psikologi gestalt

8
PSIKOLOGI GESTALT Getsal berasal dari bahasa Jerman yang artinya dalam bahasa Inggris : yaitu Form,configurationism, whole psychology. shape ( bentuk, hal, peristiwa, hakekat esensi, totalitas. Ciri-ciri khas Psikologi Getsalt yaitu mempelajari tentang gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dan bahwa data-data dalam Psikologi Getsalt disebut sebagai fenomena (gejala). Di dalam fenomena kita harus melihat adanya dua unsure yaitu objek dan arti,. Psikologi Gestal lebih menekankan kritiknya pada penguraian kesadaran ke dalam elemen-elemen yang yang dilakukan oleh strukturalismenya Wundt, tetapi Psikologi Gestalt masih mengakui adanya unsure kesadaran itu sendiri dalam bentuk yang utuh (totalitas, tidak berbagi-bagi dalam elemen- elemen).Berbeda dengan Behaviorisme yang lebih menekankan tingkah laku dalam bentuknya yang nyata (pasa Watson berbentuk reflex-refleks) sebagai data dalam psikologi. Dari perbedaan ini nyatanya kritik Behavior sudah lebih jauh dari pada kritik oleh Psikologi Getsalt. 1. Frans Brentano (1838-1917) Frans Brentano adalah Guru dan perintis dari tokoh-tokoh Psikologi Getsalt. Pikiran-pikiran Frans Brentano banyak kesamaan dengan pikiran-pikiran Aristotelles, sehingga Ia sering disebut sebagai neo-Aristotelian. Frans Brentano berpendapat bahwa dasar dari segala tingkah laku kejiwaan (Psychic acts) adalah persepsi dalam (inner Perception), yaitu persepsi yang tidak terbatas pada persepsi oleh indra-

Upload: maneicon22

Post on 24-Jun-2015

4.967 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi gestalt

PSIKOLOGI GESTALT

Getsal berasal dari bahasa Jerman yang artinya dalam bahasa Inggris : yaitu

Form,configurationism, whole psychology. shape ( bentuk, hal, peristiwa, hakekat esensi,

totalitas.

Ciri-ciri khas Psikologi Getsalt yaitu mempelajari tentang gejala sebagai suatu keseluruhan

atau totalitas dan bahwa data-data dalam Psikologi Getsalt disebut sebagai fenomena (gejala).

Di dalam fenomena kita harus melihat adanya dua unsure yaitu objek dan arti,.

Psikologi Gestal lebih menekankan kritiknya pada penguraian kesadaran ke dalam elemen-

elemen yang yang dilakukan oleh strukturalismenya Wundt, tetapi Psikologi Gestalt masih

mengakui adanya unsure kesadaran itu sendiri dalam bentuk yang utuh (totalitas, tidak

berbagi-bagi dalam elemen-elemen).Berbeda dengan Behaviorisme yang lebih menekankan

tingkah laku dalam bentuknya yang nyata (pasa Watson berbentuk reflex-refleks) sebagai

data dalam psikologi. Dari perbedaan ini nyatanya kritik Behavior sudah lebih jauh dari pada

kritik oleh Psikologi Getsalt.

1. Frans Brentano (1838-1917)

Frans Brentano adalah Guru dan perintis dari tokoh-tokoh Psikologi Getsalt. Pikiran-

pikiran Frans Brentano banyak kesamaan dengan pikiran-pikiran Aristotelles, sehingga Ia

sering disebut sebagai neo-Aristotelian. Frans Brentano berpendapat bahwa dasar dari

segala tingkah laku kejiwaan (Psychic acts) adalah persepsi dalam (inner Perception),

yaitu persepsi yang tidak terbatas pada persepsi oleh indra-indra belaka. Frans Brentano

membedakan antara aksi psikis dan isi nonpsikis dalam fenomena kejiwaan. Berbeda

dengan Strukturalisme yang menganilisis kesadaran dengan memecah-mecahnya ke

dalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus dipandang sebagaisuatu fenomena yang

mestinya sebagaimana adanya, sebagai totalitas. Ia adalah pelopor aliran Psikolgi

fenomenalogiyang berusha mempelajari jiwa sebagai fenomena dengan medtode yang

deskriptif.

2. Chirtian von Ehrenfels (1859-1932)

Chirtian von Ehrenfels adalah Tokoh yang karyanya sudah di singgung di atas, bukanlah

termasuk dalam kelompok aliran Psikologi Getsalt sendiri, namun Ia yang meletakkan

dasar-dasar dari aliran Psikologi Getsalt yang akan timbul kemudian.

3. Max Wertheimer (1880-1943)

Page 2: Psikologi gestalt

Max Wertheimer Afalah tokoh tertua dari tiga serangkai tokoh-tokoh Psikologi Getsalt.

Max Wertheimerdiangap sebagai pendiri Psikologi Getsalt pada tahun 1912, bersama

dengan keluarnya kertas kerjanya yang berjudul “Experimental Studies of the perception

of movement”. Max Wertheimer mengemukakan hasil eksperimenya dengan mengunakan

alat stroboskopik ini tidak dapat diterangkan dengan teori strukturalisme dan

elementisme, tetapi hanya dapat diterangkan dengan teori Getsalt, yaitu bahwa seseorang

melihat lingkungannya secara menyuluruh.

Dalam bukunya Investigation of nGetsalt Theory (1923), Max Wertheimer

mengemukakan hokum-hukum Getsalt untuk pertama kalainya yaitu sebagai berikut:

a. Hukum kedekatan (low of proximity)

b. Hukum ketertutupan (low of closure)

c. Hokum kesamaan (low of equivalence)

4. Kurt Koffka (1886-1941)

Kurt Koffka adalah guru besar luar biasa Giessen. Sumbangan Kurt Koffka kepada

Psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengalaman dari prinsip-prinsip Gestalt

dalam rangkaian gejala Psikologi, dari mulai persepsi, belajar mengingat, sampai dengan

psikologi belajar dan social. Dalam bukunya Fundamentals of the Psychology of

Perception : A Debate with V. berusi, Kurt Koffka menjawab kritik-kritik yang ditujukan

kepada Psikologi Gestalt dalam bukunya Principles of Psychological Developmen: An

Introduction to Child Psychology (1921untuk pertama kalinya Kurt Koffka mengamalkan

prinsip-prinsip Gestalt pada Psikologi anak. Kurt Koffka percaya bahwa proses

perkembangan pada hakikatnya adalah hasil interaksi antara kondisi-kondisi internal dan

eksternal (hepotese of konvergensi) dan terdiri dari deferensiasi yang terus-menerus dari

pengalaman-pengalaman yang semula kabur. Dalam bukunya Principles of Getsalt

Psychology (1935)I adalah usaha yang paling komprehensif dari Kurt Koffka dalam

memperstukan dan menyajikan pelbagai hasil riset Psikologi dGestalt, termasuk karya-

karya Kurt Lewin.

Teori Kurt Koffka tentang belajar:

a. Salah satu fakto yang penting dalam belajar adalah jejak ingatan (memory traces),

yaitu pengalaman-pengalaman yangmembekas pada tempat-tempat tertentu di otak.

b. Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalanya waktu

tidak melemahkan jejak-jejak ingatan itu (dengan perkataan lain tidak menyebabkan

terjadinya lupa), melainkan menyebabkan perubahan jejak, karena jejak ingat itu

Page 3: Psikologi gestalt

cenderung diperhalus dan disempurnakan untuk mendapatkan Gestaltyang lebih baik

dalam ingatan.

c. Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan.

5. Wolfgang Kohler (1887-1967)

Wolfgang Kohler adalah penyelidikannya mengenai tingkah laku kecerdasan (intelligent

behavior) pada hewan, utamanya pada sipanse. Bertitik tolak dari teori Thorndike yang

berangapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya adalah tingkah laku coba-salah

(trial and error), Wolfgang Kohler membuat eksperimen-eksperimen dengan kera dan

membuktikabn bahwa pada kerapun terdapat pemahaman (insight).

6. F. Krueger (1924)

F. Krueger memperkenalkan pada dunia Psikologi istilah ganzheit di Leipzing. F. Krueger

sendiri menyatakan bahwa Ganzheit tidak sama dengan Gestalt. F. Krueger berpendapat

bahwa Psikologi Gestalt terlalu menitikberatkan pada masalah persepsi objek. Padahal

yang lebih penting menurut F. Krueger adalah penghayatan secara menyuluruh terhadap

ruang dan waktu, bukan hanya persepsi saja atau totalitas objek-objek saja. Konsekuensi

dari pendapat ini adalah bahwa tingkah laku harus diamati secara holistic atau moral,

yaitu suatu tingkah laku harus dipandang dalam hubungannya dengan tingkah laku lain,

baik yang terjadi sebelumnya, sesudahnya atau pada saat yang bersamaan.

7. Kurt Lewin (1890-1947)

Kurt Lewin Mula-mula tertarik pada paham Gestalt, tetapi kemudian Ia mengkritik teori

Gestalt karena dianggapnya tidak adekuat. Penelitian Kurt Lewin kepada suatu

kesimpulan bahwa persepsi dan tingkah laku seseorang tidak hanya ditentukan oleh

bentuk keseluruhan atau sifat totalitas dari rangsang atau emergent, tetapi ditentukan oleh

kekuatan-kekuatan (forces) yang ada dalam lapangan psikologis (psychological field)

seseorang. Lapangan psikologis ini terdiri dari rangsang-0rangsang di luar maupun

system motivasi dan dorongan-dorongan di dalam diri orang yang bersangkutan.

Teori Kurt Lewin di atas disebut teori lapangan (field theory) atau disebut juga sebagai

topologi (geometri nonmetrik dari kekuatan-kekuatan dalam lapangan psikologis). Arah

dari tingkah laku ditetapkan melalui hodologi, yaitu ilmu tentang arah tingkah laku. Teri

Kurt Lewin disebut juga psikodinamika.

Teori Kurt Lewin yang bersifat praktis yang penting dilakukan adalah teori tentang

konflik membagi dalam triga jenis yaitu antara lain :

a. Konflik mendekat-mendekat (approach conflict) ini terjadi kalau seseorang

menghadapi dua objek yang sama-sama bernilai positif.

Page 4: Psikologi gestalt

b. Konflik menjauh-menjauh (avoidance-avoidance conflict), ini terjadi kalau seseorang

berhadapan dengan dua objek yang sama mempunyai nilai negative tetapi Ia tidak

bias menghindari kedua olbjek itu sekaligus.

c. Konflik mendekat-menjauh (approach-avoidance conflict), ini terdapat hanya satu

objek yang mempunyai nilai positif dan negative sekaligus.

Kurt Lewin berpendapat lagi pengembangan teori kepada praktik adalah tentang training

group atau T-Group atau sensitivity training (latihan kepekaan), sebagai akibat industry

orang-orang di Negara bBarat sudah terlalu individualism, sehingga antara system

psikologis di dalam dirinya dengan lingkungan disekitarnya terdapat dinding pemisah

yang makin lamamakin tebal.

Page 5: Psikologi gestalt

PSIKOLOGI GESTALT

DIBUAT OLEH:

GASPAR MASCARENHAS AMARAL

(1071650901)

F I S I P O L

ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

( U K I )