proposal pkm

46
PROPOSAL PKM-M BIOGAS DIDANAI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR BIO GAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA LABUHAN RATU I KECAMATAN WAY JEPARA LAMPUNG TIMUR BIDANG KEGIATAN: PKM - M Diusulkan oleh: KETUA : C. HARDIAN PUTRANTO 105214056/TM/2010 ANGGOTA : YOSEPH TAEK 091434008/BIO/2009 ISIDORUS MAU LOKO 105214045/TM/2010 PERMANA PANJI 105214081/TM/2010

Upload: gesty-retno-sari

Post on 03-Aug-2015

124 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Pkm

PROPOSAL PKM-M BIOGAS DIDANAI

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBUATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR BIO GAS SEBAGAI ENERGI

ALTERNATIF

DI DESA LABUHAN RATU I KECAMATAN WAY JEPARA LAMPUNG TIMUR

BIDANG KEGIATAN:

PKM - M

Diusulkan oleh:

KETUA : C. HARDIAN PUTRANTO 105214056/TM/2010

ANGGOTA : YOSEPH TAEK 091434008/BIO/2009

ISIDORUS MAU LOKO 105214045/TM/2010

PERMANA PANJI 105214081/TM/2010

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Proposal Pkm
Page 3: Proposal Pkm

A. JUDUL

Pelatihan Pembuatan Energi Alternatif Menuju Masyarakat Mandiri Energi dan Lingkungan Hidup yang Sehat di Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Kenaikan harga minyak dunia dan menurunnya ketersediaan cadangan bahan

bakar minyak, berdampak pada krisis energi yang besar-besaran. Krisis energi yang

terjadi sangat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dan tentu saja memengaruhi

segala aspek perokonomian. Kondisi ini berdampak pula pada harga bahan bakar

minyak yang semakin tinggi dan sulit dijangkau oleh sebagian besar masyarakat

Indonesia khususnya masyarakat pedesaan. Seiring kenaikan bahan bakar minyak

yang meningkat secara signifikan, memengaruhi kebutuhan masyarakat akan energi

juga terus meningkat; karena kenaikan harga bahan bakar minyak ini tidak diiringi

dengan kenaikan pendapatan yang signifikan. Hal ini, membuat dampak pada

kesejahteraan masyarakat menjadi rendah, khususnya masyarakat di desa Wukirsari

yang sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Masyarakat desa

Wukirsari yang bekerja sebagai tani dan buruh tani dengan penghasilan yang tidak

tetap dan sangat rendah.

Selain meningkatnya harga bahan bakar minyak, maka Program konversi

minyak tanah ke gas, menjadi pilihan utama masyarakat. Masyarakat memilih

menggunakan LPG karena Gas dalam tabung berkapasitas 3 kg dapat diperoleh di

warung atau toko-toko sekitar lokasi. Gas dalam tabung 3 kg tersebut dipasarkan

dengan harga Rp 15.000,00 per tabung. Dalam satu bulan rata-rata setiap rumah

tangga menghabiskan 3-4 tabung gas. Namun, sering kali harga gas melonjak ketika

keberadaan gas berkurang atau langka di pasaran tanpa masyarakat mengetahui

penyebabnya. Tentu saja hal ini membebani dan merepotkan masyarakat yang telah

tergantung pada pemakaian LPG.

Kebijakan pemerintah untuk mengatasi kelangkaan energi mengalami

kendala karena pengembangan energi baru dan terbarukan belum dikembangkan

secara optimal. Ketergantungan pada minyak masih tinggi seiring peningkatan

kebutuhan energi, padahal suplai minyak kian ketat ditengah persaingan global,

sehingga kemandirian energi masih sebatas mimpi. Pada harian Kompas tanggal 29

september 2011, di halaman depan dituliskan hasil wawancara Kompas dengan para

petani di sentra beras di wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Lampung,

Page 4: Proposal Pkm

dan Sulawesi Selatan yang menyatakan bahwa pupuk mahal dan jumlahnya tidak

memadai. Pada halaman opini ditulis juga oleh Henry Saragih tentang kekurang

seriusan pemerintah dalam mengurus pangan dan pertanian. (Kompas,29 september

2011)

Masyarakat pedesaan di Yogyakarta pada umumnya, berprofesi sebagai

petani juga merangkap sebagai peternak, seoerti masyarakat di desa Wukirsari,

Cangkringan, Sleman. Ternak yang biasa dipelihara masyarakat Wukirsari adalah

sapi, kambing, dan ayam. Menurut penuturan masyarakat setempat khusunya yang

lanjut usia, bahwa pada waktu dulu setiap rumah di desa tersebut memiliki hewan dan

ternak peliharaan. Hewan-hewan tersebut dipergunakan untuk mendukung pertanian,

baik sebagai pembajak sawah maupun penghasil pupuk organik. Namun, karena

kebijakan akan penggunaan pupuk kimia dalam pengolahan pertanian dan munculnya

traktor yang digerakkan oleh mesin serta pertimbangan aspek ekonomis yang lain,

lambat laun kebutuhan akan dukungan ternak menjadi berkurang. Hal ini berpengaruh

pada manfaat hewan sebagai pendukung pertanian dan penghasil pupuk organik,

sehingga keterikatan keluarga petani terhadap ternak sapinya mengalami penurunan.

Gambar 1. Peternakan sapi di masyarakat pedesaan

Di samping itu, pemerintah pun membuka lebar-lebar pintu import sapi maupun

dagingnya yang dengan serta merta menjungkalkan harga sapi lokal hingga berada

dibawah biaya pemeliharaannya.

Permasalahan kebutuhan energi di pedesaan sebenarnya dapat diselesaikan

dengan menggunakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, murah, dan

mudah diperoleh dari lingkungan sekitar dan bersifat dapat diperbaharui. Salah satu

energi alternatif yang ramah lingkungan yang dapat diupayakan di pedesaan adalah

biogas (gas bio) yang dihasilkan dari bahan-bahan organik seperti kotoran hewan

Page 5: Proposal Pkm

ternak. Kandungan biogas terdiri dari gas metan (60%-70%), karbondioksida (40%-

30%), dan beberapa gas lain dalam jumlah kecil. Energi lestari ini dapat diperoleh

melalui proses anaerob dalam suatu wadah yang disebut digester. Pada prinsipnya

pembuatan biogas sangat sederhana, yaitu memasukkan substrat (kotoran sapi) ke

dalam digester yang menyekat ruangan di dalamnya dari udara lingkungan (anaerob).

Dalam waktu tertentu, biogas akan terbentuk yang selanjutnya dapat digunakan

sebagai sumber energi, misalnya untuk menggantikan bahan bakar kompor gas

(LPG).

Gambar 2 Siklus lestari peternakan dan pertanian

Disamping dapat mengasilkan energi yang ramah lingkungan, penggunaan

biodigester dapat pula membantu sistem pertanian dengan hasil sampingannya berupa

pupuk organik dengan mutu yang baik. Seperti diketahui pupuk organik dapat

mengembalikan kualitas tanah dan menghasilkan produk pertanian yang sehat untuk

dikonsumsi. Hal ini lambat laun akan membawa kembali peran penting ternak dalam

siklus kehidupan petani.

Efek positif yang lain dalam pemanfaatan biodigester adalah dapat

membantu upaya mengurangi emisi gas metan (CH4) yang dihasilkan dari

dekomposisi bahan organik yang diproduksi di sektor pertanian dan peternakan.

Dalam sektor peternakan, kotoran sapi tidak dibiarkan terdekomposisi secara terbuka

melainkan difermentasi menjadi energi biogas dalam ruangan digester, sehingga gas

Page 6: Proposal Pkm

metan yang dihasilkan tidak akan mencemari udara. Lingkungan hidup di sekitar

peternakan juga menjadi lebih sehat karena tidak tercemari bau kotoran ternak, tidak

banyak lalat dan nyamuk. Bersama dengan gas karbondioksida, gas metan merupakan

gas rumah kaca, yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global.

Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya

penyelesaian permasalahan pemanasan global, sehingga dapat pula dimasukkan dalam

program internasional Clean Development Mechanism.

Gambar 3. Kotoran ternak yang terdekomposisi secara terbuka

Tipe desain digester yang telah dipergunakan masyarakat di daerah yang lain

adalah jenis fixed dome. Digester tipe ini memiliki daya tampung yang besar dan

mudah perawatannya. Tetapi biaya pengadaan setiap unit digester ini mahal (diatas 10

juta rupiah) dan pembuatannya membutuhkan tenaga yang terlatih karena bentuk

konstruksinya seperti setengah bola. Kendala biaya dan sumberdaya manusia yang

terbatas kemampuannya ini ternyata menjadi penyebab lambatnya perkembangan

pemanfaatan biogas di masyarakat.

Gambar 4. Pembuatan Biodigester tipe fixed dome

Page 7: Proposal Pkm

C. PERUMUSAN MASALAH

1.      Masyarakat pedesaan belum mengelola secara optimal sumberdaya yang ada di

peternakan untuk menuju kemandirian energi dan lingkungan yang lestari

2.      Masyarakat belum mengenal teknologi biodigester yang murah dan mudah dalam

pemanfaatannya

3.      Pemanfaatan biogas belum memasyarakat secara luas

D. TUJUAN

Tujuan kegiatan ini adalah

1. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat limbah peternakan untuk menciptakan

energi lestari dan memelihara lingkungan hidup

2. Meningkatkan ketrampilan pembuatan biodigester yang mudah dan murah, sehingga

masyarakat dapat membuat biodigester secara massal

3. Mengajak masyarakat untuk memasyarakatkan pemanfaatan limbah peternakan

sebagai sumber energi dan pupuk yang lestari

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1.      Masyarakat pedesaan menjadi masyarakat yang mandiri akan kebutuhan energi dan

berperan aktif dalam memelihara lingkungan hidup

2. Semakin banyak masyarakat membuat biodigester, memperoleh energi secara

gratis, memperoleh pupuk organik yang baik, tidak bergantung pada pupuk

kimia maupun pasokan LPG

F.KEGUNAAN

1. Bagi masyarakat

a.       Tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang energi terbarukan (biogas) dan lingkungan

hidup yang sehat

b.      Meningkatnya ketrampilan masyarakat dalam pembuatan digester biogas sehingga

dapat mengembangkannya secara mandiri dan akhirnya pemanfaatan biogas semakin

memasyarakat.

c.       Tersedianya energi secara swadaya sehingga tidak terpengaruh oleh kelangkaan dan

mahalnya BBM

Page 8: Proposal Pkm

d.      Masyarakat pedesaan kembali memelihara ternak sapi, sehingga selalu terjaga

ketersediaan pupuk organik yang lebih berkualitas dan terlepas dari ketergantungan

terhadap pupuk buatan.

2. Bagi peserta PKM

a.       Semakin mendalami proses pembuatan digester murah dan ramah lingkungan.

b.      Sebagai pengalaman untuk pengembangan kreativitas dan berorganisasi di tengah

masyarakat.

c.       Mentreasfer ilmu pengetahuan tetang penggunaan teknologi sederhana (biogas)

kepada masyarakat sebagai bagian dari pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

Page 9: Proposal Pkm

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Desa Wukirsari terletak di lereng gunung Merapi, di wilayah Kecamatan

Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas daerah

1.456 Ha dan terletak pada ketinggian tanah 600 meter dengan curah hujan 2.500

mm / Tahun dan suhu rata-rata 25˚C. Jarak antara Desa Wukirsari dengan Kecamatan

adalah 2 km, jarak dengan ibukota Kabupaten adalah 17 km, sedangkan jarak dengan

ibukota Propinsi adalah 22 km. Jumlah penduduk Desa Wukirsari 10.083 orang yang

terdiri dari 4.814 orang laki-laki dan 5.269 orang perempuan, dengan jumlah 3.060

Kepala Keluarga (KK). Terbagi dalam 24 dusun. Mata pencaharian masyarakat; tani

7.633 orang, swasta 688 orang, PNS 360 orang, pertukangan 282 orang, buruh tani

421 orang, TNI 88 orang, POLRI 17 orang, dan pensiunan 163 orang.

Wilayah desa Wukirsari selain sebagai areal pemukiman, juga dimanfaatkan

sebagai areal pertanian, perkebunan dan peternakan. Pertanian terdiri dari: pertama,

tanaman padi dan palawija; ketela pohon, kacang tanah, ketela rambat dan kedelai.

Kedua, tanaman sayur-sayuran; kubis, kentang, sawi, tomat, wortel, kacang

panjang,terong, buncis, lombok, bawang putih, bawang merah, ketimun. Ketiga,

tanaman buah-buahan; pisang, pepaya, jeruk, semangka, mangga, durian, duku,

jambu, rambutan, sirsat, apel, anggur, salak, belimbing, dan lain-lainl. Hasil tanaman

perkebunan; kelapa, kopi, teh, coklat, karet, cengkeh,tembakau, vanilla, lada dan lain-

lain.

Jenis ternak yang ada di desa Wukirsari adalah ayam kampung, ayam ras,

itik, kambing, domba, sapi perah, dan sapi biasa. Kebanyakan sapi dipelihara secara

sendiri-sendiri, maksudnya tidak dikandang kelompok. Hal ini justru menguntungkan

apabila akan dibuat biogas, karena lokasi tidak terpisah jauh dari rumah atau dapur

keluarga petani. Jumlah keseluruhan sapi yang ada di desa Wukirsari sebanyak 914

ekor.

H. METODE PELAKSANAAN

Metode yang akan digunakan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa

Pengabdian Masyarakat adalah dengan ahli pengetahuan dan transfer teknologi

Page 10: Proposal Pkm

melalui rembug desa serta pelatihan cara pembuatan biogas dengan biodigester yang

murah dan mudah kepada petani-peternak di wilayah desa Wukirsari.

Kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap sosialisasi biogas,, tahap

pembuatan biodigester, dan tahap pemanfaatan biogas. Pada tahap sosialisasi

mempergunakan metode rembug desa di mana masyarakat akan diajak memahami

adanya proses fermentasi pada limbah peternakan yang akan dapat lebih bermanfaat

apabila dikelola secara benar. Pada tahap ini, dengan tabung gallon air meneral, akan

ditunjukkan proses fermentasi yang terjadi dan gas metan yang dihasilkan.

Diharapkan pada akhir kegiatan masyarakat mengetahui proses alamiah yang terjadi

pada limbah peternakan, memahami manfaat teknologi pembuatan biogas, dan

bersemangat untuk mewujudkan pembangunan biodigester.

Tahap kedua adalah tahap pembuatan unit biodigester. Pada tahap ini akan

dipilih dua sampai tiga orang dari setiap pedukuhan yang ada di kelurahan wukirsari

untuk mendapat pelatihan pembuatan digester dari tim khusus yang sudah disiapkan.

Diharapkan mereka yang sudah mendapat pelatihan dapat menjadi tutor di

pedukuhannya masing-masing pada saat pemasangan digester. Susunan unit digester

dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 5. Susunan Unit Biodigester

Page 11: Proposal Pkm

Gambar 6. Ukuran lubang bio digester

Tahap ketiga adalah tahap pemanfaatan energi. Pada tahap ini, masyarakat

diajak untuk melihat dan merasakan sendiri hasil fermentasi yang telah menjadi

ssenergi yang siap dipakai, namun yang ditekankan disini adalah gas yang dihasilkan

lebih diarahkan untuk menggantikan gas LPG untuk kebutuhan dapur. Masyarakat

diharapkan agar dengan melihat hasil menjadi semakin berminat untuk

mengembangkannya sendiri secara mandiri.

Indikator jangka pendek yang hendak dicapai sebagai pengukur keberhasilan

kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut.

No Indikator Capaian akhir Kegiatan

Tahap Pertama

1 Jumlah peserta pelatihan 48 orang

Tahap Kedua

2 Jumlah instalasi biogas 6 instalasi

3 Volume kotoran perhari yang diinputkan ke

digester300 liter

Tahap Ketiga

4 Volume biogas perhari 24 m3

5 Produksi pupuk organik perhari 300ter

Page 12: Proposal Pkm

I. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan

Waktu (bulan)

I II III IV V1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Sosialisasi

Pelatihan Pembuatan Digester

Pemanfaatan Energi

Penyusunan Laporan

Pengiriman Laporan

Page 13: Proposal Pkm

J. RANCANGAN BIAYA1 . BAHAN

2 . ALAT

3 . PERJALANAN

4 . LAIN – LAIN PENGELUARAN

5 . TOTAL JUMLAH ANGGARAN

Page 14: Proposal Pkm
Page 15: Proposal Pkm
Page 16: Proposal Pkm
Page 17: Proposal Pkm

 cara mudah membuat reaktor biogas dari bahan plastik bahan-bahan yang perlu dipersiapkan terlebih dahulu

Page 18: Proposal Pkm

1. plastik PE, tebal 0.15 mm dengan ukuran lebar 1.5 meter2. plastik terpal3. 2 buah pipa PVC berdiameter 4", panjang 1-1.5 meter4. 1 pasang mur baut lubang bak air plastik, diameter 3/4"5. pipa PVC berdiameter 3/4"6. sambungan L (elbow) PVC berdiameter 3/4"7. kran PVC diameter 3/4"8. sambungan T PVC, diameter 3/4"9. lem PVC10. botol plastik bekas yang transparan11. plastik jerigen bekas12. ban bekas sepeda motor dan mobil

setelah semua bahan diatas disiapkan, sekarang mari kita belajar merakit reaktor biogas.

persiapan lubang          lubang yang dimaksud adalah tempat penyimpanan reaktor biogas stelah dirakit. untuk ukurannya sebagai berikut P = 6 meter, L = 85 cm dan kedalamamnya 85 cm untuk daerah panas, 50 cm untuk daerah dingin.

Jun27

LAPORAN AKHIR PKM-M BIOGAS

I.                  PENDAHULUAN

A.     LATAR BELAKANG MASALAH

Kenaikan harga minyak dunia dan menurunnya ketersediaan cadangan bahan bakar minyak, berdampak pada krisis energi yang besar-besaran.Krisis energi yang terjadi sangat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dan tentu saja memengaruhi segala aspek perokonomian. Kondisi ini berdampak pula pada harga bahan bakar minyak yang semakin tinggi dan sulit dijangkau oleh sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya masyarakat pedesaan. Masyarakat desa Wukirsari yang bekerja sebagai tani dan buruh tani dengan penghasilan yang tidak tetap dan sangat rendah mengalami secara langsung akibat dari kelangkaan sumber energi ini.

Masyarakat pedesaan di Yogyakarta pada umumnya, berprofesi sebagai petani juga merangkap sebagai peternak, seperti masyarakat di desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman. Ternak yang biasa dipelihara masyarakat Wukirsari adalah sapi, kambing, dan ayam. Ternak-ternak ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk mengatasi persolalah kelangkaan energi yang terjadi di Negara Indonesia dengan penerapan reaktor biogas sebagai wadah untuk menghasilkan gas bio.

Page 19: Proposal Pkm

Gambar 1. Peternakan sapi di masyarakat pedesaan

Gambar 2. Kotoran ternak yang terdekomposisi secara terbuka

Disamping dapat mengasilkan energi yang ramah lingkungan, penggunaan biodigester dapat pula membantu sistem pertanian dengan hasil sampingannya berupa pupuk organik dengan mutu yang baik. Seperti diketahui pupuk organik dapat mengembalikan kualitas tanah dan menghasilkan produk pertanian yang sehat untuk dikonsumsi. Hal ini lambat laun akan membawa kembali peran penting ternak dalam siklus kehidupan petani.

B.        PERUMUSAN MASALAH1.      Masyarakat pedesaan belum mengelola secara optimal sumberdaya yang ada di

peternakan untuk menuju kemandirian energi dan lingkungan yang lestari2.      Masyarakat belum mengenal teknologi biodigester yang murah dan mudah dalam

pemanfaatannya3.      Pemanfaatan biogas belum memasyarakat secara luas

C.        TUJUANTujuan kegiatan ini adalah

1. Meningkatkan pengetahuan tentang manfaat limbah peternakan untuk menciptakan energi lestari dan memelihara lingkungan hidup

2. Meningkatkan ketrampilan pembuatan biodigester yang mudah dan murah, sehingga masyarakat dapat membuat biodigester secara massal

3. Mengajak masyarakat untuk memasyarakatkan pemanfaatan limbah peternakan sebagai sumber energi dan pupuk yang lestari

D.       LUARAN YANG DIHARAPKAN1.      Masyarakat pedesaan menjadi masyarakat yang mandiri akan kebutuhan energi dan

berperan aktif dalam memelihara lingkungan hidup2. Semakin banyak masyarakat membuat biodigester, memperoleh energi secara

gratis, memperoleh pupuk organik yang baik, tidak bergantung pada pupuk kimia maupun pasokan LPG

Page 20: Proposal Pkm

E.        KEGUNAAN1. Bagi masyarakat

a.       Tumbuhnya kesadaran masyarakat tentang energi terbarukan (biogas) dan lingkungan hidup yang sehat

b.      Meningkatnya ketrampilan masyarakat dalam pembuatan digester biogas sehingga dapat mengembangkannya secara mandiri dan akhirnya pemanfaatan biogas semakin memasyarakat.

c.       Tersedianya energi secara swadaya sehingga tidak terpengaruh oleh kelangkaan dan mahalnya BBM

d.      Masyarakat pedesaan kembali memelihara ternak sapi, sehingga selalu terjaga ketersediaan pupuk organik yang lebih berkualitas dan terlepas dari ketergantungan terhadap pupuk buatan.

2. Bagi peserta PKMa.       Semakin mendalami proses pembuatan digester murah dan ramah lingkungan.b.      Sebagai pengalaman untuk pengembangan kreativitas dan berorganisasi di tengah

masyarakat.c.       Mentreasfer ilmu pengetahuan tetang penggunaan teknologi sederhana (biogas)

kepada masyarakat sebagai bagian dari pengabdian dan pemberdayaan masyarakat.

Page 21: Proposal Pkm

  II.   GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Desa Wukirsari terletak di lereng gunung Merapi, di wilayah Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas daerah 1.456 Ha dan terletak pada ketinggian tanah 600 meter dengan curah hujan 2.500 mm / Tahun dan suhu rata-rata 25˚C. Jarak antara Desa Wukirsari dengan Kecamatan adalah 2 km, jarak dengan ibukota Kabupaten adalah 17 km, sedangkan jarak dengan ibukota Propinsi adalah 22 km. Jumlah penduduk Desa Wukirsari 10.083 orang yang terdiri dari 4.814 orang laki-laki dan 5.269 orang perempuan, dengan jumlah 3.060 Kepala Keluarga (KK). Terbagi dalam 24 dusun. Mata pencaharian masyarakat; tani 7.633 orang, swasta 688 orang, PNS 360 orang, pertukangan 282 orang, buruh tani 421 orang, TNI 88 orang, POLRI 17 orang, dan pensiunan 163 orang.

Wilayah desa Wukirsari selain sebagai areal pemukiman, juga dimanfaatkan sebagai areal pertanian, perkebunan dan peternakan. Pertanian terdiri dari: pertama, tanaman padi dan palawija; ketela pohon, kacang tanah, ketela rambat dan kedelai. Kedua, tanaman sayur-sayuran; kubis, kentang, sawi, tomat, wortel, kacang panjang,terong, buncis, lombok, bawang putih, bawang merah, ketimun. Ketiga, tanaman buah-buahan; pisang, pepaya, jeruk, semangka, mangga, durian, duku, jambu, rambutan, sirsat, apel, anggur, salak, belimbing, dan lain-lainl. Hasil tanaman perkebunan; kelapa, kopi, teh, coklat, karet, cengkeh,tembakau, vanilla, lada dan lain-lain.

Jenis ternak yang ada di desa Wukirsari adalah ayam kampung, ayam ras, itik, kambing, domba, sapi perah, dan sapi biasa. Kebanyakan sapi dipelihara secara sendiri-sendiri, maksudnya tidak dikandang kelompok. Hal ini justru menguntungkan apabila akan dibuat biogas, karena lokasi tidak terpisah jauh dari rumah atau dapur keluarga petani. Jumlah keseluruhan sapi yang ada di desa Wukirsari sebanyak 914 ekor.

III.   METODE PENDEKATAN

Metode pendekatan yang digunakan dalam Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat adalah bekerjasama dengan mahasiswa Universitas Sanata Dharma yang sedang menjalani KKN di desa wukirsari sehingga proses pendekatan dengan warga lebih baik khususnya dalam mengatur jadwal pertemuan dengan warga baik itu pada saat sosialisasi maupun kegiatan pelatihan dan pendampingan jangka pendek. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan sebanyak 7 kali dimana dalam setiap kali sosialisasi selalu ada sesi penyajian materi tentang biogas dari tim biogas dan dilanjutkan dengan tanya jawab dan musyawarah untuk mengambil kesepakatan kerja sama selanjutnya penentuan waktu dan tempat pelaksanaan. Kegiatan pelatihan dan pembuatan dailaksanakan ditempat dimana sudah disepakati bersama pada saat sosialisasi. Dalam pelatihan dan pembauatan reaktor dijelaskan lagi mengenai hal-hal teknis yang perlu diperhatikan seperti prosedur pengisian reaktor dan pemeliharaan raeaktor.

Kegiatan monitorig dibuat setelah pelatiahan dan pembuatan reaktor yakni dimulai pada minggu pertama setelah pembuatan reaktor. Hal ini dimaksudkan untuk mengikuti perkembangan pemeliharaan reaktor dan wawancara dengan warga sehubungan dengan kendala yang dihadapi setealah pembuatan. Kegiatan monitoring ini dibuat setaiap santu pada bulan pertama dan pada bulan kedua dikurangi menjadi 2

Page 22: Proposal Pkm

minggu sekali. Dengan adanay pengurangan monitoring ini warga semakin mandiri, hal ini terlihat dari perkembangan yang ada pada reaktor dan biogas yang dihsilkan.

Page 23: Proposal Pkm

PELAKSANAAN PROGRAM1)      Waktu dan Tempat Pelaksanaan

No Waktu Tempat Kegiatan01 20 Januari 2012 Pedukuhan

KarangpakisSosialisasi

02 20 Januari 2012 Pedukuhan Sempon Sosialisasi03 28 Januari 2012 Pedukuhan Bedoyo sosialisasi04 2 Februari 2012 Pedukuah Sempon Sosialisasi05 4 Februari 2012 Pedukuhan Bedoyo Sosialisasi06 19 Mei dan 20 Mei

2012Pedukuhan Rejosari Sosialisasi

07 26 Januri dan 24 Mei 2012

Pedukuhan Karangpakis

Pelatihan dan Pembuatan

08 7 Februari dan 26 Mei 2012

Pedukuhan Sempon Pelatihan dan Pembuatan

09 8 Februari 2012 Pedukuhan Bedoyo Pelatihan dan Pembuatan

10 30 Mei 2012 Pedukuah Rejosari Pelatihan dan Pembuatan

11 13, 19, 25 Februari, 24 Maret dan 24 April 2012

Pedukuhan Bedoyo Monitoring

12 19, 25 Februari, 24 Maret dan 24 April 2012

Pedukuhan Sempon Monitoring

13 19 Februari, 24 Maret, dan 24 April 2012

Pedukuhan Karangpakis

Monitoring

14 31 Januari, 8 Februari 2012

LAB Perancangan Universitas Sanata Dharma

Evaluas

2)      Tahapan pelaksanaan/ jadwal factual pelaksanaan

KegiatanWaktu (bulan)I II III IV V1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

SosialisasiPelatihan Pembuatan DigesterMonitoring

EvaluasiPemanfaatan Energi

Penyusunan Laporan

Pengiriman Laporan

Page 24: Proposal Pkm

3)         Instrumen PelakasanaanInstrumen atau alat-alat yang dipergunakan dalam sosialisasi di 4 pedukuhan

antara lain:     Modul

Modul digunakan sebanyak 2 modul untuk menunjang proses penyampaian informasi kepada masyarakat.

     Viewer Viewer sebagai media presentasi informasi-informasi penting mengenai apa itu biogas, bagaimana cara pembuatan reaktor biogas, contoh gambar-gambar reaktor biogas, video dan informasi-informasi lain yang merupakan ringkasan penting dari 2 modul yang diberikan kepada warga.

     Reaktor biogasAlat-alat penunjang pembuatan reaktor biogas antara lain: plastik UV, terpal, pipa-pipa, dll. Gas buang (C02) mesin berdiesel untuk mempermudah dalam pengecekan apakah ada plastik UV yang bermasalah (kebocoran), selain itu juga memepermudah untuk penempatan dalam lubang serta pembungkusan terpal sebagai pelindung plastik UV tersebut.

     Senthir (semacam lentera namun kecil), beberapa lilin, dan senter.Peralatan ini digunakan pada saat sosialisasi ketika listrik padam agar kegiatan sosialisasi tetap berjalan dengan baik.

Page 25: Proposal Pkm

4)      cangan dan Realisasi Biaya

Page 26: Proposal Pkm
Page 27: Proposal Pkm
Page 28: Proposal Pkm

VI.               Hasil dan pembahasana)      Hasil

Hasil dari kegiatan ini adalah 6 buah reaktor biogas yang berfungsi dengan baik di desa Wukirsari yakni di 4 pedukuhan dengan rincian sebagai berikut:

     Pedukuhan Karangpakis 2 reaktor ( kandang kelompok dan rumah warga),      Pedukuhan Sempon 2 reaktor (rumah warga),      Pedukuhan bedoyo 1 reaktor ( rumah pak Dukuh), dan      Pedukuhan rejosari 1 reaktor (rumah warga).

b)      Pembahasan

   Pelaksanaan di Pedukuhan Karangpakis

Kegiatan sosialisasi dilakukan pada tanggal 20 januari 2012 di balai pertemuan pedukuhan Karangpakis. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 33 orang yang teriri dari 24 orang warga yang pada umumnya bapak-bapak dan 9 orang mahasiswa KKN yang mewadahi kelancaran proses sosialisasi. Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam sosialisasi yakni; penyajian materi oleh tim PKMM yang dilanjutkan dengan tanya jawab. Tahap berikutnya adalah kesepakatan untuk kerjasama dan penentuan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembuatan reaktor serta beberapa hal teknis yang perlu dipersiapkan sebelum pelatihan seperti penggalian lubang reaktor.

Gambar 3. Sosialisasi

Pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pembuatan reaktor dilakukan pada tanggal 26 Januari 2012 bertempat di kandang kelompok pedukuhan Karangpakis dan 26 Mei 2012 di rumah warga. Jumlah warga yang hadir pada saat pelatihan dan pembuatan reaktor tidak sebanyak pada waktu sosialisasi karena ada kesibukan dengan pekerjaan. Tahapan pelaksanaan kegiatan pelatihan ini meliputi; mempersiapkan alat dan bahan sekaligus memperkenalkannya kepada peserta peralatan dan bahan yang akan digunakan pada saat pelatihan. Pelatihan ini berjalan dengan baik karena warga yang hadir sangat antusias dalam mengikuti setiap proses. Pelatihan ini dimulai pukul 09:00-15:30 sesuai dengan kesepakatan pada saat

Page 29: Proposal Pkm

sosialisasi. Pada pukul 16:00 dimulai kegiatan pengisian reaktor dengan kotoran hewan yang sepenuhnya dilakukan oleh warga dan dibantu oleh mahasiswa KKN.

Gambar 4. Pelatihan dan PembuatanSeminggu setelah pelatihan dan pembuatan , tim melakukan kunjungan ke

lokasi untuk melakukan pengecekan dan pemasangan kompor. Tabung penyimpan gas sudah menggelembung besarpertanda bahwa gas mulai keluar, dan setelah di coba ternyata mengeluarkan api yang cukup besar. Setalah mencoba kualitas api, tim mulai memasang kompor dan dan kualitas gas dicoba lagi dengan menggunakan kompor.

Kegiatan monitoring rutin dibuat setiap seminggu sekali datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan wawancara tentang perkembangan reaktor biogas dan proses pemeliharaan lanjutan.

Gambar 5. Monitoring dan Hasil

Page 30: Proposal Pkm

   Pelaksanaan di Pedukuahan Sempon

Kegiatan sosialisasi dilakukan pada tanggal 2 Februri 2012 bertempat di rumah Pak Dukuh. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari karena pada siang hari warga bekerja di tempat kerja masing-masing. Pemberi sosialisasi adalah Tim dari PKMM yang berjumlah 2 orang. Peserta yang hadir pada saat sosialisasi berjumlah 32 orang yang terdiri dari 9 mahasiswa KKN dan 23 0rang warga. Warga sempon sangat berantusias, ini dapat dilihat dari banyaknya warga yang datang untuk mengikuti sosialisai. Tahapan sosialisasi meliputi; penjelasan kepada warga tentang apa itu biogas, manfaat dari biogas, tata cara pembuatan dll, lalu di selingi dengan sesi tanya jawab. Selain tanya jawab, tim biogas juga mendapat informasi dari warga tentang keadaan tanah yang ada di pedukuhan Sempon yang cendrung berair. Informasi tentang kondisi tanah ini sanagat membantu tim untuk mencari jalan keluar pada saat pemasangan reaktor. Diakhir dari kegiatan sosialisasi ini tim PKMM menawarkan kerja sama untuk pembuatan reactor percontohan dan ditanggapi dengan baik oleh warga. Banyak warga yang berminat dengan biogas percontohan ini sehingga keputusan terakhir yang diambil adalah dengan membuat undian dan disepakati 2 reaktor percontohan akan dibuat di pedukuhan Sempon. Setelah memusyawarahkan tempat, kegiatan selanjutnya adalah menentukan waktu untuk penginstalan, dan juga meminta warga setempat untuk datang dan membantu tim membuat dan menginstal reaktor.

Gambar 6. Sosialisasi

Pelatihan dan pembuatan reaktor dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2012 sesuai dengan kesepakatan pada saat sosialisasi. Pelatihan dan pembuatan ini dilakukan di dua RT pada hari dan waktu sama. Tim dari biogas yang terdiri dari 4 dibantu dengan mahasiswa KKN dan teman-teman dari Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 6 orang. Karena pelatihan dibuat di 2 tempat pada hari yang sama maka dibuat 2 tim untuk mendampingi pelatihan di kedua tempat dimana keduanya dilakukan ditempat warga yang sudah dtentukan sesuai kesepakatan bersama. Kegiatan ini dimulai dari puku 09;00-17:30. Warga yang hadir dalam kegiatan pelatihan dan pembuatan ini tidak banyak karena tempat kerjanya yang beragam. Kegiatan ini diawali dengan mengalirkan air yang ada di dalam lubang reaktor dengan membuat parit dan melapisi lubang dengan jerami, agar air tidak keluar, dan cara itu berhasil. Selanjutnya tim di bantu oleh warga mulai membuat reaktor. Dalam proses pengerjaan ini anggota tim menjelaskan kepada warga tentang bagaimana tata cara pembuatan raktor yang baik dan benar. Setelah pembuatan tabung reaktor selesai, kegiatan selanjutnya pembuatan tabung penyimpanan gas. Tabung reaktor tidak digelembungkan karena warga tidak memiliki mesin diesel. Jalan keluar yang diambil adalah menginstal reaktor tanpa harus menggelembungkan digester. Dampak yang timbul akibat dari reaktor tidak digelembungkan adalah mengalami kesulitan pada saat pemasangan terpal pengaman.Terpal di gunakan sebagai pelindung dan pelapis reaktor agar tidak mudah bocor dan terlindungi dari berbagai

Page 31: Proposal Pkm

macam benda tajam. Kegiatan selanjutnya memasukan kotoran sapi yang telah di campur dengan air. Tim dan warga bergantian untuk mengaduk dan membersihkan kotoran yang akan di masukan ke dalam tabung. Setelah semua kotoran masuk tinggal menunggu sekitar 1-2 minggu agar gas nya bisa keluar.

Gambar 7. Pelatihan dan Pembuatan

Seminggu setelah pelatihan, tim biogas datang lagi ke pedukuahan Sempon untuk melakukan pengecekan, tabung penyimpan gas sudah menggelembung. Kegiatan selanjutnya pemasangan selang dan mencoba kualitas api, hasilnya bagus lalu kegiatan selanjutnya adalah memasang kompor, dan di coba untuk memasak air dan berhasil.

Tahap selanjutnya adalan monitoring rutin setiap seminggu sekali datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan monitoring tentang perkembangan reaktor gas yang telah di instal. Selain itu juga melakukan wawancara dengan warga yang bersangkutan tentang kemajuan dan keuntungan stelah menggunakan biogas.

Gambar 8. Hasil Biogas di Dua Tempat Tanggapan dari masyarakat sangat baik. Ada perubahan yang mereka alami

setelah mengunakan biogas. Pak Krisno, Salah warga yang mendapatkan instalasi biogas menuturkan bahwa dalam satu bulan keluarganya bisa menghabiskan 2-3 tabung gas LPJ, namun setelah menggunakan biogas terjadi penghematan dimana dalam satu bulan keluarga ini hanya menggunakan 1 tabung LPG dan kemungkinan kedepan tidak memakai lagi.

   Pelaksanaan di PedukuhanBedoyo

Kegiatan sosialisasi di lakukan pada tanggal 4 Februari 2012. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari yang bertepatan dengan acara pertemuan rutin warga

Page 32: Proposal Pkm

bedoyo di salah satu rumah penduduk, setelah acara pertemuan rutin selesai, tim di beri waktu oleh bapak dukuh setempat untuk bersosialisasi, dan menjelaskan kepada warga tentang biogas. Instrumen yang kami pakai dalam sosialisasi ini dengan memberikan modul yang sudah di siapkan kepada warga agar memudahkan mereka dalam memahami. Sosialisasi kali ini terlihat warga sepertinya kurang antusias, karena warga terlihat pasif, karena jarang ada warga yang mau bertanya mungkin karena faktor lelah dan mengantuk. Tetapi tim tetap menjelaskan dengan penuh semangat. selanjutnya tim menanyakan kepada warga apakah ada yang berminat dengan reaktor percontohan ini. Dan warga pun bersedia, karena di desa bedoyo memang berpotensi dan banyak warga yang memiliki ternak. Setelah di musyawarahkan, di putuskan bahwa rumah pak dukuhlah yang akan di jadikan tempat penginstalan, karena pak dukuh mempunyai ternak sapi dan memelihara petelur. Setelah menentukan tempat, kemudian tim menetapkan waktu untuk penginstalannya. Tidak lupa kami meminta bantuan warga agar mempersiapkan lubang tempat penginstalan reaktor biogas, serta meminta warga agar warga dapat hadir pada saat penginstalan sesuai jadwal yang disepakati bersama agar kelak bisa mengerti dan memahami cara pembuatan biogas.

Gambar 9. SosialisasiPelatihan dilaksanakan pada tanggal 8 Februri 2012, bertempat di rumah

pak Dukuh. Kegiatan dimulai pada pukul 10.00 terlambat satu jam dari dari kesepakatan sebelumnya yakni sedianya di mulai pukul 09.00 karena warga belum datang. Kegiatan pelatihan ini di awali dengan persiapan bahan dan dilanjutkan dengan perakitan reaktor. Setelah semua selesai, dan sudah terpasang kemudian kami menggelembungkan reaktor tersebut menggunakan mesin diesel. Karena warga yang mempunyai mesin diesel itu tempatnya cukup jauh dari rumah pak dukuh, maka kami beserta warga bergotong royong mengangkat reaktor tersebut menuju rumah warga yang mempunyai mesin diesel tersebut. Setelah reaktor menggelembung, kami kemudian memasangkan terpal sebagai pelapis sekaligus pelindung reaktor agar terlindungi dari berbagai macam benda tajam dan goresan, sekaligus untuk mengecek dan membuat reaktor tersebut hampa udara. Setelah reaktor berhasil dipasang terpal, kami beserta warga kemudian mengangkat kembali reaktor tersebut kembali ke rumah pak dukuh, agar segera di masukan ke dalam lubang yang telah disiapkan sebelumnya. Setelah reaktor berhasil masuk, kemudian kami menyiapkan kotoran, kami beserta warga bergantian turut serta dalam proses pemasukan kotoran ini, ada yang bertugas menyaring dan membersihkan kotoran dari jerami, ada yang bertugas mengambil kotoran dari tempatnya, ada yang bertugas memasukan kotoran ke dalam reaktor. Setelah semua kotoran berhasil di masukan, kemudian kami membiarkannya sekitar 1-2 minggu agar gas metane dapat keluar dari kotoran yang telah bercampur dengan air tersebut.

Page 33: Proposal Pkm

Gambar 10. Pelatihan dan PembuatanPengecekan dan pemasangan kompor dilokasi dilakukan seminggu setelah

pengistalan raktor. Tabung penyimpan gas sudah menggelembung besar, dan mengeluarkan api yang cukup besar. selanjutnya tim memasang kompor

monitoring rutin dilakuakan setiap seminggu sekali datang ke lokasi untuk melakukan pengecekan dan evaluasi tentang perkembangan reaktor gas yang telah terinstal. Selain itu juga melakukan wawancara dengan warga yang bersangkutan tentang kemajuan dan keuntungan setelah menggunakan biogas. Kami juag memberikan masukan-masukan agar biogas yang kami buat ini di rawat, di berikan tambahan pelindung agar awet dan tahan lama.

Reaktor di pedukuah ini berperasi dengan baik. Dampak positif yanf diperoleh adalah adanya penghematan penggunaan gas LPG dan kayu. Gas yang dihasilkan dari reakor bisa bertahan dipakai selama 5 jam setiap harinya. Ini merupakan kemajuan yang luar biasa menurut tim kami karena menurut karena perkiraan awal, kemingkinan hnay bisa digunakan maksimal 3 jam perhari. Hal ini bisa terjadi karena faktor antusiasme yang sangat baik dari warga untuk mengisi reaktor secara rutin dan teratur.

Gambar 11. Hasil

   Pelaksanaan di Pedukuah Rejosari

Kegiatan sosialisai dilakukan pada tanggl 19 Mei 2012 di balai pertemuan padukuhan Rejosari. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari karena pada siang hari warga mempunyai kesibukan dengan pekerjaan masing-masing. Tahapan yang dilalui dalam sosilaisasi adalah penyajian materi, tanya jawab dan musyawarah untuk menentukan tempat dan waktu pelaksanaan.

Pelatihan dan pembuatan reaktor dilaksankan pada tanggal 24 Mei 2012 di rumah warga. Warga yang hadir dalam pelatihan ini jauh lebih banyak dibandingkan dengan pedukuhan. Warga sangat antusias mengikuti semua proses. Kegiatan dimulai pukul 09:00-16:30. Pukul 17:00 dilakukan pengisian reaktor.

Page 34: Proposal Pkm

Gambar 12. Pelatihan dan PembuatanMonitoring belum dibuat karena semua anggota tim sedang

mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian akhir semester. Salah satu metode yang dipakai untuk mengikuti perkembangan reaktor adalah dengan menggunakan media komunikasi seperti HP (Hand Phone) sehingga komunikasi terus berjalan dengan baik.

         VII.            KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan :

1.      Program PKM Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan sarana yang sangat baik untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh mahasiswa di bangku kuliah kedalam bentuk yang nyata kepada masyarakat.

2.      Kelangkaan sumber energi yang membuat resah masyarakat dapat diatasi dengan memanfaatkan kotoran ternak yang ada dimasyarakat dangan teknologi tepat guna yakni reaktor biogas dengan bahan plastik.

3.      Program PKM Pengabdian Kepada Masyarakat menjadikan masyarakat sadar akan kekayaan sumber energi yang diliki masyarakat dan memeberikan solusi akan masalah kelangkaan sumber energi tak terbarukan yang semakin berkurang.Saran Dari kesimpulan diatas dapat disarankan :Setelah diberikan pelatihan dan pembuatan reaktor biogas taraf hidup masyarakat semakin baik dan besar harapan supaya masyarakat dapat mengembangkannya.

Posted 27th June by isidorus mauloko

bunaq gol

Recent Date Label Author

PROPOSAL PKM-M BIOGAS DIDANAIPROPOSAL PKM-M BIOGAS DIDANAIJun 27th

Page 35: Proposal Pkm

LAPORAN AKHIR PKM-M BIOGASLAPORAN AKHIR PKM-M BIOGASJun 27th PKM-MPKM-MJun 27th cara mudah membuat reaktor biogas dari bahan plastikcara mudah membuat reaktor biogas dari bahan plastikJun 26th

Loading Send feedback