prop.ipal
TRANSCRIPT
![Page 1: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/1.jpg)
MODIFIKASI & OPTIMALISASI
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
BANDENG JUWANA
Jl. Kedung Mundu Raya No.: 11 Semarang. 50273Telp.: 024 – 670 9018 Fax.: 024 – 76740094
![Page 2: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/2.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
BANDENG JUWANA adalah industri mengolah beberapa jenis makanan
terutama pengolahan ikan presto. Hal yang tidak dapat dihindari dalam
proses produksi adalah adanya hasil samping limbah cair (dari sisa
pencucian dan proses) yang mempunyai kandungan senyawa organik (BOD
dan COD), dan padatan tersuspensi yang tinggi. Limbah cair ini jelas belum
dapat langsung dibuang ke lingkungan karena belum memenuhi
persyaratan baku mutu limbah cair yang diperbolehkan untuk dibuang ke
lingkungan.
BANDENG JUWANA sekarang ini sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah, namun belum beroperasi secara optimal karena keterbatasan
peralatan proses.
2. Tujuan
Mengoptimalkan Instalasi Pengolahan Air Limbah, sehingga diperoleh air
hasil proses pengolahan yang layak dibuang dan memenuhi persyaratan
baku mutu limbah cair yang ditetapkan pemerintah.
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
1
![Page 3: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/3.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
BAB II
ANALISA MASALAH
Limbah cair BANDENG JUWANA secara umum mengandung:
Senyawa-senyawa organik
Padatan tersuspensi
Temperatur
Secara umum kandungan senyawa yang terdapat pada air limbah adalah:
1. Senyawa Organik
Senyawa organik yang ada pada air limbah biasanya berasal dari bahan baku
yang digunakan yang masih terikut pada air buangan, bisa berbentuk padatan
tersuspensi dan padatan terlarut. Adanya senyawa organik ini akan
mengurangi kandungan oksigen dalam air karena oksigen dibutuhkan untuk
oksidasi senyawa organik (untuk membentuk senyawa yang lebih stabil) baik
secara kimiawi maupun biologis. Air dengan kandungan oksigen rendah atau
bahkan nol akan mengganggu kehidupan air atau makhluk air akan mati,
sehingga proses pembusukan akan terjadi dan timbul bau.
2. Padatan Tersuspensi
Padatan tersuspensi berasal dari bahan baku, dan bahan-bahan pembantu
serta lainnya. Padatan tersuspensi bisa merupakan senyawa organik, seyawa
an-organik, dan padatan murni. Adanya padatan tersuspensi ini akan
mengganggu atau menghambat intensitas cahaya matahari masuk ke dalam
air, yang akibatnya akan mengganggu kehidupan air.
3. Derajat Keasaman (pH)
pH air limbah biasanya sangat bergantung pada bahan baku, bahan
pembantu dan proses produksi yang dilakukan, kalau bahan baku dan
pembantu yang dipakai bersifat asam atau dominan asam, limbah yang
dihasilkan cenderung asam (pH < 7), demikian juga sebaliknya. Adanya
kondisi pH yang tidak netral (asam atau basa) sangat mengganggu kehidupan
air yang sebagian besar hidup pada kondisi netral.
4. Temperatur (Suhu)
Suhu air limbah disamping merupakan salah satu parameter baku mutu juga
menjadi syarat untuk bisa dilakukannya proses biologi, sehingga diperlukan
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
2
![Page 4: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/4.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
pengaturan suhu air limbah sebelum dilakukannya proses pengolahan air
limbah. Suhu optimal proses pengolahan air limbah 30 – 35 oC.
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
3
![Page 5: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/5.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
BAB III
PENANGANAN MASALAH
Proses pengolahan air limbah adalah merupakan upaya untuk menghilangkan
atau mengurangi kandungan parameter-parameter pencemar, antara lain:
1. Senyawa Organik
Kandungan senyawa organik pada air limbah dapat diketahui dari analisa
laboratorium dan biasanya dibedakan menjadi 2 yaitu:
a. COD (Chemical Oxygen Demand)
Parameter ini menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
mengoksidasi kandungan senyawa organik air limbah secara oksidasi
kimiawi (langsung). Adanya parameter ini bisa diatasi dengan proses
AERASI yaitu penambahan oksigen ke dalam air limbah dengan bantuan
peralatan AERATOR.
b. BOD (Biological Oxygen Demand)
Parameter ini menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk mengoksidasi senyawa organik (oksidasi secara
biologis dengan bantuan mikroorganisme).
Adanya senyawa ini bisa diatasi dengan PROSES BIOLOGI, pada proses ini
juga dibutuhkan aerator untuk mensuplai oksigen yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme.
2. Padatan Tersuspensi
Padatan tersuspensi pada air limbah terdiri dari 3 bagian:
a. Senyawa OrganikCara mengatasinya seperti pada ad. 1.
b. Senyawa An-organik (logam berat dsb.)
c. Padatan Murni (kotoran)
Padatan tersuspensi dalam bentuk b dan c dapat dihilangkan dengan PROSES
KIMIA yaitu Proses Koagulasi dan Flokulasi dengan bantuan bahan kimia
Coagulant dan Flocculant. Proses yang terjadi adalah proses adsorbsi padatan
oleh flok yang dibentuk oleh bahan kimia yang ditambahkan.
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
4
![Page 6: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/6.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
3. Derajat Ke-Asaman (pH).
Penetralan derajat keasaman dilakukan dengan penambahan bahan
kimia yang memiliki pH berlawanan dengan pH air limbahnya. Pada
limbah pabrik tekstil ini yang cenderung basa, maka perlu dilakukan
penambahan asam yaitu: H2SO4 (Asam Sulphate)
4. Suhu
Untuk penurunan suhu diperlukan suatu peralatan yaitu Cooling Tower,
sehingga akan diperoleh disamping suhu yang optimal untuk proses
pengolahan juga parameter baku mutu air limbah tekstil.
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
5
![Page 7: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/7.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
BAB V
TINJAUAN UMUM
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
BANDENG JUWANA
Dari tinjauan teknis terhadap kondisi IPAL dan kualitas air limbah BANDENG
JUWANA maka kami akan memberikan penjelasan sebagai berikut:
A. KONDISI IPAL
Melihat kondisi IPAL BANDENG JUWANA sebenarnya sudah tepat, terutama
pada alur proses yang diterapkan, namun karena masih adanya ketidak
sesuaian antara peralatan proses dengan kuantita air limbah yang diolah
(over capacity) maka hasil yang optimal belum dapat tercapai.
B. KAPASITAS & KUALITAS AIR LIMBAH
IPAL yang ada saat ini direncanakan untuk mengolah air limbah 10 m3/hari.
Kapasitas air limbah yang ada saat ini adalah 30 - 50 m3/hari.
Kualitas air limbah yang dihasilkan :
- pH : 9 - 10
- COD : 6000 - 10000 ppm.
- BOD : 2000 - 5000 ppm.
- TSS : 100 - 300 ppm.
C. PEMILIHAN SISTEM PROSES IPAL
Untuk menentukan sistem dan metode proses pengolahan air limbah yang
perlu dipertimbangkan adalah:
1. Kapasitas Air Limbah
2. Karakteristik & Kandungan Air Limbah
3. Kondisi Pengolahan Air Limbah yang ada
4. Rencana Lokasi Pengolahan Air Limbah
5. Jangka Panjang Produksi
6. Biaya Investasi & Biaya Operasional dan Maintenace
D. TINJAUAN TEKNIS
IPAL BANDENG JUWANA saat ini menggunakan metode proses:
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
6
![Page 8: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/8.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
1. Proses Biologi Anaerob Biofilter – semi continue
2. Proses Kimia (Koagulasi & Flokulasi) - batch
3. Proses Biologi Aerob Lumpur Aktif - batch
1. Proses Biologi Anaerob Biofilter
Pemilihan sistem ini sudah tepat ditinjau dari kualitas air limbah yang
mengandung kandungan seyawa organik > 5000 ppm. Namun selain
kualitas air limbah ada beberapa pertimbangan lain yang menjadi parameter
pemilihan proses, antara lain:
- Kapasitas
Kapasitas air limbah sangat menentukan untuk ukuran bak proses
waktu tinggal
Kondisi IPAL saat ini untuk Bak Anaerob Biofilter adalah:
Ukuran : 2 x 1.5 x 2.5 m., jumlah : 10 unit
Volume : 75 m3 dengan volume efektif : 60 m3
Melihat kapasitas bak anaerob maka kapasitas proses pengolahan air
limbah berkisar antara 10 – 15 m3/hari dengan catatan proses kontinu.
Dengan kapasitas air limbah saat ini jelas proses tidak akan optimal dan
ditambah lagi dengan sistem semi kontinu.
- Media
Penentuan media biofilter dipengaruhi oleh parameter kualitas
kandungan padatan air limbah dan sifat fisika air limbah (suhu dan pH).
Melihat kondisi air limbah kandungan padatan tinggi dengan suhu > 50 oC, maka diperlukan media filter dengan tingkat porositas tinggi dan
tahan suhu tinggi. Pemilihan kulit kerang sebagai media filter sudah
tepat hanya pemilihan ukuran kulit kerang dan penataan media yang
perlu pengaturan secara tepat.
Kondisi sekarang karena pemilihan ukuran kulit kerang dan penataan
yang kurang tepat ditambah dengan proses semi kontinu, maka akan
terjadi clogging (tersumbat) sehingga aliran pada Bak Anaerob tidak
lancar.
Secara umum Proses Anaerob Biofilter tidak optimal, karena:
a. Sistem Proses Semi Kontinu
b. Waktu Tinggal Kurang
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
7
![Page 9: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/9.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
2. Proses Kimia (Koagulasi & Flokulasi)
Proses kimia pada proses pengolahan air limbah sebenarnya merupakan
proses yang sangat fleksibel bisa kontinu dan batch. Proses kimia yang
dilakukan saat ini adalah batch.
Ukuran Bak : dia. 1.8 x 1.8 m., volume : 5 m3
Kendala yang dihadapi saat ini dengan kapasitas air limbah rata-rata 30
m3/hari, berarti 1 hari 6 kali proses dengan waktu operasi sehari 8 – 10
jam, 1 x proses hanya membutuhkan waktu 1.5 jam untuk proses dan
pengendapan. Idealnya untuk proses pengendapan proses kimia 3 – 4
jam.
3. Proses Biologi Aerob
Proses biologi aerob dimaksudkan untuk menguragi kandungan organik
setelah proses Anaerob.
Ukuran Bak: 2.5 x 1.5 x 1.5 m., jumlah 3 unit.
Volume : 16 m3
Volume efektif : 14 m3 atau 4.6 m3/bak
Metode yang dipakai batch dengan pengaturan rotasi
Dengan kapasitas air limbah 30 m3/hari, dan waktu operasi 8 jam 3.75
m3/jam, sehingga waktu efektif proses biologi aerob hanya 1.5 jam,
namun kondisi ini tertolong dengan waktu jeda tiap hari sekitar 16 jam.
Namun jelas proses biologi aerob tidak akan optimal.
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
8
![Page 10: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/10.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
II. BAB VI
BLOK DIAGRAM PROSES
OPTIMALISASI IPAL
Blok Diagram Proses pengolahan air limbah sistem BANDENG JUWANA adalah
sebagai berikut:
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
9
AIR LIMBAH
BAK ANAEROB
INTERMEDIATEANAEROB
BAKPROSES KIMIA
SAND FILTER
FISH PONDBADAN SUNGAI
CLARIFIERPROSES KIMIA
BAK AEROB
CLARIFIERPROSES BIOLOGIDRY BED
![Page 11: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/11.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
III. BAB VII
DESKRIPSI PROSES
Proses pengolahan air limbah BANDENG JUWANA yang direncanakan mempunyai
alur proses sebagai berikut:
Air limbah dari unit produksi mengalir ke lokasi pengolahan air limbah melalui
saluran buangan yang telah ada menuju Bak Equalisasi, kemudian dipompa ke
Bak Proses Anaerob yaitu bak yang berfungsi sebagai sarana untuk mengurangi
senyawa organik tinggi, selanjutnya air limbah secara gravitasi mengalir ke Bak
Intermediate Anaerob. Dari Bak Intermediate dipompakan ke Bak Proses Kimia,
tempat dilakukan penambahan koagulan dan flokulan. Secara gravitasi air limbah
mengalir ke Clarifier Kimia untuk proses pengendapan. Air hasil proses mengalir
ke Bak Biologi Aerob untuk proses mengurangi senyawa organik dengan bantuan
mikroorganisme Air limbah kemudian mengalir ke Bak Proses Biologi yaitu
tempat dilakukannya proses biologi untuk mendegradasi senyawa-senyawa
organik secara oksidasi dengan bantuan mikroorganisme. Sistem yang dipilih
adalah Aerobic Biofilter Treatment, suplai oksigen dengan Blower. Kemudian air
limbah akan mengalir ke Bak Pengendapan Biologi untuk pemisahan antara air
hasil proses biologi dengan kotoran yang terikut, air hasil proses biologi
selanjutnya dilakukan filtrasi dengan silica sand filter, dan sebelum dibuang ke
lingkungan dilewatkan Fish Pond sebagai control kualitas air hasil proses. Untuk
Lumpur dari Bak Proses Kimia dan Clarifier Kimia secara gravitasi dialirkan ke Dry
Bed untuk pengeringan.
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
10
![Page 12: Prop.IPAL](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082605/5571fa0949795991699114d0/html5/thumbnails/12.jpg)
CV. REKA TIRTA UTAMA
BAB VIII
LANGKAH-LANGKAH PERBAIKAN
Setelah melihat pada kondisi dan tinjauan teknis terhadap peralatan-peralatan
proses Instalasi Pengolahan Air Limbah BANDENG JUWANA, maka langkah-
langkah perbaikan dan modifikasi yang diperlukan adalah sebagai berikut:
No
.DESKRISI
TEKNIS PROSES &
MODIFIKASITUJUAN
1. Pemindahan Bak Proses Kimia
- Pengaturan tata letak yang lebih baik dan penggantian karena korosif
2. Pembuatan Bak Dry Bed
Mengganti Dry Bed lama Pengaturan tata letak yang lebih baik dan penggantian karena lokasi lama digunakan untuk Clarifier Kimia
3. Pembangunan Clarifier Kimia
Pemisahan endapan & air hasil proses
Pengendapan & penarikan lumpur sempurna
4. Peninggian Bak Aerob Tempat proses biologi aerob
Proses biologi aerob yang sempurna
5. Pemasangan Bio Media Aerob
Penggantian sistem proses dari Lumpur Aktif dengan Biofilter
Proses biologi aerob yang sempurna
6. Pembangunan Bak Pengendapan Biologi
Untuk pemisahan kotoran dari Bak Biologi Aerob
Tercapainya kondisi Nitrifikasi dan denitrifikasi
7. Pengadaan Filtrasi Untuk menyaring padatan yang masih terikut pada aliran buangan air hasil proses
Air hasil proses lebih jernih
Proposal OptimalisasiIPAL BANDENG JUWANAJanuari 2010
11