proposal ta saparudin syah 22 sept

Upload: muhammad-reza-gadran

Post on 09-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

  • PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MEKANISME LORI

    MESIN PEMBILAH BAMBU UNTUK INDUSTRI KECIL

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

    Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin

    Disusun Oleh :

    Nama : SAPARUDIN SYAH

    No. Mahasiswa : 10525031

    NIRM : 2010010720

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

    YOGYAKARTA

    2014

  • Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing

    PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MEKANISME LORI

    MESIN PEMBILAH BAMBU UNTUK INDUSTRI KECIL

    PROPOSAL TUGAS AKHIR

    Disusun Oleh :

    Nama : SAPARUDIN SYAH

    No. Mahasiswa : 10525017

    NIRM : 2010010720

    Yogyakarta, 20 September 2014

    Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

    Santo Ajie Dhewanto, ST,.MM Muhammad Ridlwan, ST,. MT

    NIP. 135250502 NIP. 005250102

  • 1. LATAR BELAKANG

    Bambu merupakan jenis rumput-rumputan yang berongga dan beruas.

    Bambu merupakan anggota famili Poaceae yang terdiri atas 70 genus. Bambu

    termasuk jenis tanaman yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi.

    Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang 60 cm dalam sehari.

    Indonesia merupakan salah satu wilayah yang menjadi surga bagi jenis

    tanaman yang disebut juga sebagai buluh, aur, dan eru ini. Diperkirakan

    terdapat sedikitnya 159 jenis bambu di Indonesia yang 88 diantaranya

    merupakan spesies endemik Indonesia.

    Bambu juga merupakan salah satu bahan material yang akan menjadi

    pengganti kayu pada masa datang. Karena pada saat ini kayu merupakan

    bahan yang sulit didapatkan (jumlahnya terbatas) dan juga merupakan salah

    satu material yang sulit untuk diperbaharui secara cepat. Jika dibandingkan

    bambu yang pertumbuhannya dalam satu hari mampu setinggi 1m dan bisa

    dipanen dalam usia 3-5 tahun saja. Sedangkan kayu membutuhkan waktu

    lebih yaitu 40 tahun untuk bisa digunakan kayunya sebagai material. Saat ini

    bambu sudah bisa dibentuk seperti bilah-bilah kayu atau pun balok kayu

    solid. Dengan memotong bambu menjadi lembaran kecil, lalu disusun dan

    disatukan menggunakan pres atau pun pen bambu, lalu dipres. Bisa juga

    ditambahkan resin sehingga permukaan bambu menjadi lebih glossy.

    Kekuatan bambu laminasi tersebut ternyata memiliki kekuatan yang sama

    dengan kekuatan kayu solid, jika digunakan sebagai struktur bangunan.

    Untuk pengerjaan pembelahan bambu laminasi ini menggunakan 2

    metode yaitu dengan cara tradisional (manual) dan dengan cara moderen

    (pemesinan) yang dimana tentu saja dengan cara manual lebih memakan

    waktu yang sangat lama jika dibandingkan dengan cara pemesinan, sehingga

    para pengerajin balok bambu laminasi memilih untuk menggunakan cara

    pemesinan sebagai alat pembilah bambu. Akan tetapi alat ini masih memiliki

    kekurangan sehingga akan memakan waktu yang lama, yaitu pada saat bambu

    akan diposisikan ditengah pekerja memosisikan dengan menggunakan

    perkiraan posisi sehingga akan memakan waktu yang lama, dan juga pada

    Jenis tertentu

    Dihilangkan

    Maksudnya bagaimana?

    Jenisnya?

    Periksa Kamus Bahasa Indonesia

    COba dipersingkat

  • saat bambu akan dikunci untuk memghindari bambu bergerak saat dilakukan

    pemesinan prosesnya masih lama yaitu pekerja marus memutar-mutar

    pencekam untuk mengunci bambu karna sistem yang digunakan adalah sistem

    ulir.

    Dulihat dari permasalahan yang ada pada mesin sebelumnya, penulis

    terdorong untuk merancang sebuat sistem alat yang dapat mempercepat

    pemosisian bambu dengan ukuran yang berbeda tanpa harus mengatur

    kembali dan proses penguncian bambu yang cepat tanpa harus memutar

    seperti sistem ulir yang telah ada, dan proses pembuatan balok bambu

    laminasi dapat dikerjakan dengan cepat. Sehingga penulis mengambil judul

    perancangan dan pembuatan mekanisme lori mesin pembilah bambu untuk

    industri kecil .

    2. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana membuat posisi bambu tepat pada posisi tengah tanpa harus

    mengaturnya kembali apabila terdapat perbedaan diameter bambu?

    2. Bagaimana membuat sistem pencekam bambu yang kuat dan cepat?

    3. Bagaimana cara membuat frame dengan mekanisme lori pada mesin

    pembelah bambu?

    3. BATASAN MASALAH 1. Pengujian kekuatan frame menggunakan software CAD

    2. Diameter bambu yang dapat dibelah berkisar antara 10 20 cm

    3. Sistem pengoperasiannya dilakukan secara manual.

    4. Analisa getaran diabaikan.

    4. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui kekuatan frame akibat beban yang diterima.

    2. Alat yang dibuat sesuai dengan postur tubuh rata rata orang Indonesia.

    3. Alat ini dapat dioperasikan sesuai postur rata rata orang Indonesia

    dengan nyaman.

    Periksa Kamus Bahasa Indonesia

  • 5. LANDASAN TEORI Mesin Pembelah bambu adalah mesin yang berfungsi untuk membelah

    atau memecah bambu menjadi beberapa bagian secara memanjang. Mesin

    pembelah bambu merupakan salah satu mesin pengolah bambu yang dapat

    meringankan dan mempercepat pekerjaan para perajin bambu. Mesin

    pembelah bambu mampu menghasilkan potongan bambu yang seragam hanya

    dengan waktu singkat. Dibanding dengan cara tradisional, pemanfaatan mesin

    pembelah bambu mampu meningkatkan efektivitas pengolahan bambu hingga

    98 persen. Sebagai gambaran dari segi waktu misalnya, kalau dengan cara

    tradisional diperlukan 12 - 15 detik untuk memecah atau membelah bambu.

    Tetapi dengan mesin pembelah bambu hanya dibutuhkan tidak lebih dari 7-8

    detik.

    Bambu Laminasi adalah balok/papan yang terdiri dari susunan bilah

    bambu yang melintang dengan diikat oleh perekat tertentu. Pada tahun 1942

    bambu laminasi telah digunakan sebagai papan ski di daerah Amerika Serikat.

    Seiring dengan perkembangan teknologi, bambu laminasi telah dapat

    digunakan sebagi lantai, kursi, dan furnitur lainnya.

    Teknologi bambu laminasi pada awalnya didasari oleh pemikiran dari

    balok glulam (glue laminated beam). Balok glulam dibuat dari lapisan-

    lapisan kayu yang relatif tipis yang dapat digabungkan dan direkatkan

    sedemikian rupa sehingga menghasilkan balok kayu dalam berbagai ukuran

    dan panjang (Breyer, 1988:112-116).

    Pemakaian bambu sebagai bahan kayu lapis telah diperkenalkan oleh

    Guisheng (1985), Bamboo Information Centre (1994), serta Subiyanto dan

    Subyakto (1996). Bambu lapis mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap

    abrasi serta momen lentur. Ketahanan lantai bambu terhadap abrasi telah

    diteliti oleh Mohmod dan kawan-kawan (1990). Dari eksperimen yang telah

    dilakukan diperoleh bahwa ketahanan lantai bambu adalah sekitar 130 persen

    dari ketahanan lantai kayu kempas (Koompasia Malaccensis), atau sekitar 5

    kali ketahanan kayu karet. Menurut Guisheng (1985) kayu lapis yang

    Adakah referensinya?

  • dihasilkan jika diperbandingkan dengan papan partikel secara acak,

    mempunyai MOR 4 7 kali, dan MOE 4 6 kali. Mengingat kekuatan

    tersebut, bambu lapis cocok digunakan sebagai lantai bangunan gedung,

    lantai truk, dan bekisting beton (Morisco 2006).

    Gambar 1. Bambu Laminasi

    Sumber: Bogi Sukmono, Tugas Akhir ITS Surabaya, 2006

    Langkah-langkah membuat mambu laminasi adalah sebagai berikut :

    1. Pemilihan

    Bambu yang akan digunakan sebagai bahan balok laminasi tentunya harus

    memenuhi syarat usia yaitu bambu garus berumur 3 5 tahun untuk

    mendapatkan hasil laminasi yang maksimal. Setelah itu dilakukan

    pembersihan pada bambu yang telah dipilih seperti menghilangkan daun,

    ranting, kotoran yang masih menyatu dengan bambu. Setelah semua

    dilakukan maka akan dilanjutkan dengan tahapan selanjutnya.

    2. Pemotongan

    Setelah melalui tahapan pemilihan bambu yang akan dilaminasi dengan

    diameter bambu yang berbeda, kemudian bambu dipotong dengan panjang 3

    m. Setah itu dilanjutkan dengan proses selanjutnya.

    3. Pemosisian bambu pada rel

    Setelah daidapatkan bambu dengan diameter berbeda dengan panjang 3 m

    selanjutkan bambu diletakan pada dudukan rel yang dimana dudukan rel telah

    Saya Hafal dengan gambar sebelah kanan ini, karena saya yang membuat fotonya.

    Pertanyaanya benarkah sumbernya tersebut?

  • didisain sehingga bambu akan berada pada posisi tengah dengan diameter

    berbeda tanpa dipengaturan yang lama, setelah bambu beddara pada posisi

    tengah kemudian bambu d cekam dengan pencekang yang telah didisain

    sehingga mampu mencekam dengan cepat dan kuat.

    Gambar 2. Ilustrasi Posisi Mambu Dan Pencekam

    4. Pembelahan

    Setelah batang bambu dengan panjang 3 m dan diameter yang berbeda

    diletakan pada dudukan bambu yang ada di lori dan dicekam menggunakan

    pencekam, kamudian lori didorong dengan sistem manual sehingga

    didapatkan belahan bambu sesuai yang telah ditetapkan yaitu 20 40 mm.

    Belahan belahan bambu akan dibentuk menjadi belahan persegi empat

    panjang. Setelah semua bambu dibelah dan berbentuk persegi empat panjang,

    kemudian akan dilanjutkan dengan proses selanjutnya.

    5. Pengawetan

    Proses pengawetan yang dilakukan adalah dengan merendam bambu dalam

    larutan bahan pengawet. Hasil belahan bambu dimasukkan ke dalam wadah

    yang berisi larutan zat kimia bahan pengawet. Proses ini memakan waktu

    sekitar 2-5 hari. Setalah 5 hari pengawetan kemudian dilakukan proses

    pengeringan belahan belahan bambu, selanjutnya yaitu perekatan antara

    belahan belahan bambu.

  • 6. Perekatan

    Setelah bambu dikeringkan, kemudian bambu direkatkan antara belahan

    bambu yang satu dengan belahan bambu yang lainnya. Untuk material

    perekat serta penguat digunakan jenis penguat yang mempunyai kemampuan

    rekat cukup tinggi, tahan terhadap air dan juga tahan segala cuaca.

    7. Penekanan

    Setelah perekatan, dilanjutkan dengan proses tempa dingin (Cold Press).

    Proses ini dilakukan untuk membantu perekat untuk mencapai titik maksimal

    dalam merekatkan satu belahan bambu dengan belahan yang lainnya. Proses

    penekanan pada suhu normal dilakukan pada proses ini. Lamanya proses

    tekan panas ini tergantung dari ketebalan yang ingin dicapai dari laminasi.

    8. Pembentukan

    Pada tahap ini, bambu laminasi telah terbentuk namun masih perlu dilakukan

    pengecekan terhadap bentuk yang dihasilkan. Apabila ternyata masih terdapat

    bentuk pada laminasi dimana masih terdapat sudut-sudut yang kurang baik,

    maka akan dilakukan perataan kembali pada sudut sudut yang masih kurang

    baik dengan bantuan mesin thickness planer. Selanjutnya kedua ujung

    laminasi dipotong.

    9. Penghalusan

    Bambu laminasi yang telah terbentuk selanjutnya diperhalus permukaannya

    menggunakan ampelas untuk kemudian dilakukan proses finishing.

    10. Finishing

    Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk melindungi produk tersebut dari

    pengaruh luar yang dapat menurunkan kualitas, memperindah penampilan,

    memperjelas keindahan corak bambu, mempermudah membersihkannya, dan

    membuat produk tersebut lebih cepat laku dijual. Tahap penerapan bahan

    finishing pada produk dari bambu

    Dari proses pembuatan bambu laminasi tersebut, peranan alat yang

    penulis buat yaitu pada saat pemosisian bambu didudukan lori dan pada saat

    pencekaman bambu. Karena pada saat proses yang sudah ada masih

    memerlukan waktu yang lama karena harus mengatur posisi bambu untuk

    Pilih istilah dalam bahasa Indonesia

  • berada ditengah dengan cara prakiraan dan juga sistem pencekaman bambu

    yang lama sehingga memperlampat proses pembilahan bambu. Pada alat yang

    akan penulis buat dengan menggunan dudukan bambu yang secara otomatis

    akan memposisikan bambu berada ditengah rel walaupun dengan dimensi

    yang berbeda dan sistem pencekam yang cepat dan kuat, bambu akan secara

    cepat akan terbilah sesuai dengan yang diinginkan.

    Ergonomi

    Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam

    kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah

    manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan

    bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh

    manusia untuk menurunkan stres yang akan dihadapi. Upayanya antara lain

    berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak

    melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai

    dengan kebutuhan tubuh manusia.

    Ada beberapa definisi menyatakan bahwa ergonomi ditujukan untuk

    fitting the job to the worker, sementara itu ILO antara lain menyatakan,

    sebagai ilmu terapan biologi manusia dan hubungannya dengan ilmu teknik

    bagi pekerja dan lingkungan kerjanya, agar mendapatkan kepuasan kerja yang

    maksimal selain meningkatkan produktivitasnya.

    Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi : -

    Tehnik - Fisik - Pengalaman psikis - Anatomi, utamanya yang berhubungan

    dengan kekuatan dan gerakan otot dan persendian - Anthropometri -

    Sosiologi - Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh,

    Oxygen up take, pols, dan aktivitas otot. - Desain, dll

    Pelatihan Ergonomi

    Pelatihan bidang ergonomi sangat penting, sebab ahli ergonomi

    umumnya berlatar belakang pendidikan tehnik, psikologi, fisiologi atau

    dokter, meskipun ada juga yang dasar keilmuannya tentang desain, manajer

    dan lain-lain. Akan tetapi semuanya ditujukan pada aspek proses kerja dan

    lingkungan kerja.

  • Metode Ergonomi

    1. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi

    tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomik checklist

    dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai

    dari yang sederhana sampai kompleks.

    2. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada

    saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi meubel, letak

    pencahayaan atau jendela yang sesuai.Membeli furniture sesuai dengan

    demensi fisik pekerja.

    3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif

    misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri

    bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya

    dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan

    lain-lain.

    Aplikasi/penerapan Ergonomik:

    1. Posisi Kerja terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk

    dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama

    bekerja.Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan

    berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki.

    2. Proses Kerja Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan

    posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus

    dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.

    3. Tata letak tempat kerja Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan

    aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih

    banyak digunakan daripada kata-kata.

    4. Mengangkat beban Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban

    yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu

    berat

    dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian

    akibat gerakan yang berlebihan.

    Pelajari cara penulisan dengan indentasi

  • a. Menjinjing beban Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang

    ditetapkan ILO sbb: - Laki-laki dewasa 40 kg - Wanita dewasa 15-20 kg -

    Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg - Wanita (16-18 th) 12-15 kg

    b. Organisasi kerja Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara : - Alat bantu

    mekanik diperlukan kapanpun - Frekuensi pergerakan diminimalisasi - Jarak

    mengangkat beban dikurangi - Dalam membawa beban perlu diingat

    bidangnya tidak licin dan mengangkat tidak terlalu tinggi. - Prinsip ergonomi

    yang relevan bisa diterapkan.

    c. Metode mengangkat beban Semua pekerja harus diajarkan mengangkat

    beban. Metode kinetik dari pedoman penanganan harus dipakai yang

    didasarkan pada dua prinsip : - Otot lengan lebih banyak digunakan dari pada

    otot punggung - Untuk memulai gerakan horizontal maka digunakan

    momentum berat badan. Metoda ini termasuk 5 faktor dasar : o Posisi kaki

    yang benar o Punggung kuat dan kekar o Posisi lengan dekat dengan tubuh o

    Mengangkat dengan benar o Menggunakan berat badan

    d. Supervisi medis Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi

    medis teratur. - Pemeriksaan sebelum bekerja untuk menyesuaikan dengan

    beban kerjanya - Pemeriksaan berkala untuk memastikan pekerja sesuai

    dengan pekerjaannya dan mendeteksi bila ada kelainan - Nasehat harus

    diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda dan

    yang sudah berumur.

    Rangka/Frame

    Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk

    segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga membentuk rangka yang tidak

    dapat berubah bentuk apabila di beri beban eksternal tanpa adanya perubahan

    bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut secara khas

    dianggap tergabung pada titik hubung sendi (Scodek 1995). Rangka batang

    sederhana yang menggunakan batang relative sedikit seringkali di jumpai

    pada atap.Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai

    struktur pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi

    segitiga hingga menjadi bentuk stabil. Beban external pada rangka batang

  • adalah beban terpusat dan di anggap bekerja pada titik simpul atau sendi.

    Efek beban eksternal ini menyebabkan keadaan tarik murni atau tekan murni

    pada setiap batang.

    6. METODOLOGI PENELITIAN

    Berikut adalah beberapa hal yang dapat menjadi isi dari bagian metodologi

    penelitian yang digunakan antara lain :

    a) Membuat konsep desain

    b) Menyediakan alat dan bahan

    c) Pembuatan alat

    d) Uji coba alat

    e) Analisa percobaan alat

    f) Selesai

    Masukkan

    Studi Pustaka

    Observasi Lapangan

  • Selesai

    Mulai

    Diagram alir

    Membuat konsep desain

    Menyadiakan alat dan bahan

    Pembuatan alat

    Uji coba alat

    Analisa percobaan alat

    Masukkan

    Studi Pustaka

    Observasi Lapangan

  • 7. JADWAL DAN TEMPAT PENELITIAN

    a. Rencana Kegiatan

    Kegiatan Bulan

    I

    Bulan

    II

    Bulan

    III

    Bulan

    IV

    Bulan

    V

    Bulan

    VI

    Pengajuan

    proposal

    Observasi

    Desain dan

    perancangan

    alat

    Pembuatan

    Alat

    Uji coba alat

    Persiapan

    seminar dan

    seminar TA

    Penyusunan

    laporan

    Revisi

    laporan

    Catatan : 1. warna hijau pada tabel : waktu kegiatan (dalam minggu)

    2. warna putih : ada 4 minggu dalam sebulan

    b. Tempat Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan di Laboratorium Proses Produksi Teknik

    Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

  • 8. Alat dan Bahan ===Rencana

    1. Besi U 6 meter 50 x 50 mm 3 batang

    2. Besi Kotak 6 meter 50 x50 mm1 batang

    3. Besi Strip 6 meter 50 x 3 mm 2 strip

    4. Besi Cor 12 meter

    5. Bearing 12 biji

    6. Alat pencekam jok sepeda 3 biji

    7. Besi Ulir 1 meter

    8. Baut

    9. Jalannya Penelitian

    1. Membuat konsep desain Frame menggunakan solidwork.

    2. Mencari bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian.

    3. Mengerjakan pembuatan frame.

    4. Pengujian kekuatan frame.

    5. Menganalisa pengujian mesin,apa sudah layak dan sesuai

    6. Mencatat data yang didapat saat percobaan

  • DAFTAR PUSTAKA

    Dipohusodo, I. 2001. Analisis Struktur , Gramedia Pustaka Utama, 2001,

    Jakarta.

    www.depkes.go.id/downloads/Ergonomi.PDF

    Bogi Sukmono, (2006) Tugas Akhir ITS Surabaya,

    http://bamboeindonesia.wordpress.com/bambu-lamina/artikel-bambu-lamina/

    http://alamendah.org/2011/01/28/jenis-jenis-bambu-di-indonesia/

    http://bamboeindonesia.wordpress.com/bambu-lamina/makalah-bambu-

    laminasi/iwan-suprijanto-dkk/

    Pelajari cara penulisan daftar pustaka