profil halaqah ideal

6
SIGIT DWI WINTONO

Upload: ghaaziy-mufiid

Post on 24-Apr-2015

125 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

halaqah

TRANSCRIPT

Page 1: Profil Halaqah Ideal

SIGIT DWI WINTONO

Page 2: Profil Halaqah Ideal

A. Landasan Syar’i Membina

Berikut ini adalah beberapa landasan syar’i mengapa setiap muslim

diwajibkan untuk membina:

1. “...hendaklah kamu menjadi orang-orang robbani, karena kamu selalu

mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” (QS. Ali

Imran: 79)

Pada ayat ini, jelas Allah telah memerintahkan setiap muslim untuk menjadi

murobbi (mengajarkan Al Kitab) dan menjadi mad‟u (mempelajari Al Kitab).

Tidak boleh hanya mau menjadi mad‟u saja, tapi tidak mau jadi murobbi. Jadi

kesimpulannya, setiap muslim wajib mengupayakan dirinya untuk menjadi

murobbi.

2. “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami

telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat

Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab

dan hikmah (Sunnah Rasul), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum

kamu ketahui” (QS. Al Baqarah: 151)

Rasulullah SAW telah membina sahabat-sahabatnya dalam sebuah majelis atau

halaqah. Rasulullah membina halaqah selama hidupnya, baik ketika di Mekah

(contohnya di rumah Arqom) maupun di Madinah (contohnya di Masjid

Nabawi). Jadi, menjadi murobbi berarti melaksanakan sunnah rasul.

3. “Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al Qur‟an dan mengajarkannya.”

(HR. Bukhari)

4. “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya

Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad: 7)

5. “Sesungguhnya Allah, malaikat-Nya, serta penduduk langit dan bumi, hingga

semut yang ada pada lubangnya, dan ikan-ikan yang ada di laut, (semuanya)

bersholawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR.

Tirmidzi)

6. “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma‟ruf dan mencegah, serta beriman kepada Allah…” (QS. Al-

Imron: 110)

Page 3: Profil Halaqah Ideal

B. Urgensi Halaqah dan Membina

Beberapa pentingnya halaqah adalah:

1. Sarana mendapatkan keberkahan, hidayah, sakinah dari Allah SWT dan

bimbingan dari malaikat. Seperti dalam hadits rasulullah SAW “Tidaklah

sekelompok orang duduk berdzikir kepada Allah SWT, kecuali para malaikat

mengelilingi mereka, rahmat (Allah) meliputi mereka, ketentraman turun kepada

mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan (para malaikat) yang

ada di sisiNya”.

2. Sarana memahami Islam konfrehensif dan integral. Bagi setiap muslim

memahami Islam secara baik dan benar di era globalisasi dan informasi

merupakan satu keniscayaan agar tidak terseret dan terjerumus kedalam

pengaruh negatif globalisasi. Diantara dampak negatif yang mengancam adalah

hubungan bebas muda-mudi, westernisasi, terjerumus narkoba, dan lainnya.

Perisai yang kokoh untuk membentengi itu semua adalah dengan pemahaman

yang baik dan benar terhadap Islam.

3. Sarana tajmi’ ( membangun komunitas ) untuk memperluas jaringan dakwah dan

ukhuwah Islamiyah. Kondisi heterogenitas umat pada saat ini tentunya harus

cepat disikapi dan diantisipasi agar tidak meluas menjadi potensi perpecahan.

Oleh karena itu perlu ada penyadaran secara kolektif oleh segmen umat akan

bahaya perpecahan ini dengan mengedepankan semangat ukhuwah Islamiyah.

4. Sarana menggalang dan memadukan potensi umat untuk melahirkan energi umat

yang hampir redup. Kesatuan dan persatuan umat Islam dalam mengaplikasikan

kebajikan nilai-nilai Islam yang luhur dan mulia sebagai Rahmatam lil alamin

sangat diharapkan dan dinanti-nanti umat saat ini. Energi kekuatan itu mustahil

akan lahir ketengah-tengah masyarakat tanpa ada kesatuan dan persatuan umat

Islam yang solid.

Page 4: Profil Halaqah Ideal

C. Pengelolaan Halaqah yang Dinamis dan Produktif

Halaqah dilaksanakan setiap pekan sekali dengan kurikulum yang jelas

agar lebih terarah kemana output dan outcome halaqah mau dibawa. Untuk urutan

acara halaqah bisa berikut ini:

1. Pembukaan

2. Kotak infaq, diedarkan di awal acara selagi konsentrasi para peserta

halaqah masih penuh, karena jika diakhir acara dikhawatirkan konsentrasi

sudah buyar, ada saja yang lupa atau peserta-peserta sudah telanjur bubar.

3. Tilawah dan memahamkan terjemahannya.

4. Materi, murabbi lalu menyampaikan materi untuk mutarabbi secara disiplin

dan cermat agar sasaran yang diharapkan dari materi tersebut dapat terwujud

dalam diri peserta halaqah. Penyampaian materi hendaknya dilakukan sejelas

mungkin agar mudah dipahami oleh peserta halaqah dengan baik.

5. Diskusi mengenai isu-isu kontemporer, menuntut peran aktif mutarobbi.

6. Ta‟limat, pemberitahuan-pemberitahuan tentang rencana-rencana berikut

atau info-info penting yang mendesak.

7. Penutup, berupa do’a penutup yakni do’a rabithah atau do’a penutup majlis.

Page 5: Profil Halaqah Ideal

D. Profil Murobbi Ideal

1. Menjadikan halaqah sebagai rumah yang nyaman dan forum yang

senantiasa dirindukan. Jika rasa nyaman dan dirindukan ini sudah ada pada

setiap anggota halaqah, mereka akan dengan senang hati terus mengikuti

kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan. Setiap pekan mereka akan

menunggu-nunggu kapan jadwal halaqah, dimana mereka akan bertemu satu

sama lain dalam suasana yang dirindukan.

2. Berikan variasi dalam halaqah. Jangan sampai halaqah terkesan monoton.

Sisipkan kegiatan-kegiatan dan hal-hal yang bisa “memecah kejenuhan yang

mungkin timbul”, seperti rihlah, makan bersama, olahraga bersama, dan

sebagainya. Termasuk dalam kegiatan halaqah itu sendiri. Seorang murabbi

hendaknya bisa menset halaqah sedemikian rupa sehingga tidak membosankan,

misalnya dengan menciptakan komunikasi yang lebih interaktif dan partisipatif.

3. Hargai dan berdayakan mutarabbi. Seorang murabbi harus menyadari bahwa

masing-masing mutarabbi tentunya memiliki potensi dan kemampuan tertentu.

Ini harus berusaha digali dan dieksplor oleh sang murabbi. Dengan cara ini,

mutarabbi akan merasa lebih dihargai. Dan pada saat yang sama juga akan

mengakselerasi peningkatan kualitas dan kapasitas mutarabbi itu sendiri.

4. Murobbi harus paham benar dengan materi. Ini penting bagi murabbi.

Murabbi harus sangat paham dengan materi agar tidak terjadi kesalahan. Materi

diberikan dengan penuturan bahasa yang mudah dan jelas. Selain itu jangan

sampai murabbi datang memberikan materi dalam keadaan suntuk dan

mengantuk.

5. Berkomitmen untuk datang halaqah’ tepat waktu. Salah satu masalah yang

sering muncul dalam halaqah’ adalah terlambat dimulai karena para pesertanya

belum datang, atau datangnya satu persatu sehingga baru bisa dimulai ketika

para pesertanya sudah mulai lengkap. Masalah klasik ini harus segera

dihilangkan dengan membuat sebuah komitmen bersama untuk hadir tepat

waktu. Bisa pula disepakati suatu bentuk „iqab bagi anggota yang terlambat.

Untuk menciptakan kebiasaan hadir tepat waktu dalam halaqah ini, hendaknya

murabbi menjadi pelopor dan teladannya. Jangan sampai kebiasaan hadir

terlambat justru disebabkan oleh murabbi itu sendiri!

Page 6: Profil Halaqah Ideal

6. Ciptakan suasana “anti ngantuk” selama halaqah berlangsung. Seorang

murabbi harus pandai-pandai memimpin halaqah sehingga tidak ada peserta

yang mengantuk. Komunikasi interaktif dan partisipatif, materi dan cara

penyampaian yang menarik, juga sedikit guyonan dan humor bisa jadi sanggup

menahan para peserta halaqah’ dari “rasa kantuk”.

7. Melakukan mutaba’ah yang ketat terhadap kehadiran dan keaktifan

mutarabbi. Ini penting karena ketidakhadiran dan ketidakaktifan itu adiktif,

menciptakan kecanduan. Sebelum kecanduan yang negatif ini terjadi dan

berujung pada putusnya sang mutarabbi dari halaqah, hendaknya sang murabbi

melakukan pencegahan semenjak dini, yakni dengan mutaba‟ah yang ketat

semenjak dini. Lakukan mutabaah dengan pendekatan yang empatik. Bisa jadi

mutarabbi tidak datang halaqah’ karena sedang punya masalah. Sang murabbi

harus bertanya apa masalahnya, dan sebisa mungkin membantu pemecahannya.

Bisa pula mutarabbi tidak datang karena sedang dihinggapi penyakit. Dalam

kondisi seperti ini, jangan memarahinya. Tetapi berilah ia semangat dan

kesadaran.