proses pelaksanaan kegiatan pengukuran fix
DESCRIPTION
kegiatan pengukuranTRANSCRIPT
-
Proses Pelaksanaan Kegiatan Pengukuran
1. Manajemen Survey
Untuk susunan manajemen,secara umum terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) Koordinator Lapangan
Koordinator bertugas mengkoordinir/ mengarahkan proses pelaksanaan pengukuran
dan mengatur segala sesuatu baik dari segi teknis maupun non teknis.
2) Tim Ukur
Tim Ukur ini bertugas melaksanakan kegiatan pengukuran. Tim ini pada awalnya terdiri
dari empat tim yang memiliki tugas yang berbeda yakni, tim yang bertugas melaksanakan
Penentuan Nilai Koordinat Awal sebagai titik acuan/ referensi, tim yang melaksanakan
Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal dan tim yang bertugas melaksanakan Pengukuran
Kerangka Dasar Vertikal.
3) Pengolah Data
Pengolah Data bertugas untuk mengumpulkan semua data hasil pengukuran yang akan
diolah. Pada saat pengolahan data berlangsung, pengolah data juga ditemani dan dibantu oleh
surveyor untuk memudahkan dalam proses pengolahan data tersebut. Selain itu pengolah data
juga bertugas untuk melakukan proses penggambaran. Pengolah data terdiri dari dua sampai tiga
orang.
2. Survey pendahuluan
Tahap ini merupakan tahap pengenalan area sebelum area tersebut diukur atau
dipetakan. Survey pendahuluan dilakukan agar Surveyor dapat merencanakan langkah-langkah
yang harus dilakukan untuk mengatasi kemungkinan kendala yang akan terjadi pada saat
pengukuran. Melalui pengenalan lapangan ini, diharapkan Surveyor bisa menentukan strategi
yang tepat dalam proses pengukuran.
3. Penentuan Batas Wilayah Pengukuran (Boundary)
Sebelum melaksanakan pengukuran di suatu daerah tertentu pastinya kita harus
mengetahui batas-batas wilayah tersebut, mana wilayah yang kita harus ukur dan mana wilayah
yang tidak perlu kita ukur.
-
Dalam pelaksanaannya, dapat dilakukan pendekatan penentuan batas wilayah
pengukuran dengan cara melakukan Track Batas dengan menggunakan GPS Garmin/ Handheld
untuk mengetahui koordinat dan posisi batas-batas tersebut, yang dilakukan oleh satu sampai dua
orang dan didampingi seorang penunjuk batas yang benar-benar tahu persis batas-batas wilayah
tersebut.
4. Desain lokasi titik kontrol/ titik referensi
Pada umumnya, penempatan titik kontrol pemetaan/ titik referensi haruslah memenuhi
aturan sebagai berikut:
Titik kontrol dipasang pada lokasi yang aman dari gangguan, dan tidak mengganggu atau
membahayakan.
Titik kontrol harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga posisi titik kontrol sebelum dan
sesudahnya jelas terlihat dan tidak ada penghalang.
Titik kontrol haruslah dipasang pada tempat yang mampu mengikat banyak detail di
sekitarnya.
5. Pemasangan titik kontrol/ titik referensi
Sebelum melakukan pengukuran harus ada pemasangan titik kontrol/ titik referensi awal
yang diketahui nilai koordinatnya. Diperlukan minimal dua titik kontrol yang sudah diketahui
koordinatnya untuk mengetahui azimuth awal.
Setelah desain lokasi selesai, selanjutnya pada tempat tersebut dilakukan pemasangan
dan pembuatan Bench Mark (BM) sebagai tanda dimana titik pemetaan itu ada. Patok ini bisa
bersifat permanen atau sementara tergantung pada tujuan dari pemetaan yang akan dilakukan.
Ukuran dari BM itu sendiri memiliki panjang 20 cm, lebar 20 cm dan tinggi 20 cm. Alat
dan bahan pembuatan Bench Mark (BM) :
- Linggis
- Sendok semen
- Kerangka besi (60 cm)
- Papan kerangka badan BM (20x20x20 cm)
- Paralon (diameter 10 cm, panjang 60 cm)
- Semen (secukupnya)
-
- Pasir (secukupnya)
- Kerikil (secukunya)
- Paku (1)
Langkah Pembuatan BM :
- Gali Lubang sedalam 40 cm dan diameter 20 cm
Gambar 3.1 Proses pembuatan Bench Mark.
- Masukan kerangka besi yang sudah dipasangi paralon.
Gambar 3.2 Proses pembuatan Bench Mark.
-
- Pasangkan papan kerangka badan BM.
Gambar 3.3 Proses pembuatan Bench Mark.
- Masukan adukan semen, pasir, kerikil sampai semua ruang terisi, lalu pasangkan
paku di tengah-tengah bagian atas BM.
Gambar 3.4 Proses pembuatan Bench Mark.
-
- Haluskan seluruh permukaan BM dengan menambahkan adukan semen ke
seluruh permukaan BM.
Gambar 3.5 Proses pembuatan Bench Mark.
- Beri warna seluruh badan BM dan cantumkan keterangan nama titik BM.
Gambar 3.6 Bench Mark (BM).
-
6. Persiapan Pengukuran
Sebelum melakukan pengukuran, dilakukan persiapan terlebih dahulu, mulai dari
mengecek kondisi alat ukur dan peralatan lainnya serta mengisi daya battery peralatan yang akan
digunakan, sampai mempersiapkan bekal seperti air minum. Lakukan persiapan dan pengecekan
kembali sebelum akan melakukan pengukuran, agar tidak ada peralatan yang tertinggal.
7. Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH) / Pengukuran Titik Poligon
Pengukuran Kerangka Dasar Horizontal merupakan pengukuran awal untuk membuat
suatu kerangka pengukuran. Proses pengambilan data dilakukan dengan cara merekam data
dalam alat ETS. Data lapangan yang diambil yaitu Sudut Horizontal (Biasa dan Luar Biasa) dan
juga Jarak Datar.
Alat-alat yang digunakan :
ETS (1)
Statif (3)
Prisma Box/ Target Set (2)
Meteran (3)
Piloks (1)
Paku+Patok (secukupnya)
Alat Tulis
Langkah kerja pengukuran Kerangka Dasar Horizontal (KDH) :
- Dirikan Alat ETS pada titik yang diketahui koordinatnya yaitu titik BM2 lalu centering.
- Dirikan prisma/ target set pada titik yang dijadikan sebagai acuan Backsight/ BS yaitu pada
titik lain yang diketahui koordinatnya yaitu titik BM1, centering prisma/ target set.
- Dirikan juga prisma untuk titik poligon selanjunya Foresight/ FSyang telah dibuat yaitu titik
BM3
- Hidupkan ETS dengan menekan tombol Power.
V : 90 19 ' 07 "
HR : 120 14 ' 06 "
0SET HOLD HSET P
-
- Tekan tombol Menu, setelah itu pilih F1 (Data Collect).
- Buat file untuk menyimpan data dengan memilih F1(Input), lalu tuliskan nama file nya,
misalkan 180312. Setelah itu pilih F4(Enter).
- Pilih F1 untuk memasukan informasi tempat berdiri alat (Occupied Point).
- Pilih F1(Input) lalu tuliskan informasi tempat berdiri alat. Setelah itu pilih F4 (Rec).
Masukan nomor titik tempat berdiri alat.
Masukan keterangan/ kode titik tempat
berdiri alat
Masukan tinggi alat dalam satuan meter
- Setelah itu pada menu data dollect, tekan tombol ESC sampai tampilan pada layar display
kembali pada mode pengukuran sudut.
MENU
F1: DATA COLLECT
F2: LAYOUT
F3: MEMORY MGR
SELECT FILE
FN : 180312
INPUT LIST . ENTER
DATA COLLECT
F1: OCC.PT# INPUT
F2: BACKSIGHT
F3:FS/SS
FS/SS
PT 1 ID : BM2
INS.HT : 1.445 m
INPUT SRCH REC OCNEZ
DATA COLLECT
F1: OCC.PT# INPUT
F2: BACKSIGHT
F3:FS/SS
FS/SS
V : 90 19 ' 07 "
HR : 120 14 ' 06 "
0SET HOLD HSET P
-
- Arahkan alat ke prisma yang berada di titik acuan Backsight/ BS, tepatkan bidikan di tengah-
tengah prisma/ target set tersebut. Setelah benar-benar tepat, selanjutnya pilih F1 (0SET).
Maka sudut horizontal nya menjadi nol derajat.
- Kunci pengunci horizontal nya, setelah itu masuk ke menu data collect. Pilih F2 (Backsight).
- Masukan informasi titik acuan Backsight/ BS dengan memilih F1 (Input) lalu tuliskan
informasi titik Backsight/ BS. Setelah itu pilih F3 (Meas), lalu pilih F2 (SD) untuk
menyimpan data.
Masukan nomer titik acuan Backsight
Masukan kode titik acuan Backsight
Masukan tinggi alat Backsight
- Selanjutnya pada menu data collect, pilih F3 (FS/SS).
- Masukan informasi titik Foresight/ FS dengan memilih F1 (Input) lalu tuliskan informasi titik
Foresight/ FS.Setelah itu bidik kembali titik acuan Backsight dalam posisi bacaan sudut luar
biasa (LB). Setelah itu pilih F4 (All), data pun akan tersimpan.
Masukan nomer titik Foresight dimulai dari
seratus
Masukan kode titik Foresight
Masukan tinggi alat Foresight
BS# 2 PCODE : BM1
INS.HT : 1.493 m
INPUT 0SET MEAS BS
V : 90 19 ' 07 "
HR : 00 00 ' 00 "
0SET HOLD HSET P
DATA COLLECT
F1: OCC.PT# INPUT
F2: BACKSIGHT
F3:FS/SS
FS/SS
DATA COLLECT
F1: OCC.PT# INPUT
F2: BACKSIGHT
F3:FS/SS
FS/SS
PT# 100 PCODE : BM1
R.HT : 1.493 m
INPUT 0SET MEAS ALL
-
- Setelah bacaan sudut biasa dan luar biasa titik acuan backsight (BM1) sudah didapat,
selanjutnya lakukan pembacaan sudut pada titik foresight (BM3).
- Arahkan alat ke prisma/ target set di titik foresight (BM3) dengan posisi alat bacaan sudut
biasa,tepatkan bidikan tepat di tengah-tengah prisma/ target set tersebut, lalu kunci pengunci
horizontalnya.
- Ganti kode titik BM1 menjadi BM3 dengan memilih F1 (Input) lalu tuliskan kode titiknya
yaitu BM3. Ganti juga tinggi titik BM1 menjadi tinggi titik foresight (BM3). Pilih F4 (All)
untuk menyimpan data.
- Selanjutnya lakukan bacaan sudut luar biasa pada titik foresight (BM3). Pilih F4 (All) untuk
menyimpan data.
- Setelah bacaan sudut biasa dan luar biasa titik acuan backsight (BM1) dan titik foresight
(BM3) sudah didapat, setelah itu pindahkan Alat ETS ke titik BM3 dan dirikan prisma/ target
set di titik BM2 untuk backsight dan di titik foresight selanjutnya yaitu titik BM4.
- Lakukan langkah diatas untuk pengerjaan pengukuran kerangka dasar horizontal selanjutnya.
8. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal (KDV)/ Pengukuran Beda Tinggi
Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal pada dasarnya dilakukan untuk mengukur elevasi
setiap titik poligon dan beda tinggi antar titik poligon. Metode pengukuran beda tinggi yang
dilakukan yaitu metode pergi pulang double stand/ dua kali berdiri alat (stand I dan stand II),
dimana akan dilakukan dua kali berdiri alat pada saat pengkuran pergi dan dua kali berdiri alat
saat pengukuran pulang.
PT# 101 PCODE : BM3
R.HT : 1.559 m
INPUT 0SET MEAS ALL
PT# 102 PCODE : BM3
R.HT : 1.559 m
INPUT 0SET MEAS ALL
-
Alat-alat yang digunakan :
Waterpass (1)
Statif (1)
Rambu Ukur (2)
Piloks (1)
Patok (secukupnya)
Alat tulis
Langkah kerja pengukuran kerangka dasar vertical (KDV) :
- Dirikan alat waterpass di antara titik BM1 dan BM2 untuk melakukan pengukuranpergi stand
1, lalu centring alat waterpass.
- Dirikan rambu ukur dititik BM1 dan BM2 dimana BM1 menjadi bacaan belakang dan BM2
menjadi bacaan muka.
- Lakukan pembacaan Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah (BB) pada
titik BM1 dan BM2 lalu catat data yang didapat dalam form pengukuran.
- Lakukan kontrol BT untuk mengecek benar atau salah bacaan BT tersebut, dengan
menggunakan rumus BT=BA+BB/2.
- Untuk penghitungan Jarak Optis, dengan menggunakan rumus D.Optis=BA-BB*100
- Untuk menghitung Beda Tinggi, dengan menggunakan rumus h=BTBelakang-BTmuka
- Selanjutnya lakukan pengukuran pergi stand II, dirikan alat dan centering kembali alat di
tempat berbeda tapi masih diantara titik BM1 dan BM2 dan lakukan pembacaan kembali pada
rambu ukur di titik BM1 dan BM2.
- Setelah pengukuran pergi stand I dan stand II pada BM1 dan BM2 selesai, selanjutnya
lakukan pengukuran pulang stand I dan stand II pada BM1 dan BM2 dimana kali ini titik
BM1 menjadi bacaan muka dan BM2 menjadi bacaan belakang.
- Lakukan kembali pembacaan BA, BT dan BB pada BM1 dan BM2, tentunya dengan kembali
melakukan dua kali berdiri alat (stand I dan stand II).
- Setelah pengukuran pulang pergi stand I dan stand II pada titik BM1 dan BM2 selesai,
selanjutnya pindahkan alat ke tempat diantara titik BM2 dan BM3.
- Apabila jarak antara titik BM2 dan BM3 terlalu jauh dan tidak bisa dilakukan dengan satu kali
pembacaan, maka akan dibuat titik bantu agar bisa mencapai titik BM3.
-
- Dirikan alat waterpass diantara titik BM2 dan titik bantu (C1). Lakukan pengukuran pergi
pulang stand I dan stand II pada titik BM2 dan C1, selanjutnya dirikan alat di antara titik
bantu C1 dan titik BM3, lakukan langkah pengerjaan yang sama seperti sebelumnya untuk
melakukan pengukuran kerangka dasar vertikal selanjutnya.
9. Evaluasi
Setelah dilakukan pengolahan data kemudian terdapat data yang salah atau ada data
yang dianggap kurang, maka akan dilakukan evaluasi yakni dilakukannya pengukuran ulang
untuk memperbaiki data yang salah dan juga data yang kurang.