“penentuan lokasi rumah sakit kelas d di kabupaten bangkalan”
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
1/58
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
2/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Penentuan Lokasi Rumah Sakit Kelas D
di Kabupaten Bangkalan dengan tepat waktu.
Makalah ini adalah bagian dari kewajiban kami sebagai mahasiswa dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan sebagai pengetahuan dasar tentang
ilmu keprofesian sebagai perencana. Selain itu, makalah ini bertujuan memberikan gambaran
tentang tanah baik dalam penyediaan, pengembangan, pengelolahan, dsb.
Terima kasih penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan
berkontribusi aktif dalam penyelesaian makalah ini dari awal hingga selesai. Ucapan terima
kasih saya tujukan pula kepada dosen Mata Kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan yakni Bapak
Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg, yang telah meluangkan waktu guna membimbing kami
dalam menyusun makalah ini.
Kesempurnaan hanya-lah milik Sang Maha Kuasa Allah SWT, maka dari itu kritik dan
saran sangat saya butuhkan demi kesempurnaan makalah ini agar lebih baik dan bermanfaat
kedepannya serta dapat dijadikan suatu referensi.
Surabaya, 26 Desember 2014
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
3/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Daftar IsiKata Pengantar ............................................................................................Error! Bookmark not defined.
Daftar Isi........................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Permasalahan...................................................................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Sasaran ............................................................................................................................ 2
1.4. Ruang Lingkup ................................................................................................................................... 3
1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................................................ 3
1.4.3 Ruang Lingkup Substansi ............................................................................................................. 3
1.5. Manfaat Penelitian.............................................................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................... 5
2.1 Lokasi .................................................................................................................................................. 5
2.1.1 Teori Lokasi ................................................................................................................................. 5
2.1.2 Faktor Penentu Lokasi Fasilitas Umum ....................................................................................... 7
2.2 Fasilitas Kota dan Kesehatan ............................................................................................................ 11
2.3 Rumah Sakit ...................................................................................................................................... 12
2.3.1 Pengertian Rumah Sakit ............................................................................................................. 12
2.3.2 Tugas dan Fungsi Rumah Salit ................................................................................................... 13
2.3.3 Klasifikasi Rumah Sakit ............................................................................................................. 14
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
4/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
4.2 Kriteria Lokasi Rumah Sakit Kelas D di Kabupaten Bangkalan ...................................................... 32
4.2.1 Tahap Eksplorasi Variabel ......................................................................................................... 32
4.2.5 Kriteria Lokasi Rumah Sakit Kelas D ........................................................................................ 33
4.3 Menentukan Tingkat Prioritas Kriteria Lokasi Rumah Sakit ............................................................ 34
4.4 Penilaian Kesesuaian Wilayah Berdasarkan Kriteria dan Sub-Kriteria Lokasi Rumah Sakit ........... 36
4.4.1 Kriteria Penduduk ...................................................................................................................... 36
4.4.2 Tata Guna Lahan ........................................................................................................................ 38
4.4.3 Aksesbilitas ................................................................................................................................ 39
4.4.4 Sarana dan Prasarana .................................................................................................................. 41
4.5 Penentuan Lokasi Rumah Sakit di Kabupaten Bangkalan ................................................................ 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................................... 45
5.1 Kesimpulan...................................................................................................................................... 45
5.2 Saran ................................................................................................................................................. 45
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 47
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
5/58
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman semakin tumbuh-kembangnya suatu ruang wilayah dapat
diidentifikasikan dengan adanya pertumbuhan penduduk dan perkembangan aktivitas wilayah tersebut.
Adanya pemusatan dan aktivitas ekonomi dan sosial yang beragam, maka membuat suatu wilayah akan
menjadi berkembang (Pudjiantoro, 2008). Pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat merupakan salah
satu ciri negara berkembang. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang sangat tinggi yaitu 237.6 juta
jiwa menjadi sebuah tuntutan agar mampu bersaing dengan negara lain baik berupa ilmu teknologi,
kemajuan perkembangan kota melalui sarana dan prasarana, dan kualitas sumber daya manusia.
Kemajuan ilmu teknologi yang diaplikasikan ke dalam pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai
akan dihasilkan oleh sumber daya manusia yang berkualitas. Namun saat ini di Indonesia pertumbuhan
penduduknya masih tidak sejalan dengan perkembangan sumber daya manusia berkualitas dan masihbanyak kebutuhan sarana dan prasarana yang belum merata.
Tugas pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah meliputi pelayanan primer
merupakan pelayanan yang paling mendasar yakni pelayanan kesehatan dan pelayanan pendidikan
(Istiqomah, 2009). Sektor kesehatan dan pendidikan adalah beberapa sektor yang sangat signifikan dan
berkaitan langsung terhadap kehidupan masyarakat, dimana pelayanan pemerintah dalam hal kesehatan
d l d l bid didik k f k f l hi b d
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
6/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
b. 1 unit BKIA/ Rumah Sakit Bersalin/ 10.000-30.000 jiwa
c. 1 unit Puskesmas/ 120.000 jiwa
d.
1 unit Rumah Sakit/ 240.000 jiwa
Sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Timur, Bangkalan mempunyai posisi strategis pusat
pembangunan Pulau Madura dan masuk dalam Gerbangkertosusila. Dengan posisi yang strategis tersebut,
maka perkembangan di Kabupaten Bangkalan relatif bergerak pesat, baik perkembangan kota,
pertumbuhan penduduk dan perkembangan ekonomi. Kabupaten Bangkalan memiliki wilayah seluas
1.474 Km2
atau 147.401,50 Ha (Jawa Timur Dalam Angka, 2010). Jumlah penduduk di KabupatenBangkalan selama kurun 2000-2010 meningkat sebanyak 143.656 jiwa, dari 1.366.605 jiwa hingga saat
ini mencapai 1.510.261 jiwa. Jumlah ini terkategori sangat tinggi di atas rata-rata propinsi, dengan
menduduki peringkat ke-6 di tingkat Propinsi Jawa Timur, setelah Surabaya, Malang, Jember, Sidoarjo
dan Banyuwangi. Jawa Timur sendiri jumlah penduduknya tercatat sebanyak 37.476.011 jiwa. Kepadatan
penduduk tahun 2010 mencapai rata-rata 1.205 per Km2, meningkat cukup signifikan dibanding tahun
2000 sebesar 927 jiwa per Km2. Dari angka tersebut kepadatan tertinggi berada di wilayah kecamatan
Pandaan sebesar 2.430 jiwa per Km2dan kepadatan terendah pada daerah kecamatan Tosari yakni sebesar
189 jiwa per Km2(Surabaya Pagi Online, 10-21-2010).
1.2. Rumusan Permasalahan
B l t hi l k h t k t di K b t B k l b
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
7/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
3. Menentukan lokasi yang tepat dan sesuai untuk dikembangkan sebuah rumah sakit kelas D di
Kabupaten Bangkalan
1.4. Ruang Lingkup
1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah studi dalam penelitian ini adalah wilayah Kabupaten Bangkalan dengan wilayah seluas
1.260,14 Km2 yang berada dibagian paling Barat dari pulau Madura terletak diantara koordinat
112o4006 113o0804 Bujur Timur serta 6o5139 - 7o1139 Lintang Selatan. Struktur wilayah
administrasi Kabupaten Bangkalan memiliki 18 kecamatan, 273 desa, 8 kelurahan. Dengan batas
wilayah.
Sebelah Selatan : Selat Madura
Sebelah Timur :Kabupaten Sampang
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Barat : Selat Madura
1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan
Penelitian ini memiliki ruang lingkup pembahasan mengenai penentuan lokasi rumah sakit yang tepat
dan sesuai dengan kondisi di Kabupaten Bangkalan. Dalam pembahasannya studi ini berawal dari
tentang bagaimana kondisi eksisting mengenai kebutuhan fasilitas kesehatan yang ada di kabupaten
B k l t l h it dik t h i d h j b t hk d ih b l t l i
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
8/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Pentingnya peran k Pentingnya
peran kesehatan dalam kehidupan
dan sumber daya manusia
esehatan dalam kehidupan dan
Peningkatan pengembangan sarana
dan prasarana seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk
Permasalahan kesehatan di Kabupaten
Bangkalan:
1.
Peningkatan jumlah penduduk
mengakibatkan ketidaksesuaian
kebutuhan pelayanan kesehatan dengan
jumlah rumah sakit di KabupatenBangkalan.
2. Jangkauan pelayanan rumah sakit yang
jauh dan kurang merata
3.
Kualitas kesehatan Kabupaten Bangkalan
yang rendah
Apa saja Kriteria Penentuan Lokasi
Rumah Sakit di Kabupaten Bangkalan
Mengidentifikasi kriteria
lokasi rumah sakit di
Kabupaten Bangkalan
Menentukan tingkat prioritas kriteria
lokasi yang tepat dalam penentuan
lokasi rumah sakit di Kabupaten
Bangkalan
Menentukan lokasi yang tepat dan
sesuai untuk dikembangkan sebuah
rumah sakit di Kabupaten Bangkalan
Latar Belakang
Pertanyaan
S
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
9/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lokasi
2.1.1 Teori Lokasi
Menurut Gunawan (1977) tempat berlangsungnya suatu kegiatan disebut lokasi. Lokasi
merupakan tempat yang dapat dikenali dan dibatasi dimana suatu kegiatan berlangsung atau dapat juga
merupakan suatu tempat dimana suatu objek terletak. Pemikiran tentang penentuan lokasi objek-objek
maupun tempattempat kegiatan berlangsung dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan optimasi
(Budiman, 2009).
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)kegiatan ekonomi, atau
ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta hubungannya
dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi
maupun sosial. Lokasi berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik, pertanian,
pertambangan, sekolah, dan tempat ibadah tidaklah asal saja/acak berada di lokasi tersebut, melainkan
menunjukkan pola dan susunan (mekanisme) yang dapat diselidiki dan dapat dimengerti (Tarigan,
2005).
Menurut Tarigan (2005) dalam mempelajari lokasi berbagai kegiatan, terlebih dahulu membuat
asumsi bahwa ruang yang dianalisa datar dan kondisinya sama di semua arah. Dalam kondisi seperti
ini, bagaimana manusia mengatur kegiatannya dalam ruang, baru kemudian asumsi ini dilonggarkan
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
10/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
dipengaruhi jarak, kondisi prasarana perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk
frekuensinya tingkat keamanan serat kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Di sisi lain, berbagai hal
yang disebutkan di atas sangat terkait dengan aktivitas ekonomi yang terjalin antara dua lokasi.
Artinya, frekuensi perhubungan sangat terkait dengan potensi ekonomi dari dua lokasi yang
dihubungkannya. Dengan demikian, potensi mempengaruhi aksesbilitas, tetapi di sisi lain, aksesbilitas
juga menaikkan potensi suatu wilayah.
Selain itu, salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan gangguan karena dibutuhkan
waktu, tenaga dan biaya untuk mencapai lokasi yang satu dari lokasi lainnya. Selain itu jarak jugamenciptakan gangguan informasi, sehingga makin jauh dari suatu lokasi makin kurang diketahui
potensi/karakter yang terdapat pada lokasi tersebut. Makin jauh jarak yang ditempuh, makin menurun
minat orang untuk bepergian dengan asumsi faktor lain semuanya sama.
Selain teori yang dikemukakan di atas, terdapat teori lokasi yang perlu untuk diketahui yaitu Central
Place Theory. Menurut Christaller (1933), pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah
menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Keadaan seperti itu akan terlihat dengan jelas di wilayah
yang mempunyai dua syarat: (1) topografi yang seragam sehingga tidak ada bagian wilayah yang
mendapat pengaruh dari lereng dan pengaruh alam lain dalam hubungan dengan jalur pengangkutan, (2)
kehidupan ekonomi yang homogen dan tidak memungkinkan adanya produksi primer, yang
menghasilkan padi-padian, kayu atau batu bara. Teori Christaller (1933) menjelaskan bagaimana
d i b k j l h k d di ib i di d l il h M d l Ch i ll i i
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
11/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Tabel 2.1 Kaji an Teori Lokasi Rumah Sakit
No Sumber Komponen
1 Tarigan (2005) Di dalam mempelajari lokasi harusmemiliki asumsi mengenai:
Setiap kegiatan memiliki polamasing-masing
Potensi wilayah
Tingkah laku/sikap manusia
2 Daldjoeni (1992)
Jarak Jumlah penduduk
Tempat pusat (central place)Jangkauan pelayanan
3 Rushton (1973) Jarak
Aksesbilitas
4 Christaller (1933) Lokasi, menempatkan suatu
perdagangan jasa di pusat yang biasa
disebut Central Place Theory , pusatkegiatan jasa
Jumlah minimum penduduk untuk
mendukung penawaran jasa
Jangkauan pelayanan dari jasarumah sakit
Sumber: Hasil kajian 2014
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
12/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
mempunyai nilai lahan yang rendah sehingga tidak menarik pada investasi untuk menggunakan
kawasan tersebut bagi kegiatan usahanya, begitu pula sebaliknya.
Chapin juga berpendapat bahwa standar ukuran kebutuhan fasilitas umum pada tiap wilayah tergantung
pada prioritas dan sumberdayanya (Chapin, 1995). Sehingga kegiatan yang menjadi prioritas
perencanaan pembangunan penyediaan fasilitas umumnya akan didahulukan, dapat berdasarkan pada
kebutuhan penduduknya ataupun tanpa memperhatikan segi kebutuhan penduduk tetapi lebih
mempertimbangkan aspek politis. Oleh karena itu, sasaran dari tujuan dari hukum politik, prioritas dan
penyediaan fasilitas umum selain untuk dapat memberikan kepuasan, kemampuan memproduksifasilitas umum berdasarkan pada biaya, hukum, ruang, dan pertimbangan politis harus ditampilkan
secara hati-hati pada masyarakat agar tepat dalam penyediaannya (Claire, 1979: 178).
Selain faktor-faktor tersebut diatas, hal lain yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penyediaan
fasilitas umum adalah dengan melihat sifat dari fasilitas umum itu sendiri. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan fasilitas umum adalah (Chapin, 1995: 369), yaitu:
1.
Fasilitas umum mempunyai dua tujuan dalam perencanaan penggunaan lokasi, yaitu untuk
menyediakan pelayanan dan sebagai pedoman (wilayah atau kawasan). Dari segi penyediaan
pelayanan, perencanaan mendesain tipe, lokasi dan ukuran fasilitas umum untuk kebutuhan
pelayanan masa yang akan datang. Dari segi pedoman perkembangan, perencana
mempertimbangkan bagaimana lokasi, ukuran, waktu, area, pelayanan dan penentuan biaya
f ili k h ik id k
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
13/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
semakin besar jarak bepergian, semakin besar biaya transportasi yang dikeluarkan, baik diukur dari segi
waktu atau uang.
Pengaruh dari jarak akan menghasilkan suatu kurva permintaan mengenai ruang dimana jumlah
dari suatu permintaan akan penyediaan fasilitas rumah sakit akan turun seiring dengan semakin jauh
jarak rumah penduduk dengan pusat fasilitas (rumah sakit). Tentu saja ketika jarak terhadap rumah sakit
meningkat, maka biaya perjalanan menjadi sangat besar sehingga jumlah atau kuantitas kedatangan dari
penduduk akan turun sampai titik nol. Jarak yang terjadi ini disebut range of good(atau pusat fasilitas)
dan menggambarkan luas mengenai ruang dari rumah sakit.Kemudian beberapa factor kunci dalam pemilihan tapak untuk lokasi pusat fasilitas, antara lain:
1. Karakteristik penduduk
Karakteristik penduduk terkait dengan besar pendapatan rumah tangga, jumlah penduduk, jenis
penyakit, karakteristik penyakit, tingkat sakit penduduk merupakan hal yang harus diperhatikan
pada lingkungan fasilitas kesehatan.
2.
Pola akses lokal
Dalam menjangkau lokasi maka perlu diperhatikan mengenai akses yang mampu menjangkau
lokasi tersebut. Aksesibilitas ini dapat diukur dari volume lalu lintas, kecepatan, lalu lintas pejalan
kaki, dan spot-spot pembehertian angkutan umum.
3. Luas jangkauan fasilitas
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
14/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
6. Kesempatan, yang dimaksud kesempatan disini meliputi keadaan keuangan (kemampuan) dari
investor atau pemerintah daerah dalam membangun sebuah rumah sakit, selain itu juga menjadi
pertimbangan dalam penentuan tipe atau kelas rumah sakit tersebut.
e. Pediantoro (2010)
Dalam studi kelayakan rumah sakit NU Jombang yang dibuat oleh Pediantoro (2010)
mengemukakan bahwa untuk melakukan perencanaan rumah sakit dapat dibagi dua kategori yaitu,
pertama berupa studi kelayakan untuk perencanaan dimana rumah sakit akan dibangun (penentuan
lokasi), kedua yaitu perencanaan bangunan fisik, peralatan dan fasilitas penunjang lainnya.Untuk menyusun sebuah studi kelayakan hal-hal yang berpengaruh dan perlu diperhatikan antara lain:
a. kebutuhan akan rumah sakit di daerah tersebut. Kebutuhan yang dimaksud disini berkaitan
dengan seberapa besar tingkat kebutuhan penduduk akan adanya pembangunan rumah sakit,hal
ini akan menentukan rumah sakit jenis apa yang akan dibangun.
b. kondisi lokasi
lokasi yang dipilih harus memiliki luasan yang sesuai untuk kemungkinan pengembangan
dikemudian hari. Lokasi harus sesuai untuk konstruksi bangunan, tidak pada lokasi rawan
bencana, tidak pada area rawan banjir, dan harus mudah diakses dari berbagai arah, utamanya
yang berkaitan dengan fasilitas umum yang ada, dan sebaiknya terletak pada jalur utama
transportasi umum. Jenis tanah juga harus dipertimbangkan untuk efisiensi jenis fondasi yang
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
15/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Tabel 2.2 Kaji an Teori Faktor -faktor penentu l okasi fasil itas umum
No Sumber Komponen
1 Claire, 1979
Jumlah penduduk Kondisi penduduk
Status sosial ekonomi
Kondisi fisik alam
Pola hidup
Kegiatan yang dilakukan masyarakatnya
2 Chapin, 1995 Kualitas area atau kawasan
Nilai lahan
Harga lahan
Kondisi bangunan (sifat dari fasum)
Hukum atau peraturanPertimbangan politis
Kesesuaian lahan
3 Simmons 1990 Permintaan
Karakteristik penduduk
Pola akses lokal
Luas dan jangkauan fasilitas
4 Cheng-Ru Wu, Chin-Tsai Lin,Huang-Chu Chen (2005)
Strategi, struktur dan persainganPermintaan
Fasilitas pendukung/ penunjangPeraturan pemerintah
Kesempatan
5 Pediantoro (2010) kebutuhan akan rumah sakit di daerah
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
16/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
2. Faktor penunjang yang merupakan fungsi primer dan lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu
kegiatan industri dan jasa komersial yang merupakan sumber tenaga bagi penduduk kota dan
mendukung pemanfaatan sumber daya alam wilayah sekitarnya, serta faktor migrasi
3. Faktor penunjang yang merupakan fungsi sekunder yang merupakan faktor pembentuk struktur
internal kota.
Masing-masing faktor terdiri dari unsur-unsur prasarana kota, lingkungan perumahan, fasilitas
pelayanan sosial dan tenaga kerja. Wujud perkembangan kota dapat terlihat dengan struktur internal kota
yang terbentuk. Struktur internal kota berhubungan antara satu kota dengan kota yang lainnya. Kota
secara sosial terkait dengan tujuan awal terbentuknya, yaitu untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas hidup penduduknya. Sedangkan secara ekonomi terkait dengan fungsi dasar kota untuk
mendukung penduduk dan kelangsungan kota itu sendiri. Perkembangan penduduk dan kegiatan
perkotaan (ekonomi-sosial) akan berdampak pada perkembangan kota dengan peningkatan kebutuhan
fasilitas baik fasilitas umum maupun fasilitas sosial. Biasanya kebutuhan penduduk kota meningkat
seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Salah satunya adalah kebutuhan akan kesehatan yang
merupakan faktor penting dalam menjaga kelangsungan hidup manusia. Setiap orang berhak
mendapatkan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi karena kesehatan merupakan suatu hak yang fundamental bagi setiap
orang tanpa membedakan ras, agama, politik, dan tingkat sosial ekonominya (Pudjiantoro, 2008).
Jadi dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk merupakan salah satu penyebab dari awal
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
17/58
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
18/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam
rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.
2.3.3 Klasifikasi Rumah Sakit
2.3.3.1 Klasifikasi Rumah Sakit Secara Umum
Klasifikasi Rumah Sakit adalah pengelompokan kelas Rumah Sakit berdasarkan fasilitas dan kemampuan
pelayanan.Menurut Siregar dan Amalia (2004), rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagaikriteria sebagai berikut:
A. berdasarkan kepemilikan
i. rumah sakit pemerintah, terdiri dari:
a. rumah sakt yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan
b. rumah sakit Pemerintah Daerah
c.
rumah sakit militer
d. rumah sakit BUMN
ii. rumah sakit swasta yang dikelola oleh masyarakat
B. berdasarkan jenis pelayanan
Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit terdiri atas:
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
19/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
ii. 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
iii. 12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis lain
iv.
13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis
b. Kelas B
yaitu rumah sakit umum yang memiliki jumlah tempat tidur minimal 200 buah dan harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit yaitu :
i. 4 (empat) Pelayan Medik Dasar
ii. 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
iii. 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis lain
iv. 2 (dua) Pelayanan Medik Sub Spesialis
c. Kelas C
yaitu rumah sakit umum yang memiliki jumlah tempat tidur minimal 100 buah dan harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit yaitu : s
v.
4 (empat) Pelayan Medik Dasar
vi. 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik
d. Kelas D
yaitu rumah sakit umum yang memiliki jumlah tempat tidur minimal 50 buah dan harus mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit yaitu : i.2 (dua) Pelayan Medik Dasar
Berdasarkan uraian peraturan dan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa rumah sakit
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
20/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
kesehatan. Adapun jenjang sakuran rujukan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Jenjang Hirarki Rujukan Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikaji bahwa mengingat rumah sakit memiliki
tingkatan berjenjang, sehingga penentuan lokasi rumah sakit yang baik tidak jauh dari rujukan yang
berada di bawahnya ataupun dia atasnya agar pelayanan kesehatan lebih merata, akses dan biaya
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
21/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
a. Pengembangan rumah sakit di Jawa Timur dapat direncanakan secara sistematis, efisien dan
efektif
b.
Pelayanan kesehatan tingkat lanjut dapat lebih dekat ke daerah terpencil, miskin dan perbatasan
karena pusat rujukan lebih dekat.
c. Dapat dijadikan dasar membentuk sistem pembiayaan kesehatan
d. Dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan terutama di Pusat Rujukan Regional
e. Pasien tidak menumpuk di rumah sakit rujukan RS Dr. Soetomo Surabaya ataupun RS Dr.
Syaiful Anwar Malang dan RS Propinsi lainnya,maupun rumah sakit rujukan nasional.
Berdasarkan teori tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan kesehatan memiliki jenjang
dalam mengatasi masyarakatnya, dari mulai puskesmas hingga rumah sakit kelas A hingga rumah sakit
kelas D. Sistem ini bertujuan agar memeratakan jasa pelayanan kesehatan selain itu juga memberikan
kesempatan dalam pengembangan sumber daya manusia.
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
22/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode theoritical
analytic dan empirical analytic. Metode theoritical analytic menggunakan konstruksi teori untuk
melandasi perumusan faktor-faktor pertimbangan dalam menentukan lokasi rumah sakit berdasarkan
teori-teori yang ada. Kemudian metode empirical analyticmengkaitkan teori yang telah ditemukan
sebagai batasan lingkup kemudian mengidentifikasi faktor empiris berdasarkan teori dan hasil analisa
sebagai faktor yang juga berpengaruh dalam pertimbangan penentuan lokasi rumah sakit.
Sebagai dasar penelitian, maka dikumpulkan terlebih dahulu teori-teori yang berkaitan dengan
konsep penentuan lokasi rumah sakit yaitu melalui faktor-faktor yang berpengaruh pada penentuan
lokasi fasilitas secara umum. Kemudian berdasarkan kondisi empiris, ditemukan pula faktor yang
yang dimaknai sebagai variabel yang mempengaruhi penentuan lokasi rumah sakit. Selanjutnya, teori-
teori tersebut dirumuskan menjadi sebuah konseptulisasi teoritik yang melahirkan variabel penelitian.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif
digunakan untuk mengukur variabel penentuan lokasi rumah sakit yang dioperasionalkan
menggunakan alat analisa statistik yaitu Analytic Hierarchical Process (AHP) dan analisa pemetaan
nilai bobot faktor prioritas atau kriteria yang tepat yang mempengaruhi lokasi rumah sakit di
Kabupaten Bangkalan.
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
23/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Tabel 3.1 Variabel Penelitian
No. Variabel Sub Variabel Definisi Operasional
1 Karakteristik
penduduk
Jumlah penduduk Jumlah seluruh penduduk yang
menghuni suatu wilayah administrasi
dalam satu satuan waktu.
Tingkat sakit penduduk Angka yang menggambarkan jumlah
penduduk yang mengalami sakit
dalam satu satuan waktu.
Sumber daya manusia tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
operasional rumah sakit.
2 Tata Guna
Lahan
Harga lahan lahan per m2 berdasarkan transaksi
pasar.
Luas lahan Besaran luas lahan yang dibutuhkan
untuk membangun sebuah rumah sakit
kelas D.
Kesesuaian lahan dengan RTRW Kesesuaian dengan rencana pola
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
24/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
kebutuhan listrik rumah sakit.
Telekomunikasi layanan telekomunikasi untuk
memenuhi kebutuhan telekomunikasi
rumah sakit.
Fasilitas penunjak medik Layanan fasilitas rumah sakit untuk
menunjang kebutuhan kesehatan
rumah sakit, seperti keberadaan
apotek, laboratorium, pendidikankesehatan.
6 Internal rumah
sakit
Sifat pelayanan Sifat pelayanan RS berupa kegiatan
promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif.
Jenis kelas rumah sakit Klasifikasi rumah sakit / Jenis rumah
sakit kelas rumah sakit A, B, C, D
Sumber: Hasil Sintesa Tinjauan Pustaka
3.4 Populasi dan Sample
Populasi diartikan sebagai keseluruhan satuan analisa yang merupakan sasaran penelitian.
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
25/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Melalui purposive sampling, sampel yang diambil merupakan representasi dari kelompoknya dan
dapat memberikan informasi yang spesifik berdasarkan pandangan dan kepentingan kelompok
tersebut sebanyak dan seakurat mungkin.
3.4.1 Analisa Responden
Responden yang dipilih yaitu menggunakan analisa stakeholder. Penelitian ini melibatkan
beberapa stakeholder di dalam proses analisanya. Untuk dapat memperoleh informasi yang
interpretatif maka diperlukan stakeholder utama yang memiliki kapasitas dan kompetensi di dalam
lingkup penataan ruang. Oleh karena itu diperlukan suatu analisa stakeholder untuk dapat
mengidentifikasistakeholder utama yang layak dijadikan sebagai narasumber/ responden.
Stakeholderadalah orang, kelompok atau institusi yang dikenai dampak dari suatu intervensi
program (baik positif maupun negatif) atau pihak-pihak yang dapat mempengaruhi dan atau
dipengaruhi hasil intervensi tersebut (McCracken, 1998). Analisa stakeholder merupakan alat yang
penting untuk memahami konteks sosial dan institusional dari suatu program, proyek ataupun
kebijaksanaan. Alat ini dapat menyediakan informasi awal dan mendasar tentang:
1. Siapa yang akan terkena dampak dari suatu program (dampak positif maupun negatif);
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
26/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
1. Bappeda
2. Dinas PU Cipta Karya dan Permukiman Kabupaten Bangkalan
3. Akademisi
4. Tim ahli perencanaan (konsultan rumah sakit)
5. Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan
6. Investor
7. Pihak management atau pemilik rumah sakit
3.4.2 Analisa StakeholderTerkait Pemilihan Responden
Analisa stakeholderdigunakan untuk menentukan pihak-pihak yang memiliki kapasitas dan
kompetensi dalam bidang yang berkaitan dengan studi ini, sehingga dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan terkait identifikasi variabel dalam penentuan lokasi rumah sakit kelas D di
Kabupaten Bangkalan sehingga teridentifikasi kriteria untuk menentukan lokasi rumah sakit. Selain
itu, stakeholderdisini juga digunakan untuk memberikan bobot dalam analisa AHP yang bertujuan
untuk menentukan prioritas dan memberikan nilai dari setiap kriteria yang telah terpilih.Untuk hasil
stakeholderakan ditampilkan dalam tabel 3.2 di bawah ini:
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
27/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
sampling lebih difokuskan pada informasi yang diperlukan dalam studi dan siapa yang memiliki
kapasitas untuk memberikan informasi yang dibutuhkan.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dalam upaya memperoleh data dan informasi yang akurat untuk kelancaran penelitian, maka
diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat guna mendapatkan data selengkap mungkin sesuai
dengan tujuan dan masalah yang ingin dipecahkan. Teknik mengumpulkan data yang akan digunakan
sangat tergantung pada alat bantu pengumpul data yang telah disusun. Alat pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini ialah kuisioner, wawancara dan observasi.
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data yang bersifat kualitatif yang diperoleh
dengan menggunakan dua metoda pengumpulan data berikut:
3.5.1 Survey Primer
Survey Primer merupakan metode mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan
dengan menggunakan teknik-teknik wawancara, menyebar angket kuisioner, daftar pertanyaan untuk
narasumber dan observasi langsung terhadap kriteria lokasi rumah sakit di Kabupaten Bangkalan.
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
28/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
2. Studi Literatur, Studi literatur/kepustakaan dilakukan dengan menganalisa isi dari literatur
yang bersangkutan dan bersesuaian dengan tema kajian ini, diantaranya berupa buku, hasil
penelitian, tugas akhir, serta artikel di internet dan media massa. Informasiinformasi lain
yang diperoleh sebagai input dalam penelitian ini dapat dijadikan tambahan Informasi yang
diperoleh untuk menjadi acuan untuk merumuskan lokasi rumah sakit yang tepat.
3.6 Metoda Analisa
Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, perlu digunakan metode analisa yang tepat untuk
mengolah data dan informasi yang telah dikumpulkan melalui survey primer dan sekunder dimana
data yang telah didapat digunakan untuk menentukan tingkat prioritas kriteria lokasi yang tepat dalam
penentuan lokasi rumah sakit di Kabupaten Bangkalan digunakan alat analisa AHP (Analitical
Hierarchy Process) untuk memberikan bobot prioritas dari tiap kriteria yang teridentifikasi. Pada
sasaran ketiga yaitu menentukan lokasi yang tepat dan sesuai untuk dikembangkan sebuah rumah
sakit di Kabupaten Bangkalan yaitu dengan menggunakan teknik scoring melalui nilai potensi dari
kriteria-kriteria yang telah teridentifikasi.
3.6.1 Menentukan tingkat prioritas kriteria lokasi yang tepat dalam penentuan lokasi rumah
sakit di Kabupaten Bangkalan
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
29/58
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
30/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
4.1.1. Letak Geografis dan Batas Wilayah
Kabupaten Bangkalan dengan luas wilayah 1.260,14 Km2 yang berada dibagian paling Barat
dari pulau Madura terletak diantara koordinat 112o4006 113o0804 Bujur Timur serta 6o5139 -
7o1139 Lintang Selatan.; dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Selat Madura
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Sampang
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Selat Madura
Secara administratif, Kabupaten Bangkalan dibagi menjadi 18 kecamatan, 273 desa, 8
kelurahan.
4.1.2 Kondisi Demografis
4.1.2.1 Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Bangkalan tahun 2013 sesuai dengan data dari BPS Kabupaten
Bangkalan sebanyak 1.475.365 jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 730.227 jiwa atau 49,49 %, dan
perempuan sebanyak 745.138 jiwa atau 50,51%.
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
31/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Bangkalan
No Kecamatan
Tahun Rasio
Pertumbuhan
Penduduk2008 2009 2010 2011 2012
1 Kamal 62,574 62,969 63,590 63,873 63,908 0.53
2 Labang 51,275 51,415 51,507 51,594 51,682 0.20
3 Kwanyar 26,861 27,109 27,363 27,720 27,767 0.844 Modung 18,157 18,218 18,273 18,292 18,285 0.18
5 Blega 32,849 33,155 33,654 33,982 34,058 0.92
6 Konang 48,938 49,714 51,033 50,984 51,003 1.05
7 Galis 61,338 61,809 61,979 62,108 62,214 0.36
8 Tragah 52,968 53,019 53,118 53,376 53,467 0.24
9 Socah 74,977 75,443 76,624 76,782 77,212 0.75
10 Bangkalan 79,406 80,053 80,581 80,933 81,071 0.5211 Burneh 76,806 76,911 76,942 76,851 76,982 0.06
12 Arosbaya 94,437 94,578 95,007 95,564 96,020 0.42
13 Tanah Merah 113,391 114,587 116,239 117,051 117,299 0.86
14 Geger 75,856 76,434 77,375 77,983 78,119 0.75
15 Kokop 83,896 84,045 85,169 84,874 85,019 0.33
16 Tanjung Bumi 56,534 57,100 57,878 58,640 59,201 1.18
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
32/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
4.1.3 Kondisi Kesehatan
4.1.3.1 Jumlah Sarana Kesehatan dan Paramedis
Perkembangan prasarana dan sarana kesehatan yang disajikan dalam tabel 4., selama lima
tahun terakhir tidak banyak mengalami perubahan. Sarana kesehatan di Kabupaten Bangkalan berupa
Rumah Sakit berjumlah tiga unit, terdiri dari satu RSUD Kokop dan dua Rumah Sakit swasta yang
ada di Kokop RSI Masyitoh dan Burneh. Jumlah Puskesmas sebanyak 33 ada di setiap kecamatan (24
kecamatan). Selain itu ada beberapa dokter praktek umum dengan jumlah tertinggi di Kecamatan
Arosbaya 38 unit dan diikuti oleh Kecamatan Kokop 35 unit.
Kecamatan
Jenis Kesehatan
Rumah Sakit Praktek
Dokter
Rumah
BersalinPuskesmas Apotik
Negeri Swasta
Kamal - - 4 - 1 -Labang - - 4 - 2 -Kwanyar - - 1 - 1 -
Modung - - - - 1 -Ble a - - 1 - 1 -Konang - - 1 - 1 -Galis - - 3 - 2 -Tragah - - 2 - 1 -Socah - - 7 - 2 1Bangkalan - - 10 - 2 1Burneh - 1 4 - 1 3Arosba a - - 38 3 2 10Tanah Merah - - 21 2 2 4
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
33/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
dokter jaga namun pada tahun 2012 sudah mengalami peningkatan dan pada semua puskesmas di tiap
kecamatan minmal terdapat satu dokter umum. Sedangkan untuk dokter spesialis di Kabupaten
Bangkalan masih sangat minim yaitu sebanyak 17 dokter. Sehingga untuk dokter spesialis hanya
berupa kunjungan dan bersifat jemput bola apabila ada pasien yang berpenyakit darurat atau spesialis
yang tidak dapat ditangani oleh dokter umum.
4.1.3.2 Status Kesehatan Penduduk
Pelayanan kesehatan di Kabupaten Bangkalan semakin ditingkatkan dari tahun ke tahun
karena semakin meningkatnya jumlah penduduk dan perkembangan daerah dari Kabupaten
Bangkalan. Sehingga diupayakan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat,
diharapkan masalah kesehatan masyarakat dapat teratasi. Untuk rumah sakit yang ada saat ini masih
kurang dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang bersifat rujukan. Sistem rujukan
adalah suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung
jawab secara timbal balik terhadap suatu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam
arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horisontal antar
unit-unit yang setara kemampuannya.
Untuk memantau efektivitas dan efisiensi pelayanan di Rumah Sakit dipergunakan beberapa
indikator seperti Bed Occupancy Rate(BOR), Length Of Stay(LOS), dan visite rate sebagai acuan
dalam kinerja pelayanan kesehatan. Data mengenai BOR dan LOS akan dilihat berdasarkan tiap
puskesmas rawat inap yang ada di Kabupaten Bangkalan Namun tidak semua puskesmas-puskesmas
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
34/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
IndikatorBed Occupancy Rate (BOR) yaitu prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan
waktu tertentu, BOR digunakan untuk menggambarkan tinggi rendahnya pemanfaatan tempat tidur
di rumah sakit. Idealnya BOR berkisar antara 60- 80%. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada
beberapa puskesmas yang memiliki nilai BOR tinggi dan melebihi batas ideal, namun adapula yang
jauh dari efektif dan efisien. IndikatorLength of Stay(LOS) atau rata-rata lama hari perawatan yang
digunakan untuk menggambarkan tingkat efisiensi dan mutu pelayanan. Idealnya nilai LOS
puskesmas yaitu 4-6 hari.
Pada tabel 4.5 di bawah akan terlihat gambaran tentang mutu pelayanan kesehatan di
Kabupaten Bangkalan melalui jumlah kunjungan dan data rawat jalan di puskesmas dan beberapa
jaringannya yang lain seperti puskesmas pembantu, rumah bersalin, dan posyandu. Visite rate adalah
jumlah kunjungan pasien yang dilayani petugas puskesmas dibanding dengan jumlah penduduk dalam
satu tahun. Ideal untuk visite rate yaitu sebesar 60 %, sedangkan pada data di atas terdapat beberapa
kecamatan yang jumlah kunjungan rawat jalannya melebihi 60%. Beberapa kecamatan tersebut antara
lain kecamatan Kamal, Socah, Tanah Merah, Arosbaya.
Tabel 4.5
Data Kunjungan Rawat Jalan Puskesmas dan Jaringannya tahun 2012
No KecamatanRawat jalan Gawat darurat
Juml Umum Gigi Lainnya Ditangani Dirujuk Jumlah Visit
1 Kamal 63,908 40,279 3,613 622 8,217 473 53,204 83.25
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
35/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
4.1.4 Aksesbilitas
Pada wilayah Kabupaten Bangkalan didominasi oleh transportasi darat untuk transportasi laut,
kebutuhan dan keterkaitan sistemnya terhubung dengan Kota Bangkalan yang selama ini sudah
memiliki pelabuhan sebagai prasarana transportasi laut.
4.1.4.1 Jaringan Jalan
Jaringan jalan berdasarkan fungsi jalan di Kabupaten Bangkalan terdiri dari jalan arteri,
kolektor dan jalan lokal. Berikut akan disebutkan jaringan j alan arteri primer dengan status j alan
nasional di Kabupaten Bangkalan. Jalan Arteri Primer adalah sistem jaringan jalan yang
menghubungkan pusat kegiatan nasional (PKN) dengan pusat kegiatan nasional (PKN), dan pusat
kegiatan nasional (PKN) dengan pusat kegiatan wi layah (PKW).
4.1.4.2 Prasarana Angkutan Umum
Rencana pengembangan angkutan umum di Kabupaten Bangkalan bertujuan untuk
memudahkan pergerakan barang dan orang, sedangkan untuk pengembangannya harus terintergrasi
dengan rencana pengembangan terminal dan kebutuhan sarana angkutan umum.
4.1.5 Prasarana Utilitas
4.1.5.1 Sistem Jaringan Prasarana Energi Listrik
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
36/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Banyaknya air minum yang disalurkan berasal dari berbagai jenis pelanggan, antara lain (i)
rumah/tempat tinggal dengan air minum yang disalurkan sebesar 4412375 m3; (ii) hotel/Obyek
Wisata; (iii) Badan Sosial dan Rumah Sakit dengan air minum yang disalurkan sebesar 115,635 m3;
(iv) Tempat Peribadatan dengan air minum yang disalurkan sebesar 173,878 m 3; (v) Umum dengan
air minum yang disalurkan sebesar 53,906 m3; (vi) Perusahaan (Pertokoan, Industri) dengan air
minum yang disalurkan sebesar 246,368 m3; (vii) Instansi Pemerintah dengan air minum yang
disalurkan sebesar 172,627 m3.
Dengan demikian, daerah pelayanan PDAM masih separuh dari jumlah kecamatan yang ada
di Bangkalan yang terdiri dari 24 kecamatan. Jumlah pelanggan sampai dengan tahun 2012 adalah
16.245 unit sambungan SR, niaga 791 pelanggan, industri 51 pelanggan, sosial 236 pelanggan, dan
155 unit sambungan Kran Umum/KU yang dipenuhi dari sumber mata air, air permukaan/sumur gali,
air bawah tanah/sumur bor dengan total kapasitas produksi mencapai 340,00 l/dt dari total kapasitas
terpasang 460,08 l/dt.Penyediaan air bersih untuk pemenuhan aktifitas ekonomi maupun kebutuhan
lainnya di Kabupaten Bangkalan terlihat kurang memadai meskipun memiliki banyak sumber mata air
dan sumur bor yang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang senantiasa
mengupayakan pencarian dan pengembangan sumber-sumber air baru. Bagaimanapun air memegang
peranan yang sangat penting bagi kehidupan, sehingga ketersediaannya merupakan suatu keharusan
agar seluruh aktifitas kehidupan dapat berjalan dengan baik.
Selama ini Kabupaten Bangkalan dikenal dengan melimpahnya ketersediaan air hal ini
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
37/58
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
38/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
39/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
2. Bobot Sub Kriteria Penentu Lokasi Rumah Sakit
Perbandingan berpasangan pada level ini dilakukan untuk menentukan bobot masing-masing
sub kriteria yang ada pada suatu kriteria. Pada penelitian ini terdapat 4 kriteria, sehingga akan tampak
4 prioritas pada setiap sub kriteria. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.17
Nilai Pembobotan Sub Kriteria
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
40/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
4.4 Penilaian Kesesuaian Wilayah Berdasarkan Kriteria dan Sub-Kriteria Lokasi
Rumah Sakit
Berdasarkan kriteria penentuan lokasi rumah sakit yang telah diperoleh dari hasil wawancara
dan tinjauan pustaka, akan dijadikan dasar dan acuan untuk menentukan skoring nilai wilayah untuk
masing-masing kriteria dan sub kriteria. Untuk kriteria-kriteria yang masih bersifat umum akan
diambil berdasarkan teori dan ketentuan yang berlaku kemudian dikombinasikan dengan kondisi
eksisting yang terdapat di wilayah tiap kecamatan di Kabupaten Bangkalan.
Penilaian terhadap kriteria dan sub-kriteria dilakukan untuk mendapatkan kesesuaian lokasiberdasarkan data-data terkait yang ada pada tiap kecamatan wilayah Kabupaten Bangkalan. Untuk itu
dilakukan pembuatan indikator nilai untuk memperjelas justifikasi terkait terpenuhi atau tidaknya
calon lokasi rumah sakit yang sesuai. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
- Nilai 0tidak memenuhi sebagai lokasi rumah sakit
- Nilai 1memenuhi sebagai lokasi rumah sakit
- Nilai 2sangat memenuhi sebagai lokasi rumah sakit
4.4.1 Kriteria Penduduk
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk menjadi salah satu sub kriteria penting dalam menentukan lokasi rumah
sakit yang tepat, karena rumah sakit adalah fasilitas yang penting dalam pemenuhan kebutuhannya.
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
41/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Tabel 4.18
Nilai Kesesuaian Lokasi berdasarkan Jumlah Penduduk
KecamatanJumlah
Pendudu
NilaiNilai x
BobotRasio Nilai
Nilai x
BobotJumlah
Kamal 63,908 1 0.267 0.53 1 0.267 0.534
Labang 51,682 1 0.267 0.20 0 0 0.267
Kwanyar 27,767 0 0 0.84 2 0.534 0.534
Modung 18,285 0 0 0.18 0 0 0
Blega 34,058 1 0.267 0.92 2 0.534 0.801
Konang 51,003 1 0.267 1.05 2 0.534 0.801
Galis 62,214 1 0.267 0.36 0 0 0.267
Tragah 53,467 1 0.267 0.24 0 0 0.267
Socah 77,212 1 0.267 0.75 1 0.267 0.534
Bangkalan 81,071 1 0.267 0.52 1 0.267 0.534
Burneh 76,982 1 0.267 0.06 0 0 0.267
Arosbaya 96,020 2 0.534 0.42 1 0.267 0.801
Tanah Merah 117,299 2 0.534 0.86 2 0.534 1.068
Geger 78,119 1 0.267 0.75 1 0.267 0.534
Kokop 85,019 2 0.534 0.33 0 0 0.534Tanjung Bumi 59,201 1 0.267 1.18 2 0.534 0.801
Sepulu 88,123 2 0.534 0.35 0 0 0.534
Klampis 53,467 1 0.267 0.24 0 0 0.267
2. Tingkat Sakit Penduduk
Penduduk merupakan konsumen utama dari sebuah rumah sakit. Selain
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
42/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Tabel 4.19
Nilai Kesesuaian Lokasi berdasarkan Tingkat Sakit
Penduduk
Kecamatan BOR NilaiNilai x
Bobot
Visit
RateNili
Nilai x
BobotJumlah
Kamal 83.79 2 1.466 83.25 2 1.466 2.932
Labang 23.32 0 0 8.89 0 0 0
Kwanyar - 0 0 50.65 1 0.733 0.733
Modung - 0 0 18.90 0 0 0
Blega 5.14 0 0 38.38 0 0 0
Konang 31.75 0 0 36.80 0 0 0Galis 89.59 2 1.466 53.06 1 0.733 2.199
Tragah - 0 51.26 1 0.733 0.733
Socah - 0 130.27 2 1.466 1.466
Bangkalan 18.63 0 0 63.55 1 0.733 0.733
Burneh 63.33 1 0.733 46.70 0 0 0.733
Arosbaya 95.22 2 1.466 90.97 2 1.466 2.932
Tanah Merah 100.26 2 1.466 99.17 2 1.466 2.932
Geger 61.16 1 0.733 71.62 2 1.466 2.199Kokop 65.39 1 0.733 98.18 2 1.466 2.199
Tanjung - 0 0 52.70 1 0.733 0.733
Sepulu 111.42 2 1.466 81.20 2 1.466 2.932
Klampis - 0 0 97.92 2 1.466 1.466
4.4.2 Tata Guna Lahan
1 Luas Lahan
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
43/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
44/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Pelayanan Kesehatan memiliki tingkatan dalam rujukan, di dalam kesehatan puskesmas
merupakan pelayanan kesehatan di bawah rumah sakit dimana jangkauan pelayanannya radius 3 km.
Oleh sebab itu, jarak rumah sakit dengan penduduk sebaiknya berkisar di antara 3-15 km. Semakin
dekat jarak lokasi rumah sakit dengan penduduk maka nilainya akan lebih tinggi. Acuan jarak pusat
penduduk Kabupaten Bangkalan yaitu dari RTRW yang membagi Kabupaten Bangkalan menjadi 6
pusat kegiatan atau Satuan Wilayah Pengembangan (SWP), yaitu berada di Perkotaan Kokop,
Arosbaya, Socah, Gondangwetan, Konang, dan Grati. Sehingga titik pusat penduduk berada pada 6
kecamatan tersebut. Sedangkan bobot penilaian AHP pada jarak dengan penduduk yaitu 0.254.
Indikator penilaian pada kesesuaian lokasi berdasarkan j arak dengan penduduk adalah
sebagai berikut:
-Nilai 0>15 km
-Nilai 18-15 km
- Nilai 23-8 km
Tabel 4.21
Nilai Kesesuaian Lokasi berdasarkan Jarak dengan
Penduduk
No Kecamatan Nilai Nilai x Bobot
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
45/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
3. Ketersediaan Transportasi Publik
Ketersediaan transportasi publik juga menjadi salah satu kriteria penting dalam menentukan
sebuah lokasi yang memiliki nilai tinggi. Dengan adanyarute trayek yang melewati jalan tertentu akan
memberikan keuntungan lebih. Di Kabupaten Bangkalan terdapat 33 jalur atau rute trayek angkutan
umum. semakin banyak rute yang melewati suatu kecamatan maka nilainya akan semakin tinggi.
Semua kecamatan di Kabupaten Bangkalan dilewati rute angkutan umum minimal satu rute. Oleh
karena itu, penilaian terhadap kesesuaian lokasi berdasarkan transportasi publik dimulai dengan skala
1 dan 2. Bobot penilaian AHP pada ketersediaan transportasi publik yaitu 0.444. Indikator penilaian
adalah sebagai berikut:
-Nilai 00
- Nilai 11 -4 rute
-Nilai 25- 8 rute
Tabel 4.22
Nilai Kesesuaian Lokasi berdasarkan Ketersediaan
Transportasi Publik
No Kecamatan
Trayek
yang
lewat
NflaiNilai x
Bobot
1 Kamal 4 1 0.444
2 Labang 3 1 0.444
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
46/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
Kriteria untuk ketiga jaringan Utilitas ini sama yaitu terjangkaunya jaringan-jaringan tersebut
ke wilayah kecamatan di Kabupaten Bangkalan, walaupun tidak harus berupa jaringan utama. Pada
peta RTRW Kabupaten Bangkalan untuk setiap kecamatan telah memiliki jaringan-jaringan air bersih,
listrik, dan jaringan telekomunikasi. Jaringan-jaringan tersebut telah masuk kedalam daerah-daerah di
setiap kecamatan di Kabupaten Bangkalan. Namun pada data produksi air bersih pada BPS Kabupaten
Bangkalan tidak semua kecamatan terlayani (dapat dilihat pada tabel 4.8, hanya 12 kecamatan yang
memiliki sumber air baku dan memproduksi air bersih. Sehingga pada penilaian sub kriteria air bersih
untuk kecamatan yang memiliki memproduksi air bersih memiliki nilai 1 dan 12 kecamatan yang
tidak memproduksi memiliki nilai 0.
Untuk penilaian kebutuhan penyediaan listrik setiap kecamatan di Kabupaten
Bangkalan memiliki nilai 1, karena pada tabel 4.9 tampak bahwa setiap kecamatan telah
mendapatkan supply listrik. Hasil pembobotan AHP untuk sub kriteria air bersih 0.253, sub
kriteria kelistrikan 0.379, telepon 0.065. Sedangkan penilaian jaringan telekomunikasi setiap
kecamatan memiliki nilai 1 karena, jaringan telekomunikasi bersifat relatif dan bisa disalurkan.
Tabel 4.23
Nilai Kesesuaian Lokasi berdasarkan Sarana dan Prasarana
Kecamatan
Kelistrikan Air bersih
Produksi
listrik
(Kwh)
Nilai
Nilai
x
bobot
Air bersih
disalurkan
(m3)
Nilai
Nilai
x
bobot
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
47/58
U O S U S S U G
Di daerah perkotaan besar jarak antar rumah sakit tidak terlalu berpengaruh dalam kriteria
menentukan lokasi rumah sakit karena rumah sakit-rumah sakit tersebut memiliki konsumen yang
berbeda-beda, sehingga jarak antar rumah sakit bukan menjadi kriteria atau hal krusial dalam
menentukan lokasi. Tetapi berbeda halnya dengan di daerah-daerah seperti Kabupaten Bangkalan, di
wilayah ini masih sedikit adanya rumah sakit sehingga dengan rumah sakit baru masih di bawah
kepemilikan pemerintah, sehingga jarak antar rumah sakit sangat diperhatikan untuk keefektifan
manfaat.
Perhitungan jarak antar rumah sakit sama dengan perhitungan sub-kriteria jarak dengan
penduduk yaitu melalui perhitungan rata-rata luas area Kabupaten di Provinsi Jawa Timur dibagi oleh
jumlah rumah sakit kelas D di Provinsi Jawa Timur. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur terdapat 83 rumah sakit dengan kelas D.
Perhitungan di atas menghasilkan bahwa, setiap kabupaten di Provinsi Jawa Timur rata-rata
memiliki 2-3 unit rumah sakit dengan kelas D. Sehingga dapat dicari rata-rata radius jangkauan antar
rumah sakit dengan kelas D seperti pada hitungan di bawah ini.
Radius jangkauan rata-rata tiap kabupaten yaitu 15 km
Sehingga indikator dalam penilaian sub-kriteria rumah sakit lainnya adalah sebagai berikut:
- Nilai 0< 5 km
- Nilai 1> 5 km
Tabel 4 24
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
48/58
4.5 Penentuan Lokasi Rumah Sakit di Kabupaten Bangkalan
Langkah selanjutnya setelah menghitung hasil perkalian skoring/penilaian kesesuaian lokasi
dengan masing-masing sub kriteria yaitu dengan membuat sintesa global prioritas lokasi dari semua
sub kriteria untuk menentukan lokasi terbaik dengan cara mengkalikan hasil perhitungan masing-
masing lokasi dari setiap sub kriteria dengan nilai bobot kriteria. Sehingga akan ditemukan hasil akhir
dari penentuan lokasi rumah sakit di Kabupaten Bangkalan.
Alasan pemilihan tiga lokasi yang paling tepat dan sesuai adalah berdasarkan analisa awal,
dimana Kabupaten Bangkalan membutuhkan 3 unit rumah sakit untuk memenuhi kebutuhan
kesehatannya.
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.25 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang
menjadi lokasi rumah sakit paling tepat dan sesuai adalah wilayah yang mendapatkan nilai tertinggi
yaitu, prioritas lokasi pertama Kecamatan Tanah Merah (13) dengan nilai 2.39, prioritas lokasi kedua
Kecamatan Arosbaya (12) dengan nilai 2.35 dan prioritas lokasi ketiga Kecamatan Kamal (1) dengan
nilai 2.09.
Tabel 4.25
Sintesa Penentuan Lokasi Rumah Sakit di Kabupaten Bangkalan
Kriteria
PendudukTata Guna
Lahan (0 201)Aksesbilitas (0.232)
Sar dan Prasarana
(0 141)
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
49/58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lokasi rumah sakit yang tepat dan sesuai
berdasarkan kriteria-kriteria yang didapatkan dari kajian pustaka dan wawancara/kuesioner.
Berdasarkan hasil analisa, dapat disimpulkan:
a. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1.
Penduduk (0.426), terdiri dari jumlah penduduk dan tingkat sakit penduduk.
2. Tata Guna Lahan (0.201), terdiri dari luas lahan dan kesesuaian lahan dengan
RTRW.
3. Aksesbilitas (0.232,) terdiri dari fungsi jalan, jarak dan ketersediaan transportasi
publik.
4. Sarana Prasarana (0.141), terdiri dari PDAM, Listrik, Telepon dan keberadaan
rumah sakit lainnya.
b. Analisa penentuan 3 lokasi rumah sakit yang sesuai di Kabupaten Bangkalan antara lain di
Kecamatan Arosbaya, Kecamatan Kamal dan Kecamatan Tanah Merah. Dengan
masing-masing nilai Kecamatan Gempol 2.39, Kecamatan Pandaan 2.35, dan
Kecamatan Grati 2.09.
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
50/58
adanya analisa/kajian mengenai tingkat kesakitan yang berkembang di wilayah
sekitarnya sehingga dapat disesuaikan dengan spesialisasi rumah sakitnya.
5.3 Lesson Learned
Lesson learned yang didapat dari penulisan makalah ini, yaitu:
Pada proses penentuan responden menggunakan analisa stakeholder. Analisa stakeholder
digunakan untuk menentukan pihak-pihak yang memiliki kapasitas dan kompetensi dalam
bidang yang berkaitan dengan studi ini, sehingga dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan terkait identifikasi variabel dalam penentuan lokasi rumah sakit. Selain itu,
stakeholder disini juga digunakan untuk memberikan bobot dalam analisa AHP yang
bertujuan untuk menentukan prioritas dan memberikan nilai dari setiap kriteria yang telah
terpilih.
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab analisis, dalam proses penentuan kriteria lokasi
rumah sakit diperlukan variabel penelitian yang didapatkan dari kajian teori dan hasil
sintesa. Dalam hal ini hasil sintesa didapatkan dari hasil wawancara yang dilakukan
kepada stakeholder yang telah ditentukan. Kajian teori dan hasil sintesa ini bertujuan untuk
mengeksplorasi seberapa banyak variabel yang ada. Output yang akan dihasilkan oleh
teknik ini akan menjadi kriteria lokasi dari rumah sakit kelas D di Kabupaten Bangkalan.
Untuk menentukan tingkat prioritas kriteria-kriteria yang paling berpengaruh dalam
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
51/58
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (1997), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Reneke Cipta , Jakarta.
Baker, J., Grewal, R & Parasuraman, A. (1994), The Influence of Store of Environment on Quality
Interface and Store Image, Journal of The Academy of Marketing Science, Volume 22 No 4.
Andhika. 2010. Analisis Permintaan Penggunaan Layanan Kesehatan Pada Rumah Sakit Umum Milik
Pemerintah Di Kabupaten Semarang. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Hutapea, Tahan P., 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan (Demand) Masyarakat
Terhadap Pemilihan Kelas Perawatan Pada Rumah sakit Umum Dr.Syaiful Malang, Jawa Timur.
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol 12: 94-101.
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
52/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
53/58
MATA KULIAH ANALISA LOKASI 49
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
54/58
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
55/58
MATA KULIAH ANALISA LOKASI 51
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
56/58
MATA KULIAH ANALISA LOKASI 52
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
57/58
MATA KULIAH ANALISA LOKASI 53
PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
-
8/10/2019 PENENTUAN LOKASI RUMAH SAKIT KELAS D DI KABUPATEN BANGKALAN
58/58
MATA KULIAH ANALISA LOKASI 54