prodi manajemen pendidikan islam fakultas tarbiyah …repository.uinjambi.ac.id/223/1/heriyanto,...
TRANSCRIPT
-
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SEKOLAH
MENENGAH PERTAMA (SMP) AL-IKHLAS
KEL. MAYANG MANGURAI KEC. ALAM BARAJO JAMBI
SKRIPSI
Diajukan sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Strata I (S1)
Oleh:
HERIYANTO
NIM. TK. 140618
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2018
-
Lampiran I
KEMENTRIAN AGAMARIUIN SULTHAI\T TIIAITA SAITUDDIN JAMBIFAI(I;LTAS TARBryAH I}AN KEGURUAN
Alamat : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Janbi-Ma Eulian KM. 16Simp. Sungai Duren Kab. Muanr Jambi 36363
KARTU BIMBINGAIY SKRIPSIff UGAS AKTIIR
Iu.08-FM-FP-05-03
Nama Mahasiswa
NIMPembimbing IJudul
Fakultas
JurusanlProgram Studi
HeriyantoTK.140618
Drs. H. M. Amin Jamaluddin, MMKepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan KinerjaGuru di SMP A1 Ikhlas Kel. Mayang Mangurai Kec AlamBarajo Jambi
Tarbiyah dan KeguruanManajemen Pendidikan Islam (MPI)
No Tanccal Konsultasi lWateri Bimbinsen Talda Tangar
05 Oktober 2017 IKonsultasi Proposal sltripsi dan perbaikan
judul serta isi dari BAB I, BAB II, dan BABm./ H?2 20 Oktober 2017 2
Konsultasi Proposal isi BAB I, BAB 16BAB tII .ry
-1 20 Oktober 2017 J ACC Seminar 4 Try;4
14 November2017
4Perbaikan Hasil SeminarBAB I, BAB II, z
BAB III',4ry'
52l November
20175 Perbaikan BAB II, BAB III 4%6 2l November2017 6 ACC Riset
7 05 Januari 2018 7Perbaikan u* ,*m III, BAB rY daty
I 29 Maret 2018 8 Perbaikan BAB ry dan BAB V ,
9 17 April2018 9 PerbaikanKeseluruhan ,BAB I -BAB V
t0 8 Agustus 2018 10 ACC Skripsi I 'ffiyJambi
zVAgastus )ft
Pembimbing I
9550919 197903 I 003
-
Lampiran 2
KEMENTAIAIY AGAMA RIT}IN SULTIIAN THAHA SAITUDDIN JAMBIF'AKULTAS TARtsIYAII DAN KEGURUAI\I
Alamat: Fakultas Tarbiyah dauKeguruan UIN STS Janbi-Ma Bulian KM. 16Simp, Sungai Dure Kab- MualaJambi 36363
KARTU BIMBINGAN SKRIPSI/TUGAS AI(HIR
k.llS-FM-PP-0s-03
NamaMahasiswaNIMPembimbing IJudul
Fakultas
JurusanlProgram Studi
HeriyantoTK.140618
Drs. H. M. Amin Jamaluddin, MMKepemimpinan Kepala Sekolah dalamGuru di SMP Al Ikhlas Kel. MayangBarajo Jambi
Tarbiyah dan KeguruanManaj emen Pendidikan Islam (fuIPI)
Jambi Agustus 2018II
meningkatkan KinerjaMangurai Kec Alam
Dr.su-*"dHitu.-M-Pd.rNIP. 19581218 197903 1 003
No Tanssal Konsultssi lllateri Bimbinsen Tarda Tanpan
I 05 Oktober20l7 1Konsultasi Proposal skripsi dan perbaikan
judul serta isi dari BAB I, BAB II, dan BABm 4--'^&
2 20 Oktober 2017 2Konsultasi Proposal isi BAB I, BAB II, dan
BAB III ,C**-4J 20 Oktober 2017 ., ACC Seminar /r;,.,,44
14 November2At7
4Perbaikan Hasil SeminarBAB I, BAB II,
BAB III /r"\"r^45
21 November2017
5 Perbaikan BAB Il, BAB III /r-*r6
2I November2017
6 ACC Riset **'4n 05 Januari 201 8 7
Perbaikan BAB II, BAB III, BAB IV danBABV /
{,*,^ a-;--T8 29 Mmet2018 I Perbaikan BAB tV dan BAB V {ar-a-.-*
,/
9 17 April2018 9 Perbaikan KeseluruhanBAB I -BAB V
, /d,-^-410 8 Agustus 2018 l0 ACC Skripsi ftr-^4
-
KEMENTERIAN AGAMA RITIIN SULTHAN THAIIA SAITUDDIN JAMBIT.AKULTAS TARBTYAH DAI\[ KEGURUATI
akultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi. Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jarrbi 36363
PERSETUJUAIY SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Hal : NotadinasLampiran : -
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan KeguruanUIN Sulthan Thalra Saifuddin JambiDi Jambi
As s alamu' alaihtm.wr.wb.
Setelah membac4 meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi sertamengadakaii perbaikrm seperltrny4 maka karmi selaku pembimbing berpendapatbahwa skripsi saudara;
NaniaNIM
: Heriyarito: TK. 140618
JudulSkripsi : Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan KinerjaGuru Di Sekolatr Menengatr Pertama (SI\rIP) Al- Ikhlas MayangMengurai Keluraan Alam Berajo Kecamatan Kota Baru
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dari Kegunran JurusanManajemen Pendidikan Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.Dengan ini kami harapkan agar skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapatsegera di munaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, Juli 2018Pembimbing I
:195509191979031003
-
KEMENTERIAN AGAMA RIt]IN ST}LTHAN THAIIA SAIFT]I}DIN JAMBIFAKULTAS TARBTYAH DAI[ KEGT'RUAI\I
Alamat :Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi. Jl. Jambi-Ma.Bulian Km.16Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363
Hal : NotadinasLampiran : -
Kepada Yth. Dekm Fakultas Tarbiyah dan KegunranUIN Sulthan Thaha Saifuddin JambiDi Jambi
As s al amu' al ai kum.w r. w b.
Setelah membaca, me.neliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi sertamengadakan perbaikan seperhmy4 maka karni selaku pembimbing berpendapatbahwa skripsi saudara;
NarhaNIM
: Heriyanto: TK. 140618
JudulSkripsi : Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan KinerjaGuru Di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al- Ikhlas MayangMengruai Keluraan Alam Berajo Kecamatan Kota Banr
Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan JurusanManajemen Pendidikan Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Stata Satu.Dengan ini kami harapkan agm skripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapatsegera di munaqasyahkan. Atas perhatiarmya kami ucapkan terima kasih.
Di.SiCmsul Huda. M. Pd.INip: 19581 21 81 979031 003
PERSETUJUAI\I SKRIPSI/TUGAS AKHIR
25-r0-2013
Jambi, Juli 2018
-
KEMENTRIAN AGAMA RIUIN SULTEAN THAIIA SAIFUDDIN JAMBIFAKULTAS TARBTYAH DAIY KEGURUAN{
Alamat : Fakulras Tarbiyah d*n Keguruaa tlIN STS JambiMa Bulian KM. 16Simp. Smgai Dwen Kab. MuaroJarnbi 36363
PERSETUJUA}I SI(RIPSI/TUGAS AKIIIR
I*.$&PP-0!0t 25.l{t-2013
Skripsi/Tugas Akhir dengan judul
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:Nama
NIMTelah dimunaqasyahkan pada
Nilai Munaqasyah
Pembimbing I
Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam rneningkatkanKinerja Guru di SMP Al Ikhlas Kel. Mayang ManguraiKec. Alam Barajo Jambi
HeriyantoTK.1406t824 September 2018
75,75 (B+)
Dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah ruan UIN Sulthan Saifuddin Jambi.
TIM
M.Pd.INIP. 200501 2 008
Penguji II
NIP. 1956126 198202 1 001
Dr. Samsyut nffirra.rO.INIP. 19581218 197903 1 003
lsnf, Dewi, M.Pd, INrP. 19681017 1994U 2 0A1
Jambi, 24 September 2018Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Dekan
/
Jamaluddin, MM
Dr.Hj.Armida, M.PU,INIP. I 9621223 199003 2 A01
-
KEMENTRIANAGAMA RIUTN SULTHAN THAHA SAITUDDIN JAIUBIFAKTJLTAS TARBTYAII DAN KSGURUAF{
Alamat : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan LIIN STS Jarnbi-Ma- Bulian KM. 16Simp. Sungai Duren Kab. Muaro Jatnbi 36363
PERSETUJUAI\T SKRIPSI/IUGAS AKHIR
241{L2$r3In-0$-PP-05-
01
Nama
NIMTanggal munaqasyahkan
Jurusan ProdiJudul
Skripsi telah diserahkan kepada :
1. Ketua sidang
2. Penguji I
3. Penguji II
4. Pembimbing I
5. Pembirnbing I1
6. Sekretaris Sidang
7. Perpustakaan Pusat
8. Fakultas
9. Jurusan
Heriyanto
TK.14061824 September 2018
Manajemen Pendidikan Islam (MPI)Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
Kinerja Guru di SMP Al n ni* Kel. Mayang ManguraiKec AlamBarajo Jambi
Dr. Rusmini, M.Pd. I
Dr. A. Khalik, M. Pd,I
Dr. Khairunas, M. Pd,I
Drs. H. M. Amin Jamaluddin, MM
Dr. Samslrrl Hudq M.Pd.I
Hasna Dewi, M.Pd, I
7.
9.
8.
Jambi, Oktober 2018
-
SURAT PER}I-YATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
Nim
Jurusan
: Heriyanto
: TK. 140618
: Manajemen Pendidikan Islam
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang beriudul :
Kepemimpinan dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SekolahMenengah Pertama (SMP) Al-Ikhlas Kel. Mayang Mangurai Kec. AlamBarajo Jambi.
Benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkansumbernya sesuai ketentuan yang berlaku. Apabila dikemudian hari ternyataperknyaan ini tidak benar, maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuaidengan hukum yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islamuniversitas Islam Negeri sulthan Thaha Saifuddin Jambi terrnasukpencabutan gelar yang saya peroleh melalui skripsi ini.
Demikianlah surat pertanyaan ini saya buat dengan sebenarnya untukdapat dipergunakan seperlunya.
Jambi,Penulis,
Oktober 2018
IV
-
viii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada allah SWT. Taburan cinta dan kasih sayang-
Mu telah memberikan kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta
memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau
berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan
salam selalu terlimpahkan untuk nabi muhammad SAW.
Kupersembahkan skripsi ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi .
Ayah dan ibu ku tercinta sebagai tanda bakti, hormat dan rasa terimakasih yang
tiada terhingga kupersembahkan karyaku ini untuk papa dan mama yang telah
memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga
yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
kata cinta dan persembhan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk papa dan
mama bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih.
Untuk Ayah dan ibu yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami
kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatkanku menjadi lebih baik,
kepada adikku dan keluargaku, Terimakasih kepada kalian yang telah
mendo’akan ku dan memberikan semangat kepadaku dan inspirasi dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
Kepada Bapak Drs. H. M. Amin Jamaluddin, MM dan Bapak Dr.H. Syamsul
Huda, M.Pd.I yang telah membimbing saya selama penyelesaian tugas akhir ini.
Saya ucapkan terimakasih atas ilmu, nasehat, saran yang telah ibu berikan kepada
saya.
Tak lupa, kepada sahabat-sahabatku dan teman seperjuangan khususnya Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semngat
yang tidak pernah berhenti kalian berikan kepadaku hingga akhirnya penulisan
skripsi ini selesai.
-
ix
MOTTO
مَ ََمكَا َِليَا اَِذَ اَونَمَ َ نِياََّا اَاَُّيي اَي ََ ِْا يِف اَََُّن َاي ِ َِ مَيَيَيََّا ََ ََ
َََُّفِا َا اَ ُن َا اََعيَرِا يَيَوَزَشاَ ََوَزَشاَ َِليَا َااَِذَ اا ََمكَا ُن اَونَمَ َ نِياََّا
َِكَا اَااَمَ َاَ نِياََّا ِوَنَمكَا ِْ يرَا ََ ََ َت ٍَ اا َا ُن ي َا َِ َِمعَا اِ َِ َْ رِلعَا اَ ٌَ
Artinya : Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:
"Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya
Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah
Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. AL-
MUJADILAH : 11)
-
x
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru, kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam mengelola kinerja guru,
dan strategi kepala sekolah dalam mengelola kinerja guru di SMP Al-Ikhlas
Mayang Mangurai Jambi. Skripsi ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengkaji tentang kepemimpinan
kepala sekolah terhada kinerja guru di SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai
berikut: Pertama, Kepemimpinan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Ikhlas
Mayang Mangurai Kelurahan Alam Barajo Kecamatan Kota Baru antara lain:
kepemimpinan yang demokratis. Kedua, Kendala-kendala yang dialami kepala
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Al-Ikhlas Mayang Mangurai Kelurahan Alam Barajo Kecamatan Kota Baru antara
lain: fasilitas terbatas, komitmen guru kurang baik, dan penguasaan materi. Ketiga,
Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Al-Ikhlas Mayang Mangurai Kelurahan Alam Barajo Kecamatan
Kota Baru dengan menerapkan strategi antara lain: meningkatkan kedisiplinan,
memberikan motivasi, memberikan penghargaan, terbuka, kekeluargaan dan
musyawarah.
Kata Kunci : Kepemimpinan. Strategi, Kinerja.
-
xii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana
dalam penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan
kekuatan , sehingga dapat meyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tak lupa
shalawat beserta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari dan mengakui bahwa
ada sedikit kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan
bimbingan dari semua pihak terutama dosen pembimbing, maka penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Kepemimpinan dalam
Meningkatkan Kinerja Guru di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Ikhlas
Kel. Mayang Mangurai Ke. Alam Barajo Jambi”. Terimakasih penulis
sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan
skripsi ini, terutama kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA Selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. H. Suaidi, Ma, P.Hd Selaku Wakil Rektor I Bidang
Akademik dan Pengembangan Pendidikan, Bapak Dr. Hidayat, M.Pd
selaku Wakil Rektor II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan
Keuangan dan Ibu Hj. Fadillah, M.Pd sebagai Wakil Rektor III
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UIN STS Jambi.
3. Ibu Dr. Hj. Armida, Mpd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN STS Jambi.
-
xiii
4. Ibu Rusmini, M.Pd.I Selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Islam Fakultas Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.
5. Bapak Drs. H. M. Amin Jamaluddin, MM, dan Dr.H. Syamsul Huda,
M.Pd.I selaku Pembimbing I dan Pembimbing II Skripsi ini
6. Ayah dan Ibu ku tercinta yang telah membimbing dan mendidikku
dari sejak kecil memberikan dukungan baik itu dukungan materi dan
semangat, dan buat adikku tersayang. Semoga ALLAH SWT
memberikan kesehatan selalu kepada seluruh keluarga ku, dan allah
SWT Memberikan ampunan dan kasih sayangnya kepada kedua
orang tua ku dan adikku.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah
SWT kita momohon ampun-nya, dan kepada manusia kita memohon
kemaafannya. semoga amal kebajikan kita di terima allah SWT.
Jambi, Oktober 2018
Penulis
HERIYANTO
NIM: TK. 140.618
-
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
NOTA DINAS ................................................................................................. i
PENGESAHAN .............................................................................................. v
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................ vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... viii
MOTTO .......................................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
KATA PENGANTAR .................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .................................................................. 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ........................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................................. 8
B. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah ......................................... 11
C. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah ............................... 14
D. Tipe-Tipe Kepemimpinan ...................................................... 15
E. Prinsip-prinsip Kepemimpinan .............................................. 17
F. Kinerja Guru........................................................................... 18
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru ................ 21
H. Study Relevan ........................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian ......................................... 24
-
xv
B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................ 24
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 25
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 26
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 28
F. Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data .................................. 29
G. Jadwal Penelitian .................................................................... 30
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum....................................................................... 32
B. Temuan Khusus dan Pembahasan .......................................... 34
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 44
B. Saran ....................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi ........................................................................... 33
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi ........................................................................... 33
-
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Presentasi Kehadiran Guru 2017 ........................................................... 4
Tabel 2 Jadwal Penelitian ................................................................................. 31
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Daftar Riwayat Hidup
Lampiran II Instrumen Pengumpulan Data
Lampiran III Daftar Nama Siswa-Siswi
Lampiran IV Foto Kegiatan di SMP Islam Al Ikhlas Mayang Mangurai Jambi
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana yang paling penting dalam mengembangkan
sumber daya manusia dan watak bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat
ditentukan oleh mutu pendidikannya. Pendidikan bagi bangsa merupakan
kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan. Dalam kegiatan pendidikan terdapat
tiga komponen utama yaitu peserta didik, guru dan kurikulum. Pendidikan yang
dikelola dengan tertib, teratur, dan efisien dapat menghasilkan sesuatu yang
mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa sesuai tujuan dari
pendidikan nasional (Prasetyo, 2017). Lembaga pendidikan formal merupakan
lembaga pendidikan yang berlangsung di sekolah dalam pengelolaannya
terorganisir dengan baik. Selain dari pada itu pendidikan disamping berlangsung
di lingkungan sekolah juga dapat berlangsung di luar lingkungan sekolah, seperti
lingkungan keluarga dan masyarakat. Hal ini berarti pendidikan tidak hanya
menjadi tugas sekolah (guru dan kepala sekolah), melainkan keluarga dan
masyarakat juga menjadi tanggung jawab terhadap keberhasilan kelangsungan
pendidikan (Zakaria, Dkk, 2016).
Sekolah merupakan salah satu unit penting yang keberadaannya tidak bisa
dilepaskan dari masyarakat. Oleh karena itu, program pengembangan sekolah
harus berorientasi pada peserta didik agar para peserta didik mampu berperan
dalam kehidupan sehari-hari di lingkungannya. Keberadaan sekolah benar-benar
sangat diperlukan, karena sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
menyelenggarakan proses belajar mengajar untuk membimbing, mendidik,
melatih dan mengembangkan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan
pendidikan diantaranya adalah menjadi manusia yang berbudi pekerti atau akhlak
yang luhur. Maka dari pada itu “suatu lembaga pendidikan dituntut untuk mampu
menyelenggarakan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
terhadap pendidikan dan sesuai dengan cita-cita pendidikan, yaitu lembaga
pendidikan mampu dan sanggup menyelenggarakan pembelajaran untuk
-
2
membimbing, mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan siswa untuk
mencapai tujuan pendidikan serta menjadikan manusia yang berbudi pekerti atau
memiliki akhlak yang luhur” (Ubiyati, 2005, Hal. 9-11).
Ketercapaian tujuan pendidikan salah satunya bergantung pada kecakapan
dan kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu
pemimpin pendidikan. Keberhasilan untuk mewujudkan tujuan tersebut kepala
sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengkoordinasikan,
menggerakkan, dan menyelaraskan sumber daya pendidikan yang tersedia.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat
mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran
melalui program sekolah yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap
(Prasetyo, 2017).
Kepemimpinan (leadership) adalah proses kegiatan seseorang yang
memiliki seni atau kemampuan untuk mempengaruhi, mengkoordinasikan
menggerakkan individu-individu tanpa dipaksa dari pihak manapun agar dapat
bekerja sama secara teratur dalam upaya mencapai tujuan bersama yang telah
ditetapkan atau dirumuskan. Kepemimpinan pendidikan pada lembaga
pendidikan, yaitu Kepala Sekolah, penting sekali bagi peningkatan kualitas
pendidikan, karena lembaga pendidikan yang dikelola oleh pemimpin yang
mengerti komitmen serta berwawasan luas akan berjalan dengan tertib dan
dinamis sesuai dengan kemajuan zaman. Kepemimpinan merupakan usaha yang
dilakukan seseorang dengan segenap kemampuan untuk mempengaruhi,
mendorong, mengarahkan, dan menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya
mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai
tujuan-tujuan organisasi (Anwar, 2004, Hal. 77).
Kepemimpinan pendidikan memerlukan perhatian yang utama karena
melalui kepemimpinan yang baik kita harapkan lahir tenaga-tenaga yang
berkualitas dalam berbagai bidang sebagai pemikir, perencana dan pekerja yang
handal. Melalui pendidikan kita menyiapkan tenaga-tenaga yang berkualitas,
tenaga yang siap latih dan siap pakai, memenuhi kebutuhan masyarakat bisnis dan
industri serta masyarakat lainnya. Seorang pemimpin harus dapat mendorong
-
3
kinerja bawahannya untuk melaksanakan segala sesuatu dengan serius dan cermat
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan gaya kepemimpinan yang tepat.
Kepemimpinan yang digunakan secara menyeluruh akan menghasilkan tingkat
dan kepuasan kinerja terhadap bawahannya. Kepemimpinan adalah sifat yang
dimiliki oleh seseorang yang oleh karena tugas yang diembannya berusaha untuk
memberikan pengaruh kepada pengikutnya (follower) dengan mematuhi terhadap
apa yang menjadi instruksi dari orang yang memimpinnya (Hermino, 2016, Hal.
234).
Kinerja merupakan terjemahan yang dianggap paling sesuai dari istilah
performance. Kata kinerja sering diartikan dengan unjuk kerja, pencapaian kerja,
atau penampilan kerja, Kinerja yang baik dapat dipengaruhi oleh kemampuan dan
motivasi. Kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan,
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan, dan tujuan yang
ditetapkan (Supardi, 2013). Peningkatan kinerja merupakan peningkatan profesi
pendidik. Sebuah profesi itu merupakan jabatan yang sesuai dengan pengertian
sebagai berikut: (1) Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan
dilaksanakan sepanjang hayat (tidak berganti-ganti pekerjaan), (2) memerlukan
bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai (tidak
setiap orang dapat melakukannya), (3) memerlukan pelatihan khusus dengan
waktu yang panjang (4) mempunyai komitmen dengan jabatan dan klien, dengan
penekanan terhadap layanan yang akan diberikan, (5) mempuyai organisasi yang
diatur oleh anggota profesi sendiri (Usman, 2012).
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pelaku pendidikan yang
berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung
jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,
pembinaan tenaga lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana. Kurang maksimalnya kepala sekolah dalam membina dan membimbing
guru-guru, sehingga masih ada guru yang kurang disiplin dalam bertugas,
terlambat datang dan pulang lebih awal, kondisi seperti itulah yang menjadi
permasalahan di lembaga pendidikan SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi,
yang merupakan salah satu sekolah di Kota Jambi, SMP Al-Ikhlas Mayang
-
4
Mangurai Jambi masih sangat perlu ditingkatkan kinerjanya. Fakta menunjukkan
tingkat kedisiplinan guru dan wali kelas di SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai
Jambi masih relatif kurang. Hal ini dapat dilihat dari absensi
(kehadiran/ketidakhadiran) dari guru dan pembinaan wali kelas setiap minggu.
Tabel berikut ini data ketidakhadiran guru dan pembinaan wali kelas di SMP Al-
Ikhlas Mayang Mangurai Jambi dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.
Tabel 1
Presentasi Kehadiran Guru 2017
No Keterangan Bulan Rata-
Rata Mei Jun Jul Agust Sept Okt
1. Hari Kerja Efektif 27 26 26 27 26 26
2. Jumlah Guru Hadir 96,7 95,8 95,5 94,3 94,5 97,3 95,68
3. Jumlah Guru Tidak
Hadir 3,3% 4,2% 4,5% 5,7% 5,5% 2,7% 4,32%
4. Pembinaan saat
guru saat Upacara 60,8% 64,3% 56,8% 76,3% 66,9% 72,7% 66,3
Sumber : Laporan Kurikulum SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi, 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa ketidakhadiran dalam setiap
bulannya di bawah 5%, dan pembinaan yang dilakukan oleh wali kelas sebesar
66,3%, sekilas tampaknya bukan masalah besar. Tetapi sesungguhnya dalam
sistem pendidikan kita saat ini, hal itu dapat membawa pengaruh buruk, siswa jadi
terlantar karena gurunya absen dan wali kelasnya belum maksimal dalam
melakukan pembinaan. Pada tahap inilah peran kepemimpinan kepala sekolah
diperlukan. Kepala sekolah harus bertindak tegas terhadap pelanggaran yang
terjadi, agar semua komponen yang ada dalam sekolah memberikan pelayanan
yang optimal kepada para siswa. Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru
dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan tugas tanggung jawab
dan wewenangnya berdasarkan standar-standar kinerja yang telah ditetapkan
selama periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Barnawi &
Mohamad Hasan, 2012, Hal. 13). Permasalahan kinerja guru tentu dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satu faktor yang mempengaruhi adalah faktor
kepemimpinan yang dimiliki kepala sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat
-
5
Prasetyarini (2017, Hal. 35) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif
antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja
guru. Pernyataan tersebut didukung oleh Kosim (2017, Hal. 37) yang
mengemukakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif secara
signifikan terhadap kinerja guru untuk memewujudkan mutu pembelajaran.
Kepala sekolah harus memberikan pelayanan yang optimal kepada guru, sehingga
guru juga akan memberikan pelayanan yang optimal kepada siswa.
Setelah diamati pada observasi awal ditemukan fakta bahwa dari hasil
interview dengan beberapa siswa mengenai proses belajar mengajar di sekolah,
dari data yang diperoleh beberapa siswa menjawab masih banyaknya guru yang
monoton dalam mengajar sehingga membuat sebagian siswa kurang
memperhatikan yang berdampak proses belajar mengajar tidak efektif.
Pelaksanaan kepemimpinan belum sesuai dengan hal yang diharapkan, hal
tersebut dapat terlihat dari terdapat kepala sekolah yang kurang cepat tanggap
terhadap permasalahan yang dihadapi guru maupun siswa sehingga terkesan
kepala sekolah tersebut kurang bijaksana dalam pengambilan keputusan. Dalam
kaitannya dengan peranan kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja guru, perlu
dipahami bahwa setiap pemimpin bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik
bagi pegawainya, dan dia sendiri harus berbuat baik. Pemimpin dalam hal ini
kepala sekolah seharusnya memberi contoh, sabar, dan penuh pengertian.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru
di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Ikhlas Kel. Mayang Mangurai Kec.
Alam Barajo Jambi”.
B. Fokus Penelitian
Agar pembahasan yang dipaparkan oleh penulis lebih terfokus, maka
penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, bagaimana kinerja guru dalam
mendidik peserta didik serta bagaimana kepala sekolah mengelola kinerja guru di
SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi, serta kendala yang di hadapi kepala
-
6
sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai
Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang
akan diteliti dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP
Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi?
2. Apakah kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam mengelola kinerja guru
di SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi?
3. Bagaimanakah strategi kepala sekolah dalam mengelola kinerja guru di SMP
Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di
SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi.
2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam mengelola
kinerja guru di SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi.
3. Untuk mengetahui strategi kepala sekolah dalam mengelola kinerja guru di
SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi.
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Kegunaan Teoritis
a. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan
langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh
selain studi di perguruan tinggi.
b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pembaca dan
pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengetahui pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah dan fasilitas kerja terhadap kinerja guru di
SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi.
-
7
2. Kegunaan Praktis
a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam
menentukan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
kepemimpinan kepala sekolah dalam kaitannya dengan peningkatan
kinerja guru.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna
meningkatkan kinerja guru di SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi.
-
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan sering disebut leader dari akar kata to lead dan kegiatannya
disebut kepemimpinan atau leadership. Dalam kata kerja to lead tersebut
terkandung dalam beberapa makna yang saling berhubungan erat yaitu, bergerak
lebih cepat, berjalan ke depan, mengambil langkah pertama, berbuat paling dulu,
mempelopori, mengarahkan pikiran atau pendapat orang lain, membimbing,
menuntun menggerakkan orang lain lebih awal, berjalan lebih depan, mengambil
langkah pertama, berbuat paling dulu, mempelopori suatu tindakan, mengarahkan
pikiran atau pendapat, menuntun dan menggerakkan orang lain melalui
pengaruhnya (Suprayogo, 1999, Hal. 161).
Dalam Islam istilah kepemimpinan sering diidentikkan dengan istilah
khilafah dan orangnya di sebut kholifah dan Ulil Amri yang orangnya di sebut
Amir, pemegang kekuasaan (Suprayogo, 1999, Hal. 162). Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat An Nisa’ ayat 59 yang berbunyi :
َها يَُّأ ِينَ َيَٰٓ ِطيُعواْ ٱَّلذ
ََ َءاَمُنٓواْ أ ِطيُعواْ ٱّللذ
َْوِِل ٱلرذُسوَل َوأ
ُرِ َوأ مأ
َ ُتمأ ِِف ٱۡلأ ۖۡ فَإِن تََنَٰزَعأ ِمنُكمأءٖ فَُردُّوهُ إََِل ِ ََشأ ِ ٱلرذُسولِ وَ ٱّللذ ِمُنوَن ب ِ إِن ُكنُتمأ تُؤأ َوأمِ وَ ٱّللذ
سَ ٱٓأۡلِخرِ ٱۡلأ حأَٞ َوأ َٰلَِك َخۡيأ نُ َذ
وِيًلا أ ٥٩تَأ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamuberlainan
pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Kepemimpinan terkadang dipahami sebagai kekuatan untuk menggerakkan
dan memengaruhi orang. Kepemimpianan sebagai sebuah alat, sarana atau proses
untuk membujuk orang agar bersedia melakukan sesuatu secara sukarela/sukacita.
-
9
Ada beberapa faktor yang dapat menggerakkan orang yaitu karena ancaman,
penghargaan, otoritas, dan bujukan. Di dalam Islam kepemimpinan identik dengan
istilah khalifah yang berarti wakil. Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah
SAW wafat menyetuh juga maksud yang terkandung didalam perkataan “amir“
(yang jamaknya umara) atau pengusaha. Oleh karena itu, kedua istilah ini dalam
bahasa Indonesia disebut pemimpin formal. Namun, jika merujuk kepada firman
Allah SWT dalam surah Al-Baqarah (2) ayat 30 yang berbunyi :
ۡرِض قَاَل َربَُّك لِلأَمَلَٰٓئَِكةِ إِِّنِ َجاِعٞل ِِف ِإَوذأ َ ََتأَعُل فِيَها َمن ٱۡلأ
َْ أ ۖۡ قَالُٓوا َخلِيَفة
فُِك ِسُد فِيَها َويَسأ لَُم ٱِلَِمآءَ ُيفأ عأَٓ أ ُس لََكۖۡ قَاَل إِِّنِ ِدَك َوُنَقِدِ َوََنأُن نَُسِبُِح ِِبَمأ
لَُموَن ٣٠َما ََل َتعأ
Artinya : Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan
berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui".(Q.S Al Baqarah : 30)
Kepemimpinan sering diidentikkan dengan otoritas, wewenang, pengaruh
dominasi, dan tentu saja materi. Wajar jika banyak orang mengira kepemimpinan
hanya dikitari dengan hal-hal yang menyenangkan. Dan banyak orang berambisi
meraih kepemimpinan, namun hanya sedikit orang yang benar-benar
menjalaninya dengan efektif (Djafar, 2003, Hal. 2). Berbagai pengertian tentang
arti kepemimpinan di atas dapat diambil pengetian secara comprehensive yaitu
bahwa pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus atau
superioritas tertentu, sehingga dia memiliki kewibawaan dan kekuasaan untuk
menggerakkan orang lain, serta dia harus berpengetahuan yang luas, dan bervisi
-
10
jauh ke depan serta memenuhi syarat-syarat tertentu dan mampu mempengaruhi
kegiatan-kegiatan anggota dari kelompok.
Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pemimpin sangat ideal untuk
diikuti oleh umat manusia, khususnya umat muslim. Allah sendiri telah berfirman
dalam Al-Qur’an bahwa sesungguhnya Rasulullah merupakan suri tauladan yang
baik, yaitu: firman Allah Qs. Al-ahzab 21:
ِ ََكَن لَُكمأ ِِف رَُسوِل لذَقدأ َوةٌ َحَسَنةٞ لَِِمن ََكَن يَرأُجواْ ٱّللذ سأَُ أ َوأمَ وَ ٱّللذ ٱٓأۡلِخرَ ٱۡلأ
َ َوَذَكَر ا ٱّللذ ٢١َكثِۡي Artinya:“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suiri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru
yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses
belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi
pelajaran dan murid yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo, 2002, Hal. 83).
Adapun istilah kepala sekolah berasal dari dua kata kepala dan sekolah. Kepala
dapat diartikan ketua atau pemimpin. Sedangkan sekolah diartikan sebuah
lembaga yang didalamnya terdapat aktivitas belajar mengajar. Sekolah juga
merupakan lingkungan hidup sesudah rumah, di mana anak tinggal beberapa jam,
tempat tinggal anak yang pada umumnya pada masa perkembangan, dan lembaga
pendidikan dan tempat yang berfungsi mempersiapkan anak untuk menghadapi
hidup (Rivai, 2004, Hal. 253).
Dengan demikian kepala sekolah adalah seorang tenaga profesional atau
guru yang diberikan tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana sekolah
menjadi tempat interaksi antara guru yang memberi pelajaran, siswa yang
menerima pelajaran, orang tua sebagai harapan, pengguna lulusan sebagai
penerima kepuasan dan masyarakat umum sebagai kebanggaan (Bafaadal, 1992,
Hal. 62). Kepala sekolah sebagai pemimpin di sebuah lembaga pendidikan, di
dalam kepemimpinanya ada beberapa unsur yang saling berkaitan yaitu: unsur
-
11
manusia, unsur sarana, unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur
tersebut secara seimbang seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau
kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan
kepemimpinan. Kepala sekolah sebagai pemimpin di sebuah lembaga pendidikan,
di dalam kepemimpinanya ada beberapa unsur yang saling berkaitan yaitu: unsur
manusia, unsur sarana, unsur tujuan. Untuk dapat memperlakukan ketiga unsur
tersebut secara seimbang seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan atau
kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan
kepemimpinan. Pengetahuan dan keterampilan ini dapat diperoleh dari
pengalaman belajar secara teori ataupun dari pengalaman di dalam praktek selama
menjadi kepala sekolah.
B. Tugas dan Fungsi Kepala Sekolah
Aswarni sujud, moh. Saleh dan tatang M amirin dalam (AA. Ketut Jelantik,
2015) menyebutkan bahwa fungsi kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan kerja dan pembuat kebijakan sekolah.
2. Pengatur tata kerja sekolah, yang mengatur pembagian tugas dan mengatur
petugas pelaksana, menyelenggaran kegiatan.
3. Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi: mengatur kegiatan, mengarahkan
pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, membimbing dan
meningkatkan kemampuan pelaksana. (Daryanto, 2001, Hal. 81).
Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan
adalah:
1. Perencanaan sekolah dalam arti menetapkan arah sekolah sebagai lembaga
pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan dan strategi
pencapaian.
2. Mengorganisasikan sekolah dalam arti membuat struktur organisasi,
menetapkan staf dan menetapkan tugas dan fungsi masing-masing staf.
3. Menggerakkan staf dalam artian memotivasi staf melalui internal marketing
dan memberi contoh eksternal marketing.
-
12
4. Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan dan membimbing
semua staf dan warga sekolah.
5. Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar pendidikan
dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem solving baik secara
analitis sistematis maupun pemecahan masalah secara kreatif dan
menghindarkan serta menanggulangi konflik. (Sudrajat, 2004, Hal. 112).
Sebagai pemimpin pendidikan disekolahnya, seorang kepala sekolah
mengorganisasikan sekolah dan personilnya yang bekerja didalamnya dalam
situasi yang efektif, efisien, demokratis, dan kerjasama tim (team work) dibawah
kepemimpinanya, program pendidikan untuk para siswa harus direncanakan,
diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi. Dalam pelaksanaan program kepala
sekolah harus dapat memimpin secara professional, para staf pengajar, bekerja
secara ilmiah, penuh perhatian dan demokratis dengan menekankan pada
perbaikan proses belajar mengajar secara terus-menerus. Kepala Sekolah juga
mempunyai tugas pokok mengelola penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan
pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional tugas pokok kepala sekolah
mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan seluruh sumber daya sekolah
secara terpadu dalam kerangka pencapaian tujuan sekolah secara efektif dan
efisien.
Secara garis besar tugas dan fungsi kepala sekolah dapat dijelaskan sebagai
berikut (Mulyasa, 2010, Hal. 98):
1. Pendidik (Educator)
Sebagai pendidik, kepala sekolah melaksanakan kegiatan perencanaan,
pengelolaan, dan evaluasi pembelajaran. Kegiatan perencanaan menuntut
kapabilitas dalam menyusun perangkat-perangkat pembelajaran; kegiatan
pengelolaan mengharuskan kemampuan memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang efektif dan efisien, dan kegiatan mengevaluasi
mencerminkan kapabilitas dalam memilih metode evaluasi yang tepat dan
dalam memberikan tindak lanjut yang diperlukan terutama bagi perbaikan
pembelajaran. Sebagai pendidik, kepala sekolah juga berfungsi membimbing
siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya.
-
13
2. Pemimpin (leader)
Sebagai pemimpin, kepala sekolah berfungsi menggerakkan semua potensi
sekolah, khususnya tenaga guru dan tenaga kependidikan bagi pencapaian
tujuan sekolah. Dalam upaya menggerakkan potensi tersebut, kepala sekolah
dituntut menerapkan prinsip-prinsip dan metode-metode kepemimpinan yang
sesuai dengan mengedepankan keteladanan, pemotivasian, dan pemberdayaan
staf.
3. Pengelola (manajer).
Sebagai pengelola, kepala sekolah secara operasional melaksanakan
pengelolaan kurikulum, peserta didik, ketenagaan, keuangan, sarana dan
prasarana, hubungan sekolah-masyarakat, dan ketatausahaan sekolah. Semua
kegiatan-kegiatan operasional tersebut dilakukan melalui oleh seperangkat
prosedur kerja berikut: perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan. Berdasarkan tantangan yang dihadapi sekolah, maka sebagai
pemimpin, kepala sekolah melaksanakan pendekatan-pendekatan baru dalam
rangka meningkatkan kapasitas sekolah.
4. Administrator.
Dalam pengertian yang luas, kepala sekolah merupakan pengambil kebijakan
tertinggi di sekolahnya. Sebagai pengambil kebijakan, kepala sekolah
melakukan analisis lingkungan (politik, ekonomi, dan sosial-budaya) secara
cermat dan menyusun strategi dalam melakukan perubahan dan perbaikan
sekolahnya. Dalam pengertian yang sempit, kepala sekolah merupakan
penanggung-jawab kegiatan administrasi ketatausahaan sekolah dalam
mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran
5. Wirausahawan.
Sebagai wirausahawan, kepala sekolah berfungsi sebagai inspiratory bagi
munculnya ide-ide kreatif dan inovatif dalam mengelola sekolah. Ide-ide
kreatif diperlukan terutama karena sekolah memiliki keterbatasan sumber
daya keuangan dan pada saat yang sama memiliki kelebihan dari sisi potensi
baik internal maupun lingkungan, terutama yang bersumber dari masyarakat
maupun dari pemerintah setempat.
-
14
6. Pencipta Iklim Kerja.
Sebagai pencipta iklim kerja, kepala sekolah berfungsi sebagai katalisator
bagi meningkatnya semangat kerja guru. Kepala sekolah perlu mendorong
guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam bekerja di bawah atmosfir kerja
yang sehat. Atmosfir kerja yang sehat memberikan dorongan bagi semua staf
untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan sekolah.
7. Penyelia (Supervisor)
Supervisi juga dapat diartikan sebagai pembinaan yang diberikan kepada
seluruh staf madrasah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk
mengembangkan situasi belajar mengajar dengan lebih baik sesuai dengan
tujuan pendidikan. Kepala Sekolah sebagai supervisor mempunyai peran dan
tanggung jawab untuk membina, memantau dan memperbaiki proses
C. Hakikat Kepemimpinan Kepala Sekolah
Pengelolaan sekolah harus benar-benar dipimpin oleh seorang kepala
sekolah yang mempunyai acceptability, karena keberhasilan pendidikan di
sekolah sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan motor
penggerak aktivitas yang ada dalam mencapai tujuan. Aktivitas kepala sekolah
sebagai seorang manajer meliputi pengelolaan 3 M, yaitu pertama, manusia
sebagai faktor penggerak utama aktivitas sekolah, kedua, money yaitu sebagai
modal aktivitas, ketiga, method sebagai alat untuk mengarahkan manusia dan
uang menjadi efektif dalam mencapai tujuan. Namun peranan kepala sekolah
sebagai manajer tidaklah cukup (Mulyasa, 2001, Hal. 21).
Pada era globalisasi ini paradigma kepala sekolah sebagai hanya manajer
kurang cocok, tetapi selain sebagai manajer, kepala sekolah harus mampu menjadi
seorang pemimpin yang menggerakkan bawahannya dan mengarahkan dalam
pencapaian tujuan. Menurut Warren Bennis dan Robert Tonwsend, seperti yang
dikutip Soetjipto membedakan antara pemimpin dan manajer. Pemimpin adalah
orang yang melakukan hal-hal yang benar, dan manajer adalah orang yang
melakukan hal-hal dengan benar. (Soetjipto, Raflis Kosasi, 2007, Hal. 65).
Orientasi kepala sekolah sebagai pemimpin sangatlah cocok dengan misi daripada
-
15
sekolah sebagai organisasi terbuka dan Agent of Change, yang mana sekolah
dituntut inovatif, aspiratif dan tanggap terhadap perkembangan zaman.
Kesempatan ini lebih didukung dengan adanya otonomi pendidikan dengan
program Manajemen Berbasis sekolah (School Based Management). Dengan
program tersebut kepala sekolah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam
rangka mengelola sekolah, sehingga dituntut memahami secara komprehensif
manajemen sekolah. Kemampuan manajerial yang tinggi menjadikan sekolah
efesien. Tetapi juga tidak dikendalikan dengan kemampuan kepemimpinannya
yang efektif, maka kepala sekolah akan menjadi manajer yang tangguh yang
menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena, dengan kurang begitu
memperhatikan aspek-aspek moral, etika dan sosial. Harus diingat bahwa kepala
sekolah sebagai pemimpin harus memegang pada prinsip utama saat
melaksanakan tugasnya yaitu bahwa orang lebih penting ketimbang benda-benda
mati.
D. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Ditinjau dari pelaksanaan tugas maka kepala sekolah dalam menjalankan
kepemimpinannya dikenal dengan 3 tipe kepemimpinan yang masing-masing
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tipe Otokrasi/ Otoriter
Otokrasi merupakan pemerintahan atau kekuasaan yang dipegang oleh
seseorang yang berkuasa secara penuh dan tidak terbatas masanya.
Sedangkan yang memegang kekuasaan di sebut otokrat yang biasanya di
jabat oleh pemimpin yang berstatus sebagai raja atau yang menggunakan
sistem kerajaan (Partanto & Dahlan, 1994, Hal. 952). Sedangkan di
lingkungan sekolah bukan raja yang menjadi pemimpin akan tetapi kepala
sekolah yang memiliki gaya seperti raja yang berkuasa mutlak dan sentral
dalam menentukan kebijaksanaan sekolah.
Jadi tipe otoriter, semua kebijaksanaan “policy” semuanya di tetapkan
pemimpin, sedangkan bawahan tinggal melaksanakan tugas. Semua
perintah, pemberian dan pembagian tugas dilakukan tanpa ada konsultasi
-
16
dan musyawarah dengan orang-orang yang dipimpin. Pemimpin juga
membatasi hubungan dengan stafnya dalam situasi formal dan tidak
menginginkan hubungannya yang penuh keakraban, keintiman serta ramah
tamah. Kepemimpinan otokrasi ini mendasarkan diri pada kekuasaan dan
paksaan yang selalu harus dipatuhi. Pemimpin selalu mau berperan sebagai
pemain tunggal pada “one on show” (Kartono, 1998, Hal. 38).
2. Tipe Laissez-Faire
Kepala sekolah sebagai pemimpin bertipe laissez faire menghendaki
semua komponen pelaku pendidikan menjalankan tugasnya dengan bebas.
Oleh karena itu tipe kepemimpinan bebas merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan diserahkan pada
bawahan. Karena arti laissez sendiri secara harfiah adalah mengizinkan dan
faire adalah bebas. Jadi pengertian laissez-faire adalah memberikan kepada
orang lain dengan prinsip kebebasan, termasuk bawahan untuk
melaksanakan tugasnya dengan bebas sesuai dengan kehendak bawahan dan
tipe ini dapat dilaksanakan di sekolah yang memang benar–benar
mempunyai sumber daya manusia maupun alamnya dengan baik dan
mampu merancang semua kebutuhan sekolah dengan mandiri (Sutarto,
1998, Hal. 77). Pemimpin laissez-faire merupakan kebalikan dari
kepemimpinan otokratis, dan sering disebut liberal, karena ia memberikan
banyak kebebasan kepada para tenaga pendidikan untuk mengambil
langkah-langkah sendiri dalam menghadapi sesuatu (Mulyasa, 2003, Hal.
271). Jika pemimpin otokratis mendominasi, maka tipe pemimpin laissez-
faire ini menyerahkan persoalan sepenuhnya pada anggota.
3. Tipe Demokratis
Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan berdasarkan
demokrasi yang pelaksanaannya disebut pemimpin partisipasi (participative
leadership. Kepemimpinan partisipasi adalah suatu cara pemimpin yang
kekuatannya terletak pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Kepemimpinan kepala sekolah yang demokratis merupakan kepemimpinan
-
17
yang menganggap dirinya bagian dari kelompok pelaku sekolah, orang tua
siswa, dan masyarakat umum, dimana kepala sekolah tidak selalu membuat
keputusan dan kebijakan menurut dirinya sendiri, akan tetapi melalui
musyawarah mufakat dan dialog dengan asas mufakat.
Kepala sekolah yang demokratis menyadari bahwa dirinya merupakan
bagian dari kelompok, memiliki sifat terbuka, dan memberikan kesempatan
kepada para tenaga kependidikan untuk ikut berperan aktif dalam membuat
perencanaan, keputusan, serta menilai kinerjanya. Kepala sekolah yang
demokratis memerankan diri sebagai pembimbing, pengarah, pemberi
petunjuk, serta bantuan kepada para tenaga pendidikan. Oleh karena itu
dalam rapat sekolah, kepala sekolah ikut melibatkan diri secara langsung
dan membuka interaksi dengan tenaga pendidikan, serta mengikuti berbagai
kegiatan rapat sekolah (Mulyasa, 2003, Hal. 270).
E. Prinsip-prinsip Kepemimpinan
Sebagai pemimpin tentunya prinsip-prinsip kepemimpinannya harus
dipahami dalam rangka mengembangkan sekolahnya. Prinsip-prinsip
kepemimpinan secara umum antara lain:
1. Konstruktif kepala sekolah harus memberikan dorongan dan pembinaan
kepada setiap guru dan stafnya untuk mengembangkan kemampuannya secara
optimal.
2. Kreatif kepala sekolah jangan terjebak kepada pola-pola kerja lama yang
dikerjakan oleh kepala sekolah sebelumnya, namun dia harus selalu kreatif
mencari gagasan-gagasan baru dalam menjalankan tugasnya.
3. Partisipasif memberikan kepercayaan kepada semua pihak untuk selalu
terlibat dalam setiap aktivitas sekolah.
4. Kooperatif: kepala sekolah harus senantiasa bekerja sama dengan semua
komponen yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
5. Delegatif: kepala sekolah berupaya memberikan kepercayaan kepada staf
untuk melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan dan deskripsi tugas/
jabatannya.
-
18
6. Integratif: untuk menghasilkan suatu sinergi yang besar, kepala sekolah harus
mengintegrasikan semua kegiatannya agar tujuan sekolah dapat tercapai.
7. Rasional dan objektif: kepala sekolah berupaya untuk menjadi pemimpin
yang bijak dalam melaksanakan tugasnya dan bertindak berdasarkan
pertimbangan rasio dan obyektif, bukan dengan emosional.
8. Pragmatis: kepala sekolah dalam menetapkan kebijakan dan target harus
mendasarkan pada kondisi dan kemampuan riil yang dimiliki oleh sekolah.
9. Tidak memaksakan diri untuk melakukan kegiatan di luar kemampuan dan
target.
10. Keteladanan: kepala sekolah sebagai seorang figur yang patut memberikan
keteladanan kepada seluruh staf, guru dan para siswa. Oleh karena itu kepala
sekolah harus senantiasa menunjukkan perilaku-perilaku yang baik dan
mampu menunjukkan perilakunya sebagai pemimpin.
11. Adaptable dan Fleksibel: kepala sekolah harus mampu beradaptasi dan
fleksibel dalam menghadapi situasi baru dan juga menciptakan kondisi kerja
yang mendukung staf untuk cepat beradaptasi. (Wahjosumidjo, 1999, Hal.
24).
F. Kinerja Guru
Secara etimologi menurut Rue dan Byars dalam Amin (2007, Hal. 63),
menegaskan bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atau degree of
accomplishment atau dengan kata lain kinerja merupakan tingkat pencapaian
tujuan. Sedangkan secara bahasa kinerja bisa diartikan sebagai prestasi yang
nampak sebagai bentuk keberhasilan kerja pada diri seseorang. Keberhasilan
kinerja juga ditentukan dengan pekerjaan serta kemampuan seseorang pada bidang
tersebut. Keberhasilan kerja juga berkaitan dengan kepuasan kerja seseorang
(Mangkunegara, 2000, Hal. 67). Sedangkan secara terminology Prawirosentono
(1999, Hal. 2) menegaskan bahwa kinerja merupakan terjemahan dari kata
performance yang berarti hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
-
19
jawab masing masing, dalam upaya mencapai tujuan secara legal, tidak melanggar
hukum dan sesuai moral dan etika.
Muhammad As’ad (2003, Hal. 47) menyatakan bahwa kinerja adalah
kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja itu
berkenaaan dengan apa yang dihasilkan seseorang dari tingkah laku kerjanya.
Orang yang tingkat kinerjanya tinggi disebut sebagai orang yang produktif, begitu
juga sebaliknya orang yang tingkat kinerjanya tidak mencapai standar dikatakan
sebagai orang yang tidak produktif atau berkinerja rendah. David dkk dalam
Ahyat Muh (2002, Hal. 13) mengungkapkan untuk dapat mengetahui tingkat
kualifikasi kinerja guru dan tingkah lakunya harus melingkupi tiga kategori guru
dalam pelaksanaan pembelajaran yang dikelolanya, yaitu merencanakan atau
mempersiapkan aktifitas ruang kelas, mengorganisasikan sekaligus melakukan
kontrol terhadap sikap siswa dalam proses belajarnya, dan mengajar dalam arti
terfokus pada penyediaan bimbingan belajar bagi siswa. Belajar mengajar pada
hakikatnya dapat menjadi dua aktifitas, yaitu kegiatan belajar dan kegiatan
mengajar dan masing-masing kegiatan memiliki makna yang berbeda.
Menurut Syamsul Huda (2017, Hal. 14), kinerja adalah unjuk kerja nyata
individu yang ditampilkan dalam hasil kerja penggunaan sumber daya secara
terencana untuk mewujudkan target kerja dalam rangka mencapai tujuan
organisasi. Pendapat lainnya mengatakan, kinerja adalah penggunaan sumber daya
secara tepat untuk menghasilkan nilai-nilai bagi pencapaian tujuan organisasi
(Schermerhorn, 2005, Hal. 12-13). Sedangkan menurut George dan Jones (2012,
Hal. 158) kinerja adalah evaluasi hasil perilaku seseorang, ini melibatkan
menentukan seberapa baik atau buruk seseorang telah menyelesaikan tugas atau
melakukan pekerjaan. Berkenaan dengan kinerja guru, secara implisit, dalam
Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 telah memberikan gambaran bahwa
kinerja guru adalah melaksanakan tugas utama dan menunaikan beban kerja, serta
mewujudkan kompetensi dalam mengemban amanah pendidikan yang ada
dipundaknya. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara
keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan
dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau
-
20
kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama. Kinerja
pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai.
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-
masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut (Mathis dan Jackson,
2011, Hal. 253-260).
Sementara itu kinerja menurut Islam merupakan bentuk atau cara individu
dalam mengaktualisasikan diri, bentuk nyata dari nilai, kepercayaan, dan
pemahaman yang dianut serta dilandasi prinsip-prinsip moral yang kuat dan dapat
menjadi motivasi untuk melahirkan karya bermutu (Multitama, 2006, Hal. 12).
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-raaf ayat 39 yang berbunyi :
ٖل فَُذوقُواْ َوقَالَتأ َُٰهمأ َفَما ََكَن َلُكمأ َعلَيأَنا ِمن فَضأ َرى خأَُُٰهمأ ِۡل ولَى
ُبَِما لأَعَذاَب ٱأ
ِسُبوَن ٣٩ُكنُتمأ تَكأArtinya : Dan Berkata orang-orang yang masuk terdahulu di antaramereka
kepada orang-orang yang masuk kemudian: "Kamu tidakmempunyai
kelebihan sedikitpun atas kami, Maka rasakanlahsiksaan Karena
perbuatan yang Telah kamu lakukan.
Ayat di atas menjelaskan bahwasanya segala kelebihan hanya milik Allah,
oleh karena itu bekerja tidak hanya sebatas ubuddiyah saja, karena pekerjaan
merupakan proses yang frekuensi logisnya adalah pahala (balasan) yang akan kita
terima. Dalam konteks ini, pekerjaan tidak hanya bersifat ritual dan ukhrowi, akan
tetapi juga merupakan pekerjaan sosial yang bersifat duniawi.
Berdasarkan definisi kinerja sebagaimana telah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan kemampuan yang ditunjukkan oleh
guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan
memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan. Kinerja guru adalah kemampuan seorang guru untuk melaksanakan
tugasnya yang menghasilkan hasil yang memuaskan, guna tercapainya tujuan
-
21
organisasi kelompok dalam suatu unit kerja. Jadi, kinerja guru dalam proses
belajar mengajar adalah kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
pengajar yang memiliki keahlian mendidik anak didik dalam rangka pembinaan
peserta didik untuk tercapainya tujuan institusi pendidikan.
G. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru
Menurut Mangkunegara (2000, Hal. 67) faktor yang mempengaruhi kinerja
guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivision).
1. Faktor kemampuan
Secara psikologi, kemampuan guru terdiri dari kemampuan potensi (IQ)
dan keampuan reality (knowledge + skill). Artinya seorang guru yang
memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi dan sesuai dengan
bidangnya serta terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka
ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu,
pegawai perlu ditetapkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
Dengan penempatan guru yang sesuai dengan bidangnya akan dapat
membantu dalam efetivitas suatu pembelajaran.
2. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap seorang guru dalam menghadapi situsi
kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan seseorang yang
terarah untuk mencapai tujuan pendidikan. C. Meclelland mengatakan
dalam bukunya Mangkunegara (2000, Hal. 68) berpendapat bahwa ada
hubungan yang positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja.
Guru sebagai pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yang berat. Guru
harus menyadari bahwa ia hars mengerjakan tugasnya tersebut dengan
sungguh-sungguh, bertanggung jawab, dan ikhlas sehingga siswa dapat
dengan mudah menerima apa saja yang disampaikan oleh gurunya. Jika ini
tercapainya maka guru akan memiiki tingkat kinerja yang tinggi.
Selanjutnya MeClelland dalam Mangkunegara (2000, Hal. 68)
mengemukakan 6 karakteristik dari guru yang memiliki motif berprestasi
tinggi yaitu memiliki tanggung jawab pribadi tinggi, berani mengambil
-
22
resiko, memiliki tujuan yang realistis, memanfaatkan rencana kerja yang
menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi tujuannya, memanfaatkan
umpan balik yang kongkret dalam seluruh kegiatan kerja yang
dilakukannya, dan mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang
telah diprogramkan.
H. Study Relevan
Dari hasil telaah penulis, banyak peneliti terdahulu yang membahas tentang
kepemimpinan dan masing-masing mereka mempunyai penekanan yang berbeda,
diantaranya adalah:
Penelitian Hervian Prasetyo (2017) yang berjudul Analisis Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Teknik
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.
Pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi metode dan triangulasi
sumber. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa Gaya
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru di SD Negeri
Singopuran 02 mengarah kepada gaya kepemimpinan demokratis, hambatan
dalam meningkatkan kinerja guru mulai dari kesiplinan, tanggung jawab, dan cara
mengajarnya, dan solusi dari kepala sekolah yaitu membuat jadwal piket,
memberikan tugas kepada guru, dan selalu memberikan dorongan serta motivasi
kepada semua guru.
Penelitian Ahmad Jakaria, Cut Zahri Harun, Khairuddin (2016) yang
berjudul Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru di
MTsN Rukoh Banda Aceh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)
kepemipinan kepala sekolah MTsN Rukoh Banda Aceh dalam meningkatkan
komitmen guru melalui pemberdayaan kegiatan rutin sesuai dengan bidangnya (2)
kepala sekolah MTsN Rukoh Banda Aceh menggunakan gaya yang demokratis,
dan upaya yang dilakukan kepala sekolah bisa dilihat dengan adanya menyusun
rencana kerja guru, melaksanakan KKG, supervisi/kunjungan kelas, membantu
dalam pengusulan kenaikan pangkat, memberi penghargaan, dan memperhatikan
-
23
kebutuhan guru. (3) kepala sekolah MTsN Rukoh Banda Aceh memiliki
hambatan dalam meningkatkan kedisiplinan guru disekolah. Hal ini biasa dilihat
dengan adanya etos kerja guru yang masih lemah, latar belakang pendidikan
berbeda, sehingga kurang menguasai tertib administrasi, baik administrasi guru
maupun administrasi kelas.
Penelitian Yofita Astrianingsih (2015) yang berjudul Peran Kepemimpinan
Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SDN 1 Darmakradenan
Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas. Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan peran kepemimpinan kepala
sekolahdalam meningkatkan kinerja guru yaitu Kepala sekolah sebagai manajer
yaitu membuat indikator keberhasilan, memberdayakan manajemen dan guru dan
pemberian penghargaan/rewards, kepala sekolah sebagai motivator melalui
pemberian motivasi dan pembinaan disiplin tenaga kependidikan, kepala
sekolahsebagai educator (pendidik) yaitu membuat target yang disepakati,
melakukan sosialisasi target dan melengkapi fasilitas guru. Peran tersebut
berpengaruh dalampeningkatan kinerja guru, walaupun belum maksimal dan
masih perlu untuk dievaluasi dan kepala sekolah perlu terus meningkatkan kinerja
guru demi majunya mutu pendidikan sekolah.
-
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Desain Penelitian
Penelitian ini adalah peneliti menggunakan pendekatan deskriptif dengan
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengkaji tentang
kepemimpinan kepala sekolah terhada kinerja guru di SMP Al-Ikhlas Mayang
Mangurai Jambi. Mengenai penelitian kualitatif Bogdan dan Taylor,
mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
prilaku yang dapat diamati (Moleong, 2011, Hal. 4).
B. Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Kel Alam
Barajo Kec Kota Baru Jambi, tentang tentang kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 hingga
bulan Mei 2018.
Subjek yang diteliti adalah kepala sekolah, guru, dan siswa. Penelitian ini
menggunakan teknik “porposive sampling” adalah peneliti menetapkan lebih awal
siapa saja yang menjadi sampelnya, dan menyebutkan statusnya masing-masing
sesuai dengan keinginan atau tujuan penelitian (Mukhtar, 2013, Hal. 94).
Pemilihan subjek penelitian ini dimaksudkan agar dapat merepresentasikan data
terkait sikap toleransi beragama. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek
penelitiannya meliputi Kepala Sekolah, guru, serta peserta didik di SMP Al-
ikhlas.
a. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah merupakan pengambil kebijakan dalam upaya pengembangan
sekolah. Informasi yang didapat dari Kepala Sekolah, adalah informasi yang
terkait tentang kebijakan-kebijakan yang dibuat sekolah yang diberlakukan
untuk semua warga sekolah baik guru, karyawan, maupun peserta didik.
-
25
b. Guru
Guru menjadi informan penting dalam penelitian ini. Informasi yang
diperlukan adalah terkait metode dan strategi yang digunakan mengajar
peserta didik
c. Tenaga Kependidikan
Tenaga pendidik merupakan tenaga-tenaga (personil) yang berkecimpung di
dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki wawasan
pendidikan (memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan melakukan
kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau penyelenggaraan
pendidikan. (Sukirman, 2000, Hal. 8). Tenaga kependidikan dalam penelitian
ini adalah:
1. Kepala Tata Usaha
2. Guru Pembimbing
3. Tenaga Perpustakaan
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data primer adalah data yang dihimpun langsung oleh seorang peneliti
umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan atau diperoleh dari
tangan pertama atau subjek (informan) melalui proses wawancara (Moleong,
2011, Hal. 100). Data primer yang penulis maksudkan dalam penelitian ini adalah
data tentang faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah dalam
meningkatkan kinerja guru.
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung oleh
peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau ketiga. Data
sekunder dikenal juga sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama
yang dapat digunakan oleh peneliti, jenis data sekunder ini dapat berupa gambar-
gambar, dokumentasi, grafik, manuscrif, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai
dokumentasi lainnya (Moleong, 2011, Hal. 100). Data sekunder dalam penelitian
ini adalah data yang diambil mengenai gambaran umum dan laporan kurikulum
SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi.
-
26
2. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data diperoleh. Sumber data primer dan data
sekunder dalam penelitian ini meliputi hasil wawancara kepada Kepala sekolah,
Guru, dan Siswa dan laporan kurikulum dari SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai
Jambi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Valid tidaknya suatu data penelitian tergantung dari jenis penelitian yang
digunakan. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk
memperoleh data (Tanzeh & Suyitno, 2006, Hal. 30). Adapun pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini penulis akan menggunakan beberapa metode
pengumpulan data, antara lain:
1. Observasi Partisipan
Observasi dilakukan untuk menggali data dari sumber data yang berupa
peristiwa, tempat, benda, serta rekaman dan gambar (Hadi, 2001, Hal. 91). Dalam
penelitian ini dilaksanakan dengan teknik (participant observation), yaitu
dilakukan dengan cara penelitian melibatkan diri atau berinteraksi pada kegiatan
yang dilakukan oleh subyek penelitian dalam lingkungannya, selain itu juga
mengumpulkan data secara sistematik dalam bentuk catatan lapangan (Hadi,
2001, Hal. 69). Teknik inilah yang disebut teknik observasi partisipan.
Dalam observasi partisipan, peneliti menggunakan buku catatan kecil dan
alat perekam. Buku catatan kecil diperlukan untuk mencatat hal-hal penting yang
ditemui selama pengamatan. Sedangkan alat perekam (tape recorder) digunakan
untuk mengabadikan beberapa momen yang relevan dengan fokus penelitian. Ada
tiga tahap observasi yang dilakuka dalam penelitian, yaitu observasi deskriptif
(untuk mengetahui gambaran umum), observasi terfokus (untuk menemukan
kategori-kategori), dan observasi selektif (mencari perbedaan di antara kategori-
kategori). (Spradley, 1980, Hal. 7).
Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi partisipan tahap pertama,
yaitu dimulai dari observasi deskriptif (descriptive observation) secara luas
dengan melukiskan secara umum situasi sosial yang terjadi pada lembaga yang
-
27
menjadi subjek penelitian, yaitu di SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi.
Tahap berikutnya dilakukan terfokus (focused observation) untuk menemukan
kategori-kategori upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru. Tahap akhir setelah dilakukan analisis dan observasi yang berulang-
ulang diadakan penyempitan lagi dengan melakukan observasi selektif (selective
observation) dengan mencari perbedaan di antara kategori-kategori, seperti upaya
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Semua hasil
pengamatan selanjutnya dicatat sebagai pengamatan lapangan (field note), yang
selanjutnya dilakukan refleksi.
2. Wawancara (interview)
Wawancara adalah tehnik pengumpulan data dengan interview pada satu
atau beberapa orang yang bersangkutan (Faisal dan Waseso, 1982, Hal. 213).
Wawancara sedikit banyak juga merupakan angket lisan. Responden
mengemukakan informasinya secara lisan dalam hubungan tatap muka. Jadi
responden tidak perlu menuliskan jawabannya.
Dalam wawancara ini peneliti terlebih dahulu menyiapkan siapa saja yang
akan diwawancarai dan menyiapkan materi yang terkait dengan upaya
kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru. Oleh karena itu,
sebelum dilakukan wawancara, garis besar pertanyaan harus sesuai dengan
penggalian data dan kepada sispa wawancara itu dilaksanakan. Di sela percakapan
itu diselipkan pertanyaan pancingan dengan tujuan untuk menggali lebih dalam
lagi tentang hal-hal yang diperlukan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya. Dengan
tehnik dokumentasi, peneliti mengumpulkan data, dokumen atau laporan tertulis
dari semua peristiwa yang isinya berupa penjelasan dan penilaian terhadap obyek
yang diteliti (Arikunto, 2002, Hal. 206).
Metode ini diharapkan agar memperoleh data berupa keadaan siswa,
peraturan sekolah dan lain sebagainya. Pada sebuah penelitian, teknik
-
28
dokumentasi digunakan sebagai sumber data pendukung. Di samping itu data
dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara
dan observasi. Peneliti dalam hal ini menggunakan teknik dokumentasi untuk
memperoleh data yang berupa arsip-arsip, catatan-catatan, buku-buku yang
berkaitan dengan upaya kepemimpinan kepala sekolah dalam meningkatkan
kinerja guru. Dokumen yang dimaksud bisa berupa foto-foto, dokumen , transkrip
wawancara, dan dokumen tentang sejarah sekolah serta perkembangnya. Semua
dokumentasi ini akan dikumpulkan untuk di analisis demi kelengkapan data
penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Analisa data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis
hasil observasi, transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
yang telah dihimpun oleh peneliti untuk meningkatkan pemahaman tentang kasus
yang diteliti untuk dilaporkan. Penulis memproses data yang telah dikumpulkan
melalui wawancara, observasi, catatan lapangan, dan dokumen. Kemudian data
dianalisa sedemikian rupa sehingga menjadi paparan data yang mudah diapahami
dan kemudian diolah dengan pendekatan kualitatif.
Teknik analisa data yang digunakan adalah metode interaktif, yaitu antara
proses pengumpulan data, reduksi data (penyusunan data dalam pola, kategori,
pokok permasalahan tertentu), penyajian data (penyusunan data dalam bentuk
matrik, grafik, jaringan, bagan tertentu) dan pengambilan kesimpulan, tidak di
pandang sebagai kegiatan yang berlangsung secara linier, namun merupakan
siklus yang interaktif. Teknik Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
prosedur Analisa data ke dalam 3 langkah:
1. Reduksi data
Menurut Miles dan Huberman sebagaimana dikutip oleh Tanzeh & Suyitno
(2006, Hal. 175), reduksi data adalah “Proses pemilihan, pemutusan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah yang didapat
dari catatan-catatan penulis dilapangan. Dengan demikian data yang telah
-
29
direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencari bila diperlukan.
2. Penyajian data
Penyajian data ini merupakan proses penyusunan informasi secara sistematis
dalam rangka memperoleh kesimpulan sebagai temuan penelitian (Tanzeh &
Suyitno, 2006, Hal. 176).
3. Penarikan kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan.
Kesimpulan yang dikemukakan dalam penelitian kualitatif harus didukung oleh
bukti-bukti yang valid dan konsisten sehingga kesimpulan yang dikemukakan
merupakan temuan baru yang bersifat kredibel dan dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan (Sugiyono, 2005, Hal. 89).
F. Teknik Pemerikasaan Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
kriteria kredebilitas (derajat kepercayaan). Kredibilitas data ini dimaksudkan
untuk membuktikan bahwa apa yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan. Untuk menetapkan keabsahan data digunakan
teknik pemeriksaan sebagai berikut:
1. Perpanjangan keikutsertaan
Penelitian merupakan instrumen pengumpulan data utama dalam penelitian
kualitatif. Untuk itu keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam
pengumpulan data, sehingga diperlukan perpanjangan peneliti pada latar
penelitian (Tanzeh & Suyitno, 2006, Hal. 162).
2. Triangulasi
Tringulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba, berdasarkan anggapan
bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau
lebih teori. Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan
perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu
studi sewaktu mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan
dari berbagai pandangan (Moleong, 2011, Hal. 327-332).
-
30
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan
berbagai sumber diluar data tersebut sebagai bahan perbandingan. Triangulasi
yang digunakan oleh peneliti ada tiga yaitu: (1) Triangulasi data, yaitu dengan
cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, data
hasil wawancara dengan dokumentasi, dan data hasil pengamatan dengan
dokumentasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyatukan persepsi atas
data yang diperoleh. (2) Triangulasi metode dilakukan penelitian untuk
pencarian data tentang fenomena yang sudah diperoleh dengan menggunakan
metode yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan metode yang berbeda itu dengan
membandingkan dan disimpulkan sehingga memperoleh data yang dipercaya.
(3) Menggunakan triangulasi sumber yang dilakukan penelitian dengan cara
membandingkan kebenaran suatu fenomana berdasarkan data yang diperoleh
peneliti baik di lihat dari dimensi waktu maupun sumber lain, misalnya
membandingkan data yang diperoleh melalui wawancara baik antara pihak
obyek peneliti maupun dengan kepala sekolah, guru atau tokoh ahli.
Penelitian ini, melakukan perbandingan antara dua yang diperoleh melalui
observasi pengamatan atau dengan data yang diperoleh melalui wawancara
maupun dokumentasi sehingga datanya dapat dibuktikan.
3. Pemeriksaan sejawat
Menurut Moleong (2011, Hal. 332) pemeriksaan sejawat adalah teknik yang
dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir diperoleh
dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawatan. Dari informasi yang
berhasil digali, diharapkan bisa terjadi pertemuan pendapat yang berbeda,
yang akhirnya lebih memantapkan hasil penelitian. Pembahasan ini peneliti
lakukan bersama-sama beberapa teman sesama peneliti yang kemudian
mendiskusikan data yang diperoleh oleh peneliti.
-
31
G. Jadwal Penelitian
Tabel 2
Jadwal Penelitian
No Jenis kegiatan
penelitian
BULAN
Mar 18 April 18 Mei 18 Juni 18 Juli 18 Agustus
18
1. Pengajuan Judul
2. Penyusunan Proposal
3. Bimbingan Proposal
4. Pengurusan Izin
Seminar
5. Seminar Proposal
6. Pembuatan IPD
7. Perbaikan Proposal
8. Pengajuan Izin Riset
9. Pengumpulan Data
10. Verifikasi dan
Analisis Data
11. Penulisan Laporan
Skripsi
12. Penggadaan Laporan
Skripsi
13. Sidang Munaqasah
-
32
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Gambaran Umum Sekolah
SMP Islam Al- Ikhlas Mayang Mangurai adalah sekolah SMP Swasta yang
terletak di Provinsi Jambi yang beralamat di Jl. RD. Bakaruddin No. 18 Kel.
Mayang Mangurai Kec. Kota Baru, Jambi. SMP ini adalah Madrasah Aliyah di
Kota Jambi yang berdiri pada tahun 2009. Sekolah ini menggunakan Agama Islam
sebagai pegangan utama pendidikan Agamanya. Sebagai suatu lembaga
pendidikan formal selalu melakukan perubahan-perubahan dan inovasi baik secara
fisik maupun potensi profesionalisme guru yang bertujuan untuk dapat
meningkatkan kualitas pendidikan serta melahirkan siswa-siswi yang berpotensi
dan intelektual yang dilandasi iman dan taqwa.
Usaha yang dilakukan oleh kepala sekolah telah membawa perubahan yang
maju dalam peningkatan kualitas pendidikan bagi masyarakat Jambi dan
sekitarnya sehingga mengantarkan sekolah tersebut menjadi salah satu pilihan
masyarakat sebagai wadah dalam memperoleh ilmu dan pendidikan. Dalam hal ini
didukung oleh kebijakan-kebijakan kepala sekolah dalam upaya mengembangkan
sekolah yang berkualitas seperti kedisplinan, pengembangan ekstrakurikuler serta
pembelajaran dan sebagainya.
2. Struktur Organisasi
Salah satu bagian yang penting dari keberadaan sekolah sebagai system
adalah adanya struktur organisasi sekolah. Pembentukan organisasi sekolah
adalah merupakan bagian dari pedoman arah kepemimpinan yang menunjukkan
adanya pembangian tugas, koordinasi dan kewenangan dalam jabatan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari tata usaha, maka dapat dikemukakan
struktur organisasi ISLAM AL- IKHLAS Jambi adalah sebagai berikut :
-
33
Gambar 1.
Struktur Organisasi
Sumber : Data SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi, 2018
3. Data Ketenagaakerjaan Guru
Guru merupakan suatu komponen yang paling penting di dalam sekolah.
Karena guru merupakan fondasi utama yang melaksanakan tugas dalam
mengelola sekaligus faktor yang menentukan kelangsungan proses belajar
mengajar di kelas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan, sehingga guru juga
adalah komponen yang paling utama dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan demikian maka jumlah dan mutu guru menjadi ukuran bagi
perkembangan pendidikan. Dalam penelitian ini guru yang dimaksud adalah guru
SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi. Guru-guru di SMP Al-Ikhlas Mayang
Mangurai Jambi memiliki kualifikasi pendidikan Strata Satu (S1) sebanyak 19
YAYASAN
KOMITE KA. TATA USAHA
Vivi Yuliana, SP
WK. KUR
Robiatul. A, S.Pd
WK. SIS
Amrina, S.Pd
WK. SARANA
Megawati, S.Pd
WK. HUMAS
-
PEMBINA OSIS
Sabri Hidayat
KA. PUSTAKA
Artati, S.Pd
WALI KELAS – WALI KELAS
SISWA - SISWI
GURU
KOORDINATOR BK
KEAMANAN
Agung Prasetyo
KEPALA SEKOLAH
Milus, S.Pd
-
34
orang yang merupakan keseluruhan tenaga kependidikan yang ada di SMP Al-
Ikhlas Mayang Mangurai Jambi. Data ini diperoleh dari hasil observasi peneliti
serta berdasarkan dokumen yang diberikan pihak sekolah. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagai tenaga yang profesional, guru memegang peran dan pencapaian
tujuan pembelajaran.
4. Data Siswa-Siswi
Berdasarkan hasil observasi diperoleh data siswa-siswi kelas VII – IX SMP
Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi, sebagai berikut :
Tabel 3
Data Siswa-Siswi kelas VII – IX
SMP Al-Ikhlas Mayang Mangurai Jambi
NO NAMA JENIS KELAMIN KELAS
1 ADAM RIZKI LAKI-LAKI VII
2 AKMAL LUKMAN AGUNG LAKI-LAKI VII
3 ANGGI PRASETIAN LAKI-LAKI VII
4 APRILIA AMELIZAR PEREMPUAN VII
5 AYU WULANDARI PEREMPUAN VII
6 DIMAS DWI ANDIKA LAKI-LAKI VII
7 DHEA FITRI ANGGRAINI PEREMPUAN VII
8 GINO RAMADINIEL LAKI-LAKI VII
9 INDAH WULANDARI PEREMPUAN VII
10 IMELDA SELFIONITA PEREMPUAN VII
11 M. ALBARI ABRAR LAKI-LAKI VII
12 M. SYAHRUL DZIKRA LAKI-LAKI VII
13 NURHALISYAH PEREMPUAN VII
14 RANO DAMARA LAKI-LAKI VII
15 RAHAN RIKI PRATAMA LAKI-LAKI VII
16 RIANSYAH ADHA LAKI-LAKI VII
17 SASA APRILIA PEREMPUAN VII
18 SASKIA ISABELLA STEFANI PEREMPUAN VII
19 SHANDY FIRMANSYAH LAKI-LAKI VII
20 SUCI NURUL ISLAMI PEREMPUAN VII
21 TRIO ARDI HANDOKO LAKI-LAKI VII
22 TESA AMELIA PEREMPUAN VII
23 AMELIA RAHMAWATI PEREMPUAN VIII
24 AGUNG ANUGRAH B LAKI-LAKI VIII
-
35
25 DARUL AWAL RIDWAN LAKI-LAKI VIII
26 DEWI RAHAYU PEREMPUAN VIII
27 DINO JUNATAN LAKI-LAKI VIII
28 FADILATURRAHMAN LAKI-LAKI VIII
29 HENDRA ALI MAULANA LAKI-LAKI VIII
30 M. FAHRUROZI ABDILLAH LAKI-LAKI VIII
31 M. NAUVAL RIZKI SAPUTRA LAKI-LAKI VIII
32 M. MARIO ARDI