puisi wasil

2
45 HELAI UBAN DAN KERUTAN 45 bukan sederet angka Sebuah perjalanan masa Menuju gerbang saja Buktinya kian nyata Kerutan di dahi dan pelupuk mata Mengingatkan begitu banyak derita Helayan uban menyadarkan Bahwa engkau kian menua Langkahmu yang dulu gemita Kini terpincang karena peristiwa Tubuh yang tak mengenal lelah Berteman dengan jarum insulin Meski tubuh itu kian ringkih Kau tetap tertawa Melihat aku tumbuh dwasa Bersabarlah ayah Akan aku biarkan engkau bersandar Seperti aku bersandar padamu Ayaaaaah Aku rindu tertawamu

Upload: will

Post on 14-Sep-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

puisi wasil

TRANSCRIPT

45 HELAI UBAN DAN KERUTAN

45 bukan sederet angkaSebuah perjalanan masaMenuju gerbang sajaBuktinya kian nyataKerutan di dahi dan pelupuk mataMengingatkan begitu banyak deritaHelayan uban menyadarkanBahwa engkau kian menuaLangkahmu yang dulu gemitaKini terpincang karena peristiwaTubuh yang tak mengenal lelahBerteman dengan jarum insulinMeski tubuh itu kian ringkihKau tetap tertawaMelihat aku tumbuh dwasaBersabarlah ayahAkan aku biarkan engkau bersandarSeperti aku bersandar padamuAyaaaaahAku rindu tertawamuDiatas gerobak tuaSaat kembali menuju sebuah tempatYang di sebut rumah