proposal promkes

21
PROPOSAL KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN DIABETES MILITUS DI KELURAHAN PENATABAN KEC. GIRI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI Institute Of Health Science Jl. Letkol Istiqlah N0. 40 Banyuwangi tlp. (0333) 421610 2013 - 2014

Upload: yanuar-akbar

Post on 05-Jul-2015

3.267 views

Category:

Health & Medicine


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal promkes

PROPOSAL KEGIATAN

PROMOSI KESEHATAN DIABETES MILITUS

DI KELURAHAN PENATABAN KEC. GIRI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANGI

Institute Of Health Science

Jl. Letkol Istiqlah N0. 40 Banyuwangi tlp. (0333) 421610

2013 - 2014

Page 2: Proposal promkes

LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

Nama Kegiatan : Kegiatan Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus

Tema Kegiatan : Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus

Harapan : Semoga dengan diadakan kegiatan ini dapat menambah ilmu dan

manfaat bagi mahasiswa dan masyarakat

Waktu : Januari - Febuari 2014

( 1 minggu 1x, hari sabtu )

Tempat : Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi

Tempat Ibu Ibu PKK

Banyuwangi, 18Januari 2014

Dosen Pembimbing

Titis Sriyanti, S.km

NIK. 00.000.0000

Mahasiswa

Yanuar Yostan Ali Akbar

NIM. 2012.01.040

Ketua STIKes Banyuwangi

DR. H. Soekardjo, S.Kep, MM

NIK.06.001.0906

Pembina Kemahasiswaan

Ivan Rachmawan, S. Kom

NIK. 06.039.0906

Mengetahui,

Page 3: Proposal promkes

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan terkena

penyakit. Semakin bertambah usia maka sel-sel manusia bertambah tua dan berkurang fungsi

serta anatominya. Dengan demikian akan semakin dekat dan mudah terkena penyakit.

Penyakit yang mungkin muncul adalah salah satunya diabetes melitus. Meskipun diabetes

melitus mungkin juga terjadi pada usia anak dan muda tergantung jenis DM yang menjangkit.

Dari tahun ketahun penderita Diabetes Melitus sangat meningkat. Penyakit ini lebih

banyak terjadi pada orang dewasa. Makin tua umur makin tinggi resiko terkena penyakit.

Diabetes Melitus Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh

karena adanya peningkatan kadargula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin baik

absolute maupun Relatif.

Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan.

Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari

pasien. Untuk itu pasien memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes Melitus

dengan asuhan keperawatan yang komprehensif.

1.2 Definisi Diabetes Militus

Diabetes Militus adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi (

peningkatan jumlah zat gula dalam darah ) yang berhubungan dengan abnormalitas

metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin

atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis

mikrovaskular, makrovaskular, dan neuropati.

1.3 Penyebab

Penyebab Diabetes Melitus berdasarkan klasifikasi menurut WHO tahun 1995 adalah :

1. DM Tipe I (IDDM : DM tergantung insulin)

1. Faktor genetik / herediter

Page 4: Proposal promkes

Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel beta

terhadap penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibodi

autoimun melawan sel-sel beta, jadi mengarah pada penghancuran sel-sel beta.

2. Faktor infeksi virus

Berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen yang merupakan pemicu yang

menentukan proses autoimun pada individu yang peka secara genetik

2. DM Tipe II (DM tidak tergantung insulin = NIDDM)

Terjadi paling sering pada orang dewasa, dimana terjadi obesitas pada individu

obesitas dapat menurunkan jumlah resoptor insulin dari dalam sel target insulin

diseluruh tubuh. Jadi membuat insulin yang tersedia kurang efektif dalam

meningkatkan efek metabolik yang biasa.

3. DM Malnutrisi

1. Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)

Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein

sehingga klasifikasi pangkreas melalui proses mekanik (Fibrosis) atau toksik

(Cyanide) yang menyebabkan sel-sel beta menjadi rusak.

2. Protein Defisiensi Pancreatic Diabetes Melitus (PDPD)

Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta

pancreas

4. DM Tipe Lain

1. Penyakit pankreas seperti : pancreatitis, Ca Pancreas dll

2. Penyakit hormonal

Seperti : Acromegali yang meningkat GH (growth hormon) yang merangsang

sel-sel beta pankeras yang menyebabkan sel-sel ini hiperaktif dan rusak

1. Obat-obatan

1. Bersifat sitotoksin terhadap sel-sel seperti aloxan dan streptozerin

Page 5: Proposal promkes

2. Yang mengurangi produksi insulin seperti derifat thiazide, phenothiazine

dll.

1.4 Tanda dan Gejala Diabetes Militus

1. Gejala Diabetes Militus

1. Gejala Diabetes Tipe1 (pada anak-anak)

Mengenali gejala diabetes tipe satu pada anak tak selalu mudah karena

gejala-gejalanya sering salah dikira penyakit flu. Selain itu gejalanya

terkadang baru muncul setelah penyakit berjalan cukup panjang.

Anak dengan diabetes tipe 1 biasanya memiliki gejala awal sebagai berikut:

1. Sering berkemih

Hal ini terjadi karena ginjal ingin membersihkan kelebihan glukosa

dalam sirkulasi darah. Anak jadi lebih sering buang air kecil dan dalam

jumlah yang besar. Mengompol juga bisa menjadi gejala adanya diabetes,

terutama jika sebelumnya anak tak pernah mengompol.

2. Banyak minum

Karena banyak cairan yang dikeluarkan, anak menjadi gampang haus.

3. Berat badan berkurang

Tubuh tidak lagi bisa memproses glukosa untuk energi dan mulai

memecah otot dan cadangan lemak untuk menghasilkan energi bagi sel-sel

yang lapar. Karenanya meski nafsu makan anak normal tetapi berat badannya

sulit naik.

4. Mudah lelah

Anak tampak kelelahan karena tubuhnya tidak mampu memproses

glukosa untuk energi.

Page 6: Proposal promkes

2. Gejala-Gejala Diabetes Tahap Lanjut

Diabetes tipe 1 umumnya terjadi pada anak-anak dan remaja meskipun pada

dasarnya dapat terjadi pada usia berapapun. Diabetes tipe 2 yang merupakan

tipe yang paling umum dapat terjadi pada usia berapapun dan sering dapat

dicegah.

1. Berat badan turun dengan cepat

Buat penderita diabetes, jangan senang dulu jika berat badan Anda

turun dengan cepat. Ini bukan diakibatkan karena diet yang sukses, namun

lebih disebabkan karena pankreas mulai rusak. Pankreas memiliki tugas

memproduksi insulin yang digunakan mengolah glukosa menjadi sumber

energi. Karena pankreas pada penderita diabetes gagal mengolah gula

menjadi energi, maka terjadilah resistensi insulin. Tubuh kemudian akan

mencari sumber energi alternatif dengan membakar cadangan lemak dalam

tubuh. Jika cadangan lemak habis, maka sasaran selanjutnya adalah otot.

Akibatnya bobot tubuh akan terus menyusut.

2. Sering Kesemutan

gejala ini terjadi karena pembuluh darah yang rusak, sehingga darah

yang mengalir di ujung–ujung saraf pun berkurang.

3. Luka yang sulit sembuh

Ini adalah efek lain dari kerusakan pembuluh darah dan saraf selain

kesemutan. Kerusakan ini mengakibatkan penderita diabetes tidak merasakan

sakit jika mengalami luka. Mereka bahkan kadang tidak sadar telah terluka.

Gabungan kadar gula darah yang tinggi dan tidak adanya rasa nyeri, maka

luka yang awalnya kecil dapat membesar menjadi borok dan bahkan

membusuk. Jika sudah sampai tahap ini, amputasi merupakan satu-satunya

jalan untuk menyembuhkannya.

Page 7: Proposal promkes

3. Gejala Diabetes Pada Wanita

Sementara itu, sayangnya dari beberapa gejala khusus yang sering

dialami wanita namun tidak disadari mereka. Lantas, gejala-gejala apa saja

itu biasanya hadir itu? Di bawah ini ada beberapa gejala yang dapat Anda

harus waspadai dan segera konsultasi ke dokter, menurut Imam, di antaranya

sebagai berikut:

1. Infeksi vagina yang ditandai dengan munculnya keputihan secara

berulang, meskipun telah mendapatkan pengobatan.

2. Wanita diabetes lebih mudah terserang infeksi jamur di daerah organ

intim karena daerah tersebut mengalami kelambaban cukup tinggi.

3. Mengalami gangguan fungsi hormonal karena aliran darah tidak lancar.

4. Cenderung mengalami polycystic ovarian syndrome. Keseimbangan

hormon terganggu yang akan menganggu sistem reproduksi.

5. Pemicu diabetes juga, biasanya ditemukan pada wanita yang mengalami

depresi.

6. Memiliki kadar kolesterol yang tinggi dibanding pria

2. Pemeriksaan Diagnostik :

1. Kadar glukosa darah

Tabel : Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode

enzimatiksebagai patokan penyaring

Kadar Glukosa Darah Sewaktu (mg/dl)

Kadar Glukosa Darah Sewaktu DM Belum Pasti DM

Plasma vena >200 100-200

Darah kapiler >200 80-100

Page 8: Proposal promkes

Kadar Glukosa Darah Puasa (mg/dl)

Kadar Glukosa Darah Puasa DM Belum Pasti DM

Plasma vena >120 110-120

Darah kapiler >110 90-110

2. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali

pemeriksaan :

1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)

2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)

3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah

mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).

3. TES LABORATORIUM DM

Jenis tes pada pasien DM dapat berupa tes saring, tesdiagnostik, tes

pemantauan terapi dan tes untuk mendeteksikomplikasi.

4. TES SARING

Tes-tes saring pada DM adalah:

1. GDP

2. GDS

3. Tes Glukosa Urin:

1. Tes konvensional (metode reduksi/Benedict)

2. Tes carik celup (metode glucose oxidase/hexokinase

Page 9: Proposal promkes

5. TES DIAGNOSTIK

Tes-tes diagnostik pada DM adalah:1.GDP2.GDS3.GD2PP (Glukosa Darah 2

Jam Post Prandial)4.Glukosa jam ke-2 TTGO

6. TES MONITORING TERAPI

Tes-tes monitoring terapi DM adalah:

1. GDP : plasma vena, darah kapiler

2. GD2 PP : plasma vena

3. A1c : darah vena, darah kapiler

7. TES UNTUK MENDETEKSI KOMPLIKASI

Tes-tes untuk mendeteksi komplikasi adalah:

1. Mikroalbuminuria : urin

2. Ureum, Kreatinin, Asam Urat

3. Kolesterol total : plasma vena (puasa)

4. Kolesterol LDL : plasma vena (puasa)

5. Kolesterol HDL : plasma vena (puasa)

6. Trigliserida : plasma vena (puasa)

1.5 Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar

glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.

Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal

(euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.

Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:

Page 10: Proposal promkes

1. Diet

a. Syarat diet DM hendaknya dapat:

1) Memperbaiki kesehatan umum penderita

2) Mengarahkan pada berat badan normal

3) Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda

4) Mempertahankan kadar KGD normal

5) Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetik

6) Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.

7) Menarik dan mudah diberikan

b. Prinsip diet DM, adalah:

1) Jumlah sesuai kebutuhan

2) Jadwal diet ketat

3) Jenis: boleh dimakan/tidak

c. Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan

kalorinya.

1) Diit DM I : 1100 kalori

2) Diit DM I : 1300 kalori

3) Diit DM III : 1500 kalori

4) Diit DM IV : 1700 kalori

5) Diit DM V : 1900 kalori

6) Diit DM VI : 2100 kalori

7) Diit DM VII : 2300 kalori

8) Diit DM VIII : 2500 kalori

Keterangan :

Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal

Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau

diabetes komplikasi.

Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah diikuti pedoman 3 J

yaitu:

J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi

atau ditambah

J II : jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya.

J III : jenis makanan yang manis harus dihindari

Page 11: Proposal promkes

Penentuan jumlah kalori Diit Diabetes Mellitus harus disesuaikan oleh status

gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan menghitung Percentage of

relative body weight (BBR= berat badan normal) dengan rumus:

BB (Kg)

BBR = X 100 %

TB (cm) – 100

Keterangan Hasil:

1. Kurus (underweight) : BBR < 90 %

2. Normal (ideal) : BBR 90 – 110 %

3. Gemuk (overweight) : BBR > 110 %

4. Obesitas, apabila : BBR > 120 %

5. Obesitas ringan : BBR 120 – 130 %

6. Obesitas sedang : BBR 130 – 140 %

7. Obesitas berat : BBR 140 – 200 %

8. Morbid : BBR > 200 %

Sebagai pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari-hari untuk penderita DM

yang bekerja biasa adalah:

kurus : BB X 40 – 60 kalori sehari

Normal : BB X 30 kalori sehari

Gemuk : BB X 20 kalori sehari

Obesitas : BB X 10-15 kalori sehari

2. Latihan

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:

1. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap

1 ½ jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada

penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor insulin dan

meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.

2. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore

3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen

4. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein

5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan

dirangsang pembentukan glikogen baru

Page 12: Proposal promkes

6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena

pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.

3. Penyuluhan

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS) merupakan

salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita DM, melalui

bermacam-macam cara atau media misalnya: leaflet, poster, TV, kaset video,

diskusi kelompok, dan sebagainya.

4. Obat

1. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)

1) Mekanisme kerja sulfanilurea

kerja OAD tingkat prereseptor : pankreatik, ekstra pancreas

kerja OAD tingkat reseptor

2) Mekanisme kerja Biguanida

Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek

lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu:

1. Biguanida pada tingkat prereseptor ekstra pankreatik

1. Menghambat absorpsi karbohidrat

2. Menghambat glukoneogenesis di hati

3. Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin

2. Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin

3. Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraseluler

2. Insulin

Indikasi penggunaan insulin

1) DM tipe I

2) DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD

3) DM kehamilan

4) DM dan gangguan faal hati yang berat

5) DM dan infeksi akut (selulitis, gangren)

6) DM dan TBC paru akut

7) DM dan koma lain pada DM

Page 13: Proposal promkes

8) DM operasi

9) DM patah tulang

10) DM dan underweight

11) DM dan penyakit Graves

Beberapa cara pemberian insulin

1. Suntikan insulin subkutan

Insulin reguler mencapai puncak kerjanya pada 1-4 jam, sesudah suntikan

subcutan, kecepatan absorpsi di tempat suntikan tergantung pada beberapa

factor antara lain:

1. lokasi suntikan

ada 3 tempat suntikan yang sering dipakai yitu dinding perut, lengan,

dan paha. Dalam memindahkan suntikan (lokasi) janganlah dilakukan

setiap hari tetapi lakukan rotasi tempat suntikan setiap 14 hari, agar tidak

memberi perubahan kecepatan absorpsi setiap hari.

2. Pengaruh latihan pada absorpsi insulin

Latihan akan mempercepat absorbsi apabila dilaksanakan dalam waktu

30 menit setelah suntikan insulin karena itu pergerakan otot yang berarti,

hendaklah dilaksanakan 30 menit setelah suntikan.

2. Pemijatan (Masage)

Pemijatan juga akan mempercepat absorpsi insulin.

3. Suhu

Suhu kulit tempat suntikan (termasuk mandi uap) akan mempercepat

absorpsi insulin.

1. Dalamnya suntikan

Makin dalam suntikan makin cepat puncak kerja insulin dicapai. Ini

berarti suntikan intramuskuler akan lebih cepat efeknya daripada subcutan.

2. Konsentrasi insulin

Apabila konsentrasi insulin berkisar 40 – 100 U/ml, tidak terdapat

perbedaan absorpsi. Tetapi apabila terdapat penurunan dari u –100 ke u –

10 maka efek insulin dipercepat.

4. Suntikan intramuskular dan intravena

Page 14: Proposal promkes

Suntikan intramuskular dapat digunakan pada koma diabetik atau pada

kasus-kasus dengan degradasi tempat suntikan subkutan. Sedangkan

suntikan intravena dosis rendah digunakan untuk terapi koma diabetik.

Page 15: Proposal promkes

BAB 2

DISKRIPSI KEGIATAN

2.1 Latar Belakang

Upaya pengembangan masyarakat Indonesia yang merata, adil dan makmur tidak hanya

merupakan tanggung jawab pemerintah semata. Secara proporsional tugas ini diemba pula

oleh seluruh komponen bangsa lainnya, termasuk di dalamnya masyarakat yang bersangkutan

itu sendiri, maupun oleh lapisan masyarakat lain yang secara social ekonomi berkemampuan

relative lebih baik. Seluruh komponen ini mempunyai kepentingan untuk secara aktif

bersinergi dalam upaya perbaikan taraf kesejahteraan masyarakat.

Adapun mahasiswa sebagai generasi penerus sekaligus elemen intelektual dalam

masyarakat adalah salah satu pihak yang turut mengemban amanah pembangunan bangsa.

Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, peran serta mahasiswa dalam masyarakat

tidaklah dibatasi pada kewajiban akademis dan lingkungan kampus saja, melainkan juga vital

pada berbagai fungsi lain di lapangan. Mahasiswa dituntut untuk secara kritis mampu terlibat

lebih aktif dalam upaya pembangunan nasional, melalui proses belajar dan pengembangan

ilmu pengetahuan yang diiringi pula dengan kerja nyata di lingkungan. Dan pengabdian

mahasiswa di bidang pembangunan masyarakat ini dapat dimulai sejak dini melalui berbagai

bentuk aplikasi karya dan bakti.

Salah satu langkah yang dapat diambil mahasiswa, dalam hal ini mahasiswa Prodi D3

Keperawatan dalam kapasitasnya sebelum berprofesi langsung di masyarakat, sebagai

seorang perawat ataupun tenaga medis lainnya, adalah melalui kegiatan – kegiatan

penyuluhan kesehatan dan kemanusiaan. Dengan salah satu bentuknya adalah kegiatan

Penyuluhan Kesehatan, Bakti Sosial dan Promosi Kesehatan.

Diharapkan, suatu kegiatan Penyuluhan Kesehatan yang dikelola secara optimal

dan terorganisir dapat mengemas misi pendidikan, promosi

kesehatan sekaligus alokasi bantuan materiil bagi masyarakat yang membutuhkan, dimana

pada akhirnya akan menuju perbaikan taraf hidup serta peningkatan kesejahteraan

jangka panjang yang mandiri dan terarah.

Peran aktif mahasiswa ini tentunya tidak lepas dari dukungan STIKes Banyuwangi

Page 16: Proposal promkes

sebagai almamater, yang merupakan salah satu perguruan tinggi yang tentunya cukup banyak

memahami kondisi kemasyarakatan di Banyuwangi. Dukungan dari berbagai pihak akan

menjadi suatu kehormatan dan harapan besar bagi kami. Untuk kemudian bersama - sama,

dapat mewujudkan tujuan social kemanusiaan kemasyarakatan melalui kegiatan ini.

2.2 Nama Kegiatan dan Tema Kegiatan

Kegiatan Promosi Kesehatan Penyakit Diabetes Militus

2.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu : Januari - Febuari 2014

( 1 minggu 1x, hari sabtu )

Tempat : Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi

Tempat Ibu Ibu PKK

2.5 Anggaran Dana

1. Leaflet : Rp. 500.000,-

2. Banner : Rp. 200.000,-

3. Dll : Rp. 100.000,-

Total Anggaran = Rp. 800.000,-

2.6 Tujuan promosi kesehatan

Tujuan penyuluhan pencegahan penyakit Diabetes Militus yaitu:

Tujuan umum :

1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan penyakit

Page 17: Proposal promkes

Diabetes Militus.

2. Meningkatkan perilaku masyarakat untuk berprilaku hidup sehat

3. Meningkatkan status kesehatan masyarakat

Tujuan khusus :

1. Masyarakat mampu mencegah timbulnya penyakit Diabetes Militus.

2. Meningkatkan prilaku hidup bersih dan sehat.

3. Masyarakat tidak lagi berprilaku sembarangan.

4. Masyarakat dapat mengetahui pentingnya memilih makanan yang sehat yang

akan dikonsumsi

5. Berperan aktif dalam upaya kegiatan kesehatan.

6. Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat mengenai penyakit Diabetes

Militus.

2.7 Sasaran Promosi Kesehatan

1. Tatanan rumah tangga

Sasaran di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga secara

keseluruhan Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi yang terbagi dalam :

1. Sasaran Primer

Adalah sasaran utama dalam rumah tangga yang akan dirubah

prilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah.

2. Sasaran Sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam keluarga

yang bermasalah misalnya, kepala keluarga, ibu, orang tua, tokoh keluarga,

kader tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan sector terkait.

3. Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsure pembantu dalam

menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk

tercapainya promosi kesehatan misal, kepala desa, lurah, camat, kepala

Puskesmas, guru, tokoh masyarakat.

2. Kemungkinan hambatan dan kesuitan.

Hambatan yang mungkin dihadapi adalah sulitnya mengumpulkan warga dan

terbatasnya waktu dan dana yang tersedia.

Page 18: Proposal promkes

3. Sumber daya yang potensial.

Tokoh kunci di masyarakat dapat menjadi mitra dalam pemberdayaan

masyarakat adalah Pak Lurah, Ketua RT, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Kader

Kesehatan dan Tokoh Pemuda.

4. Penyebab permasalahan yang bersifat prilaku dan budaya.

Adanya prilaku masyarakat yang tidak sehat seperti kurangnya kebersihan

makanan, kurangnya pengetahuan akan pentingnya kebersihan.

2.8 Metode Promosi

Metode yang akan digunakan dalam promosi kesehatan penyuluhan pencegahan

penyakit Diabetes Militus adalah penyuluhan langsung, pemasangan poster, penyebaran

leaflet, serta meberikan contoh konkrit berupa foto-foto dan slide atau melalui pemutaran

film/video untuk pengetahuan tentang Diabetes Militus. Sasaran juga harus diberi kesempatan

untuk mencoba keterampilan tersebut dan mempertimbangkan sumber dana & sumber daya.

2.9 Penyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi

Penyusunan Rencana pelaksanaan dan Evaluasi harus dijabarkan tentang kapan

pelaksanaan dan evaluasi akan dilaksanakan, dimana, kelompok sasaran yang mana akan

dievaluasi & siapa yang akan melaksanakan evaluasi tersebut

2.10 Pokok materi

Isi promosi kesehatan harus dibuat sesederhana mungkin sehingga mudah dipahami

oleh sasaran. Bila perlu buat menggunakan gambar dan bahasa setempat sehingga sasaran

mau melaksanakan isi pesan tersebut, meliputi :

1. Pengertian Diabetes Militus.

2. Penyebab Diabetes Militus.

3. Tanda dan gejala penyakit Diabetes Militus.

4. Pencegahan penyakit Diabetes Militus.

5. Pengobatan penyakit Diabetes Militus.

6. Perawatan pada penderita Diabetes Militus.

Page 19: Proposal promkes

2.11 Kegiatan Belajar Mengajar

1. Metode : Ceramah, Tanya jawab.

2. Langkah-langkah kegiatan :

1. Kegiatan pra pembelajaran

1. Mempersiapkan materi, media dan tempat.

2. Memberikan salam

3. Perkenalan

4. Kontrak waktu

2. Membuka pembelajaran

1. Menjelaskan pokok bahasan

2. Menjelaskan tujuan

3. Apersepsi

3. Kegiatan inti

1. Penyuluh menjelaskan materi Diabetes Militus.

2. Sasaran menyimak Diabetes Militus.

3. Sasaran mengajukan pertanyaan tentang Diabetes Militus.

4. Penyuluh menjawab pertanyaan.

5. Penyuluh menyimpulkan jawaban.

4. Penutup

1. Evaluasi

2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi

3. Memberi salam

3.12 Media dan sumber

1. Media

Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran, tingkat pendidikan,

aspek yang ingin dicapai, metode yang digunakan dan sumber daya yang ada.

Contoh : Leaflet (terlampir), Power Point , gambar

Page 20: Proposal promkes

2. Sumber

berbagai referensi buku dan internet

2.13 Evaluasi

1. Prosedur : Pre Test dan Post Test

2. Jenis test : Pertanyaan secara lisan

3. Butir soal : 6

1. Jelaskan pengertian penyakit Diabetes Militus !

2. Jelaskan penyebab penyakit Diabetes Militus !

3. Jelaskan tanda dan gejala penyakit Diabetes Militus !

4. Jelaskan cara pencegahan penyakit Diabetes Militus !

5. Jelaskan cara pengobatan penyakit Diabetes Militus !

6. Jelaskan cara merawat penderita Diabetes Militus !

Page 21: Proposal promkes

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Promosi Kesehatan tentang penyuluhan Diabetes Militus memang penting bagi sasaran

yaitu masyarakat Kelurahan Penataban Kec. Giri, Kab. Banyuwangi. Untuk menambah

kesadaran tentang pentingnya berprilaku sehat terhadap dilingkungan. Serta dapat

meningkatkan status kesehatan dalam pencegahannya terhadap Diabetes Militus .

Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan.

Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari

masyarakat. Untuk itu masyarakat memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes

Melitus dengan promosi kesehatan yang komprehensif.

Kami berharap proposal ini dapat di setujui dan kegiatan ini dapat terselenggara.

Keberhasilan kegiatan ini tidak terlepas dari kerja sama semua pihak yang telah membantu

kami baik dari institusi maupun dari masyarakat.

Serta segenap bantuan dan dukungan, kritik dan saran, baik berupa moral maupun

material sangat bermanfaat demi terlaksananya kegiatan ini, segenap panitia mengapresiasi

dengan tinggi demi kesuksesan kegiatan ini. Dan menyampaikan terima kasih atas semua

perhatian dan kerja sama dari semua pihak yang terkait.