program umum 2.docx

26
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan bagian dari kegiatan / proses pendidikan dan sekolah, pernyataan tersebut telah lahir sejak diterapkannya secara formal kegiatan bimbingan di sekolah, yaitu pada saat diberlakukannya kurikulum 1976 dimana pada saat itu istilah yang dikenal adalah Bimbingan dan Penyuluhan ( BP ). Seiring pergantian waktu dan perkembangan diberbagai segi kehidupan, maka perubahan kearah perbaikan dalam bidang pendidikan pun mendapat perhatian yang baik sekali, namun banyak hambatan yang terjadi dan harus di hadapi oleh guru pembimbing, seperti terbatasnya guru pembimbing, terbatasnya sarana dan prasarana yang tersedia. Dalam Undang- undang Pendidikan No. 2 tahun 1989 tentang SISDIKNAS disebut bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan / atau latihan bagi peranannya dimasa depan. Ternyata dalam prkembangan selanjutnya di lapangan keberadaan bimbingan dan konseling mendapat perhatian yang menggembirakan, yaitu dengan ditetapkannya pedoman yang jelas dan pasti, yakni SK MENPAN No. 84 / 1993 beserta SKB No. 0433 / 93 dan No. 25 tahun 1993, yang melahirkan beberapa butir besar dan mendasar tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah, antara lain dengan diperkenalkannya ”Pola Tujuh Belas”, yang merupakan cakupan dari kegiatan yang harus disampaikan oleh guru pembimbing kepada siswa yang dibimbingnya. 1

Upload: crash-child

Post on 24-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM UMUM 2.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan bagian dari kegiatan / proses

pendidikan dan sekolah, pernyataan tersebut telah lahir sejak diterapkannya secara

formal kegiatan bimbingan di sekolah, yaitu pada saat diberlakukannya kurikulum

1976 dimana pada saat itu istilah yang dikenal adalah Bimbingan dan Penyuluhan (

BP ).

Seiring pergantian waktu dan perkembangan diberbagai segi kehidupan, maka

perubahan kearah perbaikan dalam bidang pendidikan pun mendapat perhatian

yang baik sekali, namun banyak hambatan yang terjadi dan harus di hadapi oleh

guru pembimbing, seperti terbatasnya guru pembimbing, terbatasnya sarana dan

prasarana yang tersedia.

Dalam Undang- undang Pendidikan No. 2 tahun 1989 tentang SISDIKNAS

disebut bahwa ”Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan / atau latihan bagi peranannya dimasa

depan.

Ternyata dalam prkembangan selanjutnya di lapangan keberadaan bimbingan

dan konseling mendapat perhatian yang menggembirakan, yaitu dengan

ditetapkannya pedoman yang jelas dan pasti, yakni SK MENPAN No. 84 / 1993

beserta SKB No. 0433 / 93 dan No. 25 tahun 1993, yang melahirkan beberapa butir

besar dan mendasar tentang pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di

sekolah, antara lain dengan diperkenalkannya ”Pola Tujuh Belas”, yang merupakan

cakupan dari kegiatan yang harus disampaikan oleh guru pembimbing kepada

siswa yang dibimbingnya.

Dalam upaya memasyarakatkan kegiatan bimbingan dan konseling dengan pola

tujuh belasnya, tentu saja diperlukan persiapan dan kesiapan baik dari pihak

sekolah maupun guru pembimbng sendiri.

Persiapan dan kediapan sekolah dalam membantu memasyarakatkan pola tujuh

belas adalah dengan memberi dukungan baik moril maupun materiil, sehingga

pelaksanaan materi layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan sesuai dengan

program dan kebijakan yang ada di sekolah. Sementara itu persiapan dan kesiapan

guru pembimbing dalam memasyarakatkan pola tujuh belas adalah dengan

memperhatikan unjuk kerja mereka dalam melaksanakan layanan-layanan kegiatan

yang terncana dan terprogran dengan menyesuaikan kepada kepentingan dan

kebutuhan siswa.

Dalam rangka mempersipkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan,

Departement Pendidikan Nasional merespon dengan menerbitkan Kurikulum

Tigkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan refleksi, pemikiran atau

pengkajian ulang dan penilaiaan terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004

1

Page 2: PROGRAM UMUM 2.docx

beserta pelaksanaannya. Hasil analisis yang mendalam terhadap keadaan dan

kebutuhan peserta didik di masa sekarang dan yang akan datang menunjukkan

perlunya KTSP yang dapat membekali peserta didik untuk menghadapi tantangan

kehidupan secara mandiri, cerdas, dinamis, kreatif, dan produktif.

Dengan melihat kepada kepentingan dan kebutuhan tersebut itulah, maka motto

pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling daat ini adalah ”BK PEDULI

SISWA”.

B. LANDASAN

1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar

Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang memuat

pengembangan diri peserta didik dalam struktur kurikulum setiap satuan

pendidikan difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga

kependidikan

4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling yang dikeluarkan oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi tahun 2004 untuk memberikan arah pengembangan

profesi konseling di sekolah dan di luar sekolah.

C. TUJUAN

1. Tujuan umum bimbingan dan konseling ialah memandirikan peserta didik dan

mengembangkan potensi mereka secara optimal

2. Tujuan umum tersebut dijabarkan ke dalam tujuan yang mengarah kepada

keefektifan hidup sehari-hari dengan memperhatikan potensi peserta didik.

D. VISI DAN MISI

1. Visi Bimbingan dan Konseling

Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan

hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa, makhluk

individu dan makhluk sosial dalam hubungan dengan manusia dan alam

semesta.

2. Misi Bimbingan dan Konseling

Memberikan pelayanan bantuan agar peserta didik berkehidupan sehari-hari

yang efektif dan mandiri berkembang secara optimal melalui dimilikinya

berbagai kompetensi berkenaan dengan pengembangan diri, pemahaman

lingkungan, pengambilan keputusan dan pengarahan diri, merencanakan masa

depan, berbudi pekerti luhur, serta beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa

2

Page 3: PROGRAM UMUM 2.docx

BAB II

RUANG LINGKUP BIMBINGAN DAN KONSELING

A. BIDANG BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Bimbingan Pribadi, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang bertujuan

membantu peserta didik mengenal, menemukan, dan mengembangkan pribadi

yang beriman dan bertaqwaa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, serta sehat

jasmani dan rohani.

Bidang bimbingan pribadi meliputi:

a. Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

b. Pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk

kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari

maupun untuk peranannya di masa depa.

c. Pemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan

pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif

d. Pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha

penanggulangannya

e. Pemantapan kemampuan mengambil keputusan dan mengarahkan diri secara

mandiri sesuai dengan sistem etika dan nilai serta apresiasi seni

f. Pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara

rohaniah maupun jasmaniah, termasuk perencanaan hidup berkeluarga

2. Bimbingan Sosial, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang bertujuan

membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan lingkungan dan

pergaulan yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial.

Bimbingan sosial meliputi:

a. Pemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara

efektif, efisien, dan produktif.

b. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta

beragumentasi secara dinamis dan kreatif

c. Pemantapan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di

rumah, di sekolah, di tempat latihan/kerja/unit produksi maupun di masyarakat

luas dengan menjunjung tinggi tata krama, sopan santun, serta nilai-nilai

agama, adat istiadat, hukum, ilmu, dan kebiasaan yang berlaku.

d. Pemantapan hubungan yang dinaamis, haarmonis, dan produktif dengan teman

sebaya, baik di sekolah yang sama, di sekolah lain, di luar sekolah, maupun di

masyarakat pada umumya.

e. Pemantapan pemahaman tentang peraturan kondisi rumah, sekolah, dan

lingkungan, serta upaya pelaksanaannya secara dinamis dan bertanggung jawab

f. Orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara

3

Page 4: PROGRAM UMUM 2.docx

3. Bimbingan Belajar, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang bertujuan

untuk membantu peserta didik mengenal, menumbuhkan, dan mengembangkan

diri, sikap, dan kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan

keterampilan sesuai dengan program belajar di SMP.

Bimbingan belajar meliputi:

a. Pemantapan sikap, kebiasaan dan keterampilan belajar efektif dan efisien serta

produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya

b. Pemantapan disiplin belajar dan berlatih baik secara mandiri maupun

berkelompok

c. Pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan, teknologi, dan atau

seni di SMA dan sebagai persiapan untuk mengikuti pendidikan yang lebih

tinggi

d. Pemantapan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budaya di

lingkungan sekolah dan atau alam sekitar serta masyarakat untuk

pengembangan diri

e. Orientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi

4. Bimbingan Karir, merupakan bidang bimbingan dan konseling yang bertujuan

membantu peserta didik mengenal potensi diri serta prasyarat dalam

mempersiapkan masa depan karir masing-masing siswa.

Bimbingan karir meliputi:

a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang

hendak dikembangkan

b. Pemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya khususnya karir yang

hendak dikembangkan

c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga,

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMA

e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya

sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan

B. KEGIATAN LAYANAN DAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kontak langsung dengan

siswa dan secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kebutuhan

tertentu yang dirasakan siswa. Kegiatan layanan itu difokuskan kepada salah satu

atau beberapa kompetensi yang hendaknya dicapai / dikuasai siswa. Kegiatan

layanan-layanan bimbingan dan konseling tersebut adalah:

a. Layanan Orientasi, merupakan layanan yang memungkinkan siswa

memahami lingkungan baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek

4

Page 5: PROGRAM UMUM 2.docx

yang dipelajari untuk mempermudah dan memperlancar berperannya siswa di

lingkungan yang baru itu.

b. Layanan informasi, merupakan layanan yang memungkinkan siswa menerima

dan memahami berbagai informasi (seperti informasi belajar, pergaulan,

jabatan, pendidikan lanjutan).

c. Layanan Penempatan dan Penyaluran, merupakan layanan yang

memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat

(misalnya penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusan/program studi, program latihan,magang, kegiatan pengembangan

diri).

d. Layanan Pembelajaran (Penguasaan Konten), merupakan layanan yang

memungkinkan siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik

dalam menguasai materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan

kemampuan dirinya, serta berbagai kegiatan belajar lainnya.

e. Layanan konseling Perorangan, merupakan layanan yang memungkinkan

siswa mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) untuk

mengentaskan permasalahan yang dideritanya dan perkembangan dirinya.

f. Layanan Bimbingan Kelompok, merupakan layanan yang memungkinkan

sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok

memperoleh bahan dan membahas pokok bahasan (topik) tertentu untuk

menunjang pemahaman dan pengembangan kemampuan sosial serta untuk

pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui dinamika kelompok.

g. Layanan Konsultasi, merupakan layanan yang memungkinkan seseorang

memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan

dalam menangani kondisi dan atau permasalahan orang lain yang menjadi

kepeduliannya.

h. Layanan Mediasi, merupakan layanan yang memungkinkan pihak-pihak yang

sedang dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan (bertikai)

menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan mereka.

2. Kegiatan Pendukung

Kegiatan layanan tersebut di atas akan dipermudah dan ditingkatkan kelancaran

dan keberhasilannya oleh kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya dapat

dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan siswa. Kegiatan pendukung yang perlu

dilakukan adalah:

a. Aplikasi Instrumentasi, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan

keterangan tentang siswa, keterangan tentang lingkungan siswa dan lingkungan

lainnya. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen,

baik tes maupun non tes.

b. Himpunan Data, merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan

keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa. Himpunan

5

Page 6: PROGRAM UMUM 2.docx

data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu

dan sifatnya tertutup.

c. Konferensi Kasus, merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan siswa

dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan

keterangan, kemudahan, komitmen bagi tertentaskannya permasalahan siswa

itu. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

d. Kunjungan Rumah, merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan,

kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa melalui

kunjungan ke rumah siswa. Kerja sama dengan orang tua diperlukan.

e. Alih Tangan Kasus, merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan

penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa

dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lainnya, misalnya kepada

guru mata pelajaran, konselor, sesuai dengan permasalahan siswa.

Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling tersebut kesemuanya

saling terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung.

Guru pembimbing wajib menyelenggarakan jenis-jenis layanan bimbingan dan

konseling tersebut dengan penyesuaian sepenuhnya terhadap karakteristik siswa yang

dilayani. Penyelenggaraan jenis-jenis layanan itu dibantu oleh kegiatan pendukung.

Perlu diingatkan bahwa kegiatan pendukung hanyalah sekedar pendukung yang

ketidakterlaksanaannya tidak boleh mengurangi pelaksanaan jenis-jenis layanan yang

sifatnya lebih utama itu.

C. PENILAIAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam upaya pengembangan kompetensi

siswa, hasil-hasil layanan bimbingan dan konseling harus dinilai, baik melalui

penilaian hasil layanan maupun proses pelaksanaannya.

Penilaian ini selanjutnya dapat digunakan untuk melihat keefektifan layanan di

satu sisi dan sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangan di sisi lain.

1. Penilaian Hasil Layanan

Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini

dapat diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif

terhadap siswa yang mendapatkan layanan.

a. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan

Perolehan ini diorientasikan pada:

(1) Pengentasan masalah siswa; sejauh manakah perolehan siswa menunjang

bagi pengentasan masalahnya. Perolehan itu diharapkan dapat lebih

menunjang terbinanya tingkah laku positif, khususnya berkenaan dengan

permasalahan dan perkembangan diri siswa.

6

Page 7: PROGRAM UMUM 2.docx

(2) Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi,

kebiasaan, keterampilan dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan

berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap nilai dan moral.

b. Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya

(1) Pemahaman baru yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan

masalah yang dibahas

(2) Perasaan positif sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan

melalui layanan

(3) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan

layanan dalam rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah

yang dialaminya

Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu

kepada kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang

dihadapinya dalam rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.

2. Penilaian Proses Kegiatan

a. Penilaian dalam bimbingan dan konseling dilakukan juga terhadap proses

kegiatan dan pengelolaannya, yaitu terhadap:

b. Hasil penilaian proses digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan

bimbingan dan konseling secara menyeluruh. Laporan hasil penilaian dalam

bentuk portofolio dituangkan berbentuk profil laporan siswa berisi prestasi

kegiatan akademik, psikologis, bakat dan minat siswa yang ditandatangani guru

pembimbing, coordinator dan kepala sekolah diketahui orang tua.

D. STRATEGI PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Tahap Kegiatan

Kegiatan bimbingan dan konseling dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan, yakni suatu tahap dimana guru pembimbing merencanakan

semua program yang akan dilaksanakan. Tahap-tahap pelaksanaannya adalah

sebagai berikut:

- Penyusunan silabus

- Penyusunan instrumen analis kebutuhan

- Aplikasi instrumen dan analisisnya

- Penyusunan program

b. Tahap Pelaksanaan, yaitu suatu tahap pelaksanaan bimbingan dan konseling

sesuai dengan yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan. Kegiatan ini

dilaksanakan melalui berbagai jenis kegiatan layanan dan kegiatan pendukung.

Kegiatan layanan bimbingan melalui layanan orientasi (ORIN), layanan

informasi (INFO), layanan penempatan dan penyaluran (PPNL), layanan

pembelajaran (PBLJ), layanan konseling perorangan (KPOR), layanan

7

Page 8: PROGRAM UMUM 2.docx

bimbingan kelompok (BIKP), layanan konseling kelompok (KOKP), layanan

mediasi (MDS), dan layanan konsultasi (KST) . Sedang kegiatan pendukung

meliputi aplikasi instrumentasi (APIN), himpunan data (HPDT), konferensi

kasus (KFKS), kunjungan rumah (KJRM), dan alih tangan kasus (ATKS).

c. Tahap Akhir , yakni tahap mengakhiri seluruh rangkaian kegiatan pelaksanaan

bimbingan dan konseling. Pada tahap ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:

- Penilaian

Penilaian adalah pengukuran dan penilaian terhadap tingkat keberhasilan

keseluruhan program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.

- Pelaporan

Kegiatan administrasi dalam bentuk mendeskripsikan secara garis besar

seluruh proses yang meliputi kelima tahap bimbingan dan konseling, yang

selanjutnya dilaporkan pada pihak-pihak terkait dan diarsipkan.

2. Strategi Penyajian Kegiatan

Kegiatan bimbingan dan konseling dilaksanakan dalam suasana (a) kontak

langsung dengan siswa (kegiatan terstruktur dalam KBM kelas) dan (b) tanpa

kontak langsung dengan siswa (kegiatan tidak terjadwal). Kegiatan tersebut perlu

dijadwalkan.

a. Kegiatan yang memerlukan kontak langsung dengan siswa

1. Semua kegiatan layanan memerlukan kontak langsung dengan siswa, baik

kontak secara perorangan, kelompok, maupun klasikal.

2. Kegiatan aplikasi instrumen, seperti pengisian angket atau inventori,

testing, sosiometri, dan juga observasi memerlukan kontak langsung

dengan siswa.

3. Untuk kegiatan melalui kontak langsung dengan siswa diperlukan waktu

sendiri, dengan catatan siswa tidak boleh dirugikan dalam kegiatan

belajarnya dengan guru mata pelajaran/guru praktik. Untuk itu perlu

dialokasikan waktu 1-2 jam pelajaran satu minggu perkelas, jam pelajaran

yang disediakan itu menyelenggarakan format klasikal, antara lain:

- Kegiatan aplikasi instrumentasi

- Layanan informasi klasikal

- Layanan pembelajaran klasikal

- Layanan penempatan/penyaluran klasikal

- Evaluasi klasikal kegiatan bimbingan dan konseling minggu

sebelumnya serta perencanaan kegiatan minggu berikutnya.

4. Kegiatan layanan orientasi, konseling perorangan, konseling kelompok,

bimbingan kelompok, dan konsultasi dilaksanakan di luar jam pelajaran

sekolah. Kegiatan di luar jam pelajaran sekolah ini dapat mencapai 50%

dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah (SK Mendikbud

No. 025/O/1995).

8

Page 9: PROGRAM UMUM 2.docx

b. Kegiatan tanpa kontak langsung dengan siswa

1. Kegiatan seperti pengelolaan himpunan data, pengolahan hasil aplikasi

instrumen, penyajian alat/bahan bimbingan, konferensi kasus, kunjuungan

rumah, pengolahan hasil belajar siswa digunakan sebagai bahan bimbingan,

pengelolaan administrasi bimbingan dan konseling, termasuk pengelolaan

alih tangan kasus, serta penyusunan rencana dan laporan kegiatan

bimbingan dan konseling sehari-hari dilaksanakan di luar jam-jam

pelajaran sekolah.

2. Kegiatan non-kontak itu dapat dilaksanakan di luar jam-jam pelajaran

sekolah

c. Hak panggil

Untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling guru pembimbing

memiliki hak panggil terhadap siswa asuh yang menjadi tanggung jawabnya,

dengan catatan siswa yang dipanggil tidak boleh dirugikan dalam mengikuti

mata pelajarannya.

3. Pelaksanaan Kegiatan

a. Kegiatan kontak baik di luar maupun di dalam jam pelajaran sekolah dan

kegiatan non kontak di luar maupun di dalam jam pelajaran sekolah oleh guru

pembimbing dilaksanakan dan rencana kegiatannya disusun secara tertulis; hal

itu semua diketahui/disetujui koordinator bimbingan dan konseling atau kepala

sekolah.

b. Kegiatan di dalam dan di luar jam pelajaran sekolah diatur sedemikian rupa

dengan memperhatikan:

- Jam wajib bekerja guru pembimbing

- Keseimbangan kehadiran guru pembimbing pada jam pelajaran sekolah dan

luar jam pelajaran sekolah.

E. SARANA DAN PRASARANA

Fasilitas pokok yang diperlukan dalam kegiatan layanan dan pendukung bimbingan

dan konseling di sekolah adalah:

1. Tempat Kegiatan

a. Masing-masing guru pembimbing perlu memiliki ruang kerja tersendiri dalam

kesatuan ruang pelayanan bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.

Masing-masing guru pembimbing sedapat-dapatnya memiliki ruang kerja

tersendiri.

b. Ruang pelayanan

(1) Ruang tempat memberikan pelayanan kepada siswa hendaknya:

- Membuat siswa senang dan betul-betul merasa dilayani

- Memungkinkan dilaksanakannya asas-asas bimbingan dan konseling

terutama asas kesukarelaan, keterbukaan, dan kerahasiaan.

9

Page 10: PROGRAM UMUM 2.docx

(2) Layanan konseling perorangan dapat dilakukan di ruangan kerja guru

pembimbing (yang merupakan ruang kerja tersendiri, dipakai bersama

secara bergantian oleh guru pembimbing)

(3) Untuk layanan dan kegiatan pendukung dengan format kelompok dan

klasikal dapat digunakan ruangan khusus yang tersedia dan / atau ruangan

kelas yang luang.

c. Secara umum dalam ruang bimbingan dan konseling hendaknya:

(1) Dapat disimpan berbagai perlengkapan kegiatan bimbingan dan konseling:

- Himpunan data siswa (individu atau kelompok)

- Himpunan data dan informasi umum, seperti informasi pendidikan dan

pekerjaan

- Instrumen BK

- Format-format pelaksanaan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan

dan konseling

(2) Dapat disediakan untuk siswa berbagai bahan seperti:

- Buku-buku rujukan untuk pengembangan diri (dalam rangka “terapi

kepustakaan”)

- Kegiatan ekstra-kurikuler

- Penampilan berbagai informasi aktual tentang kesempatan pendidikan,

lowongan pekerjaan, berita hangat, dan lain sebagainya.

2. Instrumen Bimbingan dan Konseling

Untuk mengungkapkan berbagai data diperlukan berbagai instrumen, baik

berupa tes dan inventori standar, maupun instrumen yang dapat disusun sendiri

oleh guru pembimbing.

a. Tes standar, seperti tes intelegensi, tes bakat

b. Inventori standar, seperti alat ungkap masalah, skala sikap, skala minat, skala

penilaian diri

c. Instrumen yang dapat disusun sendiri, seperti berbagai jenis angket dan daftfar

isian, pertanyaan untuk sosiometri, format penilaian dan format-format lainnya.

d. Instrumen diagnostik untuk berbagai bidang studi

Berbagai instrumen tersebut diatas, terutama yang bersifat standar dilengkapi

dengan manual yang membuat karakteristik instrumen, panduan penggunaan dan

norma untuk menafsirkan hasil-hasilnya. Untuk kondisi yang lebih maju,

instrumen itu juga disertai dengan program komputer untuk mengolah lembaran

jawabannya sehingga penggunaan instrumen itu menjadi sangat mudah, efektif,

dan efisien.

3. Perangkat Elektronik

Kelengkapan bimbingan dan konseling meliputi kelengkapan ekeltronik, seperti:

a. Komputer untuk mengolah data hasil aplikasi instrumentasi

b. Program-program khusus pengolahan hasil instrumentasi melalui komputer

10

Page 11: PROGRAM UMUM 2.docx

c. Program-program layanan khusus bimbingan dan konseling melalui komputer,

seperti bimbingan belajar melalui program komputer

4. Buku-buku Panduan

Di sekolah hendaknya tersedia berbagai panduan tentang kegiatan bimbingan dan

konseling, seperti:

a. Surat-surat keputusan dan peraturan tentang kegiatan bimbingan dan konseling

di sekolah

b. Panduan pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah

c. Panduan kegiatan kepengawasan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah

5. Kelengkapan Administrasi

Untuk kegiatan bimbingan dan konseling perlu disediakan kelengkapan

administrasi, terutama untuk format satuan layanan dan pendukung, himpunan

data, agket, dan instrumen lainnya, laporan, serta surat-menyurat.

11

Page 12: PROGRAM UMUM 2.docx

BAB III

ORGANISASI BIMBNGAN DAN KONSELING

A. Pengorganisasian Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Maduran

KADIN PENDIDIKAN

PENGAWAS SKLH

BIDANG BK

KOMITE SEKOLAH KEPALA SEKOLAH

WAKASEK

TATA USAHA

GURU MATA

PELAJARAN PRAKTIKWALI KELAS

KOORDINATOR BK

GURU PEMBIMBING

SISWA

KETERANGAN :

1 Unsur Kantor Dinas pendidikan, adalah personil yang bertugas melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah.

2 Kepala Sekolah (bersama wakil kepala sekolah), adalah penanggung jawab pendidikan di sekolah secara keseluruhan termasuk pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.

3 Koordinator BK (bersama guru pembimbing), adalah pelaksana utama bimbingan dan konseling di sekolah.

4 Guru mata pelajaran/praktik, adalah pelaksana pengajaran dan atau latihan di sekolah.5 Wali Kelas, adalah guru yang ditugasi secara khusus mengelola satu kelas siswa tertentu.6 Siswa, adalah peserta didik yang menerima pelayanan pengajaran, latihan dan

bimbingan dan konseling.7 Tata Usaha, adalah pembantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan administrasi dan

ketatausahaan di sekolah.8 Pengawas Sekolah Bidang BK, adalah pejabat fungsional yang bertugas

menyelenggarakan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.

9 Komite Sekolah, adalah badan yang secara khusus dibentuk untuk menjadi mitra sekolah dalam pembinaan dan pengembangan sekolah.

B. Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah

12

Page 13: PROGRAM UMUM 2.docx

KEPALA SEKOLAH

DAN

WAKASEK

KOMITE SEKOLAH

GURU PIKET

WALI

KELASKOORDINATOR BK GURU

PETUGAS LAIN

SISWA

C. Pola Penanganan Siswa Bermasalah

Pembinaan siswa dilakukan oleh seluruh unsur pendidikan di sekolah, orang tua,

masyarakat dan pemerintah.

1. Kerjasama dengan pihak di dalam sekolah

a. Kepala Sekolah

Sebagai penanggung jawab kegiata pendidikan secara menyeluruh khususnya

dalam pelayanan bimbingan dan konseling.

- Mengkoordinir segenap kegiatan yang di programkan dan berlangsung di

sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan serta bimbingan dan

konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu.

- Menyediakan sarana prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi

terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan efisien.

- Melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program, penilaian, dan upaya tindak lanjut pelayanan bimbingan

dan konseling.

- Mempertanggung jawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling

di sekolah kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang menjadi atasanya.

- Menyediakan fasilitas, kesempatan dan dukungan dalam kegiatan

kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

- Melakukan kerjasama dengan Komite Sekolah atau Orang Tua Siswa dalam

rangka penanganan siswa yang bermasalah.

- Melakukan kerjasama dengan Tenaga Ahli atau Instansi lain yang terkait

dengan upaya penanganan siswa yang bermasalah.

13

Page 14: PROGRAM UMUM 2.docx

b. Wakil Kepala Sekolah

Sebagai Pembantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas – tugas kepala

Sekolah.

c. Koordinator Bimbingan Dan Konseling

- Mengkoordinir para guru pembimbing dalam memasyarakatkan pelayanan

BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan persnil sekolah, serta

orang tua dan masyarakat).

- Menyusun program kegiatan BK (Program satuan layanan, kegiatan

pendukung).

- Melaksanakan program bimbingan dan konseling.

- Mengadministrasikan program kegiatan BK.

- Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan BK.

- Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan program kegiatan BK.

- Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian BK.

- Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya

tenaga, sarana prasarana alat dan perlengkapan pelayanan BK.

- Mempertangungjawabkan pelaksanaan pelayanan BK kepada kepala sekolah.

- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah

bidang BK.

- Melaksanakan kerjasama dengan personil sekolah lainnya dalam upaya

penanganan siswa yang bermasalah.

d. Guru pembimbing

- Membantu koordinator BK.

- Mengkoordinator para guru pembimbing dalam memasyarakatkan pelayanan

BK kepada segenap warga sekolah (siswa, guru, dan personil sekolah, serta

orang tua dan masyarakat).

- Menyusun program kegiatan BK (Program satuan layanan, kegiatan

pendukung).

- Melaksanakan program bimbingan dan konseling.

- Mengadministrasikan program kegiatan BK.

- Menilai hasil pelaksanaan program kegiatan BK.

- Menganalisis hasil penilaian pelaksanaan program kegiatan BK.

- Memberikan tindak lanjut terhadap analisis hasil penilaian BK.

- Mengusulkan kepada kepala sekolah dan mengusahakan bagi terpenuhinya

tenaga, sarana prasarana alat dan perlengkapan pelayanan BK.

- Mempertangungjawabkan pelaksanaan pelayanan BK kepada kepala sekolah.

- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah

bidang BK.

- Melaksanakan kerjasama dengan personil sekolah lainnya dalam upaya

penanganan siswa yang bermasalah.

e. Wali Kelas

14

Page 15: PROGRAM UMUM 2.docx

- Membantu guru pembimbing melaksanakan tugas – tugasnya khususnya di

kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

- Membantu guru mata pelajaran dan melaksanakan peranannya dalam

melaksanakan BK khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

- Membantu memberi kesempatan dan kemudahan bagi siswa khususnya di

kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

- Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khususnya BK seperti : Mengundang

orang tua, menindak lanjuti terhadap siswa yang melanggar tata tertib

sekolah, kunjungan kerumah siswa, memprosentase kehadiran siswa,

konferensi kasus.

- Melakukan koordinasi dan / atau alih tangan kasus dengan guru pembimbing

sehingga guru pembimbing akan mempelajari sebab – sebab yang melatar

belakangi sikap dan tindakan siswa tersebut.

f. Guru Mata Pelajaran, Guru Praktik, Guru Piket, dan Petugas Ketertiban Sekolah

- Disamping melakukan tugas utamanya, diharapkan dapat membantu

memasyarakatkan pelayanan BK kepada siswa.

- Membantu Guru pembimbing mengidentifikasi siswa – siswa yang

memerlukan layanan BK, serta pengumpulan data tentang siswa – siswa

tersebut.

- Berpartisipasi aktif dan bekerjasama dengan wali kelas dalam melakukan

tindakan penanganan siswa secara langsung apabila dipandang kurang sesuai

dengan tata tertib Sekolah tanpa harus melakukan alih tangan kepada Guru

Pembimbing sebelum berupaya memberikan pembinaan terhadap siswa yang

bermasalah di kelas maupun di luar kelas.

2. Kerjasama dengan pihak luar sekolah

BAB IV

PEMBAGIAN TUGAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

15

Page 16: PROGRAM UMUM 2.docx

A. PEMBAGIAN TUGAS PEMBIMBING

Pembagian daftar siswa asuh kepada guru bimbingan dan konseling di SMP Negeri

1 Maduran tahun pelajaran 2012/2013

No Kelas Guru Pembimbing Jumlah Siswa

Wali Kelas

1. VII A

Zainul Chamidi, S.Pd

29 Dra. Fathiyah2. VII B 29 Ahmad Puji, S.Pd3. VII C 34 Drs. Usman Affan4. VII D 34 Zainul Chamidi, S.Pd5. VII E

Sastro Harjo, S.Pd

32 Drs. Abdul Ghofar6. VII F 32 Drs. Masfuf Djamil7. VII G 32 Sastro Harjo, S.Pd8. VII H 34 Drs. Abd. Manan9. VIII A

Novia Silviani, S.Pd32 Drs. Tabri

10. VIII B 33 Sunarto, S.Pd11. VIII C Siti Rondiyah, S.Pd 31 Drs. Ec. Kasiran 12. VIII D

Cinarito, S.Pd30 Ahmad Mawardi, S.Ag

13. VIII E 32 Drs. MF. Aziz, M.Pd14. VIII F Siti Rondiyah, S.Pd 31 Moh. Said, S.Pd., M.Pd15. VIII G Drs. Jumain 30 Zaenal Arifin, S.Pd16. VIII H Siti Rondiyah, S.Pd 30 Hj. Ninik Mujiati, S.Pd17. IX A

Drs. M. Yusuf

24 Lies Salamah, S.Pd18. IX B 24 Sudanang, S.Pd19. IX C 34 Munirul, S.Pd20. IX D 33 Khoirul Huda, S.Pd21. IX E 34 Suntiyati, S.Pd22. IX F 34 H. Irham, S.Pd., M.Pd23. IX G Siti Rondiyah, S.Pd 34 Sri Sunarsih, S.Pd24. IX H Sastro Harjo, S.Pd 32 Sri Purwantini, S.Pd

BAB V

PENUTUP

16

Page 17: PROGRAM UMUM 2.docx

A. SIMPULAN

Program umum Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 1 Maduran pada

tahun pelajaran 2012/2013 bisa berjalan dengan baik harus mengacu pada manajemen

Bimbingan Konseling yang diselenggarakan oleh suatu organisasi dengan sejumlah

personalia sekolah, organisasi mencerminkan keterkaitan berbagai komponen dalam

pelaksanakan Bimbingan Konseling. Komponen pokok dalam organisasi Bimbingan

Konseling meliputi : guru pembimbing (petugas BK), kepala sekolah, wali kelas, guru

mata pelajaran/guru praktik, pengawas sekolah bidang BK, dan siswa, kesemuanya itu

harus sesuai tugasnya, tanggung jawab, wewenang hak dan kewajiban serta saling

menunjang, menguatkan dan membesarkan, tidak boleh saling bertentangan dan

melemahkan.

B. SARAN

1. Perlu peningkatan kerjasama yang baik dan benar antara sesama staf, personil

sekolah dan pihak-pihak terkait agar dari tahun ketahun kedepan, pelaksanaan

Bimbingan Konseling di SMP Negeri 1 Maduran dapat dirasakan oleh siswa

khususnya dan umumnya masyarakat (orang tua/wali murid).

2. Rasio perbandingan antara guru pembimbing dan jumlah siswa harus sepadan

karena tugas dan tanggung jawab guru pembimbing sebagai suatu profesi yang

berbeda dengan guru lain.

3. Perlu pengembangan secara menyeluruh.

4. Untuk meningkatkan mutu kerja dan pelaksanaan layanan Bimbingan dan

Konseling di sekolah, masih perlu diadakan latihan kerja, sering mengikuti MGP,

seminar baik tingkat Kabupaten, Propinsi, maupun Nasional.

17