prosedur uji protein

5
Teori Protein dengan pemanasan akan terbentuk presipitat yang terlihat berupa kekeruhan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isoelektrik protein. Pemanasan selanjutnya mengadakan denaturasi dan terjadi presipitasi. Kekeruhan yang ringan sangat sukar dilihat, maka harus digunakan tabung yang bersih dan bagus. Jika tabung telah tergores tidak dapat digunakan lagi. Sumber reaksi negative palsu pada tes pemanasan dengan asam asetat adalah pemberian asam asetat berlebihan. Sumber reaksi positif palsu yaitu kekeruhan yang tidak disebabkan oleh globulin atau albumin, kemungkinannya: Nukleoprotein, kekeruhan terjadi pada saat pemberian asam asetat sebelum pemanasan Mucin, kekeruhan juga terjadi pada saat pemebrian asam asetat sebelum pemanasan Proteose, presipitat terjadi setelah campuran reaksi mendingin, kalau dipanasi menghilang lagi Asam-asam renin, kekeruhan oleh zat ini larut dalam alkohol Protein Bence Jones, protein ini larut dalam pada suhu didih urine, terlihat kekeruhan pada suhu kirakira 60 derajat celcius. Prosedur kerja Alat dan bahan o Tabung reaksi o Lampu spiritus o Rak tabung reaksi o Penjepit tabung reaksi o Asam acetat 6% Cara Kerja o Masukkan urin jernih (sentrifus terlebih dahulu) ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuh o Dengan memegang bagian tabung reaksi pada ujung bawah dengan penjepit tabung reaksi, lapisan atas urine dipanasi di atas nyala api sampai mendidih 30 detik. o Perhatikan ada atau tidaknya kekeruhan di lapisan atas. Jika terjadi kekeruhan, kemungkinan disebabkan oleh protein, calsiumfosfat, calciumcarbonat.

Upload: rizka-novitasari

Post on 30-Nov-2015

197 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Prosedur Uji Protein

TeoriProtein dengan pemanasan akan terbentuk presipitat yang terlihat berupa kekeruhan. Pemberian asam asetat dilakukan untuk mencapai atau mendekati titik isoelektrik protein. Pemanasan selanjutnya mengadakan denaturasi dan terjadi presipitasi. Kekeruhan yang ringan sangat sukar dilihat, maka harus digunakan tabung yang bersih dan bagus. Jika tabung telah tergores tidak dapat digunakan lagi. Sumber reaksi negative palsu pada tes pemanasan dengan asam asetat adalah pemberian asam asetat berlebihan. Sumber reaksi positif palsu yaitu kekeruhan yang tidak disebabkan oleh globulin atau albumin, kemungkinannya: Nukleoprotein, kekeruhan terjadi pada saat pemberian asam asetat sebelum pemanasan Mucin, kekeruhan juga terjadi pada saat pemebrian asam asetat sebelum pemanasan Proteose, presipitat terjadi setelah campuran reaksi mendingin, kalau dipanasi menghilang lagi Asam-asam renin, kekeruhan oleh zat ini larut dalam alkohol Protein Bence Jones, protein ini larut dalam pada suhu didih urine, terlihat kekeruhan pada suhu kirakira 60 derajat celcius.

Prosedur kerja Alat dan bahano Tabung reaksio Lampu spirituso Rak tabung reaksio Penjepit tabung reaksio Asam acetat 6%

Cara Kerjao Masukkan urin jernih (sentrifus terlebih dahulu) ke dalam tabung reaksi sampai 2/3 penuho Dengan memegang bagian tabung reaksi pada ujung bawah dengan penjepit tabung reaksi, lapisan atas urine dipanasi di atas nyala api sampai mendidih 30 detik.o Perhatikan ada atau tidaknya kekeruhan di lapisan atas. Jika terjadi kekeruhan, kemungkinan disebabkan oleh protein, calsiumfosfat, calciumcarbonat.o Teteskan 3-5 tetes asam acetat 6% ke dalam urine yang masih panas itu. Jika kekeruhan disebabkan oleh calciumfosfat maka kekeruhan akan lenyap.

Jika kekeruhan disebabkan oleh calciumcarbonat maka kekeruahan akan tetap hilang tapi denganpembentukan gas. Jika kekeruhan tetap ada atau menjadi lebih keruh lagi, maka tes terhadap protein adal;ah positif. Penilaian

o - : tidak ada kekeruhan+ : kekeruhan ringan (seperti awan) tanpa butir(kadar protein 0,01-0,05%)o ++ : kekeruhan mudah diilihat dan tampak butirbutirdalam kekeruhan (0,05-0,2%)o +++ : urin jelas keruh dan kekeruhan itu berkepingkeping(0,2-0,5%)o ++++ : urin sangat keruh dan berkeping-keping besaratau bergumpal-gumpal (>0,5%)Syarat = urine yang dipakai untuk pemeriksaan harus jernih.

Page 2: Prosedur Uji Protein

Bila tidak jernih, maka harus dilakukan sentrifugasi danyang dipakai adalah supernatan.Sumber :-Panduan skills lab BLOK 3.4. Gangguan Urogenital FK

UNAND

ALAT DAN BAHANAlat :• Tabung reaksi• Centrifuge dan tabungnya• Penjepit• Lampu spiritus• Pipet tetesBahan :• Asam asetat 10%• Natrium asetat• Asam asetat glasial• Aquadest• Urine sewaktuCARA KERJA1. PEMANASAN DENGAN ASAM ASETAT• Pembuatan reagen asam asetat 10%• Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya• Didihkan selama 1-2 menit• Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin• Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih, amati.NO Pengamatan hasil Simbol1 Tidak ada kekeruhan (-)2 Kekeruhan sedikit sekali (±)3 Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %4 Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %5 Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %6 Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %

PROSEDUR

Page 3: Prosedur Uji Protein

Tidak ada protein plasma yang lebih besar dari albumin pada filtrat gromerulus menyatakan efektivitas dari dinding kapiler glomerulus sebagai suatu barier filtrasi. Sel endotel,membran basal dan sel epitel dinding kapiler glomerulus memiliki kandungan ion negatif yang kuat. Muatan anion ini adalahhasil dari 2 muatan negatif :proteoglikan (heparan-sulfat) dan glikoprotein yang mengandung asam sialat. Protein dalam daragh relatif memiliki isoelektrik yang rendah dan membawa muatan negatif murni. Karena itu, mereka ditolak oleh dinding kapiler gromerulus yang muatannnya negatif, sehingga membatasi filtrasi.1

Cara mengetahui ada/tidaknya kandungan protein dalam suatu larutan dapat menggunakan uji benedict yaitu uji kimia untuk mengetahui kandungan gula pereduksi (Montgomery, 1993).

Uji ini dilakukan dengan memberikan 15 tetes larutan benedict pada ± 2 ml larutan dalam tabung reaksi, kemudian memanaskannya selama ± 1–2 menit sampai mendidih. Prinsip kerja uji benedict adalah glukosa akan mereduksi CuSO4 dalam suasana basa kuat dan panas, membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna hijau, kuning, ataupun merah bata sebanding dengan kadar glukosa dalam larutan yang diuji. Jika larutan yang diuji warnanya sama seperti larutan benedict (berwarna biru), maka larutan tersebut tidak mengandung glukosa. Uji benedict banyak digunakan karena dianggap lebih mudah dalam menafsirkan kadar glukosa secara kasar dengan warna yang berlainan untuk masing-masing kadar glukosa. Di bawah ini adalah tabel petunjuk untuk menentukan kadar glukosa yang berbeda-beda pada larutan dengan uji benedict.

Tabel 1.1 Petunjuk untuk menentukan kadar protein dalam larutan dengan uji asam asetat 6%

Warna Simbol Kadar Glukosa

Biru Negatif (-)Sangat sedikit (dianggap normal, ≤ 0,5% glukosa)

Hijau kekuningan dan endapan keruh

Positif (+)Sedikit glukosa (0,5 - 1% glukosa)

Kuning dan endapan keruh Positif (++) Cukup glukosa (1 - 1,5% glukosa)Jingga/warna lumpur dan endapan keruh

Positif (+++)Banyak glukosa (2 - 3,5% glukosa)

Merah bata dan endapan keruh Positif (++++) Banyak sekali glukosa (≥ 3,5% glukosa)(Putri, 2011)

Urine yang terdapat atau ditemukan protein disebut proteinuria. Proteinuria ini ditandai dengan adanya kekeruhan setelah diuji dengan suatu metode. Proteinuria ditentukan dengan berbagai cara yaitu: asam sulfosalisilat, pemanasan dengan asam asetat, carik celup (hanya sensitif terhadap albumin).Pada prktikum ini kita melakukan dengan metode pemanasan asama asetat dan bang.

Uji Kadar Protein

Page 4: Prosedur Uji Protein

Pada metode pemanasan dengan asam asetat dan metode bang ini terbentuknya protein disebabkan sifat asam atau suasana asam.Setelah diuji didapat hasil negatif yaitu dengan melihat ada atau tidak adanya kekeruhan. Berarti fungsi renal bekerja dengan baik dan tidak ada indikasi kelainan.