juga merupakan upaya trauma healing yang efektif. Untuk mewujudkan percepatan program pemulihan pada program ini, pemerintah akan mensasar kaum perempuan sebagai motor penggerak, yang dianggap lebih cepat bangkit dan layak menjadi contoh bagi masyarakat menyikapi kondisi psikososial pascabencana. Setelah UMKM terbentuk, BNPB akan memberikan dukungan dana dan pelatihan dari kegiatan perekonomian. Termasuk melatih masyarakat untuk menjadi pengusaha dalam berjualan secara online.

Menjembatani promosi produk-produk dari kelompok usaha terdampak bencana ataupun wilayah rawan bencana, melalui Pameran Jogja Invite 2019 di Sleman City Hall, 25 - 27 Oktober 2019, BNPB menghadirkan produk usaha dari berbagai daerah pascabencana di antaranya Kain Lurik Sukoharjo, Jawa Tengah (Produk kelompok terdampak tanah longsor dan banjir tahun 2018), Kemudian Tenun Lombok, Lombok Timur (Produk kelompok terdampak bencana gempa bumi tahun 2018), Kerajinan kulit kayu dan noken dari Sentani, Jayapura, Papua (Produk kelompok terdampak bencana banjir bandang cycloop dan banjir Sentani 2018).

Selain produk kerajinan, ada produk makanan ringan Mocaf Cookies, Sumedang, Jawa Barat (Bencana Tanah Longsor Tahun 2018), Kripik Singkong Amor Bangkalan, Madura (Bencana Tanah Longsor dan Banjir Bandang Tahun 2018). Ada juga produk unggulan dari hasil pendampingan oleh BNPB berupa kopi dan teh. Kopi yang dihadirkan antara lain Kopi “Abang” dari Sajang Sembalun Gunung Rinjani Lombok Timur (Gempa Bumi), Kopi Arabaca Baratas dari Kabupaten Banjarnegara (Gempa Bumi), Kopi Cimbang dari Lingkar Gunung Sinabung Kabupaten Karo (Erupsi Gunung Sinabung), Lajukela Coffee Lahan Gambut di Kabupaten Kepulauan Meranti (Upaya Pengurangan Risiko Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan), Kopi “Gangga”, Lombok Timur

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 63

Page 76: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

(Gempa Lombok), Kopi Kepahiyang dari Kabupaten Kepahiang Bengkulu (Banjir dan Longsor) dan Kopi Asli Garut, Jawa Barat (Banjir Bandang). Sementara untuk produk teh, dihadirkan Teh Sepang/Mitra Mapin dari Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (Gempa Bumi).

UMKM yang terlibat pada pameran seperti ajang “Jogja Invite” sebanyak 50 UMKM, di mana 30 standnya berasal dari sejumlah kawasan terdampak bencana, seperti UMKM dari Kabupaten Aceh Jaya yang menampilkan berbagai produk olahan kopi dan tenun. UMKM korban bencana alam di Lombok dengan produk gula semut dan kerajinan serta pula UMKM dari Padeglang, Banten, yang setahun lalu dilanda tsunami, dengan produk olahan pangan lokal. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang, Heny Suparni yang ditemui pada Pameran Jogja Invite 2019, bercerita bahwa masyarakat pesisir Pandeglang yang didominasi nelayan kehilangan pekerjaannya usai daerahnya dilanda tsunami di penghujung tahun 2018. Namun para perempuannya cepat bergerak menghidupkan ekonomi dengan mengolah berbagai bahan pangan lokal. Dari sanalah kami mencoba membantu mereka dengan memberi pelatihan, mencarikan modal, dan pemasaran. Heny melihat aktivitas ekonomi pasca-bencana menjadi sarana pemulihan trauma dan mengatasi rasa takut pada bencana. Kegiatan ini juga menularkan semangat pembaruan terutama jika itu dilakukan oleh ibu rumah tangga.

“Dampak positifnya adalahnya, jika sebelumnya para perempuan lebih banyak diam dan mengandalkan pendapatan suami, sekarang mereka sudah berani memulai usaha,” jelasnya.

Kehadiran BNPB pada ajang seperti Pameran Jogja Invite 2019, merupakan komitmen melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi ekonomi masyarakat setelah diterpa bencana. Salah satunya dalam dukungan pemasaran bagi kelompok-kelompok usaha yang terdampak bencana.

64

Page 77: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Bantuan Internasional

Pemerintah Indonesia berterima kasih kepada pemerintah asing, PBB dan ASEAN atas banyaknya insitatif tawaran bantuan kemanusiaan yang diberikan saat terjadinya bencana gempa, tsunami dan likuefaksi 2018 di Sulawesi Tengah. Apresiasi itu disampaikan langsung oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei yang mewakili Pemerintah Indonesia dihadapan para undangan pertemuan Central Emergency Respon Fund (CERF) Annual High-Level Pledging Event pada 7 Desember 2018 lalu di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.

Willem Rampangilei juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada delegasi CERF bahwa sistem kemanusiaan internasional telah menyediakan dukungan pada saat dibutuhkan dan Indonesia mendapatkan dukungan finansial untuk penanganan pasca-gempa Sulteng sebesar Rp218 miliar. Bantuan melalui mekanisme CERF tersebut sangat cepat dipergunakan untuk penanganan darurat pasca-gempa. Di mana kurang dari satu

“ Kami sangat berterima kasih atasdukungan sumber daya, energi dan

kemitraan yang kuat antara Indonesiadan mitra regional dan internasional

untuk penguatan kapasitaspenanggulangan bencana. Kami

sekarang dapat memutuskan dengancepat ketika kami akan menerima

bantuan dari negara-negara sahabat dan organisasi internasional.

Willem Rampangilei Markas PBB,

New York, Amerika Serikat

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 65

Page 78: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

minggu setelah kejadian bencana, bantuan telah digunakan oleh badan PBB dan organisasi-organisasi non pemerintah untuk memberikan bantuan darurat secara cepat kepada pemerintah Indonesia.

CERF atau Central Emergency Response Fund merupakan dukungan dana bersifat cepat dan efektif dari PBB yang dapat digunakan untuk penanganan darurat bagi masyarakat terdampak krisis yang terjadi di dunia. CERF dibentuk oleh PBB pada 2005 dan selanjutnya dapat diakses oleh pelaku penanggulangan bencana untuk melakukan penanganan darurat di mana pun. Pemerintah Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang konsisten memberikan sumbangan kepada CERF. Indonesia telah menyumbang dengan total Rp29 miliar hingga kini. Di samping itu, Indonesia juga memiliki perwakilan yang bekerja sebagai unsur pengarah CERF.

Sesuai kebutuhannya, Pemerintah Indonesia telah menyatakan secara tegas bahwa bantuan internasional untuk Sulawesi Tengah hanya diperuntukkan enam items bantuan yaitu : (1) water treatment; (2) tenda; (3) genset; (4) fogging; (5) tenda rumah sakit lapangan; (6) alat transportasi pesawat, atau alat-alat berat. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, telah menetapkan bahwa bantuan internasional yang berupa barang/jasa dapat diterima Bandar Balikpapan sebagai entry point, sebelum diteruskan ke Prov. Sulawesi Tengah yang dikoordinasikan oleh BNPB untuk bantuan yang berasal dari dari Negara (G to G) atau IGO, sedangkan yang berasal dari NGO difasilitasi oleh PMI. Dan bantuan Internasional dalam bentuk uang, Pemerintah Indonesia telah memiliki rekening penampung dalam bentuk USD yang dikoordinasikan oleh BNPB.

66

Page 79: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Berdasarkan data BNPB, hingga akhir Juni 2019 tercatat 28 (dua puluh delapan) negara yang telah memberikan bantuan kemanusiaan baik saat respon tanggap darurat hingga transisi ke pemulihan dan rehabilitasi dan rekonstruksi Sulawesi Tengah, dana diperkirakan mencapai Rp191 miliar lebih. Negara tersebut di antaranya Amerika Serikat, Australia, India, Inggris, Jepang, Jerman, Kanada, Korea, Malaysia, Perancis, Qatar, RRT, Rusia, Spanyol, Selandia Baru, Singapura, Swiss, Turki, dan Ukraina, baik yang melalui bantuan ASEAN Coordinating Centre For Humanitarian Assistance (AHA Centre) maupun PMI.

Bantuan internasional untuk Sulawesi Tengah dibagi menjadi dua fase, di mana fase pertama mulai tanggal 2 - 26 Oktober 2018. Kebutuhan water treatment saat darurat Sulawesi Tengah menjadi hal fundamental dan mendasar untuk menyuplai air bersih yang dibutuhkan masyarakat untuk sanitasi dan juga konsumsi saat bencana terjadi. Sebanyak 437 unit water treatment, 2.208.000 pcs water purifier tablet, 488 pcs hygiene kit, water tank, sanitary pad, water laboratory, water distribution kit, hingga water stronge kit. Selain air bersih, beberapa fasilitas

Bantuan Internasional di Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 67

Page 80: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

gardu listrik yang rusak hancur pasca gempa dan tsunami, juga menjadi kebutuhan yang mendesak untuk proses evakuasi, penanganan korban, penerangan dan mendukung jaringan komunikasi. Walaupun pemerintah Indonesia melalui PLN dan Pertamina menjamin pasokan tersebut, bantuan internasional berupa solar lantern sebanyak 1000 unit, dynamo light sejumlah 180 ea dan 3 unit mobile power sangat membantu untuk penanganan di Kota Palu dan Donggala.

Penanganan korban meninggal dunia membutuhkan waktu untuk proses evakuasinya. Situasi yang masih chaos saat itu, juga menjadi masalah tambahan ketika jenazah-jenazah itu belum ditemukan dan dikuburkan. Fogging yang adalah satu upaya yang perlu dilakukan untuk menetralisir kemungkinan jenazah yang terlambat dikubur yang dapat menimbulkan penyakit. Pada hari ketiga tanggal 2 Oktober 2018 pukul 13.00 di Jakarta, BNPB mencatat 1.234 orang meninggal dunia, terdiri dari wilayah Kota Palu, sebagian Donggala, sebagian Sigi, dan Parigi Moutong dan lebih dari 61 ribu mengungsi akibat gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Para pengungsi ini tersebar di 109 titik. Jumlah pengungsi di setiap pengungsian

Bantuan genset dari komunitas internasional. Sumber: BNPB

68

Page 81: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

sebanyak 10 - 13.000 orang per lokasi. Beberapa lokasi yang dijadikan pengungsian di antaranya Markas Korem Palu dan Masjid Raya Palu. Juga di GOR Siranindi dan halaman-halaman perkantoran. Sehingga kebutuhan fogging, tenda pengungsi, rumah sakit lapangan untuk penanganan korban luka-luka dan alat berat untuk proses evakuasi maupun pembersihan puing dan material pasca gempa dan tsunami, menjadi tambahan dalam list kebutuhan bantuan internasional saat itu, karena keterbatasan yang dimiliki oleh pemerintah dan pertimbangan cakupan wilayah terdampak yang cukup luas.

Fase kedua bantuan internasional untuk Sulawesi Tengah mulai tanggal 7 November hingga 25 Desember 2018 difokuskan pada pelayanan masyarakat yang tinggal sementara waktu di beberapa lokasi pengungsian, sehingga bantuan internasional bagi korban bencana difokuskan kebutuhan air bersih, kesehatan keluarga, papan dan juga pendidikan sekolah darurat anak-anak korban bencana dalam jangka waktu yang cukup lama. Bantuan internasional pada tahap dua ini berupa: Watertank Collapsible 5000 liters, Water Purif. (NaDCC) 1,67 tabs/PAC-200, WASH&Dignity Kit, First Resp, 5HH,WPuriTab, Tent Light Weight Rectanguler 72 m2, Solar Lamp, Family Hygiene and Dignity Kit, Tent and Family Tent, Sleeping Mats dan School in Box dengan total berat 456 Ton yang berasal dari negara-negara maupun lembaga-lembaga/komunitas internasional.

Kebutuhan tenda pengungsi menjadi salah satu hal yang telah dinyatakan oleh Pemerintah Indonesia. Badan Pengungsi PBB (UNHCR) telah mengirimkan 400 lebih tenda darurat ke Balikpapan untuk membantu penanganan keluarga-keluarga yang kehilangan tempat tinggal. Bantuan berikutnya, UNHCR juga memberikan tambahan tenda darurat, matras tidur, kelambu dan lampu portable bertenaga surya. Bantuan dari UNHCR didistribusikan oleh mitra UNHCR di lapangan, yakni PMI dan Yayasan Kemanusiaan Muslim Indonesia.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 69

Page 82: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

UNICEF sebagai organisasi Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang fokus pada penderitaan dan penanganan anak-anak sebagai korban bencana alam, juga telah memperkirakan bahwa terdapat 300 ribu lebih anak-anak yang membutuhkan bantuan dan layanan prioritas penting lainnya termasuk bantuan medis, air bersih dan sanitasi dasar, pendidikan, tempat tinggal dan perlindungan. Dari prioritas itu, UNICEF telah mengirimkan bantuan 200 sekolah dalam tenda dan 200 paket perlengkapan sekolah dalam kotak dan 50 peralatan Pendidikan Anak Usia Dini. Mitra kerja UNICEF juga bekerjasama dengan pemerintah

Bantuan kemanusiaan Unicef.Sumber: BNPB

Bantuan kemanusiaan Unicef.Sumber: BNPB

70

Page 83: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

provinsi untuk memenuhi kebutuhan sekitar 150.000 lebih masyarakat yang masih memerlukan akses ke air bersih, sanitasi dasar, peralatan kebersihan, dan juga memobilisasi bantuan dan dukungan menyelamatkan jiwa yang meliputi penyediaan imunisasi, pasokan air dan sanitasi, serta layanan pelacakan keluarga dan dukungan psikososial kepada lebih dari ribuan anak di Sulawesi Tengah.

Bantuan internasional yang hadir di Palu dan wilayah sekitarnya merupakan komitmen dan kesepakatan negara-negara dan komunitas internasional sebagai wujud komitmen kemitraan dan kerjasama di tingkat regional hingga global untuk misi bantuan kemanusiaan. Dampak yang masif dari bencana yang terjadi pada September 2018, menunjukkan bahwa tidak ada satu negarapun yang mengharuskan menolak bantuan internasional tanpa pertimbangan yang kuat. Sejatinya peran dan kontribusi bantuan kemanusiaan dari lembaga internasional, terlihat nyata turut memperkuat dan mempercepat tahapan penanganan darurat bencana hingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi untuk pemulihan kehidupan masyarakat sebagai korban dari Gempa bumi, Tsunami dan Likuefaksi di Sulawesi Tengah.

Peran serta lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah itu telah diatur secara tegas dalam Bab III Pasal 7 angka 1 huruf d dan angka 2 serta Bab VI Pasal 30 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Mekanisme ketelibatan lembaga dan komunitas internasional pada penyelenggaraan penanggulangan bencana juga telah diatur melalui Peraturan Pemerintah 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga internasional dan Lembaga Asing Nonpemerintah dalam Penanggulangan Bencana. Lembaga internasional dan lembaga asing nonpemerintah dapat berperan serta dalam penanggulangan bencana jika pemerintah menyatakan membutuhkan dan/atau menerima tawaran bantuan yang sesuai dengan peraturan dan kebutuhan di daerah yang terkena bencana.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 71

Page 84: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Begitupun halnya yang dilakukan Pemerintah Indonesia ketika turut membantu negara-negara sahabat seperti Filipina untuk bantuan bencana topan Haiyan (2013), Badai Siklon Pam Vanuatu (2015) dan bantuan korban gempa bumi Turki (2018) tetap mengacu pada ketentuan dan peraturan yang ada dari negara sebagai penerima bantuan internasional dan semua yang dilakukan, sesungguhnya karena satu rasa untuk rasa kemanusiaan.

Build Back Better and Safer

Fokus dan aktivitas utama pada tahapan fase pascabencana adalah memulihkan kondisi tatanan kehidupan masyarakat secara sosial, budaya, ekonomi dan kebutuhan publik menjadi lebih baik. Konsep “build back better and safer” yang sering digaungkan, harus dapat diaplikasikan meskipun dengan keterbatasan yang ada. Anggaran rehabilitasi dan rekonstruksi yang disediakan oleh Pemerintah untuk keperluan aset pribadi melalui pembangunan rumah hanya berupa stimulan atau santunan. Sangat miris ketika kenyataan yang harus diterima oleh masyarakat sebagai korban bencana, ketika tidak sepenuhnya mendapatkan penggantian dari kehilangan rumah, tempat tinggal untuk berteduh dan menerima kerugian yang harus dipikul. Kenyataan bahwa pemerintah tidak mengganti seluruhnya kerusakan yang ditimbulkan pada aset pribadi, tetapi Pemerintah hanya akan membangun kembali fasilitas umum yang rusak dengan prioritas pada infrastruktur yang vital menjadi tantangan bersama bahwa mereka patut mendapatkan kehidupan, penghidupan dan perlindungan yang lebih baik.

International Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015 - 2030 telah menyepakati bahwa pendanaan sangat penting dalam meningkatkan investasi dan pendanaan untuk mengurangi risiko bencana. 90% dari bantuan internasional bertujuan untuk penanganan tanggap darurat dan rehabilitasi dan rekonstruksi

72

Page 85: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

pasca bencana, sementara dana untuk pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan ketika terjadi bencana masih kecil hanya 10%. Pendekatan “Build Back Better” berperan dalam mitigasi, di mana upaya yang dilakukan tidak hanya sekedar membangun kembali bangunan yang hancur namun juga membangun masyarakatnya untuk lebih tangguh terhadap bencana. Pembelajaran dari penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi di Palu dan sekitarnya tidak hanya membangun kembali rumah yang rusak, tapi juga merencanakan untuk membangun kembali wilayah yang lebih kuat dan dapat menjawab persoalan-persoalan sosial kehidupan masyarakat yang mampu meminimalisir potensi ancaman bencana dengan membuat masterplan berbasis pengurangan risiko dan ketahanan bencana untuk wilayah terdampak.

Pertemuan High Level Dialogue on Disaster Risk Financing and Insuring (DRFI) in Indonesia: The National Strategy to Build Fiscal Resilience pada 10 Oktober 2018 di Nusa Dua - Bali yang dibuka oleh Wakil Presiden, Bapak Jusuf Kalla, Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim yang merupakan pembicara pada pertemuan itu, mengatakan bahwa kemampuan Indonesia dalam penanganan bencana telah diakui dunia. Salah satunya metode Rekompak (Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat dan Permukiman Berbasis Komunitas) yang dilakukan Yogyakarta menempatkan komunitas sebagai

Realisasi pembangunan hunian tetapdi Huntap Duyu-Tondo. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 73

Page 86: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

aktor utama proses rehabilitasi dan rekonstruksi. Komunitas yang ada pada masyarakat Yogyakarta tidak hanya membangun permukimannya kembali namun juga menjadi komunitas yang kuat. Dari sisi biaya, pembangunan hunian pasca bencana dengan metode Rekompak juga lebih hemat dibandingkan cara konvensional. Menyikapi pernyataan Jim Yong Kim, bahwa kesadaran masyarakat harus terus dipupuk untuk menyadari wilayah Indonesia merupakan negara yang sangat rentan bencana. Upaya pencegahan, mitigasi dan implementasi build back better and safer, dapat dilakukan dengan pembangunan rumah yang memiliki ketahanan terhadap guncangan gempa maupun ancaman bencana lainnya.

Pemerintah Indonesia melalui Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2018 tentang Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempa Bumi dan Tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah dan Wilayah Terdampak Lainnya. Dalam mengejewantahkan Inpres itu, Pemerintah berbuat dengan cara terbaik kerangka pikir bahwa pemulihan dan pembangunan yang lebih baik, lebih aman dan berkelanjutan untuk Sulawesi Tengah. Mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan dalam konsep “Build back better and safer”, Kementerian PUPR, Kementerian Agraria dan Tata

“ Selama ini pembangunan aset tidakmemperhitungkan asuransi. Apabila terjadi

bencana semua menjadi beban APBN atau daribantuan. Di Palu sekolah yang rusak berjumlah

2.000 sekolah dan 60 ribu rumah. Tentunyamemerlukan biaya yang besar. Acara ini

menjadi momen tepat mencari solusibagaimana upaya mengatasi bencanadengan ketahanan fiskal tetap terjaga.

Wapres Jusuf KallaPertemuan High Level Dialogue on Disaster Risk Financing and Insuring

(DRFI) in Indonesia : The National Strategy to Build Fiscal Resilience

74

Page 87: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Ruang, Bappenas dan BNPB menyusun Rencana Induk Pemulihan dan Pembangunan Kembali yang fokus pada: 1) Kebijakan dan Strategi Pemulihan dan Pembangunan, 2). Penataan Ruang Wilayah dan Kawasan Rawan Bencana, 3). Pemulihan dan Pembangunan Infrastruktur Wilayah dan Kawasan, 4). Pemulihan dan Pembangunan Sosial Budaya dan Perekonomian Wilayah dan 5). Pembiayaan dan Kerjasama.

Fakta-fakta dan temuan dari terjadi bencana di Kota Palu dan sekitarnya yang telah dipublikasikan oleh para pakar geologi dan kegempaan, bahwa Kota Palu berada di atas sesar Palu Koro adalah sesar yang memiliki pergerakan aktif dan terdapat patahan yang membelah Sulawesi menjadi dua bagian barat dan timur. Perhatian besar para peneliti geologi ini, sedianya menjadi pondasi dasar pembangunan yang berbasis pemetaan wilayah rawan kebencanaan geologi dan lingkungan untuk penataan ruang dalam konsep pengurangan risiko bencana.

Dalam konteks kajian geologi lingkungan Kota Palu dan sekitarnya, maka tujuan perencanaan tata ruang sebelum terjadinya bencana ditujukan untuk mewujudkan ruang Kota Palu sebagai kota teluk berwawasan lingkungan yang berbasis pada jasa, perdagangan, dan industri, yang didasari kearifan dan keunggulan lokal bagi pembangunan berkelanjutan. Sementara tujuan perencanaan setelah terjadinya bencana salah satunya adalah menghindari

Realisasi pembangunan hunian tetapdi Sulawesi Tengah. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 75

Page 88: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

membangun kembali fungsi hunian dan pusat kegiatan di beberapa lokasi rawan bencana. Lokasi rawan tersebut antara lain zona sempadan pantai dan wilayah terjadinya likuefaksi masif, seperti di Balaroa dan Petobo. Untuk hunian dan gedung di sekitar pantai harus dibangun dengan jarak 100 meter dari zona sempadan pantai dikarenakan bahaya dan risiko tsunami. Pembangunan baru di kawasan pesisir teluk dibatasi pada bangunan tinggi yang mampu menahan getaran gempa dan bisa menjadi tempat evakuasi ketika tsunami melanda. Untuk kawasan rawan likuefaksi, dilakukan pembatasan intensitas pemanfaatan ruang.

Sehingga hasil kajian wilayah zona merah yang dilakukan oleh tim Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan para peneliti lainnya baik di dalam maupun luar negeri, patut menjadi rekomendasi bagi pengambil kebijakan dalam penyusunan draf perda RTRW terkait relokasi bagi penduduk dengan luas zona merah atau zona rawan bencana yang harus dipatuhi. Kepatuhan dalam upaya mitigasi diharapkan dapat meminimalisir korban jiwa dan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana.

Sebagai bagian dari upaya mitigasi dengan tidak memperbolehkan lokasi terlarang tersebut sebagai tempat hunian masyarakat, Pemprov Sulawesi Tengah memerlukan 1.000 hingga 1.500 hektare lahan untuk relokasi warga masyarakat pascabencana gempa bumi, tsunami dan likuefaksi. Relokasi tersebut, nantinya akan menggunakan tanah milik negara yang tidak terpakai antara lain di Tolo, Talise, Guyu dan Petobo untuk daerah terdampak di Kota Palu. Pombebe untuk daerah terdampak di Kabupaten Sigi serta Loli dan Pantai Barat untuk daerah terdampak di Kabupaten Donggala.

Kepala BNPB Letjen TNI Doni, saat melaksanakan kunjungan kerja ke Kota Palu untuk pembahasan pemulihan pasca bencana dan relokasi pengungsi Sulawesi Tengah pada Senin (25/2/2019),

76

Page 89: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

mendapatkan informasi dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, bahwa untuk penetapan Peta Zona Rawan Bencana (ZRB) serta relokasi pengungsi yang ada di daerah Kota Palu, Sigi, Donggala, dan Parimo. Relokasi yang disiapkan untuk lokasi pembangunan hunian tetap (Huntap) berada di Kelurahan Tondo, Kec. Mantkulore dan Kelurahan Duyu, Kecamatan Palu Barat, Kec. Balaroa - Kota Palu. Pembangunan huntap direncanakan akan dibangun sebanyak 3.000 unit, di mana 2.000 unit akan dibangun di Kota Palu dan 1.000 unit akan dibangun di Kab. Sigi.

Pemerintah Indonesia juga menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA), Bank Dunia dan organisasi internasional lain untuk membantu membangun dan memulihkan kembali kawasan Sulawesi Tengah pascabencana pada 2018 lalu. Fokus bantuan pada dua bidang penelitian likuefaksi dan tsunami, dengan output berupa penyusunan risiko bencana, peta ancaman bencana, penyusunan rencana tata ruang berdasarkan risiko bencana, penyusunan fasilitas umum yang memiliki ketahanan bencana, pemulihan kembali kehidupan dan penguatan masyarakat pasca bencana yang menjadi bagian dari penyusunan Rancangan Rencana Induk Pemulihan dan Pembangunan Kota Palu dan sekitarnya.

“ Kami menetapkan relokasi ini dengancara terbaik, kami tidak ingin ada kesalahanmerancang tata ruang, sehingga menimbulkanmasalah baru, kami mendapatkan datadari para pakar dan para ahli geologidi mana zona-zona berbahaya, agardi kemudian hari tidak terdampaklikuefaksi kembali.

Letjen TNI Doni MonardoKepala BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 77

Page 90: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

78

Page 91: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Bab IV Belajar Lagi

untuk Lebih Baik

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 79

Page 92: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Lihat, Dengar dan Rasakan

Bencana adalah sesuatu yang tak pernah diharapkan semua manusia di muka bumi ini. Namun kondisi itu akan selalu ada di sekitar kita walau dengan dampak kecil sekalipun. Potensi bahaya dan ancaman bencana, akan menjadi bagian dari perjalanan kehidupan kita sebagai umat manusia. Dampak bencana akan mengganggu kehidupan semua mahluk hidup. Manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan akan merasakan langsung dampak yang timbul dari bencana.

Setahun lebih, pengalaman pahit yang dirasakan oleh saudara-saudara kita di Kota Palu, Donggala, Sigi, Parigi Moutong dan sekitarnya, banyak perubahan yang terjadi pada kehidupan sosial, ekonomi, budaya masyarakat di sebagian Sulawesi Tengah. Kehilangan anggota keluarga, orangtua, anak, saudara kandung dan lainnya, berakibat pada trauma secara psikis terhadap mereka yang mengalaminya. Dampak psikis itu dapat terlihat secara langsung dan dapat juga tidak, namun akan menyatu dalam cerita kehidupannya. Begitupun dampak fisik dari rusak dan hancurnya tempat tinggal, dan masyarakat korban bencana. Dan kini mereka harus menyesuaikan dan membiasakan diri tinggal di tempat yang seadanya. Rusaknya fasilitas umum seperti masjid, sekolah, jalan dan lainnya, yang harusnya berfungsi sebagai penunjang kehidupan sosial kemasyarakatan, sementara ini fasilitas itu, belum mereka manfaatkan sebagaimana mestinya. Belum lagi masyarakat yang harus kehilangan pekerjaannya dan secara langsung terganggu mata pencahariannya sebagai penopang penghidupannya.

80

Page 93: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Kejadian bencana selalu meninggalkan cerita yang mendebarkan dan perjuangan hidup yang berat. Dampak yang ditimbulkan dari bencana alam, dapat menyebabkan kita sebagai manusia mengalami gangguan kehidupan. Mulai dari persoalan kesehatan, gejala stres, aktivitas sehari-hari yang terganggu, baik secara fisik maupun nonfisik. Bencana akan menurunkan kualitas hidup secara sosial, budaya, ekonomi dan lainnya. Kondisi itu membawa sebuah perubahan yang harus dijalankan karena keterpaksaan, karena bencana adalah hal yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Faktor-faktor perubahan struktur sosial pada masyarakat karena dampak bencana yang tergambarkan itu, secara langsung akan merubah perilaku sosial dampak bencana alam baik berupa fisik maupun psikis (Fakhrul, 2018). Bencana adalah rahasia Ilahi, yang tidak bisa kita hindari, tetapi setidaknya kita bisa bersama-sama

Dampak kerusakan gempa bumi dan tsunami Kota Palu. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 81

Page 94: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

menanggulanginya, ketika kesadaran akan sebuah risiko bencana itu ada dan kita membuat perencanaan untuk mengurangi dampak negatifnya.

Angka pertumbuhan ekonomi nasional pada akhir 2018 diproyeksikan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) berada di sekitar 1,75 persen. Perkiraan tersebut tidak terlepas dari pengaruh peristiwa bencana alam sepanjang tahun 2018 merupakan bencana yang memakan korban jiwa terparah dalam satu dekade, mulai Gempabumi NTB pada Juli-Agustus 2018, Bencana Sulawesi Tengah pada akhir September 2018 dan bencana Tsunami Selat Sunda di penghujung 2018, turut memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi Tahun 2018. Dampak bencana sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi, yang dampaknya bisa merembet ke aspek lain seperti angka kemiskinan. Data pertumbuhan penduduk miskin, dampak bencana Sulawesi Tengah, diproyeksikan dapat mencapai 18.400 jiwa, di mana proyeksi tingkat kemiskinan pada tahun 2019 meningkat 14,42 persen, atau mencakup 438.610 jiwa. Seiring dengan perbaikan ekonomi pasca pemulihan kemiskinan di Sulawesi Tengah diperkirakan butuh waktu sampai tiga tahun ke depan.

Dampak sosial dan ekonomi kemasyarakatan akibat bencana, menjadi tanggungjawab pemerintah dengan dukungan berbagai sektor, dunia usaha dan masyarakat sekalipun termasuk masyarakat internasional. Maka sudah sungguh tepat langkah yang diambil Pemerintah Indonesia kala itu, untuk menerima tawaran bantuan internasional. Bantuan itu merupakan panggilan kemanusiaan, ketika melihat, mendengar dan merasakan yang dialami para korban bencana. Uluran tangan dari masyarakat internasional turut mengurangi dan meringankan penderitaan korban bencana dan terbukti kembali bahwa penanganan bencana, tidak pernah mengenal batas wilayah administrasi lokal hingga batas antar negara sekalipun. Semua terpanggil hanya karena satu rasa dalam kemanusiaan.

82

Page 95: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Komitmen Kelembagaan

Wake up call pascabencana Aceh 2004, Indonesia telah memiliki Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana yang merupakan regulasi utama mendukung pembangunan sistem penanggulangan bencana Indonesia. Sistem ini sebagai kewajiban dan tanggungjawab pemerintah untuk melindungi masyarakat sesuai yang termaktub dalam Alinea IV, Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Dan dapat diartikan juga bahwa pemerintah bertanggungjawab terhadap upaya-upaya penanganan darurat bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun karena ulah manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis, dan berpengaruh besar terhadap kesejahteraan warga negara. Akibat dari peristiwa tersebut, dampak bencana selalu bersifat kompleks, multidimensional yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, politik, dan sosial masyarakatnya.

Memahami sistem tersebut, dapat dilihat dari upaya penanggulangan bencana yang dipersiapkan Pemerintah yang meliputi kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan yang dapat dilakukan pada fase sebelum bencana (predisaster), pada saat tanggap darurat (emergency response), dan setelah bencana (postdisaster). Sistem nasional yang dibangun lebih dari 10 tahun lalu, mencakup berbagai aspek, legislasi dan pendanaan. Aspek kelembagaan yang dapat ditinjau dari sisi formal dan non formal. Secara formal, Badan

“ Pemerintah atau Negara Kesatuan Republik Indonesia melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Alinea IV, Pembukaan UUD 1945

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 83

Page 96: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan focal point lembaga pemerintah di tingkat pusat. Sementara untuk daerah, focal point penanggulangan bencana berada di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota yaitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Dari sisi non formal, forum-forum baik di tingkat nasional dan lokal dibentuk untuk memperkuat penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia. Lahirnya BNPB dan BPBD dengan dukungan aspek legislasi, kelembagaan dan pendanaan membutuhkan dukungan dari stakeholder penanggulangan bencana lainnya, baik dari unsur pemerintah, pemerintah daerah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media untuk memperkuat penyelenggaraan penanggulangan bencana di Indonesia. Memaknai konteks tersebut, pemerintah tidak akan dapat berjalan seorang diri untuk menyelesaikan persoalan penanggulangan bencana yang multikompleks tanpa dukungan komponen bangsa lainnya di tengah kejadian bencana yang terus meningkat dari waktu ke waktu.

Data Informasi Bencana Indonesia (DiBI), mencatat bahwa kejadian bencana di Indonesia terus menunjukkan frekuensi dan peningkatan setiap tahunnya. Menyikapi perkembangan data,

Briefing pencarian korban bencana oleh Tim SAR gabungan. Sumber: BNPB

84

Page 97: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

patut dipahami bahwa persoalan dan isu-isu penyelenggaraan penanggulangan bencana masih sering ditemui dalam ruang perbedaan persepsi dan masih sering kali terjadi, permasalahan itu ditemui ketika kita berada saat situasi darurat bencana sesungguhnya.

Pendekatan Vertizontal adalah pendekatan vertical berjenjang dan horizontal dalam bentuk fungsi koordinasi. Pemerintah daerah merupakan committed parties atau pihak yang bertanggungjawab langsung saat terjadi bencana, sedangkan pemerintah pusat dalam hal ini akan memberikan penguatan (reinforcement) dan sebagai katalis untuk mempercepat proses penanganan darurat bencana (Syamsul Maarif, 2012). Konsep vertizontal sudah sesuai dengan arahan Presiden dalam mekanisme penanggulangan bencana, bahwa pemerintah kabupaten/kota sebagai penanggungjawab utama dalam penanggulangan bencana di daerahnya. Sedangkan pemerintah provinsi akan mengerahkan potensi yang ada di daerah untuk membantu wilayah yang terkena bencana dan pemerintah daerah sekitarnya akan memberikan bantuan yang

BANJIR TANAH LONGSORGELOMBANG PASANG/ABRASIPUTING BELIUNGKEKERINGAN KEBAKARAN HUTAN & LAHANGEMPA BUMI

TSUNAMI

GEMPA BUMI & TSUNAMI LETUSAN GUNUNG API

www.bnpb.go.id

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Keja

dian

0

2.5k

5k

7.5k

10k

TREN KEJADIAN BENCANA 10 TAHUN TERAKHIR

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 85

Page 98: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

diperlukan dan pemerintah pusat memberikan bantuan yang bersifat ekstrem yang tidak dapat disupport oleh pemerintah daerah. Keterlibatan banyak pihak saat penanganan darurat bencana tidak dapat terelakan dan penting dalam membangun tatanan koordinasi dan keterpaduan untuk pemberian bantuan. Pemahaman yang berbeda dalam memaknai koordinasi dapat menyebabkan bantuan kemanusiaan dapat menimbulkan hambatan untuk menyentuh kebutuhan masyarakat dalam waktu yang cepat. Sehingga peran masing-masing aktor yang terlibat perlu dikomunikasikan, dikoordinasikan sejak awal untuk mencapai satu keterpaduan saat penanganan darurat bencana.

Model kepemimpinan Sapalibatisme, yaitu dengan memberikan peran kepada semua pemangku kepentingan dengan tidak mengambil alih tugas dan fungsi institusi maupun kelembagaan menjadi penting dan strategis untuk upaya selanjutnya. Semua pelaku penanggulangan bencana perlu diajak berbicara, didengarkan pendapat dan kebutuhannya, dimana pelaksanaan penanggulangan bencana melibatkan semua pelaku secara aktif (Syamsul Maarif, 2012). Sapalibatisme sesungguhnya merupakan intisari dan manifestasi dari koordinasi sebagai kegiatan mengelola interpendensi berbagai aktivitas yang dilakukan untuk mencapai satu tujuan.

Menjalankan kepemimpinan Sapalibatisme bukan hal yang mudah. Dinamika lapangan dan sulitnya memberikan pemahaman yang sama kepada pihak-pihak yang terlibat dengan struktur formal dan juga regulasi yang ada, tidak secara otomatis melancarkan proses koordinasi. Peran BNPB dan BPBD untuk mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan berbagai hal saat darurat bencana kepada para pelaku penanggulangan bencana menjadi kunci keterpaduan. Perubahan paradigma saat darurat bencana, patut disikapi dengan pemikiran bersama bahwa penanggulangan bencana membutuhkan komitmen yang kuat untuk diimplementasikan oleh semua pihak yang terlibat. Karena bencana adalah urusan bersama.

86

Page 99: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Pentingnya Sebuah Perencanaan

Indonesia kembali mendapat pengalaman dan pelajaran sangat berharga saat penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah 2018, akan arti komunikasi, koordinasi dan keterpaduan yang sesungguhnya. Selain operasional penanganan darurat bencana saat itu, penanganan bencana Sulawesi Tengah dapat dimaknai sebagai ruang menguji sistem penanganan darurat bencana dari regulasi yang ada saat terjadi situasi krisis dan kritis. Penanganan darurat bencana kala itu, patut dicatat menjadi evaluasi bersama untuk keberfungsiannya sebuah sistem atau sebaliknya. Seluruh proses yang dilalui pada fase tanggap darurat saat itu, menjadi kilas balik dan renungan bagi BNPB dan stakeholder penanggulangan bencana dalam memahami fungsi Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) sesuai Perka BNPB Nomor 3 Tahun 2016 yang diaktivasi. Dan juga kemauan mengelola data dan informasi bencana satu pintu dari berbagai lintas lembaga dalam bagian manajemen informasi dan komunikasi publiknya melalui Media Center Tanggap Darurat Bencana (MCTDB) sesuai Perka BNPB Nomor 8 Tahun 2013 dan secara spesifik memahami setiap

Media Center Tanggap Darurat Bencana Sulawesi Tengah. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 87

Page 100: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

tahapan koordinasi ketika negara telah mendeklarasi bantuan internasional sebagaimana Perka BNPB Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penerimaan Bantuan Internasional Dalam Keadaan Darurat Bencana. Setiap jengkal rangkaian tersebut menjadi bagian utuh dari manajemen penanganan darurat bencana.

Merujuk pada UU 24 tahun 2007 pada Pasal 49 dan landasan teori Manajemen Penanganan Darurat Bencana bahwa proses tahapan penanganan darurat bencana diawali dengan melakukan kaji cepat bencana untuk mengukur sejauhmana eskalasi dampak yang ditimbulkan. Dari hasil kajian tersebut menjadi rekomendasi bagi pimpinan daerah maupun pengambil kebijakan untuk menentukan, perlu tidaknya menetapkan status darurat bencana yang terstruktur, sistematis dan terbukanya kemudahan akses sebagai upaya penanganan darurat yang bersifat sangat segera. Sesaat setelah status tanggap darurat bencana ditetapkan, maka Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPBD) segera diaktivasi dengan menunjuk seorang Komandan Penanganan Darurat Bencana yang memiliki kemampuan, kecakapan dan kompetensi merancang Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana (RPKB).

Menilik kembali pentingnya sebuah perencanaan pada setiap fase dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, Perka BNPB Nomor 4 Tahun 2008 tentang Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana menyebutkan bahwa penyelenggaraan penanggulangan bencana dapat berjalan dengan baik ketika disusunnya suatu rencana spesifik pada setiap tahapan penyelenggaraan penanggulangan bencana. Pada tahapan prabencana atau dalam situasi tidak sedang terjadi bencana, perlu dilakukan penyusunan rencana penanggulangan bencana (Disaster Management Plan) yang merupakan rencana umum dan menyeluruh meliputi seluruh tahapan bidang kerja kebencanaan untuk upaya pencegahan dan mitigasi bencana tertentu yang sering disebut sebagai rencana mitigasi (Mitigation Plan). Sedangkan dalam situasi terdapat potensi bencana, yang

88

Page 101: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

dipahami masih berada dalam fase prabencana, pemerintah wajib melakukan penyusunan rencana kesiapsiagaan untuk menghadapi keadaan darurat yang didasarkan atas potensi dan gejala tertentu dari pengamatan ancaman (Hazard). Maka suatu rencana yang disebut rencana kontijensi (Contigency Plan) telah harus dimiliki oleh setiap daerah yang memiliki risiko tinggi ancaman bencana. Dan ketika aktivasi SKPBD telah berjalan, maka rencana operasi (Emergency Response Plan) segera dipersiapkan sebagai operasionalisasi dari metode evaluasi rencana kedaruratan atau rencana kontijensi yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap pemulihan juga dilakukan penyusunan rencana pemulihan (Recovery Plan) yang meliputi rencana rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana.

Sampai titik ini, BNPB sejak tahun 2013 telah menetapkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dapat dimanfaatkan sebagai basis analisis risiko bencana, sebagai salah satu upaya yang dapat dijabarkan menjadi program kegiatan penanggulangan bencana dan memperhitungkan sumber daya yang diperlukan. Dan inilah

Konferensi pers oleh Kepala BNPB Willem Rampangilei. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 89

Page 102: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

sesungguhnya Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) atau Rencana Kontijensi sebagai entry point untuk tahapan selanjutnya.

Secara garis besar proses perencanaan penanggulangan bencana diawali dengan pengenalan, pengkajian bahaya, pengenalan kerentanan, analisis kemungkinan dampak bencana, pilihan tindakan penanggulangan bencana, mekanisme penanggulangan dampak bencana, dana alokasi hingga pembagian tugas dan peran instansi.

90

Page 103: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Sebagai prinsip dasar dalam melakukan penyusunan RPB ini adalah bagaimana dalam memahami dan menerapkan paradigma pengelolaan risiko bencana sebagai investasi secara holistik. Dan hasil perencanaan itu perlu ditinjau setiap dua tahun sekali atau batas waktu apabila terjadi bencana. Pada hakekatnya bencana adalah sesuatu yang tidak dapat terpisahkan dari proses dan perjalanan kehidupan. Pandangan ini memberikan arahan bahwa rencana dan perencanaan harus dikelola secara menyeluruh sejak prabencana, saat darurat dan pascabencana.

Rapat koordinasi penanganan darurat awal bencana Sulawesi Tengah. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 91

Page 104: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah harus menjadi koreksi dan evaluasi kita bersama untuk manajemen yang lebih baik, bagaimana membangun sebuah tata kelola atau manajemen krisis yang berdasarkan kesepakatan bersama sesuai ketentuan dan regulasi yang ada. Catatan lapangan dan diskusi dari penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah dan juga koordinasi bantuan internasional di antaranya :

1. Aktivasi Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana di masing-masing wilayah terdampak belum mencerminkan fungsi satu komando, dimana jika melihat eskalasi bencana Sulawesi Tengah sedianya Pos Komando Utama Penanganan Darurat Bencana berada langsung di bawah kendali Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah. Terdapat hambatan dan bias, dimana Kepala Daerah punya sistem sendiri sehingga terdapat dualisme penetapan struktur komando dan belum lagi berbagai instansi/lembaga yang mendirikan “Posko” yang tidak terintegrasi dalam satu Struktur Komando Penanganan Darurat Bencana Sulawesi Tengah dan pemahaman bahwa sistem klaster adalah organnya dari Pos Komando. Sehingga Perka 3 Tahun 2016 dirasakan belum berjalan dengan baik atau memang perlu dilakukan review kembali untuk penerapan yang lebih baik di lapangan.

2. Terdapat jeda waktu kurang lebih selama 3 - 4 hari sebelum Presiden RI menyatakan membuka tawaran dan menerima bantuan internasional pada tanggal 1 Oktober 2018. Deklarasi membuka tawaran bantuan internasional menjadi penting dan segera ketika eskalasi dampak bencana gempabumi, tsunami, dan likuefaksi telah merenggut ribuan korban jiwa dan sumberdaya yang terbatas dari wilayah terdampak. Dimana sejak 29 Oktober 2018, terdapat lebih dari 10 negara telah menyatakan kesiapannya untuk membantu Indonesia.

3. Persoalan kebutuhan logistik dan distribusinya menjadi hal sangat krusial. BNPB melihat bahwa urusan logistik tidak

92

Page 105: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

hanya melihat logistik BNPB saja, namun bagaimana kita menggerakkan seluruh sumberdaya dan aset nasional secara cepat, masif dan terorganisir dalam satu manajemen logistik dan peralatan saat darurat bencana.

4. Keberadaan AHA Center dan PMI sangat membantu dalam mengkoordinasikan bantuan internasional, namun tidak semua mengenal AHA Centre. Familiarisasi form yang ada terkait bantuan perlu dipahami dalam waktu yang singkat dan tatacara dalam memberikan bantuan. Menjadi pembelajaran penting bahwa tidak semua Officer Assistance memberikan manifest detail apa saja bantuan yang akan diberikan.

5. Foreign Deployment dalam dukungan NGO internasional menjadi tantangan tersendiri, dimana isu dalam integritas kedaulatan negara sempat muncul sehingga perlu pengawasan yang lebih ketat dari lembaga nasional yang berwenang, terlebih saat mereka diperbolehkan berhubungan langsung dengan korban bencana. Selain NGO Internasional, NGO lokal sebaiknya bisa dipersatukan karena akan memiliki dampak positif sebagai kekuatan negara saat penanganan darurat bencana.

Bantuan tenda family dari Pemerintah China dan fasilitas MCK Kemen PUPR. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 93

Page 106: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

6. Peran pospenas dalam memfasilitasi permohonan bantuan internasional dengan begitu banyak dan bervariasinya jenis bantuan dalam misi bantuan kemanusiaan dan beberapa lembaga yang bersinggungan langsung di lokasi, membutuhkan standar kompetensi pejabat dan personil yang memadai untuk ditugaskan melayani bantuan internasional dan kemampuan menilai prioritas kebutuhan pemerintah Indonesia. Menerima dan

94

Page 107: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

memberikan pelayanan kepada NGO menjadi salah satu kesibukan di POSPENAS, karena sangat sensitif hingga menjadi tantangan. Perlu adanya aturan yang tegas untuk mengantisipasi hal tersebut.

7. Tahapan penerimaan bantuan internasional, menuntut kecakapan dan kesiapan personil dalam memahami proses keluar masuk barang yang spesifik untuk kebutuhan

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 95

Page 108: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

penanganan darurat bencana. Dirjen Bea dan Cukai Kementerian Keuangan sejak tahun 2012 telah memiliki SOP Bea dan Cukai saat darurat bencana, namun belum pernah simulasikan bersama-sama. Terkait dengan kemudahan akses bea masuk dan cukai mekanismenya seperti apa? Lalu kewenangan untuk memberikan keputusan adanya kemudahan akses siapa? Apakah BNPB sebagai satu-satunya lembaga yang memberikan rekomendasi dalam keadaan bencana pada tanggap darurat bencana. Pernyataan dan pertanyaan seperti ini harus segera diputuskan untuk solusinya.

8. Kesiapan fasilitas dan sumber daya manusia pada bandar udara, juga menjadi catatan penting dan strategis dalam mendukung tahapan penerimaan bantuan internasional. Airport Emergency Plan dengan Komando dari Kepala Bandar Udara diyakini sudah sesuai standar internasional, namun perlu juga bersinergi dengan Disaster Management Plan.

9. Masalah pengelolaan data dan informasi bencana dari lapangan, belum sepenuh berjalan sesuai harapan. Banyaknya sumber data tidak didudukkan dan disepakati bersama. Beragamnya data yang dikelola oleh masing-masing lembaga mengakibatkan beragamnya penyusunan rencana operasi baik, transisi ke pemulihan dan penyusunan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi.

10. Catatan penting lainnya adalah dampak besar bencana Sulawesi Tengah, tidak selaras dengan kemampuan BPBD setempat untuk memperhitungkan stok logistik yang memadai berdasarkan risiko yang ada. Rencana kontijensi merupakan upaya yang harus dipersiapkan oleh BPBD untuk melakukan kajian risiko, menghitung luasan terdampak dan kekuatan sumberdaya saat terjadi bencana.

Selain catatan-catatan di atas, masih banyak hal lainnya yang terlihat secara jelas di lapangan dan masih perlu dilakukan

96

Page 109: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

perbaikan bersama. Dampak bencana sebesar itu memerlukan kepemimpinan yang kuat di setiap level pengambil kebijakan dan satu komando. Keberadaan berbagai instansi dengan berbagai regulasinya dan relawan kemanusiaan perlu disatupadukan dalam satu sistem tata kelola. Egosektoral yang muncul atas nama lembaga dengan regulasi perlu disepakati bersama dan dipedomani, karena kekurangan yang terjadi di lapangan tidak sertamerta merubah aturan yang ada.

Menyusun perencanaan adalah kebutuhan ditengah situasi yang sangat kritis dan masalah yang begitu kompleks saat darurat bencana. Rencana kontijensi, rencana operasi, rencana aksi hingga rencana pascabencana sudah seharusnya ada dalam buku ketika analisis dan kajian risiko itu ada. Rencana yang telah disusun akan menjadi panduan bagi pelaku kebencanaan yang terlibat dalam melakukan komunikasi, koordinasi sesuai tugas dan fungsi maupun kapasitasnya saat situasi darurat. Sense of crisis perlu dibangun, dilatihkan dan perencanaan yang ada perlu diuji sesering mungkin di antara instansi dan lembaga yang terlibat untuk mewujudkan keterpaduan saat bencana itu datang.

Pembangunan huntara oleh USAID. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 97

Page 110: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Rekomendasi

Lesson learned Bencana Sulawesi Tengah melalui buku “Satu Rasa untuk Kemanusiaan” ini, dapat menjadi ruang evaluasi atas upaya yang telah dilakukan untuk mereka para korban bencana, terutama kepada unsur pemerintah pusat dan daerah dalam menyikapi sebuah tatanan dan pengelolaan penanganan darurat bencana yang termasuk di dalamnya mengkoordinasikan bantuan internasional dalam misi bantuan kemanusiaan dengan dampak cukup besar seperti bencana Sulawesi Tengah tahun 2018. Mari kita merenungkan kembali penanganan darurat bencana saat itu, semoga dapat menginspirasi, menguatkan motivasi, mengkomunikasikan harapan dan menjadi catatan untuk perbaikan oleh semua unsur yang terlibat dalam sistem penanggulangan bencana nasional.

Menjaga dan melindungi generasi berikutnya adalah tanggungjawab dan tugas utama pemerintah bersama stakeholder penanggulangan bencana untuk lebih menyebarluaskan, melatih dan merawat mitigasi sebagai upaya mengantisipasi hingga mengurangi risiko dari dampak bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi di kemudian hari saat mereka tatap hidup dan tinggal di wilayah rawan bencana. Karena tidak semua warga Palu ataupun masyarakat Indonesia memiliki pengalaman dalam hal penanganan bencana seperti saat bencana tanggal 28 September 2018 itu. Kondisi ini menjadi tantangan yang mesti diatasi oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, media massa dan seluruh elemen masyarakat untuk memberikan pemahaman dan pengertian bahwa Indonesia dianugerahi potensi bahaya tinggi dan ancaman bencana di setiap jengkal wilayahnya.

Pembelajaran penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah dalam konteks pengelolaan manajemen penanganan darurat bencana dalam koordinasi bantuan internasional, menghasilkan beberapa rekomendasi yaitu :

98

Page 111: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

1. Bencana Sulawesi Tengah telah mendorong berbagai pihak dalam keterlibatan operasi penanganan darurat. Dalam proses pembelajaran dan untuk pemahaman bersama secara mendalam, perlu kembali melihat pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana bagi pengambil kebijakan di tingkat pusat maupun daerah, bahwa Indonesia secara nyata telah memiliki sistem penanggulangan bencana nasional yang diturunkan dan tertuang pada peraturan maupun regulasi sebagai pedoman untuk mendukung manajemen penanggulangan bencana Indonesia termasuk koordinasi dan keterpaduan dalam mengelola status keadaan darurat bencana. Atas dasar tersebut dalam memahami amanat UU tersebut, Pusat Pendidikan perlu mengembangkan pelatihan kepemimpinan atau “Senior Manajement Training” penanggulangan bencana tidak cukup hanya diberikan kepada Kepala Pelaksana BPBD, namun dimasa mendatang perlu juga diberikan kepada pemimpin atau pengambil kebijakan didaerah.

2. Amanat Undang-Undang 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, menyatakan bahwa salah satu

Bantuan kemanusiaan internasional. Sumber: BNPB

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 99

Page 112: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

tindakan penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat keadaan darurat didahului dengan adanya penetapan status keadaan darurat, untuk kemudahan akses dengan memberikan kewenangan kepada BNPB atau BPBD dapat mengkoordinasikan dan memerintahkan sektor lembaga terkait untuk pengerahan sumber daya manusia, logistik dan penyelamatan korban bencana dalam satu komando. Operasi penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah kembali memberikan pembelajaran pentingnya koordinasi dan keterpaduan dalam Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana (SKPDB) sesuai dalam Perka BNPB Nomor. 3 Tahun 2016. Pembelajaran dari Sulawesi Tengah, bahwa tataran ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota yang masing-masing mengaktivasi Pos Komando Penanganan Darurat Bencana (Posko PDB) justru memunculkan hambatan dalam operasi lapangan. Sehingga situasi aktivasi Posko PDB di masing-masing daerah, menunjukkan ketidakjelasan pembagian tugas dan fungsi perangkat tersebut yang berkaitan dengan kewenangan dari tatanan pemerintahan daerah yang

Rapat koordinasi penanganan darurat. Sumber: BNPB

100

Page 113: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

terlibat. Aktivasi Posko PDB memiliki lima fungsi utama dalam manajemen kedaruratan yaitu: fungsi komando, perencanaan, operasi, logistik dan administrasi keuangan dalam perangkat SKPDB yang terdiri dari Posko PDB, Pos Lapangan, Pospenas, dan Pos Pendukung. Penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah akan menjadi tantangan bagi Pusdiklat PB dalam menyusun program dan mengembangkan pelatihan manajemen penanganan darurat bencana. Peningkatan kapasitas SDM baik di BNPB, BPBD, TNI/Polri dan lainnya menjadi penting untuk membangun kemampuan, keterampilan manajerial dan keterpaduan pemahaman dari regulasi SKPDB. Pelaksanaan Geladi Ruang/Table Top Exercise (TTX) dan Geladi Posko/Command Post Exercise (CPX) harus dapat dilaksanakan sesering mungkin dalam upaya penguasaan dan menguji rencana kontijensi yang harus sudah ada di setiap daerah sesuai tingkat ancamannya. Melatih menyusun rencana operasi dan rencana aksi berdasarkan skenario tertentu juga menjadi model dalam meningkatkan kapasitas tugas dan fungsi OPD maupun stakeholder penanggulangan bencana sesuai kompetensi yang dimiliki mendukung penanganan darurat bencana.

Adapun rekomendasi untuk pengembangan atau penguatan kapasitas SDM PB, Pusdiklat BNPB sebagai focal point pelatihan PB patut melakukan penguatan program pelatihan manajemen penanganan darurat bencana dan manajemen krisis secara utuh di lingkup BNPB, BPBD, TNI/Polri dan stakeholder penanggulangan bencana, yang meliputi: • Memfasilitasi pelatihan manajemen kedaruratan atau

manajemen krisis guna membangun “sense of crisis” dan kemampuan manajerial personil BNPB dan BPBD untuk perencanaan terpadu penanganan situasi darurat bencana.

• Melaksanakan pelatihan secara sistematis, berjenjang danberkelanjutan dalam pengelolaan manajemen penanganan darurat dan Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana.

• Penugasan narasumber, fasilitator pelatihan, tenagapengajar yang kompeten sesuai bidang keahliannya.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 101

Page 114: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

3. Aktivasi Posko di masing-masing wilayah bencana Sulawesi Tengah, juga berdampak pada pengelolaan data dan informasi yang tidak linier dan tidak satu pintu, antar Pos Komando menghasilkan pelaporan yang beragam di tingkat nasional baik yang ada di BNPB maupun kementerian/lembaga terkait penanganan darurat bencana termasuk kebutuhan data dan informasinya. Penanganan darurat bencana Sulawesi Tengah melibatkan lebih dari 6.000 personil dari berbagai lembaga baik pemerintah maupun non pemerintah baik nasional maupun internasional. Di satu sisi menjadi kekuatan, tetapi di sisi lain menjadi tantangan besar khususnya terkait manajemen informasi. Kendala yang sering ditemui dari manajemen informasi selain karena gangguan dan kesiapan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi, juga terkendala karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dari pihak-pihak yang terlibat serta kemauan untuk mengelola data dan informasi itu sendiri. Permasalahan lain yang ditemukan di lapangan terkait pendataan dan distribusi informasi baik mencakup:• Penyajianlaporanyangbelumbisacepatdantepat.• Ketidaksiapan instrumen pendataan dan manajemen

informasi karena kerusakan infrastruktur atau gangguan fungsi perangkat komunikasi.

• Inkonsistensi melaksanakan kesepakatan dan koordinasipertukaran informasi peran lembaga non pemerintah dan organisasi masyarakat sipil dengan pemerintah.

• Alur mekanisme dan sistem manajemen informasi yangbanyak diimprovisasi di lapangan.

Pusdiklat PB perlu melakukan upaya penguatan manajemen informasi dalam bentuk pelatihan Pusdalops PB sesuai Perka BNPB Nomor 15 Tahun 2012 dan pelatihan Media Center Tanggap Darurat Bencana sesuai Perka BNPB Nomor 8 Tahun 2013 yang mencakup:• Pelatihan TOT kepada BPBD untuk sosialisasi darurat

bencana kepada OPD, jurnalis dan media lokal.

102

Page 115: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

• Pelatihan penyusunan instrumen pendataan danmanajemen informasi dan pertukaran data berupa format atau template untuk pendataan, format pelaporan dan mekanisme koordinasi SOP pertukaran data dan informasi.

• Pemanfaatan sistem informasi manajemen pengumpulandata dan pelaporan darurat bencana secara online yang terpadu terintegrasi dan laporan situasi darurat bencana termasuk pengelolaan data bantuan logistik.

• Perlu melaksanakan pelatihan analisis media, pembuatanproduk informasi dan media dan kemampuan komunikasi publik sebagai juru bicara saat darurat bencana.

Dengan keempat kebijakan untuk program pelatihan di atas, diharapkan kesimpangsiuran yang sering terjadi di lapangan dalam penyediaan informasi dapat diatasi dengan kemampuan dalam manajemen informasi.

4. Persoalan distribusi logistik dan peralatan juga tidak dapat terpisahkan dalam rangkaian aktivasi SKPDB, sehingga pembelajaran dan pengalaman pemenuhan kebutuhan logistik dan peralatan sesuai Perka BNPB Nomor 4 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Logistik dan Peralatan perlu diperkuat dengan pelatihan manajemen logistik berbasis data dan rencana kontijensi.

5. Pembelajaran dari koordinasi bantuan internasional Sulawesi Tengah, dan sesuai hasil acara “Sosialisasi SOP Bantuan Internasional Dalam Keadaan Darurat” yang dilaksanakan pada tanggal 25 Nopember 2019 di Kota Denpasar, maka seluruh tahapan dari Perka BNPB Nomor 6 Tahun 2018 tentang Penerimaan Bantuan Internasional Dalam Keadaan Darurat Bencana, perlu dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dan simulasi yang meliputi tata kelola administrasi, kebijakan koordinasi, mekanisme operasional pendistribusian, jenis bantuan kemanusiaan dan kesemuanya itu sangat perlu komitmen kuat dari kelembagaan yang terlibat dalam misi bantuan kemanusiaan.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 103

Page 116: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

104

Page 117: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Penutup Bencana alam tidak pernah bisa diprediksi kapan akan terjadi. Tetapi kesiapsiagaan dan kewaspadaan perlu menjadi budaya dan perilaku masyarakat Indonesia, terlebih yang berada di wilayah rawan bencana untuk mampu meminimalisir dampaknya hingga mampu bertindak untuk selamat. Persiapan dan kesiapan menghadapi bencana merupakan pekerjaan rumah besar yang harus dilakukan secara bersama-sama. Kesadaran akan pengetahuan risiko dan mitigasi bencana sangat penting dan mendesak untuk menjadi prioritas. Upaya edukasi kebencanaan masyarakat perlu dikomunikasikan dan koordinasikan secara konstruktif, massif tanpa pernah lelah untuk budaya sadar bencana di negeri ribuan pulau ini.

Pengalaman penanganan bencana Sulawesi Tengah, perlu direnungkan bersama bahwa masih ada upaya-upaya yang dirasa masih kurang dimaksimalkan dalam memberikan pelayanan kemanusiaan. Pemerintah sebagai penanggungjawab penanganan bencana sangat terbuka untuk perbaikan dalam upaya-upaya pencegahan dan mitigasi bencana, pengurangan risiko bencana, penanganan darurat dan logistik bencana, penerimaan bantuan internasional saat darurat bencana hingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sangat mengapresiasi atas seluruh upaya mendukung penanganan bantuan kemanusiaan untuk Sulawesi Tengah. Terima kasih kepada seluruh kementerian, lembaga pemerintah dan pemerintah daerah di Indonesia, Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk dukungan bantuan internasional dengan operasi “Dharma Palu Indonesia Bersatu”. Kehadiran jajaran Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Badan SAR Nasional dalam penanganan darurat bencana. Dengan tidak mengurangi rasa hormat dan bangga untuk seluruh

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 105

Page 118: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Relawan Kemanusiaan Indonesia untuk Sulawesi Tengah, PMI, ACT, MDMC, Baznas, Artha Graha Peduli, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI), Sekolah Relawan, Dompet Dhuafa, dan seluruh relawan maupun NGO non pemerintah lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Apresiasi dan terima kasih juga disampaikan kepada UN-OCHA dan The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA) Center, PMI dan NGO Internasional lainnya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) seluruh Indonesia yang juga hadir saat operasi tanggap darurat dan menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk Sulawesi Tengah. Keterlibatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dunia Usaha dan para universitas, sekolah tinggi dan mahasiswa-mahasiswi Indonesia, media massa dan masyarakat Indonesia untuk bantuan Sulawesi Tengah.

Pascabencana bertubi-tubi di Indonesia, pengetahuan tentang kebencanaan pada seluruh fase kebencanaan sangat penting keberadaannya. Upaya pencegahan, pengurangan risiko dan mitigasi bencana perlu terus digaungkan sebagai investasi mengurangi kerugian akibat bencana. Perlu komitmen tinggi seluruh anak bangsa untuk menjaga komunikasi, koordinasi dan keterpaduan dalam mewujudkan kesiapsiagaan dan memahami bahwa posisi Indonesia yang rawan bencana. Kita harus siap dengan skenario terburuk dari potensi bencana yang tak terduga dan masyarakat perlu dipersiapkan, karena satu korban nyawa adalah tragedi.

Akhirnya terima kasih tak terhingga kepada para pakar, peneliti, akademisi, Dr. Agus Wibowo, MSc, dr. Rucky Nurul Wursanty Dewi, M.K.M., Pejabat Pusdiklat, Widyaiswara BNPB dan seluruh kontributor langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas peran besarnya dan mohon maaf atas segala kekurangan yang tersaji dari buku “Satu Rasa Untuk Kemanusiaan”. Salam Tangguh.

106

Page 119: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

“Jika bencana dapat merubah perilaku manusia, maka manusia juga harus merubah perilakunya terhadap alam”.

Page 120: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

Daftar Pustaka Achmad Heru. (2018). Peran AHA Center Dalam Penanggulangan

Bencana di Sulawesi Tengah (Jurnal)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2018). Data Bencana Indonesia 2018. Jakarta: Pengarang.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2007). Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2013). Perka BNPB No. 8 Tahun 2013 tentang Media Center Tanggap Darurat Bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2016). Perka BNPB No. 3 Tahun 2016 tentang Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2018). Perka BNPB No. 4 Tahun 2018 tentang Sistem Manajemen Logistik dan Peralatan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2018). Perka BNPB No. 6 Tahun 2018 tentang Penerimaan Bantuan Internasional dalam Keadaan Darurat Bencana

Dr. Syamsul Maarif, M.Si. (2012). Pikiran dan Gagasan Penanggulangan Bencana di Indonesia. Jakarta.

Fakhrul Rizal. (2018). Dampak Bencana Alam Terhadap Perubahan Perilaku Sosial Masyarakat.

108

Page 121: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

https://regional.kompas.com/read/2019/09/28/07435481/setahun-pasca-gempa-palu-mencoba-bangkit. Penulis: Vitorio Mantalean, Editor : Sandro Gatra)

https://regional.kompas.com/read/2019/08/01/14550351/cerita-lisman-setiap-hari-datangi-lokasi-likuefaksi-palu-yang-renggut-istri)

https://www.idntimes.com/news/indonesia/helmi/bantuan-internasional-untuk-palu-rp220-miliar-ini-daftarnya/3)

https://www.voaindonesia.com/a/unhcr-kirim-bantuan-untuk-penyintas-gempa-sulawesi/4620597.html)

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190110152912-92- 359915/indonesia-gandeng-jica-pulihkan-infrastruktur-palu

Sutopo Purwo Nugroho & Dyah Sulistyorini (2018). Komunikasi Bencana.

Lesson Learned Koordinasi Bantuan Internasional Bencana Sulawesi Tengah 109

Page 122: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan
Page 123: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan
Page 124: Pusat Pendidikan dan Pelatihan LESSONPenanggulangan

LESSON LEARNEDKoordinasi Bantuan Internasional

Bencana Sulawesi Tengah

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana

Gedung INA DRTG, Jl. Anyer Desa Tangkil Sentul, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat 16810