protap hpp

18
PROTAP PERDARAHAN PASKA SALIN RSUD BANGIL Pengertian : Perawatan penderita yang mengalami perdarahan lebih dari 500 ml setelah bayi lahir. Perdarahan primer ( perdarahan pasca persalinan diri/ early HPP ) terjadi dalam 24 jam pertama, sedangkan perdarahan sekunder (perdarahan masa nifas/ late HPP) terjadi setelah 24 jam. Kebijakan : Setiap penderita yang mengalami HPP (retensio placenta, lacerasi jalan lahir, atonia uteri, sisa placenta, rumtura uteri, gangguan system pembekuan darah) mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan prosedur. Prosedur : 1. Penderita datang dari kaber/ UGD/ poli 2. Observasi keadaan umum : a. TTV, tensi, nadi, respirasi b. Berikan O2 sesuai kebutuhan c. Observasi tetesan infus (melanjutkan instruksi dokter dari UGD/ Kaber) d. Transfusi bertahab sampai Hb lebih besar dari 8 gr%, bila disebabkan gangguan pembekuan darah, kolaborasi pemberian tranfusi plasma segar e. Kontraksi rahim, pendarahan pervaginam f. Tinggi fundus uteri g. Fluxus, lochea 3. Terapi sesuai instruksi dokter : Antibiotik, spectrum luas Analgesik Uterotonika Roboransia 4. Diet TKTP 5. Perawatan Payudara 6. Vulva Hygiene 7. Dua hari perawatan, keadaan umum baik boleh pulang Unit Terkait : UGD, kamar bersalin, ruang Obstetri

Upload: lilaning

Post on 26-Dec-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HPP

TRANSCRIPT

Page 1: PROTAP HPP

PROTAP PERDARAHAN PASKA SALINRSUD BANGIL

Pengertian :Perawatan penderita yang mengalami perdarahan lebih dari 500 ml setelah bayi lahir. Perdarahan primer ( perdarahan pasca persalinan diri/ early HPP ) terjadi dalam 24 jam pertama, sedangkan perdarahan sekunder (perdarahan masa nifas/ late HPP) terjadi setelah 24 jam.

Kebijakan :Setiap penderita yang mengalami HPP (retensio placenta, lacerasi jalan lahir, atonia uteri, sisa placenta, rumtura uteri, gangguan system pembekuan darah) mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan prosedur.

Prosedur :1. Penderita datang dari kaber/ UGD/ poli2. Observasi keadaan umum :

a. TTV, tensi, nadi, respirasib. Berikan O2 sesuai kebutuhanc. Observasi tetesan infus (melanjutkan instruksi dokter dari UGD/ Kaber)d. Transfusi bertahab sampai Hb lebih besar dari 8 gr%, bila disebabkan gangguan

pembekuan darah, kolaborasi pemberian tranfusi plasma segare. Kontraksi rahim, pendarahan pervaginamf. Tinggi fundus uterig. Fluxus, lochea

3. Terapi sesuai instruksi dokter : Antibiotik, spectrum luas Analgesik Uterotonika Roboransia

4. Diet TKTP5. Perawatan Payudara6. Vulva Hygiene7. Dua hari perawatan, keadaan umum baik boleh pulang

Unit Terkait :UGD, kamar bersalin, ruang Obstetri

Literatur :

Arif Mansjoor. 2001. Kapita selekta kedokteran Jilid III

BANGIL, 1 MARET 2014Mengetahui

DIREKTUR RSUD BANGIL

dr. AGUNG BASUKI, M.Kes.

Page 2: PROTAP HPP

PROTAP PERAWATAN POST PARTUM PEB DAN EKLAMSIARSUD BANGIL

PengertianPerawatan penderita post partum dengan PEB/Eklampsia adalah perawatan pada wanita baru melahirkan dengan gejala-gejala hipertensi, proteinuria, oedema dan kejang atau koma.

TujuanTerselenggaranya perawatan penderita post partum dengan PEB/Eklampsia dengan baik dan mencegah komplikasi yang dapat timbul.

KebijakanSetiap penderita post partum dengan PEB/Eklampsia yang dirawat harus sesuai dengan Standart Operasional Prosedur.

Prosedur

1. Persiapan

1). Alat:

a. Tensimeter.

b. Peralatan untuk menyeka pasien.

c. Botol untuk pemeriksaan laboratorium urine.

2). Pasien.

a Pasien tidur di tempat tidur.

3). Lingkungan

a. Siapkan lingkungan aman dan nyaman.

b. Dekatkan alat

2. Pelaksanaan :

a. Petugas cuci tangan

b. Pasien datang dari kamar bersalin, ditempatkan di ruang PEB/Eklampsia.

c. Beri O2 4-6 l/mnt

d. Observasi keadaan umum meliputi

TTV (tensi, nadi, suhu, RR) Keluhan subjektif, tanda impending eklamsi (pusing,

mata kabur, mual muntah dan nyeri ulu hati. Kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, keadaan

luka perineum.

e. Periksa GDA secara berkala untuk evaluasi asidosis.

f. Lakukan personal hygiene (diseka 2 kali sehari dang anti pembalut)

g. Berikan terapi sesuai instruksi dokter

Antibiotik. Analgetik. Antihipertensi (bila tekanan diastolik > 160 mmHg) Diuritik bila ada oedema paru, payah jantung atau

oedema anasarka. Roboransia

Page 3: PROTAP HPP

Prosedur

h. Diit protein 1-1,5 gr/kg BB/hari bila ada uremia diberikan 0,6 gr/kgBB/hari dan tinggi kalori.

i. Mobilisasi bertahap.

j. Pada hari ketiga periksa laboratorium urine albumin.

k. Penderita boleh pulang bila

Albumin urine negative atau positif 1 Tensi kurang dari 160/110 mmHg Keadaan umum baik.

3. Dekontaminasi

a. Respon pasien saat dilakukan tindakan.

b. Hasil dari tindakan (evaluasi tindakan).

Unit Terkait Ruang Perawatan Obstetri, KABER

Referensi Kapita Selekta Jilid 1 Edisi 3 2001

BANGIL, 1 MARET 2014Mengetahui

DIREKTUR RSUD BANGIL

dr. AGUNG BASUKI, M.Kes.

PROTAP PERAWATAN KONSERVATIF PEB

Page 4: PROTAP HPP

RSUD BANGIL

PengertianPerawatan pada wanita hamil dengan umur kehamilan , 37 minggu dengan gejala-gejala hipertensi (tensi ≥ 160 mmHg), proteinuria (albumin urine . + 2), dan oedema.

TujuanTerselenggaranya perawatan konservatif penderita PEB dengan baik dan mencegah komplikasi yang dapat timbul.

KebijakanSetiap penderita PEB yang dirawat konservatif harus sesuai dengan standart operasional prosedur.

Prosedur 1.1 Persiapan.

1.1.1 Alat

a. Alat tensi

b. Stetoscop

c. Alat pengukur suhu

d. Funandoskop

e. Obat-obatan sesuai terapi

1.1.2 Pasien.

a. Lakukan komunikasi secara terapeutik pada pasien.

b. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan sesuai dengan prosedur.

c. Jelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan.

d. Pasien dating dari kaber ditempatkan di ruang PEB

e. Pasien harus bedrest.

1.1.3 Lingkungan.

Ciptakan suasana aman dan nyaman ( lingkungan pasien yang bersih ).

1.2 Pelaksanaan

1.2.1 Cuci tangan

1.2.2 Observasi keadaan umum :

a. Observasi TTV: tensi,nadi, respirasi, suhu

b. Observasi His, BJA

c. keluhan subyektif, tanda-tanda impending eklamsia (pusing, pandangan kabur, mual muntah, nyeri ulu hati)

1.2.3 Bedrest

1.2.4 Terapi sesuai intrusi dokter :

a. Sulfas Magnesicus, dosis konservatif

b. Aspilet, kalsium, vit E, multivitamin.

c. Anti hipertensi (bila tekanan diastolic > 100 mmHg)

Page 5: PROTAP HPP

1.2.5 Diit TKTP

1.2.6 Mobilisasi bertahap bila tensi < 160/100 mmHg

1.2.7 Perawatan konservatif dikatakan gagal bila:

Prosedur

a. Ada tanda-tanda impending eklamsia, syndrome HELLP

b. Ada kenaikan tensi yang progresif, kelainan fungsi ginjal

c. Penilaian kesejahteraan jani jelek

1.2.8 pasien boleh pulang bila:

a. pasien mencapai perbaikan dengan tanda-tanda preeklamsia ringan (albumin urine ≤ + 2, tensi < 160/100mmHg), dan perawatan telah dilanjutkan minimal selama 3 hari.

b. Keadaan umum baik

1.2.9 Cuci Tangan

1.3 Dokumentasi

1.3.1 Amati dan catat hasil tindakan

1.3.2 Respon pasien saat tindakan

Unit Terkait Ruangan perawatan Obstetri, Kaber

ReferensiWiliam Obstetri, Buku kebidanan,2010

Buku kebidanan,2010

Page 6: PROTAP HPP

PROTAP MANAJEMEN AKTIF KALA IIIRSUD BANGIL

PengertianManajemen aktif kala III adalah suatu tindakan yang dilakukan setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.

Tujuan

Untuk menghasilkan uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala 3 persalinan jika dibandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.

Kebijakan

- Dilakukan manajemen aktif kala 3 pada semua pasien yang melahirkan secara pervaginam.

- Dikerjakan oleh bidan, dokter dan mahasiswa DIII kebidanan dalam bimbingan bidan kaber.

Prosedur 1.1 Persiapan.

1.1.1 Alat.

a. Spuit 3 cc sebanyak 1 buah.b. Oksitosin sebanyak 1 ampul.c. Kasa secukupnya.

1.1.2 Pasien.

f. Lakukan komunikasi secara terapeutik pada pasien.g. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.h. Jelaskan pada pasien tujuan dari manajemen aktif kala 3.i. Posisikan pasien secara litotomi.

1.1.3 Lingkungan.

Ciptakan suasana aman dan nyaman ( pasang sampiran atau sketsel ).

1.1.4 Alat Perlindungan Diri.

a. Dekatkan alat yang akan digunakan untuk melakukan manajemen aktif kala 3.

b. Gunakan tutup kepala.

c. Gunakan kaca mata bening.

d. Gunakan masker.

e. Gunakan scort ( celemek ) plastic.

f. Gunakan sarung tangan steril.

g. Gunakan sepatu boot.

1.2 Pelaksanaan.

a. Penolong berdiri disamping kanan pasien.

b. Letakkan bayi baru lahir diatas kain bersih yang telah disiapkan diperut ibu dan minta ibu atau pendampingnya

Page 7: PROTAP HPP

untuk membantu memegangn bayi.

c. Pastikan tidak ada bayi lain di dalam uterus.

d. Beritahu ibu bahwa ibu akan disuntik.

e. Segera suntikkan oksitosin 10 unit secara IM.

f. ………………….

f. Setelah 2 menit dari penyuntikan oksitosin, lakukan tindakan penjepitan dan pemotongan tali pusat.

g. Serahkan bayi yang telah terbungkus kain pada ibu untuk inisiasi menyusu dini dan kontak kulit – kulit dengan ibu.

h. Tutup kembali perut ibu dengan kain bersih.i. Pindahkan klem ( penjepit untuk memotong tali pusat

saat kala 2 ) pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari vulva.j. Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu

( beralaskan kain ) tepat di atas simfisis pubis. k. Gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan

menekan uterus pada saat melakukan penegangan pada tali pusat. Setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan tangan yang lain ( pada dinding abdomen ) menekan uterus kea rah lumbal dan kepala ibu ( dorso – cranial ).

l. Lakukan secara hati – hati untuk mencegah terjadinya inversion uteri.

m. Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali (sekitar 2 menit atau 3 menit berselang) untuk mengulangi kembali penegangan tali pusat terkendali.

n. Saat mulai kontraksi ( uterus menjadi bulat atau tali pusat menjulur ) tegangkan tali pusat kearah bawah, lakukan tekanan dorso – cranial hingga tali pusat makin menjulur dan korpus uteri bergerak keatas yang menandakan plasenta telah lepas dan dapat dilahirkan.

o. Setelah plasenta terlepas, anjurkan ibu untuk meneran agar plasenta terdorong keluar melalui introitus vagina. Tetap tegangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai ( mengikuti poros jalan lahir ).

p. Pada saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan plasenta dengan mengangkat tali pusat keatas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk diletakkan dalam wadah penampung.

q. Pegang plasenta dengan kedua tangan dan secara lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin menjadi satu.

r. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan – lahan untuk melahirkan selaput ketuban.

s. Lakukan pengecekkan pada plasenta dan selaput ketuban dengan menggunakan tangan kanan, apakah telah lahir secara lengkap.

t. Lakukan massase pada fundus uteri dengan menggunakan tangan kiri.

Page 8: PROTAP HPP

u. Bersihkan sarung tangan dengan menggunakan air DTT.

1.3 Dokumentasi.

a.Catat respon pasien saat dilakukan tindakan manajemen aktif kala 3.

b.Catat hasil dari tindakan manajemen aktif kala 3.

Unit Terkait Kamar Bersalin

ReferensiPelatihan klinik asuhan persalinan normal, asuhan esensial, pencegahan dan penanggulangan segera komplikasi persalinan dan bayi baru lahir. Tahun 2008

BANGIL, 1 MARET 2014Mengetahui

DIREKTUR RSUD BANGIL

dr. AGUNG BASUKI, M.Kes.

Page 9: PROTAP HPP

PROTAP ANAFILAKTIK SYOKRSUD BANGIL

Pengertian

Anafilaktik adalah syndroma klinik yang ditandai reaksi sistematik dari berbagai sistem organ terhadap antigen pada individu yang sudah sensitifsasi

Shock adalah kondisi dimana perfusi dan oksigen jaringan tidak adekuat

TujuanMenyelamatkan jiwa pasien yang mengalami sindroma anafilaxis atau shock anafilaxis.

Kebijakan

Semua petugas baik dokter, bidan,perawat yang sudah mendapatkan pendidikan harus mampu / bisa melakukan tindakan / perawatan pasien dengan sindroma anafilatik / shock anafilaktik dengan benar sesuai Standart Pelayanan.

Prosedur I. Anafilaktik Ringan :1. Baringkan dalam posisi trendelenbrurg (kaki keatas), kepala

lebih rendah dengan alas datar2. Bebaskan jalan nafas3. Monitor pernafasan dan hemodinamik4. Berikan Oksigen 5 lt / menit5. Tentukan penyebab dan lokasi masuknya antigen, baik pada

rutinitas pasang torniguet setiap 10 menit, kendurkan6. Adrenalin 1 : 1000 0, 25 mg. Bisa diulang 5 – 20 ‘ kemudian

II. Anafilaktik Sedang :1. Baringkan dalam posisi trendelenbrurg (kaki keatas ), kepala

lebih rendah dengan alas datar2. Bebaskan jalan nafas3. Monitor pernafasan dan hemodinamik4. Berikan oksigen 5 lt / menit5. Pasang infus6. Beri Adrenalin 1 : 1000 0,25 ml (0,25 mg). Intramuscular,

sistolik > 80,1, ulangi > 5 – 20’ , pemberian total 3 kali. Bila vena kollap beri adrenalin transtracheal dengan dosis 2 kalinya dan dicairkan dengan cairan NaCL 0,90 % / D 5 % dalam spuit 10 cc

7. Bila terdapat bronchospasme , beri aminophyllin 5 – 6 ml / kg. BB atau Salbutamol 5 mg di nebulisasi untuk dewasa, anak 2,5 ml

III. Anafilaktik Berat :1. Amankan A, B, C ( Airway, Breakthing, Cerculation)2. Support pernafasan3. Pasang infus4. Resusitasi jantung - paru – otak dengan BLS dan BTLS5. Beri Adrenalin 1 : 10.000, 0,25 ml – 5 ml IV bolus ulangi 3’ –

Page 10: PROTAP HPP

5 ‘.6. Monitor pernafasan dan hemodinamik, pikirkan obat – obat

inotropik positif (Dopamin / dan vasoaktif isoproteron ).

Unit Terkait Kamar bersalin, RUANG PERAWATAN

BANGIL, 1 MARET 2014Mengetahui

DIREKTUR RSUD BANGIL

dr. AGUNG BASUKI, M.Kes.

Page 11: PROTAP HPP

PROTAP PENGENDALIAN & PENCEGAHAN INFEKSIRSUD BANGIL

Pengertian

Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan suatu kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar Rumah Sakit.

Tujuan

1. Menjaga petugas, peralatan dan permukaan tetap bersih, diartikan: Bebas dari kotoran Telah dicuci setelah terakhir dipakai Menjaga kebersihan tangan personal Bebas polutan dan bahan tidak diinginkan

2. Antisepsi tangan adalah kewaspadaan isolasi yang terpenting

Kebijakan 1. Kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di ruangan / RS, di lakukan oleh petugas ruangan / petugas RS sesuai dengan standar cuci tangan :

a. Segera : Setelah tiba ditempat kerja.

b. Sebelum : - Kontak langsung dengan pasien.

- Memakai sarung tangan sebelum pemeriksaan klinis dan tindakan invasif.

- Menyediakan /mempersiapkan obat-obatan

- Mempersiapkan dan memberi makan pasien.

- Meninggalkan Rumah Sakit.

c. Diantara : Prosedur tertentu pada pasien yang sama dimana tangan terkontaminasi /untuk menghindari kontaminasi silang (wajip menggunakan spray anti septic )

d. Setelah : -Kontak dengan pasien .

- Melepas sarung tangan .

- Melepas alat pelindung diri.

- Kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi/ ekskresi, eksudat luka, dan peralatan yang diketahui/kemungkinan terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh. Apakah menggunakan / tidak menggunakan sarung tangan.

- Menggunakan toilet, menyentuh/ melap hidung dengan tangan.

2. Petugas wajib membawa botol spray antisepsis selama melaksanakan tugas.

3. Penanganan yang benar terhadap peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi sehingga kulit dan membran mukosa terlindungi, mencegah baju

Page 12: PROTAP HPP

terkontaminasi, mencegah transfer mikroba ke pasien lain dan lingkungan.

Prosedur

1. Melaksanakan antisepsis tangan / kebersihan tangan sesuai standar cuci tangan :

- Lepaskan cincin, jam tangan, dan gelang.

- Kuku dipotong pendek.

2. …………….

Prosedur - Basahi kedua tangan sampai siku.

- Gunakan sabun anti septic.

- Pakai tehnik cuci tangan 7 langkah;

1). Gosok tangan denga posisi telapak pada telapak.

2). Telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dengan jari-jari saling menjalin dan sebaliknya.

3). Telapak pada telapak dan jari-jari saling menjalin.

4). Punggung jari-jari pada telapak yang berlawanan dengan jari-jari saling mengunci .

5). Gosok memutar dengan ibu jari kiri tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya.

6). Gosok memutar kearah belakang dan depan dengan jari-jari tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan sebaliknya .

7). Bilas tangan dengan air mengalir.

- Keringkan tangan dengan pengering/ tissue / handuk.

- Gunakan handuk sekali pakai /tissue untuk menutup kran.

2. Gunakan alat pelindung diri

3. Pastikan peralatan yang telah dipakai pasien infeksius telah dibersihkan dan tidak di pakai untuk pasien lain.

4. Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dihancurkan melalui cara yang benar dan peralatan pakai ulang diproses dengan benar

5. Peralatan makan pasien dibersihkan dengan air panas dan detergen.

6. Bila tampak kotor, lap permukaan peralatan yang besar (USG, X ray) setelah keluar ruangan isolasi.

7. Bersihkan dan disinfeksi yang benar peralatan terapi pernafasan terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran nafas.

8. Pembersihan, disinfeksi permukaan horizontal sekitar pasien harus dilakukan secara rutin setiap pasien pulang.

9. Berhati-hati dalam bekerja untuk mencegah trauma saat menangani jarum,scalpel dan alat tajam lain yang dipakai setelak peosedur, saat membersihkan instrument dan saat membuang jarum.

Page 13: PROTAP HPP

10. Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan/ yang tidak dapat menjaga kebersihan/ control lingkungan didalam ruang rawat yang terpisah.

11. Edukasi petugas akan pentingnya pengendalian sekresi respirasi untuk mencegah transmisi pathogen dalam droplet terutama selama musim/ KLB virus respiratorik di masyarakat lingkungan Rumah Sakit.

Unit Terkait1. Ruang perawatan Obstetri & kaber

2. Instalasi gizi.

Referensi

1. Pedoman, Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lain (Depkes RI 2007)

2. WHO

BANGIL, 1 MARET 2014Mengetahui

DIREKTUR RSUD BANGIL

dr. AGUNG BASUKI, M.Kes.