problematika pelaksanaan pemilukada di indonesia

41
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA Amirudin, ANGGOTA KOMISI INFORMASI PUSAT PENGELOLAAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI PEMILU BERDASARKAN UU NO 14 TAHUN 2008

Upload: kaleb

Post on 05-Feb-2016

106 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PENGELOLAAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI PEMILU BERDASARKAN UU NO 14 TAHUN 2008. PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA. Amirudin, ANGGOTA KOMISI INFORMASI PUSAT. Kerangka Hukum Pelaksanaan UU KIP. Catatan: - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Amirudin,ANGGOTA KOMISI INFORMASI PUSAT

PENGELOLAAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI PEMILU

BERDASARKAN UU NO 14 TAHUN 2008

Page 2: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Kerangka Hukum Pelaksanaan UU KIP

Catatan:UU KIP ditetapkan 30 April 2008, dilaksanakan 30 April 2010. Mempersyaratkan 2 PP (masa retensi dan ganti rugi), juklak dan juknis, serta prosedur penyelesaian sengketa informasi. Semuanya sdh ada, tinggal dilaksanakan.

Page 3: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

PERUBAH

AN M

END

ASAR

SEBELUM UU KIP SESUDAH UU KIP

PRINSIP DASAR

• Seluruh Informasi publik tertutup selain yang diperbolehkan untuk terbuka

• Seluruh informasi terbuka selain yang dikecualikan

o Badan publik menerapkan positive list o Badan publik menerapkan negative list

• Penolakan cukup dengan alasan rahasia negara • Penolakan berdasarkan pengujian atas konsekuensi bahaya yang timbul

• Jangka waktu kerahasiaan bersifat permanen • Jangka waktu kerahasiaan tidak permanen

KEPASTIAN LAYANAN

• Tidak ada batasan waktu untuk merespon dan melayani permohonan informasi

• Ada batasan waktu untuk merespon dan melayani permohonan informasi

• Sikap proaktif hanya berdasarkan inisiatif badan publik, tidak ada kewajiban minimum.

• Diatur jenis informasi yang harus diumumkan berkala, serta merta dan tersedia setiap saat, selain berdasarkan permintaan.

SANKSI

• Sanksi hanya untuk aparat yang membocorkan dan pihak yang dinilai telah menyalahgunakan informasi

• Sanksi juga diterapkan kepada pihak yang menghambat memberikan informasi yang tidak dikecualikan berdasarkan undang-undang (informasi terbuka)

Perubahan Mendasar

Page 4: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Apa urgensinya UU KIP dalam pengelolaan data dan informasi Pemilu ?

Page 5: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Pemilu langsung sesungguhnya lahir (pasca reformasi) dalam konteks keinginan mewujudkan tata kelola pemerintahan yang berpola Community-Based Governance (CBG) dari yang semula berpola State-Centered Governance;

Tata kelola pemerintahan CBG memerlukan ketersediaan informasi yang sempurna; agar pemerintahan dapat berjalan sempurna, ada kesungguhan, bukan sekadar ”teatrikal”;

Pemerintahan CBG yang baik harus tercermin pula dari sistem pemilunya. Dan sistem pemilu yang sekarang ini adalah pilihan untuk mewujudkan CBG yang baik;

Dalam CBG memerlukan Pemilu yang berkualitas yang membutuhkan syarat ketersediaan informasi yang berkualitas pula.

Kata Abraham Lincolin: ”Let the people know the fact the country will be safe”.

Page 6: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Ciri Pemerintahan CBG

PERUBAHAN POLAPEMERINTAHAN

• Kesamaan vertikal

• Kesamaan horisontal

• Pengambilan Keputusan

• Pelaksanaan public policy

CIRI PEMERINTAHAN DEMOKRATIS

• Kebutuhan,• Kepentingan

lokal

Equality Acountability Responsive

Community Based

Government

REGULASI

NB: Pemerintahan CBG menuntut ada care and share, public money menjadi aset milik bersama, bukan milik BP saja

Page 7: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

KONTESTAN

PERWAKILAN

PENUNJUKAN

PEMILIH

POLYARCHY

Pemerintahan CBG hanya cocok dibangun dengan Pemilukada Polyarchy

Page 8: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Agar ada pelibatan peran serta masyarakat sebanyak-banyaknya dalam penyelengaraan pemerintahan, dimulai dari memilih kepala daerahnya;

Calon kepala daerah yang dipilih banyak, pilihan menjadi makin terbuka;

Kelak diharapkan, ada implikasi terhadap proses public policy di pemda yang equal, ada local accountability, dan memiliki sense of local response.

Apa filosofinya pemilukada polyarchy?

Page 9: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

1.1. MALE MALE 2.2. Akses yg murah, cepat, Akses yg murah, cepat,

utuh, dan akuratutuh, dan akurat3.3. Proaktif Proaktif 4.4. Ada Keseimbangan Hak & Ada Keseimbangan Hak &

Kewajiban antara BP dan Kewajiban antara BP dan PemohonPemohon

5.5. Penyelesaian sengketa yg Penyelesaian sengketa yg cepat kompeten, cepat kompeten, independenindependen

6.6. Sanksi bagi penghambatSanksi bagi penghambat

Situasi yang ingin dicapai UU KIP dalam pemilu/pemilukada

Pilkada Tertutup Pilkada Terbuka

Pengcualian bersifat ketat, terbatas, dan tidak mutlak

Informasi Tertutup

PRINSIP KETERBUKAAN YG SPORTIF

Page 10: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Catatan:1.Pemilu Tertutup (Otoritarianisme) memerlukan perlindungan terhadap negara, parpol, dan pribadi sama-sama kuat. Informasi rahasia diperlukan sebanyak-banyaknya.2.Pemilu Terbuka (Polyarchy/demokrasi) memerlukan ketersediaan informasi yang sempurna/bulat. Ruang rahasia negara (RN), rahasia parpol (RPp), dan rahasia pribadi (RP) perlu menyempit, dan ruang informasi publik melebar;3.UU KIP ingin mendudukan informasi publik menjadi lebih otentik dan melebar dalam Pemilu Polyarchy untuk mewujudkan optimalisasi peran serta masyarakat dalam pemilu.

PEMILU TERTUTUP VS TERBUKA

Page 11: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Bagaimana menerapkan Ketentuan KIP dalam pengelolaan Pemilu ?

Page 12: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

1. Peraturan Pimpinan BP tentang Pedoman Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan KPU [SPO Layanan Info Publik);

2. Keputusan Pimpinan BP tentang Organisasi dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan KPU;

3. Keputusan Pimpinan Badan Publik tentang Daftar Informasi Publik yang Dikecualikan di Lingkungan KPU;

4. Keputusan Pimpinan BP ttg Standar Biaya Perolehan Informasi Publik;

5. SOP Melayani Informasi; SOP Menangani Keberatan dan Sengketa Informasi;

6. Menyediakan anggaran.

Apa yg harus disiapkan Badan Publik

Page 13: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

1. CMA = Cepat, Murah, Akurat. 2. Bisa sentralisasi dan/atau desentralisasi

menurut tingkatan kompleksitas badan publiknya;

Prinsip Layanannya

Cara BANK memberikan layanan jasa perbankan dapat dicontoh bagaimana Badan Publik memberikan layanan jasa informasi;

Page 14: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

1. Meja (Desk) Informasi, lengkap dengan form2nya (form permohonan informasi, form pengajuan keberatan, buku register permohonan informasi, buku register pengajuan keberatan pemohon informasi)

2. Petugas Informasi yang cukup3. Papan Pengumuman4. Website

Infrastruktur yang Diperlukan

PUBLIC INFORMATION SERVICE CENTER (PUSAT LAYANAN INFORMASI PUBLIK)

Page 15: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Klasifikasi informasi

Page 16: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Posisi Dokumen yg dicita-citakan UU KIP

Dokumen Informasi Dikecualikan

Dokumen Informasi Terbuka

Catatan: Secara ringkas Informasi Publik adalah dokumen informasi yang berkenaan dengan penyelanggara negara dan penyelenggaraan negara; dan/atau penyelenggara badan publik dan penyelenggaraan badan publik lainnya, dan informasi lain yang berkaitan dg KEPENTINGAN PUBLIK

Page 17: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

KLASIFIKASI INFO

RMASI PU

BLIK M

ENU

RUT U

U 14 TAH

UN

2008

INFORMASI PUBLIK

INFORMASI PUBLIK

TERBUKATERBUKA

DIKECUALI-KAN

DIKECUALI-KAN

DIUMUMKAN BERKALA

DIUMUMKAN BERKALA

DIUMUMKAN SERTA MERTADIUMUMKAN SERTA MERTA

TERSEDIA SETIAP SAAT

TERSEDIA SETIAP SAAT

BERDASARKAN PERMINTAAN

BERDASARKAN PERMINTAAN

RAHASIA NEGARARAHASIA NEGARA

RAHASIA PRBADI

RAHASIA PRBADI

RAHASIA BISNISRAHASIA BISNIS

Pasal 9 UU KIP

Pasal 10 UU KIP

Pasal 11 UU KIP

Pasal 22 UU KIP

Pasal 6 ayat (3) huruf a UU KIP

Pasal 6 ayat (3) huruf b UU KIP

Pasal 6 ayat (3) huruf c UU KIP

Page 18: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

A. Informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala

B. Informasi yang wajib diumumkan secara serta merta

C. Informasi yang wajib tersedia setiap saatD. Informasi yang dikecualikan

Kategori Informasi Publik

Page 19: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Informasi yang berkaitan dengan Badan Publik; Informasi mengenai kegiatan dan kinerja badan

publik; Informasi mengenai laporan keuangan; Informasi lain yang diatur dalam peraturan

perundang-undangan

A. Kategori-1

Cakupan & Kedalamanya diatur dalam PERKI No 1/2010 menjadi 10 jenis informasi

Page 20: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Informasi yang kalau tidak diberikan dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum.

B. Kategori-2

Page 21: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

1. Informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang banyak dan ketertiban umum

a. Bencana alam seperti kekeringan, kebakaran hutan karena faktor alam, hama penyakit tanaman, epidemik, wabah, kejadian luar biasa, kejadian antariksa atau benda-benda angkasa;

b. Keadaan bencana non-alam seperti kegagalan industri atau teknologi, dampak industri, ledakan nuklir, pencemaran lingkungan dan kegiatan keantariksaan;

c. Bencana sosial seperti kerusuhan sosial, konflik sosial antar kelompok atau antar komunitas masyarakat dan teror;

d. Jenis, persebaran dan daerah yang menjadi sumber penyakit yang berpotensi menular;

e. Racun pada bahan makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat;

f. Rencana gangguan terhadap utilitas publik;

Jenisnya

Page 22: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

2. Mengumumkan dan mewajibkan pihak penerima izin atau perjanjian kerja untuk melaksanakan pengumuman informasi serta merta yang sekurang-kurangnya meliputi

a. Potensi bahaya dan/atau besaran dampak yang dapat ditimbulkan;

b. Pihak-pihak yang berpotensi terkena dampak baik masyarakat umum maupun pegawai Badan Publik yang menerima izin atau perjanjian kerja dari Badan Publik

c. Prosedur dan tempat evakuasi apabila keadaan darurat terjadi;

d. Tata cara pengumuman informasi apabila keadaan darurat terjadi;

e. Cara menghindari bahaya dan/atau dampak yang ditimbulkan;

f. Cara mendapatkan bantuan dari pihak yang berwenang;

Page 23: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

1. Daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;

2. Hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;3. Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya; 4. Rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan

pengeluaran tahunan Badan Publik; 5. Perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga; 6. Informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik

dalam pertemuan yang terbuka untuk umum; 7. Prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan

pelayanan masyarakat; dan/atau8. Laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik

sebagaimana diatur dalam Undang Undang ini.

C. Kategori-3

Page 24: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

1. Daftar seluruh Informasi Publik yang berada di bawah penguasaannya, tidak termasuk informasi yang dikecualikan;

2. Hasil keputusan Badan Publik dan pertimbangannya;3. Seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen pendukungnya; 4. Rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan

pengeluaran tahunan Badan Publik; 5. Perjanjian Badan Publik dengan pihak ketiga; 6. Informasi dan kebijakan yang disampaikan Pejabat Publik

dalam pertemuan yang terbuka untuk umum; 7. Prosedur kerja pegawai Badan Publik yang berkaitan dengan

pelayanan masyarakat; dan/atau8. Laporan mengenai pelayanan akses Informasi Publik

sebagaimana diatur dalam Undang Undang ini.

C. Kategori-3

Cakupan & Kedalamanya diatur dalam PERKI No 1/2010 menjadi 17 jenis informasi

Page 25: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Informasi yang bersifat rahasia, yang tidak dapat begitu saja diumumkan atau diberikan kepada pemohon dengan alasan tertentu sebagaimana diatur dalam UU KIP.

Tata cara pengecualiannya diatur dengan melihat tatacaranya dalam PERKI No 1/2010 pasal 16 – 18.

D. Kategori-4

Page 26: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Cara Mengecualikan Informasi Publik

Page 27: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Bisa aktif vs pasif (menunggu permintaan informasi) Pengecualian dilakukan atas dasar UJI KONSEKUENSI

BAHAYA (harm consequential test), dan PERTIMBANGAN KEPENTINGAN yang lebih besar

Siapa yang melakukan ? PPID PPID wajib melakukan uji konsekuensi bahaya hanya

berdasarkan ALASAN pasal 17 UU KIP sebelum menyatakan suatu informasi dikecualikan;

Khusus uji konsekuensi bahaya dengan alasan pasal 17 huruf j harus menyebutkan ketentuan yg secara jelas menyatakan informasi dikecualikan;

Alasan pengecualian harus dinyatakan secara tertulis.

Tata cara

Page 28: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

PPID wajib menghitamkan atau mengaburkan informasi yang dikecualikan dalam suatu dokumen informasi;

PPID dalam menhitamkan/mengaburkan informasi, wajib memberikan alasan pada masing-masing yang dihitamkan/dikaburkan;

Dalam menguji konsekuensi, PPID dilarang mempertimbangkan alasan pengecualian selain pasal 17 UU KIP

Lanjutan

Page 29: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

… LAN

JUTANPENGECUALIAN

Informasi yang dimohon:………………………… ………………………… …………………………

Alasan penolakan (konsekuensi)o Pasal 17 (a-i) UU KIP

………………………..………………………..

o Undang-undang lain (j)………………………..………………………..

PENGECUALIAN

Informasi yang dimohon:………………………… ………………………… …………………………

Alasan penolakan (konsekuensi)o Pasal 17 (a-i) UU KIP

………………………..………………………..

o Undang-undang lain (j)………………………..………………………..

Konsekuensi apa yang akan

ditimbulkan?

Informasi dikecualikan?

Y

PERTIMBANGAN

Masyarakat tetap dapat berpartisipasi secara efektif dalam pembuatan keputusan yang memiliki dampak serius pada publik;

Masyarakat tetap dapat memperoleh informasi mengenai kemungkinan bahaya bagi kesehatan dan keselamatannya serta upaya-upaya yang memadai untuk mencegahnya;

Pihak yang berwenang tetap dapat bertindak secara adil terhadap masyarakat;

Masyarakat tetap tidak akan mengalami kerugian akibat penyalahgunaan wewenang;

Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat tetap dapat diketahui oleh publik

Akuntabilitas Badan Publik tetap terjaga.

MengkajiPertimbangan

AlurnyaDokumen IP

Page 30: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Alasan Pengecualian Menurut Pasal 17

Dokumen

Page 31: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Kategori

Ringkasan Isi Infor-

masi

Pejabat/ Unit/Satker yg Mengu-

asai

Penanggung-jawab Pem-buatan/Pe-nerbitan In-

formasi

Waktu & Tempat

Pembuatan Informasi

Format In-formasi

yang Tersedia

Dasar/Alas-an Penge-cualian & Masa Re-

tensi

Umum

Khusus

DAFTAR INFORMASI YANG DIKECUALIKAN

Catatan:Kategori umum = Semua dokumen informasi yang setiap unit memilikinya (Misal: Anggaran/Keuangan, Kepegawaian, Daftar Inventaris, Aset, dllKategori Khusus = Dokumen informasi yang sesuai tupoksi

-

Page 32: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

No Nama Dokumen

Ringkasan Isi

Informasi

Pejabat/ Unit yg

Menguasai

Penanggungjawab

Pembuatan/Penerbitan Informasi

Waktu & Tempat

Pembuatan Informasi

Format Informasi

yang Tersedia

Jangka Waktu

Penyim-pan

1. Kepgub …

2. DIPA

3. RKA-L

4. Dst

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

Page 33: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Rahasia Pribadi Information privacy Bodily privacy Privacy of communication Territorial privacy

UU KIP hanya mengatur rahasia informasi pribadi (information privacy)

Page 34: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Rahasia Informasi Pribadi Akta otentik dan wasiat Riwayat dan kondisi anggota keluarga Riwayat, kondisi & perawatan, pengobatan kesehatan

fisik, dan psikis seorang; Kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening

bank seseorang, Hasil-hasil evaluasi sehubungan dg kapabilitas,

intelektualitas, dan rekomendasi kemampuan seseorang, dan/atau

Catatan yg menyangkut pribadi seseorang yang berkaitan dengan kegiatan satuan pendidikan formal dan satuan pendidikan non formal.

Page 35: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

BADAN PUBLIK = Negara dan Non Negara PEMOHON = Perseorangan, Kelompok Orang, Badan Publik, Badan Hukum

lainnya. Pemohon sebagai PENGGUNA atau BUKAN PENGGUNA

Jika Ada Sengketa

Page 36: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

PER

KI N

O 2

TA

HU

N 2

010 T

EN

TA

NG

P

RO

SED

UR

PEN

YELEA

IAN

S

EN

GK

ETA

INFO

RM

AS

I PU

BLIK

tidak sepakat

Putusan Ajudikasi

Komisi Informasi:

•Menutup sebagian atau keseluruhan informasi, atau•Membuka sebagian atau keseluruhan informasi

Putusan MediasiKomisi Informasi:

•Kersepakatan yang bersifat FINAL dan MENGIKAT

?

Ajudikasi

substansi

Mediasi

prosedur

Komisi Informasi

Komisi Informasi

KOMISI INFORMASI adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang Undang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi.

PROSEDUR PENYELESAIANNYA

Page 37: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Mediasi adalah penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak melalui bantuan

mediator komisi informasi. Mediasi tidak diperkenankan untuk informasi yang dikecualikan.

I

Penyelesaian Melalui Mediasi

Page 38: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Ajudikasi adalah proses penyelesaian sengketa informasi publik antara para pihak yang diputus oleh komisi informasi.

Dua Jenis Ajudikasi:

Ajudikasi prosedur: memutus sengketa informasi terbuka yang gagal diselesaikan melalui mediasi.Ajudikasi substansi: menguji alasan penolakan karena informasi termasuk informasi yang dikecualikan.

Penyelesaian Melalui Ajudikasi

Page 39: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Sumber:UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan inforasi Publik

SA

NK

SI

DA

LA

M

UU

KIP

Sengaja dan melawan hukum menghancurkan, merusak, menghilangkan dokumen yang dilindungi negara dan/atau terkait dengan kepentingan umum dipidana 2 tahun penjara dan/atau denda maksimal 10 juta; (Pasal 53)

Sengaja dan tanpa hak mengakses/memperoleh/memberikan informasi yang dikecualikan dipidana 2 th penjara dan denda maksimal 10 juta serta 3 tahun penjara dan denda maksimal 20 juta untuk kerahasiaan pertahanan dan keamanan dan ketahanan ekonomi nasional; (Pasal 54)

Sengaja membuat informasi yang tidak benar atau menyesatkan yang mengakibatkan kerugian orang lain dipidana 1 tahun penjara dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 55)

Delik pidana dalam UU KIP adalah delik aduan.

• Sengaja menggunakan informasi secara melawan hukum dipidana 1 tahun penjara dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 51)

• Sengaja tidak menyediakan informasi yang harus diumumkan berka-la, tersedia setiap saat, dan serta merta yang mengakibatkan kerugian orang lain dipidana 1 tahun kurungan dan/atau denda maksimal 5 juta; (Pasal 52)

SANKSI

Page 40: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

terimakasih wassalamu’alaikum wr. wb.

KIP

Page 41: PROBLEMATIKA PELAKSANAAN PEMILUKADA DI INDONESIA

Jl. Abdul Muis No. 8 Jakarta PusatTelp (Sementara): 021-58900158,

Faks: 021-58900159Website: www.komisiinformasi.go.id

Alamat Kantor KI Pusat