proposal j.a.d - 4 kemiringan jalan dan minyak
DESCRIPTION
hggeTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam melaksanakan operasi penambangannya tersebut, PT. INCO telah
menggunakan alat-alat berat mekanis, seperti Bulldozer sebagai alat gali
dan dorong, Power Shovel dan Back Hoe sebagai alat muat, serta Haul
Truck sebagai alat angkut. Kinerja alat-alat tersebut dapat diukur
melalui parameter biaya operasi yang salah satu unsurnya adalah biaya
bahan bakar solar.
Pengeluaran dari bahan bakar solar untuk kegiatan penambangan yang
mengalami kenaikan sebesar 53,8% dari tahun 2004 ke 2005 (Sumber :
Production and Cost Report) membuat PT.INCO mulai mengevaluasi
konsumsi bahan bakar pada alat produksinya dengan tujuan untuk
menurunkan biaya operasi. Cara yang dipakai oleh PT. INCO adalah
dengan membandingkan konsumsi bahan bakar tiap jam antara alat
produksi yang sejenis dalam hal ini adalah HD785-5 buatan Komatsu
dengan 777D buatan Caterpillar tanpa melihat kondisi kerja kedua jenis
truk tersebut. Padahal hal ini tidak dapat serta merta disimpulkan demikian
karena adanya beberapa hal yang harus dipertimbangkan antara lain
kondisi jalan, jarak tempuh, kecepatan mesin dan sebagainya.
Karena adanya permasalahan di atas dan perbedaan lokasi operasi antara
777D dan HD785-5 maka penelitian ini hanya difokuskan untuk mengevaluasi
kinerja alat HD785-5 dengan cara menunjukkan hubungan antara kondisi
lapangan dan dan kondisi kerja alat terhadap konsumsi bahan bakar. Pada
penelitian ini, pengaruh kondisi lapangan akan difokuskan pada tahanan
1
2
kemiringan dan pengaruh kondisi kerja alat difokuskan pada kecepatan alat.
B. Identifikasi Masalah
Faktor yang mempengaruhi dalam perencanaan produksi suatu bahan
galian ialah:
1. Pertimbangan ekonomis (Econimic Consideration)
a. Cut off Grade (kadar endapan bahan galian terendah yang masih
memberikan keuntungan apabila ditambang).
b. Break Even Stripping ratio (BESR)
2. Pertimbangan teknis
a. Penentuan ultimate pit limit
b. Pertimbangan struktur geologi yang dominan
c. Pertimbangan geometri penambangan
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan produksi
tersebut maka hal ini sangat berpengaruh besar terhadap revenue dan cost
penambangan.
B. Batasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Penelitian difokuskan pada revenue dan cost.
2. Penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan NPV scheduler
dan sebuah program sederhana (based and runs on fortran) yang akan
mensimulasikan beberapa skenario.
3. Variabel baik laju produksi dan parameter geoteknik dianggap tetap
ketika dilakukan simulasi.
3
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah
diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana bentuk atau model simulasi dari hasil simulasi NPV
scheduler?
2. Bagaimana hasil analisa dan perbandingan dari simulasi skenario
pada NPV scheduler?
3. Bagaimana hasil analisis hasil simulasi NPV scheduler VS program
sederhana dengan teknik Lerchs Grossman ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui pengaruh optimasi pit pada kegiatan perencanaan tambang.
2. Mengetahui dampak perubahan parameter ekonomi baik revenue
maupun cost terhadap pit.
3. Mensimulasikan optimasi pit di dalam perencanaan produksi
tambang terbuka pada dengan menggunakan bantuan software NPV
Scheduler dan program yang dijalankan pada fortran.
E. Kegunaan Penelitian
1. Menambah ilmu dan wawasan tentang pengoptimalan pit serta
parameter – parameter yang mempengaruhi revenue dan cost dalam
penambangan serta dapat membuat suatu pemodelan pit yang
optimal.
4
2. diharapkan dapat membantu mencari dan mendapat kan bentuk
ultimate pit, pushback, perkiraan umur tambang, dan NPV proyek
tambang.
3. Memberikan saran dan masukan kepada perusahaantentang bentuk
model pit yang optimal dari segi revenue dan cost setelah dilakukan
beberapa simulasi dan analisis data.
5
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Dasar Teori
1. Pengertian Perencanaan Tambang
Optimasi merupakan proses menjadikan sesuatu keluaran lebih
efektif atau lebih sempurna dengan melakukan penyesuaian pada masukkan.
Jika optimasi itu merupakan proses, maka hasil dari optimasi pit merupakan
pit yang telah menjadi lebih efektif dan memiliki keuntungan terbesar
(keuntungan = pendapatan – ongkos).
Perencanaan tambang dapat dijelaskan dengan membuat suatu
rancangan tambang untuk mencapai ultimate pit limit dalam jangka waktu
tertentu secara aman dan menguntungkan. Dimana di dalamnya berisikan
juga perancangan batas akhir penambangan, tahapan (pushback), urutan
penambangan, penjadualan produksi, dll (hal yang berkaitan dengan
geometri). Sementara aspek perencanaan tambang lainnya meliputi
perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja perkiraan biaya modal dan
ongkos operasi.
Perencanaan tambang memiliki tujuan membuat suatu rencana
produksi tambang untuk sebuah cebakan yang akan menghasilkan aliran kas
dan memaksimalkan kriteria ekonomi (NPV atau ROR) dan menghasilkan
tonase pada tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya serendah
mungkin.
6
7
Kegiatan perencanaan tambang berawal dari diperolehnya data
utama sebagai masukkan berupa data geologi, kualitas, geoteknik,
infrastruktur, metallurgi, pemasaran (marketing). Berikutnya dengan
petunjuk dan batasan dari bagian manajemen perusahaan tambang
dikembangkan desain penambangan kemudian rancangan penambangan
(geometri tambang) dimana di dalamnya terdapat produksi alat, penjadualan
produksi. Sementara aspek yang tidak berkaitan dengan geometri tambang
berupa perkiraan pembiayaan baik itu ongkos modal maupun ongkos
operasi. Penggabungan dari seluruh aspek tersebut akan menghasilkan
keluaran berupa alternatif - alternatif tambang dan dapat dijadikan acuan
untuk langkah berikutnya. Berikut merupakan suatu siklus perencanaan
tambang pada gambar 1 di bawah ini.
Gambar 1. Siklus Perencanaan Tambang
8
2. Penaksiran Cadangan
Penaksiran cadangan merupakan salah satu tugas terpenting dan
memiliki tanggung jawab yang berat dalam mengevaluasi suatu
proyek penambangan. Hasil dari penaksiran cadangan ini berupa
suatu taksiran. Seperti model yang dibuat adalah pendekatan dari
realitas berdasarkan data atau informasi yang kita miliki, dan
tentunya masih memiliki ketidakpastian. Data utama yang
diperlukan untuk menentukan taksiran cadangan dapat berupa data
geologi, data kadar, data lokasi, peta topografi. Metoda – metoda yang
digunakan untuk menaksir cadangan dapat berupa metoda poligon,
metoda jarak terbalik , dan lain – lain.
Metoda poligon dibuat dengan cara membagi dua jarak antara
dua titik conto dengan satu garis sumbu, kadar pada suatu luasan di
dalam poligon ditaksir dengan nilai data yang berada di tengah -tengah
poligon. Umumnya diterapkan pada endapan - endapan yang relatif
homogen dan mempunyai bentuk yang sederhana. Metoda ini bekerja
dengan terlebih dahulu mendapatkan data - data lubang bor yang berisi
kadar beserta volumenya. Pada gambar 2 berikut merupakan contoh
metoda poligon.
9
Gambar 2. Contoh Metoda Poligon
Metoda jarak terbalik merupakan suatu cara penaksiran cadangan
dengan memperhitungkan adanya hubungan letak ruang (jarak) atau
merupakan penaksiran harga rata - rata terbobot dari data - data lubang
bor disekitar titik tersebut. Data yang berada di dekat titik yang
ditaksir memperoleh bobot lebih besar, sedangkan data yang jauh dari
tit ik yang ditaksir bobotnya lebih kecil. Untuk mendapatkan efek
pemerataan data dilakukan faktor pangkat (ID1, ID2, ID3,…) dan
semakin tinggi pangkat yang digunakan hasilnya akan semakin mendekati
metode nearest point.
10
Z* (v )=∑i=1
n
λ i z ( xi )
∑i=1
n
λi= 1
λ1=d
1−r
∑i=1
n
d1−r
Keterangan:
= Kadar yang ditaksir
𝝀1 = faktor pembobotan berisi jarak
Z(xi) = Kadar sample disekitar
di = Jarak antara titik bor dengan titik yang hendak di taksir
r = Pangkat atau power yang digunakan
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 3 berikut ini yang
berisikan beberapa titik bor lengkap dengan kadar dan jarak dengan suatu
titik yang kadarnya hendak diketahui.
Z* (v )
11
Gambar 3. Contoh Metoda Jarak Terbalik
Hubungan jarak ( spacing) antar titik bor dengan ukuran blok model
dapat digunakan rule of thumb jarak antar titik bor ialah ¼ grid blok
model. Penjelasan berupa contoh lebih lengkapnya seperti Gambar 4
berikut ini
(jika jarak antar titik bor 25 m maka grid blok model 10 m x 10 m ).
10 m
10 m
Jarak antar titik bor : 25m
Gambar 4 Rule Of Thumb Hubungan Jarak Antar Titik Bor Vs Grid Blok M odel
12
3. Kadar Batas, Nisbah Pengupasan, dan Kadar Ekivalen
Pengertian kadar rata – rata batas terendah dari yang masih dapat
menghasilkan keuntungan apabila ditambang disebut kadar batas (cut
off grade). Sementara apabila diinginkan kadar yang menghasilkan angka
yang sama antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan tadi dengan
biaya yang dikeluarkan untuk menambang serta memprosesnya kadar
ini dikenal dengan nama kadar batas pulang pokok (break even cut off
grade ). Pengertian kadar batas yang lainnya dapat berupa internal cut
off grade yaitu kadar minimum suatu keadaan yang menghasilkan
kerugian lebih kecil dari dua keadaan berikut, yaitu mengirimkan
material hasil penambangan ke tempat pemrosesan, atau mengirimkan
material tersebut ke tempat pembuangan.
Nisbah pengupasan ( Stripping Ratio) didefinisikan sebagai nisbah
dari jumlah material penutup (waste) terhadap jumlah material (ore).
Untuk tambang digunakan ton waste/ton ore, sementara untuk tambang
batubara sering digunakan m3 waste/ton batubara. Lebih lanjut jika kadar
diketahui, dan jika semua keuntungan bersih dari enambang tersebut
dipakai untuk mengupas tanah penutup merupakan konsep break even
stripping ratio .
Konsep kadar ekivalen lahir dari evaluasi dimana keadaan yang
ditemukan berupa cebakan yang didapati lebih dari satu mineral
(utama dan ikutan ). Net Smelter Return (NSR) merupakan konsep awal
sebelum menuju kadar ekivalen, NSR didefinisikan sebagai nilai kotor
13
dari satu ton setelah dikurangi dengan ongkos - ongkos smelting,
refining, freight (SRF). Kadar yang menghasilkan gabungan nilai NSR
dari semua mineral yang ada merupakan kadar ekivalen.
4. Dasar Rencana Penambangan
Ketika suatu tambang akan dibuka akan ada banyak faktor
yang berperan dalam menentukan berjalan/tidaknya suatu tambang.
Secara garis besar pertimbangan yang menjadi dasar rencana
penambangan dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Pertimbangan Ekonomis.
1) Kadar Batas (Cut Off Grade)
Pengertian dari kadar batas itu sendiri yaitu kadar rata -rata
terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan
keuntungan apabila endapan tersebut ditambang. Kadar batas inilah
yang akan menentukan batas - batas atau besarnya cadangan. Tabel
1 berikut ialah perhitungan besarnya kadar batas:
14
Tabel 1Contoh Perhitungan Kadar Batas (COG)
Kadar bijih 0,80 % Cu 0,70 % Cu
Perolehan 85 % Cu 85 % Cu
Perolehan tembaga per tonne 6,80 Kg 5,95 Kg
Ongkos Per tonne Per kg Per tonne Per kg
Bijih Cu Bijih CuPenambangan $ 1,00 $ 0,15 $ 1,00 $ 0,17Pengolahan $ 3,00 $ 0,44 $ 3,00 $ 0,50G & A $ 1,00 $ 0,15 $ 1,00 $ 0,17Depresiasi $ 1,40 $ 0,20 $ 1,40 $ 0,24Total $ 6,40 $ 0,94 $ 6,40 $ 1,08
$ 5,10 $ 0,75 $ 4,46 $ 0,75
Total $11,50 $ 1,69 $ 10,86 $ 1,83Harga Cu @ $ 1.75/Kg $11,90 $ 1,75 $ 10,41 $ 1,75Keuntungan Bersih $ 0,40 $ 0,06 ($ 0,45) ($ 0,08)
Kadar Batas Dengan Interpolasi
Ongkos Penggerusan, Pemurnian, Pengangkutan
0,75 % Cu(1)
Catatan : ( ) : Nilai di dalam kolom negatif
(1) : Kadar batas (x) didapat dari dari interpolasi (ketika net value = $ 0) berikut :
$ 0,4 – 0 = 0,80% Cu – (x)
0 - ($ 0,45) = (x) - 0,70% Cu
2) Nisbah Pengupasan ( Stripping Ratio)
Nisbah pengupasan ialah perbandingan waste yang harus
dipindahkan untuk mendapatkan ore. Sementara nisbah
pengupasan untuk inkrement terakhir sepanjang dinding pit ialah
breakeven stripping ratio.
BESR=Pendapatan per ton−(ongkos produksi per )
ongkos pengupasan per ton waste
Dimana pendapatan per tonne apabila dikurangi ongkos
15
produksi per tonne akan menghasilkan pendapatan bersih. Pada
Tabel 2 berikut ditampilkan contoh penggunaan BESR.
Tabel 2 Contoh Perhitungan Nisbah Pengupasan Pulang Pokok (BESR)
Kadar bijih 0,8 % Cu
6,80
Kg Cu
Ongkos
Penambangan * $ 1,00 $ 0,15
Pengolahan $ 3,00 $ 0,44
G & A $ 1,00 $ 0,15
$ 5,00 $ 0,74
$ 5,10 $ 0,75
$ 10,10 $ 1,49
Depresiasi $ 1,40 $ 0,20
Total Ongkos $ 11,50 $ 1,69
@ $ 1.75/Kg Cu
Harga Jual Produk $ 11,90
Keuntungan Bersih $ 0,40
0,42
Perolehan per kg Cu per tonne bijih
Tonne bijih
Ongkos Penggerusan, Pemurnian, Pengangkutan
Nisbah Pengupasan Pulang Pokok (BESR)
BESR (1)
Catatan : ( ) : Nilai di dalam kolom negatif * : Tidak termasuk ongkos pengupasan
BESR (1), (2), (3), (4) : Nisbah Pengupasan pada saat ongkos pengupasan $ 0.95 per tonne waste.
16
b. Pertimbangan teknik
1) Geoteknik
Pertimbangan geoteknik disini (tambang terbuka)
termasuk uji kekuatan batuan (uji kuat tekan, uji kuat tarik,
uji geser, pemetaan bidang lemah, dll) yang diperlukan untuk
menentukan kestabilan lereng. Dari sini lereng berikut sudutnya
dapat didesain. Desain lereng melibatkan analisis tiga komponen
penting pada lereng tambang (Kennedy, 1990) yaitu :
a) Konfigurasi jenjang ( bench configuration ).
Didalamnya terdapat komponen : tinggi jenjang, lebar
jenjang, beserta su dut muka (face angle).
b) Sudut lereng antar jalan ( interramp angle ).
Sudut lereng gabungan beberapa jenjang diantara dua jalan
angkut.
c) Sudut lereng keseluruhan ( overral slope angle ).
Sudut sebenarnya dari dinding pit keseluruhan.
Penjelasan lebih lengka pnya dapat dilihat pada Gambar 5
berikut ini :
17
Gambar 5 jenjang, sudut lereng antar jalan, sudut lereng keseluruhan
2) Batas Akhir Pit (Ultimate Pit Slope )
Pengertian ultimate pit slope merupakan batas akhir atau
paling luar dari suatu tambang terbuka yang masih
diperbolehkan, dan pada kemiringan ini jenjang masih tetap
mantap. Dalam menentukan kemiringan lereng suatu tambang
harus ditinjau dari dua segi, yaitu :
a) Dari segi ekonomis, kemiringan lereng tersebut masih
menguntungkan.
b) Dari segi teknis keamanannya, kemiringan lereng
tersebut masih bisa dijamin.
18
3) Sistem penirisan
a) Sistem penirisan langsung.
Sistem penirisan ini dilakukan dengan cara mengeluarkan
air yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam tambang.
b) Sistem penirisan tidak langsung.
Sistem penirisan ini dilakukan dengan cara mencegah
masuknya air ke dalam tambang.
5. Perancangan Batas Akhir Penambangan
Perancangan tambang biasanya dimaksudkan sebagai bagian
dari proses perencanaan tambang yang berkaitan dengan masalah -
masalah geometri. Di dalam nya terdapat perancangan batas akhir
penambangan, pushback, urutan penambangan tahunan/bulanan,
penjadualan produksi, dan waste dump. Sementara bagian dari proses
perencanaan tambang yang tidak memiliki hubungan dengan
permasalahan geometri meliputi kebutu han alat dan tenaga kerja,
perkiraan biaya, dan biaya operasi.
Dalam menentukan batas penambangan, terdapat tujuan yang
hendak dicapai yaitu menentukan batas – batas penambangan pada suatu
cebakan (jumlah cadangan dan kadarnya) yang akan memaksimalkan
nilai bersih total dari cebakan tersebut sebelum memasukkan faktor
nilai waktu dan uang. Dimana tidak diperhitungkannya nilai waktu dari
uang akan menghasilkan bentuk pit yang paling besar untuk suatu set
parameter ekonomik tertentu. Dan dengan menambahkan faktor bunga
19
(interest) besar pit akan berkurang, Metoda yang sering digunakan dalam
merancang batas akhir penambangan dan telah menjadi standar pada
tambang terbuka yaitu metoda kerucut mengambang dan metoda Lerchs
Grossman.
a. Metoda Kerucut Mengambang
Metoda kerucut mengambang ini umum digunakan untuk
menentukan geometri batas akhir penambangan karena mudah
dimengerti. Awal dikembangkannya metoda kerucut mengambang
didasari fakta bahwa selama masih ditemukannya nilai blok yang
positif pada blok model, maka nilai dari blok model tersebut masih
mungkin untuk diperbaiki. Penjelasan secara umum dari metoda
kerucut mengambang yaitu metoda ini akan mencari dan mengangkat
produk berharga yaitu produk yang nilainya lebih tinggi dari ongkos
untuk menambang berikut mengolah dengan terlebih dahulu
mengangkat batuan yang menutupi produk berharga tesebut dan arah
bergerak metode ini yaitu straight forward.
Keuntungan dari metoda ini ialah metoda ini mudah untuk
dimengerti dan mudah untuk diterapkan pada operasi penambangan
sementara kekurangan dari metoda ini yaitu metoda ini tidak dapat
mencoba semua kemungkinan kombinasi dari blok .
Algoritma dari metoda kerucut mengambang yaitu :
1) Langkah pengerjaan berawal dari pencarian blok yang memiliki
nilai ekonomi blok positif dan berada di permukaan.
20
2) Berikutnya dengan membentuk suatu kerucut minimum yang
dapat dipindahkan pada blok tersebut.
3) Jika jumlah nilai ekonomik blok dari blok -blok termasuk nilai
blok yang ditanyakan berada di dalam kerucut bernilai positif,
maka kerucut tersebut harus diangkat.
4) Berikutnya meneruskan kembali pencarian blok hingga semua
blok yang berada di dalam blok model telah diperiksa.
5) Bentuk tersisa dari blok model setelah pengangkatan keru cut
yang bernilai positif dilakukan merupakan ultimate pit.
pada Gambar 6 di bawah ini akan ditampilkan algoritma dari
metoda kerucut mengambang dalam bentuk diagram alir :
21
Gambar 6 Diagram Alir Metoda Kerucut Mengambang(Wright, 1990)
Mulai
Memulai darilevel permukaan
Mencari nilai ekonomikblok yang positif
Membentuk suatu krucut terbalik
Kembali mencari nilaiblok positif
Mencoba level berikutnya Nilai blok dalam
Memperbaharui topografi pit
Cek blok positif pada permukaan
Cek blok positif pada semua level
Topografi pit hasil optimasi
Mulai
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
-2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
-3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
-4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
-2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
-3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
-4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
22
Penjelasan dari metoda optimasi pit kerucut mengambang juga
disertai contoh penggunaannya seperti berikut ini :
Berikut pada Tabel 3 yang merupakan penampang melintang
dari suatu blok model berisikan informasi berupa nilai ekonomik
blok, dengan bentuk (sudut) lereng yang masih diijinkan yaitu satu
blok ke kanan atau kiri dan satu blok ke atas atau bawah atau 450.
Asumsi Blok (i,j) ialah blok (baris, kolom). Pencarian blok positif
dimulai dari bagian kiri level permukaan sepanjang baris pertama
kemudian dilanjutkan ke baris berikutnya dan seterusnya.
Tabel 3 Nilai Ekonomik Blok Mula -Mula
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
Hasil pencarian blok dapat dilihat pada Tabel 4 yaitu berada pada baris
ke-2 kolom ke-5 (2,5). Dimana nilai kerucut (blok yang diarsir) yang
terbentuk dari blok (2,5) = -1 + -1 + -1 + 2 = -1
Tabel 4Nilai Ekonomik B lok – Hasil Pencarian Blok Pada Blok (2,5)
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
-2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
-3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
-4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
-1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
-2 -1 -1 -1 2 -1 -1 -2
-3 -3 -1 7 -1 -1 -3 -3
-4 -4 -4 5 -1 -4 -4 -4
23
Hasil pencarian blok berikutnya seperti terlihat pada Tabel 5
berada pada baris ke -3 kolom ke-4 (3,4). Dimana nilai kerucut (blok
yang diarsir) yang terbentuk dari blok (3,4) = -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -1
+ -1 + 2 +7 = +2.
Tabel 2.5Nilai Ekonomik Blok – Hasil Pencarian Blok Pada Blok (3,4)
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
Hasil pencarian blok berikutnya seperti terlihat pada Tabel 6
berada pada baris ke -4 kolom ke-4 (4,4). Dimana nilai kerucut (blok
yang diarsir ) yang terbentuk dari blok (4,4) = -1 + -1 + -1 + -1 + -1 + -
1 + -1 + -1 + -1 + -1 +2 + -1 + -1 +7 + -1 +5 = -1.
Tabel 6Nilai Ekonomik Blok – Hasil Pencarian Blok Pada Blok (4,4)
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
Karena tidak ditemukan kembali blok setelah blok (4,4), maka
pencarian berakhir pada blok (4,4). Dengan hasil akhir optimasi pit
menggunakan kerucut mengambang seperti pada Tabel 5 yaitu +2.
24
b. Metoda Lerchs Grossman
Metoda Lerchs Grossman pertama kali di kembangkan oleh
Helmut Lerchs and Ingo F. Grossman dengan papernya yang
berjudul “Optimum Design of Open Pit Mines”. Pertama kali
dipublikasikan pada pertemuan asosiasi peneliti Amerika dan Kanada
di Montreal (Mei, 1964). Dan kembali dipublikasikan pada bulletin
CIMM (Januari,1965).
Prosedur dasar dari penggunaan metoda Lerchs Grossman
untuk mendesain batas akhir pit penambangan ( ultimate pit design )
dengan terlebih dahulu menentukan bentuk ataupun sudut lereng
sebesar satu blok ke kanan atau kiri dan satu blok ke atas atau
bawah atau 450 dan asumsi nilai awal ekonomik blok (m ij).
Penjelasan lebih lengkap sebagai berikut :
1) Mengasumsikan nilai ekonomik blok (BEV) sebagai m ij.
2) Berikutnya yaitu pembuatan satu baris berupa air blocks pada
baris ke-0 yang berisikan angka nol.
3) Menjumlahkan seluruh nilai ekonomik blok (BEV) pada
kolom ’j’ pada penampang melintang dari suatu blok model.
Kemudian nilai hasil penjumlahan untuk setiap kolom (nilai
ekonomik kolom) tersebut diasumsikan (Mij).
M ij=∑i=0
n
Mij untuk J= 1,2,…..dst (1)
25
4) Kemudian untuk setiap blok dihitung nilai optimal dari pit (P
ij) dari i,j =1,1 dimulai dari kolom pertama (j) bergerak ke arah
baris berikutnya (i+1) hingga mencapai dasar kemudian
berpindah kolom (j+1) untuk k emudian menghitung Pij hingga
mencapai dasar dan seterusnya dengan gerakan forward pass
hingga pada kolom terakhir penampang melintang blok
model.
Pij=M ij max(i−1 , j−1i j− i
i+1 , j−1 ) Untuk J=1,2,…..dst (2)
5) Nilai maksimum dari pit ialah blok pada kolom tera khir dan
baris yang ada dipermukaan Pij.
Kelebihan dari metoda Lerchs Grossman, yaitu metodanya
mudah digunakan untuk diproses komputer dan dapat lebih
akurat melihat nilai optimum suatu pit dari pada
menggunakan metoda kerucut mengambang. Kekurangan dari
metoda Lerchs Grossman yaitu metoda ini tidak melihat adanya
factor waktu sebagai parameter. Untuk lebih jelasnya berikut
disajikan algoritma dari metoda Lerchs Grossman dalam bentuk
diagram alir :
26
Gambar 7Algoritma Lerchs Grossman
Mulai
Mengasumsikan nilai ekonomikblok sebagai mij
Membuat air blockspada baris ke-0
Menentukan nilai ekonomik kolom
(M ij) dengan menjumlahkan m ij
per kolom
Menentukan topografi optimal dari pit (Pij) dimana Pij = Mij + Max ((Pi-1,j-1), (Pi,j-1), (Pi+1,j-1)) dengan arah gerakan forward pass dari kolom pertama hingga kolom terakhir
Nilai maksimum pit merupakan P ij pada kolom terakhir yang berada dipermukaan
Selesai
-2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2
-6 5 5 5 5 5 5 -6
-7 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -7
-8 -8 -8 3 -8 -8 -8 -8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2
-6 5 5 5 5 5 5 -6
-7 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -7
-8 -8 -8 3 -8 -8 -8 -8
27
Penjelasan dari metoda optimasi pit Lerchs Grossman
beserta contoh penggunaannya seperti berikut ini :
Seperti terlihat pada Tabel 7 merupakan penampang
melintang dari suatu blok model berisikan informasi berupa
nilai ekonomik blok mula -mula (mij). Asumsi bentuk atau sudut
lereng yang masih diijinkan yaitu satu blok ke kanan dan satu
blok ke kiri atau 450.
Tabel 7Nilai Ekonomik Blok Mula -Mula (mij)
1 2 3 4 5 6 7 8
1
2
3
4
Seperti terlihat pada Tabel 8 nilai ekonomik blok beserta air
blocks (blok yang diarsir) berisikan angka nol sebagai penyusunnya.
Tabel 8Nilai Ekonomik Blok (Bersama air blocks)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1
2
3
4
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
-2 -2 -2 -2 -2 -2 -2 -2
-8 3 3 3 3 3 3 -8
-15 1 1 1 1 1 1 -15
-23 -7 -7 4 -7 -7 -7 -23
0 0 0 0 0 2 5 8 11 14
-2 -2 -1 2 5 8 11 14
X 1 4 7 10 13 16 X
X X 2 5 8 11 X X
X X X 7 0 X X X
28
Seperti terlihat pada Tabel 9 berikut yang berisikan air
blocks (blok yang diarsir) dan nilai kumulatif per kolom M ij.
Tabel 9Nilai Ekonomik Kolom (M ij)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1
2
3
4
Pada Tabel 10 berikut ini ialah pit yang berisikan nilai yang
optimal (P ij) hasil dari optimasi Lerchs Grossman dengan nilai
maksimum pit ialah 14 (blok yang diarsir).
Tabel 10Nilai Pit Optimal (P ij)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1
2
3
4
Pada Tabel 11 berikut ini maka yang terlihat ialah nilai pit yang
0 0 0 0 0 2 5 8 11 14
-2 -2 -1 2 5 8 11 14
X 1 4 7 10 13 16 X
X X 2 5 8 11 X X
X X X 7 0 X X X
29
optimal (Pij), dan arah gerakan backward pass dari blok yang
memiliki nilai maksimum menuju blok awal perhitungan dilakukan.
Tabel 11Nilai Pit Optimal (P ij) beserta backward pass
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
0
1
2
3
4
6. Perancangan Pit dan Pushback
Tahapan tambang atau biasa disebut pushback adalah bentuk -
bentuk penambangan yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan
ditambang, dari titik awal hingga ke bentuk akhir pit. Adapun tujuan dari
pembuatan pushback ini, yaitu : untuk membagi seluruh volume yang
ada dalam pit ke dalam unit -unit perencanaan yang lebih kecil
sehingga lebih mudah ditangani. Tahapan – tahapan penambangan yang
dirancang secara baik akan memberikan akses ke semua daerah kerja
yang cukup untuk operasi peralatan yang efisien.
Dalam merancang tahapan tambang adanya suatu kriteria - kriteria
(Irwandy Arif, 2002) diantaranya seperti di bawah berikut :
a. Harus cukup lebar agar peralatan tambang dapat bekerja dengan
30
baik. Lebar pushback minimum 10-100 m.
b. Memperhatikan sekurang -kurangnya memiliki sat u jalan angkut
untuk setiap pushback, dengan memperhitungkan jumlah material
yang terlibat dan memungkinkannya akses keluar. Jalan angkut ini
harus menunjukkan pula akses ke seluruh permukaan kerja.
c. Penambahan jalan pada suatu pushback akan mengurangi lebar
daerah kerja.
d. Tambang tidak akan pernah sama bentuknya dengan rancangan
tahap -tahap penambangan, karena dalam kenyataanya beberapa
pushback dapat saja dikerjakan secara bersamaan.
7. Penjadualan Produksi
Suatu penjadualan produksi tambang yang dinyata kan dalam
periode waktu (misalnya tahun) untuk atribut berupa tonase, kadar, dan
pemindahan material total yang akan dihasilkan oleh tambang
tersebut. Tujuan yang diinginkan ialah menghasilkan suatu jadual
untuk mencapai beberapa kriteria ekonomik seperti memaksimumkan
NPV atau ROR.
Prosedur yang biasa digunakan untuk mendapatkan penjadualan
tambang yang optimal dapat dibagi ke dalam tiga langkah. Langkah
pertama dengan mendefinisikan urutan penambangan. Berikutnya dengan
menjelaskan strategi kadar batas (cut off grade ) yang berbeda terhadap
waktu. Dan terakhir menetapkan kombinasi dari laju produksi baik itu
menambang, mengolah, dan memurnikan yang akan optimal.
31
Banyaknya tanah penutup yang harus dikupas selama masa pra
produksi sekurang – kurangnya adalah jumlah material tanah penutup
yang harus dipindahkan dari pushback tahap pertama, dan masih mungkin
dilakukan pengupasan pra-produksi pada pushback kedua, dan seterusnya.
Material yang ditambang selama pra-produksi biasanya ditempatkan
didekat crusher dan menjadi bagian dari untuk tahun pertama.
8. Waste Dump Dan Stockpile
Waste dump adalah suatu daerah dari tambang terbuka tempat
pembuangan material kadar rendah atau material bukan yang harus digali
dari pit untuk memperoleh material kadar tinggi. Langkah pertama dalam
mendesain waste dump ialah bagaimana menyeleksi tempat yang tepat
untuk menangani waste rock selama umur tambang. Seleksi tempat
sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti berikut : lokasi dan
ukuran pit, topografi, volume waste rock yang akan dipindahkan,
kondisi tanah/batuan sekitar, peralatan yang akan digunakan. Setelah
berbagai pertimbangan diseleksi, dilanjutkan dengan pemilihan alternatif -
alternatif lokasi yang ada. Setelah memilih alternatif yang terbaik dan
yang mungkin maka desain dapat dibuat.
Pada umumnya ongkos pemindahan material merupakan
komponen utama termahal pada ongkos penambangan maka desain
tempat pembuangan memiliki peran penting. Dua hal parameter terpenting
yang mempenga ruhi desain tempat pembuangan ialah lokasi dan
ukuran pit untuk kurun waktu tertentu dan penjadualan produksi waste
32
beserta lokasi asalnya.
Lokasi dari tempat pembuangan sendiri tidak harus diluar
tambang, tetapi memungkinkan juga untuk ditempatkan didalam (interna
dumping). Tempat pembuangan tersebut juga harus dijaga kestabilannya
Dimana kestabilan dari tempat pembuangan bergantung dari beberapa
faktor seperti : topografi tempat pembuangan, metode pembuatan tempat
pembuangan, parameter geoteknik dari tempat pembuangan dan material
penyusunnya, gaya dari luar yang bekerja (gempa bumi, air hujan).
Kesemuanya itu ditambah pengalaman praktis dan pengambilan keputusan
yang tepat merupakan campuran yang diperlukan untuk mendapatkan
solusi yang ekonomis, prakti s, dan keselamatan tetap terjaga.
Stockpile digunakan sebagai tempat untuk menyimpan material
yang akan digunakan pada saat yang akan datang (tempat menyimpan
berkadar rendah yang dapat diproses pada saat yang akan datang, dan
tempat menyimpan tanah penutup atau tanah pucuk yang dapat
digunakan untuk reklamasi).
9. Analisis Investasi Tambang
Ciri atau karakteristik industri pertambangan itu sendiri dapat
berupa : padat modal, masa pra – produksi yang panjang, risiko tinggi,
dan sumber daya tak terbaharui. Suatu usaha bisnis termasuk
pertambangan mempunyai tujuan yaitu memberikan pengembalian
finansial kepada para pemilik usaha, konsisten dengan tujuan dari
perusahaan. Tujuan dari evaluasi finansial sendiri adalah untuk
33
menentukan apakah pengembalian finansial yang cukup dapat diperoleh
dari suatu proyek. Berikut merupakan ukuran kinerja dalam menetukan
layak/tidak layaknya suatu proyek :
a) Net Present Value
Secara sederhana NPV dapat diartikan sebagai jumlah dari aliran kas
hingga akhir proyek. Dimana umumnya ketika didapat NPV > 0,
proyek dapat diterima, Tabel 12 berikut merupakan contoh dari
perhitungan NPV :
Tabel 12Contoh Aliran Kas Vs Tahun
Year
0 -301 -12 53 5.54 45 176 207 208 -2
Aliran Kas ($)
Dengan mengambi l laju bunga 10 %, maka :
NPV = - 30.000 – 1.000 (P/F,1,10%) + 5.000 (P/F,2,10%) + 5.500
(P/F,3,10%) + 4.000 (P/F,4,10%) + 17.000 (P/F,5,10%) +
20.000
(P/F,6,10%) + 20.000 (P/F,7,10%) – 2.000 (P/F,8,10%) +
10.000 (P/F,9,10%)
NPV = - 30.000 – 1.000 * 0,9091 + 5.000 * 0,8264 + 5.500 * 0,7513
34
+ 4.000 * 0,6830 + 17.000 * 0,6209 + 20.000 * 0,5645 +
20.000 * 0,5132 – 2.000 * 0,4665 + 10.000 * 0,4241
NPV = - 30.000 – 909,1 + 4.132 + 4.132,15 + 2.732 + 10.555,3 +
11.290 + 10.264 – 933 + 4241
NPV = $ 15.504,35
b) Rate of Return (ROR)
Definisi rate of return yaitu : perbandingan antara uang masuk atau
keluar (gain/loss) terhadap uang (assets, capital) yang diinvestasikan
yang dinyatakan dalam %. Tabel 13 berikut merupakan contoh dari
perhitungan ROR :
Tabel 13Contoh Rate Of Return
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Rata - rata
Pendapatan bersih dari operasi 3 4 5 6 4.5
Depresiasi 2 2 2 2 2
Pendapatan yang akan dikenai pajak
1 2 3 4 2.5
pajak@50% 500 1 1.5 2 1.25
Keuntungan bersih 500 1 1.5 2 1.25
Total Investasi = 6000
Rate of return = (1250/6000) * 100%
= 12.5%
35
Tabel 14Contoh Payback Period
Aliran kas tahunan
Proposal Proposal Proposal Proposal Proposal
A B C D E
Inisiasi investasi ($) 10 10 10 10 10
Tahun proyek
1 2 7 1 6 6
2 2 3 2 2 2
3 2 1 7 2 2
4 2 2 2 3
5 2 4
6 2 1
7 2 1
Ada beberapa alasan yang mendorong mengapa pemberi pinjaman
perlu memberikan bunga kepada peminjam, alasan tersebut ialah :
1) Risiko. Ketika pemberi pinjaman memberikan pinjaman ia juga
berhadapan dengan kemungkinan jika peminjam tidak mampu
membayar pinjaman.
2) Inflasi. Uang yang dibayarkan dimas adepan akan memiliki nilai
intrinsik lebih kecil akibat dari inflasi.
3) Biaya Transaksi. Akan ada pengeluaran ketika mempersiapkan
pinjaman, pencatatan pembayaran, penagihan hutang.
4) Biaya akibat kehilangan peluang. Dengan memberi pinjaman
36
maka, pemberi pinjaman tidak dapat menggunakan uang
tersebut untuk dimanfaatkan.
5) Penundaan kepuasan. Dengan memberi pinjaman, pemberi
pinjaman telah menunda manfaat yang dapat memuaskan dari
uang tersebut.
Pada analisis investasi tambang sendiri dikenal istilah aliran
kas ( cash flow). Secara singkat aliran kas dapat dijelaskan sebagai
selisih uang masuk dengan uang yang keluar pada suatu kurun
waktu tertentu. Penjelasan lebih lengkap dari aliran kas seperti yang
telah dijelaskan di atas diuraikan seperti pada Tabel 15 berikut,
yaitu komponen -komponen penyusun aliran kas (dimulai dari
pendapatan produk yang dapat dijual * harga komoditas/unit hingga
didapat aliran kas bersih) pada sisi kanan dan operasi (+/ -/=)
yang hendak dilakukan pada sisi kiri.
Tabel 15Contoh Aliran Kas
37
Operasi Komponen
( - ) Royalti
( = ) Pendapatan kotor dari tambang
( - ) Ongkos operasi
( = ) Pendapatan besih dari tambang
( - ) Depresiasi dan Amortisasi
( = ) Pendapatan yang akan dikenai pajak
( - ) Pajak
( = ) Pendapatan setelah dikenai pajak
( + ) Depresiasi dan Amortisasi
( = ) Aliran kas operasi
( - ) Ongkos modal
Pendapatan dari produk yang dapat dijual * Harga komoditas/unit
Aliran kas sendiri memiliki hubungan dengan formula bunga
( interest formulas ) yang bermula dari lima variabel berikut :
F = Jumlah uang di masa yang akan datang.
P = Jumlah uang saat ini.
A = Seri pembayaran untuk n kali.
i = Laju bunga efektif per periode.
n = Banyaknya periode bunga.
Adapun formula yang digunakan berikut ini :
1) F=P∗(1+i)n (3)
2)P=F∗ 1
(i+)n (4)
3)F=A∗
(1+1)n−1i (5)
38
4)A=F∗ 1
( i+)n−1 (6)
5)P=A∗
(1+i)n−1
i(1+i)n(7)
6)A=P∗
i(1+i)n
(1+i)n−1 (8)
Permasalahan bunga dapat disederhanakan dengan menggunakan
salah satu dari dua langkah berikut :
1) Meringkas masalah.
Meringkas masalah dengan menetukan variabel - variabel yang
diketahui terlebih dahulu, dan mendefinisikan variabel yang
hendak ditanya.
2) Menjelaskan ke dalam diagram aliran kas.
Dengan mengkonstruk sikan masalah ke dalam diagram
aliran kas. Yaitu plot diagram aliran kas vs waktu, dimana
pemasukkan diplot vertikal keatas dan pengeluaran diplot
vertikal kebawah, seperti gambar berikut ini :
39
Gambar 8 Diagram Garis Aliran Kas
Ongkos modal merupakan biaya investasi yang diperlukan
untuk melakukan persiapan umum kegiatan penambangan hingga
mencapai tahap produksi. Ongkos modal sendiri masih dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1) Modal Tetap.
Pengeluaran yang dibutuhkan untuk mendirikan site, membeli
peralatan, persiapan fasilitas serta berbagai pengeluaran yang
terkait dengan persiapan dimulainya proyek.
Contoh: Akuisisi tanah, tahapan pra produksi maupun
pembangunan sarana dan prasarana tambang, studi dan izin
lingkungan, bangunan dan fasilitas penambangan dan
pengolahan, fasilitas penunjang, pengeluaran ketika mendesain
tambang.
2) Modal Kerja.
Pengeluaran selain modal tetap yang dibutuhkan untuk memulai
operasi penambangan pada bulan awal produksi.
Contoh : Inventaris (bahan mentah, suku cadang, penyediaan,
material yang sedang diproses, produk akhir), dll.
Selain dari ongkos modal (modal tetap dan modal kerja) dikenal juga
biaya operasi (operating costs ) yaitu semua biaya yang diperlukan
untuk dapat melakukan kegiatan penambangan dan atau pengolahan.
40
10. Program NPV Scheduler
a. Pengenalan NPV Scheduler
NPV Scheduler merupakan piranti lunak buatan Earthworks
juga salah satu piranti lunak yang dapat digunakan untuk
merencanakan suatu tambang terbuka dengan memasukkan faktor -
faktor ekonomi sebagai batasan d alam merancang suatu tambang
terbuka. NPV Scheduler digunakan pada tambang di negara-negara
berikut chile (tembaga), afrika selatan (berlian, besi, dan platina),
brazil (fosfat), juga dapat digunakan untuk kasus batubara, seperti
pada tambang batubara miller mining di inggris.
Ketika program telah diisi dengan berbagai masukkan dan
menghasilkan ultimate pit maka otomatis blok -blok yang berada
didalam daerah pit akan memberi harga optimal yang mungkin
diraih. Simulasi model pengangkutan dapat dijelas kan dengan
membuat tujuan ore dan waste untuk optimisasi rencana
pengangkutan pada tambang dengan hasil keluaran berupa waktu
kerja truk. Jadual yang telah keluar sebagai keluaran dari scheduling
model dapat dijadikan jawaban akhir suatu kasus perencanaan
tambang atau juga dapat dievaluasi kembali dengan menggunakan
parameter – parameter variabel ekonomi berupa alternatif
menggunakan stockpile untuk optimasi stokpile dan variabel cut off
grade untuk optimasi kadar batas. Baik itu optmasi scheduling atau
41
optimasi kadar batas akan menghasilkan NPV yang lebih baik
daripada NPV keluaran scheduling model .
Penggunaan simulasi harga probabalistik pada NPV Scheduler
memungkinkan dengan menggunakan datamine studio sebagai alat
bantu. Hanya saja hasil NPV Scheduler tersebut yang dapat
digunakan dari model masukkan s/d model pushback generator, dan
tidak akan sampai kepada model penjadualan atau model optimasi
stockpile/optimasi kadar batas, karena alat bantu (datamine studio)
hanya menerima masukkan dari NPV Scheduler berupa pushback
tambang.
Untuk memudahkan penjelasan mengenai NPV Scheduler
berikut disajikan penjelasan model - model yang ada pada NPV
Scheduler sebagai penyusun utama :
1) Model masukkan ( Input Model)
Merupakan model untuk memasukkan blok model, satuan mata
uang, dan tipe penyusun batuan.
2) Model Ekonomi ( Economic Model )
Merupakan model untuk memasukkan harga blok untuk produk
yang diinginkan, metode pemrosesan yang akan digunakan,
biaya penambangan, biaya pengolahan, dan perolehan.
3) Batas Pit Akhir (Ultimate Pit)
Merupakan model untuk menghasilkan ultimate pit dan pit phase
dengan menggunakan metoda Lerchs Grossman atau kerucut
42
mengambang. Juga modul untuk mengisi keadaan lereng
(azimuth, sudut lereng), besarnya laju produksi dari tambang,
discount rate, batasan pit yang akan ditambang. Hasil keluaran
berupa bentuk ultimate pit, phase menuju suatu batas akhir
pit, dan menghasilkan suatu kisaran NPV yang optimal.
4) Tahapan Penambangan ( Pushback Generator )
Merupakan model untuk mendapatkan pushback praktis,
urutannya, be serta batasannya.
5) Penjadualan (Scheduling)
Merupakan model untuk menjadualkan tambang dengan melihat
batasan, dan menghasilkan estimasi NPV yang lebih akurat.
6) Optimasi Stokpile dan Kadar Batas ( Stockpile And Mineflow
Optimizer )
Merupakan model yang bertuju an melihat kembali jadual
penambangan dan mempertimbangkan kombinasi dari
pencampuran target pada stockpile atau mineflow optimizer
yang pada akhirnya berguna untuk memaksimalkan NPV.
Gambar berikut Gambar 9 merupakan bentuk flow chart dari
model- model yang ada pada NPV Scheduler :
43
Mulai
Model masukan(Input model)
Model Ekonomi(econic model)
Batas pit akhir
(untimate pit)
Tahapan Penambangan(Pushback generator)
PilihanOptimasi Stockpile
(stockpile optimizer)
PilihanOptimasi Kadar batas
(Mineflow optimizer)
44
Gambar 9 Model Yang Ada Pada NPV Scheduler
b. Masukkan dan keluaran NPV Scheduler
NPV Scheduler sebagai piranti lunak yang diciptakan
untuk membuat suatu perencanaan tambang tentunya harus
diisi berbagai masukkan aga r dapat mengeluarkan suatu
keluaran. Berikut data -data yang diperlukan sebagai
masukkan untuk NPV Scheduler :
1) Blok model yang berisi data geologi dan geokimia sumber daya.
2) Keadaan harga, biaya, dilusi, perolehan, kondisi lereng,
tingkat suku bunga, produksi rata-rata yang diinginkan,
dll.
Berikut merupakan data -data keluaran dari NPV Scheduler :
1) Permukaan ultimate pit, dan pit phase
2) Permukaan pushback.
3) Permukaan Periode (jadual).
4) Laporan kerja yang berisi Profit, NPV, Nisbah Pengupasan,
ongkos Penambangan dan Pengolahan, Umur Tambang.
Selesai
45
5) Tampilan grafis dan kurva -kurva.
c. Langkah-Langkah Pengerjaan NPV Scheduler
Dengan menggunakan NPV Scheduler dapat dihasilkan erencanaan
tambang yang optimal dengan langkah - langkah berikut :
1) Langkah pertama dalam menjalankan program NPV
Scheduler ialah pada model impor model dengan member input
(mengimport) suatu blok model dengan ekstensi datamine,
medsystem, vulcan, surpac, micromine, dll.
2) Langkah kedua yaitu pada model ekonomi dengan memberi
input berupa harga logam, komponen - komponen biaya baik
itu biaya penambangan, biaya untuk pengolahan, perolehan dan
sebagai keluaran akan didapat nilai bersih untuk keseluruhan
blok.
3) Langkah ketiga yaitu pada model ultimate pit dengan
memberi masukkan berupa metode pencarian ultimate pi yang
diinginkan, optimasi yang diharapkan, keadaan lereng dimana
tambang berada ( azimuth dan slope), suku bunga yang
digunakan, tonase yang diharapkan keluar untuk suatu kurun
waktu. Program akan mencari bentuk ultimate pit serta
maksimasi NPV.
4) Langkah keempat yaitu pada model pushback dengan memberi
berbagai input untuk mencari NPV optimal pada suatu ultimate pit
ke dalam bentuk geometri ruang pushback yang terbaik dan
46
praktis.
5) Langkah kelima yaitu pada pada model scheduling.
Menjadualkan bagaimana menambang pushback yang telah ada
dengan batasan -batasan tertentu. Seperti mempertahankan jumlah
hasil keluaran tambang dan nisbah pengupasan pada tingkat
tertentu, waktu kerja truk. Untuk menghasilkan perkiraan NPV
yang lebih realistik. Hasil dari model penjadualan dapat
dianggap sebagai hasil akhir.
6) Langkah pilihan pada NPV Scheduler yaitu model stockpile
merupakan melihat kembali jadual penambangan untuk parameter
– parameter ekonomi, hasilnya berupa strategi penyimpanan
yang optimal melalui tempat penyimpanan atau mendapatkan
material dari sumber luar dan hasilnya akan memperlihatkan
hasil perkiraan NPV secara lebih detail. Langkah berikut ( mine
flow optimizer ) juga merupakan pilihan yang memiliki kekuatan
untuk mendapatkan hasil NPV yang lebih maksimal dari optimasi
penyimpanan, mekanismenya yaitu mengkombinasikan kegunaan
optimasi penyimpanan dengan optimasi kadar batas lebih
lanjutnya dengan meningkatkan laju penambangan dan kadar
batas sehingga didapat nilai NPV maksimum.
Keenam langkah mengerjakan NPV Scheduler diatas disajikan
pula dalam bentuk diagram alir untuk memudahkan pengenalan akan
NPV Scheduler seperti pada Gambar 10 berikut :
47
Mulai
Mengimport blok model sebagai masukan untuk
model masukan.
Menghasilkan keluaran berupa laporan
Menghasilkan keluaran berupa laporan dan
kontur awal pit
Memberi masukan untuk model ekonomi
Memberi masukan untuk model batas pit
Dengan bantuan Datamine Studio menjadikan salah
satu pushback sebagai masukan
mula - mula
Menghasilkan keluaran berupa laporan, bentuk
ultimate pit dan pit phase
Memberi masukan untuk model tahapan penambangan
Memberi masukan pada model penjadualan
Menghasilkan keluaran berupa laporan dan bentuk pushback
Menghasilkan keluaran berupa bentuk scheduling surface dan laporan akhir
48
Gambar 10. Langkah Pengerjaan NPV Scheduler
B. Pengamatan Lapangan
Sebelum melakukan perhitungan pengoptimasian pit terlebih
dilakukan pengamatan di lapangan yakni melihat keadaan topografi dan
bentuk bahan galian tersebut guna untuk memberikan masukan untuk
pembutan blok model nantinya. Serta melihat kondisi penambangan pada
lokasi penelitian.
C. Data Yang Diambil
Data-data yang diperlukan adalah :
1. Data utama, yaitu data penting yang digunakan untuk membahas
masalah-masalah yang dihadapi. Data utama yang perlu diambil adalah
data yang mempengaruhi naik dan turunnya nilai ekonomi suatu bahan
galian dan yang di perlukan untuk proses komputerisasi nantinya.
2. Data pendukung, yaitu data yang dapat mendukung data-data dari
lapangan guna menganalisis permasalahan yang ada untuk mencari
alternatif penyelesaian masalah. Data pendukung dapat diambil dari
Memberi masukan untuk model stockpile (stockpile
optimizer)
Memberi masukan untuk model optimasi kadar batas
(stockpile optimizer)
Selesai Menghasilkan keluaran berupa laporan akhir dengan maximized NPV
49
laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur perusahaan, dari data
instansi yang terkait dan juga dari literatur-literatur, seperti:
a. Data litologi
b. Peta topografi
c. Peta geologi
d. Curah hujan
e. Data harga jual bahan galian.
f. Data biaya produksi
D. Analisis Penyelesaian Masalah
Dalam menganalisa penyelesaian masalah digunakan bantuan
program NPV scheduler dan sebuah program sederhana (based and runs
on fortran) yang akan mensimulasikan beberapa skenario. Adapun
langkah - langkah dalam penyelesaina masalah menggunakan program
NPV scheduler dapat dilihat seperti pada gambar 10 di atas.
Kemudian setelah melakukan pengamatan dan perhitungan optimasi
pit maka di dapatkan bentuk ultimate pit, penjadualan produksi, model pit
yang optimal serta nilai ekonomi yang di peroleh setelah dilakuakn beberapa
skenario perhitungan ekonomi, kemudian memberi masukan dan kesimpulan
kepada perusahaan untuk menerapkan perencanaan produksi.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Dalam menyusun rencana Tugas Akhir ini penyusun akan menggunakan
beberapa simulasi perhitungan ekonomi yang di bantu dengan program NPV
scheduler dan sebuah program sederhana (based and runs on fortran) yang akan
mensimulasikan beberapa skenario. Dan denngan melihat literature dan buku
acuan yang telah ada dengan keadaan yang ada dilapangan, sehingga dari
keduanya akan didapatkan pendekatan masalah yang baik.
Adapun aturan penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Studi literatur
Studi ini dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang
menunjang diperoleh dari:
a. Instansi yang terkait
b. Perpustakaan
c. Brosur-brosur, buletin
d. Informasi-informasi
e. Peta, grafik dan tabel
2. Penelitian di lapangan
Dalam melaksanakan penelitian dilapangan akan dilakukan beberapa
tahap, yaitu:
a. Observasi lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung
dilapangan yang akan dibahas yang terjadi dan mencari informasi-informasi
pendukung yang berkaitan dengan masalah.
50
51
b. Penentuan batas lokasi pengamatan.
c. Mencocokkan dengan perumusan masalah, yang bertujuan agar penelitian
yang dilakukan tidak meluas, data yang diambil dapat digunakan secara
efektif.
3. Pengambilan data
a. Mencatat keadaan yang terjadi, melakukan wawancara dan pemotretan.
b. Melakukan pengukuran-pengukuran
4. Pengolahan data
Pengolahan dilakuak dengan menggunakan bantuan program NPV
scheduler dan sebuah program sederhana (based and runs on fortran) yang
akan mensimulasikan beberapa skenario. dan beberapa perhitungan,
penggambaran, selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel-tabel, grafik, gambar
atau rangkaian perhitungan dalam menyelesaikan suatu proses tertentu.
5. Analisis pengolahan data
Analisis hasil pengolahan data dilakukan dengan tujuan memperoleh
kesimpulan sementara. Selanjutnya kesimpulan sementara tersebut akan diolah
lebih lanjut dalam bagian pembahasan.
6. Kesimpulan
Kesimpulan diperoleh setelah dilakukan korelasi antara hasil
pengolahan data yang telah dilakukan dengan permasalahan yang teliti.
Kesimpulan ini merupakans uatu hasil akhir dari semua aspek yang telah
dibahas.
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Arif, Irwandy & Adisoma Gatut S. 2002. Buku Ajar Perencanaan Tambang. ITB, Bandung.
Blank, T. Leland & Tarquin J. Anthony.1989. Engineering Economy. Mc Graw -Hill, Inc., Texas.
Earthworks.2007. NPV Scheduler Help. Earthworks.
Gentry, Donald W. & O’neil, Thomas J. 1984. Mine Investment Analysis. Society OfMining Engineers, New York.
Kennedy, B.A. 1990. Surface Mining. Society for Mining, Metallurgical & Exploration, Inc., Littletown, Colorado.
Raimon Kopa. 2010. Panduan Pelaksanaan PLI. Padang: Universitas Negeri Padang.
Tim Penyusun. 2011. Buku Panduan Penulisan Tugas Akhir/Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.
Tim Penyusun. 2013. Buku Pedoman Pengalaman Lapangan Industri Mahasiswa FT UNP Padang. Padang: Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.
Wright, Alaphia. E. 1990. Open Pit Mine Design Model. Vol.8, Trans Tech Publication, Germany.
52
RENCANA DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTA R TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Perumusan Masalah
D. Batasan Masalah
E. Maksud Dan Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Dasar Teori
B. Pengamatan Lapangan
C. Data yang Diambil
D. Analisis Penyelesaian Masalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Diagram Alir Penelitian
B. Pengambilan Sampel
C. Perhitungan Data
53
54
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN