program studi ilmu pemerintahan fakultas ilmu … · 2020. 2. 6. · 1 bab i pendahuluan a. latar...

95
SKRIPSI EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR ANDI MUH. AGUS MAULANA Nomor Stambuk : 105640174313 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 03-May-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

SKRIPSI

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR

ANDI MUH. AGUS MAULANA Nomor Stambuk : 105640174313

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 2: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

EVALUASI KEBIJAKAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MAKASSAR

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Ilmu Pemerintahan

Disusun dan Diajukan Oleh

ANDI MUH. AGUS MAULANA

Nomor Stambuk : 105640174213

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2019

Page 3: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

i

PERSETUJUAN

Judul Skripsi Penelitian : Evaluasi Kebijakan Peraturan Derah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Makassar

Nama Mahasiswa : Andi Muh. Agus Maulana Nomor Stambuk : 105640174313 Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyetujui :

Mengetahui :

Pembimbing I

Dr. Hj. Fatmawati, M.Si

Pembimbing II

Handam, S.Ip., M.Si

Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan

Dr. Nuryanti Mustari,S.IP, M.Si

Dekan Fisipll Unismuh Makassar

Dr.Hj, Ihyani Malik, S.Sos, M.Si

Page 4: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

ii

PENERIMAN TIM

Telah diterima oleh TIM penguji skripsi Fakultas Ilmu Solial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Makassar, berdasarkan surat Keputusan / undangan

menguji ujian skripsi Dekan Fakultas Ilmu Solial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar, Nomor 0072/FSP/A.3-VIII/I/41/2020 sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1 (S1) dalam Program Studi

Ilmu Pemerintahan di Makassar pada hari rabu tanggal 8 januari tahun 2020.

TIM PENILAI

TIM PENGUJI

1. Dr. Hj. Fatmawati, M.Si (Ketua) ( )

2. Drs. Alimuddin Said, M.Pd ( )

3. Dra. Hj. Djuliati Saleh, M.Si ( )

4. Hamrun, S.IP, M.Si ( )

Ketua

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M. si

Sekertaris

Dr. Burhanuddin, S.Sos, M. si

Page 5: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Andi Muh. Agus Maulana

Nomor Stambuk : 105640174313

Program Studi : Ilmu Pemerintahan

Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa

bantuan dari pihak lain atau telah ditulis / dipublikasikan orang lain atau

melaksanakan plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik sesuai aturan yang berlaku, sekalipun itu pencabutan gelar akademik.

Makassar, 26 maret 2018

Yang Menyatakan,

Andi Muh. Agus Maulana

Page 6: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

iv

ABSTRAK

ANDI MUH. AGUS MAULANA 2019. Evaluasi Kebijakan Peraturan Daeran Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Makassar (di bimbing oleh Fatmawati dan Handam).

Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi Kebijakan Peraturan Daeran Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Makassar dan faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam evaluasi Kebijakan Peraturan Daeran Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Makassar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. dengan informan sebanyak 6 orang yang dipilih berdasarkan pandangan bahwa informan memiliki pengetahuan dan informasi mengenai permasalahan yang diteliti yaitu : Seksi Pengembangan dan Pengendalian Persampahan dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar 1 Orang, Kepala Seksi Pengelola Kebersihan dan Pertamanan Kecamatan Manggala 1 Orang, Kepala Seksi Pengelola Kebersihan dan Pertamanan Kecamatan Panakkukang 1 Orang, Masyarakat 3 Orang .teknik pengeumpulan data yang dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa :Observasi , Dokumentasi dan dikembangkan wawancara terhadap informan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Evaluasi Kebijakan Peraturan Daeran Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Makassar, dari beberapa indikator yaitu indikator efektivitas,efesiensi,,kecukupan, perataan ,ketepatan sudah dilaksanakan sesuai Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah, dan untuk responsifitas belum terlaksana secara optimal. sedangkan faktor pendukung dalam evaluasi kebijakan Peraturan Daeran Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota makassar adalah, adanaya sarana dan prasarana yang menunjang terlaksanana Perda Nomor 4 Tahun 2011, Sedangkan faktor penghambatnya adalah belum optimalnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak kecamatan yang bertugas untuk mengawasi jalannya sanksi, dan masih kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan sampah.

Kata Kunci :Evaluasi Kebijakan Peraturan Daeran Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah

Page 7: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

hidayah-Nya penulis dapat menyelasaikan penyusunan skripsi yang

berjudul“Evaluasi Kebijakan Peraturan Daeran Nomor 4 Tahun 2011

Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Makassar” Skripsi ini dibuat sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan pada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini telah melibatkan banyak

pihak yang tentunya sepenuh hati meluangkan waktu dengan ikhlas memberikan

informasi yang dibutuhkan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih yang tak terhingga terkhusus kepada dosen

pembimbing Ibu Dr. Hj. Fatmawati, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak

Handam, S.Ip., M.Si selaku Pembimbing II yang dengan tulus membimbing

penulis, meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan masukan. Selainitu,

penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof Dr. H. Abd. Rahman Rahim, M.M selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos.M.Si. selaku Dekan Fisipol Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 8: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

vi

3. Ibu Dr. Nuryanti Mustari,S.IP, M.Si selaku ketua Jurusan Ilmu

Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak dan Ibu dosen beserta seluruh staf FASIPOL Universitas

Muhammadiyah Makakssar.

5. Kedua orang tua tercinta yang telah mendidik, mengarahkan dan

sanantiasa mendoakan serta memberi dukungan yang tiada ternilai baik

moral maupun materi serta nasehat dan pengorbanan yang tak terhingga

dalam melalui hari dalam kehidupan ini.

6. Pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Makassar

7. Pihak Kecamatan Panakkuang dan Kecamatan Manggala

8. Serta teman-teman yang telah membantu memberikan semangat dalam

penulisan skripsi

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi penelitian ini bermanfaat dan

dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, 11 Desember 2019

Andi Muh. Agus Maulana

Page 9: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

vii

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL

PERSETUJUAN .............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH .............................. ii

ABSTRAK ....................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebijakan Publik ................................................................... 8

B. Konsep Evaluasi Kebijakan ............................................................... 13

C. Konsep Pengelolaan Sampah .............................................................. 25

D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 28

E. Fokus Penelitian ................................................................................... 30

F. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................................. 30

Page 10: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ............................................................... 33

B. Jenis dan Tipe Penelitian ..................................................................... 33

C. Sumber Data ........................................................................................ 34

D. Informan Penelitian .............................................................................. 34

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 35

F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 36

G. Keabsahan Data ................................................................................... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 39

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 39

a. Letak geografis kota Makassar .................................................. 39

b. Letak Demografi ........................................................................ 41

2. Profil Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Manggala ........ 42

a. Kecamatan Panakkukang ...................................................... 42

b. Kecamatan Manggala ................................................................ 45

B. Evaluasi Kebijakan Perda No 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Sampah di Kota Makassar ................................................................... 48

1. Efektifitas ....................................................................................... 49

2. Efesiensi ......................................................................................... 54

3. Kecukupan ...................................................................................... 57

4. Perataan .......................................................................................... 60

Page 11: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

ix

5. Responsifitas .................................................................................. 63

6. Ketepatan ........................................................................................ 66

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Evaluasi Kebijakan Peraturan

Daerah nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah .............. 69

1. Faktor pendukung ........................................................................... 69

2. Faktor penghambat ......................................................................... 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 75

B. Saran .................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 77

Page 12: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

x

DAFTAR TABEL

Kriteria Evaluasi Kebijakan ............................................................................ 20

Tabel 3.1 Tabel informan penelitian ............................................................... 34

Tabel 4.1 jumlah penduduk Kota Makassar. .............................................. 41

Tabel 4.2 Nama Pejabat Struktural Pemerintah Kecamatan Panakkukang

Tahun 2017 ..................................................................................... 44

Page 13: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

xi

DAFTAR GAMBAR

Bagan Kerangka Fikir ..................................................................................... 30

Gambar 4.1 Peta administrasi kota Makassar ................................................. 40

Page 14: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia

Timur dan pada masa lalu pernah menjadi ibukota Negara Indonesia Timur dan

Provinsi Sulawesi. Makassar terletak di pesisir barat daya Pulau Sulawesi dan

berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten Kepulauan

Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten

Gowa di sebelah selatan. Dari aspek pembangunan dan infrastruktur, kota

Makassar tergolong salah satu kota metropolitan di Indonesia, yaitu kota

terbesar di luar pulau Jawa setelah kota Medan. Dengan memiliki wilayah

seluas 199,26 km² dan jumlah penduduk lebih dari 1,6 juta jiwa.

Sebuah kebijakan publik tidak bisa lepas begitu saja, tanpa dilakukan

evaluasi. Evaluasi kebijakan dilakukan untuk menilai sejauhmana keefektifan

kebijakan publik untuk dipertanggung jawabkan kepada publiknya dalam

rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Dye dalam Nawawi

(2009) Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai tingkat kinerja suatu kebijakan.

Dan kebijakan baru dapat dilakukan apabila suatu kebijakan sudah berjalan

cukup waktu. Memang tidak ada batasan waktu yang pasti kapan suatu

kebijakan harus di evaluasi, untuk mendapat outcomedan dampak suatu

kebijakan sudah tentu diperlukan waktu tertentu, misalnya 5 tahun semenjak

kebijakan itu diimplementasikan, sebab kalau evaluasi dilakukan terlalu

Page 15: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

2

dinamika outcome dan dampak dari suatu kebijakan belum nampak. Semakin

strategis suatu kebijakan, maka diperlukan tenggang waktu yang lebih panjang

untuk melakukan evaluasi. Oleh karena itu yang dimaksud dengan evaluasi

adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai

dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan.

Evaluasi kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang menyangkut

estimasi atau penilaian kebijakan yang mencakup subtansi, implementasi dan

dampak. Dalam hal ini, evaluasi kebijakan dipandang sebagai kegiatan

fungsional. Artinya , evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap

akhir saja, melainkan dilakukan dalam seluruh proses kebijakan. Dengan

demikian, evaluasi kebijakan bisa meliputi tahap perumusan masalah-masalah

kebijakan,program-program yang diusulkan untuk menyelesaikan masalah

kebijakan, implementasi, maupun tahap dampak kebijakan. Menurut

Mustopadidjaja (2002) evaluasi kebijakan merupakan kegiatan untuk menilai

atau melihat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu kebijakan publik,

oleh karena itu, evaluasi merupakan kegiatan pemberian nilai atas sesuatu

“fenomena” didalamnya terkandung pertimbangan nilai (valuejudgment)

tertentu.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan sampah yang bertujuan untuk mengurangi masalah sampah di

Indonesia.Sesuai dengan amanah UUD RI No. 18 Tahun 2008, maka

pemerintah membuat peraturan tentang pengelolaan sampah rumah tangga

Page 16: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

3

dansampah sejenis sampah rumah tangga dengan Peraturan Pemerintah (PP)

No. 81 tahun 2012.

Muatan pokok yang utama diamanatkan oleh peraturan pemerintah ini,

yaitu: 1) memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah daerah dalam

menyelenggarakan pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan dari

berbagai aspek antara lain legal formal, manajemen, teknis operasional,

pembiayaan, kelembagaan, dan sumber daya manusia. 2) memberikan

kejelasan perihal pembagian tugas dan peran seluruh para pihak terkait dalam

pengelolaan sampah mulai dari kementerian/lembaga ditingkat pusat,

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha, pengelola

kawasan samapi masayarakat. 3) memberikan landasan operasional bagi

implementasi 5 R (reduce, reuse, recycle, replace, replant) dalam pengelolaan

sampah mengantikan paradigma lama kumpul-angkut-buang. 4) memberikan

landasan hukum yang kuat bagi pelibatan dunia usaha untuk turut bertanggung

jawab dalam pengelolaan sampah sesuai dengan perannya. (Haerul, 2016)

Permasalahan-permasalahan lingkungan hidup pemukiman sekarang ini

telah menjadi perhatian khusus yang harus segera diatasi.Keadaan ini

tergambar dari pengelolaan sampah perkotaan yang kurang efektif. Sampah

merupakan bagian dari sisa aktifitas manusia perlu dikelola dengan efektifagar

tidak menimbulkan berbagai permasalahan terhadap kehidupan manusia

maupun gangguan pada lingkungan. Pengelolaan sampah selama ini yang

digunakan oleh masyarakat pemukiman menggunakan metode pengumpulan,

Page 17: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

4

pengangkutan, dan penimbunan (collecting, transporting, and dumping)serta

metode pembakaran (incenerasi,namun belum mencapai hasil yang optimal).

Berbagai kendala masih dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan

sampah tersebut baik kendala ekonomi, sosial budaya maupun penggunaan

teknologi. Pengelolahan samapah perlu dilakukan secara komprhensif, terpadu

dari hulu ke hilir dan ada kejelasan tanggung jawab, kewenangan pemerintah

kota, serta peran masyarakat sehingga pengelolaan sampah dapat berjalan

secara profesional,efektif, dan efisien. Aspek utama yang perlu menjadi

perhatian khusus dalam pengelolaan sampah yaitu: 1) Aspek hukum, dalam

upaya mewujudkan pengelolahan sampah yang terpadu, dibutuhkan regulasi

yang mengaturnya. Baik dalam lingkungan yang luas seperti negara, maupun

lingkup yang sederhana seperti rumah tangga. 2) Aspek kelembagaan, dalam

kelembagaan harus jelas siapa yang membuat peraturan (regulator) dan siapa

yang melaksanakan peraturan tersebut (operator). Saat ini peran regulator dan

operator pada umumnya masih dijalankan oleh istansi yang sama yaitu dari

dinas kebersihan. Sebaiknya peran operator dapat diberikan kepada swasta,

sehingga peran regulator dapat optimal dilaksanakan oleh dinas pertamanan

dan kebersihan. Berdasarkan pembagian tugas tersebut, pelaksanaan tugas

masing-masing lembaga diharapkan dapat lebih optimal. 3) Aspek pendanaan.

Pengadaan teknologi serta pelaksanaan pengelolaan sampah pada akhirnya

membutuhkan pendanaan yang memadai.Paradigma yang harus dirubah oleh

kita semua sesungguhnya, bahwa kebersihan itu adalah investasi. Sebagaiman

halnya investasi, kebersihanlah yang akhirnya menjadikan negara nyaman dan

Page 18: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

5

banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara. 4) Aspek sosial budaya.

Masyarakat lebih senang mempercantik rumah atau membeli alat rumah tangga

dibanding mengeluarkan aggaran untuk membayar biaya pengelolaan sampah.

( Haerul, 2016)

Manuasia setiap harinya dapat menghasilakan dua jenis sampah setiap

harinya yaitu samapah organic dan smapah anorganik, adapaun tahapan

tahapan dalam pengelolahan samapah dalam kehidupan sehari-hari dibagai

menjadi beberapa tahapan, Tahapan pertama yaitu timbulan dan tahap kedua

ialah perwadahan tahap ketiga iyalah pengumpulan tahap keempat iyalah

pengangkutan dan tahap pengelolaan kembali serta tahap kelima iyalah tahap

pembuanagan akhir. Seiring dengan berkembangnya kota makassar menjadi

salah satu kota tebesar di Indonesia dan pertambahan jumlah penduduk pun

makin meningkat dan hal tersebut tentu saja meningkatkan jumlah timbulan

sampah yang dihasilakan oleh masyarakat kota makassar, system persampahan

yang akan digunakan di kota makassar harus disesuaikan dengan

perkembanagan sampah di kota makassar, berangkat dari permasalahan tentang

pengelolaan sampah maka Kebijakan tentang pengelolaan persampahan di

Kota Makassar sudah tertuang dalam rencana Strategis (Renstra) Dinas

Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar. Adapun peraturan daerah tentang

pengelolaan persampahan Kota Makassar, merujuk pada Peraturan Daerah

Kota Makassar Nomor 4 Tahun 2011 Tentang pengelolahan sampah.

Munculnya beberapa ketentuan yang mengatur tentang persampahan tidak

otomatis penanganannya menjadi tuntas sebagaimana harapan pemerintah kota

Page 19: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

6

dan masyarakat. Melihat kenyataan lingkungan di Kota Makassar saat ini di

beberapa wilayah tertentu, mulai dari daerah permukiman, daerah

perdagangan, pusat pemerintahan lokasi kegiatan sosial dan pendidikan,

seperti; ruas jalan raya, kawasan industri, kawasan perumahan, kawasan

perkantoran, pelabuhan, terminal, sarana ibadah, sekolah-kolah, ruko-ruko,

sekitar pusat perbelanjaan (mall), pasar-pasar tradisional dan kanal, masih

sering ditemukan sampah yang menumpuk karena tidak terangkut semua setiap

hari. Tentu keadaan ini menimbulkan ketidaknyamanan pemandangan,

menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu dalam penerapan Perda No 4 tahun

2011 masih banyak kebijakan yang belum sesuai dengan apa yang di inginkan

seperti masih banyaknya tumpukan sampah yang tidak berada dalam lokasi

tempat pembuangan sampah sementara dan kurangnya kesadaran masyarakat

dalam membuang sampah pada tempatnya serta masih banyak masyarakat

yang membuang sampah pada pinggiran kanal beberapa dampak yang dapat di

timbulkan ialah akan menimbulkan bau yang kurang sedap dan khusus pada

daerah kanal dapat menimbulkan air kanal naik sewaktu waktu

Berdasarkan penjabaran di atas maka peneliti tertarik meneliti dan

mengangkat judul penelitian sebagai berikut :“Evaluasi kebijakan peraturan

daerah nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah di kota makassar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat merumuskan masalah yang

akan dikaji dalam penelitian ini yaitu

Page 20: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

7

1. Bagaimana evaluasi kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah di kota makassar?

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi evaluasi kebijakan peraturan daerah

nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah di kota makassar?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana evaluasi kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun

2011 tentang pengelolaan sampah di kota makassar

2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan peraturan

daerah nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah di kota makassar

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dilakukan untuk meninjau dan menganalisis

bagaimana Bagaimana evaluasi kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun

2011 tentang pengelolaan sampah di kota makassar untuk itu penelitian ini

diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis adalah untuk memperkaya dan menambah pengetahuan

penulis tentang “Evaluasi kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun 2011

tentang pengelolaan sampah di di kota makassar sehingga dengan penelitian

ini dapat berguna dan sebagai masukan bagi penulis yang berminat untuk

meneliti lebih jauh tentang program pengelolaan sampah di kota makassar.

2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan dan penyempurnaan teori-teori di dalam ilmu pengetahuan

perda nomor 4 tahun 2011tentang pengelolaan sampah.

Page 21: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kebijakan Publik

Pada dasarnya, suatau kebijakan sangat berbeda dengan kebijaksanaan

maupun kebajikan. Winarno dan wahab dalam Suharno (2013:3) menyepakati

bahwa dalam penggunaan istilah kebijakan kerap kali terjadi pertukaran

dengan istilah istilah lain seperti halnya tujuan ,program,keputusan , undang-

undang, ketentuan-ketentuan, dan standar. Bagi para pembuat kebijakan

mungkin istilah-istilah tersebut tidaklah menjadi masalah. Namun bagi orang-

orang yang berada diluar struktur pembuat atau pengambil kebijakan mungkin

hal ini akan sangat membingungkan . menurut suharno (2013:3) terdapat

batasan atau definisi mengenai apa yang dimaksud dengan kebijakan (policy)

bahwa pada dasarnya setiap ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai

setiap kebijakan. Dan dari pengerian tersebut menghasilakan penafsiran yang

berbeda-beda dan perbedaan ini timbul karena para ahli memiliki latar

belakang yang beebeda-beda pula.

1. Pengertian Kebijakan Publik

Menurut Sulistio (2012:3) kebijakan public adalah serangkaian

keputusan dan tindakan yang dilakuakan oleh pemerintah bersama dengan

elit politik dalam rangka menyelesaikan permasalah public demi

kepentingan masyarakat. Sedangkan menurut Nugroho (2011:96)

menjelakan bahwa kebijakan publik dapat diartikan sebagai starategi untuk

mengantar masyarakat menuju masyarakat yang lebih baik. Sedangkan

Page 22: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

9

menurut Laswell dan Kaplan dalam Nugroho (2011:93) kebijakan publik

adalah suatau program yang diproyeksikan dengan tujuan-tujuan tertentu,

nilai-nilai tertentu, dan praktik-praktik tertentu.

Dari berbagai pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa kebijakan

publik adalah serangkaian tindakan atau keputusan yang di buat oleh

pemerintah bersama dengan para elit politik guna untuk mengatasi

permaslahan-permaslahan publik demi tercapainya kepentingan bersama.

2. Tahap- tahap Kebijakan Publik

Telah diuraikan di atas mengenai apa itu kebijakan publik. Secara

sederhana dijelaskan bahwa kebijakan publik merupakan sebuah produk

(output) pemerintah pusat maupun daerah dalam rangka pemecahan

masalah-masalah publik yang dianggap urgent demi kesejahteraan

masyarakat. Pengadaan sebuah produk yang dalam hal ini adalah sebuah

kebijakan publik, bukanlah barang instan yang serta-merta hadir seketika

ketika datang sebuah permasalahan publik, tentu terdapat proses 14 atau

tahapan-tahapan dalam pembuatan sebuah kebijakan. Seperti yang

dijelaskan William Dunn (1998:24) bahwa tahap-tahap kebijakan publik

adalah sebagai berikut:

a. Penyusunan Agenda

Agenda adalah sebuah fase dan proses yang sangat strategis dalam

tahapan kebijakan publik. Dalam fase inilah nantinya akan ditentukan mana

permasalahan publik yang menjadi permaslahan pokok pada saat itu. Jika

sebuah isu publik mendapatkan kedudukan sebagai masalah publik dan

Page 23: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

10

mendapat priorias dalam agenda publik, maka isu publik tersebut berhak

mendapatkan alokasi sumber daya publik yang lebih dari pada isu publik

lainnya. Dalam fase ini sangat penitng untuk dapat menentukan isu

kebijakan yang akan dijadikan masalah kebijakan dalam suatu agenda

pemerintah. Isu kebijakan biasanya muncul ketika terjadi perang pendapat

antar aktor mengenai tindakan yang akan maupun yang telah ditempuh,

maupun pertentangan mengenai nilai pandang dari karakter masalah

tersebut.

b. Formulasi Kebijakan

Masalah yang telah berhasil masuk dalam agenda pemerintah,

kemudian diolah dan didefinisikan oleh para pembuat kebijakan untuk dapat

ditemukan alternatif-alternatif kebijakan sebagai solusi dari masalah

kebijakan tersebut. Sama halnya dengan pemilihan isu masalah, pemilihan

alternatif kebijakan sebagai solusi pemecahan masalah kebijakan juga

dipilih dan diseleksi agar didapat pilihan alternatif terbaik untuk

memecahkan masalah kebijakan.

c. Adopsi/Legitimasi Kebijakan

Tujuan legitimasi adalah untuk memberikan otorisasi pada proses

dasar pemerintahan. Jika tindakan legitimasi dalam suatu masyarakat diatur

oleh kedaulatan rakyat, warga negara akan mengikuti arahan pemerintah.

Namun warga negara harus percaya bahwa tindakan pemerintah adalah

tindakan yang sah, yaitu dengan mendukung. Dukungan untuk rezim

cenderung berdifusi-cadangan dari sikap baik dan niat baik terhadap

Page 24: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

11

tindakan pemerintah yang membantu anggota mentolerir pemerintahan

disonansi. Legitimasi dapat dikelola melalui manipulasi simbol-simbol

tertentu. Di mana melalui proses ini orang belajar untuk mendukung

pemerintah.

d. Implementasi Kebijakan

Semua program hanya akan menjadi catatan-catatan elit, jika

program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh karena itu, program

kebijakan yang telah diambil sebagai altermatif pemecahan masalah harus

diimplementasikan, yakni dilaksanakan oleh badan-badan administrasi

maupun agen-agen pemerintah ditingkat bawah. Kebijakan yang telah

dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yang memobilisasi sumberdaya

finansial dan manusia. Pada implentasi ini berbagai kepentingan akan saling

bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan para

pelaksana (implementers), namun beberapa yang lain mungkin akan

ditentang oleh para pelaksana.

e. Penilaian/ Evaluasi Kebijakan

Secara umum, evaluasi merupakan fase atau tahapan fungsional yang

berkaitan dengan estimasi dan nilai dari sebuah kebijakan. Evaluasi bukan

hanya sekedar 16 sebuah tahapan yang akan dilakukan pada agenda terakhir

sebuah proses kebijakan. Namun juga mencakup seluruh aspek dalam

sebuah kebijakan. Mulai dari perumusan masalah-masalah kebijakan,

program-program yang diusulkan untuk memecahkan masalah kebijakan,

Page 25: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

12

implementasi kebijakan hingga dampak yang ditimbulkan dari kebijakan itu

sendiri.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebijakan Publik

Menurut suharno (2010:40) proses pembuatan kebijakan proses

dalam membuat suatau kebijakan merupakan pekerjaan yang snagat rumit

dan juga kompleks, walaupun demikian para pembuat kebijakan dituntut

memiliki tanggung jawab dan kemauan serta kemampuan dalam membuat

atau merumuskan suatau kebijakan dengan resiko yang diharapkan maupun

yang tidak.

Pembuatan kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal penting

yang patut untuk diwaspadai dan selanjutnya dapat diantisipasi adalah

dalam pembuatan kebijakan sering terjadi kesalahan kesalahn umum. Dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan tersebut adalah:

a. Adanya pengaruh tekanan dari luar

Tak jarang dalam pembuatan suatu kebijakan memiliki hambatan dan

salah satu hambatan tersebut adalah hambatan dari luar sehingga dalam

pembutan keputusan harus melibatkan banyak sumber untuk

merumuskan suatau kebijakan.

b. Adanya pengaruh kebiasaan lama (konservatisme)

Kebiasaan lama yang oleh Nigiro disebutkan dengan istilah “sunk cost”

seperti kebiasaan investasi modal yang hingga saat ini belum provesional

cenderung kebiasaan itu akan diikuti oelh para pembuat kebijakan

meskipun kebiajakan yang berkaitan dengan hak tersebut di kritik karena

Page 26: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

13

sebagai suatu yang slah dan perlu di ubah. Kebiasaan lama tersebut

sering secara terus menerus pantas dikuti terlebih suatau kebijakan

tersebut dipandang memuaskan.

c. Adanya pengaruh sifat-sifat pribadi

Berbagai keputusan atau kebijakan yang dibuat oleh para pencetus

kebijakan banyak dipengaruhi oleh sifat-sifat pribadi dari si pembuat

kebijakan tersebut. Sifat pribadi merupakanfaktor yang snagat berperan

besar dalam pembuatan kebijakan.

d. Adanya pengaruh dari kelompok luar

Lingkungan social dari para pembuat keputusan atau kebijakan juga

memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pengambilan suatu kepusan

atau kebijakan.

e. Adanya pengaruh keadaan masa lalu

Maksud dari faktor yang satu ini adalah bahwa pengalaman sejarah

pekerjaan masa yang terdahulu berpengaruh pada pembuatan suatau

kebijakan.

B. Konsep Evaluasi kebijakan

1. Pengertian Evaluasi kebijakan

Berbicara mengenai “kebijakan (policy)” hendaknya dibedakan

dengan “kebijaksanaan (wisdom)”, meskipun dalam penerapan dan

penggunaan keduanya sering dipersamakan. Kebijakan merupakan

kesepakatan bersama dari berbagai persoalan yang timbul dalam masyarakat

dan sudah disahkan oleh masyarakat itu sendiri melalui lembaga yang

Page 27: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

14

berwenang untuk dilaksanakan.Sedangkan kebijaksanaan merupakan suatu

rangkaian tindakan dari aturan yang sudah ditetapkan sesuai dengan situasi

dan kondisi setempat oleh personal/individu pejabat yang berwenang

(Syafi’ie 1999: 105).

Menurut Lasswell dan Kaplan (dalam Thoha, 2002: 60-61) bahwa

kebijakan merupakan suatu program yang diproyeksikan dari tujuan-tujuan,

nilai-nilai, dan pratika-pratika.

Evaluasi kebijakan publik menurut Muhadjir dalam Widodo (2008:

112) merupakan suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakan

publik dapat membuahkan hasil, yaitu dengan membandingkan antara hasil

yang diperoleh dengan tujuan atau target kebijakan publik yang ditentukan.

Menurut Dunn (2003: 21) paling tidak ada lima prosedur yang lazim

dilakukan dalam melakukan analisis kebijakan:

1. Perumusan masalah (definisi), menghasilkan informasi mengenai

kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan.

2. Peramalan (prediksi), menyediakan informasi mengenai konsekuensi

dimasa mendatang dari penerapan alternatif kebijakan termasuk tidak

melakukan sesuatu.

3. Rekomendasi (preskripsi), menyediakan informasi mengenai nilai atau

kegunaan relatif dari konsekuensi dimasa depan dari suatu pemecahan

masalah.

4. Pemantauan (deskripsi), menghasilkan informasi tentang konsekuensi

sekarang dan masa lalu dari diterapkannya anternatif kebijakan.

Page 28: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

15

5. Evaluasi (evaluation), yang mempunyai nama sama dengan yang dipakai

dalam bahasa sehari-hari, menyediakan informasi mengenai nilai atas

kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengatasan masalah.

Menurut Mustopadidjaja (2002) Evaluasi kebijakan merupakan

kegiatan untuk menilai atau melihat keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan suatu kebijakan publik. oleh karena itu, evaluasi merupakan

kegiatan pemberian nilai atas atas sesuatu “fenomena” di dalamnya

terkandung pertimbangan nilai (valuejudgment) tertentu.

2. Model –model evaluasi kebijakan

William Dunn (dalam House, 1978: 45) mengemukakan beberapa model

evaluasi kebijakan yang terdiri dari:

1. The Advedsary Model

Para evaluator dikelompokkan menjadi dua, yang pertama bertugas

menyajikan hasil evaluasi program yang positif, hasil dampak kebijakan

yang efektif yang baik, tim kedua berperan untuk menemukan hasil evaluasi

program negative, tidak efektif, gagal dan yang tidak tepat sasaran. Kedua

kelompok ini dimaksudkan untuk menjamin adanya netralitas serta

obyektivitas proses evaluasi. Menurut model dari evaluasi ini tidak ada

efisiensi data yang dihimpun.

2. The Transaction Model

Model ini memperhatikan penggunaan metode studi kasus, bersifat

naturalistic dan terdiri dari dua jenis, yaitu: evaluasi responsif yang

dilakukan melalui kegiatan – kegiatan secara informal, berulang – ulang

Page 29: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

16

agar program yang telah direncanakan dapat digambarkan dengan akurat;

dan evaluasi iluminatif (Iluminative Evaluation) bertujuan untuk mengkaji

program inovatif dalam rangka mendeskripsikan dan menginterpretasikan

pelaksanaan suatu program atau kebijakan.

3. Jenis- jenis evaluasi kebijakan

Howlet dan Ramesh (1995) (dalam Nugroho, 2011: 676 - 677)

menge-lompok kan evaluasi menjadi tiga, yaitu:

a. Evaluasi administratif

yang berkenaan dengan evaluasi sisi administrati -anggaran,

efisiensi, biaya dari proses kebijakan di dalam pemerintah yang berkenaan

dengan:

1. Effort evaluation, yang menilai dari sisi inputprogram yang

dikembangkan oleh kebijakan

2. Performance evaluation, yang menilai keluaran (output) dari program

yang dikembangkan oleh kebijakan.

3. Adequacy of performance evaluation atau effectiveness evaluation,yang

menilai apakah program dijalankan sebagaimana yang sudah ditetapkan.

4. Efficiency evaluation, yang menilai biaya program dan memberikan

penilaian tentang keefektifan biaya tersebut.

5. Process evaluations, yang menilai metode yang dipergunakan oleh

organisasi untuk melaksanakan program.

Page 30: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

17

b. Evaluasi Judical

yaitu evaluasi yang berkenaan dengan isu keabsahan hukum tempat

kebijakan diimplementasikan, termasuk kemungkinan pelanggaran terhadap

konstitusi, sistem hukum,etika, aturan administrasi negara, hingga hak asasi

manusia.

c. Evaluasi Politik

Yaitu menilai sejauh mana penerimaan konstituen politik terhadap

kebijakan publik yang diimplementasikan.

Evaluasi kebijakan memiliki beberapa tujuan yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan tingkat kinerja suatu kebijakan. Melalui evaluasi maka dapat

diketahui derajat pencapaian tujuan dan sasaran.

2. Mengukur tingkat efisiensi suatu kebijakan. Dengan evaluasi juga dapat

diketahui berapa biaya dan manfaat dari suatu kebijakan.

3. Mengukur tingkat keluaran (outcome) suatu kebijakan. Salah satu tujuan

evaluasi adalah mengukur berapa besar dan kualitas pengeluaran atau

output dari kebijakan.

4. Mengukur dampak suatu kebijakan. Pada tahap lebih lanjut, evaluasi

ditujukan untuk melihat dampak dari suatu kebijakan, baik dampak

positif maupun negatif.

5. Untuk mengetahui apabila ada penyimpangan.

6. Sebagai bahan masukan (input) untuk kebijakan yang akan datang.

Tujuan akair dari evalusai adalah memberikan masukan bagi proses

kebijakan ke depan agar lebih baik.

Page 31: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

18

Sedangkan menurut Suharno (2013: 224-227) mengungkapkan

bahwa terdapat 3 (tiga) pendekatan besar dalam evaluasi kebijakan, yakni:

a. Evaluasi semu (pseudo evaluation) adalah pendekatan yang

menggunakan metode-metode deskriptif untuk menghasilkan informasi

yang valid tentang hasil kebijakan, tanpa mempersoalkan lebih jauh

tentang nilai dan manfaat dari hasil kebijakan tersebut bagi individu,

kelompok sasaran, dan masyarakat dalam skala luas. Analisis yang

menggunakan pendekatan ini berpendapat bahwa nilai dan manfaat suatu

kebijakan akan dirasakan secara otomatis dan terbukti dengan sendirinya

oleh individu, kelompok, maupun masyarakat.

b. Evaluasi Formal (formal evaluation) adalah pendekatan yang digunakan

untuk menghimpun informasi valid dengan metode-metode deskriptif

mengenai hasil kebijakan dengan tetap melakukan evaluasi atas hasil

tersebut berdasarkan tujuan yang telah diumumkan secara formal oleh

pembuat kebijakan dan tenaga administratif lainnya. Pendekatan ini

berasumsi bahwa pencapaian dari tujuan yang telah diumumkan secara

formal adalah ukuran yang tepat untuk menilai dan mengevaluasi dari

manfaat dari sebuah kebijakan. Evaluasi formal terdiri dari evaluasi

sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi yang bersifat sumatif adalah

evaluasi yang segera dilakukan setelah sebuah kebijakan selesai

dilaksanakan yang telah ditetapkan jangka waktunya,baik itu jangka

pendek 20 maupun menengah. Sedangkan evaluasi formatif adalah

evaluasi yang dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang

Page 32: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

19

relatif panjang agar dapat terus memantau pencapaian target dan tujuan

dari sebuah kebijakan.

c. Evaluasi keputusan teoritis (decision-theoretic evaluation) adalah

kegiatan evaluasi yang menggunakan metode-metode deskriptif untuk

mengumpulkan informasi yang valid dan akuntabel mengenai hasil

kebijakan, yang dinilai secara eksplisit oleh para pelaku kebijakan.

Evaluasi jenis ini bertujuan untuk menghubungkan antara hasil kebijakan

dengan nilai-nlai dari para pelaku kebijakan. Perbedaan mendasar

evaluasi ini dengan dua jenis pendekan evaluasi sebelumnya adalah

bahwa evaluasi ini berusaha untuk menemukan dan mengeksplisikan apa

yang menjadi target dan tujuan dari para pelaku kebijakan, baik itu yang

nyata maupun tersembunyi. Sehingga,individu maupun lembaga yang

melaksanakan kebijakan baik dari level terendah hingga yang paling

tinggi dilibatkan dalam mengukur keberhasilan pencapaian target dan

tujuan suatu kebijakan.

4. Kriteria Evaluasi Kebijakan

Menurut Dunn, (2003:610) Mengevaluasi suatu program atau

kebijakan publik diperlukan adanya suatu kriteria untuk mengukur

keberhasilan program atau kebijakan publik tersebut. Mengenai kinerja

kebijakan dalam menghasilkan informasi terdapat kriteria evaluasi sebagai

berikut:

Page 33: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

20

TIPE KRITERIA PERTANYAAN ILUSTRASI

Efektivitas Apakah hasil yang

diinginkan telah dicapai?

Unit pelayanan

Efisiensi Seberapa banyak usaha

diperlukan untuk

mencapai hasil yang

diinginkan?

Unit biaya Manfaat

bersih Rasio biaya-

manfaat

Kecukupan Seberapa jauh pencapaian

hasil yang diinginkan

memecahkan masalah?

Biaya tetap (masalah tipe

I) Efektivitas tetap

(masalah tipe II)

Perataan Apakah biaya dan manfaat

didistribusikan dengan

merata kepada kelompok-

kelompok tertentu?

Kriteria Pareto Kriteria

kaldor-Hicks Kriteria

Rawls

Resposivitas Apakah hasil kebijakan

memuaskan kebutuhan,

preferensi atau nilai

kelompok-kelompok

tertentu?

Konsistensi dengan

survai warga negara

Ketepatan Apakah hasil (tujuan)

yang diinginkan benar-

benar berguna atau

bernilai?

Program publik harus

merata dan efisien

Page 34: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

21

Kriteria-kriteria di atas merupakan tolak ukur atau indikator dari

evaluasi kebijakan publik. Dikarenakan penelitian ini menggunakan metode

kualitatif maka pembahasan dalam penelitian ini berhubungan dengan

pertanyaan yang dirumuskan oleh William N. Dunn untuk setiap kriterianya.

Sedangkan untuk ilustrasi dilihat dari tabel di atas pembahasannya lebih

kepada metode kuantitatif. Untuk lebih jelasnya setiap indikator tersebut

akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata efektif yang mengandung pengertian

dicapainya keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Efektivitas disebut juga hasil guna. Efektivitas selalu terkait dengan

hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya

dicapai. William N. Dunn dalam bukunya yang berjudul Pengantar Analisis

Kebijakan Publik: Edisi Kedua, menyatakan bahwa:

Efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternatif

mencapai hasil (akibat) yang diharapkan, atau mencapai tujuan dari

diadakannya tindakan. Yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas

teknis, selalu diukur dari unit produk atau layanan atau nilai moneternya”

(Dunn, 2003:429).

2. Efesiensi

Efesiensi berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk

menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efesiensi yang merupakan

sinonim dari rasionalitas ekonomi, merupakan hubungan antara efektivitas

Page 35: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

22

dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter. Efesiensi

biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk atau layanan.

Adapun menurut Dunn (2003:430) berpendapat bahwa:

“Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang

diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi yang

merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan

antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos

moneter. Efisiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit

produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan

biaya terkecil dinamakan efisien”

3. Kecukupan

Kecukupan dalam kebijakan publik dapat dikatakan tujuan yang

telah dicapai sudah dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. William N.

Dunn mengemukakan bahwa kecukupan (adequacy) berkenaan dengan

seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan, nilai, atau

kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah (Dunn, 2003:430). Dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih berhubungan

dengan efektivitas dengan mengukur atau memprediksi seberapa jauh

alternatif yang ada dapat memuaskan kebutuhan, nilai atau kesempatan

dalam menyelesaikan masalah yang terjadi.

Hal ini, menurut Dunn, (2003:430-431) dalam kriteria kecukupan

menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif kebijakan dan hasil

Page 36: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

23

yang diharapkan. Kriteria tersebut berkenaan dengan empat tipe masalah,

yaitu:

1) Masalah Tipe I. Masalah dalam tipe ini meliputi biaya tetap dan

efektivitas yang berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya adalah

memaksimalkan efektivitas pada batas risorsis yang tersedia.

2) Masalah Tipe II. Masalah pada tipe ini menyangkut efektivitas yang

sama dan biaya yang berubah dari kebijakan. Jadi, tujuannya adalah

untuk meminimalkan biaya.

3) Masalah Tipe III. Masalah pada tipe ini menyangkut biaya dan efektivitas

yang berubah dari kebijakan.

4) Masalah Tipe IV. Masalah pada tipe ini mengandung biaya sama dan

juga efektivitas tetap dari kebijakan. Masalah ini dapat dikatakan sulit

dipecahkan karena satu-satunya alternatif kebijakan yang tersedia

barangkali adalah tidak melakukan sesuatu pun.

4. Perataan

Perataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti

dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik.

Dunn, (2003:434) menyatakan bahwa kriteria kesamaan (equity) erat

berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada

distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam

masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan

yang akibatnya atau usaha secara adil didistribusikan. Suatu program

Page 37: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

24

tertentu mungkin dapat efektif, efisien, dan mencukupi apabila biaya-

manfaat merata. Kunci dari perataan yaitu keadilan atau kewajaran.

5. Responsivitas

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon

dari suatu aktivitas. Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas

penerapan suatu kebijakan. Menurut Dunn (2003:437) menyatakan bahwa

responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu

kebijakan dapat memuaskan 27 kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-

kelompok masyarakat tertentu. Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat

melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah

terlebih dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu

kebijakan akan dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak

kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa

dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan.

Dunn, (2003:437) pun mengemukakan bahwa:

“Kriteria responsivitas adalah penting karena analisis yang dapat

memuaskan semua kriteria lainnya (efektivitas, efisiensi, kecukupan,

kesamaan) masih gagal jika belum menanggapi kebutuhan aktual dari

kelompok yang semestinya diuntungkan dari adanya suatu kebijakan”

6. Ketepatan

Dalam proses ini keberhasilan suatu kebijakan dapat dilihat dari

tujuan kebijakan yang benar-benar tercapai berguna dan bernilai pada

Page 38: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

25

kelompok sasaran, mempunyai dampak perubahan sesuai dengan misi

kebijakan tersebut.

C. Konsep Pengelolaan Sampah

Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatau proses produksi baik

itu industri maupun rumah tangga (domestik). Sementara dalam UU No 18

tahun 2008 tentang pengelolaan sampah,disebutkan sampah adalah sisa

kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi

padatberupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai maupun tak

teruraiyang di anggap sudah tidak ternilai lagi dan dibuang kelingkungan.

Sampah berasal dari berbagai tempat yakni:

a. Sampah dari pemukiman penduduk pada suatu pemukiman biasanya

sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal disuatu bangunan atau

asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung organik, seperti

sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik dan

lainnya.

b. Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat-tempat umum

adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan

melakukan kegiatan. Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang

cukup besar dalam memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan

seperti pertokoan dan pasar. Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa

sisa-sisa makanan,sayuran busuk, sampah kering, abu, plastik, kertas, dan

kaleng-kaleng serta sampah lainnya.

Page 39: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

26

Berbagai macam sampah yang telah disebutkan diatas hanyalah

sebagian kecil saja dari sumber- sumber sampah yang dapat ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak

akan pernah lepas dari sampah. Terutama penumpukan sampah yang terjadi di

tempat-tempat umum seperti di pasar-pasar.

Pengelolaan sampah menurut Undang-Undang No. 18 tahun 2008 Pada

Pasal 1 angka 5 menyebutkan: “Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang

sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan

penanganan sampah.”Sampah yang merupakan sisa dari kegiatan manusia

harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan

dan gangguan kesehatan. Pengelolaan sampah terkait dengan pengumpulan,

pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material

sampah yang mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan

manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap

kesehatan, lingkungan atau keindahan. Jadi yang dimaksud dengan pengelolaan

sampah ialah usaha untuk mengelola sampah dengan tujuan untuk

menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan lingkungan untuk

mencapai tujuan yaitu lingkungan yang bersih, sehat, dan teratur.

Penanganan sampah (Peraturan Derah No 4 Tahun 2011). Kegiatannya

meliputi:

a. Pengurangan sampah

Penaganan sampah meliputi penyediaansarana dan prasarana penurangan

dan penanganan smapah mulai dari sumber sampah hingga TPA, dan

Page 40: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

27

melakuakan pengengembangan dan memanfaatkan hasil daur ulang,

pemasaran hasil produk daur ulang dan guna ulang sampah.

b. Penaganan sampah

1. Pemilahan sampah dilakukan dengan memilah sampah dari sumbernya

berdasarkan jenisnya dan pemilahan sampah dilakukan dengan

menyediakan fasilitas tempat sampah organik dan sampah anorganik di

setiap rumah tangga dan fasilitas social lainnya.

2. Pengumpulan, berupa kegiatan pengambilan dan pemindahan sampah

dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah terpadu

3. Pengangkutan yaitu kegiatan membawa sampah dari sumber dan/atau

dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat

pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir.

4. Pengelolaan , berupa kegiatan mengubah karakteristik, komposisi, dan

jumlah sampah

5. Pemrosesan akhir sampah, dalam bentuk pengembalian sampah

dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan

secara umum

Menurut Sukandarrumidi (2009: 62) bahwa kuantitas maupun kualitasnya

sampah, sangat dipengaruhi oleh berbagai aktivitas manusia. Beberapa faktor

yang mempengaruhinya antara lain adalah:

Page 41: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

28

a. Jumlah Penduduk

Yang perlu dipahami adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk maka

semakin tinggi pula tingkat konsumsinya. Padahal jumlah atau volume sampah

sebanding dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang atau material

yang digunakan sehari-hari.

b. Keadaan sosial dan ekonomi

Kegiatan ekonomi yang terpusat hanya di kota membuat arus urbanisasi yang

tidak dapat terhindarkan dari tahun ke tahun. Keadaan sosial ini membuat kota-

kota besar menjadi padat penduduk. Seperti halnya jumlah penduduk diatas,

maka makin banyak manusia yang menempati suatu daerah, makin banyak dan

variasi sampah dan limbah yang dihasilkan.

c. Kebudayaan masyarakat

Semakin maju penguasaan teknologi dan industri serta semakin modern

budaya, semakin banyak sampah yang diproduksi. Dengan demikian, rasional

bila volume produksi sampah di kota besar jauh lebih banyak dibandingkan

kota kecil atau pedesaan.

D. Kerangka Fikir

Evaluasi kebijakan dilakukan untuk menilai hasil yang dicapai oleh

suatu kebijakan setelah terlaksananya kebijakan tersebut. Hasil yang dicapai

dapat diukur dalam ukuran jangka pendek, dan jangka panjang.Untuk menilai

keberhasilan suatu kebijakan perlu dikembangkan beberapa indikator, sehingga

dapat dinilai untuk melihat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan suatu

kebijakan publik. Dengan demikian, evaluasi kebijakan sangat diperlukan

Page 42: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

29

untuk mengetahui sebab-sebab kegagalan suatu kebijakan atau untuk

mengetahui kebijakan tersebut telah dijalankan sesuai dengan dampak yang

diinginkan.

Pengelolaan sampah merupakan suatau kegiatan yang sistematis dan

menyeluruh meliputi pengurangan dan penanganan Sampah yang merupakan

sisa dari kegiatan manusia harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan

pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Pengelolaan sampah terkait

dengan pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau

pembuangan dari material sampah yang mengacu pada material sampah yang

dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi

dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Jadi yang

dimaksud dengan pengelolaan sampah ialah usaha untuk mengelola sampah

dengan tujuan untuk menghilangkan masalah-masalah yang berkaitan dengan

lingkungan untuk mencapai tujuan yaitu lingkungan yang bersih, sehat, dan

teratur.

Page 43: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

30

Bagan Kerangka Fikir

E. Fokus Penelitian

Berdasarkan uraian dari kerangka fikir diatas, maka fokus penelitian

yang akan diteliti yaitu: (1) efektifitas (2 )efesisensi (3) kecukupan (4)

perataan (5) responsifitas (6) ketepatan beserta faktor pendukung dan

penghambat Evaluasi kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah di kota makassar.

F. Deskriptif fokus Penelitian

1. Evaluasi kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah di kota makassar. dalam penerapannya di lapanagan

masih mengalami banyak kekurangan yang harus dibenahi, kekurangan

tersebut yaitu masih banyaknya sampah di buanng bukan pada tempatnya

dan cenderung di buang di bahu jalan , sampah yang di buang di bahu jalan

Evaluasi Kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah di Kota Makassar

Faktor pendukung

1. adanya sarana dan prasarana yang menunjang terlaksananya pengelolaan sampah

Indikator Evaluasi Kebijakan

1. Efektivitas

2. Efesiensi 3. Kecukupan

4. Perataan 5. Responsifitas 6. Ketepatan

Tercapainya lingkungan yang bersih

Faktor Penghambat

1. Belum optimalnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak kecamatan yang bertugas untuk mengawai pelanggaran

2. masih kurangnya kesadaran masyarakat

Page 44: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

31

tidak dikemas sehingga menyusahkan dalam proses pengangkutan serta

banyak sampah yang di buang di sepanjang pinggitan kanal sehingg

menimbulkn penumpukan sampah di sepanjang daerah tersebut serta

menimbulakan bau yang kurang sedap dan kurangnya penerapan sangsi bagi

masyarakat yang membuang sampah sembarangan.

2. Efektivitas

Efektivitas yang dimaksud disini adalah seberapa efektif penerapan Perda

No 4 Tahun 2011 dalam pengelolaan sampah yang di kota makassar

sehingga dapat menciptakan lingkungamn yang bersih dan nyaman

3. Efesiensi

Efesiensi yang dimaksudkan di sini adalah seberapa banyak usaha yang

diperlukan dalam penerapan Perda No 4 tahun 2011 dalam pengelolaan

sampah yang ada di kota makassar

4. Kecukupan

Kecukupan yang dimaksudkan disini adalah seberapa banyak armada

pengangkut smapah yang telah beroprasi serata petugas pengangkut sampah

dan ketersediaan tempat sampah d tempat tempat keramaian di kota

makassar sehingga Perda No 4 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah

dapat terwujud

5. Perataan

Perataan yang dimaksudkan adalah perataan biaya atau manfaat dari

kebijakan tersebut telah merata dan dapat di nikmatai oleh masyarakat yang

membutuhkan.

Page 45: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

32

6. Responsivitas

Responsivitas yang di maksud dalam Perda No 4 Tahun 2011 adalah apakah

kebijakan tersebut telah memuaskan kebutuhan masyarakat mengenai

pengelolaan sampah yang ada di kota makassar dan bangaimna respon

pemerintah dalam pengelolaan sampah .

7. Ketepatan

Ketepatan yang dimakasudkan adalah apakah hasil dan tujuan dari Perda No

4 Tahun 2011 telam mencapai hasil atau tujuan dari apa yang di inginkan

dan benar benar berguna bagi masyarakat

8. Tercapainya lingkungan yang bersih

Diharapkan dengan adanya Perda No 4 tahun 2011 dapat meningkatkan

kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah dan mampu memberikan

masyarakat edukasi mengenai pengelolaan sampag serta dampak dampak

yang di timbulkan dari membuang sampah sembarangan.

Page 46: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Rencana awal penelitian berlangsung kurang lebih 2 bulan di Kota

Makassar .Namun untuk pengambilan informasi dan data akuratnya

dilaksanakan di dinas kebersihan kota makassar

B. Tipe dan Jenis Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penilitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan cara

melakukan wawancara lansung terhadap informan (Sugiyono, 2013)Tujuan

digunakannya penelitian deskriptif kualitatif yaitu untuk memberikan

gambaran mengenai evaluasi kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun

2011 tentang pengelolaan sampah kota makassar

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian adalah fenomologi. Maksud dari fenomenologi itu

sendiri adalah dalam penelitian ini akan digambarkan dan dijelaskan

masalah-masalah dalam proses penerapan peraturan daerah nomor 4 tahun

2011 tentang pengelolaan sampahdi kota makassar. Selain masalah yang

ditemukan oleh peneliti sendiri tentunya masalah yang dialami oleh

informan sebagai pendukung penelitian berdasarkan apa yang diketahui dan

dialami oleh informan.

Page 47: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

34

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh dari pengamatan langsung

(observasi), dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada

implementor dan masyarakat yang berpengaruh tentang bagaimana prosesm

akassar tidak rantasa Data primer juga dimaksudkan untuk pengenalan

kondisi fisik dan sosial ekonomi wilayah kota secara langsung melalui

kunjungan ke semua bagian wilayah kota.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data pendukung yang diperlukan untuk

melengkapi data primer yang dikumpulkan.Hal ini dilakukan sebagai upaya

penyesuaian dengan kebutuhan data lapangan yang terkait dengan objek

yang dikaji.Data sekunder terutama diperoleh melalui dokumentasi.

D. Informan Penelitian

Teknik penentuan informan dilakukan secara purposive yaitu sengaja

memilih orang-orang yang dianggap paling mengetahui dan dapat memberikan

informasi sesuai dengan tujuan penelitian.Berikut merupakan jumlah informan

dalam penelitian.

Tabel 3.1 Tabel informan penelitian

No Nama Jabatan Inisial Jumlah

1. KAHFIANI, S.Hut Seksi pengembangan

dan pengendalian

KF 1 Orang

Page 48: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

35

persampahan dan

limbah bahan

beracun dan

berbahaya

2. ZULFIKAR

LUTHFI, SH

Kepala Seksi Pengelola Kebersihan & Pertanaman

ZL 1 orang

3. Drs. MUH. SALEH Kepala Seksi

Pengelola

Kebersihan &

Pertanaman

MS 1 orang

4. RAHIM MASYARAKAT RM 1 orang

5. SUARDI MSYARAKAT SI 1 orang

6. ISKANDAR MASYARAKAT IS 1 orang

Jumlah 6 orang

E. Tekhnik Pengumpulan Data

Guna memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian, maka

digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Yaitu pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung

dilapangan untuk memperoleh data mengenai evaluasi kebijakan peraturan

daerah nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah di kota makassar

Page 49: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

36

2. Wawancara

Peneliti akan melakukan wawancara langsung secara mendalam

kepada informan yang menjadi obyek dari penelitian ini yaitu, Kepala Dinas

kebersihan , camat panakukang, camat manggala , petugas kebersihan

beserta Masyarakat. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi

penelitian mengenai evaluasi kebijakan peraturan daerah nomor 4 tahun

2011 tentang pengelolaan sampah di kecamatan panakukang dan kecamatan

manggala

F. Teknik Analisis data

Analisis data ialah langkah selanjutnya untuk mengelola data dimana

datayang diperoleh, dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa

untukmenyimpulkan persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil

penelitian.Dalam model ini terdapat 3 (tiga) komponen pokok. Menurut

Sugiyono (2013) ketiga komponen tersebut yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan makin lama

peneliti di lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks dan

rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi

data.Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu.

Page 50: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

37

2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi)

Langkah ketiga dalam analisis data kulitatif adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi.Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat

sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.Tetapi apabila data

kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh kembali

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel.

G. Keabsahan Data

Salah satu cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengujian

kredibilitasdata adalah dengan triangulasi. Menurut sukri (dalam Sugiyono,

2013) mengemukakan bahwa triangulasi diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, danberbagai waktu. Lebih lanjut

Sugiyono membagi triangulasi ke dalam tiga macam, yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini peneliti melakukan

pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh melalui hasil

pengamatan, wawancara dan dokumen-dokumen yang ada.Kemudian

Page 51: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

38

peneliti membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, dan

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.

2. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam hal ini data yang diperoleh

dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumen.Apabila

dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut, menghasilkan data

yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana

yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut

pandangnya berbeda-beda.

3. Triangulasi Waktu

Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan

dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar,

belum banyak masalah, akan memberikan data yang lebih valid sehingga

lebih kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara,

observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil

uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang

sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

Page 52: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak geografis kota makassar

Kota Makassar Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di

bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak

antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang

berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros, sebelah Timur

Kabupaten Maros, sebelah selatan Kabupaten Gowa dan sebelah Barat

adalah Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan

kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang).

Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi. Kota Makassar

memiliki kondisi iklim sedang hingga tropis memiliki suhu udara rata-rata

berkisar antara 26,°C sampai dengan 29°C.

Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang

membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai

“Waterfront City” yang didalamnya mengalir beberapa sungai (Sungai

Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya

bermuara ke dalam kota. Kota Makassar merupakan hamparan daratan

rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut.

Dari kondisi ini menyebabkan Kota Makassar sering mengalami genangan

Page 53: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

40

air pada musim hujan, terutama pada saat turun hujan bersamaan dengan

naiknya air pasang.

Gambar 4.1 Peta administrasi kota makassar

Secara administrasi Kota Makassar dibagi menjadi 15 kecamatan

dengan 153 kelurahan. Di antara 15 kecamatan tersebut, ada tujuh

kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu Kecamatan Tamalate,

Kecamatan Mariso, Kecamatan Wajo, Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan

Tallo, Kecamatan Tamalanrea, dan Kecamatan Biringkanaya.

Batas-batas administrasi Kota Makassar adalah:

a) Batas Utara: Kabupaten Maros

b) Batas Timur: Kabupaten Maros

c) Batas Selatan: Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar

d) Batas Barat: Selat Makassar

Page 54: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

41

Secara umum topografi Kota Makassar dikelompokkan menjadi dua

bagian yaitu :

1) Bagian Barat ke arah Utara relatif rendah dekat dengan pesisir pantai.

2) Bagian Timur dengan keadaan topografi berbukit seperti di Kelurahan

Antang Kecamatan Panakukang.

Perkembangan fisik Kota Makassar cenderung mengarah ke bagian

Timur Kota. Hal ini terlihat dengan giatnya pembangunan perumahan di

Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Mangggala, Panakkukang

b. Letak Demografi

Berdasarkan data dari BPS kota makassar tahun 2016,jumlah

penduduk kota makassar mencapai 1,469,601 jiwa DiSulawesi Selatan, dan

kota makassar menempati posisi pertama jumlah penduduk terbanyak di

susul Kabupaten Bone dan kabupaten Gowa.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Makassar

(2016) Kecamatan Bringkanaya merupakan kecamatan terluas dengan

wilayah yakni 48 ,22 Km2 dengan jumlah penduduk 202, 520 jiwa.

sedangkan yang paling rendah penduduknya adalah Kecamatan Ujung

Tanah dengan jumlah penduduk 49, 223 jiwa Selanjutnya dapat kita lihat

sesuai tabel berikut. Jumlah penduduk menurut Kecamatan dan jenis

kelamin di Kota Makassar tahun 2016

Tabel 4.1 jumlah penduduk Kota Makassar.

No Kecamatan Jenis kelamin Jumlah L P

1 Mariso 29,856

29,436

59,292

Page 55: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

42

2 Mamajang 29,884

31,123

61,007

3 Tamalate 96,516

97,977

194,493

4 Rappocini 79,660

84,903

164,563

5 Makassar 42,048

42,710

84,758

6 Ujung Pandang 13,453

15,044

28,497

7 Wajo 15,164

15,769

30,933

8 Bontoala 27,579

28,957

56,536

9 Ujung Tanah 24,794

24,429

49,223

10 Tallo 69,739

69,428

139,167

11 Panakkukang 73,114

74,669

147,783

12 Manggala 69,541

69,118

138,659

13 Biringkanaya 100,978

101,542

202,520

14 Tamalanrea 54,988

57,182

112,170

Jumlah 727,314

742,287

1,469,601

2. Profil Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Manggala

a. Kecamatan Panakkukang

1) Sejarah Singkat

Kota Makassar (Makassar, kadang dieja Macassar, Mangkasar;

dari 1971 hingga 1999 secara resmi dikenal sebagai Ujung Pandang atau

Ujung Pandang) adalah sebuah kota madya dan sekaligus ibu kota

provinsi Sulawesi Selatan. Kota madya ini adalah kota terbesar

pada 5°8′S 119°25′E Koordinat: 5°8′S 119°25′E, di pesisir barat daya

Page 56: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

43

pulau Sulawesi, berhadapan dengan Selat Makassar. Makassar

berbatasan dengan Selat Makassar di sebelah barat, Kabupaten

Kepulauan Pangkajene di sebelah utara, Kabupaten Maros di sebelah

timur dan Kabupaten Gowa di sebelah selatan.

Kota ini tergolong salah satu kota terbesar di Indonesia dari aspek

pembangunannya dan secara demografis dengan berbagai suku bangsa

yang menetap di kota ini. Suku yang signifikan jumlahnya di kota

Makassar adalah suku Makassar, Bugis, Toraja, Mandar, Buton, Jawa,

dan Tionghoa. Makanan khas Makassar yang umum dijumpai

seperti Coto Makassar, Lumpia, Jalangkote, Kue Tori, Pallubutung,

Pisang Ijo, Sop Saudara dan Sop Konro.

Kecamatan Panakkukang merupakan salah satu dari 14

Kecamatan yang berada dikota Makassar. Panakkukang sendiri berasal

dari kata Nakku’ dalam bahasa Makassar artinya “Rindu”, berarti

Panakkukang dapat diartikan sebagai “Tempat Yang Dirindukan” atau

“Yang Selalu Dirindukan”.

Kecamatan Panakkukang puluhan tahun silam merupakan sebuah

pelataran sawah yang luas yang semakin tahun berkembang pesat

menjadi gedung-gedung yang menculam tinggi hingga akhirnya kini

menjadi salah satu pusat perekonomian yang paling berperan dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Makassar

Page 57: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

44

2) Visi dan Misi Kecamatan Panakkukang

a) Visi

“Terwujudnya Pelayanan Publik Yang Optimal”

b) Misi

(a) Meningkatnya Sumber Daya Pelayanan dan Sumber Daya

Aparat Kecamatan.

(b) Menata Infrastruktur Lingkungan Yang Nyaman Untuk Semua.

3) Lokasi Kecamatan Panakkukang

Kecamatan Panakkukang berlokasi di Kota makassar dengan data

sebagai berikut:

Nama : Kantor Camat Panakkukang

Alamat : Jl. Batua Raya No. 168, Paropo, Kecamatan Panakkukang,

Kota Makassar, Sulawesi Selatan 90233

Fax : 0411-456054

4) Pejabat Struktural Kecamatan Panakkukang

Tabel 4.2

Nama Pejabat Struktural Pemerintah Kecamatan Panakkukang Tahun 2017

NO NAMA / NIP PANGKAT / GOL

JABATAN

1 MUH. THAHIR RASYID. S.IP

Pembina Tk. I Camat

NIP. 19700102 199101 1 002 (IV/b)

2

ANDI PANGERANG NUR AKBAR,S.STP

Penata Sekcam

NIP. 19840314 200212 1 001 (III/c)

3 Drs. ABD.AZIS NOMPO, M.Si Pembina Kepala Seksi

Ekbang & Pengembangan NIP. 19610605 198503 1 021 (IV/a)

Page 58: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

45

Sistem Manajemen Informasi

4

ANDI HASLINDAH, SE, M.Si Pembina Kepala Seksi Pemerintahan Kinerja Lurah & RT/RW

NIP. 19710710 199003 2 002 (IV/a)

5

Dra. Ec. ST. ASMA HAMRA Penata Tk.I Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat & Kesejahteraan Sosial

NIP.19651211 199103 2 007 (III/d)

6

ZULFIKAR LUTHFI, SH Penata Kepala Seksi Pengelola Kebersihan & Pertanaman

NIP. 19681122199003 1 004 (III/c)

7.

ROSNANI, SH. Penata Tk I Kepala Sub Bagian Umum & Kepegawaian

NIP. 19621231 199007 2 001 (III/d)

8.

FARIDAWATI, S.Sos Penata Tk.I Kepala Sub Bagian Perencanaan & Keuangan

NIP. 19770502 200502 2 005 (III/d)

5) Maklumat Pelayanan

“Dengan In, Kami Sanggup Menyelenggarakan Pelayanan Sesuai

Standart Pelayanan Yang Telah Ditetapkan, Dan Apabila Tidak Menepati

Janji, Kami Siap Menerima Sanksi Sesuai Peraturan Perundang-

undangan Yang Berlaku”

6) Janji Pelayanan

“Terdepan Dalam Pelayanan”

b. Kecamatan Manggala

1) Profil kecamatan manggala

Kecamatan Manggala merupakan salah satu dari 14 Kecamatan

dikota Makassar dengan luas wilayah 24,14 kilometer persegi atau

Page 59: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

46

sekitar 13.17% dari luas wilayah Kota Makassar yang tebagi kedalam 6

wialyah Kelurahan. Kantor Kecamatan Manggala terletak di Jalan

Bitowa Raya No 3 yang dapat dengan mudah diakses menggunakan

sarana angkutan umum, selain dengan mengunjungi Kantor Kecamatan

Manggala,warga juga dapat memperoleh informasi baik melalui telepon

ke Nomor (0411) 493542 atau dengan mengirimkan Email ke

[email protected], serta melalui Social Media berupa Twitter

@infomanggala dan Facebook kecamatan manggala.

Kecamatan manggala dibatasi oleh:

a) Utara : Kec.Tamalanrea

b) Selatan : Kabupaten Gowa

c) Barat : Kec.Panakukang

d) Timur : Kabupaten Maros

Sejak Tahun 2017 Kecamatan ini memiliki 7 kelurahan dengan

luas 24,14 km2. Kelurahan yang paling luas adalah Tamanggapa yaitu

7,62 km2, sedangkan kelurahan yang wilayahnya paling kecil di

Kecamatan Manggala adalah Kelurahan Borong dan Batua.

Jika dilihat dari ketinggian masing-masing kelurahan dari

permukaan laut, maka Kelurahan Antang yang paling tinggi yaitu 24

meter diatas permukaan laut sedangkan yang terendah adalah kelurahan

Borong dan kelurahan Bangkala yang memiliki ketinggian dari

permukaan laut yaitu kurang lebih 7 meter.

Page 60: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

47

2) Struktur Pemerintahan Kecamatan Manggala

Kecamatan Manggala dibawah kepemimpinan Camat Drs Anshar

Umar M.Si dan A. Fadly, S.STP, M, Si sebagai Sekretaris Camat

membawahi 2 Kepala Sub Bagian, yakni Iin Nurfadillah Basri,

S.STP sebagai Kasubag Umum Dan Kepegawaian dan Hj. Sitti Rosling

S.Ip sebagai Kasubag Perencanaan dan Keuangan, serta 5 Kepala Seksi,

antara lain Sofiawati, Se Sebagai Kepala Seksi Pemerintahan kinerja

lurah dan RT/RW, Hasanuddin L Sebagai Kepala Seksi TRANTIB dan

Penegakan Peraturan daerah, A. Mulfarianti, S.STP, MAP Sebagai

Kepala Seksi Perekonomian, pembangunan dan SPMI, Dra. Putriani Etna

Sebagai Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan dan

Drs. Muh. Saleh Sebagai Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan dan

pertamanan, bersama para Kepala Sub Bagian, Kepala Seksi Kecamatan

dan Aparatur Kelurahan. mewujudkan Visi Kecamatan Manggala yaitu:

VISI

“MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG PROFESIONAL DAN

PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA LOKAL MENUJU KOTA DUNIA”

Dalam meujudkan Visi tersebut, kecamatan manggala memiliki 7

Misi penting, yakni

MISI

1. Menciptakan pelayanan prima terhadap seluruh elemen masyarakat

2. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan

ketentraman dan ketertiban umum

Page 61: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

48

3. Mewujudkan tata ruang Kota yang ramah lingkungan

4. Mendorong partisipasi masyarakat dalam mewujudkan lingkungan

yang bersih, sehat, indah, aman dan nyaman

5. Mendukung program sunber daya lokal melalui pelatihan

keterampilan life skil yang bernilai ekonomi

6. Meningkatkan taraf hidup masyarakat yang berbasis industri rumah

tangga

7. Pembinaan mental dan spritual antar umat beragama

B. Evaluasi Kebijakan Perda No 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kota Makassar

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses, sampah dibagi atas dua macam yaitu sampah organic

dan samapah non organic sampah organic adalah sampah yang yang mudah

membusuk seperti sampah sisa makanan, daun sayuran dan sebagainya dan

samapah ini dapat dikelola menjadi kompos sedangkan samapah non organic

adalah sampah yang susah untuk diurai oleh alam contohnya botol plastic

wadah makanan yang terbuat dari plastic serta kaleng bekas minuman, sampah-

sampah tersebut merupakan sampah terbanyak yang dihasilakan oleh manusia

setiap hari berangkat dari permasalah sampah tersebut maka pemerintah

membuat sebuah regulasi yaitu perda No 4 tahun 2011.

Perda No 4 tahun 2011 merupakan sebuah regulasi yang di buat

pemerintah Kota Makassar guna untuk mengurangi sampah di Kota Makkasar ,

seperti yang telah kita ketahui bahwa permasalah sampah di Kota Makkasar

telah menjadi permasalah yang cukup rumit karena jumlah pertumbuhan

Page 62: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

49

jumlah sampah dimasyarakat tiap tahun terus bertambah oleh karena itu

pemerintah membuat sebuah regulasi untuk memecahkan masalah tersebut di

mana dalam perda no 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah telah mengatur

tentang bagaimna pengelolaan sampah dilakukan mulai dari pemilahan

samapah hingga pengangkutan sampah ke TPA ( tempat Pembuangan Akhir).

Untuk mengetahui bahwa sebuah kebijakan itu berhasil atau tidak

diperlukan evaluasi kebijakan untuk melihat sebab-sebab kegagalan suatu

kebijakan atau mengetahui suatu kebijakan sesuai dengan dampak yang

diinginkan. Untuk menilai suatu keberhasilan kebijakan perlu adanya beberapa

indikator menjadi penunjang dari Kebijakan Perda No 4 tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah di Kota Makkasar. Beberapa karakteristik Evaluasi

kebijakan yang dikemukan oleh William N Dunn (1994) . Untuk mengetahui

tahap yang dapat dijalankan suatu Evaluasi kebijakan yaitu:

1. Efektifitas

Tercapainya hasil serta tujuan evaluasi kebijakan program yang telah

disusun dan telah dilaksanakan. Dan menurut hidayat (2003) yang

menjelaskan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan

seberapa target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Sebagaimana

semakin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya

yang dilihat adalah (kinerjanya).

Efektifitas berkenaan apakah suatu alternatif mencapai hasil (akibat)

yang diharapkan atau mencapai tujuan dari diadakannya tindakan. Dalam

setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, patut untuk diukur,

Page 63: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

50

sejauhmana tingkat efektivitas kebijakan tersebut, agar secara bersamaan

tidak terjadi kerugian dalam melaksanakan program, perlu ada ukuran agar

tujuan tercapai dengan tepat dan dapat menyusun perencanaan yang baik

untuk hasil yang lebih berkualitas.

Dalam rangka mewujudkan lingkunagan yang sehat dan bersih dari

sampah perlu dilakukan penaganan sampah secara komperhensif dan

terpadu dengan melibatkan peran serta masyarakat maka dalam Perda

Nomor 4 tahun 2011 yang menjadi tujuan utama dari regulasi tersebut

bagaimna pemerintah Kota Makkasar dalam mengurangi sampah yang ada

dilakukan cara pembatan timbunan sampah serta pendaur ulangan samapah

atau pemenfaatan kembali sampah. dan yang menjadi ruang lingkup dari

perda no 4 tahun 2011 yaitu sampah rumah tangga , sampah sejenis sampah

rumah tangga dan smapah spesifik. Pengelolaan sampah bertujuan untuk

meningkatkan kesehatan masyarakat dan kulaitas lingkungan serta

menjadikan sampah sebagai sumber daya serta dalam perda nomor 4 tahun

2011 tersebut mengatur tentang ruang lingkup, asas dan tujuan,tugas dan

wewenang, hak dan kewajiban, penyelenggaraan pengelolaan sampah,

kerjasama kemitraan, jasa pelayanan sampah, peran serta masyarakat,

pembinaan,pengawasan dan pengendalian, ketentuan larangan, mekanisme

pengaduan dan penyelesaian sengketa persampahan, pembiayaan dan

kompensasi, sangsi administrative ,ketentuan pidana dan ketentuan

peraliahan.

Page 64: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

51

Berdasarkan dari isi Perda Nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan

sampah maka peneliti mewawancarai seksi pengembangan dan

pengendalian system persampahan dan limbah bahan beracun dan

berbahaya dinas lingkungan hidup kota makassar mengatakan bahwa

“penerapan pengelolaan sampah sendri telah telaksana dan untuk pengelolaan sampah di kota makassar yang memiliki wewenang dalam melakukan pengelolaan sampah iyalah pihak kecamatan hal ini didasari pada perda nomor 5 tahun 2015 tentang pelimpahan wewenang dari dinas kebersihan dan pertamanan kepada camat dalam lingkup pemerintah kota makassar guna meningkatkan pelayanan pengelolaan sampah/ kebersihan dan efektifitas pemungutan retribusi pelayanan persampahan/ kebersihan. (wawancara KF 1 juli 2019) Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa penerapan

pengelolaan sampah di Kota Makkasar telah terlaksana dan yang memiliiki

wewenang dalam melakukan pengelolaan sampah di Kota Makasar adalah

pihak kecamatan berdasar pada perda nomor 5 tahun 2015 tentang

pelimpahan wewenang dimana yang dululunya memeliki wewenang dalam

melakukan pengelolaan ssampah adalah dinas lingkungan hidup seksi

pengembangan dan pengendalian system persampahan dan limbah B3.

Berangkat dari penjelasan tersebut peneliti juga mewawancarai

Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan dan pertamanan kecamatan maggala

kota makassar

“untuk penerapan Perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan

sampah telah terlaksana dengan baik dan dapat dirasakan lansung dampaknya oleh masyarakat dan apa yang menjadi tujuan dari perda tersebut yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya telah berjalan akan tetapi masih perlu di tingkatkan ”(wawancara MS 11

juli 2019)

Page 65: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

52

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa perda nomor 4

tahun 2011 di kecamatan manggala telah dilaksanakan dan dapat dirasakan

lansung dampaknya oleh masyarakat dan apa yang menjadi tujuan dari

perda tersebut yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumberdaya telah berjalan

akan tetapi masih perlu di tingkatkan

Hal senada juga disampaiakan oleh kepala Seksi Pengelolaan

Kebersihan dan pertamanan kecamatan pankukkang Kota Makkasar

“pengelolaan sampah di kecamatan Panakukkang sendiri telah dilaksanakan mulai dari pemberian edukasi kepada masyarakat tentang bagaimna pengelolahhan sampah dilakukan dan bagaimna memanfaatkan kembali sampah menjadi barang yang memiliki nilai jual dan mengarahkan masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan sampai melakukan pengangkutan sampah ke TPA itu semua dilakukan demi tercapainya lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah.”(wawancara ZL 10 juli 2019) Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa perda nomor 4 tahun

2015 di kecamatan panakkukang telah dilaksanakan hal tersebut di dasari

dari usaha yang dilakukan dalam pemerintah kecamatan dalam

mengurangi timbunan sampah yang ada seperti memberikan edukasi

kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembaranagan.

Pernyataan yang sama juga diberikan oleh salah satu masyarakat

yang ada di kecamatan Manggala

“saya selaku masyarakat yang merasakan dampak lansung kebijakan

tersebut karena kami diberikan edukasi oleh pemerintah bagaimana memanfaatkan kembali sampah menjadi barang yang berguna dan yang dulunya kami membuang sampah harus membuang sendiri ke TPA sekarang sudah ada petugas yang datang ke rumah rumah warga sehingga sangat membatu warga”(wawancara SI 17 juli 2019)

Page 66: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

53

Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa masyarakat merasakan

lansung dampak dari perda nomor 4 tahun 2011 tersebut.

Hal berbeda diungkapkan oleh salah satu warga yang tinggal

kecamatan panakkukang

“Menurut saya pengelolaan sampah masih belum berjalan dengan efektif karena saya masih menjumpai banyak smapah yang berserakan dan juga Masih ada masyarakat yang tidak membuang sampah pada tempatya dan dari mobil yang mengangkut sampah itu sendiri sering menjatuhkan sampah di tengah jalan karena muatan yang dibawa olehmobil pengangkut sampah sering melebihi kapasitas sehingga banyak yang jatuh di tengah jalan dan mengganggu arus lalulintas “( wawancara RM 17 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pengeleloaan

sampah masih belum optimal karena masih banyak dijumpai sampah yang

berserakan dan dari mobil pengangkut sampah sering melebihi batas dalam

melakukan pengangkutan sampah.

Berdasarkan isi dari Perwali Nomor 4 Tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah dan hasil wawancara di berbagai pihak yang terkait

maka dapat disimpulkan bahwa Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah telah berjalan dengan baik akan tetapi masih perlu

ditingkatkan hal itu didasari oleh masih banyaknya masyarakat yang

membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemilahan sampah

sebelum dibuang ketempat sampah dan dalam melakukan pengangkutan

mobil pengangkut sampah sering melebihi batas dalam melakukan

pengangkutan sampah sehingga banyak dijumpai sampah yang jatuh dan

berserakan di jalanan sehingga membuat lingkungan menjadi tidak bersih

dan terkesan berantakan hal itu juga yang masih menjadi kendala dalam

Page 67: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

54

penerapan Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah

tersebut.

2. Efesiensi

Efesiensi berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk

menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efesiensi yang merupakan

sinonim dari rasionalitas 25 ekonomi, merupakan hubungan antara

efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos moneter.

Efesiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit produk

atau layanan.

Adapun menurut Dunn (2003:430) berpendapat bahwa:

“Efisiensi (efficiency) berkenaan dengan jumlah usaha yang

diperlukan untuk menghasilkan tingkat efektivitas tertentu. Efisiensi yang

merupakan sinonim dari rasionalitas ekonomi, adalah merupakan hubungan

antara efektivitas dan usaha, yang terakhir umumnya diukur dari ongkos

moneter. Efisiensi biasanya ditentukan melalui perhitungan biaya per unit

produk atau layanan. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan

biaya terkecil dinamakan efisien”

Dalam pengelolaan sampah dibutuhkan usaha yang yang besar unruk

mendapatkan hasil yang di inginkan, dalam perda Nomor 4 tahun 2011

diatur mengeni jumlah denda yang akan diterima oleh para pelaku yang

membuang sampah, melakukan pelanggaran dan ketentuan pengelolaan

sampah dan melakukan pengelolaan sampah secara illegal maka di kenakan

denda sebesar Rp 50.000.000 ( lima puluh juta rupiah) dan hukuman penjara

Page 68: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

55

paling lama 3 bulan hal tersebut diatur dalam Perda Nomor 4 tahun 2011

bab XVII ketentuan pidanan pasal 45.

Berdasarkan data dari Perda No 4 Tahun 2011 tentang pengelolaan

sampah maka peneliti mewawancarai Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan

dan pertamanan kecamatan maggala kota makassar

“untuk penerapan denda dan sanksi kepada para pelaku itu masih belum biasa dilaksanakan kerana yang bertugas untuk mengawasi penerapan denda belum ada sehingga dari pihak kecamatan belum menerapkan kebijakan tersebut”(wawancara MS 11 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk penerapan

denda bagi para pembuang sampah sembarangan masih belun terlaksana

karena belum ada lembaga yang bertugas untuk mengawasi penerapan

denda tersebut.

Hal serupa juga di katakana oleh Kepala Seksi Pengelolaan

Kebersihan dan pertaman an kecamatan panakkukang kota makassar

“ kalau penerapan denda dan sanksi seperti hukuman penjara itu

masih belum biasa dilaksanakan karena masih banyak masyarakat yang belum paham betul mengenai pentingnya kebersihan lingkungan karena masih banyak yang kita jumpai pengendara roda empat maupun pengendara roda dua masih membuang sampah di area jalan dan yang bertugas untuk melakukan pengawasan bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan masih belum ada sehingga untuk persoalan denda masih belum bias dilakasanakan.(wawancara ZL 10 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

penerapan dendabagi para pembuang sampah belum dapatn dilaksanakan

dikarenakan masih kurangnya pemahaman masyarakat mengenai

Page 69: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

56

pengelolaan sampah dan belum adanya lembaga pengawas untuk

menerapkan denda tersebut.

Hal serupa juga diungkapkapkan oleh salah seorang masyarakat

mengatakan

“Penerapan denda sangat bagus untuk diterapkan karena jika hal tersebut diterapkan maka akan membuat masyarakat merasa takut untuk membuang sampah sembarangan jadi dengan perlahan maka persoalan sampah dapat diatasi akan tetapi untuk penerapan nya sendiri belum ada karena saya belum pernah melihat masyarakat yang di denda karena membuang sampah sembarangan “(wawancara RM 17 juli 2019) Berdasarkani hasil wawancara dapat diketahui dalam penerapan

denda bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan belum

terlaknana hal tersebut dapat dilihat dari belum adanya masyarakat yang di

berikan sanksi denda karena membuang sampah sembarangan.

Penjelasan Lain dari salah seorang masyarakat kecamatan manggala

mengatakan

“saya tidak setuju jika sanksi diberlakukan karena untuk tempat sampahnya sendiri masih belum memadai dan masih belum banyak tersedia di tempat keramain dan kalau memang ingin diterapkan maka tempat sampah yang harus diperadakan dulu di tempat tempat keramaian” (wawancara SI 17 juli 2019) Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan

bahawa untuk penerapan denda belum terlasana karena masih kurangnya

tempat sampah di beberapa lokasi keramaian dan yang harus di tingkatkan

pemerintah adalah penyedian tempat sampah di tempat- tempat keramaian.

Berdasarkan dari hasil wawancara mengenai penerapan denda atau

sanksi yang diatur dalam BAB XVII tentang ketentuan pidana pasal 45

Page 70: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

57

Perda No 4 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan sanksi bagi masyarakat yang membuang

sampah sembarangan belum optimal dikarenakan belum adannya pegawas

yang bertugas untuk menindaki pelanggaran tersebut sehingga penerapan

perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah bab XVII ketentuan

pidanan pasal 45 yang mengatur tentang penerapan pidana bagi masyarakat

yang membuang sampah sembarangan belum berjalan.

3. Kecukupan

Berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektitas memuaskan

kebutuhan, nilai atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah.

kriteria kecukupan menekankan pada kuatnya hubungan antara alternatif

kebijakan dan hasil yang diharapkan. Hal ini berarti bahwa sebelum suatu

produk kebijakan disahkan dan dilaksanakan harus ada analisis kesesuaian

metode yang akan dicapai apakah caranya sudah benar atau menyalahi

aturan atau teknis pelaksanaannya yang benar.

Tujuan utama dibuatnya regulasi Perda No 4 tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah diharapkan nantinya permasalahan sampah dikota

makasar dapat di atasi karena jumlah timbunan sampah di kota makasaar

mencapai 3.270 meter kubik per hari dan sampah yang berhasil ditangani

oleh pemerintah dan pihak terkait mengenai persampahan yaitu 3.270 meter

kubik, sebanyak 410 meter kubik lainya belum terangkut dari tempat

pembuangan sampah dan untuk data tahun 2018 sampah yang telah

ditangani oleh pihak kecamatan panakkukang dengan volume sebanyak

Page 71: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

58

23.486.597 dan kecamatan manggala dengan volume sebanyak 24.211.777

data tersebut berdasarkan data dari dinas lingkungan hidup kota makassar.

Dana yang di keluarkan oleh pemkot Kota Makassar untuk mendukung

tercapainya makassar yang bersih sebanyak Rp 2,8 miliar untuk pengelolaan

sampah.

Berangkat dari data diatas maka peneliti mewawancarai kepala Seksi

Pengelolaan Kebersihan dan pertamanan kecamatan maggala kota makassar

“usaha yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan manggala dalam

mengatasi permaslahan sampah disini kita menggerakkan beberapa armada pengangkut sampah mulai dari mobil pengangkut sampah yang setiap hari bertugas mengangkut sampah dari rumah masyarakat ke tempat pembuangan sampah akhir dan motor fukuda tiga roda untuk menjeput sampah yang tidak bias di jangkau oleh mobil dan untuk masyarakat kami berikan himbauan untuk memilah sampah peastik di rumah masing masing dan membawa sampah pelastik tersebut ke bank sampah kecamatan dan di kecamatan maggala sendiri terdapat sebuah inovasi yang dibuat oleh bank sampah kecamatan untuk mengurangi sampah pelastik yaitu sampah tukar emas dan sedekah sampah yang diharapkan mampu menjadi jalan keluar dari permasalahan sampah di kecamatan maggala itu sendiri dan inovasi tersebut mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat.(wawancara MS 11 juli 2019) Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa

dalam rangka mengurangi timbunan sampah yang ada dikota makassar

khususnya di kecamatan manggala maka pemerintah kecamatan manggala

melakukan inovasi sampah tukar emas dan sedekah sampah yang nantinya

dihaparkan dapat mengurangi timbunan sampah yang ada dan membuat

masyarakat menjadi lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar

sehingga dapat menciptakan lingkungan yang bersih.

Page 72: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

59

Hasil wawancara dengan kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan dan

pertamanan kecamatan panakkukang kota makassar

“Untuk dikecamatan panakukang sendiri langkah yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan yaitu memberikan himbauan kepada masayarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan pengangkutan sampah menggunakan truk pengangkut sampah dan fukuda roda tiga sehingga sampah dapat diangkut tampa terkecuali sampai lorong lorong kelil dan untuk sampah pelastik yang telah dipilh oleh masyarakat di bawa ke bank sampah pusat sehingga hasil penjualan dari sampah tersebut dapat membantu perekonomian masyarakat.”(wawancara ZL 10 juli 2019) Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa langkah yang diambil

oleh pihak kecamata manggala untuk mengurangi timbunan sampah yaitu

dengan cara melakukan himbauan kepada masyarakat untuk melakukan

pemilahan sampah pelastik dengan sampah bukan pelastik sebelum di buang

ketempat pembuangan sampah dan untuk sampah pelastik dapat dijual ke

bank sampah sehingga dapat membantu perekonomian masyarakat.

Selanjutnya wawancara dengan masyarakat.

“ya memang dari pihak kecamatan dalam setiap kesempatan memeberikan himbuan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan dan melakukan pemilahan sampah sebelum di buang ke tempat sampah dan untuk sampah pelastik di bawa ke bank sampah.”(wawancara SI 17 juli 2019)

Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa dalam rangka

melakukan pengurangan terhadap timbunan sampah yang ada maka salah

satu langkah yang dilkuakan oleh pemerintah kecamatan adalah

memberikan himbauan kepada masyarakat untuk melakukan pemilahan

sampah plastik dengan sampah non plastik sebelum membuang sampah dan

sampah plastic yang telah di pilah di bawa ke bank sampah untuk di jual.

Page 73: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

60

Tambahan dari salah satu masyarakat panakkukang

“dengan adanya program ini masyarakat merasa terbantu karena

sampah yang dulunya harus masyarakat sendiri yang membuang sampah ke temapat pembuangan sampah sekarang telah ada petugas yang mengangkut sampah dari rumah rumah warga sehingga masyarakat sangat merasa terbantu dan saya harap kedepanya inovasi-inovasi untuk mengurangi sampah dapat di tingkatkan sehingga nantinya makassar menjadi kota yang bersih dan nyaman bagi warganya.(wawancara RM 17 juli 2019) Berdasarkan hasil wawancara dapat diketahui bahwa masyarakat

merasakan lansung dampak dari usaha yang dilakukan oleh pemerintah

dalam mengurangi timbuna sampah

Dari data tentang Perda Nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan

sampah dan hasil wawancara di beberapa pihak yang terkait dan masyarakat

maka dapat disimpulkan bahwa program ini telah berjalan dan usaha yang

dilakukan untuk mengurangi timbunan sampah yang ada dengan cara

melakukan beberapa inovasi yang mampu membuat masyarakat ikut ambil

bagian dalam pengelolaan sampah dan membuat masyarakat mengetahui

bagaimna mengelola sampah dari barang yang tidak terpakai menjadi

barang yang mempunya nilai ekonomis yang tinggi.

4. Perataan

Perataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti

dengan keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik.

Dunn, (2003:434) menyatakan bahwa kriteria kesamaan (equity) erat

berhubungan dengan rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada

distribusi akibat dan usaha antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam

masyarakat. Kebijakan yang berorientasi pada perataan adalah kebijakan

Page 74: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

61

yang akibatnya atau usaha secara adil didistribusikan. Suatu program

tertentu mungkin dapat efektif, efisien, dan mencukupi apabila biaya-

manfaat merata. Kunci dari perataan yaitu keadilan atau kewajaran.

Dalam Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah

terdapat tugas dan wewenag yang terkandung dalam Bab IV pasal 5 dan

pasal 6 di mana pemerintah menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah

yang baik dan berwawasan lingkungan dan pemerintah memeliki tugas

menyediakan sarana dan prasarana berupa tempat pembuangan sampah

sementara , tempat pembuangan sampah akhir pengangkutan sampah,

pengangkutan sampah dari tempat pengangkutan sampah sementara ke

tempat pengangkutan sampah akhir dan tempat pembuangan sampah

ditempat-tempat umum yang dianggap perlu. Berdasarkan dari isi Perda

nomor 4 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah maka peneliti

mewawancarai

Berikut hasil wawancara dari kepala seksi Pengelolaan Kebersihan

dan pertamanan kecamatan manggala

“untuk pemerataan dalam hal ini pengelolaan sampah di kecamatan

maggala kami telah mengusahakan untuk semua warga kecamatan manggala merasakan semua dampak dari regulasi ini dan untuk pengangkutan sampah sendiri kami telah mengerahkan armada pengangkut sampah yang ada di kecamatan baik itu mobil tangkasaki dan motor fukuda roda 3 untuk mengangkut semua sampah yang ada di kecamatan manggala hal ini dilakukan suapay masyarakat menikmati dampak dari regulasi ini ”( wawancara MS

11 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa untuk perataan

pengelolaan sampah maka pemerintah pmerintah dalam melakukan

Page 75: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

62

pengangkutan sampah menugaskan mobil dan motor pengangkut sampah

jadi masyarakat lansung merasakan dampak dari dampak regulasi tersebut.

Hal senada juga di sampaikan kepala seksi Pengelolaan Kebersihan

dan pertamanan kecamatan panakkukang

“untuk perda mengenai pengelolaan sampah ini kami rasa semua masyarakat sangat menikmati hasil dari program ini karena mereka lansung melihat keberadaan mobil pengangkut sampah di lingkungan mereka dan untuk daerah yang tidak dapat di jangkau oleh mobil pengangkut sampah kami memiliki motor tiga roda yang akan mengankut semua sampah yang ada di lorong- lorong kecil sehingga masyarakat lansung merasakan hasil dari regulasi tersebut”(wawancara ZL 10 juli 2019)

Dari wawancara diatas diketahui bahwa pengelolaan sampah telah

dirasakan lansung oleh masyarakat melauli pengangkutan sampah yang

dilakukan oleh pihak kecamatan dan pengangkutan sampah dilakukan

menggunakan kendaraan roda tiga maupun roda empat.

Tamabahan dari salah satu warga kecamatan manggala

“ dengan adanya petugas dan mobil pengangkut sampah yang datang

kesetiap pemukiman warga yang telah memiliki jadwal tetap yaitu pukul 16:00 sampai pukul 18.00 sangat membantu warga untuk membuang sampah rumah tangga”( wawancara SI 17 juli 2019) Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa dalam rangka

pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak kecamatan masyarakat telah

merasakan lansung penerapan perda pengelolaan sampah dalam hal ini pada

pengangkutan sampah.

Page 76: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

63

Senada dengan warga kecamatan maggala mengatakan

“kami merasa sangat terbantu dengan adanya layanan pengangkutan sampah dari pihak kecamatan kareana kami tinggal menunggu mobil pengangkut sampah datang untuk mengambil sampah yang ada dirumah sehingga kami tidak perlu lagi ke tempat pembuangan sampah sementara yang jaraknya cukup jauh dari rumah”(wawancara RM 17 juli 2019) Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa masyarakat merasakan

lansung dampak dari pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak

kecamatan karena masyarakat sudah tidak perlu lagi menempuh jarak yang

jauh untuk membuang sampah rumah tangga.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada seluruh pihak

yang terkait dengan Perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah

maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk pemerataan program ini

telah terlaksna dengan baik karena dapat dilihat dari usaha yang dilakukan

oleh pemerintah kecamatan dalam hal pengangkutan sampah telah

dilakukan dengan baik terbukti dari di adakanya mobil pengangkut sampah

dan motor pengangkut sampah untuk mengangkut sampah sampah yang ada

di pem ukiman masyarakat srta respon yang positif dari mansyarakat yang

merasa terbantu dengan adanya layanan tersebut.

5. Responsifitas

Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon

dari suatu aktivitas. Yang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas

penerapan suatu kebijakan. Menurut Dunn (2003:437) menyatakan bahwa

responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh suatu

kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-

Page 77: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

64

kelompok masyarakat tertentu. Suatu keberhasilan kebijakan dapat dilihat

melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah

terlebih dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu

kebijakan akan dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak

kebijakan sudah mulai dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa

dukungan ataupun wujud yang negatif berupa penolakan.

Responsifitas yang dimaksudkan disini adalah bagaimana tingkat

kepuasan masyarakat dengan adanya Perda Nomor 4 tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah ini apakah dengan adanya kebijakan ini dapat

mengurangi permasalahan sampah yang ada di kota makassar khususnya di

kecamatan panakukkang dan kecamatan manggala karena didalam Perda

Nomor 4 tahun 2011 terdapat tuntunan dalam melakukan pengelolaan

sampah dikota makassar berangkat dari Perda Nomor 4 tahun 2011 peneliti

mewawancari beberapa pihak yang terkait dengan pengelolaan sampah

dikota Makassar

Berikut hasil wawancara dari kepala seksi Pengelolaan Kebersihan

dan pertamanan kecamatan manggala

“untuk respon masyarakat sendiri mengenai perda nomor 4 tahun

2011 ini sangat antusias karena masyarakat sudah banyak yag sadar mengenai pentingnya pegelolaan sampah senhingga masyarakat dengan suka rela membuattempat sampah masing-masing disekitar rumah sehingga memudahkan dalam melakukakan pengangkutan sampah yang dilakukan oleh petugas”(wawancara MS 11 juli 2019) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa masyarak merespon

dengan baik hal tersebut dapat dilihat dari partisipasi masyarakat membuat

Page 78: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

65

tempat sampah di sekitar rumah masing- masing sehingga sampah dapat

tertampung dan tidak berserakan dihalaman rumah .

Wawancara dengan kepala seksi pengelolaan kebersihan dan

pertamanan kecamatan panakukkukang

“untuk wilayah kecamatan panakkukang cukup antusias karena sudah tidak ada ditemui tumpukan tumpukan sampah yang berserakan di sembarang tempat semua telah terkumpul di tempat yang telah di tentukan dan untuk pengemasan sampah telah menggunakan kantong plastic sehingga sampah tidak berserakan dan mudah dalam proses pengangkutan”(wawancara ZL 10 juli 2019) Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa masyarakat cukup

antusias dalam mersepon pengelolaan sampah ini dilihat dari

berkurangnya tumpukan sampah di sekitaran aliran sungai dan masyarakat

telah sadar dalam membuang sampah.

Wawancara dengan warga kecamatan manggala

“kami selaku masyarakat sangat mengapresiasi kebijakan

pemerintah mengenai pengelolaan sampah karena dengan adanya program ini sedikit banyaknya telah membantu masyarakat karena telah membantu masyarakat dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada karena sampah dulunya kebanyakan di buang di sepanjang aliran sungai sehingga ketika musim penghujan dapat menyebabkan banjir dengan adanya kebijakan ini masyarakat sudah tidak membuang sampah di sekitar aliran sungai”(wawncara

SI 17 juli 2019)

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa masyarakat merespon

dengan baik pengelolaan sampah dan merasa terbantu dalam mengatasi

permasalahan sampah yang ada di sekitar aliran sungai sehingga

menciptakan sungai yang bersih dan bebeas dari sampah.

Page 79: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

66

Hasil wawancara dengan warga kecamatan panakkukang

Dengan adanya kebijakan ini sangat membantu karena dulunya masyarakat kebanyakan membuang sampah di sepanjang aliran sungai sehingga menyebabkan sungai menjadi sangat kotor dan terkadang menimbulkan bau yang tidak sedap akan tetapi dengan adanya kebijakn ini lingkungan menjadi bersih dan masyarakat diberikan pengetahuan bagaimna mengelola sampah menjadi sebuah kerajinan yang memiliki nilai ekonomis seperti tas yang terbuat dari pembungkus diterjen dan kursi yang terbuat dari botol minuman bekas.”(wawancara RM 17 juli 2019)

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa masyarakat merasa

sangat terbantu dengan adanya kebijakan tersebut karena selain lingkungan

menjadi bersih masyarakat huga diberikan pengetahuan bagaimna

mengelola sampah menjadi sebuah kerajinan yang meliki nilai ekonomis

Berdasrkan dari hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan

bawa responsivitas dari masyarakat sangat baik terutama untuk perda

Nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah ini karena masyarakat

merasa sangat terbnatu dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah kota makassar tersebut dan masyarakat diberikan pengetahuan

bagaimana cara mengelola sampah menjadi barang yang memiliki nilai

ekonomis seperti kursi yang terbuat dari sampah botol pelastik dan tas yang

terbuat dari sampah pelastik bekas diterjen .

6. Ketepatan

Dalam proses ini keberhasilan suatu kebijakan dapat dilihat dari

tujuan kebijakan yang benar-benar tercapai berguna dan bernilai pada

kelompok sasaran, mempunyai dampak perubahan sesuai dengan misi

kebijakan tersebut.

Page 80: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

67

Dalam perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah

memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya, dan ruang

lingkup dari perda nomor 4 tahun 2011 ini yaitu pertama sampah rumah

tangga, yang dimaksud sampah rumah tangga dalam perda ini adalah

sampah yang berasal dari kegiatan sehari- hari dalam rumah tangga tidak

termasuk tinja dan sampah spesifik.dan yang kedua adalah sampah sejenis

sampah rumah tangga, yang dimaksud sampah sejenis sampah rumah tangga

dlam perda ini adalah sampah yang berasal dari kawasan komersil, kawasan

industri, kawasan khusus, fasilitas sosisal fasilitas umum dan fasilitas

lainyadan yang terakhir adalah sampah spesifik yaitu sampah yang

mengandung barang berbahaya dan beracun, sampah yang mengandung

limbah dan bahan berbahaya dan beracun, sampah yang timbul akibat

bencana, puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum

dapat dikelola dan sampah yang timbul secara tidak preodik.

Berdasarkan dari perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan

sampah maka peniliti melakukan wawancara dengan beberapa pihak yang

terkait dengan pengelolaan sampah ini.

Berikut wawancara dari kepala seksi Pengelolaan Kebersihan dan

pertamanan kecamatan manggala

“dengan adanya perda nomor 4 tahun 2011 ini menunjukkan adanya

perhatian pemerintah mengenai permasalahan sampah yang ada di kota makassar dimana permaslahan sampah sudah menjadi permasalahan yang cukup serius dan harus segera di tanggulangi dengan cepat berkat adanya perda nomor 4 tahun 2011 ini

Page 81: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

68

memberikan pedoman kepada masyarakat dan pemerintah dalam menanggulangi permasalahan sampah”(wawancara MS 11 juli 2019)

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa pemerintah

melalui perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengeloaan sampah berupaya

mengurangi timbunan sampah yang ada dikota Makassar sehingga

nantintya masyarakat kota makassar memnjadi masyarakat yang sadar

akan kebersihan dan mampu mengelola sampah menjadi sesuatu yang

memiliki nilai ekonomis.

Berikut wawancara wawancara dari kepala seksi Pengelolaan

Kebersihan dan pertamanan kecamatan panakkukang

“perda nomor 4 tahun 2011 ini memberikan dapak yang sangat

positif bagi permaslahan lingkungan yang dihadapi kerena dalam perrda nomor 4 tahun 2011 ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya sehingga masyarakat di berikan pengetahuan bagaimna memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. (wawancara ZL 10 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa dampak dari

kebijakan ini sangat bagus bagi permasalahan persampahan yang ada karena

perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah menjadi rujukan

dalam melakukan pengelolaan sampah yang ada di kota Makassar.

Pernyataan juga datang dari kepala seksi pengembangan dan

pengendalian system persampahan dan limbah B3 dinas lingkungan hidup

kota makassar mengatakan bahwa

“Dengan adanya perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah ini memberikan dampak yang sangat besar karena memberikan pedoman pedoman kepada seluruh pihak terkait mengenai bagaimna sampah dikelola dan bagaimna di angkut tempat pembuangan sampah dan adanya perda ini timbunan sampah yang

Page 82: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

69

ada di kota makassar sedikit demi sedikit mulai mengalami pengurangan meskipun belum terlalu signifikan” (wawncara KF 1 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui berkat diterapkanya

perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah timbunan sampah

yang ada dikota Makassar mengalami pengurangan akan tetapi belum

terlalu signifikan .

Berdasarkan dari Hasil wawancara dengan pihak yang terkait dengan

pengelolaan sampah dapat dimpulkan bahwa perda nomor 4 tahun 2011

tentang pengelolaan sampah telah berjalan dengan baik dilihat dari

kurangnya tumpukan sampah yang berada di TPA dan telah berjalanya bank

sampah baik itu di kecamatan maupun bank sampah pusat serta telah

berjalanya pengangkutan sampah baik itu sampah yang ada di loronh

maupun di jalan jalan protocol sehingga menjadikan makassar sebagai kota

yang bersih dan bebas dari sampah nantinya.

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Evaluasi Kebijakan Peraturan Daerah nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah

1. Faktor pendukung

a. Sarana dan prasarana pendukung yang telah memadai.

Adanya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya Perda

Nomor 4 Tahun 2011 tantang Pengelolaan Sampah.

Wawancara dari kepala seksi Pengelolaan Kebersihan dan

pertamanan kecamatan manggala

“dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung seperti mobil pengangkut sampah dan motor roda tiga tentu akan mempermudah dalam pengangkutan sampah ke tempat pembuangan sampah akhir

Page 83: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

70

sehingga dapat mengurangi timbunan sampah yang ada di tempat pembuangan sampah akhir”(wawancara MS 11 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa dalam

rangaka mengurangi timbunan sampah dikota Makassar pemerintah kota

telah memiliki sarana dan prasarana yang memadai dalam melakukan

pengelolaan sampah.

Hal senada juga disampaikan kepala seksi Pengelolaan Kebersihan

dan pertamanan kecamatan panakkukang

“dengan adanya sarana dan prasarana seperti mobil pengangkutan

sampah dan motor roda tiga ini sangat membantu dalam pengimplementasian dari perda nomor 4tahun 2011 ini mengenai pengelolaan sampah karena dengan adanya fasilitas tersebut maka sampah dapat di angkut dan adanya petugas kebersihan yang membatu membersihkan sampah yang berserakan”(wawancara ZL

10 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui sarana dan prasarana

yang ada sangat membatu dalam melakukan pengelolaan sampah sehingga

dalam pelaksanaan nya tidak memiliki kenda yang berarti.

Wawancara dengan masyarakat

“ menurut saya dengan adanya sarana dan prasarana pengangkut

sampah dan tepat sampah yang telah disediakan pemerintah membuat masyarakat lebih mudah dalam melakukan pembuangan sampah “(wawancara IS 17 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa masyarakat

merasakan lansung dampak dari pengelolaan sampah yang dilakukan oleh

pemerintah dan masyarakat juga lebih dimudahkan dalam pembuangan

sampah.

Page 84: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

71

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat dismpulkan bahwa

sarana dan prasarana pengelolaan sampah ini sangat memberikan dampak

yang sangat besar terhadap terlaknanya Perda nomor 4 tahun 2011, dengan

adanaya sarana dan prasarana seperti mobil pengangkut sampah dan tempat

sampah yang telah disediakan dan bank sampah yang ada maka kebijakan

ini dapat berjalan dengan baik dan tanpa adanya sarana pendukung tersebut

perda ini tidak akan berjalan dengan baik.

2. Faktor penghambat

a. Belum adanya pihak terkait yang bertugas untuk mengawasi pelanggaran

Pelangaran yang dimaksudkan disini adalah pelanggaran yang diatur

dalam Perda Nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah BAB XVII

tentang ketentuan pidana.

Wawancara dari kepala seksi Pengelolaan Kebersihan dan

pertamanan kecamatan manggala

“ yang menjadi kedala dalam penerapan perda ini adalah belum adanya pihak yang berugas unuk memberikan sangsi berupa denda kepada para pelanggar yang membuang sampah sampah sembarangan sehingga masih banyak oknum- oknum yang masih membuang sampah sembarang tempat”(wawancara MS 11 juli 2019) Dari wawancara diatas dapat diketahui bahwa tampa penerapan

denda kepada para oknum yang membuang sampah sembarangan ini maka

masyarakat akan terus membuang sampah sembarangan karena kurangnya

efek jerah yang diberikan.

Page 85: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

72

Hal serupa juga di sampaikan oleh kepala seksi Pengelolaan

Kebersihan dan pertamanan kecamatan manggala

“ untuk meminimalisir timbunan sampah yaitu dengan cara di

berlakukannya denda kepada para para oknum yang membuang sampah sembarangan dan didalam perda nomor 4 tahun 2011 ini telah diatur jumlah dan sangsi pidana untuk yang telah membuang sampah sembarangan akan tetapi belum da pihak atau dinas terkait yang memiliki wewnang untuk meneggakkan hal tersebut”

(wawancara ZL 10 juli 2019) Dari hasil wawancara diatas maka dapat diketahui bahwa penerapan

denda perlu di belakukan untuk menekan jumlan sampah yang ada dan

dengan diberlakukannya system denda ini diharakan sampah di kota

Makassar dapat berkurang

Wawancara dengan masyarakat

“Untuk penerapan denda untuk yang membuang sampah sembarangan atau yang membuang sampah bukan pada tempatnya menurut sya sampai saat ini belu berlaku karena masih banyak pengendara roda dua maupun pengguna kendaraan roda empat yang masih membuang sampah di jalan dan belum ada tindakan yang dilakukan oleh pemerinah unuk menanggulangi permasalahan tersebut”(wawncara IS 17 juli 2019) Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa penerapan denda

dipandang perlu dilaksanakan karena masyarakat masih banyak yang

membuang sampah sembaranagan dengan adanya penerapan denda ini

diharapkan masyarakat yang membuang sampah sembarangan berkurang.

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulakan

bahwa penerapan denda bagi masyarakat yang membuang sampah

se,mbarangan maupun melakukan pengelolaan sampah dan tidak memiliki

Page 86: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

73

izin belum dapat di berlakukan karena belum ada lembaga yang bertugas

untum mnindak para pelaku tersebut

b. Kurangnya kesadaran masyarakat

Kendala lain yang dihdapi oleh pemerintah dalam menerapkan Perda

Nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah yaitu masih kurangnya

kesadaran masyarakat mengenai permasalah lingkunan dalam hal ini

mengenai pengelolaan sampah sehingga masih banyak didapati masyarakat

yang membuang sampah di sembarangan tempat.

Mewawancara Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan dan

pertamanan kecamatan maggala.

“kesadaran masyarakat tentang pengelolaan sampah memang masih

sangat kuraang karena masih sering didapati banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan baik itu di pinggir jalan maupun di sekitar aliran sungai langkah yang di ambil oleh pemerintah guna menyadarkan masyarakat mengenai pengelolaan sampah maka dilakukan sosialisasi kepada masyarakat agar nantinya masyarakat menjadi mengerti dan tidak membuang sampah lagi disembarang tempat” (wawancara MS 11 Juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa kendala lain

yang dihadapi oleh pemerintah dalam melakukan pengelolaan sampah

adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat hal tersebut dapat dilihat

masih banyak masyarkat yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

Wawanca dengan Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan dan

pertamanan kecamatan panakkukang

“kendala lain yang dihadapi dilapangan yaitu mengenai kesadaran masyarakat yang masih kurang tentang bagaimna menjaga lingkungan hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan sehingga membuat lingkungan menjadi tidak bersih dan terkesan kumuh dan langkah

Page 87: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

74

yang di ambil pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai cara menjaga lingkungan maka pemerintah melakukakan sosialisai kepada masyarakat dan memberikan himbauan kepada setiap RT maupun RW untuk melakukan kerja bakti”(wawancara ZL 10 Juli 2019) Dari hasil wawancara adapat diketahui bahwa dalam membangun

kesadaran masyarakat langakah yang diambil oleh pemerintah adalah

melakukan sosialisai kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga

lingkungan.

Hal senada juga di sampaikan oleh salah seorang warga

“memang yang menjadi kendala dalam pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pemerintah salah satunya yaitu mengenai kesadaran masyarakat itu sendiri karena kalua bukan dari masyarakat sendiri yang sadar maka usaha yang dilakukan oleh pemerintah juga dapat dikatakan sia-sia karena semua juga bergantung pada kesadaran masyarakat itu sendiri dan untuk mencegah hal tersebut sya rasa pemerintah masih harus melakukan sosialisasi sehingga kami selaku masyarakat dapat memahami dengan lebih jelas”(wawancara IS 17

juli 2019) Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa masyarakat

menyadari betul pentingnya menjaga kebersihan sehingga langak yang di

ambil oleh pemerintah berupa sosialisasi sudah tepat sasaran agar

masyarakat lebih memahami pentingnya mengelola sampah.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa informan maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan Perda Nomor 4 tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah ini telah dirasakan lansung oleh masyarakat namun

masih memiliki kendala dari segi kesadaran masyarakat yang masih kurang

sehingga menjadi penghambat berjalanya program ini.

Page 88: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dan pembahasan pada bab sebelumnya

terkait Evaluasi Kebijakan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang

pengelolaan sampah di kota makassar maka dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Untuk mengetahui bagaimana Evaluasi kebijakan Peraturan Daerah Nomor

4 Tahun 2011 tentang pengelolaan sampah di kota makassar, untuk

mewujudkan hal tersebut dilakukan evaluasi kebijakan efektifitas,efesiensi,

kecukupan, perataan, responsifitas ketetapan. Dilihat dari beberapa indikator

diatas dapat disimpulkan bahwa: a. efektifitas hasil yang ingin di capai

sudah terlaksna akan tetapi masih ada 1 praturan yang belum terlaksna yaitu

penerapan denda bagi yang membuang sampah sembaranagan, b. efesiensi

penerapan perda nomor 4 tahun 2011 tentang pengelolaan sampah sudah

efesien karena memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap

pengelolaan sampah dikota makassar c. kecukupan dengan adanya perda

nomor 4 tahun 2011 maka jumlah timbunan sampah sedikit banyaknya telah

dapat diatasi dengan cara melakukan pembianaan kepada masyarakat untuk

mengelola sampah menjadi sebuah kerajianan d. perataan dampak dari

perda nomor 4 tahun 2011 te;lah dirasakan oleh semua kalangan masyarakat

melauli pengangkutan sampah yang dilakukan ileh petugas kebersihan e.

responsifitas masyarakat telah merasakan lansung dampak dari kebijakan

Page 89: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

76

tersebut dan respon masyarakat terhadap perda ini masih kurang

memuaskan karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah

sembarangan f. ketepatan dalam hal ini telah tepat sasaran karena yang

dulunya masih banyak sampah yang berserakan dan berkat adanaya perda

nomor 4 tahun 2011 ini semua sampah yang ada sudah dapat diatasi dengan

cara pengangkutan sampah ke tempat pembuangan sampah dan dilakukan

pengelolaan sampah di tempat pembua gan sampah akhir dan bank sampah.

2. Faktor –faktor yang mempengaruhi evaluasi Perda Nomor 4 Tahun 2011

Tentang pengelolaan sampah dikota makassar adalah faktor pendukung

yaitu adanya sarana dan prasarana yang menunjang terlaksananya

pengelolaan sampah dan faktor penghambat Belum optimalnya pengawasan

yang dilakukan oleh pihak kecamatan yang bertugas untuk mengawai

pelanggaran dan masih kurangnya kesadaran masyarakat

B. Saran

Adapun saran-saran yang penulisan berikan dari hasil penelitian yang

dilakukan selama penelitian adalah sebagai berikut:

1. Sebaiknya di bentuk sebuah lembaga/organisasi yang bertugas untuk

melakukan pengawasan serta menerapkan sanksi denda kepada masyarakat

yang melakukan pelanggaran dalam hal ini seperti membuang sampah

sembarangan

2. Sebaiknya pemerintah lebih meningkatkan sosialisai kepada masyarakat

tentang pengelolaan sampah dan pemerintah menyiapkan tempat

pembuangan sampah di tempat tempat umum.

Page 90: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

77

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, Akhmad. 2015. Peranan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Bulukumba. Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol V, No 2 Oktober 2015.di Akses Pada Tanggal 09 juni 2017.Pukul07:30. .http://journal.unismuh.ac.id/index.php/Otoritas/search/search?query pengelolaan&authors.

Anggraeni, Ratih, 2012. Evaluasi Kebijakan Publik (Evaluasi Terhadap Proses Pengadaan Anjungan Mandiri Kepegawaian Berdasarkan Perpres No. 54 Tahun 2010 di BadanKepegawaianDaerah Kota Malang) Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 1, No.1 di Akses Pada Tanggal 24 mei 2018. Pukul 22:00. https://media.neliti.com/media/publications/72713-ID-evaluasi-kebijakan-publik-evaluasi-terha.pdf

Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Ed.Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dunn, W N. (2003).Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Faisah Nur, 2015. Good Environmental Governance ( Studi Kasus Pengelolaan Taman Macan di Kota Makassar ), Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol V, No 2. Di Akses Pada Tanggal 6 Juni 2017. http://journal.unismuh.ac.id/index. php/Otoritas/search/search?query pengelolaan&authors.

Haerul,2016. Implementasi Kebijakan Program Makassar Tidak Rantasa (MTR) di Kota Makassar, Jurnal Administrasi Publik, Volume 6 No. 2 Thn. 2016,di Akses Pada Tanggal 24 mei 2018. Pukul 22:00. https://media.neliti.com/media/publications/97315-ID-implementasi-keb ijakan-program-makassar.pdf

Jabar, Abdul. ; Cepi Safruddin; Arikunto, Suharsimi. 2007. Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Jumran,s.2017.efektifitas pengelolaan samapah dikota makassar,juranal teknik lingkungan.

Jenkins, Smith. 1990. Democraic politich and polcy Analiysis. California : Brooks/Cole, Pacifif Grove

M. Chabib Thaha, Teknik Evaluasi Pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, 1996

Page 91: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

78

Nugoho,riant, 2004, Kebijakan Public,Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: PT Gramedia.

Nurgiyantoro, Winarno,B. (2012). Kebijakan Publik, Teori, Proses, dan Studi Kasus edisi & Revisi Terbaru. CAPS. Yogyakarta

Pranadjaja, M.R. 2015. Hubungan antara instansi pemerintah. Jakarta: Balai Pustaka

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA.

Syafiie, I.K. 2013.Ilmu Pemerintahan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wahab, Sholichin Abdul. 2004. Analisis kebijaksanaan:dari Formulasi Ke IMplementasi Kebijaaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahab, A, S. (2005). Analisis Kebijaksanaan dan Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009,

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009,

Undang-undang

Undang-Undang Republik Inonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah

UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Walikota (Perwali) Makassar Nomor 3 Tahun 2015 tentang pelimpahan kewenangan pemungutan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan kepada camat dalam lingkup pemerintah Kota Makassar

Page 92: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

75

Page 93: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

76

Page 94: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

75

Page 95: PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU … · 2020. 2. 6. · 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Makassar yaitu kota metropolitan terbesar di kawasan Indonesia Timur

75

RIWAYAT HIDUP

ANDI MUH. AGUS MAULANA, lahir pada tanggal 17

Agustus 1995 di Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi

Selatan. Penulis adalah anak pertama dari dua

bersaudara, buah cinta dari pasangan Bapak ANDI

SOFYAN dan ibunda ANDI NURLAELA.

Penulis memulai pendidikan dasar di SD Inpres 12/79

carima kecamatan Kahu kabupaten Bone pada tahun 2001 dan tammat pada tahun

2007. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Kahu

Kabupaten Bone provinsi Sulawesi selatan dan tammat pada tahun 2010.

Kemudian ditahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1

Kahu dan selesai pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjtkan

pendidikan pada program strata satu (S1) program studi Ilmu Pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat perjuangan dan kerja keras yang disertai iringan doa dari kedua orang tua

dan saudara, perjuangan panjang penulis dalam mengikuti pendidikan di

perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar berhasil dengan

tersusunnya skripsi yang berjudul:

“Evaluasi Kebijkan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan

Sampah di Kota Makassar”