proposal pkm pengabdian
Post on 17-Nov-2015
182 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
PendidikanTRANSCRIPT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Pelatihan Bertani Dengan Metode Sawah Apung di Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan oleh :
1. Lismania Sita Devi
4301412025 2012
2. Nurullah Aulia Sugiarti 4301412024 2012
3. Nina Fitriana
4301412060 2012
4. Hadiatus Sarifah
3401411113 2011UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
DAFTAR ISI
iii
RINGKASAN
1
BAB 1. PENDAHULUAN
2
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
5
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
6
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
8
DAFTAR PUSTAKA
9
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
iv
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
viii
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas x
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
xi
Lampiran 5. Pernyataan Kesediaan dari Mitra
xiiLampiran 6. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan
xiiiRINGKASAN
Banjir mengakibatkan banyak kerugian bagi masyarakat. Salah satu sector yang mendapatkan efek langsung dari banjir adalah sector pertanian. Banjir mengakibatkan lahan pertanian menjadi gagal panen,harga gabah turun, lahan pertanian menjadi beralih fungsi menjadi tambak ikan, persediaan pangan menurun dan berakibat pada swasembada beras nasional.Sawah apung merupakan teknologi baru bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir. Selama ini, petani tidak pernah memanfaatkan sawahnya yang terendam banjir. Padahal, banjir bisa terulang terus setiap tahun. Upaya mengatasi masalah tanam padi di musim banjir, telah dikembangkan sawah apung untuk mengatasi kesulitan petani. Sawah apung adalah sawah yang akan tetap bisa bertahan walau diterjang oleh banjir. Setinggi apapun air yang membanjiri, sawah apung tidak akan terpengaruh dan tidak akan rusak oleh banjir. Dengan menggunakan metode pertanian sawah apung, petani bias memelihara ikan dibawah lahan sawah apung juga panen padi yang dihasilkan dari sawah apung, hasilnya lebih besar daripada hasil panen sawah konvensional.
Desa Kirig adalah desa yang sebagian besar warganya berprofesi di bidang pertanian dan sebagian besar wilayah di Dea Kirig di manfaatkan sebagai ladang pertanian. Desa Kirig berada di wilayah terendah di Kota Kudus sehingga desa Kirig sering dilanda banjir dan mengakibatkan pertanian di desa tersebut gagal panen.
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang kaya sumber daya alamnya. Sebagian besar masyarakat Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Menurut laporan bulanan data sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Mei 2012, menunjukkan penduduk Indonesia yang bekerja menurut lapangan pekerjaan utama masih didominasi sektor pertanian. Pada Februari 2012 lalu pekerja disektor pertanian berjumlah 41,20 juta jiwa. Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian juga memiliki peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar dalam negeri maupun di luar negeri.
Di Indonesia, kebanyakan pertanian mengalami kerugian yang cukup besar ketika musim hujan panjang tiba. Karena banyak persawahan yang yang terendam banjir sehingga menyebabkan para petani gagal panen dan membuat harga gabah anjlok dipasaran karena gabah basah dihargai separo dari harga gabah kering.
Salah satu daerah pertanian yang sering terkena banjir adalah di Desa Kirig Kabupaten Mejobo, Kabupaten Kudus. Kabupaten Kudus merupakan salah satu daerah lumbung pangan di Jateng, dan salah satu lumbung pangan di Kudus dihasilkan dari di Desa Kirig . Dari 4764 warga Desa Kirig ada sekitar 1013 orang yang berprofesi di sektor peranian sebagai petani dan buruh tani dan luas wilayah Desa Kirig yaitu 559,699 Ha dengan luas lahan yang digunakan untuk sawah 395,109 Ha. Setiap musim penghujan panjang, Desa Kirig tak luput terendam banjir tiap tahunnya. Akibatnya, para petani gagal panen dan membuat lahan pertanian menjadi kurang produktif sehingga lahan pertanian tersebut dialih fungsikan sebagai tambak ikan. Hal ini jelas membuat hasil pertanian di Desa Kirig menurun.
Melihat kondisi masyarakat Desa Kirig yang sebagian besar hidup dari bertani akan tetapi wilayah pertaniannya sering terendam banjir, maka kami berinisiatif memberikan pelatihan tentang membuat Sawah Apung untuk meminimalisir kerugian pertanian yang diakibatkan oleh banjir di Desa Kirig.
Menanam padi dengan cara sawah apung merupakan teknologi baru bagi warga yang tinggal di daerah rawan banjir. Selama ini, petani tidak pernah memanfaatkan sawahnya yang terendam banjir. Padahal, banjir bisa terulang terus setiap tahun. Upaya mengatasi masalah tanam padi di musim banjir, telah dikembangkan sawah apung untuk mengatasi kesulitan petani.Perlakuan atau pemeliharaan sawah apung tidak jauh berbeda dengan sawah konvensional atau yang di tanam di atas tanah. Perbedaan sawah apung dengan sawah konvensional adalah media tanamnya. Sawah apung ditanam di atas rakit yang diberi sabut kelapa, jerami, serta tanah. Rakit berfungsi agar sawah terapung, sehingga tidak terpengaruh ketinggian banjir. Perbedaan lainnya, saat panen padi tidak dapat dirontokkan di tempat melainkan harus dibawa ke darat.Hasil produksi sawah apung relatif banyak, dan memiliki keunggulan lain yaitu petani bisa menanam ikan. Menanam padi dengan metode Sawah Apung telah dikembangkan di wilayah Kecamatan Padaherang, Kalipucang dan sekitarnya di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah yang dihadapi yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana memberikan pengetahuan kepada petani di desa Kirig tentang cara bertani dengan menggunakan metode Sawah Apung?
2. Bagaimana memberikan ketrampilan kepada kepada petani di desa Kirig tentang cara bertani dengan menggunakan metode Sawah Apung ?
3. Bagaimana mengkader dan melatih petani di desa Kirig tentang cara bertani dengan menggunakan metode Sawah Apung?
C. Tujuan
Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pengetahuan kepada petani di desa Kirig tentang cara bertani dengan menggunakan metode Sawah Apung
2. Memberikan ketrampilan kepada kepada petani di desa Kirig tentang cara bertani dengan menggunakan metode Sawah Apung 3. Mengkader dan melatih petani di desa Kirig tentang cara bertani dengan menggunakan metode Sawah Apung
D. Luaran yang Diharapkan
Dengan adanya Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat yang berupa Pelatihan Bertani Dengan Metode Sawah Apung di Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus
Dengan ini diharapkan dapat diperoleh luaran sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan petani di Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus setelah adanya pelatihan bertani dengan metode Sawah Apung
2. Meningkatnya keterampilan petani di Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus setelah adanya pelatihan bertani dengan metode Sawah Apung
3. Petani di Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus dapat menularkan ketrampilan yang diperoleh melalui pelatihan ini kepada warga masyarakat lain .
E. Manfaat
Kegunaan program pengabdian masyrakat ini adalah sebagai :
1. Salah satu alternatif dalam upaya untuk mengurangi dampak negatif banjir di wilayah pertanian yang sering dilanda banjir.
2. Memberikan pengetahuan kepada petani tentang bertani dengan metode Sawah Apung
3. Sarana menciptakan kader petani yang dapat melakukan kegiatan bertani dengan metode Sawah Apung
4. Meningkatkan hasil panen dari lahan pertanian yang sering dilanda banjir
BAB 2 . GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARANSasaran dari Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyrakat (PKMM) ini adalah masyarakat Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Penduduk Desa Kirig berjumlah 4764 orang terdiri dari laki-laki 2407 orang dan perempuan sebanyak 2357 orang. Jumlah Kepala Keluarga di desa ini yaitu 1298 kepala keluarga dengan jumlah penduduk yang miskin sebanyak 645 kepala keluarga. Desa Kirig terletak di 110 36' - 110 50' Bujur Timur dan 6 51' - 7 16' Lintang Selatan dengan batas wilayah Desa sebelah barat : Desa Payaman, Desa Jepang, sebelah utara : Desa Mejobo, sebelah timur : Desa Temulus, Desa Mejobo, sebelah selatan : Desa Karangrowo Kecamatan Undaan Kudus dan Desa Woten Kecamatan Sukolilo Kabupaten Pati.Jarak tempuh dari Desa ke kecamatan 2 km, jarak tempuh dari Desa ke kabupaten 8 km. Luas wilayah Desa Kirig yaitu 559,699 Ha dengan luas lahan yang digunakan untuk sawah 395,109 Ha ( sawah irigasi teknis 51,320 Ha, tadah hujan 343,789 Ha ). Untuk luas lahan yang digunakan bukan sawah seluas 164,590 Ha dengan perincian untuk bangunan 33,013 Ha, jalan 16,310 Ha, lainnya 115,279 Ha. Warga desa Kirig sebagian berprofesi sebagai buruh tani dan petani dan juga sebagian dari wilayah desa Kirig digunakan sebagai lahan untuk bertani. Kondisi geografis dari desa Kirig adalah dataran terendah di Kudus, sehingga desa Kirig sering berlanggangan dilanda banjir setiap tahun ketika musim penghujan.
Tabel 1 . Mata pencaharian warga Desa Kirig Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.NOMATA PENCAHARIAN JUMLAH ( org )
1Petani Sendiri 330
2Buruh Tani 683
3Pengusaha9
4Buruh indust