problematika pertanian indonesia
DESCRIPTION
kTRANSCRIPT
![Page 1: Problematika Pertanian Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db790550346aa9a8c357a/html5/thumbnails/1.jpg)
PROBLEMATIKA PERTANIAN INDONESIA
Indonesia adalah negara dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat
melimpah. Dari sabang sampai merauke terbentang alam yang hijau. Namun itu
semua tidak bisa membuat semua kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia
terpenuhi. Banyak di berbagai pelosok negeri ini masih menderita kelaparan. Tak
jarang di berbagai daerah banyak yang mengalami kekurangan pasokan pangan.
Dalam konteks pembangunan pertanian umum Indonesia memiliki potensi
yang luar biasa. Kelapa sawit, karet, dan coklat kita mulai bergerak menguasai
pasar dunia. Indonesia adalah produsen beras terbesar ketiga dunia setelah China
dan India. Lalu, kenapa Indonesia hampir setiap tahun selalu menghadapi
persoalan berulang dengan produksi pangan. Utamanya yaitu beras?
Ada beberapa persoalan serius yang perlu dicermati dan dicarikan
solusinya. Salah satu sebab utama adalah jumlah penduduk yang sangat besar.
Data statistik menunjukkan pada kisaran 230-237 juta jiwa. Makanan pokok
semua penduduk adalah beras sehingga sudah jelas kebutuhan beras menjadi luar
biasa besar. Penduduk Indonesia merupakan pemakan beras terbesar di dunia
dengan konsumsi 154 kg per orang per tahun.
Mencermati ketersediaan dan produksi pangan yang belakangan cenderung
menurun, upaya mewujudkan ketahanan pangan makin penting dilakukan.
Apalagi kini Indonesia tercatat tidak hanya sebagai importir beras terbesar di
dunia tetapi juga importir gula, kedelai, jagung, daging, dan lain-lain yang
menghabiskan devisa milyaran dollar AS. Jika tidak ditemukan cara untuk
meningkatkan produksi, Indonesia akan menghadapi malapetaka di bidang pangan
pada masa resesi ekonomi global ini. Untuk itu harus ada program jangka pendek
dan jangka panjang yang bisa dilakukan berkesinambungan. Langkah strategis
yang harus dilakukan dalam program jangka pendek adalah memperbaiki
manajemen pangan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia memperoleh
pangan yang cukup dan merata dengan mutu yang baik dan tingkat harga yang
terjangkau.
![Page 2: Problematika Pertanian Indonesia](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022083005/563db790550346aa9a8c357a/html5/thumbnails/2.jpg)
Dulu petani mengenal lumbung padi, tersebar di seluruh pelosok desa,
berfungsi untuk mengatasi kekurangan pangan pada suatu desa sehingga tidak
menimbulkan persoalan berkepanjangan, apalagi sampai menimbulkan korban
jiwa seperti kerap terjadi belakangan ini. Tetapi, saat lumbung desa sudah jauh
dari petani karena perannya digantikan Dolog dan Bulog, pengadaan pangan dan
kebutuhan pokok lain makin amburadul. Saat produksi beras melimpah, ada
kalanya lembaga resmi seperti Bulog tidak mampu mengendalikan pasar. Begitu
pula saat terjadi paceklik, para spekulan dengan leluasa mempermainkan pasar,
sehingga harga berbagai komoditas bahan pangan menjadi tidak menentu yang
ujung-ujungnya kerap merugikan petani dan konsumen.
Program jangka panjang, berbagai upaya dapat dilakukan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas. Tak bisa disangkal, teknologi budidaya
pertanian yang kini diterapkan petani sudah ketinggalan zaman karena kurangnya
aktivitas penelitian akibat dana tidak memadai. Pengenalan teknologi pertanian
yang lebih maju, seperti mekanisasi dalam rangka optimalisasi tenaga kerja dan
paket teknologi lainnya dapat meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya
menepis rawan pangan.
Oleh karena itu sebaiknya ada langkah konkret pemerintah untuk membuat
suatu penyuluhan kepada para petani, agar cara tradisional yang biasa mereka
pakai diubah menjadi teknologi modern. Sehingga hasil pertanian mereka bisa
meningkat. Sehingga ketersedian pangan bagi seluruh rakyat Indonesia bisa
tercapai. Lalu terwujudnya swasembada pangan di negeri tercinta ini.