ptk penerapan strategi multiple intellegence

50
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia pendidikan mempunyai tantangan yang sangat berat karena dituntut untuk dapat melahirkan manusia-manusia yang tidak hanya mampu menguasai teknologi dan informasi agar dapat bersaing di dunia internasional akan tetapi juga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, berbudi pekerti yang luhur sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Kurang kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang biasa dipakai untuk pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton. Amin Abdullah, seorang pakar keislaman menyoroti kegiatan pendidikan agama yang selama ini 1

Upload: imtilaul-amalia

Post on 16-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ptk penerapan strategi multiple intellegence

TRANSCRIPT

Page 1: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan mempunyai tantangan yang sangat berat karena

dituntut untuk dapat melahirkan manusia-manusia yang tidak hanya mampu

menguasai teknologi dan informasi agar dapat bersaing di dunia internasional

akan tetapi juga menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, berbudi pekerti yang luhur sebagaimana

tercantum dalam Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional No 20 Tahun

2003. “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Kurang kreatifnya guru agama dalam menggali metode yang biasa

dipakai untuk pendidikan agama menyebabkan pelaksanaan pembelajaran

cenderung monoton.

Amin Abdullah, seorang pakar keislaman menyoroti kegiatan

pendidikan agama yang selama ini berlangsung di sekolah. Ia mengatakan

bahwa pendidikan agama kurang consen terhadap persoalan bagaimana

mengubah pengetahuan agama yang kognitif menjadi “makna” dan “nilai”

yang perlu di internalisasikan dalam diri siswa lewat berbagai cara, media dan

forum. Pembelajaran lebih menitikberatkan pada aspek korespondensi tekstual

yang lebih menekankan hafalan teks-teks keagamaan. Sehingga cara-cara

seperti itu diakui atau tidak, membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang

bersemangat dalam belajar, sehingga menyebabkan rendahnya minat dan hasil

belajar siswa disekolah. Sedangkan kemampuan siswa berbeda-beda. Jadi

disini siswa perlu mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus, tentunya akan

menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelompok atau

kelas bahkan perlakuan individual sekaligus.

1

Page 2: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Oleh karenanya secara umum seluruh praktisi pendidikan, khususnya

pendidikan agama Islam perlu melakukan inovasi, kreatifitas sehingga tujuan

pendidikan Islam dapat tercapai. Bagi para pendidik strategi multiple

intelligence ini menjadi inspirasi dalam pengkayaan kurikulum pendidikan

sekolah, terutama dalam memperkaya metode penyampaikan materi pelajaran

dengan memanfaatkan ke-delapan potensi kecerdasan manusia ini.

Howard Gardner (1983) dalam terorinya tentang multiple intelegence

atau kecerdasan majemuk menjelaskan cakupan potensi manusia. Teori ini

telah memberikan sumbangan yang cukup besar bagi dunia pendidikan, yang

sebelumnya lebih banyak memberikan fokus perhatian hanya pada sisi

language dan mathematical intelligence. Menurut beliau IQ bukan satu-

satunya alat ukur untuk mengetahui kemampuan seseorang, tapi disana ada

kecerdasan-kecerdasan lain yang juga amat penting, yaitu: linguistik, logika-

matematika, visual-spasial, musikal, fisik kinestesik, interpersonal (sosial),

intrapersonal, dan naturalis.

Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan

formula yang tepat untuk diterapkan sebagai metode atau strategi dalam

proses pembelajaran, dalam hal ini penulis merumuskan judul : Penggunaan

Strategi Multiple Intelligences Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar 

Pendidikan Agama Islam Materi Iman Kepada Allah SWT. (Penelitian

Tindakan Kelas di Kelas X-09 R-SMA-BI SMA Negeri 2 Lumajang,

Semester ganjil Tahun Pelajaran 2010-2011).

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan

permasalahannya sebagi berikut:

1. Apakah penggunaan strategi multiple intelligences dapat meningkatkan

prestasi siswa terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Iman

Kepada Allah SWT, pada siswa Kelas X-09 R-SMA-BI SMA Negeri 2

Lumajang, Tahun Pelajaran 2010-2011?

2. Bagaimanakah penggunaan strategi multiple intelligences dalam

meningkatkan prestasi belajar  Pendidikan Agama Islam materi Iman

2

Page 3: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Kepada Allah SWT, pada siswa Kelas X-09 R-SMA-BI SMA Negeri 2

Lumajang, Tahun Pelajaran 2010-2011?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar pada

pelajaran Pendidikan Agama Islam, materi Iman Kepada Allah SWT

setelah diterapkannya strategi multiple intelligences pada siswa Kelas X-

09 R-SMA-BI SMA Negeri 2 Lumajang, Tahun Pelajaran 2010-2011.

2. Ingin mengetahui pengaruh strategi multiple intelligences dalam

meningkatkan prestasi belajar pada pelajaran Pendidikan Agama Islam,

materi Iman Kepada Allah SWT, setelah diterapkan strategi multiple

intelligences pada siswa Kelas X-09 R-SMA-BI SMA Negeri 2

Lumajang, Tahun Pelajaran 2010-2011.

D. Manfaat Penelitian

Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat

berguna untuk:

1. Bagi Peneliti

a. Untuk meningkatkan ilmu pengetahuan yang di dapat di

Perguruan Tinggi sehingga di peroleh pengalaman baru bagi kemajuan

daya nalar.

b. Sebagai bahan masukan yang sangat berharga bagi penulis

untuk memperluas wawasan sekaligus memperbanyak pengetahuan.

2. Bagi Lembaga yang di teliti

a. Bagi para guru, hasil penelitian dapat menjadi tolok ukur dan

bahan pertimbangan guna melakukan pembenahan serta koreksi diri

bagi pengembangan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas

profesinya

b. Dapat di gunakan sebagai evaluasi dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa dan dapat menjadi acuan untuk mengadakan penelitian

lebih lanjut.

3

Page 4: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

c. Dengan hasil PTK ini diharapkan dapat meningkatkan perstasi belajar

siswa lebih baik dan perlu dicoba untuk diterapkan pada pelajaran lain.

d. Memberikan informasi tentang strategi pembelajaran yang sesuai

dengan proses belajar-mengajar PAI.

3. Bagi Lembaga STAIS

a. Diharapkan dapat meningkatkan efektifitas kerja dan

mengembangkan keterampilan metode mengajar Dosen terhadap

motivasi belajar Mahasiswa.

b. Upaya untuk membantu pemecahan masalah dalam pendidikan.

E. Definisi Konsep

Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka

perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Strategi multiple intelligence adalah:

Upaya mengoptimalkan semua kecerdasan yang dimiliki siswa untuk

mencapai kompetensi tertentu yang terdapat dalam kurikulum.

2. Pendidikan Agama Islam adalah:

Suatu pendidikan yang bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan

keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,

pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

4

Page 5: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

BAB II

KERANGKA TEORI

A. Definisi Strategi

Istilah strategi (strategy) berasal dari kata benda dan kata kerja dalam

bahasa Yunani. Sebagai kata benda, strategos, merupakan gabungan kata

“stratos” (militer) dengan “ago” (memimpin). Sebagai kata kerja, stratego

berarti merencanakan (to plan). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia strategi

adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran

khusus1. Menurut Sudjana (2000) strategi adalah suatu pola yang direncanakan

dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa strategi

adalah kemampuan untuk merencanakan berupa tindakan secara sengaja untuk

mencapai apa yang menjadi tujuan atau sasaran.

Strategi yang diterapkan dalam proses pembelajaran disebut strategi

pembelajaran. Pembelajaran merupakan perubahan istilah, sebelumnya

dikenal dengan istilah proses belajar mengajar (PBM) dan kegiatan belajar

mengajar (KBM). Penting ditegaskan disini perbedaan antara belajar dan

pembelajaran, menurut Ismail (2008) Belajar merupakan aktifitas yang

dilakukan seseorang atau peserta didik secara pribadi dan sepihak. Sementara

pembelajaran itu melibatkan dua pihak, yaitu guru dan peserta didik yang di

dalamnya mengandung dua unsur sekaligus, yaitu mengajar dan belajar

(teaching and learning). Menurut M. Subana dan Sunarti (2000), kata belajar

berarti suatu proses perubahan tingkah laku pada siswa akibat adanya interaksi

antara individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman dan latihan.

Belajar menurut Morris L. Bigge seperti yang dikutip Max Darsono

dkk. adalah dan perubahan yang menetap dalam diri seseorang yang tidak

dapat diwariskan secara genetis, Moriss menyatakan bahwa perubahan itu

terjadi pada pemahaman (insight), perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran

dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi

tertentu.

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Jakarta, 2003), 435

5

Page 6: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Sedangkan pembelajaran, seperti yang didefinisikan Oemar Hamalik

adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling

mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran2. Menurut Mulyasa,

pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan

lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.

Dalam pembelajaran tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,

baik faktor internal yang datang dari diri individu, maupun faktor eksternal

yang datang dari lingkungan individu tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas jelas terdapat perbedaan pengertian

antara belajar dengan pembelajaran, belajar lebih di titik beratkan pada proses

yang dilakukan oleh seseorang untuk dapat mempunyai kompetensi tertentu

yang dilakukan secara sepihak. Sedangkan pembelajaran adalah proses belajar

yang dilakukan melalui interaksi antara peserta didik dengan pendidik atau

lingkungannya.

B. Multiple Intelligences

1. Pengertian Multiple Intelligences

Multiple Intelegence adalah kemampuan seseorang dalam

mengelolah kecerdasan dasar menjadi berbagai macam kecerdasan yang

lain3. Kecerdasan (Inteligensi) secara umum dipahami pada dua tingkat

yakni : Kecerdasan sebagai suatu kemampuan untuk memahami informasi

yang membentuk pengetahuan dan kesadaran. Kecerdasan sebagai

kemampuan untuk memproses informasi sehingga masalah-masalah yang

kita hadapi dapat dipecahkan (problem solved) dan dengan demikian

pengetahuan pun bertambah. Jadi mudah dipahami bahwa kecerdasan

adalah pemandu bagi kita untuk mencapai sasaran-sasaran kita secara

efektif dan efisien. Dengan kata lain, orang yang lebih cerdas, akan

mampu memilih strategi pencapaian sasaran yang lebih baik dari orang

yang kurang cerdas. Artinya orang yang cerdas mestinya lebih sukses dari

orang yang kurang cerdas. Yang sering membingungkan ialah kenyataan

2 Omar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2004), 157

3 Thomas Hoerr, Buku Kerja Multiple Intelligences, (Bandung: Kaifa, 2007), 11

6

Page 7: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

adanya orang yang kelihatan tidak cerdas (sedikitnya di sekolah) kemudian

tampil sukses, bahkan lebih sukses dari dari rekan-rekannya yang lebih

cerdas, dan sebaliknya.

Secara umum intelegensi dapat dirumuskan sebagai berikut :

a) Kemampuan untuk berpikir abstrak.

b) Untuk menangkap hubungan-hubungan dan untuk belajar.

c) Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru.

Perumusan pertama melihat inteligensi sebagai kemampuan

berpikir. Perumusan kedua sebagai kemampuan untuk belajar dan

perumusan ketiga sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Ketiga-

tiganaya menunjukkan aspek yang berbeda dari intelegensi, namun ketiga

aspek tersebut saling berkaitan.

2. Konsep Multiple Intelegences

Konsep Multiple Intelegensi (MI), Dalam bukunya Frames of

Mind, tahun 1983 Gardner menampilkan Theory of Multiple Inteligence

yang memperkuat perspektifnya tentang kognisi manusia. Kecerdasan

adalah bahasa-bahasa yang dibicarakan oleh semua orang dan sebagian

dipengaruhi oleh kebudayaan dimana ia dilahirkan. Merupakan alat untuk

belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa

digunakan manusia. Ada delapan jenis kecerdasan yang dimiliki setiap

individu. Melalui delapan jenis kecerdasan ini, setiap individu mengakses

informasi yang akan masuk ke dalam dirinya. Karena itu Amstrong (2002)

menyebutkan, kecerdasan tersebut merupakan modalitas untuk melejitkan

kemampuan setiap siswa dan menjadikan mereka sebagai sang juara,

karena pada dasarnya setiap anak cerdas. Sebelum menerapkan MI sebagai

suatu strategi dalam pengembangan potensi seseorang, perlu kita kenali

atau pahami ciri-ciri yang dimiliki seseorang4.

a) Linguistic Intelligence (kecerdasan linguistic) adalah kemampuan

untuk berfikir dalam bentuk kata-kata dan menggunakan bahasa untuk

mengekspresikan dan menghargai makna yang kompleks. Para

4 Iskandar, Psikologi Pendidikan, (Jambi: GP Press, 2009), 53

7

Page 8: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

pengarang, penyair, jurnalis, pembicara, dan penyiar berita, memiliki

kecerdasan linguistic yang tinggi.

Ciri-cirinya antara lain (a) suka menulis kreatif, (b) suka mengarang

kisah khayal atau menceritakan lelucon, (c) sangat hafal nama, tempat,

tanggal atau hal-hal kecil, (d) membaca di waktu senggang, (e)

mengeja kata dengan tepat dan mudah, (f) suka mengisi teka-teki

silang, (f) menikmati dengan cara mendengarkan, (g) unggul dalam

mata pelajaran bahasa (membaca, menulis dan berkomunikasi).

b) logical-mathematical intelligence (kecerdasan logika-matematika)

merupakan kemampuan dalam menghitung, mengukur dan

mempertimbangkan proposisi dan hipotesis, serta menyelesaikan

operasi-operasi matematis. Para ilmuwan, ahli matematika, akuntan,

insinyur, dan pemrogram computer, semua menunjukkan kecerdasan

logika-matematika yang kuat.

Cirinya antara lain: (a) menghitung problem aritmatika dengan cepat di

luar kepala, (b) suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis,

misalnya mengapa hujan turun?, (c) ahli dalam permainan catur, halma

dsb, (d) mampu menjelaskan masalah secara logis, (d) suka merancang

eksperimen untuk membuktikan sesuatu, (e) menghabiskan waktu

dengan permainan logika seperti teka-teki.

c) Spatial intelligence (kecerdasan spasial) membangkitkan kapasitas

untuk berfikir dalam tiga cara dimensi seperti yang dapat dilakukan

oleh pelaut, pilot, pemahat, pelukis, dan arsitek. Kecerdasan ini

memungkinkan seseorang untuk merasakan bayangan eksternal dan

internal, melukiskan kembali, merubah atau memodifikasi bayangan,

mengemudikan diri sendiri dan objek melalui ruangan, dan

menghasilkan atau menguraikan informasi grafis.

Dicirikan antara lain: (a) memberikan gambaran visual yang jelas

ketika menjelaskan sesuatu, (b) mudah membaca peta atau diagram, (c)

menggambar sosok orang atau benda persis aslinya, (d) senang melihat

film, slide, foto, atau karya seni lainnya, (e) sangat menikmati kegiatan

visual, seperti teka-teki atau sejenisnya, (f) suka melamun dan

8

Page 9: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

berfantasi, (g) mencoret-coret di atas kertas atau buku tugas sekolah,

(h) lebih memahamai informasi lewat gambar daripada kata-kata atau

uraian, (i) menonjol dalam mata pelajaran seni.

d) Bodily-kinesthetic intelligence (kecerdasan kinestik tubuh)

memungkinkan seseorang untuk menggerakkan objek dan

keterampilan-keterampilan fisik yang halus. Jelas kelihatan pada diri

atlet, penari, ahli bedah, dan seniman yang mempunyai keterampilan

teknik. Pada masyarakat Barat, keterampilan-keterampilan fisik tidak

di hargai sebesar keterampilan kognitif seseorang, tapi kemampuan ini

hanya digunakan untuk bertahan hidup dan sebagai ciri penting pada

peran-peran bergengsi.

Memiliki ciri: (a) banyak bergerak ketika duduk atau mendengarkan

sesuatu, (b) aktif dalam kegiatan fisik seperti berenang, bersepeda,

hiking atau skateboard, (c) perlu menyentuh sesuatu yang sedang

dipelajarinya, (d) menikmati kegiatan melompat, lari, gulat atau

kegiatan fisik lainnya, (e) memperlihatkan keterampilan dalam bidang

kerajinan tangan seperti mengukir, menjahit, memahat, (f) pandai

menirukan gerakan, kebiasaan atau prilaku orang lain, (g) bereaksi

secara fisik terhadap jawaban masalah yang dihadapinya, (h) suka

membongkar berbagai benda kemudian menyusunnya lagi, (i)

berprestasi dalam mata pelajaran olahraga dan yang bersifat

kompetitif.

e) Musical intelligence (kecerdasan musik) jelas kelihatan pada seseorang

yang memiliki sensitivitas pada pola titinada, melodi, ritme, dan nada.

Orang-orang yang memiliki kecerdasan ini antara lain: composer,

konduktor, musisi, kritikus, dan pembuat alat musik begitupun

pendengar yang sensitive.

Memiliki ciri antara lain: (a) suka memainkan alat musik di rumah atau

di sekolah, (b) mudah mengingat melodi suatu lagu, (c) lebih bisa

belajar dengan iringan musik, (d) bernyanyi atau bersenandung untuk

diri sendiri atau orang lain, (e) mudah mengikuti irama musik, (f)

9

Page 10: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

mempunyai suara bagus untuk bernyanyi, (g) berprestasi bagus dalam

mata pelajaran musik

f) Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal) merupakan

kemampuan untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain

secara efektif. Hal ini terlihat pada guru, pekerja social, artis atau

poliisi yaag sukses. Sebagaimana budaya Barat mulai mengenalkan

hubungan akal dan tubuh, maka hal ini perlu disadari kembali

pentingnya nilai dari keahlian dalam perilaku interpersonal.

Memiliki ciri antara lain: (a) mempunyai banyak teman, (b) suka

bersosialisasi di sekolah atau di lingkungan tempat tinggalnya, (c)

banyak terlibat dalam kegiatan kelompok di luar jam sekolah, (d)

berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik antartemannya, (e)

berempati besar terhadap perasaan atau penderitaan orang lain, (f)

sangat menikmati pekerjaan mengajari orang lain, (g) berbakat menjadi

pemimpin

g) Intraparsonal intelligence (kecerdasan intrapersonal) merupakan

kemampuan untuk membuat persepsi yang akurat tentang diri sendiri

dan menggunakan pengetahuan semacam itu dalam merencanakan dan

mengarahkan kehidupan seseorang. Beberapa individu yang memiliki

kecerdasan semacam ini adalah ahli ilmu agama, ahli psikologi, dan

ahli filsafat.

Memiliki ciri antara lain: (a) memperlihatkan sikap independen dan

kemauan kuat, (b) bekerja atau belajar dengan baik seorang diri, (c)

memiliki rasa percaya diri yang tinggi, (d) banyak belajar dari

kesalahan masa lalu, (e) berpikir fokus dan terarah pada pencapaian

tujuan, (f) banyak terlibat dalam hobi atau proyek yang dikerjakan

sendiri.

h) Naturalis Intelegence (Kecerdasan Naturalis), yaitu kecerdasan yang

diungkapkan dalam bentuk kemampuan mengenal flora dan fauna,

hidup selaras dengan alam dan memanfaatkannaya secara produktif.

Petani, pakar biologi, pakar botani, dan lingkungan hidup adalah

orang-orang yang mempunyai kecerdasan ini.

10

Page 11: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Memiliki ciri antara lain: (a) suka dan akrab pada berbagai hewan

peliharaan, (b) sangat menikmati berjalan-jalan di alam terbuka, (c)

suka berkebun atau dekat dengan taman dan memelihara binatang, (d)

menghabiskan waktu di dekat akuarium atau sistem kehidupan alam,

(e) suka membawa pulang serangga, daun bunga atau benda alam

lainnya.

Dengan teori multiple intelligences, anak-anak mendapat

kesempatan pengembangan diri yang luar biasa. Teori ini sejalan dengan

kecenderungan di masyarakat dan dunia pendidikan yang semakin

menghargai keunikan individual seorang manusia5.

Keunikan yang dikemukakan Gardner adalah, setiap kecerdasan

dalam upaya mengelola informasi bekerja secara spasial dalam sistem otak

manusia. Tetapi pada saat mengeluarkannya, ke delapan jenis kecerdasan

itu bekerjasama untuk menghasilkan informasi sesuai yang dibutuhkan.

Menurut teori Multiple Intelligences, setiap manusia memiliki satu

atau lebih jenis kecerdasan yang menonjol, dan kecerdasan-kecerdasan

lain yang biasa atau kurang. Jika tidak ada anak yang memiliki satu

kecerdasan, misalnya kecerdasan matematis-logis, tidak berarti bahwa

anak tersebut bodoh. Sangat di mungkinkan dia memiliki jenis-jenis

kecerdasan lain yang menonjol. Dalam teori ini setiap jenis kecerdasan

memiliki gaya belajar yang khas. Setiap jenis kecerdasan membutuhkan

stimulus yang tepat agar dapat berkembang. Jika seorang anak tidak

berhasil beradaptasi dengan sebuah gaya pembelajaran, belum tentu anak

tersebut adalah anak yang bodoh.

C. Al-Quran Hadist

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu

mata pelajaran PAI yang merupakan peningkatan dari Al-Qur’an-Hadits yang

telah dipelajari oleh peserta didik di MTs/SMP. Peningkatan tersebut

dilakukan dengan cara mempelajari, memperdalam serta memperkaya kajian

al-Qur’an dan al-hadits terutama menyangkut dasar-dasar keilmuannya

sebagai persiapan untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi, serta

5 Sumardiono, Home Shooling Lompatan Cara Belajar, (Jakarta: Gramedia, 2007), 11

11

Page 12: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

memahami dan menerapkan tema-tema tentang manusia dan

tanggungjawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam perspektif al-Qur’an dan al-hadits sebagai

persiapan untuk hidup bermasyarakat. Secara substansial mata pelajaran Al-

Qur’an-Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada

peserta didik untuk mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai

yang terkandung dalam Al-Qur’an-Hadits sebagai sumber utama ajaran Islam

dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-

hari.

Al-Qur’an-Hadits, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik

dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta

mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.

1. Pengertian Al-Quran

Al-Quaran didalam Islam adalah merupakan sumber dan dasar

hukum yang pertama dan utama6.

Al-Quran adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad yang dinukil secara mutawatir, dan dipandang beribadah

membacanya. Al-Quran memuat hukum-hukum yang mencakup hukum

keyakinan, hukum akhlak, dan hukum amaliah. Hukum yang terkandung

dalam Al-Quran dibedakan menjadi dua yaitu hukum ibadah dan hukum

muamalah7.

Sedangkan didalam bukunya Abudin Nata Al-Quran adalah kitab

suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secara bertahap

melalui malaikat Jibril, pembawanya Nabi Muhammad, susunannya mulai

surat Al-Fatikhah dan diakhiri surat An-Nas, bagi yang membacanya

bernilai ibadah, fungsinya antara lain menjadi hujjah atau bukti yang kuat

atas kerasulan Nabi Muhammad, keberadaannya hingga kini masih tetap

terpelihara dengan baik, dan pemasyarakatannya dilakukan secara berantai

dari satu generasi ke generasi lain dengan tulisan maupun lisan8.

2. Pengertian Hadist

6 Rahmad Syafi’I, Ilmu Ushul Fiqih, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 517 Supiana, Materi Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), 2768 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), 68-69

12

Page 13: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Pada garis besarnya pengertian hadist dapat dilihat melalui dua

pendekatan, yaitu pendekatan kebahasaan dan istilah.

Dilihat dari kebahasaan hadist adalah yang bermacam-macam9.

Sedangkan dilihat dari segi istilah adalah segala sesuatu yang disandarkan

kepada Nabi Muhammad baik perkataan, perbuatan, maupun

ketetapannya10.

D. Strategi Multiple Intelligences untuk Meningkatkan Pembelajaran Al-

Quran Hadist

Metode atau strategi pembelajaran mempunyai kedudukan yang sangat

signifikan untuk dapat mencapai tujuan. Selama ini, siswa kurang aktif dalam

kegiatan belajar mengajar. Anak cenderung tidak begitu tertarik, karena

metodologi pembelajaran Al-Quran Hadist yang diterapkan masih

mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti: ceramah, menghafal dan

demonstrasi praktik-praktik abadah yang nampak kering. Sehingga cara-cara

seperti itu diakui atau tidak, membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang

bersemangat dalam belajar, yang dampaknya akan menyebabkan rendahnya

hasil belajar siswa di sekolah.

Siswa perlu mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus karena siswa

mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, dan tentunya akan menghasilkan

atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelompok atau kelas bahkan

perlakuan individual sekaligus. Keberhasilan pengajaran Al-Quran Hadist juga

tergantung pada keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar, sedangkan

keberhasilan siswa tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana

pendidikan, kurikulum maupun metode. Akan tetapi guru mempunyai posisi

yang sangat penting dalam meningkatkan prestasi siswa dalam dalam

penggunaan strategi pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu penggunaan

strategi multiple intelligences di harapkan dapat meningkatkan pembelajaran

Al-Quran Hadist, karena strategi multiple intelligences ini adalah upaya

mengotimalkan semua kecerdasan yang dimiliki siswa untuk mencapai

kompetensi tertentu.

9 Ibid, 23410 Rahmad Syafi’i, Loc cit, 60

13

Page 14: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka hipotesis tindakan

dalam penelitian ini dapat dirumuskan, ”Dengan menerapkan strategi multiple

intelligences, prestasi belajar Al-Quran Hadist siswa kelas XI MA Miftahul

Ulum Pulosari Lumajang akan meningkat”.

14

Page 15: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Madrasah Aliyah

Miftahul Ulum Pulosari Lumajang, dengan jumlah 25 siswa. Pertimbangan

penulis mengambil subjek penelitian tersebut adalah karena siswa-siswi

mampunyai karakteristak yang berbeda-beda. Karakteristik siswa adalah

bagian-bagian pengalaman siswa yang berpengaruh pada keefektifan belajar.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Madrasah Aliyah Miftahul Ulum

Pulosari Lumajang, yang berlokasi di Jalan Argopuro, Gang Pesantren,

kelurahan Citrodiwangsan.

Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan

karena lokasi mudah dijangkau dari rumah peneliti, sehingga memudahkan

dalam mencari data dan peluang waktu yang luas.

2. Waktu Penelitian

Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis menentukan

menggunakan waktu penelitian selama 3 bulan, mulai bulan Juli sampai

September. Waktu dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil

penelitian tersebut pada semester ganjil tahun pelajaran 2010/ 2011.

C. Sumber Data

Sumber data yang akan diperoleh oleh peneliti adalah:

1. Data primer

Informan yaitu siswa sendiri, hasil ulangan harian siswa dan hasil

ulangan semester pada mata pelajaran Al-Quran Hadist.

15

Page 16: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

2. Data Sekunder

Pengamatan pada proses pembelajaran dan beberapa pendidik yang

memberikan informasi yang di butuhkan oleh peneliti.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan

oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan

metode observasi, tes dan dolumentasi.

a. Observasi

Metode observasi adalah suatu studi yang disengaja dan

sistematis tentang keadaan atau fenomena social dan gejala-gejala

psikis dengan jalan mengamati dan mencatat11.

Observasi meliputi observasi sistematis dan non sistematis.

Observasi sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan instrument pengamatan dan dilaksanakan pada

waktu kegiatan belajar berlangsung, sedangkan observasi non

sistematis adalah observasi yang dilakukan oleh peneliti tanpa

menggunakan instrument pengamatan.

Observasi ini dilakukan untuk melihat pelaksanaan apakah

semua rencana yang telah dibuat dengan baik tidak ada

penyimpangan-penyimpangan yang dapat memberikan hasil yang

kurang maksimal.

b. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi

kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok12.

11 Mardalis, Metode Penelitian, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2003), 6312 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Bumi

Aksara, 1996), 138

16

Page 17: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Menurut Suharsimi Arikunto, mengenai penyusunan tes

prestasi merumuskan beberapa prinsip dasar dalam pengukuran,

yaitu sebagai berikut13:

1) Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah

dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan intruksional.

2) Tes prestasi harus mengukur suatu sample yang

representative dari hasil belajar dan dari materi yang di cakup

oleh program intruksional atau pengajaran.

3) Tes prestasi harus berisi aitem-aitem dengan tipe

yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang di inginkan.

4) Tes prestasi harus dirancang sedemikian rupa agar

sesuai dengan tujuan penggunaan hasilnya.

5) Tes prestasi harus dapat digunakan untuk

meningkatkan belajar para peserta didik.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode penelitian ilmiah yang

menggunakan dokumen-dokumen sebagai bahan acuan untuk

kepentingan penelitian. Dalam penelitian ini dokumen yang

digunakan adalah daftar laporan pendidikan untuk nilai Al-Quran

Hadist.

2. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data seperti, tes, kuesioner, observasi, skala sikap,

sosiometri, wawancara dan lain-lain.

Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini adalah berupa tes.

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan

jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau lisan atau

secara perbuatan.

13 Suharsimi Arikunto, Ibid, 140

17

Page 18: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

a. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan

pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

b. Rencana Pembelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan

sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran.

Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil

belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

c. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

1) Lembar observasi pengelolaan strategi multiple intelligences,

untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran.

2) Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

d. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep

Pendidikan Agama Islam. Tes formatif ini diberikan setiap akhir

putaran.

E. Validasi Data

Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu instrument

yang valid. Instrument yang valid adalah instrument yang mampu dengan

tepat mengukur apa yang hendak diukur.

18

Page 19: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Berikut strategi untuk meningkatkan validasi menurut Lather adalah14.

1. Face validity (validitas muka), setiap anggota kelompok peneliti

tindakan saling mengecek/ memutuskan/ menilai validitas suatu

instrument dan data dalam proses kolaborasi dalam penelitian.

2. Triangulation (trianguulasi), menggunakan berbagai sumber data

untuk meningkatkan kualitas penilaian.

3. Critical Reflection (refleksi kritis), setiap tahap siklus penelitian

tindakan dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman. Apabila

pada setiap tahap siklus mutu refleksi dipertahankan, mutu pengambilan

keputusan akan dapat dijamin.

4. Cataliytic Validity (validitas pengetahuan), yang dihasilkan oleh

peneliti tindakan bergantung pada kemampuan peneliti sendiri dalam

mendorong pada adanya perubahan.

Triangulasi merupakan proses memastikan sesuatu dari berbagai sudut

pandang. Istilah ini berkembang dengan fungsi utama untuk meningkatkan

ketajaman hasil pengamatan melalui berbagai cara dalam pengumpulan data.

Ada beberapa macam triangulasi yaitu:

a. Triangulasi teori, menggunakan teori dalam upaya menelaah

sesuatu.

b. Triangulasi data, mengambil data dari berbagai suasana, waktu,

tempat dan jenis.

c. Triangulasi sumber, mengambil data dari berbagai nara

sumber.

14 Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 128

19

Page 20: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

d. Triangulasi metode, menggunakan.berbagai metode

pengumpulan data.

e. Triangulasi instrument, dengan menggunakan berbagai jenis

alat

f. Triangulasi analitik, menggunakan berbagai metode atau cara

analisis.

F. Analisi Data

Dalam menganalisis dan mengelola data yang diperoleh, peneliti

menggunakan teknik analisis deskriptif sebagaimana yang sering dilakukan

data peneliti kualitatif, karena dalam penelitian ini tidak menggunakan angka-

angka, maka teknik yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif15.

Setelah semua data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya data

tersebut diolah dan disajikan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif,

dengan melalui tahapan-tahapan tertentu yakni; identifikasi, klasifikasi, dan

selanjutnya diinterpretasikan melalui penjelasan deskriptif.

G. Indikator Kinerja

Bersumber pada hasil tes yang di peroleh dari tes prestasi yang

mencerminkan pemahaman siswa pada konsep yang dibelajarkan di harapkan

adanya peningkatan pemahaman sesuai nilai yang diperoleh oleh masing-

masing siswa.

Minimal 75% dari jumlah siswa mencapai nilai hasil belajar tuntas

(KKM = 65). Minimal 75% dari jumlah siswa dapat meningkatkan belajar Al-

Quran Hadist melalui strategi multiple intelligences.

H. Prosedur Penelitian

Waktu untuk melaksanakan tindakan dimulai pada bulan Juli,

dilaksanakan dalam dua siklus. Pada setiap siklus meliputi dari:

1. Perencanaan,

15 Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2002), 6

20

Page 21: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

2. Tindakan,

3. Pengamatan,

4. Refleksi,

a. Rancangan Tindakan Siklus I

1) Perencanaan: Identifikasi masalah dan penetapan

alternative pemecahan masalah.

- Merencanakan pembelajaran yang akan

diterapkan dalam PBM.

- Menentukan pokok bahasan.

- Mengembangkan sekenario pembelajaran.

- Menyusun LKM

- Menyiapkan sumber belajar.

- Mengembangkan format evaluasi.

- Mengembangkan format observasi

pembelajaran.

2) Tindakan

- Menerapkan tindakan mengacu pada scenario

dan LKM

3) Pengamatan

- Melakukan observasi dengan memakai format

observasi

- Menilai hasil tindakan dengan menggunakan

format LKM

4) Refleksi

21

Page 22: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

- Melakukan evaluasi tindakan yang telah

dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari

setiap macam tindakan.

- Melakukan pertemuan untuk membahas hasil

evaluasi tentang scenario, LKM, dan lain-lain.

- Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai

hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya.

- Evaluasi tindakan I

b. Rancangan Tindakan Siklus II

1) Perencanaan

- Identifikasi masalah dan penetapan

alternative pemecahan masalah

- Pengembangan program tindakan II

2) Tindakan

- Pelaksanaan program

tindakan II

3) Pengamatan

- Pengumpulan data tindakan

II

4) Refleksi

- Evaluasi tindakan II

Desain Penelitian Tindakan Kelas mengikuti desain Lewin yang

ditafsirkan oleh Kemmis (Rochiati Wiraatmadja):

Siklus I

22

Permasalahan Perencanaan tindakan I

Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/ pengumpulan data I

Refleksi I

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Page 23: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Siklus II

Berdasarkan desain di atas, tahapan penelitian dijelaskan sebagai

berikut:

a. Permasalahan/ refleksi awal

Pada tahap ini dilakukan identifikasi kesulitan siswa dalam memahami

konsep.

b. Perencanaan tindakan

Masalah yang ditemukan akan diatasi dengan melakukan langkah-langkah

perencanaan tindakan.

c. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan berupa pelaksanaan program

pembelajaran, pengambilan atau pengumpulan data hasil angket, lembar

observasi dan hasil tes.

d. Pengamatan, refleksi

Tahap ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data dan menganalisisnya

untuk kemudian dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini.

23

Pengamatan/ pengumpulan data II

Refleksi II

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Page 24: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

BIBLIOGRAFI

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.

Hamalik, Omar. 2004. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo

Hoerr, Thomas. 2007. Buku Kerja Multiple Intelligences. Bandung: Kaifa

Mardalis.2003. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, Lexi. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.

Nata, Abudin. 2006. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumardiono. 2007. Home Shooling Lompatan Cara Belajar. Jakarta: Gramedia.

Supardi. 2009 Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Supiana. 2004. Materi Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syafi’i, Rahmad. 1999. Ilmu Ushul Fiqih. Bandung: Pustaka Setia.

24

Page 25: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

JADWAL PENELITIAN

No Rencana KegiatanWaktu (minggu ke)

1 2 3 4 5 6

1 Persiapan

Menyusun konsep pelaksanaan X

Menyepakati jadwal dan tugas X

Menyusun instrument X

Seminar konsep pelaksanaan X

2 Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alat X

Melakukan Tindakan Siklus I X XX

Melakukan Tindakan Siklus II XX X

3 Penyusunan Laporan

Menyusun konsep laporan X

Seminar hasil penelitian X

Perbaikan laporan X

Penggandaan dan pengiriman hasil X

25

Page 26: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MA Miftahul Ulum Pulosari Lumajang

Mata Pelajaran : Al-Quran Hadis

Kelas / Semester : XI / Ganjil

Tahun Pelajaran : 2010 / 2011

Standar Kompetensi :1. Memahami, menghayati dan mengamalkan serta

mempedomaninya ajaran-ajaran Al-Quran dalam kehidupan

sehari-hari

Kompetensi Dasar :1.1. Memahami dan mensyukuri nikmat Allah

Indikator : 1.1.1. Membaca dengan benar Q.S. Al-Ankabut ayat 17

1.1.2. Menulis kembali Q.S. Al-Ankabut ayat 17

1.1.3. Menerjemahkan Q.S. Al-Ankabut ayat 17

1.1.4. Menyimpulkan isi kandungan Q.S. Al-Ankabut

ayat 17

1.1.5. Menjelaskan cara mensyukuri nikmat Allah

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Tujuan Pembelajaran

Siswa Mampu:

1. Membaca Q.S. Al-Ankabut ayat 17 dengan benar.

2. Menulis kembali dan menerjemahkan Q.S. Al-Ankabut ayat 17.

3. Menyimpulkan isi kandungan Q.S. Al-Ankabut ayat 17.

4. Mensyukuri nikmat Allah dalam kehidupan sehari-hari.

B. Materi Pokok

1. Q.S. Al-Ankabut ayat 17

2. Terjemah :

26

Page 27: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu

adalah berhala, dan kamu membuat dusta[1146].

Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak

mampu memberikan rezki kepadamu; Maka mintalah rezki

itu di sisi Allah, dan sembahlah dia dan bersyukurlah

kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah kamu akan

dikembalikan.

[1146] Maksudnya: mereka menyatakan bahwa berhala-

berhala itu dapat memberi syafaat kepada mereka disisi

Allah dan Ini adalah dusta.

3. Penjelasan :

a. Sesuatu yang disembah selain Allah swt. di kategorikan

berhala.

b. Penyembahan berhala termasuk dosa besar.

c. Berhala-berhala yang disembah manusia pada dasarnya

sama sekali tidak bias memberi rizki dan tidak bisa

memberi manfaat.

d. Yang bisa memberi rizki hanyalah Allah swt. Dia adalah

tempat meminta rizki.

e. Manusia diperintahkan menyembah Allah swt dan

bersyukur kepada-Nya.

f. Semua manusia akan kembali kepada Allah swt. Semua

yang diberikan kepada manusia akan dimintai

pertanggung jawaban disaat manusia kembali kepada-

Nya di alam akhirat.

4. Cara Mensyukuri Nikmat Allah

a. Bersyukur dengan hati yaitu mengakui dan menyadari bahwa segala

nikmat yang diperoleh adalah datangnya dari Allah.

b. Bersyukur dengan lisan yaitu mengucapkan dengan jelas ungkapan

rasa syukur itu dengan kalimat “alhamdulillah”

27

Page 28: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

c. Bersyukur dengan amal perbuatan yaitu menggunakan anggota tubuh

untuk hal-hal yang baik dan memanfaatkan nikmat sesuai dengan

ajaran agama yang diridhoi Allah swt.

C. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. Pendahuluan

2. Kegiatan Inti

3. Penutup

D. Metode Pembelajaran

Seminar, Multiple Intelligences dan pemberian tugas.

E. Sekenario Pembelajaran :

1. Kegiatan Awal

1. Linguistic Intelligence (kecerdasan linguistic)

a. Pembukaan

b. Guru melakukan apersepsi

c. Guru menyampaikan indikator-indikator yang akan dicapai.

d. Guru menyuruh siswa membaca Q.S. Al-Ankabut ayat 17, dengan

baik dan benar serta fasikh

e. Siswa mendeskripsikan isi kandungan Q.S. Al-Ankabut ayat 17.

f. Siswa dan Guru bertanya jawab tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang

menjelaskan tentang cara mensyukuri nikmat Allah

2. Kegiatan Inti

2. Musical intelligence (kecerdasan musik)

a. Siswa mendengarkan pembacaan Q.S. Al-Ankabut ayat 17 melalui

kaset yang diputar oleh guru.

b. Guru membagi siswa dikelas menjadi empat kelompok.

c. Guru mengundi materi pokok tersebut menjadi empat bagian.

d. Setiap kelompok diperintahkan untuk mengambil kertas undian.

3. Interpersonal intelligence (kecerdasan interpersonal)

a. Masing-masing kelompok berkewajiban mendiskusikan materi

yang telah diperoleh lewat undian tersebut

28

Page 29: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

b. Masing-masing kelompok memberikan tanggapan atas presentasi

hasil kerja setiap kelompok dan berkewajiban menyampaikan hasil

kesimpulan dari diskusinya di depan kelas.

3. Kegiatan Akhir

4. Intraparsonal intelligence (kecerdasan intrapersonal)

a. Siswa mencatat hal-hal yang menggambarkan tentang

pengalaman yang berkaitan dengan isi kandungan Q.S. Al-Ankabut

ayat 17 tentang cara mensyukuri nikmat Allah, secara individu

serta mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

F. Sumber dan Media Belajar

1. Buku Al-Quran Hadis kelas XI..

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

3. Al-Quran terjemah

4. Tape Recorder & Kaset

5. Buku lain yang menunjang.

G. Penilaian

1. Tehnik

a. Penugasan

Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas.

b. Tes tulis.

Jenis tagihan berupa tugas individu maupun kelompok.

2. Bentuk Instrumen.

a. Rubrik penilaian hasil diskusi.

b. Rubrik penilaian hasil kerja.

c. Lembar soal tulis.

Lumajang, 30 Juni 2010

Mengetahui:

29

Page 30: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Kepala MA Miftahul Ulum Guru Mata Pelajaran

Dra. Nur Ducha Dra. Nur Ducha

30

Page 31: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Lampiran: 1

Rubrik Penilaian Diskusi

No Nama SiswaAspek Penilaian Jumlah

SkorInisiatif Kerja

SamaKekompakan Presentasi

123456789101112131415dst

31

Page 32: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Lampiran 2

Rubrik Penilaian Hasil Kerja

No Nama SiswaAspek Penilaian

Kerjasama Keaktifan Hasil

123456789101112131415dst

32

Page 33: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

Lampiran 3

Lembar Soal Formatif

Petunjuk Khusus:

Kerjakan soal dibawah ini dengan singkat dan benar..!

1. Tulis kembali Q.S Al-Ankabut ayat 17 !

2. Terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar?

3. Rumuskan tema dan sari tilawah Q.S Al-Ankabut ayat 17 ?

4. Apakah yang disebut berhala ?

5. Sebutkan cara bersyukur kapada Allah?

Kunci jawaban dan pensekoran.

No Kunci Jawaban Skor Maksimal Nilai

1

20 20

2 Sesungguhnya apa yang kamu

sembah selain Allah itu adalah

berhala, dan kamu membuat dusta.

Sesungguhnya yang kamu sembah

selain Allah itu tidak mampu

memberikan rezki kepadamu; Maka

mintalah rezki itu di sisi Allah, dan

sembahlah dia dan bersyukurlah

kepada-Nya. Hanya kepada- Nyalah

kamu akan dikembalikan.

2020

3 a. Sesuatu yang

disembah selain Allah

33

Page 34: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

swt. di kategorikan

berhala.

b. Penyembahan

berhala termasuk dosa

besar.

c. Berhala-berhala

yang disembah manusia

pada dasarnya sama

sekali tidak bias memberi

rizki dan tidak bisa

memberi manfaat.

d. Yang bisa memberi

rizki hanyalah Allah swt.

Dia adalah tempat

meminta rizki.

e. Manusia

diperintahkan

menyembah Allah swt

dan bersyukur kepada-

Nya.

f. Semua manusia

akan kembali kepada

Allah swt. Semua yang

diberikan kepada

manusia akan dimintai

pertanggung jawaban

disaat manusia kembali

kepada-Nya di alam

akhirat.

20 20

4 Berhala adalah makhluk biasa yang

terbuat dari batu, kayu , besi, timah,

tanah liat, perunggu dan lain-lain. Ia 20

34

Page 35: PTK Penerapan strategi multiple intellegence

tidak berguna , tidak mempunyai

indera ia lebih lemah dari manusia

20

5 a. Bersyukur dengan hati

yaitu mengakui dan menyadari

bahwa segala nikmat yang

diperoleh adalah datangnya dari

Allah.

b. Bersyukur dengan lisan

yaitu mengucapkan dengan jelas

ungkapan rasa syukur itu

dengan kalimat “alhamdulillah”

c. Bersyukur dengan amal

perbuatan yaitu menggunakan

anggota tubuh untuk hal-hal

yang baik dan bermanfaat

nikmat sesuai dengan ajaran

agama yang diridhoi Allah swt.

20 20

Jumlah 100 100

35