proposal penyuluhan di poliklinik new

Upload: meity-masitha

Post on 13-Oct-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Proposal Penyuluhan

TRANSCRIPT

PROPOSAL PENYULUHAN DI POLIKLINIK

A. TOPIKMengenal dan mengontrol halusinasi pada keluargaB. TUJUANTujuan umumPeserta penyuluhan diharapkan dapat memahami dan mengetahui halusinasi serta cara mengontrol halusinasiTujuan khusus Keluarga mengenal masalah klien

Keluarga mampu mengambil keputusan tindakan yang tepat

Keluarga mampu merawat klien dengan masalah halusinasi

Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang kondusif

Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

C. LANDASAN TEORITISa. Definisi Halusinasi merupakan penginderaan tanpa sumber rangsangan eksternal, dimana gangguan persepsi terhadap lima rasa yang berupa adanya stimulus ekstrim. Suatu penerimaan panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar. Halusinasi adalah persepsi panca indera yang terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar pada reseptor-reseptor panca indera. Dengan kata lain, halusinasi adalah persepsi tanpa adanya objek. b. Penyebab Halusinasi1. Faktor Predisposisi

Adalah faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Diperoleh baik dari klien maupun keluarganya, mengenai faktor perkembangan sosial kultural, biokimia, psikologis dan genetik yaitu faktor resiko yang mempengaruhi jenis dan jumlah sumber yang dapat dibangkitkan oleh individu untuk mengatasi stress. Faktor Perkembangan

Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu maka individu akan mengalami stress dan kecemasan Faktor SosiokulturalBerbagai faktor dimasyarakat dapat menyebabkan seorang merasa disingkirkan oleh kesepian terhadap lingkungan tempat klien dibesarkan. Faktor Biokimia

Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Dengan adanya stress yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti Buffofenon dan Dimetytranferase (DMP). Faktor Psikologis

Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta adanya peran ganda yang bertentangan dan sering diterima oleh anak akan mengakibatkan stress dan kecemasan yang tinggi dan berakhir dengan gangguan orientasi realitas. Faktor Genetik

Gen apa yang berpengaruh dalam skizoprenia belum diketahui, tetapi hasil studi menunjukkan bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh pada penyakit ini.

2. Faktor Presipitasi

Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman/tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk koping. Adanya rangsang lingkungan yang sering yaitu seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama diajak komunikasi, objek yang ada dilingkungan juga suasana sepi/isolasi adalah sering sebagai pencetus terjadinya halusinasi karena hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik

c. Klasifikasi Halusinasi

Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :1) Halusinasi pendengaranKarakteristik ditandai dengan mendengar suara, terutama suara suara orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.2) Halusinasi penglihatanKarakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan. 3) Halusinasi penghidungKarakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadangkadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia. 4) Halusinasi perabaKarakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.5) Halusinasi pengecapKarakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.6) Halusinasi sinestetikKarakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.d. Tanda dan Gejala Halusinasi

Cenderung mempunyai rasa curiga

Cenderung berprilaku merusak diri, orang lain dan lingkungan sekitar Kurang perhatian terhadap diri dan lingkungannya

Bicara sendiri dan tidak beraturan/tidak nyambung

Tidak dapat membedakan kenyataan dan khayalan

Cenderung menarik diri

Tiba-tiba marah dan menyerang Menolak makan

Sulit tidure. Dampak Halusinasi

Pasien yang mengalami halusinasi dapat mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan yang disebabkan karena pasien mengikuti isi dari halusinasi tersebut. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan. f. Proses Terjadi HalusinasiTAHAPKARAKTERISTIKPERILAKU KLIEN

Tahap I Memberi rasa nyaman

tingkat ansietas sedang secara umum, halusinasi merupakan suatu kesenangan Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontol kesadaran, nonpsikotik. Tersenyum, tertawa sendiri Menggerakkan bibir tanpa suara Pergerakkan mata yang cepat Respon verbal yang lambat Diam dan berkonsentrasi Melamun Cemas stress

Tahap II Menyalahkan Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan perasaan antipati Pengalaman sensori menakutkan Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut Mulai merasa kehilangan kontrol Menarik diri dari orang lain non psikotik. Bisikan suara mulai tidak jelas Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah Perhatian dengan lingkungan berkurang Konsentrasi terhadap pengalaman sensori kerja Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas Cemas meningkat, melamun

Tahap III Mengontrol Tingkat kecemasan berat Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi). Isi halusinasi menjadi atraktif. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik. Perintah halusinasi ditaati. Sulit berhubungan dengan orang lain. Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan berkeringat

Tahap IV Klien sudah dikuasai oleh Halusinasi. Klien panik. Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik. Perilaku panik. Resiko tinggi mencederai. Agitasi atau kataton. Tidak mampu berespon terhadap lingkungan.

g. Hal-hal yang dapat dilakukan oleh Keluarga 1. Mengendalikan Halusinasi, dengan cara : Menghardik halusinasi

Menghardik halusinasi adalah upaya mengendalikan diri terhadap halusinasi dengan cara menolak halusinasi. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak pada halusinasi yang muncul atau tidak memperdulikan halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi yang muncul. Mungkin halusinasi ini, tetap ada dengan kemampuan ini pasien tidak akan larut untuk menuruti apa yang ada dalam halusinasinya.

Contoh kalimat : Pergi !!..... saya tidak mau mendengar (sambil menutup telinga) Bercakap-cakap dengan orang lain

Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain terjadi distraksi ; fokus perhatian pasien beralih dari halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut. Sehingga cara yang efektif adalah dengan bercakap-cakap.

Contoh Kalimat : Tolong..saya mulai dengar suara-suara, ayo ngobrol dengan saya Melakukan aktivitas yang terjadwal

Untuk mengurangi resiko halusinasi muncul lagi, adalah dengan menyibukkan diri dengan aktivitas yang teratur. Dengan beraktivitas secara terjadwal pasien tidak akan mengalami waktu luang sendiri yang sering kali mencetuskan halusinasi. Untuk itu pasien yang mengalami halusinasi bisa dibantu untuk mengatasi halusinasinya dengan cara beraktivitas dengan teratur dari bangun pagi sampai tidur malam tujuh hari dalam seminggu. Menggunakan obat dengan teratur

Untuk mampu mengontrol halusinasi pasien juga dilatih untuk menggunakan obat secara teratur, sesuai dengan program.

Pasien gangguan jiwa yang dirawat dirumah sering kali mengalami gangguan putus obat sehingga akibatnya, pasien mengalami kekambuhan. Bila kekambuhan terjadi, untuk mencapai ke kondisi semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih menggunakan obat dan berkelanjutan. Pastikan obat diminum pada waktunya dengan cara yang benar yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya.Adapun obat-obat yang digunakan adalah :

Clorpromazin (CPZ) : warna orange, 3 X Sehari, gunanya menghilangkan suara-suara. Triheksiphenidil (THP) : warna putih, 3 X Sehari, gunanya merilekskan otot-otot agar tidak kaku Halloperidol (HDL) : warna merah jambu, 3 X sehari, gunanya menenangkan klien.2. Lakukan interaksi sering dan singkat dengan pasien (untuk memutus halusinasi)

3. Mengajak klien berbicara ketika mulai bicara sendiri

4. Jangan biarkan klien sendirian, libatkan klien pada semua kegiatan keluarga

5. Buat jadwal sehari-hari klien

6. Jangan kucilkan klien dan mulailah beradaptasi dan sosialisasi dengan lingkungan

7. Modifikasi lingkungan antara lain :

Jauhkan benda-benda yang berbahaya ; pisau, api dan barang-barang yang dapat digunakan untuk melukai diri sendiri dan orang lain

Menganjurkan anggota keluarga untuk tidak menguatkan halusinasi.

8. Beri pujian pada setiap usaha/perilaku positip pasien

9. Perhatikan dan awasi penderita agar makan obat secara teratur, tidak menghentikan obat tiba-tiba dan control dengan teratur

10. Awasi tanda-tanda halusinasi dan kekambuhan dan bila terjadi segera bawa ke dokter atau pelayanan kesehatan D. KARAKTERISTIK AUDIENS Audiens atau peserta adalah orang-orang yang datang berkunjung ke poliklinik RS. Dr. Ernaldi Bahar pada saat dilakukan penyuluhan, terutama keluarga yang mempunyai anggota keluarga yang mengalami halusinasi pendengaran.E. PENGORGANISASIANKetua

: Asri Ana Sari HutabaratPenyaji

: Moderator

: 1. MetodeCeramah dan diskusi2. Media

Flip Chart dan leaflet F. RENCANA PROSES PELAKSANAAN :

1. Orientasi

a) Kontrak waktu, tempatHari/Tanggal : 22 Juli 2013Tempat : Poliklinik RS. Dr. ERBA

Waktu : Pkl 08.00 09.00 WIBb) Salam perkenalanc) Penyuluh memperkenalkan diri

d) Penjelasan tujuanPenjelasan tujuan dilaksanakannya mengenai cara mencegah dan mengatasi halusinasi

2. Kerja

Langkah- langkah kegiatan penyuluhan:

a) Penjelasan materi dengan menggunakan metode ceramah

b) Diskusi dengan peserta penyuluhan, dibagi menjadi 2 sesi, setiap sesi dibatasi untuk 3 orang penanya.

3. Terminasi

a) Evaluasi respon subjektif audiens

Bertanya secara langsung kpada audiens mengenai materi penyuluhan yang telah diberikan.

b) Evaluasi respon objektif audiens

Observasi respon perilaku audiens selama penyuluhan dikaitkan dengan tujuan.

c) Tindak lanjut

Audiens yang memiliki anggota keluarga yang mengalami halusinasi dapat mengetahui cara mencegah dan mengatasi halusinasi.

d) Kontrak yang akan datang

Akan dilaksanakan penyuluhan berikutnya dengan materi yang berbeda dari kelompok baru.

DAFTAR PUSTAKA

Stuart, G.W dan Suddan. 1995. Principle and Practice of Physchiatric nursing (Edisi 5). St. Louis Mosby Year Book.

Stuart, G.W dan Laraia, M.,T. 1998. Principle and Practice of Physchiatric nursing (Edisi 6). St. Louis Mosby Year Book.

Townsend, M.c. 1998. Diagnosa Keperawatan pada keperawatan psikiatri : pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC.

Halusinasi. Diakses dari http://www.wikipedia.org pada tanggal 20 Juli 2013.

Asuhan keperawatan halusinasi dan waham. Diakses dari http://www.bared18.wordpress.com pada tanggal 20 juli 2013