promkes asi

3
E4. Promosi Kesehatan Upaya Peningkatan Cakupan Asi Eksklusif di Desa Gujeg Tahun 2011 Latar Belakang Banyak penelitian membuktikan bahwa pemberian ASI secara eksklusif dapat menjaga kelangsungan hidup dan kesehatan bayi. Pemberian ASI eksklusif terbukti dapat mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit. Selain itu pemberian ASI eksklusif juga membantu menjarangkan kelahiran. Oleh sebab itu, WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Di Indonesia, pemerintah juga telah menetapkan agar bayi disusui secara eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan yang tertuang dalam surat keputusan menteri kesehatan nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia. 1,2 Meskipun demikian, cakupan pemberian ASI eksklusif di masyarakat masih rendah. Secara nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan menunjukkan kecenderungan menurun. Berdasarkan data susenas tahun 2009, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0–6 bulan turun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008. Sedangkan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% pada tahun 2007 menjadi 24,3% pada tahun 2008. 2 Berdasarkan laporan tahunan UPT Puskesmas Panguragan tahun 2010, cakupan ASI eksklusif di seluruh wilayah kerja juga masih sangat rendah, yaitu bervariasi antara 30-35% di masing-masing desa, dengan rata-rata cakupan 32%. 3 Dengan demikian perlu dilakukan suatu upaya untuk meningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif di UPT Puskesmas Panguragan.

Upload: annisa-noer-dewi

Post on 27-Oct-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Promkes Asi

E4. Promosi Kesehatan

Upaya Peningkatan Cakupan Asi Eksklusif di Desa Gujeg Tahun 2011

Latar Belakang

Banyak penelitian membuktikan bahwa pemberian ASI secara eksklusif dapat menjaga kelangsungan

hidup dan kesehatan bayi. Pemberian ASI eksklusif terbukti dapat mengurangi tingkat kematian bayi

yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru,

serta mempercepat pemulihan bila sakit. Selain itu pemberian ASI eksklusif juga membantu

menjarangkan kelahiran. Oleh sebab itu, WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6

bulan pertama. Di Indonesia, pemerintah juga telah menetapkan agar bayi disusui secara eksklusif

sejak lahir hingga usia 6 bulan yang tertuang dalam surat keputusan menteri kesehatan nomor

450/Menkes/SK/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia.1,2

Meskipun demikian, cakupan pemberian ASI eksklusif di masyarakat masih rendah. Secara

nasional cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia berfluktuasi dan menunjukkan

kecenderungan menurun. Berdasarkan data susenas tahun 2009, cakupan pemberian ASI eksklusif

pada bayi 0–6 bulan turun dari 62,2% tahun 2007 menjadi 56,2% pada tahun 2008 . Sedangkan

cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai 6 bulan turun dari 28,6% pada tahun 2007

menjadi 24,3% pada tahun 2008.2

Berdasarkan laporan tahunan UPT Puskesmas Panguragan tahun 2010, cakupan ASI eksklusif

di seluruh wilayah kerja juga masih sangat rendah, yaitu bervariasi antara 30-35% di masing-masing

desa, dengan rata-rata cakupan 32%.3 Dengan demikian perlu dilakukan suatu upaya untuk

meningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif di UPT Puskesmas Panguragan.

Permasalahan

Kurangnya cakupan pemberian ASI eksklusif di UPT Puskesmas Panguragan dapat disebabkan

beberapa faktor, yaitu:

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat pemberian ASI eksluisif pada anak.

Termasuk di dalamnya adalah banyaknya mitos yang salah yang berkembang di masyarakat

mengenai pemberian makanan pada anak.

Meningkatnya pemasaran makanan pengganti ASI

Kurangnya peran serta aktif para tenaga kesehatan untuk mempromosikan pemberian ASI

eksklusif

Page 2: Promkes Asi

Perencanaan dan Pemilihan Intervensi

Dari berbagai kemungkinan penyebab masalah di atas, yang dijadikan prioritas masalah adalah

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pemberian ASI ekslusif pada anak. Pemilihan

prioritas masalah ini juga didasarkan pada data laporan tahunan UPT Puskesmas Panguragan tahun

2010 mengenai sasaran dan pencapaian penyuluhan ASI eksklusif. Dari jumlah sasaran penyuluhan

ASI eksklusif sebesar 1116 orang, jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan baru mencapai 871

orang. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang kurang mendapat informasi

mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif. Dengan demikian intervensi yang dipilih adalah

penyuluhan kepada masyarakat mengenai ASI eksklusif, termasuk membenarkan mitos-mitos yang

tidak benar yang beredar di masyarakat.

Penyuluhan direncanakan untuk dilakukan di posyandu di salah satu desa UPT Puskesmas

Panguragan. Desa yang dipilih adalah Desa Gujeg yang merupakan desa percontohan di wilayah

kerja Puskesmas Panguragan. Sasaran penyuluhan adalah orang tua yang berkunjung ke Posyandu

pada hari penimbangan balita dan ibu hamil yang ada di desa tersebut.

Pelaksanaan

Penyuluhan dilakukan pada saat hari penimbangan balita di Posyandu desa Gujeg. Sosialisasi

mengenai kegiatan penyuluhan dilakukan pada saat pembagian undangan hari penimbangan anak

yang dilakukan dari rumah ke rumah oleh kader. Penyuluhan dilakukan dengan cara presentasi

menggunakan sarana over head projector. Materi yang diberikan meliputi kelebihan ASI, manfaat

pemberian ASI eksklusif, waktu pemberian makanan tambahan pada bayi, serta mitos-mitos yang

ada di masyarakat mengenai pemberian ASI eksklusif dan fakta yang benar megenai hal-hal tersebut.

Monitoring dan evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan pada akhir presentasi mengenai materi yang

telah diberikan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta mengenai

pamberian asi ekslusif setelah penyuluhan, sekaligus mengevaluasi apakah isi materi dan cara

penyampaian mudah dipahami dengan baik. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat,

diharapkan keberhasilan pemberian ASI eksklusif di tahun-tahun berikutnya akan meningkat.

Daftar pustaka

1. Afriansyah N, et al. Penelitian dan Pengembangan Media dan Strategi Promosi ASI Eksklusif

di Perdesaan dan Perkotaan.

Page 3: Promkes Asi

2. Minarto. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat (RAPGM) Tahun 2010-2014. Diunduh

dari: http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/658

3. Laporan Tahunan UPT Puskesmas Panguragan Tahun 2010.