program studi perbankan syariah fakultas ekonomi...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PENGARUH DPK, ROA DAN BOPO TERHADAP TINGKAT
LIKUIDITAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBIAYAAN BAGI
HASIL BPRS (STUDI KASUS PADA BPRS HARTA INSAN KARIMAH
CILEDUG KOTA TANGERANG) PERIODE 2011-2015
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh :
AHMAD KAHFI HAZAMI
1112046100109
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
2016/2017
v
ABSTRAK
Ahmad Kahfi Hazami. NIM 1112046100109Analisis Pengaruh DPK,
ROA dan BOPO Terhadap Tingkat Likuiditas Dan Implikasinya Terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil BPRS (Studi Kasus Pada BPRS Harta Insan
Karimah Ciledug Kota Tangerang) Periode 2011-2015, skripsi Konsentrasi
Perbankan Syariah, Program Studi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
DPK, ROA dan BOPO terhadap Tingkat Likuiditas dan Implikasinya Terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Kota Tangerang
Periode 2011-2015. Pemilihansampel dalam penelitian ini menggunakan
purposive sampling dan pengumpulandata melalui data sekunder. Data penelitian
didapatkan dari website Otoritas JasaKeuangan, Bank Indonesia, dan Bursa Efek
Indonesia. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah Analisis Jalur
dengan bantuan software programstatistik AMOS version 22.0 for windows.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada substruktur I variabel DPK
dan ROA memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap FDR,
sedangkan variabel BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan
terhadap FDR. Kemudian pada substruktur II variabel DPK, BOPO dan FDR
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil,
sedangkan variabel ROA berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil.
Hasil pengujian pada substruktur I dan II diketahui variabel DPK
memiliki pengaruh langsung yang negatif terhadap FDR dan pengaruh
langsung yang positif terhadap Pembiayaan Bagi Hasil. Variabel DPK memiliki
pengaruh tidak langsung yang positif terhadap Pembiayaan Bagi Hasil dan
pengaruh total sebesar 0,896. Variabel ROA memiliki pengaruh langsung yang
negatif terhadap FDR dan pengaruh langsung yang negatif terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil dan pengaruh total sebesar -0,123. Variabel BOPO memiliki pengaruh
tidak langsung yang positif terhadap Pembiayaan Bagi Hasil dan pengaruh total
sebesar 0,0769. Variabel FDR memiliki pengaruh langsung yang positif terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil dan pengaruh total sebesar 0,072.Kata Kunci : DPK,
ROA, BOPO, FDR dan Pembiayaan Bagi Hasil.
Kata Kunci : Dana Pihak Ketiga (DPK), Return On Asset (ROA) , Beban Operasional
terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Financing to Deposit Ratio
(FDR) dan Pembiayaan Bagi asil BPRS IK Ciledug.
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirrabbil’alamin. Segala puji dan syukur penulis
panjatkankepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
khususnyakepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.Shalawat serta salam senantiasa dipanjatkan kepada Rasulullah, Nabi
MuhammadSAW yang telah mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke
zaman yangterang benderang ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan sebagai salah
satu syaratkelulusan Strata (S-1) Konsentrasi Perbankan Syariah Program Studi
MuamalatFakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.Penulisan
skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa banyak pihak yangmemberikan bantuan.
Ucapan rasa hormat dan terima kasih atas segala kepedulianmereka yang telah
memberikan bantuan, baik moril, kritik, saran, masukan,dorongan semangat, doa
maupun pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Olehkarena itu, perkenankan
penulis secara khusus mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Asrief Mufriani, Lc., M,Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Phd. selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta.
3. Bapak A.M Hasan Ali, MA., selaku Ketua Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
vii
4. Ibu Cut Erika Ananda, SE, MBA, selaku Ketua Program Studi Perbankan
SyariahFakultas Ekonomi danBisnis Universitas Islam Negeri Syarif
HidayatullahJakarta.
5. Bapak Sofyan Rizal, SE, MM., selaku dosen pembimbing Akademik dan
Pembimbing Skripsi yang selalu meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membaca, mengkoreksi dan membimbing penulis dalam proses penyusunan
skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang dengan sabar memberikan bekal
ilmu yang tak terhingga nilainya.
7. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Syariah dan
Hukum, Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Perpustakaan
Umum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan fasilitas untuk melakukan studi kepustakaan.
8. Kedua orang tua penulis, BapakAnsorulloh dan Ibu Hanifa yang
senantiasa memberikan doa dan dorongan semangat kepada penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi ini, semoga karya ini dapat memberikan
kebanggaan. Tidak lupa juga penulis ucapkan kepadakakak dan kedua adik
penulis, Shoffi Nurusyifa, Syahna Nurunnisa dan Ahmad Izhar Fahrezie.
9. Terima kasih kepada Bocah Kosan khususnya untuk Om Alex, Wiwin, Ipang,
Abel, Kamal, Fawwwaz, Topcin, Hafsyah, Mamat, Iyan, Audi, Leni, Petot,
Gaul, Buya, Oyoy, Oding, Rajul dan lain-lain yang mohon maaf kalo ada
viii
yang lupa disebutinyang telah memberikan warna dan pengalaman hidup
selama 4 tahum ini dan juga telah membantu penulis dan
memberikansemangat untuk segera menyelesaikan skripsi ini.Terimakasih
untuk semua kenangan yang tak terlupakan. Semoga silaturahmi kitatetap
dapat terjalin.
10. Terimakasih juga penulis ucapkan untuk kelas C Perbankan Syariah angkatan
2012 yang sama-sama belajar dari 0 tentang dunia Perbankan Syariah yang
luar biasa manfaatnya.
11. Terima kasih kepada KKN PILAR 2015 yang senantiasa membantu,
memberikan motivasi, dan mendoakan yang terbaik kepada penulis. Terima
kasih untuk semua kenangan yang tak terlupakan. Semoga silaturahmi kita
tetap dapat terjalin.
Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya
skripsi ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga
Allah SWT mencatatnya sebagai amal baik dan membalasnya lebih baik
lagi. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan.
Jakarta, 30 April 2017
Ahmad Kahfi Hazami
ix
DAFTAR ISI
COVER ............................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
KATAPENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................................... 9
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 9
D. Perumusan Masalah.......................................................................................... 10
E. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 11
G. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 14
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah(BPRS) ...................................................... 14
B. Dana Pihak Ketiga ............................................................................................ 17
C. ROA ................................................................................................................. 19
D.BOPO ............................................................................................................... 21
E. Tingkat Likuiditas ............................................................................................ 22
F. Pembiayaan Bagi Hasil .................................................................................... 24
G. Hubungan Antar Variabel . .............................................................................. 29
x
H. Review Studi Terdahulu .................................................................................. 34
I. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 43
J. Paradigma Penelitian ......................................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 45
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 45
B. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................................ 45
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 46
D. Interpolasi Data ............................................................................................... 46
E. Metode Analisis ................................................................................................ 47
F. Operasional Variabel Penelitian ...................................................................... 55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 58
A.Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................. 58
B. Analisis Deskriptif Statistik ............................................................................. 61
B. Pergerakan Variabel Penelitian ........................................................................ 61
C. Penjelasan Hasil dan Pembahasan .................................................................... 67
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 87
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 87
B. Saran ................................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90
LAMPIRAN ......................................................................................................... 93
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Komposisi Penyaluran Pembiayaan BPRS HIK Ciledug 2011 – 2015 ......... 5
Tabel 1.2 Rata-rata Dana Pihak Ketiga, ROA, BOPO dan FDR BPRS HIK
Ciledug Tahun 2011 – 2015 ........................................................................... 8
Tabel 2.1 Review Studi Terdahulu ................................................................................ 38
Tabel 4.1Uji Normalitas Rasio Skewness dan Kurtosis Substruktur I .......................... 68
Tabel 4.2 Uji Normalitas Rasio Skewness dan Kurtosis Substruktur II ........................ 69
Tabel 4.3 Uji Autokorelasi Substruktur I ....................................................................... 70
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Substruktur II ..................................................................... 70
Tabel 4.5 Uji Multikolinearitas Substruktur I ................................................................ 71
Tabel 4.6 Uji Multikolinearitas Substruktur II .............................................................. 72
Tabel 4.7Analisis Jalur Pengaruh DPK, ROA dan BOPO terhadap FDR
(Substruktur I) ................................................................................................ 75
Tabel 4.8Analisis Jalur P3ngaruh DPK, ROA, BOPO dan FDR terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil (Substruktur II) ........................................................ 87
Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Pengujian Pengaruh Antara Variabel Eksoge
dan Variabel Endogen .................................................................................... 80
Tabel 4.10 Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung
dan Tidak Langsung, dan Pengaruh Total Tentang Pengaruh DPK (X1),
ROA (X2), dan BOPO (X3) Terhadap Tingkat Likuiditas (FDR) (Y)
dan Implikasinya Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Z) ............................... 82
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 43
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ...................................................................... 44
Gambar 3.1 Substruktur I .................................................................................... 49
Gambar 3.2 Substruktur II ................................................................................... 49
Gambar 4.1 Struktur Oganisasi BPRS Harta Insan Karimah .............................. 60
Gambar 4.2Perkembangan variabel DPK BPRS Harta Insan Karimah
Tahun 2011 – 2015 .......................................................................... 62
Gambar 4.3 Perkembangan variabel ROA BPRS Harta Insan Karimah
Tahun 2011 – 2015 .......................................................................... 63
Gambar 4.4 Perkembangan variabel BOPO BPRS Harta Insan Karimah
Tahun 2011 – 2015 .......................................................................... 64
Gambar 4.5 Perkembangan variabel FDR BPRS Harta Insan Karimah
Tahun 2011 – 2015 .......................................................................... 65
Gambar 4.6 Perkembangan variabel Pembiayaan Bagi Hasil BPRS
Harta Insan Karimah Tahun 2011-2015 .......................................... 67
Gambar 4.7 Uji Normalitas P-Plot Substruktur I ................................................ 67
Gambar 4.8 Uji Normalitas P-Plot Substruktur II ............................................... 69
Gambar 4.9 Uji Heteroskedaktisitas Substruktur I .............................................. 72
Gambar 4.10 Uji Heteroskedaktisitas Substruktur I ............................................ 73
Gambar 4.11 Analisis Path .................................................................................. 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas bank syariah adalah menghimpun dana dari masyarakat berupa
simpanan atau yang biasa disebut Dana Pihak Ketiga, Kemudian menyalurkan
dana tersebut dalam bentuk kredit atau pembiayaan. Pembiayaan yang disalurkan
kepada masyarakat sangat penting karena masyarakat membutuhkan dana untuk
modal usaha, konsekuensinya bank akan mendapatkan pendapatan bagi hasil atas
pembiayaan tersebut.
Bank syariah dalam melakukan pembiayaan, bisnis dan usaha yang
dilaksanakan tidak terlepas dari saringan syariah. Karena itu, bank syariah tidak
akan mungkin membiayai usaha yang terkandung di dalamnya hal-hal yang
diharamkan.1 Jika dibandingkan dengan bank konvensional, bank syariah
mempunyai keunikan yang secara prinsip dapat mendukung UMKM, antara lain:
lebih luwes dalam penyediaan agunan, lebih luwes dalam penetapan imbalan, dan
lebih luas dalam menyediakan fasilitas (meliputi bidang perbankan dan lembaga
pembiayaan, seperti anjak piutang, modal ventura, sewa-beli, dan pegadaian.2
Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting, karena dengan
pembiayaaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan menjadi penunjang
kelangsungan usaha bank. Sebaliknya, bila pengelolaan pembiayaan tidak baik
maka akan menimbulkan permasalahan dan berhentinya usaha bank. Tujuan
dilakukan pembiayaaan antara lain untuk peningkatan ekonomi umat, sebagai
1 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hlm. 33. 2 Amir Machmud dan Rukmana, Bank Syariah, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010), hlm. 98.
2
ketersediaan dana bagi peningkatan usaha dan juga untuk meningkatkaan
produktivitas serta memberi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan dayaa
produksinya seperti membuka lapangan pekerjaan baru. Selain itu, tujuan
pembiayaan yang bersifat mikro antara lain memaksimalkan lab,
meminimalisasikan resiko kekurangan modal pada suat usaha, pendayagunaan
sumber daya ekonomi dan penyaluran kelebihan dana dari yang surplus dana ke
minus dana.3
Menurut Zarkasih (2008) Produk penyaluran dana atau pembiayaan
dalam bank syariah lebih dipersempit lagi menjadi dua yaitu debt financing dan
equity financing, produk debt financing mendasarkan pembiayaan pada prinsip
jual beli dan prinsip sewa. Pembiayaan dengan prinsip jual beli terdiri dari
murabahah, salam, dan istishna’. Pembiayaan dengan prinsip sewa terdiri dari
ijarah yang dilandasi adanya perpindahan manfaat. Sedangkan produk equity
based financing dengan prinsip bagi hasil terdiri dari musyarakah dan
mudharabah.4
Portofolio pembiayaan (financing) merupakan bagian terbesar dari
aktiva bank, karena pembiayaan merupakan aktivitas utama dari usaha perbankan.
Dengan demikian maka pendapatan bagi hasil atau keuntungan jual beli yang
merupakan instrumen pembiayaan perbankan syariah merupakan sumber
pendapatan yang dominan.5
Dalam praktiknya, bank syariah lebih banyak menggunakan akad
Murabahah dalam melakukan penyaluran pembiayaan. Karakteristik murabahah
3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm. 17-18 4 Moh. Wahyudin Zarkasyi, Good Corporate Govermance. (Alfabeta : Bandung : 2008), hlm. 4 5 Drs. Zainul Arifin, MBA. Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. (Azkia Publisher : Ciputat : 2012). Hlm.
243
3
yang pasti dalam besaran angsuran dan margin juga melahirkan persepsi bahwa
penggunaan akad murabahah dapat mengurangi tingkat risiko pembiayaan. Di
Indonesia, sampai pada Juni 2015, dominasi pembiayaan murabahah pada bank
syariah dibanding pembiayaan dengan akad lainnya mencapai 57%.6
Namun kehadiran bank syariah seharusnya memberikan dampak yang
luar biasa terhadap pertumbuhan sektor riil. Hal ini dikarenakan pola mudharabah
dan musyarakah adalah pola investasi langsung pada sektor riil, return pada sektor
keuangan (bagi hasil), dalam prinsip ajaran islam, sangat ditentukan oleh sektor
riil. hal ini berarti keberadaan bank syariah harus mampu memberikan kontribusi
yang meningkatkan pertumbuhan sektor riil, Fungsi tersebut akan terwujud bila
bank syariah menggunakan akad profit and loss sharing (mudharabah dan
musyarakah) sebagai core produknya (Beik, 2007).7
Dengan semaraknya perkembangan sektor perbankan syariah maka
diharapkan dapat membantu perkembangan UMKM secara optimal. UMKM pada
perekonomiannya saat ini memiliki posisi yang sangat penting, karena
kontribusinya dalam penyerapan tenaga kerja dan Pendapatan Domestik Brutto
(PDB), serta fleksibelitas dan ketangguhannya dalam menghadapi krisi ekonomi
yang berkepanjangan. Hal ini yang menjadikan UMKM sebagai harapan yang
utama atau tulang punggung peningkatan perekonomian nasional. UMKM juga
merupakan pelaku ekonomi yang strategis mengingat jumlahnya yang mencapai
99,95% dari total jumlah usaha di Indonesia. Namun, banyak perkembangan
6 “Pembiayaan di Bank Syariah kenapa di dominasi Murabahah ?”. m.kompasiana.com 16 Desember 2015
diakses dari https://google.com/amp/www.kompasiana.com/amp/nanayuliani /pembiayaan-di-bank-syariah-kenapa-
didominasi-murabahah_566e4ff75f23bda806971189
7 Syariah Cooperation Kajian Muamalat dan Al Ahkam. “Optimalisasi Pembiayaan Bagi Hasil; Sebagai Upaya
Memberdayakan UMKM Yang Berkeadilan”. 4 Mei 2012, diakses dari http://syariahcooperation. blogspot.co.id /2012/05/optimalisasi-pembiayaan-bagi-hasil.html?m=1
4
UMKM masih terbataspada modal sehingga perlu adanya pembiayaan untuk
mendukung perkembangan tersebut, hanya sekitar 60% yang dapat memenuhi
kebutuhan UMKM karena mereka belum bisa memanfaatkan tawaran tersebut
dengan baik.Salah satu sebab UMKM untuk memperoleh kredit/pembiayaan
adalah collateral atau jaminan yang dimiliki.8
Salah satu jenis perbankan syariah yang tepat guna dalam membantu
perkembangan UMKM adalah Bank Pembiayaan Rakyat Syariah atau yang biasa
disebut BPRS. BPRS mempunyai peran yang strategis, karena dengan lembaga ini
banyak menyalurkan dananya kepada para pengusaha kecil, maka si pengusaha
tersebut akan bisa mengembangkan bisnisnya, yang dampak ikutannya akan
berpengaruh terhadap para tenaga kerja dari usaha kecil tersebut, yang akan
menjadi lebih baik taraf hidupnya. BPRS memang berbeda dengan bank pada
umumnya. Karena BPRS, sesuai namanya, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah,
memang ditujukan untuk membantu perekonomian rakyat. Dalam hal ini, BPRS
melakukan misinya dengan berdasarkan prinsip syariah.9
BPRS Harta Insan Karimah (HIK) merupakan salah satu dari banyak
BPRS yang beroperasi di Indonesia. BPRS Harta Insan Karimah mempunyai
beberapa cabang yang tersebar di Indonesia. Salah satunya adalah BPRS Harta
Insan Karimah cabang Ciledug yang terletak di Provinsi Banten Kota Tangerang.
BPRS HIK sejak dulu selalu fokus pada usaha mikro, kecil, dan menengah. Ini
adalah bentuk peran serta BPRS HIK dalam mengangkat sektor UMKM. Hal ini
pula yang sering diunggulkan BPRS HIK bahwa penyaluran dana nasabah 100%
8 Aswandi S, “Kiprah UMKM Di Tengah Krisis Ekonomi-Perannya Besar, Minim Perhatian Pemerintah,
http://www.sme-centre.com, 2007. Dalam jurnal Ilmu Syariah dan Hukum Asy-Syir’ah 9 “Kembangkan Usaha dengan BPRS”. keuangansyariah.mysharing.co 21 mei 2015 diakses dari
http://keuangansyariah.mysharing.co/kembangkan-usaha-dengan-bantuan -BPRS/
5
diperuntukkan bagi usaha kecil, lain halnya dengan penyaluran dana oleh bank
umum yang notabene menyasar ke sektor korporat bahkan perusahaan besar. Jadi,
nasabah yakin dana yang di investasikan secara tidak langsung membantu sektor
UMKM tersebut.
Namun dilihat dari Laporan Keuangan yang telah dipublikasikan oleh
BPRS HIK Ciledug, Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (musyarakah dan
mudharabah) masih sangat minim bila dibandingkan dengan pembiayaan dengan
prinsip jual beli (murabahah). Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Komposisi Penyaluran Pembiayaan BPRS HIK Ciledug 2011 - 2015
Sumber : OJK.co.id (data diolah)
Aspek-aspek yang mempengaruhi pembiayaan bank adalah tingkat
keuntungan bak, tingkat kredit macet, dana pihak ketiga, tingkat likuiditas bank,
promosi pembiayaan yang dilakukan oleh bank, Financing Deposit Ratio yang
6
ditetapkan oleh Bank Indonesia, modal bank, baik modal sendiri maupun modal
cadangan, serta dana yang berasal dari masyarakat luas.10
Pertumbuhan kredit dipengaruhi oleh penawaran kredit perbankan,
penawaran dipengaruhi oleh dana yang tersedia yang bersumber dari DPK,
persepsi bank dari usaha debitor, dan kondisi perbankan itu sendiri seperti
permodalan atau CAR (Capital Adequacy Ratio), jumlah kredit macet atau NPL
(Non Performing Loan), dan LDR (Loan to Deposit Ratio).11 Suseno dan Piter
(2003) menambahkan bahwa indikator yang juga berpengaruh terhadap keputusan
bank untuk mengeluarkan kredit kepada debitor adalah faktor rentabilitas atau
tingkat keuntungan yang tercermin dalam Return On Asset (ROA).12
Untuk mencapai pembiayaan yang sehat, maka setiap bank harus
memperhatikan tingkat likuiditasnya. Karena tingkat likuiditas ini akan
berpengaruh terhadap banyaknya pembiayaan yang dapat disalurkan oleh Bank
Syariah. Tingkat likuiditas yang dapat dihitung menggunakan rasio FDR dan
Cash Ratio. FDR menunjukkan tingkat likuiditas yang berkenaan dengan kegiatan
utama bank. Semakin tinggi FDR suatu bank maka semakin kecil tingkat
likuiditasnya karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya
semakin besar. Sedangkan Cash Ratio menunjukkan kemampuan bank untuk
melunasi kewajiban-kewajiban yang harus dibayar dengan alat likuid yang
10 Fatma Ridha, Pengaruh likuiditas dan rentabilitas terhadap pembiayaan pada bank mandiri syariah cabang
purwakarta. (Universitas Islam Bandung (Skripsi): 2008) hlm. 3 11 Perry Warjiyo, ed. Bank Indonesia Bank Sentral Republik Indonesia. Sebuah Pengantar. Pusat Pendidikan
dan Studi Kebanksentralan : Jakarta. 12 Fauziyah Adzimatinur1, Sri Hartoyo2, Ranti Wiliasih3, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besaran
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. (Journal IPB) hlm. 107
7
dimiliki bank. Semakin tinggi CR suatu bank maka semakin tinggi tingkat
likuiditas bank tersebut.13
Menurut Dendawijaya (2005) FDR yang tinggi menunjukkan bahwa
semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank. FDR menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank syariah dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya. Maka semakin tinggi nilai FDR yang dihasilkan semakin
tinggi pula pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat khususnya UMKM.14
Likuiditas perbankan dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk
menjalankan fungsi-fungsi bank membutuhkan dana terutama dari pihak luar.
Oleh karena itu, yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi likuiditas
adalah DPK. Masalah tinggi rendahnya DPK dapat berpengaru terhadap
keberlangsungan operasional bank dalam menyalurkan dananya seperti dalam
bentuk pembiayaan.15
Selain dana dari pihak luar, likuiditas juga dipengaruhi oleh
profitabilitas yang dihasilkan oleh perbankan syariah. Salah satu alat ukur
profitabilitas adalah Ratio On Assets (ROA). Tingginya profitabilitas yang
dihasilkan menujukkan banyaknya dana yang di investasikan bank dalam bentuk
aktiva produktif. Peningkatan pendapatan mengindikasikan bahwa bank
mempunyai aset cukup banyak yang dapat digunbakan untuk disalurkan kembali
dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat, sehingga FDR meningkat. Hal
13 Racmat Firdaus, Manajemen Dana Bank, (Bandung : STE INABA, 2001) hlm. 197
14 Ir. Drs. Lukman Dendawijaya, M.M, Manajemen Perbankan, Edisi Kedua. Cetakan kedua (Bogor Jakarta : Ghalia
Indonesia), hlm. 201 15 Aena Mardiah. “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode 2012 – 2014”. (UIN Sunan Kali Jaga : Skripsi, 2015) hlm. 3.
8
tersebut justru dapat mengancam likuiditas bank karena sebagian besar dananya
disalurkan kepada pembiayaan.16
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Luh Putu Eka Oktaviantari dan
Ni Luh Putu Wiagustini menunjukkan bahwa FDR juga dapat dipengaruhi oleh
resiko operasional bank, yang di proksikan melalui variabel BOPO (Beban
Operasional terhadap Pendapatan Operasional).
Berikut adalah tabel yang menggambarkan perkembangan variabel-
variabel penelitian pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug :
Tabel 1.2
Rata-rata Dana Pihak Ketiga, ROA, BOPO dan FDR BPRS HIK Ciledug
Tahun 2011 – 2015
variabel
tahun 2011 2012 2013 2014 2015
DPK (dlm ribuan Rp)
676.121.308 842.233.332 1.042.388.258 1.227.030.153 1.444.094.387
ROA 4,25 4,25 4 4 4
BOPO 61 59 59 60 66
FDR 116 108 109 108 102
Sumber : ojk.go.id (data diolah)
Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah DPK yang dihimpun oleh
BPRS HIK Ciledug mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun jumlah
kenaikannya fluktuatif. Sementara itu, dalam tiga tahun terakhir variabl ROA
mngalami penurunan yang semula sebesar 4,25% pada tahun 2011 dan 2012
menjadi 4% pada tahun 2013-2015. BPRS HIK Ciledug termasuk BPRS yang
efisien bila dilihat dari jumlah BOPO yang dalam lima tahun terakhir. Sedangkan
rasio FDR menunjukkan jumlah yang sangat tinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar
116%. Hal ini menunjukkan bahwa FDR melebihi standar yang telah ditetapkan
16 Aena Mardiah. “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode 2012 – 2014”. (UIN Sunan Kali Jaga : Skripsi, 2015) hlm. 5.
9
oleh BI bahwa FDR Bank Syariah sebesar 80%-110%. Namun hal ini telah
diperbaikki oleh BPRS HIK Ciledug pada tahun-tahun berikutnya.
Berdasarkan uraian diatas, terdapat beberapa poin yang tertarik untuk
dianalisis sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel
apa saja yang dapat mempengaruhi pembiayaan bagi hasil BPRS HIK Ciledug.
maka penulis tertarik untukmengangkat judul “Analisis Pengaruh DPK, ROA
dan BOPO terhadap Tingkat Likuiditas dan Implikasinya Terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil BPRS (Studi Kasus Pada BPRS Harta Insan
Karimah Ciledug Kota Tangerang) Periode 2011-2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Latar Belakang masalah yang telah dipaparkan diatas,
maka penulis mengidentifikasikan beberapa permasalahan yang ada sebagai
berikut:
1. Masih minimnya pembiayaan dengan prinsip bagi hasil yang disalurkan oleh
BPRS Harta Insan Karimah Ciledug.
2. Jumlah FDR yang melebihi standar peraturan BI pada tahun 2011 sehingga
menggambarkan likuiditas yang sedikit.
3. Jumlah DPK dan penyaluran pembiayaan yang fluktuatif.
C. Pembatasan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, agar
permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka penulis memfokuskan dan
membatasi penelitian ini pada:
1. Objek penelitian ini adalah BPRS Harta Insan Karimah Ciledug.
10
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data triwulan yang
dipublikasikan oleh OJK periode triwulan I tahun 2011 sampai dengan
triwulan IV tahun 2015 yang telah di Interpolasikan.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPK, ROA dan BOPO
sebagai variabel bebas (Independen/exogenus). Sedangkan FDR dan
Pembiayaan Bagi Hasil BPRS HIK Ciledug sebagai variabel terikat
(Dependen/endogenus)
D. Perumusan Masalah
Dengan didukung oleh data-data yang diambil dari penelitian
terdahulu oleh para ahli dan argumen pendukung yang sudah dikemukakan pada
sub-bagian sebelumnya, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat
diklasifikasikan pada penelitian kali ini, yakni :
1. Bagaimana DPK, ROA dan BOPO secara simultan dan parsial berpengaruh
signifikan terhadap FDR ?
2. Bagaimana Pengaruh DPK, ROA, BOPO dan FDR secara simultan dan parsial
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil BPRS HIK Ciledug ?
3. Bagaimana Pengaruh DPK, ROA, BOPO dan FDR terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil BPRS HIK Ciledug secara langsung maupun tidak langsung ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dikemukakan,
maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Menjelaskan pengaruh DPK, ROA dan BOPO terhadap tingkat Likuiditas
(FDR) BPRS HIK Ciledug
11
2. Menjelaskan pengaruh DPK, ROA, BOPO dan FDR terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil BPRS HIK Ciledug
3. Menjelaskan pengaruh DPK, ROA, BOPO dan FDR terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil BPRS HIK Ciledug secara langsung maupun tidak langsung.
F. Manfaat Penelitian
Adapun dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
memberikan sumbangan berupa pengembangan ilmu yang berkaitan dengan
pengaruh DPK, ROA dan BOPO terhadap Tingkat Likuiditas BPRS serta
Implikasinya terhadap Pembiayaan Bagi Hasil serta sebagai sumber referensi
untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Lembaga keuangan mikro dalam hal ini BPRS HIK Ciledug, penelitian
ini diharapkan mampu memberikan sumbangan Kajian penelitian untuk
evaluasi perkembangan system lembaga keuangan mikro syariah mengenai
peningkatan kinerja usaha yang dapat pembiayaan dan penyaluran pembiayaan
berbentuk permodalan.
3. Manfaat bagi masyarakat luas, penelitian ini berfungsi sebagai bahan informasi
bagi masyarakat luas, khususnya bagi para nasabah, yang sangat berperan
dalam keberlangsungan operasional BPRS HIK Ciledug dalam mencapai target
profit dan memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa Bank Syariah
termasuk BPRS berperan penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia.
12
G. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini penulis menyusun lima bab, dimana dalam setiap
bab berisi sub-sub sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menjelaskan teori yang berkaitan dengan variabel-variabel
yang digunakan, antara lain adalah DPK, ROA, BOPO, teori Likuiditas dan teori
Pembiayaan Bagi Hasil. Pada bab ini, penulis juga memaparkan tentang tujuan
(review) studi terdahulu, kerangka pemikiran, paradigma penelitan dan hipotesis
penelitian teori dan kerja variabel seta gambaran umum BPRS Harta Insan
Karimah Ciledug sebagai objek penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam
melakukan penelitian, sub babnya terdiri dari ; jenis penelitian, jenis dan sumber
data, metode pengumpulan data, Interpolasi data, metode pengolahan data,
variabel penelitian dan metode analisis data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan gambaran umum objek penelitian dan
menjelaskan bagimana temuan hasil yang diperoleh dari pengelolaan data yang
telah dilakukan melalui beberapa pengujian dan interpretasi data.
13
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini penulis memaparkan kesimpulan dari pembahasan dan analisis data
yang telah dilakukan, serta saran-saran yang dapat penulis sampaikan dari hasil
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
14
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)
1. Pengertian Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS)
Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPR-Syariah) adalah salah satu
lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti
prinsip–prinsip syariah ataupun muamalah islam. BPRS berdiri berdasarkan
UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan Peraturan Pemerintah (PP)
No. 72 Tahun 1992 tentang Bank Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil. Pada
pasal 1 (butir 4) UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas UU No.7
Tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan bahwa BPRS adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.17
BPR yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah
selanjutnya diatur menurut Surat Keputusan Direktur Bank Indonesia No.
32/36/KEP/DIR/1999 tanggal 12 Mei 1999 tentang Bank Perkreditan
Rakyat Berdasarkan Prinsip Syariah. Dalam hal ini, secara teknis BPR
Syariah bisa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR
konvensional, yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah
terutama bagi hasil.
Menurut UU perbankan No. 10 tahun 1998 BPR adalah lembaga
keuangan bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional
17 Undang-Undang No. 72 tahun 1992
15
atau berdasarkan prinsip syariah.18 Pelaksanaan BPR yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah diatur menurut Surat Keputusan
Direktur Bank Indonesia No.32/36/KEP/DIR/1999 tentang BPR
berdasarkan prinsip syari’ah. Dalam hal ini, secara teknis BPR Syari’ah
biasa diartikan sebagai lembaga keuangan sebagaimana BPR Konvensional,
yang operasinya menggunakan prinsip-prinsip syariah.19
2. Kegiatan BPRS
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) merupakan lembaga
intermediasi keuangan, akan tetapi tidak diperbolehkan untuk melakukan
kegiatan usaha dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha yang dapat
dilakukan oleh BPRS versi Undang-Undang Perbankan Syariah diatur
dalam Pasal 21, yaitu bahwa kegiatan usaha BPRS meliputi :20
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
a) Simpanan berupa tabungan atau yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah
b) Investasi berupa deposito atau tabungan atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu berdasarkan akad mudharabah atau akad
lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
a) Pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah atau
musyarakah
18 M. Sholahuddin, Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam, (Surakarta: Muhammadiyah University Press, Cet.
ke-1, 2006), hlm 61 19 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah “Deskripsi dan Ilustrasi, Edisi 2, (Yogyakarta:
Ekonisia, Cet. ke-3, 2005), hlm 83 20 Abdul Ghofur, Hukum Perbankan Syariah, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2009), hlm. 57
16
b) Pembiayaan berdasarkan akad murabahah, salam, atau istishna
c) Pembiayaan berdasarkan akad qardh
d) Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak
kepada nasabah berdasarkan akad ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik,
e) Pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah.
3. Menempatkan dana pada bank syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadi’ah atau investasi berdasarkan akad
mudharabah dan/atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
4. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional,
dan Unit Usaha Syariah.
5. Menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha bank syariah
lainnyayang sesuai dengan prinsip syariah berdasarkan persetujuan
Bank Indonesia. BPR Syari’ah didirikan sebagai langkah aktif dalam
rangka restrukturisasi perekoniomian Indonesia yang dituangkan
dalam berbagai paket kebijaksanaan keuangan moneter, dan
perbankansecara umum. Sedangkan secara khusus perbankan mengisi
peluang terhadap kebijaksanaan bank dalam penetapan tingkat suku
bunga, yang selanjutnya dikenal sebagai perbankan bagi hasil.21
21 M. Sholahuddin, op.cit, hlm 61-62
17
B. Dana Pihak Ketiga (DPK)
1. Pengertian Dana Pihak ketiga (DPK)
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah seluruh dana yang berhasil
dihimpun oleh sebuah bank yang bersumber dari masyarakat luas.22
Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 DPK adalah dana yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada bank atas dasar perjanjian
tabungandalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau
bentuk lainnya. DPK adalah dana yang diperoleh dari masyarakat, dalam
arti masyarakat sebagai individu, perusahaan, pemerintah, rumah tangga,
koperasi, yayasan, dan lain-lain baik dalam mata uang rupiah maupun
dalam valuta asing.23
Sedangkan menurut Slamet Riyadi, Dana pihak Ketiga adalah dana
yang diperoleh dari masyarakat, dalam arti masyarakat sebagai individu,
perusahaan, pemerintah, rumah tangga, koperasi, yayasan dan lain-lain
baik dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing.24 Pada sebagian
besar atau setiap bank, dana masyarakat ini umumnya merupakan dana
terbesar yang dimiliki. Hal ini sesuai dengan fungsi bank sebagai
penghimpunan dana dari masyarakat.
2. Jenis- Jenis Penghimpunan DPK
Pada dasarnya, proses penghimpunan dana dari masyarakat yang
dilakukan oleh bank syariah hampir sama dengan bank konvensional,
artinya dalam sistem perbankan syariah dikenal produk-produk berupa
22 Kasmir, Dasar - Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 8 23 UU No. 10 Tahun 1998 24 Slamet Riyadi, Banking Asset And Liability Management, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2006), hlm. 79
18
giro (demand deposit), tabungan (saving deposit), deposito (time deposit)
sebagai sarana untuk menghimpun dana masyarakat. Perbedaannya adalah
bahwa dalam sistem perbankan syariah tidak dikenal adanya bunga
sebagai kontraprestasi terhadap nasabah deposan, melainkan melalui
mekanisme bagi hasil dan bonus yang bergantung pada jenis produk apa
yang dipilih oleh nasabah.25
Dengan demikian, produk penghimpunan dana (funding) yang ada
dalam sistem perbankan syariah adalah:
a. Tabungan
Sama halnya dengan bank konvensional, pada bank syariah
terdapat produk tabungan. Meskipun sama, tentu saja ada perbedaan
yang ada pada tabungan syariah dimana tidak menggunakan sistem
bunga. Berdasarkan fatwa DSN nomor 02/DSN-MUI/IV/2000
bahwa terdapat dua jenis tabungan yang dibenarkan sesuai dengan
prinsip Syariah, yaitu tabungan berdasarkan prinsip wadi’ah dan
mudharabah.
b. Deposito
Melihat Fatwa DSN nomor 03/DSN-MUI/IV/2000, deposito
yang dibenarkan sesuai dengan prinsip syariah harus berdasarkan akad
mudharabah. Secara teori, deposito mudharabah tidak begitu jauh
berbeda dengan tabungan mudharabah. Hanya saja, simpanan di bank
penarikannya hanya dapat dilakukan di waktu–waktu tertentu menurut
25Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2007),
hlm. 79
19
perjanjian antara pihak penyimpan dengan bank yang bersangkutan,
sedangkan tabungan mudharabah tidak. Biasanya, waktu
penyimpanan dana deposito dilakukan dalam periode bulanan
sebagaimana deposito di bank konvensional. Maka dari itu, nasabah
dapat melakukan penarikan dana hanya saat tanggal jatuh tempo. Pada
tanggal yang bersamaan juga bagi hasil sesuai dengan nisbah dari
hasil investasi yang telah dilakukan oleh bank dibagikan.26
c. Giro
Berdasarkan Undang – Undang no. 10 tahun 1998 pasal 1
ayat 6 disebutkan yang dimaksud dengan giro adalah simpanan yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek,
bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan. Jadi, melalui produk giro, nasabah memungkinkan
melakukan perintah kepada pihak bank untuk melakukan
pemindahbukuan sejumlah uang dari rekening seseorang kepada
rekening yang dituju dalam surat tersebut.
Dalam Fatwa DSN nomor 01/DSN-MUI/IV/2000 dinyatakan
bahwa terdapat dua jenis giro berdasarkan prinsip syariah yang
dibenarkan, yakni giro berdasarkan prinsip wad’iah dan giro
berdasarkan prinsip mudharabah.
C. ROA
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai aktor pendorong dalam
memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka panjang, perusahaan
26 Wiroso, Produk Perbankan Syariah Dilengkapi UU Perbankan Syariah dan Kodefikasi Produk Bank
Indonesia, (Jakarta: LPFE Usakti, 2009), hlm. 149
20
harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu
membayar kewajibannya. Kerugian yang terus-menerus akan segera
memperburuk aspek solvabilitas perusahaan dan apabila perusahaan akan
memperluas usahanya, perusahaan memerlukan retained earning untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam jangka pendek, kerugian segera akan likuiditas
perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan dari luar.27
Rasio profitabilitas yang digunakan sebagai variabel bebas dalam
penelitian ini adalah ROA. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.28
Semakin besar nilai ROA, maka semakin besar pula kinerja perusahaan, karena
return yang diperoleh perusahaan semakin besar.29
Munawir (2007) mengemukakan bahwa Return On Asset (ROA)
adalah bentuk dari rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan
perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva dan
digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.30
ROA adalah rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran yang
27 Rodoni, Amad and Herni Ali. “Manajemen Keuangan Modern. (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2014). hlm.
34 28 Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2009). hlm. 76 29 Isna, Andriyani, and Kunti Sunaryo. “Analisis Pengaruh ROA, BOPO dan Suku Bunga Terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Murabahah.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 11 No. 01, 2012 hlm. 33 30 S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, (Yogyakarta : Liberty, 2007), hlm. 112
21
lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas
manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan.31
Rumus yang digunakan untuk mencari ROA adalah sebagai berikut :
Return On Asset (ROA) = Laba Setelah Pajak
X 100 % Total Aset
D. BOPO
BOPO merupakan rasio yang sering disebut rasio efesiensi yang
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan
biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Biaya operasi merupakan
biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha
pokoknya (seperti biaya bunga, biaya tenaga kerja, biaya pemasaran, dan biaya
operasional lainnya). Pendapatan operasional merupakan pendapatan utama bank
yaitu pendapatan bunga yang diperoleh dari penempatan dana dalam bentuk kredit
dan pendapatan operasional lainnya.32 Semakin kecil angka rasio BOPO maka
semakin baik kondisi bank tersebut.33
BOPO termasuk rasio rentabilitas (earnings). Keberhasilan bank
didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank dapat diukur
dengan menggunakan rasio biaya opeasional terhadap pendapatan operasional.34
Menurut Dendawijaya (2005) rasio biaya operasional digunakan untuk mengukir
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Rasio BOPO sering disebut rasio efisiensi digunakan untu mengukur kemampuan
31 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada), hlm. 201.
32 Isna, Andriyani, and Kunti Sunaryo. “Analisis Pengaruh ROA, BOPO dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Murabahah.” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 11 No. 01, 2012 hlm. 33
33 Martono, “Bank dan lembaga Keuangan Lain. (Yogyakata : Ekonisia, 2010) hlm.
34 Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan (Teori dan Aplikasi), Edisi Pertama (Yogyakarta : BPFE, 2002), hlm. 205
22
manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan
operasional. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional
yang dikeluarkan bank yang bersangkutan.35
E. Tingkat Likuiditas
Likuiditas suatu bank mempunyai peranan penting dalam keberhasilan
pengelolaan bank. Bank perlu memenuhi kebutuhan likuiditas untuk berbagai
tujuan diantaranya seperti penarikan dana simpanan oleh nasabah (penyimpan),
penyediaan dana untuk fasilitas kredit maupun pembiayaan dan lain-lain.
Likuiditas pada umumnya didefinisikan sebagai kepemilikan sumber yang
memadai untuk keseluruhan kebutuhan dan kewajiban yang akan jatuh tempo
(Muljiono 1995 dalam Fitrianto, 2006). Artinya apabila perusahaan ditagih oleh
deposan perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut dengan segera,
terutama utang yang sudah jatuh tempo. Dalam pengertian lain likuiditas dapat
didefinisikan sebagai kemampuan bank memenuhi kebutuhan dana dengan segera
dan dengan biaya yang normal.36
Dari pengertian kedua teori tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan likuiditas adalah kemampuoan perbankan atau perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan dana masyarakat dan dengan segera dapat memnuhi
segala kewajibannya yang telah jatuh tempo. Likuiditas penting bagi bank untuk
menjalankan transaksi bisnisnya, mengatasi kebutuhan dana yang mendesak
memnuhi kebutuhan anggota akan pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam
35 Almilia, L.S dan Winny Herdiningtyas, Analisis Rasio CAMEL terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada
Lembaga Perbankan Periode 200-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 7 No. 2 November 2005 36 Imam Wahyudi, Dewi, Miranti Kartika dkk. Manajemen Resiko Bank Islam. (Jakarta :Salemba 4, 2013). Hlm.
28
23
kesempatan melakukan investasi yang menarik dan menguntungkan. Masalah
likuiditas dapat dikatakan sebagai masalah yang berhubungan dengan kemampuan
suatu perusahaan untuk memnuhi kewajiban keuangannya yang segera harus
terpenuhi.
Likuiditas perusahaan dapat diukur dan diketahui dengan
menggunakan yaitu diantaranya ; quick ratio, cash ratio dan Loan to Deposit
Ratio (LDR).37 Dalam penelitian ini tingkat likuiditas diukur dengan
menggunakan rasio LDR atau dalam istilah Perbankan Syariah disebut Financing
to Deposit Ratio (FDR).
FDR adalah perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh
bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank (Muhammad,
2005). Seberapa besar pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat atau
nasabah, bank harus mampu mengimbanginya dengan segera memenuhi
kebutuhan akan penarikan kembali dana sewaktu-waktu oleh deposan. FDR
diartikan sebagai perbandingan antara pembiayaan yang diberikan dengan dana
yang diterima bank. FDR ini menjadi salah satu rasio likuiditas bank yang
berjangka waku agak panjang. Dapat disimpulkan bahwa Financing to Deposit
rasio (FDR) adalah rasio yang menggambarkan tingkat kemampuan bank syariah
dalam mengembalikan dana kepada pihak ketiga melalui keuntungan yang
diperoleh dari pembiayaan Mudharabah.
Indikator untuk mengetahui likuid atau tidaknya sebuah bank dapat
dilihat dari rasio FDR bank tersebut. FDR sebenarnya sama dengan Loan to
Deposit Ratio dalam bank konvensional, perbedaan penyebutan ini dikarenakan
37 Kasmir. Manajemen Perbankan, Edisi 1. (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2004). Hlm. 268
24
dalam bank syariah tidak ada yang namanya loan atau pinjaman melainkan
disebut dengan financing atau pembiayaan. Bank dikatakan likuid ketika mampu
memenuhi semua kewajiban hutangnya dan memenuhi permintaan kebutuhan
dana yang diajukan nasabah tanpa adanya penangguhan dalam pemberiaan dana
melalui pembiayaan tersebut. Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia bahwa
rasio FDR minimal 75% dan tidak boleh melebihi 110 %.
Dengan rasio FDR diantara tingkatan tersebut menandakan bahwa
bank syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Baiknya bank mampu
menjaga nilai FDR hanya diantara 80% hingga 90%. Dengan FDR 100% atau
110% menandakan bank mampu menyalurkan dana melebihi batas DPK yang
dimiliki, dengan begitu tingkat perolehan keuntungan atau bagi hasil yang
diterima bank akan semakin banyak. Tetapi semakin tinggi rasio ini
mempengaruhi likuiditas bank karena nantinya bank tidak memiliki cukup
cadangan dana untuk memenuhi permintaan kebutuhan dana masyarakat.
Menurut Dendawijaya (116 : 2005), FDR menyatakan seberapa jauh
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Financing to Deposit Rasio (FDR) dirumuskan sebagai berikut :38
FDR = PEMBIAYAAN YANG DISALURKAN
X 100% DANA PIHAK KETIGA + MODAL INTI
F. Pembiayaan Bagi Hasil
Menurut Veithzal dan Arviyan (2010:681), pembiayaan adalah
pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung
38 Ir. Drs. Lukman Dendawijaya. Manajemen Perbankan. (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005). Hlm. 116
25
investasi yang sudah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga.39
Siamat (2005:31) menyatakan bahwa penyaluran pembiayaan merupakan kegiatan
yang mendominasi pengalokasian dana di bank syariah. Penggunaannya mencapai
70% - 80% dari volume usaha bank syariah. Oleh sebab itu, sumber pendapatan
utama bank syariah berasal dari transaksi penyaluran pembiayaan, baik dalam
bentuk mark up, bagi hasil, maupun pendapatan sewa.40
Jenis-jenis pembiayaan syariah menurut tujuannya dibedakan menjadi
3, yakni pembiayaan modal kerja syariah, pembiayaan investasi syariah , dan
pembiayaan konsumtif syariah. Akad atau prinsip yang menjadi dasar operasional
bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan dibedakan menjadi 4 macam, yaitu
prinsip jual beli (murabahah, salam dan istishna), prinsip bagi hasil (mudharabah
dan musyarakah), prinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahhiyah bittamlik), dan
akad pelengkap (hiwalah, rahn, qardh, wakalah, dan kafalah).41 Akad yang banyak
digunakan dalam pembiayaan jual beli ialah murabahah, salam dan istishna’.
Sementara pada prinsip bagi hasil ialah mudharabah dan musyarakah.42
Menurut Antonio, pembiayaan bagi hasil dapat dilakukan dalam
empat akad utama, yaitu mudharabah, musyarakah, muzara’ah, dan musaqah.
39 Arviyan Rivai,Veithzal dan Arifin. ISLAMIC BANKING:Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi
Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global . (Jakarta: PT.
Bumi Askara, 2010). hlm. 681
40 Dahlan Siamat. “Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi Kelima)”. (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekon
omi Universitas Indonesia, 2005). hlm. 31
41 Adiwarman A Karim. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan (Edisi 4). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persad
a, 2010). hlm. 231
42 Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012). hlm. 192
26
Namun demikian, prinsip yang diterapkan di Indonesia ialah musyarakah dan
mudharabah.43
1. Pembiayaan Musyarakah (Joint Venture Profit Sharing)
Musyarakah merupakan semua bentuk usaha yang melibatkan dua
pihak atau lebih di mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh
bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.
Keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai dengan proporsi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Transaksi musyarakah dilandasi dengan
adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai
aset yang mereka miliki secara bersama-sama. Secara spesifik bentuk
kontribusi dari pihak yang bekerja sama dapat berupa dana, barang
dagangan (trading asset), kewiraswastaan (entrepreneurship), kepandaian
(skill), kepemilikan (property), peralatan (equipment), ingangible asset
(seperti hak paten atau goodwill), kepercayaan/reputasi (credit worthiness),
dan barang-barang lainnya yang dapat dinilai dengan uang.44
Manfaat pembiayaan musyarakah bagi bank syariah ialah bank
dapat memperoleh pendapatan dalam bentuk bagi hasil yang sesuai dengan
pendapatan usaha yang dikelola mudharib. Bagi nasabah, pembiayaan ini
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan modal usaha guna mengembangkan
usahanya melalui sistem kemitraan dengan bank syariah. Ada beberapa
resiko dalam pembiayaan ini. Pertama, terdapat risiko pembiayaan (credit
43 Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah : dari Teori ke Praktek. (Jakarta : Gema Insani Press, 2001). hlm.
90
44 Adiwarman A Karim. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan (Edisi 4). (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010). hlm. 102
27
risk) jika nasabah melakukan wanprestasi. Kedua, risiko pasar yang
disebabkan karena pergerakan nilai tukar jika pembiayaan ini diberikan
dalam bantuk valuta asing. Ketiga, bank juga menanggung risiko
operasional yang disebabkan oleh internal fraud, diantaranya pencatatan
yang tidak benar atas nilai posisi, penyuapan, ketidaksesuaian pencatatan
pajak, kesalahan, dan manipulasi dalam pelaporan catatan akuntansi.45
Aplikasi pembiayaan ini ialah pembiayaan proyek dan modal
ventura (Antonio, 2001:93). Pembiayaan Proyek biasanya diaplikasikan
untuk pembiayaan proyek di mana nasabah dan bank sama-sama
menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek
selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah
disepakati untuk bank. Kemudian untuk modal ventura, penanaman modal
dilakukan dalam jangka waktu tertentu dan setelah itu bank melakukan
divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun
bertahap.
2. Pembiayaan Mudharabah (Trustee Profit Sharing)
Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana
pihak pertama (malik, shahib al-mal, LKS) menyediakan seluruh modal,
sedang pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) bertindak selaku pengelola,
dan keuntungan usaha dibagi diantara mereka sesuai kesepakatan yang
dituangkan dalam kontrak.46
45 Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2012). hlm. 199 46 Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 7 tentang Mudharabah
28
Pada pembiayaan mudharabah, bank syariah bertindak sebagai
pemilik dana yang menyediakan dana dengan fungsi sebagai modal kerja.
Sementara nasabah bertindak sebagai pengelola dana dalam kegiatan
usahanya. Bank syariah memiliki hak dalam pengawasan dan pembinaan
usaha nasabah walaupun tidak ikut serta dalam mengelola usaha tersebut.
Pengawasan itu bisa dilakukan dengan melihat bukti-bukti laporan usaha
yang bisa dipertanggungjawabkan. Pembagian hasil usaha dinyatakan dalam
bentuk nisbah yang sudah disepakati. Nisbah ini tidak bisa dirubah, kecuali
atas dasar kesepakatan para pihak.
Pembiayaan mudharabah diberikan dalam bentuk uang dan barang.
Ketika modal yang diberikan dalam bentuk uang maka nominalnya harus
dicatat dengan jelas, dan ketika modal yang diberikan dalam bentuk barang
maka barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar (net realizable
value) dan jumlahnya dinyatakan dengan jelas. Pengembalian pembiayaan
mudharabah dilakukan dalam dua cara, yakni secara angsuran dan sekaligus
pada akhir periode. Pembagian hasil usaha dilakukan atas dasar laporan
hasil usaha pengelola dana yang diserati dengan bukti pendukung.47
Mudharabah terdiri dari dua jenis, yakni mudharabah muthlaqah
(investasi tidak terikat) dan mudharabah muqayyadah (investasi terikat).
Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan
investasinya. Sedangkan mudharabah muqayyadah adalah mudharabah
47 Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta : PT. Gramedia Utama, 2012), hlm. 193
29
dimana pemilik dana memberikan batasan kepada pengelola dana mengenai
tempat, cara, dan obyek investasinya (IAI, 2002:Paragraf 8).
G. Hubungan antar variabel
1. Hubungan DPK dengan FDR
Dana pihak ketiga merupakan variabel terpenting yang paling
berpengaruh karena DPK dapat dikendalikan oleh bank syariah yang
merupakan sisi pendanaan, dimana dana yang semakin meningkat harus
diimbangi dengan peyaluran pembiayaan yang dapat menggerakkan sektor
riil. Semakin meningkatnya DPK yang dikumpulkan bank syariah maka
kemungkinan semakin meningkat pula pembiayan atau penyaluran dana
yang dberikan bank syariah kepada masyarakat.
Kemampuan bank dalam menghimpun dana memperlihatkan bank
terebut memiliki kredibilitas yang tinggi dari masyarakat. Pada penelitian
yang dilakukan oleh Ervina (2015) menunjukkan hasil bahwa DPK
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap FDR begitu pula dengan
penelitian yang dilakukan oleh Nur Suhartatik dan Rohmawati
Kusumaningtyas (2012) yang menunjukkan hasil penelitiannya bahwa
DPK berpengaruh negatif terhadap FDR. Sedangkan hasil yang berbeda
ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Julida Tantyasni (2016)
yang menyatakan bahwa variabel DPK berpengaruh positif terhadap FDR.
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat diperoleh hipotesis
sebagai berikut :
H1 : DPK (Dana Pihak Ketiga) berpengaruh signifikan terhadap FDR
30
2. Hubungan ROA dengan FDR
Menurut Dendawijaya (2004), rasio ini digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara
keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
tersebut dari segi penggunaan aset.
Bank dengan total aset relatif besar akan mempunyai kinerja yang
lebih baik karena mempunyai total revenue yang relatif besar sebagai
akibat penjualan produk yang meningkat. Dengan meningktanya total
revenue tersebut maka akan meningkatkan laba perusahaan sehinga kinerja
keuangan akan lebih baik. (Wisnu Mawardi, 2005)
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rina Nuraini
Dewi (2013) memberikan hasil bahwa variabel ROA berpengaruh positif
terhadap LDR. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ervina (2015) dan Mita Puji Utari (2011) yang menyatakan
bahwa variabel ROA memiliki pengaruh yang negatif terhadap FDR.
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat diperoleh hipotesis
sebagai berikut :
H2 : ROA (Return On Asset) berpengaruh signifikan terhadap FDR
3. Hubungan BOPO dengan FDR
BOPO dihitung dengan menggunakan perbandingan antara biaya
operasional dengan pendapatan operasional. BOPO adalah rasio yang
menggambarkan efisiensi yang dihasilkan oleh bank. Semakin kecil rasio
BOPO berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
31
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Luh Putu
Eka Oktaviantari dan Ni Luh Putu Wiagustini (2012) dan Rina Nuraini
Dewi (2013) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif
signifikan terhadap variabel LDR. Namun berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Citra Dinar Saraswati (2014) dan Mita Puji Utari (2011)
yang menayatakan bahwa variabel BOPO berpengaruh positif terhadap
variabel LDR.
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat diperoleh hipotesis
sebagai berikut :
H3 : BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
berpengaruh signifikan terhadap FDR
4. Hubungan DPK dengan Pembiayaan Bagi Hasil
Dana pihak ketiga merupakan variabel terpenting yang paling
berpengaruh karena DPK dapat dikendalikan oleh bank syariah yang
merupakan sisi pendanaan, dimana dana yang semakin meningkat harus
diimbangi dengan peyaluran pembiayaan yang dapat menggerakkan sektor
riil. Semakin meningkatnya DPK yang dikumpulkan bank syariah maka
kemungkinan semakin meningkat pula pembiayan atau penyaluran dana
yang dberikan bank syariah kepada masyarakat.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jamilah
(2014), Trisnadi (2014), Indah Khoirun Nisa (2014) yang menyatakan
32
bahwa variabel DPK memiliki pengaruh yang positif terhadap
pembiayaan.
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat diperoleh hipotesis
sebagai berikut :
H4 : DPK (Dana Pihak Ketiga) berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil
5. Hubungan ROA dengan Pembiayaan Bagi Hasil
ROA merupakan indikator dari profitabilitas bank. Menurut Toto
Pribadi (2008) ROA mengukur tingkat laba terhadap aset yang digunakan
dalam menghasilkan laba tersebut. Atau dengan kata lain, ROA adalah
indikator suatu unit usaha untuk memperoleh laba atas sejumlah aset yang
dimiliki uleh unit usaha tersebut.
Semakin besar nilai rasio ini menunukkan tingkat rentabilitas
usaha bank semakin baik atau sehat. Stabil atau sehatnya rasio ROA
mencerminkan stabilnya jumlah modal dan laba bank. Kondisi perbankan
yang stabil akan meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan
kreditnya (Meydianawati, 2007).
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indah
Khoirun Nisa (2014) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif
terhadap Pembiayaan sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Jamilah
(2014) menunjukkan hasil yang berbeda karena pada penelitian yang
dilakukan Jamilah (2014) menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif
terhadap Pembiayaan.
33
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat diperoleh hipotesis
sebagai berikut :
H5 : ROA (Return On Asset) berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil
6. Hubungan BOPO dengan Pembiayaan Bagi Hasil
Menurut Dendawijaya (2006), rasio BOPO digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi bank dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Semakin rendah BOPOmaka pendapatan bagi hasil yang
asalnya dari pendistribusian pembiayaan mampu menutup bagi hasil yang
diberikan kepada para deposan. Semakin rendah rasio BOPO suatu bank
juga mengindikasikan semakin efisiensi biaya operasional yang
dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan dan semakin banyak
pembiayaan yang dapat disalurkan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jamilah
(2014) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh negatif terhadap
pembiayaan sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Zubaidah Nasution dan Achmad Saiful Ulum (2015) yang menyatakan
bahwa BOPO berpengaruh positif terhadap Pembiayaan.
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat diperoleh hipotesis
sebagai berikut :
H6 : BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional)
berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil
34
7. Hubungan FDR dengan Pembiayaan Bagi Hasil
Menurut Warjiyo (2007) rasio likuiditas bank adalah rasio untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pedeknya
dan permohonan kredit atau pembiayan dengan cepat. FDR diartikan
sebagai perbandingan antara pembiayaan yang diberikan dengan dana
yang diterima oleh bank. FDR ini menjadi salah satu rasio likuiditas bank
yang berjangka waktu agak panjang.
Semakin tinggi FDR maka pembiayaan yang disalurkan juga
semakin meningkat. Demikian sebalikny, jika terjadi penurunan FDR
maka pembiayaan yang disalurkan juga mengalami penurunan.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Trisnadi
(2014) menyatakan bahwa variabel FDR memliki pengaruh yang positif
terhadap Pembiayaan Mudharabah.
Berdasarkan kajian teori diatas, maka dapat diperoleh hipotesis
sebagai berikut :
H7 : FDR (Financing to Deposit Ratio) berpengaruh signifikan terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil
G. Review Studi Terdahulu
Sebelum penulis melakukan peneitian ini, telah ada penelitian terdahulu
yang meneliti mengenai variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Hal ini sebagai
acuan dalam melakukan penelitian ini.
Penelitian pertama dilakukan oleh Ervina (2015) yang berjudul Pengaruh
Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Financing (NPF), Capital Adequacy
35
Ratio (CAR) dan Return On Asset (ROA) Terhadap Tingkat Likuiditas Koperasi
Jasa Keuangan Syariah Baitul Mal Wat Tamwil (KJKS-BMT) Studi Kasus pada
KJKS-BMT Bondho Tumoto Semarang. Variabel yang terkait adalah DPK, ROA
dan FDR.
Hasil penelitian bahwa secara parsial, variabel DPK dan ROA
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat likuiditas (FDR), kemudian
variabel NPF berpengaruh negatif tidak signifikan dan variabel CAR berpengaruh
positif signifikan terhadap tingkat likuiditas (FDR).
Penelitian kedua dilakukan oleh Luh Putu Eka Oktaviantari dan Ni Luh
Putu Wiagustini (2012) yang berjudul Pengaruh tingkat resiko perbankan terhadap
profitabilitas pada BPR di Kabupaten Bandung. Variabel yang terkait adalah
BOPO, LDR/FDR dan ROA. Penelitian ini menggunakan Path Analisis dengan
variabel LDR sebagai variabel perantara antara variabel NPL dan BOPO dengan
variabel ROA.
Hasil Penelitian bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap
LDR, sementara variabel BOPO berpengaruh negatif namun tidak signifikan
terhadap LDR. NPL berpengaruh berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap ROA, BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA dan LDR
berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Penelitian ketiga dilakukan oleh Citra Dinar Saraswati (2014) yang
berjudul Analisis pengaruh CAR, NPL, NIM dan BOPO terhadap LDR pada bank
umum yang go public di Indonesia periode 2007-2013. Variabel terkait pada
penelitian ini adalah BOPO dan LDR/FDR.
36
Hasil penelitian bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
LDR, NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap LDR, NIM
berpengaruh positif dan signifikan, BOPO berpengaruh positif dan tidak
signifikan.
Penelitian keempat dilakukan oleh Rina Nuraini Dewi (2013) yang
berjudul Pengaruh CAR, NPL, BOPO, ROA dan NIM terhadap LDR. Variabel
terkait pada penelitian ini adalah BOPO, ROA dan LDR/FDR
Hasil penelitian bahwa CAR dan BOPO berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap LDR, NPF berpengaruh negatif signifikan terhadap LDR,
ROA dan NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR.
Penelitian kelima dilakukan oleh Mita Puji Utari (2011) yang berjudul
Analisis pengaruh CAR, NPL, ROA dan BOPO terhadap LDR (Studi kasus pada
Bank Umum Swasta Nasional Devisa di Indonesia periode 2005-2008). Variabel
terkait pada penelitian ini adalah ROA, BOPO dan LDR/FDR.
Hasil penelitian bahwa CAR berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
LDR, NPL berpengaruh negatif signifikan, ROA berpengaruh negatif tidak
signifikan, dan BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap LDR.
Penelitian keenam dilakukan oleh Indah Khoirun Nisa (2014) yang
berjudul Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan pada bank syariah dan
unit usaha syariah di Indonesia. Variabel terkait pada penelitian ini adalah DPK,
ROA dan Pembiayaan.
Hasil penelitian bahwa NPF berpengaruh positif dan tidak signifikan,
CAR berpengaruh positif dan tidak signifikan, ROA dan DPK berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Pembiayaan.
37
Penelitian ketujuh dilakukan oleh Trisnadi (2014) yang berjudul Pengaruh
FDR dan DPK terhadap Pembiayaan Mudharabah (studi kasus pada Bank umum
syariah yang terdaftar di Bank Indonesia tahun 2012-2014). Variabel terkait pada
penelitian ini adalah DPK, FDR dan Pembiayaan Mudharabah.
Hasil penelitian bahwa variabel FDR berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah sedangkan variabel DPK
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembiayaan mudharabah.
Penelitian kedelapan dilakukan oleh Jamilah (2014) yang berjudul Faktor-
faktor yang mempengaruhi pembiayaan mudharabah pada bank umum syariah di
Indonesia. Variabel terkait pada penelitian ini adalah DPK, ROA, BOPO dan
Pembiayaan.
Hasil penelitian bahwa DPK, CAR berpengaruh positif terhadap
Pembiayaan Mudharabah, ROA dan BOPO berpengaruh negatif terhadap
pembiayaan mudharabah NPF tidak berpengaruh positif terhadap pembiayaan
mudharabah.
38
Tabel 2.1
Review Studi Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1 Ervina
(2015)
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK),
Non Performing
Financing (NPF),
Capital Adequacy
Ratio (CAR) dan
Return On Asset
(ROA) Terhadap
Tingkat Likuiditas
Koperasi Jasa
Keuangan Syariah
Baitul Mal Wat
Tamwil (KJKS-
BMT) Studi Kasus
pada KJKS-BMT
Bondho Tumoto
Semarang
(X) :
- DPK
- NPF
- CAR
- ROA
(Y) :
- FDR
- DPK dan ROA berpengaruh
negatif signifikan terhadap
FDR
- NPF berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap
FDR
- CAR berpengaruh positif
signifikan terhadap FDR.
39
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
2 Luh Putu
Eka
Oktaviantari
dan Ni Luh
Putu
Wiagustini,
(2012)
Pengaruh Tingkat
Resiko Perbankan
Terhadap
Profitabilitas Pada
BPR di Kabupaten
Bandung
(X) :
- NPL
- BOPO
(Y) :
- LDR
(Z) :
- ROA
- NPL berpengaruh negatif
signifikan terhadap LDR.
- BOPO berpengaruh
negatif namun tidak
signifikan terhadap LDR.
- NPL berpengaruh positif
namun tidak signifikan
terhadap ROA.
- BOPO berpengaru negatf
signifikan terhadap ROA
dan LDR berpengaruh
positif signifikan terhadap
ROA.
3 Citra Dinar
Saraswati
(2014)
Analisis pengaruh
CAR, NPL, NIM
dan BOPO terhadap
LDR pada bank
umum yang go
public di Indonesia
periode 2007-2013
(X) :
- CAR
- NIM
- NPL
- BOPO
(Y) :
- LDR
- CAR berpengaruh negatif
signifikan
- NPL berpengaruh negatif
signifikan
- NIM berpengaruh positif
signifikan
- BOPO berpengaruh positif
dan tidak signifikan
40
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
4 Rina
Nuraini
Dewi
(2013)
Pengaruh CAR,
NPL, BOPO, ROA
dan NIM terhadap
LDR (Studi pada
perbankan BUMN
yang listing di Bursa
Efek Indonesia)
(X) :
- CAR
- NPL
- BOPO
- NIM
(Y) :
LDR
- CAR dan BOPO tidak
berpengaruh terhadap
LDR
- NPL berpengaruh
negatif terhadap LDR
- ROA dan NIM
berpengaruh positif
terhadap LDR
5 Mita Puji
Utari (2011)
Analisis Pengaruh
CAR, NPL, ROA
dan BOPO Terhadap
LDR
(Studi kasus Pada
Bank Umum Swasta
Nasional Devisa di
Indonesia Periode
2005 – 2008)
(X) :
- CAR
- NPL
- ROA
- BOPO
(Y) :
- LDR
- CAR berpengaruh
positif tidak signifikan
terhadap LDR
- NPL berpengaruh
negatif signifikan
terhadap LDR
- ROA berpengaruh
negatif tidak
signifikan terhadap
LDR.
- BOPO berpengaruh
positif signifikan
terhadap LDR
41
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
6 Indah
Khoirun
Nisa (2014)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pembiayaan pada
bank syariah dan
unit usaha syariah di
Indonesia.
(X) :
- NPF
- CAR
- ROA
- DPK
- Inflasi
(Y) :
- Pembiayaan
Sektor Pertanian
- NPF, CAR dan Infllasi
berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap
Pembiayaan sektor pertanian
- ROA dan DPK berpengaruh
positif dan tidak signifikan
terhadap Pembiayaan sektor
pertanian
7 Trisnadi
(2014)
Pengaruh FDR dan
DPK terhadap
Pembiayaan
Mudharabah (studi
kasus pada Bank
umum syariah yang
terdaftar di Bank
Indonesia tahun
2012-2014).
(X) :
- FDR
-DPK
(Y) :
- Pembiayaan
Mudharabah
- FDR berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap
Pembiayaan Mudharabah
- DPK berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Pembiayaan mudharabah
42
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
8 Jamilah
(2014)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pembiayaan
mudharabah pada
bank umum syariah
di Indonesia.
Variabel terkait pada
penelitian ini adalah
DPK, ROA, BOPO
dan Pembiayaan.
(X) :
- DPK
- CAR
- ROA
- NPF
- BOPO
(Y) :
- Pembiayaan
Mudharabah
- DPK berpengaruh positif
terhadap pembiayaan
mudharabah
- CAR berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan
mudharabah
- ROA berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan
mudharabah
- NPF tidak berpengaruh
positif terhadap pembiayaan
mudharabah
- BOPO berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan
mudharabah
43
H. Kerangka Penelitian
Berdasarkan model penelitian diatas, maka dapat dikembangkan kerangka
berpikir seperti berikut :
Gambar 2.1
Analisis Pengaruh DPK, ROA dan BOPO Terhadap Tingkat Likuiditas dan
Implikasinya Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil BPRS (Studi Kasus Pada BPRS
Harta Insan Karimah Ciledug Kota Tangerang) Periode 2011-2015
DPK (X1), ROA (X2)
dan BOPO (X3)
VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL DEPENDEN
FDR (Y) dan Pembiayaan
Bagi Hasil (Z)
BPRS HARTA
INSAN KARIMAH
CILEDUG
Sumber : OJK.co.id
DPK, ROA, BOPO, FDR dan Pembiayaan Bagi Hasil
Triwulan I tahun 2011 s/d Triwulan IV tahun 2015
Interpolasi Data
Analisis Data
Uji Asumsi Klasik
(SPSS 20)
Analisis Jalur
(Amos 20)
Intepretasi Hasil
44
I. Paradigma Penelitian
Jika dilihat dari judul penelitian ini, maka dapat digambarkan sebuah
konstruksi dari variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
Keterangan :
Z = Pembiayaan Bagi Hasil ε1 = Residual Error sub struktur 1
Y = Tingkat Likuiditas (FDR) ε2 = Residual Error sub struktur 2
X1 = Dana Pihak Ketiga (DPK) r = koefisien korelasi antar variabel
X2 = Return On Asset (ROA) ρ = koefisien jalur antar variabel
X3 = Beban Operasional Terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO)
45
BAB III
M ETODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini menggunakan perusahaan PT. Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Harta Insan Karimah yang mempunyai
kantor cabang di berbagai daerah, salah satunya adalah BPRS Harta Insan
Karimah cabang Ciledug melalui instrumen laporan keuangan Triwulan BPRS
HIK Ciledug yang didapat dari OJK.co.id. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis
penelitian kuantitatif. Pada penelitian kuantitatif kegiatan analisis datanya
meliputi pengolahan data dan penyajian data, melakukan perhitungan untuk
mendeskripsikan data dan melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan
uji statistik.48
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh DPK, ROA dan
BOPO terhadap Tingkat Likuiditas serta Implikasinya Terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil BPRS(Studi Kasus Pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug). Periode
2011-2015.
B. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk pemilihan sampel
yaitu berdasarkan pertimbangan (judgment sampling). Metode judgment sampling
atau purposive sampling merupakan pengumpulan data atas dasar strategi
kecakapan atau pertimbangan pribadi semata.
48 Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hlm. 86.
46
Sampel dalam penelitian ini adalah data DPK, ROA, BOPO, Tingkat
Likuiditas (FDR) dan Pembiayaan Bagi Hasil BPRS yang didapat dalam Laporan
Publikasi Keuangan BPRS Harta Insan Karimah Ciledug Periode triwulan I 2011
sampai dengan triwulan IV 2015. Data tersebut nantinya akan di Interpolasikan
menjadi periode bulan januari 2011 sampai dengan bulan Desember 2015.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
diperoleh dengan cara sebagai berikut:
1. Studi Lapangan (Field Research)
Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari pihak lain (sudah
tersedia) atau biasa disebut dengan data sekunder. Data sekunder ini didapat
dari laporan Publikasi Triwulan BPRS Harta Insan Karimah Ciledug yang
sudah dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari dan
memahami data atau bahan yang diperoleh dari berbagai literatur, seperti:
majalah, surat kabar, buku-buku cetak, artikel, website/ internet yang
berkaitan dengan pembahasan penelitian ini.
D. Interpolasi Data
Interpolasi adalah suatu metode atau fungsi matematika yang
menduga nilai pada lokasi-lokasi yang datanya tidak tersedia atau tidak
didapatkan. Interpolasi spasial mengasumsikan bahwa atribut data bersifat kontinu
didalam ruang dan atribut ini saling berhubungan(dependence) secara spasial
47
kedua asumsi diatas mengindikasikan bahwa pendugaan atribut data atau estimasi
dapat dilakukan berdasarkan lokasi-lokasi disekitarnya dan nilai pada titik-titik
yang berdekatan akan lebih mirip daripada nilai pada titik-titik yang terpisah lebih
jauh.49
Definisi lainnya interpolasi juga merupakan metode untuk
mendapatkan data berdasarkan beberapa data yang telah diketahui. Dalam ruang
lingkup pemetaan interpolasi adalah proses estimasi nilai pada wilayah yang tidak
disampel atau diukur, sehingga terbuatlah peta atau sebaran nilai pada seluruh
wilayah. Didalam melakukan interpolasi sudah pasti dihasilkan sebuah bias dan
error. Error yang dihasilkan sebelum melakukan interpolasi bisa dikarenakan
kesalahan menentukan metode sampling data, kesalahan dalam pengukuran dan
kwesalahan dalam analisa di laboraturium.50 Dalam penelitian ini, Interpolasi
dilakukan dengan cara menggunakan bantuan dari software Eviews 7.
E. Metode Analisis
Penilitan ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif. Pada
penelitian kuantutatif kegiatan analisis datanya meliputi pengolahan data dan
penyajian data, melakukan perhitungan untuk mendeskripsikan data dan
melakukan pengujian hipotesis menggunakan uji statistik.51 Sebelum
menganalisis, data dengan runtun waktu Triwulan di Interpolasikan menjadi data
bulanan dengan menggunakan bantuan Eviews .Metode analisis yang digunakan
49 Christanto, Analisis Penerapan Metode Krigging dan Invers Distance pada Interpolasi Data Dugaan Suhu, Ai
r Mampu Curah (AMC) dan Indeks Stabilitas Atmosfir (ISA) dari Data NOAA-TOVS. Makalah PIT Mapin XIV, ITS Surab
aya, 2005. 50 Pramono, Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi Sebaran Sedimen Tersuspensi di Maros –
Sulawesi Selatan. (Forum Geograf : Sulawesi Selatan, 2008) 22: 145-158 51 Ir. Syofian Siregar, M.M., Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual & Spss, (Jakarta: KENCANA, 2013), hlm. 86
48
adalah analisis jalur (path analyze) dengan menggunakan bantuan software
pengolah data statistik, AMOS 22.0. Analisis jalur merupakan keterkaitan antara
variabel exogeneous melalui variabel mediating dengan variabel endogeneous
yang biasanya digambarkan dalam bentuk diagram.52
Analisis jalur adalah sebuah metode untuk mempelajari efek langsung
(direct effect) maupun efek tidak langsung (indirect effect) dari variabel.53
Analisis jalur (path analyze) sebenarnya merupakan pengembangan korelasi yang
diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkan. Lebih lanjut,
analisis jalur mempunyai kedekatan dengan regresi berganda. Dengan kata lain,
regresi berganda merupakan bentuk khusus analisis jalur.54
Analisis jalur ingin menguji persamaan regresi yang melibatkan
beberapa variabel eksogen dan endogen sekaligus sehingga memungkinkan
pengujian terhadap variabel mediating/intervening atau variabel antara. Di
samping itu, analisis jalur juga dapat mengukur hubungan langsung antar variabel
dalam model maupun hubungan tidak langsung antar variabel dalam model.
Hubungan langsung antara variabel eksogen terhadap variabel
eksogen terhadap variabel dapat dilihat pada koefisien beta. Hubungan tidak
langsung adalah seberapa besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel
endogen melalui variabel intervening. Pengaruh total dapat diperoleh dengan
menjumlahkan hubungan langsung dan tidak langsung.55
Jika dilihat berdasarkan paradigma penelitian, maka dapat diperoleh
dua substruktur linier sebagai berikut:
52 Edy Supriyadi, SPSS + AMOS Statistical Data Analysis, IN MEDIA, Jakarta, 2014, hlm. 165 53 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2010. hlm. 264 54 Agus Widarjono, Analisis Statistika Multivariat Terapan, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2010. hlm. 264
55 Imam Ghozali, Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program Amos 16.0, 2008, hlm. 93
49
Substruktur I :
Gambar 3.1
Bila dirumuskan ke dalam persamaan matematis akan didapat
model sebagai berikut:
Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + ε1
Keterangan :
Y = Tingkat Likuiditas (FDR) X3 = BOPO
X1 = DPK ε1 = Residual Error
X2 = ROA
Substruktur II :
Gambar 3.2
50
Bila dirumuskan ke dalam persamaan matematis akan didapat
mobdel sebagai berikut :
Z = ρZX1 + ρZX2 + ρZX3 + ρZY + ε2
Keterangan :
Z = Pembiayaan Bagi Hasil X3 = BOPO
X1 = DPK Y = Tingkat Likuiditas (FDR)
X2 = ROA ε2 = Residual Error
Dalam penelitian yang menggunakan metode analisis jalur (path analyze)
asumsi dasar yang harus dipenuhi adalah normalitas. Selain itu, variabel bebas
yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu dan merupakan data time
series, maka perlu dilakukan uji multikolinieritas dan autokorelasi. Oleh karena
itu, penelitian ini akan menggunakan uji asumsi klasik sebagai prasyarat Analisis
Jalur.
1. Uji Asumsi Klasik
Metode OLS dikenal dengan model regresi linear klasik. Asumsi
tersebut bertujuan untuk menghasilkan estimator yang linear, tidak bias dan
mempunyai varian yang minimum, syarat tersebut dapat terwujud jika 4 asumsi
terpenuhi dengan syarat yang baik56, 4 Asumsi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas dimaksud untuk menguji apakah nilai residual yang telah
distandari berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi
normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai
56 Agus Widarjono, Analisis Statiska Multivariate Terapan”. (Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen,
2010) hlm. 75
51
rata-ratanya. Cara yang sering digunakan adalah dengan menggunakan rasio
skewness dan rasio kurtosis.
Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error
skewness. Sedangkan rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard
error kurtosis. Bila rasio skewness dan rassio kurtosis berada di antara -2 hingga
+2. maka distribusi data adalah normal.
Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat
diketahui dari beberapa metode, sebagai berikut ini :
1. Uji Normalitas dengan metode Analisis Grafik yaitu Histogram & P-P Plots.
2. Uji Normalitas dengan metode signifikansi Skewness dan Kurtosis.
3. Uji Normalitas dengan metode Jarque – Bera (JB Test)
4. Uji Normalitas dengan metode Kolmogorov-Smirnov
Dari semua uji tersebut peneliti menggunakan dua uji deteksi yaitu uji
Normalitas dengan metode signifikansi Skewness dan Kurtosis dan Uji Normal
P-Plot.
b. Uji Autokolerasi
Autokolerasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi ada kolerasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah
regresi yang bebas dari autokolerasi. Panduan mewngenai pengujian ini dapat
dinilai dalam besaran nilai Durbin Watson atau D-W (Santoso, 2011). Pedoman
Pengujiannya adalah :
1. Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif
2. Angka D-W diantara -2 dan +2 berarti tidak ada gejala autokorelasi
52
3. Angka D-W diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.57
c. Uji Multikolinearitas.
Multikolinearitas adalah kondisi dimana antara variabel bebas yang satu
memiliki hubungan linear dengan variabel bebas yang lain. Hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya varian koefisien korelasi menjadi lebih besar,
sehingga akan sulit menentukan estimasi yang tepat. Akibat lain yang mungkin
terjadi adalah banyaknya variabel yang tidak signifikan tetapi koefisien
determinasi (R2/R square) tetap tinggi.
Ada berbagai cara untuk menentukan apakah model memiliki gejala
multikolinearitas. Salah satunya dengan Uji VIF (Variance Inflation Factor).
Jika VIF kurang dari 5 (<5) atau kurang dari sepuluh (<10) dan Tolerance
mendekati 1, maka tidak terjadi multikolinearitas antar variabel bebas.
d. Uji Heteroskedaktisitas
Heteroskedaktisitas, pada umumnya sering teradi pada model-model yang
menggunakan data cross section. Namun bukan berarti model-model yang
menggunakan data time series bebas dari heteroskedaktisitas. Sedangkan untuk
mendeteksi ada tidakmnya heteroskedaktisitas pada suatu model dapat dilihat
dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Tidak terdapat
Heteroskedaktisitas jika : (1) penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola;
(2) titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka 0 dan (3)
titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja.58
57 Agus Eko Sujianto, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, (Jakarta : PT. Prestasi Pustakarya, 2009), hlm. 267 58 Suliyanto, ekonometrika terapan teori dan aplikasi dengan spss, (CV Andi :Yogyakarta, 2011), hlm. 79
53
2. Analisis Korelasi
Pengujian ini dilakukan untuk melihat korelasi atau hubungan antara
variabel eksogen yang satu dengan variabel eksogen yang lainnya.
Pengujian ini dilakukan jika variabel eksogen yang digunakan lebih dari
satu. Pengujian korelasi ini menggunakan kriteria sebagai berikut :
a. Nilai 0 – 0,25 = korelasi sangat lemah
b. Nilai > 0,25 – 0,50 = korelasi cukup kuat
c. Nilai > 0,50 – 0,75 = korelasi kuat
d. Nilai > 0,75 – 1 = korelasi sangat kuat
Untuk pengujian lebih lanjut dilakukan maka diajukan hipotesis
sebagai berikut :
H0 = Tidak ada hubungan korelasi yang signifikan antara kedua variabel
Ha = Ada hubungan korelasi yang signifikan antara kedua variabel
Pengujian berdasarkan signifikansi :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
b. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
3. Analisis Jalur Antara Variabel Eksogen dan Variabel Endogen
Pengujian ini dilakukan untuk melihat besarnya pengaruh variabel
eksogen terhadap variabel endogen. Jika variabel eksogen yang digunakan
hanya satu maka langsung dapat melihat koefisien jalurnya. Namun, jika
variabel eksogen yang digunakan lebih dari satu, maka diperlukan
pengujian secara simultan dan parsial. Pengujian secara simultan dapat
54
dilakukan dengan cara melihat nilai R Square (R2) dan menghitung
koefisien determinasi (KD) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
KD = R2 x 100%
Sedangkan pengujian secara parsial dengan melihat koefisien beta
atau nilai estimasi pada hasil output olah data. Pengujian parsial
menggunakan kriteria sebagai berikut :
a. Jika nilai estimasi menunjukkan nilai positif, maka variabel eksogen memiliki
pengaruh yang positif terhadap variabel endogen
b. Jika nilai estimasi menunjukkan nilai negatif, maka variabel eksogen
memiliki pengaruh yang negatif terhadap variabel endogen
Selain itu, dilakukan pula pengujian signifikansi dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
b. Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima
4. Pengujian Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
Uji ini dilakukan untuk melihat hubungan langsung dan tidak
langsung antar variabel. Hubungan langsung untuk melihat pengaruh langsung
antara variabel eksogen dengan variabel endogen yang dapat dilihat pada
koefisien beta atau nilai estimasi. Sedangkan, hubungan tidak langsung untuk
melihat pengaruh tidak langsung antara variabel eksogen terhadap variabel
endogen melalui variabel intervening (X terhadap Z melalui Y).
Besarnya pengaruh tidak langsung didapat dengan cara mengalikan
pengaruh X terhadap Y dengan pengaruh Y terhadap Z. Selain itu, dilihat pula
55
pengaruh total antara variabel eksogen dengan variabel endogen dengan cara
menjumlahkan pengaruh langsung dengan pengaruh tidak langsung.
F. Operasional Variabel Penelitian
Operasionalisasi variabel penelitian merupakan spesifikasi kegiatan
peneliti dalam mengukur suatu variabel. Spesifikasi tersebut menunjukkan
padadimensi-dimensi dan indikator-indikator dari variabel penelitian yang
diperolehmelalui pengamatan dan penelitian terdahulu. Adapun variabel dalam
penelitian ini adalah :
1. Variabel Endogen
a. Financing to Desposit Ratio (FDR) (Y)
FDR digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank dengan cara
membagi jumlah kredit dengan jumlah dana. FDR merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan suatu bank dalam menyediakan dana kepada nasabah
dengan modal yang dimiliki oleh bank maupun dana yang dikumpulkan dari
masyarakat.
Data FDR yang digunakan adalah data triwulan BPRS Harta Insan
Karimah Ciledug yang telah di interpolasikan menjadi data bulanan periode
Januari 2011 – Desember 2015. Data tersebut diperoleh darisitus www.ojk.go.id.
b. Pembiayaan Bagi Hasil (Z)
Bank sebagai lembaga intermediasi keuangan (financial
intermediary institution) selain melakukan kegiatan penghimpunandana dari
masyarakat, ia juga akan menyalurkan dana tersebut kemasyarakat dalam bentuk
kredit atau pembiayaan.
56
Dalam perbankan syariah biasanya bank menyediakan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang nyata (asset), baik yang didasarkan pada
konsep jual beli, sewa-menyewa, ataupun bagi hasil.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan Pembiayaan yang
didasarkan pada konsep bagi hasil. Karena Pembiayaan Bagi Hasil merupakan
fasilitas pembiayaan berupa modal kerja yang diberikan kepada nasabah untuk
memulai ataupun mengembangkan usahanya. Pembiayaan Bagi Hasil juga
berperan penting dalam membantu Pembangunan perekonomian di Indonesia.
Data Pembiayaan Bagi Hasil yang digunakan adalah jumlah
Pembiayaan berdasarkan akad Mudharabah dan Musyarakah BPRS Harta Insan
Karimah Ciledug yang telah di Interpolasikan menjadi data bulanan periode
Januari 2011– Desember 2015. Data tersebut diperoleh dari situs www.ojk.go.id.
2. Variabel Eksogen
a. Dana Pihak Ketiga (X1)
Pada dasarnya dana pihak ketiga merupakan dana yang
diperolehbank dari masyarakat. Dana tersebut dapat berupa giro,
tabunganataupun deposito yang berasal dari nasabah perorangan atau
badanhukum. Namun dalam variabel ini, DPK berupa giro tidak dicantumkan
karena objek penelitan pada penelitan ini merupakan BPRS yang tidak ada
produk gironya.
Data dana pihak ketiga yang digunakan adalah jumlahpenghimpunan
dana pihak ketiga BPRS Harta Insan Karimah Ciledug yang telah di
57
interpolasikan menjadi data bulanan periode Januari 2011 – Desember 2015.
Data tersebut diperoleh dari situs www.ojk.go.id.
b. Return On Assets (ROA) (X2)
ROA menunjukkan besarnya pendapatan bersih yang diperoleh
perusahaan dari seluruh aset yang dimilikinya. Semakin besar nilai ROA, maka
semakin besar dana yang dapat dikembalikan dari total aset perusahaan menjadi
laba. Artinya semakin besar laba bersih yang diperoleh perusahaan semakin baik
kinerja perusahaan tersebut.
Data ROA yang digunakan adalah perkembangan ROA yang
terdapat pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug yang telah di interpolasikan
menjadi data bulanan periode Januari 2011 – Desember 2015. Data tersebut
diperoleh dari situs www.ojk.go.id.
c. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) (X3)
Menurut Dendawijaya (2005) rasio BOPO digunakan untuk
mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. Semakin kecil rasio ini makan semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan (almilia dan
Herdiningtyas, 2005)
Data BOPO yang digunakan adalah perkembangan BOPO yang
terdapat pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug yang telah di
interpolasikan menjadi data bulanan periode Januari 2011 – Desember 2015.
Data tersebut diperoleh dari situs www.ojk.go.id.
58
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah BPRS Harta Insan Karimah
PT. BPRS Harta Insan Karimah didirikan pada tanggal 8
September 1993. Berpengalaman selama lebih dari 20 tahun di dunia
perbankan syariah. Perseroan telah meletakkan pondasi yang kuat untuk
menjaga pertumbuhan kinerja yang sehat dan berkesinambungan melalui
pengembangan sektor pembiayaan dengan prinsip kehati-hatian (prudential
bank) yang berorientasi kepada pelayanan cepat dan islami.
Pemegang saham Perseroan adalah alumni Himpunan Mahasiswa
Islam Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada (HMI FE UGM)
Yogyakarta sampai dengan Desember 2013. Jumlah pemegang saham
sebanyak 264 orang. Kekeluargaan dan silaturahmi adalah niat dan tekad
awal para pemegang saham ketika mendirikan Perseroan yang sampai saat
ini tetap terbina dengan baik. Adapun sejarah singkat dari BPRS Harta
Insan Karimah :
1990 : YAHMI (Yayasan Harapan Mulya Insan) yang didirikan pada
tanggal 25 Juli 1990 merupakan perintis dan penggerak alumni
HMI FE UGM untuk mendirikan BPRS HIK
1993 : BPRS HIK berdiri tanggal 8 September 1993, dengan Kantor
Pusat dan Kntor Cabang di Ciledug Tangerang.
2005 : Pembukaan Cabang Kedua, Juni 2005 di Cikarang, Bekasi.
59
2007 : Pembukaan Cabang Ketiga, Desember 2007 di Karawaci,
Tangerang.
2008 : Pendirian INDUK HIK pada tahun 2008 yang dimaksudkan
sebagai holding company dari grup BPRS HIK dengan visi
mewujudkan Nationwide Sharia Micro Banking.
2011 : Pembukaan Cabang Keempat, Januari 2011 di Pondok Gede,
Jakarta Timur
2013 : BPRS HIK mendapatkan penghhargaan sebagai “1st Rank, The
Best Islamic ural Bank (BPR Syariah terbaik)” dalam ajang
Islamic Finance award 2013 dari KARIM Business Consulting.
2. Visi dan Misi BPRS Harta Insan Karimah
Visi : Terwujudnya Bank Syariah yang Unggul dan Terpercaya
Misi : • Menjalankan usaha perbankan yang sehat dan amanah
• Memberikan layanan yang terbaik dan islami
• Berperan aktif dalam pengembangan dunia usaha dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat
• Meningkatkan kemakmuran pemegang saham, pengurus dan
karyawan
• Menjalankan misi dakwah yang Rahmatan Lil ‘Alamin
60
3. Struktur Organisasi
Adapun Struktur Organisasi yang terdapat pada BPRS Harta Insan
Karimah Ciledug Kota Tangerang adalah sebagai berikut :
Gambar 4.1
Struktur Oganisasi BPRS Harta Insan Karimah
4. Produk-produk BPRS Harta Insan Karimah
BPRS Harta Insan Karimah memiliki berbagai macam produk
yang ditawarkan kepada calon nasabah yang terbagi menjadi 2 (dua) jenis,
yaitu :
1. Produk Penghimpunan
- Tabungan Hikmah
- Tabungan Karimah
- Tabungan Wadiah
61
- Tabungan Rencana
- Tabungan Lembaga Islam
- Deposito Hasanah
2. Produk Penyaluran Dana
- Pembiayaan Akad Jual Beli (Murabahah)
- Pembiayaan Akad Bagi Hasil (Musyarakah/Mudharabah)
- Pembiayaan Akad Sewa (Ijarah, Ijarah Multijasa)
B. Analisis Deskriptif Statistik
Bab ini penulis menganalisis data yang digunakan. Pengolahan data pada
penelitian ini dilakukan menggunakan software AMOS 22.0 dengan bantuan
Microsoft Excel 2013 dan SPSS 22.0 untuk dapat mengolah data dan memperoleh
hasil dari variabel-variabel yang diteliti, yaitu terdiri dari variabel eksogen ; DPK,
ROA dan BOPO, sedangkan variabel endogen ; Rasio Likuiditas (FDR) dan
Pembiayaan Bagi Hasil.
C. Pergerakan Variabel Penelitian
Penulis akan mendeskripsikan pergerakan dari variabel-variabel
penelitian yang digunakan yang terdiri dari Dana Pihak Ketiga (DPK),
Pembiayaan yang disalurkan, BI Rate, Inflasi, dan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Penjelasan lebih lanjut adalah sebagai berikut :
1. Dana Pihak Ketiga
Pertumbuhan setiap bank sangat dipengaruhi oleh
perkembangan kemampuannya menghimpun dana masyarakat, baik
berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan yang memadai.
62
Sebagai lembaga keuangan, dana merupakan nyawa. Tanpa dana yang
cukup, bank tidak dapat melangsungkan kehidupan usahanya, atau
dengan kata lain bank tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai
lembaga intermediasi, bahkan menjadi tidak berfungsi sama sekali
Berikut ini adalah grafik perkembangan variabel DPK BPRS
Harta Insan Karimah Ciledug tahun 2011-2015:
Gambar 4.2
Perkembangan variabel DPK BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2011 – 2015
2. ROA
ROA memiliki tujuan dan manfaat yang tidak hanya bagi pemilik
usaha atau manajemen saja. Tetapi bagi pihak di luar perusahaan. Terutama
pihak-pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan.
Tingginya profitabilitas yang dihasilkan menujukkan banyaknya dana
yang di investasikan bank dalam bentuk aktiva produktif. Peningkatan
pendapatan mengindikasikan bahwa bank mempunyai aset cukup banyak
63
yang dapat digunbakan untuk disalurkan kembali dalam bentuk pembiayaan
kepada masyarakat, sehingga FDR meningkat. Hal tersebut justru dapat
mengancam likuiditas bank karena sebagian besar dananya disalurkan
kepada pembiayaan.59
Berikut ini adalah grafik perkembangan variabel ROA BPRS Harta
Insan Karimah Ciledug tahun 2011-2015:
Tabel 4.3
Perkembangan variabel ROA BPRS Harta Insan Karimah
Tahun 2011 – 2015
C. BOPO
Semua kegiatan operasional pasti membutuhkan biaya, tanpa
adanya biaya tidak mungkin kegiatan tersebut bisa dijalankan. BOPO
merupakan hal saling berkaitan dimana jika pendapatan lebih besar dari
biaya operasional maka, perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar.
59 Aena Mardiah. “ Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode 2012 – 2014”. (UIN Sunan Kali Jaga : Skripsi, 2015) hlm. 5.
64
Jika perusahaan tidak dapat mengendalikan biaya operasional, hal
ini akan berdampak buruk bagi perusahaan. BOPO juga berpengaruh besar
dalam mengukur tingkat efisiensi bank dan kemampuan menjalankan
kegiatan operasionalnya. Untuk itu, bank harus melakukan perbandingan
antara jumlah biaya operasional dan pendapatan operasional yang
diperolehnya.
Berikut ini adalah grafik perkembangan variabel BOPO BPRS
Harta Insan Karimah Ciledug tahun 2011-2015:
Gambar 4.4
Perkembangan variabel BOPO BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2011 – 2015
D. Financing to Deposit Ratio (FDR)
Sebuah bank yang memiliki potensi likuiditas yang memadai ketika
ia dapat memperoleh dana yang diperlukan (dengan meningkatkan
kewajiban, mengamankan atau menjual aset) dengan segera dan dengan
65
biaya yang masuk akal.60 Likuiditas pada Perbankan Syariah diproksikan
oleh Financing to Deposit Ratio (FDR) karena FDR adalah salah satu
indikator penilaian tingkat kesehatan bank yang menggambarkan tingkat
efisiensi pelaksanaan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi dalam
menghimpun dana dan pengalokasiannya.
Menurut Dendawijaya (2005) FDR yang tinggi menunjukkan
bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank. FDR menyatakan
seberapa jauh kemampuan bank syariah dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Maka semakin tinggi nilai
FDR yang dihasilkan semakin tinggi pula pembiayaan yang disalurkan
kepada masyarakat khususnya UMKM.
Berikut ini adalah grafik perkembangan variabel FDR BPRS Harta
Insan Karimah Ciledug tahun 2011-2015:
Gambar 4.5
Perkembangan variabel FDR BPRS Harta Insan Karimah Tahun 2011 - 2015
60 Hennie van Greunning dan Sonja Brajovic Bratanovic, Analisis Risiko Perbankan, (Jakarta : Salemba Empat,
2011). hlm. 163 dalam penelitain Rafikha Rustianah Mustafidan “Faktor-faktor yang memperngaruhi likuiditas pada bank umum syariah di indonesia periode 2007-2012”
66
E. Pembiayaan Bagi Hasil
Pembiayaan merupakan aktivitas yang sangat penting, karena
dengan pembiayaan akan diperoleh sumber pendapatan utama dan
menjadi penunjang kelangsungan usaha bank. Sebaliknya, bila
pengelolaan pembiayaan tidak baik maka akan menimbulkan
permasalahan dan berhentinya usaha bank. Tujuan dilakukan pembiayaan
antara lain untuk peningkatan ekonomi umat, sebagai ketersediaan dana
bagi peningkatan usaha dan juga untuk meningkatkan produktivitas serta
memberi peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan daya
produksinya seperti membuka lapangan pekerjaan baru.
Selain itu, tujuan pembiayaan yang bersifat mikro antara lain
memaksimalkan laba, meminimalisasikan resiko kekurangan modal pada
suatu usaha, pendayagunaan sumber daya ekonomi dan penyaluran
kelebihan dana dari yang surplus dana ke yang minus dana.61
Berikut ini adalah tabel perkembangan variabel Pembiayaan Bagi
Hasil BPRS Harta Insan Karimah Ciledug tahun 2011-2015 :
61 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm. 17-18. Dari link
https://izzanizza.wordpress.com/2013/03/28/pengertian-dan-tujuan-pembiayaan/
67
Gambar 4.6
Perkembangan variabel Pembiayaan Bagi Hasil BPRS Harta Insan Karimah
Tahun 2011-2015
D. Penjelasan dan Hasil Pembahasan
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
- Uji Normalitas Data substruktur 1
Gambar 4.7
68
Uji Normalitas Data persamaan pertama menggunakan uji
normal P-Plot dengan variabel endogen FDR diatas, dapat
disimpulkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal
oleh karena itu, berdasarkanui normalitas bahwa analisi model
regresi layak digunakan dan cukup memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.1
Rasio Skewness 0,540 : 0,309 = 1,747
Rasio Kurtosis -0,028 : 0,608 = -0,046
Uji Normalitas Data persamaan pertama menggunakan rasio
skewness dan kurtosis dengan variabel endogen FDR didapat hasil
kedua rasio berada diantara -2 dan 2. Ini menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal.
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Uji
Normalitas
_1
60 ,540 ,309 -,028 ,608
Valid N
(listwise)
60
69
- Uji Normalitas Data substruktur 2
Gambar 4.8
Uji Normalitas Data persamaan kedua menggunakan
Uji normal P-Plot dengan variabel endogen Pembiayaan
Bagi Hasil diatas, dapat disimpulkan bahwa titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal oleh karena itu, berdasarkanui normalitas
bahwa analisis model regresi layak digunakan dan cukup memnuhi
asumsi normalitas.
Tabel 4.2
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statisti
c
Std. Error
Uji Normalitas_2 60 ,203 ,309 ,231 ,608
Valid N (listwise) 60
Rasio Skewness 0,203 : 0,309 = 0,656
Rasio Kurtosis 0,231 : 0,608 = 0,379
70
Uji Normalitas persamaan kedua menggunakan rasio
skewness dan kurtosis dengan variabel endogen Pembiayaan Bagi
Hasil didapat hasil kedua rasio berada diantara -2 dan 2. Ini
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Autokorelasi
- Uji Autokorelasi Substruktur 1
Tabel 4.3
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,760a ,577 ,554 3,932 ,264
a. Predictors: (Constant), BOPO, ROA, DPK
b. Dependent Variable: FDR
Uji Autokorelasi substruktur 1 dengan variabel endogen FDR
dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson pada model summary
adalah 0,264. Berdasarkan pedoman pengujian Durbin Watson atau
D-W (Santoso, 2001) maka hasil analisis menunjukkan bahwa
angka D-W sebesar +0,264 berada diantara -2 dan +2 sehingga
terbebas dari autokorelasi.
- Uji Autokorelasi Substruktur 2
Tabel 4.4
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson 1 ,986a ,972 ,970 1996676,053 ,332
a. Predictors: (Constant), FDR, ROA, BOPO, DPK
b. Dependent Variable: Pembiayaan Bagi Hasil
71
Uji Autokorelasi substruktur 2 dengan variabel
endogenPembiayaan Bagi Hasil dapat dilihat bahwa nilai Durbin
Watson pada model summary adalah 0,332. Berdasarkan pedoman
pengujian Durbin Watson atau D-W (Santoso, 2001) maka hasil
analisis menunjukkan bahwa angka D-W sebesawr +0,264 berada
diantara -2 dan +2 sehingga terbebas dari autokorelasi.
c. Uji Multikolinearitas
- Uji Multikolinearitas Substruktur 1
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas untuk persamaan pertama dengan
variabel eksogen DPK, ROA dan BOPO. Ketiga variabel itu
memiliki nilai VIV kurang dari 1
0 (VIF < 10). Hal ini menunjukkan tidak terindikasi gejala
multikolinearitas.
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std.
Error
Beta
Toler
ance
VIF
1
(Const
ant)
139,113 14,773 9,417 ,000
DPK -1,967E-07 ,000 -,789 -7,412 ,000 ,666 1,501
ROA -3,211 1,253 -,240 -2,562 ,013 ,863 1,158
BOPO -,005 ,221 -,002 -,022 ,983 ,629 1,590
a. Dependent Variable: FDR
72
- Uji Multikolinearitas Substruktur 2
Tabel 4.6
Uji Multikolinearitas untuk persamaan pertama dengan
variabel eksogen DPK, ROA, BOPO dan FDR. Ketiga variabel itu
memiliki nilai VIV kurang dari 10 (VIF < 10). Hal ini
menunjukkan tidak terindikasi gejala multikolinearitas.
d. Uji Heteroskedaktisitas
- Uji Heteroskedaktisitas Substruktur 1
Gambar 4.9
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Tolerance VIF
1
(Constant) -23977120,802 12057496,357 -1,989 ,052
DPK ,464 ,019 ,953 24,469 ,000 ,336 2,974
ROA -2771530,599 672664,035 -,106 -4,120 ,000 ,773 1,294
BOPO 303309,804 112155,774 ,077 2,704 ,009 ,629 1,590
FDR 141462,353 67857,118 ,072 2,085 ,042 ,423 2,364
a. Dependent Variable: Pembiayaan Bagi Hasil
73
Uji Heteroskedaktisitas peramaan pertama dengan variabel
endogen FDR. Dapat disimpulkan bahwa plot yang menyebar
diatas maupun dibawah angka nol tidak membentuk pola tertentu
yang jelas pada sumbu Regression Standadized Residual. Oleh
karena itu maka berdasarkan uji heteroskedaktisitas menggunakan
analisis grafik pada model regresi yang berbentuk, dinyatakan
tidak terjadi gejala heteroskedaktisitas
- Uji Heteroskedaktisitas Substruktur 2
Gambar 4.10
Uji Heteroskedaktisitas peramaan kedua dengan variabel
endogen Pembiayaan Bagi Hasil. Dapat disimpulkan bahwa plot
yang menyebar diatas maupun dibawah angka nol tidak
membentuk pola tertentu yang jelas pada sumbu Regression
Standadized Residual. Oleh karena itu maka berdasarkan uji
heteroskedaktisitas menggunakan analisis grafik pada model
74
regresi yang berbentuk, dinyatakan tidak terjadi gejala
heteroskedaktisitas
2. Analisis Jalur (Path Analysis)
Gambar 4.11
(Sumber : Data Diolah)
a. Analisis Jalur Pengaruh DPK, ROA dan BOPO terhadap FDR
(Substruktur I)
Analisis jalur substruktur 1 adalah menganalisis Pengaruh
DPK, ROA dan BOPO terhadap FDR. Untuk melihat besarnya
pengaruh secara simultan dapat terlihat pada kolom estimasi pada
tabel Square Multiple Correlation. Besarnya pengaruh antara
variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya angka estimasi
pada tabel Standardized Regression Weight. Sedangkan, untuk
melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat terlihat pada
angka di tabel Regression Weight kolom Probability. Adapun hasil
75
perhitungan dengan menggunakan AMOS 22.0 adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.7
Analisis Jalur Pengaruh DPK, ROA dan BOPO terhadap
FDR (Substruktur I)
Pengaruh Antar
Variabel
Estimate P
R
Square
X1 Y -0,789 0,000
0,577 X2 Y -0,240 0,009
X3 Y -0,002 0,982
(Sumber : Data Diolah)
Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai R Square adalah
0,577. Nilai tersebut menunjukkan besarnya pengaruh variabel
DPK, ROA dan BOPO terhadap FDR secara bersama-sama adalah
57,7%, sedangkan sisanya sebesar 42,3% dipengaruhi oleh variabel
lain di luar model ini
1) Pengaruh antara variabel DPK (X1) terhadap FDR (Y)
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan
menunjukkan nilai -0,789 dengan probabilitas 0,000 < 0,050
maka telah cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel DPK dengan FDR.
Besarnya pengaruh DPK terhadap FDR adalah sebesar -0,789.
DPK memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap FDR. Artinya, apabila terjadi kenaikan DPK, maka
jumlah FDR akan mengalami penurunan, begitu pula
76
sebaliknya. FDR yang sedikit akan menggambarkan tingkat
likuiditas yang tinggi.
2) Pengaruh antara variabel ROA (X2) terhadap FDR (Y)
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan
menunjukkan nilai -0,240 dengan probabilitas 0,009 < 0,050
maka telah cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel ROA dengan FDR.
Besarnya pengaruh ROA terhadap FDR adalah sebesar -0,240.
ROA memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap FDR. Artinya, apabila terjadi kenaikan ROA, maka
jumlah FDR akan mengalami penurunan, begitu pula
sebaliknya. FDR yang sedikit akan menggambarkan tingkat
likuiditas yang tinggi.
3) Pengaruh antara BOPO (X3) terhadap FDR (Y)
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan
menunjukkan nilai -0,002 dengan probabilitas 0,982 > 0,050
maka secara tidak langsung Ho diterima dan menolak Ha.
Artinya, secara parsial variabel BOPO tidak memiliki pengaruh
secara nyata terhadap FDR. Hal ini dikarenakan variasi variabel
independen tidak dapat menjelaskan variabel dependen.
b. Analisis Jalur Pengaruh DPK, ROA, BOPO dan FDR terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil (Substruktur II)
Analisis jalur substruktur II adalah menganalisis Pengaruh
DPK, ROA, BOPO dan FDR terhadap Pembiayaan Bagi Hasil .
77
Untuk melihat besarnya pengaruh secara simultan dapat terlihat pada
kolom estimasi pada tabel Square Multiple Correlation. Besarnya
pengaruh antara variabel secara individu dapat terlihat dari besarnya
angka estimasi pada tabel Standardized Regression Weight.
Sedangkan, untuk melihat signifikansi pengaruh antar variabel dapat
terlihat pada angka di tabel Regression Weight kolom Probability.
Adapun hasil perhitungan dengan menggunakan AMOS 22.0 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Analisis Jalur Pengaruh DPK, ROA, BOPO dan FDR terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil (Substruktur II)
Pengaruh Antar
Variabel
Estimate P
R
Square
X1 Z 0,953 0,000
0,972
X2 Z -0,106 0,000
X3 Z 0,077 0,005
Y Z 0,072 0,031
(Sumber : Data Diolah)
Berdasarkan tabel di atas, besarnya nilai R Square adalah
0,972. Nilai tersebut menunjukkan besarnya pengaruh variabel DPK,
ROA, BOPO dan FDR terhadap Pembiayaan Bagi Hasil secara
bersama-sama adalah 97,2 %, sedangkan sisanya sebesar 2,8%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar model ini
78
1) Pengaruh antara variabel DPK (X1) terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil (Z)
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan
menunjukkan nilai 0,953 dengan probabilitas 0,000 < 0,050
maka telah cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel DPK dengan
Pembiayaan Bagi Hasil. Besarnya pengaruh DPK terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil adalah sebesar 0,953.
DPK memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil. Artinya, apabila terjadi
kenaikan DPK, maka jumlah Pembiayaan Bagi Hasil akan
mengalami kenaikan juga, begitu pula sebaliknya.
2) Pengaruh antara variabel ROA (X2) terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil (Z)
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan
menunjukkan nilai -0,106 probabilitas 0,000 < 0,050 maka telah
cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada
hubungan linier antara variabel ROA dengan Pembiayaan Bagi
Hasil. Besarnya pengaruh ROA terhadap Pembiayaan Bagi
Hasiladalah sebesar -0,106.
ROA memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil. Artinya, apabila terjadi
kenaikan ROA, maka jumlah Pembiayaan Bagi Hasil akan
mengalami penurunan, begitu pula sebaliknya.
79
3) Pengaruh antara BOPO (X3) terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil (Z)
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan
menunjukkan nilai 0,077 dengan probabilitas 0,005 > 0,050
maka telah cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel BOPO dengan
Pembiayaan Bagi Hasil. Besarnya pengaruh BOPO terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil adalah sebesar 0,077.
BOPO memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil. Artinya, apabila terjadi
kenaikan BOPO, maka jumlah Pembiayaan Bagi Hasil akan
mengalami kenaikan juga, begitu pula sebaliknya.
4) Pengaruh antara FDR (Y) terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil (Z)
Berdasarkan tabel di atas, hasil perhitungan
menunjukkan nilai 0,072 dengan probabilitas 0,031 > 0,050
maka telah cukup bukti untuk menolak Ho dan menerima Ha.
Artinya, ada hubungan linier antara variabel FDR dengan
Pembiayaan Bagi Hasil. Besarnya pengaruh FDR terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil adalah sebesar 0,072.
FDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil. Artinya, apabila terjadi
kenaikan FDR, maka jumlah Pembiayaan Bagi Hasil akan
mengalami kenaikan juga, begitu pula sebaliknya.
80
Berikut ini adalah tabel yang menujukkan rangkuman seluruh
pengujian pengaruh variabel eksogen dan variabel endogen :
Tabel 4.9
Rangkuman Hasil Pengujian Pengaruh Antara Variabel Eksogen dan
Variabel Endogen
c. Hubungan Langsung dan Tidak Langsung
Beberapa pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total
antara DPK, ROA dan BOPO Terhadap Tingkat Likuiditas (FDR) dan
Implikasinya Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil BPRS Harta Insan Karimah
Ciledug dapat dilihat pada tabel dan uraian sebagai berikut :
1) Pengaruh antara variabel DPK terhadap FDR
DPK memiliki pengaruh langsung/pengaruh total
terhadap FDR sebesar -0,789.
81
2) Pengaruh antara variabel DPK terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil.
DPK memiliki pengaruh langsung terhadap
Pembiayaan sebesar 0.953. Pengaruh tidak langsung DPK
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil melalui FDR sebesar -0,057.
Pengaruh total DPK terhadap Pembiayaan sebesar 0,896.
3) Pengaruh antara variabel ROA terhadap FDR
ROA memiliki pengaruh langsung/pengaruh total
terhadap FDR sebesar -0,240.
4) Pengaruh antara variabel ROA terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil
ROA memiliki pengaruh langsung terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil sebesar -0,106. Pengaruh tidak
langsung ROA terhadap Pembiayaan Bagi Hasil melalui FDR
sebesar -0,017. Pengaruh total ROA terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil sebesar --0,123.
5) Pengaruh antara variabel BOPO terhadap FDR
BOPO memiliki pengaruh langsung/pengaruh total
terhadap FDR sebesar -0,002.
6) Pengaruh antara variabel BOPO terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil
BOPO memiliki pengaruh langsung terhadap
Pembiayaan Bagi Hasil sebesar 0,077. Pengaruh tidak langsung
BOPO terhadap Pembiayaan Bagi Hasil melalui FDR sebesar -
82
0,0001. Pengaruh total BOPO terhadap Pembiayaan Bagi Hasil
sebesar 0,0769.
7) Pengaruh antara variabel FDR terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil
FDR memiliki pengaruh langsung/pengaruh total
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil sebesar 0,072.
Rangkuman seluruh pengujian pengaruh langsung,
tidak langsung, dan pengaruh total variabel DPK (X1), ROA
(X2), BOPO (X3), FDR (Y) dan Pembiayaan Bagi Hasil (Z)
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.10
Rangkuman Dekomposisi dari Koefisien Jalur, Pengaruh Langsung
dan Tidak Langsung, dan Pengaruh Total Tentang Pengaruh DPK
(X1), ROA (X2), dan BOPO (X3) Terhadap Tingkat Likuiditas (FDR)
(Y) dan Implikasinya Terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Z)
Pengaruh Antar
Variabel
Pengaruh Kasual
Langsung
Tidak
Langsung
Melalui Y
Total
X1 → Y -0,789 - -0,789
X2 → Y -0,24 - -0,24
X3 → Y -0,002 - -0,002
X1 → Z 0,953 -0,057 0,896
X2 → Z -0,106 -0,017 -0,123
X3 → Z 0,077 -0,0001 0,0769
Y → Z 0,072 - 0,072
83
3. Interpretasi Hasil
a. Persamaan Substruktur I
FDR = -0,789 DPK + -0,240 ROA + -0,002 BOPO + ε1 ; R Square = 0,577
Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel DPK, ROA dan
BOPO berpengaruh signifikan terhadap FDR.
1. Pengaruh DPK terhadap FDR
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel DPK
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap FDR. Artinya,
apabila terjadi kenaikan DPK, maka FDR akan mengalami penurunan.
FDR yang rendah menggambarkan tingkat likuiditas yang tinggi. Hal
ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Aena Mardiyah
(2015).yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan
signifikan terhadap FDR. Namun, penelitian ini diperkuat dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Ervina (2015) yang menyatakan bahwa
variabel DPK berpengaruh negatif signifikan terhadap FDR.
2. Pengaruh ROA terhadap FDR
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel ROA
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap FDR pada
perbankan Syariah di Indonesia. Artinya, apabila terjadi kenaikan ROA,
maka FDR akan mengalami penurunan. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian Ervina (2015) dan Mita Puji Utari (2011).. Temuan ini
menunjukkan bahwa ROA menggambarkan dana profit yang dihasilkan
oleh BPRS HIK Ciledug menambah jumlah dana yang tersedia
sehingga likuiditas menjadi tinggi. Likuiditas yang tinggi digambarkan
84
oleh rasio FDR yang rendah. Jadi, bila ROA mengalami kenaikan maka
FDR akan mengalami penurunan.
3. Pengaruh BOPO terhadap FDR
Hasil pengujian parsial, diketahui variabel BOPO berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap pada perbankan Syariah di
Indonesia. Artinya, apabila terjadi kenaikan BOPO, maka FDR akan
mengalami penurunan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Mita puji Utari (2011) yang
menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif signifikan terhadap
FDR. Namun penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Luh Putu Eka Oktaviantari dan Ni Luh Putu Wiagustini (2012).
b. Persamaan Substruktur II
Pembiayaan = -0,046 BI Rate + 0,074 Inflasi + 0,050 IHSG +
0,009 + ε2 ; R Square = 0,991
Hasil pengujian secara simultan, diketahui variabel DPK, ROA,
BOPO dan FDR berpengaruh signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil
pada BPRS Harta Insan Karimah Ciledug.
1. Pengaruh DPK terhadap Pembiayaan Bagi Hasil
Hasil pengujian secara parsial, diketahui variabel DPK
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil. Artinya, apabila terjadi kenaikan DPK, maka Pembiayaan Bagi
Hasil akan mengalami kenaikan pula. Hasil penelitian ini diperkuat
dengan hasil penelitian Liliani dan Khairunnisa, SE. MM (2013) yang
menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap
85
Pembiayaan Bagi Hasil. Temuan ini menunjukkan bahwa naiknya DPK
juga akan mendorong bank untuk membebankannya pada sektor
Pembiayaan Bagi Hasil.
2. Pengaruh ROA terhadap Pembiayaan Bagi Hasil
Hasil pengujian parsial, diketahui variabel ROA memiliki
pengaruh negatif dan signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil.
Artinya, apabila terjadi kenaikan ROA, maka Pembiayaan Bagi Hasil
akan mengalami penurunan. Hasil penelitian ini menolak hipotesis awal
yang menyatakan ROA berpengaruh positif terhadap pembiayaan,
namun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aristantia Radis
Agista (2015) yang menyatakan ROA berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Pembiayaan. Fenomena ini menunjukkan bahwa
kenaikan ROA akan diikuti dengan Penurunan Pembiayaan Bagi Hasil.
3. Pengaruh BOPO terhadap Pembiayaan Bagi Hasil
Hasil pengujian parsial, diketahui variabel BOPO berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil. Artinya, apabila
terjadi kenaikan BOPO, maka Pembiayaan Bagi Hasil akan mengalami
kenaikan pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ekarina Katmas (2014) yang menyatakan BOPO
berpengaruh positif terhadap Pembiayaan bank Syariah.
4. Pengaruh FDR terhadap Pembiayaan Bagi Hasil
Hasil pengujian parsial, diketahui variabel FDR memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil pada.
Artinya, apabila terjadi kenaikan FDR, maka Pembiayaan Bagi Hasil
86
akan mengalami kenaikan pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fauziyah Adzimatinur, Sri Hartoyo,
Ranti Wiliasih (2014) yang menyatakan bahwa FDR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pembiayaan. Temuan ini menunjukkan
bahwa meningkatnya jumlah FDR menggambarkan jumlah Pembiayaan
yang besar pula.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil pengujian pada substruktur I tentang pengaruh DPK, ROA dan BOPO
terhadap FDR. Diketahui variabel DPK dan ROA memiliki pengaruh negatif
dan signifikan terhadap FDR. Sedangkan variabel BOPO memiliki pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap FDR. Hasil pengujian secara simultan
bahwa variabel-variabel independen pada substruktur I berpengaruh terhadap
FDR dengan nilai R Square sebesar 0,577 atau sebesar 57,7% sisanya sebesar
42,3% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
2. Hasil pengujian pada substruktur II tentang pengaruh DPK, ROA, BOPO dan
FDR terhadap Pembiayaan Bagi Hasil BPRS Harta Insan Karimah Ciledug.
Diketahui variabel DPK, BOPO dan FDR mempunyai pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap Pembiayaan Bagi Hasil BPRS Harta Insan Karimah
Ciledug. Sedangkan variabel ROA mempunyai pengaruh yang negatif dan
signifikan terhadap Pembiayan Bagi Hasil BPRS Harta Insan Karimah
Ciledug. Hasil pengujian secara simultan bahwa variabel-variabel independen
pada substruktur II berpengaruh terhadap Pembiayaan Bagi Hasil BPRS Harta
Insan Karimah Ciledug dengan nilai R Square sebesar 0,972 atau sebesar
97,2% sisanya sebesar 2,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
pada penelitian ini.
88
3. Hasil pengujian pada substruktur I dan II diketahui variabel DPK
memiliki pengaruh langsung yang negatif terhadap FDR dan pengaruh
langsung yang positif terhadap Pembiayaan Bagi Hasil. Variabel DPK
memiliki pengaruh tidak langsung yang positif terhadap Pembiayaan Bagi
Hasil dan pengaruh total sebesar 0,896. Variabel ROA memiliki pengaruh
langsung yang negatif terhadap FDR dan pengaruh langsung yang negatif
terhadap Pembiayaan Bagi Hasil dan pengaruh total sebesar -0,123. Variabel
BOPO memiliki pengaruh tidak langsung yang positif terhadap Pembiayaan
Bagi Hasil dan pengaruh total sebesar 0,0769. Variabel FDR memiliki
pengaruh langsung yang positif terhadap Pembiayaan Bagi Hasil dan pengaruh
total sebesar 0,072.
B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini adalah :
1. Saran Untuk Peneliti Selanjutnya
Masih banyak hal yang harus dikaji dan diuji kembali mengenai
penelitian yang penulis lakukan, dimana semua itu tidak lepas dari
keterbatasan-keterbatasan yang ada baik itu dari data yang diperoleh hanya
untuk periode Januari 2011 – Desember 2015 maupun dari sisi penulisan dan
konsep penelitian yang dijalankan. Berikut adalah saran untuk peneliti
yang akan datang :
a. Disarankan untuk peneliti selanjutnya, menambahkan kuantitas
sampel dengan periode penelitian yang lebih panjang dan
89
menggunakan lebih banyak variabel lain yang diharapkan lebih
potensial, sehingga mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
b. Penelitian selanjutnya diharapkan metode dan alat uji yang digunakan
dapat lebih dikembangkan.
2. Saran Untuk BPRS Harta Insan Karimah Ciledug
Pada BPRS HIK diharapkan dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai
salah satu pertimbangan dalam memberikan porsi Pembiayaan Bagi Hasil yang
lebih banyak lagi, sehingga tujuan dasar dari adanya Perbankan Syariah dalam
membantu Pembangunan Peekonomian Indonesia dapat tercapai. Selain itu,
BPRS HIK Ciledug juga lebih memperimbangkan lagi jumlah penyaluran
pembiayaan sesuai dengan dana yang tersedia baik dari DPK ataupun yang
lainnya sehingga tidak terjadi risiko likuiditas dengan ditandai tingginya rasio
FDR.
3. Saran Untuk Masyarakat
Sistem perbankan syariah khususnya BPRS HIK Ciledug yang beroperasi
berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang
saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek
keadilan dalam bertransaki, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, serta menghindari kegiatan
yang bersifat spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan
beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema
keuangan lebih variatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan
yang kredibel dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia
tanpa terkecuali.
90
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah di Indonesia. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press. 2007.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah : dari Teori ke Praktek. Jakarta :
Gema Insani Press. 2001.
Arviyan Rivai, dkk. ISLAMIC BANKING: Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi
Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi Berbagai Persoalan
Perbankan & Ekonomi Global . Jakarta: PT. Bumi Askara. 2010.
Christanto. Analisis Penerapan Metode Krigging dan Invers Distance pada Interp
olasi Data Dugaan Suhu, Air Mampu Curah (AMC) dan Indeks Stabilitas At
mosfir (ISA) dari Data NOAA-TOVS. Makalah PIT Mapin XIV, ITS Surabaya
. 2005.
Dendawijaya, Lukman. Manajemen Perbankan. Jakarta : Ghalia Indonesia. 2009.
Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 7 tentang Mudharabah
Fauziyah Adzimatinur, dkk. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besaran
Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia. (Journal IPB)
Firdaus, Racmat. Manajemen Dana Bank. Bandung : STE INABA. 2001.
Ghofur, Abdul. Hukum Perbankan Syariah. Bandung: PT. Refika Aditama. 2009,
Ghozali, Imam. Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan
Program Amos 16.0. 2008.
Greunning, Hennie van dan Sonja Brajovic Bratanovic. Analisis Risiko
Perbankan, Jakarta : Salemba Empat.2011
Isna, dkk. Analisis Pengaruh ROA, BOPO dan Suku Bunga Terhadap Tingkat
Bagi Hasil Deposito Murabahah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol. 11 No.
01,.2012
Karim, Adiwarman A. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan (Edisi 4).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010.
Karim, Adiwarman A. Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan (Edisi 4).
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2010.
Kasmir. Dasar - Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2002.
Machmud, Amir dan Rukmana. Bank Syariah. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010
91
Mardiah, Aena. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas Bank
Umum Syariah Di Indonesia Periode 2012 – 2014. UIN Sunan Kali Jaga :
Skripsi, 2015.
Martono. Bank dan lembaga Keuangan Lain. Yogyakata : Ekonisia. 2010.
Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN. 2005.
Pramono. Akurasi Metode IDW dan Kriging untuk Interpolasi Sebaran Sedimen
Tersuspensi di Maros – Sulawesi Selatan. Forum Geograf : Sulawesi Selatan.
2008.
Ridha, Fatma. Pengaruh likuiditas dan rentabilitas terhadap pembiayaan pada
bank mandiri syariah cabang purwakarta. Universitas Islam Bandung
(Skripsi): 2008.
Riyadi, Slamet. Banking Asset And Liability Management. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.
Rodoni, Amad and Herni Ali. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta : Mitra
Wacana Media. 2014.
Sholahuddin, M. Lembaga Ekonomi dan Keuangan Islam. Surakarta:
Muhammadiyah University Press, Cet. ke-1, 2006.
Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi Kelima). Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2005.
Siregar, Syofian. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual & Spss. Jakarta: KENCANA. 2013.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah “Deskripsi dan
Ilustrasi, Edisi 2. Yogyakarta: Ekonisia, Cet. ke-3, 2005.
Sujianto, Agus Eko. Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta : PT. Prestasi
Pustakarya. 2009.
Suliyanto. Ekonometrika Terapan Teori Dan Aplikasi Dengan Spss. Yogyakarta :
CV Andi.2011.
Supriyadi, Edy. SPSS + AMOS Statistical Data Analysis. Jakarta : IN MEDIA
2014.
Undang-Undang No. 72 tahun 1992
Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2012.
92
Wangsawidjaja. Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama. 2012.
Widarjono, Agus. Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta : UPP
STIM YKPN. 2010.
Wiroso. Produk Perbankan Syariah Dilengkapi UU Perbankan Syariah dan
Kodefikasi Produk Bank Indonesia. Jakarta: LPFE Usakti. 2009.
Zarkasyi, Moh. Wahyudin. Good Corporate Govermance. Alfabeta : Bandung.
2008.
https://google.com/amp/www.kompasiana.com/amp/nanayuliani /pembiayaan-di-
bank-syariah-kenapa-didominasi-murabahah_566e4ff75f23bda806971189
http://syariahcooperation. blogspot.co.id /2012/05/optimalisasi-pembiayaan-bagi-
hasil.html?m=1
http://keuangansyariah.mysharing.co/kembangkan-usaha-dengan-bantuan -BPRS/
http://www.sme-centre.com, 2007. Dalam jurnal Ilmu Syariah dan Hukum Asy-
Syir’ah
93
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Variabel DPK, ROA, BOPO, FDR, dan
Pembiayaan Bagi Hasil BPRS Harta Insan Karimah Ciledug
Januari 2011 – Desember 2015.
1. Dana Pihak Ketiga (DPK)
2. Return On Asset (ROA)
2011 2012 2013 2014 2015
Januari Rp. 48.048.615 Rp. 63.118.317 Rp. 77.155.211 Rp. 96.932.076 Rp. 121.235.849
Februari Rp. 50.682.675 Rp. 64.304.838 Rp. 78.763.379 Rp. 96.988.303 Rp. 121.409.507
Maret Rp. 52.909.730 Rp. 65.572.383 Rp. 80.707.595 Rp. 96.660.119 Rp. 120.099.344
April Rp. 54.729.779 Rp. 66.947.082 Rp. 84.209.850 Rp. 94.116.392 Rp. 113.076.531
Mei Rp. 56.142.824 Rp. 68.357.069 Rp. 85.909.663 Rp. 94.392.735 Rp. 111.970.354
Juni Rp. 57.148.864 Rp. 69.828.476 Rp. 87.029.028 Rp. 95.658.016 Rp. 112.551.981
Juli Rp. 56.995.749 Rp. 71.815.862 Rp. 85.817.926 Rp. 98.090.852 Rp. 116.712.388
Agustus Rp. 57.751.893 Rp. 73.069.192 Rp. 87.088.906 Rp. 101.200.044 Rp. 119.251.391
September Rp. 58.665.145 Rp. 74.043.024 Rp. 89.091.949 Rp. 105.164.213 Rp. 122.059.967
Oktober Rp. 59.929.366 Rp. 74.107.901 Rp. 93.822.907 Rp. 112.528.509 Rp. 126.129.000
November Rp. 61.011.441 Rp. 74.994.831 Rp. 95.793.191 Rp. 116.293.764 Rp. 128.733.555
Desember Rp. 62.105.227 Rp. 76.074.357 Rp. 96.998.653 Rp. 119.005.130 Rp. 130.864.520
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 4 5 4 4 5
Februari 4 5 4 4 5
Maret 4 5 4 4 5
April 4 4 4 4 4
Mei 4 4 4 4 4
Juni 4 4 4 4 4
Juli 4 4 4 4 4
Agustus 4 4 4 4 4
September 4 4 4 4 4
Oktober 5 4 4 4 3
November 5 4 4 4 3
Desember 5 4 4 4 3
94
3. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
4. Financing to Deposit Ratio (FDR)
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 63 60 59 59 62
Februari 62 59 59 59 63
Maret 62 59 59 59 64
April 62 59 59 59 64
Mei 61 59 59 59 65
Juni 61 59 59 60 65
Juli 61 59 59 60 66
Agustus 61 59 59 60 67
September 60 59 59 61 68
Oktober 60 59 59 61 68
November 60 59 59 61 70
Desember 60 59 59 62 70
2011 2012 2013 2014 2015
Januari 111 109 116 104 97
Februari 113 107 117 105 97
Maret 114 106 116 108 98
April 115 107 111 116 104
Mei 117 106 109 117 106
Juni 118 106 108 116 106
Juli 120 106 109 110 104
Agustus 120 106 109 107 103
September 119 107 107 105 103
Oktober 116 109 104 103 103
November 114 110 103 101 103
Desember 112 112 103 100 102
95
5. Pembiayaan Bagi Hasil
2011 2012 2013 2014 2015
Januari Rp. 26.099.319 Rp. 24.265.364 Rp. 32.789.233 Rp. 38.101.539 Rp. 50.767.427
Februari Rp. 25.605.387 Rp. 24.500.412 Rp. 33.288.925 Rp. 38.276.674 Rp. 50.071.037
Maret Rp. 25.258.978 Rp. 25.240.375 Rp. 34.351.055 Rp. 39.393.563 Rp. 49.803.799
April Rp. 25.060.090 Rp. 27.163.543 Rp. 37.023.329 Rp. 42.916.027 Rp. 49.871.780
Mei Rp. 25.008.724 Rp. 28.404.613 Rp. 38.424.556 Rp. 44.818.559 Rp. 50.533.291
Juni Rp. 25.104.880 Rp. 29.641.877 Rp. 39.602.443 Rp. 46.564.978 Rp. 51.694.402
Juli Rp. 25.699.573 Rp. 31.187.217 Rp. 40.731.340 Rp. 48.053.457 Rp. 53.806.431
Agustus Rp. 25.827.512 Rp. 32.182.959 Rp. 41.331.782 Rp. 49.564.025 Rp. 55.628.252
September Rp. 25.839.711 Rp. 32.940.984 Rp. 41.578.120 Rp. 50.994.853 Rp. 57.611.182
Oktober Rp. 25.655.774 Rp. 33.403.473 Rp. 41.291.039 Rp. 53.340.344 Rp. 60.898.180
November Rp. 25.496.792 Rp. 33.729.429 Rp. 40.963.655 Rp. 53.865.890 Rp. 62.346.114
Desember Rp. 25.282.369 Rp. 33.861.034 Rp. 40.416.654 Rp. 53.565.892 Rp. 63.097.940
Lampiran 2 : Hasil Uji Normalitas dengan SPSS (Uji Asumsi Klasik)
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std.
Error
Statistic Std.
Error
96
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std.
Error
Statistic Std.
Error
Uji
Normalitas_2
60 ,203 ,309 ,231 ,608
Uji
Normalitas_1
60 ,540 ,309 -,028 ,608
Valid N
(listwise)
60
97
Valid N
(listwise)
60
Lampiran 3 : Hasil Uji Autokorelasi dengan SPSS (Uji Asumsi Klasik)
- Substruktur I
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,760a ,577 ,554 3,932 ,264
a. Predictors: (Constant), BOPO, ROA, DPK
b. Dependent Variable: FDR
- Substruktur II
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Durbin-
Watson 1 ,986a ,972 ,970 1996676,053 ,332
a. Predictors: (Constant), FDR, ROA, BOPO, DPK
b. Dependent Variable: Pembiayaan Bagi Hasil
Lampiran 3 : Hasil Uji Multikolinearitas dengan SPSS (Uji Asumsi Klasik)
- Substruktur I
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
98
- Substruktur II
Lampiran 5 : Hasil Uji Heteroskedaktisitas dengan SPSS (Uji Asumsi Klasik)
- Subtruktur I
1
(Constant) 139,113 14,773 9,417 ,000
DPK -1,967E-07 ,000 -,789 -7,412 ,000 ,666 1,501
ROA -3,211 1,253 -,240 -2,562 ,013 ,863 1,158
BOPO -,005 ,221 -,002 -,022 ,983 ,629 1,590
a. Dependent Variable: FDR
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) -23977120,802 12057496,357 -1,989 ,052
DPK ,464 ,019 ,953 24,469 ,000 ,336 2,974
ROA -2771530,599 672664,035 -,106 -4,120 ,000 ,773 1,294
BOPO 303309,804 112155,774 ,077 2,704 ,009 ,629 1,590
FDR 141462,353 67857,118 ,072 2,085 ,042 ,423 2,364
a. Dependent Variable: Pembiayaan Bagi Hasil
99
- Substruktur II
Lampiran 6 : Hasil Output Perhitungan Analisis Jalur dengan AMOS 22.0
Estimates (Group number 1 - Default model)
Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)
Maximum Likelihood Estimates
Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Y <--- X1 .000 .000 -7.608 *** par_1
Y <--- X2 -3.211 1.221 -2.630 .009 par_2
Y <--- X3 -.005 .215 -.022 .982 par_3
Z <--- X3 303309.805 108287.146 2.801 .005 par_4
Z <--- Y 141462.355 65516.499 2.159 .031 par_5
Z <--- X2 -2771530.586 649461.600 -4.267 *** par_6
Z <--- X1 .464 .018 25.343 *** par_7
100
Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Y <--- X1 -.789
Y <--- X2 -.240
Y <--- X3 -.002
Z <--- X3 .077
Z <--- Y .072
Z <--- X2 -.106
Z <--- X1 .953
Means: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X1
87197790.633 3050388.356 28.586 *** par_11
X2
4.100 .057 72.249 *** par_12
X3
61.033 .377 161.764 *** par_13
Intercepts: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
Y
139.113 14.392 9.666 *** par_14
Z
-23977121.167 11641592.947 -2.060 .039 par_15
Covariances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X2 <--> X3 -.453 .175 -2.594 .009 par_8
X1 <--> X2 -2835459.113 1379925.147 -2.055 .040 par_9
X1 <--> X3 38875205.279 10186535.428 3.816 *** par_10
Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
X2 <--> X3 -.359
X1 <--> X2 -.278
X1 <--> X3 .573
101
Variances: (Group number 1 - Default model)
Estimate S.E. C.R. P Label
X1
548987278393356.000 101076750807600.000 5.431 *** par_16
X2
.190 .035 5.431 *** par_17
X3
8.399 1.546 5.431 *** par_18
e1
14.430 2.657 5.431 *** par_19
e2
3654487839505.160 672845749293.139 5.431 *** par_20
Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)
Estimate
Y
.577
Z
.972
Matrices (Group number 1 - Default model)
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y -.005 -3.211 .000 .000
Z 302629.060 -3225729.106 .436 141462.355
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y -.002 -.240 -.789 .000
Z .077 -.123 .895 .072
Direct Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y -.005 -3.211 .000 .000
Z 303309.805 -2771530.586 .464 141462.355
102
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y -.002 -.240 -.789 .000
Z .077 -.106 .953 .072
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y .000 .000 .000 .000
Z -680.745 -454198.520 -.028 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y .000 .000 .000 .000
Z .000 -.017 -.057 .000
Matrices (Group number 1 - Default model)
Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)
Total Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y -.005 -3.211 .000 .000
Z 302629.060 -3225729.106 .436 141462.355
Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y -.002 -.240 -.789 .000
Z .077 -.123 .895 .072
Direct Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y -.005 -3.211 .000 .000
Z 303309.805 -2771530.586 .464 141462.355
103
Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y -.002 -.240 -.789 .000
Z .077 -.106 .953 .072
Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y .000 .000 .000 .000
Z -680.745 -454198.520 -.028 .000
Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)
X3 X2 X1 Y
Y .000 .000 .000 .000
Z .000 -.017 -.057 .000