proposal cv.nila jaya

29
PROPOSAL BUDIDAYA AIR TAWAR PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Oleh : 1. RESTU PUTRI ASTUTI (201010260311023) 2. FARIID ANDIKA LAUDZA(201010260311019) 3. SUSILAHARYANI (201010260311020) 4. IAN PRADIPTA H (201010260311006) 5. IBRAHIM R. (201010260311008)

Upload: ciputd-loveable

Post on 11-Aug-2015

118 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Cv.nila Jaya

PROPOSAL BUDIDAYA AIR TAWAR

PEMBESARAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Oleh :

1. RESTU PUTRI ASTUTI (201010260311023)

2. FARIID ANDIKA LAUDZA(201010260311019)

3. SUSILAHARYANI (201010260311020)

4. IAN PRADIPTA H(201010260311006)

5. IBRAHIM R. (201010260311008)

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2012

Page 2: Proposal Cv.nila Jaya

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridhaNya

sehingga proposal “Pembesaran Ikan Nila” ini dapat terselesaikan. Maksud dari

penulisan proposal ini adalah untuk membantu mahasiswa dalam mengikuti

praktikum Budidaya Air Tawar yang merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi

Mahasiswa Jurusan Perikanan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini. Penulis menyadari

bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan, baik penulisan maupun

penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi

kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, Oktober 2012

Penyusun

Page 3: Proposal Cv.nila Jaya

DAFTAR ISI

Page 4: Proposal Cv.nila Jaya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan konsumsi air tawar yang

sudah lama dikenal masyarakat Indonesia dan diminati selain rasanya yang

lezat, gurih, bergizi tinggi dan harganya pun juga relatif stabil serta ikan nila

dalam pengolahannya memiliki banyak variasi sehingga peminatnya banyak.

Kelebihan ikan nila lainnya adalah selain dapat dibudidayakan

didaerah tawar juga dapat dibesarkan bahkan dilakukan polikultur di daerah

payau dengan salinitas yang rendah. Ikan nila dalam pertumbuhan dan

perkembangbiakkannya termasuk dalam ikan yang cepat tumbuh dan

berkembangbiak serta mudah untuk dipelihara. Ikan nila hampir tidak

membutuhkan perawatan air yang ekstra selain itu kebiasaan makan, ikan nila

termasuk dalam omnivora yang mempermudah dalam rangsum pakannya.

Ikan nila telah banyak di budidayakan di kelompok-kelompok tani

bahkan menjadi maskot kelompok tani tertentu salah satunya petani ikan di

Banjartengah, Dau, Malang. Sesuai dengan hasil survey yang dilakukan di

desa Banjartengah, Dau, Malang yang menyatakan bahwa ikan nila dalam

peluang bisnisnya sangat layak untuk dikembangkan hal ini dapat dilihat dari

permintaan benih maupun ukuran konsumsi yang dilakukan di Banjartengah

masih kurang memenuhi permintaan pasar di daerah Malang. Oleh karena itu,

untuk memenuhi permintaan pasar yang berarti peluang usaha baik

pembenihan dan pembesaran gurami masih sangat menjanjikan dan perlu terus

ditingkatkan.

1.2 Prospek Usaha Budidaya Ikan Nila

Ikan nila merupakan ikan air tawar yang sangat mudah dibudidayakan

baik dari segi ketersediaan benih, maupun sampai pada proses pemanenan

ikan nila. Ikan nila dikenal memiliki rasa yang enak dan harga yang terjangkau

oleh masyarakat. Prospek budidaya ikan nila yang menjanjikan di kota

Page 5: Proposal Cv.nila Jaya

Malang perlu dikembangkan mengingat untuk memenuhi kebutuhan dari pasar

itu sendiri.

1.2. Tujuan

1. Sebagai wadah pembelajaran untuk dapat membudidaya ikan nila

2. Sebagai bentuk rencana usaha budidaya ikan nila

Untuk mengetahui manajemen dalam budidaya ikan nila

1.4. Sasaran

Agar diperoleh ilmu dan keteramplan mengenai teknik budidaya ikan

nila, serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam budidaya ikan nila

serta pengetahuan tentang prospek usaha budidaya ikan nila.

1.5. Luaran

Proposal ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber ilmu dan

informasi tentang tekhnik budidaya ikan nila sehingga meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman di lapangan sehingga bisa

menjawab permasalahan yang timbul di masyarakat tentang budidaya ikan

nila.

Page 6: Proposal Cv.nila Jaya

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Budidaya Perikanan

Budidaya perikanan adalah usaha pemeliharaan dan pengembang

biakan ikan atau organisme air lainnya. Budidaya perikanan disebut juga

sebagai budidaya perairan atau akuakultur mengingat organisme air yang

dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain

seperti kerang, udang maupun tumbuhan air.

Akuakultur merupakan upaya produksi biota atau organisme perairan

melalui penerapan teknik domestikasi (membuat kondisi lingkungan yang

mirip dengan habitat asli organisme yang dibudidayakan), penumbuhan

hingga pengelolaan usaha yang berorientasi ekonomi (Bardach, dkk., 1972).

2.2 Budidaya Ikan Nila

Budidaya ikan nila di Indonesia sudah banyak mengalami peningkatan

baik itu secara teknologi maupun sistem budidayanya. Hal ini terlihat dari

banyaknya strain ikan nila yang berhasil dikembangkan. Di Indonesia,

budidaya ikan nila termasuk urutan nomor dua setelah ikan mas sebagai ikan

yang paling banyak dibudidayakan. Pasar ikan nila terbuka untuk ekspor dan

pasar dalam negeri. Menurut Dr. Trewavas (1980) dalam Suyanto (2010),

klasifikasi Ikan Nila adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Ikan Nila

Page 7: Proposal Cv.nila Jaya

Filum : Chordata

Sub Filum : Vertebrata

Kelas : Osteichthyes

Sub-kelas : Acanthoptherigii

Ordo : Percomorphi

Sub-ordo : Percoidea

Family : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

2.2.1 Sifat Biologi Ikan Nila

Komoditas ikan nila memiliki sifat biologi yaitu

a) memiliki resistensi yang relatif tinggi terhadap kualitas air dan

penyakit,

b) memilliki toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan. Nila

merupakan ikan yang dapat beradaptasi dalam perbedaan salinitas

yang cukup besar, sehingga ikan ini dapat beradaptasi di air tawar dan

air payau.

c) memiliki kemampuan yang efisien dalam membentuk protein

kualitas tinggi dari bahan organik, limbah dan pertanian,

d) memiliki kemampuan tumbuh yang baik

e) mudah tumbuh dalam sistem budidaya intensif.

f) dari segi bentuknya, ikan nila memiliki bentuk tubuh yang pipih

yaitu lebar tubuhnya lebih kecil dari pada panjang tubuh

(Sucipto,2007)

2.2.2 Pertumbuhan

Menurut Suyanto (2010), beberapa faktor penting yang

berpengaruh

terhadap pertumbuhan ikan nila adalah

1. Kualitas air optimal

Page 8: Proposal Cv.nila Jaya

Kualitas air yang kurang baik akan berakibat pada pertumbuhan

ikan menjadi lambat. Penurunan kualitas air disebabkan oleh

adanya pencemaran limbah organik, bahan buangan zat kimia dari

pabrik serta pencemaran limbah pertanian serta rumah tangga. Air

yang kaya plankton berwarna hijau kekuningan dan hijau

kecoklatan karena banyak mengandung diatom. Pengendalian

tingkat kecerahan air antara 20-35 cm dengan piring secchi disk.

Jika kurang dari 20 cm maka akan terjadi kepekatan plankton yang

menyebabkan kekurangan oksigen lalu ikan akan mati.

2. Makanan

Ikan nila termasuk jenis ikan omnivore. Pakan alami berupa

fitoplankton dan zooplankton, dedaunan, sisa dapur dan buah-

buahan. Pakan buatan berupa pellet dengan kadar protein relative

rendah yaitu 20-25%.

3. Sistem budidaya

Ikan nila yang dibudidayakan secara tunggal kelamin (monosex

culture) jantan lebih cepat dibandingkan dengan ikan yang

dipelihara secara campuran jantan dan betina. Hal ini dikarenakan,

ikan nila jantan lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan ikan nila

betina. Karena ikan nila melakukan perkawinan mencapai ukuran

dewasa (150 g) sehingga energi untuk pertumbuhan menjadi

berkurang.

4. Padat penebaran

Jika padat penebaran terlalu tinggi , maka pertumbuhan kurang

pesat karena timbul persaingan makanan dan oksigen akibat

padatnya populasi dan merusak kualitas air.

2.3 Landasan Penilaian Usaha

Dalam usaha budidaya ikan nila seperti aspek pemasaran, aspek

kelayakan teknis, aspek profitabilitas atau analisa usaha yang menjadi aspek

penentu layak atau tidaknya suatu usaha dijalankan.

Page 9: Proposal Cv.nila Jaya

2.3.1 Aspek Pemasaran

Ada beberapa hal yang sangat penting dalam aspek

pemasaran ikan hasil budidaya ini, antara lain permintaaan akan

ikan hasil budidaya air tawar, persaingan dan peluang pasar,

beserta kendala dalam pemasaran. Ketiga hal ini amat sangat

menentukan dalam penjualan ikan hasil budidaya nantinya.

Peluang pasar Ikan Nila cukup besar baik di pasar lokal

maupun ekspor. Kebutuhan pasar dalam negeri untuk ikan nila

umumnya berukuran dibawah 500 gram/ekor, dengan harga

berkisar antara Rp. 11.000-15.000/kg untuk wilayah Jawa dan

Sumatera , sedangkan untuk wilayah timur Indonesia mencapai Rp.

20.000-30.000/kg. kebutuhan pasar ekspor umumnya dalam bentuk

fillet dengan harga berkisar Rp. 30.000-40.000/kg dengan Negara

tujuan ekspor yaitu Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, dan

Hongkong. Untuk mendapatkan 1 kg fillet Nila, dibutuhkan 3 ekor

ikan nila segar.

Di wilayah Malang, kebutuhan ikan nila konsumsi di sebesar

25.000 ton/tahun dengan jumlah penduduk Kabupaten Malang 2,5

juta jiwa. Dengan harga kisaran ikan nila Rp 14.000,-/kg. Oleh

karena itu upaya pengembangan usaha budidaya Nila masih

terbuka untuk dikembangkan dalam berbagai skala usaha.

Penentuan harga ikan nila dilakukan oleh kelompok petani

ikan dan pasar. Jalur pemasaran ikan nila sangatlah sederhana.

Pembeli (baik membeli dalam jumlah besar maupun eceran) dapat

langsung mendatangi pemilik kolam yang sedang panen dan

membeli hasil panenannya setelah ditimbang di tempat. Ada

beberapa jalur pemasaran nila:

a Pembudidaya - Konsumen

b Pembudidaya – Pengecer – Konsumen

c Pembudidaya – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen

Page 10: Proposal Cv.nila Jaya

2.3.2 Aspek Teknis

1. Pemilihan Lokasi

Persyaratan Lokasi Budidaya Ikan Nila

Menurut DKP (2012), Persyaratan lokasi pemeliharaan pada kolam

atau tambak sebagai berikut :

1. Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah

liat/lembung, tidak berporos. Jenis tanah tersebut dapat menahan massa

air yang besar dan tidak bocor sehingga dapat dibuat pematang/dinding

kolam;

2. Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3 –

5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi;

3. Kualitas air untuk pemeliharaan Ikan Nila harus bersih, tidak terlalu

keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan minyak/limbah

pabrik. Air yang kaya plankton dapat berwarna hijau kekuningan dan

hijau kecokelatan karena banyak mengandung Diatomae. Tingkat

kecerahan air dapat diukur dengan alat yang disebut piring secchi (secchi

disc). Pada kolam dan tambak, angka kecerahan yang baik antara 20 – 30

cm;

4. Debit air untuk kolam air tenang 8 – 15 liter/detik/ha; sumber air yamg

memadai secara teknis, tersedia sepanjang tahun.

Menurut Kordi (2010), suhu optimal untuk Nila pada suhu 25-30

derajat Celcius, pH air yang cocok adalah 6 – 8,5 dengan nilai optimal pH

7- 8, dan kebutuhan oksigen terlarut > 4 mg/liter. Salinitas nila dapat

tumbuh optimal yaitu 0 – 30 ppt. Dekat dengan sumber air, dimana sumber

air bisa berasal dari saluran irigasi, sungai, sumur ataupun umbul. Suyanto

(2010) mengemukakan ketinggian kolam terletak 500 m dpl atau kurang.

Jika ketinggian lebih dari 500 m dpl, suhu dan air rendah sehingga

memperlambat pertumbuhan ikan nila.

2. Persiapan media pemeliharaan

Persiapan media pemeliharaan dimulai dengan perbaikan

pematang, saluran air, pintu-pintu pemasukan air dan pintu-pintu

pengeluaran air. Selanjutnya, mengangkat lumpur didasar kolam , kolam

Page 11: Proposal Cv.nila Jaya

dikeringkan sampai tanahnya retak-retak sehingga hama yang ada dan

potensial pengganggu kehidupan ikan bisa musnah. Untuk meningkatkan

kesuburan tanah perlu ditebarkan pupuk kotoran ternak yang tersedia

kemudian kolam diisi air sampai ketinggian kurang lebih 70 cm. Setelah

lewat tiga hari pemupukan ulang dilakukan.

Menurut DKP (2012), Tanah dasar dikapur untuk memperbaiki pH

tanah dan memberantas hama. Untuk itu, dapat digunakan kapur tohor

sebanyak 100 – 300 kg/ha atau kapur pertanian dengan dosis 500 – 1.000

kg/ha. Setelah itu, pupuk kandang ditabur dan diaduk dengan tanah dasar

kolam, dengan dosis 1 – 2 ton/ha. Setelah semuanya siap, kolam diairi.

Mula-mula sedalam 5 – 10 cm dan dibiarkan 2– 3 hari agar terjadi

mineralisasi tanah dasar kolam. Lalu tambahkan air lagi sampai kedalaman

75 – 100 cm. Kolam siap untuk ditebari bibit ikan jika fitoplankton telah

terlihat tumbuh dengan baik.

3. Penebaran benihMenurut Kordi (2010), benih yang digunakan haruslah benih

unggul yang mencapai ukuran 10 g/ekor dengan kepadatan 5 – 10 kg/m3

atau 500 – 1.000 ekor/m3. Ciri-ciri benih ikan yang sehat adalah tubuhnya

berwarna cerah, gerakan lincah dan respon terhadap pakan. Penebaran

benih dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu udara rendah.

Tujuannya untuk menghindari terjadi stres pada benih ikan, ukuran benih

yang ditebar diusahakan seragam dan kondisinya sehat.

4. Pakan Ikan Nila

Selama kegiatan budidaya pakan yang diberikan berupa pellet.

Menurut Kordi(2010), kandungan protein 25% pada pellet sudah cukup untuk

memacu pertumbuhan ikan nila. Pemberian pellet sebanyak 3 -5 % dari bobot

biomassa yang diberikan sebanyak 3 – 5 kali sehari. Frekuensi pemberiannya,

3 kali sehari pada pagi, siang dan sore dengan rasio konversi pakan (FCR)

1,3. Suyanto (2010), berpendapat bila padat tebar tinggi, maka diberikan

pakan tambahan dalam jumlah mencukupi.

5. Hama dan Penyakit Ikan Nila

Hama adalah organisme pengganggu yang dapat memangsa,

membunuh dan mempengaruhi produktifitas, baik secara langsung ataupun

Page 12: Proposal Cv.nila Jaya

bertahap. Hama ini bisa berasal dari aliran air masuk, udara maupun darat.

Ada 2 (dua) cara yang biasanya digunakan untuk mencegah hama:

1. Dengan melakukan pengeringan dan pemupukan kolam.

2. Dengan memasang saringan pada pintu pemasukan air (inlet).

Penyebaran penyakit dari satu ikan ke ikan lainnya dapat melalui:

1 Aliran air yang masuk ke kolam.

2 Media tempat ikan tersebut hidup

3 Kontak langsung antara ikan yang sakit dan ikan yang sehat.

4 Kontak tidak langsung yaitu melalui peralatan yang terkontaminasi

(selang air, gayung, ember dsb).

5 Agent atau carrier perantara atau pembawa).

Beberapa tindakan untuk mengatasi serangan penyakit dapat

dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:

1 Penambahan bahan kimia ke air. Cara ini dilakukan dengan merendam

ikan yang sakit ke dalam air yang telah diberi larutan senyawa kimia.

Setelah direndam beberapa saat kemudian ikan dikembalikan ke

kolam. Selain itu dapat juga dengan menambahkan larutan senyawa

kimia ke dalam air kolam secara langsung.

2 Penambahan bahan kimia ke dalam pakan. Prinsip pengobatan dengan

cara ini adalah dengan mencampurkan obat ke dalam pakan.

Tujuannya adalah selain untuk membunuh organisme penyebab

penyakit juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

3 Aplikasi obat langsung ke ikan. Pengobatan ini dapat dilakukan

melalui penyuntikan. Tindakan pengobatan melalui penyuntikan ini

hanya efektif jika ikan yang terserang penyakit jumlahnya sedikit.

Bakteri, jamur dan parasit merupakan sumber utama penyakit pada

ikan nila, walaupun demikian masih ada penyakit lain yang belum

diketahui penyebabnya.

6. Pemanenan

Panen dilakukan pada pagi atau sore hari untuk mengurangi resiko

kematian ikan. Penanganan panen dilakukan dengan cara penanganan ikan

Page 13: Proposal Cv.nila Jaya

hidup maupun ikan segar. Hal yang perlu diperhatikan agar ikan tersebut

sampai ke konsumen dalam keadaan hidup dan segar antara lain:

(1) pengangkutan menggunakan air yang bersuhu rendah sekitar 20 0C;

(2) waktu pengangkutan hendaknya pada pagi hari atau sore hari:

(3) jumlah kepadatan ikan dalam alat pengangkutan tidak terlalu padat.

Page 14: Proposal Cv.nila Jaya

BAB III

OPERASIONALISASI USAHA

3.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan praktek usaha ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2012 sampai

dengan bulan Januari 2013. Kegiatan ini bertempat di Laboratorium Perikanan

Fakultas Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

3.2 Materi

3.2.1 Bahan

• Bahan

• Bibit ikan Nila ukuran 4-5 cm

• Air tawar

• Pellet

• Alat

• Jala

• Waring

• Hapa

• Ember

• Timbangan Skala besar dan kecil

• Cangkul

• Pisau

3.3 Teknis Pelaksanaan

3.3.1 Persiapan

Persiapan yang dilakukan pada usaha ini meliputi survey lokasi

budidaya, harga dan kebutuhan bahan baku serta penyiapan bahan dan alat

yang dibutuhkan untuk budidaya ikan nila. Berikut ini pemilihan lokasi

didasari dengan pertimbangan :

a. Secara teknis pemilihan lahan sebaiknya dekat dengan sumber air dan

bukan daerah banjir, air berkualitas baik dan tidak tercemar limbah

industri, ketersediaan air kontinyu, tanahnya subur.

Page 15: Proposal Cv.nila Jaya

b. Secara sosial kelestarian alam dapat dijaga, Sumberdaya alam dapat

digunakan, berdampak positip bagi masyarakat sekitar, keamanan

lokasi dapat dijaga.

c. Secara ekonomis lokasi dekat dengan daerak pemasaran, sarana

produksi mudah didapat dan harganya murah, lokasi ada prasarana

jalan yang baik dan mudah dijangkau, sarana perhubungan lancar

3.3.2 Pelaksanaan

A. Produksi nila

Persiapan kolam pembesaran ikan nila meliputi

o Pengeringan kolam selama beberapa hari

o Pengapuran untuk memberantas hama dan ikan-ikan liar dengan

kebutuhan kapur 25-200 gram/m2

o Pengisian air setinggi 10 cm selama 3 hari

o Pemupukan dapat menggunakan pupuk kandang berkisar 50-700

gram/m2 tergantung tingkat kesuburan tanah. Sedangkan

penggunaan pupuk buatan yang berupa urea dan TSP masing-

masing dengan dosis 15 gram dan 10 gram/m2. Hal ini bertujuan

untuk menumbuhkan pakan alami.

o Pengisian air hingga 80 – 100 cm

Aklimatisasi dan penebaran benih.

Menentukan biomassa ikan dan kebutuhan pakan ikan

Memisahkan ikan berdasarkan ukuran (greeding) dan menempatkan

pada hapa

Setelah 3-4 bulan memanen ikan

B. kegiatan budidaya

Pemberian pakan ikan setiap hari sebanyak 2-3 kali sehari

Menentukan biomassa ikan setiap dua minggu sekali untuk

menentukan banyaknya pakan yang diberikan

Pengontrolan kualitas air dan kesehatan ikan

Pemeriksaan saluran air untuk menjamin pemasukan air yang terus

menerus karena menggunakan sistem air mengalir

Page 16: Proposal Cv.nila Jaya

C. Pemasaran

Promosi dilakukan dengan menggunakan media cetak seperti

pembuatan selebaran atau brosur, kemudian menggunakan media

komunikasi seperti telepon dan penyebaran sms dan juga melalui

media internet seperti facebook.

Pemasaran dilakukan secara langsung kepada konsumen dengan

menawarkan ikan ke warung-warung lalapan, tengkulak maupun

secara personil.

3.3.3 Evaluasi

Evaluasi dilakukan setiap minggu. Evaluasi meliputi biaya

produksi dan strategi pemasaran serta kendala dan solusi dalam budidaya.

Selain itu juga mengevaluasi kinerja kekompakan kelompok.

3.4 Analisis Usaha

Untuk mengetahui kelayakan suatu usaha pembesaran ikan Nila

perlu dilakukan analisis usahanya. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki dan

meningkatkan keuntungan dalam usahanya. Selain itu mendapatkan

gambaran jelas tentang modal , penerimaan , gambaran keuntungan dan

kerugian dari kegiatan usaha yang dijalankan serta kelayakan usaha untuk

melanjutkan usaha tersebut. Analisis usaha untuk kegiatan budidaya adalah

sebagai berikut :

3.4.1 Sumber Dana

Sumber Dana usaha ini berasal dari swadaya masing-masing

anggota kelompok dengan besar Rp. 400.000, sehingga dana yang terkumpul

dari 5 anggota kelompok ialah Rp. 2.000.000,-

Page 17: Proposal Cv.nila Jaya

3.4.2 Pengeluaran

Pengeluaran dana antara lain untuk biaya investasi, biaya tetap, biaya

variabel yang meliputi persiapan, pemeliharaan dan pemanenan, transportasi,

biaya pemasaran dan lain-lain.

a. Biaya Investasi :

No

Nama Alat Harga Satuan(Rp.)

Jumlah Harga Total(Rp.)

1 Scop net 25.000 1 unit 25.000

2 Plastik 5.000 9 m 45.000

3 Waring 5.000 10 m 50.000

4 Selang 4.000 15 m 60.000

5 Sikat 5.000 1 unit 5.000

6 Kuas cat 8.000 1 unit 8.000

7 Ember 15.000 1 unit 15.000

Sub Total 208.000

b. Biaya tetap

Penyusutan peralatan/bulan Rp. 208.000/24 = Rp. 8.600

Sub Total = Rp. 8.600

c. Biaya Variabel :

No Nama Bahan Harga Satuan(Rp.)

Jumlah Harga Total(Rp.)

1 Sewa Kolam 100.000 4 bulan 400.000

2 Ikan Nila ukuran 4-5 cm

jumlah 875 ekor

300 875

ekor

262.500

3 Pakan Pellet 250.000 2 sak 500.000

4 Pupuk Kandang 8.000 10 kg 80.000

5 Kapur 20.000 1 sak 20.000

6 Pemasaran, promosi, dan transportasi

150.000 1 paket 150.000

Sub Total 1.412.500

Total 1.620.500

Page 18: Proposal Cv.nila Jaya

3.4.3 Proyeksi Pendapatan

Pendapatan dari usaha ini diperoleh dari penjualan penjualan ikan has il

budidaya. SR ikan nila ialah 80% dari jumlah tebar sebesar 875 ekor dengan

asumsi FCR 1,3. Perkiraan panen ikan nila perkilo ialah 6 ekor. Adapun

perhitungan pendapatan sebagai berikut :

Nama barang Satuan Jumlah Harga Satuan (Rp.)

Total harga (Rp.)

Ikan Nila Kg 117 18.000 2.106.000

Total 2.106.000

3.4.4 Analisa Usaha

a. Keuntungan = Pendapatan – Total biaya

= Rp 2.106.000 – Rp 1.620.500

= Rp 485.500

b. Benefit Cost Ratio(B/C Rasio) = Pendapatan : Total Biaya

= Rp 2.106.000 : Rp 1.620.500

= 1,3

Artinya dengan penggunaan biaya produksi sebesar Rp.1,00 akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 1,3

c. Break Event Point (BEP)

BEP Produksi

BEP Harga Produksi

= Total Biaya : Harga Satuan

= Rp 1.620.500 : Rp 3.000

= 540, 16

= Total Biaya : Total Produksi

= Rp 1.620.500 : 117 Kg

= Rp. 13.850,4

Artinya titik impas produksi nila dicapai pada produksi 540, 16 ekor. Sedangkan titik impas harga produksi dicapai pada harga produksi Rp. 13.850,4

d. Payback Period = Total Biaya : Keuntungan

= Rp 1.620.500 : Rp 485.500

= 3,34

Artinya dalam jangka waktu 3,34 siklus atau 10,02 bulan modal usaha yang

Page 19: Proposal Cv.nila Jaya

diinvestasikan pada usaha budidaya ikan akan kembali.

e. Efisiensi penggunaan modal = Keuntungan : Total Biaya X 100%

= Rp 485.500 : Rp 1.620.500 X 100%

= 29,9%

Artinya keuntungan usaha budidaya ikan nila yang diperoleh mencapai 29,9% dari total biaya yang di keluarkan.

Page 20: Proposal Cv.nila Jaya

DAFTAR PUSTAKA

Bardach, J.E., Ryther, J.H., and W.L.Mc. Larney.1972. Aquaculture .

Birmingham, Alabama: Alabama Agricultural Experiment Station. Auburn

University

DKP .2012. Petunjuk Teknis Pembenihan dan Pembesaran Ikan Nila. http://

www.dkp.sulteng.go.id, diakses 11 Oktober 2012.

Effendi, Rizal. 2004.Pengantar Akuakultur.Penebar Swadaya : Jakarta.

Kordi,M. Ghufran. 2010. Buku Pintar Pemeliharaan 14 Ikan Air Tawar

Ekonomis. Lily Publisher. Jakarta.

Suyanto, S. Rachmatun. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Nila. Penebar

Swadaya. Jakarta

Sucipto Adi. 2007. Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis sp.). Direktorat Jendral

Perikanan Budidaya, Balai Besar Pengembangan Sukabumi.