psda

20
TUGAS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR DASAR PERENCANAAN DAN KONSEP LEBAK (HSKB 418) Dosen Pengajar : NOVITA SARI, MT Disusun Oleh: M. JUHRI H1A111218 NASRULLAH H1A111224 TANTOWI EFFENDY H1A113057 HASVIVALDI AZWARDHANA H1A113248 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI S1 NON REGULER TEKNIK SIPIL 1

Upload: nasrullahan-nas

Post on 30-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

rawa lebak

TRANSCRIPT

TUGAS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIRDASAR PERENCANAAN DAN KONSEP LEBAK(HSKB 418)Dosen Pengajar : NOVITA SARI, MT

Disusun Oleh:M. JUHRIH1A111218NASRULLAHH1A111224TANTOWI EFFENDYH1A113057HASVIVALDI AZWARDHANAH1A113248

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATFAKULTAS TEKNIKPROGRAM STUDI S1 NON REGULER TEKNIK SIPILBANJARMASIN2015DAFTAR ISI DAFTAR ISI .............. 2

BAB I : PENDAHULUAN .............. 3 A. Latar Belakang ............................ 3 BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................. 4 A. Pengertian Rawa Lebak.......................................................................... 4B. Pembagian Rawa Lebak .......................................................................... 51. Berdasarkan Ketinggian Tempat........................................................ 52. Berdasarkan Ketinggian dan Lamanya Genangan .......................... 53. Berdasarkan Jenis Tanah ................................................................... 64. Berdasarkan Pengaruh Sungai........................................................... 7C. Reklamasi Rawa Lebak Dengan Sistem Polder...................................... 71. Pengertian Sistem Polder.................................................................... 7 2. Kelengkapan Sistem Polder................................................................ 9 3. Tipe-tipe Polder.................................................................................. 10 4. Ukuran Polder.................................................................................... 11 5. Kondisi Hidrotopograpi..................................................................... 11 BAB III : PENUTUP......................................................................................... 12 A. KESIMPULAN........................................................................................ 12DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangLahan rawa lebak terdapat cukup luas di Indonesia, merupakan salah satu alternatif areal yang dapat dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan meningkatnya alih fungsi lahan setiap tahun. Potensi rawa lebak ini belum banyak dimanfaatkan atau dikembangkan. Lahan rawa lebak merupakan agroekosistem yang pengembangannya masih tertinggal dibandingkan dengan agriekosistem lainnya seperti lahan kering atau lahan irigasi. Walaupun demikian, pemanfaatan rawa lebak baik untuk pertanian, perikanan, maupun peternakan bahkan pariwisata secara terbatas sudah sejak lama oleh manyarakat setempat (Noor, M. 2007).Lahan rawa semakin penting peranannya dalam upaya mempertahankan swasembada beras dan mencapai swasembada bahan pangan lainnya, mengingat semakin berkurangnya lahan subur untuk area pertanian di Pulau Jawa akibat alih fungsi lahan ke perumahan dan keperluan non pertanian lainnya. Lahan lebak yang berpotensi sebagai sawah lebak banyak dijumpai di seluruh nusantara tersebar di pulau sumatera dan Kalimatan yang mempunyai banyak sungai dan berpeluang baik untuk dikembangkan. Lahan lebak tersebut cukup subur bila diolah dan dimanfaatkan dengan baik untuk pengembangan tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perikanan.Potensi lahan rawa lebak di Indonesia mencapai 14 juta hektar, terdiri dari rawa lebak dangkal seluas 4.166.000 ha, lebak tengahan seluas 6.076.000 ha, dan lebak dalam seluas 3.039.000 ha. Sebagian lahan rawa lebak ini belum dimanfaatkan untuk usaha pertanian sehingga potensi pengembangannya masih sangat besar. Selain itu, beberapa wilayah lahan rawa lebak belakangan ini mulai dikembangkan untuk tanaman perkebunan seperti kelapa sawit dan karet. Pengembangan perkebunan ini memerlukan pembuatan saluran-saluran pengatusan (drainage), pintu-pintu air, dan tabat (dam overflow) untuk pengendalian muka air tanah.BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Rawa LebakKata lebak diambil dari kosakata bahasa Jawa yang berarti lembah atau tanah rendah . Rawa lebak adalah wilayah daratan yang mempunyai genangan hampir sepanjang tahun, minimal selama tiga bulan dengan tinggi genangan minimal 50 cm. Rawa lebak secara khusus diartikan sebagai kawasan rawa dengan bentuk wilayah berupa cekungan dan merupakan wilayah yang dibatasi oleh satu atau dua tanggul sungai (levee) atau antara dataran tinggi dengan tanggul sungai. Secara khusus, lebak merupakan dataran banjir, dataran meander (sungai berkelok-kelok), dan bekas aliran sungai tuaBentang lahan rawa lebak menyerupai mangkok yang bagian tengahnya paling dalam dengan genangan paling tinggi. Semakin ke arah tepi sungai atau tanggul semakin rendah genangannya. Pada musim hujan genangan air dapat mencapai tinggi antara 4-7 meter, tetapi pada musim kemarau lahan dalam keadaan kering, kecuali dasar atau wilayah paling bawah genangan masih akan tetap ada walaupun mungkin tidak lebih dari 1 meter.. Rawa lebak juga disebut dengan istilah rawa pedalaman karena kedudukannya yang menjorok jauh dari muara laut atau sungai. Pada musim hujan, rawa lebak menjadi tergenang karena mendapat luapan dari sungai besar di sekitarnya, berada pada suatu cekungan dan juga memiliki pengatusan atau drainase yang buruk. Genangan pada rawa lebak biasanya berlangsung tetap dan akan sangat sulit untuk mengalir.Lahan rawa lebak dipengaruhi oleh iklim tropika basah dengan curah hujan antara 2.000-3.000 mm per tahun dengan 6-7 bulan basah (bulan basah = bulan yang mempunyai curah hujan bulanan > 200 mm) atau antara 3-4 bulan kering (bulan kering = bulan yang mempunyai curah hujan bulanan