psss_mata merah visus normal
DESCRIPTION
MataTRANSCRIPT
-
Mata Merah Visus NormalARVIN PRAMUDITA
INDRA WICAKSONO
RIZKI AMANDA NABILAH
RORI ALFATH BRANI PALMAAS
-
Ilustrasi Kasus
MATA MERAH VISUS NORMAL
Seorang laki-laki umur 43 tahun datang dengan keluhan kedua matamerah sejak pulang dari piknik ke pantai satu hari yang lalu. Kedua matatidak terasa sakit, hanya agak sepet dan penglihatan dirasakan samaseperti biasa. Penderita mengatakan bahwa kedua matanya memangsering merah sejak beberapa tahun yang lalu kalau kena angin dan panas.Penderita mengatakan bahwa sejak beberapa bulan yang lalu di tepibagian hitam kedua matanya ada selaput. Riwayat penyakit laindisangkal. Kakak tertua penderita juga menderita penyakit serupa.
2
-
Ilustrasi Kasus
Pemeriksaan Fisik
Tak tampak sakit, TD 125/70, nadi 72 kali/menit, TB 174 cm, BB 80 kg
Pemeriksaan Oftalmologi
AVODS 6/6
Segmen anterior ODS: Konjungtiva tarsalis superior et inferior terlihatbeberapa follicle, konjungtiva bulbi tampak kemerahan di bagian nasal, tampak penebalan berbentuk segitiga dengan apeks melewati limbus kornea.
Lain-lain tampak tenang, fundus ODS dalam batas-batas normal
3
-
Diagnosis
Laki-laki 43 Tahun
Piknik ke pantai (angin, debu, dan udara panas)
Merah bilateral, sejak beberapa
tahun lalu
Tidak nyeri, Visusnormal
Terdapat selaput invasive dari bagian nasal meluas
ke kornea, berbentuksegitiga
PTERIGIUM
Surfers Eye
4
-
Definisi1,2
Pterygium (Latin pterygion) sayap.
Pertumbuhan fibrovaskularsubepitel triangular darikonjungtiva bulbar.
Melewati limbus menujukornea
1. Kanski JJ, Bowling B. Clinical Opthalmology: A Systemic Approach, 7th ed. London: Elsevier; 2011.2. Khurana AK. Comprehensive Ophtamlology, 4th ed. New Delhi: New Age International; 2007.
5
-
Etiologi1,2
BELUM DIKETAHUI PASTI
Faktor lingkungan yang mempengaruhi:
Paparan sinar UV
Angin
Iklim panas
Debu
6
1. Kanski JJ, Bowling B. Clinical Opthalmology: A Systemic Approach, 7th ed. London: Elsevier; 2011.2. Khurana AK. Comprehensive Ophtamlology, 4th ed. New Delhi: New Age International; 2007.
-
Patogenesis3
Faktor Risiko
Respon Lokal Kerusakan Aktinik
Proliferasi Jaringan IkatSubepitel/Submukosa
3. Kumar V, Abbas AK, Fausto. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7th ed. USA: Saunders;2005.
7
-
Tanda & Gejala Pterygium4
Tanda
Pertumbuhan fibrovaskulardari nasal/temporal meluas kekornea berbentuk segitiga
Berwarna merah jika radang
Dapat mengenai kedua mata
Gejala
Rasa terbakar
Gatal
Gritty feeling (sensasi berpasir)
Sensasi benda asing di mata
Penglihatan buram
4. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013.
10
-
Dicocokan
dengan Ilustrasi Kasus
Mata merah setelah piknik ke pantai (udara panas, debu, paparan UV)
Mata merah bilateral menahun (kronik)
Gritty feeling
Visus tidak terganggu
Tumbuhnya selaput, berbentuk segitiga berasal dari arah nasal, tumbuh ke arah kornea
11
-
Diagnosis Banding5
Pseudopterigium Pelekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Pada penyembuhan ulkus kornea
Pannus Pembuluh darah berbentuk tabir pada kornea Banyak pada trakoma
Kista dermoid Pertumbuhan jaringan non-kanker berlebih di lokasi yang abnormal Pada mata terbagi dua, orbital dermoid dan epibulbar dermoid
Pinguekula Benjolan konjungtiva bulbi terutama pada orang tua
5. Wachler BSB. Pterygium (Surfers eye) and Pinguecula. WebMD, 2014. [Cited 5 April 2015] Available from: http://www.webmd.com/eye-health/pterygium-surfers-eye?page=3
12
-
Diagnosis Banding
PinguekulaPterygium Pannus
Pseudopterygium
Dermoid cyst
13
-
Data Tambahan yang Diperlukan
Bagaimana perjalanan munculnya selaput pada kedua mata?
Apakah ada riwayat mata teriritasi, misal chemical burn? -> pseudopterygium
Apakah mata menjadi sensitif terhadap cahaya, pandangan ganda, sensasi nyeri/terbakar? -> karsinoma sel skuamosa konjungtiva6
6. Mehta M, Fay A. Squamous cell carcinoma of the eyelid and conjunctiva. International ophthalmology clinics. 2009; 49(1): 111-21
14
-
KSS konjungtivahttp://www.willseye.org/health-library/conjunctival-squamous-cell-carcinoma
Pseudopterygiumhttp://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/atlas/
pages/pseudopterygium-.html
-
Tatalaksana
2. Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4th ed. New Delhi: New Age Intl; 2007. Pg. 80-2.
Bedah2
Indikasi
Kosmetik
Progresi pterygium ke area pupil
Diplopia
Teknik
Eksisi sederhana
Bare sclera
Free conjunctival membrane graft
Limbal conjunctival autograft transplantation
-
Tatalaksana1
Non-bedah
Artificial tears mengurangi mata kering
Steroid topikal anti-inflamasi
Memakai kacamata untuk melindungi dari UV
1. Kanski JJ, Bowling B. Clinical ophthalmology: a systematic approach. Elsevier; 2011.
-
Prognosis7
Ad vitam : bonam
Ad functionam : bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
7. LW Hirst. Recurrence and complications after 1,000 surgeries using pterygium extended removal followed by extended conjunctival transplant. Ophthalmology. 2012 Nov; 119(11): 2205-10.
-
Daftar Pustaka
1. Kanski JJ, Bowling B. Clinical Opthalmology: A Systemic Approach, 7th ed. London:Elsevier; 2011.
2. Khurana AK. Comprehensive Ophtamlology, 4th ed. New Delhi: New AgeInternational; 2007.
3. Kumar V, Abbas AK, Fausto. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 7thed. USA: Saunders; 2005.
4. Ilyas HS, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata, edisi ke-4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2013.
5. Wachler BSB. Pterygium (Surfers eye) and Pinguecula. WebMD, 2014. [Cited 5 April 2015] Available from: http://www.webmd.com/eye-health/pterygium-surfers-eye?page=3
6. Mehta M, Fay A. Squamous cell carcinoma of the eyelid and conjunctiva. International ophthalmology clinics. 2009; 49(1): 111-21
7. LW Hirst. Recurrence and complications after 1,000 surgeries using pterygiumextended removal followed by extended conjunctival transplant. Ophthalmology. 2012 Nov; 119(11): 2205-10.
19
-
20