proposal kegiatan prolanis

9
PROPOSAL KEGIATAN MINI PROJECT PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) Program Internship Dokter Indonesia Disusun Oleh: dr. DIMAS MUHAMMAD AKBAR PUSKESMAS MLATI II SLEMAN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Upload: djizhiee

Post on 21-Dec-2015

1.455 views

Category:

Documents


127 download

DESCRIPTION

proposal program pengelolaan penyakit kronis

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Kegiatan prolanis

PROPOSAL KEGIATAN

MINI PROJECT

PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)

Program Internship Dokter Indonesia

Disusun Oleh:

dr. DIMAS MUHAMMAD AKBAR

PUSKESMAS MLATI II SLEMAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PPSDM KESEHATAN

2015

Page 2: Proposal Kegiatan prolanis

PROPOSAL KEGIATAN

PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)

A. PENDAHULUAN

Seiring dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping

modernisasi, maka problem penyakit tidak menular cenderung meningkat. Beberapa penyakit

tersebut diantaranya adalah Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (kardiovaskuler), Diabetes

Melitus, Kanker, Ganguan Jiwa.

Sejak tahun 1997 data menunjukan bahwa pola kematian yang tercatat di rumah sakit-

rumah sakit di DIY telah mulai menunjukan pergeseran. Jenis penyakit penyebab kematian

terbanyak dari semula penyakit-penyakit menular menjadi kematian akibat penyakit yang masuk

dalam kategori penyakit tidak menular. Perkembangan lebih lanjut semakin menunjukan

dominasi penyakit tersebut sebagai penyebab kematian di DIY.

Pada beberapa tahun yang akan datang, jumlah penderita penyakit tidak menular akan

semakin meningkat. Hal ini disebabkan jumlah penduduk usia tua semakin bertambah. Keadan

ini mengakibatkan bertambahnya kebutuhan akan long term care.

Data pada saat ini memperlihatkan bahwa pola penyakit pada semua golongan umur telah

mulai didominasi oleh penyakit-penyakit degeneratif, terutama penyakit yang disebabkan oleh

kecelakan, neoplasma, kardiovaskuler dan Diabetes Melitus (DM). Hasil survei kesehatan daerah

(Surkesda tahun 2010) menunjukan bahwa propinsi DIY masuk dalam lima besar provinsi

dengan kasus hipertensi terbanyak.

Penyakit jantung dan stroke dalam sepuluh tahun terakhir selalu masuk dalam 10 penyakit

penyebab kematian tertingi. Analisis tiga tahun terakhir dari data di seluruh rumah sakit di DIY

menunjukan, penyakit-penyakit kardiovaskuler seperti jantung, stroke, hipertensi atau dikenal

sebagai penyakit CVD (cardiovasculer disease) menempati urutan paling tingi penyebab

kematian.

2

Page 3: Proposal Kegiatan prolanis

Sampai dengan tahun 2009 menunjukan bahwa dominasi kematian akibat penyakit tidak

menular sudah mencapai lebih dari 80% kematian akibat penyakit yang ada di DIY (hospital

based). CVD tidak hanya menempati urutan tertinggi penyebab kematian tetapi jumlah

kematianya dari tahun ke tahun juga semakin meningkat seirng semakin meningkatnya jumlah

penderita penyakit-penyakit CVD sebagaimana laporan RS di DIY.

Pada tahun 2012, pola penyakit di Kabupaten Sleman untuk semua golongan umur

terbanyak dengan diagnosis Common Cold/Nasopharyngitis acute sebanyak 87.093 kasus,

Hipertensi primer 63.377, penyakit pulpa dan jaringan periapikal 49.711, gangguan lain pada

jaringan otot 30.670 kasus, dispepsia 29.347 kasus, infeksi akut lain pada saluran pernapasan

pada bagian atas 27.164, faringitis akut sebanyak 24.374, diabetes melitus (NIDDM) sebanyak

18.131, nyeri kepala sejumlah 17.895 kasus, dan gangguan perkembangan dan erupsi gigi

sebanyak 15.391 kasus. Data selengkapnya dapat dilihat grafik sebagai berikut:

3

Page 4: Proposal Kegiatan prolanis

Meningkatnya penyakit degeneratif disertai dengan masih berkembangnya penyakit-

penyakit infeksi akan menyebabkan beban ganda pembangunan kesehatan di Propinsi DIY. Oleh

karena itu, perlu dibentuk dan diimplementasikan suatu sistem pelayanan kesehatan dan

pendekatan proaktif bagi pasien dengan penyakit degeneratif tersebut, guna mencapai kualitas

hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. Salah satu

bentuk kegiatan tersebut yaitu PROLANIS. PROLANIS atau Program Pengelolaan Penyakit

Kronis dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan, dan BPJS

Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang menderita

penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan hipertensi.

B. DASAR PEMIKIRAN

UU No. 40/2004 tentang SJSN Pasal 22 ayat 1

Manfaat jaminan kesehatan bersifat pelayanan perseorangan berupa pelayanan kesehatan

yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif, termasuk obat dan

bahan habis pakai yang diperlukan

UU No. 40/2004 tentang SJSN Pasal 24 ayat 3

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem

kendali mutu pelayanan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan

efisiensi dan efektivitas

PerPres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 20 ayat 1

Setiap peserta berhak memperoleh manfaat jaminan kesehatan yang bersifat pelayanan

kesehatan perorangan, mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis

yang diperlukan

PerPres No. 12/2013 tentang Jaminan Kesehatan Pasal 21 ayat 1

Manfaat pelayanan promotif dan preventif meliputi pemberian pelayanan: a) Penyuluhan

kesehatan perorangan; b) Imunisasi dasar; c) Keluarga berencana; d) Skrining kesehatan

4

Page 5: Proposal Kegiatan prolanis

C. TUJUAN

Mendorong peserta penyandang penyakit kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan

indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil

“baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi sesuai Panduan

Klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi penyakit.

D. SASARAN KEGIATAN

Seluruh Peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis (Diabetes Melitus Tipe 2 dan

Hipertensi)

E. NAMA KEGIATAN

Nama kegiatan ini adalah PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS)

F. BENTUK KEGIATAN

Aktivitas konsultasi medis/edukasi

Jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta dengan Faskes Pengelola

Edukasi Klub Prolanis adalah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan

kesehatan dalam upaya memulihkan penyakit dan mencegah timbulnya

kembali penyakit serta meningkatkan status kesehatan bagi peserta

PROLANIS. Sasaran: Terbentuknya kelompok peserta (Klub) PROLANIS

minimal 1 Faskes Pengelola 1 Klub. Pengelompokan diutamakan berdasarkan

kondisi kesehatan Peserta dan kebutuhan edukasi.

Reminder (SMS Gateway)

Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan

rutin kepada Faskes Pengelola melalui pengingatan jadwal konsultasi ke Faskes

5

Page 6: Proposal Kegiatan prolanis

Pengelola tersebut. Sasaran: Tersampaikannya reminder jadwal konsultasi peserta ke

masing-masing Faskes Pengelola.

Aktivitas klub/senam

Pemantauan Status Kesehatan

Home Visit

Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan ke rumah Peserta PROLANIS

untuk pemberian informasi/edukasi kesehatan diri dan lingkungan bagi peserta

PROLANIS dan keluarga.

Pelayanan obat secara rutin

G. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan ini akan diselenggarakan pada Bulan Maret – Mei 2015 dengan jumlah

pertemuan 1 – 2x seminggu dan dilaksanakan di halaman kompleks Puskesmas Mlati II.

H. ESTIMASI DANA

Estimasi dana akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Kepala Puskesmas Mlati II

I. SUSUNAN KEPANITIAAN

Susunan kepanitiaan kegiatan akan dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Kepala

Puskesmas Mlati II

J. PENUTUP

Demikianlah proposal ini disusun, kami yakin bahwa terlaksananya semua agenda acara

tersebut sepenuhnya atas dasar partisipasi dan kerjasama yang baik oleh semua pihak. Atas dasar

itulah kami mengajak semua pihak untuk dapat terlibat secara langsung maupun tidak langsung

dalam upaya pengelolaan penyakit kronis khususnya diabetes mellitus dan hipertensi untuk

mengurangi beban pemerintah. Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

6