profil wilayah metropolitan sarbagita

39
Bab F Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita F.1. Denpasar F.1.1. Profil Wilayah Bali memang tidak terpisahkan dari pariwisata. Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Bali. Dengan berbagai persoalan yang serba kompleks, seperti misalnya peningkatan jumlah penduduk yang membawa dampak buruk, seperti misalnya melambungnya harga tanah yang liar tak terkendali sampai enam kali lipat harga semula, banyaknya pengangguran, merebaknya pekerja sektor informal, dan PKL, juga permasalahan lalu lintas yang belum dapat diselesaikan oleh pihak Pemda Kota Denpasar. Gambar F.1 Peta Kawasan Sarbagita Sumber: http://regionalinvestment.com Idealnya wilayah yang terbangun dibanding wilayah tidak terbangun

Upload: fitri-indra-wardhono

Post on 21-May-2015

1.435 views

Category:

Real Estate


15 download

DESCRIPTION

Bali memang tidak terpisahkan dari pariwisata. Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Bali. Dengan berbagai persoalan yang serba kompleks, seperti misalnya peningkatan jumlah penduduk yang membawa dampak buruk, seperti misalnya melambungnya harga tanah yang liar tak terkendali sampai enam kali lipat harga semula, banyaknya pengangguran, merebaknya pekerja sektor informal, dan PKL, juga permasalahan lalu lintas yang belum dapat diselesaikan oleh pihak Pemda Kota Denpasar. Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Denpasar yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (34,36%), kemudian diikuti oleh sektor keuangan (15,19%), sektor pengangkutan dan komunikasi (13,66%), sektor industri pengolahan (12,24%). Sedangkan sektor lainnya (24,55%) meliputi sektor pertambangan, jasa-jasa, pertanian, bangunan, listrik, dan gas rata-rata 5-6%. Pada tahun 2000, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ber-kunjung mencapai 1.413.513 pada pelabuhan Benoa dan bandara internasional Ngurah Rai. Bulan Juli dan Agustus merupakan bulan sibuk sementara bulan Desember dan Januari merupakan bulan sepi. Kunjungan ke Bali menunjukkan peningkatan yang kuat pada kurun waktu 1997 -1998 ketika masalah dalam negeri dan krisis melanda Asia pada umumnya. Keamanan wilayah Bali merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Angka wisatawan mancanegara terbesar berdasarkan negara asal pada tahun 2000, yaitu wisatawan Jepang 362.270, Australia 231.739, Taiwan 157.608, Eropa 107.181, Inggris dan 83.349, dan Amerika 79.462. Kurang dari 50.000 pengunjung datang dari negara ASEAN seperti Singapore and Malaysia. Ikut pula mendongkrak ekonomi Denpasar adalah produksi barang kerajinan yang berupa barang kerajinan yang berupa cinderamata, seperti ukiran dan patung. Produksi industri kerajinan mencapai 72,69 juta dollar pada tahun 2000. Usaha industry kerajinan yang ada mencapai 1.272 unit usaha dengan 2.691 tenaga kerja.

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

Bab F Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F.1. Denpasar

F.1.1. Profil Wilayah

Bali memang tidak terpisahkan dari pariwisata. Kota Denpasar merupakan kota terpadat di Bali. Dengan berbagai persoalan yang serba kompleks, seperti misalnya peningkatan jumlah penduduk yang membawa dampak buruk, seperti misalnya melambungnya harga tanah yang liar tak terkendali sampai enam kali lipat harga semula, banyaknya pengangguran, merebaknya pekerja sektor informal, dan PKL, juga permasalahan lalu lintas yang belum dapat diselesaikan oleh pihak Pemda Kota Denpasar.

Gambar F.1 Peta Kawasan Sarbagita

Sumber: http://regionalinvestment.com

Idealnya wilayah yang terbangun dibanding wilayah tidak terbangun

Page 2: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-2

yaitu 40 : 60, namun jika dilihat secara wilayah, Kota Denpasar sudah terbangun sekitar 70% dilihat dari peta wilayah dalam RTRW. Namun meskipun demikian, Kota Denpasar merupakan kota yang memiliki Pendapatan

Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita yang tertinggi kedua di Propinsi Bali. Oleh karena itu bila dilihat dari segi kesiapan finansialnya, Kota Denpasar dapat dikatakan sebagai salah satu wilayah yang siap dengan pemberlakuan otonomi daerah. Pendapatan primer tetap bertumpu pada pertanian disamping pariwisata dan jasa. Arah pembangunan kota Denpasar yaitu pembangunan berwawasan budaya. Hal ini diwujudkan dengan menggalakkan penggunaan ruang terbuka hijau Lapangan Puputan untuk berbagai kegiatan masyarakat, disamping pembinaan kesenian tradisional.

F.1.2. Orientasi Wilayah

Secara geografis wilayah Kota Denpasar berada antara 08035’31“-08044’49“LS dan 115010’23“-115016’27“ BT dengan luas wilayah 127,78 Km² dengan batas-batas sebagai berikut : 1. Batas Utara : Kabupaten Badung 2. Batas Selatan : Kabupaten Badung 3. Batas Timur : Selat Badung atau Samudra Hindia 4. Batas Barat : Kabupaten Gianyar

Denpasar terdiri dari 3 kecamatan dan 43 desa/kelurahan. Kecamatan tersebut yaitu Denpasar Selatan (49,99 km2), Denpasar Timur (27,73 km2) dan Denpasar Barat (50,06 km2). Daerah terpenting termasuk masyarakat Pantai Sanur dan Pelabuhan Benoa. Wilayah Denpasar merupakan 2,27% wilayah Bali secara keseluruhan. Denpasar terletak 0-75 meter di atas permukaan laut. Curah hujan rata-rata sebesar 244 mm per bulan. Temperatur rata-rata pada tahun 2000 sebesar 29,8 C dengan rata-rata terendah 24,3 C. Bulan terdingin yaitu bulan Juli dengan temperatur 25,7C, sedangkan bulan terpanas yaitu bulan Desember dengan temperatur rata-rata 28 C. Hampir 25% wilayah Denpasar merupakan sawah dan perternakan dengan luas area 3.147 ha dari total luas 12.778 ha.

Page 3: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-3

Gambar F.2 Peta Wilayah Kota Denpasar

Sumber : Dinas Tata Ruang Kota Denpasar

Page 4: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-4

F.1.3. Penduduk

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Populasi Kota Denpasar pada tahun 2000 adalah 522.381 jiwa dengan angka pertumbuhan 3.01% per tahun . Denpasar Barat 232.177 jiwa (44,44%), Denpasar Timur 140.535 (26,9%), dan Denpasar Selatan 149.669 (28,66%). Dari populasi tersebut 7,21% merupakan anak-anak, 25,47% usia sekolah (6-19 tahun), 23,49% usia dewasa (20-29 tahun), dan 43,83% merupakan usia diatas 30 tahun. 50,6% dari populasi adalah laki-laki dan 49,4% adalah perempuan. Dari populasi 82,73% memeluk agama Hindu, 11,28% Muslim, 1,93% Katolik , 2,10% protestan, dan 1,96% Budha.

Tabel F.1 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota Denpasar

Tahun 1990-2003

No Tahun Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan

per Tahun (%)

1. 1990 320.597 1,98 2. 1991 324.573 1,24 3. 1992 335.196 3,27 4. 1993 342.431 2,16 5. 1994 350.524 2,36 6. 1995 364.419 3,96 7. 1996 371.424 1,92 8. 1997 373.272 0,50 9. 1998 382.555 2,49

10. 1999 390.230 2,01 11. 2000 532.440 3,20 12. 2001 536.641 0,79 13. 2002 561.814 4,69 14. 2003 585.150 4,15

Sumber: BPS Kota Denpasar 2003.

2. Sebaran dan Kepadatan Penduduk

Penyebaran penduduk di masing-masing kecamatan belum merata. Di wilayah kota Semarang, tercatat kecamatan Candisari

Page 5: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-5

sebagai wilayah terpadat, sedangkan kecamatan Mijen merupakan wilayah yang kepadatannya paling rendah.

Tabel F.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk

No Kecamatan Luas (Km²) Penduduk Jumlah Kepadatan

1 Denpasar Selatan 49,99 149.653 2.994 2 Denpasar Timur 27,73 140.549 5.068 3 Denpasar Barat 50,06 232.179 4.638 TOTAL 127,78 585.150 12.700

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2002.

3. Tenaga Kerja

Selama kurun waktu 5 tahun (1999-2003) terjadi peningkatan jumlah tenaga yang terdaftar, namun juga terjadi peningkatan jumlah tenaga kerja yang ditempatkan. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang belum ditempatkan mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwa cukup tersedianya lapangan kerja di Kota Denpasar. Untuk lebih jelasnya mengenai rincian jumlah tenaga kerja per tahun, antara tahun 1999- 2003 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel F.3 Jumlah Pencari Kerja di Kota Denpasar Tahun 1998-2002

No Tahun

Belum ditempatkan sampai akhir

bulan lalu

Terdaftar Ditempatkan Dihapuskan Belum Ditempatkan

L P L P L P L P L P 1. 2003 22.913 23.483 1.247 1.457 165 194 901 815 23.094 23.931 2. 2002 18.912 17.686 1.031 1.156 58 132 449 432 193.436 18.278 3. 2001 19.500 18.298 419 388 11 19 921 906 18.987 17.759 4. 2000 29.478 27.072 613 640 24 11 999 872 28.993 25.929 5. 1999 24.498 21.598 653 623 17 11 4 2 25.130 22.208

Sumber: Kanwil Depnaker Propinsi Bali 2003.

F.1.4. Ekonomi

1. Kondisi Perekonomian Daerah

Lebih dari 37% penduduk Denpasar bekerja pada bidang perdagangan, perhotelan, atau industri rumah makan.

Page 6: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-6

Tabel F.4 Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Tahun 2001

No. Bidang Jumlah (%) 1 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 34,36 2 Bangunan 3,24 3 Listrik Gas, dan Air Bersih 3,48 4 Pengangkutan dan Komunikasi 13,66 5 Keuangan 15,19 6 Jasa – jasa 9,55 7 Pertanian 8,25 8 Industri Pengolahan 12,24 9 Pertambangan dan Penggalian 0,01

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2002.

Dari data tahun 2001, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Denpasar yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran (34,36%), kemudian diikuti oleh sektor keuangan (15,19%), sektor pengangkutan dan komunikasi (13,66%), sektor industri pengolahan (12,24%). Sedangkan sektor lainnya (24,55%) meliputi sektor pertambangan, jasa-jasa, pertanian, bangunan, listrik, dan gas rata-rata 5-6%.

Pada tahun 2000, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ber-kunjung mencapai 1.413.513 pada pelabuhan Benoa dan bandara internasional Ngurah Rai. Bulan Juli dan Agustus merupakan bulan sibuk sementara bulan Desember dan Januari merupakan bulan sepi. Kunjungan ke Bali menunjukkan peningkatan yang kuat pada kurun waktu 1997 -1998 ketika masalah dalam negeri dan krisis melanda Asia pada umumnya. Keamanan wilayah Bali merupakan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.

Angka wisatawan mancanegara terbesar berdasarkan negara asal pada tahun 2000, yaitu wisatawan Jepang 362.270, Australia 231.739, Taiwan 157.608, Eropa 107.181, Inggris dan 83.349, dan Amerika 79.462. Kurang dari 50.000 pengunjung datang dari negara ASEAN seperti Singapore and Malaysia. Ikut pula mendongkrak ekonomi Denpasar adalah produksi barang kerajinan yang berupa barang kerajinan yang berupa cinderamata, seperti ukiran dan patung. Produksi industri kerajinan mencapai 72,69 juta dollar pada tahun 2000. Usaha industry kerajinan yang ada mencapai 1.272 unit usaha dengan 2.691 tenaga kerja.

Page 7: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-7

Gambar F.3 Distribusi Persentase Kegiatan Ekonomi Tahun 2001

F.1.5. Keuangan Daerah

Dari sisi penerimaan APBD Kota Denpasar pada tahun 2002, penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 50% atau sekitar 188,5 milyar dari sekitar 379,7 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 25% atau sekitar 91 milyar. Sedangkan

penerimaan lain cukup besar yaitu sebesar 54,2 milyar yaitu dari sisa anggaran tahun lalu dan penerimaan lain yang sah sebesar 45, 8 milyar. Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukan bagi belanja rutin yaitu hamper sekitar 66% atau sekitar 251,6 milyar, sedangkan untuk belanja pembangunan, dialokasikan hanya sebesar 128,1 milyar atau sekitar 34%. Dengan alokasi dana pembangunan yang cukup kecil dibandingkan dengan alokasi untuk belanja rutin, salah satu pertimbangan yang dipakai dalam menentukan kebijakan pengelolaan anggaran belanja seperti sebagai berikut; Belanja pembangunan difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery.

Page 8: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-8

Tabel F.5 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2002

Penerimaan Jumlah (Rp) 1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun

Lalu 54.235.277.552,12

2. Bagian Pendapatan Asli Daerah 91.037.863.810,49 3. Bagian Dana Perimbangan 188.589.064.958,00 4. Bagian Pinjaman daerah 0,00 5. Bagian Lain – lain Penerimaan yang Sah 45.856.801.180,00 TOTAL 379.719.007.500,61 PENGELUARAN 1. Belanja rutin 251.648.879.334,61 Pos DPRD tt 2. Belanja Pembangunan 128.070.128.166,00 TOTAL 379.719.007.500,61

tt : Data tidak tersedia Sumber : Pemerintah Kota Denpasar, 2002

Penerimaan PAD kota Denpasar perlu ditingkatkan seiring dengan berlakunya UU tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi sumber-sumber pendanaan yang selama ini ada, selain berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari penerimaan sektor pajak maupun perusahaan daerah.

F.1.6. Fasilitas Umum dan Sosial

1. Fasilitas Pendidikan

Jumlah TK negeri sebanyak 146 unit, dan negeri sebanyak 1 unit, SD negeri 190 unit, SD swasta 26 unit, SLTP 44 unit, SMU 16 unit, SMK 19 unit, dan SLB 4 unit. Jumlah sekolah tiap kecamatan di Kota Denpasar pada tahun 2003, dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel F.6 Jumlah Sekolah Tiap Kecamatan di Kota Denpasar Tahun 2003

No. Kecamatan TK SD MI SLTP SMU SMK SLB N S N S N S

1 Denpasar Selatan - 29 52 2 - - 10 8 5 1 2 Denpasar Timur - 50 55 11 - - 16 12 10 - 3 Denpasar Barat 1 67 83 13 - - 18 6 4 3

Page 9: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-9

No. Kecamatan TK SD MI SLTP SMU SMK SLB N S N S N S

Jumlah 1 146 190 26 - - 44 16 19 4 Sumber : Diknas Kota Denpasar 2003.

2. Fasilitas Kesehatan

Jumlah Rumah Sakit di Kota Denpasar tahun 2003 sebanyak 18 unit, Puskesmas 9 unit, Puskesmas Pembantu 27 unit, Apotik 147 unit, dan klinik KB sebanyak 46 unit.

Tabel F.7 Jumlah Fasilitas Kesehatan Dirinci Per Kecamatan Di Kota Denpasar

Tahun 2003

No Kecamatan Rumah Sakit Puskesmas Puskesmas

Pembantu Apotik Klinik KB

1. Denpasar Selatan

1 2 8 26 10

2. Denpasar Timur

3 3 7 37 15

3. Denpasar Barat

14 4 12 84 21

Jumlah 18 9 27 147 46 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Denpasar 2003

F.1.7. Prasarana Dan Sarana Permukiman

1. Komponen Air Bersih

Kebutuhan air bersih Kota Denpasar dilayani oleh PDAM Kota Denpasar. Sumber air baku PDAM Kota Denpasar adalah air permukaan dan Sumur dalam pengolahannya menggunakan Instalasi Pengolahan Air (IPA) lengkap. Sistem pengaliran yang digunakan adalah sistem grafitasi dan pemompaan. Jumlah pelanggan PDAM sebanyak 60.994 pelanggan. Penduduk terlayani 64,82%.

Tabel F.8 Data Air Bersih

No. Data Volume rata-rata 1 Kapasitas Produksi sendiri IPA Ayung III Belusung 476,93 lt/dt

Page 10: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-10

No. Data Volume rata-rata IPA Ayung hilir Waribang 115,69 lt/dt 14 sumur Dalam 302,24 lt/dt

2 Pembelian Air Pembelian dari PDAM Badung 37,11 lt/dt Pembelian dari PDAM Gianyar 13,98 lt/dt Pembelian dari PTTB 49,15 lt/dt

3 Kapasitas Distribusi 769 lt/dt 4 Kehilangan Air 20,11 %

Sumber : PDAM Kota Denpasar

Tabel F.9 Jumlah Pelanggan PDAM Kota Denpasar

Pada tahun 2003, jumlah total air yang terdistribusi sebesar 30.061.527 m³. Jumlah air terpakai sebesar 24006919,04 m³, dengan volume kebocoran sebesar 20,11% (6054607,96m3). Bagi penduduk yang belum mendapat air bersih dari PDAM diperoleh dengan membuat sumur gali/dangkal yang dibuat secara pribadi. Sampai tahun 2002, panjang total pipa transmisi dan distribusi dalam berbagai ukuran adalah 1.218.717 m.

Page 11: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-11

Selama tahun 2003 terjadi penambahan sepanjang 21.357 m dan panjang pipa saat ini adalah 1.240.074 m.

Tabel F.10 Kebutuhan Air Bersih Kota Denpasar

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Denpasar dengan jumlah penduduk 585.150 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 78.995.250 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 135 liter/orang/hari. Maka dapat kita lihat bahwa PDAM Kota Denpasar telah dapat memenuhi kebutuhan penduduk akan air bersih dengan memproduksi sebanyak 82.512.000 liter/hari. Se-hingga kapasitas produksinya lebih sebanyak 3.516.750 liter/ hari, atau 40,7 liter/detik. Penanganan yang perlu dilakukan ada-lah perlunya peningkatan jaringan distribusi, dengan melakukan penambahan dan dengan mengurangi tingkat kebocoran.

2. Komponen Persampahan

Jumlah timbulan sampah Kota Denpasar tahun 2002 adalah sebanyak 127.750 m3. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah sampah domestik yang mencapai 71,14%.

Manajemen pengelolaan sampah yang diterapkan di Kota Denpasar adalah penyapuan, pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Kegiatan penyapuan, terutama di jalan-jalan utama di Kota Denpasar dibagi dalam dua shift waktu, yaitu pagi hari (06.00 – 11.00 WITA) dan siang – sore hari (12.00 – 17.00). Kegiatan utama dalam proses penyapuan ini adalah menyapu badan jalan dan telajakan rumah tangga di sepanjang jalan yang dilayani. Pengumpulan sampah juga dilakukan dalam dua shift, yaitu pagi hari (06.00 – 11.00 WITA) dan siang – sore hari (11.00 – 16.00). Kegiatan dalam pegumpulan sampah adalah ini adalah mengatur, menjaga dan mengawasi pembuangan sampah di lokasi container dan transfer depo. Kegiatan pengangkutan sampah ke lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dilakukan dalam empat shift, seperti dijelaskan dalam tabel berikut:

Page 12: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-12

Tabel F.11 Kegiatan Operasional Pengangkutan Sampah

Shift Waktu (WITA) Kegiatan

I II III IV

05.30 – 10.00 10.00 – 12.00 12.00 – 15.30 17.00 - selesai

Menaikkan dan mengangkut sampah rumah tangga di sepanjang jalan yang dilayani Menaikkan dan mengangkut sampah ke atas truck dari masing-masing transfer depo Menaikkan dan mengangkut sampah rumah tangga di sepanjang jalan yang dilayani

Peran serta masyarakat Kota Denpasar dalam pengelolaan sampah sangat tinggi. Selain dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan, pengelolaan persampahan di Kota Denpasar juga dilakukan oleh Dinas Pasar, swasta dan swakelola. Di Kota Denpasar, terdapat 172 banjar/kelompok Pelaksana Swakelola Kebersihan yang tersebar di tiga kecamatan, yaitu: a. Denpasar Timur : 39 Banjar/Kelompok, b. Denpasar Selatan : 51 Banjar/Kelompok, c. Denpasar Barat : 82 Banjar/Kelompok.

Volume sampah yang ditangani di Kota Denpasar masing-masing pengelola adalah DKP sebanyak 1.418 m³, PD. Pasar sebanyak 140 m³, Swasta sebanyak 46 m³ dan Swakelola se-banyak 300 m³. Total volume sampah yang ditangani adalah sebanyak 1.904 m³.

Pengelolaan sarana dan prasarana kebersihan, yang meliputi pengadaan, pemeliharaan dan penyimpanan angkutan di DKP Kota Denpasar dilakukan oleh Sub Dinas Sarana dan Prasarana. Jumlah alat angkut dan sarana pendukungnya sebanyak 113 unit. Dari jumlah tersebut, 64 unit dalam kondisi baik, 19 unit sedang, 19 unit rusak ringan dan 11 unit rusak berat. Ditinjau dari segi umur, 60 unit berumur dibawah 5 tahun, 34 unit ber-umur 5-10 tahun dan sisanya 19 unit berumur diatas 10 tahun.

Page 13: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-13

Tabel F.12 Data Kondisi Sarana Persampahan

No. Jenis Sarana Jumlah (unit)

Kondisi (unit)

Baik Sedang Rusak Rusak Berat

1 Dump truck 42 20 10 8 4 2 Container 21 15 1 3 2 3 Tangki air 10 5 3 2 - 4 Arm roll 8 4 1 1 2 5 Mobil tangga 3 2 1 - - 6 Tangki Tinja 1 - 1 - - 7 Kijang Pick up 6 3 2 1 - 8 Kijang Station 2 1 - 1 - 9 Mitsubishi L300 station 2 - - 2 -

10 WC VIP 1 - - 1 - 11 Jeep daihatsu 1 1 - - - 12 Truck engkel (roda 4) 3 3 - - - 13 Truck biasa (6 roda) 4 4 - - - 14 Bulldozzer 3 1 - - 2 15 Excavator 3 2 - - 1 16 Wheel Loader 1 1 - - - 17 Skid Steu Louder 1 1 - - - 18 Mini hidraulik Excavator 1 1 - - -

Jumlah 113 64 19 19 11 Sumber : DKP Kota Denpasar.

Kegiatan pembuangan akhir sampah ditetapkan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, yang berada Desa Suwung Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan. Lokasi TPA dengan sum-ber sampah berada pada jangkauan 9 km. Sampah yang akan masuk ke TPA Suwung diseleksi, dan dilakukan pelarangan terhadap sumber sampah seperti: a. Sampah medis (rumah sakit) b. Sampah dari barang pecah belah c. Sampah ban bekas, karet dan sejenisnya yang mudah

terbakar d. Segala macam bangkai e. Tinja.

Page 14: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-14

Penanganan masalah sampah di Kota Denpasar berada di dusun Suwung dengan luasan areal 22 ha dan akan diperluas menjadi 40 ha, perlu dilakukan dengan mengendalikan pertam-bahan volume sampah yang dihasilkan dengan tidak langsung yaitu penertiban penduduk pendatang, sehingga dapat mengu-rangi sampah yang akan dihasilkan dan secara tidak langsung dengan mengurangi volume sampah pada sumbernya (reduce), menggunakan kembali (recycle). Teknologi yang akan digunakan diharapkan mampu meminimalisasi dampak yang timbul, dan dapat meningkatkan kapasitasnya sehingga masyarakat dapat mengerti dan menerima bahwa permasalahan sampah tidak saja menjadai tanggung jawab pemerintah.

Tabel F.13 Kebutuhan Komponen Sampah Kota Denpasar

Jumlah Penduduk

Timbulan Sampah Kota

Besar

Perkiraan timbulan sampah

total

Sampah yang

terangkut saat ini

Selisih

585.150 3,25 liter/orang/hari

1.901,738 m3

630,66 m3

1.271,076 m3

Sumber : Analisis.

Sesuai dengan standar kota besar, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3,25 liter/orang/hari, Kota Denpasar dengan jumlah penduduk 585.150 jiwa, menghasilkan 1.901,738 m³ timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 3,25/1000. Namun Kota Denpasar baru dapat mengelola sebanyak 630,66 m³. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 1.271,076 m³.

3. Komponen Sanitasi/Limbah Cair

Limbah cair dapat berasal dari rumah penduduk (limbah domestik) dan limbah dari kegiatan lain seperti pasar, pariwisata, dan lain-lain (limbah non domestik). Volume limbah cair sangat berhubungan dengan kepadatan dan jenis kegiatan penduduk. Selama ini limbah domestik tidak dianggap sebagai penyebab tercemarnya lingkungan. Ini juga diindikasikan oleh tercemarnya sungai-sungai dan sumur oleh minyak-lemak. Masih banyaknya penduduk yang menggunakan sumur gali sebagai sumber air minum, maka syarat kesehatan seperti jarak sumur dengan

Page 15: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-15

jamban minimal 10 meter, harus dipenuhi, namun hal ini semakin sulit dipenuhi karena kepadatan penduduk semakin tinggi dan apalagi bila terjadi di daerah pesisir yang tanahnya bersifat porous. Kota Denpasar belum memiliki instalasi pengolahan limbah cair, sehingga ini menjadi masalah yang serius. Kota Denpasar sangat mendesak mempunyai instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Tabel F.14 Persentase Rumah Tangga Menurut Jarak Sumber Air Minum Ke

Tempat Penampungan Limbah Kota Denpasar Tahun 2002

Jumlah KK Jarak ke Penampungan Kotoran / Tinja Terdekat (m)

< 10 ≥ 10 Tidak tahu 73.180 29,21 51,28 19,51

Sumber: Susenas 2002 Jumlah KK menggunakan air minum dari sumber air tanah

4. Komponen Drainase

Panjang total saluran drainase di Kota Denpasar adalah 138,2 km, terdiri dari saluran primer sepanjang 58,15 km dan saluran sekunder 80,05 km. Kondisi saluran, 65% baik dan 35% buruk. Daerah genangan dan banjir di Kota Denpasar dibagi dalam lima wilayah utama yaitu: a. Sistem I Drainase Tukad Badung dan Sekitarnya b. Sistem II Drainase Tukad Ayung dan Sekitarnya c. Sistem III Drainase Tukad Mati dan Sekitarnya d. Sistem IV Drainase Niti Mandala Renon dan Sekitarnya e. Sistem V Drainase Pemogan dan Sekitarnya

Genangan terparah terjadi pada wilayah Sistem III Drainase Tukad Mati dan Sekitarnya, tepatnya di daerah perumahan Monang Maning, yang mencapai kedalaman genangan 1,00 m. Penyebabnya, dimensi saluran drainase yang ada terlalu kecil (30 x 30 cm) dan terlalu banyak sedimen di dalam saluran.

5. Komponen Jalan

Akibat melonjaknya jumlah penduduk, berbagai persoalan muncul dan yang paling kasat mata adalah soal kemacetan. Jalan-jalan utama seperti jalan Gadjah Mada, jalan Surapati, dan jalan Hayam Wuruk, bahkan dijalan-jalan sekunder selalu dipadati berbagai jenis kendaraan. Menurut data Dinas

Page 16: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-16

Perhubungan Denpasar, jumlah kendaraan bermotor di kota ini hanya 41.545 buah. Padatnya jalan-jalan di kota Denpasar karena juga dipenuhi kendaraan dari Kabupaten Badung yang memang tak terpisahkan dari kota Denpasar. Data dari \polres menunjukkan jumlah kendaraan mencapai 568.326 buah dan jumlah ini tentu saja akan terus bertambah. Padahal panjang jalan kota Denpasar dalam lima tahun terakhir tak beranjak dari 483,22 kilometer. Dan utk memperlebar jalan nyaris tidak mungkin. Kondisi jalan umumnya sempit-sempit, dan kiri-kanan jalan telah dipenuhi banyak rumah dan pura. Panjang jalan di kota Denpasar sejauh 483.22 km. 72% termasuk dalam kondisi bagus, , 11% kondisi cukup bagus dan 17% termasuk dalam kondisi buruk. Terdapat 102 fasilitas jembatan dalam kondisi yang cukup baik. Pada tahun 2000, terdapat kendaraan bermotor 449.904, 78.850 mobil dan kendaraan penumpang kecil 24.993, 4.616 armada bis, dan 341.445 motor roda dua. Sebanyak 237 penumpang armada bis dilayani dalam 265 rute ke dan dari luar propinsi di seluruh Indonesia.

Tabel F.15 Konstruksi Dan Kondisi Jalan Di Kota Denpasar

Dirinci Menurut Kelas Jalan Tahun 2003

Jenis Jalan Panjang Jalan (Km)

Konstruksi Kondisi Jalan Aspal (Km)

Belum beraspal

(Km)

Baik (Km)

Sedang (Km)

Jelek (Km)

1. Jalan Negara/Jalan Nasional dan Propinsi

73,290 73,290 0,000 63,510 9,780 0,000

1.1. Jalan Negara/Nasional

59,370 59,370 - 51,900 7,470 -

1.2. Jalan Propinsi 13,920 13,920 - 11,610 2,310 - 2. Jalan Utama Dalam

Kota Denpasar 143,000 143,000 0,000 133,220 9,780 0,000

2.1. Jalan Negara/ Nasional

59,370 59,370 - 51,900 7,470 -

2.2. Jalan Propinsi 13,920 13,920 - 11,610 2,310 - 2.3. Jalan Kota 69,710 69,710 - 69,710 - - 3. Jalan Sekunder

Dalam Kota Denpasar

369,677 312,807 56,870 260,807 50,950 57,920

Page 17: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-17

Jenis Jalan Panjang Jalan (Km)

Konstruksi Kondisi Jalan Aspal (Km)

Belum beraspal

(Km)

Baik (Km)

Sedang (Km)

Jelek (Km)

3.1. Jalan Negara/Nasional - - - - - -

3.2. Jalan Propinsi - - - - - - 3.3. Jalan Kota

Denpasar 369,677 312,807 56,870 260,807 50,950 57,920

4. Jalan Utama dan Sekunder Kota Denpasar

439,387 382,517 56,870 330,517 50,950 57,920

Jumlah 512,677 455,807 56,870 394,027 60,730 57,920 Sumber: DPU Kota Denpasar 2003

Page 18: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-18

F.2. Badung

F.2.1. Profil Wilayah

Kabupaten Badung, satu dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali, secara fisik mempunyai bentuk unik menyerupai sebilah "keris", yang merupakan senjata khas masyarakat Bali. Keunikan ini kemudian diangkat menjadi lambing daerah yang merupakan simbol semangat dan jiwa ksatria yang sangat erat hubungannya dengan perjalanan historis wilayah ini, yaitu peristiwa "Puputan Badung".Semangat ini pula yang kemudian melandasi motto Kabupaten Badung yaitu "Cura Dharma Raksaka" yang artinya Kewajiban Pemerintah adalah untuk melindungi kebenaran dan rakyatnya.Terletak pada posisi 08º14'17" - 08º50'57" Lintang Selatan dan 115º05'02" - 115º15' 09" Bujur Timur, membentang di tengah-tengah Pulau Bali. Mempunyai wilayah seluas 418,52 km² ( 7,43% luas Pulau Bali), bagian utara daerah ini merupakan daerah pegunungan yang berudara sejuk, berbatasan dengan kabupaten Buleleng, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah dengan pantai berpasir putih dan berbatasan langsung dengan Samudra Indonesia. Bagian tengah merupakan daerah persawahan dengan pemandangan yang asri dan indah, berbatasan dengan Kabupaten Gianyar dan Kota Denpasar disebelah timur, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Tabanan.

Gambar F.4 Peta Kabupaten Badung

Sumber: http://regionalinvestment.com

Page 19: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-19

Kabupaten Badung merupakan daerah berikilim tropis yang memiliki dua musim yaitu musim kemarau (April - Oktober) dan musim hujan (Nopember - Maret), dengan curah hujan rata-rata pertahun antara 893,4 - 2.702,6 mm. Suhu rata-rata 25 - 30ºC dengan Kelembaban udara rata-rata mencapai 79%.Secara administratif Kabupaten Badung terbagi menjadi 6 ( enam) wilayah Kecamatan yang terbentang dari bagian Utara ke Selatan yaitu Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta, Kuta Utara, & Kuta Selatan. Disamping itu di wilayah ini juga terdapat 16 Kelurahan, 46 Desa, 369 Banjar Dinas, 164 Lingkungan 8 Banjar Dinas Persiapan dan 8 Lingkungan Persiapan.Selain Lembaga Pemerintahan seperti tersebut di atas, di Kabupaten Badung juga terdapat Lembaga Adat yang terdiri dari 120 Desa Adat, 523 Banjar dan 523 Sekaa Teruna. Di Kabupaten Badung juga terdapat 1 BPLA Kabupaten dan 6 BPLA Kecamatan serta 1 Widyasabha Kabupaten dan 6 Widyasabha Kecamatan. Lembaga – lembaga adat ini memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan di wilayah Badung pada khususnya dan Bali pada umumnya. Sebagaimana lazimnya sebuah lembaga, anggota masyarakat adat ini terikat dalam suatu aturan adat yang disebut awig - awig. Keberadaan awig-awig ini sangat mengikat warganya sehingga umumnya masyarakat sangat patuh kepada adat. Oleh karena itu keberadaan Lembaga Adat ini merupakan sarana yang sangat ampuh dalam menjaring partisipasi masyarakat. Banyak program yang dicanangkan pemerintah berhasil dilaksanakan dengan baik di daerah ini, berkat keterlibatan dan peran serta lembaga adat yang ada.

F.2.2. Kependudukan

Menurut data tahun 2009, jumlah penduduk di Kabupaten Badung adalah sebesar 388.514 jiwa dan 95.553 KK. Jumlah penduduk perkecamatan ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel Jumlah Penduduk Kabupaten Badung

Kecamatan Luas

Wilayah (km²)

Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah

KK

Kuta Selatan

101,13 36153 34814 70967 16985

Kuta 17,52 20202 19133 39335 9182 Kuta Utara 33,86 30407 29953 60360 14685

Page 20: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-20

Kecamatan Luas

Wilayah (km²)

Laki-Laki Perempuan Jumlah Jumlah

KK

Mengwi 82,00 53753 54716 108469 25043 Abiansemal 69,01 40399 40592 80991 22069 Petang 115,00 14292 14100 28392 7589 JUMLAH 418,52 195206 193308 388514 95553

Sumber : http://www.badungkab.go.id

F.2.3. Religi

Hindu Dharma / Agama Hindu adalah Agama yang dianut oleh sekitar 95% dari jumlah penduduk Bali, sedangkan 5% sisanya adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup sesuai ajaran Hindu adalah Untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan bathin / Moksartham Jagadhita ya ca iti dharma.

Didalam usaha mencapai tujuan itu, masyarakat Hindu mewujudkannya melalui tiga kerangka dasar yaitu : 1. Tatwa / Filosofi, 2. Susila / etika, norma, 3. Upacara / yadnya, yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa

ajaran keyakinan.

F.2.4. Industri Kecil

Pembangunan sektor Industri khususnya Industri Kecil di Kabupaten Badung merupakan salah satu sektor unggulan atau sektor prioritas dalam pembangunan Kabupaten Badung yang diarahkan untuk terwujudnya usaha kecil menengah yang mandiri, ramah lingkungan serta tangguh dan maju menuju masyarakat adil, sejahtera dan ajeg

F.2.5. Komoditi Unggulan

Daftar prioritas komoditi industri unggulan di kabupaten badung 1. Ukiran Kayu selain furniture 2. Garmen 3. Perak 4. Keramik 5. Pangan (khusus roti dan kue) 6. Batu bata dari tanah liat 7. Anyam-anyaman dari rotan dan bambu 8. Barang-barang semen dan kapur untuk konstruksi

Page 21: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-21

9. Genteng dari tanah liat 10. Kerajinan yang tidak diklasifikasikan di tempat lain

F.2.6. Sektor Unggulan

Keindahan alam serta keunikan seni dan budaya yang dijiwai dan bernafaskan agama Hindu, serta ditunjang oleh banyaknya objek wisata serta berbagai sarana akomodasi bertaraf internasional seperti hotel, restaurant & bar, biro perjalanan wisata dan adanya berbagai atraksi wisata yang terdapat di wilayah ini, menjadikan sektor pariwisata sebagai primadona dan sumber pendapatan utama bagi Kabupaten Badung. Lebih dari 90% pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Badung diperoleh dari sektor ini dan pengembangan kepariwisataan di daerah ini dilakukan secara selektif dengan selalu berpedoman pada pengembangan Pariwisata dan pelestarian budaya. Objek wisata yang dapat dikunjungi dan menjadi pemasukan bagi daerah tersebut antara lain Pantai Padang-Padang, Pantai Jimbaran, Pantai Kuta, Pantai Dreamland, Garuda Wisnu Kencana, Tanjung Benoa, Waterboom Park, Pura Taman Ayun, Pura Uluwatu, dan lain sebagainya.

Selain pariwisata, sektor lain yang diunggulkan adalah pertanian serta industri kecil dan kerajinan rumah tangga. Pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Badung terutama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Selain itu pengembangannya juga diarahkan untuk menunjang sektor pariwisata, karena keaneka ragaman sumber pangan yang ada di daerah ini juga dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Sementara itu pembangunan sektor industri diarahkan pada pembangunan dan pengembangan sektor industri kecil dan kerajinan rumah tangga terutama industri kecil dan kerajinan yang menunjang sektor pariwisata, dan selebihnya dikembangkan untuk tujuan ekspor dan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Beberapa industri kerajinan khas yang terdapat di daerah ini antara lain : Kerajinan Patung kayu, Keramik dan Terakota, Industri Tedung (payung), Industri Anyaman Bambu, Industri Meubel dari Bongkol Kepala, Kerajinan Perak, Kerajinan Dulang, Kerajinan Besai dan Kerajinan Uang Kepeng.

Menyesuaikan dengan kondisi dan potensi wilayahnya, maka Kabupaten Badung dibagi menjadi 3 wilayah Pembangunan yaitu:

1. Wilayah Pembangunan Badung Utara

Meliputi dua kecamatan yaitu Kecamatan Petang dan

Page 22: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-22

Abiansemal dengan pengembangan wilayah di Blahkiuh, dengan dominasi aktivitas perkebunan, tanaman pangan, wisata alam, peternakan, kerajinan rumah tangga dan konservasi alam.

2. Wilayah Pembangunan Badung Tengah

Meliputi Kecamatan Mengwi dengan pusat pengembangan di Mengwi dengan dominasi aktivitas pertanian, peternakan, pariwisata budaya serta industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

3. Wilayah Pembangunan Badung Selatan

Meliputi Kecamatan Kuta Selatan, Kuta dan Kuta Utara dengan pusat pengembangan di Kuta dan dominasi aktivitas pariwisata, pendidikan, perikanan, industri kecil, serta perdagangan dan jasa.

Page 23: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-23

F.3. Gianyar

F.3.1. Profil Wilayah

Kabupaten Gianyar merupakan salah satu dari 9 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Bali. Secara astronomis terletak diantara 8°18°48° dan 8°38°58° Lintang Selatan (LS) dan 115°22°23° Bujur Timur (BT). Wilayah bagian utara dibatasi Kabjupaten Bangli, sebelah Timur Kabupaten Klungkung. Sedangkan bagian selatan dibatasi Kota Denpasar dan bagian baratnya berbatasan dengan Kabupaten Badung.

Luas wilayah Kabupaten Gianyar 368 Km² atau 36.800 ha tersebar pada 7 (tujuh) Kecamatan. Secara administrasi Kabupaten Gianyar memiliki 63 Desa dan 6 Kelurahan, banjar Dinas berjumlah 541, dan Desa Adatnya 269 buah serta subak 515 buah. Jumlah penduduk Gianyar tahun 2004 (Supas 2004) mencapai 422.186 jiwa, laki-laki 214.903 jiwa (50,90%) dan perempuan 207.293 jiwa (49,10%) dengan tingkat kepadatan 1.147 jiwa/km². Sebab dengan tanah-tanah datar yang ada, masyarakatnya sebagian besar bertani dengan memanfaatkan lahan secara maksimal.

Gambar F.5 Peta Kabupaten Gianyar

Sumber: http://regionalinvestment.com

Page 24: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-24

F.3.2. Sungai

Rata-rata semua Kabupaten di Bali memiliki sungai. Dari 247 buah sungai yang terdapat di bali, 13 di antaranya mengalir di Kabupaten Gianyar. Masyarakat memanfaatkan aliran sungai selain untuk kebutuhan tanah pertanian juga kepentingan lain. Bahkan dengan maraknya perkembangan pariwisata, aliran sungai dimanfaatkan untuk kegiatan wisata. Sungai-sungai yang penting di Gianyar adalah Sungai Wos dengan panjang 45,5km, Sungai Petanu (37 km), Sungai Sangsang (36 km), Sungai Yeh Hoo (22 km) Sungai Ayung, Sungai Yeh Embang, Sungai Yeh Mumbul dan Sungai Balian.

F.3.3. Laut

Kabupaten Gianyar memiliki Panjang pantai seluruhnya berkisaran 20 Km. Pantai pada umumnya landai kecuali dibeberapa tempat agak curam karena terjadinya abrasi tanah sekitarnya.

Pantai yang membentang rata-rata berpasir hitam. Masyarakat sekitarnya belum banyak memanfaatkan potensi laut yang ada. Sebagian kecil melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan peralatan yang masih sederhana. Dengan perkembangan terakhir. Sejumlah pemilik modal mulai mengembangkan lahan sekitar pantai untuk budidaya tambak udang. Meski dalam areal yang terbatas. Pemanfaatan laut untuk pariwisata mulai di kembangkan seperti selancar di Kawasan Pantai Masceti Keramas. Kebijakan dibukanya wilayah Gianyar bagian timur sebagai kawasan wisata diharapkan dapat lebih menyemarakan dapat lebih menyemarakkan pemanfaatan potensi pantai.

F.3.4. Kependudukan

1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan hasil pendataan selama tiga tahun terakhir (2006, 2007 dan 2008), penduduk Kabupaten Gianyar menunjukkan adanya peningkatan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya. Penduduk Gianyar yang berjumlah 411.423 jiwa pada tahun 2006 meningkat menjadi 417.350 jiwa pada tahun 2007 dan pada akhir tahun 2008 penduduk Gianyar telah berjumlah 424.738 jiwa. Jadi dalam tiga tahun terakhir saja penduduk Gianyar telah meningkat sebesar 13.315 jiwa. Penduduk ini tersebar secara tidak merata di 7 Kecamatan dengan Kecamatan Sukawati memiliki jumlah penduduk terbesar

Page 25: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-25

yaitu sebesar 85.794 jiwa dan Payangan dengan jumlah penduduk sebesar 40.663 jiwa merupakan Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk yang paling kecil. Data selengkapnya seperti tabel berikut ini.

Tabel F.16 Jumlah Penduduk Kabupaten Gianyar

Tahun 2006, 2007 dan 2008

No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

1 Sukawati 83.028 84.224 85.794 2 Blahbatuh 60.393 61.263 62.185 3 Gianyar 80.051 81.205 82.622 4 Tampaksiring 42.996 43.616 44.347 5 Ubud 59.801 60.663 61.748 6 Tegallalang 45.715 46.374 47.379 7 Payangan 39.439 40.005 40.663

Jumlah 411.423 417.350 424.738

2. Perkembangan Penduduk

Perkembangan penduduk Gianyar yang cenderung meningkat dalam tiga tahun terakhir mempunyai laju pertumbuhan penduduk yang cenderung meningkat pula yaitu rata-rata 1,441 % pada tahun 2006-2007 dan rata-rata 1,77 % pada tahun 2007-2008. Sedangkan Laju pertumbuhan penduduk dimasing-masing Kecamatan pada tahun 2006-2007 cenderung merata di kisaran 1,435 % sampai 1,442 % sedangkan setahun terakhir laju pertumbuhannya bervariasi antara 1,50 % sampai 2,17 % per tahun. Kecamatan yang mempunyai laju pertumbuhan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Tegallalang dan yang terendah adalah Kecamatan Blahbatuh. Data selengkapnya seperti tabel berikut.

Tabel F.17 Laju Pertumbuhan Penduduk Gianyar Tahun 2006-2007 dan 2007-2008

No Kecamatan

Laju Pertumbuhan Penduduk Jml

Penduduk Th. 2006

Jml Penduduk Th. 2007

LPP (2006- 2007)

Jml Penduduk Th. 2008

LPP (2007- 2008)

1 Sukawati 83.028 84.224 1,440 % 85.794 1,86 %

Page 26: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-26

No Kecamatan

Laju Pertumbuhan Penduduk Jml

Penduduk Th. 2006

Jml Penduduk Th. 2007

LPP (2006- 2007)

Jml Penduduk Th. 2008

LPP (2007- 2008)

2 Blahbatuh 60.393 61.263 1,441 % 62.185 1,50 % 3 Gianyar 80.051 81.205 1,442 % 82.622 1,74 % 4 Tampaksiring 42.996 43.616 1,442 % 44.347 1,68 % 5 Ubud 59.801 60.663 1,441 % 61.748 1,79 % 6 Tegallalang 45.715 46.374 1,442 % 47.379 2,17 % 7 Payangan 39.439 40.005 1,435 % 40.663 1,64 %

Jumlah 411.423 417.350 1,441 % (rata-rata)

424.738 1,77 % (rata-rata)

Dengan semakin membaiknya derajat kesehatan masyarakat dan naiknya tingkat harapan hidup berpengaruh terhadap semakin kecilnya angka kematian. Sementara angka kelahiran sepanjang tahun 2008 tercatat hampir tiga kali lipat dari angka kematian, dimana sepanjang tahun 2008 tercatat angka kelahiran mencapai 4.170 jiwa sementara angka kematian sebesar 1.443 jiwa. Dalam hitungan Crude Birth Rate angka kelahiran ini memang masih tergolong rendah yaitu sekitar 10 kelahiran setiap 1.000 penduduk Gianyar pada tahun 2008, tetapi hal ini tetap berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk secara alami. Sepanjang tahun 2008 angka kelahiran di Kecamatan Tegallalang merupakan yang tertinggi se-Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 1.594 jiwa, yang dalam hitungan Crude Birth Rate angka kelahiran ini tergolong tinggi yaitu mencapai 34 kelahiran pada setiap 1.000 penduduk di Kecamatan ini, sehingga menyebabkan Kecamatan Tegallalang mempunyai laju pertumbuhan tertinggi sepanjang tahun 2008.

Meningkatnya pertumbuhan penduduk bukan saja terjadi pada pertumbuhan penduduk alami yang disebabkan oleh kelahiran dan kematian tetapi juga disebabkan oleh pertumbuhan sosial yaitu migrasi penduduk, dimana dalam setahun terakhir jumlah penduduk yang datang ke Kabupaten Gianyar jauh lebih besar daripada jumlah penduduk yang pindah. Kecamatan Sukawati yang merupakan Kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar di Kabupaten Gianyar berada di peringkat teratas dalam hal pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh migrasi. Sampai akhir tahun 2008 di Kecamatan Sukawati penduduk datang tercatat 535 jiwa sedangkan yang pindah tercatat 231 jiwa. Hal

Page 27: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-27

ini bisa dimaklumi karena letak geografis Kecamatan Sukawati yang berdekatan dengan Kota Denpasar sehingga wilayah Sukawati dipilih sebagai tempat tinggal bagi mereka yang bekerja di Kota Denpasar dan sekitarnya. Hal sebaliknya terjadi di Kecamatan Payangan, dimana dalam kurun waktu yang sama penduduk yang datang tercatat 92 jiwa sementara yang pindah 98 jiwa. Letak Kecamatan Payangan yang jauh dari pusat Kota Gianyar menyebabkan penduduk yang datang cenderung lebih sedikit daripada yang pindah. Data selengkapnya seperti tabel berikut ini.

Tabel F.18 Data Penduduk Lahir/Mati dan Datang/Pindah di Kab. Gianyar

Tahun 2008

No Kecamatan Penduduk ( jiwa) Lahir Mati Datang Pindah

1 Sukawati 420 223 535 231 2 Blahbatuh 425 246 348 156 3 Gianyar 603 252 294 215 4 Tampaksiring 323 128 123 64 5 Ubud 509 182 337 115 6 Tegallalang 1.594 287 245 118 7 Payangan 296 125 92 98 Jumlah 4.170 1.443 1.974 997

3. Kepadatan Penduduk

Kabupaten Gianyar mempunyai luas wilayah 368,00 Km² atau 6,53% dari luas Pulau Bali. Wilayah seluas ini terbagi dalam 7 kecamatan dengan luas masing-masing kecamatan yang bervariasi. Sampai akhir tahun 2008 Kabupaten Gianyar mempunyai angka kepadatan penduduk rata-rata sebesar 1.154 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan ini terbilang cukup tinggi dan masih menempatkan Kabupaten Gianyar sebagai Kabupaten dengan penduduk terpadat nomor tiga se-Provinsi Bali setelah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung. Penyebaran penduduk Gianyar pada tahun 2008 menunjukkan Kecamatan Gianyar sebagai Kecamatan yang paling padat dengan tingkat kepadatan 1.633 jiwa/Km² . Angka tersebut menunjukkan Kecamatan Gianyar memiliki tingkat kepadatan diatas rata-rata kepadatan Kabupaten Gianyar. Kecamatan lain yang memiliki

Page 28: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-28

tingkat kepadatan diatas rata-rata kepadatan Kabupaten yaitu Kecamatan Blahbatuh, Sukawati dan Ubud. Sementara tiga Kecamatan lainnya yaitu Tampaksiring, Tegallalang dan Payangan mempunyai tingkat kepadatan dibawah rata-rata kepadatan Kabupaten. Dengan tingkat kepadatan yang hanya 536 jiwa/Km² menempatkan Kecamatan Payangan sebagai Kecamatan dengan tingkat Kepadatan yang paling rendah di Kabupaten Gianyar. Data selengkapnya seperti tabel berikut ini.

Tabel F.19 Tabel Kepadatan Penduduk Kabupaten Gianyar

No Kecamatan Luas (Km2)

Jumlah Penduduk ( jiwa) Kepadatan (jiwa/Km2) Laki-

Laki Perempuan Jumlah

1 Sukawati 55,02 43.180 42.614 85.794 1.559 2 Blahbatuh 39,70 31.585 30.600 62.185 1.566 3 Gianyar 50,59 41.804 40.818 82.622 1.633 4 Tampaksiring 42,63 22.620 21.727 44.347 1.040 5 Ubud 42,38 31.556 30.192 61.748 1.457 6 Tegallalang 61,80 23.346 24.033 47.379 767 7 Payangan 75,88 20.445 20.218 40.663 536

Jumlah 368,00 214.536 210.202 424.738 1.154 (rata-rata)

Sumber: www.gianyarkab.go.id

Jumlah penduduk Gianyar berdasarkan perbandingan jenis kelamin dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ( 2006, 2007, 2008) menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki selalu lebih besar daripada penduduk perempuan dengan selisih jumlah yang semakin mengecil setiap tahunnya. Pada tahun 2006, sex ratio penduduk gianyar adalah 102,35 % lalu menjadi 102,14 % pada tahun 2007 dan pada tahun 2008 sex ratio menjadi 102,06 % dengan selisih jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki 4.334 jiwa lebih banyak daripada penduduk berjenis kelamin perempuan. Sementara dari 7 Kecamatan di Kabupaten Gianyar menunjukkan bahwa dari data tiga tahun terakhir, hanya Kecamatan Tegallalang yang selalu mempunyai jumlah penduduk perempuan lebih banyak daripada penduduk laki-laki dengan sex ratio 97,14 % pada tahun 2008. Sedangkan Kecamatan Ubud mempunyai perbandingan jumlah penduduk

Page 29: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-29

dengan selisih yang paling besar dimana penduduk laki-laki selalu lebih banyak daripada penduduk perempuan dengan selisih rata-rata diatas 1.200 jiwa. Bahkan dengan sex ratio 104,52 % pada tahun 2008, penduduk laki-laki di Kecamatan Ubud telah lebih banyak 1.364 jiwa daripada penduduk perempuan. Data selengkapnya seperti tabel berikut ini.

Tabel F.20 Sex Ratio Penduduk Gianyar Tahun 2006, 2007 dan 2008

No Kecamatan Tahun 2006

Laki-Laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah (jiwa)

Sex Ratio ( %)

1 Sukawati 41.822 41.206 83.028 101,49 2 Blahbatuh 30.681 29.712 60.393 103,26 3 Gianyar 40.522 39.529 80.051 102,51 4 Tampaksiring 21.992 21.004 42.996 104,70 5 Ubud 30.538 29.263 59.801 104,36 6 Tegallalang 22.708 23.007 45.715 98,70 7 Payangan 19.834 19.605 39.439 101,17

Jumlah 208.097 203.326 411.423 102,35 (rata-rata)

No Kecamatan Tahun 2007

Laki-Laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah (jiwa)

Sex Ratio ( %)

1 Sukawati 42.425 41.799 84.224 101,50 2 Blahbatuh 31.123 30.140 61.263 103,26 3 Gianyar 41.106 40.099 81.205 102,51 4 Tampaksiring 22.238 21.378 43.616 104,02 5 Ubud 30.978 29.685 60.663 104,36 6 Tegallalang 22.896 23.478 46.374 97,52 7 Payangan 20.120 19.885 40.005 101,18

Jumlah 210.886 206.464 417.350 102,14 (rata-rata)

No Kecamatan Tahun 2008

Laki-Laki (jiwa)

Perempuan (jiwa)

Jumlah (jiwa)

Sex Ratio ( %)

1 Sukawati 43.180 42.614 85.794 101,33 2 Blahbatuh 31.585 30.600 62.185 103,22 3 Gianyar 41.804 40.818 82.622 102,42

Page 30: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-30

4 Tampaksiring 22.620 21.727 44.347 104,11 5 Ubud 31.556 30.192 61.748 104,52 6 Tegallalang 23.346 24.033 47.379 97,14 7 Payangan 20.445 20.218 40.663 101,12

Jumlah 214.536 210.202 424.738 102,06 (rata-rata)

Gianyar, 18 Pebruari 2009, Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Kabupaten Gianyar.

F.3.5. Listrik dan Air Minum

Berkat terobosan yang tidak henti-hentinya dari Pemerintah Kabupaten Gianyar seluruh Desa dan Kelurahan di Kabupaten Gianyar sudah terjangkau oleh kedua jenis fasilitas yang strategis ini. Bahkan untuk listrik seluruh dusun sudah menikmatinya. Total pelanggan listrik pada tahun tahun 2005 adalah 75.342.

Data menunjukkan selama lima tahun terakhir pelanggan listrik terus meningkat. Untuk pelayanan kepada pelanggan banyaknya KWH terpakai adalah 147.571.002 KWH. Jenis penggunaan yang terbanyak adalah untuk rumah tempat tinggal : 90.295.241 KWH berarti hampir sebagian besar yaitu 61,19 %. Untuk usaha ekonomi sebesar 37.877.370 KWH, untuk penerangan jalan 14.237.835 KWH, lainnya adalah untuk Badan Sosial dan Pemerintah.

Gambaran produksi dan distribusi Air Minum di Kabupaten Gianyar tahun anggaran 2005 selengkapnya dapat disimak pada Tabel 6.3.4 dan Tabel 6.3.5. Dari total produksi 610,00 liter per detik didistribusikan sebesar 555 liter per detik dengan jumlah sambungan 40.304 unit.

Penggunaan air minum tahun anggaran 2005 adalah 12.642.274 m³ dengan rincian penggunaan sebagai berikut : rumah tempat tinggal 62,56 %; usaha (toko, industri dan hotel) 4,05 %; Instansi Pemerintah 2,11 %. Badan-badan sosial seperti rumah sakit, tempat peribadatan menggunakan sekitar 1,60% dan pelanggan khusus mencapai 3,80 % sedangkan nilai susut/hilang diperkirakan mencapai 23,36 %.

F.3.6. Sosial

Dalam upaya meningkatkan kecerdasan masyarakat, pendidikan menjadi kata kuncinya. Untuk itu perlu terus ditingkatkan partisipasi sekolah penduduk; yang konsekwensinya perlu tersedia sarana fisik pendidikan maupun tenaga guru yang memadai. Tabel 4.1.1 hingga

Page 31: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-31

Tabel 4.1.5 memberikan gambaran yang jelas mengenai jumlah sekolah, murid dan guru kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir sampai dengan tahun 2005.

Sekolah Taman Kanak-Kanak ada 90 buah, Sekolah Dasar 287 buah, SLTP 42 buah, SMU dan sederajat ada 36 buah. Jumlah murid dari semua tingkatan sekolah kecuali TK ada sebanyak 75.968 orang meningkat 2,34 % dibanding tahun sebelumnya. Jumlah guru 5.495 orang pada tahun 2004 menjadi 5.783 orang pada tahun 2005. Ratio murid terhadap guru untuk Sekolah Dasar 15 :1; SLTP 11 :1; dan SMU 11:1 (Tabel 4.1.3). Dari jumlah penduduk usia 7-12 tahun di bandingkan dengan jumlah murid Sekolah Dasar pada tahun 2005 diketahui angka Partisipasi Sekolah Dasar di Kabupaten Gianyar 106,24 %.

Dilihat angka partisipasi per Kecamatan yang tertinggi ialah Kecamatan Ubud 116,71 % dan yang terendah Kecamatan Blahbatuh yaitu 97,95 % (Tabel 4.1.11). Sedangkan NER rata-rata Kabupaten Gianyar tahun 2005 mencapai 90,94 %. Angka drop out anak SD tahun 2005 mencapai 16 orang terbanyak di kecamatan Sukawati yaitu 4 orang, kecamatan Tampaksiring dan Payangan masing-masing 3 orang, kecamatan Blahbatuh, Ubud dan Tegallalang masing-masing 1 orang, sedangkan kecamatan Gianyar tidak ada yang drop out.

Selain merupakan daerah seni Gianyar juga banyak memiliki perkumpulan olah raga seperti tenis meja, atletik, bola volly, bulutangkis, sepak bola, pencak silat, basket dan tenis lapangan. Dari berbagai macam jenis olah raga cabang atletik memiliki atelit terbanyak yaitu sekitar 2.200 atelit, cabang bola volly berada pada urutan kedua dengan 1.270 atelit, pencak silat 957 atelit, sepak bola 795 atelit dan cabang olah raga bulu tangkis yang cukup memasyarakat hingga ke tingkat paling bawah memiliki atelit sekitar 739 atelit sedangkan tenis meja dan bola basket masing-masing memiliki atelit 539 dan 225 atelit secara rinci dapat dilihat pada tabel: 4.1.17.

F.3.7. Kesehatan dan KB

Ketersediaan sarana kesehatan di Kabupaten Gianyar sampai dengan akhir tahun 2005 adalah : Rumah Sakit Pemerintah ada satu buah dengan 198 kapasitas tempat tidur. Rumah sakit swasta ada dua buah dengan jumlah Gianyar Dalam Angka/ Gianyar in Figures

Page 32: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-32

63 tempat tidur 75 buah. Puskesmas 13 unit, tersebar di seluruh Kecamatan, Puskesmas Pembantu pemerintah ada 56 buah. Sedangkan yang swasta ada 5 buah. Disamping penyediaan sarana kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat usaha penyediaan tenaga kesehatan juga ditingkatkan (Tabel 4.2.6 dan Tabel 4.2.8). Jumlah Dokter di RSU Gianyar sebanyak 43 orang.

Sedangkan di Puskesmas terdapat sekitar 45 orang. Kemampuan daya tampung dan fasilitas Rumah Sakit Umum Gianyar diupayakan peningkatannya. Selama tahun 2005 penyakit yang perlu dirawat inapkan di Gianyar adalah bayi lahir hidup sesuai tempat lahir dengan 940 kasus, yang terbanyak kedua persalinan tunggal spontan 885 kasus, diare 625 kasus disusul demam tipoid dan paratipoid 237 kasus. Khusus untuk pelayanan Keluarga Berencana terdapat 69 buah Klinik KB yang tersebar di tujuh Kecamatan. Peserta KB aktif di Kabupaten Gianyar sampai dengan Desember 2005 tercatat 58.670 Akseptor. Alat Kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah IUD sebanyak, 40.193 atau 68,51 % dan terkecil adalah IMPLANT sebesar 105 orang atau kurang dari satu persen. Sedangkan Akseptor baru ada sebanyak 7.313 Jumlah PUS di Kabupaten Gianyar 73.496.

F.3.8. Peradilan

Jumlah perkara Pidana Umum dan Pidana Khusus yang masuk di Kantor Kejaksaan Negeri Gianyar tahun 2005 meningkat dibandingkan tahun 2004 dari 294 menjadi 778 kasus. Sedangkan Tahanan yang masuk jumlahnya meningkat dari 83orang menjadi 179 orang. Dari Kantor Pengadilan Negeri Gianyar tercatat banyaknya terdakwa yang diselesaikan perkara pidananya dengan berbagai jenis keputusan hukumannya tahun 2005 : 201 kasus pidana. Jenis hukuman terbanyak adalah pidana penjara yaitu 201 putusan. Dari Tabel 4.3.8 diketahui jumlah Narapidana di Rumah Tahanan Negara Gianyar 159 orang, laki-laki 149 orang dan perempuan 10 orang.

Selama bulan Januari sampai Desember 2005 Kejahatan dan Pelanggaran yang dilaporkan ke Polres Gianyar 325 kasus. Dari 33 jenis kejahatan yang dilaporkan ke Polres Gianyar kejahatan yang terbanyak dilaporkan adalah Penganiayaan dengan 74 kasus disusul pencurian kendaraan bermotor 37 kasus urutan ketiga penggelapan dengan 32 kasus. Gianyar Dalam Angka/ Gianyar in Figures 64

Page 33: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-33

F.3.9. Agama

Sesuai dengan falsafah yang kita anut pelayanan kehidupan beragama senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kerukunan dan menciptakan suasanayang kondusif. Tabel 4.4.1. menyajikan data jumlah pemeluk agama di Kabupaten Gianyar tahun 2005 adalah Hindu 412.997 orang, Budha 700 orang, Islam 1.830 orang, Protestan 736 orang dan Katolik 556 orang. Jumlah peribadatan umat Hindu sebanyak 4.277 buah terdiri dari Sad Kahyangan , Dang Kahyangan, Kahyangan Tiga dan lainnya, Wihara 1 (satu) buah, Gereja 2 (dua) buah dan mesjid 4 (empat) buah. Peranan Lembaga Adat sangat besar artinya bagi kelestarian perkembangan agama Hindu serta kepentingan Kedinasan dan Stabilitas sehingga perlu dipertahankan keberadaannya. Jumlah desa adat 264 buah, banjar adat 523 buah dan organisasi Subak (sawah dan tanah kering) berjumlah 494

F.3.10. Sosial Lainnya

Pemerintah Daerah dan Instansi Teknis terkait bersama masyarakat terus berupaya meningkatkan kesejahteraan sosial untuk mewujudkan tata kehidupan serta penghidupan sosial yang bahagia dari segi material dan spiritual. Usaha ini terutama diarahkan untuk mengatasi masalah-masalah pokok dalam kesejahteraan sosial, yaitu kemiskinan, ketertinggalan, keterlantaran dan korban bencana alam. Tabel 4.5.1. menunjukkan banyaknya penderita cacat pada tahun 2005 di Kabupaten Gianyar. Tuna netra (buta) ada 70 orang, Tuna wicara (bisu-tuli) 66 orang, cacat anggota badan 301 orang, cacat mental 259 orang. Berdasarkan hasil pendataan Sosial Ekonomi Penduduk (PSE) 2005, di Kabupaten Gianyar terdapat 7652 rumahtangga miskin. Pendataan tahap I 6.473 rumahtangga dan tahap susulan 1.179 rumah tangga terbanyak di kecamatan Gianyar.

F.3.11. Perhubungan

1. Jalan, Jembatan dan Angkutan Darat

Jalan merupakan prasarana pengangkutan yang penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian. Diakui meningkatnya pembangunan menuntut pula peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang. Jalan yang diaspal sampai akhir tahun 2005 sudah mencapai 649,33 Km seperti disajikan pada Tabel 8.1.1. Jumlah

Page 34: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-34

jembatan pada tahun 2005 :61 buah. Jembatan Propinsi 9 buah, jembatan Kabupaten 38 buah dan jembatan negara 14 buah. Dari seluruh jembatan yang ada di daerah ini, hanya 4 buah rusak berat sedang kan sisanya 57 buah (93,44 %) kondisinya baik. Jumlah kendaraan wajib uji di Kabupaten Gianyar seluruhnya 4.812 buah, terdiri dari kendaraan umum 1.050 buah (21,82 %) dan kendaraan tidak umum 3.762 buah (78,18 %). Jenis kendaraan umum terdiri dari mobil penumpang 451 buah (9,24 %), mobil bus 232 buah (4,83 %) dan mobil barang 4.124 buah (85,93 %). Mobil barang umum sebagian besar berupa Pick up terbuka yaitu 3.181 buah, truk 233, mini truk 333 buah dan mobil tangki 10 buah. Tabel 8.1.6 menunjukkan mobil angkutan penumpang tahun 2005 sebanyak 296 buah merupakan armada angkutan Pedesaan dan armada angkutan wisata sejumlah 92 unit.

2. Pos dan Telepon

Pembangunan pos dan Telekomunikasi mencakup jangkauan peningkatan jasa telekomunikasi dan informasi, sehingga arus berita dan informasi berjalan lancar. Beberapa usaha telah dilaksanakan untuk memperlancar pelayanan berkenaan dengan semakin meningkatnya permintaan akan jasa pos. Jumlah fasilitas fisik pelayanan PT (Persero) Pos Indonesia di Kabupaten Gianyar pada tahun 2005 sebanyak 33 buah. Kantor pos utama ada di kota Gianyar sedangkan di kecamatan lainnya dilayani oleh Kantor Pos Pembantu. Surat-surat yang dikirim terus meningkat. Banyaknya unit pelayanan Telekomunikasi akhir tahun 2005 berjumlah 22.023 unit. Jenis unit pelayanan yang terbanyak ialah Telepon Otomat : 21.695 satuan sambungan, Telepon Umum 42 buah dan Wartel 286 buah. Kecamatan Gianyar memiliki Telekomunikasi terbanyak. disusul Kecamatan Ubud dan Sukawati.

F.3.12. Pertambangan dan Penggalian

Sektor penggalian utamanya Galian C memberikan sumbangan yang sangat kecil bagi perekonomian Gianyar yaitu hanya sebesar 0,34 % tahun 2005. Walaupun demikian sektor ini masih banyak ditekuni oleh masyarakat di beberapa daerah di kabupaten Gianyar. Usaha Galian C tahun 2005 sebanyak 156 usaha. Jenis penggalian yang banyak diusahakan adalah tanah liat 89 usaha (57,05 %) menyusul batu padas 66 usaha (42,31%) tanah urug hanya 1 keguatan usaha.

Page 35: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-35

Kecamatan yang terbanyak usaha penggaliannya beturut-turut adalah Gianyar, Ubud dan Blahbatuh seperti dapat dilihat pada Tabel6.2.1. Dalam hal mengantisipasi merambaknya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan Penggalian, Tim Gabungan baik dari Tim Propinsi maupun Kabupaten belakangan ini semakin mengintensipkan pembinaannya langsung ke desa-desa kepada para penambang.Gianyar Dalam Angka/ Gianyar in Figures 166

Page 36: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-36

F.4. Tabanan

Kabupaten Tabanan adalah salah satu kabupaten di Propinsi Bali. Terletak di bagian selatan Pulau Bali, Kabupaten Tabanan memiliki luas wilayah 839,33 km² yang terdiri dari daerah pegunungan dan pantai. Secara geografis wilayah Kabupaten Tabanan terletak antara 114º54’52”- 115°12'57" BT dan 8º14’30” – 8º30’07” LS. Topografi Kabupaten Tabanan terletak diantara ketinggian 0 – 2.276 m dpl, dengan rincian pada ketinggian 0 – 500 m dpl merupakan wilayah datar dengan kemiringan 2 – 15 %. Sedangkan pada ketinggian 500 – 1.000 m dpl merupakan wilayah datar sampai miring dengan kemiringan 15 – 40 %. Pada daerah-daerah yang mempunyai kemiringan 2 – 15 % dan 15 – 40 % merupakan daerah yang cukup subur tempat dimana para petani melakukan kegiatan pertanian untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Di daerah-daerah yang mempunyai ketinggian di atas 1.000 m di atas permukaan laut dan dengan kemiringan 40 % ke atas merupakan daerah berbukit- bukit dan terjal.

Gambar F.6 Peta Kabupaten Tabanan

Sumber: http://regionalinvestment.com

Page 37: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-37

Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan adanya dataran tinggi di wilayah Tabanan bagian utara yang merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian maksimal di puncak Gunung Batukaru 2.276 meter dpl. Sedangkan daerah selatan merupakan daerah pantai atau dataran rendah. Topografi berpengaruh terhadap suhu di masing-masing kecamatan dan perbedaan suhu berpengaruh pada tingkat curah hujan yang pada gilirannya berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.

Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Tabanan adalah meliputi : 1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, yang

dibatasi oleh deretan pegunungan seperti Gunung Batukaru (2.276 m), Gunung Sanghyang (2.023 m), Gunung Pohen (2.051 m), Gunung Penggilingan (2.082 m), dan Gunung Beratan (2.020 m);

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Badung, yang dibatasi oleh Tukad Yeh Sungi, Tukad Yeh Ukun dan tukad Yeh Penet;

3. Sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Hindia, dengan panjang pantai selebar 37 km; dan

4. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana yang dibatasi oleh Tukad Yeh Let.

Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 Kecamatan (Kecamatan Tabanan, Kecamatan Kediri, Kecamatan Kerambitan, Kecamatan Selemadeg, Kecamatan Selemadeg Barat, Kecamatan Selemadeg Timur, Kecamatan Penebel, Kecamatan Pupuan, Kecamatan Marga, dan Kecamatan Baturiti). Bila dilihat dari penguasaan tanahnya, dari luas wilayah yang ada, sekitar 22,562 km² (26,88%) wilayah Kabupaten Tabanan merupakan lahan persawahan dan 61,371 km² (73,12%) merupakan lahan bukan sawah.

Berdasarkan potensi dan kondisi masyarakat Kabupaten Tabanan, asumsi Makro Ekonomi sebagai landasan kebijakan dalam penyusunan Anggaran adalah tingkat pertumbuhan perekonomian Kabupaten Tabanan. Tujuan yang ingin diwujudkan adalah semakin tumbuh kembangnya industri pedesaan yang berbasis pertanian sebagai media strategi untuk memacu perekonomian masyarakat desa (petani) dengan meningkatkan nilai tambah petani melalui industri penanganan dan pengolahan pasca panen diaharapkan akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Page 38: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-38

F.4.1. Pembagian Administratif

Kabupaten Tabanan terdiri dari 10 kecamatan, 113 desa, 729 banjar adat dan 333 desa adat. Kecamatan-kecamatannya adalah: 1. Baturiti = 99,17 km² 2. Kediri = 53,60 km² 3. Kerambitan = 42,39 km² 4. Marga = 44,79 km² 5. Penebel = 141,98 Km² 6. Pupuan = 179,02 km² 7. Selemadeg = 57,51 km² 8. Selemadeg Barat = 104,25 km² 9. Selemadeg Timur = 65,22 km² 10. Tabanan = 51,40 km²

F.4.2. Topografi

Keadaan topografi Kabupaten Tabanan dapat digambarkan dengan adanya dataran tinggi di wilayah Tabanan bagian utara yang merupakan daerah pegunungan dengan ketinggian maksimal di puncak Gunung Batukaru 2.276 meter dpl. Sedangkan daerah selatan merupakan daerah pantai atau dataran rendah. Topografi berpengaruh terhadap suhu di masing-masing kecamatan dan perbedaan suhu berpengaruh pada tingkat curah hujan yang pada gilirannya berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah.

F.4.3. Demografi

Jumlah penduduk di Kabupaten Tabanan pada tahun 2004 tercatat sejumlah 404.582 jiwa dengan laju pertumbuhan sejak lima tahun terakhir rata-rata 0,36 persen per tahun. Pada periode 2000–2004, kepadatan penduduk rata-rata 469,43 jiwa/km². Laju pertumbuhan penduduk lebih terkonsentrasi di Kota Tabanan dan Kediri yang meliputi Desa Abiantuwung, Kediri, Banjar Anyar, Delod Peken, Dajan Peken, Dauh Peken, Denbantas, Subamia dan Bongan akibat adanya urbanisasi yang tersebar pada kompleks perumahan KPR/BTN dan pembukaan pemukiman penduduk baru.

Komposisi penduduk menunjukkan Sex Ratio 98,27 yang artinya di antara 100 orang laki-laki terdapat 98-99 penduduk perempuan. Jumlah kepala keluarga (KK) di Kabupaten Tabanan tercatat sejumlah 98.913 dengan rata-rata jiwa setiap rumah tanggga 4,1 orang.

Page 39: Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita

F-39

Keberhasilan pengendalian penduduk yang ditandai kecilnya jumlah jiwa dalam rumah tangga juga disebabkan adanya penundaan usia kawin wanita yang rata-rata mencapai 24,2 tahun. Suksesnya penanganan kependudukan selain adanya keberhasilan pengendalian juga karena adanya dukungan sosial seperti: pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan dalam perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan membaiknya pendapatan per kapita. Dari tahun ke tahun pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Tabanan menunjukkan kecenderungan meningkat, yaitu: 1. Tahun 2000 sebesar Rp, 3.706.700,52,- 2. Tahun 2001 sebesar Rp. 4.363.076,62,- 3. Tahun 2002 sebesar Rp. 4.829.048,17,- 4. Tahun 2003 sebesar Rp. 5.019.778,00,- 5. Tahun 2004 sebesar Rp. 5.358.758,91,-

Sebagai wilayah yang berbatasan dengan Samudera Indonesia, Kabupaten Tabanan memiliki garis pantai sepanjang 35 km yang terbentang dari Timur ke Barat, mulai di pantai Nyanyi, Kecamatan Kediri sampai di pantai Selabih, Kecamatan Selemadeg Barat. Potensi kelautan dan pantai ini telah dimanfaatkan melalui usaha penangkapan ikan dan obyek wisata.