puisi

5
Nama : Danti Rahma Yumiar Kelas : X Farmasi B Kepada Kawan Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat, mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat, selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa, belum bertugas kecewa dan gentar belum ada, tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam, layar merah berkibar hilang dalam kelam, kawan, mari kita putuskan kini di sini: Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri sendiri! Jadi Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan, Tembus jelajah dunia ini dan balikkan Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu, Pilih kuda yang paling liar, pacu laju, Jangan tambatkan pada siang dan malam Dan

Upload: saeful-nova

Post on 14-Apr-2016

219 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

puisi

TRANSCRIPT

Page 1: Puisi

Nama : Danti Rahma Yumiar

Kelas : X Farmasi B

Kepada Kawan

Sebelum ajal mendekat dan mengkhianat,mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak

melihat,selama masih menggelombang dalam dada

darah serta rasa,belum bertugas kecewa dan gentar belum ada,

tidak lupa tiba-tiba bisa malam membenam,layar merah berkibar hilang dalam kelam,

kawan, mari kita putuskan kini di sini:Ajal yang menarik kita, juga mencekik diri

sendiri!Jadi

Isi gelas sepenuhnya lantas kosongkan,Tembus jelajah dunia ini dan balikkan

Peluk kucup perempuan, tinggalkan kalau merayu,

Pilih kuda yang paling liar, pacu laju,Jangan tambatkan pada siang dan malam

DanHancurkan lagi apa yang kau perbuat,Hilang sonder pusaka, sonder kerabat.Tidak minta ampun atas segala dosa,Tidak memberi pamit pada siapa saja!

Jadimari kita putuskan sekali lagi:

Ajal yang menarik kita, ‘kan merasa angkasa

Page 2: Puisi

sepi,Sekali lagi kawan, sebaris lagi:

Tikamkan pedangmu hingga ke huluPada siapa yang mengairi kemurnian madu!!!

Nama : Robi Firmanshah

Kelas : X Farmasi B

Cintaku Jauh di Pulau

Cintaku jauh di pulauGadis manis, sekarang iseng sendiriPerahu melancar, bulan memancar

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacarangin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak ‘kan sampai padanyaDi air yang tenang, di angin mendayu

di perasaan penghabisan segala melajuAjal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja.”Amboi! Jalan sudah bertahun kutempuh!

Perahu yang bersama ‘kan merapuhMengapa Ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!Manisku jauh di pulau,

kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri.

Page 3: Puisi

Nama : Poldiah Nur Indriyani

Kelas : X Farmasi B

Kawanku dan Aku

Kami sama pejalan larutMenembus kabut

Hujan mengucur badanBerkakuan kapal-kapal di pelabuhan

Darahku mengental pekat. Aku tumpat pedatSiapa berkata-kata?

Kawanku hanya rangka sajaKarena dera mengelucak tenaga

Dia bertanya jam berapa?Sudah larut sekali

Hilang tenggelam segala maknaDan gerak tak punya arti

Page 4: Puisi

Nama : Annisa Nursafitri

Kelas : X Farmasi B

Aku

Kalau sampai waktuku‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu

Tidak juga kauTak perlu sedu sedan ituAku ini binatang jalang

Dari kumpulannya terbuangBiar peluru menembus kulitku

Aku tetap meradang menerjangLuka dan bisa kubawa berlari

BerlariHingga hilang pedih peri Dan akan akan lebih

tidak perduliAku mau hidup seribu tahun lagi