metode pembelajaran inquiry dan mind mapping
DESCRIPTION
metode pemelajaran,kooperatif,sekolah menengah kejuruanTRANSCRIPT
DAFTAR ISI
Halaman
PENGANTAR................................................................................................. 1
ISI ..................................................................................................... 4
A. Metode pembelajaran Inquri ..................................................... 4
B. Metode pembelajaran Mind map .............................................. 12
PENUTUP ................................................................................................... 17
A. Kesimpulan dan Saran................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 09
1
PENGANTAR
Dalam proses belajar dan mengajar tentu tidak pernah terpisahkan dari yang
namanya teori, model, pendekatan, strategi, desain, metode dan tekhnik
pembelajaran. Sebagai guru keingintahuan tentang istilah-istilah tersebut akan
sangat membantu. Oleh karena itu dengan rendah hati kami berusaha mencari
referensi untuk dapat mendefenisikan istilah- istilah tersebut, melaui media
internet dan dari buku-buku yang berhubungan dengan hal tersebut. Semoga
uraian yang kami berikan bisa bermanfaat dan menambah perhatian kita sebagai
guru, dan mohon maaf apabila dalam uraian ini masih banyak kekurangan, karena
kami hanyalah manusia biasa. Untuk itu komentar yang membangun sangat kami
harapkan.
A. Model Pembelajaran
Model pembelajaran, pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali
penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi
pembelajaran.
B. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
belajar yang berbeda dalam kondisi yang berbeda berdasarkan kompetensi
pembelajaran yang telah ditetapkan ( Ceramah, tanya jawab, diskusi, dll ).
C. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang digunakan secara
sistematis & prosedural dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar. Contoh : contextual teaching- learning,
Quantum teaching- learning, Active learning, Mastery learning, Discovery- inquiry
learning, cooperative Learning dan PAIKEM.
Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa : Strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
2
Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, (Wina Senjaya, 2008)
menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna
perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual
tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan
pembelajaran.
Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua
bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group- individual
learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan
cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi
pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.
D. Pendekatan pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah muatan-muatan etis-paedagogis yang
menyertai kegiatan proses pembelajaran yang berisi religius/spiritual,
Rasional/intelektual, Emosional, Fungsional, Keteladanan, Pembiasaan, dan
Pengalaman.
E. Disain pembelajaran
Disain pembelajaran adalah upaya untuk merencanakan dan menyusun,
melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran secara
sistematis.
Menurut Suyatno, Ketua Jurusan Bahasa Indonesia Unesa Surabaya,
mengulas secara singkat tentang perbedaan istilah tersebut :
1. Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam
model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan
pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran adalah konsep dasar yang mewadahi,
menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
3. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara
yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari
pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode
3
pembelajaran. Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara
aplikatif, nyata,dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.
4. Teknikpembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung. Guru dapat berganti-ganti teknik meskipun
dalam koridor metode yang sama. Satu metode dapat diaplikasikan melalui
berbagai teknik
pembelajaran. Bu
ngkus dari penerapan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran
tersebut dinamakan model pembelajaran. guru dapat berkreasi dengan
berbagai model pembelajaran yang khas secara menarik, menyenangkan,
dan bermanfaat bagi siswa. Model guru tersebut dapat pula berbeda
dengan model guru di sekolah lain meskipun dalam persepsi pendekatan
dan metode yang sama.
4
A. Metodepembelajaran Inquri
Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan
penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk
memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual
(kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir
menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk
membantu individu untuk membangun kemampuan itu.
Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri
menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek
belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan
untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri
dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru
bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya
jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan
teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan
dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam
pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Sanjaya (2008:202) menyatakan bahwa pembelajaran inkuiri mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap or ientasi ini
adalah:
5
Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa
Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan. Pada tahap ini dijelaskan langkah- langkah inkuiri
serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah merumuskan merumuskan
masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan
Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan
dalam rangka memberikan motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki
dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat
penting dalam pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut
siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya
mengembangkan mental melalui proses berpikir.
3. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu
cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan
menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan
kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga
6
membutuhkan ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi
berpikirnya.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir
rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa
data mana yang relevan.
Alasan rasional penggunaan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah
bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai
matematika dan akan lebih tertarik terhadap matematika jika mereka dilibatkan
secara aktif dalam “melakukan” penyelidikan. Investigasi yang dilakukan oleh
siswa merupakan tulang punggung pembelajaran dengan pendekatan inkuiri.
Investigasi ini difokuskan untuk memahami konsep-konsep matematika dan
meningkatkan keterampilan proses berpikir ilmiah siswa. Sehingga diyakini
bahwa pemahaman konsep merupakan hasil dari proses berpikir ilmiah tersebut.
Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri yang mensyaratkan keterlibatan
aktif siswa diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap anak
terhadap pelajaran matematika, khususnya kemampuan pemahaman dan
komunikasi matematis siswa. Pembelajaran dengan pendekatan inkuiri
merupakan pendekatan pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar
berpikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa
lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan
masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar, peranan
guru dalam pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai pembimbing
dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan
7
kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang
akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan
sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan
pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa
dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
Dalam mengembangkan sikap inkuiri di kelas, guru mempunyai peranan
sebagai konselor, konsultan dan teman yang kritis. Guru harus dapat
membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok melalui tiga tahap: (1)
Tahap problem solving atau tugas; (2) Tahap pengelolaan kelompok; (3) Tahap
pemahaman secara individual, dan pada saat yang sama guru sebagai instruktur
harus dapat memberikan kemudahan bagi kerja kelompok, melakukan intervensi
dalam kelompok dan mengelola kegiatan pengajaran.
Pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi
guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada
siswanya. Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:
a) Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)
Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru
membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal
dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam
menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan
inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman
belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih
beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat
memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan
dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui
diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan
masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.
Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh
pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak
memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan
tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara
mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan
8
diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep
pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan
melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses
belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat
mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang
diperlukan oleh siswa.
b) Inkuiri Bebas (free inquiry approach).
Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah
berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan
inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang
ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki,
menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur
atau langkah- langkah yang diperlukan.
Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau
bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan
metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah
open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu
cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya
sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang
baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang
diselidiki.
Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan,
antara lain: 1) waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama
sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum, 2) karena
diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada
kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam
kurikulum, 3) ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai
topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk
memeriksa hasil yang diperoleh siswa, 4) karena topik yang diselidiki antara
kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau
individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok
9
atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang
diharapkan.
c) Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach)
Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan
inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan
inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk
diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada.
Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan
masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan
pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap
memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari
Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.
Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar
siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat
menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat
menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak
langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan
yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.
Kebaikan Dan Kelemahan Metode Inquiry
Kebaikan Metode Inquiry
Adapun kebaikan/keunggulan dari metode inquiry dapat dikemukakansebagai
berikut:
a) Dianggap membantu siswa mengembangkan atau
memperbanyakpersediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif
siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin.
Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi
seorang belajar bagaimana belajar itu.
b) Pengetahuan yang diperoleh dari metode ini sangat pribadi sifatnyadan
mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh dalamarti
pendalaman dari pengertian, retensi dan transfer.
c) Metode penemuan membangkitkan gairah pada siswa misalnya
siswamerasakan jerih payah penyelidikannya menemukan
keberhasilannyadan kadang-kadang kegagalannya. Metode ini memberi
10
kesempatanpada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuan
sendiri.
d) Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa
denganbertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melainkan proses-
prosespenemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi
kondisiyang mengecewakan. Metode ini menyebabkan siswa
mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia lebih merasa terlibat dan
bermotivasi sendiri untuk belajar. Paling sedikit pada suatui proyek
penemuan khusus.
e) Metode ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan
padamereka dan guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide.
Guru menjadi teman belajar terutama dalam situasi penemuan
yangjawabannya belum diketahui sebelumnya.
f) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisme yang sehat
untukmenemukan kebenaran akhir dan mutlak(Suprihadi
Saputro,1993:180)
Menurut Roestiyah (Roestiyah, 1991:74)metode inquiry memiliki keunggulan
- keunggulanyaitu:
Dapat membentuk dan mengembangkan self consept pada diri siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide- ide lebihbaik.
Membantu dalam mengunakan ingatan dan transfer pada situasi
prosesbelajar yang baru.
Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atau berisiatif agarmereka
semua bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan
hipotesisnyasendiri.
Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
Memberi kebebasan pada siswa untuk belajar mandiri.
Kelemahan Metode Inquiry
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari metode inquiry dapat
dikemukakansebagai berikut:
11
Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajarini.
Misalnya siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanyamenyusun
suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yanglebih pandai akan
memonopoli penemuan dan menimbulkan frustasipada siswa yang lain.
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar, misalnyasebagian
waktu dapat hilang karena membantu seorang siswamenemukan teoeri-
teori, atau menemukan bagaimana ejaan daribentuk kata-kata tertentu.
Harapan yang ditumpahkan pada metode ini mungkin mengecewakanguru
dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaransecara
tradisional.
Dalam beberapa ilmu fasilitas yang dibutuhkan mungkin tidak ada.
Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai
terlalumementingkan memperoleh pengertian dan kurang
memperhatikandiperolehnya sikap dan keterampilan. Sedangkan sikap
danketerampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian atau
sebagaiperkembangan emosional sosial secara keseluruhan pada anak
Metode ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikirkreatif,
kalau pengertian-pengertian yang akan ditemukan telahdiseleksi terlebih
dahulu oleh guru, demikian pula proses-proses dibawah pembinaannya.
Tidak semua pemecahannya masalah menjaminpenemuan yang penuh arti.
Pemecahan masalah dapat bersifatmembosankan mekanistis, formalistis,
dan fasif seperti bentukterburuk dari metode ekspositori verbal.(Suprihadi
Saputro,1993:181)
12
B. Metode pembelajaran Mind map
Mind map adalah cara mencatat yang kreatif dan efektif, caramudah
memasukkan dan mengeluarkan informasi dalam otak, mindmap menggunakan
warna, simbol, kata, garis lengkung dan gambaryang sesuai dengan cara kerja
otak(Buzan, 2004)
Menurut Silberman (Silberman, 2003)metode Mind Mapping (pemetaan
pikiran) adalah cara kreatif bagi siswa secara individual maupun berkelompok
untuk menghasilkan ide- ide, mencatat pelajaran, atau merencanakan penelitian
baru. Mind Mapping adalah teknik visual yang menyeleraskan proses belajar
dengan cara kerja alami otak. (Alamsyah, 2009)
Menurut Buzan (2009), mind map adalah cara termudah untuk
menempatkaninformasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.
Mind mapadalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran kita. Catatan yang dibuat tersebut membentuk gagasan
yang saling berkaitan,dengan topik utama di tengah dan subtopik serta perincian
menjadi cabang-cabangnya. Buzan (2009), menjelaskan bahwa mind map juga
merupakan petarute hebat bagi ingatan, memungkinkan kita menyusun fakta dan
pikiran sedemikianrupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini
berarti mengingatinformasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada
menggunakan teknikpencatatan tradisional.
Menurut Windura (2008), mind map adalah suatu teknis grafis yang
dapatmenyelaraskan proses belajar dengan cara kerja alami otak. Mind map
melibatkanotak kanan sehingga proses pembuatannya menyenangkan, dan mind
map merupakancara paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan,
dan mengeluarkandata dari otak kita.
Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran terpola secara visual
dan grafis dan akhirnya dapat membantu merekam, memperkuat, dan mengingat
kembali informasi yang telah dipelajari. Mind Mapping yang dibuat oleh siswa
dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan
perasaan yang erdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana yang
menyenangkan yang diperoleh siswa saat proses belajar mempengaruhi
penciptaan Mind Mapping. Tugas guru dalam proses belajar adalah menciptakan
13
suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam proses
pembuatan Mind Mapping.
Menurut Alamsyah (2009), mind mapping selaras dengan cara kerja
alamiotak, karena mind mapping melibatkan kedua belahan otak, seseorang
mencatatdengan melibatkan simbol-simbol atau gambar-gambar yang
disukainya,menggunakan warna-warna untuk percabangan-percabangan yang
mengindikasikanmakna tertentu dan bisa melibatkan emosi, kesenangan,
kreativitas seseorang dalammembuat catatan-catatan.
Buzan (2009) menjelaskan untuk membuat mind map, bahan yang
diperlukan
sebagai berikut:
Kertas, minimal berukuran A4
Pensil warna atau sepidol
Imajinasi.
Otak kita sendiri
Alamsyah (2009) menjelaskan setiap peta pikiran (mind map)
mempunyaielemen-elemen sebagai berikut:
a) Pusat peta pikiran atau central topic, merupakan ide atau gagasan
utama.
b) Cabang utama atau basic ordering ideas (BOI), cabang tingkat
pertama yanglangsung memancar dari pusat peta pikiran.
c) Cabang, merupakan pancaran dari cabang utama, dapat dituliskan ke
segalaarah.
d) Kata, menggunakan kata kunci saja.
e) Gambar, dapat menggunakan gambar-gambar yang disukainya.
f) Warna, gunakan warna-warni yang menarik dalam peta pikiran.
Langkah- langkah membuat mind map (Windura, 2008):
a) Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan vertikalatau horizontal2
b) Menentukan central topic yang akan dibuat dengan metode mind
mapping,central topic biasanya adalah judul buku atau judul bab yang
14
dipelajari danharus diletakkan di tengah kertas serta diusahakan
berbentuk gambar.
c) Membuat basic ordering ideas (BOI) untuk central topic yang telah
dipilih,gunakan warna yang berbeda pada masing-masing garis BOI.
BOI biasanyaadalah judul bab atau sub bab dari buku yang akan
dipelajari atau bisa jugadengan menggunakan 5WH (what, where,
why, who, when, dan how). Buzan(2009) menjelasakan garis BOI
dibuat lebih tebal dibandingkan dengan gariscabang-cabang
selanjutnya setelah cabang utama (BOI) dan seluruh garis
cabangutama (BOI) harus tersambung ke pusat/central topic .
d) Melengkapi setiap BOI dengan cabang-cabang yang berisi data-data
pendukungyang terkait garis cabang kedua, ketiga, dan selanjutnya
lebih tipis dibandingkangaris cabang utama (BOI) dan warna garis
cabang kedua, ketiga, dan selanjutnyatersebut mengikuti warna BOI
nya masing-masing5
e) Melengkapi setiap cabang dengan gambar, simbol, kode, daftar,
grafik agarlebih menarik, lebih mudah untuk diingat dan dipahami,
jika perlu lengkapi dengangaris penghubung bila ada BOI yang saling
terkait satu dengan lainnya sertatuliskan kata kuncinya saja untuk
setiap garis.
Alamsyah (2009) menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan
metodemind mapping, antara lain:
Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas
Dapat melihat detail tanpa kehilangan benang merahnya antar topikc
Terdapat pengelompokkan informasid
Menarik perhatian mata dan tidak membosankane
Memudahkan berkonsentrasif
Proses pembuatannya menyenangkan karena melibatkan warna,
gambar-gambardan lain- laing.
Mudah mengingatnya karena ada penanda-penanda visualnya
Windura (2008) menambahkan khusus dalam bidang pendidikan
danpembelajaran, kegunaan dan aplikasi mind map sangat banyak, antara lain
15
untukmeringkas, mengkaji ulang (review), mencatat, mengajar, bedah buku,
presentasi,penelitian dan manajemen waktu (time management).
Inti dari Mind Mapping adalah terbentuknya asosiasi. Mind Mapping yang
baik akan selalu menggunakan kata kunci dan gambar. Untuk memperkuat aspek
kreatifitas dan merangsang daya ingat yang kuat perlu digunakan warna yang
beragam. Ini berguna untuk membedakan antar penjelasan yang satu dengan yang
lain. Selain dapat pula ditambahkan kode-kode tertentu sesuai kenyamanan
pembuat Mind Mapping apakah berupa simbol atau bentuk-bentuk tertentu seperti
kotak, lingkaran, segitiga dan lain- lain.
Kelebihan dan Kelemahan Menggunakan Metode Mind Mapping
Menurut Olivia (Olivia, 2009)kelebihan metode Mind Mapping adalah sebagai
berikut : a) Cara mudah menggali informasi dari dalam dan dari luar otak b) cara
baru untuk belajar dan berlatih dengan cepat dan ampuh c) cara membuat catatan
agar tidak membosankan d) cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan
merencanakan proyek e) alat berfikir yang mengasyikkan karena membantu dua
kali lebih baik, dua kali lebih cepat, dua kali lebih jernih dan dengan lebih
menyenangkan. Sedangkan menurut Alamsyah (Alamsyah, 2009)kelebihan Mind
Mapping antara lain : a) Memberi pandangan menyeluruh pada pokok masalah
atau area yang luas, b) Memungkinkan siswa merencanakan rute atau membuat
pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana siswa
berada, c) Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat, d) Mendorong
pemecahan masalah dengan membiarkan ktia melihat jalan-jalan terobosan kreatif
baru, e) Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat, f) Memudahkan
siswa berkonsentrasi.Kelemahan pembelajaran metode Mind mapping : a) Hanya
siswa yang aktif yang terlibat.b) Tidak sepenuhnya murid yang belajarc) Mind
map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahanmemeriksa mind map siswa.
Yovan menjelaskan keutamaan metode pencatatan menggunakan Mind
Mapping adalah : a) Tema utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan
di tengah b) Level keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informsi
yang memiliki kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama c)
Hubungan masing-masing informasi dapat segera dikenali d) Lebih mudah
dipahami dan di ingat e) Informasi baru setelahnya dapat segera digabungkan
16
tanpa merusak keseluruhan struktur Mind Mapping, sehingga mempermudah
proses pengingatan f) Masing-masing Mind Mapping sangat unik sehingga
mempermudah proses pengingatan g) Mempercepat proses pencatatan karena
hanya menggunakan kata kunci. (Windura, 2008)
17
PENUTUP
A. Kesimpulandan Saran
Pembelajaran inkuiri adalah model penemuan yang dirancang guru sesuai
kemampuan dan tingkat perkembangan intelektual peserta didik, mengurangi
ketergantungan kepada guru dan memberi pengalaman seumur hidup. Penemuan
sering dikaitkan dengan inkuiri. Penemuan boleh diartikan sebagai proses mental
mengasimilasikan konsep dan prinsip. Penemuan berlaku apabila seseorang itu
menggunakan proses mental dalam usaha mendapatkan satu konsep atau prinsip.
Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah : (1) keterlibatan siswa secara
maksimal dalam proses kegiatan belajar (2) keterarahan kegiatan secara maksimal
dalam proses kegiatan belajar , (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa
tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri,Langkah- langkah pembelajaran
inkuiri adalah sebagai berikut : a. Mengajukan Pertanyaan atau Permasalahan; b.
Merumuskan Hipotesis; c. Mengumpulkan Data; d. Analisis Data; e. Membuat
Kesimpulan
Mind Mapping merupakan istilah teknik pemetaan pikiran untuk
membantu membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang masih
"tersembunyi". Pemetaan pikiran ini akan melibatkan kedua sisi otak secara
bersamaan, yaitu otak kanan dan otak kiri.
Kegunaan/fungsi mind mapping untuk menstrukturisasikan dan
mensistematisasikan ingatan dalam proses pembelajaran untuk dapat
mengembangkan kreativitas ide dan pendapat siswa. Sebab, dalam fakta
pembelajaran, seringkali siswa tidak mampu mengungkapkan pendapatnya,
bertanya atau menjawab pertanyaan, dikarenakan siswa lupa konsep dan tidak
memiliki ingatan konsep yang terstruktur.
Dalam pembuatan mind mapping yang harus kita lakukan adalah sambil
membaca buku maka kita membuat pokok tipik/tema yang akan kita buat mind
map. Maka tema/topic tersebut akan menjadi sentra dan kemudian dibuat cabang-
cabang pohon, seperti halnya jika kita menggambar cabang/dahan yang akan diisi
dengan sub-sub tema dari tema besar. Dalam membuat mind map disarankan
18
untuk dapat menggunakan pena/pensil berwarna dan usahakan membuatnya
sekreatif dan seindah mungkin.
Mind mapping banyak mempunyai kelebihan dibandingkan dengan
metode pembelajaran yang lain seperti membantu Otak untuk : mengatur,
mengingat, membandingkan dan membuat hubungan, selain kelebihan juga
terdapat kekurangannya seperti Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan
kewalahan memeriksa mind map siswa. Mind Mapping yang baik akan selalu
menggunakan kata kunci dan gambar. Untuk memperkuat aspek kreatifitas dan
merangsang daya ingat yang kuat perlu digunakan warna yang beragam. Ini
berguna untuk membedakan antar penjelasan yang satu dengan yang lain. Selain
dapat pula ditambahkan kode-kode tertentu sesuai kenyamanan pembuat Mind
Mapping apakah berupa simbol atau bentuk-bentuk tertentu seperti kotak,
lingkaran, segitiga dan lain- lain.
19
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, M. 2009. Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi Belajar dengan MindMapping. Yogyakarta: Mitra Pelajar
Buzan, T. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Buzan, T. 2004. Mind Map Untuk meningkatkan Kreativitas. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Mel Silberman. 2003. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif . Yogyakarta: Insan Madani
Olivia. 2009. Gembira Mencatat dengan Mind Map. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
Roestiyah. 1991. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. Dr. 2008.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Saputro, Suprihadi. 1993. Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran Umum. Malang:
IKIP Malang Windura, S. 2008.Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama
20
Metode pembelajaran Inquri dan Mind map
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode pembelajaran
kejuruan
Dosen Pengampu : Drs . Bambang Prawiro, M.M
Disusun oleh: Nursamsudin
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRITAS
SMK KOLABORATIF
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013