protap ruang 3a

16
PROSEDUR TETAP PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE PENGERTIAN: Memasang nasogastric tube / pipa penduga lambung pada pasien tertentu. TUJUAN : Memberikan nutrisi Mengeluarkan udara / cairan Melakukan lavase PROSEDUR : 1. Persiapan Alat ; NGT Spuit Pinset Pelumas Plester Kassa Bengkok Stetoskop Air bersih dalam gelas Bag bila diperlukan Cairan untuk membilas bila diperlukan 2. Persiapan pasien : pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai hal – hal yang akan dilakukan 3. Pelaksanaan Atur posisi pasien semi ekstensi Bersihkan lubang hidung Perawat cuci tangan Tentukan panjang ukuran NGT yang akan dimasukan dengan cara mengukur dari puncak kepala sampai prosessus

Upload: moch-yoga-wibowo

Post on 10-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

contoh doang

TRANSCRIPT

Page 1: PROTAP RUANG 3A

PROSEDUR TETAP

PEMASANGAN NASO GASTRIC TUBE

PENGERTIAN:

Memasang nasogastric tube / pipa penduga lambung pada pasien tertentu.

TUJUAN :

Memberikan nutrisi Mengeluarkan udara / cairan Melakukan lavase

PROSEDUR :

1. Persiapan Alat ; NGT Spuit Pinset Pelumas Plester Kassa Bengkok Stetoskop Air bersih dalam gelas Bag bila diperlukan Cairan untuk membilas bila diperlukan

2. Persiapan pasien : pasien dan keluarga diberikan penjelasan mengenai hal – hal yang akan dilakukan

3. Pelaksanaan Atur posisi pasien semi ekstensi Bersihkan lubang hidung Perawat cuci tangan Tentukan panjang ukuran NGT yang akan dimasukan dengan cara mengukur dari

puncak kepala sampai prosessus xipoideus atau ujujng hidung ke telinga kemudian dari telinga ke prosesus Xipoideus

Berikan gel pada ujung NGT, yang akan masuk, bagian pangkal ditutup, bila pasien sadar beri penjelasan bahwa pada waktu pemasangan tidak boleh ditahan, tetapi harus ditelan, usahakan pasien dalam kondisi rileks.

Page 2: PROTAP RUANG 3A

PROSEDUR PERAWATAN LUKA

PERSIAPAN

A. Pasien Pasien diberitahu tentang prosedur tindakan Posisi pasien diatur senyaman mungkin Memperhatikan privacy pasien

B. Alat Steril

Pinset anatomis 2 buah atau sarung tangan Pinset chirugis 1 buah Gunting up heckting 1 buah Kom steril 2 buah Kassa steril secukupnya Kapas steril secukupnya

Tidak steril Bengkok 2 buah Gunting perband Plester Korentang dan tempat ( steril ) Alas dan perlak Alkohol Nacl, betadine

Pelaksanaan Cuci tangan sebelum melakukan tindakan Alas dipasang, bengkok didekatkan, gunting plester sesuai kebutuhan Paket steril dibuka dengan benar Kapa dan kassa yang masing – masing telah di beri larutan Nacl dan betadine

diperas dan di siapkan terlebih dahulu Balutan lama diangkat dengan pinset anatomis dan dibuang ke bengkok bersama

pinsetnya direndam dalam savlon Bersihkan luka dengan kapas atau kassa dengan teknik atas bawah, sirkuler,

samping kiri dan kanan Jahitan dibuka dengan cara simpul dengan pinset chirugis dan digunting Benang yang telah digunting ditarik Luka dibersihkan kembali Luka dikeringkan dengan kassa kering Luka ditutup dengan kassa, diberi plester Alat –alat dibersihkan Cuci tangan setelah melakukan tindakan

DOKUMENTASI

Page 3: PROTAP RUANG 3A

Catat keadaan luka, larutan yang digunakan untuk merawat luka, waktu dan pelaksanaan luka

Page 4: PROTAP RUANG 3A

PROSEDUR TETAP

PEMASANGAN KATETER KANDUNG KEMIH

PENGERTIAN

Pemasangan kateter kandung kemih adalah tindakan memasang alat untuk mengalirkan urine melalui ureter atau dinding perut didaerah supra simpisis secara aseptic dan antiseptic

TUJUAN

1) Mengalirkan urine dengan bantuan alat dari kandung kemih untuk sementara waktu karena hal – hal tertentu, seperti : Selama operasi besar berlangsung Pasca operasi Mengambil bahan pemeriksaan

2) Memonitor produksi urine selama 24 jam atau lebih sehingga dapat diketahui balance cairan (intake / output)

3) Memonitor warna urine (darah atau pus)

PROSEDUR1) Prosedur Alat :

Folley kateter sesuai kebutuhan Urine bag Sarung tangan steril Spuit 10 cc Cairan pelicin uretra (K – Y jelly) Aquabidest (untuk pengisi balon kateter kandung kemih) Betadhine Kapas Bengkok

2) Pelakasanaan :Kateterisasi wanita Posisi pasien dalam posisi dorsal recumbent, pasang pengalas dibawah bokong

pasien bengkok pasien didekatkan ke dekat bokong pasang duk bolong Vulva dibersihkan dari atas ke bawah,oles daerah sekitar uretra dengan betadine Ambil kateter (sesuai dengan yang diperlukan), lumasi ujung yang steril dengan K-Y

jelly.masukkan kedalam uretra dengan perlahan –lahan (pada pasien sadar anjurkan untuk tarik napas dalam). Bila ada tahanan jangan di paksa perhatikan apakan urine sudah keluar

Bila akan di pasang dower kateter, maka ketika sudah masuk sampai batas untuk fiksasi, balon kateter dikembangkan dengan aquabidest sesuai dengan kebutuhan (banyaknya cairan sesuai dengan yang tertera dikateter).Urine bag disambungkan

Fiksasi kateter pada paha dengan menggunakan plester yang tertulis tanggal pemasangan.

Page 5: PROTAP RUANG 3A

Pasien dirapihkan, peralatan dibersihkan dan dirapihkan.

b. Kateterisasi Pria

Memberitahu pasien Alat yang disiapkan diletakkan di meja pasien pasang sampiran/pasang gorden. Perawat mencuci tangan, kemudian menggunakan sarung tangan. Pemasangan berdiri disebelah kanan pasien. Posisi pasien terlentang dan kaki agak diregangkan (+/- 15derajat). Pasang pengalas

dibawah bokong pasien, bengkok kosong diletakan diantara kaki (daerah selangkangan) pasang duk bolong.

Angkat penis (posisi 90 derajat). Bersihkan daerah kepala penis tarik kulup penis oleskan daerah sekitar omentum uretra dengan betadine.

Ambil kateter sesuai dengan yang diperlukan, lumasi ujung yang steril dengan K-jelly. Masukan ke dalam uretra dengan perlahan-lahan (pada pasien sadar, anjurkan umtuk tarik nafas dalam) , bila ada tahanan jangan dipaksa. Perhatikan apabila urine sudah keluar.

Bila akan dipasang dower kateter, maka ketika sudah masuk sampai batas untuk fiksasi, balon kateter dikembangkan dengan aquabidest sesuai dengan kebutuhan (banyaknya cairan sesuai dengan yang tertera dikateter). Urine bag disambungkan.

Fiksasi kateter pada paha dengan menggunakan plester dan ditulis tanggal pemasangan.

Pasien dirapihkan, peralatan dibersihkan dan dibereskan kembali.

Catatan :

Bila kateter hanya untuk mengeluarkan air kemih sementara, kateter dicabut lagi. Bila urine akan diperiksa masukan urine yang ada dibengkok dalam ples yang

tersedia.

PROSEDUR TETAPPERAWATAN NEBULIZER

Pengertian : Serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menjaga kualitas kelayakan suatu alat agar alat tersebut senantiasa berfungsi dengan baik.

Tujuan :1. Menjamin keberadaan alat-alat

Page 6: PROTAP RUANG 3A

2. Untuk menghindari kerusakan alat-alt yang lebih fatal3. Memberi kualitas pelayanan kepada pasien secara optimal

Ruang Lingkup : Semua perawat.

Prosedur :Alat dan Bahan yang digunakan :

1. Sabun 2. Air hangat 3. Lap

Langkah keja :

1. Pisahkan ketiga bagian nebulizer (masker,tempat obat dan selang).2. Cuci ketiga bagian tersebut dengan air sabun hangat (jangan disikat)3. Bilas dengan air bersih dan segera keringkan dengan kain atau tissue.4. Pasang lagi agar siap pakai.5. Tiap satu minggu sekali rebus tempat obat dengan air sabun dengan suhu minimal 70

derajat celcius. Segera bilas dan keringkan.6. Simpan pada tempatnya.

PROSEDUR TETAP

PERAWATAN NASAL KANUL

Pengertian :

Desinfektan adalah suatu proses untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme dari alat kesehatan.

Tujuan :

Mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial melalui saluran pernafasan akibat pemakaian nasal kanul secara bergantian.

Teknik kegiatan :

Page 7: PROTAP RUANG 3A

a. Setiap kegiatan yang habis dipakai dibersihkan terlebih dahulu dari tempelan plester dan kotoran lainnya.

b. Selanjutnya rendam nasal kanul dengan menggunakan larutan desinfektan (DTT) selama 15 menit.

c. Perbandingan larutan desinfektan clorin 1:9.d. Kemudian bilas atau cuci dengan airmengalir sampai bersih.e. Rebus selama 20 menit terhitung sejak air mendidih dengan wadah

tertutup/sterilisator dan alat-alat terendam semuanya.f. Keringkan dengan cara suction untuk mengeuarkan air dari dalam selang.g. Simpan pada tempat atau wadah tertutup dan keringkan atau pakai nasal kanul

sesegera mungkin.

PROSEDUR TETAP

TIMBANG TERIMA PASIEN OLEH PERAWAT

Pebgertian :

Proses serah terima pasien oleh perawat dari ship yang satu ke ship yang lain, atau dari ruang satu ke ruang lain.

Tujuan :

Adanya kesinambungan proses keperwatan dari mulai pasien masuk sampai dengan pengelolaan paisen diruang perawatan maupun bila pindah ke ruangan.

Ruang Lingkup :

Semua perawat baik diruang rawat inap, IGD maupun poliklinik.

Ketentuan :

Page 8: PROTAP RUANG 3A

1. Timbang terima pasien diruangan :a. Pasien datang diantar oleh perawat dari ruangan asal,dan diterima oleh

perawat diruangan baru.b. Serah terima dilakukan dengan cara kedua belah pihak melihat langsung

kondisi pasien, tindakan apa saja yang telah dilakukan, observasi, pengelolaan lain, obat, alat, serta hasil pemeriksaan lain yang telah dilakukan pada pasien tersebut.

c. Yang menyerahkan dan yang menerima menandatangani catatan serah terima.2. Timbang terima pasien antar ship :

a. Timbang terima dihadiri oleh seluruh perawat yang menyerahkan dan yang menerima.

b. Kepala ship yang menyerahkan membaca/menjelaskan laporan pasien.c. Serah terima dilanjutkan dengan berkeliling kepda seluruh kamar pasien

sekaligus melihat kondisi pasiennya langsung.d. Setelah timbang terima, sebelum memulai pekerjaan seluruh staf berdo’a

bersama.3. Timbang terima pasien alih rawat :

a. Pasien datang diantar oleh perawat dari RS asal, dan diterima oleh perawat di RS yang baru.

b. Serah terima ilakukan dengan cara kedua belah pihak melihat langsung kondisi pasien, tindakan apa saja yang dilakukan, observasi, pengelolaan lain, obat, alat, serta hasil pemeriksaan lain yang telah dilakukan pada pasien tersebut.

c. Yang menyerahkan dan yang menerima menandatangani catatan serah terima.

PROSEDUR TETAP

TINDAKAN SUCTION

Pengertian :

Tindakan dilakukan untuk mengeluarkan lendir dari jalan nafas melalui mulut, hidung, intratrakea, dilakukan pada pasien dengan lendir produktif tapi tidak mampu mengeluarkan sendiri.

Tujuan :

1. Membersihkn jalan nafas.2. Mengeluarkan benda asing.

Ruang lingkup :Pasien dan perawat.

Prosedur :

Page 9: PROTAP RUANG 3A

Persiapan alat: suction set, pinset, sarung tangan, bengkok, aquabidest.1. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.2. Dekatkan alat, atur posisi pasien, perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan.3. Sambungkan kateter suction, ambil pinset.4. Tes daya isap mesin suction dengan mencobanya pada cairan aquadest sekaligus

melakukan bilasan pada kateter sebelumnya hidupkan suction.5. Bila kondisinya baik terus lakukan penghisapan dengan cara pada waktu kateter masuk

dalam kondisi belum menghisap (lubang kateter pada bagian atas pangkal dibuka). Penghisapan dilakukan sambil memutar dan menarik kateter keluar, lubang katetr ditutup.

6. Lakukan penghisapan mulut, hidung, ETT dan tracheostomi.7. Lakukan penghisapan dengan waktu sesuai kebutuhan, bila scret kental dapat dibilas dulu

dengan Nacl atau dilakukan dulu nebullizer.8. Bila sudah seesai matikan suction, kateter dibilas dan keringkan.9. Bereskan peralatan dan pasien kembalikan kepada posisi senyaman klien.

Perhatian : 1. Lakukan penghisapan antara 2 – 4 jam atau sesuai kebutuhan.2. Catat waktu penhisapan keadaan lendir, jumlah, bau, dan warna.3. Lama penghisapan bayi dan anak 5-10 detik untuk dewasa sampai 15 detik.4. Kateter harus lembut dengan ujung lurus.5. Botol diisi dengan cairan anti septik ¼ bagiannya, diganti maksimal 24 jam atau

sebelum 24 jam sebelum penuh.6. Tekanan penghisap pada bayi 80-100, anak 100-120, dewasa

PROSEDUR TETAP PASIEN PRA BEDAH

1. PengertianPelayanan pasien pra bedah adalah pelayanan / tindakan medis dan asuhan keperawatan sesuai standar medis yang dilakukan tenaga medis / perawat di ruang rawat inap sebelum dilakukan tindakan bedah.

Page 10: PROTAP RUANG 3A

2. TujuanMempersiapkan kondisi fisik dan mental pasien sebelum operasi, sehingga memenuhi persyaratan untuk dilakukan tindakan bedah.

3. Kebijakana. Pasien berhak mendapatkan penjelasan lengkap tentang penyakit yang diderita

sehingga memerlukan tindakan pembedahan.b. Tugas melengkapi administrasi yang berhubungan dengan segala tindakan bedah,

seperti izin operasic. Konsultasi pasien pra bedah kepada Dokter ahli penyakit dalam sesuai indikasi.d. Konsultasi pasien pra bedah kepada Dokter anestesi.e. Operasi dapat dilakukan bila ada persetujuan dari dokter anestesi

4. Prosedur a. Dokter pemeriksa melakukan konsultasi kepada dokter ahli penyakit dalam, bila

ada indikasi, melalui lembar konsultasi.b. Dokter pemeriksa mengkonsulkan pasiennya kepada dokter anestesi, apakah ada

kontra indikasi bila dilakukan Narkose umum melalui lembar konsultasi.c. Dokter ahli penyakit dalam/ dokter anestesi menjawab konsultasi. Bila ada kontra

indikasi untuk dilakukan pembedahan/ Narkosa umum tindakan bedah dapat dilakukakn.

d. Pasien di rawat inap , sehari sebelum dilakukan tindakan bedah e. Malam sebelum pembedahan, pasien dipuasakan mulai jam 23.00 WIB untuk

pasien anak < 5 tahun dimulai jam 04.00WIB.f. Bila perlu,dibrikan laxsantia g. Atibiotika pra bedah sesuai indikasih. Untuk operasi daerah abdomen bagian bawah dilakukan pencukuran rambut pubis.i. Pemantauan tanda-tanda vital, melaporkan bila ada hal-hal yang memungkinkan

kontra indikasi untuk pembedahan. j. Pasien yang mengalami kecemasan, dapat diberikan penenang.k. Lakukan informed consent lengkapi izin dan tindakan yang lainl. Pagi menjelang operasi, ganti dengan dextros 5 % m. Pasien dikirim kekamar operasi sesuai jadwal operasi n. Petugas menyertai pasien dengan membawa buku status pasieno. Untuk pasien dengan indikasi bedah kandung kencing, sertakan poli chatheter dan p. Dan maag slang

Tasikmalaya, September 2015Mengetahui

Direktur RSUD TasikmalayaRSUD Tasikmalaya

dr. H. Wasito Hidayat, M.KesNIP. 140 129 431

Page 11: PROTAP RUANG 3A