puisi lama pulung

42
Senin, 04 Februari 2008 Puisi Lama PUISI LAMA A.PENGERTIAN Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain : 1 . Jumlah kata dalam 1 baris 2. Jumlah baris dalam 1 bait 3. Persajakan (rima) 4. Banyak suku kata tiap baris 5. Irama B. MACAM-MACAM PUISI LAMA 1. MANTRA Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Contoh: Assalammu’alaikum putri satulung besar Yang beralun berilir simayang Mari kecil, kemari Aku menyanggul rambutmu Aku membawa sadap gading Akan membasuh mukamu 2.GURINDAM Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India) CIRI-CIRI GURINDAM:

Upload: akbarsujiwa

Post on 26-Sep-2015

134 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

nbvnbv

TRANSCRIPT

Senin, 04 Februari 2008

Puisi Lama

PUISI LAMA

A.PENGERTIANPuisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :1

. Jumlah kata dalam 1 baris2. Jumlah baris dalam 1 bait3. Persajakan (rima)4. Banyak suku kata tiap baris5. Irama

B. MACAM-MACAM PUISI LAMA

1. MANTRAMantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.

Contoh:

Assalammualaikum putri satulung besarYang beralun berilir simayangMari kecil, kemariAku menyanggul rambutmuAku membawa sadap gadingAkan membasuh mukamu

2.GURINDAMGurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

CIRI-CIRI GURINDAM:

a. Sajak akhir berirama a a ; b b; c c dst.b. Berasal dari Tamil (India)c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.

Contoh :Kurang pikir kurang siasat (a) Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. SYAIRSyair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

CIRI - CIRI SYAIR :

a. Setiap bait terdiri dari 4 barisb. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku katac. Bersajak a a a ad. Isi semua tidak ada sampirane. Berasal dari Arab

Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)Tersebutlah sebuah cerita (a)Sebuah negeri yang aman sentosa (a)Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)Tanahnya luas lagi subur (a)Rakyat teratur hidupnya makmur (a)Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)Tampan rupawan elok parasnya (a)Adil dan jujur penuh wibawa (a)Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

4.PANTUNPantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

CIRI CIRI PANTUN :

1. Setiap bait terdiri 4 baris2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran 3. Baris 3 dan 4 merupakan isi4. Bersajak a b a b5. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Ada pepaya ada mentimun (a)Ada mangga ada salak (b)Daripada duduk melamun (a)Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

a. PANTUN BIASAPantun biasa sering juga disebut pantun saja.Contoh :

Kalau ada jarum patahJangan dimasukkan ke dalam petiKalau ada kataku yang salahJangan dimasukan ke dalam hati

2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:

a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua. b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketigac. Dan seterusnya

Contoh :Lurus jalan ke Payakumbuh,Kayu jati bertimbal jalanDi mana hati tak kan rusuh,Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan,Turun angin patahlah dahanIbu mati bapak berjalan,Ke mana untung diserahkan

3. TALIBUNTalibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.Jadi :Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c d

Contoh :Kalau anak pergi ke pekanYu beli belanak pun beli sampiranIkan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalanIbu cari sanak pun cari isiInduk semang cari dahulu

4. PANTUN KILAT ( KARMINA )CIRI-CIRINYA :

a. Setiap bait terdiri dari 2 barisb. Baris pertama merupakan sampiranc. Baris kedua merupakan isid. Bersajak a a e. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata

Contoh :

Dahulu parang, sekarang besi (a)Dahulu sayang sekarang benci (a)

2. DILIHAT DARI ISINYA

2.1. PANTUN ANAK-ANAKContoh :

Elok rupanya si kumbang jatiDibawa itik pulang petangTidak terkata besar hatiMelihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDAContoh :

Tanam melati di rama-ramaUbur-ubur sampingan duaSehidup semati kita bersamaSatu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUAContoh :

Asam kandis asam gelugurKedua asam riang-riangMenangis mayat di pintu kuburTeringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKAContoh :

Elok rupanya pohon belimbingTumbuh dekat pohon manggaElok rupanya berbini sumbingBiar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKIContoh :

Kalau puan, puan cemaraAmbil gelas di dalam petiKalau tuan bijak laksanaBinatang apa tanduk di kaki

Diposkan oleh Agepe (MediaPembelajaran SastraIndonesia) di 19:08

Label: Bentuk Karya Sastra

PUISI LAMAPuisi adalah bentuk karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.A. PUISI LAMAPuisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :

Jumlah kata dalam 1 baris

Jumlah baris dalam 1 bait

Persajakan (rima)

Banyak suku kata tiap baris

Irama

1. Ciri-ciri Puisi LamaCiri puisi lama:a) Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnyab) Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisanc) Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima2. Jenis Puisi LamaYang termasuk puisi lama adalah a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenakac) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendekd) Seloka adalah pantun berkaite) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihatf) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau ceritag) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris3. Contoh dari Jenis-jenis Puisi Lamaa) Mantra

Assalammualaikum putri satulung besarYang beralun berilir simayangMari kecil, kemariAku menyanggul rambutmuAku membawa sadap gadingAkan membasuh mukamu

b) Pantun

Kalau ada jarum patahJangan dimasukkan ke dalam petiKalau ada kataku yang salahJangan dimasukan ke dalam hati

c) Karmina

Dahulu parang, sekarang besi (a)Dahulu sayang sekarang benci (a)

d) Seloka

Lurus jalan ke Payakumbuh,Kayu jati bertimbal jalanDi mana hati tak kan rusuh,Ibu mati bapak berjalan

e) Gurindam

Kurang pikir kurang siasat (a)Tentu dirimu akan tersesat (a)Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )Bagai rumah tiada bertiang ( b )Jika suami tiada berhati lurus ( c )Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

f) Syair

Pada zaman dahulu kala (a)Tersebutlah sebuah cerita (a)Sebuah negeri yang aman sentosa (a)Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

g) Talibun

Kalau anak pergi ke pekanYu beli belanak pun beli sampiranIkan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalanIbu cari sanak pun cari isiInduk semang cari dahulu

4. Ciri-ciri dari jenis puisi lamaa) Mantra

Ciri-ciri:

Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.Bersifat lisan, sakti atau magisAdanya perulanganMetafora merupakan unsur pentingBersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misteriusLebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan. b) Pantun

Ciri ciri :

Setiap bait terdiri 4 baris

Baris 1 dan 2 sebagai sampiran

Baris 3 dan 4 merupakan isi

Bersajak a b a b

Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata

Berasal dari Melayu (Indonesia)

c) Karmina

Ciri-ciri karminaSetiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.Bersajak aa-aa, aa-bbBersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.Semua baris diawali huruf capital.Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.d) Seloka

Ciri-ciri selokaDitulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.e) Gurindam

Ciri-ciri gurindamBaris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjianbaris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.f) Syair

Ciri-ciri syairTerdiri dari 4 barisBerirama aaaaKeempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair g) Talibun

Ciri-ciri:

Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.

Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c d

Di Salihara

Membacakan "Leherku Batang Getah, Aku Menoreh Darah" (foto oleh Helga Worotitjan)

24 Juli 2004

[Kelas Puisi #1] Puisi Lama

Ada baiknya, kita tahu bagaimana bentuk-bentuk "puisi lama" - ini juga istilah yang menjadi semacam pembekuan dan pengalengan dari puisi yang sebenarnya hidup. Lama dan baru. Itu soal waktu. Kalau bentuk-bentuk "lama" itu kita pakai untuk puisi bertema sekarang, apakah dia puisi lama juga namanya?

Tapi, untuk sekadar tahu. Puisi "lama" merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh jumlah bait, jumlah larik tiap bait, jumlah suku kata tiap larik, dan rima. Mantra dan pantun adalah bentuk puisi lama asli Melayu; sedangkan syair berasal dari Arab, dan gurindam berasal dari Tamil atau India.

Mantra Merupakan salah satu bentuk puisi asli Indonesia terdiri atas beberapa bait dengan rangkaian kata yang benilai ritmis. Bahasa mantra dianggap mengandung kekuatan magis, oleh karenanya tidak semua orang dizinkan membacanya kecuali ahlinya, yaitu pawang.

Pasu jantan, pasu rencana Tutup pasu, penolak pasu Kau menantang pada aku Terjantang mataku

Jantungku sudah kugantung Hati kau sudah kurantai Sipulut namanya usar Berderailah daun selasih

Aku tutup hati yang besar Aku gantung lidah yang fasik Jantungku sudah kugantung Hatiku sudah kurantai

Rantai Allah, rantai Muhammad Rantai Baginda Rasulallah

Pantun Bentu puisi asli Melayu yang biasanya tiap bait terdiri atas empat baris yang dibagi atas dua baris pertama meerupakan sampiran, dan dua baris berikutnya merupakan isi. Rimanya adalah a b a b.

Berburu ke padang datar mendapat rusa belang kaki Berguru kepalang ajar bagai bunga kembang tak jadi

Karmina atau Pantun kilat (Pantun 2 larik; I sampiran dan 1 isi)

Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu bertanya pula

Talibun (6 larik: 3 sampiran, 3 isi)

Kalau anak pergi ke lepau0 Hiu beli belanak beli Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi merantau lbu cari sanak pun cari lnduk semang cari dahulu

Seloka atau Pantun Berkait (Ada pertalian antarbait)

Lurus jalan ke Payakumbuh Kayu jati bertimbal jalan Di mana hati tidak akan rusuh Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan turun angin patahlah dahan Ibu mati bapak berjalan kemana untung diserahkan

Gurindam Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India). Tiap bait terdiri alas dua baris, berisi nasihat. Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji dengan karyanya yang berjudul Gurindam Dua Belas.

Kurang pikir kurang siasat Tentu dirimu akan tersesat

Barang siapa tinggalkan sembahyang Bagai rumah tiada bertiang

Jika suami tak berhati lurus Istripun kelak memadi kurus

Syair Merupakan puisi lama yang berasal dari Arab. Tiap bait terdiri atas empat baris. Tiap baris biasanya mempunyai delapan sampai dua belas suku kata. Isinya cerita dan rimanya adalah a a a a.

Bulan purnama cahaya terang bintang seperti intan di karang Pungguk merawan seorang-orang Berahikan bulan di amah seberang

Pungguk becinta pagi dan petang melihat bulan di pagar bintang Terselap merindu dendamnya datang dari saujana pungguk menentang.

Kalau Takut Jangan Berani-Berani,Kalau Berani Jangan Takut-Takut.

Lowongan Kerja Terbaru Index Of Mp3Puisi Lama, Pantun Teka TekiDesember 24th, 2008 Tagged pengertian puisi, Puisi, puisi baru, puisi lama, puisi lama adalah

A.PENGERTIANPuisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan.

Aturan- aturan itu antara lain :1

. Jumlah kata dalam 1 baris2. Jumlah baris dalam 1 bait3. Persajakan (rima)4. Banyak suku kata tiap baris5. Irama

B. MACAM-MACAM PUISI LAMA

1. MANTRAMantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.

Contoh:

Assalammualaikum putri satulung besarYang beralun berilir simayangMari kecil, kemariAku menyanggul rambutmuAku membawa sadap gadingAkan membasuh mukamu

2.GURINDAMGurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India)

CIRI-CIRI GURINDAM:

a. Sajak akhir berirama a a ; b b; c c dst.b. Berasal dari Tamil (India)c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.

Contoh :Kurang pikir kurang siasat (a)Tentu dirimu akan tersesat (a)

Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )Bagai rumah tiada bertiang ( b )

Jika suami tiada berhati lurus ( c )Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. SYAIRSyair adalah puisi lama yang berasal dari Arab.

CIRI - CIRI SYAIR :

a. Setiap bait terdiri dari 4 barisb. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku katac. Bersajak a a a ad. Isi semua tidak ada sampirane. Berasal dari Arab

Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)Tersebutlah sebuah cerita (a)Sebuah negeri yang aman sentosa (a)Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)Tanahnya luas lagi subur (a)Rakyat teratur hidupnya makmur (a)Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)Tampan rupawan elok parasnya (a)Adil dan jujur penuh wibawa (a)Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

4.PANTUNPantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat.

CIRI CIRI PANTUN :

1. Setiap bait terdiri 4 baris2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran3. Baris 3 dan 4 merupakan isi4. Bersajak a b a b5. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata6. Berasal dari Melayu (Indonesia)

Contoh :

Ada pepaya ada mentimun (a)Ada mangga ada salak (b)Daripada duduk melamun (a)Mari kita membaca sajak (b)

MACAM-MACAM PANTUN

1. DILIHAT DARI BENTUKNYA

a. PANTUN BIASAPantun biasa sering juga disebut pantun saja.Contoh :

Kalau ada jarum patahJangan dimasukkan ke dalam petiKalau ada kataku yang salahJangan dimasukan ke dalam hati

2. SELOKA (PANTUN BERKAIT)Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait merupakan jalinan atas beberapa bait.

CIRI-CIRI SELOKA:

a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait ketigac. Dan seterusnya

Contoh :Lurus jalan ke Payakumbuh,Kayu jati bertimbal jalanDi mana hati tak kan rusuh,Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan,Turun angin patahlah dahanIbu mati bapak berjalan,Ke mana untung diserahkan

3. TALIBUNTalibun adalah pantun jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.Jadi :Apabila enam baris sajaknya a b c a b c.Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a b c d a b c d

Contoh :Kalau anak pergi ke pekanYu beli belanak pun beli sampiranIkan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalanIbu cari sanak pun cari isiInduk semang cari dahulu

4. PANTUN KILAT ( KARMINA )CIRI-CIRINYA :

a. Setiap bait terdiri dari 2 barisb. Baris pertama merupakan sampiranc. Baris kedua merupakan isid. Bersajak a ae. Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata

Contoh :

Dahulu parang, sekarang besi (a)Dahulu sayang sekarang benci (a)

2. DILIHAT DARI ISINYA

2.1. PANTUN ANAK-ANAKContoh :

Elok rupanya si kumbang jatiDibawa itik pulang petangTidak terkata besar hatiMelihat ibu sudah datang

2.2. PANTUN ORANG MUDAContoh :

Tanam melati di rama-ramaUbur-ubur sampingan duaSehidup semati kita bersamaSatu kubur kelak berdua

2.3. PANTUN ORANG TUAContoh :

Asam kandis asam gelugurKedua asam riang-riangMenangis mayat di pintu kuburTeringat badan tidak sembahyang

2.4. PANTUN JENAKAContoh :

Elok rupanya pohon belimbingTumbuh dekat pohon manggaElok rupanya berbini sumbingBiar marah tertawa juga

2.5. PANTUN TEKA-TEKIContoh :

Kalau puan, puan cemaraAmbil gelas di dalam petiKalau tuan bijak laksanaBinatang apa tanduk di kaki

Puisi Berdasarkan Zaman danBentuknya 28 Juli, 2009Posted by abdurrosyid in Hobiku Menulis. Tags: baru, jenis, kontemporer, lama, macam, pembagian, puisitrackback Berdasarkan zamannya, puisi bisa dibedakan menjadi puisi lama, puisi baru, dan puisi kontemporer. Hampir semua puisi lama dibuat dengan sangat terikat pada aturan-aturan yang meliputi: 1) jumlah kata dalam 1 baris, 2) jumlah baris dalam 1 bait, 3) persajakan (rima), 4) banyak suku kata tiap baris, dan 5) irama (ritma).

Adapun puisi baru sudah mulai meninggalkan aturan-aturan dalam puisi lama. Hanya saja dalam puisi baru masih memperhatikan jumlah baris dalam tiap baitnya.

Sedangkan puisi kontemporer sudah jauh lebih bebas dari segala aturan seperti yang ada pada puisi lama dan bahkan puisi baru. Puisi kontemporer biasanya mengutamakan isi daripada bentuknya. Misalnya, rima, irama dan yang lainnya, tidak lagi terlalu diperhatikan dalam penyusunan puisi kontemporer. Meskipun puisi kontemporer telah bebas dari segala aturan seperti yang mengikat pada puisi lama dan bahkan puisi baru, tetapi ia tetap berbentuk puisi yang memiliki perbedaan dengan karya sastra yang lain. Karya sastra puisi tetap menggunakan bahasa yang singkat dan padat. Pemilihan kata atau diksi dalam puisi juga harus sangat selektif dan ketat. Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi harus diperhitungkan dari berbagai segi, seperti makna, kekuatan citraan, dan jangkauan simboliknya.

Adapun macam-macam puisi lama adalah sebagai berikut.

1. Mantra. Mantra merupakan puisi tua. Keberadaannya pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Contoh:

Assalammualaikum putri satulung besarYang beralun berilir simayangMari kecil, kemariAku menyanggul rambutmuAku membawa sadap gadingAkan membasuh mukamu

2.Gurindam. Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India), yang sajak akhirnya berirama a a ; b b; c c dst, dan isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatu sebab akibat. Contoh :

Kurang pikir kurang siasat (a)Tentu dirimu akan tersesat (a)Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )Bagai rumah tiada bertiang ( b )Jika suami tiada berhati lurus ( c )Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

3. Syair. Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab, dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) setiap bait terdiri dari 4 baris, 2) setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata, 3) bersajak a a a a, dan 4) semuanya isi, tidak ada sampiran. Contoh :

Pada zaman dahulu kala (a)Tersebutlah sebuah cerita (a)Sebuah negeri yang aman sentosa (a)Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

Negeri bernama Pasir Luhur (a)Tanahnya luas lagi subur (a)Rakyat teratur hidupnya makmur (a)Rukun raharja tiada terukur (a)

Raja bernama Darmalaksana (a)Tampan rupawan elok parasnya (a)Adil dan jujur penuh wibawa (a)Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

4. Pantun. Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Ciri-cirinya adalah: 1) setiap bait terdiri dari 4 baris, 2) baris 1 dan 2 sebagai sampiran, 3) baris 3 dan 4 merupakan isi, 4) bersajak a b a b, dan 5) setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata. Contoh:

Ada pepaya ada mentimun (a)Ada mangga ada salak (b)Daripada duduk melamun (a)Mari kita membaca sajak (b)

5. Bidal. Bidal adalah bahasa berkias untuk mengungkapkan perasaan yang sehalus-halusnya, hingga orang lain yang mendengarkan harus mendalami dan meresapi arti serta maksud dalam hatinya sendiri, biasanya berisi nasihat, sindiran, peringatan, dan sebagainya. Menurut penggunaannya bidal bisa diklasifikasikan menjadi: pepatah, perumpamaan, tamsil, ibarat, amsal, pemeo, peribahasa, ungkapan, dan perumpamaan.

Pepatah, adalah kiasan tepat yang berupa kalimat sempurna dan pendek, pada mulanya dimaksudkan untuk mematahkan pembicaraan orang lain. Contoh:

1. Buruk muka cermin dibelah.2. Anjing menyalak takkan menggigit.3. Besar bungkus tak berisi.

Perumpamaan, adalah majas yang berupa perbandingan dua hal yang pada hakikat berbeda, tetapi sengaja dianggap sama (secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata pembanding umpama, bak, bagai, seperti, ibarat, dsb). Contoh:

1. Soraknya seperti gunung runtuh.2. Wajahnya laksana bulan kesiangan.3. Seperti mendapat durian runtuh.

Ibarat, adalah perbandingan dengnan seterang-terangnya dengan keadaan alam sekitarnya, yang mengandung sifat puisi di dalamnya. Contoh:

1. Hendaklah seperti tembikar, pecah satu pecah semua.2. Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang.3. Bagai anak ayam kehilangan induk, selalu saja dalam kebingungan.

Amsal, adalah kalimat pendek untuk mengajarkan suatu kebenaran. Contoh:

1. Biar badan penat, asal hati suka.2. Boleh dipelajari, jangan diikuti (untuk sesuatu yang jelek).

Tamsil, adalah kiasan pendek yang bersajak dan berirama, seperti pantun kilat atau karmina. Contoh:

1. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.2. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.3. Dekat kabut mata tertutup, dekat maut maaf tertutup.

Pemeo, adalah kata-kata atau kalimat-kalimat singkat baik yang mengandung ejekan atau semangat, yang ditiru dari ucapan seseorang, dan kemudian sering diucapkan atau dipakai dalam masyarakat. Contoh:

1. Sekali merdeka, tetap merdeka!2. Maju terus, pantang mundur!3. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung!

Adapun puisi baru, berdasarkan bentuknya bisa dibedakan sebagai berikut:

1. Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua seuntai). Contoh:

Di pasar baru merekalalu mengada-menggayaMeningkat sudah kesaltak tahu apa dibuat(Chairil Anwar)

2. Tersina, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai). Contoh:

Dalam ribaan pagi bahagia datangTersenyum bagai kencanaMengharum bagai cendanaDalam bahagia cinta tiba melayangBersinar bagai matahariMengwarna bagaikan sari(Sanusi Pane)

3. Kuatrain, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat seuntai). Contoh:

Aku menimbang-nimbang mungkinKita berdua menjadi satuGaji dihitung-hitungCukup tidak untuk berdua

Hati ingin sempurna dengan engkauSama derita sama gembiraKepala pusing-pusing menimbang-nimbangMenghitung-hitung uang bagi kita(Armyn Pane)

4. Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima seuntai). Contoh:

Satu-satu perasaanYang saya rasakanHanya dapat saya katakanKepada tuanYang pernah merasakan(Or Mandank)

5. Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam seuntai). Contoh:

Di kelam hitam mengepungMenjerit peluit kereta malamMerintih ke langitDerita hidup mengepungMenjerit bangsaku sedang berjuangMerintih ke langit(Nursyamsu)

6. Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh seuntai). Contoh:

Duduk di pantai tanah yang permaiTempat gelombang pecah berderaiBerbuih putih di pasir terderaiTampaklah pulaudi lautan hijauGunung-gemunung bagus rupanyaDilimpahi air mulia tampaknyaTumpah darahku Indonesia namanya.(Muh. Yamin)

7. Stanza / Oktava, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris (double kutrain atau puisi delapan seuntai). Contoh:

Awan datang melayang perlahanSerasa bermimpi, serasa beranganBertambah lama, lupa sendiriBertambah halus, akhirnya seriDan bentuk menjadi hilangDalam langit biru gemilangDemikian jiwaku lenyap sekarangDalam kehidupaan teduh tenang.(Sanusi Pane)

8. Soneta, adalah puisi yang terdiri atas empat belas baris yang terbagi menjadi dua, dua bait pertama masing-masing empat baris dan dua bait kedua masing-masing tiga baris. Soneta berasal dari kata sonneto (Itali) perubahan dari kata sono yang berarti suara. Jadi dapat dikatakan bahwa soneta adalah puisi yang bersuara. Di Indonesia soneta masuk dari negeri Belanda diperkenalkan oleh Muh. Yamin dan Roestam Effendi, karena itulah mereka berdualah yang dianggap sebagai Pelopor/Bapak Soneta Indonesia. Bentuk soneta Indonesia tidak lagi tunduk pada syarat-syarat soneta Italia atau Inggris, tetapi lebih mempunyai kebebasan dalam segi isi maupun rimanya. Yang menjadi pegangan adalah jumlah barisnya (empat belas baris). Contoh:

Gita Gembala

Lemah gemulai lembut deranaBertiuplah angin sepantun ributMenuju gunung arah ke sanaMembawa awan bercampur kabut

Dahan bergoyang sambut menyambutMenjatuhkan embun jernih warnanyaMenimpa bumi beruap dan lembutSebagai benda tiada berguna

Jauh di sana diliputi awanTerdengar olehku bunyi nan rawanSeperti permata di dada perawan

Alangkah berahi rasanya jantungMendengarkan bunyi suara kelintungMelagukan gembala membawa untung(Muh. Yamin)

9. Sanjak Bebas, adalah suatu bentuk sanjak yang tidak dapat diberi nama dengan nama-nama yang sudah tertentu baik dalam puisi lama maupun puisi baru. Yang dipentingkan dalam jenis ini adalah kandungan isi bukan bentuk. Kandungan isi dimaksudkan sebagai ekspresi bebas dari jiwanya, dari pengungkapan rasa pribadinya. kalau perlu bahasa pun dapat tunduk kepada isinya. Sanjak-sanjak ini merupakan salah ciri angkatan 45, sebuah salah satu perwujudan dari gelora jiwanya. Contoh:

Aku

Kalau sampai waktukuKu mau tak seorang kan merayuTidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalangDari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitkuAku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlariBerlariHingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagi

Sanjak karya Chairil Anwar di atas menggambarkan pemberontakan jiwanya, semangat hidupnya yang menuntut kebebasan.

Adapun puisi kontemporer bisa dibedakan menjadi beberapa ragam sebagai berikut:

1. Puisi Tanpa Kata, yaitu puisi yang sama sekali tidak menggunakan kata sebagai alat ekspresinya. Sebagai gantinya di gunakan titik-titik, garis, huruf, atau simbol-simbol lain.

2. Puisi Mini Kata, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata dalam jumlah yang sangat sedikit, dilengkapi dengan symbol lain yang berupa huruf, garis, titik, atau tanda baca lain.

3. Puisi Multi Lingual, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata atau kalimat dari berbagai bahasa, baik bahasa daerah maupun bahasa asing.

4. Puisi Tipografi, yaitu puisi kontemporer yang memandang bentuk atau wujud fisik puisi mampu memperkuat ekspresi puisi. Bahkan wujud fisik puisi dipandangg sebagai salahh satu unsure puisi, sebagai suatu tanda yang memiliki makna tertentu, yang tidak terlepas dari keseluruhan makna puisi.

5. Puisi Supra Kata, yaitu puisi kontemporer yang menggunakan kata-kata konvensional yang dijungkir-balikkan atau penciptaan kata-kata baru yang belum pernah ada dalam kosakata bahasa Indonesia. Puisi macam ini lebih mementingkan aspek bunyi dan ritme, sehingga merangsang timbulnya suasana magis (cenderung sebagai puisi mantra).

6. Puisi Idiom Baru. Puisi ini dibedakan dengan puisi konvensional terutama oleh penggunaan idiom-idiom baru yang terdapat didalamnya. Puisi idiom baru tetap menggunakan kata sebagai alat ekspresinya, tetapi kata tersebut dibentuk dan diungkapkan dengan cara baru, diberi nyawa baru. Digunakan idiom-idiom baru yang belum pernah dijumpai sebelumnya.

7. Puisi Mbeling. Puisi ini pada umumnya mengandung unsur humor, bercorak kelakar. Dalam puisi ini sering terdapat unsure kritik, terutama kritik sosial. Puisi mbeling tidak mengharamkan penggunaan suatu kata. Semua kata mempunyai hak yang sama dalam penulisan puisi ini.

Apakah tulisanku ini bisa dikategorikan prosa liris?

GURATAN MEGA(Masyaallah, ucapku gundah)

rasa sakit yang berkarat disertai pelintiran yang mengguncahkan dipuser tulang gawangku . hanya bisa menghela nafas panjang. seberat inikah yang harus aku tanggung,dari satu ikrar?Read more (534 words)

seminggu tergolek dalam ruang pengab dengan baling baling kapal pesiar diujung hidungku.adalah ruang yang lebih pantas disebut penjara.sedang tarian jiwa yang selama ini terbina, hanya mampu memandang gamang padaku.walau sempat kuartikan, bahwa sorot mata dan sikapnya yang tak bersahabat lagi, sebagai pemberontakan dibawah alam sadarnya.

ini yang kesekian kalinya, terulang dan terulang lagi.ibarat batas samudra....... inilah bibirnya. ibarat gunung berapi..... inilah lahar didihnya.

"ngapain kek Mas, jangan tidur melulu!", ucap istriku spontan."mangkanya, kalau jadi orang itu jangan pilih pilih kerjaan", ucapnya ringan. seringan langkahnya meninggalkan aku yang bengong melompong kayak keyong.

"Astaghfirullah", ucapku terkesima terduduk dari tidur rebahku.

"benarkah itu?", batinku memberontak

menerawang jauh berhektar hektar ladang yang pernah aku singgahi. berpuluh puluh peluh tertampung dalam baqi.

"apakah belum tercukupi lampah lakuku ini Yaa Allah", rintihku sedih seraya menahan nyeri.... menahan sakit tubuh ini..... berusaha menjauhkan sakwa sangka diri.

aku berusaha bangun dari rasa jengah. kuhampiri sudut meja tuk awalku merayap kedinding. bagai cecak masuk comberan yang menggelepar lepaskan ekornya.

kulihat istriku menyusui si jabang bayi dengan asinya yang masih aduhai. tapi bara yang masih bertengger diumbun umbun kepala, membuatku tak pedulikan lagi.

tanpa pikir panjang, kuambil sepedaku yang selama ini setia menemaniku keliling aral rintang kehidupan.tanpa pamit, ku ayuh sepeda dengan bara yang semakin menyala. pikiran melayang entah kemana.

mulanya memang sakit ini tak terperi, air mataku mengalir tiada henti.aku tak mungkin menyalahkan istriku.... menyalahkan Allah apa lagi..... semua itu memang ketololanku.

perlahan lahan rasa sakit mulai menghilang.... puji syukur perlahan lahan mampu kuucapkan. tapi bara ini belum mampu aku padamkan.

"Yaa Allah, mungkinkah aku harus mati dalam penyesalan? dimana hidupku dengan segala tanggung jawabku terkalahkan oleh kebodohanku?" jerit batinku sambil tetap mengayuh sepeda perlahan lahan.

mulutku semakin mengalir menyebut Asma'ul husna-Nya, dengan kayuh sepeda yang mulai teratur. seteraturnya nafasku yang mulai reda gemuruhnya.

kupandang kiri kanan jalan, indah pesona-Mu Yaa Allah. dimana bentangan sawah dengan pengolahnya yang giat terpampang dimataku.

"apakah aku kurang bersyukur?", jentik batinku membuat terbuka rona kelambu masa lalu. terkuak semakin lebar.

dalam perjalanan laraku, ternyata Allah masih sayang padaku. introspeksi adalah jalan keluarku, tapi bukan jalan memenuhi tuntutan istriku.

kulihat langit mengguratkan pena kuasa-Nya. hanya puji syukur yang mulai aku senandungkan.sungguh, kuasa-Nya membuat sepedaku yang telah jauh dan terlampau jauh bagi seorang pesakitan. berputar balik untuk pulang kerumah.rasa sakit dan amarah yang tadi menggejolak, telah hilang.... sirna.mungkin ini semua karena kehendak-Nya juga.

"dari mana saja mas?", tanya istriku ramah dihalaman rumah

aku tersenyum, menghampirinya dengan tetap bertengger diatas sepeda.

"terima kasih ya?", ucapku bergetar... seraya mencium keningnya.

istriku terpana,sorot matanya menandakan ketidak tahuannya.

aku tersenyum padanya seraya menaruh sepeda kesayanganku diteras rumah.aku dendangkan lagu ciptaanku yang baru saja aku buat sambil mengayuh sepeda dijalan.

senggang alam menghardik sepoi anginbercucur buih sepagutanhasutan akal sebilah sembiluaku merasa tak cukup hanya beralas angan

guratan mega remang senja pembatas malamakurkan hasrat setinggi karang.........................................

terima kasih Allah, ucapkuKau sehatkan aku dari lunglai rasa ragu,tentunya hanya pada-Mu kupanjatkan puji syukurku.

Amin

Anggamaniacs BlogJust another WordPress.com weblog

fasilitas cetak gabung (mailmerge)PUISILAMAA. Puisi Lama1. Mantra, adalah puisi lama yang dipercaya dapat mendatangkan kekuatan gaib yang biasanya diajarkan atau diucapkan oleh pawang untuk menandingi kekuatan yang lain. Misalnya mantra untuk membangkitkan keberanian kepada harimau seperti di bawah ini.

Hai si Gempar AlamGegap gempitaJarum besi akan romakuUlar berbisa akan janggutkuBuaya akan tongkat mulutku2. Bidal, adalah bahasa berkias untuk mengungkapkan perasaan yang sehalus-halusnya, hingga orang lain yang mendengarkanharus mendalami dan meresapi arti serta maksud dalam hatinya sendiri, biasanya berisi nasihat, sindiran, peringatan, dan sebagainya. Menurut penggunaannya bidal bisa diklasifikasikan menjadi: pepatah, perumpamaan, tamsil, ibarat, amsal, pemeo, peribahasa, ungkapan, dan perumpamaan.

Peribahasa, adalah kelompok kata atau kalimat yangtetap susunannya dan mengisahkan maksud tertentu. Yang termasuk ke dalam jenis peribahahasa ini adalah ungkapan, perumpamaan, ibarat, tamsil.

Pepatah, adalah kiasan tepat yang berupa kalimat sempurna dan pendek, pada mulanya dimaksudkan untuk mematahkan pembicaraan orang lain.Contoh:

1. Buruk muka cermin dibelah.2. Anjing menyalak takkan menggigit.3. Besar bungkus tak berisi.

Perumpamaan, adalah majas yang berupa perbandingan dua hal yang pada hakikat berbeda, tetapi sengaja dianggap sama (secara eksplisit dinyatakan dengan kata-kata pembanding umpama, bak, bagai, seperti, ibarat, dsb).Contoh:

1. Soraknya seperti gunung runtuh.2. Wajahnya laksana bulan kesiangan.3. Seperti mendapat durian runtuh.

Ibarat, adalah perbandingan dengnan seterang-terangnya dengan keadaan alam sekitarnya, yang mengandung sifat puisi di dalamnya.Contoh:

1. Hendaklah seperti tembikar, pecah satu pecah semua.2. Ibarat bunga, segar dipakai layu dibuang.3. Bagai anak ayam kehilangan induk, selalu saja dalam kebingungan.

Amsal, adalah kalimat pendek untuk mengajarkan suatu kebenaran.Contoh:

1. Biar badan penat, asal hati suka.2. Boleh dipelajari, jangan diikuti (untuk sesuatu yang jelek).Tamsil, adalah kiasan pendek yang bersajak dan berirama, seperti pantun kilat atau karmina.Contoh:

1. Ada ubi ada talas, ada budi ada balas.2. Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi.3. Dekat kabut mata tertutup, dekat maut maaf tertutup.

Pemeo, adalah kata-kata atau kalimat-kalimat singkat baik yang mengandung ejekan atau semangat, yang ditiru dari ucapan seseorang, dan kemudian sering diucapkan atau dipakai dalam masyarakat.Contoh:

1. Sekali merdeka, tetap merdeka!2. Maju terus, pantang mundur!3. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung!

3. Pantun, adalah puisi lama asli Indonesia (milik/budaya asli bangsa Indonesia) yang benar-benar berasal dari dari kesusastraan anak negeri sendiri. Kata pantun merupakan bentuk krama inggil pari bahasa Jawa. Dalam bahasa Sanskerta terdapat kata paribhasya (dalam bahasa Indonesia menjadi peribahasa) yang berakar kata rik/rit yang mendaung arti kira-kira sama dengan mengatur/menyusun. Sementara itu kata pantun dapat pula diurai dari akar kata tun yang dalam bahasa Kawi (Jawa Kuno) berarti tuntun-atuntun yang berarti mengatur. Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa arti kata pantun pada umumnya sama dengan aturan, susunan.

Jenis-jenis PantunMenurut jumlah barisnya pantun dibedakan menjadi pantun biasa, pantun kilat/karmina, talibun, dan pantun berkait.

Pantun BiasaCiri-ciri pantun biasa adalah:setiap bait terdiri atas empat baris,setiap barus terdiri atas 8 sampai dengan 12 suku kata,dua baris pertama merupakan sampiran, dua baris kedua merupakan isi,bersajak-sajak silang (a b a b),berisi curahan perasaan (kalbu), sindiran, nasihat, dandapat selesai dalam satu bait.

Contoh:Air dalam bertambah dalamHujan di hulu belum lagi teduhHati dendam bertambah dendamDendam dahulu belum lagi sembuh.

Pantun Kilat (Karmina)Ciri-ciri pantun kilat adalah:setiap bait terdiri atas 2 baris,setiap barus terdiri atas 8 sampai dengan 12 suku kata,baris pertama merupakan sampiran, baris kedua merupakan isi,bersajak sama (a a), danberisi curahan perasaan (kalbu), sindiran, nasihat.Contoh:Ada ubi ada talas, Sudah gaharu cendana pula,Ada budi ada balas. Sudah tahu bertanya pula.

TalibunCiri-ciri talibun adalah:terdiri atas lebih dari 4 baris dalam setiap baitnya (selalu genap: 6, 8, 10, dst.),terbagi atas dua bagian, yaitu sampiran dan isi,bersajak silang (misalnya untuk 6 baris adalah a b c a b c)Contoh:Kalau anak pergi ke lepauHiu beli belanak beliIkan panjang beli dahuluKalau anak pergi merantauIbu cari sanak pun cariInduk semang cari dahulu.

Pantun BerkaitCiri-ciri pantun berkait adalah:pantun ini tidak selesai dalam satu bait, minimal dua bait,baris kedua dan keempat bait pertama menjadi baris kesatu dan ketiga pada bait kedua, dansecara umum ciri setiap bait sama dengan pantun biasa.Contoh:Bunga melur cempaka biruBunga rampai di dalam puanTujuh malam semalam rinduBelum sampai padamu tuan

Bunga rampai di dalam puanRuku-ruku dari peringgitBelum sampai padamu tuanRindu saya bukan sedikit

Pantun Mulia, adalah pantun yang tidak saja bersajak akhir, tetapi juga bersajak tengah; serta sampiran dan isinya memperlihatkan hubungan yang erat. Apa yang dikatakan isi pantun sudah terbayang pada sampirannya.Contoh:Air dalam bertambah dalamHujan di hulu belum lagi teduhHati dendam bertambah dendamDendam dahulu belum lagi sembuh

Pantun Modern, adalah pantun yan tidak bersampiran, semua baris merupakan isi (seperti syair) hanya sja sajaknya masih berpegang pada persajakan pantun, yaitu sajak silang (a b a b).Contoh:Serumpun bambu di tepi kolamMelambai jaya menjatuhkan bayangDilengkung angin duduk bermuramTak ketentuan daunnya melayang

Menurut isinya pantun bisa dibedakan sebagaimana pada table di bawah ini.

PANTUNJENIS PANTUNCONTOHPantun Anak-anakPantun Bersuka CitaElok rupanya si kumbang jantiDibawa itik pulang petangTak terkata besar hatiMelihat ibu sudah datangPantun Berduka CitaLurus jalan ke PayakumbuhKayu jati bertimbal jalanDi mana hati tidak kan rusuhIbu mati bapa berjalanPantun Orang MudaPantun Dagang/NasibAsam pauh dari seberangTumbuhnya dekat tepi tebatBadan jauh di rantau orangSakit siapa akan mengobatPantun PerkenalanElok sungguh permata SelanBuatan dewa dari angkasaPahit sungguh rindukan bulanBulan tidak menimbangkan rasaPantun Berkasih-kasihanDari mana punai melayangDari paya turun ke padiDari mana kasih sayangDari mata turun ke hatiPantun PerceraianKalau ada sumur di ladangBolehlah kita menumpang mandiKalau ada umurku panjangTentulah kita bertemu lagiPantun Beriba hatiKalau begini tarap papanKe barat juga kan condongnyaKalau begini untung badanMelarat juga kesudahannyaPantun JenakaElok jalan ke kota tuaBertimbal jalan berbatang rapatElok kita berbini tuaPerut kenyang pelajaran dapatPantun TuaPantun NasihatPisang emas bawa berlayarMasak sebiji di atas petiUtang emas boleh dibayarUtang budi dibawa matiPantun AdatRama-rama si kumbang jantiKhotib Endah pulang berkudaPatah tumbuh hilang bergantiPusaka tinggal bergantiPantun AgamaKemumu di dalam semakJatuh melayang selaranyaMeski ilmu setinggi tegakTidak sembahyang apa gunanya

4. Syair, adalah salah satu jenis puisi lama dengan pengaruh Islam (Arab). Syair tumbuh dan berkembang dalam kesusastraan Indonesia bersama-sama dengan masuknya agama Islam di Indonesia (sekitar tahun 1300 M). Kata syair berarti menggubah atau mengikat sastra. Syair berasal dari bahasa Arab syara yang berarti bertembang. Syair biasa digunakan untuk bercerita (cerita dengan bentuk puisi)

Ciri-ciri syair adalah:setiap bait terdiri atas 4 baris,setiap baris terdiri atas 8 sampai dengan 12 suku kata,semua baris merupakanisi yang saling berkaitan,bersajak sama/rangkai ( a a a a),berisi nasihat, cerita, hikayat, atau tentang ilmu, dantidak dapat selesai dalam satu bait.Contoh:Dengarlah kisah suatu riwayatRaja di desa negeri KembayatDikarang fakir dijadikan hikayatDibuatlah syair serta berniat

Khabarnya orang empunya tamasyaBaginda itulah raja perkasaTiadalah ia merasai susahEntahlah kepada esok dan lusa dan seterusnya.Berdasarkan isinya syair dapat dibedakan sebagaimana table di bawah ini.No.Jenis SyairContoh Judul1.Syair yang berisi cerita PanjiSyair Ken Tambuhan2.Syair yang berisi cerita khayal1. Syair Bidasari2. Syair Abdul Muluk3. Syair Anggun Cik Tunggal3.Syair yang berisi cerita nyata/benar-benar terjadi1. Syair Singapura Dimakan Api2. Syair Pulau Belitung4.Syair yang berisi kiasan1. Syair Burung Pungguk2. Syair Burung Nuri5.Syair yang berisi terjemahan atau saduran1. Syair Bayan Budiman2. Syair Siti Marhumah yang Saleh3. Syair Cerita-cerita Wayang.6.Syair Agama, Didaktik, dan Mistik1. Syair Bustanussalatina2. SyairPelanduk Jenaka3. Syair Orang Makan Madat

5. Gurindam, adalah puisi lama berbentuk dua seuntai.Ciri-ciri gurindam adalah:setiap bait terdiri atas dua baris,setiap baris tidak terikat oleh jumlah suku kata,bersajak terus (a a),baris pertama merupakan sebab/syarat, baris kedua merupakan akibat/jawab, danbersisi nasihat.Contoh:Kepada orang tua hendaklah hormatAgar hidup tetap selamat

Baik-baik memilih kawanSalah-salah menjadi lawan

Contoh gurindam yang terkenal adalah Gurindam XII karya Raja Ali Haji yang terdiri atas dua belas pasal.

6. Seloka, berasal dari celoka(Sanskerta) yaitu suatu ikatan (puisi) yangtiap bait terdiri atas dua baris dan tidak terikat oleh jumlah suku kata. Seloka berasal dari India kurang lebih tahun 100 M.Contoh seloka yang asli adalah sebagaimana yang terdapat dalam Mahabharata dan Ramayana. Sedangkan seloka yang sudah berkembang di Indonesia cenderung merupakan puisi dua seuntai yang tidak terikat oleh suku kata dan sajak dan cenderung bersifat kelakar/seloroh. Sebagai contoh perhatikan dua buah seloka di bawah ini.Baik beristri perempuan sumbangBiarpun marah tertawa juga

Aduhai malang Pak KadokAyamnya menang, kampong tergadai

7. MasnawiCiri-ciri masnawi, adalah:ikatan yang terdiri atas sepuluh baris,baris suku karangan dua-dua, dan bersuku kata 10, 12, sampai 14,danberisi puji-pujian untuk orang besar atau tentang perbuatan yang penting-penting.Contoh:UmarUmar yang adil dengan perinyaNyatalah pun adil sama sendirinyaDengan adil itu anaknya dibunuhInilah adalat yang benar dan sungguhDengan beda antara isi alamIalah yang besar pada siang malamLagipun yang menjauhkan segala syarImamu ihak ke dalam padang mahsyarBarang yang Hak taala katakan ituMaka katanya sebenarnya begitu.

8. RubaiCiri-ciri rubai, adalah:ikatan yang tiap bait terdiri atas empat baris,setiap baris bersuku kata 11 sampai 15,pada umumnya bersajak patah, tetapi ada juga yang bersajak sama, danbersisi uraian, nasihat, puji-pujian, dan bersifat mistik.Contoh:ManusiaSubhanahuAllah apa hal segala manusiaYang tubuhnya dalam tanah jadi duli yang siaTanah itu kujadikan tubuhnya kemudianYang ada dahulu padanya terlalu mulia

9. KithahCiri-ciri kithah, adalah:suatu ikatan yang terdiri atas lima baris,pada umumnya bersajak apatah, danberisi mengenai ajaran hidup.Contoh:Jikalau kulihat dalam tanah ikhwal sekalian insanTiadalah kudapat bedakan antara rakyat dan sutanFana juga sekalian yang ada, dengarkan yang Allah berimanKullamanalaihi fanin, yaituBarang siapa yang di atas di atas bumi itu lenyap.

10. NazamCiri-ciri nazam, adalah:ikatan yang terdiri atas 12 baris,bersajak dua-dua atau empat-empat, danberisi perihal hamba sahaya yang setia.Contoh:Bahwa bagi raja sekalipunHendak ada menteri demikianYang pada sesuatu pekerjaanSempurnakan segala kerajaanMenteri inilah maka telan rajaDan peti segenap rahasianya sahajaKarena kata raja itu katanyaEsa artinya dan dua adanyaMaka menteri yang dsemikian perinyaAda keadaan raja dirinyaJika raja dapat adanya ituDapat peti rahasianya itu.

11. GazalCiri-ciri gazal, adalah:ikatan yang terdiri atas 8 baris,setiap baris berakhir dengan kata yang sama, danberisi mengenai asmara.Contoh:Kekasihku seperti nyawa pun adalah terkasih dan mulia jugaDan nyawa ku pun, mana dari pada nyawa itu jauh ia jugaJika seribu tahun lamanya pun hidup ada sia-sia jugaHanya jika pada nyawa itu hampir dengan sedia suka jugaNyawa itu yang menghidupkan senantiasa nyawa manusia jugaDan menghilangkan cintanya pun itu kekasihku yang setia jugaKekasihku itu yang mengenak hatiku dengan rahasia jugaBuchari yang ada serta nyawa itu ialah berbahagia juga.

DIUNDUH dari earlfhamfa.wordpress.com