psikoneuro

Upload: an-nisaa-dejand

Post on 24-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 PSIKONEURO

    1/4

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Dalam beberapa dekade terakhir, terdapat

    peningkatan dalam hubungan antara stress psikologi dan

    berbagai macam kondisi kesehatan. Suatu bukti

    mengesankan adanya hubungan antara sistem imun,

    sistem saraf pusat (CNS) dan sistem endokrin, di mana

    sistem ini dapat dipengaruhi oleh faktor sosial dan

    psikologi. Pada 1!", Solomon dkk mempublikasikan

    sebuah artikel ber#udul $emotion, immunity and disease: a

    speculative theoretical integration$ yang men#adi dasar

    perkembangan penelitian tentang psikoneuroimunologi

    (PN%) (&o, et al., '1).

    PN% adalah sebuah bidang ilmu yang meneliti

    hubungan antara stres, sistem imun dan kesehatan. Stres

    dapat menurunkan respon neuroendokrin dan pada

    akhirnya menyebabkan kegagalan fungsi imun. Peristia

    traumatik dapat merusak aksis hipotalamus*pituitari*

    adrenal (&P+) dan sistem saraf simpatis (SNS),

    merangsang tingkat keseriusan yang lebih tinggi, dan

    timbulnya penyakit yang mengancam nyaa, termasuk

    penyakit #antung. Secara spesifik, peristia trauma

    kehidupan memicu sistem respon inflamasi untuk bereaksi

    lebih cepat terhadap stress kehidupan berikutnya, dan

    menyebabkan inflamasi berperan sebagai etiologi dalam

    banyak penyakit kronis (&o, et al., '1).

    Studi pada pasien psikiatri melaporkan adanya

    gangguan imunitas pada pasien psikosis, termasuk #umlah

    limfosit dan lemahnya respon antibodi terhadap aksin

    pertusis, dibandingkan dengan kontrol (-iecolt*laser,et

    al., ''). Dala studi yang lain ditun#ukkan

    baha behavioral conditioningpada manusia dapat

    menimbulkan efek imunologis yang menyerupai obat

    imunosupresan. /fek spesifik dari terapi ini ditun#ukkan

    pada ekspresi gen seluler, produksi sitokin intra dan

    ekstraselular oleh limfosit 0 teraktiasi (oebel, et al.,

    '').

    Studi epidemiologi mengindikasikan baha faktor

    psikososial berkaitan dengan perkembangan penyakit arteri

    koroner (C+D) dan meningkatkan resiko disfungsi #antung

    dan serangan #antung. &al ini menun#ukkan baha stres

    mental penting dalam menentukan per#alanan iskemi. Stres

    psikologi akut dapat disebabkan oleh stress emosiona

    #angka pendek dan kemarahan yang intens. Stres psikolog

    kronik disebabkan oleh status sosioekonomi rendah, stres

    peker#aan, isolasi sosial, tekanan, kecemasan dan

    permusuhan. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa

    penelitian yang menun#ukkan peran faktor psikologi

    progresi C+D, dan fungsi imun. &al ini mengantarkan klinis

    untuk memahami pentingnya kekebalan sebagai sebuah

    hubungan antara pikiran dan sistem kardioaskuler. D

    samping itu, hal ini #uga menyediakan dasar pembangunan

    sebuah model stres integratif untuk mencegah C+D

    dengan men#aga kesehatan mental (&o, et al., '1).

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    Stres merangsang kemotaksis melalui perubahan

    fungsienotel

    Stres psikologi mengaktiasi SNS yang mengatu

    denyut #antung dan pelepasan katekolamin serta &P+

    aksis yang mengatur pelepasan kortikosteroid dari kelen#ar

    adrenal. Pada stres psikologi akut, katekolamin secara

    dominan mempengaruhi sirkulasi sel N-. &ubungan antara

    stres akut, SNS dan leukosit diilustrasikan dalam gambar 1

    Pada stres kronik, aktiitas &P+ aksis dapat berkurang

    sehingga menyebabkan kelelahan dan peningkatan

    aktiasi inflamasi yang dimediasi oleh imun (&o, et al.

    '1).

    ebih #auh, stimulasi reseptor 2eta adrenergik

    merangsang perubahan ekspresi molekul sel adhesi (br'). Pada stress psikologi ringan, CD!' sel N- dengan *

    selectin (CD!' ligand) menempel lemah ke sel endote

    yang mengekspresikan reseptor molekul adhesi. Pada

    stres psikologi berat, *selectin dari sel N- tidak berperan

    menggerakkan dan CD!' sel N- akan ditahan di tep

    pembuluh darah atau #aringan di luar pembuluh darah

    CD!' sel N- tanpa *selectin akan dimobilisasi

    -onsentrasi molekul adhesi seperti %C+3 1 dan CD11a

    akan meningkat pada stres psikologi berat. Peningkatan

  • 7/25/2019 PSIKONEURO

    2/4

    konsentrasi molekul adhesi menyebabkan CD!' sel N-

    menghentikan gerakannya dan menempel pada tempat

    berkumpulnya molekul adhesi. Disfungsi endotel #uga

    menyebabkan perekrutan dan penempelan limfosit 0 dan

    platelet. +ktiasi sel 0 pada gilirannya menghasilkan sitokin

    proinflamasi, seperti faktor nekrosis tumor*alfa (0N4 alfa),

    interleukin (%)*1 dan %*! yang menstimulasi makrofag dan

    sel endotel pembuluh darah untuk meningkatkan prosesinflamasi. Pada akhirnya hal ini akan merangsang kondisi

    atherosclerosis dini di mana makrofag dan sel

    imunokompeten lainnya menyebabkan inflamasi lokal dan

    pembentukan plak. Pembentukan trombus lokal

    menghasilkan serotonin, trombo5an +', dan thrombin yang

    menyebabkan asokonstriksi dan kemudian merangsang

    sindrom koroner akut (+CS) dengan rupturnya plak. Protein

    fase akut seperti C*reactie protein (C6P) merangsang otot

    polos dan sel endothelial mengelilingi plak arteri koroner,

    menghasilkan lebih banyak sitokin proinflamasi dan

    memicu ekspresi molekul adhesi yang lebih banyak. C6P

    diprediksi merupakan faktor prognostik buruk dalam +CS

    yang tidak bergantung beratnya atherosclerosis dan

    dihubungkan secara signifikan dengan gagal #antung

    kongesti (C&4) (&o, et al., '1).

    Stres merangsang pen!akit arteri koroner melalui

    perubahan paa monosit an sitokin

    ambar 7 menun#ukkan peran limfosit dan sitokin

    dalam perkembangan C+D pada stres akut dan kondisi

    kesepian. Status sosioekonomi rendah dapat

    meningkatkan resiko C+D melalui inflamasi dan aktiasi

    imun. Status sosioekonomi rendah dihubungkan dengan

    #umlah total sel N- dan limfosit 0 dan 2 yang lebih tinggi di

    dalam sirkulasi. Dopp dkk menyatakan baha pergantian

    pertukaran subset limfosit spesifik merupakan sebuah

    komponen kesatuan dari stress akut. Selama stres

    psikologi akut, persentase sel N- dan sel 0 sitotoksik CD8

    di sirkulasi meningkat, sedangkan sel N- dan sel 0 CD"

    sirkulasi yang mengekspresikan *selectin berkurang. Stres

    psikologi akut mengurangi respons proliferasi mitogen,

    utamanya fitohemaglutinin (P&+) (&o, et al., '1).

    9en dan Steptoe mempela#ari hubungan antara

    sel N-, kepekaan stress sitokin proinflamasi, dan denyut

    #antung manusia. Peningkatan #umlah sel N- yang

    mengikuti stres berhubungan dengan peningkatan denyut

    #antung dan perbedaan indiidual dalam respon

    pengendalian simpatis berhubungan dengan N- dan

    respon sitokin proinflamasi pada stres psikologi (&o, et al.

    '1).

    Sebuah stresor psikologi akut meningkatkan sitokin

    proinflamasi, termasuk sel mononuclear ekspresi gen %*12

    dan plasma interleukin ! (%*!). Peningkatan ekspresi gen

    %*12 dihubungkan secara positif dengan denyut #antung

    dan peningkatan tekanan darah sistol. Sitokin #uga

    mempengaruhi otak dan menimbulkan perasaan malas

    sakit dan lemah. Sitokin ini dapat merangsang proliferas

    dan perpindahan sel otot polos melalui rangsangan faktor

    pertumbuhan lainnya yang memicu lesi koroner. 3ann

    menyatakan baha ekspresi #angka pendek aktiasi sitokin

    pada #antung mungkin men#adi sebuah respons adapti

    untuk stres, sebaliknya ekspresi #angka pan#ang dar

    molekul ini menimbulkan respon maladaptif yaitu

    dekompensasi #antung. Cesari dkk menemukan baha

    sitokin proinflamasi merupakan faktor prediktif serangan

    #antung pada orang tua. Sebagai contoh, %*! dihubungkan

    secara signifikan dengan C+D, stroke dan gagal #antung

    kongesti (C&4) dan merupakan prediktor independen kua

    dalam meningkatkan kematian pada C+D yang tidak stabil

    Sebagai tambahan, 0N4 alfa #uga menun#ukkan hubungan

    signifikan dengan C+D. Secara keseluruhan, kadar sitokin

    seperti %*! dan 0N4 alfa mungkin men#adi prediktor yang

    lebih kuat dalam peristia kardioaskuler daripada protein

    fase akut seperti C6P (&o, et al., '1).

    Efek stres paa pembekuan arah an atherosklerosis

    ambar " menun#ukkan hubungan antara stres dan

    pembekuan. Stres psikologi akut meningkatkan fakto

    hemostasis seperti factor on :illebrand. -eadaan sosia

    dan faktor psikososial yang buruk pada masa anak*anak

    meningkatkan konsentrasi protein fase akut seperti plasma

    fibrinogen pada masa deasa dan meningkatkan resiko

    C+D di kemudian hari. -ondisi kesepian #uga menun#ukkan

    respon fibrinogen lebih besar terhadap stress. Streso

    psikososial kronik meningkatkan faktor hemostatik (facto

    ;%%) dan protein fase akut (fibrinogen). 4ibrinogen dapat

    meningkatkan atherosklerosis dengan peningkatan

    agregasi platelet, peningkatan pelepasan fakto

    pertumbuhan yang diturunkan endotel (Endothelial-derived

    growth factor), merangsang proliferasi sel otot polos dan

    peningkatan iskositas darah. Stres akut dan kronis dapa

  • 7/25/2019 PSIKONEURO

    3/4

  • 7/25/2019 PSIKONEURO

    4/4

    limfosit. Pada pasien depresi, indikator gangguan tidur

    yang merupakan karakteristik depresi memiliki berbagai

    konsekuensi imunologis (-iecolt*laser,et al., '').

    Mekanisme pembelaan ego

    2eberapa bukti menun#ukkan baha cara

    seseorang mengatasi situasi hidup negatie atau penuh

    tekanan mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologinya.

    Peneliti menyatakan baha mekanisme pembelaan ego

    memediasi kondisi stres dengan konsekuensinya seperti

    depresi dan kecemasan.

    Penyakit kronis yang menimbulkan kecacatan seperti C&4

    dapat menimbulkan stress dan pasien dapat melakukan

    mekanisme pembelaan ego untuk mengatasi stress ini

    (3ac3ahon and ip, '').

    3ekanisme pembelaan ego yang berhubungan

    dengan gangguan imun meliputi represi,

    penyangkalan, escape-avoidance, dan concealment.

    3ekanisme pembelaan ego represi yang hebat

    berhubungan dengan rendahnya #umlah monosit, tingginya

    #umlah eosinofil, tingginya glukosa serum, banyaknya

    reaksi terhadap obat, tingginya titer antibody /2;,

    penurunan respon sel 0 memori terhadap irus laten

    (-iecolt*laser,et al., '').

    Pada anggota keluarga pasien transplantasi

    sumsum tulang, kecemasan dengan mekanisme

    pembelaan ego escape-avoidanceberkaitan dengan

    #umlah total sel 0 dan CD" yang lebih sedikit serta #umlah

    sel 2 yang lebih banyak. 3ekanisme pembelaan ego

    penyangkalan memiliki efek protektif berkaitan dengan

    serostatus &%; pada pasien &%; seronegatif. 3ekanisme

    pembelaan ego penyangkalan berhubungan dengan

    berkurangnya pikiran intrusif, rendahnya kortisol dan

    tingginya proliferasi limfosit (-iecolt*laser,et al., '').

    BAB &

    $ES'MPULAN

    Dalam pembahasan tentang psikoneuroimunolog

    (P%N) dalam memahami peran stresor psikologi akut dan

    kronis pada sistem kekebalan dan perkembangan penyakit

    arteri koroner (C+D), dapat disimpulkan sebagai berikut.

    1. PN% mengilustrasikan bagaimana stres psikolog

    merubah fungsi endotel dan merangsang kemotaksis.

    '. Stres psikologi akut merangsang leukositosis

    meningkatkan sitotoksisitas sel N- dan mengurang

    respons proliferasi mitogen, sedangkan stres psikolog

    kronik dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan yang

    menghasilkan perubahan dalam fungsi kardioaskuler dan

    perkembangan C+D.

    7. Stres psikologi akut dan kronis akan meningkatkan

    faktor hemostasis dan protein fase akut yang dapa

    merangsang pembentukan thrombus dan miokard infark.