program penanggulangan kemiskinan - surabaya.bpk.go.id · 6 program penanggulangan kemiskinan...
TRANSCRIPT
Catatan Berita/BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur/Tim UJDIH-Subbagian Hukum
Program Penanggulangan Kemiskinan:
Pelaksanaan dan Pengawasan
harapanrakyat.com
Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah/Negara Indonesia adalah kemiskinan.
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan1. Dewasa ini pemerintah belum mampu
menghadapi atau menyelesaikan permasalahan tersebut secara maksimal, padahal setiap mereka yang
memimpin Negara Indonesia selalu membawa kemiskinan sebagai misi utama mereka disamping misi-
misi yang lain. Meskipun secara umum, angka kemiskinan Indonesia sejak 1998 – 2011 terus menurun.
Penurunan tersebut tidak lepas dari upaya keras pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan melalui
berbagai program pro-rakyat. Kendati belum bisa dikatakan maksimal, akan tetapi tren penurunan
menunjukan bahwa program-program penanggulangan kemiskinan yang diluncurkan pemerintah telah
memberikan efek positif bagi peningkatan kemampuan masyarakat dalam mengembangkan hak-hak dasar
mereka. Tahun 2010, tingkat kemiskinan adalah 13,33 persen, atau 31,02 juta jiwa penduduk hidup di
bawah garis kemiskinan. Dari Maret 2009 hingga Maret 2010, 14,7 juta penduduk keluar dari garis
kemiskinan, tetapi 13.2 juta lainnya jatuh kembali ke bawah garis kemiskinan. Ini berarti bahwa secara
absolut hanya sekitar 1,5 juta penduduk yang keluar dari kemiskinan. Kelompok individu/penduduk yang
berada dekat dengan garis kemiskinan (hampir miskin/near poor) merupakan kelompok yang rentan
terhadap berbagai goncangan (shock). Untuk memenuhi target angka kemiskinan menjadi 8 - 10 persen
pada tahun 2014, Pemerintah Republik Indonesia kemudian mengambil kebijakan untuk mendorong
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan dengan berbagai pendekatan, mulai dari pendekatan
kelembagaaan dengan membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).2
1 https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan 2 http://www.tnp2k.go.id/id/kebijakan-percepatan/pendahuluan/
Catatan Berita/BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur/Tim UJDIH-Subbagian Hukum
TNP2K adalah Lembaga yang dibentuk sebagai wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangku
kepentingan di tingkat pusat untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinan yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia dan diketuai oleh
Wakil Presiden Republik Indonesia. TNP2K bertugas menyusun kebijakan dan program penanggulangan
kemiskinan, melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi dan integrasi program-program
penanggulangan kemiskinan di Kementerian / Lembaga dan melakukan pengawasan dan pengendalian
pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Pendanaan kegiatan TNP2K bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber
pendanaan lain yang tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Demi
tercapainya tujuan program penanggulangan kemiskinan, maka diperlukan pengawasan dari berbagai
pihak baik. 3
Terkait pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai
lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, akan
mengarahkan pemeriksaan mengikuti arah pembangunan pemerintah. Hal ini sebagaimana diungkapkan
oleh Wahyu Priyono, Kepala Bagian Layanan Informasi dan Publikasi BPK. "Arah pemeriksaan BPK
akan mengikuti arah pembangunan pemerintah juga. Nanti ke depan ini BPK akan melakukan audit ke
sektor yang menyentuh aspek kesejahteraan rakyat, misalnya program penanggulangan kemiskinan nanti
langsung diaudit oleh BPK, Pemeriksaan kinerja dilakukan agar dapat memperbaiki pengelolaan
keuangan negara di sektor publik seperti program kemiskinan, program kerakyatan, sehingga dampak
auditnya lebih terasa oleh masyarakat," jelasnya. Nantinya, tidak menutup kemungkinan proporsi audit
kinerja akan meningkat di tahun mendatang.”4
Sementara itu, Ketua BPK Harry Azhar Aziz mengungkapkan, di semester kedua BPK akan
memfokuskan pemeriksaan kinerja Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait program-program
penanggulangan kemiskinan, seperti bantuan sosial, program satu juta rumah dan lain sebagainya. ada
sekitar 19 K/L baik di pusat maupun daerah yang terkait dalam program tersebut. Nantinya K/L akan
diperiksa secara menyeluruh oleh BPK. "Nanti kita lihat hasil auditnya. Bisa saja nanti kami
rekomendasikan hanya beberapa K/L saja yang harusnya menangani itu. Seperti Kemensos, Kemenkeu
dan lain sebagainya," imbuhnya. Dalam waktu dekat, BPK sudah berencana akan mengaudit 4 program
3 Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penanggulangan Kemiskinan, Pasal 22. 4 http://posmetroglobal.co.id, Pemerintahan Jokowi, BPK Tingkatkan Porsi Audit Kinerja, 27 Januari 2015.
Catatan Berita/BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur/Tim UJDIH-Subbagian Hukum
penanggulangan kemiskinan. "Ada 3 sampai 4 program. Saya belum tahu persisnya. Tapi yang jelas
semua program yang menjadi bagian penanggulangan kemiskinan akan kami periksa," pungkasnya5
Program penanggulangan kemiskinan6 dibagi menjadi 3 klaster yaitu:
1. Klaster I merupakan kelompok program penanggulangan kemiskinan bantuan sosial terpadu berbasis
keluarga, yang terdiri dari Program Jamkesmas, progran Keluarga Harapan, Program Beras untuk
Keluarga Miskin (Raskin) dan Program Bantuan Siswa Miskin (BSM).
2. Klaster II merupakan kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan
masyarakat, yang terdiri dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
3. Klaster III meruapakan kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha
mikro dan kecil, yang terdiri dari Program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Klaster Program Penanggulangan Kemiskinan, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1. Klaster Program Penanggulangan Kemiskinan
Uraian Klaster I Klaster II Klaster III
Tujuan melakukan pemenuhan hak dasar, pengurangan beban
hidup, serta perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin.
agar masyarakat miskin dapat keluar dari kemiskinan dengan menggunakan potensi dan
sumberdaya yang dimilikinya
memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha
berskala mikro dan kecil
Karakteristik bersifat pemenuhan hak dasar utama individu dan rumah tangga miskin yang meliputi pendidikan, pelayanan kesehatan,
pangan, sanitasi, dan air bersih.
a. Menggunakan pendekatan partisipatif b. Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat c. Pelaksanaan berkelompok kegiatan oleh
masyarakat secara swakelola dan berkelompok d. Perencanaan pembangunan yang berkelanjutan
a. Memberikan bantuan modal atau pembiayaan dalam skala mikro
b. Memperkuat kemandirian berusaha dan akses pada pasar
c. Meningkatkan keterampilan dan manajemen usaha
Cakupan pemenuhan hak dasar utama, yaitu hak atas pangan, pendidikan,
pelayanan kesehatan, serta sanitasi dan air bersih.
a. Wilayah Kelompok program berbasis pemberdayaan masyarakat dilakukan pada wilayah perdesaan,
wilayah perkotaan, serta wilayah yang dikategorikan sebagai wilayah tertinggal.
b. Sektor Kelompok program berbasis pemberdayaan masyarakat menitikberatkan pada penguatan kapasitas masyarakat miskin dengan mengembangkan berbagai skema program berdasarkan sektor tertentu yang dibutuhkan
oleh masyarakat di suatu wilayah.
a. pembiayaan atau bantuan permodalan
b. pembukaan akses pada
permodalan maupun pemasaran produk
c. pendampingan dan peningkatan keterampilan dan manajemen usaha.
5 http://economy.okezone.com, BPK Akan Audit 19 K/L soal Penanggulangan Kemiskinan, 22 Juni 2015. 6 Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia
usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi (Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan, Pasal 1 angka 2)
Catatan Berita/BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur/Tim UJDIH-Subbagian Hukum
Uraian Klaster I Klaster II Klaster III
Penerima Manfaat kelompok masyarakat sangat miskin
kelompok masyarakat yang dikategorikan miskin yang masih mempunyai kemampuan untuk
menggunakan potensi yang dimilikinya walaupun terdapat keterbatasan
a. kelompok masyarakat hampir miskin yang kegiatan usahanya
pada skala mikro dan kecil b. masyarakat miskin yang belum
mempunyai usaha atau terlibat dalam kegiatan ekonomi
Sumber: http://www.tnp2k.go.id
Dengan adanya Program Penanggulangan Kemiskinan dan peran lembaga pemeriksa maupun pengawas pemerintah, diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia dan pelaksanaannya dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.
Sumber:
1. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
2. https://id.wikipedia.org
3. http://www.tnp2k.go.id
4. http://posmetroglobal.co.id, Pemerintahan Jokowi, BPK Tingkatkan Porsi Audit Kinerja, 27 Januari 2015.
5. http://economy.okezone.com, BPK Akan Audit 19 K/L soal Penanggulangan Kemiskinan, 22 Juni 2015.
6. https://sarulmardianto.wordpress.com/kemiskinan-di-indonesia/
Catatan:
1. Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara
Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek
ekonomi dan efisiensi serta pemeriksaan aspek efektivitas.
2. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
a. Pasal 3
Strategi percepatan penanggulangan kemiskinan dilakukan dengan :
1. mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; 2. meningkatkan kemampuan dan pendapatan masyarakat miskin;
3. mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil;
4. mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.
b. Pasal 5
(1) Program percepatan penanggulangan kemiskinan terdiri dari :
a. Kelompok program bantuan sosial terpadu berbasis keluarga, bertujuan untuk melakukan
pemenuhan hak dasar, pengurangan beban hidup, dan perbaikan kualitas hidup masyarakat miskin;
b. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat, bertujuan untuk mengembangkan potensi dan memperkuat kapasitas kelompok masyarakat miskin untuk
terlibat dalam pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip pemberdayaan masyarakat;
c. Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan
kecil, bertujuan untuk memberikan akses dan penguatan ekonomi bagi pelaku usaha berskala mikro
dan kecil;
d. Program-program lainnya yang baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat meningkatkan
kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat miskin.
(2) Pengelola kelompok program percepatan penanggulangan kemiskinan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri dari :
Catatan Berita/BPK Perwakilan Provinsi Jawa Timur/Tim UJDIH-Subbagian Hukum
a. kementerian/lembaga pemerintah dan pemerintah daerah yang melaksanakan program percepatan
penanggulangan kemiskinan;
b. organisasi masyarakat, dunia usaha, dan lembaga internasional yang memiliki misi untuk percepatan
penanggulangan kemiskinan.
c. Pasal 8
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
d. Pasal 9
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan bertugas :
a. menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan;
b. melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi, dan integrasi program-program penanggulangan
kemiskinan di kementerian/lembaga;
c. melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan penanggulangan
kemiskinan.
e. Pasal 20
(1) Pelaksanaan tugas Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, TKPK Provinsi, dan TKPK
Kabupaten/Kota dilakukan secara terkoordinasi dalam satu kesatuan kebijakan penanggulangan
kemiskinan.
(2) TKPK Kabupaten/Kota melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Bupati/Walikota dan TKPK Provinsi.
(3) TKPK Provinsi melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Gubernur dan Tim Nasional.
(4) Tata kerja dan penyelarasan kerja, serta pembinaan kelembagaan dan sumber daya manusia TKPK
Provinsi dan TKPK Kabupaten/Kota dilaksanakan dan diatur lebih lanjut oleh Menteri Dalam Negeri.
f. Pasal 21
(1) Semua pendanaan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Kemiskinan dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Semua pendanaan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas TKPK Provinsi dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi.
(3) Semua pendanaan yang diperlukan bagi pelaksanaan tugas TKPK Kabupaten/Kota dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.