produksi dan produktivitas tanaman pertanian · suhu udara berpengaruh terhadap pertumbuhan dan...

43
iii PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN UTAMA DI KABUPATEN CIANJUR BERDASARKAN PROFIL KETINGGIAN TEMPAT (TINJAUAN PADA EMPAT KETINGGIAN TEMPAT) YASA ISMAIL ADIE DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: dinhliem

Post on 11-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

iii

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN

UTAMA DI KABUPATEN CIANJUR

BERDASARKAN PROFIL KETINGGIAN TEMPAT

(TINJAUAN PADA EMPAT KETINGGIAN TEMPAT)

YASA ISMAIL ADIE

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

iv

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN

UTAMA DI KABUPATEN CIANJUR

BERDASARKAN PROFIL KETINGGIAN TEMPAT

(TINJAUAN PADA EMPAT KETINGGIAN TEMPAT)

YASA ISMAIL ADIE

G24101011

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Pada Program Studi Meteorologi

DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2008

v

RINGKASAN

YASA ISMAIL ADIE . Produksi dan Produktivitas Tanaman Pertanian Utama di Kabupaten Cianjur Berdasarkan Profil Ketinggian Tempat (Tinjauan pada Empat Ketinggian Tempat) dibimbing oleh ABUJAMIN AHMAD NASIR DAN DODDY ARMANDO

Kabupaten Cianjur memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah dan kultur masyarakat Cianjur yang sebagian besar petani. Salah satu sumber daya alam Kabupaten Cianjur memiliki sejumlah tanaman pertanian yang komparatif dan kompetitif. Untuk melakukan pengembangan tanaman pertanian menjadi tanaman pertanian utama diperlukan suatu pertimbangan. Melihat kondisi topografi Kabupaten Cianjur yang beragam, maka salah satu pertimbangan yang digunakan dalam pengembangan tanaman pertanian utama adalah berdasarkan ketinggian tempat. Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor pengendali iklim yang berpengaruh terhadap suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang pada dasarnya akan mempengaruhi tingkat produksi dan produktivitas tanaman. Penelitian ini melihat pengaruh ketinggian tempat terhadap produksi dan produktivitas tanaman padi, jagung, kedelai dan kacang tanah di empat kecamatan (Kecamatan Sindangbarang, Pagelaran, Sukaresmi dan Pacet).

Secara umum, produktivitas tanaman padi meningkat seiring dengan bertambahnya ketinggian. Produktivitas padi Optimum terdapat pada ketinggian 600 – 900 m dpl, sedangkan untuk jagung, kedelai dan kacang tanah produktivitas akan mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya ketinggian tempat.

Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi, jagung, kedelai dan kacang tanah dilakukan dengan cara peningkatan penerapan teknologi pertanian. Dari tahun 1999-2003 dan 2004-2005 terjadi peningkatan penerapan teknologi pertanian rata-rata sebesar 8 % di tiap kecamatan.

Pada berbagai ketinggian tempat produktivitas tanaman padi selalu berada diatas produktivitas nasional, sedangkan untuk kedelai, jagung dan kacang tanah tidak demikian. Pada ketinggian tertentu produktivitasnya masih dibawah produktivitas nasional. Hal tersebut menjadikan tanaman padi sebagai tanaman pertanian utama untuk Kabupaten Cianjur, sedangkan untuk kedelai, kacang tanah dan jagung hanya sebagai tanaman rotasi bagi tanaman padi. Berdasarkan analisis pengaruh ketinggian tempat terhadap produktivitas ternyata bertambahnya ketinggiaan tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1.6 oC akan berpengaruh terhadap produktivitas rata-rata tanaman pertanian utama di Kabupaten Cianjur.

vi

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Produksi dan Produktivitas Tanaman Pertanian Utama di Kabupaten Cianjur Berdasarkan Profil Ketinggian Tempat (Tinjauan pada Empat Ketinggian Tempat)

Nama : Yasa Ismail Adie NRP : G24101011

Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II Ir. Abujamin A Nasir Doddy Armando, SP NIP 130 210 38 NIP 480 076 676

Mengetahui, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Dr. drh. Hasim, DEA NIP 131 473 999

Tanggal Lulus :

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sumedang, Jawa Barat pada tanggal 8 mei 1983 sebagai anak sulung dari tiga besaudara dari pasangan Drs. Duding Kh Adie, BcAN, MM dan Rohayati.

Pada tahun 1995 penulis tamat dari SDN Perumnas I. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan ke SMPN 1 Karangtengah dan tamat pada tahun 1998. Setelah itu, pada tahun 1998 penulis melanjutkan ke SMUN 1 Sukaresmi dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun 2001 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada program studi Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di organisasi Himagreto sebagai Kepala Departemen Kesekretariatan pada tahun 2003 dan sebagai Sekretaris Himagreto pada tahun 2004. Selain itu, penulis juga pernah melakukan praktek lapang di Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur pada tahun 2004.

i

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunianya sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilimiah ini dapat diselesaikan dengan baik tak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang selama ini selalu membantu dan memberikan motivasi-motivasi yang berharga. Dalam kesempatan ini, Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Ir. Abujamin Ahmad Nasir selaku pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu berharganya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

2. Bapak Doddy Armando, SP selaku pembimbing kedua yang senantiasa sabar dalam memberikan masukan – masukan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

3. Special ku persembahkan rasa terimakasih dan ‘karya ini’ buat Bapak, Ibu dan Kedua Adikku yang selalu memberikan kasih sayang dan perhatian yang tiada akhir kepada penulis ( maafkan ananda karena tidak menyelesaikan studi ini tepat pada waktunya)

4. Ua di Cipanas, terimakasih atas segala nasehat, perhatian dan dukungannya. 5. Seluruh staf di Dinas Pertanian dan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Cianjur yang

telah memberikan penulis pengalaman kerja yang berharga selama disana. 6. Bapak Camat di Kecamatan Sindangbarang, Sukaresmi, Pagelaran dan Pacet atas segala

bantuan dan kemudahan yang diberikan selama melakukan penelitian. 7. Seluruh angkatan GFM 38 atas segala kebersamaannya.

Serta masih banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Mei 2008 Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………... i DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. ii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………. iii DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………….. iii DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………. iii I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….. 1 1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………….. 1 1.2. Tujuan …………………………………………………………………………... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………………………... 1 2.1. Keadaan Umum Kabupaten Cianjur ……………………………………………. 1 2.2. Tanaman Padi (Oryza spp.) .................................................................................. 1 2.3. Tanaman Jagung (Zea mays L.) ............................................................................ 2 2.4. Tanaman Kedelai (Glycine max L.) ..................................................................... 2 2.5. Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogeae L.) .................................................. 2 2.6. Klasifikasi Iklim Schmidth-Ferguson ................................................................... 2 2.7. Klasifikasi Iklim Oldeman .................................................................................... 2 III.BAHAN DAN METODE ................................................................................................. 3 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................... 3 3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................................... 3 3.3. Metode Penelitian ………………………………………………………………. 3 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 3 4.1. Analisis Perubahan Suhu Udara Terhadap Ketinggian Tempat Di Kabupaten

Cianjur …………………………………………………………………………..

3 4.2. Analisis Pembagian Ketinggian Tempat Berdasarkan Potensi Lahan Pertanian .. 4 4.3. Keadaan Khusus di Empat Lokasi Contoh Ketinggian ........................................ 4.3.1. Kecamatan Sindangbarang (0 – 280 m dpl) …………………………. 4 4.3.2. Kecamatan Pagelaran (300-1650 m dpl) ............................................... 5 4.3.3. Kecamatan Sukaresmi (560-920 m dpl) ................................................ 5 4.3.4. Kecamatan Pacet (920-2962 m dpl) 6 4.4. Hubungan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pertanian Utama dengan

Ketinggian Tempat ............................................................................................... 6

4.4.1. Padi ........................................................................................................ 6 4.4.2. Jagung ………………………………………………………………… 7 4.4.3. Kedelai ................................................................................................... 7 4.4.4. Kacang Tanah ........................................................................................ 8 V. KESIMPULAN …………………………………………………………………………. 8 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 9 LAMPIRAN ........................................................................................................................... 10

iii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Sindangbarang Tahun 2000-2004 ... 4 2 Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Pagelaran Tahun 2000-2004 ........... 5 3 Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Sukaresmi Tahun 2000-2004 …….. 5 4 Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Pacet Tahun 2000-2004 ………….. 6 5 Grafik Rata - rata Produktivitas Padi pada empat ketinggian Tempat ............................ 7 6 Grafik Rata - rata Produktivitas Jagung pada empat ketinggian Tempat ........................ 7 7 Grafik Rata - rata Produktivitas Kedelai pada empat Ketinggian Tempat ...................... 7 8 Grafik Rata - rata Produktivitas Kacang Tanah pada empat Ketinggian Tempat ........... 8

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Kelas Empat Ketinggian Tempat ...................................................................................... 4 2 Penggunaan Lahan Sindangbarang ................................................................................... 4 3 Penggunaan Lahan Pagelaran ........................................................................................... 5 4 Penggunaan Lahan Sukaresmi ………………………………………………………….. 5 5 Penggunaan Lahan Pacet .................................................................................................. 6 6 Rata – rata tingkat penerapan teknologi pertanian komoditas tanaman pangan dan

sayuran ..............................................................................................................................

6

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Peta Administrasi Kabupaten Cianjur …………………………………………………. 10 2 Peta Ketinggian Kabupaten Cianjur …………………………………………………… 11 3 Luas Wilayah dan Jumlah Desa Tahun 2003 ………………………………………….. 12 4 Jenis Tanah Menurut Sistem Klasifikasi dan Lokasi Kecamatan ……………………... 13 5 Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Cianjur Tahun 2001-2002 ……………………….. 14 6 Perkembangan Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2002 dan Tahun 2003 …………... 15 7 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003 ………………………………. 16 8 Peta Administrasi Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran …………………………. 17 9 Peta Administrasi Kecamatan Sukaresmi dan Pacet …………………………………... 18 10 Peta Ketinggian Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran …………………………… 19 11 Peta Ketinggian Kecamatan Sukaresmi dan Pacet …………………………………….. 20 12 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sindangbarang dan Pegelaran ……………….. 21 13 Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sukaresmi dan Pacet ……………………………. 22 14 Data Curah Hujan Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran Tahun 2000-2004 ……... 23 15 Data Curah Hujan Kecamatan Sukaresmi dan Pacet 2000-2004 ……………………… 24 16 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Tahun 1999-2003 . 25 17 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Tahun 2004-2005 . 26 18 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun 1999-2003 ……. 27 19 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun 2004-2005 ……. 28 20 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Tahun 1999-2003 …… 29 21 Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Tahun 2004-2005 …… 30 22 Luas Tanam,Luas Panen,Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun 1999-2003 31 23 Luas Tanam,Luas Panen,Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun 2004-2005 32 24 Tabel Suhu Udara (oC) Stasiun Klimatologi Balai Penelitian Teh dan Kina Pacet

Kabupaten Cianjur Tahun 1993 – 2003 (ketinggian = 1250 m dpl) …………………...

33 25 Daftar Istilah …………………………………………………………………………… 34

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kabupaten Cianjur memiliki potensi

sumber daya alam yang melimpah dan kultur masyarakat Cianjur yang sebagian besar petani. (BPS Kabupaten Cianjur, 2003). Untuk itu perlu dilakukan pengembangan di berbagai sektor, terutama sektor pertanian. Salah satu strategi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur dalam Renstra tahun 2001-2005 adalah melakukan pengembangan agribisnis tanaman pertanian utama di wilayah sentra produksi. Dengan demikian, Kabupaten Cianjur diharapkan menjadi salah satu andalan untuk terwujudnya Cianjur sebagai salah satu pusat agribisnis dan pariwisata Jawa Barat (Dinas Pertanian Cianjur, 2004).

Kabupaten Cianjur memiliki sejumlah tanaman pertanian utama yang komparatif dan kompetitif. Mengingat jumlah tanaman pertanian utama cukup banyak, maka tidak mungkin dikembangkan seluruhnya, sehingga perlu dilakukan pemilihan berdasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya ketinggian tempat.

Ketinggian tempat merupakan salah satu faktor pengendali iklim yang berpengaruh kuat terhadap suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap kecepatan metabolisme terutama fotosintesis dan respirasi tanaman. Pada suhu lingkungan lebih rendah daripada suhu dasar maka pertumbuhan tanaman berhenti (dorman), sedangkan apabila suhu lingkungan lebih tinggi dari pada suhu maksimum maka tanaman akan mati (letal). Dari aspek hubungan iklim-tanaman dikenal suhu kardinal meliputi kisaran kesesuaian suhu minimum, optimum dan maksimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kisaran toleransi terhadap suhu yang berbeda tiap kultivar menyebabkan kisaran toleransi terhadap ketinggian tempat yang berbeda-beda pula untuk tiap jenis kultivar (Nasir, 2003).

Perubahan suhu udara terhadap ketinggian tempat di Indonesia menurut Braak (1929) yaitu -0,61oC untuk setiap kenaikan ketinggian tempat 100 meter. Perubahan suhu udara terhadap ketinggian tempat di Indonesia berdasarkan suhu rata-rata pantai 26,3 oC. Berdasarkan lapse rate suhu tersebut maka dapat dituliskan persamaan Braak sebagai berikut :

Tz1 = (26,3 – 0,61 x h ) oC Tz1 :suhu udara rata - rata tahunan pada suatu

tempat h :ketinggian tempat diatas permukaan laut dalam hektometer (1hm = 100 m.)

Kabupaten Cianjur memiliki ketinggian tempat 0-2962 m dpl (meter diatas permukaan laut) memanjang dari arah selatan sampai utara. Dari ketinggian tersebut, yang ditanami tanaman pertanian berkisar antara 0-1500 m dpl (potensi Kecamatan Pacet, 2004). Berdasarkan ketinggian tersebut memungkinkan bervariasinya tanaman pertanian utama di tiap wilayah Cianjur. Dengan demikian, memungkinkan dilakukan penelitian ini di Kabupaten Cianjur.

1.2. Tujuan 1) Mendapatkan gambaran mengenai

kondisi khusus tempat studi kasus di Kabupaten Cianjur.

2) Mempelajari pengaruh ketinggian tempat terhadap produktivitas tanaman utama di tiap wilayah Kabupaten Cianjur.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kabupaten Cianjur

Kabupaten Cianjur berada ditengah propinsi Jawa Barat pada jarak sekitar 65 Km dari ibukota Propinsi (Bandung) dan 120 Km dari ibukota negara (Jakarta) dan terletak diantara 6 o21’LS – 7 o25’LS dan 106 o42’BT – 107 o25’BT. Keadaan topografi Kabupaten Cianjur sebagian besar berupa daerah pegunungan, berbukit – bukit dan sebagian merupakan dataran rendah, dengan ketinggian 0 meter sampai dengan 2.962 meter di atas permukaan laut (Puncak Gunung Gede), dengan kemiringan antara 1 sampai 40 %.

Wilayah Kabupaten Cianjur meliputi areal seluas 350.148 Ha terdiri dari 26 kecamatan, 6 kelurahan dan 341 desa. Masing – masing wilayah mempunyai kondisi khusus baik dari segi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia. Dilihat dari sifat morfologis berdasarkan azas – azas pembentukannya tanah dan relasi antara tanah, tanaman dan aktifitas manusia, maka tanah di Kabupaten Cianjur dibagi menjadi beberapa jenis (soil group).

2.2. Tanaman Padi (Oryza spp.) Tanaman padi berasal dari dua benua

yaitu Asia dan Afrika Barat. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Padi tumbuh di daerah

2

tropis atau subtropis pada 45o LU sampai 45o LS dengan cuaca panas, kelembaban tinggi, musim hujan 4 bulan dan memerlukan rata-rata curah hujan 200 mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan suhu 22-27 oC, sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperatur 19-23 oC (Siregar, 1981)

Pada tahun 2005 luas panen padi Indonesia mencapai 11.839.060 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 4,57 ton/ha/tahun, serta produksi padi nasional adalah 54.151.097 ton. Pada tahun yang sama hampir 18% produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat (http://www.bps.go.id/sector/ agri/pangan/tables.shtml).

2.3. Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung berasal dari Amerika.

Jagung masuk ke Indonesia sekitar abad ke-16 orang Portugal. Orang Belanda menamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn. Jagung tumbuh di daerah 50o LU sampai 40o LS. Pada lahan tidak beririgasi, jagung memerlukan curah hujan 85-200 mm/bulan. Jagung memerlukan suhu antara 21-34 oC, akan tetapi suhu optimumnya antara 23-27 oC. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung (Purwono dan Hartono, 2005)

Pada tahun 2005 luas panen jagung di Indonesia mencapai 3.625.987 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 3,45 ton/ha/tahun, serta produksi jagung nasional adalah 12.523.894 ton. Pada tahun yang sama hanya 5 % produksi jagung nasional dipasok dari Jawa Barat (http://www.bps.go.id/ sector/agri/pangan/ tables. shtml).

2.4. Tanaman Kedelai (Glycine max L.) Tanaman kedelai berasal dari daerah

Manshukuo (Cina Utara). Di Indonesia dibudidayakan mulai abad ke-17 sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Kedelai tumbuh di daerah dengan curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Untuk mendapatkan hasil optimal, kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan. Kedelai memerlukan suhu antara 21-34 oC, akan tetapi suhu optimumnya 23-27 oC. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl (Adisarwanto, 2005)

Pada tahun 2005 luas panen kedelai di Indonesia mencapai 621.541 ha dengan produktivitas rata-rata sebesar 1,3 ton/ha/tahun, serta produksi kedelai nasional adalah 808.353 ton. Pada tahun yang sama hanya 3 % produksi padi nasional dipasok dari Jawa Barat (http://www.bps.go.id/sector/agri/ pangan/tables.shtml).

Pertanaman kedelai di Indonesia umumnya diusahakan secara rotasi dengan tanaman padi. Varietas umur genjah sangat ditekankan agar kedelai dapat masuk dalam pola rotasi tanaman. Tanaman kedelai produksinya lebih tinggi di dataran rendah. (Sumarno dan Harnoto, 1983 dalam Karsono, 1984).

2.5 Tanaman Kacang Tanah ( Arachis hypogeae L.)

Kacang tanah merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Brazilia. Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian. Kacang Tanah ini pertama kali masuk ke Indonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Bahasa Inggris dari kacang tanah adalah "peanut" atau "groundnut".

Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah sekitar 28-32 oC. Ketinggian tempat yang baik untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian sekitar 500 m dpl

2.6. Klasifikasi Iklim Schmidth - Ferguson Sistem klasifikasi ini banyak digunakan

dalam bidang kehutanan dan perkebunan. Penentuan tipe iklim menurut klasifikasi ini hanya memperhatikan unsur iklim hujan dan memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun (Koesmaryono dan Handoko, 1995). Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut:

• Bulan kering (BK): Bulan dengan C < 60 mm.

• Bulan Lembab (BL : Bulan dengan CH antara 60 – 100 mm.

• Bulan Basah (BB) : Bulan dengan CH > 100 mm

2.7. Klasifikasi Iklim Oldeman Klasifikasi ini digunakan terutama untuk

keperluan pertanian di Indonesia. Dasar yang digunakan yaitu adanya bulan basah yang berturut-turut dan bulan kering yang berturut-turut, dimana semua ini dihubungkan dengan kebutuhan pertanaman padi di sawah serta palawija terhadap air (Kartasapoetra, 1993).

3

Kriteria yang digunakan dalam penentuan bulan kering, bulan lembab dan bulan basah adalah sebagai berikut:

• Bulan kering (BK): Bulan dengan C < 100 mm.

• Bulan Lembab (BL : Bulan dengan CH antara 100-200 mm.

• Bulan Basah (BB) : Bulan dengan CH > 200 mm

III.BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur pada bulan Mei 2005 sampai November 2006. Pengumpulan data dilakukan di Dinas Pertanian dan survey dilakukan di lokasi studi sebagai pembanding.

3.2. Alat dan Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah: 1. Data produksi dan produktivitas

tanaman pertanian utama tiap kecamatan tahun 1999-2005

(Sumber: Dinas Pertanian) 2. Data ketinggian seluruh kecamatan di

kabupaten Cianjur (Sumber : BPS Cianjur, 2003)

3. Data curah hujan bulanan tahun 2000-2004 untuk Kecamatan Sindangbarang, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Sukaresmi dan Kecamatan Pacet (Sumber: BPP, Kecamatan)

4. Data potensi kecamatan

Alat yang digunakan: 1. Altimeter 2. Seperangkat komputer

3.3. Metode Penelitian. Penelitian ini secara umum terdiri dari

empat tahapan. Tahap pertama adalah pengumpulan data sekunder yang diperlukan diantaranya data produksi (ton) dan produktivitas (ton/ha/tahun) tanaman pertanian, data potensi kecamatan, data curah hujan, dan data ketinggian tempat (m dpl) tiap kecamatan dicatat dari monografi BPS dan dilakukan pengukuran langsung dengan menggunakan altimeter. Tahapan kedua adalah melakukan analisis ketinggian tempat berdasarkan potensi lahan pertanian. Tahap ketiga adalah melakukan observasi lapang (survey) untuk mengetahui kondisi dilapangan yang digunakan sebagai pembanding dan pelengkap data. Tahap keempat adalah analisis data diantaranya analisis kondisi iklim

lokasi studi dan pengaruh ketinggian tempat terhadap produktivitas tanaman pertanian utama.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Perubahan Suhu Udara Terhadap Ketinggian Tempat di Kabupaten Cianjur.

Berdasarkan hasil penelitian Sakaida Kiyotaka, Heny Suharsono dan Arifin Hadi Susilo pada tahun 1999 – 2001 Lapse Rate di kabupaten Cianjur pada musim kering (Mei-September) sebesar 0,59oC/100m dan pada musim hujan (Oktober-Februari) sebesar 0,47oC/100m. Jadi rata-rata lapse rate untuk Cianjur sebesar 0,53oC/100m.

Suhu rata-rata tahunan di kabupaten Cianjur 21oC, sedangkan suhu rata-rata musim kering dan musim hujan sama sebesar 21oC pada ketinggian 1250 mdpl (lampiran 24).

Persamaan Brak (1929) Tz1 = (26,3 – 0,61 x h ) oC

Jika Tz1 = 210C (Suhu rata-rata tahunan) Lapse rate = 0,53oC/100m h = 1250 m dpl = 12,5 hm dpl Maka suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur adalah (Tt) 21 = (Tt – 0,53 x 12,5) oC 21 = (Tt – 6,625) oC Tt = 21 + 6,625 oC Tt = 27,625 oC

Jadi berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur sebesar 27,6 oC, sehingga dapat dibuat persamaan sebagai berikut (hanya berlaku di kabupaten Cianjur) :

Tz1 = (27,6 – 0,53 x h ) oC

Jika Tz2 = 210C (Suhu rata-rata musim kering) Lapse rate = 0,59oC/100m h = 1250 m dpl = 12,5 hm dpl Maka suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur adalah (Tk) 21 = (Tk – 0,59 x 12,5) oC 21 = (Tk – 7,375) oC Tk = 21 + 7,375 oC Tk = 28,375 oC

Jadi berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur sebesar 28,4 oC, sehingga dapat dibuat persamaan sebagai berikut (hanya berlaku di kabupaten Cianjur) :

Tz1 = (28,4 – 0,59 x h ) oC

4

Jika Tz3 = 210C (Suhu rata-rata musim hujan) Lapse rate = 0,47oC/100m h = 1250 m dpl = 12,5 hm dpl Maka suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur adalah (Th) 21 = (Th – 0,47 x 12,5) oC 21 = (Th – 5,875) oC Th = 21 + 5,875 oC Th = 26,875 oC

Jadi berdasarkan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa suhu rata-rata pantai di kabupaten Cianjur sebesar 26,9 oC, sehingga dapat dibuat persamaan sebagai berikut (hanya berlaku di kabupaten Cianjur) :

Tz1 = (26,9 – 0,47 x h ) oC

4.2.Analisis Pembagian Ketinggian Tempat Berdasarkan Potensi Lahan Pertanian.

Menurut Potensi Kecamatan Pacet (2004), ketinggian tempat maksimum yang dapat ditanami tanaman pertanian utama di Kabupaten Cianjur adalah 1500 m dpl. Oleh karena itu, ketinggian yang ditanami tanaman pertanian berkisar antara 0-1500 m dpl. Dari hasil yang diperoleh ternyata, data sekunder dan data primer ketinggian tempat tiap kecamatan di kabupaaten Cianjur tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Berdasarkan data ketinggian tempat tersebut, kecamatan-kecamatan di Cianjur dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

Tabel 1. Kelas Empat Ketinggian Tempat

No Kelas

Ketinggian (m dpl )

Kecamatan Luas (ha)

1 0 – 300 Agrabinta Sindangbarang Cidaun

29.477 16.795 32.073

2 301 – 600 Karangtengah Cianjur Pagelaran

3.925 2.344

23.550

3 601 – 900 Sukaresmi, Sukanagara Campaka

11.331 16.484 13.930

4 > 900 Campaka Mulya Pacet

5.611 11.204

Pengelompokan ketinggian selang 300 m dpl dengan lapse rate 0,53o C/100 m akan menyebabkan perbedaan suhu udara 1,6 o C. Hal ini telah mulai memberikan pengaruh terhadap proses metabolisme dan membawa dampak pada perbedaan produksi.

4.3. Keadaan Khusus di Empat Lokasi Contoh Ketinggian

4.3.1. Kecamatan Sindangbarang (0 – 280 m dpl)

Kecamatan Sindangbarang terletak di daerah pantai selatan dengan jarak 110 km

dari ibukota kabupaten Cianjur. Batas wilayahnya sebagai berikut : Sebelah Utara � Kecamatan Cibinong Sebelah Timur � Kecamatan Cidaun Sebelah Selatan � Samudera Indonesia Sebelah Barat � Kecamatan Agrabinta

Luas wilayah sindangbarang 16.795 ha mencakup 9 desa, yang terdiri dari 932 ha sawah dan lahan darat 15.863 ha. Jenis tanah di Sindangbarang sebagian besar asosiasi regosol, dengan tingkat keasaman tanah pH 4,5-6,5. ketinggian tempat 0-275 mdpl serta topografi 50% datar, 26% bergelombang dan 24% berbukit. Jumlah penduduk Sindangbarang terdapat 48.168 orang, terdiri dari 24.270 orang laki-laki dan 23.898 orang perempuan. Dari jumlah penduduk Sindangbarang terdapat 11.111 KK (Kepala Keluarga) tani dan 1.621 KK non tani.

Beberapa pola tanam di Sindangbarang: a) Padi-Padi-Bera b) Padi- Palawija-Bera c) Palawija- Palawija-Bera

Tabel 2. Penggunaan Lahan Sindangbarang

Pengunaan Tanah Luas (Ha) Luas Sawah

pengairan teknis - pengairan ½ teknis - pengairan pedesaan 88 sawah tadah hujan 844

Lahan darat pekarangan 886 tegal/kebun 9.708 perkebunan rakyat 2.797 hutan rakyat 2.463 kolam 9

Sumber: BPP Sindangbarang, 2005

0

100

200

300

400

500

600

700

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DESBULAN

mm

CH

Gambar 1. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Sindangbarang Tahun 2000-2004

Kecamatan Sindangbarang termasuk

dalam kategori pola hujan jenis monsun. Perbedaan jumlah curah hujan bulanan di Sindangbarang sangat signifikan antara bulan yang satu dengan bulan yang lain. Rata-rata jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Desember dan yang terendah pada bulan Agustus. Berdasarkan Schmidth-Ferguson curah hujan rata-rata dari tahun 2000 – 2004 di Sindangbarang terdapat 6 Bulan Basah (BB) dan 3 Bulan Kering (BK).

5

Sedangkan menurut Oldeman terdapat 4 Bulan Basah dan 4 Bulan Kering (gambar 1).

4.3.2. Kecamatan Pagelaran (300-1650 m dpl)

Kecamatan Pagelaran terletak di wilayah bagian tengah kabupaten Cianjur. Jarak dari ibukota kabupaten Cianjur 60 km. batas wilayah Pagelaran sebagai berikut : Sebelah Utara � Kecamatan Sukanagara Sebelah Timur � Kabupaten Bandung Sebelah Selatan � Kecamatan Tanggeung Sebelah Barat � Kecamatan Kadupandak

Jumlah penduduk kecamatan Pagelaran sebanyak 83.108 orang dengan jumlah laki-laki 42.897 orang dan perempuan 40.211 orang. Luas wilayahnya 23.550 ha yang terdiri dari luas sawah 5651 ha dan luas lahan darat 17.899 ha. Topografi daerah Pagelaran 15% datar, 45% miring, dan 40% bergelombang. Jenis tanah Pagelaran 65% merupakan podsolik merah kuning, 20% grumosol dan 15% latosol. Tingkat penerapan pola tanam satu tahun : a) padi-padi-padi b) padi-padi-palawija c ) padi-palawija-palawija

Tabel 3. Penggunaan Lahan Pagelaran

Pengunaan Tanah Luas (Ha) Luas Sawah

pengairan teknis 1.095 pengairan ½ teknis 1.612 pengairan pedesaan 1.251 sawah tadah hujan 1.693

Lahan darat pekarangan 698 tegal/kebun 3.022 perkebunan rakyat 5.910 hutan rakyat 1.914 kolam 999 lainnya 5356

Sumber: BPP Pagelaran, 2005

0

100

200

300

400

500

600

700

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES

BULAN

mm

CH

Gambar 2. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Pagelaran Tahun 2000-2004

Kecamatan Pagelaran sepertinya

termasuk dalam kategori pola hujan jenis lokal. Perbedaan jumlah curah hujan bulanan di Pagelaran tidak terlalu signifikan antara bulan yang satu dengan bulan yang lain. Rata-rata jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November dan terendah pada

bulan Juli. Berdasarkan Schmidth-Ferguson curah hujan rata-rata dari tahun 2000 – 2004 di Pagelaran terdapat 10 BB dan 1 BK. Sedangkan menurut Oldeman terdapat 8 Bulan Basah dan 1 Bulan Kering (gambar 2).

4.3.3. Kecamatan Sukaresmi (560-920 m dpl)

Kecamatan Sukaresmi terletak di wilayah bagian utara kabupaten Cianjur. Wilayah ini meliputi 11 desa dan 60 kedusunan dengan batas wilayahnya sebagai berikut : Sebelah Utara � Kabupaten Bogor Sebelah Timur � Kec. Cikalong Kulon Sebelah Selatan � Kecamatan Mande Sebelah Barat � Kecamatan Pacet

Kecamatan Sukaresmi merupakan dataran tinggi dengan ketinggian antara 560-920 m dpl, topografi dataran sebagian berbukit dengan luas daerah keseluruhan 13.331 ha yang terdiri dari lahan sawah 2601 ha dan lahan darat 10.730 ha (sawah 20% dan darat 80%). Jenis tanah alluvial assosiasi latosol (5% : 95%). Jumlah penduduk di kecamatan Sukaresmi pada bulan Desember 2004 tercatat 75.457 orang yang terdiri dari laki-laki 38.304 orang dan perempuan 37.153, dengan jumlah KK seluruhnya 17.915 KK. Dari jumlah tersebut terdiri dari 12.580 KK tani dan 5.335 KK non tani. Tingkat penerapan pola tanam satu tahun : a) Padi-padi-palawija b) Padi-palawija/sayuran c) Palawija-sayuran

Tabel 4. Penggunaan Lahan Sukaresmi

Pengunaan Tanah Luas (Ha) Luas Sawah

pengairan teknis 263 pengairan ½ teknis - pengairan pedesaan 2.177 sawah tadah hujan 161

Lahan darat pekarangan 268 tegal/kebun 4.636 perkebunan rakyat 910 Kolam 58 Lainnya 3.792

Sumber BPP Sukaresmi, 2005

0

100

200

300

400

500

600

700

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES

BULAN

mm CH

Gambar 3. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan Kecamatan Sukaresmi Tahun 2000-2004

6

Kecamatan Sukaresmi termasuk dalam kategori pola hujan jenis monsun. Perbedaan jumlah curah hujan bulanan di Sukaresmi cukup signifikan antara bulan yang satu dengan bulan yang lain. Rata-rata jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada bulan Januari dan terendah pada bulan Agustus. Berdasarkan Schmidth - Ferguson curah hujan rata-rata dari tahun 2000 – 2004 di Pagelaran terdapat 9 BB dan 2 BK. Sedangkan menurut Oldeman terdapat 8 Bulan Basah dan 2 Bulan Kering (gambar ).

4.3.4. Kecamatan Pacet (920-2962 m dpl)

Kecamatan Pacet terletak di wilayah bagian utara kabupaten Cianjur. Jarak dari ibukota kabupaten Cianjur 20 km. batas wilayah Pacet sebagai berikut : Sebelah Utara � Kabupaten Bogor Sebelah Timur � Kecamatan Sukaresmi Sebelah Selatan � Kecamatan Cugenang Sebelah Barat � Kabupaten Sukabumi

Jumlah penduduk kecamatan Pacet sebanyak 182.278 orang dengan jumlah laki-laki 93.527 orang dan perempuan 88.751 orang. Luas wilayahnya 11.204 ha yang terdiri dari luas sawah 760 ha dan luas lahan darat 10.444 ha. Topografi daerah Pacet 15% datar,

50% miring, dan 35% bergelombang. Wilayah ini memiliki ketinggian tempat diatas 880 mdpl. Jenis tanah Pacet alluvial dan latosol. Tingkat penerapan pola tanam satu tahun : a) padi-padi-palawija b) palawija-sayuran c) sayuran-sayuran

Kecamatan Pacet termasuk dalam kategori pola hujan jenis monsun. Perbedaan jumlah curah hujan bulanan di Pacet cukup signifikan antara bulan yang satu dengan bulan yang lain. Rata-rata jumlah curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan terendah pada bulan Agustus. Berdasarkan Schmidth-Ferguson curah hujan rata-rata dari

tahun 2000 – 2004 di Pagelaran terdapat 10 BB dan 1 BK. Sedangkan menurut Oldeman terdapat 8 Bulan Basah dan 1 Bulan Kering (gambar 4).

Tabel 5. Penggunaan Lahan Pacet

Pengunaan Tanah Luas (Ha) Luas Sawah

pengairan teknis 280 pengairan ½ teknis 390 pengairan pedesaan 90 sawah tadah hujan -

Lahan darat pekarangan 855 tegal/kebun 3.059 perkebunan rakyat 1.512 hutan rakyat 1.169 kolam 103 lainnya 3.746

Sumber: BPP Pacet, 2005

0

100

200

300

400

500

600

700

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOP DEC

BULAN

mm CH

Gambar 4. Grafik Curah Hujan Rata-rata Bulanan

Kecamatan Pacet Tahun 2000-2004

4.4. Hubungan Produksi dan Produktivitas Tanaman Pertanian Utama dengan Ketinggian Tempat

4.4.1. Padi Jika dilihat berdasarkan ketinggian

tempat produksi rata-rata padi terbesar di Cianjur terdapat di kecamatan Pagelaran sebesar 43.106 ton (1999-2003) dan meningkat menjadi 53.274 ton (2004-2005). Peningkatan produksi tersebut diiringi dengan bertambahnya luas tanam, luas panen dan peningkatan penerapan teknologi pertanian di kecamatan Pagelaran dari 63% menjadi 72% (Tabel 6). Berbeda dengan kecamatan lain, Pagelaran merupakan daerah yang memiliki

7

lahan sawah paling luas jika dibandingkan dengan kecamatan lain. Dengan demikian, Pagelaran merupakan salah satu sentra produksi di Kabupaten Cianjur. Produksi rata-rata padi kecamatan Sindangbarang sebesar 7.573 ton (1999-2003) dan 8.898 ton (2004-2005), kecamatan sukaresmi sebesar 13.218 ton (1999-2003) dan 22.096 ton (2004-2005), dan kecamatan Pacet sebesar 3.486 ton (1999-2003) dan 2.854 ton (2004-2005).

Produktivitas tanaman padi di kabupaten Cianjur mengalami peningkatan dengan bertambahnya ketinggian tempat sampai pada ketinggian maksimum yaitu dengan ketinggian antara 560 – 920 m dpl di kecamatan Sukaresmi (gambar 5). Produksi turun kembali dengan bertambahnya ketinggian tempat. Dengan demikian, bertambahnya ketinggian tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC memberikan perbedaan produktivitas rata-rata padi di tiap tingkat ketinggian tempat sebesar 0,12 ton/ha/tahun.

4.40

4.60

4.80

5.00

5.20

5.40

5.60

0 - 300 301 - 600 601 - 900 > 901

m dpl

Ton

/Ha/

Tah

un

Rat 99-03

Nasional

rat 04-05

Gambar 5. Grafik Rata- rata Produktivitas Padi

pada empat ketinggian Tempat

Untuk tanaman padi di Cianjur dengan bertambahnya ketinggian sampai ke ketinggian maksimum tidak menyebabkan produktivitasnya menjadi maksimum. Hasil Padi optimum terdapat pada ketinggian rata-rata 750 mdpl, yaitu di kecamatan Sukaresmi. Jika dilihat dari gambar diatas secara keseluruhan produktivitas tanaman padi di tiap ketinggian tempat Cianjur berada diatas rata-rata produktivitas nasional 4,57 ton/ha/tahun. Tanaman padi di Kabupaten Cianjur merupakan tanaman pertanian utama.

4.4.2. Jagung Produktivitas tanaman jagung di Cianjur

tidak terjadi perbedaan yang cukup signifikan dengan berubahnya ketinggian tempat pada daerah dataran rendah, sedangkan pada dataran tinggi terjadi perubahan signifikan (gambar 6). Berdasarkan hasil survei di lapangan di temukan perbedaan pemanfaatan hasil produksi jagung. Pada daerah dataran rendah merupakan jagung jenis hibrida yang digunakan untuk pembuatan makanan ternak

dan jagung dalam bentuk pipilan. Di daerah dataran tinggi jagung manis biasanya dikonsumsi manusia dalam bentuk tongkol. Jika dilihat dari tahun 1999-2003 dan 2004-2005 terjadi peningkatan produktivitas yang disebabkan peningkatan penerapan teknologi, akan tetapi perubahan tersebut tidak mengubah bentuk kurva produktivis pada tahun 1999-2003 dan 2004-2005. Meskipun terjadi perbedaan jenis dan bentuk pengukuran, ketinggian tempat cukup memberikan pengaruh terhadap produktivitas tanaman jagung di Cianjur.

2.00

2.30

2.60

2.90

3.20

3.50

3.80

4.10

0 - 300 301 - 600 601 - 900 > 901

m dpl

Ton

/Ha/

Tah

un

Rat 99-03

Nasional

Rat 04-05

Gambar 6. Grafik Rata- rata Produktivitas Jagung

Pada empat ketinggian Tempat

Dengan demikian, penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC atau perubahan ketinggian tempat 300 m cukup memberikan pengaruh di dataran tinggi dan dataran rendah terhadap produktivitas rata-rata tanaman jagung di Cianjur. Tanaman jagung di Cianjur biasanya merupakan bagian dari rotasi tanaman padi di dataran rendah dan sayuran di dataran tinggi. Tanaman jagung di Cianjur tidak dijadikan sebagai tanaman pertanain utama.

4.4.3. Kedelai

0.90

1.00

1.10

1.20

1.30

1.40

0 - 300 301 - 600 601 - 900 > 901

m dpl

Ton

/Ha/

Tah

un Rat 99-03

Nasional

Rat 04-05

Gambar 7. Grafik Rata- rata Produktivitas Kedelai

Pada empat Ketinggian Tempat

Produktivitas kedelai di Cianjur berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat. Dengan demikian, bertambahnya ketinggian tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC memberikan penurunan produktivitas rata-rata kedelai di tiap tingkat ketinggian tempat sebesar 0,04 ton/ha/tahun tahun 1999-2003. Pada tahun 2004-2005 terjadi peningkatan produktivitas tanaman kedelai di setiap ketinggian atau

8

kecamatan. Hal tersebut karena adanya peningkatan penerapan teknologi pertanian secara menyeluruh di tiap kecamatan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tahun 2004-2005 di kabupaten Cianjur bertambahnya ketinggian tempat sebesar 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC menyebabkan penurunan tingkat produktivitas tanaman kedelai. Hal yang sama terjadi pada tahun sebelumnya. Oleh karena itu, ketinggian tempat memberikan pengaruh terhadap perubahan produktivitas tanaman kedelai di Cianjur. Produktivitas tanaman kedelai tertinggi terdapat di daerah dataran rendah tepatnya berada di kecamatan Sindangbarang sebesar 1,32 ton/ha/tahun. Dan hanya di kecamatan Sindangbarang dan Sukanagara produktivitasnya diatas produktivitas nasional. Secara keseluruhan produktivitas tanaman kedelai di Cianjur masih dibawah rata-rata produktivitas nasional sebesar 1,3 ton/ha/tahun. Hal tersebut menyebabkan perlunya usaha yang lebih dalam meningkatkan penerapan teknologi pertanian untuk tanaman kedelai agar dapat dijadikan sebagai tanaman pertanian utama.

4.4.4. Kacang Tanah

1.10

1.13

1.16

1.19

1.22

1.25

1.28

0 - 300 301 - 600 601 - 900 > 900

m dpl

Ton

/Ha/

Tah

un

Rat 99-03

Kabupaten

Rat 04-05

Gambar 8. Grafik Rata- rata Produktivitas Kacang Tanah

Pada empat Ketinggian Tempat

Produktivitas kacang tanah berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat. Bertambahnya ketinggian tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1,6oC memberikan penurunan produktivitas rata-rata kacang tanah di tiap tingkat ketinggian tempat sebesar 0,06 ton/ha/tahun (gambar 8). Peningkatan penerapan teknologi pertanian untuk kacang tanah tidak mengalami peningkatan produktivitas yang signifikan. Pada ketinggian diatas 900 m dpl kacang tanah tidak dilakukan penanaman. Pada daerah tersebut para petani dan ppl sudah mengetahui terlebih dahulu bahwa kacang tanah tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada dataran tinggi. Jika dilihat dari produktivitasnya hanya di kecamatan Sindangbarang produktivitas kacang tanah

diatas rata-rata kabupaten Cianjur. Oleh karena itu, kecamatan Sindangbarang dijadikan sentra penanaman kacang tanah di kabupaten Cianjur.

V. KESIMPULAN

Berdasarkan analisis iklim baik menurut Schmidth-Ferguson maupun Oldeman, Kabupaten Cianjur merupakan kabupaten yang sangat berpotensi untuk ditanami tanaman pertanian utama. Hal ini dapat dilihat dari segi ketersediaan airnya, dimana Kabupaten Cianjur memiliki jumlah bulan kering yang relatif sedikit.

Kabupaten Cianjur memiliki topografi yang sangat beragam. Ketinggian tempat maksimum yang dapat ditanami tanaman pertanian utama di Kabupaten Cianjur berkisar antara 0 – 1500 m dpl. Analisis pengaruh produktivitas tanaman pertanian utama terhadap ketinggian di Kabupaten Cianjur dapat diwakili oleh empat kecamatan diantaranya: Sindangbarang, Pagelaran, Sukaresmi dan Pacet.

Secara umum, produktivitas tanaman padi meningkat sering dengan bertambahnya ketinggian. Produktivitas padi Optimum terdapat pada ketinggian 600 – 900 m dpl, sedangkan untuk jagung, kedelai dan kacang tanah produktivitas akan mengalami penurunan dengan semakin meningkatnya ketinggian tempat.

Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman padi, jagung, kedelai dan kacang tanah dilakukan dengan cara peningkatan penerapan teknologi pertanian. Dari tahun 1999-2003 dan 2004-2005 terjadi peningkatan penerapan teknologi pertanian rata-rata sebesar 8 % di tiap kecamatan.

Pada berbagai ketinggian tempat produktivitas tanaman padi selalu berada diatas produktivitas nasional, sedangkan untuk kedelai, jagung dan kacang tanah tidak demikian. Pada ketinggian tertentu produktivitasnya masih dibawah produktivitas nasional. Hal tersebut menjadikan tanaman padi sebagai tanaman pertanian utama untuk Kabupaten Cianjur, sedangkan untuk kedelai, kacang tanah dan jagung hanya sebagai tanaman rotasi bagi tanaman padi. Berdasarkan analisis pengaruh ketinggian tempat terhadap produktivitas ternyata bertambahnya ketinggiaan tiap 300 m atau penurunan suhu rata-rata tahunan sebesar 1.6

oC akan berpengaruh terhadap produktivitas

9

rata-rata tanaman pertanian utama di Kabupaten Cianjur.

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2005. Kedelai. Budidaya dengan Pemupukan yang Efektif dan Pengoptimalan Peran Bintil Akar. Penebar Swadaya. Jakarta

Badan Pusat Statistik Cianjur. 2002. Cianjur Dalam Angka 2002.

Badan Pusat Statistik Cianjur. 2004. Monografi Kabupaten Cianjur. Cianjur Dalam Angka 2004

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2005. Indonesia Dalam Angka 2005.

BPP Kecamatan Pacet. 1999-2005. Program penyuluhan Pertanian. BPP Kecamatan Pacet. Cianjur. Jawa Barat

BPP Kecamatan Pagelaran. 1999-2005. Program penyuluhan Pertanian. BPP Kecamatan Pagelaran. Cianjur. Jawa Barat

BPP Kecamatan Sindangbarang. 1999-2005. Program penyuluhan Pertanian. BPP Kecamatan Sindangbarang. Cianjur. Jawa Barat

BPP Kecamatan Sukaresmi. 1999-2005. Program penyuluhan Pertanian. BPP Kecamatan Sukaresmi. Cianjur. Jawa Barat

Karsono, S. 1984. Penggunaan Metode Jumlah Panas Untuk Menentukan Umur Kedelai. Tesis. Pasca Sarjana. IPB. Tidak dipublikasikan

Koesmaryono, Y dan Handoko. 1995. Klasifikasi Iklim dalam Klimatologi Dasar. Handoko (ed). Dunia Pustaka Jaya. Jakarta

Nasir, A. 2003. Pengaruh cuaca dan iklim terhadap tanaman. Pelatihan Dosen PT Se Jawa-Bali dalam Bidang Pemodelan dan Simulasi Komputer untuk Pertanian di Bogor pada tanggal 4 – 16 Agustus 2003. Bogor.

Purwono dan Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta

Sakaida, K, H.Suharso, and H.S. Arifin. 2001. Altitudinal Changes of Thermal Condition in the Watershed of West Java. Proceedings of 1st Seminar: Toward Harmonization between Development and Environmental Conservation in Biological Production. Graduate School of Agricultural and Life Sciencies, University of Tokyo, Japan. 301 pp.

Sakaida, K, H.Suharso, and H.S. Arifin. 2003. Seasonal Changes of Air Temperature Lapse Rate in the Watersheds of West Java. Proceedings of 2nd Seminar: Toward Harmonization between Development and Environmental Conservation in Biological Production. University of Tokyo, Japan. 545 pp.

Siregar, H. 1981. Budidaya Tanaman Padi. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi. IPB. Sastra Hudaya. Jakarta

http://www.bps.go.id/sector/agri/pangan/tables.shtml). 17 Februari 2007 http://www.deptan.go.id/pla/statistik/KonsepdanDefinisi.htm. 25 Februari 2007

10

Lampiran 1. Peta Administrasi Kabupaten Cianjur

11

Lampiran 2. Peta Ketinggian Kabupaten Cianjur

12

Lampiran 3. Luas Wilayah dan Jumlah Desa Tahun 2003

No. Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Jumlah Desa 1. Cianjur 2.344 11 2. Cilaku 6.046 10 3. Warungkondang 9.535 19 4. Cibeber 13.096 18 5. Ciranjang 3.752 12 6. Sukaluyu 4.310 10 7. Bojongpicung 12.353 16 8. Karangtengah 3.925 16 9. M a n d e 10.520 12 10. P a c e t 11.204 14 11. Sukaresmi 11.331 11 12. Cugenang 6.537 16 13. Cikalongkulon 12.602 18 14. Sukanagara 16.484 10 15. Takokak 13.576 9 16. Campaka 13.930 11 17. Pagelaran 23.550 17 18. Tanggeung 11.415 16 19. Kadupandak 15.460 21 20. Sindangbarang 16.795 9 21. Agrabinta 29.477 17 22. Cibinong 24.333 12 23. Cidaun 32.073 13 24. Naringgul 24.378 10 25. Campaka Mulya 5.611 5 26. Cikadu 15.504 8

Jumlah 350.148 341

Sumber : BPS Kab. Cianjur, 2003

13

Lampiran 4. Jenis Tanah Menurut Sistem Klasifikasi dan Lokasi Kecamatan

No

Sistem Dudal / Soepraptohardjo (1957-1961) **)

Modifikasi Sistem D/S (1978) **)

FAO / Unesco (1970)

USDA Soil Taxonomy (1975) **)

Kecamatan

1 Tanah Aluvial - Tanah Aluvial

- Fluvisol - Entisol Pacet, Cugenang, Sukaresmi, Cilaku, Naringgul, Cianjur.

2 Andosol - Andosol - Andosol - Inceptisol Pagelaran, Tanggeung.

3 Brown Forest Soil - Brunizem - Cambisol - Inceptisol Campaka, Takokak, Sukanagara, Cugenang.

4 Grumosol - Grumosol - Vertisol - Vertisol Cikadu, Cibinong. 5 Latosol - Kambisol - Cambisol - Inceptisol Sukanagara,

Campakamyula. - Latosol - Nitosol - Ultisol Cikalongkulon,

Mande. - Oxisol /

Lateritik - Ferralsol - Oxisol

6 Litosol - Litosol - Lithosol - Entisol Lithic sub gruop

7 Mediteran - Mediteran - Luvisol - Alfisol/ Inceptisol

8 Organosol - Organosol - Histosol - Histosol 9 Podsol - Podsol - Podsol - Spodosol

10. Podsolik Merah Kuning

- Podsolik - Acrisol - Ultisol Cibinong, Agrabinta, Sindangbarang, Kadupandak

- Arenosol - Arenosol - Entisol Tanggeung, Cidaun, Naringgul.

11 Regosol - Regosol - Regosol - Entisol 12 Renzina - Renzina - Redzina - Rendoll Wr.kondang

Sumber *) Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 1996

14

Lampiran 5. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Cianjur Tahun 2001-2002

15

Lampiran 6. Perkembangan Jenis Penggunaan Lahan Tahun 2002 dan Tahun 2003

No. Jenis Penggunaan 2002 2003

1. Tanah Sawah - Pengairan Teknis 14.048 14.256 - Pengairan ½ Teknis 8.262 7.393 - Pengairan Sederhana 9.738 11.225 - Pengairan Non PU 16.744 16.482 - Tadah Hujan 10.031 12.415 - Pasang Surut 0 0 - Lebak 0 0 - Polder dan lainnya 0 0 Jumlah 1 (Ha) 58.823 61.771

2. Tanah Darat - Pekarangan 25.272 25.958 - Tegal / Kebun 63.342 61.572 - Ladang / Huma 33.599 33.589 - Penggembalaan 1.763 1.408 - Rawa – Rawa 394 412 - Tambak / Kolam / Empang 1.957 1.120 - Tidak Diusahakan 1.666 2.031 - Hutan Rakyat 27.577 27.654 - Hutan Negara 59.223 59.223 - Perkebunan 54.592 54.381 - Lain – lain 21.940 21.029 Jumlah 2 (Ha) 291.325 288.377 Jumlah 1 + 2 (Ha) 350.148 350.148

Sumber : Dinas Pertanian, 2002-2003

16

Lampiran 7. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tahun 2003

No. Kecamatan Laki – Laki Perempuan Jumlah

1. Cianjur 72.691 73.134 145.825 2. Cilaku 43.797 43.407 87.204 3. Warungkondang 53.896 53.417 107.313 4. Cibeber 58.588 55.988 112.576 5. Ciranjang 45.207 39.463 84.670 6. Sukaluyu 34.272 31.811 66.083 7. Bojongpicung 51582 49.487 101.069 8. Karangtengah 60.236 59.346 119.582 9. M a n d e 31.563 30.391 61.954 10. P a c e t 93.527 88.751 182.278 11. Sukaresmi 38.304 37.153 75.457 12. Cugenang 46.005 46.272 92.277 13. Cikalongkulon 45.411 44.617 90.028 14. Sukanagara 22.417 22.688 45.105 15. Takokak 24.583 23.853 48.436 16. Campaka 30.473 29.609 60.082 17. Pagelaran 42.251 40.798 83.049 18. Tanggeung 31.606 30.280 61.886 19. Kadupandak 39.794 38.794 78.588 20. Sindangbarang 24.270 23.898 48.168 21. Agrabinta 35.805 33.869 69.674 22. Cibinong 28.782 27.919 56.701 23. Cidaun 31.527 30.064 81.591 24. Naringgul 22.236 21.431 43.667 25. Campaka Mulya 12.097 11.275 23.372 26. Cikadu 17.731 16.765 34.496

Jumlah 1.036.651 1.004.480 2.041.131 Sumber :BPS Kab.Cianjur, 2003

17

Lampiran 8. Peta Administrasi Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran

Peta Administrasi Kecamatan Sindangbarang

Peta Administrasi Kecamatan Pagelaran

18

Lampiran 9. Peta Administrasi Kecamatan Sukaresmi dan Pacet

Peta Administrasi Kecamatan Sukaresmi

Peta Administrasi Kecamatan Pacet

19

Lampiran 10. Peta Ketinggian Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran

Peta Ketinggian Kecamatan Sindangbarang

Peta Ketinggian Kecamatan Pagelaran

20

Lampiran 11. Peta Ketinggian Kecamatan Sukaresmi dan Pacet

Peta Ketinggian Kecamatan Sukaresmi

Peta Ketinggian Kecamatan Pacet

21

Lampiran 12. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sindangbarang dan Pegelaran

Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sindangbarang

Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pagelaran

22

Lampiran 13. Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sukaresmi dan Pacet

Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Sukaresmi

Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Pacet

23

Lampiran 14. Data Curah Hujan Kecamatan Sindangbarang dan Pagelaran Tahun 2000 – 2004

Tabel Data Curah Hujan Kecamatan Sindangbarang

Bulan Schmidth-Ferguson Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Jumlah Rataan BB BK Q

2000 294 141 203 97 82 42 0 0 66 180 237 643 1985 165 6 3 50 2001 203 80 127 77 23 0 0 0 10 86 209 413 1228 102 4 5 2002 562 103 215 95 16 178 31 32 0 206 260 686 2384 199 7 4 2003 334 128 189 254 90 0 0 0 144 305 346 906 2696 225 8 3 2004 243 180 338 59 388 72 415 0 72 86 1227 686 3766 314 7 2

Rataan 327 126 214 116 120 58 89 6 58 173 456 667 2412 201 6 3 Oldeman BB BL BB BL BL BK BK BK BK BL BB BB 3 4

Tabel Data Curah Hujan Kecamatan Pagelaran

Bulan Schmidth-Ferguson Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Jumlah Rataan BB BK Q

2000 271 261 258 299 227 103 94 108 127 191 314 248 2500 208 11 0 10 2001 147 140 153 265 185 14 25 20 87 99 315 210 1660 138 7 3 2002 268 196 520 273 165 274 110 218 165 372 230 168 2959 247 12 0 2003 398 219 241 182 214 166 90 102 109 201 316 296 2534 211 11 0 2004 316 185 275 321 246 105 86 101 124 175 374 149 2457 205 11 0

Rataan 280 200 289 268 207 132 81 110 122 208 310 214 2422 202 10 1 Oldeman BB BB BB BB BB BL BK BL BL BB BB BB 8 1

24

Lampiran 15. Data Curah Hujan Kecamatan Sukaresmi dan Pacet 2000 – 2004

Tabel Data Curah Hujan Kecamatan Sukaresmi

Bulan Schmidth-Ferguson Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Jumlah Rataan BB BK Q

2000 597 461 467 434 398 44 208 39 27 32 762 511 3980 332 8 4 22 2001 548 463 168 407 305 54 35 56 14 86 415 466 3017 251 7 4 2002 391 467 609 378 201 186 194 93 150 356 201 264 3490 291 11 0 2003 514 404 287 189 255 64 99 114 208 926 464 738 4262 355 10 0 2004 323 426 415 442 318 54 69 43 38 45 152 278 2603 217 7 4

Rataan 475 444 389 370 295 80 121 69 87 289 399 451 3470 289 9 2 Oldeman BB BB BB BB BB BK BL BK BK BB BB BB 8 2

Tabel Data Curah Hujan Kecamatan Pacet

BULAN Schmidth-Ferguson Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Jumlah Rataan BB BK Q

2000 386 324 325 331 283 165 79 47 186 194 321 262 2903 242 10 1 10 2001 289 110 156 532 225 123 133 82 98 189 478 58 2473 206 9 0 2002 549 528 481 377 166 249 126 70 199 428 547 98 3818 318 10 0 2003 417 248 400 492 237 139 175 45 50 43 215 312 2773 231 9 3 2004 157 303 280 282 215 476 87 117 183 118 183 318 2719 227 11 0

Rataan 360 303 328 403 225 230 120 72 143 194 349 210 2937 245 10 1 Oldeman BB BB BB BB BB BB BL BK BL BL BB BB 8 1

25

Lampiran 16. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Tahun

1999 – 2003

Tabel Luas Tanam Padi Sawah (Ha) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1,280 1,829 1,756 1,377 1,519 7,761 1,552

2 Pagelaran 9,646 9,240 7,700 7,703 5,733 40,022 8,004

3 Sukaresmi 2,650 2,686 2,456 2,780 2,327 12,899 2,580

4 P a c e t 873 435 760 785 590 3,443 689 Tabel Luas Panen Padi Sawah (Ha) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1,194 1,829 1,816 1,317 1,507 7,663 1,533

2 Pagelaran 10,707 9,025 7,895 7,903 6,551 42,081 8,416

3 Sukaresmi 2,881 2,615 2,049 2,855 2,253 12,653 2,531

4 P a c e t 688 610 730 705 660 3,393 679 Tabel Produksi Padi Sawah (Ton) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah

Rata- Rata

1 Sindangbarang 6,094 8,660 8,887 6,546 7,680 37,867 7,573

2 Pagelaran 54,100 48,246 39,470 39,882 33,834 215,532 43,106

3 Sukaresmi 14,809 13,289 10,867 15,054 12,072 66,091 13,218

4 P a c e t 3,590 2,972 3,739 3,672 3,456 17,429 3,486 Tabel Produktivitas Padi Sawah Tahun (Ton/Ha/Tahun) 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 5.10 4.73 4.89 4.97 5.10 24.80 4.96

2 Pagelaran 5.05 5.35 5.00 5.05 5.16 25.61 5.12

3 Sukaresmi 5.14 5.08 5.30 5.27 5.36 26.16 5.23

4 P a c e t 5.22 4.87 5.12 5.21 5.24 25.66 5.13

26

Lampiran 17. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Tahun

2004 – 2005

Tabel Luas Tanam Padi Sawah (Ha) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1,767 1,665 3,432 1,716

2 Pagelaran 9,579 11,588 21,167 10,584

3 Sukaresmi 4,233 4,496 8,729 4,365

4 P a c e t 665 660 1,325 663 Tabel Luas Panen Padi Sawah (Ha) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan

2004 2005 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1,806 1,654 3,460 1,730

2 Pagelaran 9,022 11,324 20,346 10,173

3 Sukaresmi 2,967 5,182 8,149 4,075

4 P a c e t 700 380 1,080 540 Tabel Produksi Padi Sawah (Ton) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 9,191 8,604 17,795 8,898

2 Pagelaran 46,701 59,847 106,548 53,274

3 Sukaresmi 16,094 28,097 44,191 22,096

4 P a c e t 3,686 2,021 5,707 2,854 Tabel Produktivitas Padi Sawah (Ton/Ha/Tahun) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 5.09 5.20 10.29 5.15

2 Pagelaran 5.18 5.28 10.46 5.23

3 Sukaresmi 5.42 5.42 10.85 5.42

4 P a c e t 5.27 5.32 10.58 5.29

27

Lampiran 18. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun 1999 –

2003

Tabel Luas Tanam Jagung (Ha) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 588 287 480 259 568 2,182 436

2 Pagelaran 524 235 411 150 250 1,570 314

3 Sukaresmi 345 510 217 167 141 1,380 276

4 P a c e t 279 271 151 110 90 901 180

Tabel Luas Panen Jagung (Ha) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 340 495 238 488 538 2,099 420

2 Pagelaran 590 515 212 370 140 1,827 365

3 Sukaresmi 410 486 287 169 145 1,497 299

4 P a c e t 331 304 163 117 92 1,007 201

Tabel Produksi Jagung (Ton) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 703 1,101 527 1,083 1,325 4,739 948

2 Pagelaran 1,300 1,059 454 769 354 3,936 787

3 Sukaresmi 979 1,192 693 405 400 3,669 734

4 P a c e t 823 774 413 292 270 2,572 514

Tabel Produktivitas Jagung (Ton/Ha/Tahun) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 2.07 2.22 2.21 2.22 2.46 11.19 2.24

2 Pagelaran 2.20 2.06 2.14 2.08 2.53 11.01 2.20

3 Sukaresmi 2.39 2.45 2.41 2.40 2.76 12.41 2.48

4 P a c e t 2.49 2.55 2.53 2.50 2.93 13.00 2.60

28

Lampiran 19. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Tahun 2004 –

2005

Tabel Luas Tanam Jagung (Ha) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 187 393 580 290

2 Pagelaran 100 342 442 221

3 Sukaresmi 299 422 721 361

4 P a c e t 154 117 271 136 Tabel Luas Panen Jagung (Ha) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 301 220 521 261

2 Pagelaran 180 270 450 225

3 Sukaresmi 195 377 572 286

4 P a c e t 131 118 249 125 Tabel Produksi Jagung (Ton) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan

2004 2005 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 945 778 1,723 862

2 Pagelaran 548 896 1,444 722

3 Sukaresmi 714 1,483 2,197 1,099

4 P a c e t 486 482 968 484 Tabel Produktivitas Jagung (Ton/Ha/Tahun) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 3.14 3.54 6.68 3.34

2 Pagelaran 3.04 3.32 6.36 3.18

3 Sukaresmi 3.66 3.93 7.60 3.80

4 P a c e t 3.71 4.08 7.79 3.90

29

Lampiran 20. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Tahun 1999 –

2003

Tabel Luas Tanam Kedelai (Ha) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 173 114 117 186 108 698 140

2 Pagelaran 100 0 30 0 0 130 26

3 Sukaresmi 51 30 6 20 0 107 21

4 P a c e t 67 19 8 8 5 107 21

Tabel Luas Panen Kedelai (Ha) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 129 107 143 137 142 658 132

2 Pagelaran 163 0 0 30 0 193 39

3 Sukaresmi 41 39 10 11 0 101 20

4 P a c e t 71 18 11 8 6 114 23

Tabel Produksi Kedelai (Ton) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 157 122 156 155 160 750 150

2 Pagelaran 185 0 0 33 0 218 44

3 Sukaresmi 44 44 10 12 0 110 22

4 P a c e t 74 18 11 8 6 117 23

Tabel Produktivitas Kedelai (Ton/Ha/Tahun) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1.22 1.14 1.09 1.13 1.13 5.71 1.14

2 Pagelaran 1.13 0.00 0.00 1.10 0.00 2.23 1.12

3 Sukaresmi 1.07 1.13 1.00 1.09 0.00 4.29 1.07

4 P a c e t 1.04 1.00 1.00 1.00 1.00 5.04 1.01

30

Lampiran 21. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kedelai Tahun 2004 –

2005

Tabel Luas Tanam Kedelai (Ha) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 300 216 516 258

2 Pagelaran 0 48 48 24

3 Sukaresmi 6 4 10 5

4 P a c e t 7 1 8 4 Tabel Luas Panen Kedelai (Ha) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 275 304 579 290

2 Pagelaran 0 29 29 15

3 Sukaresmi 6 4 10 5

4 P a c e t 7 2 9 5 Tabel Produksi Kedelai (Ton) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 387 377 764 382

2 Pagelaran 0 38 38 19

3 Sukaresmi 8 5 13 7

4 P a c e t 9 2 11 6 Tabel Produktivitas Kedelai (Ton/Ha/Tahun) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1.41 1.24 2.65 1.32

2 Pagelaran 0.00 1.31 1.31 1.31

3 Sukaresmi 1.33 1.25 2.58 1.29

4 P a c e t 1.29 1.00 2.29 1.14

31

Lampiran 22. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun

1999 – 2003

Tabel Luas Tanam Kacang Tanah (Ha) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 2,572 3,103 3,023 2,275 2,425 13,398 2,680

2 Pagelaran 78 12 127 35 37 289 58

3 Sukaresmi 37 92 66 72 93 360 72

4 P a c e t 0 0 0 0 0 0 0

Tabel Luas Panen Kacang Tanah (Ha) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 2,095 3,040 3,025 2,521 3,737 14,418 2,884

2 Pagelaran 26 70 49 95 25 265 53

3 Sukaresmi 36 90 57 78 100 361 72

4 P a c e t 0 0 0 0 0 0 0

Tabel Produksi Kacang Tanah (Ton) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 2,633 4,157 3,637 3,028 4,394 17,849 3,570

2 Pagelaran 30 86 59 110 29 314 63

3 Sukaresmi 39 104 61 91 114 409 82

4 P a c e t 0 0 0 0 0 0 0

Tabel Prduktivitas Kacang Tanah (Ton/Ha/Tahun) Tahun 1999 – 2003

Tahun No. Kecamatan

1999 2000 2001 2002 2003 Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1.26 1.37 1.20 1.20 1.18 6.20 1.24

2 Pagelaran 1.15 1.23 1.20 1.16 1.16 5.90 1.18

3 Sukaresmi 1.08 1.16 1.07 1.17 1.14 5.62 1.12

4 P a c e t 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

32

Lampiran 23. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kacang Tanah Tahun

2004 – 2005

Tabel Luas Tanam Kacang Tanah (Ha) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1,303 2,357 3,660 1,830

2 Pagelaran 28 34 62 31

3 Sukaresmi 92 88 180 90

4 P a c e t 0 0 0 0 Tabel Luas Panen Kacang Tanah (Ha) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1,123 2,437 3,560 1,780

2 Pagelaran 45 27 72 36

3 Sukaresmi 62 89 151 76

4 P a c e t 0 0 0 0 Tabel Produksi Kacang Tanah (Ton) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1,385 3,082 4,467 2,234

2 Pagelaran 53 33 86 43

3 Sukaresmi 72 103 175 88

4 P a c e t 0 0 0 0 Tabel Prduktivitas Kacang Tanah (Ton/Ha/Tahun) Tahun 2004 – 2005

Tahun No. Kecamatan 2004 2005

Jumlah Rata-Rata

1 Sindangbarang 1.23 1.26 2.50 1.25

2 Pagelaran 1.18 1.22 2.40 1.20

3 Sukaresmi 1.16 1.16 2.32 1.16

4 P a c e t 0.00 0.00 0.00 0.00

33

Lampiran 24. Tabel Suhu Udara (oC) Stasiun Klimatologi Balai Penelitian Teh dan Kina Pacet Kabupaten Cianjur Tahun 1993 – 2003 (ketinggian = 1250 m dpl)

Bulan

Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des

Rat Th

Max 26.2 26.2 26.2 26.0 26.0 26.2 26.0 26.0 25.0 26.2 26.2 26.2 26.0

1993 Min 17.0 16.8 16.8 16.8 16.2 16.8 16.4 17.0 17.0 16.2 15.4 15.8 16.5

Rat 21.6 21.5 21.5 21.4 21.1 21.5 21.2 21.5 21.0 21.2 20.8 21.0 21.3

Max 24.8 24.4 25.2 26.4 25.8 26.0 26.0 26.6 26.6 27.2 26.0 26.8 26.0

1994 Min 11.4 12.0 16.4 16.2 16.2 16.2 16.4 16.2 15.2 15.9 14.6 16.6 15.3

Rat 18.1 18.2 20.8 21.3 21.0 21.1 21.2 21.4 20.9 21.6 20.3 21.7 20.6

Max 26.2 26.2 26.4 26.2 26.4 26.4 26.9 26.8 26.6 27.7 27.4 27.4 26.7

1995 Min 16.0 16.0 12.6 16.3 17.4 17.2 15.6 15.5 15.9 16.2 17.0 17.0 16.1

Rat 21.1 21.1 19.5 21.3 21.9 21.8 21.3 21.2 21.3 22.0 22.2 22.2 21.4

Max 27.0 27.2 26.4 26.4 28.8 26.2 26.2 26.2 27.2 26.7 26.5 26.0 26.7

1996 Min 17.0 17.2 16.0 17.5 15.5 16.0 16.4 16.2 15.8 15.6 15.9 16.2 16.3

Rat 22.0 22.2 21.2 22.0 22.2 21.1 21.3 21.2 21.5 21.2 21.2 21.1 21.5

Max 25.7 26.5 26.2 26.6 25.7 26.4 25.8 25.4 24.8 27.0 26.8 26.3 26.1

1997 Min 15.7 15.5 15.9 17.0 16.6 15.9 14.0 14.8 14.6 15.0 16.0 16.0 15.6

Rat 20.7 21.0 21.1 21.8 21.2 21.2 19.9 20.1 19.7 21.0 21.4 21.2 20.8

Max 26.8 26.0 26.6 26.6 27.8 27.6 27.4 27.6 27.2 27.2 26.4 26.4 27.0

1998 Min 16.4 17.0 17.6 15.8 16.2 16.8 16.2 15.4 16.2 17.0 16.2 16.2 16.4

Rat 21.6 21.5 22.1 21.2 22.0 22.2 21.8 21.5 21.7 22.1 21.3 21.3 21.7

Max 26.2 25.6 27.0 26.2 27.0 26.2 27.2 27.6 26.2 27.0 25.8 25.8 26.5

1999 Min 16.2 17.0 17.3 15.4 16.0 15.8 16.2 15.8 15.2 17.6 15.2 15.4 16.1

Rat 21.2 21.3 22.2 20.8 21.5 21.0 21.7 21.7 20.7 22.3 20.5 20.6 21.3

Max 26.2 24.7 26.0 25.2 25.8 25.8 25.6 26.0 26.0 26.0 25.4 25.2 25.7

2000 Min 15.8 15.3 15.9 15.8 16.4 15.7 16.5 15.8 15.4 16.6 15.7 16.6 16.0

Rat 21.0 20.0 21.0 20.5 21.1 20.8 21.1 20.9 20.7 21.3 20.6 20.9 20.8

Max 24.0 25.2 25.0 25.6 25.4 26.0 25.8 25.6 25.0 25.8 25.8 26.2 25.5

2001 Min 14.2 15.2 15.6 16.2 15.8 15.8 15.7 15.4 15.0 15.6 16.2 16.0 15.6

Rat 19.1 20.2 20.3 20.9 20.6 20.9 20.8 20.5 20.0 20.7 21.0 21.1 20.5

Max 26.3 25.7 25.8 25.7 25.3 24.9 25.3 26.0 25.5 25.7 25.5 25.3 25.6

2002 Min 16.0 15.6 15.3 16.1 15.4 16.0 15.5 15.3 15.4 16.3 15.7 16.6 15.8

Rat 21.2 20.7 20.6 20.9 20.4 20.5 20.4 20.7 20.5 21.0 20.6 21.0 20.7

Max 25.3 25.1 25.3 25.7 25.4 25.2 25.4 25.3 25.5 25.4 25.3 25.2 25.3

2003 Min 15.3 15.0 15.6 15.7 15.5 15.1 15.3 15.4 15.3 16.4 15.4 15.3 15.4

Rat 20.3 20.1 20.5 20.7 20.5 20.2 20.4 20.4 20.4 20.9 20.4 20.3 20.4

Rat Max 25.9 25.7 26.0 26.1 26.3 26.1 26.1 26.3 26.0 26.5 26.1 26.1 26.1

Bln Min 15.5 15.7 15.9 16.3 16.1 16.1 15.8 15.7 15.5 16.2 15.8 16.2 15.9

Rat 20.7 20.7 21.0 21.2 21.2 21.1 21.0 21.0 20.8 21.4 20.9 21.1 21.0

34

Lampiran 25. Daftar Istilah � Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan tanahnya rata, dibatasi oleh

pematang, dapat ditanami padi dan palawija / tanaman pangan lainnya. � Sawah Irigasi adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi. � Sawah Irigasi Teknis adalah sawah yang memperoleh pengairan dimana saluran pemberi

terpisah dari saluran pembuang agar penyediaan dan pembagian irigasi dapat sepenuhnya diatur dan diukur dengan mudah. Jaringan seperti ini biasanya terdiri dari saluran induk, sekunder dan tersier. Saluran induk, sekunder serta bangunannya dibangun, dikuasai dan dipelihara oleh Pemerintah.

� Sawah Irigasi Setengah Teknis adalah sawah berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan jaringan selanjutnya tidak diukur dan dikuasai pemerintah.

� Sawah Irigasi Sederhana adalah sawah yang memperoleh pengairan dimana cara pembagian dan pembuangan airnya belum teratur,walaupun pemerintah sudah ikut membangun sebagian dari jaringan tersebut (misalnya biaya membuat bendungannya).

� Sawah tadah hujan adalah sawah yang sumber air utamanya berasal dari curah hujan. � Tegalan / Tanah Darat Ringan adalah sebidang tanah yang diusahakan / dimanfaatkan untuk

pertanian lahan kering antara lain padi gogo dan palawija. � Tegalan / Tanah Darat Berat adalah sebidang tanah yang ditumbuhi / tertutup oleh tumbuhan

perdu atau nipah termasuk pohon-pohon / tunggul. � Semak / Alang-alang adalah sebidang tanah yang ditumbuhi / tertutup oleh tumbuhan alang-

alang, semak belukar, perdu atau nipah termasuk pohon-pohon / tunggul. � Lahan untuk Bangunan dan Halaman Sekitarnya adalah lahan yang terdapat di sekitar

bangunan dan biasanya diberi pagar atau batas tanpa memperhatikan ditanami atau tidak. Bila lahan sekitar rumah tersebut tidak jelas batas-batasnya dengan kebun/tegal, dimasukkan kedalam lahan kebun/tegal.

� Tegal/kebun/ladang/huma adalah lahan kering yang ditanami tanaman musiman seperti padi ladang, palawija/hortikultura dan letaknnya terpisah dengan halaman sekitar rumah.

� Padang Rumput adalah lahan yang dipergunakan untuk pengembalaan ternak. � Tambak adalah lahan yang dipergunakan untuk memelihara ikan, udang, atau binatang air

lainnya. Letak tambak tidak jauh dari laut dan airnya asin atau payau. � Kolam/Tebat/Empang adalah lahan yang dipergunakan untuk pemeliharaan/pembenihan ikan

dan lain-lain. � Lahan kritis adalah lahan yang sudah tidak produktif lagi kondisinya tidak memungkinkan

lagi untuk diusahakan sebagai lahan pertanian, kecuali bila ada upaya rehabilitasi terlebih dahulu.

� Pembukaan Lahan / Sawah Baru adalah suatu usaha penambahan baku lahan pertanian pada berbagai tipologi lahan seperti lahan irigasi, pasang surut dan tadah hujan yang sedapat mungkin terdapat dalam satu hamparan yang memenuhi norma, kriteria, standar teknis dan prosedur yang telah ditetapkan.

� Air adalah semua air yang terdapat di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air permukaan, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat.

� Sumber air adalah tempat / wadah air baik yang terdapat pada, di atas, maupun di bawah permukaan tanah (dalam penjelasan termasuk dalam pengertian; sungai, danau, mata air, aquifer, situ, waduk, rawa dan muara serta dijelaskan sifat wadah air yang kering permanent).

� Sumberdaya air adalah air dan daya air yang terkandung didalamnya. � Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan atau sumber air yang dapat

memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. � Konservasi sumberdaya air adalah upaya memelihara keberadaan, keberlanjutan keadaan sifat

dan fungsi sumberdaya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup baik pada waktu sekarang maupun pada masa mendatang.

� Anomali iklim adalah proses terjadinya perubahan iklim yang melebihi rata-rata normalnya dalam jangka waktu panjang.

� Banjir adalah genangan yang terjadi akibat curah hujan yang tidak sepenuhnya mampu diserap ke dalam tanah serta akibat terhambatnya aliran pada saluran pembuangan baik alami maupun buatan, yang menyebabkan tanaman menjadi layu.

35

� Bendung adalah usaha untuk menaikkan tinggi permukaan air, mengarahkan air sungai dengan cara membendung sungai tanpa reservoir. Jumlah dan tinggi permukaan dipengaruhi oleh debit sungai musim hujan dan kemarau.

� Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu kawasan yang dibatasi oleh pemisah topografis yang menampung, menyimpan dan mengalirkan air ke anak sungai dan sungai utama yang bermuara ke sungai atau laut, termasuk dalam hal ini di bawah cekungan air tanah.

� Daerah Prakiraan Musim (DPM) adalah daerah yang pola hujannya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Sampai saat ini di Indonesia terdapat 101 DPM.

� Dam parit adalah bangunan / dam yang ditempatkan pada alur-alur hidrologi alam untuk menekan laju run-off dan menampungnya untuk dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi.

� Kekeringan adalah keadaan dimana kebutuhan air tanaman tidak dapat lagi dipenuhi oleh pasokan air baik dari curah hujan maupun irigasi sehingga menyebabkan tanaman menjadi layu.

� Irigasi adalah usaha penyedian dan pengaturan air untuk menunjang usaha pertanian. � Irigasi sederhana adalah irigasi yang keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis

penyaluran dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola oleh petani/masyarakat. � Irigasi setengah tekhnis adalah irigasi yang hanya dapat diukur pada saluran primer dan

sekunder, biasanya dibangun dan dikelola pemerintah. � Irigasi tadah hujan dalah irigasi yang sumber airnya berasal dari air hujan jatuh langsung di

petakan, dilengkapi dengan saluran pembawa dan pembuang di TUT. � Irigasi tekhnis adalah irigasi dengan keadaan airnya dapat diukur di setiap tingkatan

penyaluran dan pembagian air, biasanya dibangun dan dikelola pemerintah. � Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan

untuk pengaturan air irigasi yang mencakup penyediaan, pengambilan, pembagian. � Jaringan irigasi tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai prasarana pelayanan air

di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut saluran kuarter dan saluran pembuang, berikut saluran bangunan turutan serta pelengkapnya. Termasuk dalam hal ini jaringan irigasi pompa yang luas areal pelayanan disamakan dengan areal tersier.

� Jaringan utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu system irigasi, mulai dari bangunan utama (bendung/bendungan) saluran induk/primer, saluran sekunder dan bangunan sadap serta bangunan pelengkapnya.

� Petani pemakai air adalah semua petani yang mendapat nikmat dan manfaat secara langsung dari pengelolaan air dan jaringan irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang meliputi pemilik sawah, pemilik penggarap sawah, penggarap / penyakap, pemilik kolam ikan yang mendapat air dari jaringan irigasi / reklamasi rawa dan pemakai air irigasi lainnya.

� Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) adalah istilah umum untuk kelembagaan pengelola irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi termasuk irigasi pompa atau reklamasi rawa yang dibentuk secara demokratis.

� Saluran sekunder adalah saluran pembawa air irigasi yang mengambil air dari bangunan bagi di saluran primer yang berada dalam jaringan irigasi.

� Luas Baku Irigasi adalah areal bersih suatu daerah irigasi yang berdasarkan perencanaan teknis dapat dijadikan areal persawahan (tidak termasuk didalamnya lahan-lahan yang berupa kebun produktif, jalan, kampung, pemukiman, halaman, bukit dan sebagainya).

http://www.deptan.go.id/pla/statistik/KonsepdanDefinisi.htm. 25 Februari 2007