puisi lama

22
Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR, PANTUN A.PENGERTIAN Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : 1. Jumlah kata dalam 1 baris 2. Jumlah baris dalam 1 bait 3. Persajakan (rima) 4. Banyak suku kata tiap baris 5. Irama Contoh Puisi LAMA: Saat di meja makan pertama: muncul seribu bayangan duka banyak yang berlalu, pagi itu orang masih mabuk dengan impiannya Dari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-harga Bukan itu yang disebut perubahan! “dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?” Saat di meja makan kedua : kesepian menekan tiba-tiba ada jerit dari lorong tak bertepi maka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwa bukan pengembaraan, bukan petualangan :meneruskan yang sudah ada padahal hidup berjalan ke depan B. MACAM-MACAM PUISI LAMA 1. MANTRA Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Contoh:

Upload: imam-garaz-syafii

Post on 30-Sep-2015

19 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

lama

TRANSCRIPT

Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR,PANTUNA.PENGERTIANPuisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.Aturan- aturan itu antara lain :1. Jumlah kata dalam 1 baris2. Jumlah baris dalam 1 bait3. Persajakan (rima)4. Banyak suku kata tiap baris5. IramaContoh Puisi LAMA:Saat di meja makan pertama:muncul seribu bayangan dukabanyak yang berlalu, pagi ituorang masih mabuk dengan impiannyaDari radio keluar berita-berita basi, naiknya harga-hargaBukan itu yang disebut perubahan!dimanakah sebernarnya keindahan bersemayam?Saat di meja makan kedua :kesepian menekan tiba-tibaada jerit dari lorong tak bertepimaka hidup hanya sebuah perjalanan lurus, tak berjiwabukan pengembaraan, bukan petualangan:meneruskan yang sudah adapadahal hidup berjalan ke depanB. MACAM-MACAM PUISI LAMA1. MANTRAMantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.Contoh:Assalammualaikum putri satulung besarYang beralun berilir simayangMari kecil, kemariAku menyanggul rambutmuAku membawa sadap gadingAkan membasuh mukamu2.GURINDAMGurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)CIRI-CIRI GURINDAM:a. Sajak akhir berirama a a ; b b; c c dst.b. Berasal dari Tamil (India)c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.Contoh :Kurang pikir kurang siasat (a)Tentu dirimu akan tersesat (a)Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )Bagai rumah tiada bertiang ( b )Jika suami tiada berhati lurus ( c )Istri pun kelak menjadi kurus ( c )3. SYAIRSyair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.CIRI CIRI SYAIR :a. Setiap bait terdiri dari 4 barisb. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku katac. Bersajak a a a ad. Isi semua tidak ada sampirane. Berasal dari ArabContoh :Pada zaman dahulu kala (a)Tersebutlah sebuah cerita (a)Sebuah negeri yang aman sentosa (a)Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)Negeri bernama Pasir Luhur (a)Tanahnya luas lagi subur (a)Rakyat teratur hidupnya makmur (a)Rukun raharja tiada terukur (a)Raja bernama Darmalaksana (a)Tampan rupawan elok parasnya (a)Adil dan jujur penuh wibawa (a)Gagah perkasa tiada tandingnya (a)4.PANTUNPantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.CIRI CIRI PANTUN :1. Setiap bait terdiri 4 baris2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran3. Baris 3 dan 4 merupakan isi4. Bersajak a b a b5. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata6. Berasal dari Melayu (Indonesia)Contoh :Ada pepaya ada mentimun (a)Ada mangga ada salak (b)Daripada duduk melamun (a)Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN1. DILIHAT DARI BENTUKNYAa. PANTUN BIASAPantun biasa sering juga disebut pantun saja.Contoh :Kalau ada jarum patahJangan dimasukkan ke dalam petiKalau ada kataku yang salahJangan dimasukan ke dalam hati2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.CIRI-CIRI SELOKA:a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketigac. Dan seterusnyaContoh :Lurus jalan ke Payakumbuh,Kayu jati bertimbal jalanDi mana hati tak kan rusuh,Ibu mati bapak berjalanKayu jati bertimbal jalan,Turun angin patahlah dahanIbu mati bapak berjalan,Ke mana untung diserahkan3. TALIBUNTalibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.Jadi :Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c dContoh :Kalau anak pergi ke pekanYu beli belanak pun beli sampiranIkan panjang beli dahuluKalau anak pergi berjalanIbu cari sanak pun cari isiInduk semang cari dahulu4. PANTUN KILAT ( KARMINA )CIRI-CIRINYA :a. Setiap bait terdiri dari 2 barisb. Baris pertama merupakan sampiranc. Baris kedua merupakan isid. Bersajak a ae. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kataContoh :Dahulu parang, sekarang besi (a)Dahulu sayang sekarang benci (a)2. DILIHAT DARI ISINYA2.1. PANTUN ANAK-ANAKContoh :Elok rupanya si kumbang jatiDibawa itik pulang petangTidak terkata besar hatiMelihat ibu sudah datang2.2. PANTUN ORANG MUDAContoh :Tanam melati di rama-ramaUbur-ubur sampingan duaSehidup semati kita bersamaSatu kubur kelak berdua2.3. PANTUN ORANG TUAContoh :Asam kandis asam gelugurKedua asam riang-riangMenangis mayat di pintu kuburTeringat badan tidak sembahyang2.4. PANTUN JENAKAContoh :Elok rupanya pohon belimbingTumbuh dekat pohon manggaElok rupanya berbini sumbingBiar marah tertawa juga2.5. PANTUN TEKA-TEKIContoh :Kalau puan, puan cemaraAmbil gelas di dalam petiKalau tuan bijak laksanaBinatang apa tanduk di kakiDari catatan sekolah. terima kasih teman-teman dan bu Guru.

PRAJURIT JAGA MALAM Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,bermata tajamMimpinya kemerdekaan bintang-bintangnyakepastianada di sisiku selama menjaga daerah mati iniAku suka pada mereka yang berani hidupAku suka pada mereka yang masuk menemu malamMalam yang berwangi mimpi, terlucut debuWaktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !1948Siasat,Th III, No. 961949MALAM Mulai kelambelum buntu malamkami masih berjagaThermopylae?-- jagal tidak dikenal ? -tapi nantisebelum siang membentangkami sudah tenggelam hilangZaman Baru,No. 11-1220-30 Agustus 1957KRAWANG-BEKASI Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasitidak bisa teriak Merdeka dan angkat senjata lagi.Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,terbayang kami maju dan mendegap hati ?Kami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.Kenang, kenanglah kami.Kami sudah coba apa yang kami bisaTapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawaKami cuma tulang-tulang berserakanTapi adalah kepunyaanmuKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanAtau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapanatau tidak untuk apa-apa,Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkataKaulah sekarang yang berkataKami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKenang, kenanglah kamiTeruskan, teruskan jiwa kamiMenjaga Bung Karnomenjaga Bung Hattamenjaga Bung SjahrirKami sekarang mayatBerikan kami artiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impianKenang, kenanglah kamiyang tinggal tulang-tulang diliputi debuBeribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi1948Brawidjaja,Jilid 7, No 16,1957DIPONEGORO Di masa pembangunan inituan hidup kembaliDan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.Pedang di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa mati.MAJUIni barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda menyerbu.Sekali berartiSudah itu mati.MAJUBagimu NegeriMenyediakan api.Punah di atas menghambaBinasa di atas ditindasSesungguhnya jalan ajal baru tercapaiJika hidup harus merasaiMajuSerbuSerangTerjang(Februari 1943)Budaya,Th III, No. 8Agustus 1954PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janjiAku sudah cukup lama dengan bicaramudipanggang diatas apimu, digarami lautmuDari mulai tgl. 17 Agustus 1945Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimuAku sekarang api aku sekarang lautBung Karno ! Kau dan aku satu zat satu uratDi zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayarDi uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh(1948)Liberty,Jilid 7, No 297,1954-AKUKalau sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih periDan aku akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagiMaret 1943 PENERIMAAN Kalau kau mau kuterima kau kembaliDengan sepenuh hatiAku masih tetap sendiriKutahu kau bukan yang dulu lagiBak kembang sari sudah terbagiJangan tunduk! Tentang aku dengan beraniKalau kau mau kuterima kembaliUntukku sendiri tapiSedang dengan cermin aku enggan berbagi.Maret 1943HAMPA kepada sriSepi di luar. Sepi menekan mendesak.Lurus kaku pohonan. Tak bergerakSampai ke puncak. Sepi memagut,Tak satu kuasa melepas-renggutSegala menanti. Menanti. Menanti.Sepi.Tambah ini menanti jadi mencekikMemberat-mencekung pundaSampai binasa segala. Belum apa-apaUdara bertuba. Setan bertempikIni sepi terus ada. Dan menanti DOA kepada pemeluk teguhTuhankuDalam termanguAku masih menyebut namamuBiar susah sungguhmengingat Kau penuh seluruhcayaMu panas sucitinggal kerdip lilin di kelam sunyiTuhankuaku hilang bentukremukTuhankuaku mengembara di negeri asingTuhankudi pintuMu aku mengetukaku tidak bisa berpaling13 November 1943

SAJAK PUTIH Bersandar pada tari warna pelangiKau depanku bertudung sutra senjaDi hitam matamu kembang mawar dan melatiHarum rambutmu mengalun bergelut sendaSepi menyanyi, malam dalam mendoa tibaMeriak muka air kolam jiwaDan dalam dadaku memerdu laguMenarik menari seluruh akuHidup dari hidupku, pintu terbukaSelama matamu bagiku menengadahSelama kau darah mengalir dari lukaAntara kita Mati datang tidak membelah

SENJA DI PELABUHAN KECIL buat: Sri Ajati Ini kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpautGerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang ombak.Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap1946

CINTAKU JAUH DI PULAU Cintaku jauh di pulau,gadis manis, sekarang iseng sendiriPerahu melancar, bulan memancar,di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.angin membantu, laut terang, tapi terasaaku tidak kan sampai padanya.Di air yang tenang, di angin mendayu,di perasaan penghabisan segala melajuAjal bertakhta, sambil berkata:Tujukan perahu ke pangkuanku saja,Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!Perahu yang bersama kan merapuh!Mengapa Ajal memanggil duluSebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!Manisku jauh di pulau,kalau ku mati, dia mati iseng sendiri.1946MALAM DI PEGUNUNGAN Aku berpikir: Bulan inikah yang membikin dingin,Jadi pucat rumah dan kaku pohonan?Sekali ini aku terlalu sangat dapat jawab kepingin:Eh, ada bocah cilik main kejaran dengan bayangan!1947

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS kelam dan angin lalu mempesiang diriku,menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugudi Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dinginaku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datangdan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;tapi kini hanya tangan yang bergerak lantangtubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku1949DERAI DERAI CEMARA cemara menderai sampai jauhterasa hari akan jadi malamada beberapa dahan di tingkap merapuhdipukul angin yang terpendamaku sekarang orangnya bisa tahansudah berapa waktu bukan kanak lagitapi dulu memang ada suatu bahanyang bukan dasar perhitungan kinihidup hanya menunda kekalahantambah terasing dari cinta sekolah rendahdan tahu, ada yang tetap tidak terucapkansebelum pada akhirnya kita menyerah1949-NISANBukan kematian benar menusuk kalbuKeridhaanmu menerima segala tibaTak kutahu setinggi itu di atas debuDan duka maha tuan tak bertahtaDENGAN MIRATKamar ini jadi sarang penghabisandi malam yang hilang batasAku dan engkau hanya menjengkaurakit hitamKan terdamparkahatau terserahpada putaran hitam?Matamu ungu membatuMasih berdekapankah kami ataumengikut juga bayangan itu1946TJERITA BUAT DIEN TAMAELABeta Pattiradjawanejang didjaga datu datuTjuma satuBeta Pattiradjawanekikisan lautberdarah lautbeta pattiradjawaneketika lahir dibawakandatu dajung sampanbeta pattiradjawane pendjaga hutan palabeta api dipantai,siapa mendekattiga kali menjebut beta punja namadalam sunyi malam ganggang menarimenurut beta punya tifapohon pala, badan perawan djadihidup sampai pagi tibamari menari !mari beria !mari berlupa !awas ! djangan bikin bea marahbeta bikin pala mati, gadis kakubeta kirim datu-datu !beta ada dimalam, ada disiangirama ganggang dan api membakar pulau .beta pattiradjawanejang didjaga datu-datutjuma satuAKU BERADA KEMBALIAku berada kembali. Banyak yang asing:air mengalir tukar warna,kapal kapal,elang-elangserta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain;rasa laut telah berubah dan kupunya wajahjuga disinari matari lain.HanyaKelengangan tinggal tetap saja.Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan;lebih lengang pula ketika berada antarayang mengharap dan yang melepas.Telinga kiri masih terpalingditarik gelisah yang sebentar-sebentarseterangguruhCHAIRIL ANWARPuisi Karya Chairil Anwar Berjudul " AKU "

Kalau Sampai Waktuku

Ku Mau Tak Seorang Kan Merayu

Tidak Juga Kau

Tak Perlu Sedu Sedan Itu

Aku Ini Binatang Jalang

Dari Kumpulannya Terbuang

Biar Peluru Menembus Kulitku

Aku Tetap Meradang Menerjang

Luka Dan Bisa Kubawa Berlari

Berlari

Hingga Hilang Pedih Perih

Dan Aku Akan Lebih Tidak Perduli

Aku Mau Hidup Seribu Tahun Lagi

CHAIRIL ANWAR

Puisi Karya Chairil Anwar Berjudul " SAJAK PUTIH "

Bersandar Pada Tari Warna Pelangi

Kau Depanku Bertudung Sutra Senja

Di Hitam Matamu Kembang Mawar Dan Melati

Harum Rambutmu Mengalun Bergelut Senda

Sepi Menyanyi, Malam Dalam Mendoa Tiba

Meriak Muka Air Kolam Jiwa

Dan Dalam Dadaku Memerdu Lagu

Menarik Menari Seluruh Aku

Hidup Dari Hidupku, Pintu Terbuka

Selama Matamu Bagiku Menengadah

Selama Kau Darah Mengalir Dari Luka

Antara Kita Mati Datang Tidak Membelah...

Doa (kepada pemeluk teguh) DOAkepada pemeluk teguh

TuhankuDalam termanguAku masih menyebut namamu

Biar susah sungguhmengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas sucitinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhankuaku hilang bentukremuk

Tuhankuaku mengembara di negeri asing

Tuhankudi pintuMu aku mengetukaku tidak bisa berpaling

Senja Di Pelabuhan Kecil SENJA DI PELABUHAN KECILbuat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Senja Di Pelabuhan Kecil SENJA DI PELABUHAN KECILbuat: Sri Ajati

Ini kali tidak ada yang mencari cintadi antara gudang, rumah tua, pada ceritatiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlautmenghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elangmenyinggung muram, desir hari lari berenangmenemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerakdan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalanmenyisir semenanjung, masih pengap harapsekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalandari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

NISAN

Bukan kematian benar menusuk kalbuKeridhaanmu menerima segala tibaTak kutahu setinggi itu di atas debuDan duka maha tuan tak bertahta.