ptk mind mapping

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pembelajaran bahasa Inggris diarahkan pada pencapaian kompetensi yang tercermin dalam kemampuan siswa melakukan langkah-langkah komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Pada pengajaran writing, Menulis adalah sebuah proses penyampaian ide, pikiran, dan perasaan lewat sistem bunyi atau huruf yang sudah diakui oleh masyarakat pengguna bahasa. Menurut Gaith (2002) menulis itu mendorong seseorang untuk mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengatakan bahwa “When thought is written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and changed”. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide-ide yang dimilikinya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.

Upload: inggrissmpmanonjaya

Post on 09-Aug-2015

2.346 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PTK MIND MAPPING

TRANSCRIPT

Page 1: PTK MIND MAPPING

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Saat ini pembelajaran bahasa Inggris diarahkan pada pencapaian kompetensi yang

tercermin dalam kemampuan siswa melakukan langkah-langkah komunikasi, baik secara

lisan maupun tertulis.

Pada pengajaran writing, Menulis adalah sebuah proses penyampaian ide, pikiran,

dan perasaan lewat sistem bunyi atau huruf yang sudah diakui oleh masyarakat

pengguna bahasa. Menurut Gaith (2002) menulis itu mendorong seseorang untuk

mengkomunikasikan pikiran-pikirannya dan membuat pemikiran-pemikirannya

tercermin dalam bentuk tulisan. Lebih jauh ia mengatakan bahwa “When thought is

written down, ideas can be examined, reconsidered, added to, rearranged and

changed”. Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu menuangkan ide-ide yang

dimilikinya untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.

Selain itu, meninjau Standar kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Inggris untuk

ketrampilan writing seperti yang tertuang dalam kurikulum 2006 adalah ditujukan agar

siswa dapat “mengungkapkan berbagai makna (interpersonal, transaksional) dalam

berbagai teks lisan interaksional dan monolog terutama yang berbentuk descriptive,

narrative, recount, procedure, dan report”.

Berdasarkan pengalaman penyusun, keterampilan siswa dalam menulis pada mata

pelajaran Bahasa Inggris, baik itu menulis teks descriptive, teks recount, teks narrative,

teks report atau teks lainnya sering mengalami kesulitan, itu terbukti saat siswa diberi

tugas menulis teks recount pada kegiatan akhir proses pembelajaran, siswa yang dapat

Page 2: PTK MIND MAPPING

menyelesaikan tugas menulis sebuah teks recount yang tepat waktu dan memenuhi

kriteria hanya berkisar antara lima sampai dengan tujuh orang saja. Sedangkan siswa

yang lain tugasnya ada yang baru setengahnya, atau bahkan ada yang baru hanya

beberapa kalimat saja. Dari empat kemampuan dasar (four basic skills) bahasa Inggris,

yakni listening, speaking, reading, dan writing. Maka writing-lah yang merupakan skill

tersulit diantara semuanya.

Kasus seperti itu, sering diungkapkan oleh para pengajar ketika kami berkumpul di

MGMP. Hal ini kami alami sendiri pada peserta didik di sekolah kami, SMPN 2

Manonjaya pada siswa kelas VIII B, yang sebagian besar memilih untuk diam seolah

bingung apa yang akan mereka tulis untuk memulai menulis teks recount. Padahal kami

yakin mereka memiliki ide-ide atau pengalaman yang ingin mereka tuliskan.

Dari pengamatan awal dan hasil wawancara mereka sebelum dilaksanakannya

penelitian tindakan ini diperoleh alasan-alasan yang umum, yaitu bingung untuk

memulai, malu karena bahasa Inggrisnya tidak benar, kurang mengerti apa yang tengah

dibahas, dan sebagian dari mereka merasa tidak memiliki banyak ide untuk diungkapkan

juga karena minimnya kosa kata yang mereka miliki.

Dari kendala yang dihadapi penyusun tersebut di atas, maka melalui rencana

penelitian tindak kelas ini penyusun akan mencoba menggunakan metoda Peta Pikir

(Mind Mapping) untuk memecahkan masalah kesulitan siswa pada keterampilan menulis

teks recount. Mengapa mesti recount yang penulis PTK kan ? Ada beberapa alasan

mengapa penulis tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan Kelas diantaranya,

memotivasi siswa agar menguasai Vocabulary sebanyak mungkin, Menuangkan setiap

pengalaman para siswa yang telah dilaluinya pada masa-masa atau waktu yang telah

berlalu dalam bentuk tulisan. Maka untuk memperbaiki kelemahan para siswa dalam

menulis pengalamannya, penulis memilih metoda Peta Pikir (Mind Mapping). Metoda ini

Page 3: PTK MIND MAPPING

akan memudahkan siswa dalam merangkai kalimat demi kalimat walaupun tidak

sempurna, diharapkan metode tersebut di atas dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis teks recount serta ada peningkatan yang berarti, sehingga siswa ada

motivasi untuk terus mengembangkan dari pengalaman yang telah mereka peroleh dari

kehidupan nyata sehari-hari lalu dicatat, disusun secara kronologi, dan disimpulkan

sendiri.

1.2 Permasalahan

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, bahwa pengalaman penyusun

dalam melaksanakan tugas mendidik siswa-siswi mempunyai masalah yang cukup

berat, yakni siswa sebagian besar tidak bisa menyelesaikan tugas menulis sebuah teks

recount yang sesuai dengan maksud (purpose), struktur teks (text structure),

penampilan bahasa (language features), dan ketepatan waktu dalam mengerjakan

tugas tersebut.

B. Rumusan Masalah

Setelah masalah yang dihadapi oleh penyusun dalam proses belajar mengajar

dapat diidentifikasi, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kemampuan siswa dalam menulis teks recount pada pembelajaran bahasa

Inggris meningkat setelah menggunakan metode Mind Mapping?

2. Sejauh mana keefektifan Metode Mind Mapping pada keterampilan menulis teks

recount di kelas VIII B SMP Negeri 2 Manonjaya?

Page 4: PTK MIND MAPPING

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang dihadapi oleh penyusun adalah siswa mempunyai kesulitan

dalam mengerjakan tugas menulis teks recount yang sesuai dengan kriteria genre

(jenis teks), dan siswa tidak bisa menyelesaikan dengan tepat waktu.

Pembatasan masalah itu adalah bertujuan agar perencanaan, pelaksanaan

tindakan, dan pembuatan laporan penelitian tindakan kelas ini lebih fokus pada

masalah yang lebih sering dihadapi oleh peneliti secara riil di kelas.

1.3 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah:

1. Agar hasil dari penelitian tindakan kelas ini dapat diimplementasikan secara riil di

kelas, sehingga guru dapat menggunakan metode Mind

Mapping dalam proses belajar mengajar lebih efektif, dan efisien.

2. Agar siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam menulis (writing) pada

teks recount, akhirnya prestasi mereka pun meningkat dari sebelumnya.

1.4 Manfaat Penelitian

A. Manfaat Bagi Siswa

Metode pembelajaran Mind Mapping yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian tindakan kelas ini, akan terasa manfaatnya langsung oleh siswa dalam

proses belajar mengajar di kelas. Hal itu akan dilihat dari kemampuan siswa dalam

menulis teks recount yang sesuai dengan kaidah jenis teks, dan ketepatan waktu

mengerjakannya.

Page 5: PTK MIND MAPPING

Akhirnya guru menganggap bahwa siswa itu sebagai subjek dan objek,

sedangkan guru hanya menjadi fasilitator, mediator, dan komentator.

B. Manfaat Bagi Guru

Adapun manfaat bagi guru yang diharapkan melalui penerapan metode Mind

Mapping pada keterampilan menulis teks recount ini, peran guru sebagai fasilitator

akan memfasilitasi ketika siswa mendapatkan kesulitan dengan memberikan peta

pikir, memberikan arahan dalam penyusunan teks recount dengan TS yang berarti;

Tulis dan Susun. Sehingga kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa bukan pada

guru.Selain itu penerapan metode Mind Mapping semoga jadi motivasi bagi guru-

guru di SMPN 2 Manonjaya untuk melakukan penelitian Tindakan Kelas.

C. Manfaat Bagi Sekolah

Dari uraian tentang manfaat bagi guru dan siswa dari penerapan metode

pembelajaran Mind Mapping pada keterampilan menulis teks recount, tentu manfaat

bagi sekolah pun jelas ada yakni ketercapaian program kurikulum sekolah.

D. Manfaat Bagi MGMP

Manfaat bagi MGMP adalah sebagai bahan acuan untuk guru-guru

yang lain yang akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas.

Page 6: PTK MIND MAPPING

BAB II

KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

2.1 Kerangka Pokok Teori

Bobbi Deporter (2005) Mind Mapping metode mencatat yang baik membantu kita

mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu

mengorganisasi materi, dan memberikan wawasan baru.

Metode Mind Mapping pertama kalinya dikembangkan oleh Tony Buzan, Kepala Biro

Brain Foundation, menurutnya Mind Mapping (peta pikiran) adalah metode mencatat

kreatif yang memudahkan kita mengingat banyak informasi. Setelah selesai, catatan yang

anda kita buat membentuk sebuah pola gagasan yang saling berkaitan, dengan topik

utama di tengah, subtopik, dan perincian menjadi cabang-cabangnya. Peta pikiran yang

terbaik adalah peta pikiran yang berwarna-warni, menggunakan banyak gambar, dan

simbol; biasanya seperti tampak sebuah karya seni.

Metode mencatat ini, didasarkan kepada penelitian tentang cara otak memproses

informasi, bekerja sama otak kita, bukan menentangnya (Buzan, 1993).

Bahkan lebih dari itu, metode peta pikiran ini mempunyai kelebihan yang sangat

elementer yakni, memungkinkan kita belajar mengajar berpindah-pindah topik. Kita

merekam informasi melalui simbol, gambar, arti emosional, dan dengan warna, persis

seperti cara otak memprosesnya. Dan karena pikiran melibatkan kedua belah otak, kita

bisa mengingat informasi dengan lebih muda. Sekarang penulis berpikir bahwa peta pikir

adalah sebuah metode yang sangat efektif untuk digunakan dalam upaya meningkatkan

Page 7: PTK MIND MAPPING

kemampuan siswa dalam menulis teks recount pada pembelajaran bahasa Inggris di kelas

VIII B SMP Negeri 2 Manonjaya.

Dalam menggunakan metode Mind Mapping ada 3 langkah pokok yang perlu

diorganisasikan dengan baik, yakni; membuat konsep peta pikir, membuat catatan TS

(Tulis dan Susun), dan belajar memutar.

Secara garis besar prosedur membuat peta pikir (Mind Mapping) adalah:

1. Ambil selembar kertas kosong dan letakkan mendatar, Di tengah-tengah halaman,

tulislah topik dengan huruf kapital.

2. Letakan subtopik di bawah topik utama dan perincian pada cabang-cabang peta

tersebut.

3. Lalu kita menarik garis tebal dari tengah, seperti jari-jari roda.

4. Setiap garis, menggunakan warna berbeda untuk setiap gagasan.

5. Tarik garis yang lebih kecil dari garis gagasan, seperti ranting pada cabang pohon.

Pada garis ranting ini kita menulis fakta; pemeran, tempat, tanggal.

6. Kegiatan akhir adalah membuat simbol, gambar, dan isyarat lainnya yang dianggap

membantu untuk mengingat informasi.

Sebaiknya peta pikiran dibuat dengan tampilan yang menarik, dan diberi cat yang

berwarna-warni. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan belajar mengajar, seolah-olah

kita baru saja dibawa oleh seorang seniman pada objek lukisan atau maha karya yang

luar biasa. Sekarang siswa menambahkan pada daerah tertentu dengan arsiran, tambah

warna-warna yang menarik pada cabang dan ranting dengan rapi, alhasil bahwa kita

mempunyai peta pikir yang jelas, teratur, dan mudah diingat.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Metode Mind Mapping

A. Kelebihan

Page 8: PTK MIND MAPPING

Setiap metode pembelajaran pasti ada kelebihan dan kekurangannya, jika

diterapkan dalam sebuah proses belajar mengajar. Demikian pula metode Mind

Mapping, peneliti terlebih dahulu akan menguraikan kelebihannya. Dari sudut

pandang penyusun bahwa metode Mind Mapping memiliki beberapa kelebihan, antara

lain:

1. Peta pikiran bisa digunakan di kelas berapa saja, dan materi pelajaran apa

saja, terlebih materi writing.

2. Peta pikiran membantu siswa menangkap pikiran dan gagasan kertas

dengan jelas, lengkap, dan jelas.

3. Metode yang sesuai dengan otak, membuat informasi lebih mudah

dimengerti dan diingat kembali, dan memaksimalkan momen belajar.

4. Metode yang mampu memberikan wawasan baru.

5. Peta pikiran bisa digunakan untuk curah pendapat (brainstorming).

6. Peta pikiran sangat cocok juga untuk persiapan ujian siswa.

Itulah kelebihan-kelebihan yang terdapat pada metode pembelajaran Mind

Mapping sebagai alasan peneliti memilih yang diterapkan pada penelitian tindakan

kelas ini.

B. Kekurangan Mind Mapping

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahawa metode pembelajaran selalu ada

kekurangannya, adapun kekurangannya adalah:

1. Seorang guru dituntut untuk bisa mengorganisasikan kelengkapan; konsep peta

pikiran (Mind Mapping Concept), catatan: TS (Tulis Susun), belajar memutar

Page 9: PTK MIND MAPPING

(circuit learning) secara jelas, teratur, dan mudah diingat. Dengan kata lain harus

guru yang kreatif, inovatif, dan telaten, ulet dan sabar atau disingkat (TUS).

2. Guru setiap tatap muka harus selalu membuat alat peraga atau menyiapkannya

pada laptop.

3. Guru harus pandai menggunakan metode, model, teknik, dan strategi

pembelajaran secara variatif, dan komunikatif. Maaf jika ada, guru yang apriori,

apatis, tidak cocok dengan metode ini.

Kelemahan dari metode Mind Mapping yang telah diuraikan di atas, itu hanya

kesimpulan peneliti, jika kita menggunakan metode tersebut, bukan prinsip-

prinsip dasar yang telah dikemukakan oleh ahlinya. Itu dikarenakan penulis

berasumsi bahwa metode Mind Mapping jika diterapkan pada pembelajaran sesuai

dengan petunjuk penemunya hampir tidak ada kekurangan.

2.3 Pembelajaran Menulis Teks Recount

A. Pembelajaran Menulis

Pembelajaran menulis merupakan suatu keterampilan pokok dari empat

kemampuan dasar bahasa Inggris yang sering disebut four basic skill, yakni, listening,

speaking, reading, dan writing.

Menurut Harsyaf dkk, (2009, 7) in fact there are three main stages of the

writing process: preparing to write, drafting, and revising. Di dalam fakta ada tiga

langkah pada proses menulis; yakni, mempersiapkan untuk menulis, membuat draf,

dan merevisi atau mengedit hasil tulisan.

Lebih jelasnya langkah-langkah menulis sebuah teks, sebagai berikut:

1. Mempersiapkan untuk menulis (preparing to write)

Page 10: PTK MIND MAPPING

Adalah merupakan aktivitas mempersiapkan atau membuat sebuah rencana

membuat teks (pre-writing). Pada tahap ini sangat penting untuk penulis

menyiapkan; topik, tujuan, bahan atau alat yang diperlukan, dan langkah yang

akan dilakukan pada teks.

2. Menyusun Draf (drafting)

Menyusun draf merupakan langkah kedua dari sebuah perencanaan sebagai

konsep awal untuk petunjuk pelaksanaan secara detail.

3. Merevisi atau mengedit (revising)

Merevisi atau istilah media cetak editing, merupakan rangkaian kegiatan dari

memperbaiki kata perkata yang dianggap perlu, menyusun kalimat yang lebih

efektif, bahkan sampai mengahapus bagian teks yang dianggap tidak relevan

dengan prosedur teks.

B. Teks Recount

Teks recount merupakan salah satu jenis teks (genre) yang digunakan untuk

menceritakan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang telah terjadi

dengan maksud menginformasikan kepada orang lain pengalaman yang telah dia lalui.

Kejadian atau peristiwa tersebut disusun didasarkan kronologi atau saat terjadinya

sesuatu, (Harsyaf dkk, 2009).

Adapun struktur teks recount terdiri dari; (1) orientation: introduce who,

where, and when; (2) series of events: in the order they happened; dan (3)

reorientation: what resulted from the events.

Pertama, orientation (pendahuluan) yang berisi pengenalan who siapa yang

menjadi karakter (pemeran), where dimana tempat kejadian atau peristiwa, dan when

kapan terjadinya. Kedua, series of events adalah rangkaian peristiwa yang terjadi pada

Page 11: PTK MIND MAPPING

cerita tersebut. Ketiga, reorientation merupakan bagian akhir dari cerita itu atau

kesimpulan baik happy ending atau sad ending.

2.2 Hipotesis Tindakan

Bertolak dari kerangka teori tersebut di atas penyusun berkeyakinan bahwa “Dengan

menerapkan metode Mind Mapping pada proses pembelajaran siswa kelas VIII B SMP

Negeri 2 Manonjaya dapat meningkatkan kemampuan menulis teks recount .”

Oleh karena itu, penerapan metode Mind Mapping dalam proses belajar mengajar

cukup efektif.