proposal penelitian final (2)

51
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Saat ini diare masih menjadi masalah serius dibanyak negara, terutama negara berkembang, namun masalah ini masih dijumpai di beberapa negara maju 1 . Diare masih dianggap sebagai penyakit yang biasa terjadi disekitar kita, dan terjadi berulang, hal ini terjadi juga di negara kita yang merupakan negara berkembang sehingga perlu dikaji secara khusus tentang masalah diare ini serta faktor apa yang mungkin menjadi pencetus timbulnya penyakit ini. Angka kematian balita di Indonesia masih sangat memperihatinkan, diare masih menjadi masalah utama di tengah-tengah masyarakat kita hingga saat ini, dan diare merupakan salah satu penyebab dari kematian seorang balita, menurut WHO tahun 2007 morbiditas diare di Indonesia mencapai angka 195 per 1000 penduduk, dan angka ini termasuk tinggi di Asean 1 . Menurut data yang diambil dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, tahun 2007 sedikitnya 20% penduduk dari suatu wilayah setingkat kecamatan pernah mengalami diare, dan 12% diantaranya dialami oleh 1

Upload: lathifahendy

Post on 08-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mndc ,m dcna

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Penelitian Final (2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Saat ini diare masih menjadi masalah serius dibanyak negara, terutama negara

berkembang, namun masalah ini masih dijumpai di beberapa negara maju1. Diare

masih dianggap sebagai penyakit yang biasa terjadi disekitar kita, dan terjadi

berulang, hal ini terjadi juga di negara kita yang merupakan negara berkembang

sehingga perlu dikaji secara khusus tentang masalah diare ini serta faktor apa yang

mungkin menjadi pencetus timbulnya penyakit ini.

Angka kematian balita di Indonesia masih sangat memperihatinkan, diare

masih menjadi masalah utama di tengah-tengah masyarakat kita hingga saat ini,

dan diare merupakan salah satu penyebab dari kematian seorang balita, menurut

WHO tahun 2007 morbiditas diare di Indonesia mencapai angka 195 per 1000

penduduk, dan angka ini termasuk tinggi di Asean1 .

Menurut data yang diambil dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, tahun

2007 sedikitnya 20% penduduk dari suatu wilayah setingkat kecamatan pernah

mengalami diare, dan 12% diantaranya dialami oleh seorang balita. Data lebih

jelasnya tentang angka kejadian diare pada balita di kota Jakarta menurut Depkes

pada tahun 2007 diare pada balita sebesar 223.929 kasus2. dan angka tertinggi

kasus tersebut terjadi di Jakarta utara diikuti oleh Jakarta timur dan Jakarta barat

diurutan ketiga. Jakarta yang merupakan kota metropolitan ternyata masih

memiliki pengaruh besar terhadap jumlah kejadian diare pada balita di Indonesia,

dan itulah sebabnya WHO pada tahun 2010 memasukan diare sebagai penyebab

kematian tertinggi pada balita di Indonesia3,6.

Masih menjadi pertanyaan bagi penulis saat data yang ditemukan menunjukan

Jakarta sebagai salah satu penyumbang angka kejadian diare yang cukup besar,

Menjadi aneh mengingat tingginya angka diare pada balita terjadi ditengah-tengah

masyarakat yang terlihat sadar akan arti lingkungan sehat, yang diharapkan dapat 1

Page 2: Proposal Penelitian Final (2)

menjaga dan memberikan pengaruh positif dalam berkehidupan. Lingkungan yang

dikatakan sebagai basis utama terjadinya beberapa penyakit yang timbul

dimasyarakat merupakan masalah yang perlu dikaji secara lanjut.

Berdasarkan data yang ada serta mempelajari dampak negatif yang akan

terjadi bila masalah diare pada balita ini tidak segera ditanggulangi maka penulis

tergugah untuk mengembangkan penelitian tentang penyakit diare pada balita

ditinjau dari faktor yang memungkinkan penyakit diare terjadi pada balita dan

juga meneliti tentang kondisi lingkungan yang dianggap menjadi faktor terbesar

terjadinya diare, dan juga sampel yang diambil ialah balita yang memiliki angka

kejadian diare terbesar di ukur dari umur.

1.2 Rumusan masalah

1. Apakah ada hubungan faktor lokasi pembuangan sampah umum dengan

rumah tinggal atas terjadinya diare pada balita?

2. Apakah ada hubungan kebiasaan membuang sampah di sungai yang

jaraknya dekat dengan rumah dengan diare pada balita?

3. Apakah ada hubungan sumber air yang digunakan rumah tangga dengan

kejadian diare pada balita?

4. Apakah ada hubungan pengelolaan air minum (dimasak/tidak) dengan

kejadian diare pada balita?

5. Apakah ada hubungan kedekatan jarak sarana sumber air dengan lokasi

pencemaran (tempat pembuangan sampah) dengan kejadian diare pada

balita?

6. Apakah ada hubungan jenis sampah dengan kejadian diare akut pada balita?

1.3 Tujuan penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

hubungan antara lingkungan dengan angka kejadian diare pada balita.

2

Page 3: Proposal Penelitian Final (2)

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui bagaimana kondisi lingkungan di RW 014 Kelurahan Tomang.

2. Mengetahui penyebab diare di RW 014 Kelurahan Tomang.

3. Dapat menurunkan angka diare balita di RW 014 Kelurahan Tomang.

1.4 Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara diare dengan lokasi pembuangan sampah umum

terhadap rumah.

2. Terdapat hubungan antara kejadian diare dengan kebiasaan membuang

sampah di sungai

3. Terdapat hubungan antara kejadian diare dengan sumber air rumah tangga

4. Terdapat hubungan antara kejadian diare dengan pengelolaan air minum

(dimasak/tidak)

5. Terdapat hubungan antara kejadian diare dengan jarak sarana sumber air-

tempat pembuangan sampah.

6. Terdapat hubungan antara kejadian diare dengan jenis sampah di

lingkungan rumah tangga.

1.5 Manfaat

1.5.1 Bagi masyarakat

Diharapkan supaya masyarakat RW 014 Kelurahan Tomang, dapat

memahami pentingnya kebersihan dan menjaga lingkungan dalam upaya

pencegahan kejadian diare pada balita.

1.5.2 Bagi peneliti

Dapat menambah pemahaman ilmu mengenai kesehatan masyarakat dan

juga menambah pengalaman penulis dalam melakukan penelitian.

3

Page 4: Proposal Penelitian Final (2)

1.5.3 Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

Agar dapat memajukan citra Almamater dalam bidang penelitian sains dan

menambah kepustakaan penelitian tentang masalah kesehatan masyarakat,

khususnya masalah diare pada balita.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare pada balita

Diare merupakan pasase tinja yang cair atau lembek dengan jumlah yang

lebih banyak dari normal, dan hal tersebut terjadi sekitar 7-14 hari4. Diare sampai

saat ini memang menjadi masalah kesehatan utama, terlebih lagi masalah ini

sering dijumpai di negara berkembang seperti Indonesia bahkan dapat ditemukan

pula di Negara-negara maju. World Health Organitation (WHO) memperkirakan

ada sekitar 2 miliar kejadian diare setiap tahunnya dengan angka kematian 2-3

juta pertahunnya6.

Di Negara berkembang walaupun masalah diare ini telah menjadi fokus

utama untuk mengendalikan angka kejadiannya namun kerap kali ditemukan

kasus-kasus diare pada balita yang justru tak tertangani dengan baik bahkan dapat

berakibat fatal. Frekuensi kejadian diare di Indonesia lebih banyak 2-3 kali

dibandingkan Negara maju, data tersebut diambil dari survey Depkes dimana

diperoleh angka kesakitan diare tahun 2007 sebesar 320 per 1000 penduduk angka

tersebut jelas meningkat jika dibandingkan dengan hasil survey pada tahun 2003

yaitu sekitar 211 per 1000 penduduk.

Dari hasil penelitian dan survey pengumpulan data didapatkan prevalensi

diare di Jawa Barat berkisar antara 10% sampai 20% sedangkan data tentang

kejadian diare di DKI Jakarta prevalensinya diare sebesar 9,2%. Jakarta Barat dan

Jakarta Utara masih disinyalir sebagai kota dengan angka kejadian diare di DKI

Jakarta yang cukup tinggi5.

2.2 Prevalensi diare balita

4

Page 5: Proposal Penelitian Final (2)

Data yang diambil dari RISKESDAS tahun 2007 mengenai prevalensi

penyakit menular menunjukan diare pada balita di DKI JAKARTA masih tinggi,

dan dalam riset tersebut diare masih menduduki peringkat ke 3 penyakit menular

yang mematikan di Indonesia. Berikut data tentang penyakit menular di Indonesia

menurut RISKESDAS 2007.

Tabel 1 : Prevalensi penyakit menular (Riskesdas) 2007

Dalam data tersebut terdapat prevalensi diare dilihat dari kelompok umur

masih tinggi terlebih prevalensi tertinggi terdapat di usia 1-4 tahun yang berarti

pada kelompok balita. Dan dilihat dari segi jenis kelamin perempuan ternyata

memiliki angka kejadian yang lebih besar dari laki-laki. Dan ternyata daerah

perdesaan atau kampung masih menjadi tempat atau tipe daerah yang memiliki

angka kejadian diare tertinggi, faktor lingkungan seperti air, sampah, jamban

5

Page 6: Proposal Penelitian Final (2)

hingga faktor sosiodemografi menjadi salah satu penyebab kejadian diare akut

balita.

Riset tersebut juga meneliti tentang kejadian diare akut pada tingkat

nasional dilihat dari provinsi yang ada, terdapat provinsi NAD dan Bengkulu

sebagai urutan pertama kejadian diare, sedangkan Jakarta berada di posisi ke 18.

Tabel 2 : Prevalensi diare akut di Indonesia

Sedangkan data spesifik tentang angka diare akut pada balita di DKI

Jakarta memperlihatkan hasil tinggi dimana wilayah ibu kota yang cukup luas

namun tidak diimbangi dengan sarana prasarana limbah, pembuangan sampah

hingga kebutuhan air bersih menjadi faktor tercetusnya diare di DKI Jakarta.

Dimana Jakarta utara menjadi daerah dengan tingkat kejadian diare tertinggi, dan

juga diikuti Jakarta selatan dan juga Jakarta barat, di nyatakan kejadian diare di

Jakarta utara sebesar 54.382 kasus dalam tahun 2007, begitupula dengan Jakarta

barat yang terdapat 28.480 kejadian diare, angka ini masih tinggi mengingat DKI

Jakarta sebagai kota metropolis yang seharusnya kesadaran masyarakatnya akan

kesehatan sudah cukup tinggi.

6

Page 7: Proposal Penelitian Final (2)

2.3 Etiologi diare

Banyak faktor yang bisa mempengaruhi diare diantara faktor-faktornya

ialah sebagai berikut4 :

- Infeksi bakteri :Vibrio cholera, Salmonella, E.coli,

Shigella, Entero toxigenic E coli (ETEC), Entero

pathogenic E.coli (EPEC).

- Infeksi Virus, misalnya : Rotavirus, farvovirus.

- Investasi parasit, seperti :

1. Protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,

Balantidium coli.

2. Investasi cacing : Ascaris, Trichuris trichuria,

Strongiloides sterkoraslis

3. Jamur: Candida

- Makanan

Makanan dengan kebersihan kurang terjaga, dan juga pada balita bias

terjadi akibat alergi dari susu sapi, makanan yang biasa dimasak kurang matang

serta terkadang diare ini memang disebabkan oleh karena peralatan memasak dan

juga alat-alat makan yang kurang bersih ditambah juga dengan kondisi sang balita

yang kurang baik.

- Faktor malabsorpsi

Faktor malabsorpsi dibagi menjadi dua yaitu malabsorpsi karbohidrat dan

lemak. Malabsorpsi karbohidrat, pada bayi kepekaan terhadap lactoglobulis dalam 7

Page 8: Proposal Penelitian Final (2)

susu formula dapat menyebabkan diare9. Gejalanya berupa diare berat, tinja

berbau sangat asam, dan sakit di daerah perut. Sedangkan malabsorpsi lemak,

terjadi bila dalam makanan terdapat lemak yang disebut triglyserida. Triglyserida,

dengan bantuan kelenjar lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap

diabsorpsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus,

diaredapat munculkarena lemak tidak terserap dengan baik.

- Faktor lingkungan dan air

Terkadang terlupakan oleh kita bahwa faktor lingkungan tempat tinggal

yang dekat jaraknya dengan tempat pembuangan sampah serta wilayah

lingkungan yang kurang baik dapat membantu mempermudah penyebaran kuman-

kuman pathogen penyebab diare, seperti halnya sanitasi lingkungan kurang baik,

gorong-gorong yang kotor9. Serta dipermudah bila balita bermain ditempat-tempat

seperti itu akan sangat mempermudah terjadinya diare tersebut.

- Faktor perilaku

Menurut penelitian, faktor perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran

kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya diare adalah sebagai berikut8:

a. Pemberian ASI Eksklusif

ASI turut memberikan perlindungan terhadap diare. Tidak memberikan

ASI Eksklusif secara penuh selama 4 sampai 6 bulan. Pada bayi yang tidak diberi

ASI risiko untuk menderita diare lebih besar dari pada bayi yang diberi ASI penuh

dan kemungkinan menderita dehidrasi berat juga lebih besar. Pada bayi yang baru

lahir, pemberian ASI secara penuh mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar

terhadap diare daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu formula.

b. Penggunaan botol susu

Penggunaan botol susu memudahkan pencemaran oleh kuman, karena

botol susu susah dibersihkan. Penggunaan botol untuk susu formula, biasanya

menyebabkan risiko tinggi terkena diare sehingga mengakibatkan terjadinya gizi

8

Page 9: Proposal Penelitian Final (2)

buruk.

c. Kebiasaan cuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting

dalam penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan

sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum

menyuapi makan anak dan sesudah makan, mempunyai dampak dalam kejadian

diare.

d. Kebiasaan membuang tinja

Membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus dilakukan secara bersih dan

benar. Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi tidaklah berbahaya, padahal

sesungguhnya mengandung virus atau bakteri dalam jumlah besar. Tinja bayi

dapat pula menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya.

e. Menggunakan air minum yang tercemar

Air mungkin sudah tercemar dari sumbernya atau pada saat disimpan

dirumah. Pencemaran dirumah dapat terjadi kalau tempat peyimpanan tidak

tertutup atau tangan yang tercemar menyentuh air pada saat mengambil air dari

tempat penyimpanan. Untuk mengurangi risiko terhadap diare yaitu dengan

menggunakan air yang bersih dan melindungi air tersebut dari kontaminasi.

2.4 Jenis diare

Berdasarkan jenisnya diare dibagi empat yaitu10 :

a. Diare Akut

Diare akut yaitu, diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya

kurang dari 7 hari). Akibatnya adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan

penyebab utama kematian bagi penderita diare.

b. Disentri

Disentri yaitu, diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri

adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan kemungkinan

9

Page 10: Proposal Penelitian Final (2)

terjadinnya komplikasi pada mukosa.

c. Diare persisten

Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara

terus menerus. Akibat diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan

metabolisme.

d. Diare dengan masalah lain

Anak yang menderita diare (diare akut dan diare persisten) mungkin juga

disertai dengan penyakit lain, seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya.

2.5 Gejala balita diare

Gejala-gejala awal dari penyakit diare adalah balita pada umumnya mereka

akan menjadi gelisah dan cengeng atau juga iritabilitas, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada napsu makan sama sekali,

kemudian timbul diare tersebut11. Tinja akan menjadi cair dan mungkin disertai

dengan lendir ataupun darah. Warna tinja bisa lama-kelamaan berubah menjadi

kuning tua atau kehijau-hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan

daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi serta seringnya terjadi trauma

gesek akibat pembersihan kotoran di anus dan tinja makin lama makin asam

sebagai akibat banyaknya asam laktat yang berasal darl laktosa yang tidak dapat

diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat pula terjadi sebelum atau

sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau

akibat gangguan keseimbangan asam-basa dan elektrolit7.

Semakin lama pasien mengalami diare tentu akan berdampak lebih terhadap

kondisi pasien sendiri bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit,

maka gejala dehidrasi mulai tampak. Yang umumnya akan terjadi ialah penurunan

berat badan, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung,

selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Menurut Kliegman,

Marcdante dan Jenson (2006), dinyatakan bahwa berdasarkan banyaknya 10

Page 11: Proposal Penelitian Final (2)

kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh, diare dapat dibagi menjadi :

• Diare tanpa dehidrasi

Pada tingkatan diare ini penderita tidak mengalami dehidrasi karena

frekuensi diare masih dalam batas toleransi dan belum ada tanda-tanda dehidrasi.

Dan biasanya gejala umum pada pasien masih baik, hanya memang konsistensi

tinja yang encer serta frekuensinya saja yang berubah.

• Diare dengan dehidrasi ringan (3%-5%)

Pada tahapan diare ini penderita mengalami diare 3 kali atau bahkan lebih,

kadang-kadang muntah, terasa haus, kencing sudah mulai berkurang, nafsu makan

menurun, aktifitas sudah mulai menurun.

• Diare dengan dehidrasi sedang (5%-10%)

Pada keadaan ini, penderita akan mengalami takikardi, kencing yang

kurang atau langsung tidak ada, irritabilitas atau lesu, mata dan ubun-ubun besar

menjadi cekung, turgor kulit berkurang.

• Diare dengan dehidrasi berat (10%-15%)

Pada keadaan ini, penderita sudah banyak kehilangan cairan dari tubuh dan

biasanya pada keadaan ini penderita mengalami takikardi dengan pulsasi yang

melemah, hipotensi dan tekanan nadi yang menyebar, tidak ada penghasilan urin,

mata dan ubun-ubun besar menjadi sangat cekung.

2.6 Tinjauan Umum Tentang Air Bersih

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.

Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air12.

Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air

bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih

11

Page 12: Proposal Penelitian Final (2)

yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata

kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40

galon13. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim,

standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.

2.6.1 Golongan air

Air secara bakteriologis dapat dibagi menjadi beberapa golongan

berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel

air/MPN. Golongan-golongan air tersebut, antara lain13 :

a) Air tanpa pengotoran; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri

koliform dan pathogen atau zat kimia beracun.

b) Air yang sudah mengalami proses desinfeksi; MPN <50/100>

c) Air dengan penjernihan lengkap; MPN <5000/100>

d) Air dengan penjernihan tidak lengkap; MPN >5000/100 cc.

e) Air dengan penjernihan khusus; MPN >250.000/100 cc.

MPN di sini mewakili most probable number (jumlah terkaan terdekat dari

bakteri koliform dalam 100 cc air).

2.6.2 Sumber air bersih dan aman

Air yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber

yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut,

antara lain2:

(a) Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.

(b) Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.

(c) Tidak berasa dan tidak berbau.

(d) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestic dan tumah tangga.

(e) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen

Kesehatan RI.

2.6.3 Mekanisme penularan penyakit

(a) Waterborne mechanism

12

Page 13: Proposal Penelitian Final (2)

Di dalam mekanisme ini,kuman pathogen dalam air yang dapat

menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut

atau sistem pencernaan. Contoh penyakit yang ditularakn melalui mekanisme ini

antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler, dan poliomyelitis.

(b) Waterwashed mechanism

Mekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum

dan perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu:

(1) Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.

(2) Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma.

(3) Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis.

(c) Water-based mechanism

Penyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens penyebab

yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau sebagai

intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya skistosomiasis dan penyakit

akibat Dracunculus medinnensis.

(d) Water-related insect vector mechanism

Agens penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak

di dalam air. Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalah

filariasis, dengue, malaria, dan yellow fever. (Budiman Chandra,2006)

2.6.4 Sumber dan Karakteristik Air Bersih

(a) Sumber Air Bersih

Berbagai air bersih yang dapat digunakan untuk kepentingan aktivitas

dengan ketentuan harus yang memenuhi syarat yang sesuai dari segi kontruksi

sarang pengolahan, pemeliharan dan pengawasan kualitasnya, urutan sumbernya

air bersih berdasarkan kemudahan pengolahan dapat berasal dari: (Depkes RI,

1998)

(1) Perusahaan Air Minum (PAM).

(2) Air tanah (sumur pompa, sumur bor, dan artesis)

13

Page 14: Proposal Penelitian Final (2)

(3) Air hujan

(b) Karakteristik Sumber Air

(1) Perusahaan air minum (PAM) dari segi kualitas relative sudah memenuhi

syarat (fisik, kimia, dan bakteriologis)

(2) Air tanah: mutu air sangat di pengaruhi keadaan geologis setempat.

(3) Air hujan: biasanya bersifat asam, CO2 bebas, tinggi, mineral rendah,

kesadahan rendah.

2.7 Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Sampah

Menurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai,

tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia

dan tidak terjadi dengan sendirinya1.

Sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang terjadi karena hubungan

dengan aktivitas manusia sudah tidak dipakai lagi, tidak disegani dan dibuang

dengan cara saniter14. Banyak para ahli-ahli mengajukan batasan-batasan lain, tapi

pada umumnya mengandung prinsip yang sama.

2.7.1 Pengelolaan sampah

penyimpanan sampah cair dan padat (storage)

merupakan tempat penyimpanan sementara sebelum diangkut atau dibuang ke

tempat pembuangan terakhir secara terpisah menurut jenisnya, storage sebaiknya :

- Terbuat dari bahan-bahan yang tidak terpakai, tidak mudah rusak dan mudah

dibersihkan.

- Harus ditutup sehingga tidak menjadi tempat bersarangnya serangga atau

binatang-binatang lainnya seperti tikus, lalat dan kecoa.

- Ditempatkan diluar rumah

2.7.2 Pengangkutan atau pengumpulan sampah (collection)

sampah untuk ditampung dalam tempat sampah sementara dikumpul dan

14

Page 15: Proposal Penelitian Final (2)

dibuang. Pada pengumpulan dan pengangkutan sampah dapat dapat dilakukan

perorangan, pemerintah dan swasta.

Pembuangan sampah

Tempat pembuangan sampah akhir harus memenuhi syarat kesehatan yaitu :

- Tidak dekat dengan sumber air

- Lokasi tempat pembuangan sampah bukan daerah banjir.

- Jauh dari tempat pemukiman penduduk

sampah yang tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak buruk

terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan.

15

Page 16: Proposal Penelitian Final (2)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka konsep

16

KEBIASAAN BUANG

SAMPAH

SEMBARANGAN

TEMPAT

PEMBUANGAN

SAMPAH

SUMBER AIR/SARANA

PENGELOLAAN AIR

- Diolah/Dimasak

- Tidak dimasak

B

A

L

I

T

A

D

I

A

L

I

N

G

K

U

N

G

A

N

JENIS SAMPAH

Page 17: Proposal Penelitian Final (2)

: Variabel tergantung Variabel bebas

3.2 Definisi operasional

Batasan yang digunakan :

3.2.1 Diare pada balita

Diare merupakan buang air besar yang cair atau encer dan lebih dari 3 kali

sehari21. Sedangkan balita adalah anak yang berusia diatas 1 tahun sampai 5 tahun.

Penelitian ini menggunakan batasan waktu untuk kejadian diare pada balita yaitu

3 minggu terakhir (akut).

3.2.2 Sampah

A. Definisi

Merupakan sisa dari sesuatu yang tidak terpakai atau tidak digunakan lagi,

sesuatu yang harus dibuang yang umumnya barang hasil penggunaan manusia,

Pada umumnya berupa padat16.

B. Jenis sampah berdasarkan bentuknya

o Sampah cair.

o Sampah padat.

o Sampah konsumsi.

o Sampah manusia.

17

- Sumur pompa

- Sumur gali

JARAK SARANA AIR KE

SUMBER PENCEMARAN

Page 18: Proposal Penelitian Final (2)

o Sampah alam.

o Limbah radioaktif.

C. Syarat tempat pengumpulan sampah

o Dibangun diatas permukaan tanah setinggi kendaraan pengangkut

sampah.

o Memiliki 2 buah pintu, untuk memasukan dan untuk mengeluarkannya

lagi.

o Memiliki lubang udara atau ventilasi.

o Terjangkau oleh masyarakat.

o Jauh dari sumber air.

D. Pengelolaan sampah

Dalam praktiknya terdapat cara-cara yang baik dalam mengelola sampah,

yaitu dengan cara :

1. Reduce (mengurangi sampah)

2. Reuse (menggunakan kembali sisa sampah yang bisa digunakan).

3. Recycle (mendaur ulang).

Ketiga tahapan pengelolaan sampah diatas penting dilakukan baik

diprogramkan oleh pemerintah dan dijalankan oleh masyarakat, terlebih jika

setiap lingkungan menggunakan metode 3R tersebut, maka limbah sampah yang

ada akan dapat teratasi dan mengurangi pencemaran lingkungan yang selama ini

terjadi dan meminimalisir kejadian penyakit pada masyarakat.

E. Kebiasaan buang sampah

Maksudnya ialah berapa kali dalam seminggu warga sekitar membuang

sampah rumah tangganya. Dan bagaimana mengelola sampah rumah tangganya.

Karena semakin lama sampah ditimbun dalam rumah tangga memudahkan

pencemaran lingkungan dalam rumah.

18

Page 19: Proposal Penelitian Final (2)

F. Tempat pembuangan sampah

Adalah suatu wadah yang disediakan untuk menampung sampah

sementara, hal ini untuk menjauhkan sampah yang merupakan barang bekas yang

dapat menimbulkan bau dan juga berkembangnya kuman agar tidak

mengkontaminasi subjek lain, biasanya tempat sampah ini akan berada di setiap

rumah, setelah itu akan di timbun atau dikumpulkan disuatu tempat yang lebih

besar dan disatukan dengan sampah rumah tangga lainnya20. untuk mengetahui

dimanakah sampah rumah tangga tersebut dibuang apakah jauh dari pemukiman

warga dan apakah terawatt dengan baik. Untuk itu perlu dipahami syarat-syarat

tempat pembuangan sampah yang baik :

o Tempat tersebut dibangun jauh dari sumber air minum atau sumber air

lainnya yang digunakan untuk manusia dalam aktivitas sehari-hari.

o Tidak pada tempat yang sering terdapat genangan air atau juga banjir

o Jauh dari pemukiman warga , ideal jaraknya ialah 2-3 km dari tempat

tinggal warga, sekitar 15 km dari laut dan 200 m dari sumber air.

G. Sistem pembuangan/pengelolaan sampah yang baik

o Hog feeding, merupakan penggunaan sampah jenis garbage untuk

makanan hewan (babi).

o Inceneration, yaitu merupakan pembakaran sampah melalui fasilitas

pabrik yang memang dibangun untuk hal tersebut.

o Sanitary landfill, adalah pembuangan sampah dengan cara ditimbun

dibawah tanah sehingga sampah tidak menimbulkan bau dan

berkontaminasi dengan subjek lain.

o Composting, yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk.

o Dumping, meletakkan sampah diatas permukaan tanah

o Dumping in water, membuang sampah ke air

o Individual inceneration, pembakaran sampah yang dilakukan oleh

setiap individu dilingkungannya sendiri.

19

Page 20: Proposal Penelitian Final (2)

o Recycling, pengolahan kembali sampah yang sudah dibuang untuk hal-

hal yang positif seperti dijadikan kertas atau kantung plastik.

o Reduction, menghancurkan sampah-sampah menjadi bagian yang lebih

kecil.

Pada bagian ini penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan

dengan kondisi pengelolaan sampah warga sekitar.

3.2.3 Sumber air

Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari manusia, bahkan dapat

dikatakan tanpa sumberdaya air secara konsisten maka kehidupan manusia akan

mengalami ketidakseimbangan16.

Salah satu faktor penting penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari adalah

untuk kebutuhan air minum, air bersih merupakan air yang harus bebas dari

mikroorganisme penyebab penyakit dan bahan bahan kimia yang dapat merugikan

kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya17.

Air merupakan zat kehidupan dimana tidak ada satupun makhluk hidup yang

tidak membutuhkan air, penelitian yang dilakukan oleh lembaga sumber daya air

menyatakan 65-75% dari berat manusia adalah terdiri dari air17. Menurut ahli gizi

manusia setiap harinya membutuhkan air minum sebanyak 2,5-3 liter setiap

harinya termasuk yang terdapat di dalam makanan

A. Sumber air bersih

1. Sumur pompa tangan

Merupakan sarana untuk mendapatkan air bersih yang banyak dijumpai,

mekanisme kerjanya ialah untuk menaikkan air dalam tanah kepermukaan secara

sehat. Sumur ini dibuat dengan cara mengebor tanah hingga mencapai kedalaman

tertentu atau dipasang pada sumur gali dan lubang sumur, harus ditutup16. Dan

pompa dari alat ini dipasang diatas dari sumur dengan menggunakan tuas unruk

membantu memompa. Ada dua jenis sumur pompa tangan ini yaitu pompa tangan 20

Page 21: Proposal Penelitian Final (2)

dangkal (kedalaman sumur optimal 7 meter) dan pompa tangan dalam (kedalaman

25-30 M).

2. Sumur gali

Sumur gali ini merupakan sarana sumber air yang paling sederhana dan

banyak sekali dipakai, pembuatan dari sarana ini ialah dengan menggali tanah

yang banyak mengandung air yang dalam musim kemarau sekalipun air itu tidak

habis atau kering16. Biasanya sumur digali hingga kedalaman 6-10 meter atau

dapat juga lebih. Tergantung kepada banyaknya air yang terdapat dalam tanah

setempat.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam membangun sumur gali ini,

antara lain:

o Jaraknya paling tidak 15 meter dari sumber pencemaran : seperti tempat

sampah, selokan, sungai, limbah pabrik.

o Dibuat pinggiran sumur setinggi 90 cm dari atas tanah.

o Diberi penutup agar tidak ada sampah atau kotoran yang masuk kedalam

sumber air tersebut.

o Dibuat lantai semen yang mengitari sumur selebar 1-2meter.

o Dirawat dan dibersihkan secara berkesinambungan untuk menghilangkan

lumut atau kotoran yang ada.

3. Penampungan air hujan

Sarana ini merupakan cadangan terakhir ketika penggunaan sumber daya air

lainnya tidak bisa digunakan. Mekanisme kerja dari penampungan air hujan ini

ialah dengan menyediakan bak pengumpul yang sangat besar, dibutuhkan volume

sekitar 20m2 agar memenuhi kebutuhan 15 orang18. namun sarana ini memiliki

kelemahan ketika musim penghujan tidak teratur dan tempat penampungan air

kekurangan cadangan air. Namun penggunaan air hujan ini memiliki kelemahan

dan perbedaan dengan air tanah, dimana pada air hujan sedikit mengandung

21

Page 22: Proposal Penelitian Final (2)

mineral yang dibutuhkan manusia, sehingga penggunaanya mesti di tunjang

dengan sumber mineral lainnya dari sayuran dan buah18.

B. Syarat air bersih

1. Syarat fisik

Syarat air bersih dilihat dari fisiknya adlah air yang tidak berwarna, tidak

berbau, jernih, dan suhunya berada di bawah suhu udara19.

2. Syarat bakteriologis

Syarat air yang terhindar dari mikroorganisme penyebab penyakit.

Biasanya alat ukur yang diguakan ialah bakteri Eschericia coli dimana pada

kebanyakan kasus bakteri inilah yang terdapat pada air kotor dan juga

terdapat pada kotoran manusia dan sukar untuk dimusnahkan walaupun

dengan pemanasan air.

3. Syarat kimia

Ialah air yang secara murni tidak terkontaminasi dengan bahan kimia

apapun baik itu yang berasal dari limbah industry atau bahan kimia rumah

tangga lainnya yang dapat mengganggu konsentrasi mineral air dan juga pH

dari air .

3.2.4 Lingkungan

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan

sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna

yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang

meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan

fisik tersebut20.

Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik

adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban,

cahaya, bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa

22

Page 23: Proposal Penelitian Final (2)

seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri)20.

Serta lingkungan dipengaruhi oleh faktor manusia dalam pengelolaannya seperti

sumber air dan juga sampah yang jika dikelola dengan salah maka akan

berdampak negatif pada lingkungan.

Pertanyaan seputar Air bersih

Penulis mengajukan 8 pertanyaan mengenai faktor air bersih ini, yang

dibagi menjadi pertanyaan mengenai sumber air, pengelolaan air, jarak sumber air

ke tempat pencemaran lingkungan terdekat (jamban, tempat sampah)21 :

3 pertanyaan (no 2, 3, 7 ) akan diajukan dengan penilaian skor sebagai berikut :

a. skor 5

b. skor 4

c. skor 3

d. skor 2

e. skor 1

2 pertanyaan (no 4 dan 5 ) dengan skor :

a. skor 5

b. skor 3

c. skor 1

3 pertanyaan (no 1,6 dan 8) dengan skor :

a. skor 5

b. skor 1

Penilaian pada bagian ini kami kategorikan menjadi :

Baik : jumlah skor 36-45

Sedang : jumlah skor 19-35

Buruk : jumlah skor 9-1

Pertanyaan mengenai Sampah

23

Page 24: Proposal Penelitian Final (2)

Pertanyaan yang menjelaskan kebiasaan membuang sampah warga,

pengelolaan sampah rumah tangga, akan diajukan 5 pertanyaan.

2 pertanyaan (no 9,10) dengan jumlah skor 21:

a. skor 5

b. skor 4

c. skor 3

d. skor 2

e. skor 1

1 pertanyaan (no 11) dengan skor :

a. skor 5

b. skor 1

1 pertanyaan (no 12) dengan skor :

a. skor 5

b. skor 3

c. skor 1

1 Pertanyaan (no 13) dengan skor :

a. Skor 5

b. Skor 3

c. Skor 1

untuk pertanyaan mengenai sampah ini akan di jumlahkan skor dengan

interpretasi :

Baik : 15-22

Sedang : 9-14

Buruk : 4-8

24

Page 25: Proposal Penelitian Final (2)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik Cross-sectional,

penelitian diakukan melalui observasi atau penilaian variabel pada satu saat

tertentu.

4.2 Tempat dan waktu

Penelitian ini dilakukan di RW 014 Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol

Petamburan, selama periode Mei-Januari 2013

4.3 Kriteria inklusi dan ekslusi

Inklusi :

25

Page 26: Proposal Penelitian Final (2)

Balita dengan diare akut yang berada di RW 014 Kelurahan Tomang,

Kecamatan Grogol Petamburan.

Ekslusi :

Keluarga yang tidak kooperatif / menolak.

Balita yang tidak menetap disitu.

Baita diare karena alergi makanan (susu sapi ).

4.4 Besar sampel

Jumlah balita menurut Dinkes Jakarta bahwa balita yang menderita diare di

Jakarta barat berjumlah 0,24% dari populasi.

Data Infinit :

n = Za . p . q

d2

n = besar sampel optimal yang dibutuhkan

za = pada tingkat kemaknaan 95% besarnya 1,96

p = prevalensi yang menderita penyakit/peristiwa yang diteliti

q = prevalensi yang tidak menderita penyakit = 1 - p

d = akurasi dari ketepatan pengukuran

n = (1,96)2 . 0,24 . 0,76 = 3,8416 . 0,24 . 0,76

(0,05)2 0,0025

n = 0,70 = 280

0,0025

Data Finit :

n = n0 / (1+n0 /N)

n= besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit

n0 = besar sampel dari populasi yang infinit

26

Page 27: Proposal Penelitian Final (2)

N = besar sampel populasi finit

Pada kelurahan Tomang kecamatan Grogol Petamburan memiliki 16 RW

dan 174 RT. Penulis menggunakan pendekatan Cluster random sampling dan

dipiih RW 014 sebagai populasi terjangkau. RW 014 kelurahan tomang

kecamatan grogol petamburan diketahui memiiki populasi balita yaitu

sebanyak 48 anak, maka N = 48

n = 280 / (1+280/48) = 40,97 (41) Sampel.

Untuk mencegah terjadinya drop out maka besar sampel penelitian ditambah

15% dari jumlah sampel finit yang didapatkan.

n= 41 + (41 .15%)

n= 41 + 6,1 = 47 sampel

Sehingga pada penelitian ini didapatkan jumlah sampel yang harus diteliti 47.

4.5 Bahan dan instrumen penelitian

Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam pengambilan data dan data

yang diperoleh dikumpulkan, kemudian dinilai berdasarkan ketentuan skor

yang telah dibuat.

4.6 Analisis data

Analisis data menggunakan pendekatan metode regresi logistik dan

pengolahan data dengan program SPSS.

Pengolahan data pada penelitian ini meliputi tahapan sebagai berikut :

1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul pada

kuisioner.

2. Coding, yaitu memberikan kode pada data untuk memudahkan dalam

memasukan data ke dalam program computer.

27

Page 28: Proposal Penelitian Final (2)

3. Entry, yaitu memasukan data dalam program komputer untuk

dilakukan analisis lanjutan.

4. Tabulating, yaitu ketika data telah dimasukan kemudian di susun dan

dibuat tabel agar mudah untuk dibaca.

4.7 Alur penelitian

28

Pengumpulan data

Wawancara + Kuesioner (pada orangtua)

Balita di RW 014 Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan

Page 29: Proposal Penelitian Final (2)

29

Analisis data

Page 30: Proposal Penelitian Final (2)

30

Page 31: Proposal Penelitian Final (2)

Lampiran1 :

KUESIONER

I. IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama :

2. Umur :

3. Jenis Kelamin :

4. Agama :

5. Pendidikan Terakhir :

6. Pekerjaan :

II. IDENTITAS BALITA

1. Nama :

2. Umur :

31

Page 32: Proposal Penelitian Final (2)

3. Jenis Kelamin :

III. DATA LINGKUNGAN

- AIR

1. Apakah sarana air yang digunakan adalah milik pribadi ?

a. Ya b. Tidak

(Jika jawab Tidak, langsung isi no 3)

2. Jika Ya, sarana air tersebut berupa ?

a. PAM d. Sumur pompa tangan (SPT) dangkal

b. Jet pump e. Sumur gali

c. Sumur pompa tangan (SPT) dalam

3. Air minum yang digunakan berasal dari ?

a. Jet pump d. SPT Dangkal Umum

b. Air yang dibeli e. Sumur Gali Umum

c. SPT Dalam Umum

4. Bagaimana kondisi sarana air tersebut ?

a. Baik

b. Kurang baik

c. Tidak baik

5. Jarak sarana air dari sumber pencemaran (kakus, sungai, tempat sampah)?

a. Lebih dari 10 meter

b. 5-10 meter

c. Kurang dari 5 meter

6. Kualitas air yang digunakan ?

A. Apakah berwarna/ tidak jernih ? a. Ya b. Tidak

B. Apakah berasa(ada rasa)? a. Ya b. Tidak

C. Apakah berbau? a. Ya b. Tidak

7. Sumber air untuk mandi berasal dari ?

a. PAM d. Sumur Gali

32

Page 33: Proposal Penelitian Final (2)

b. Jet pump/ pompa sanyo e. MCK (sarana mandi umum)

c. SPT

8. Apakah air yang digunakan untuk minum sudah dimasak sampai mendidih?

a. Ya b. Tidak

- SAMPAH

9. Tempat pembuangan sampah yang ada di rumah ?

a. Bak sampah d. Kantong plastik

b. Drum e. Lain-lain

c. Keranjang sampah

10. Cara pengelolaan sampah rumah tangga ?

a. Dikumpulkan oleh petugas yang dikelola RT/RW

b. Dikumpulkan oleh pihak swasta

c. Ditanam / dikubur di pekarangan rumah

d. Dibuang ke kali/ sungai terdekat

11. Berapa kali sampah tersebut diangkut dalam seminggu?

a. Lebih dari 3 kali b. kurang dari 3 kali

12. Bagaimana kondisi tempat pembuangan sampah warga?

a. Baik b. Sedang c. Buruk

13. Jenis sampah disekitar lingkungan anda?

a. Sampah alam c. Sampah cair

b. Sampah padat

- DIARE

14. Apakah balita anda pernah BAB lebih dari 3 kali sehari dalam waktu 3

minggu terakhir?

a. Ya

b. Tidak

Uji Validitas

Uji validitas ini menggunakan kuesioner berasal dari penelitian yang telah

dibuat oleh Kartadinata. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-

33

Page 34: Proposal Penelitian Final (2)

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu alat ukur/instrumen (Arikunta 2006). Uji

validitas yang dilakukan dalam kuesioner ini menggunakan tehnik korelasi

Pearson product moment. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui korelasi antar

skor tiap butir pertanyaan.

Hasil pengujian validitas kuesioner tentang subjek lingkungan dikatakan

valid jika r hitung untuk setiap pertanyaan lebih besar dari r tabel atau memiliki

nilai p ≤≤≤ 0,05. Uji validitas instrumen dilakukan melalui uji coba kuesioner

terhadap 40 ibu balita yang anaknya terkena diare. Berdasarkan hasil uji kuesioner

dari variabel yaitu tentang sampah dan pencemaran lingkungan sekitar diperoleh

hasil uji validitas dalam rentang nilai 0,487-0,834. Artinya kuesioner ini valid

karena nilai tersebut lebih besar dari 0,444.

Uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas digunakan dengan koefisien Alpha Cronbach. Bila

nilai r alpha > 0,60 maka alat penelitian adalah reliable. Berdasarkan uji kuesioner

ini didapatkan hasil r alpha = 0,818 yang artinya instrument ini reliable untuk

digunakan.

Lampiran2 :

INFORMED CONSENT

Penjelasan mengenai penelitian

Penelitian mengenai pengaruh lingkungan terhadap kejadian diare akut

pada balita dapat memberikan pengetahuan berdasarkan riset tentang bagaimana

keterkaitan antara lingkungan sekitar dengan kejadian diare khususnya pada

balita.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan petunjuk bagi masyarakat

untuk mencegah dan mengambil tindakan selanjutnya untuk menangani kejadian

diare sehingga penyakit tersebut dapat dikurangi angka kejadiannya.

34

Page 35: Proposal Penelitian Final (2)

Oleh karena itu kami mengharapkan bapak/ibu/saudara untuk ikut serta

dalam penelitian ini. Bila bersedia peneliti akan melakukan wawancara tentang

kondisi lingkungan sekitar rumah seperti sumber air, dan pengelolaan sampah

yang nantinya akan dijadikan sumber penelitian. Hasil penelitian ini akan

disampaikan kepada perwakilan warga (ketua RW 014) dan kerahasiaan masing-

masing informasi akan tetap terjaga.

Bila ada pertanyaan mengenai penelitian ini, bapak/ibu/saudara dapt

menghubungi peneliti di nomor telepon 08569930961.

Bapak/ibu/saudara bebas untuk bersedia atau menolak ikut serta terhadap

penelitian ini, jika bapak/ibu saudara bersedia ikut serta kami mohon untuk

membubuhkan tanda tangan pada formulir persetujuan di bawah ini.

Jakarta,……………..…….2013

Pandu Satya Widiarto

FORMULIR PERSETUJUAN

Semua penjelasan diatas telah disampaikan kepada saya dan telah saya

pahami. Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU untuk ikut serta

dalam penelitian ini.

Nama :35

Page 36: Proposal Penelitian Final (2)

Tanda tangan :

Tanggal :

36