proposal lengkap
TRANSCRIPT
“Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara Terhadap Permainan
Kata Berangkai Pada Siswa Kelas IV SDN Genengan 02
KecamatanKawedanan Kabupaten Magetan
Tahun Pelajaran 2012/2013”
oleh :
Lusiana Elok Pratiwi
09141133/7D/PGSD
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI MADIUN
2013
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih mulia selain mengucap puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia – Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusuna skripsi yang berjudul “Upaya Peningkatan Permainan
Kata Berangkai Terhadap Kemampuan Berbicara Siswa Kelas IV SDN Genengan
02 Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013.”
Sholawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, keturunanya, sahabat serta siapa saja
yang selalu mengikuti sunah tauladannya.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari dorongan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu
penulis menyampaikan banyak-banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.H. Parji, M.Pd, selaku rektor di IKIP PGRI Madiun.
2. Bapak Drs. Vitalis Djarot Sumarwoto,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Pendidikan.
3. Bapak Drs.H.Ibadullah Malawi, M.Pd, selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Bapak Drs. Edy selaku dosen yang selalu membimbing dengan penuh
kesabaran, walaupun beliau sibuk namun tetap bertanggung jawab dan
professional dalam membimbing dan mengarahkan penulis sampai penullisan
skripsi ini terselesaikan.
5. Bapak Suwasto, S.Pd, selaku kepala sekolah serta bapak dan ibu guru SDN
Genengan 02 Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan.
6. Teman-teman PGSD 7D yang selalu membantu, bekerjasama dan sumbang
saran dalam penyelesaian proposal ini.
Penulis menyadari proposal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis tetap mengharapkan kritik dan saran untuk kebaikan penulisan ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Amin.
Madiun, Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah...................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN ............................ 7
A. Kajian Teori.................................................................................. 7
B. Pengertian Kerterampilan Berbicara............................................ 9
C. Tujuan keterampilan berbicara .................................................... 10
D. Jenis – jenis Berbicara.................................................................. 11
E. Hipotesis Tindakan...................................................................... 13
F. Kerangka Berpikir....................................................................... 13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................................... 15
A. Obyek Tindakan ...................................................................... 15
B. Setting, Lokasi dan Subyek Penelitian.......................................... 20
C. Pengumpulan Data ....................................................................... 21
D. Analisis Data ................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Peran pendidikan sangat penting bagi masyarakat demi menciptakan
kemajuan pendidikan, kecerdasan, kedamaian, keterbukaan dan demokratis. Oleh
karena itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan suatu bangsa. Kemajuan negara Indonesia dapat dicapai
melalui penataan pendidikan yang baik, dengan adanya berbagai upaya
peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat meningkatkan harkat dan
martabat manusia Indonesia. Untuk mencapainya, pembaharuan pendidikan di
indonesia perlu terus dilakukan untuk menciptakan dunia pendidikan yang adaptif
terhadap perubahan jaman.
Keterampilan berbahasa muncul secara beruntutan, mula-mula pada masa
kecil kita menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu membaca dan
menulis. Menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah.
Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan,
merupakan catur tunggal (Henry Guntur Tarigan, 2008:1).
Menurut St. Y. Slamet (2008:123) kesulitan dalam berbicara, seperti
halnya kesulitan dalam menyimak, disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satu
faktor yang menimbulkan kesulitan dalam berbicara adalah yang datang dari
teman berbicara. Seperti kita ketahui, dalam setiap kegiatan berbicara teman
bicara menafsirkan makna pembicaraan agar komunikasi dapat berlangsung terus
sampai pembicaraan tercapai. Apabila teman bicara tidak dapat menangkap
makna pembicaraan maka komunikasi terputus atau dengan kata lain tujuan
komunikasi tidak tercapai.siswa dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan jika
terampil berbicara. Selama ini keterampilan berbicara siswa belum mendapatkan
hasil yang maksimal seperti yang diharapkan.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam keterampilan berbicara,
tidak lepas dari pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang dipakai.
Pendekatan, metode dan teknik sangat berhubungan erat dengan keterampilan
berbicara. Menurut Tarigan (dalam Djago Tarigan, 1997:3.5) pendekatan adalah
seperangkat asumsi korelatif yang menangani hakikat bahasa, pengajaran bahasa
dan pembelajaran bahasa. Metode merupakan rencana keseluruhan penyajian
bahan bahasa secara rapi, tertib,tidak ada bagian-bagiannya yang berkontradiksi
dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih. Teknik merupakan
suatu muslihat, tipu daya dalam menyajikan suatu bahan. Teknik harus sejalan
dengan metode dan serasi dengan pendekatan.
Oleh karena itu dapat dikembangkan suatu model pembelajaran yang
mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa khususnya pada mata
pelajaran bahasa indonesia Agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Pemilihan model pembelajaran ini harus mampu mengembangkan kemampuan
siswa dalam berfikir logis, kritis dan kreatif. Pada kenyataannya saat ini model
pembelajaran masih sangat jarang di terapkan dalam KBM di kelas, karena saat
ini guru lebih menekankan pembelajaran yang hanya mengacu pada buku
pegangan guru dan lembar kerja siswa yang sudah saja.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan konsep secara
informatif, menjelaskan contoh soal, dan memberikan soal – soal latihan. Guru
merupakan pusat kegiatan sedangkan siswa selama kegiatan cenderung pasif,
hanya mencatat, mendengarkan, mengerjakan tugas dari guru. Dengan demikian
pengalaman belajar yang telah mereka miliki tidak berkembang.
Mengingat pelajaran bahasa indonesia yang sangat penting untuk
pendidikan, maka guru diharapkan mampu menerapkan pembelajaran sedemikian
rupa agar dalam pelaksanaan pembelajaran siswa mampu mengeluarkan pendapat
dan juga melatih siswa berbicara secara sepontan dalam pelajaran bahasa
indonesia kelas IV yang harapannya siswa mampu mendapatkan hal – hal baru
yang menjadikan pelajaran mereka lebih berbeda dari teknik – teknik
pembelajaran lain, dari penerapan kata berangkai ini diharapkan siswa mampu
mengasah otak mereka untuk berfikir secara luas yang kaitannya dengan materi
yang disampaikan oleh guru bidang study karena kata berangkai ini dapat
diterapkan dalam berbagai macam mata pelajaran pada siswa sekolah dasar.
Ada beberapa siswa yang kurang antusias mengikuti pelajaran
dikarenakannya tidak adanya motifasi belajar dari diri mereka. Siswa tersebut
masih pasif, enggan, dan takut , malu untuk bertanya. Mereka memilih diam jika
ada suatu hal yang belum mereka mengeti atau pahami daripada mereka harus
bertanya kepada guru yang mengajar.menurut seorang siswa, hal ini disebabkan
karena mereka tidak berani kepada guru, takut salah dan hanya bertanya kepada
teman. Keaktifan siswa untuk mengerjakan pekerjaan rumah (PR) masih kurang,
beberapa siswa mengatakan tidak mengerjakan PR karena tidak bisa
mengerjakan, lupa, malas, dan lain sebagainya. Keadaan tersebut, bila di diamkan
siswa akan mengalami kesulitan dalam mempelajari dan memehami konsep-
konsep berikutnya.
Sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa, perlu dikembangkan
suatu pembelajaran yang tepat, sehingga dapat memberikan kesempatan bagi
siswa untuk bertukar pendapat, bekerjasama dengan teman, berinteraksi dengan
guru, menggunakan maupun mengingat kembali materi yang di ajarkan. Di dalam
pengajaran ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengajaran
diantaranya adalah kesiapan mental siswa, sarana dan prasarana, serta penilaian
sebagai umpan balik pengajaran. Untuk itu diperlukan suatu cara untuk
memotivasi siswa agar lebih semangat dalam belajar dan bisa mencapai
ketuntasan belajar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mencapai
kompetensi tertentu adalah dengan penilaian yang diperoleh melalui permainan
kata berangkai yang diambil dari siswa kelas IV SDN Genengan 02 Kecamatan
Kawedanan Kabupaten Magetan.
Dari uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “ Upaya
Peningkatan Permainan Kata Berangkai Terhadap Kemampuan Berbicara
Siswa Kelas IV SDN Genengan 02 Kecamatan Kawedanan Kabupaten
Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013.”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikembangkan di atas, dapat di
identifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Minat siswa dalam berbicara rendah sebab kebanyakan anak
cenderung takut, ragu dan malu ketika harus berbicara dan
menyampaikan gagasan.
2. Selama pembelajaran, guru tidak memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya atau mengutarakan pendapatnya, sehingga siswa
tidak terbiasa berbicara dan keterampilan berbicara siswa akan
terabaikan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijabarkan di atas, selanjutnya dapat
ditentukan rumusan penelitian sebagai berikut:
Apakah dengan penggunaan permainan kata berangkai dapat
meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas IV SDN Genengan
02 Kec. Kawedanan Kab. Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, tujuan yang hendak
dicapai adalah sebagai berikut:
“Untuk meningkatkan permainan kata berangkai terhadap kemampuan
berbicara siswa kelas IV SDN Genengan 02 Kec. Kawedanan Kab.
Magetan Tahun Pelajaran 2012/2013”.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya teori berbicara.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi atau masukan
bagi guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk melatih
kemampuan siswa dalam berbicara khususnya dengan penggunaan
permainan kata berangkai sebagai sumber belajar.
b. Bagi Siswa
Hasil penelitian dapat memberikan pengalaman dalam melatih
kemampuan berbicara siswa.
c. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan bahan
kajian penelitian lebih lanjut.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kata Berangkai
1. Deskripsi kata berangkai
Games ini merupakan permainan berkelompok yang mengajak para
peserta membuat kata – kata baru yang berkaitan dengan kata yang telah
disusun. Mereka dibiarkan berfantasi secara bebas dan mengembangkan
pemikirannya. Permainan ini dapat digunakan kapan saja selama program
pembelajaran.
2. Tujuan Kata Berangkai
Games ini bertujuan untuk melatih keterampilan berbicara dengan
menagajak siswa membuat kata – kata baru yang berkaitan dengan materi
dari guru, ketermpilan bahasa yang melibatkan proses berbahasa secara
keseluruhan, termasuk menciptakan suatu kata – kata baru dalam
keterampilan berbahasa.
3. Prosedur atau Cara Bermain
a. Sambil membagikan sebuah pensil dan secarik kertas kepada setiap
peserta, fasilitator menerangkan bahwa dalam permainan ini para
peserta akan diberikan kata – kata tertentu dan diminta menulis kata
benda, gagasan, pribadi, binatang dan lain – lain yang keluar dari
pemikirannya. Perlu ditegaskan bahwa permainan ini hanyalah sekedar
permainan bukan merupakan suatu tes psikologis.
b. Fasilitator menerangkan bahwa saat kata diberikan, peserta diminta
menulis kata sebanyak-banyaknya yang ada hubungannya dengan kata
yang diberikan. Sebagai contoh: jika kata yang diberikan pertama
adalah “anjing”, peserta dapat menuliskan “tulang”,
“menggonggong”, “menyalak”, “menggigit”, dan seterusnya.
c. Setelah menerangkan urutan permainan, fasilitator membacakan satu
kata dari daftar kata yang ada dan mempersilahkan peserta
memikirkan selama dua menit untuk menuliskan kata – kata ysng
berkaitan dengan kata tersebut.
d. Fasilitator kemudian membacakan kata yang lain dan peserta berfikir
untuk menuliskan kata – kata yang berkaitan dengannya. Demikian
seterusnya sampai memiliki “asosiasi bebas” sejumlah empat sampai
lima kata.
e. Ketika para peserta telah menuliskan reaksinya terhadap kata terakhir
yang diberikan, fasilitator meminta peserta membacakan kata – kata
berangkainya dan jika mungkin menerangkan mengapa mereka
memilih dan menyusun kata – kata itu.
f. Fasilitator dapat ,menyimpulkan kegiatan ini dengan memberikan
penjelasan singkat tentang bagaimana pengaruh tentang kemampuan
menyusun pemikiran dengan kegiatan – kegiatan profesional.
B. Pengertian Kerterampilan Berbicara
Keterampilan berbahasa lisan itu sebagai dasar keterampilan
berkomunikasi. Itulah sebabnya dalam pengajaran berbahasa selalu
dimulai dari pengajaran mendengar dan berbicara. Dapat kita sadari
sedalam-dalamnya bahwa tugas kita sehari-hari banyak dipengaruhi oleh
keterampilan berbicara dan kita banyak menyita waktu hanya untuk
berbicara. Belum lagi kita bayangkan bagaimana tugas seorang guru,
dapat dikatakan bahwa gejolak dan kesibukan dunia sangat dipengaruhi
oleh kesibukan-kesibukan manusia berbicara. Keterampilan berbicara
bukan sekedar diperlukan sewaktu-waktu, melainkan keperluan
berkomunikasi sepanjang masa. Itulah sebabnya maka sejak kanak-kanak
orang selalu dilatih berbahasa atau berbicara sebaik-baiknya.
Menurut St.Y. Slamet (2009:35) keterampilan berbicara merupakan
keterampilan yang mekanistik. Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai
dan terampil seseorang dalam berbicara. Tidak ada orang yang terampil
berbicara tanpa melalui proses berlatih. Dalam belajar dan berlatih
berbicara seorang perlu dilatih pelafalan, pengucapan, pengontrolan suara,
pengendalian diri, pengontrolan gerak-gerik tubuh, pemilihan kata,
kalimat dan intonasinya, penggunaan bahasa yang baik dan benar, dan
pengaturan atau pengorganisasian ide.
C. Tujuan keterampilan berbicara
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2008:242-243) menyatakan
bahwa, program pengajaran keterampilan berbicara harus mampu
memberikan kesempatan kepada setiap individu mencapai tujuan yang
diharapkan.
Menurut Gorys Keraf dalam Slamet (2008:37) tujuan berbicara adalah
sebagai berikut:
a. Mendorong : pembicara untuk member semangat, membangkitkan
kegairahan, serta menunjukkan rasa hormat dan pengabdian;
b. Meyakinkan : pembicara berusaha mempengaruhi keyakinan atau
sikap mental/ intelektual kepada para pendengar;
c. Berbuat/bertindak : pembicara menghendaki tindakan atau reaksi
fisik dari para pendengar dengan keterbangkitannya emosi;
d. Memberitahukan : pembicara berusaha menguraikan atau
menyampaikan sesuatu kepada pendengar, dengan harapan agar
pendengar mengetahui tentang suatu hal;
e. Menyenangkan : pembicara bermaksud menggembirakan,
menghibur para pendengar agar terlepas dari kerutinan yang
dialami oleh pendengar;
Sedangkan menurut Djago Tarigan dalam Slamet (2008:37)
menyatakan bahwa tujuan berbicara meliputi:
1. Menghibur
2. Menginformasikan
3. Menstimuli
4. Meyakinkan
5. menggerakkan
D. Jenis – jenis Berbicara
Menurut Henry Guntur (1984: 22-23) jenis – jenis berbicara ada dua
yaitu :
a. Berbicara di depan umum (public speaking) meliputi:
1. Berbicara untuk melaporkan (informative speaking)
2. Berbicara untuk kekeluargaan (felloship speaking)
3. Berbicara untuk meyakinkan (persuasive speaking)
4. Berbicara untuk merundingkan (deliberative speaking)
b. Berbicara pada konferensi (conference speaking) meliputi:
1. Diskusi kelompok (group discussion), dibedakan menjadi:
a) Tidak resmi (informal) meliputi:
1) Kelompok studi (study groups)
2) Kelompok pembuat kebijaksanaan (policy making groups)
b) Resmi (formal) meliputi:
1) Konferensi
2) Diskusi panel
3) Simposium
2. Prosedur parlementer (parliamentary prosedure)
3. Debat
Menurut Puji Santoso ( 2008:6.356.38) jenis- jenis berbicara yaitu:
a. Berbicara berdasarkan tujuannya
1. Berbicara memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan
2. Bicara menghibur
3. Berbicara membujuk, mengajak, meyakinkan atau menggerakkan
b. Berbicara berdasarkan situasinya
1. Berbicara formal
2. Berbicara informal
c. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya
1. Berbicara mendadak
2. Berbicara berdasarkan catatan
3. Berbicara berdasarkan hafalan
4. Berbicara berdasarkan naskah
d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya
1. Berbicara antarpribadi
2. Berbicara dalam kelompok kecil
3. Berbicara dalam kelompok besar
E. Kerangka Berpikir
Masalah – masalah yang ada setelah melakukan penelitian di SDN
Genengan II, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan adalah
kemampuan berbicara siswa masih rendah dikarenakan anak cenderung takut,
ragu dan malu ketika harus berbicara dan menyampaikan gagasan. Selama
pembelajaran, guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya atau mengutarakan pendapatnya, sehingga siswa tidak terbiasa
berbicara dan keterampilan berbicara siswa akan terabaikan.
Untuk meningkatkan kemampuan berbicara perlu digunakan suatu
inovasi baru, inovasi tersebut adalah permainan kata berangkai. Tuuan
permainan ini adalah untuk melatih keterampilan berbicara dengan menagajak
siswa membuat kata – kata baru yang berkaitan dengan materi dari guru,
ketermpilan bahasa yang melibatkan proses berbahasa secara keseluruhan,
termasuk menciptakan suatu kata – kata baru dalam keterampilan berbahasa.
Untuk itu, setiap kelompok harus bertanggung jawab atas keberhasilan
kelompoknya.
F. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Andrews, et al dalam Sangadji dan Sopiah, 2010: 90). Sedangkan menurut
Setyosari (2012: 110) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih perlu diuji secara empiris. Berdasarkan
kedua pendapat tentang pengertian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah
penelitian, yang tingkat kebenaranya masih lemah sehingga masih perlu diuji
secara empiris melalui data yang terkumpul.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka penulis merumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ada peningkatan permainan kata berangkai terhadap kemampuan
berbicara siswa kelas IV SDN Genengan 02 Kec. Kawedanan Kab. Magetan
Tahun Pelajaran 2012/2013.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Obyek Tindakan
1. Rancangan Penelitian
Wina Sanjaya, (2009:26) mengemukakan bahwa penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas “Penelitian tindakan kelas
merupakan suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas
melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan
cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.
Suharsimi Arikunto, (2006:16) mengemukakan bahwa dalam penelitian
tindakan kelas terdapat empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan, dan refleksi.
Gb 3.1 Model tahapan penelitian tindakan kelas
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perncanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
Agar lebih jelas penulis maka harus diperhatikan hal – hal berikut ini:
a. Tahap perencanaa (planning)
Menurut Suharsimi Arikunto, (2006: 17) Dalam tahap ini dijelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana
tindakan tersebut dilakukan. PTK dilakukan secara berpasangan atau
kolaborasi. Pihak pertama melakukan tindakan dan pihak kedua yang
mengamati proses jalannya tindakan
b. Tahap pelaksanaan (acting)
Tahap pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan. Selama melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana
tindakan harus mengacu pada program yang telah dipersiapkan dan
disepakati
c. Tahap pengamatan (observing)
Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:19) Tahap pengamatan berjalan
bersamaan dengan saat pelaksanaan tindakan. Kegiatan pengamatan
dilakukan oleh pengamat atau observer
d. Refleksi (reflecting )
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Kegiatan refleksi dilakukan ketika guru pelaksana sudah
selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan
SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan (planning)
Tahap perencanaan (planning) meliputi sebagai berikut :
a. Melakukan observasi ke sekolah yang akan dijadikan sebagai tempat
penelitian.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi di kelas.
c. Menentukan pokok bahasan.
d. Menyusun silabus dan RPP.
e. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data seperti : soal – soal
IPS, pedoman penilain, format penilaian..
2. Tahap Pelaksanaan (actuating)
Pertemuan I
a Kegiatan awal
1) Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)
2) Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan dengan
materi yang akan diajarkan)
b. Kegiatan inti
1) Guru menyiapkan beberapa kertas yang berisi kata awal atau clue,lalu
pada kertas berikutnya masih kosong yaitu untuk mencari kata lain
yang masih berhubungan dengan kata pertama tersebut.
2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kata yang
berbeda dengan kata yang ada pada kelompok 2 dan 3.
3) Tiap peserta didik mendapatkan satu kertas kosong untuk ia isi sesuai
dengan kata awal yang diterima oleh teman kelompoknya yang paling
depan .
4) Setiap peserta didik mencari kata yang tepat dengan kata awal.
5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan katanya sebelum batas
waktu diberi poin oleh penilai.
6) Setelah selesai melengkapi kata yang sesuai siswa dapat menunjukkan
kepada guru.
7) Setelah itu bersama dengan guru siswa mengkoreksi hasil kerjanya
dengan kelompok lain yang memiliki soal berbeda.
8) Guru menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
9) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat
mendapat point yang baik.
c. Kegiatan akhir
1) Guru memberikan pesan moral
2) Guru menutup pelajaran (salam)
Pertemuan II Pada Siklus II
a Kegiatan awal
1) Guru membuka pelajaran (memberi salam dan presensi)
2) Guru memberikan apersepsi (melakukan tanya jawab berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan)
a. Kegiatan inti
1) Guru menyiapkan beberapa kertas yang berisi kata awal atau clue,lalu
pada kertas berikutnya masih kosong yaitu untuk mencari kata lain
yang masih berhubungan dengan kata pertama tersebut.
2) Siswa dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok 1 mendapat kata yang
berbeda dengan kata yang ada pada kelompok 2 dan 3.
3) Tiap peserta didik mendapatkan satu kertas kosong untuk ia isi sesuai
dengan kata awal yang diterima oleh teman kelompoknya yang paling
depan .
4) Setiap peserta didik mencari kata yang tepat dengan kata awal.
5) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan katanya sebelum
batas waktu diberi poin oleh penilai.
6) Setelah selesai melengkapi kata yang sesuai siswa dapat menunjukkan
kepada guru.
7) Setelah itu bersama dengan guru siswa mengkoreksi hasil kerjanya
dengan kelompok lain yang memiliki soal berbeda.
8) Guru menyimpulkan materi yang sudah dibahas.
9) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang dapat
mendapat point yang baik.
b. Kegiatan akhir
1) Guru memberikan pesan moral
2) Guru menutup pelajaran (salam)
3.Tahap Pengamatan (observing)
Observasi dilakukan secara kolaboratif antara pihak I (peneliti) dan
pihak II (guru). Pada tahap ini, pengumpulan data dilakukan dengan
pengamatan disertai pencatatan secara teratur terhadap obyek yang diteliti.
Data yang diamati adalah pencapaian prestasi siswa
4.Refleksi
Dalam tahap ini peneliti menganalisa hasil pengamatan yang diperoleh
untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada siklus berikutnya
apabila ditemukan kelemahan maupun temuan-temuan lain yang
menyebabkan kesulitan pada siklus yang bersangkutan.
SIKLUS II
Tahapan dalam siklus II pada prinsipnya sama dengan tahapan
dalam siklus I yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
pengamatan, dan refleksi. Tindakan pada siklus II akan mengalami
beberapa perubahan, didasarkan atas analisis perubahan dan analisis
refleksi pada siklus I. Perubahan yang dilakukan pada siklus II ini
dilakukan dengan harapan agar terjadi peningkatan prestasi belajaran
siswa.
B. Setting, Lokasi, dan Subyek Penelitian
1. Setting dan Lokasi
Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan terhitung mulai bulan Februari hingga
bulan Juni tahun 2012. Tempat penelitian ini dilakukan di SDN Genengan 02
Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan. Alasan penulis memilih sekolah ini
karena :
a. Di tempat penelitian tersebut terdapat masalah yang
mencerminkan karakteristik masalah yang akan diteliti.
b. Sejauh ini belum ada penelitian serupa yang dilakukan di
tempat penelitian tersebut, sehingga hasil penelitian ini akan mengungkap
sesuatu yang baru.
2. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Genengan 02,
Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, semester 1, tahun pelajaran
2012/2013. Dengan jumlah siswa sebanyak 22 siswa. Terdiri dari 14 siswa
perempuan dan 8 siswa laki-laki.
C. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang valid, diperlukan suatu metode atau
alat pengumpulan data yang tepat. Pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan ketepatan
penggunaan. Pengumpulan data sangat ditentukan oleh jenis data pada
penelitian yang akan dikumpulkan.
Dalam penelitian ini dilalukan beberapa macam teknik pengumpulan
data:
a. Tes
Test merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan
untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan dan bakat
yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh data kognitif yaitu melalui tes secara individu.
b. Observasi.
Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap siswa untuk
memperoleh data peningkatan prestasi belajar siswa. Pengumpulan data dilakukan
dengan lembar observasi berbentuk cheklist.
E. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul selama penelitian, selanjutnya dianalisis
sebagai berikut:
a. Tes
Tes digunakan untuk memperoleh data kognitif berupa data
prestasi belajar siswa. Tes diberikan dalam bentuk soal. Ketuntasan belajar
siswa diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 18)
Nilai = ∑skor yang diperoleh x 100%
∑ skor maksimal
Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila memperoleh nilai ≥ 70 sesuai
dengan Standart Ketuntasan Belajar di SDN Petungrejo
b. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data psikomotor dan
afektif, yaitu data mengenai unjuk kerja siswa dalam kegiatan kelompok
dan sikap siswa. Lembar observasi berbentuk checklist, data unjuk kerja
siswa dihitung dengan rumus:
Menurut Suharsimi Arikunto ( dalam Ike Retnawati, 2010 : 23)
Nilai unjuk kerja siswa = ∑skor yang diperoleh x 100%
∑ skor maksimal