proposal tab_kelompok flamboyan
TRANSCRIPT
PROPOSAL TERAPI BERMAIN
FEELING FACE
DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO
DISUSUN OLEH:
SAID NURRAHMAN
ARI FATAH
KUNCORO MURTI SUWARDI
FATKHURROHMAN ILHAM FUADI
AMALIATUS SOLIKHAH
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
TERAPI BERMAIN
FEELING FACE
1. PENDAHULUAN
Masuk rumah sakit merupakan peristiwa yang sering menimbulkan pengalaman
traumatik, khususnya pada pasien anak yaitu ketakutan dan ketegangan atau stress
hospitalisasi. Stress ini disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya perpisahan
dengan orang tua, kehilangan control, dan akibat dari tindakan invasif yang
menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya akan menimbulkan berbagai aksi seperti
menolak makan, menangis, teriak, memukul, menyepak, tidak kooperatif atau
menolak tindakan keperawatan yang diberikan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan dan kepuasan. Bermain merupakan aktivitas yang dapat menstimulasi
pertumbuhan dan perkembangan anak dan merupakan cerminan kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial sehingga bermain merupakan media yang baik
untuk belajar karena dengan bermain anak-anak akan belajar berkomunikasi,
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara.
Untuk itu dengan melakukan permainan maka ketegangan dan stress yang dialami
akan terlepas karena dengan melakukan permainan rasa sakit akan dapat dialihkan
(distraksi) pada permainannya dan terjadi proses relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai
variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya
dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya
dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan
kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga
anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi
orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain
2. TUJUAN
A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 3-7 tahun selama 20 menit, anak
diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan
kecemasannya, merasa tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut
lagi terhadap perawat sehingga anak bisa merasa nyaman selama dirawat
dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak yang normal
atau sehat.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu :
1. Dapat merasa tenang selama dirawat.
2. Anak dapat merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3. Dapat menerima anjuran dokter dan perawat
4. Memberikan saran tidak langsung atau komunikasi simbolik melalui;
membuat wajah sesuai perasaan, dan menggunakan wajah untuk
mengekspresikan perasaan.
5. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat
diruang yang sama
6. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang.
7. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan
sesudah kegiatan
8. Mengembangkan bahasa, anak mengenal kata-kata baru.
9. Melatih sosial emosi anak.
3. RENCANA KEGIATAN TERAPI
1. Jenis Program Bermain
a. Feeling Faces
2. Karakteristik Bermain
a. Melatih anak menggunakan komunikasi simbolik.
b. Melatih anak mengekspresikan perasaan.
3. Karaketristik Peserta
a. Usia 3-7 tahun
b. Jumlah peserta + 5 anak dan didampingi oleh orang tua
c. Keadaan umum mulai membaik
d. Klien dapat duduk
e. Peserta kooperatif
f. Pasien yang tidak demam
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Senin, 03 Desember 2012
Waktu : 11.30 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Flamboyan RSUD Sukoharjo
5. Metode
Demonstrasi, praktik
6. Alat-alat yang digunakan (Media)
a. Stick es krim/Sedotan besar
b. Spidol
c. Kertas warna bentuk bulat/piring
d. Lem
7. Orientasi dan Uraian Tugas
a) Struktur organisasi
I. Leader : Said Nurrahman
II. Fasilitator :
1. Amaliatus Solikhah
2. Kuncoro Murti S
3. Fatkhurrohman Ilham Fuadi
III. Observer : Ari Fatah
b) Uraian Tugas
i. Leader
Menjelaskan tujuan bermain
Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
Menjelaskan aturan bermain pada anak
Senang Sedih
Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
ii. Fasilitator
Menyiapkan alat-alat permainan
Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang
sedang dijelaskan.
Mempertahankan kehadiran anak
Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun
dalam.
iii. Observer
Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non
verbal.
Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan
prilaku,
Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain
Setting Tempat
Keterangan:
1 : Leader
2 : Klien
3 : Orang tua klien
4 : Observer
5 : Fasilitator
4. MATERI TERAPI BERMAIN
(Terlampir)
4
1
5 2 3
5 2 3
5
2
3
5. STRATEGI PELAKSANAAN
No Terapis Waktu Subjek Terapi
1 Persiapan (Pra interaksi)
a. Menyiapkan ruangan
b. Menyiapkan alat-alat
c. Menyiapkan anak dan keluarga
5 menit Ruangan, alat-alat,
anak dan keluarga
sudah siap
2 Pembukaan (Orientasi)
a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Anak yang akan bermain
saling berkenalan
d. Menjelaskan kepada anak dan
keluarga maksud dan tujuan
terapi bermain
5 menit Anak dan keluarga
menjawab salam,
anak saling
berkenalan, anak
dan keluarga
memperhatikan
terapis
3 Kegiatan (Kerja)
a. Menjelaskan kepada anak dan
keluarga tujuan, manfaat bermain
selama perawatan, dan cara
permainan yang akan dilakukan
b. Mengajak anak untuk mengikuti
kegiatan bermain
FEELING FACES
a. Memberikan setiap anak 2 kertas
b. Meminta anak menggambar
wajah bahagia pada satu piring
dan wajah sedih pada piring
lainnya
c. Menempelkan dua kertas saling
membelakangi pada kayu di
45 menit Anak dan keluarga
memperhatikan
penjelasan terapis,
anak melakukan
kegiatan yang
diberikan oleh
terapis, anak dan
keluarga
memberikan
respon yang baik
tengahnya.
d. Mendiskusikan berbagai macam
situasi emosi di rumah sakit (saat
orang tua pergi, saat disuntik,
saat temannya dating, dll)
e. Meminta anak menunjukkan
wajah yang sesuai saat menjawab
diskusi
f. Membiarkan anak menggunakan
hasil permainan selama di rumah
sakit.
4 Penutup (Terminasi)
a. Memberikan reward pada anak
atas kemamuan mengikuti
kegiatan bermain sampai
selesai.
b. Mengucapkan terimakasih
c. Mengucapkan salam
5 menit Anak dan keluarga
tampak senang,
menjawab salam
6. EVALUASI YANG DIHARAPKAN
1) Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat di lantai menggunakan tikar
c. Adik-adik sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
2) Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Fasilitator mampu memotivasi adik-adik dalam kegiatan.
d. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
e. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
f. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3) Evaluasi Hasil
a. Diharapkan anak dan mampu menjelaskan , mempraktikkan apa yang
sudah diajarkan.
b. Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
c. Anak menyatakan rasa senangnya
Mengetahui, Kelompok Mahasiswa
Pembimbing Praktek,
(………………………….) (…….…………………..)
LAMPIRAN MATERI
A. DEFINISI
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa
yang ada di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan
apapun yang mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain
dipandang sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang
yang penting untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain juga menjadi media terapi yang baik bagi anak-anak bermasalah
selain berguna untuk mengembangkan potensi anak. Menurut Nasution (cit
Martin, 2008), bermain adalah pekerjaan atau aktivitas anak yang sangat
penting. Melalui bermain akan semakin mengembangkan kemampuan dan
keterampilan motorik anak, kemampuan kognitifnya, melalui kontak dengan
dunia nyata, menjadi eksis di lingkungannya, menjadi percaya diri, dan masih
banyak lagi manfaat lainnya (Martin, 2008). Bermain adalah cerminan
kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain merupakan
media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-
kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya sendiri dan
memperoleh kesenangan. (Foster, 1989).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah: “Kegiatan yang
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari karena bermain
sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres anak,
belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan
lingkungan, belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental
serta sosial anak.”
B. FUNGSI BERMAIN
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas
anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat
dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini
perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat
dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang
visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih
menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru dilihatnya.
Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau
dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.
2. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat
terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan
komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan
seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan dan
kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai
manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain
pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif
selanjutnya.
3. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana
pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang
lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak
sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses
sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti
bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak,
menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada
usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya
sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan
orang
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak
mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak
akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar
pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang
merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau
belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.
6. Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.
7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini
dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di
rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada
beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan
tidak boleh dilanggar.
C. MANFAAT BERMAIN
Manfaat yang didapat dari bermain, antara lain:
1. Membuang ekstra energi.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot
dan organ-organ.
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
D. MACAM - MACAM BERMAIN
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari
apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat
permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada
bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha
membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan
dengan teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif
dan membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau
musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi
untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
E. ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1. Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang
atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan
halus. Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang
ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok,
lilin, dll.
2. Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat
yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah,
radio, tape, TV, dll.
3. Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,
bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita,
puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4. Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan
interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat. Contoh alat permainan :
alat permainan yang dapat dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali,
dan lain-lain.
F. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat
pada keterampilan yang lebih majemuk.
4. Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin bermain.
5. Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
G. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS BERMAIN
1. Tahap perkembangan
2. Jenis kelamin anak
3. Status kesehatan anak
4. Lingkungan yang tidak mendukung
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak
H. PETUNJUK PERKEMBANGAN ANAK USIA 3-5 TAHUN (PRA-
SEKOLAH)
1. Dari aspek fisik
Di rentang usia 3-5 tahun dengan titik puncak di usia 5 tahun, kemampuan
motorik anak, baik kasar maupun halus, sudah mencapai tingkat
kematangan. Untuk motorik kasar, anak sudah bisa berjalan, berlari,
melompat, berdiri dengan satu kaki, bahkan memanjat. Sedangkan untuk
motorik halus, anak sudah bisa menjimpit benda-benda kecil, semisal koin.
Mulai usia 5 tahun ke atas seharusnya anak sudah mampu memegang
pensil dengan benar seperti yang dilakukan orang dewasa pada umumnya.
Namun ingat, kemampuan memegang pensil dengan benar ini bukan
berarti anak juga wajib bisa menulis
2. Dari aspek sosial
Di usia ini anak seharusnya sudah terampil berinteraksi dengan teman
sebayanya. Peran peer group mulai terlihat penting. Jadi, jika anak di
rentang usia ini masih soliter alias asyik dengan dunianya sendiri,
khususnya bagi anak usia 4 tahun ke atas, berarti dia mengalami
keterhambatan dalam perkembangan social
3. Dari aspek kognisi
Wajarnya anak di rentang usia ini sudah masuk fase praope-rasional.
Dalam bahasa awamnya, anak sudah dapat membayangkan objek tertentu
atau seseorang hanya dari deskripsi, nama atau suaranya.
4. Dari aspek bahasa
3-4 tahun
Menguasai lebih dari 1.000 kosakata. Penguasaan tata
bahasanya pun meningkat pesat. Contohnya, sudah bisa
mengatakan, "Aku mau makan pisang manis."
4-6 tahun
Anak mulai kenal sopan santun saat bicara. Misalnya,
ketika menjawab pertanyaan guru atau orang dewasa,
ia sudah bisa memilih kata yang lebih santun.
5. Dari aspek kepribadian
Di rentang usia ini anak diharapkan memiliki inisiatif untuk bereksplorasi
sebanyak dan sejauh mungkin. Sayangnya, anak kerap dihadang oleh
aturan-aturan tertentu yang membatasi eksplorasinya.
I. KARAKTERISTIK BERMAIN USIA 3-5 TAHUN (PRASEKOLAH)
1) Cross motor and fine motors
2) Dapat melompat,bermain dan bersepeda.
3) Sangat energik dan imaginative
4) Mulai terbentuk perkembangan moral
5) Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dgn kelompok
6) Assosiative play
7) Dramatic play
8) Skill play
9) Laki-laki aktif bermain di luar
10) Perempuan didalam rumah
Alat permainan yang cocok untuk anak usia 3-5 tahun:
1. Peralatan rumah tangga
2. Sepeda roda Tiga
3. Papan tulis/kapur
4. Lilin,boneka,kertas
5. Drum,buku dengan kata simple,kapal terbang,mobil,truk
J. TUJUAN TERAPI BERMAIN KETIKA ANAK HOSPITALISASI
Tujuan kegiatan :
a. Memberi informasi.
b. Memicu normalisasi.
c. Menggunakan sistem pendukung yang dikenal.
d. Mengidentifikasi teknik koping.
Contoh kegiatan :
a. Mendesain tanda selamat dating.
b. Memicu orang tua mengisi angket mengenai ritual anak
c. Memicu orang tua membawa foto dan mainan
d. Memberi daftar kegiatan rumah sakit.
e. Proaktif melakukan permainan.
K. PRINSIP BERMAIN DI RUMAH SAKIT
Menurut Thompson ED. (1992) prinsip bermain di rumah sakit adalah :
1) Kelompok umur yang sama
2) Permainan akan lebih efektif apabila dilaksanakan dalam kelompok umur
yang sama agar jenis permainan yang diberikan dapat disesuaikan dengan
usia dan tingkat perkembangan anak.
3) Pertimbangan keamanan dan infeksi silang
4) Permainan yang digunakan hendaknya yang mudah dicuci agar infeksi
silang dapat dihindari
5) Tidak banyak energi serta permainan singkat
6) Anak yang sakit biasanya tidak memiliki energi yang cukup untuk bermain
sehingga permainan yang diberikan harus merupakan permainan yang
tidak menguras tenaga energi yang besar
7) Waktu bermain perlu melibatkan orang tua
8) Bila kegiatan bermain dilakukan bersama orang tua, maka hubungan orang
tua dengan anak akan lebih akrab dan kelainan atau perkembangan
penyakit dapat segera diketahui secara dini.
L. DAFTAR REFERENSI
Dewi, K., et al.2010. Contoh Proposal Terapi Bermain Pada Anak Prasekolah.
Diakses Pada Tanggal 31 Mei 2013. www.nursingbegin.com
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC