pupuk dan pemupukan

Upload: bilmulye

Post on 19-Oct-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

b

TRANSCRIPT

Pupuk dan pemupukan

Pupuk dan pemupukan

Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Berdasarkan pengertian pupuk dalam arti luas diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Berdasarkan asalnya

1. Pupuk alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Contohnya, pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau, dan pupuk batuan P.

2. Pupuk buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan atau kimia. Contohnya TSP, urea, Za.

b. Berdasarkan senyawanya

1. Pupuk organik, yakni pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organik contohnya pupuk kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari batuan.

2. Pupuk anorganik atau mineral, yakni pupuk dari senyawa anorganik. Hampir semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

c. Berdasarkan bentuknya1. Pupuk padat, yakni pupuk yang umumnya mempunyai kelarutan beragam yang mudah larut sampai dengan yang sukar larut

2. Pupuk cair, yakni pupuk yang berupa cairan yang cara penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu dengan air. Umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun atau diinjeksikan ke tanah dengan tangki bertekanan.

d. Berdasarkan cara penggunaannya

1. Pupuk daun, yakni pupuk yang cara pemupukannya dilarutkan terlebih dahulu dalam air, kemudian disemprotkan pada permukaan daun.

2. Pupuk akar atau pupuk tanah, yakni pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar akar agar diserap oleh akar tanaman.

e. Berdasarkan reaksi fisiologisnya

1. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis asam, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih asam (pH menjadi lebih rendah) misalnya Urea.

2. Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis, yakni pupuk yang bila diberikan ke dalam tanah menyebabkn pH tanah cenderung naik, misalnya pupuk kalsium sianida.

f. Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya

1. Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman, misalnya urea.

2. Pupuk majemuk, yakni pupuk yang mengandung dua atau lebih hara tanaman, misalnya NPK3. Pupuk Kalsium dan Magnesium, yang biasanya penggunaannya dipakai sebagai unsur kapur, karena aspek praktisnya.g. Berdasarkan macam hara tanaman

1. Pupuk makro, yakni pupuk yang mengandung hara makro saja, misalnya NPK.

2. Pupuk mikro, yakni pupuk yang hanya mengandung hara mikro saja, misalnya mikrovet.

3. Campuran makro dan mikro

Pupuk Buatan

Pupuk buatan adalah pupuk-pupuk yang dibuat oleh pabrik yang mengandung unsur-unsur hara tertentu. Semua pupuk buatan mempunyai kebaikan dan kelemahan-kelehaman tersendiri, adapun kebaikannya adalah sebagai berikut :1. Lebih mudah dalam menentukan jumlah pupuk yang diperlukan bagi kebutuhan tanaman.

2. Hara yang tersedia bagi tanaman dalam bentuk yang cepat tersedia .

3. Dapat diberikan pada saat yang tepat.

4. Pemakaian dan pengangkutannya lebih murah karena kadar haranya tinggi.

Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :

1. Bila tidak dengan perhitungan dalam pemakaiannya, maka penggunaannya akan merusak lingkungan.

2. Umumnya tidak atau sedikit mengandung unsur mikro dan hanya unsur tertentu saja yang mempunyai konsentrasi tinggi.

Pupuk Alam

Yang termasuk kedalam jenis pupuk alam adalah pupuk-pupuk yang berasal dari-sisa-sisa organisme hidup baik sisa tanaman maupun sisa hewan. Kedalam kelas ini termasuk pupuk kandang, pupuk hijau, kompos dan guano. Banyak sifat-sifat baik pupuk organik terhadap kesuburan tanah antara lain sebagai berikut :

1. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan melepaskan hara tanaman yang lengkap (N, P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam jumlah yang tidak tentu dan relatif kecil.

2. Bahan organik dapat memperbaiki struktur tanah sehingga tanah menjadi ringan untuk diolah serta mudah ditembus akar tanaman.

3. Bahan organik dapat mepermudah pengolahan tanah-tanah yang berat.

4. Bahan organik meningkatkan daya menahan air sehingga kemampuan tanah untuk menyediakan air menjadi lebih banyak.

5. Bahan organik membuat permeabilitas tanah menjadi lebih baik, menurunkan permeabilitas pada tanah bertekstur kasar (pasir) dan meningkatkan permeabilitas pada tanah yang berteksture sangat lembut (lempung).

6. Bahan organik meningkatkan kapasitas pertularan kation sehingga kemampuan mengikat kation menjadi lebih tinggi. Akibatnya, jika tanah yang dipupuk dengan bahan organik dengan dosis tinggi, hara tanaman tidak mudah tercuci.

7. Bahan organik memperbaiki kehidupan biologi tanah menjadi lebih baik dengan ketersediaan makanan yang lebih terjamin.

8. Bahan organik dapat meningkatkan daya sangga (buffering capasity) terhadap goncangan perubahan drastis sifat tanah.

9. Bahan organik mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperanan dalam proses dekomposisi bahan organik.

Sedangkan sifat yang kurang baik dari bahan organik terhadap tanah antara lain adalah sebagai berikut :

1. Bahan organik masih mempunyai rasio C/N yang masih tinggi yang berarti masih mentah. Kompos yang masih belum matang (rasio C/N tinggi) dianggap merugikan, karena bila diberikan langsung ke dalam tanah akan diserang oleh mikrobia (bakteri maupun fungi) untuk memperoleh enersi. Dengan demikian populasi mikrobia yang tinggi memerlukan juga hara yang seharusnya diperuntukan untuk tanaman digunakan oleh mikrobia. Dengan demikian, mikrobia bersaing dengan tanaman untuk memperebutkan hara yang ada. Hara menjadi tidak tersedia karena berubah dari senyawa anorganik menjadi senyawa organik jaringan mikrobia yang disebut immobilisasi hara. Terjadinya immobilisasi hara tanaman sering menimbulkan adanya gejala defisiensi . Makin banyak bahan organik mentah yang diberikan ke dalam tanah, makin tinggi populasi mikrobia yang memanfaatkannya sehingga makin banyak hara yang mengalami immobilisasi. Walaupun demikian, bila mikrobia mati akan mengalami dekomposisi hara yang immobil dan berubah menjadi tersedia kembali. Jadi, immobilisasi merupakan pengikatan hara tersedia menjadi tidak tersedia dalam jangka waktu relatif tidak terlalu lama.

2. Bahan organik yang berasal dari sampah kota dan limbah industri sering mengandung mikrobia patogen dan logam berat yang berpengaruh buruk terhadap tanaman, hewan, dan manusia.1. Pupuk kandang

Pupuk kandang merupakan kotoran padat dan cair dari hewan ternak yang tercampur dengan sisa-sisa makanan serta alas kandang. Pupuk kandang mempunyai kandungan unsur hara yang lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk buatan, walaupun demikian pupuk ini disamping dapat menambah unsur hara ke dalam tanah juga dapat mempertinggi humus, memperbaiki struktur tanah serta mendorong kehidupan jasad renik tanah.

Pupuk kandang terdiri dari dua komponen yaitu padat dan cair dengan perbandingan rata-rata 3 : 1. Dimana bagian padat rata-rata mengandung 50% N, hampir semua P dan K lebih kurang 3/5. Tetapi karena ketersediaan hara dari bagian cair lebih cepat maka nilainya dari segi pertanian hampir sama. Susunan hara pupuk kandang sangat bervariasi yang disebabkan oleh :

1. Macam dan jenis hewan2. Umur dan keadaan individu hewan3. Makanan hewan

4. Alas kandang

5. Cara handling/pengelolaan dan penyimpanan pupuk kandang

Pupuk kandang bila dibandingkan dengan pupuk buatan adalah : (1) lebih lambat bereksi,karena sebagian besar zat-zat makanan harus mengalami berbagai perubahan terlebih dahulu sebelum dapat diserap oleh tumbuhan, (2) mempunyai efek residu, yaitu haranya dapat secara berangsur angsur menjadi bebas dan tersedia bagi tanaman. Umumnya efek ini masih menguntungkan setelah 3 atau 4 tahun setelah perlakuan. Walaupun pada kenyataannya pengaruh cadangan tersebut tidak begitu nyata. Tetapi dapat dipastikan bahwa pemupukan dengan pupuk kandang secara teratur lambat laun akan membentuk cadangan unsur hara didalam tanah. (3) dapat memperbaiki struktur dan menambah bahan organik tanah.Tabel 1. Kadar Hara Berbagai Pupuk Kandang

SapiAyamBebekDomba

Ukuran Hewan (Kg)

Pupuk kandang basah (ton/tahun)

Kadar air (%)

Kandungan hara (pound/ton)

Nitrogen (N)

Fosfor (P)

Kalium (K)

Kalsium (Ca)

Magnesium (Mg)

Sulfur (S)

Ferrum (Fe)

Boron (B)

Cuprum (Cu)

Mangan (Mn)

Zinc (Zn) 500

11,86

85

10,0

2,0

8,0

5,0

2,0

1,5

0,1

0,01

0,01

0,03

0,04 5 10,95

72

25,0

11,0

10,0

36,0

6,0

3,2

2,3

0,01

0,01

-

0,01 100 0,046

82

10,0

2,8

7,6

11,4

1,6

2,7

0,6

0,09

0,04

-

0,12 100 0,73

77

28,0

4,2

20,0

11,7

3,7

1,8

0,3

-

-

-

-

2. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah tanaman atau bagian-bagian tanamanyangmasih muda yang dibenamknan ke dalam tanah dengan tujuan untuk menambah bahan organik dan unsur hara terutama nitrogen ke dalam tanah. Biasanya untuk pupuk hijau berasal dari sisa tanaman legum, karena kandungan nitrogennya relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanaman lain. Hal ini disebabkan kemampuan tanaman legum mengikat N udara dengan bantuan bakteri penambat N. Oleh karena itu pupuk hijau dapat diberikan dekat dengan waktu penanaman tanpa harus mengalami proses pengomposan terlebih dahulu sebagaimana sisa-sisa tanaman pada umumnya.

Pemilihan tanaman yang cocok untuk pupuk hijau harus memenuhi syarat-syarat antara lain (1) cepat tumbuh dan menghasilkan banayak bahan organik (2) tidak banyak mengandung kayu, (3) mudah busuk, (4) banyak mengandung nitrogen, dan (5) dapat tumbuh pada tanah yang kurusserta kurang subur dan tanah kekeringan.

Pupuk hijau terutama legum, dapat dibagi ke dalam tiga golongan : (1) pupuk hijau yang berbentuk pohon, (2) pupuk hijau berbentuk perdu, (3) pupuk hijau yang berbentuk semak yang lunak batangnya.

Kompos

Pembuatan kompos adalah merupakan suatu proses dekomposisi sisa-sisa tanaman, sisa-sisa hasil pertanian, kotoran ternak, urine ternak, sisa makanan ternak, batang dan ranting, daun-daun yang jatuh, sampah kesemuanya dapat dijadikan kompos.

Pupuk Guano

Guano adalah merupakan deposit atau sedimen yang terdiri dari kotoran binatang, terutama kotoran burung laut dan kelelawar yang telah mengalami perubahan-perubahan dalam waktu yang relatif lama. Unsur hara yang terdapat didalamnya adalah N dan P serta Kalium. Kandungan hara yang paling tinggi adalah fosfor yang berasosiasi dengan kalsiumdalam bentuk Ca-P, sehingga guano biasa disebut fosforit.Cara Pemberian Pupuk

Jumlah unsur hara yang dibutuhkan oleh setiap tanaman berbeda. Untuk menentukan jumlah pupuk yang akan diberikan perlu diketahui jumlah unsur hara yang tersedia dalam tanah disekitar tanaman serta kebutuhan tanaman itu sendiri. Selain itu keberhasilan pemupukan itu sendiri ditentukan pula oleh waktu dan cara pemberian yang tepat. Waktu dan cara pemberian pupuk yang tepat sangat penting terutama pada saat persediaan pupuk terbatas, maka penggunaan pupuk harus benar-benar dapat menghasilkan produk yang seoptimal mungkin.

Pemilihan cara pemupukan yang akan diterapkan tergantung pada beberapa faktor, diantaranya jenis tanah, jenis tanaman, tujuan penanaman, kelembaban, sistem perakaran tanaman, kemampuan tanaman mengambil hara dari tanah, serta pengolahan tanah. Terdapat beberapa cara pemupukan yaitu :1. Pemupukan dengan cara disebar

Pemupukan dengan cara disebar dilakukan diseluruh areal lahan yang akan ditanami. Pemupukan dengan cara ini dilakukan sebelum atau setelah pengolahan tanah atau sebelum tanam atau sesudah ada tanaman. Kerugian utama pemupukan dengan cara disebar adalah :a. Penyebaran atau percampuran pupuk tidak merata pada semua lapis olah

b. Pupuk yang diberikan harus dalam jumlah besar dan pemberiannya terjamion pada

saat tanam dengan menggunakan alat penabur pupuk dan benih.

2. Plow sole placement

Pupuk langsung diletakkan dibelakang bajak pada saat pengolahan tanah.

3. Side band placement

Pupuk ditempatkan di samping benih atau tanaman di satu sisi atau pada kedua sisinya. Pupuk ditempatkan sejauh 5 7,5 cm pada jarak horizontal dan 2,5 5 cm di bawah tanah. Pemupukan dengan cara ini akan menyebabkan hara yang diberikan dapat

lebih banyak diserap oleh tanaman. Kerugian terbesar pemupukan dengan cara ini di dekat benih yang sedang bersemi adalah kerusakan tanaman muda karena kepekatan tinggi dari garam yang larut4. In the row

Pupuk ditempatkan satu lubang dengan benih atau ditempatkan pada alur dekat benih yang ditanam.

5. Top dressed atau side dressed

Pupuk diberikan pada saat tanaman tumbuh di atas permukaan tanah. Sistem top

dressed adalah dengan menyebarkan pupuk di atas tanaman, dan sistem side dressed

adalah dengan meletakkan pupuk di samping atau di sisi barisan tanaman.

6. Pemupukan melalui daun

Penyerapan unsur hara melalui daun ternyata lebih cepat dan lebih sempurna, namun ada beberapa kesulitan dalam pelaksanaannya yaitu :

a. pinggir daun terbakar karena larutan terlalu pekat.

b. hara yang diberikan pada setiap pemberian rendah sehingga perlu diberikan beberapa kali untuk dosis pupuk sedang dan tinggi.

c. biaya persatuan hara tinggi.

Proses pemasukan unsur hara melalui daun terjadi karena adanya difusi dan osmosis

melalui lubang stomata. Membukanya stomata merupakan proses mekanis yang diatur

oleh tekanan turgor dari sel-sel penutup. Tekanan turgor berbanding langsung dengan

kandungan karbondiolsid dari ruang di bawah stomata. Meningkatnya tekanan turgor

akan membuka lubang stomata, dan pada saat itu unsur hara akan berdifusi ke dalam

lubang stomata bersamaan dengan air. Berkurangnya tekanan turgor yang berikutnya

akan menutup lubang stomata. Cahaya matahari pada siang hari merangsang

fotosintesis yang berakibat menurunkan kandungan CO2 kira-kira 0,03 - 0,02 %.

Tekanan turgor dari sel-sel juga diturunkan karena kehilangan air yang berlebihan

akibat proses transpirasi. Maka bila pada siang hari terlalu terik atau angin terlalu

cepat, stomata akan menutup karena terjadi penguapan yang terlalu besar. Jika pada

saat itu semprotkan air, maka stomata akan segera membuka, karena adanya air akan

menggantikan air yang hilang dan menaikkan tekanan turgor. Bila air yang

disemprotkan tersebut mengandung unsur hara, maka pada saat stomata membuka

unsur hara akan berdifusi ke dalam stomata bersama air.

7. Pemupukan melalui udara

Pupuk cair atau pupuk padat dapat diberian lewat udara dengan menggunakan pesawat udara. Pemupukan dengan sistem ini biasanya digunakan pada tanah yang curam, sukar dilewati, pemupukan hara mikro untuk lahan yang luas, atau pemupukan di wilayah hutan atau padang rumput.

8. Pemupukan dengan Injeksi ke dalam tanah

Pupuk amoniak cair atau gas yang kadarnya sangat tinggi (83%) diberikan ke dalam tanah dengan sistem ini untuk mengurangi kehilangan N karena penguapan. Kedalaman injeksi umumnya 15 20 cm dari permukaan tanah.

9. Pemupukan Sprinkle Irrigation

Pemupukan sistem sprinkle irrigaton dimaksudakan untuk pemberian air pengairan sekaligus memberikan pupuk yang dilarutkan.Makro dan Mikro mineral

Nitrogen (N)

Nitrogen (N) merupakam hara makro utama yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tanaman dalam bentuk ion NO3- atau NH4+ dari tanah. Kadar nitrogen rata-rata dalam jaringan tanaman adalah 2 % - 4% berat kering. Pemupukan nitrogen akan menaikkan produksi tanaman, kadar protein, dan kadar selulosa, tetapi sering menurunkan kadar sukrosa, polisukrosa, dan pati. Untuk pertumbuhan yang optimum selama fase vegetatif, pemupukan nitrogen harus diimbangi dengan pemupukan unsure lain. Pembentukan senyawa N organic tergantungan pada imbangan ion-ion lain, termasuk Mg untuk pembentukan klorofil dan ion fosfat untuk sintesa asam nukleat.Penyerapan N nitrat untuk disintesis menjadi protein juga dipengaruhi oleh ketersediaan ino K+. Pemupukan N dengan dosis tinggi sering berakibat memperpanjang fase vegetatif tanaman.

Yoshida (1964) seperti yang dikutip Afandie R (2002), menyatakan pemberian nitrogen dibawah optimal menyebabkan naiknya asimilasi ammonia dan kadar protein dalam daun, tetapi sering dianggap menyebabkan pertumbuhan akar terhambat. Sebaliknya Marschner (1986) seperti yang dikutip Afandie R (2002) menduga bahwa pemberian N yang tinggi menyebabkan tanaman mudah rebah karena system perakaran relatif menjadi lebih sempit.

Hekl, et all (1972) seperti yang dikutip Afandie R (2002) menyatakan bahwa pemupukan nitrogen yang tinggi menyebabkan penurunan kualitas tanaman karena menurunkan kadar karbohidrat. Bila pemberian nitrogen dinaikkan melampaui titik optimal, maka sebagian nitrogen yang diasimilasi akan memisahkan diri sebagai amida, sehingga pemberian nitrogen yangberlebihan hanya akan menaikkan kadar N pada tanaman, tetapi akan mengurangi sintesis karbohidrat. Selain itu sering terjadi akumulasi nitrat pada bagian tanaman tertentu. Kenaikkan kadar nitrat yang tinggi pada waktu panen akan mengakibatkan kadar nitrit (NO2) juga naik. Kadar nitrat yang tinggi (1% - 2% dari berat kering) dapat menyebabkan keracunan pada ternak ruminansia (Prins, 1983). Untuk mengurangi kadar nitrat dalam tanaman dapat dilakukan dengan pemupukan klorida (Misal KCl), Cl akan mengusir nitrat dari tanaman selama pertumbuhan apabila sinar matahari cukup (Breimer, 1982)

Kekurangan unsur nitrogen terlihat jelas pada gejala warna daun, yaitu daun menjadi hijau kekuning-kuningan sampai menguning keseluruhan. Kandungan nitrogen yang rendah mengakibatkan tebalnya dinding sel daun dengan ukuran sel yang kecil, sehingga daun menjadi keras, penuh dengan serat-serat.

Apabila unsur nitrogen yang tersedia lebih banyak daripada unsure lainnya dapat dihasilkan protein yang lebih banyak dan daun dapat tumbuh lebih lebar, sebagai akibatnya maka fotosintesa akan berlangsung lebih banyak. Pada umumnya nitrogen sangat diperlukan untuk pembentukan bagian-bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar, jika berlebihan akan menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman.

Fosfor

Fosfor termasuk unsur yang diperlukan dalam jumlah besar. Jumlah fosfor dalam tanamn lebih kecil dibandingkan dengan nitrogen dan kalium, tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan. Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif adah 0,3% - 0,5% dari berat kering tanaman. Fosfor diperlukan untuk pembentukan primordial bunga dan organ tanamanuntuk reproduksi serta mempercepat masaknya biji tanaman. Bila kandungan fosfor berlebihan umur tanaman seakan-akan menjadi lebih pendek dibandingkan tanaman normal.

Kekurangan unsur fosfor umumnya menyebabkan jaringantnaman menjadi lebih kecil dan warna daun menjadi lebih gelap. Pertumbuhan menjadi terhambat dan akibat selanjutnya proses kematangan menjadi lambat.

Kalium

Kalium merupakan hara utama setelah nitrogen dan fosfor. Kalium bagi tanaman berfungsi untuk

1. Membentuk dan mengangkut karbohidrat

2. Sebagai katalisator dalam pembentukan protein

3. Mengatur kegiatan berbagai unsur mineral

4. Menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam organik

5. Menaikkan pertumbuhan jaringan meristem

6. Mengatur pergerakan stomata

7. Memperkuat tegaknya batang

8. Mengaktifkan enzim baik langsung maupun tidak langsung

9. Meningkatkan kadar karbohidrat dan gula dalam buah

10. Biji tanaman menjadi lebih berisi dan padat

11. Meningkatkan kualitas buah karena bentuk, kadar, dan warna yang lebih baik.

12. Tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit

13. Perkembangan akar tanaman.

Tanaman yang kekurangan kalium memperlihatkan gejala lemahnya batang tanaman, daun menjadi kering, ujung daun berwarna coklat (nekrosis), kadar karbohidrat berkurang serta rasa manis buah-buhan sering berkurang.

Kalsium

Kalsium berperan dalam pertumbuhan apical dan pembentukan bunga, selain itu juga berfungsi dalam pembelhan sel, pengaturan permeabilitas sel serta pengaturan tata air dalam sel bersama dengan kalium, perkecambahan biji, perkembangan benang sari, perkembangan bintil akar rhizobium. Kekurangan kalsium menyebabkan kuncup tidak dapat membuka, sehingga tetap menggulung, terutama untuk tanaman kacang-kacangan

Magnesium

Magnesium merupakan unsure penting dalam tanaman yang berfungsi sebagai penyusun klorofil. Ketersediaan Mg dalam tanah dipengaruhi oleh temperature, kelembaban, dan pH. Magnesium juga mempunyai peran terhadap metabolisme nitrogen. Makin tinggi tanaman menyerap Mg, makin tinggi juga kadar protein dalam akar atau bagian atas tanaman. Selain itu Mg juga mempunyai peranan dalam mengaktifkan enzim yang berkaitan dengan metabolisme karbohidrat, enzim pernafasan, dan bekerja sebagai katalisator. Mg juga berfungsi sebagai kofaktor dalam enzim, terutama yang mengaktifkan proses fosforilase.

Defisiensi magnesium menyebabkan terhambatnya penyusunan protein dan molekul klorofil. Gejala defisiensi pada tanaman menunjukkan adanya klorosis diantara tulang daun terutama daun tua. Jika keadaan ini berjalan terus jaringan tersebut akan kering dan mati. Daun menjadi kecil dan rapuh, pinggiran daun menggulung.

Belerang

Belerang berperan menaikan kadar methionin,dan sistein dalam jaringan tanaman. Kekurangan unsure ini salah satunya dapat menyebabkan terhambatnya penyusunan protein dan asam amino. Gejala kekurangan belerang ditunjukkan hampir seluruh daun berwarna hijau kekuning-kuningan (klorosis), ujung daun menebal, sedangkan pada

tanaman legume dapat mengakibatkan kekurangan N, jumlah bintil akar berkurang dan daun berwarna kemerah-merahan.

Unsur hara mikro

Boron

Tanah yang dengan kadar bahan organic tinggi umumnya memiliki kadar boron yang tinggi pula. Boron dalam tanaman berfungsi dalam metabolisme asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol, dan auksin. Selain itu boron juga berperan dalam pembelahan sel, pemanjangan sel, diferensiasi sel, permeabilitas membrane, dan perkecambahan serbuk sari. Boron di dalam tanaman tidak dapat berpindah tempat dari jaringan tua ke jaringan muda yang kekurangan.

Besi

Besi berfungsi sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperan dalam perkembangan kloroplas. Selain itu juga berfungsi sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses metabolisme. Kekurangan besi menyebabkan terhambatnya pembentukan dan akhirnya berakibat terhadap penyusunan protein yang tidak sempurna. Gejala defisiensi besi mula-mula timbul pada daun muda kemudian berkembang pada lembaran antara tulang daun dan pada akhirnya keseluruh daun. Warna daun menjadi kekuning-kuningan sedangkan warna tulang daun menjadi lebih gelap sehingga warna lamina dan tulang daun menjadi lebih kontras. Pada pengapuran yang berlebihan dpat menyebabkan terjadinya defisiensi besi karena pH diatas netral dapat mengurangi ketersedian besi karena pH diatas netral dapat mengurangi ketersedian dan kelarutan besi.

Mangan

Mangan merupakan penyusun ribosom dan juga mengaktifkan polymerase, sintesis protein, karbohidrat. Pada tanah masam ketersediaan mangan relative tinggi dan tanaman dapat menyerap mangan dalam jumlah besar. Sebaliknya, bila tanah bereaksi alkalis, ketersedian mangan rendah. Pada tanaman yang kekurangan mangan, mula-mula terlihat pada daun muda yang berwarna hijau kekuning-kuningan, kemudian berwarna kuning cerah, daun sobek pada basalnya dan akhirnya mati. Mangan yang berlebihan pada tanaman dapat menyebabkan toksisitas dimana gejalanya daun mengkerut dan terdapat noda-noda berwarna coklat pada daun tua dan sering komplikasi dengan gejala kekurangan besi.Tembaga (Cu)

Fungsi Cu adalah mengaktifkan enzim sitokrom-oksidase, askorbit-oksidase, asam butirat-fenolase, dan laktase. Cu juga berperan dalam metabolisme protein dan karbohidrat. Oleh karena itu, apabila tanaman kekurangan Cu sintesis protein terganggu, maka protein yang ada jadi larut. Cu merupakan kofaktor sintesis enzim dan juga berpengaruh pada RNA dan DNA. Metabolisme karbohidrat, pembungaan dan pembuahan juga terganggu bila tanaman kekurangan Cu. Selain itu tepung sari tidak hidup bila kekurangan Cu. Cu lebih berperan terhadap perkembangan tanaman generatif dibandingkan dengan organ vegetatif.

Selain fungsi tersebut di atas, Cu berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis. Kekurangan Cu menyebabkan tertimbunnya Fe dalam buku-buku terutama pada tanaman jagung dan ruas-ruas menjadi lebih pendek.Selain defisiensi, tanaman sering mengalami toksisitas karena Cu berlebihan. Menurut Knezek dan Ellis (1980) yang dikutip Afandie R (2002), toksisitas Cu terjadi bila kadar Cu dalam tanaman berkisar antara 20-30 ppm per berat tanaman, tergantung pada jenis tanamannya. Akibat lain bila terjadi toksisitas ialah sering terjadi defisiensi Fe.

Seng (Zn)

Fungsi Zn menurut Marschner (1986) seperti yang dikutip Afandie R (2002) antara lain sebagai pengaktif enzim enolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, letisimase, sistein desulfihidrase, histidin deaminase, superoksidase demutase (SOD), dehidrogenase, karbon anhidrase, proteinase, dan pepetodase. Zn juga berperan dalam menyusun pati.Kekurangan Zn akan menyebabkan sintesis RNA terhambat. Gejala defisiensi yang ditimbulkan Zn ialah mula-mula terlihat pada daun muda dimulai antara tulang daun menjadi klorosis. Duduk daun yang satu dengan yang lainnya menjadi lebih dekat, sehingga duduk daun berdekatan ini disebut bentuk sapu atau roset, dan pertumbuhan memanjang terhambat. Pada tanaman legum, gejala yang tampak adalah jaringan antara tulang daun mengalami klorosis berwarna kekuning-kuningan dan tulang daun tetap hijau.

Molibdenum (Mo)

Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengakifkan enzim nitrogenase, nitrat reduktase, dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo hampir meyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati, serta pembentukan bunga menjadi terlambat. Gejala defisiensi Mo dimuali dari daun tengah dan daun bawah. Daun menjadi kering atau kering kelayuan, pinggiran daun mengulung dan daun umumnya sempit. Apabila defisensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan tulang-tulang daun lebih dominan. Gejala defisiensi Mo umumnya terdapat pada tanah masam. Pengapuran

Tinggi rendahnya pH tanah perlu diketahui karena tiap tanaman memerlukan kondisi lingkungan pH tertentu. Apabila tanah yang tersedia mempunyai pH tanah yang lebih rendah dari kisaran pH optimum bagi tanaman, maka dapat dilakukan usaha untuk menaikkan pH tanah tersebut dengan cara pengapuran. Sebelum pengapuran dilakukan, terlebih dahulu harus diketahui pH tanah dan tingkat keasaman potensialnya, yang masing-masing dapat diketahui dengan menggunakan indikator pH tanah dan dengan penetapan kebutuhan kapur atau nilai tukar kation.

Apabila tanah asam akan ditanami tanaman yang membutuhkan pH tanah netral, maka tanah tersebut harus diberikan bahan atau pupuk yang dapat mengubah pH dari asam menjadi netral. Jumlah bahan pengapuran tergantung pada perbedaan pH, yakni antara pH semula dengan pH yang diinginkan, juga tergantung pada teksture tanah dan pupuk yang diberikan. Makin banyak perbedaan pH, makin besar bahan yang diperlukan, makin halus teksture tanah makin banyak pula bahan yang diperlukan untuk suatu perbedaan pH yang sama.Tanah yang bersifat asam disebabkan oleh karena terlalu tingginya konsentrasi ion hidrogen yang terdapat dalam larutan tanah, melalui pengapuran konsentrasi ion hidrogen dapat diturunkan. Pada umumnya tanaman memerlukan pH tanah yang bersifat agak netral namun terdapat beberapa jenis tanaman yang justru tumbuh baik pada tanah yang bersifat asam atau sangat asam dan agak basa. Untuk itu ketepatan perhitungan tingkat pengapuran atau jumlah bahan pengapuran yang diberikan perlu memperhatikan jenis tanaman yang akan ditanam.Cara Menentukan Kebutuhan Kapur

Metode Corey

Metode ini menggunakan suatu persamaan linier untuk mencari keperluan pengapuran. Persamaan Corey adalah sebagai berikut:

Y = 2,0 + 2,7 X

Y = jumlah kapur yang diperlukan (Ton/Ha)

X = kadar Al yang tersedia (dalam meq/100 gr)

Cara Pemberian Kapur dalam Tanah

Pemberian kapur dilakukan dengan cara mencampurnya dengan tanah pada lapisan olah. Pengapuran dengan cara ini memiliki reaksi yang relatif jauh lebih cepat dibandingkan dengan pengapuran yang dilakukan dengan cara disebarkan di permukaan tanah. Dengan cara ini pengaruh pengapuran sudah dapat dilihat pada tanaman saaat itu juga.PAGE