proposal abpw cipz - digilib.its.ac.iddigilib.its.ac.id/public/its-nondegree-15705-paper-pdf.pdf ·...
TRANSCRIPT
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
1
URAIAN SINGKAT
PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN RUAS JALAN
BANGKALAN – BATAS KABUPATEN SAMPANG STA 19+300 – 22+300
KABUPATEN BANGKALAN, JAWA TIMUR
Jalan merupakan prasarana transportasi darat yang mempunyai peranan penting untuk
memperlancar kegiatan ekonomi di suatu tempat/daerah. Salah satu upaya untuk mewujudkan
hal tersebut maka dilaksanakan perencanaan ulang ruas jalan Bangkalan – Batas kabupaten
Sampang STA 19+300 – 22+300 dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi jalan ke
kondisi yang lebih baik dari kondisi sebelumnya, diantaranya yaitu lebar perkerasan 4,0
meter menjadi 7,0 meter ; menambah ketebalan aspal setebal 5 cm ; jalan saat ini
mengakomodasi mobil penumpang, mobil hantaran, sepeda motor dan truck ; saluran
drainase belum tersedia, sedangkan yang sudah ada kurang pemeliharaan.
Kondisi perkerasan jalan pada ruas Bangkalan – Batas kabupaten sampang STA
19+300 – 22+300 mengalami kerusakan. Untuk memperbaiki kerusakan tersebut maka akan
direncanakan pelapisan ulang (overlay) untuk umur rencana (UR) 10 tahun mendatang agar
dapat memperbaiki kerataan ataupun bentuk dari permukaan jalan dan meningkatkan umur
struktural yang diharapkan dari pekerjaan jalan tersebut.
Dalam perencanaan peningkatan jalan ini dilakukan tahapan yaitu analisa kapasitas
jalan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia, perencanaan tebal lebar
perkerasan, perencanaan lapis tambahan (overlay), perencanaan drainase, dan rencana
anggaran biaya menggunakan Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK) tahun 2006 Dinas PU
Bina Marga Propinsi Jawa Timur.
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Pekerjaan Perencanaan Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang ini, akan
menghasilkan detail perencanaan geometrik jalan, konstruksi perkerasan jalan dan
perencanaan bangunan pelengkap jalan, sehingga dapat melayani lalu-lintas sesuai
dengan kelas jalan tersebut.
1.2 Latar Belakang
Pada Ruas jalan Bangkalan – Batas kabupaten Sampang kondisi topografi berupa
dataran rendah. Ruas jalan ini merupakan jalan alternatif bagi kendaraan dari kota
Bangkalan yang akan menuju ke Sampang. Ruas jalan yang mempunyai lebar existing
4,0 meter ini sering mengalami masalah transportasi, diantaranya yaitu lebar perkerasan
4,0 meter menjadi 7,0 meter ; menambah ketebalan aspal setebal 5 cm ; jalan saat ini
mengakomodasi mobil penumpang, mobil hantaran, sepeda motor dan truck ; saluran
drainase belum tersedia, sedangkan yang sudah ada kurang pemeliharaan.
Dari latar belakang tersebut di atas penulis berusaha untuk meninjau dan
merencanakan ulang peningkatan jalan untuk umur rencana 10 tahun mendatang serta
memanfaatkan data - data yang tersedia yang dituangkan dalam Proyek Akhir dengan
judul :
“ PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN RUAS JALAN BANGKALAN –
BATAS KABUPATEN SAMPANG STA 19+300 – 22+300 ”
1.3 Perumusan Masalah
Pada Pelebaran Perkerasan harus mencakup menambah lebar perkerasan yang ada
sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan, yaitu STA 19+300 – 22+300.
Penghamparan pelapisan yang dipakai untuk perencanaan ulang diperuntukkan
akomodasi mobil penumpang, mobil hantaran, sepeda motor, dan truck yaitu setebal 5
cm untuk setiap overlay. Sedangkan dalam drainase, pekerjaan ini mencakup pembuatan
selokan baru, baik yang mempunyai pasangan atau tidak. Jadi, perumusan masalah yang
kami bahas yaitu: Kebutuhan lebar jalan dan ketebalan perkerasannya, ketebalan overlay,
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
3
dimensi saluran tepi (drainase), perhitungan geometrik jalan, dan anggaran biaya total
yang diperlukan untuk melaksanakan peningkatan jalan pada segmen yang direncanakan,
yaitu STA 19+300 – 22+300.
1.4 Batasan Masalah
Dalam proyek akhir ini, batasan masalah yang ada yaitu :
a. Tidak merencanakan desain bangunan pelengkap (jembatan , gorong – gorong).
b. Tidak melakukan penyelidikan tanah dan survey lalu lintas.
c. Tidak merencanakan waktu penyelesaian pekerjaan.
d. Tidak membahas metode pelaksanaan.
1.5 Tujuan
Dengan berlandaskan pada masalah tersebut diatas, maka tujuan dari penulisan
proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung kebutuhan pelebaran perkerasan untuk umur rencana 10 tahun.
2. Menghitung tebal perkerasan pada konstruksi pelebaran untuk umur rencana
10 tahun mendatang.
3. Menghitung ketebalan overlay yang diperlukan untuk konstruksi jalan Bangkalan
– Batas Kabupaten Sampang selama umur rencana 10 tahun.
4. Menghitung perencanaan dimensi saluran tepi atau drainase jalan raya bila terjadi
pelebaran.
5. Perhitungan rencana anggaran biaya.
1.6 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan proyek akhir ini adalah sebagai berikut :
• Dapat menghitung perencanaan kebutuhan peningkatan jalan untuk umur rencana
10 tahun mendatang.
• Dapat menghitung rencana anggaran biaya yang dibutuhkan.
• Dapat digunakan sebagai referensi untuk perencanaan peningkatan jalan yang
sejenisnya.
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
4
1.7 Lokasi Proyek
Lokasi pekerjaan ini ada pada ruas jalan Bangkalan – Batas kabupaten Sampang
STA 19+300 – 22+300.
Untuk gambar lokasi proyek yang lebih jelas adalah sebagai berikut :
LOKASI
LOKASI
PROYEK
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
5
Bahu Jalan Bahu Jalan
Kondisi Jalan lama
Bahu Jalan Bahu Jalan
Kondisi Jalan Rencana
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan perumusan masalah yang digunakan sebagai perencanaan ulang
peningkatan jalan yaitu Kebutuhan lebar jalan dan ketebalan perkerasannya, ketebalan
overlay, dimensi saluran tepi (drainase), perhitungan geometrik jalan, dan anggaran biaya
total, maka dalam proses pengolahan data menggunakan acuan perhitungan sebagai berikut:
2.1. Analisis Kapasitas
Sesuai dengan MKJI tahun 1997, analisa kapasitas jalan terbagi dilakukan pada
masing – masing jalur jalan yang direncanakan dan tiap jalur diasumsikan sebagai jalan
yang berbeda. Untuk kebutuhan pelebaran jalan maka diperlukan langkah – langkah
analisis kapasitas sebagai berikut :
a) Kapasitas dasar
Merupakan jalan luar kota yang kapasitas dasar ( Co ) kondisi existingnya yaitu 2
lajur 2 arah terbagi ( 2/2 D ), dapat dilihat pada tabel C.1.1 MKJI 1997 hal 6 – 65.
Tipe jalan / Tipe Alinyemen Kapasitas dasar Total kedua arah
smp / jam
Dua-lajur tak-terbagi
- Datar
- Bukit
- Gunung
3100
3000
2900
Tabel C-1:2 Kapasitas dasar pada jalan luar kota 2-lajur 2-arah tak-terbagi (2/2UD)
b) Faktor penyesuaian kapasitas akibat lebar jalur lalu lintas ( Few ) dapat dilihat pada
tabel C.2.1 MKJI 1997 hal 6 – 66.
Menetapkan faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas berdasar pada lebar
efektif jalur lalu lintas (FWc). Dimana lebar jalur lalu lintas adalah lebar jalur jalan
yang dilewati lalu lintas, tidak termasuk bahu jalan
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
7
c) Faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisah arah ( FCsp ) dapat dilihat pada tabel
C.3.1 MKJI 1997 hal 6 -67.
d) Faktor penyesuaian akibat hambatan samping ( FCsf ) dapat dilihat pada tabel C.4.1
MKJI 1997 hal 6 – 68
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
8
e) Penentuan kapasitas pada kondisi lapangan.
Rumus yang digunakan :
Dimana,
C : kapasitas ( smp/jam)
Co : kapasitas dasar ( smp/jam )
FCw : faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas
FCsp : faktor penyesuaian akibat pemisah arah
FCsf : faktor penyesuaian akibat hambatan samping
f) Derajat kejenuhan
Derajat kejenuhan adalah ratio arus terhadap kapasitas yang digunakan sebagai
faktor kunci dalam penentuan perilaku lalu lintas pada suatu simpang dan juga
segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan tersebut
layak digunakan atau tidak.
Rumus yang digunakan :
Dimana
DS : derajat kejenuhan
Q : arus total lalu lintas ( smp/jam )
C : kapasitas ( smp/jam )
Syarat : Q/C < 0,75
2.2. Perencanaan Tebal Perkerasan Pelebaran Jalan
Tebal perkerasan suatu jalan pada umumnya dipengaruhi oleh berat kendaraan yang
lewat, kekuatan komponen dibawahnya, umur rencana dan material yang digunakan.
Dikarenakan jika tebal perkerasan tidak sesuai dengan berat kendaraan yang lewat, maka
jalan akan mengalami kerusakan. Juga demikian dengan kekuatan komponen
dibawahnya dan material yang digunakan mempunyai pengaruh untuk merencanakan
tebal perkerasan.
C = Co x FCw x FCsp x FCsf ( smp/jam)
DS = Q/C
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
9
Penentuan tebal perkerasan adalah sebagai berikut:
a) Menentukan DDT, dengan melihat korelasi DDT dengan CBR pada nomogram.
Gambar KORELASI DDT DAN CBR Sumber : Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen. Hal. 13
b) Menentukan umur rencana.
Umur rencana untuk jenis perkerasan lentur (flexible pavement) berdasarkan Metode
Analisa Komponen dari Bina Marga adalah 5 sampai 10 tahun.
c) Menentukan jumlah jalur dan koefisien distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan
ringan dan berat.
Jalur rencana merupakan salah satu jalur lalu lintas dari suatu ruas jalan raya, yang
menampung lalu lintas terbesar. jika jalan tidak memiliki tanda batas jalur, maka
jumlah jalur ditentukan dari lebar perkerasan menurut daftar di bawah ini :
Tabel 1 Jumlah jalur berdasarkan lebar perkerasan
Lebar perkerasan (L) Jumlah Jalur (m)
L < 5,5 m 1 jalur
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
10
5,5 m ≤ L ≤ 8,25 m
8,25 m ≤ L ≤ 11,25 m
11,25 m ≤ L ≤ 15,00 m
15,00 m ≤ L ≤ 18,75 m
18,75 m ≤ L ≤ 22,00 m
2 jalur
3 jalur
4 jalur
5 jalur
6 jalur
Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga 1987, hal 8
Tabel 2 Koefisien Distribusi kendaraan (C)
Jumlah lajur Kendaraan Ringan Kendaraan Berat
(Berat total < 5 ton) (Berat total > 5 ton)
1 Arah 2 Arah 1 Arah 2 Arah
1 lajur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 lajur 0,60 0,50 0,75 0,50
3 lajur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 lajur - 0,30 - 0,450
5 lajur - 0,25 - 0,425
6 lajur - 0,20 - 0,400
Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga 1987, hal 9
d) Menentukan angka ekivalen dari suatu beban sumbu kendaraan.
Angka Ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan)
ditentukan menurut rumus dan daftar di bawah ini :
Angka Ekivalensi (E)
- Untuk Sumbu tunggal : ( ) 4
8160
kgP
- Untuk sumbu ganda : 0,086 ( ) 4
8160
kgP
Keterangan : P = beban satu sumbu tunggal/ganda (kg)
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
11
Tabel 3 Angka Ekivalensi (E) Beban Sumbu Kendaraan
Beban Sumbu Angka Ekivalen
Kg Lb Sumbu tunggal Sumbu ganda
1. 2.205 0,0002 -
2. 4.409 0,0036 0,0003
3 6.614 0,0183 0,0016
4 8.818 0,0577 0,0050
5 11.023 0,1410 0,0121
6 13.228 0,2923 0,0251
7 15.432 0,5415 0,0466
8 17.637 0,9238 0,0794
8.16 18 10,000 0,0860
9 19.841 14,798 0,1273
10 22.046 22,555 0,1940
11 24.251 33,022 0,2840
12 26.455 46,770 0,4022
13 28.66 64,419 0,5540
14 30.864 86,647 0,7452
15 33.069 114,184 0,9820
16 35.276 147,815 12,712
Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga 1987, hal 10
e) Menentukan LHR rencana dan akhir umur rencana.
f) Menentukan Faktor Regional ( FR )
Faktor Regional (FR) adalah faktor setempat yang menyangkut keadaan lapangan dan
iklim, yang dapat mempengaruhi keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan
perkerasan. Nilai Faktor Regional (FR) didapat berdasarkan klasifikasi tanah yang ada
pada tabel berikut : Penentuan Faktor Regional (FR). Pada bagian jalan tertentu,
seperti persimpangan, pemberhentian atau tikungan tajam (jari-jari 30 m) FR
ditambah dengan 0,5. Pada daerah rawa-rawa FR ditambah dengan 1,0.
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
12
Tabel 4 Faktor Regional (FR)
Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III
(< 6%) (6-10%) (> 10%)
% Berat kendaraan % Berat kendaraan % Berat Kendaraan
<30% >30% <30% >30% ≤30% >30%
Iklim I
<900 mm/th 0,5 1 - 1,5 1,0 1,5 - 2 1,5 2 - 2,5
Iklim II
>900 1,5 2 - 2,5 2,0 2,5 - 3 2,5 3 – 3,5
mm/th
Sumber : Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Metode Analisa Komponen Bina Marga hal. 14
g) Menentukan LEP ( Lintas Ekivalen Permulaan ) dengan rumus :
h) Menentukan LEA ( Lintas Ekivalen Akhir ) dengan rumus :
i) Menentukan LET ( Lintas Ekivalen Tengah ) dengan rumus :
j) Menentukan LER ( Lintas Ekivalen Rencana ) dengan rumus :
Dimana, FP ( Faktor Penyesuaian ) = 10
UR
k) Menentukan Indeks Permukaan ( IP )
LEP = ∑∑∑∑ LHR awal x C (tabel 2 hal.9) x E (tabel 3)
LEA = ∑∑∑∑ LHR akhir x C x E
LET = ½ ( LEP + LEA )
LER = LET x FP
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
13
Indeks Permukaan (IP) adalah suatu angka yang digunakan untuk menyatakan
kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan jalan bertalian dengan tingkat
pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.
Adapun berberapa nilai IP beserta artinya adalah seperti yang tersebut dibawah ini :
IP = 1.0 : Menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga sangat
mengganggu lalu lintas.
IP = 1.5 : Tingkat pelayanan terendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus)
IP = 2.0 : Tingkat pelayanan rendah jalan yang masih mantap.
IP = 2.5 : Menyatakan Permukaan jalan masih cukup stabil dan baik
Dalam menentukan indeks permukaan awal umur rencana ( IPo ) perlu
diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan/kehalusan serta kekokohan) pada
awal umur rencana, menurut tabel dibawah ini :
Indeks Permukaan pada Awal Umur Rencana (IPo)
Sumber; metode Analisa Komponen Bina Marga. SKBI.2.3 .26.1987;
Jenis Lapis Permukaan Ipo Roughness *)
( mm / km )
LASTON ≥ 4 ≤ 1000
3.9 - 3.5 > 1000
LASBUTAG 3.9 - 3.5 ≤ 2000
3.4 - 3.0 > 2000
HRA 3.9 - 3.5 ≤ 2000
3.4 - 3.0 > 2000
BURDA 3.9 - 3.5 < 2000
BURTU 3.4 - 3.0 < 2000
LAPEN 3.4 - 3.0 ≤ 3000
2.9 - 2.5 > 3000
LATASBUNG 2.9 - 2.5
BURAS 2.9 - 2.5
LATASIR 2.9 - 2.5
JALAN TANAH ≤ 24
JALAN KERIKIL ≤ 24
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
14
Dalam menentukan indeks permukaan ( IP ) pada akhir umur rencana, perlu
diperhatikan factor – factor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen
rencana ( LER ), menurut daftar dibawah ini :
LER = Lintas Ekivalen Rencana *) Klasifikasi Jalan
lokal Kolektor Ateri Tol
< 10 1.0 - 1.5 1.5 1.5 - 2.0 -
10 - 100 1.5 1.5 - 2.0 2.0 -
100 - 1000 1.5 - 2.0 2.0 2.0 - 2.5 -
> 1000 - 2.0 - 2.5 2.5 2.5
Catatan : Pada proyek – proyek penunjang jalan, JAPAT/Jalan murah,
atau jalan darurat maka IP dapat 1.0
l) Menentukan ITP dengan mengunakan nomogram.
Indeks Tebal Pekerasan (ITP) adalah suatu angka yang berhubungan dengan
penentuan tebal perkerasan jalan yang nilainya didapat dengan nomogram.
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
15
Tebal perkerasan merupakan perkaliaan antara koefisien relatif degan tebal masing -
masing.
Dapat ditulis dengan rumus : ITP = a1.D1 + a2.D2 + a3.D3 Dimana : a1,2,3 : Koefisien kekuatan relatif permukaan, lapis pondasi dan pondasi bawah. D1,2,3 : Tebal tiap-tiap lapisan
m) Menentukan koefisien kekuatan relatif
Koefisien kekuatan relative (a) masing – masing bahan dan kegunaannya sebagai
lapis permukaan, pondasi, pondasi bawah, ditentukan secara korelasi sesuai nilai
Marshall Test (untuk bahan dengan aspal), kuat tekan (untuk bahan yang distabilasi
dengan semen atau kapur), atau CBR (untuk bahan lapis pondasi bawah)
Koefisien kekuatan relatif (a)
Koefisien kekuatan relatif
Kekuatan bahan Jenis bahan
a1 a2 a3 MS (kg)
KT (kg/cm2)
CBR (%)
0.40 0.35 0.32 0.30
744 590 454 340
LASTON
0.35 0.31 0.28 0.26
744 590 454 340
ASBUTON
0.30 0.26 0.25 0.20
340 340
HRA Aspal Macadam Lapen(mekanis) Lapen (manual)
0.28 0.26 0.24
590 454 340
LASTON atas
0.23 0.19
Lapen(mekanis) Lapen (manual)
0.15 0.13 0.15 0.13
22 18 22 18
Stabilitas tanah dengan semen
Stabilisasi tanah dengan kapur
0.14 0.13 0.12
100 80 60
Batu pecah (A) Batu pecah (B) Batu pecah (C)
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
16
Sumber; metode Analisa Komponen Bina Marga. SKBI.2.3 .26.1987;
n) Tebal minimum perkerasan
Lapis Permukaan
Sumber; metode Analisa Komponen Bina Marga. SKBI.2.3 .26.1987;
Lapis Pondasi
ITP
Tebal
Minimum (CM
)
Bahan
< 3.00 5 Batu pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
Stabilisasi tanah dengan kapur.
3.00 - 749 20*) Batuh pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
Stabilisasi tanah dengan kapur .
15 Laston Atas
7.50 - 9.99 20 Batuh pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam.
15 Laston Atas
10 - 12,14 20 Batuh pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam. Lapen.
Laston Atas.
≥ 12.25 25 Batuh pecah, stabilisasi tanah dengan semen,
stabilisasi tanah dengan kapur, pondasi macadam. Lapen,
Laston Atas
Sumber; metode Analisa Komponen Bina Marga. SKBI.2.3 .26.1987
*) Batas 20 cm tersebut dapat diturunkan menjadi 15 cm bila untuk pondasi bawah
digunakan material berbutir kasar.
0.13 0.12 0.11 0.10 0.10
70 50 30 20 20
Sirtu/Pitrum A Sirtu/Pitrum B Sirtu/Pitrum C
Tanah/Lempung Kepasiran
ITP Tebal Minimum (CM) Bahan
< 3.00 5 Lapis pelindung : ( Buras/Burtu/Burda )
3.00 - 6.70 5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
6.71 - 7.49 7.5 Lapen/Aspal Macadam, HRA, Lasbutag, Laston
7.50 - 9.99 7.75 Lasbutag, Laston
≥ 10.00 10 Laston
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
17
Lapis pondasi bawah.
Untuk setiap nilai ITP bila digunakan pondasi bawah, tebal minimum adalah 10 cm
2.3. Perencanaan Tebal Lapisan Ulang ( Overlay )
Tujuan utama dari perencanaan tebal lapisan tambahan (overlay) adalah untuk
meningkatkan atau untuk memperpanjang umur pelayanan jalan raya. Lapisan tambahan
ini dilakukan pada jalan yang sudah tidak berfungsi sebagai mana mestinya atau kurang
memenuhi syarat.
Untuk perhitungan pelapisan tambahan (overlay), kondisi perkerasan jalan lama
(existing pavement) dinilai sesuai daftar di bawah ini :
Sumber; metode Analisa Komponen Bina Marga. SKBI.2.3 .26.1987
Menurut Metode Analisis Komponen SKBI 2.3.26.1987 dan Metode Bina Marga
01/MN/B/B1983, untuk meningkatkan atau memperpanjang umur pelayanan jalan raya
adalah sebagai berikut :
a) Faktor Umur Rencana
Faktor Umur Rencana dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
1. Lapis permukaan : � Umumnya tidak retak, hanya sedikit deformasi pada jalur
roda………………………….……90 – 100%. � Terlihat retak halus, sedikit deformasi pada jalur roda namun masih tetap
stabil……………………………...70 – 90%. � Retak sedang, beberapa deformasi pada jalur roda, pada dasarnya masih
menunjukkan kestabilan………….50 – 70%. � Retak banyak, demikian juga deformasi pada jalur roda, menunjukkan
ketidakstabilan……………………30 – 50%. 2. Lapis pondasi :
a) Pondasi Aspal Beton atau Penetrasi Macadam. � Umumnya tidak retak……………………………………… 90 – 100%. � Terlihat retak halus, namun masih tetap stabil……………. 70 – 100%. � Retak sedang, pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan.… 50 – 70%. � Retak banyak, menunjukkan gejala ketidakstabilan……… 30 – 50%.
b) Stabilisasi Tanah dengan Semen atau Kapur : � Indeks plastissitas ( plasticity Indeks = PI ) ≤ 10….….…..70 – 100%.
c) Pondasi Macadam atau Batu Pecah : � Indeks plastissitas ( plasticity Indeks = PI ) ≤ 6….…….…80 – 100%.
3. Lapis Pondasi bawah : � Indeks plastissitas ( plasticity Indeks = PI ) ≤ 6.……….…90 – 100%. � Indeks plastissitas ( plasticity Indeks = PI ) ≤ 6.……….…70 – 100%.
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
18
Dimana :
N = Faktor Umur Rencana
n = Umur rencana
R = Perkembangan lalu lintas ( % )
b) Jumlah Lalu Lintas Secara Akumulatif Secara Umur Rencana
Untuk menentukan jumlah lalu lintas secara akumulatif selama umur rencana dengan
menggunakan rumus:
c) Perhitungan tebal overlay dengan metode lendutan balik
Rumus yang digunakan :
Dimana : d = lendutan balik (mm)
d1= pembacaan awal (mm)
d2= pembacaan antara
d3= pembacaan akhir
ft = faktor penyesuaian temperatur lapis permukaan
t1 memakai grafik
tp = temperatur permukaan
N = 2
1
−+++++−
R
RRR
n 1)1()1(2)1(1
12
AE 18 KSAL 365 x N ∑−
pangMobilpenum
TrailerTraktor
m x UE 18 KSAL
d = d2 (d3-d1) x ft x C
t1 = 3
1 ( tp + tt + tb )
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
19
tt = temperatur tengah
tb = temperatur bawah
d) Perhitungan faktor keseragaman lendutan balik
Dalam proses desainnya, metode ini memerlukan prediksi beban lalu lintas yang akan
bekerja pada suatu ruas jalan sehingga diperlukan analisa beban lalulintas sebelum
melanjutkan perhitungan. Selain itu kendala pada metode ini adalah dalam menentukan nilai
CBR yang mewakili dari suatu ruas jalan. Tugas akhir kami membahas mengenai metode ini,
nilai CBR wakil dihitung berdasarkan faktor keseragaman.
Dimana : Fk = nilai yang menyatakan prosentase besaran lendutan balik dalam satu
segmen yang kurang seragam.
S = standart deviasi
d = lendutan balik rata-rata
Dimana :
Keterangan :
d = lendutan balik yang mewakili suatu ruas seksi jalan
n = jumlah titik pemeriksaan dalam segmen
Nilai Fk Keadaan
<15% Sangat seragam
15-20% Seragam
20-25% Baik
25-30% Cukup
30-40% Jelek
>40% Tidak seragam
Fk = d
S x 100%
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
20
Jadi,
Jalan yang kami ambil terbagi menjadi 3 intersection, dengan kondisi sebagai berikut:
STA. 19+300 – 20+460 : Sedang
STA. 20+460 – 20+700 : Baik
STA. 20+700 – 22+300 : Sedang
e) Menentukan lendutan yang mewakili (D)
• untuk jalan arteri D = d + 2 S
• untuk jalan kolektor D = d + 1,64 S
• untuk jalan lokal D = d + 1,28 S
1. Jalan arteri adalah jalan raya yang menghubungkan jalan negara antar propinsi
atau jalan raya yang menghubungkan jalan propinsi antar kabupaten.
2. Jalan kolektor adalah jalan pengumpul dari kebangkitan awal lalu lintas ke jalan
arteri.
3. Jalan lokal adalah jalan yang berada di perkampungan, misal jalan perumahan
semolowaru.
Jadi jika dilihat dari PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 26 TAHUN 1985 TENTANG JALAN PASAL 8, maka jalan Bangkalan
– Batas Kabupaten Sampang termasuk jalan kolektor
f) Umur rencana jalan
Umur rencana jalan adalah usia konstruksi jalan yang direncanakan mulai saat
jalan di buka sampai dengan akhir umur rencana (antara 10 – 15 th). Hubungan umur
rencana dengan desain yang kami buat adalah sebagai berikut, dari jumlah volume
kendaraan yang lewat dapat mendesain jalan rencana, dan dari data volume kendaraan
tersebut kami dapat membuat umur rencana untuk dibuat desain jalan rencana.
( ) ( )( )1
22
−−−
= ∑∑nn
ddnS
LHR akhir = LHR awal ( 1+i )n
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
21
Dimana : i = pertumbuhan lalu lintas
n = umur rencana
g) Perhitungan Lapisan Tambahan ( Overlay )
• Data lalu lintas, untuk menentukan jumlah lalu lintas rencana atas dasar jumlah jalur
dan jenis kendaraan.
• Menentukan besarnya jumlah ekivalen harian rata-rata satuan beban as tunggal,
dengan cara menjumlahkan hasil perkalian rata-rata tersebut, baik kosong maupun
bermuatan dengan faktor ekivalen yang sesuai.
• Lendutan balik yang diijinkan.
2.4. Perencanaan Dimensi Saluran Tepi Jalan
Dimensi saluran tepi jalan perlu diketahui karena berfungsi untuk mengatur kapasitas
rotasi air yang diakibatkan oleh hujan yang dapat menimbulkan banjir di daerah tersebut.
Jika perhitungan dimensi tepat maka banjir dapat diatasi. Karena jika air terus
menggenang di jalan, akan mengakibatkan aspal mengalami kerusakan (oksidasi).
Dengan adanya drainase permukaan dapat mengendalikan air hujan yang jatuh pada
permukaan jalan dapat cepat mengalir ke sistem drainase. Acuan yang digunakan adalah
perumusan SNI 03 – 3424 – 1994 Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan,
dinyatakan :
Gambar Saluran drainase
1. Pembuatan Sistem Drainase
Permukaaan perkerasan jalan dibuat dengan kemiringan tertentu dengan tujuan agar
air hujan dapat mengalir dari perkerasan menuju ke drainase. Besarnya kemiringan
melintang normal untuk perkerasan dari bahu jalan dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
22
C
2 % 2%
4 % 4 %
Bahu jalan Perkerasan jalan Bahu jalan
Tabel 2.18: Kemiringan Melintang Perkerasan dan Bahu Jalan
no Jenis Lapis Kemiringan
Permukaan jalan Melintang normal ( % )
1 Beraslpal, Beton 2 % - 3 %
2 Japat 4 % - 6 %
3 Kerikil 3 % - 6 %
4 Tanah 4 % - 5 %
Sumber; Tata Cara Perencanaan
Drainase Jalan SNI 03-3424-1994
2. Untuk menghitung debit air ( Q )
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
Q : Debit air ( m3 / detik )
C : Koefisien pengaliran
I : Intensitas hujan ( mm / jam )
A : Luas daerah pengaliran ( km2 )
Untuk menghitung kemiringan selokan samping dan gorong – gororng pembuang
air digunakan rumus sebagai berikut :
�
Q = 6,3
1x C x I x A
V = 1/n x R2/3 x i ½ i =
3/2R
Vxn 2
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
23
Keterangan :
V : Kecepatan aliran ( m/detik )
n : Koefisien kekerasan manning ( tabel 11 )
R : F/P = jari – jari hidrolik
F : Luas penampang basah ( m2 )
P : Keliling basah ( m )
i : Kemiringan saluran yang di izinkan
Kemiringan tanah dihitung dengan rumus sebagai berikut :
i = %10021
xL
tt −
t1 : Tinggi tanah dibagian tertinggi ( m )
t2 : Tinggi tanah dibagian terendah ( m )
L : Panjang saluran ( m )
Dari persamaan diatas maka akan didapat dimensi saluran tepi awal, yang akan
dikontrol kembali sesuai dengan persyaratan SNI 03 – 3424 – 1994 Tata Cara
Perencanaan Drainase Permukaan Jalan.
2.5. Rencana Anggaran Biaya
Perhitungan biaya merupakan suatu cara dan proses perhitungan untuk mendapatkan
jumlah nilai atau besarnya kebutuhan biaya yang digunakan dalam mendirikan suatu
konstruksi bangunan. Dalam proposal rencana anggaran biaya perencanaan ulang
peningkatan jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang ini kami melampirkan
Harga Satuan Pokok Kegiatan ( HSPK ).
UPAH KERJA
No. URAIAN KODE SATUAN HARGA SATUAN
( Rp.) KETERANGAN
1. Pekerja L01 Jam 4.840,00
2. Tukang L02 Jam 6.450,00
3. Mandor L03 Jam 7.550,00
4. Operator L04 Jam 6.050,00
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
24
5. Pembantu Operator L05 Jam 4.840,00
6. Sopir / Driver L06 Jam 6.050,00
7. Pembantu Sopir L07 Jam 4.840,00
8. Mekanik L08 Jam 6.914,00
9. Pembantu Mekanik L09 Jam 4.840,00
HARGA SATUAN BAHAN
No. URAIAN HARGA SATUAN ( Rp.) KETERANGAN
1. Agregat Kasar ( untuk ATB ) 150.000,00
2. Agregat Kasar ( untuk AC ) 150.000,00
3. Agregat Kasar ( non ATB/AC ) 150.000,00
4. Agregat Halus 130.000,00
5. Filler 550,00
6. Batu Belah 88.000,00
7. Batu Kali 88.000,00
8. Material Tanah Timbunan 30.000,00
9. Material Pilihan 55.000,00
10. Aspal Cement 6.485,00
11. Kerosen / Minyak Tanah 2.750,00
12. Semen 1.000,00
13. Besi Beton Polos 11.500,00
14. Kawat Beton 10.000,00
15. Besi Beton Ulir 12.000,00
16. Anyaman Kawat Baja 15.750,00
17. Paku 18.000,00
18. Kayu Perancah 2.000.000,00
19. Bensin 5.500,00
20. Solar 6.627,00
21. Minyak Pelumas / Olie 30.000,00
22. Pipa Galvanis Diameter 3” 80.800,00
23. Agregat Base Kelas A 120.000,00
24. Agregat Base Kelas B 110.000,00
25. Sirtu 82.500,00
26. Pasir 150.000,00
27. Aspal Emulsi 5.500,00
28. Thinner 19.000,00
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
25
29. Glass Bead 22.500,00
30. Pelat Rambu 175.000,00
31. Cat 45.000,00
32. Pipa ARMCO 250.000,00
33. Pasir Cor 250.000,00
34. Batu Pecah ½ - 1 255.000,00
35. Batu Pecah 1 – 2 235.000,00
36. Batu Pecah 2 – 3 220.000,00
37. Abu Batu 55.000,00
38. Baja Konstruksi 15.000,00
39. Elektroda 19.700,00
40. Cat Dasar / Menie 29.000,00
41. Thermoplastic 35.000,00
42. Paving 50.000,00
43. Batu bata 550,00
44. Angker 22.500,00
45. Pipa Galvanis Diameter 4” 95.000,00
46. Pipa Galvanis Diameter 2” 60.000,00
47. Cat Marka Jalan 55.000,00
BIAYA ALAT
No. JENIS ALAT KODE KAPASITAS BIAYA ALAT
/JAM ( Rp.) KETERANGAN
1. ASPHALT MIXING PLANT (E01) 50,00 Ton/jam 3.722.697,87
2. ASPHALT FINISHER (E02) 6,00 Ton 199.805,50
3. ASPHALT SPRAYER (E03) 800,00 Liter 33.044,66
4. BULLDOZER (E04) - 350.935,52
5. COMPRESSOR 4000-6500 L/M (E05) - 92.874,75
6. CONCRETE MIXER 0,3-0,6 M3 (E06) 500,00 Liter 34.997,55
7. CRANE 10-15 TON (E07) 15,00 Ton 305.988,62
8. DUMP TRUCK 3-4 M3 (E08) 6,00 Ton 151.694,78
9. DUMP TRUCK 8-10 M3 (E09) 10,00 Ton 210.825,16
10. EXCAVATOR (E10) 0,75 M3 297.681,32
11. FLAT BED TRUCK 3-4 M3 (E11) 4,00 M3 145.255,88
12. GENERATOR SET (E12) 125,00 KVA 332.305,37
13. MOTOR GRADER (E13) - 343.194,10
14. TRACK LOADER 75-100 HP (E14) 1,60 M3 324.429,10
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
26
15. WHEEL LOADER (E15) 1,70 M3 342.596,59
16. THREE WHEEL ROLLER 6-8T (E16) 8,00 Ton 100.486,05
17. TANDEM ROLLER 6-8T (E17) 8,00 Ton 167.387,92
18. PNEUMATIC TIRE ROLLER 8-10T (E18) 10,00 Ton 171.266,60
19. VIBRATORY ROLLER 5-8T (E19) 7,00 Ton 239.122,49
20. CONCRETE VIBRATOR (E20) - 20.674,02
21. STONE CRUSHER (E21) 30,00 T/jam 520.367,66
22. WATER PUMP 70-100 mm (E22) - 19.150,31
23. WATER TANKER 3000-4500 L (E23) 4.000,00 Liter 127.044,93
24. PEDESTRIAN ROLLER (E24) 0,98 Ton 72.470,70
25. TAMPER (E25) 0,17 Ton 26.534,81
26. JACK HAMMER (E26) - 18.719,97
27. VULVI MIXER (E27) - 109.691,88
28. GENSET ( Penerangan ) (E28) 5,00 KVA 17.738,63
29. FUEL TANK TRUCK (E29) 4.000,00 Liter 108.727,50
30. PICK UP TRUCK, 1 Ton (E30) 1,00 Ton 59.808,75
31. BLOWER (E31) - -
32. HAND MIXER (E32) - -
33. GERINDA (E33) - -
34. DRILL ENGINE (E34) - -
35. DONGKRAK (E35) - -
36. WATER JET (E36) - -
37. AIR COMPRESSOR (E37) - 10.890,00
38. AIR SPRAY (E38) - -
39. AIR LEES SPRAY (E39) - -
40. HAND VIBRATOR (E40) - -
41. CONCRETE BREAKER (E41) - -
42. PILE DRIVER (E42) 2,50 Ton 13.650,00
43. CRANE ON TRACK (E43) 35,00 273.109,14
44. CONCRETE/ASPHALT CUTTER (E44) 60,00 cm/min 20.673,75
45. TRAILLER (E45) 20,00 Ton 157.646,25
46. MESIN LAS (E46) 250,00 38.515,00
47. PONTON (E47) - 10.890,00
48. CHAIN SAW (E48) - 13.825,13
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
27
BAB III
METODOLOGI
Metodologi suatu perencanaan adalah cara dan urutan kerja suatu perhitungan untuk
mendapatkan hasil dari pelebaran jalan, tebal perkerasan jalan, overlay dan dimensi saluran
yang dibutuhkan.. Metode yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut :
3.1. Persiapan
• Mencari informasi mengenai tempat meminjam data untuk dijadikan bahan Tugas
Akhir.
• Mencari data ke instansi/perusahaan yang terkait antara lain Dinas Pekerjaan Umum
Bina Marga Propinsi Jawa Timur, serta meminta ijin kepada instansi tersebut yang
memiliki proyek untuk meminjam data guna dijadikan sebagai bahan Tugas Akhir .
• Membuat dan mengajukan berkas-berkas yang diperlukan untuk memperoleh data..
Dalam hal ini yaitu proposal dan surat pengantar dari Kaprodi untuk pengajuan
peminjaman data.
• Mengumpulkan data dan segala bentuk kegiatan/hasil survey yang sekiranya dapat
mendukung dalam penyusunan laporan Tugas Akhir.
• Mempelajari semua data dan yang berkaitan dengan hal-hal yang menunjang isi
Tugas Akhir.
3.2. Pengumpulan data
Data-data yang diperlukan untuk penyusunan laporan Tugas Akhir ini antara lain :
• Peta lokasi
• Peta/data topografi
• Data Benklemen Beam
• Data geometrik jalan
• Gambar – gambar
• Data CBR tanah
• Data lalu lintas
• Data curah hujan
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
28
3.3. Survey Lokasi
Mengetahui kondisi lingkungan lokasi suatu proyek yang diperlukan untuk data
perhitungan perencanaan (data primer). Dari hasil survey didapatkan data berupa
gambar kondisi lokasi proyek.
3.4. Analisa Pekerjaan
� Analisis data peningkatan jalan
� Analisis kebutuhan jalan untuk pelebaran jalan.
Dalam pelebaran jalan, data-data yang perlu dianalisis antara lain :
- Analisis data jumlah kendaraan
- Analisis data CBR
- Analisis data Benkleman Beam
Dari analisis data-data diatas akan diketahui derajat kejenuhan.
� Menghitung rencana tebal perkerasan pelebaran jalan
Dalam merencanakan tebal perkerasan pelebaran jalan data-data yang perlu
dihitung :
- LHR awal dan akhir umur rencana
- Lintas ekivalen tengah dan lintas ekivalen rencana
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan tebal perkerasan jalan.
� Menghitung pelapisan ulang / overlay pada jalan lama.
Dalam merencanakan tebal lapis tambahan antara lain :
1. Perhitungan faktor umur rencana
2. Perhitungan unit ekivalen beban sekunder
3. Perhitungan akumulatif ekivalen beban sekunder
4. Menghitung lendutan balik yang diijinkan
Dari perhitungan diatas dapat ditentukan tebal lapis tambahan.
� Merencanakan saluran tepi
Dalam merencanakan saluran tepi yang perlu dihitung adalah :
1. Menghitung waktu konsentrasi
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
29
2. Menghitung intensitas hujan
3. Menghitung koefisien penggalian
4. Menghitung debit air
5. Menghitung dimensi saluran
3.5. Gambar teknik hasil perencanaan
3.6. Rencana Anggaran Biaya
3.7. Kesimpulan
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
30
3.8. BAGAN METODOLOGI
Sistematika metodologi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
DS < 0,75 DS > 0,75
PERENCANAAN LAPISAN TAMBAHAN
PERENCANAAN DRAINASE
GAMBAR RENCANA
PERHITUNGAN RAB
KESIMPULAN
DERAJAT
KEJENUHAN
ANALISA LENDUTAN DENGAN BENKELMAN
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN
DENGAN ANALISA KOMPONEN
PERENCANAAN PELEBARAN JALAN
PENGUMPULAN DATA
SURVEY LOKASI
ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
PERSIAPAN • Peta lokasi proyek
• Peta/data topografi
• Data Benkelman Beam
• Data geometrik jalan
• Gambar – gambar
• Data CBR tanah
• Data lalu lintas
• Data curah hujan
KONTROL GEOMETRIK
SELESAI
MULAI
• Dimensi saluran tepi ( drainase )
• Lebar jalan
• Input, Proses, dan
Output terlampir
Proposal Tugas Akhir
Perencanaan Ulang Peningkatan Jalan Ruas Jalan Bangkalan – Batas Kabupaten Sampang
STA 19+300 - 22+300 Kabupaten Bangkalan - Jawa Timur
Program Studi Diploma III Teknik Sipil Bangunan Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
31
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga “ Manual Kapasitas Jalan
Indonesia”. 1997
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga, “ Petunjuk Perencanaan Tebal
Perkerasan Lentur Jalan Raya, dengan Metode Analisa Komponen”, 1987
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga, “Spesifikasi Standart untuk
Perencanaan Geometrik Jalan Luar Kota”, 1990
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga, “ Tata Cara Perencanaan
Drainase Permukaan jalan”, (SNI 03-3424-1994).
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Bina Marga, “Buku Petunjuk Teknis analisa
Biaya Harga Satuan Pekerjaan Jalan Kabupaten”.