problematika pertanian indonesia

3
PROBLEMATIKA PERTANIAN INDONESIA Indonesia adalah negara dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah. Dari sabang sampai merauke terbentang alam yang hijau. Namun itu semua tidak bisa membuat semua kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia terpenuhi. Banyak di berbagai pelosok negeri ini masih menderita kelaparan. Tak jarang di berbagai daerah banyak yang mengalami kekurangan pasokan pangan. Dalam konteks pembangunan pertanian umum Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Kelapa sawit, karet, dan coklat kita mulai bergerak menguasai pasar dunia. Indonesia adalah produsen beras terbesar ketiga dunia setelah China dan India. Lalu, kenapa Indonesia hampir setiap tahun selalu menghadapi persoalan berulang dengan produksi pangan. Utamanya yaitu beras? Ada beberapa persoalan serius yang perlu dicermati dan dicarikan solusinya. Salah satu sebab utama adalah jumlah penduduk yang sangat besar. Data statistik menunjukkan pada kisaran 230-237 juta jiwa. Makanan pokok semua penduduk adalah beras sehingga sudah jelas kebutuhan beras menjadi luar biasa besar. Penduduk Indonesia merupakan pemakan beras terbesar di dunia dengan konsumsi 154 kg per orang per tahun. Mencermati ketersediaan dan produksi pangan yang belakangan cenderung menurun, upaya mewujudkan

Upload: sasongko-setyo-utomo

Post on 04-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: Problematika Pertanian Indonesia

PROBLEMATIKA PERTANIAN INDONESIA

Indonesia adalah negara dengan kekayaan sumber daya alam yang sangat

melimpah. Dari sabang sampai merauke terbentang alam yang hijau. Namun itu

semua tidak bisa membuat semua kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia

terpenuhi. Banyak di berbagai pelosok negeri ini masih menderita kelaparan. Tak

jarang di berbagai daerah banyak yang mengalami kekurangan pasokan pangan.

Dalam konteks pembangunan pertanian umum Indonesia memiliki potensi

yang luar biasa. Kelapa sawit, karet, dan coklat kita mulai bergerak menguasai

pasar dunia. Indonesia adalah produsen beras terbesar ketiga dunia setelah China

dan India. Lalu, kenapa Indonesia hampir setiap tahun selalu menghadapi

persoalan berulang dengan produksi pangan. Utamanya yaitu beras?

Ada beberapa persoalan serius yang perlu dicermati dan dicarikan

solusinya. Salah satu sebab utama adalah jumlah penduduk yang sangat besar.

Data statistik menunjukkan pada kisaran 230-237 juta jiwa. Makanan pokok

semua penduduk adalah beras sehingga sudah jelas kebutuhan beras menjadi luar

biasa besar. Penduduk Indonesia merupakan pemakan beras terbesar di dunia

dengan konsumsi 154 kg per orang per tahun.

Mencermati ketersediaan dan produksi pangan yang belakangan cenderung

menurun, upaya mewujudkan ketahanan pangan makin penting dilakukan.

Apalagi kini Indonesia tercatat tidak hanya sebagai importir beras terbesar di

dunia tetapi juga importir gula, kedelai, jagung, daging, dan lain-lain yang

menghabiskan devisa milyaran dollar AS. Jika tidak ditemukan cara untuk

meningkatkan produksi, Indonesia akan menghadapi malapetaka di bidang pangan

pada masa resesi ekonomi global ini. Untuk itu harus ada program jangka pendek

dan jangka panjang yang bisa dilakukan berkesinambungan. Langkah strategis

yang harus dilakukan dalam program jangka pendek adalah memperbaiki

manajemen pangan agar masyarakat di seluruh wilayah Indonesia memperoleh

pangan yang cukup dan merata dengan mutu yang baik dan tingkat harga yang

terjangkau.

Page 2: Problematika Pertanian Indonesia

Dulu petani mengenal lumbung padi, tersebar di seluruh pelosok desa,

berfungsi untuk mengatasi kekurangan pangan pada suatu desa sehingga tidak

menimbulkan persoalan berkepanjangan, apalagi sampai menimbulkan korban

jiwa seperti kerap terjadi belakangan ini. Tetapi, saat lumbung desa sudah jauh

dari petani karena perannya digantikan Dolog dan Bulog, pengadaan pangan dan

kebutuhan pokok lain makin amburadul. Saat produksi beras melimpah, ada

kalanya lembaga resmi seperti Bulog tidak mampu mengendalikan pasar. Begitu

pula saat terjadi paceklik, para spekulan dengan leluasa mempermainkan pasar,

sehingga harga berbagai komoditas bahan pangan menjadi tidak menentu yang

ujung-ujungnya kerap merugikan petani dan konsumen.

Program jangka panjang, berbagai upaya dapat dilakukan untuk

meningkatkan produksi dan produktivitas. Tak bisa disangkal, teknologi budidaya

pertanian yang kini diterapkan petani sudah ketinggalan zaman karena kurangnya

aktivitas penelitian akibat dana tidak memadai. Pengenalan teknologi pertanian

yang lebih maju, seperti mekanisasi dalam rangka optimalisasi tenaga kerja dan

paket teknologi lainnya dapat meningkatkan produktivitas yang pada gilirannya

menepis rawan pangan.

Oleh karena itu sebaiknya ada langkah konkret pemerintah untuk membuat

suatu penyuluhan kepada para petani, agar cara tradisional yang biasa mereka

pakai diubah menjadi teknologi modern. Sehingga hasil pertanian mereka bisa

meningkat. Sehingga ketersedian pangan bagi seluruh rakyat Indonesia bisa

tercapai. Lalu terwujudnya swasembada pangan di negeri tercinta ini.