prober grace 2.doc

8
Minimasasi Limbah Industri merupakan usaha manusia agar barang yang berasal dari alam dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai jual dan memiliki prospek yang menguntungkan dari segi ekonomi seperti pangan, pakan, bahan bakar, pupuk, dan kosmetika. Suatu industri kimia harus memperhatikan kelestarian lingkungan dari mana bahan baku diperoleh, bagaimana proses pengolahan bahan industri, dan produk apa yang sangat diperlukan. Dengan upaya ini diharapkan diperoleh hasil samping berupa limbah yang minimal dan tidak merugikan kehidupan kita serta kita dapat hidup lebih nyaman. Proses Minimasasi Limbah Dalam proses produksi industri kimia dari bahan alam, disamping diperoleh produk yang diinginkan juga dihasilkan limbah yang mungkin dapat dimanfaatkan lagi (reused) atau dicoba didaur ulang (recycled) atau dapat dikurangi volume limbahnya (reduced). Limbah dari industri dapat berupa limbah padatan, cairan ataupun gas. 1. Limbah Padat Limbah padat dari produksi kayu olahan misalnya ranting kayu dapat diubah menjadi arang kayu, atau bekas gergajian digunakan untuk produksi papan partikel, arang briket, arang aktif, dan media produksi jamur. Limbah padat dari penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah cair digunakan untuk bahan bangunan (misal bata dan pupuk tanaman) 2. Limbah cair Air yang telah digunakan untuk keperluan industri sering dikembalikan lagi ke sumber asalnya. Keadaan ini merupakan masalah, karena semakin lama jumlah polutan di dalam air tersebut menjadi semakin tinggi. Akibatnya penanganan air buangan/limbah cair tersebut harus diolah secara fisika, kimia ataupun biologis. Proses penanganan

Upload: rika-ariska

Post on 03-Oct-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Minimasasi Limbah

Industri merupakan usaha manusia agar barang yang berasal dari alam dapat dimanfaatkan menjadi produk yang mempunyai nilai jual dan memiliki prospek yang menguntungkan dari segi ekonomi seperti pangan, pakan, bahan bakar, pupuk, dan kosmetika. Suatu industri kimia harus memperhatikan kelestarian lingkungan dari mana bahan baku diperoleh, bagaimana proses pengolahan bahan industri, dan produk apa yang sangat diperlukan. Dengan upaya ini diharapkan diperoleh hasil samping berupa limbah yang minimal dan tidak merugikan kehidupan kita serta kita dapat hidup lebih nyaman.

Proses Minimasasi Limbah

Dalam proses produksi industri kimia dari bahan alam, disamping diperoleh produk yang diinginkan juga dihasilkan limbah yang mungkin dapat dimanfaatkan lagi (reused) atau dicoba didaur ulang (recycled) atau dapat dikurangi volume limbahnya (reduced). Limbah dari industri dapat berupa limbah padatan, cairan ataupun gas.1. Limbah PadatLimbah padat dari produksi kayu olahan misalnya ranting kayu dapat diubah menjadi arang kayu, atau bekas gergajian digunakan untuk produksi papan partikel, arang briket, arang aktif, dan media produksi jamur.Limbah padat dari penggunaan lumpur aktif untuk mengolah limbah cair digunakan untuk bahan bangunan (misal bata dan pupuk tanaman)2. Limbah cairAir yang telah digunakan untuk keperluan industri sering dikembalikan lagi ke sumber asalnya.Keadaan ini merupakan masalah, karena semakin lama jumlah polutan di dalam air tersebut menjadi semakin tinggi. Akibatnya penanganan air buangan/limbah cair tersebut harus diolah secara fisika, kimia ataupun biologis. Proses penanganan air buangan pada prinsipnya terdiri atas 3 tahap yaitu: proses primer, sekunder dan tersier.a. Proses penanganan primer Proses penanganan air buangan primer terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut:1) Penyaringan Bahan-bahan buangan yang mengapung dan berukuran besar dihilangkan dari air buangan dengan cara mengalirkan air tersebut melalui saringan.2) Pengendapan dan pemisahan benda-benda kecil Pasir, benda-benda kecil dan hasil hancuran padatan dari tahap pertama dibiarkan mengendap pada dasar suatu tabung.3) Pemisahan endapan Setelah dipisahkan dari benda-benda kecil, air buangan masih mengandung padatan tersuspensi. Padatan ini dapat mengendap jika aliran air buangan diperlambat, dan proses ini dilakukan dalam tangki sedimentasi. Padatan tersuspensi yang mengendap disebut lumpur mentah dan dikumpulkan untuk dibuang .Air hasil proses penanganan primer kemudian diberi perlakuan dengan gas klorin sebelum dibuang ke sungai atau saluran air dengan tujuan membunuh bakteri penyebab penyakit yang dapat membahayakan lingkungan. Proses penanganan primer dapat menghilangkan kira-kira sepertiga BOD dan padatan tersuspensi dan beberapa persen komponen organik .

b. Proses penanganan sekunderDua proses yang biasa digunakan dalam proses penanganan sekunder yaitu: proses penyaring trikel dan lumpur aktif. Sistem lumpur aktif dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 90%, sedangkan sistem penyaring trikel dapat menghilangkan padatan tersuspensi dan BOD sampai 80-85 %.Penyaring trikel terdiri atas lapisan batu dan kerikil dengan tinggi 90 cm - 3 m. Air buangan dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Air yang telah mengalir melalui lapisan aktif ini akan dikeluarkan melalui pipa pada bagian bawah penyaring.Sistem penyaring trikel/penyaring biologis merupakan cara lama dalam penanganan sekunder air, sedangkan cara yang lebih baru disebut proses lumpur aktif. Pada proses ini kecepatan aktivitas bakteri ditingkatkan dengan cara memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak dengan air buangan yang sebelumnya telah mengalami proses penanganan primer. Selama proses ini, bahan organik dipecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif . Air buangan kemudian keluar dari tangki aerasi menuju tangki sedimentasi dimana padatan akan dihilangkan. Proses penanganan sekunder diakhiri dengan proses klorinasi. Lumpur aktif yang mengandung bakteri dapat digunakan lagi dengan mengalirkan ke dalam tangki aerasi dan mencampur dengan air buangan baru dan udara atau oksigen murni .c. Proses penanganan tersierProses penanganan primer dan sekunder terhadap air buangan dapat menurunkan BOD air dan menghilangkan bakteri yang berbahaya tetapi tidak dapat menghilangkan komponen organik dan anorganik yang terlarut. Oleh karena itu perlu proses lanjut/tersier untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut melalui penghilangan senyawa bernitrogen dan fosfor atau dengan pemisahan secara kimia fisika (adsorbsi, destilasi dan osmosis balik).

1)Adsorbsi dan pengendapan

Salah satu cara adsorbsi adalah mengalirkan air yang mengandung komponen terlarut melalui karbon aktif (dalam bentuk butiran/bubuk). Kelebihan karbon bentuk butiran yaitu dapat diaktifkan lagi untuk diguanakan dengan cara memanaskan di dalam tungku pembakaran. Komponen organik yang terlarut akan diadsorbsi pada permukaan karbon aktif dan kemudian dipisahkan dari air dengan menggunakan bahan kimia penggumpal.Fosfor merupakan nutrien tanaman dapat dihilangkan melalui pengendapan dengan cara:- menambahkan kapur sehingga air bersifat basa dan dapat mengendapkan fosfor.- menambahkan senyawa garam (mengandung ion Fe3+, Al3+, atau Ca2+) agar fosfat bentuk anorganik mengendap, sedangkan bila fosfor dalam bentuk organik diadsorbsi pada endapan hidroksida yang terbentuk oleh kation tersebut dalam larutan basa.

2) ElektrodialisisCara ini untuk menghilangkan garam-garam anorganik dalam air buangan dengan menggunakan listrik dan membran (terbuat dari plastik yang telah diberi perlakuan kimia). Pada metode ini dialiri listrik ke dalam air yang didalamnya terdapat 2 elektrode yang terpisah satu sama lain oleh membran. Ion-ion di dalam larutan akan tertarik oleh elektrode menembus membran sehingga tinggal air yang tak mengandung garam-garam anorganik. Air yang telah dibersihkan dapat digunakan kembali/diolah lebih lanjut. Perlakuan elektrodialisis satu tahap dapat mengurangi kandungan garam sebesar 35% dan menghasilkan rekoveri air 92%. Kelemahan proses ini yaitu tak dapat memisahkan molekul-molekul organik.

3) Osmosis balikProses osmosis terjadi bila 2 macam larutan dengan konsentrasi berbeda dipisahkan oleh membran permiabel. Selama proses ini, air akan mengalir dari larutan berkonsentrasi rendah ke konsentrasi lebih tinggi sampai kedua larutan tersebut mencapai kesetimbangan atau sama.Osmosis balik menggunakan proses ini dengan arah berlawanan. Larutan dengan konsentrasi tinggi harus diberi tekanan yang cukup sehingga molekul-molekul air tidak akan mengalir ke dalam.Masalah yang ditemuai dalam penggunaan metode osmosis balik adalah:-dalam mendapatkan penyangga yang tepat pada permukaan membran yang luas dan tipis.-pembuangan sisa air buangan yang konsentrasinya menjadi pekat. Proses osmosis balik dapat mengurangi total padatan sebesar 90% dan menghasilkan rekoveri air sebanyak 75%.3. Limbah gasPembakaran bahan-bahan yang mengandung sulfur akan menghasilkan bentuk sulfur oksida (SOx). Sumber polusi SOxberasal dari batubara, minyak bakar, gas, kayu atau pemurnian minyak bumi,industri asam sulfat, dan peleburan baja. Pabrik peleburan baja merupakan industri terbesar yang menghasilkan SOx.Polutan SOxmempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan pada konsentrasi lebih tinggi daripadayang diperlukan untuk merusak tanaman (kerusakan pada tanaman terjadi pada konsentrasi 0,5 ppm). Pengaruh SOxterhadap logam dapat pula mengakibatkan korosi.Metode yang dapat dilakukan untuk mengurangi dan mengontrol emisi SOxadalah sebagai berikut:- penggunaan bahan bakar bersulfur rendah- substitusi sumber energi lainnnya untuk bahan bakar- penghilangan sulfur dari bahan bakar srbelum pembakaran- penghilangan sulfur dari gas buangan(Peki, 2014)Penyebeb

Limbah industri adalah semua jenis bahan sisa atau bahan buangan yang berasal dari hasil samping suatu proses perindustrian. Limbah industri dapat menjadi limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan manusia

Jumlah aliran air limbah yang berasal dari industri sangat bervariasi tergantung dari jenis dan besar kecilnya industri, pengawasan pada proses industri, derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Puncak tertinggi aliran selalu tidak akan dilewati apabila melewati tangki penahan dan bak pengaman. Untuk memperkirakan jumlah air limbah yang dihasilkan oleh industri yang tidak menggunakan proses basah diperkirakan sekitar 50 m3/hari. Sebagai patokan dapat dipertimbangkan bahwa 85-95% dari jumlah air yang dipergunakan adalah berupa air limbah apabila industri tersebut memanfaatkan kembali air limbahnya, maka jumlahnya akan lebih kecil lagi.

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energy, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya.

Salah satu penyebab terjadinya pencemaran air adalah air limbah yang dibuang tanpa pengelolahan ke dalam suatu badan air. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik) maupun industri.

Limbah yang banyak dipermasalahkan adalah limbah industri karena mengandung senyawa pencemaran yang dapat merusak lingkungan hidup. Industri mempunyai potensi sebagai pembuat pencemaran karena adanya limbah yang dihasilkan. Limbah tersebut mengandung senyawa organik dan anorganik dengan jumlah melebihi batas yang ditentukan (Farid, 2011).

Ada berbagai kemungkinan yang dapat menjadi penyebab timbulnya pencemaran limbah itu bisa karena kelengahan kita, suatu misal terjadinya kebocoran pipa pada saluran air kotor menuju bak penampungan atau septic tank yang tanpa sepengetahuan kita menyebabkan sumber air bersih dalam tanah ikut tercemar karenanya.

Kemungkinan yang terparah bila semuanya disebabkan karena adanya unsur kesengajaan dari pihak yang tak bertanggungjawab. Bisa jadi karena alasan alasan tertentu seperti kecilnya kesadaran diri akan menjaga lingkungan menyebabkan sebagian pihak merasa tak apa dan bukan hal yang besar bila limbah tersebut dibiarkan atau dibuang ke tempat yang salah (Utama, 2013)

Dafpus:

Utama, Jasa. 2013. Penyebab Pencemaran Limabah Padat, cair, dan Gas dalam Industri dan Rumah tangga. http://sedotwcjakarta.net/blog/info/penyebab-dampak-pencemaran-limbah-padat-cair-gas-industri-rumah-tangga/. Diakses pada tanggal 03 Desember 2014.

Farid, R. 2011. Penyebab Terbentuknya Limbah. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/33655/4/Chapter%20II.pdf. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.Peki. 2014. Minimasasi Limbah. http://www.ut.ac.id/html/suplemen/peki4422/bag%201.htm. Diakses pada tanggal 3 Desember 2014.