4. analisa data dan pembuatan alat pengukuran kinerja k3 · pembuatan alat pengukuran kinerja k3....
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
-
Universitas Kristen Petra
27
4. ANALISA DATA DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKURAN KINERJA K3
Analisa data hasil wawancara yang telah dilakukan dan pembuatan Alat
Pengukuran Kinerja K3 dibahas pada bab ini. Analisa data yang dilakukan
meliputi penilaian responden terhadap indikator pengukuran kinerja K3.
Wawancara dilakukan kepada tiga orang safety officer, yang memiliki
pengalaman maupun pelatihan dan pendidikan di bidang K3. Hasil analisa data
penilaian indikator berupa bobot indikator, selanjutnya digunakan untuk
pembuatan Alat Pengukuran Kinerja K3. Pembuatan Alat Pengukuran Kinerja K3
meliputi pembuatan alur proses pengukuran kinerja K3, kerangka kerja aplikasi,
dan tampilan aplikasi. Bagian terakhir dari bab ini akan membahas tentang proses
pengujian (implementasi) Alat Pengukuran Kinerja K3 pada salah satu proyek
konstruksi yang sedang dilaksanakan di Surabaya.
Penilaian Indikator Analisa data penilaian responden terhadap indikator pengukuran kinerja
K3 dilakukan dengan menggunakan metode delphi, yaitu dengan melakukan
perhitungan nilai rata-rata penilaian responden terhadap masing-masing indikator.
Selanjutnya hasil perhitungan akan diberikan kembali ke responden untuk
kembali melakukan penilaian dengan pertimbangan hasil penilaian sebelumnya.
Wawancara dihentikan setelah dilakukan sebanyak tiga kali karena hasil
perhitungan nilai rata-rata penilaian responden telah konvergen.
4.1.1. Penilaian Indikator Sub Structure
Berdasarkan hasil penilaian responden didapatkan bahwa untuk pekerjaan
sub structure, indikator yang paling berpengaruh adalah peralatan (43,33%). Dua
indikator yang lain, yaitu perlengkapan K3 dan lingkungan kerja memiliki bobot
masing-masing sebesar 28,33%. Hasil perhitungan nilai rata-rata penilaian
responden untuk masing-masing putaran ditampilkan pada Tabel 4.1. Tabel 4.2
menunjukkan nilai mean dari masing-masing sub indikator untuk pekerjaan sub
structure. Pengaruh peralatan kerja sangat besar, karena pada saat pekerjaan sub
structure digunakan peralatan kerja dengan jumlah yang banyak, terutama untuk
http://www.petra.ac.idhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://digilib.petra.ac.id/help.html
-
Universitas Kristen Petra
28
peralatan berat, oleh karena itu peralatan berat memiliki bobot yang paling besar
(25,83%) dibanding indikator peralatan yang lain. Pada pekerjaan sub structure,
peralatan tangga memiliki bobot yang paling kecil (13,17%) dibanding indikator
peralatan yang lain.
Tabel 4.1. Mean Penilaian Bobot (Sub Structure) Kelompok Indikator (%)
Indikator Mean Putaran 1 Mean
Putaran 2 Mean
Putaran 3 Peralatan 45.00 43.33 43.33 Perlengkapan K3 30.00 28.33 28.33 Lingkungan Kerja 25.00 28.33 28.33
Tabel 4.2. Mean Penilaian Bobot (Sub Structure) Sub Indikator (%)
Indikator Mean Putaran 1Mean
Putaran 2 Mean
Putaran 3 Peralatan
Peralatan Berat 28.33 26.67 25.83 Perkakas Tangan 23.33 21.67 21.67 Perancah 20.00 21.00 21.00 Tangga 10.00 12.33 13.17 Lift dan Alat Angkut 18.33 18.33 18.33
Perlengkapan K3 Pelindung Diri 28.33 25.00 25.00 Pagar dan Jaring Pengaman 16.67 20.00 20.00 Rambu K3 21.67 25.00 25.00 Pertolongan Pertama 15.00 16.67 16.67 Pemadam Kebakaran 18.33 13.33 13.33
Lingkungan Kerja Penataan Site 31.67 30.00 30.00 Kebersihan 16.67 16.67 17.50 Penerangan 21.67 23.33 21.67 Kebisingan 15.00 15.00 14.17 Kenyamanan 15.00 15.00 16.67
Pada kelompok indikator perlengkapan K3, alat pelindung diri dan rambu
K3 memiliki bobot masing-masing sebesar 25,00%. Alat pelindung diri mutlak
diperlukan setiap individu yang berada di lapangan untuk meminimalkan resiko
atau bahaya yang ada, sedangkan rambu K3 diperlukan untuk memberi tanda
mengenai kondisi di tempat tersebut atau petunjuk untuk hal-hal yang
diperbolehkan atau dilarang untuk dilakukan. Pagar dan jaring pengaman
-
Universitas Kristen Petra
29
memiliki peran yang lebih kecil (20,00%) karena pekerjaan masih berada pada
sub structure. Untuk mengatasi bahaya longsor bukan dilakukan dengan memberi
pagar namun dengan membuat turap yang kuat dan memasang rambu K3
(peringatan dilarang melintas) di daerah tersebut.
Pada kelompok indikator lingkungan kerja, penataan site memiliki bobot
yang terbesar (30,00%) karena menurut penilaian responden, penataan site akan
berdampak pada kinerja K3 dari awal sampai akhir proyek. Penataan site yang
buruk akan mengakibatkan penempatan material dan lalu lintas proyek yang
buruk. Hal ini dapat mengakibatkan bahaya terjadinya kecelakaan. Selain
Penataan site, Penerangan memiliki bobot yang cukup besar (21,67%). Responden
menilai bahwa dengan penerangan yang cukup, individu di lapangan dapat
melihat secara jelas kondisi lapangan sehingga dapat lebih berhati-hati.
Untuk menunjukkan bahwa penilaian bobot indikator oleh responden telah
konvergen digunakan perhitungan nilai error untuk masing-masing penilaian
terhadap nilai rata-ratanya. Pada Lampiran 4 ditampilkan hasil perhitungan nilai
error masing-masing penilaian responden untuk penilaian pertama hingga ketiga.
Pada Tabel 4.3 dan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hampir semua indikator
memiliki nilai error yang semakin kecil pada penilaian kedua dibandingkan
dengan penilaian pertama. Pada penilaian ketiga hampir semua indikator memiliki
nilai error yang sama dengan penilaian kedua. Ada beberapa indikator yang
menjadi lebih konvergen (nilai error lebih kecil) dibandingkan dengan penilaian
kedua, yaitu peralatan berat, tangga, kebersihan, penerangan, kebisingan, dan
kenyamanan, namun perubahan nilai error-nya lebih kecil daripada perubahan
sebelumnya.
-
Universitas Kristen Petra
30
Tabel 4.3. Perbandingan Nilai Error Sub Structure Kelompok Indikator
Indikator Putaran 1 Putaran 2 Putaran 3 Peralatan 0.22 0.18 0.18 Perlengkapan K3 0.11 0.16 0.16 Lingkungan Kerja 0.27 0.20 0.20
Tabel 4.4. Perbandingan Nilai Error Sub Structure
Sub Indikator Indikator Putaran 1 Putaran 2 Putaran 3
Peralatan Peralatan Berat 0.31 0.17 0.15 Perkakas Tangan 0.19 0.10 0.10 Perancah 0.33 0.06 0.06 Tangga 0.33 0.14 0.09 Lift dan Alat Angkut 0.12 0.12 0.12
Perlengkapan K3 Pelindung Diri 0.27 0.13 0.13 Pagar dan Jaring Pengaman 0.27 0.00 0.00 Rambu K3 0.36 0.13 0.13 Pertolongan Pertama 0.22 0.13 0.13 Pemadam Kebakaran 0.12 0.17 0.17
Lingkungan Kerja Penataan Site 0.18 0.11 0.11 Kebersihan 0.27 0.27 0.19 Penerangan 0.36 0.24 0.21 Kebisingan 0.22 0.22 0.20 Kenyamanan 0.22 0.22 0.13
-
Universitas Kristen Petra
31
4.1.2. Penilaian Indikator Upper Structure
Pada hasil penilaian responden terhadap indikator pengukuran kinerja K3
didapatkan bahwa untuk pekerjaan upper structure, indikator yang memiliki
pengaruh yang besar adalah perlengkapan K3 (38,33%) dan peralatan (36,67%).
Indikator yang lain, yaitu lingkungan kerja memiliki bobot sebesar 25,00%. Hasil
perhitungan nilai rata-rata penilaian responden untuk masing-masing putaran
ditampilkan pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6.
Tabel 4.5. Mean Penilaian Bobot (Upper Structure)
Kelompok Indikator (%)
Indikator Mean Putaran 1 Mean
Putaran 2 Mean
Putaran 3 Peralatan 40.00 36.67 38.33 Perlengkapan K3 38.33 38.33 36.67 Lingkungan Kerja 21.67 25.00 25.00
Tabel 4.6. Mean Penilaian Bobot (Upper Structure) Sub Indikator (%)
Indikator Mean Putaran 1 Mean
Putaran 2 Mean
Putaran 3 Peralatan
Peralatan Berat 15.00 14.00 14.83 Perkakas Tangan 20.00 21.00 19.33 Perancah 25.00 24.33 24.33 Tangga 16.67 18.33 18.33 Lift dan Alat Angkut 23.33 22.33 23.17
Perlengkapan K3 Pelindung Diri 31.67 26.67 28.33 Pagar dan Jaring Pengaman 25.00 26.67 26.67 Rambu K3 18.33 19.00 19.00 Pertolongan Pertama 13.33 15.00 13.33 Pemadam Kebakaran 11.67 12.67 12.67
Lingkungan Kerja Penataan Site 28.33 28.33 28.33 Kebersihan 15.00 15.00 15.83 Penerangan 26.67 28.33 26.67 Kebisingan 13.33 11.67 11.67 Kenyamanan 16.67 16.67 17.50
Pada kelompok indikator Peralatan, bobot masing-masing indikator
hampir merata. Namun Perancah, Lift dan Alat Angkut memiliki bobot yang lebih
besar, masing-masing sebesar 24,33% dan 23,17%. Perancah memiliki peranan
yang penting karena berfungsi sebagai penyangga untuk melakukan aktivitas di
-
Universitas Kristen Petra
32
ketinggian. Perancah yang buruk dapat berakibat fatal. Lift dan alat angkut juga
memiliki peranan yang penting, dimana dengan bertambahnya tinggi bangunan
dan banyaknya pekerjaan, lalu lintas menjadi semakin ramai. Operator tower
crane juga tidak dapat melihat secara jelas kondisi di lapangan karena
pandangannya tertutup bangunan, oleh karena itu pengoperasian tower crane juga
harus lebih berhati-hati.
Pada kelompok indikator perlengkapan K3, bobot alat pelindung diri dan
pagar serta jaring pengaman paling menonjol dibanding dengan indikator yang
lain dengan nilai 28,33% dan 26,67%. Dengan bertambahnya ketinggian, bahaya
jatuh dan kejatuhan benda menjadi lebih besar sehingga mutlak dibutuhkan pagar
dan jaring pengaman, bukan hanya sekedar rambu K3 karena rambu K3 dapat
mudah diterobos sedangkan pagar dan jaring pengaman lebih kuat sehingga tidak
mudah diterobos. Alat pelindung diri mutlak diperlukan untuk meminimalkan
bahaya yang ada di lapangan.
Pada kelompok indikator lingkungan kerja, penataan site dan penerangan
memiliki bobot yang besar yaitu masing-masing sebesar 28,33% dan 26,67%.
Perencanaan penempatan material dan lalu lintas proyek memegang peranan yang
penting dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Demikian juga dengan
penerangan di lapangan. Dengan penerangan yang cukup, individu-individu di
lapangan dapat melihat dengan jelas sehingga dapat lebih berhati-hati.
Untuk menunjukkan bahwa penilaian bobot indikator oleh responden telah
konvergen digunakan perhitungan nilai error untuk masing-masing penilaian
terhadap nilai rata-ratanya. Pada Lampiran 4 ditampilkan hasil perhitungan nilai
error masing-masing penilaian responden untuk penilaian pertama hingga ketiga.
Sedangkan pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 ditampilkan perbandingan nilai error
antara penilaian pertama dengan penilaian kedua dan antara penilaian kedua
dengan penilaian ketiga. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa hampir semua
indikator memiliki nilai error yang semakin kecil pada penilaian kedua
dibandingkan dengan penilaian pertama. Pada penilaian ketiga hampir semua
indikator memiliki nilai error yang sama dengan penilaian kedua. Ada beberapa
indikator yang menjadi lebih konvergen dibandingkan dengan penilaian kedua.
-
Universitas Kristen Petra
33
Tabel 4.7. Perbandingan Nilai Error Upper Structure Kelompok Indikator
Indikator Putaran 1 Putaran 2 Putaran 3 Peralatan 0.33 0.24 0.20 Perlengkapan K3 0.14 0.14 0.12 Lingkungan Kerja 0.36 0.13 0.13
Tabel 4.8. Perbandingan Nilai Error Upper Structure Sub Indikator
Indikator Putaran 1 Putaran 2 Putaran 3 Peralatan 0.33 0.24 0.20
Peralatan Berat 0.22 0.19 0.10 Perkakas Tangan 0.17 0.19 0.15 Perancah 0.13 0.04 0.04 Tangga 0.27 0.12 0.12 Lift dan Alat Angkut 0.24 0.23 0.12
Perlengkapan K3 0.14 0.14 0.12 Pelindung Diri 0.39 0.21 0.16 Pagar dan Jaring Pengaman 0.13 0.08 0.08 Rambu K3 0.12 0.07 0.07 Pertolongan Pertama 0.42 0.22 0.17 Pemadam Kebakaran 0.19 0.14 0.14
Lingkungan Kerja 0.36 0.13 0.13 Penataan Site 0.08 0.08 0.08 Kebersihan 0.22 0.22 0.18 Penerangan 0.33 0.27 0.21 Kebisingan 0.33 0.19 0.19 Kenyamanan 0.27 0.27 0.19
-
Universitas Kristen Petra
34
4.1.3. Perbandingan Penilaian Indikator Sub Structure dengan Upper Structure
Penilaian indikator pengukuran kinerja K3 untuk sub structure dan upper
structure berbeda. Ada beberapa indikator yang lebih memiliki peran pada sub
structure, seperti peralatan berat, rambu K3, dan kebisingan. Sedangkan perancah,
tangga, lift dan alat angkut, pagar dan jaring pengaman, dan penerangan lebih
berperan pada pekerjaan di upper structure. Perbandingan tersebut dapat dilihat
pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10.
Tabel. 4.9. Perbandingan Penilaian Indikator Sub Structure dengan Upper Structure - Kelompok Indikator (%)
Indikator Sub
Structure Upper
Structure
Peralatan 43.33 38.33
Perlengkapan K3 28.33 36.67
Lingkungan Kerja 28.33 25.00
Tabel. 4.10. Perbandingan Penilaian Indikator Sub Structure dengan Upper Structure - Sub Indikator (%)
Indikator Sub
Structure Upper
Structure
Peralatan
Peralatan Berat 25.83 14.00
Perkakas Tangan 21.67 21.00
Perancah 21.00 24.33
Tangga 13.17 18.33
Lift dan Alat Angkut 18.33 22.33
Perlengkapan K3
Pelindung Diri 25.00 26.67
Pagar dan Jaring Pengaman 20.00 26.67
Rambu K3 25.00 19.00
Pertolongan Pertama 16.67 15.00
Pemadam Kebakaran 13.33 12.67
Lingkungan Kerja
Penataan Site 30.00 28.33
Kebersihan 17.50 15.00
Penerangan 21.67 28.33
Kebisingan 14.17 11.67
Kenyamanan 16.67 16.67
-
Universitas Kristen Petra
35
Peralatan berat, rambu K3, dan kebisingan lebih berperan pada saat
pekerjaan sub structure karena pada saat itu banyak alat berat yang dibutuhkan
seperti back hoe, excavator, dan lain sebagainya. Posisi, jalur gerak, kondisi, dan
stabilitas alat berat memegang peranan penting dalam hal peralatan berat. Rambu
K3 dan kebisingan juga memegang peranan yang penting karena dengan adanya
rambu K3, individu di lapangan dapat mengerti kondisi tempat kerja. Kondisi
lingkungan kerja yang tidak bising dapat membuat individu di lapangan mengerti
atau menyadari bahwa ada alat berat yang sedang berada di dekatnya atau akan
melalui tempat dimana individu tersebut berada sehingga dapat lebih berhati-hati.
Perancah, tangga, lift dan alat angkut memiliki peran yang lebih besar
pada saat pekerjaan upper structure karena pada saat itu pekerjaan sudah berada
pada elevasi/ketinggian yang lebih tinggi. Kondisi perancah sebagai penopang
atau penyangga memegang peranan yang besar. Kondisi, posisi, sambungan,
pengaku, dan kapasitas perancah perlu mendapat perhatian. Dengan semakin
bertambahnya ketinggian, peranan tangga dan lift serta alat angkut semakin
penting sehingga perlu mendapat perhatian dalam hal pijakan, permukaan , posisi
dan kemiringan, serta kapasitas (tangga) dan posisi, sambungan, kapasitas, dan
generator serta kabel pendukung (lift dan alat angkut). Bobot lift dan alat angkut
juga masih belum terlalu besar pada saat sub structure, karena operator tower
crane masih dapat melihat kondisi lapangan dengan jelas. Sedangkan pada saat
upper structure, operator tower crane sulit untuk melihat kondisi lapangan secara
jelas sehingga pengoperasian tower crane harus lebih berhati-hati.
Pagar dan jaring pengaman, dan penerangan memiliki peran yang lebih
besar pada saat pekerjaan upper structure karena pada saat pekerjaan berada pada
tempat yang lebih tinggi, bahaya jatuh maupun kejatuhan benda menjadi lebih
besar, oleh karena itu dibutuhkan pagar dan jaring pengaman lebih dari sekedar
rambu K3. Pagar dan jaring pengaman memberikan perlindungan yang lebih
karena strukturnya yang lebih kuat daripada rambu K3, sehingga tidak mudah
diterobos. Pagar dan jaring pengaman merupakan perlindungan secara fisik, lebih
dari sekedar himbauan dan petunjuk (rambu K3).
-
Universitas Kristen Petra
36
4.1.4. Perhitungan Bobot
Perhitungan bobot untuk masing-masing indikator dilakukan dengan cara
mengalikan nilai bobot setiap sub indikator dalam masing-masing kelompok
indikator dengan nilai bobot kelompok indikator (peralatan, perlengkapan K3, dan
lingkungan kerja). Pada Tabel 4.11 berikut ini ditampilkan bobot untuk masing-
masing indikator sub structure dan upper structure.
Tabel 4.11. Bobot Indikator (%)
Indikator Sub
Structure Upper
Structure
Peralatan
Peralatan Berat 11.19 5.69
Perkakas Tangan 9.39 7.41
Perancah 9.10 9.33
Tangga 5.71 7.03
Lift dan Alat Angkut 7.94 8.88
Perlengkapan K3
Pelindung Diri 7.08 10.39
Pagar dan Jaring Pengaman 5.67 9.78
Rambu K3 7.08 6.97
Pertolongan Pertama 4.72 4.89
Pemadam Kebakaran 3.78 4.64
Lingkungan Kerja
Penataan Site 8.50 7.08
Kebersihan 4.96 3.96
Penerangan 6.14 6.67
Kebisingan 4.01 2.92
Kenyamanan 4.72 4.38
-
Universitas Kristen Petra
37
Pembuatan Alat Pengukuran Kinerja K3 Pembuatan alat pengukuran kinerja K3 meliputi (1) pembuatan alur proses
pengukuran kinerja K3, (2) kerangka kerja, dan (3) tampilan alat pengukuran.
4.2.1. Pembuatan Alur Proses Pengukuran Kinerja K3
Pembuatan alur proses pengukuran kinerja K3 terdiri dari input, process,
dan output yang berfungsi untuk memberikan gambaran keseluruhan proses
pengukuran kinerja K3 yang di dalamnya terdapat fungsi alat pengukuran kinerja
K3 (Gambar 4.1).
Proses pengukuran kinerja K3 dimulai dengan pencatatan kondisi K3
dengan pengamatan langsung di lapangan, menggunakan lembar inspeksi yang
berisikan indikator-indikator K3 (Lampiran 2). Penilaian dilakukan pada
pengamatan kondisi tempat kerja dan tindakan pekerja di lapangan. Penilaian
kondisi tempat kerja dilakukan dengan cara memberi nilai (scoring, dari 0 - 100)
sedangkan tindakan pekerja dinilai dengan metode work sampling. Hasil penilaian
akan dicatat dalam lembar penilaian sebagai data masukan (input) untuk alat
pengukuran kinerja K3.
Proses perhitungan nilai hasil pengukuran kondisi K3 di lapangan diolah
dengan menggunakan database alat pengukuran (bobot indikator). Hasil
pengolahan disimpan kembali dalam database sebagai ”data pengukuran
sebelumnya” yang digunakan untuk menampilkan perkembangan kinerja K3
proyek dari pengukuran pertama sampai pengukuran terakhir.
Hasil pengukuran kinerja K3 berupa informasi kinerja K3 digunakan
sebagai bahan evaluasi terhadap tindakan K3 untuk tempat kerja proyek maupun
tindakan pekerja yang telah dilakukan. Informasi kinerja K3 yang diberikan
berupa nilai kinerja K3 proyek secara keseluruhan, untuk setiap zona pengukuran,
waktu pengukuran, dan setiap indikator pengukuran.
Tindakan perbaikan terhadap kondisi tempat kerja yang belum aman
digunakan sebagai bahan acuan perbaikan terhadap tempat kerja yang belum
aman, maupun tindakan perbaikan pekerja yang belum aman. Setelah dilakukan
perbaikan, proses penilaian dilakukan secara berkesinambungan untuk mengukur
kinerja K3 selanjutnya sampai akhir pelaksanaan proyek.
-
Universitas Kristen Petra
38
-
Universitas Kristen Petra
39
4.2.2. Pembuatan Kerangka Kerja
Pembuatan kerangka kerja aplikasi program pengukuran kinerja K3.
Kerangka kerja aplikasi alat pengukuran kinerja K3 terdiri dari dua proses besar
yaitu proses pengukuran dan proses pelaporan kinerja. Proses pengukuran terdiri
dari proses pemasukan data dan proses perhitungan nilai kinerja K3. Sedangkan
proses pelaporan kinerja terdiri dari proses penyajian daftar pengukuran, grafik
nilai kinerja K3, dan daftar tindakan perbaikan (Gambar 4.2).
Gambar 4.2. Kerangka Kerja Alat Pengukuran Kinerja K3
APLIKASI ALAT PENGUKURAN KINERJA K-3
MULAI
PROSES PENGUKURAN
PROSES PELAPORAN KINERJA
PROYEK BARU
MASUKKAN DATA PROYEK
PENGATURAN BOBOT
INDIKATOR
PROYEK LAMA
INSPEKSI BARU EDIT HASIL PENGUKURAN INSPEKSI LAMA
MASUKKAN DATA INSPEKSI
PENGISIAN LEMBAR
PENILAIAN PER ZONA
PERHITUNGAN NILAI KINERJA K3
MASUKKAN TINDAKAN
PERBAIKAN
SIMPAN DATA NILAI KINERJA K3
DAFTAR PENGUKURAN
GRAFIK NILAI KINERJA K3
DAFTAR TINDAKAN
PERBAIKAN
PENYAJIAN LAPORAN KINERJA
SELESAI
PENGATURAN ZONA
PENGUKURAN
-
Universitas Kristen Petra
40
Proses pengukuran dimulai dengan proses pemasukan data. Data yang
dimasukkan antara lain adalah data umum proyek yang berupa nama proyek dan
pembagian zona proyek, serta data inspeksi yang berupa data periode inspeksi dan
data nilai kondisi tempat kerja. Data-data tersebut kemudian diproses untuk
perhitungan nilai kinerja K3. Proses perhitungan nilai kinerja K3 dilakukan
perzona pengukuran, nilai kinerja K3 yang diperoleh digunakan sebagai tolak
ukur untuk tindakan perbaikan selanjutnya. Keseluruhan proses pengukuran
dijadikan masukan untuk proses pelaporan kinerja.
Proses pelaporan kinerja terdiri dari penyajian tiga jenis data yang
diperoleh dari akumulasi data pengukuran yang telah dilakukan di proses
pengukuran. Tiga jenis data tersebut antara lain data akumulasi nilai kinerja K3
yang disajikan dalam bentuk grafik, data pencatatan tindakan perbaikan per
periode pengukuran, dan histori penilaian.
4.2.3. Pembuatan tampilan Aplikasi
Tampilan aplikasi dibuat dengan menggunakan program Borland Delphi
7.0. Tampilan pertama adalah tampilan halaman utama, terdapat pilihan
melakukan pengaturan bobot indikator (bobot) atau melakukan proses pengukuran
(proyek).
Proses pengaturan bobot indikator dilakukan dengan memasukkan nilai
bobot untuk masing-masing jenis (sub structure dan upper structure) untuk
kondisi tempat kerja (Gambar 4.3). Untuk tindakan pekerja tidak ada nilai bobot
yang diperhitungkan. Ketentuan pengaturan bobot indikator adalah sebagai
berikut:
1. Jumlah bobot kelompok indikator adalah 100.
2. Jumlah bobot sub indikator (setiap kelompok indikator memiliki lima sub
indikator) adalah 100.
Setelah dilakukan pengisian nilai bobot untuk setiap indikator, terdapat
pilihan ”cek” di bagian bawah untuk melakukan pengecekan apakah nilai-nilai
bobot yang telah dimasukkan berjumlah 100. Jika tidak maka nilai bobot perlu
diperbaiki lagi.
-
Universitas Kristen Petra
41
Gambar 4.3. Form Pengaturan Bobot Indikator
Bobot indikator ”default” telah diberikan sebagai referensi komposisi
bobot masing-masing indikator. Nilai bobot ”default” berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya (Tabel 4.12 dan Tabel 4.13). Nilai bobot dibagi
menjadi dua jenis yaitu sub structure dan upper structure.
Tabel. 4.12. Bobot Indikator
Sub Structure dengan Upper Structure - Kelompok Indikator (%)
Indikator Sub
Structure Upper
Structure
Peralatan 43.33 38.33
Perlengkapan K3 28.33 36.67
Lingkungan Kerja 28.33 25.00
-
Universitas Kristen Petra
42
Tabel. 4.13. Bobot Indikator Sub Structure dengan Upper Structure - Sub Indikator (%)
Indikator Sub
Structure Upper
Structure
Peralatan
Peralatan Berat 25.83 14.00
Perkakas Tangan 21.67 21.00
Perancah 21.00 24.33
Tangga 13.17 18.33
Lift dan Alat Angkut 18.33 22.33
Perlengkapan K3
Pelindung Diri 25.00 26.67
Pagar dan Jaring Pengaman 20.00 26.67
Rambu K3 25.00 19.00
Pertolongan Pertama 16.67 15.00
Pemadam Kebakaran 13.33 12.67
Lingkungan Kerja
Penataan Site 30.00 28.33
Kebersihan 17.50 15.00
Penerangan 21.67 28.33
Kebisingan 14.17 11.67
Kenyamanan 16.67 16.67
Proses selanjutnya adalah memasukkan informasi berupa data proyek,
meliputi nama, alamat, luas, tinggi, dan durasi proyek. Selain data proyek,
informasi yang perlu diberikan adalah pembagian zona proyek (Gambar 4.4).
Setelah pengisian data proyek dan pembagian zona proyek, selanjutnya
yang dilakukan adalah pengisian data hasil pencatatan kondisi K3 di lapangan.
Pengisian data dilakukan dengan memilih button ”Daftar Kuesioner” pada
halaman data proyek dan pembagian zona proyek. Untuk kondisi tempat kerja,
pengisian dilakukan dengan memasukkan nilai setiap indikator yang telah
diberikan oleh pelaksana pengukuran (Gambar 4.5). Untuk tindakan pekerja,
pengisian dilakukan dengan memasukkan jumlah pekerja yang tergolong dalam
indikator pada formulir penilaian tindakan pekerja (Gambar 4.6).
Pengumpulan data pada saat implementasi / pengujian alat pengukuran
kinerja K3 di lapangan dilakukan dengan cara memberikan nilai untuk kinerja /
-
Universitas Kristen Petra
43
performance masing-masing indikator. Range penilaian dari 0 sampai 100 dengan
empat kategori penilaian, yaitu:
Pengumpulan data pada saat implementasi / pengujian alat pengukuran
kinerja K3 di lapangan dilakukan dengan cara melakukan work sampling untuk
mendapatkan kinerja / performance masing-masing indikator. Setelah melakukan
work sampling, dilakukan perhitungan persentase sebagai berikut:
Persentase = totalNN X 100%
Persentase = Nilai persentase suatu indikator (%)
N = Jumlah pekerja yang tergolong dalam suatu indikator
N total = Jumlah total pekerja yang diamati
Pada saat pengisian data kondisi tempat kerja dan tindakan pekerja, ada
pilihan menu untuk memberikan tanggapan dan tindakan perbaikan yang perlu
dilakukan. Tindakan perbaikan akan kembali ditanyakan pada saat akan
melakukan pengukuran untuk periode selanjutnya (Gambar 4.7).
Gambar 4.4. Formulir Data Proyek dan Pembagian Zona Proyek
0 25 50 75 100Bahaya Cukup
Bahaya Aman Cukup
Aman
-
Universitas Kristen Petra
44
Gambar 4.5. Formulir Pengisian Kondisi Tempat Kerja
Gambar 4.6. Formulir Pengisian Tindakan Pekerja
-
Universitas Kristen Petra
45
Gambar 4.7. Formulir Pengisian Tanggapan, Tindakan Perbaikan, dan Solusi
Setelah pengisian semua data, baik kondisi tidak aman, tindakan pekerja,
maupun tanggapan dan tindakan perbaikan, dapat ditampilkan informasi kinerja
K3 dalam bentuk grafik. Ada tiga jenis grafik yang dapat ditampilkan, yaitu:
1. Grafik berdasarkan waktu pengukuran (Gambar 4.8)
Melalui grafik ini dapat ditampilkan informasi perkembangan (trend)
kinerja K3 dari pengukuran pertama sampai pengukuran terakhir.
Informasi yang diberikan dapat berupa informasi yang paling umum
(proyek secara keseluruhan) hingga informasi untuk setiap sub indikator
(detail indikator). Sebagai contoh, Gambar 4.9 dan Gambar 4.10
menampilkan informasi perkembangan kinerja K3 proyek secara
keseluruhan dan zona ”Tower E” meliputi kondisi tempat kerja dan
tindakan pekerja.
2. Grafik detail penilaian setiap zona pengukuran (Gambar 4.11)
Pada grafik jenis ini dapat ditampilkan informasi kinerja K3 secara umum
hingga yang paling detail untuk satu kali periode pengukuran. Sebagai
contoh, Gambar 4.12 dan Gambar 4.13 menampilkan informasi mengenai
-
Universitas Kristen Petra
46
nilai kinerja K3 pada periode pengukuran tanggal 7 April 2008 untuk zona
”Tower E” sub structure secara umum dan untuk kondisi tempat kerja
(indikator peralatan).
3. Grafik perbandingan antar zona pengukuran (Gambar 4.14)
Grafik jenis ini menampilkan perbandingan nilai kinerja K3 antar zona
pengukuran pada periode pengukuran yang sama. Sebagai contoh,
Gambar 4.15 dan Gambar 4.16 menampilkan perbandingan nilai kinerja
K3 zona ”Tower E” dan ”Tower F” pada periode pengukuran tanggal 7
April 2008 untuk kondisi tempat kerja upper structure secara umum dan
khusus indikator perancah.
Gambar 4.8. Lembar Pemilihan Grafik Kinerja K3 Berdasarkan Waktu
Gambar 4.9. Grafik Perkembangan Kinerja K3 Proyek Secara Keseluruhan
-
Universitas Kristen Petra
47
Gambar 4.10. Grafik Perkembangan Kinerja K3 Zona ”Tower E”
Gambar 4.11. Lembar Pemilihan Grafik Kinerja K3 Setiap Zona
Gambar 4.12. Grafik Informasi Kinerja K3 Zona ”Tower E” Sub Structure
-
Universitas Kristen Petra
48
Gambar 4.13. Grafik Informasi Kinerja K3 Zona ”Tower E” Sub Structure untuk
Kondisi Tempat Kerja - Indikator Peralatan
Gambar 4.14. Lembar Pemilihan Grafik Perbandingan Kinerja K3 Antar Zona
Gambar 4.15. Grafik Perbandingan Kinerja K3 Zona ”Tower E” dan ”Tower F”
Kondisi Tempat Kerja - Sub Structure
-
Universitas Kristen Petra
49
Gambar 4.16. Grafik Perbandingan Kinerja K3 Zona ”Tower E” dan ”Tower F”
Kondisi Tempat Kerja - Upper Structure (Perancah)
help: back to toc: master index: ukp: