“progress is news - anti-corruption clearing house · bandara baru pun bermunculan seperti...

2
T iada abadi di dunia kecuali perubahan. Bisa jadi kita tidak melihat perubahan secara kasat mata, tapi efeknya mau tidak mau pasti kita rasakan. Perubahan itu umumnya tidak menyenangkan. Misalnya, pimpinan lembaga negara hasil voting anggota DPR yang di luar harapan. Menteri baru yang tidak memiliki rekam jejak profesional yang mumpuni. Ataupun, pengesahan peraturan organisasi yang dirasa mengekang kebebasan pegawai. Ada banyak contoh di luar sana. Perubahan juga dianggap sebagai tahap ketidakpastian. Saat akses berita terbuka lebar, jutaaan informasi mengalir deras dan terkadang membuat perubahan menjadi sesuatu yang menakutkan. Buku ini bertutur tentang kisah pribadi dan/atau organisasi yang berada di ambang kekacauan (edge of chaos) akibat 1.001 perubahan, serta bagaimana mereka bereaksi dalam menata diri dan organisasinya. Dalam buku ini, Rhenald Kasali memberi porsi ulasan yang cukup besar untuk PT Angkasa Pura II (AP II). Meski tak seramai pemberitaan PT Garuda Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia, transformasi AP II cukup siginifkan dirasakan. Pada Bab VII Strategic Agility, Rhenald Kasali secara gamblang menguraikan bagaimana AP II menutup Bandara Polonia Medan dan menggantinya dengan Bandara Kualanamu yang lokasinya kira-kira satu jam dari pusat kota. Tidak ada lagi bandara-bandara kotor, tua dan kuno. Bandara baru pun bermunculan seperti Bandara Internasional Minangkabau di Padang dan Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang. Dengan lugas, buku ini menguraikan rahasia di balik suksesnya transformasi tersebut: Agility. Diartikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi, mengambil keputusan dan mengeksekusi tindakan dengan segera, agility dipercaya sebagai penentu keberhasilan oleh 90 % eksekutif pada perusahaan global menurut survei majalah The Economist. Pada Bab II, Rhenald Kasali mengutip dari Donald Sull (2010) membagi tiga kategori agility, yakni: strategic agility (ketangkasan dalam menentukan pilihan strategi bisnis: bertahan dalam bisnis yang sama atau berpindah haluan ke yang baru), portfolio agility (ketangkasan dalam memindahkan sumber daya yang dimiliki ke dalam salah satu unit usaha), dan operational agility (ketangkasan dalam merespon kejadian operasional, baik rutin atau tiba-tiba). KOLEKSI PILIHAN ¢ Bagaimana Ini, Bagaimana Itu ¢ Menyemai Kreator Peradaban ¢ Moments of Change, Making a Difference ¢ Murid Pasif Pangkal Guru Kreatif ¢ Orang Miskin Dilarang Sekolah ¢ Parent’s Stories: Membesarkan Anak yang Berdaya ¢ Pendidikan Anti Korupsi PERPUSTAKAAN KPK LETTER NEWS Edisi 05 Vol.III | Mei 2017 Penulis: Rhenald Kasali Kolasi : xiii + 254 hal Agility: Seberapa Tangkas Organisasi Merespon Perubahan “Progress is impossible without change, and those who cannot change their minds cannot change anything” –George Bernard Shaw Gedung KPK Lt.1 Jalan Kuningan Persada Kav.4 Jakarta Telp: (021) 2557 8300 ext 8642 Email: [email protected] http://perpustakaan.kpk.go.id alamat redaksi

Upload: vuongkhuong

Post on 10-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “Progress is NEWS - Anti-Corruption Clearing House · Bandara baru pun bermunculan seperti Bandara Internasional Minangkabau di Padang dan Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung

Tiada abadi di dunia kecuali perubahan. Bisa jadi kita tidak melihat

perubahan secara kasat mata, tapi efeknya mau tidak mau pasti kita

rasakan. Perubahan itu umumnya tidak menyenangkan. Misalnya,

pimpinan lembaga negara hasil voting anggota DPR yang di luar harapan. Menteri

baru yang tidak memiliki rekam jejak profesional yang mumpuni. Ataupun,

pengesahan peraturan organisasi yang dirasa mengekang kebebasan pegawai. Ada

banyak contoh di luar sana.

Perubahan juga dianggap sebagai tahap ketidakpastian. Saat akses berita

terbuka lebar, jutaaan informasi mengalir deras dan terkadang membuat perubahan

menjadi sesuatu yang menakutkan. Buku ini bertutur tentang kisah pribadi

dan/atau organisasi yang berada di ambang kekacauan (edge of chaos) akibat 1.001

perubahan, serta bagaimana mereka bereaksi dalam menata diri dan organisasinya.

Dalam buku ini, Rhenald Kasali memberi porsi ulasan yang cukup besar untuk

PT Angkasa Pura II (AP II). Meski tak seramai

pemberitaan PT Garuda Indonesia dan PT Kereta

Api Indonesia, transformasi AP II cukup

siginifkan dirasakan. Pada Bab VII Strategic

Agility, Rhenald Kasali secara gamblang

menguraikan bagaimana AP II menutup

B a n d a r a P o l o n i a M e d a n d a n

m e n g g a n t i n y a d e n g a n B a n d a r a

Kualanamu yang lokasinya kira-kira satu

jam dari pusat kota. Tidak ada lagi

bandara-bandara kotor, tua dan kuno.

Bandara baru pun bermunculan seperti

Bandara Internasional Minangkabau di Padang

dan Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung Pinang.

Dengan lugas, buku ini menguraikan rahasia di balik suksesnya transformasi

tersebut: Agility. Diartikan sebagai kemampuan untuk beradaptasi, mengambil

keputusan dan mengeksekusi tindakan dengan segera, agility dipercaya sebagai

penentu keberhasilan oleh 90 % eksekutif pada perusahaan global menurut survei

majalah The Economist. Pada Bab II, Rhenald Kasali mengutip dari Donald Sull

(2010) membagi tiga kategori agility, yakni: strategic agility (ketangkasan dalam

menentukan pilihan strategi bisnis: bertahan dalam bisnis yang sama atau

berpindah haluan ke yang baru), portfolio agility (ketangkasan dalam

memindahkan sumber daya yang dimiliki ke dalam salah satu unit usaha), dan

operational agility (ketangkasan dalam merespon kejadian operasional, baik rutin

atau tiba-tiba).

KOLEKSI PILIHAN

¢ Bagaimana Ini, Bagaimana Itu

¢ Menyemai Kreator Peradaban

¢ Moments of Change, Making a Difference

¢ Murid Pasif Pangkal Guru Kreatif

¢ Orang Miskin Dilarang Sekolah

¢ Parent’s Stories: Membesarkan Anak

yang Berdaya

¢ Pendidikan Anti Korupsi

PERPUSTAKAAN KPK

LETTERNEWS

Edisi 05 Vol.III | Mei 2017

Penulis: Rhenald KasaliKolasi : xiii + 254 hal

Agility: Seberapa Tangkas Organisasi Merespon Perubahan

“Progress is

impossible without change,

and those who cannot

change their minds

cannot change

anything”

–George Bernard Shaw

Gedung KPK Lt.1Jalan Kuningan Persada Kav.4 Jakarta

Telp: (021) 2557 8300 ext 8642Email: [email protected]://perpustakaan.kpk.go.id

alamat redaksi

Page 2: “Progress is NEWS - Anti-Corruption Clearing House · Bandara baru pun bermunculan seperti Bandara Internasional Minangkabau di Padang dan Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjung

Halaman BelakangDapatkan Newsletter Perpustakaan

KPK edisi lainnya di Portal ACCH https://acch.kpk.go.id/id/perpustakaan/newsletter

“Seratus kambing yang dipimpin seekor singa akan

jauh lebih berbahaya ketimbang seratus singa yang

dipimpin seekor kambing,” ungkap diplomat Prancis,

Charles Maurice de Talleyrand.

Ungkapan itu menjadi penting di abad ini ketika

Indonesia tengah berada pada kawasan perubahan

yang disebut sebagai the edge of chaos. Ya, inilah

area yang didefinisikan para ahli sebagai kawasan

yang terletak antara dua tanah berbatas.

Lalu, apa yang mesti kita lakukan?

Buku ini mengisahkan bagaimana mereka yang

pernah berada di ambang kekacauan (edge of chaos)

dengan gerak sigap menata diri dan organisasinya.

Semua berpuncak pada pentingnya kita—baik

individu, perusahaan, atau organisasi apa

pun—untuk menjadi lebih agile. Lebih lincah, lebih

cepat, dan lebih liat dalam merespons setiap

perubahan yang terjadi di lingkungan kita.

Kisah mereka menjadi kumpulan pengalaman

berharga untuk memantik semangat. Kini waktunya

bangkit, berhenti mengeluh, dan mencurahkan

segala daya upaya untuk membangun masa depan

yang lebih baik. Yakinlah, semangat dan totalitas itu

bisa diciptakan!

Saat bertransformasi, AP II juga terjebak pada rigidity (kebalikan dari

agility). AP II terkunci pada peraturan-peraturan internal dan eksternal

yang membatasi pergerakan bisnisnya. Ataupun, mindset rigidity yang tak

bisa dihindari karena banyak pegawai AP II yang berstatus pegawai negeri.

Selain itu, ada saja pegawai yang terkaget-kaget dan memicu resistensi

terhadap perubahan. Misalnya, resistensi terhadap penggantian sistem

absensi manual menjadi elektronik ataupun rotasi pegawai. Ini bukanlah

ciri SDM yang agile. Ada empat ciri SDM agile yang diuraikan mendalam

pada Bab XII. Pertama, pegawai selalu berinteraksi satu sama lain dengan

visi yang sama. Kedua, kemampuan pegawai dalam mengorganisasi diri

sendiri. Ketiga, kemampuan untuk belajar dari pengalaman masa lalu (co-

evaluation), dan keempat adalah kemampuan untuk selalu berada dalam

kondisi edge of chaos.

Gaya penulisan Rhenald Kasali yang cerkas membuat buku ini enak

untuk dibaca. Meski tidak mencantumkan contoh kasus dari organisasi non

bisnis dan pemerintahan, buku ini layak menjadi refleksi bagi insan KPK:

apakah KPK sudah cukup agile untuk merespon perubahan-perubahan

yang terjadi? Jangan sampai KPK terjebak sebagai organisasi yang oleh

Diplomat Perancis, Charles Maurice de Talleyrand dalam ungkapan 'seratus

kambing yang dipimpin seekor singa akan jauh lebih berbahaya ketimbang

seratus singa yang dipimpin seekor kambing'. Sebagai penutup, tidak ada

salahnya membaca buku Rhenald Kasali yang lain, semisal 'Change!’ dan

‘Mutasi DNA Powerhouse: Pertamina on the move’ yang bisa dipinjam di

Perpustakaan KPK untuk memahami misi besar pengarang atas konsep

perubahan.

Peresensi:

Budi Haryanta

Sekretariat Bidang Informasi dan Data

TELAH TERBIT

Unduh selengkapnya di https://acch.kpk.go.id/id/jurnal-integritas-volume-03/vol-03-nomor-1