protein kelompok 1

22
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................... ii DAFTAR ISI......................................................... iii BAB I PENDAHULUAN.................................................. 1 1.1. Latar Belakang.................................................1 1.2. Tujuan.........................................................1 BAB II PEMBAHASAN.................................................... 2 2.1. Pengertian Protein.............................................2 2.2. Klasifikasi Protein............................................2 2.3. Fungsi Protein.................................................4 2.4. Struktur Protein...............................................5 2.5. Denaturasi Protein.............................................6 2.6. Sifat Fisis Protein............................................7 2.7. Kode Genetika..................................................8 2.8. Struktur DNA...................................................9 2.9. Sintesis Protein..............................................11 BAB III PENUTUP.................................................... 13 3.1. Kesimpulan....................................................13 DAFTAR PUSTAKA...................................................... 14 i

Upload: zia

Post on 17-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tugas biokimia

TRANSCRIPT

Page 1: Protein Kelompok 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................1

1.2. Tujuan..........................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................................2

2.1. Pengertian Protein........................................................................................................................2

2.2. Klasifikasi Protein.......................................................................................................................2

2.3. Fungsi Protein..............................................................................................................................4

2.4. Struktur Protein............................................................................................................................5

2.5. Denaturasi Protein.......................................................................................................................6

2.6. Sifat Fisis Protein.........................................................................................................................7

2.7. Kode Genetika.............................................................................................................................8

2.8. Struktur DNA..............................................................................................................................9

2.9. Sintesis Protein..........................................................................................................................11

BAB III PENUTUP................................................................................................................................13

3.1. Kesimpulan................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................14

i

Page 2: Protein Kelompok 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Istilah protein berasal dari kata Yunani Proteos, yang berarti yang utama atau yang

didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia belanda, Gerardus Mulder

(1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam

setiap organisme.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh

sesudah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, separuhnya ada didalam otot, seperlima

didalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh didalam kulit, dan selebihnya didalam

jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan

darah, matriks interseluler dan sebagainya protein. Disamping itu asam amino yang

membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam

nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan.

Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu

membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh.

1.2. Tujuan

Mengetahui yang dimaksud protein

Mengetahui Klasifikasi protein

Mengetahui fungsi protein

Mengetahui struktur protein

Mengetahui kode genetic

Mengetahui struktur DNA

Mengetahui sintesis protein

Page 3: Protein Kelompok 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Protein

Protein adalah molekul penyusun tubuh kita yang terbesar setelah air. Hal ini

mengindikasikan pentingnya protein dalam menopang seluruh proses kehidupan dalam

tubuh. Dalam kenyataannya,memang kode genetik yang tesimpan dalam rantaian DNA

digunakan untuk membuat protein, kapan, dimana dan seberapa banyak. Protein berfungsi

sebagai penyimpan dan pengantar seperti hemoglobin yang memberikan warna merah pada

sel darah merah kita, bertugas mengikat oksigen dan membawanya ke bagian tubuh yang

memerlukan. Selain itu juga menjadi penyusun tubuh, "dari ujung rambut sampaiujung kaki",

misalnya keratin di rambut yang banyak mengandung asam amino Cysteine sehingga

menyebabkan bau yang khas bila rambut terbakar karena banyaknya kandungan atom sulfur

di dalamnya,sampai kepada protein-protein penyusun otot kita seperti actin, myosin, titin,

dsb. Kita dapat membaca teks ini juga antara lain berkat protein yang bernama rhodopsin,

yaitu protein di dalam sel retina mata kitayang merubah photon cahaya menjadi sinyal kimia

untuk diteruskan ke otak. Masih banyak lagi fungsi protein seperti hormon, antibodi dalam

sistem kekebalan tubuh, dll (Witarto, 2001).

2.2. Klasifikasi Protein

Menurut para ahli protein dapat di klasifikasikan berdasarkan struktur molekulnya,

kelarutanya, dan dasar fungsi. Berdasarkan struktur molekulnya, protein dapat di golongkan

menjadi dua bentuk, yaitu:

a) Protein fibrosa (fibrous, berserat, berserabut)

Protein fibrosa tidak larut dalam pelarut encer, baik itu larutan garam asam, basa

ataupun alcohol. Protein fibrosa ini berguna terutama untuk membentuk struktur jaringan,

misalnya jaringan kolagen pada tulang rawan, myosin yaitu protein kontraktil utama pada

otot, keratin pada rambut, wool pada kulit, serta fibrin protein pada darah yang

menggumpal.

b) Protein globular (bulat seperti bola)

Page 4: Protein Kelompok 1

Protein globular larut dalam larutan garam dan asam encer, juga lebih mudah berubah

dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, serta pelarut asam dan basa dibandingkan

dengan protein fibrosa. Selain iu protein ini mudah terdenaturasi, yaitu berubahnya

susunan molekul yang diikuti dengan perubahan sifat fisik dan fisiologinya.

Atas dasar kelarutanya, dalam zat terlarut tertentu maka protein dibagi menjadi:

a) Albumin

Larut dalam air dan larutan garam, dan terkoagulasi oleh larutan panas. Contoh albumin

telur, albumin serum darah, serta laktobumin (susu).

b) Globulin

Potein ini tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan encer,

mengendap dalam larutan garam, dan konsentrasinya tinggi (salting out). Contohnya:

miosinogen (otot), ovalbumin (kuning telur), legumin (kacang-kacangan).

c) Glutelin

Sifat kelarutannya: tidak larut dalam pelarut netral, hanya larut dalam larutan asam/basa

encer. Contohnya: glutelin (gandum), orizenin (beras).

d) Proalamin (gliadin).

Tidak larut dalam air atau alcohol absolute, tapi larut dalam alcohol 70-80 %. Contoh:

gliadin (gandum), zein (jagung), hordain (barlay).

e) Histon

Mempunyai sifat: larut dalam air dan larutan garam, tidak larut dalam ammonia encer,

histon yang terkoagulasi oleh panas bersifat larut dalam larutan asam encer. Contohnya:

globin (haemoglobin).

f) Protamin

Sifatnya: larut dalam etanol 70-80 %, tidak larut dalam air dan etanol absolute, tidak

terkoagulasi oleh panas, dan kaya akan arginin. Contohnya: salmin (ikan salmon),

klupein (ikan herring), scrombin (ikan mackerel).

Atas dasar fungsi, protein di bagi menjadi golongan:

a) Enzim,

b) Protein cadangan,

c) Protein transport,

d) Protein kontraktil,

Page 5: Protein Kelompok 1

e) Protektiv,

f) Toxin,

g) Hormone dan structural

(Martoharsono, 1990).

2.3. Fungsi Protein

Menurut Winarno (2002), Protein mempunyai bermacam-macam fungsi bagi tubuh, yaitu

sebagai enzim, zat pengatur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut.

a. Sebagai enzim

Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa

makromolekul spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sangat sederhana seperti

reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang sangat rumit seperti reaksi kromoson.

Hampir semua enzim menunjukan daya kualitik yang luar biasa, dan biasanya dapat

mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali. Sampai kini lebih dari seribu enzim telah

dapat diketahui sifat-0sifatnya dan jumlaha tersebut terus bertambah. Protein besar

peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.

b. Alat pengangkut dan alat penyimpan

Banyak molekul dengan Berat molekul serta beberapa ion dapat diangkut atau

dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengankut oksigen

dalam eritosit, sedang mioglobin mengankut oksigwn dalam otot. Ion besi diangkut

dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan

feritin, suatu protein yang berbeda dengan transferin.

c. Pengatur pergerakan

Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua

molekul protein yang saling bergeseran. Pergerakan flagella sperma disebabkan oleh

protein.

d. Penunjang mekanis

Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu

protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut

e. Pertahanan tubuh/Imunisasi

Page 6: Protein Kelompok 1

Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibody, yaitu suatu protein khusus yang

dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam

tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-sel asong lain. Protein dapat membedakan benda-

benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.

f. Media perambatan impuls syaraf

Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk resepotr; misalnya rodopsin,

suatu protein yang bertindak sebagai reseptor/penerima warna atau cahaya pada sel-sel

mata.

g. Pengendalian pertumbuhan

Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi-

fungsi bagain DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.

2.4. Struktur Protein

Ada 4 struktur protein antara lain ;

1) Struktur Primer

Struktur primer adalah rantai polipeptida. Struktur primer protein di tentukan oleh

ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan yang membentuk ikatan peptida.

Struktur primer dapat di gambarkan sebagai rumus bangun yang biasa di tulis untuk

senyawa organik.

2) Struktur Sekunder

Struktur sekunder ditentukan oleh bentuk rantai asam amino : lurus, lipatan, atau

gulungan yang mempengaruhi sifat dan kemungkinan jumlah protein yang dapat

dibentuk. Struktur ini terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus karbonil

( C=O) dengan atom H dari gugus amino ( N-H ) dalam satu rantai peptida,

memungkinkan terbentuknya konfirasi spiral yang disebut struktur helix.

3) Struktur tersier

Struktur tersier ditentukan oleh ikatan tambahan antara gugus R pada asam-asam

amino yang memberi bentuk tiga dimensi sehingga membentuk struktur kompak dan

padat suatu protein.

4) Struktur kuartener

Page 7: Protein Kelompok 1

Struktur kuartener adaalah susunan kompleks yang terdiri dari dua rantai

polipeptida atau lebih, yang setiap rantainya bersama dengan struktur primer, sekunder,

tersier membentuk satu molekul protein yang besar dan aktif secara biologis.

2.5. Denaturasi Protein

Protein dapat mempertahankan kesesuaian bentuknya asalkan lingkungan fisik dan

kimianya dipertahankan. Jika lingkungan berubah maka, protein dapat terurai atau

mengalami perubahan sifat ( denaturasi ); mereka dapat kehilangan struktur sekunder, tersier,

dan kuarternya sehingga aktivitas biologisnya juga hilang.

1) Kesesuaian bentuk protein bergantung pada ikatan hidrogen, yang lemah dan sangat

senitif terhadap perubahan PH dan suhu.

2) Paparan singkat pada suhu yang tinggi ( diatas 60oC ) atau paparan pada asam atau basa

kuat dalam periode waktu yang lama akan menyebabkan denaturasi karena ikatan

hidrogen ruptur.

a) Sebagian protein dapat dikembalikan kebentuk aslinya, jika terdenaturasi tanpa harus

menjadi insoluble.

b) Perbedaan panas yang besar dapat menyebabkan denaturasi yang menetap. Putih telur

akan memadat dan menjadi insoluble jika dipanaskan.

- Suhu tubuh yang sangat tinggi dapat menyebabkan koagulasi protein selular.

- Jika suhu tubuh naik sampai diatas 41oC atau 42oC maka akan mengakibatkan

denaturasi protein.

Gambar disamping; gambar Struktur protein, 1) struktur primer, 2) strutur sekunder, 3) struktur tersier, 4) struktur kuarterner.

1

2

3

4

Page 8: Protein Kelompok 1

2.6. Sifat Fisis Protein

Protein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika protein tersebut dipanaskan,

warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti bau bulu atau bau rambut terbakar.

Keratin misalnya, yaitu protein yang monomernya banyak mengandung asam amino sistein.

Jika keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak. Protein alam yang murni juga tidak

memiliki rasa, tetapi hasil hidrolisis protein, yaitu proteosa, pepton, dan peptida, mempunyai

rasa pahit (Sumardjo, 2008).

Pada umumnya, protein terdapat dalam bentuk amorf dan hanya sedikit sekali yang

terdapat dalam bentuk Kristal. Protein nabati umumnya lebih mudah membentuk Kristal

dibandingkan dengan protein hewani. Protein hewani seperti hemoglobin mudah membentuk

suatu Kristal, sedangkan albumin sukar. Beberapa protein enzim, seperti tripsin, pepsin,

urease, dan katalase juga dapat membentuk Kristal (Sumardjo, 2008).

Viskositas larutan protein dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi protein. Pada

konsentrasi yang sama, larutan protein fibrosa mempunyai viskositas yang lebih tinggi

dibandingkan dengan protein globular. Jadi, juga pada konsentrasi yang sama, larutan protein

bermolekul besar mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan

protein bermolekul kecil. Viskositas protein paling rendah yaitu pada titik isoelektriknya

(Sumardjo, 2008).

Kelarutan protein dalam pelbagai pelarut (air, alcohol, dan garam encer) berlainan.

Protein yang kaya akan radikal-radikal nonpolar bebas lebih mudah larut dalam campuran

alcohol-air dari pada dalam air. Protein yang miskin akan radikal-radikal polar bebas

cenderung untuk mengendap dengan penambahan sedikit alcohol atau aseton. Protein tidak

larut dalam air, tetapi kaya akan radikal-radikal yang bermuatan, dan mudah larut dalam

garam-garam netral (Sumardjo, 2008).

Tinggi rendahnya suhu dapat memengaruhi kelarutan protein dalam larutan garam.

Dalam larutan garamfosfat misalnya karboksi hemoglobin kuda pada suhu 0oC mempunyai

kelarutan sepuluh kali lebih besar dari pada suhu 25oC. Protein yang terdapat pada biji-biji

tanaman lebih mudah larut dalam larutan garam pada suhu tinggi dibandingkan dengan suhu

rendah. Namun, kenaikan suhu tidak banyak memengaruhi kelarutan albumin telur dalam

larutan garam (Sumardjo, 2008).

Page 9: Protein Kelompok 1

2.7. Kode Genetika

Telah diketahui bahwa ADN adalah bahan genetik pembawa informasi dari sel kesel dari

genrasi kegenerasi akan tetapi bagaimanakah informasi genetik ini terdapat didalam molekul

ADN ? apakah informasi itu berupa tulisan atau sebuah tatabahas atau sebuah kode-kode

tertentu ? sebuat pita molekul ADN yang terdiri dari pita doubel helix terdiri dari gula

pentosa dan pospat tulang punggung ini selalu mempunyai selalu sama dalam berbnagai

sekmen molekul ADN sehingga tidak mungkin informasi genetik dibawa oleh tulang

punggung doubel helix .teteapi basa nitrogen dari ADN berisi susunan yang berbeda-beda

jadi jelaslah bahwa informasi genetik dibawa oleh ADN.

Urutan basanitrogen dari suatu segmen molekul ADN itu identik dengan urutan linear

dari asam amino dari molekul protein, empat basa nitrogen (A,T,S dan G ) dapat dianggap

sebagai alfabet dalam molekul ADN. Yang menjadi pertanyaan apakah informasi ini dalam

bentuk bahasa atau dalambentuk simbul/ kode ? jika informasi ini dalam bentuk bahasa ADN

memerlukan alfabet yang lebih banyak, tatabahasa yang lebih konflek, dan ruang yang cuup.

Jadi yang memungkinkan bagi kita informasi ini dibawa dalam bentuk kode-kode. Setiap

pesan ADN yang dibawa dalam bentuk 4 alfabet ADN disebut kriptogram.

Dalam tahun 1968 nirenberg, khorana dan Holley menerima hadiah nobel untuk

penelitian mereka yang sukses menciptakan kode-kode genetik yang hingga sekarang kita

kenal. Seperti kita ketahui asam amino dikenal ada 20 macam. Yang menjadi masalah

bagaimanakan 4 basa nitrogen ini dapat mengkode 20 macam asam amino yang diperlukan

untuk mengontrol semua aktifitas sel? Para peneliti melakukan penelitian pada bakteri E.

Coli mula mula digunakan basa nitrogen singlet maka diper oleh 4 asam amino saja yang

dapat diterjemahkan padahal ke 20 asam amino ini harus diterjemahkan semua agar protein

yang dihasilkan dapat digunakan, kemudian para ilmuwan mencobalagi dengan kodon duplet

dan baru dapat untuk menterjemahlkan 16 asam amino ini pun belum cukup juga. Kemudian

dicoba dengan triplet dan dapat menterjemahkan 64 asam amino hal ini tidak mengapa

sekalipun melebihi 20 asam amino toh dari 64 asam amino yang diterjemahkan ada yang

memilii simbul/fungsi yang sama diantaranya (kodon asam assparat(GAU dan GAS) sama

dengan asam tirosin(UAU,UAS) sama juga dengan triptopan(UGG) bahkan ini sangat

menguntungkan pada proses pembentukkan protein karena dapat menggantikan asam amino

yang kemungkinan rusan selain itu dari 20 asam amino diantaranya ada yang berfungsi

Page 10: Protein Kelompok 1

sebagai agen pemotong gen atau tidak dapat bersambung lagi dengan doubel helix asam

amino yang berfungsi sebagai agen pemotong gen diantaranya (UAA,UAG,UGA) beberapa

sifat dari kode triplet diantaranya :

1. kode genetik ini mempunyai banyak sinonim sehingga hampir setiap asam amino

dinyatakan oleh lebih dari sebuah kodon. Contoh semua kodon yang diawali dengan SS

memperinci prolin,(SSU,SSS,SSA dan SSG) semua kodon yang diawali dengan AS

memperinci treosin(ASU,ASS,ASA,ASG).

2. tidak tumpang tindih,artinya tiada satu basa tungggalpun yang dapat mengambil bagian

dalam pembentukan lebih dari satu kodon,sehingga 64 itu berbeda-beda nukleotidanya.

3. kode genetik dapat mempunyai dua arti yaitu kodon yang sama dapat memperinci lebih

dari satu asam amino.

4. kode genetik itu ternyata universal

5. beberapa kodon disebut kode non-sen karena kodon-kodon itu tidak merupakan kode

untuk satu asam aminopun.

2.8. Struktur DNA

Struktur DNA pertama kali dijelaskan oleh James Watson dan Francis Crick. Mereka

memperoleh model DNA dari hasil foto difraksi sinar X yang dibuat oleh Rosalind Franklin

dan Maurice Wilkins. Watson dan Crick menyimpulkan bahwa struktur DNA merupakan

rantai ganda (double helix). Untai ganda tersusun dari dua rantai polinukelotida yang terpilin.

Kedua rantai memiliki susunan antiparalel, yaitu satu rantai berorientasi dari ujung 5’ ke

3’sedangkan yang lain berorientasi ujung 3’ ke 5’. Ujung 5’ merupakan ujung yang berakhir

dengan gugus 5-fosfat dan ujung 3’ berakhir dengan gugus OH. Kedua rantai dihubungkan

dengan ikatan hidrogen yang memghubungkan kedua basa nitrogen (Sadava dkk, 2004).

Komponen nukleotida DNA adalah gula, fosfat, dan basa nitrogen. Komponen gula pada

DNA adalah gula deoksiribosa, yaitu gula ribose yang kehilangan satu atom oksigen. Basa

yang ada pada DNA ada dua macam, yaitu purin dan pirimidin. Purin terbagi lagi menjadi

dua macam, yaitu adenin dan guanin. Pirimidin terdiri dari dua jenis, yaitu timin dansitosin

(Sadava dkk.2004)

Page 11: Protein Kelompok 1

DNA mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita. Hal tersebut

dikarenakan DNA merupakan molekul kehidupan utama di dalam sel makhluk hidup.

Fungsi-fungsi tersebut adalah:

1) Tempat menyimpan dan menyalurkan informasi genetik suatu makhluk hidup (Sadava

dkk.2004:220).

2) Fungsi heterokatalis, yaitu fungsi untuk melaksanakan pengaturan pembuatan molekul-

molekul lain yang penting dalam tubuh dan fungsi autokatalis, yaitu fungsi DNA untuk

mereplikasi dirinya sendiri (Suryo, 2008).

DNA eukariot tidak hanya dijumpai pada nukleus, tetapi dapat ditemukan pada

mitokondria dan kloroplas. DNA yang diisolasi dari kloroplas menunjukkan sifat berbentuk

sirkular, terdiri dari untai ganda, replikasi semikonservatif, dan bebas dari protein histon.

DNA kloroplas penting dalam proses fotosintesis (Raven & Johnson 2002: 94). DNA juga

dijumpai pada organisme prokariotik. DNA prokariot mempunyai DNA ekstranuklear yang

dinamakan plasmid. Plasmid merupakan DNA yang tidak terlalu esensial bagi fungsi

kehidupan bakteri, tetapi penting dalam pengaturan siklus hidup dan perumbuhan dalam

lokasi hidupnya.

Kebanyakan plasmid adalah sirkular dan tersusun dari beberapa ribu pasangan basa.

Plasmid mempunyai titik ori (origin of replication) sehingga mampu mereplikasi diri tanpa

pengaturan dari DNA kromosom. Replikasi dimulai dari titik ori hingga semua plasmid

tereplikasi (Pierce, 2003)

Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk mempelajari DNA. Prinsipnya ada

dua, yaitu sentrifugasi dan presipitasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan

campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat

molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada

bagian atas tabung.

Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan

pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah (Campbell dkk. 2002). Presipitasi merupakan

langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen dari campuran (Alberts dkk.

1994).

Sebuah difenilamin (DPA) indikator akan mengkonfirmasi keberadaan DNA. Prosedur

ini melibatkan hidrolisis kimia DNA: ketika dipanaskan (misalnya ≥ 95 ° C) dalam asam,

Page 12: Protein Kelompok 1

reaksi memerlukan gula deoksiribosa dan karena itu spesifik untuk DNA. Dengan kondisi

tersebut, 2-deoksiribosa akan dikonversi ke w-hydroxylevulinyl aldehida, yang bereaksi

dengan senyawa, difenilamin, untuk menghasilkan senyawa berwarna biru. Konsentrasi DNA

dapat ditentukan mengukur intensitas absorbansi larutan pada 600 nm dengan

spektrofotometer dan membandingkan dengan kurva standar konsentrasi DNA diketahui.

Mengukur intensitas absorbansi larutan DNA pada panjang gelombang 260 nm dan 280 nm

digunakan sebagai ukuran kemurnian DNA. DNA menyerap sinar UV pada 260 dan 280

nanometer, dan protein aromatik menyerap sinar UV pada 280 nm, sebuah sampel DNA

murni memiliki rasio 260/280 pada 1,8 dan relatif bebas dari kontaminasi protein. Sebuah

persiapan DNA yang terkontaminasi dengan protein akan memiliki rasio 260/280 lebih

rendah dari 1,8.

DNA bisa diukur dengan memotong DNA dengan enzim restriksi, menjalankannya pada

gel agarosa, pewarnaan dengan bromida etidium atau noda yang berbeda dan

membandingkan intensitas DNA dengan penanda DNA konsentrasi dikenal.

Menggunakan teknik Southern blot ini diukur DNA dapat diisolasi dan diperiksa lebih

lanjut menggunakan analisis PCR dan RFLP. Prosedur ini memungkinkan diferensiasi

diulang dalam urutan genom. Ini adalah teknik-teknik yang ilmuwan forensik digunakan

untuk perbandingan, identifikasi, dan analisis.

Zubaidah (2004) dalam Jamilah (2005) menyatakan bahwa isolasi DNA dapat dilakukan

melalui tahapan-tahapan antara lain: preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari ekstrsk sel

dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan

tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang berbeda, hal ini

dikarenakan adanya senyawa polifenol dan polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat

menghambat pemurnian DNA. Jika isolasi DNA dilakukan dengan sample buah, maka kadar

air pada masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda-beda pula.

Semakin tinggi kadar air, maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit,

sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit.

Penambahan deterjen dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya membrane sel,

melalui ikatan yang dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada

membrane membentuk senyawa “lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut dapat

Page 13: Protein Kelompok 1

terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan hidrofobik, demikian juga

dengan deterjen, sehingga dapat membentuk.

2.9. Sintesis Protein

Sintesis protein dari asam amino berlangsung disebagian sel tubuh. Asam amino

bergabung dengan ikatan peptida pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan

pengaturan gen.

Sintesis protein meliputi pembentukan rantai panjang asam amino yang dinamakan

rantai peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan

ikatan peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino suatu asam

amino bersatu dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam amino lain. Proses

ini menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang tersisa akan membentuk

ikatan peptida . sebaliknya, ikatan peptida ini dapat dipecah menjadi asam amino oleh

asam atau enzim pencernaan dengan penambahan satu molekul air, proses ini dinamakan

hidrolisis.

1. Transaminasi

Transaminasi yang berlangsung di hati, merupakan sintesis asam amino nonesensial

melalui pengubahan jenis asam amino menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan

pemindahan satu gugus amino (NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto

sehingga terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.

Page 14: Protein Kelompok 1

BAB III

PENUTUP

3.1. KesimpulanProtein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga

beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama

lain dalam ikatan peptida.

Penggolongan protein berdasarkan bentuknya yaitu 1) protein globular, 2) protein

serabut (fibrous). Dan struktur protein terdiri ; protein primer, protein sekunder, protein

tersier, dan protein kuartener.

Fungsi protein antara lain ; Sebagai biokatalisator (enzim, Sebagai protein transport,

Sebagai pengatur pergerakan, Sebagai penunjang mekanis, Pertahanan tubuh dalam bentuk

antibodi, Sebagai media perambatan impuls saraf, Sebagai pengendalian pertumbuhan.

Page 15: Protein Kelompok 1

DAFTAR PUSTAKA

Albert, Bruce, dkk. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Campbell, dkk. 2002. Biologi Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Martoharsono, Soeharsono. 1990. Biokimia. Yogyakarta: Gajah Mada University.

Pearce II, John A. & Robinson Jr, Richard B. 2003. Strategic Management: Formulation,

Implementation And Control. McGraw-Hill Irwin, Eight Edition, New York.

Sadava dkk.2004. Life: The Science Of Biology.5th ed.sinauer associates, inc

Suryo. 2008. Genetika Strata 1. U niversitas Gajah Mada. Jogjakarta.

Winarno, F.G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Witarto, arif budi. 2001. “Protein Engineering : Perannya Dalam Bioindustri dan Prospeknya di

Indonesia. Sinergi forum- PPI Tokyo Institute of Teknologi. Disampaikan pada seminar on

air- Bioteknologi untuk Indonesia abad 21